15
EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188 67 PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN Sucipto Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fak. Pertanian Unijoyo ABSTRAK Meskipun jumlah penduduk di perdesaan semakin menurun akibat proses urbanisasi, namun masih sebagian terbesar penduduk di Indonesia ini berada di kawasan pedesaan. Oleh karena itu penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan pertanian menjadi sangat strategis karena terkait dengan penduduk yang menggeluti sektor ini dan berada di kawasan pedesaan dalam penyediaan pangan nasional. Komoditas pangan telah menjadi komoditas yang semakin strategis dalam era perkembangan globalisasi dan liberalisasi perdagangan karena ketidakpastian dan ketidakstabilan produksi pangan nasional. Tujuan dari Pemetaan wilayahan Komoditas pertanian wilayah kecamatan Tanah Merah, secara umum adalah untuk menyiapkan kawasan sentra pertanian yang memiliki daya saing dan competitive advantages tinggi melalui pengembangan sejumlah komoditi unggulan. Metodologi penelitian Terdapat 3 pendekatan dalam kegiatan utama Pemetaan Wilayah Komoditas pertanian di Kecamatan Tanah merah, meliputi : 1. Pengkajian lingkup studi. 2. Pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan. 3. Adaptasi sosial Hasil kegiatan pemetaan perwilayahan komoditas unggulan di Kecamatan Tanah Merah, dimana prioritas komoditas pengembangan, yaitu komoditas pangan, perkebunan, buah, sayuran dan peternakan. memiliki prospek pengembangan sebagai komoditas unggulan, melalui perbaikan sejumlah aspek utamanya masalah pemasaran, peremajaan tanaman, perluasan areal tanam dan diversifikasi produk olahan. Kata Konci. Pemetaan, Komoditas Unggulan, Pedesaan. PENDAHULUAN Pendekatan pengembangan kawasan pedesaan beserta dengan pengembangan kegiatan pertanian baru akhir-akhir ini mendapatkan perhatian yang lebih khusus melalui pendekatan yang terkait dengan pengembangan sektor pertanian. Upaya pengembangan sektor pertanian dapat dilakukan dengan mengetahui tingkat produktivitas masing-masing komoditi yang ada di tiap wilayah. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi dan daya saing pengembangan masing- masing komoditi. Potensi dan daya saing dapat diprediksi dan diukur melalui distribusi luasan serta tingkat produktivitas masing-masing komoditas. Secara geografis, tiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda yang ditentukan oleh proses pembentukannya. Karakteristik tersebut menjadikan tiap wilayah memiliki kemampuan yang berbeda dilihat dari potensi, keanekaragaman sumberdaya dan kemampuan lingkungan. Untuk dapat mengetahui keanekaragaman tingkat kemampuan lingkungan dan potensi yang dimiliki ditiap wilayah pedesaan, memerlukan upaya pemetaan wilayah yang

PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

  • Upload
    donhan

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

67

PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN

Sucipto Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fak. Pertanian Unijoyo

ABSTRAK

Meskipun jumlah penduduk di perdesaan semakin menurun akibat proses urbanisasi, namun

masih sebagian terbesar penduduk di Indonesia ini berada di kawasan pedesaan. Oleh karena itu penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan pertanian menjadi sangat strategis karena terkait dengan penduduk yang menggeluti sektor ini dan berada di kawasan pedesaan dalam penyediaan pangan nasional. Komoditas pangan telah menjadi komoditas yang semakin strategis dalam era perkembangan globalisasi dan liberalisasi perdagangan karena ketidakpastian dan ketidakstabilan produksi pangan nasional.

Tujuan dari Pemetaan wilayahan Komoditas pertanian wilayah kecamatan Tanah Merah, secara umum adalah untuk menyiapkan kawasan sentra pertanian yang memiliki daya saing dan competitive advantages tinggi melalui pengembangan sejumlah komoditi unggulan.

