Pemicu 7 Blok Saraf

Embed Size (px)

Citation preview

  • MEIDA ASTRIANI

  • F.42 GANGGUAN OBSESIF KONPULSIFDi sebut juga ObsesionalPikiran obsesional adalah gagasan, bayangan pikiran atau impuls yang timbul dalam pikiran individu secara berulang ulang dalam bentuk yang samaDapat berupa gagasan, bayangan mental atau dorongan untuk berbuat distresTerjadi secara involunter dan sering kali tidak dikehendaki, pikiran tersebut dikenali sebagai pikiran individu sendiri

  • Obsesi adalah pikiran, perasaan, idea atau sensasi yang mengganggu (intrusive)Kompulsif adalah pikiran atau perilaku yang disadari, dibakukan, dan rekuren, seperti menghitung, memeriksa atau menghindariObsesi meningkatkan kecemasan seseorang, sedangkan melakukan kompulsi menurunkan kecemasan seseorangSeorang dengan gangguan obsesif kompulsif biasanya menyadari irasionalitas dari obsesi dan merasakan bahwa obsesi dan kompulsi sebagai ego-distonik

  • EPIDEMIOLOGIGangguan obsesif kompulsif sebagai diagnosis psikiatri tersering yang keempat setelah fobia, gangguan berhubungan zat, dan gangguan depresi berat.Dewasa : laki-laki = wanitaRemaja laki-laki > perempuanOnset biasanya pada masa kanak kanak dan dewasa muda

  • ETIOLOGIFactor BiologisNeurotransmiterPenelitian pencitraan otakGenetika2. Faktor perilakuTeori belajar memberikan konsep yang berguna untuk menjelaskan aspek tertentu dari fenomena obsesif-kompulsif (sebagai contoh kemampuan gagasan untuk menimbulkan kecemasan adalah tidak selalu menakutkan bagi dirinya sendiri dan menegakkan pola perilaku kompulsi)3. Faktor psikososial

  • PEDOMAN DIAGNOSISUntuk menegakkan diagnosis pasti, gejala gejala obsesif konfulsif atau tindakan kompulsif atau kedua duanya , harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya 2 minggu berturut turut Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas pendirita

  • Gejala gejala obsesif konfulsif harus mencakup hal hal berikut:harus didasari sebagai pikiran atau impuls diri sendiriSedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh pendiritaPikiran untuk melalkukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal memberi kepuasan atau kesenangan ( sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud diatasGagasan , bayangan, pikiran atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasant repetitive)

  • Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan depresi. Penderita ganggan obsesif konfulsif sering kali juga menunjukan gejaa depresif dan sebaliknya pederita dengan gangguan depresi berulang dapat menunjuka pikiran pikiran obsesif selama episode depresiDalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut, meningkat atau menurunnya gejala defresif umumnya dibarengi secara pararel dengan perubahan gejala obsesifBila terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis diutamakan dari gejala gejala yang timbul lebih dahulu

  • Diagnosis gangguan obsesif konpulsif ditegakan hanya bila tidak ada gangguan depresif pada saat gejaa obsesif tersebut timbulBila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap depresi sebagai diagnosis yang primerGejala obsesif sekunder yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom tourette atau gangguan mental organik, harus dianggap sebagai bagian dari kondisi tersebut

  • F42.0 PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIF ATAU PENGULANGAN Pedoman diagnostikKeadaan ini dapat berupa: gagasan , bayangan pikiran, atau impuls (dorongan perbuatan) , yang sifatnya mengganggu (ego elien)Meskipun isi pikiran tersebut berbeda beda, umumnya hampir selalu menyebabkan penderitaan (distress)

  • F.42.1 PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF (OBSESSIONAL RITUALS)Pedoman diagnostikUmumnya tindaka kompulsif berkaitan dengan : kebersihan (khususnya mencuci tangan) , memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa suatu situasi yang dianggap berpotensi bahaya tidak terjadi, atau masalah kerapihan dan keteraturan Hal tersebut dilatar belakangi perasaan takut terhadap bahaya mengancam dirinya atau bersumber dari dirinya dan tindakan ritual tersebut merupakan ikhtiar simbolij dan tidak efektif untuk menghindari bahaya tersebutTindakan ritual kompulsif tersebut menyita banyak waktu sampai beberapa jam dalam sehari dan kadang kadang berkaitan denga ketidak mampuan mengambil keputusan dan kelambanan

  • F42.2 CAMPURAN PIKIRAN DAN TINDAKAN OBSESIFPedoman diagnostikKebanyakan dari penderita obsesif konpulsif memperlihatkan pikiran obsesif serta tindakan kompulsif. Diagnosis ini digunakan bilaman kedua hal tersebut sama sama menonjol, yang umumnya memang demikianApabila salah satu memang jelas dominan, sebaiknya dinyatakan dalam diagnosis F.42.0 atau F.42.1. hal ini berkaitan dengan respons yang berbeda terhadap pengobatan. Tindakan kompulsif lebih responsif terhadap terapi prilaku

