Author
vantuong
View
226
Download
0
Embed Size (px)
1
PEMODELAN MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN STOCHASTIC
GOAL PROGRAMMING: STUDI KASUS PADA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DI PLTGU PT
PJB UP GRESIK .
Rina Puspitaningrum
Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: [email protected]
Abstrak
Ketidakpastian pasokan bahan bakar gas telah menjadi hal yang menganggu pada proses
produksi listrik di PLTGU PT PJB UP Gresik. Oleh karena itulah, digunakan bahan bakar minyak HSD
untuk mengisi kekurangan pasokan tersebut. Pemodelan untuk mencari komposisi yang tepat antara
kedua jenis bahan bakar tersebut dilakukan guna mendapatkan biaya produksi yang minimum dan
pemenuhan permintaan beban konsumen serta keuntungan yang maksimum.
Pada Tugas Akhir ini digunakan stochastic goal programming (SGP) untuk melakukan
pemodelan dengan ketidakpastian atau variabel random seperti kasus yang dihadapi PLTGU. SGP
mampu mereduksi masalah stokastik menjadi pemrograman kuadratik dengan kendala-kendala yang
linear. Pada pemodelan ini, pembobotannya menggunakan Absolute Risk Aversion.
Dari perhitungan yang dilakukan, didapatkan pemakaian bahan bakar minyak HSD sebesar
11,488,000,000 Kcal dan pemakaian gas sebesar 32,248,000,000 Kcal. Dengan komposisi tersebut,
semua fungsi tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi secara optimum.
Kata kunci: ketidakpastian, stochastic goal programming, variabel random, pemrograman kuadratik,
Absolute Risk Aversion
I. PENDAHULUAN
Kelangkaan dan ketakteraturan dalam pa-
sokan bahan bakar baik minyak maupun gas telah
menjadi berita yang kerap muncul dan cukup
mengganggu belakangan ini. Tak hanya mengim-
bas pada perorangan, perusahaan-perusahaan ne-
gara pun tak luput dari kondisi tersebut, tak terke-
cuali PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembang-
kitan Gresik (PT PJB UP Gersik).
PT PJB UP Gresik merupakan salah satu
anak perusahaan dari (PLN) yang bergerak dalam
sektor pembangkitan dan menjadi salah satu pro-
dusen penghasil listrik yang melayani kebutuhan
listrik Pulau Jawa dan Bali. PT PJB memiliki tiga
unit pembangkitan, yaitu Pembangkit Listrik Te-
naga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG), dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan Uap (PLTGU). Pada Tugas Akhir ini, diguna-
kan data sekunder yang didapat dari bagian bahan
bakar di unit PLTGU, sehingga masalah yang di-
bahas hanya mengacu pada persoalan bahan bakar
di unit tersebut.
Dengan posisinya sebagai produsen lis-
trik, bahan bakar merupakan hal vital yang sangat
menentukan pelaksanaan proses produksi pada
PLTGU. Ada dua jenis bahan bakar yang diguna-
kan PLTGU PJB, yaitu gas sebagai bahan bakar
utama dan minyak HSD (High Speed Diesel) seba-
gai bahan bakar cadangan. Ketidakpastian pasokan
gas menjadikan ketersediaan bahan bakar minyak
sebagai bahan bakar cadangan menjadi sangat
penting.
Pada kasus nonrandom, untuk mengopti-
mumkan beberapa tujuan tertentu, langsung bisa
digunakan deterministic goal programming
(DGP). DGP adalah salah satu metode pemodelan
matematika yang mampu menyelesaikan kasus
pengoptimuman multi-tujuan dengan data-data
yang tidak mengandung variabel random, sehing-
ga kurang cocok diterapkan pada kasus ketidak-
pastian seperti pada masalah bahan bakar di atas
Teknik pemodelan awal yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian ada-
lah chance contrained programming (CCP). Na-
mun, Bravo dan Gonzales (2009) menyatakan
2
bahwa CCP kurang praktis jika diterapkan untuk
kasus-kasus yang lebih umum dan rumit.
Teknik penyelesaian lain untuk kasus
multi-tujuan yang kerap digunakan dewasa ini
adalah fuzzy goal programming (FGP) dan sto-
chastic goal programming (SGP).
Permasalahan bahan bakar di PLTGU
sebelumnya pernah dianalisa menggunakan FGP
oleh Sari (2011), tetapi metode tersebut masih me-
miliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah
sulitnya mengestimasi membership function dan
terlalu banyaknya cara untuk menginterpretasi
aturan-aturan fuzzy (Russell & Norvig, 2006).
