Pemuda Indonesia Harus Inovatif Dan Kontributif Dalam Melestarikan Warisan Budaya Dan Pariwisata Laut Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemuda Indonesia

Citation preview

Pemuda Indonesia Harus Inovatif dan Kontributif dalam Melestarikan Warisan Budaya dan Pariwisata Laut IndonesiaOleh: Edison Parulian ManikIndonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau dan memiliki garis pantai yang panjang. Dari ribuan pulau ini banyak pulau yang menyimpan potensi pariwisata laut yang besar dan juga memiliki budaya masing-masing. Setiap daerah di Indonesia memilki masing-masing budaya yang sudah sejak lama ada. Budaya ini menjadi ciri khas setiap daerah di Indonesia, sehingga Indonesia menjadi Negara yang beragam budaya. Setiap buday di Indonesia memiliki warisan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan, demikian juga hal nya pariwisata laut Indonesia. Pariwisata laut dan Warisan Budaya ini merupakan dua dari banyak kekayaan sumber daya Indonesia yang wajib dijaga dan dilestarikan.Warisan BudayaWarisan budaya adalah produk atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi yang berbeda dan prestasi-prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadi elemn pokok dalam jati diri suatu kelompok atau bangsa (Baharuddin Arafah, 2013). Secara nyata banyak warisan budaya yang dapat kita lihat, seperti tempat bersejarah, tradisi, legenda atau cerita, benda bersejarah/patung dan lain sebagainya. Budaya setiap daerah yang sudah sejak lama ada akan menyumbangkan warisan budaya. UNESCO, adalah salah satu organisasi PBB yang juga fokus terhadap budaya dunia, mencatat belasan warisan budaya Indonesia masuk dalam 981 situs Warisan Dunia (Sumber: Kompas). Warisan budaya itu berupa warisan alam seperti salah satunya taman nasional komodo di Nusa Tenggara Timur, warisan cagar budaya seperti candi Borobudur, dan warisan karya budaya seperti batik, angklung, dan tari samanWarisan budaya tersebut diatas sudah tercatat dan akan dilestarikan. Bagaimana dengan warisan budaya lainnya? Indonesia tidak hanya memiliki 11 warisan budaya itu. Bahkan ribuan warisan budaya Indonesia di masing-masing daerah perlu diperhatikan kelestariannya. Banyak warisan budaya yang sudah terabaikan oleh bangsa kita sendiri dan menjadi punah atau tidak lestari. Ini yang mengakibatkan, peluang Negara lain mengklaim warisan budaya Indonesia menjadi besar. Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta masyarakat Indonesia dalam menjaganya. Pemerintah memiliki lembaga tersendiri dalam menjaganya, tetapi lebih sukses jika itu didukung oleh elemen masyarakat terutama pemuda Indonesia. Dibutuhkan kontribusi dan inovasi Pemuda Indonesia dalam menjaga warisan budaya Indonesia, minimal warisan budaya lokal daerahnya masing-masing.Pariwisata Laut IndonesiaIndonesia memiliki pariwisata laut yang sangat luas, hampir semua pulau memilikinya. Pariwisata laut umumnya disebut Wisata Bahari/Pariwisata Bahari. Berbagai Pariwisata ini bahkan sudah dikenal dunia. Sebut saja Bali, Lombok, Raja Ampat dan lain sebagainya. tidak Pariwisata bahari menjadi salah satu pengenal Indonesia dimancanegara. Tidak hanya yang dikenal, yang tidak dikenal dunia pun banyak pariwisata laut Indonesia yang menjadi tujuan banyak wiatawan.Laut ataupun pantai Indonesia yang alami, dikeloloa untuk menjadi suatu sumber perkonomian masyarakat yang berkembang. Pengeloloaan laut menjadi pariwisata laut, sebagai sumber perekonomian daerah. Tetapi pengeloloaan laut menjadi pariwisata laut menghilangkan kealamiannya. Pengelolaan laut menjadi wisata bahari mengakibatkan kerusakan yang perlahan-lahan. Ini diakibatkan kurangnya penjagaan atau pelestarian terhadap pariwisata tersebut.Keberlanjutan pariwisata laut Indonesia tentunya tergantung kepada bagaimana menjaga dan melestarikannya. Banyak masalah yang perlu dikaji dan dicari solusinya dalam hal pariwisata laut ini, seperti:1. Limbah masyarakat dan industri mengotori laut yang juga merusak biota laut2. Hilangnya karifan lokal, sehingga merusak keindahan laut terutama pada terumbu karang dan lingkungan pariwisata laut.3. Ketidakpedulian wisatawan akibat kurangnya sosialisasi terhadap wisatawan akan penjagaan keindahan pariwisata lautMasih banyak masalah yang sering ada terkait pariwisata laut Indonesia, dan semua tidak jauh dari kerusakan keindahan laut sepeti terumbu karang, ikan laut, dan tepi pantai yang kotor. Kerusakan kerusakan seperti ini sudah meluas. Sampai saat ini sekitar 70 persen terumbu karang Indonesia sudah rusak dan hanya sekitar 30 persen yang masih relative bagus. