Upload
trznawijaya
View
290
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hematologi
Citation preview
Cahaya 17 tahun seorang gadis cantik, langsing, dan mempunyai warna kulit yang putih. Waktu antri untuk ikut audisi Indonesian Idol mendadak merasa pusing dan penglihatannya gelap. Nyaris pingsan. Kemudian ia dibawa ke dokter. Dia mengatakan kejadian seperti ini sudah sering dialami yaitu setiap menstruasi, karena menstruasi banyak, gantu pembalut 6 kali sehari, dengan lama menstruasi satu minggu. Tadi pagi, Cahaya sudah sarapan mie instan 1 bungkus. Dari pemeriksaan fisik didapat : BB = 42 kg, TB = 165 cm, tensi 90/60 mmHg, nadi 100x/menit, frekuensi nafas 30x/menit, konjunctiva anemis, sklere tidak ikterik, bibir pucat.SKENARIO KASUS
SKENARIO KASUSDari pemeriksaan laboratorium didapat hasil : Hb = 8,2 g/dL; lekosit = 9000/l; eritrosit = 3,5 juta/l; trombosit = 150.000/l, hematokrit = 27/Vol%, laju endap darah = 2 mm/jam; hitung jenis didapat : basofil 1%; eosinofil 7%; sel batang netrofil 5%; sel segmen netrofil 54%; limfosit 30%; monosit 3%.Kemungkinan apa yang dialami Cahaya ?
REMAJA GADISMulai terjadi menarche dan mensis disertai pembuangan FeDapat mengalami gangguan fisik (ginekologis) dan mental
REMAJA GADISBEBERAPA GANGGUAN GINEKOLOGIS :MetrorhagiaAmenore Delayed menarchePost menarcheal amenorrhoea
REMAJA GADISMetrorhagia menstruasi yang lamanya berlebihanDapat sebabkan rasa lesu dan kekhawatiranEtiologi : produksi progesteron masih rendah
ERITROPOESISMasa janin, eritrosit mulai dibentuk oleh kantung kuning (yolk sac)Kemudian dibentuk oleh hati dan limpa, sampai sumsum tulang terbentuk dan mengambil alih pembentukan eritrositSemakin dewasa sumsum kuning berlemak dan secara bertahap digantikan oleh sumsum merah yang tersisa (sternum, vertebra, iga, dasar tengkorak, dan ujung-ujung atas tulang ekstremitas yang panjang)
ERITROPOESISDidalam sumsum merah ada sel bakal pluripotensial yang belum berdiferensiasi yang secara terus-menerus membelah diri dan berdiferensiasi berbagai jenis sel darah merahDikontrol oleh eritropoietin dari ginjal rangsang eritropoesis di sumsum tulang & oleh testosteron m kecepatan basal eritropoesis
ERITROPOESISMATURASI SEL DARAH MERAHSTEM CELL RUBRIBLAST PRORUBRISIT RUBRISIT METARUBRISIT ERITROSIT BASOFIL DIFUSE ERITROSIT
ERITROPOESISM :Besi bentuk ferroBesi anorganikSuasana asam : HCl, Vit. CZat yang mereduksi : asam amino, glutationDefisiensi besiEritropoesis m
ERITROPOESISM :Besi bentuk ferriBesi organikSuasana alkaliZat yang mempresipitasi: fosfat>> besiEritropoesis mInfeksi
LEUKOPOESISAsal dari : sel bakal tak berdiferensiasi di sumsum tulang merahBerdiferensiasi menjadi :Granulosit (neutrofil, eosinofil, basofil)MonositLimfosit sel prekursor di sumsum tulang dan jaringan limfoid (sebagian besar limfosit baru)Sumsum tulang
LEUKOPOESISDikontrol oleh granulocyte colony-stimulating factor rangsang p replikasi dam pengeluaran granulosit (neutrofil) dari sumsum tulang
NILAI NORMAL HITUNG JENIS LEUKOSIT DALAM % dan MILIMETER KUBIK, (Joice LeeFever Kee, 1997) PADA KASUSKeterangan :N = NORMAL
NO.JENIS LEUKOSITDEWASA (%)DEWASA (mm3)KASUSHASIL1Neutrofil (total)50-702500-7000aSegmen50-652500-650054%NbBatang (pita)0-50-5005%N2Eosinofil1-3100-3007%Eosinofilia 3Basofil0,4-1,040-1001%N4Monosit4-6200-6003%N5Limfosit 25-351700-350030%N
INTERPRETASI EOSINOFILIA (KASUS)Meningkat pada peristiwa alergi dan infeksi parasit (terutama cacing)M : peristiwa alergi, infeksi parasit, flebitis, kanker pada tulang, otak, testis, dan ovarium