Karena itulah, pada Tugas Akhir ini digu-
nakan metode stochastic goal programming (SGP)
untuk menangani masalah yang dialami PLTGU.
SGP adalah salah satu cabang matematika yang
mampu melakukan pendekatan untuk pemodelan
multi-tujuan dengan data-data yang mengandung
ketidakpastian, yang pembobotannya berbasis pa-
da Absolute Risk Aversion (Ballestero 2001). SGP
memiliki aspek operasional yang hampir sama
dengan model mean-varians Markowitz (Bravo &
Gonzalez, 2009). SGP juga sangat cocok untuk
memodelkan tujuan-tujuan yang saling bertentang-
an (Munoz & Ruiz, 2009; Ben Abdelaziz et al.,
2007), misalnya saja masalah biaya produksi dan
keuntungan yang dihubung-kan dengan perminta-
an beban konsumen seperti dalam Tugas Akhir ini.
Ballestero (2001) menyatakan bahwa metode SGP
dengan pembobotan adalah cukup umum dan mu-
dah diaplikasikan pada kasus-kasus dalam kehi-
dupan nyata. Proses perhitungannya tidak memer-
lukan kalkulasi yang rumit karena masalah yang
ada telah direduksi ke dalam bentuk kuadratik de-
ngan kendala-kendala linear.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stochastic Goal Programming
SGP merupakan salah satu pendekatan un-
tuk goal programming yang mengandung ketidak-
pastian, yang pembobotannya dilakukan sesuai de-
ngan keinginan dari para pembuat keputusan dan
juga berdasar pada Absolute Risk Aversion (ARA).
Seperti model mean-varians (E-V), SGP
berbasis pada hipotesis maksimisasi . Bal-
lestero (2001) memformulasikan tujuan dari SGP
sebagai berikut:
(2.1)
dengan adalah fungsi tujuan ke- , adalah va-
riabel keputusan ke- , dan adalah variabel ran-
dom dari fungsi tujuan ke- dan variabel keputus-
an ke- . Karena berdasar pada hipotesis maksimi-
sasi , prinsip dari pemodelan ini adalah
―the more the better,‖ atau ―semakin besar sema-
kin baik.‖ Pada kenyataanya, ada beberapa tujuan
yang mempunyai prinsip ―the more the worse‖
atau ―semakin besar semakin buruk,‖ misalnya sa-
ja biaya produksi. Tujuan tersebut bisa dikonversi
ke dalam bentuk ―the more the better‖ dengan
mengubahnya menjadi:
(2.2)
dengan adalah target maksimum yang didapat
dari data referensi.
Untuk lebih jelasnya, dapat ditinjau kem-
bali konsep-konsep dari berikut ini.
2.1.1 Fungsi Kegunaan
Dalam teori kegunaan, dikenal fungsi ke-
gunaan (utility function) , dengan adalah
fungsi tujuan.
Jika dihubungkan dengan fungsi keguna-
an, tujuan bisa didefinisikan sebagai mak-
simisasi/minimisasi dari:
(2.3)
2.1.2 Absolute Risk Aversion
Risk Aversion adalah sebuah konsep da-
lam psikologi, ekonomi, dan finansial yang dida-
sarkan pada perilaku manusia yang mengandung
ketidakpastian.
Perumusan koefisien ARA adalah seba-
gai berikut:
(2.4)
Dalam ilmu ekonomi, exponential utility
adalah bentuk yang spesifik dari fungsi kegunaan,
sering digunakan dalam banyak bidang karena ke-
lebihannya dalam menyelesaikan kasus-kasus
yang mengandung resiko. Secara formal, peru-
musan exponential utility diberikan oleh:
(2.5)
dengan adalah konstanta positif yang merepre-
sentasikan derajat ARA (Levy, 2006). Dalam Tu-
gas Akhir ini, nilai yang digunakan adalah 1.
3
2.1.3 Model Mean-Varians
Model mean-varians (E-V) adalah dasar
dari SGP. Perbedaan paling mendasar di antara ke-
duanya adalah bahwa E-V hanya menyelesaikan
persoalan dengan satu tujuan, sementara SGP
mampu menyelesaikan kasus-kasus multi-tujuan.
Formulasi SGP dapat ditulis sebagai berikut:
(2.6)
dengan kendala:
(untuk tujuan dengan prinsip
―the more the better‖), (2.7)
atau
(untuk tujuan dengan
prinsip ―the more the worse‖), (2.8)
bersama dengan kendala-kendala lain yang mung-
kin dan kondisi taknegatif dari tiap variabel, de-
ngan adalah target atau level aspirasi dari .
adalah vektor baris dari variabel keputus-
an, dengan dan adalah ma-
triks transpos dari . Matriks variabilitas dida-
pat dari penjumlahan matriks kovarians , yaitu
matriks kovarians dari fungsi tujuan ke- .