Metodologi penelitian Terdapat 3 pendekatan dalam kegiatan utama Pemetaan Wilayah Komoditas pertanian di Kecamatan Tanah merah, meliputi : 1. Pengkajian lingkup studi. 2. Pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan. 3. Adaptasi sosial

Hasil kegiatan pemetaan perwilayahan komoditas unggulan di Kecamatan Tanah Merah, dimana prioritas komoditas pengembangan, yaitu komoditas pangan, perkebunan, buah, sayuran dan peternakan. memiliki prospek pengembangan sebagai komoditas unggulan, melalui perbaikan sejumlah aspek utamanya masalah pemasaran, peremajaan tanaman, perluasan areal tanam dan diversifikasi produk olahan.

Kata Konci. Pemetaan, Komoditas Unggulan, Pedesaan.

PENDAHULUAN

Pendekatan pengembangan kawasan

pedesaan beserta dengan pengembangan

kegiatan pertanian baru akhir-akhir ini

mendapatkan perhatian yang lebih khusus

melalui pendekatan yang terkait dengan

pengembangan sektor pertanian. Upaya

pengembangan sektor pertanian dapat

dilakukan dengan mengetahui tingkat

produktivitas masing-masing komoditi yang

ada di tiap wilayah. Hal ini perlu dilakukan

untuk mengetahui seberapa besar potensi

dan daya saing pengembangan masing-

masing komoditi. Potensi dan daya saing

dapat diprediksi dan diukur melalui

distribusi luasan serta tingkat produktivitas

masing-masing komoditas.

Secara geografis, tiap wilayah

memiliki karakteristik yang berbeda yang

ditentukan oleh proses pembentukannya.

Karakteristik tersebut menjadikan tiap

wilayah memiliki kemampuan yang berbeda

dilihat dari potensi, keanekaragaman

sumberdaya dan kemampuan lingkungan.

Untuk dapat mengetahui keanekaragaman

tingkat kemampuan lingkungan dan potensi

yang dimiliki ditiap wilayah pedesaan,

memerlukan upaya pemetaan wilayah yang

Page 2: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto)

68

meliputi kegiatan identifikasi, inventarisasi

dan survey. Upaya tersebut diperlukan

untuk mengukur distribusi luasan serta

tingkat produktivitas masing-masing

komoditas.

Kegiatan pemetaan terhadap

komoditi di sektor pertanian ini akan mampu

mengestimasi seberapa besar potensi

pengembangan komoditi yang unggulan

ditiap wilayah. Potensi pengembangan

komoditi yang telah diketahui nantinya akan

menjadi majory force dalam mengurangi

disparitas wilayah yang terjadi antara

wilayah pedesaan dan perkotaan.

Melalui pemetaan terhadap potensi

pengembangan komoditas pertanian dan

kemampuan lingkungan, diharapkan akan

tercipta keselarasan antara kemampuan daya

dukung (carrying capacity) lingkungan

dengan besaran upaya pengembangan sektor

pertanian yang akan dilakukan sehingga

terwujud pembangunan berkelanjutan

(sustainable development) dan berwawasan

lingkungan.

METODOLOGI PELAKSANAAN

Kegiatan Identifikasi Potensi Komoditas

Unggulan

Tahap paling awal yang dilakukan

dalam menyusun album Pemetaaan

Perwilayahan Komoditas di wilayah

perencanaan adalah melakukan identifikasi

komoditas ungulan, termasuk pula di

dalamnya mengidentifikasi jumlah

penanaman dan potensi lahan yang dimiliki

oleh wilayah tersebut.

Beberapa teknik yang bisa

dipergunakan dalam melakukan identifikasi

komoditas ungulan, antara lain:

1. Survey lapangan

2. Pengamatan (observasi)

3. Studi data sekunder

4. Transek

Kegiatan Inventarisasi Jenis dan

Kesesuaian Lahan

Untuk menentukan komoditas yang

sesuai dikembangkan pada suatu wilayah

dilihat dari sisi kondisi agro-ekologis

dipergunakan metode analisis kesesuaian

lahan. Analisis kesesuaian lahan adalah

analisis mengenai tingkat kesesuaian

sebidang lahan untuk suatu penggunaan

tertentu dengan memperhatikan pengelolaan

khas yang diperlukan agar diperoleh

hubungan yang lebih baik atau

menguntungkan antara manfaat (hasil) dan

masukan (investasi) yang diperlukan, baik

atas dasar pengalaman maupun antisipasi.