PEMERIKSAAN LAB KASUS & NORMALKeterangan :N = NORMAL
PEMBEDANORMAL (KASUS)KASUSHASILHb 12-16 g/dL8,2 g/dLTurunEritrosit4,2-6,2 jt/mm33,5 juta/lTurunLekosit4000-10.000/mm39000/l NTrombosit200.000-400.000/l150.000/lTurunHematokrit37-43/vol%27 /Vol%Turun Laju Endap Darah0-15 mm/jam2 mm/jamN
INTERPRETASI PEMERIKSAAN LAB KASUS & NORMALHb : anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intra vena >>, & penyakit Hodgkin, serta obat-obatan (aspirin, antibiotik,dll)Trombosit : sampai < 100.00./Mcl pendarahan & hambat pembekuan darah Hematokrit : pasien yang alami kehilangan darah akut, anemia, leukimia, penyakit Hodgkin, limfosarcoma, mieloma multiple,gagal ginjal kronik, serosis hepatis, malnutrisi, defisiensi vit.B & C, SLE, arthritis reumathoid, dan ulkus peptikum
ANEMIAPenurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity)
ANEMIAKRITERIAKadar/kuantitas hemoglobin Hematokrit (volume pada eritrosit) Jumlah eritrosit 100 ml darah
ANEMIAPENYEBAB UMUM Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
JENIS ANEMIA :Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrositAnemia defisiensi besiAnemia defisiensi asam folatAnemia defisiensi vitamin B12
ANEMIAGangguan penggunaan besiAnemia akibat penyakit kronikAnemia sideroblastikKerusakan sumsum tulangAnemia aplastikAnemia mieloptisikAnemia pada keganasan hematologiAnemia diseritropoietikAnemia pada sindromm mielodisplastikAnemia akibat kekurangan eritropoietin; anemia pada gagal ginjal kronik
ANEMIAProses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis)Anemia hemolitik intrakorpuskularGangguan membran eritrosit (membarnopati)Gangguan enzim eritrosit (enzimopati); anemia akibat defisiensi G6PDGangguan hemoglobin (hemoglobinopati)ThalasemiaHemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
Anemia hemolitik ekstrakorpuskularAnemia hemolitik autoimunAnemia hemolitik mikroangiopatikLain-lainAnemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang kompleks
Kehilangan darah keluar tubuh (pendarahan)Anemia pasca pendarahan akutAnemia akibat pendarahan kronik
ANEMIA
JENIS ANEMIA BERDASARKAN INDEKS ERITROSIT/HAPUSAN DARAH TEPITERJADI BILAAnemia hipokromik mikrositer anemia defisiensi besi thalasemia mayor anemia akibat penyakit kronik anemia sideroblastikMCV < 80 fl & MCH < 27 pgAnemia normokromik normositer anemia pasca pendarahan akut anemia aplastik anemia hemolitik didapat anemia akibat penyakit kronik anemia pada gagal ginjal kronik anemia pada sindrom mielodiplastik anemia pada keganasan hematologikMCV 80-95 fl & MCH 27-34 pg
ANEMIA
Anemia makrositer bentuk megaloblastik anemia defisiensi asam folat anemia defisiensi vitamin B12 (anemia pernisiosa) bentuk non-megalolastik anemia pada penyakit hati kronik anemia pada hipotiroidisme anemia pada sindrom mielodisplastikMCV > 95 fl
ANEMIAGEJALA UMUM Anoksia organMekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnua daya angkut oksigenKadar Hb < 7 g/dlLemah, lesu, cepat lelah, telinga mendengung (tinnitinus), mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas, dan dispepsiaPada pemeriksaan : tampak pucat (mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, jaringan bawah kuku)
ANEMIAGEJALA KHAS Anemia defiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok (koilonychia)Anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologik pada defisiensi vitamin B12Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali, dan hepatomegaliAnemia aplastik : pendarahan dan tanda-tanda infeksi