(2.9)
dengan dan adalah bobot gabungan
yang komponen-komponennya adalah sebagai be-
rikut: dan sebagai bobot preferensi
dari pembuat keputusan untuk masing-masing tu-
juan dan dan adalah koefisien
ARA untuk masing-masing tujuan.
2.2 Matriks Kovarians
Dalam teori probabilitas, matriks kova-
rians adalah matriks yang elemen pada posisi
dan -nya merupakan kovarians antara elemen ke-
dan ke- dari vektor random (disebut juga vek-
tor dari variabel random) (Higham, 2002).
Jika vektor kolom
adalah variabel random, masing-masing dengan
varians terbatas, maka matriks kovarians pada
baris ke- dan kolom ke- adalah kovarians
(2.10)
sehingga didapatkan:
(2.11)
2.3 Matriks Hessian
Dalam matematika, matriks Hessian ada-
lah matriks kuadrat dari turunan kedua parsial dari
suatu fungsi (Binmore & Davies, 2007).
Diberikan fungsi kuadrat bernilai real
. Jika dituliskan ke dalam notasi
matriks, didapatkan bentuk sebagai berikut
(2.12)
dengan adalah matriks Hessian, adalah vektor
kolom yang mewakili persama linear dari , dan
adalah matriks transpos dari .
Dan jika semua turunan kedua parsial dari
ada, maka matriks Hessian dari adalah
)
dengan adalah operator turunan yang berkaitan
dengan argumen ke- . Sehingga matriks Hessian
dapat ditulis menjadi:
(2.13)
Pada Tugas Akhir ini, matriks Hessian
berguna dalam penyelesaian masalah pemrogram-
an kuadratik menggunakan salah satu fitur dari
Matlab, yaitu quadprog.
2.4 PLTGU PT PJB UP Gresik
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) adalah salah satu unit pembangkitan
yang ada di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit
Pembangkitan Gresik, atau yang lebih dikenal de-
ngan nama PT PJB UP Gresik. PLTGU itu sendiri
memiliki tiga unit produksi, yaitu blok 1, blok 2,
dan blok 3 (Permana, Ramadhani, & Prasetyo,
2008).
4
III. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tahap Persiapan
- Identifikasi Permasalahan
- Studi Literatur
2. Tahap Pengumpulan Data
3. Tahap Pengolahan Data dan Pembuatan Mo-
del
- Mendefinisikan Fungsi Tujuan
- Menganalisa Konstanta
- Merumuskan Fungsi Kendala
4. Tahap Formulasi Model dengan SGP
- Menentukan Bobot
- Menghitung Matriks Kovarians
- Memformulasikan Model Mean-Varians
5. Tahap Penyelesaian Masalah dengan Matlab
6. Tahap Penarikan Kesimpulan
7. Tahap Penyusunan Laporan
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Menentukan Permasalahan
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan
Gresik (PLTGU PT PJB UP Gresik) adalah salah
satu unit pembangkitan dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN) yang terletak di provinsi Jawa Ti-
mur.
Ada dua jenis bahan bakar yang diguna-
kan PLTGU PJB, yaitu gas sebagai bahan bakar
utama dan minyak HSD (High Speed Diesel) seba-
gai bahan bakar cadangan.
Ketidakpastian pasokan gas menjadikan
ketersediaan bahan bakar minyak sebagai bahan
bakar cadangan menjadi sangat penting. Tapi tentu
saja, harga minyak yang jauh lebih mahal diban-
dingkan dengan harga bahan bakar gas adalah ma-
salah yang tidak bisa begitu saja diabaikan karena
besarnya biaya produksi adalah salah satu hal po-
kok yang mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Selain itu, meningkatnya biaya poduksi akibat
komposisi bahan bakar yang kurang tepat tersebut
juga akan berimbas pada pemenuhan permintaan
beban konsumen.
Di sisi lain, PT PJB juga harus tetap mem-
perhitungkan jumlah minyak HSD ideal yang akan
digunakan tiap harinya. Penggunaan yang terlam-
pau sedikit juga kurang menguntungkan, mengi-
ngat bahwa pengendapan minyak HSD yang terla-
lu lama pada tangki penyimpanan juga akan ber-
dampak buruk pada kualitas minyak.