Jadi istilah kesesuaian lahan berkonotasi

ekonomi dan lingkungan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Penetapan Kelas Kesesuaian Lahan Kelas Tingkatan Ketentuan

SI Sesuai Tanah tidak mempunyai pembatas berarti untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan, atau hanya mempunyai pembatas yang sangat kecil yang tidak berarti dalam pengurangan produktivitas atau manfaat

Page 3: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

69

dan tidak akan mempertinggi investasi ( masukan teknologi dalam penggunaan lahan ) diatas tingkat yang dapat diterima

S2 Kesesuaian sedang

Tanah yang mempunyai pembatas – pembatas yang dalam keseluruhannya merupakan pembatas yang mempunyai tingkat keparahan sedang untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan ; pembatas – pembatas tersebut akan mengurangi produktivitas atau manfaat dan menambah masukan teknologi dalam penggunaan tanah sampai suatu tingkat sehingga keuntungan keseluruhan dapat diperoleh dari penggunaan tersebut, meskipun masih menarik, tetapi mutunya agak lebih rendah daripada kelas SI

Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Hasil Inventarisasi Jenis Lahan di

Wilayah Perencanaan

Secara umum, wilayah Kecamatan

Tanah Merah memiliki 3 jenis tanah, yaitu :

o Tanah jenis Grumosol

o Tanah jenis Mediteran

o Tanah jenis Hidromorf

o Tanah jenis Alluvial

Ketiga jenis tanah tersebut tersebar

disemua wilayah yang ada di kecamatan

Tanah Merah. Luasan distribusi masing-

masing jenis tanah di tiap wilayah Pedesaan,

nantinya berpengaruh terhadap distribusi

jenis komoditas tanaman yang di

budidayakan.

Hasil inventarisasi jenis tanah di tiap

wilayah perencanaan, selanjutnya di bagi

menjadi 3 zonasi. Zonasi ini dilakukan untuk

mempermudah penyusunan block plan di

tiap wilayah perencanaan. Detail hasil

inventarisasi jenis tanah yang ada di tiap

wilayah perencanaan sebagai berikut :

Tabel 3.3 Zonasi Jenis Tanah Tiap Desa di Kecamatan Tanah Merah No Kecamatan Zona Desa

1

A, C Pacentan 2 C Baipajung 3 C Tanah Merah Laok 4 C Kranggan barat 5 C Pangeleyan 6 C Padurungan 7 A, C Petrah 8 A, C Tanah Merah Daja 9 A Dumajah

10 A, B Patemon 11 A Tlomar

Page 4: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto)

70

12 Tanah Merah A Kendaban 13 A Jangkar 14 A Pettong 15 A, C Landak 16 C Rongdurin 17 A, B Batangan 18 C, A Dlambah Laok 19 C, A Dlambah Dajah 20 C, A Mrecah21 C Buddan 22 B Poter 23 A, C Basanah 24 A, C Pacentan

Keterangan : Zona A : Hidromorf Kelabu Zona B : Grumosol Kelabu Zona C : Kompleks Mediteran Tabel 3.4 Lokasi Pengambilan Sampel Tanah di 4 Desa 3

Tanah Merah

Jengkar A

Asosiasi Hidromorf Kelabu Mrecah

Besanah B Grumosol Kelabu Betangan C Kompleks Mediteran

Sumber : Hasil Pengamatan

Inventarisasi Jenis dan Kesesuaian Lahan

Kesesuain lahan yang digunakan

dalam kajian ini meliputi kesesuaian lahan

aktual dan kesesuain lahan potensial.

Kesesuain lahan aktual (current suitability),

merupakan kesesuain lahan saat ini dalam

keadan alami tanpa mempertimbangkan

usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kendala atau faktor-faktor pembatas yang

ada. Untuk menentukan kelas kesesuaian

lahan aktual, mula-mula dilakukan penilaian

terhadap masing-masing kualitas lahan

berdasar atas karakteristik lahan terjelek,

selanjutnya kelas kesesuain lahan ditentukan

berdasar atas kualitas lahan terjelek.