  • PENATALAKSANAANPenatalaksanaan meliputi farmakoterapi dan psikoterapiFARMAKOTERAPIPengobatan farmakoterapi standar adalah dengan obat spesifik serotonin seperti klomipramin atau penghambat ambilan kembali serotonin spesifik(SSRI) seperti fluoksetin. Bila terapi gagal, terapi dapat diperkuat dengan menambahkan litium atau penghambat monoamine oksidase(MAOI) khususnya fenelzin

  • 2. PSIKOTERAPIPsikoterapi meliputi terapi perilaku dengan desentisisasi dan terapi keluarga bila terdapat factor disharmoni keluarga yang mempengaruhi timbulnya gangguan tersebut.mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif.Orang dengan gangguan kepribadian ini tidak selalu menyadari bahwa dirinya terganggu, sehingga mereka biasanya tidak berobat sampai dia mengalami gangguan lain, seperti gangguan depresi atau gangguan cemas.

  • GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM dan GANGGUAN TERKAIT STRESS

  • F40. GANGGUAN ANXIETAS FOBIKF40.0 AGORAFOBIA.00 TANPA GANGGUAN PANIK.01 DENGAN GANGGUAN PANIKF40.1 FOBIA SOSIALF40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI)F40.8 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK LAINNYAF40.9 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK YTT

  • F40. GANGGUAN ANXIETAS FOBIKAnxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak membahayakan.Akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancamSeringkali berbarengan (coxist) dengan depresi. Suatu episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yg sudah ada sebelumnya.Gejala : palpitasi, perasaan mau pingsan, perasaan takut mati, takut kehilangan kendali atau takut menjadi gila

  • F40.0 AGORAFOBIATakut akan ruangan terbuka, yg berkaitan dg banyak orang dan kesulitan untuk segera menyingkir ke tempat umum (biasanya rumahnya)Takut meninggalkan rumah, takut pergi belanja, takut tenpat ramai, takut ke tempat tempat umum, takut bepergian sendiri ke tempat umum, tekut bepergian sendiri dg kereta api, bus atau pun pesawatKetakutan dg bayangan akan pingsan dan ditinggalkan tak berdaya di tengah orang banyakWanita usia dewasa muda

  • Pedoman diagnostikSemua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti:Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;Anxietas yang timbul harus terbatas pada (teutama terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut : banyak orang / keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri;Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol.

  • Karakter kelima :F40.00 = Tanpa gangguan panikF40.01 = dengan gangguan panik

  • F40.1 FOBIA SOSIALSering pada usia remaja takut diperhartikan oleh orang lain dalam kelompok yang relatif kecil (berlawanan dengan orang banyak), yang menjurus pada penghindaran terhadap situasi sosialGambarannya hanya terbatas pada makan di tempat umum, atau bicara di depan umum, atau menghadapi jenis kelamin lainDisertai harga diri yg rendah dan takut akan kritikKeluhan malu (muka merah), tangan gemetar, mual, ingin buang air kecil, dan kadang2 individu bersangkutan merasa yakin bahwa salah satu dari manifestasi gejala sekunder dari anxietas ini merupakan masalah utamanya; gjalanya dapat berkembang menjadi serangan panik

  • Pedoman diagnostikSemua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yg timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu (outside the family circle);Menghindari situasi fobik harus sudah merupakan gejala yang menonjol.

  • F40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI)Fobia yang terbatas pada situasi yang sangat spesifik seperti bila berdekatan dengan binatang tertentu, tempat tinggi, petir, kegelapan, naik pesawat, ruang tertutup, buang hajat di tempat umum, makan makanan tertentu, dokter gigi, takut melihat darah atau luka, dan takut berhubungan dengan penyakit tertentubiasanya mulai timbul pada saat kanak atau dewasa muda dan dapat menetap sampai puluhan tahun bila tidak diobatiFobik tidak berfluktuasi

  • Pedoman diagnostikSemua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yg timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;Anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi fobik tertentu (highly spesific situations); Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinyaPada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik lain, tidak seperti halnya agrofobia dan fobia sosial

  • Diagnosis bandingFobia terhadap luka dan darah menyebabkan terjadinya bradikardi dan kadang kdang pingsan, dan bukannya takikardiKetakutan terhadap penyakit tertentu seperti kanker, sakit jantung, atau penyakit infeksi kelamin, harus diklasifikasikan gangguan hipokondrik (F45.2) jika keyakinan sudah mencapai waham (F22.2)

  • F40.8 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK LAINNYAF40.9 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK YTT