Keterangan tambahan tentang pemakaian
minyak dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Keterangan kapasitas tangki PLTGU
UNIT
KAPASITAS
TANGKI
(liter)
DEAD
STOCK
(liter)
KAPASITAS
EFEKTIF
(liter)
1 2 3 4=2-3
PLTGU / HSD
Receiving
Tank 1 20,000,000 1,037,494 18,962,506
2 20,000,000 1,025,818 18,974,182
Storage
Tank 1 20,000,000 2,725,274 17,274,726
2 20,000,000 2,708,964 17,291,036
TOTAL 80,000,000 7,497,550 72,502,450
Konsumsi per hari pada 100% load: 3,200,000 liter
Sumber: Bagian Bahan Bakar Unit PLTGU PT PJB UP Gresik
4.2 Pengolahan Data dan Pembuatan Model
Pada bab ini dilakukan pengolahan data
sekunder dari perusahaan, untuk pada akhirnya di-
lakukan pemodelan dengan langkah-langkah seba-
gai berikut.
4.2.1 Mendefinisikan Fungsi Tujuan
Pada Tugas Akhir ini, penelitian difokus-
kan pada pengoptimuman komposisi dua jenis ba-
han bakar pada PLTGU, yaitu minyak HSD dan
gas, dengan mempertimbangkan biaya produksi
yang minimum, permintaan beban konsumen yang
terpenuhi secara maksimum, dan keuntungan yang
maksimum.
Dihubungkan dengan persamaan 2.1 dan
persamaan 2.3, fungsi-fungsi tujuan tersebut dide-
finisikan sebagai
, (4.1)
dengan adalah fungsi tujuan ke- dan adalah
variabel random dari fungsi tujuan ke- dan bahan
bakar . Sementara adalah variabel keputusan
dengan adalah jumlah pemakaian bahan bakar
minyak HSD (dalam Kcal) dan adalah jumlah
pemakaian bahan bakar gas (dalam Kcal).
Dihubungkan dengan permasalahan-per-
masalahan yang dihadapi PLTGU, didapatkan
fungsi-fungsi tujuan sebagai berikut.
5
1. Fungsi tujuan pertama, yaitu meminimumkan
biaya produksi.
Sesuai persamaan 4.1, fungsi tujuan per-
tama dapat dituliskan sebagai:
(4.2)
dengan adalah nilai variabel random dari harga
bahan bakar.
Hasil analisa dari tujuan pertama menun-
jukkan bahwa ada kaitan antara harga panas bahan
bakar dan biaya produksi. Harga panas bahan ba-
kar merupakan harga bahan bakar tiap satuan
energinya, yaitu kalori. Sehingga, jika masing-ma-
sing harga bahan bakar tersebut (dalam Rp/Kcal)
dihubungkan dengan banyaknya pemakaian tiap
bahan bakar (dalam Kcal), didapatkan suatu nilai
dari biaya produksi per hari dari perusahaan (da-
lam Rp).
2. Fungsi tujuan kedua, yaitu memaksimumkan
pemenuhan permintaan beban konsumen.
Sesuai persamaan 4.1, fungsi tujuan kedua
dapat dituliskan sebagai:
(4.3)
dengan adalah nilai variabel random dari pro-
duksi beban per pemakaian bahan bakar.
Hasil analisa dari tujuan kedua menunjuk-
kan bahwa produksi beban per pemakaian bahan
bakar dapat dikaitkan dengan permintaan beban
konsumen. Pemakaian bahan bakar yang sama pa-
da suatu proses produksi tidak selalu menghasikan
jumlah beban yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh
banyak hal, diantaranya adalah keandalan mesin
itu sendiri atau kerusakan yang mungkin terjadi
pada mesin, yang perhitungannya tidak berpenga-
ruh dalam pemodelan ini. Oleh karena itulah, ba-
nyaknya bahan bakar (dalam Kcal) yang dihu-
bungkan dengan hasil produksi beban per pema-
kaian bahan bakar pada tiap proses produksi (da-
lam KWh/Kcal) dapat mempengaruhi terpnuhinya
permintaan beban konsumen (dalam KWh).
3. Fungsi tujuan ketiga, yaitu memaksimumkan
keuntungan.
Sesuai persamaan 4.1, fungsi tujuan ketiga
dapat dituliskan sebagai:
(4.4)
dengan adalah nilai variabel random dari harga
jual beban dengan menggunakan masing-masing
bahan bakar.