Hasil dari penilaian terhadap

kesesuaian lahan aktual selanjutnya

dibandingkan dengan kesuaian lahan

potensial. Kesesuain lahan potensial adalah

kesesuain lahan yang akan dicapai setelah

usaha-usaha perbaikan lahan. Kesesuaian

lahan potensial merupakan kondisi yang

diharapkan sesudah diberikan masukan

(input) sesuai dengan tingkat pengelolaan

yang akan diterapkan sehingga dapat diduga

tingkat produktivitas dari suatu lahan serta

produksi per satuan luasnya. Kajian terhadap

masing-masing komoditas di tiga wilayah

pengembangan sebagai berikut :

Tanaman Pangan

Tanaman Padi

Page 5: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

71

Tanaman padi memerlukan lahan

atau tanah yang tergenang pada masa

pertumbuhan vegetatif. Kondisi ini sangat

memungkinkan jika penanaman padi

dilakukan pada lahan sawah yang memiliki

kemampuan untuk menampung air (kedap)

lebih lama. Tekstur tanah yang sesuai untuk

tanaman padi ini berupa tanah yang

memiliki porositas tanah kecil dan halus.

Penilaian kesesuaian lahan untuk

pertanaman padi di 3 wilayah

pengembangan, dengan pengelolaan tingkat

sedang, sebagai berikut :

Tabel 5.3 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Padi Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah

Simbol Kualitas Dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian

Aktual

Kelas Kesesuaian Potensial

t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S1 S1

w Ketersediaan air Bulan kering 5 - 7 S2 S2 Curah hujan tahunan 1.661 mm S1 S2 r Media perakaran Drainase tanah Baik S2 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P2O5 7,7 ppm S2 S1 K2O (NH4)OAC 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.08 S1 S1 C/N 2 %

m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak Tidak S1 S1

Kelas kesesuaian lahan S2 (rfn) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan

satu tingkat Lokasi sampel : Desa Batangan

Kondisi paling mendukung bagi

pertumbuhan padi terdapat di desa

Batangan, Tanah merah. Hasil evaluasi

kesesuaian menunjukkan wilayah tersebut

memiliki tingkat kesesuaian sedang

(moderately suitable/S2). Kondisi ini di

indikasikan juga oleh tingkat produktivitas

padi di desa Batangan (4,65 ton/ha) yang

lebih tinggi dibandingkan dengan Desa yang

lain.

Page 6: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto)

72

Tanaman Padi Ladang

Tanaman padi ladang, biasanya

ditanam pada lahan perladangan dan

ditanam ketika musim hujan akan berakhir.

Kebutuhan padi ladang akan air lebih sedikit

jika dibandingkan dengan kebutuhan padi

sawah. Padi ladang memiliki kebutuhan air

yang lebih pendek pada masa vegetatif.

Penilaian kesesuaian lahan untuk

pertanaman padi ladang dengan pengelolaan

tingkat sedang, sebagai berikut :

Tabel 5.6 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Padi Ladang Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian

Aktual

Kelas Kesesuaian Potensial

t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S1 S1

w Ketersediaan air Bulan kering 5 - 7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S1 S1 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S2 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.7 S3 S2

n Hara tersedia P2O5 7,7 ppm S2 S1 K2O (NH4) 12 mg/100 gr S1 S1 N total 0.07 S1 S1 C/N 9 %

m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1

Kelas kesesuaian lahan S3 (f) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan

satu tingkat Lokasi sampel : Desa Jangkar

Hasil penilaian kesesuaian lahan

yang dilakukan menunjukkan kelas

kesesuain lahan aktual di desa Jangkar yang

mewakili wilayah pengembangan

Kecamatan Tanah Merah, berupa kelas S3 :

sesuai marginal (marginally suitable). Lahan

mempunyai pembatas yang besar untuk

mempertahankan tingkat pengelolaan yang

harus diterapkan. Pembatas akan

mengurangi produksi dan keuntungan atau

lebih meningkatkan masukan yang

diberikan.