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jendral Pesisir Pantai dan Pulau-Pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Samsul Muarif.Oleh karena masalah tersebut, dibutuhkan peran pemerintah dan masyrakat untuk mengatasinya. Masyarakat tentunya elemen yang paling berpengaruh. Dan disinilah pemuda ikut turun tangan langsung dan menciptakan inovasi dalam menjada dan melestarikan pariwisata lau Indoneia.Pemuda Inovatif dan Kontributif Pemuda adalah salah satu elemen penting yang dapat memajukan bangsa. Pemuda sebagai agent of change harus peka terhadap permasalahan bangsa, seperti bagaimana menjaga warisan budaya dan keberlanjutan pariwisata laut Indonesia. Dalam hal ini, pemuda harus Ikut turun tangan dan berinovasi (inovatif dan kontributif) dalam konservasi warisan buda dan keberlanjutan pariwisata laut Indonesia. Hal yang utama adalah termotivasi dalam setiap keberlanjutan pelestarian warisan budaya dan keberlajnjutan pariwisata laut Indonesia.Pemuda juga butuh aksi langsung, dan hal itu bisa dimulai dari lingkungan kampus hingga turun langsung kelapangan. Selain itu banyak hal yang harus dilakukan sebagai pemuda yaitu, dalam hal warisan budaya pemuda harus:1. Inovatif dan Kontributif dalam sosialisasi motivasi pelestarian warisan budaya Indonesia.2. Termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan generasi penerus bangsa terhadap warisan budaya3. Merasa bangga memiliki banyak warisan budaya di berbagai daerah di Indonesia4. Inovatif dan kontributif dalam memperkenalkan setiap warisan budaya yang dimiliki daerah maupun nasional5. Memiliki Inovasi yang tinggi dalam menjaga warisan budaya Indonesia sebagai yang menjadi icon bangsa Indonesia dimata dunia khususnya pada AEC (Asean Economic Challenge 2015)6. Menggunakan warisan budaya dalam kegiatan yang dimiliki baik didalam maupun diluar kampus. Misalanya dalam menggunakan kostun kegiatan, batik menjadi salah satu pilihan. Menggunakan alat music dan tarian, angklung dan tari saman juga menjadi pilihan. Sedangkan dalam hal pariwisata laut, pemuda Indonesia dapat:1. Ikut turun tangan dalam kampanye kepedulian terhadap terumbu karang yang merupakan icon wisata bahari Indonesia mulai dari kampus hingga keluar kampus2. Berinovasi dalam memebentuk kelompok peduli lingkungan wisata bahari3. Beraksi secara langsung dalam menjaga kebersihan laut, dengan sosialisasi terhadap wisatawan local maupun internasional4. Memunculkan kembali inovasi kearifan local yang baru. Kearifan local yang hilang, seperti dalam mencari ikan tanpa merusak terumbu karang laut, sehingga keindahannya tetap terjaga.PenutupTidak mudah bagi banyak orang dalam melakukan tindakan nyata seperti diatas. Tetapi bagi pemuda hal itu adalah hal yang wajib. Hal itu bisa menjadi salah satu pengabdian pemuda kepada bangsa, minimal didaerah masing masing. Apabila pemuda sudah inovatif dan kontributif, masing masing daerah telah menuju perubahan terutama dalam hal menjaga warisan budaya dan keberlanjutan pariwisata lautnya. Masing masing daerah beraksi, secara nasional akan terlihat dan secara keseluruhan akan terjaga. RefrensiArafah, Baharuddin. 2013. Warisan Budaya dan Pelestariannya. Makasar: Universitas HasanuddinHong, Agus. 2012. Aksi Untuk Indonesiaku: Menjaga wisata Bahari Indonesiaku. http://www.freediverindonesia.com/2012/11/aksi-untuk-indoensiaku-menjaga-warisan.html. 02 Maret 2014, 19.00 Karmadi, Agus D. 2007. Budaya Lokal sebagai Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya. Semarang. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa TengahYudono, Jodhi. 2011. 11 Wairan Budaya Indoneisa Dialkui Dunia. http://oase.kompas.com/read/2011/04/21/19134493/11.Warisan.Budaya.Indonesia.Diakui.Dunia (diakses 01 Maret 2014, 19.00 WIB)