Tabel 4.2 Fungsi tujuan dan variabel randomnya
Fungsi
Tujuan
Variabel
Random
Keterangan
Fungsi
Tujuan
Pertama
variabel random dari harga bahan
bakar minyak HSD
variabel random dari harga bahan
bakar gas
Fungsi
Tujuan
Kedua
variabel random dari produksi
beban per pemakaian bahan bakar
minyak HSD
variabel random dari produksi
beban per pemakaian bahan bakar
gas
Fungsi
Tujuan
Ketiga
variabel random dari harga jual
beban yang menggunakan bahan
bakar minyak HSD
variabel random dari harga jual
beban yang menggunakan bahan
bakar gas
Hasil analisa fungsi tujuan ketiga menun-
jukkan bahwa harga jual beban (dalam Rp/Kcal)
bisa dihubungkan dengan biaya produksi (dalam
Rp) untuk memaksimumkan keuntungan. Artinya,
semakin besar selisih harga jual tersebut dengan
biaya produksi, keuntungan dari perusahaan akan
semakin besar.
Untuk lebih jelasnya, penjabaran variabel-
variabel random tersebut dapat dilihat pada Tabel
4.2.
4.2.2 Analisa Konstanta
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui beberapa
konstanta sebagai berikut:
1. Kapasitas tangki HSD di PLTGU adalah sebe-
sar 80,000,000 liter.
2. Nilai dead stock telah ditetapkan oleh perusa-
haan, dengan batas minimum yang besarnya
mencapai 7,491,550 liter.
3. Kapasitas efektif adalah kapasitas tangki diku-
rangi dengan deadstock. Sehingga,
Kapasitas efektif (dalam liter)
(4.5)
Karena 1 liter = 9,166.41 Kcal, jika satuan liter
(volume) tersebut diubah ke dalam satuan Kcal
(energi), persamaan 4.5 menjadi:
Kapasitas efektif
6
(dalam 1010
Kcal) (4.6)
4. Konsumsi HSD maksimum per hari yang dite-
tapkan oleh perusahaan berdasarkan data ada-
lah 3,200,000 liter. Jika diubah ke satuan ener-
gi, didapatkan:
Konsumsi HSD maks
(dalam 1010
Kcal)
(4.7)
Konstanta-konstanta tersebut digunakan sebagai
nilai ruas kanan dari kendala tambahan.
4.2.3 Merumuskan Fungsi Kendala
Pada Tabel 4.2 diperlihatkan keterangan
dari variabel-variabel random yang terkait dengan
pemodelan ini. Pengolahan data-data tersebut di-
gunakan untuk mendapatkan perhitungan mean
yang bisa dilihat pada Tabel 4.4. Dan perumusan
selengkapnya dibahas pada sub-sub bab ini.
Jika dihubungkan dengan target, fungsi-
fungsi tujuan yang telah didefinisikan pada sub-
sub bab sebelumnya berubah menjadi kendala tu-
juan, yaitu sebagai berikut:
Kendala tujuan pertama ( ): biaya produksi
(4.8)
Kendala tujuan kedua ( ): pemenuhan be-
ban konsumen
: (4.9)
Kendala tujuan ketiga ( ): keuntungan
(4.10)
dengan adalah target dari masing-masing kenda-
la tujuan , seperti dijabarkan pada Tabel 4.3.
Dari ketiga persamaan tersebut dapat dike-
tahui bahwa:
1. Kendala tujuan pertama memiliki makna bah-
wa perusahaan ingin mendapatkan biaya pro-
duksi yang lebih kecil dari target ;
2. Kendala tujuan kedua berarti bahwa perusaha-
an menginginkan produksi beban yang setidak-
tidaknya terpenuhi sesuai target ; dan
3. Kendala tujuan ketiga berarti bahwa perusaha-
an menginginkan harga jual beban yang lebih
besar dari target .
Karena SGP berbasis pada hipotesis mak-
simisasi , semua kendala tujuan diubah ke
dalam prinsip ―the more the better.‖ Biaya produk-
si memiliki prinsip ―the more the worse‖, sehingga
sesuai dengan persamaan 2.2, persamaan 4.8
diubah menjadi:
, (4.11)
dengan adalah biaya produksi tertinggi yang
didapatkan dari data. Permintaan beban konsumen
dan keuntungan memiliki prinsip ―the more the
better,‖ sehingga persamaan 4.9 dan persamaan
4.10 tetap.