Page 7: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

73

Pembatas yang diidentifikasi

berupa retensi hara`, khususnya komponen

derajad keasaman (pH). Derajad keasaman

di wilayah pengembangan Kecamatan

Labang termasuk dalam kondisi sedang.

Tanah dengan keasaman tinggi akan

menghambat pertubuhan tanaman, dengan

banyak melepas ion H+. Keberadaan ion H+

akan menyebabkan sejumlah hara makro

yang dibutuhkan oleh tanaman akan terikat.

Akibatnya tanaman akan mengalami

difisiensi unsur hara tersebut.. Perbaikan

terhadap derajad keasaman lahan dapat

dilakukan dengan melakukan pengapuran

lahan.

Kelas kesesuain tersebut masih

dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan

sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat.

(kesesuaian potensial).. Perbaikan yang bisa

dilakukan terdapat pada komponen media

perakaran, retensi hara dan hara tersedia.

Upaya perbaikan kondisi lahan dilakukan

melalui pengolahan tanah yang lebih baik

dan pemupukan. Pemupukan yang dilakukan

akan mampu memperbaiki sifat kimia tanah

dan menambah ketersedian unsur hara dalam

tanah dalam mendukung pertumbuhan

tanaman.

Tanaman Jagung

Tanaman jagung merupakan

tanaman jenis C-4 yang memiliki efisiensi

tinggi terhadap penggunaan cahaya

matahari. Umumnya jagung ditanam di

lahan perladangan dan 75% di lahan kering.

Permasalahan utama dalam budidaya jagung

di wilayah pengembangan adalah cara tanam

yang tidak teratur dengan populasi tanaman

per hektar belum optimal. Penilaian

kesesuaian lahan untuk pertanaman jagung

dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai

berikut :

Tabel 5.9 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Jagung Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian

Aktual

Kelas Kesesuaian Potensial

t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S2 S2

w Ketersediaan air Bulan kering 5 - 7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S1 S1 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P2O5 7.7 ppm S2 S2

Page 8: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto)

74

K2O (NH4) 8 mg/100 gr S3 S1 N total 0.08 S1 S1 C / N 2 %

m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1

Kelas kesesuaian lahan S3 (n) S2 (fn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan

satu tingkat Lokasi sampel : Desa Batangan

Hasil penilaian kesesuaian lahan

yang dilakukan menunjukkan kelas

kesesuain lahan aktual di desa Batangan

yang mewakili wilayah pengembangan

Kecamatan Tanah Merah, berupa kelas S3 :

sesuai marginal (marginally suitable). Lahan

mempunyai pembatas yang besar untuk

mempertahankan tingkat pengelolaan yang

harus diterapkan. Pembatas akan

mengurangi produksi dan keuntungan atau

lebih meningkatkan masukan yang

diberikan.

Pembatas yang diidentifikasi

berupa media perakaran, khususnya

komponen unsur P. Tanah dengan unsur P

yang kurang, berpengaruh terhadap fase

generatif tanaman, utamanya pembentukan

biji atau buah serta tanaman akan mudah

roboh. Perbaikan terhadap drainase lahan

dapat dilakukan dengan melakukan

pemupukan dengan pupuk SP-36.

Kelas kesesuain tersebut masih

dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan

sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat.

(kesesuaian potensial).. Perbaikan yang bisa

dilakukan terdapat pada komponen retensi

hara dan hara tersedia. Untuk retensi hara

dan hara tersedia yang meliputi kapasitas

tukar katon, pH dan unsur hara tersedia,

upaya perbaikan kondisi lahan melalui

pemupukan. Pemupukan yang dilakukan

akan mampu memperbaiki sifat kimia tanah

dan menambah ketersedian unsur hara dalam

tanah dalam mendukung pertumbuhan

tanaman.