ANEMIAGEJALA PENYAKIT DASARSangat bervariasi tergantung penyebab anemia tersebutMisalkan pada infeksi cacing tambang : sakit perut, pembengkakan parotis, dan warna kuning pada telapak tanganAnemia akibat penyakit kronik : artritis reumatoid
JENIS-JENIS ANEMIA YANG MUNGKIN PADA KASUSAnemia defisiensi besiAnemia hemoragik Anemia akibat Infeksi cacing (anemia)
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
PREVALENSI ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI DI DUNIAAfrikaAmerika LatinIndonesia Pria dewasa6%3%16-50%Wanita tidak hamil20%17-21%25-48%Wanita hamil60%39-46%46-92%
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIAnemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Fe) dan paling sering disebabkan oleh kehilangan darah
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIETIOLOGIKehilangan besi sebagai akibat pendarahan menahunFaktor nutrisiKebutuhan Fe meningkatGangguan absorbsi besi
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIETIOLOGIKehilangan besi sebagai akibat pendarahan menahun dapat berasal dari :Saluran cernaSaluran genitalia wanita : menorrhagia atau metrorhagiaSaluran kemih Saluran napas
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIGEJALA KHUSUSKoilonychia kuku sendokAtrofi papil lidah Stomatitis angularis (cheilosis) radang pada sudut mulutDisfagia (nyeri menelan)Atrofi mukosa gasterPica (keinginan u/konsumsi bahan yang tidak lazim)
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIPEMERIKSAAN LABORATORIUMKadar Hb dan indeks eritrositKonsentrasi besi serum menurun pada ADB dan TIBC (Total Iron Binding Capacity) meningkatFeritin serum merupakan indikator cadangan besi yang sangat baik, kecuali pada keadaan inflamasi dan keganasan tertentuProtoporfirin merupakan bahan antara pada pembentukan hemeKadar reseptor transferin dalam serum meningkat pada defisiensi besi
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESISumsum tulang menunjukkan hiperplasia normoblastik ringan sampai sedang dengan normoblas kecil-kecilStudi ferokinetikPerlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab anemia defisiensi besi
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIPEMERIKSAAN LABORATORIUMKadar Hb dan indeks eritrositMCV < 70 flp anisositosis red cell distribution widthBila ekstrim ada sel cincin, sel pensil, dan kadang ada sel targetLeukosit dan trombosit normalGranulositpenia ringan ADB berlangsung lamaCacing tambang pada eosinofiliaTrombositosis episode perdarahan akut
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIPEMERIKSAAN LABORATORIUMKonsentrasi besi serum menurun pada ADB dan TIBC (Total Iron Binding Capacity) meningkatKadar besi < 50 g/dlTIBC > 350 g/dl Saturasi transferin < 15%
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIPEMERIKSAAN LABORATORIUMFeritin serum merupakan indikator cadangan besi yang sangat baik, kecuali pada keadaan inflamasi dan keganasan tertentuMenurut Hercberg, < 20mg/l ADB (daerah tropis)50-60 g/l ADB (ada infeksi/inflamasi, jelas pada arthritis rematoid)
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIPEMERIKSAAN LABORATORIUMProtoporfirin merupakan bahan antara pada pembentukan hemeSintesis heme terganggu defisiensi besiAngka normal < 30 mg/dLKadar reseptor transferin dalam serum meningkat pada defisiensi besiKadar normal (cara imunologi) 4-9 g/L