Tabel 4.3 Kendala tujuan dan targetnya
Kendala
Tujuan Target Keterangan
Kendala
Tujuan
Pertama
Nilai harapan dari biaya
produksi (Tabel 4.2 kolom 5)
Kendala
Tujuan
Kedua
Nilai harapan dari permintaan
beban konsumen (Tabel 4.4
kolom 7)
Kendala
Tujuan
Ketiga
Nilai harapan dari biaya
produksi (Tabel 4.5 kolom 7)
Tabel 4.4 Kendala tujuan dan hasil perhitungan
mean dari data
Kendala
Tujuan
Data dan Nilai
Mean
BBM
BBG
Kendala
Tujuan
Pertama
Harga Panas
Bahan Bakar
(Rp/Kcal) 0.65557736 0.10440393
Biaya
Produksi
(1010 Rp)
0.83627167
2.14736133
Kendala
Tujuan
Kedua
Produksi
Beban/Pemak
aian Bahan
Bakar
(KWh/Kcal)
0.00047397 0.00061699
Permintaan
Beban (1010
KWh)
0.00253416
-
Kendala
Tujuan
Ketiga
Harga Jual
Beban
(Rp/KWh) 2.80315810 0.31226562
Biaya
Produksi
(1010 Rp)
0.83627167
-
Perumusan fungsi kendala dilakukan dengan cara
menghubungkan masing-masing kendala tujuan
7
yang telah didefinisikan dengan hasil perhitungan
mean pada Tabel 4.4.
1. Kendala tujuan pertama:
Dihubungkan dengan perhitungan yang telah
didapatkan pada Tabel 4.4, persamaan 4.11
berubah menjadi:
(dalam 1010 Rupiah)
2 Kendala tujuan kedua:
Dihubungkan dengan perhitungan yang telah
didapatkan pada Tabel 4.4, persamaan 4.9 ber-
ubah menjadi:
(dalam 1010 KWh)
3. Kendala tujuan ketiga:
Dihubungkan dengan perhitungan yang telah
didapatkan pada Tabel 4.4, persamaan 4.7 ber-
ubah menjadi:
(dalam 1010 Rupiah)
Kendala-kendala tambahan:
1. Untuk menghindari posisi kritis, pemakaian ba-
han bakar minyak tidak dibolehkan melebihi
kapasitas efektif. Sehingga, jika dihubungkan
dengan persamaan 4.10, didapatkan perumusan
sebagai berikut:
(dalam 1010 Kcal)
2. Pemakaian bahan bakar diharapkan tidak akan
melebihi expected value dari pemakaian bahan
bakar total. Jika dihubungkan dengan mean ba-
han bakar total, didapatkan persamaan sebagai
berikut:
(dalam 1010 Kcal)
3. Sesuai dengan data, perusahaan menginginkan
pemakaian bahan bakar minyak yang ideal ada-
lah tidak akan melebihi pemakaian HSD maks-
imum pada persamaan 4.7, sehingga perumus-
annya dapat dituliskan menjadi:
(dalam 1010 Kcal)
Sehingga, kendala tambahan pertama dan keti-
ga cukup ditulis sebagai satu persamaan, yaitu:
(dalam 1010 Kcal)
4. Dan yang terakhir adalah kondisi taknegatif dari
tiap-tiap variabel.
4.3 Formulasi Model dengan SGP
Sesuai Ballestero (2001), pemodelan SGP di-
dapat dari proses pereduksian masalah stokastik ke
dalam bentuk kuadratik dengan kendala-kendala
yang linear. Setelah pendefinisian fungsi tujuan
dan perumusan fungsi kendala selesai, dilakukan
formulasi model menggunakan SGP, yang diawali
dengan langkah-langkah sebagai berikut
4.3.1 Menentukan Bobot
Bobot yang digunakan dihitung menggu-
nakan koefisien ARA. Karena pemakaian bahan
bakar gas lebih diutamakan daripada pemakaian
bahan bakar minyak HSD , perhitungan ARA
pada Tugas Akhir ini dilihat dari perspektif pema-
kaian bahan bakar gas ( ). Sehingga, berdasar-
kan persamaan 2.4 dan persamaan 2.5, perhitung-
an koefisien ARA untuk masing-masing fungsi tu-
juan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi tujuan pertama:
2. Fungsi tujuan kedua:
3. Fungsi tujuan ketiga:
Pembobotan kedua didapatkan dari pre-
ferensi pembuat keputusan. Karena ketiga fungsi
tujuan tersebut saling mempengaruhi, maka keti-
ganya memiliki kedudukan yang sama. Saat biaya
produksi diminimumkan, dalam waktu yang bersa-
maan keuntungan juga harus dimaksimumkan,
8
atau saat keuntungan dimaksimumkan, pemenuh-
an pemintaan beban konsumen juga harus tetap di-
maksimumkan dalam waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu, berdasarkan analisa tersebut, keti-
ga fungsi tujuan mendapatkan preferensi yang se-
imbang dari pembuat keputusan, yaitu:
.
Dari persamaan 2.9 diketahui bahwa
, sehingga untuk masing-masing
fungsi tujuan bisa dilakukan perhitungan bobot ga-
bungan sebagai berikut.