Tanaman Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah tergolong

dalam jenis kacang-kacangan. Kacang tanah

memiliki bintil akar yang mampu

menghasilkan nitrogen. Kemampuan kacang

tanah dalam menghasilkan nitrogen (nitrit,

nitrat) membuat dalam pola tanam sering di

tumpangsarikan dengan jenis tanaman

lainnya seperti jagung dan ketela pohon.

Umumnya banyak di tanam di lahan

perladangan. Penilaian kesesuaian lahan

untuk pertanaman kacang tanah dengan

pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut

Page 9: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

75

Tabel 5.12 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Kacang Tanah Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian

Aktual

Kelas Kesesuaian Potensial

t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S1 S1

w Ketersediaan air Bulan kering 5 - 7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S1 S1 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S2 S1 Tekstur tanah Agak halus S1 S1 Kedalaman efektif 43 cm S2 S1 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S2 S1 n Hara tersedia P2O5 7.9 ppm S2 S1 K2O (NH4) 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.04 S1 S1 C / N 33 %

m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1

Kelas kesesuaian lahan S2 (rfn) S1 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan

satu tingkat

Tanaman Ketela Pohon

Tanaman ketela pohon memiliki

kemampuan adapatasi dan tumbuh yang

baik. Ketela pohon dapat dijumpai hampir

disemua jenis tanah. Ketela pohon

merupakan tanaman yang tidak rakus

terhadap unsur hara dan mampu tumbuh

pada kondisi air yang minim. Umumnya

banyak di tanam di lahan perladangan.

Penilaian kesesuaian lahan untuk

pertanaman ketela pohon dengan

pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut

Tabel 5.15 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Ketela Pohon Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian

Aktual

Kelas Kesesuaian Potensial

t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S2 S2

w Ketersediaan air Bulan kering 5 - 7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S2 S2

Page 10: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto)

76

r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S1 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 13 me/100 gr S2 S1 pH 7.3 S3 S2 n Hara tersedia P2O5 7.7 ppm S2 S1 K2O (NH4) 12 mg/100 gr S2 S1 N total 0.07 S1 S1 C / N 23 %

m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1

Kelas kesesuaian lahan S2 (rf) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan

satu tingkat Lokasi sampel : Desa Mrecah

Hasil penilaian kesesuaian lahan

yang dilakukan menunjukkan kelas

kesesuain lahan aktual di desa Mrecah yang

mewakili wilayah pengembangan

Kecamatan Tanah Merah, berupa kelas S2 :

cukup sesuai (moderately suitable). Lahan

mempunyai pembatas yang besar untuk

mempertahankan tingkat pengelolaan yang

harus diterapkan. Pembatas akan

mengurangi produksi dan keuntungan atau

lebih meningkatkan masukan yang

diberikan.

Pembatas yang diidentifikasi

berupa media perakaran, dan retensi hara,

khususnya komponen drainase dan pH.

Drainase di wilayah pengembangan

Kecamatan Labang termasuk dalam kondisi

agak baik. Tanah dengan drainase agak baik

memiliki peredaran udara baik. Tidak

terdapat bercak-bercak berwarna kuning,

coklat atau kelabu pada lapisan atas dan

bagian atas lapisan bawah. Perbaikan

terhadap drainase lahan dapat dilakukan

dengan memperbaiki teknik pengolahan

tanah.. Tanah dengan keasaman tinggi akan

menghambat pertubuhan tanaman, dengan

banyak melepas ion H+. Keberadaan ion H+

akan menyebabkan sejumlah hara makro

yang dibutuhkan oleh tanaman akan terikat.

Akibatnya tanaman akan mengalami

difisiensi unsur hara tersebut.. Perbaikan

terhadap derajad keasaman lahan dapat

dilakukan dengan melakukan pengapuran

lahan.

Kelas kesesuain tersebut masih

dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan

sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat.

(kesesuaian potensial). Perbaikan yang bisa

Page 11: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

77

dilakukan terdapat pada komponen media

perakaran, retensi hara dan hara tersedia.

Untuk retensi hara dan hara tersedia yang

meliputi kapasitas tukar katon dan unsur

hara tersedia, upaya perbaikan kondisi lahan

melalui pemupukan.