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIPEMERIKSAAN LABORATORIUMSumsum tulang menunjukkan hiperplasia normoblastik ringan sampai sedang dengan normoblas kecil-kecilADB sideroblast biru (pengecatan Fe sumsum tulang dengan biru prusia butir hemosiderin negatif)Dalam keadaan normal 40-60% normoblast mengandung granula feritin dalam sitoplasma SIDEROBLAS
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIPEMERIKSAAN LABORATORIUMStudi ferokinetik (penelitian)Plasma iron transport rate ukur kecepatan besi meninggalkan plasmaErythrocyte iron turn over trate ukur pergerakan besi dari sumsum tulang ke eritrosit yang beredarPerlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab anemia defisiensi besiPemeriksaan feses u/ cacing tambang, sebaiknya dilakukan dengan pemeriksaan semikuantitatif (pemeriksaan darah samar dalam feses)
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESIDIAGNOSABesi serum < 50 mg/dLTIBC > 350 mg/dLSaturasi transferin < 15%Feritin serum < 20 mg/Lpengecatan Fe sumsum tulang dengan biru prusia butir hemosiderin negatifPemberian sulfas ferosus 3x200 mg/hari (atau preparat besi lain yang setara) selama 4 minggu disertai kenaikan kadar Hb lebih dari 2 g/dL
PENATALAKSANAAN
PREPARATTABLETELEMEN BESI TIAP TABLETDOSIS LAZIM UNTUK DEWASA ( TABLET/HARI)Fero sulfat (hidrat)325 mg65 mg 3-4Fero glukonat325 mg36 mg3-4Fero fumarat200 mg66 mg3-4Fero fumarat325 mg106 mg2-3
PENATALAKSANAAN FARMAKOKINETIKA : saluran cerna (duodenum & jejunum proksimal)D : berbagai jaringan (sumsum tulang & depot Fe)M : sel mukosa usus halus dan dalam sel-sel RES (di hati, limpa, dan sumsum tulang)E : sel epitel kulit dan saluran cerna yang terkelupas , keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang dipotong, saat haid (wanita usia subur)
PENATALAKSANAAN EFEK SAMPINGMual dan nyeri lambung ( 7-20%)Konstipasi ( 10%)Diare ( 5%)Kolik
ANEMIA HEMORAGIKPenurunan mendadak Hb atau hematokrit berkaitan dengan pengeluaran darah akut atau destruksi akut eritrosit
ANEMIA HEMORAGIKETIOLOGIPendarahan luka, atau kronik (kehilangan darah)Wanita dengan riwayat haid berlebihan
INFEKSI CACINGAncylostoma duodenaleNecator americanusTrichuris trichuriaDipyhllobothrium latum
INFEKSI CACINGNama penyakit : nekatoriasis / ankilostomiasisDaur hidup : Telur larva rabditiform larva filariform menembus kulit kapiler darah jantung kanan paru bronkus trakea laring usus halus
INFEKSI CACINGPatologi dan gejala klinis :Banyak filariform tembus kulit perubahan kulit (std. larva)Tiap cacing N. americanus sebabkan kehilangan darah 0,005-0,1 cc/hari; A. duodenale 0,08-0,34 cc anemia mikrositer hipokrom, ada eosinofiliaPenatalaksanaan :pirantel pamoat 2-3 hari berturut-turut
DAFTAR PUSTAKAAru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus S K, Siti Setiadi, editor. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: IPD FKUI PUSAT,2006. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia Dari sel Ke Sistem. Edisi 2. Jakarta:EGC, 2001Gandahusada S, Ilahude, Pribadi W, editor. Parasitologi Kedokteran. Edisi III. Jakarta: FKUI, 1998.Ronald A Sacher, Richard A McPherson. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11. Jakarta: EGC, 2004
DAFTAR PUSTAKAGunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elisabeth, editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI, 2007.Sylvia A price, Lorraine M Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta: EGC, 1994AY Sutedjo, SKM. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi Revisi. Yogyakarta: Amara Books, 2007.