4.3.2 Menghitung Matriks Kovarians
Hal selanjutnya yang perlu dilakukan pada
pemodelan kali ini adalah menghitung matriks ko-
varians dari masing-masing fungsi tujuan ke-
menggunakan persamaan 2.10, dengan posisi
dan mewakili posisi bahan bakar dalam ma-
triks kovarians.
1. Matriks kovarians Dari data random, dilakukan perhitungan kova-
rians sesuai dengan persamaan 2.10.
Sehingga, sesuai persamaan 2.11 didapat-
kan:
2. Matriks kovarians
Dari data random, dilakukan perhitungan kova-
rians sesuai dengan persamaan 2.10.
Sehingga, sesuai persamaan 2.12 didapat-
kan:
3. Matriks kovarians
Dari data random, dilakukan perhitungan kova-
rians sesuai dengan persamaan 2.10.
Sehingga, sesuai persamaan 2.13 didapat-
kan:
Dari masing-masing matriks kovarians dan pem-
bobotan yang telah didapatkan, dapat dihitung
matriks variabilitas dengan menggunakan persa-
maan 2.11, yaitu:
4.3.3 Memformulasikan Model Mean-Varians
Setelah pengolahan data selesai, fungsi tu-
juan dan kendala yang telah dirumuskan dimasuk-
kan ke dalam formulasi stochastic goal program-
ming (SGP) guna mendapatkan penyelesaian yang
paling mendekati optimum dari fungsi-fungsi tuju-
an yang telah didefinisikan.
Sesuai dengan persamaan 2.8, dilakukan
minimasasi pada .
Sehingga formulasi SGP dari pemakaian bahan
bakar di PLTGU adalah:
dengan kendala
(dalam 1010 Rupiah)
(dalam 1010 KWh)
(dalam 1010 Rupiah)
(dalam 1010 Kcal)
(dalam 1010 Kcal)
4.2 Penyelesaian Masalah dengan Matlab
Karena fungsi tujuan dari formulasi SGP
yang telah didapatkan berbentuk kuadrat, persa-
maan tersebut harus diubah ke matriks Hessian
agar dapat diselesaikan dengan salah satu fitur da-
lam Matlab, quadprog. Persamaan 4.11 dapat ditu-
liskan sebagai berikut:
(4.12)
Persamaan 4.12 dapat dituliskan sebagai notasi
matriks seperti pada persamaan 2.13. Sehingga, ji-
ka dihubungkan dengan persamaan 2.16, bentuk-
nya berubah menjadi:
9
dengan
adalah matriks Hessian dari , dan
.
mewakili bentuk linear dari .
4.5 Analisa Hasil
Pemodelan SGP yang telah didapatkan di-
hitung dengan menggunkan Matlab dan hasilnya
adalah sebagai berikut:
(dalam Kcal)
(dalam Kcal)
Dengan kata lain, komposisi bahan bakar ideal
yang diperlukan untuk proses produksi listrik di
PLTGU adalah sebesar 11,488,000,000 Kcal un-
tuk minyak HSD dan sebesar 32,248,000,000
Kcal untuk gas.
Selanjutnya, masing-masing variabel kepu-
tusan yang telah didapatkan dimasukkan ke dalam
fungsi-fungsi tujuan dan kendala yang ingin diop-
timumkan.
1. Kendala pemakaian bahan bakar total
Pemakaian BB total (dalam Kcal)
2. Kendala tujuan pertama:
Biaya produksi (dalam Rupiah)
3. Kendala tujuan kedua:
Pemenuhan beban (dalam KWh)
4. Kendala tujuan ketiga:
Keuntungan
(dalam Rupiah)
Perbandingan antara hasil yang diperoleh menggu-
nakan perhitungan SGP dengan target dan batasan
yang ingin dipenuhi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbandingan target/batasan dan hasil
Fungsi Kendala Target/Batasan Hasil
Pemakain Bahan
Bakar Total 53,808,874,200 43,736,000,000
Pemakaian Bahan
Bakar Minyak 29,332,512,000 11,488,000,000
Kendala Tujuan
Pertama 13,110,896,600 10,898,090,600
Kendala Tujuan
Kedua 25,341,600 25,341,700
Kendala Tujuan
Ketiga 8,362,716,700 42,501,967,000
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang telah didapatkan
pada Bab 4, bisa diambil beberapa kesimpulan, di
antaranya:
1. Pemodelan SGP untuk permasalahan bahan
bakar adalah sebagai berikut:
dengan kendala
(dalam 1010 Rupiah)
(dalam 1010 KWh)
(dalam 1010 Rupiah)
(dalam 1010 Kcal)
(dalam 1010 Kcal)
Dari model tersebut didapatkan perhitung-
an sebagai berikut:
1. Kendala pemakaian bahan bakar
Pada Tabel 4.5, dapat diketahui selisih nilai
sebesar 10,072,874,200 (dalam Kcal). Hal ini
menunjukkan bahwa hasil dari pemodelan
10
SGP telah menghasilkan penghematan bahan
bakar total sebesar 18.72%.
2. Kendala pemakaian bahan bakar minyak
Pada Tabel 4.5, dapat diketahui selisih nilai
sebesar 17,844,512,000 (dalam Kcal). Hal ini
menunjukkan bahwa hasil dari pemodelan
SGP telah menghasilkan penghematan bahan
bakar minyak sebesar 60.84%.
3. Kendala tujuan pertama
Pada Tabel 4.5, dapat diketahui selisih nilai
sebesar 2,212,806,000 (dalam Rupiah). Hal ini
menunjukkan bahwa hasil dari pemodelan
SGP telah menghasilkan penurunan biaya pro-
duksi sebesar 16.88%.
4. Kendala tujuan kedua
Pada Tabel 4.6, dapat diketahui selisih nilai
yang sangat kecil, yaitu hanya sebesar 100
(dalam KWh). Hal ini menunjukkan bahwa
hasil dari pemodelan SGP telah memenuhi
permintaan beban konsumen secara opti-mum,
yaitu sebesar 100.0004%.
5. Kendala tujuan ketiga
Pada Tabel 4.6, dapat diketahui selisih nilai
sebesar 34,139,250,300 (dalam Rupiah). Hal
ini menunjukkan bahwa hasil dari pemodelan
SGP telah menghasilkan peningkatan keun-
tungan sebesar 408.23%.
Secara umum, pemodelan SGP yang dila-
kukan berjalan dengan baik karena telah mampu
memenuhi target dan batasan dari semua fungsi
kendala.
5.2 Saran
Saran-saran yang ingin disampaikan penu-
lis, diantaranya:
1. Pada pemodelan ini, hanya digunakan tiga
fungsi tujuan dengan beberapa kendala tam-
bahan. Dengan melakukan analisa lebih dalam
pada permasalah di PLTGU, diharapkan prak-
tikan selanjutnya mampu mememukan faktor-
faktor lain yang mempengaruhi proses pro-
duksi tersebut, sehingga pemodelan berjalan
dengan lebih baik dan akurat.
2. Pada Tugas Akhir ini, hanya digunakan dua
jenis pembobotan yaitu ARA dan preferensi
dari pembuat keputusan. Sangat diharapkan
praktikan berikutnya mampu mengaplikasikan
pembobotan lain yang lebih akurat namun se-
derhana.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Bahan Bakar PLTGU. 2010. Laporan
Harian Pemakaian Bahan Bakar PLTGU.
Gresik: PT PJB UP Gresik.
Ballestero, E., 2001. Stochastic goal
programming: A mean-variance approach.
European Journal of Operational Research,
131, 476-481.
Ben Abdelaziz, F., Aoni, B. & El Fayedh, R.,
2007. Multi-objective stochastic
programming for portfolio selection.
European Journal of Operational Research,
177, 1811–1823.
Binmore, K., & Davies, J., 2007. Calculus
Concepts and Methods. Cambridge:
Cambridge University Press.
Bravo, M. & Gonzales, I., 2009. Applying
stochastic goal programming: A case study
on water use planning. European Journal of
Operational Research, 196, 1123-1129.
Higham, N. J., 2002. Computing the nearest
correlation matrix—a problem from
finance. IMA Journal of Numerical
Analysis, 22, 329–343.
Munoz, M. M. & Ruiz, F., 2009. ITSMO: An
interval reference point-based method for
stochastic multiobjective programming
problems. European Journal of Operational
Research, 197, 25-35.
Permana, N., Ramadhani, D. P. E. & Prasetyo, E.,
2008. Sistem pengaman elektris pada
generator PLTGU PT PJB Unit
Pembangkitan Gresik (Kerja Praktik).
Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Levy, H., 2006. Stochastic Dominance:
Investment Decision Making under
Uncertainty. New York: Springer.
Russell, S. & Norvig, P., 2006. Fuzzy Sets and
Fuzzy Logic, Chapter 14.7. Diakses dari
www.cs.uiowa.org tanggal 29 Mei 2011.
Sari, N. E., 2011. Optimasi penggunaan bahan
bakar unit PLTGU dengan menggunakan
metode fuzzy goal programming (Tugas
Akhir). Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.