Tanaman Ketela Rambat

Tanaman ketela rambat

merupakan salah satu komoditas yang

ditanam sebagai penghasilan tambahan.

Tergolong dalam jenis umbi-umbian, ketela

rambat merupakan tanaman dengan

kemampuan adaptasi tinggi terhadap

lingkungan tanah yang kritis. Permasalahan

pengembangan ketela rambat terletak pada

tahapan pengolahan hasil. Umumnya banyak

di tanam di lahan perladangan. Penilaian

kesesuaian lahan untuk pertanaman ketela

rambat dengan pengelolaan tingkat sedang,

sebagai berikut

Tabel 5.17 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Ketela Rambat Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang di Kecamatan Tanah Merah

Simbol Kualitas dan Karakteristik Lahan

Nilai Data Kelas Kesesuaian

Aktual

Kelas Kesesuaian Potensial

t Rejim suhu Suhu rata-rata tahunan 32 0C S2 S2

w Ketersediaan air Bulan kering 5 - 7 S1 S1 Curah hujan tahunan 1.661 mm S2 S2 r Media perakaran Drainase tanah Sedang S1 S1 Tekstur tanah Agak halus S2 S2 Kedalaman efektif 43 cm S2 S2 f Retensi hara KTK 18 me/100 gr S1 S1 pH 7.6 S3 S2 n Hara tersedia P2O5 7.7 ppm S2 S1 K2O (NH4) 15 mg/100 gr S2 S1 N total 0.08 S1 S1 C / N 2 %

m Potensi mekanisasi Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2 Batu permukaan 0 % S1 S1 e Bahaya erosi Ada / tidak tidak S1 S1

Kelas kesesuaian lahan S2 (rf) S2 (rfn) Keterangan : Pengelolaan tingkat sedang hanya dapat menaikkan kelas kesesuaian lahan

satu tingkat Lokasi sampel : Desa Betangan

Page 12: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto)

78

Hasil penilaian kesesuaian lahan

yang dilakukan menunjukkan kelas

kesesuain lahan aktual di desa Somor

koneng dan Betangan yang mewakili

wilayah pengembangan, berupa kelas S2 :

cukup sesuai (moderately suitable). Lahan

mempunyai pembatas yang besar untuk

mempertahankan tingkat pengelolaan yang

harus diterapkan. Pembatas akan

mengurangi produksi dan keuntungan atau

lebih meningkatkan masukan yang

diberikan.

Pembatas yang diidentifikasi

berupa media perakaran dan retensi hara`,

khususnya komponen kedalaman efektif dan

derajad keasaman (pH). Kedalaman efektif

tanah berpengaruh terhadap sebaran akar

tanaman. Semakin besar kemampuan tanah

dalam meyediakan ruang bagi perakaran

tanaman, berimplikasi terhadap daya dukung

tanah terhadap tanaman. Tanah dengan

keasaman tinggi akan menghambat

pertubuhan tanaman, dengan banyak

melepas ion H+. Keberadaan ion H+ akan

menyebabkan sejumlah hara makro yang

dibutuhkan oleh tanaman akan terikat.

Akibatnya tanaman akan mengalami

difisiensi unsur hara tersebut.. Perbaikan

terhadap derajad keasaman lahan dapat

dilakukan dengan melakukan pengapuran

lahan.

Kelas kesesuain tersebut masih

dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan

sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat.

(kesesuaian potensial).. Perbaikan yang bisa

dilakukan terdapat pada komponen retensi

hara dan hara tersedia. Untuk retensi hara

dan hara tersedia yang meliputi kapasitas

tukar katon, pH dan unsur hara tersedia,

upaya perbaikan kondisi lahan melalui

pemupukan. Pemupukan yang dilakukan

akan mampu memperbaiki sifat kimia tanah

dan menambah ketersedian unsur hara dalam

tanah dalam mendukung pertumbuhan

tanaman

Tanaman Hortikultura

Hortikultura merupakan salah satu

sub sektor andalan yang diharapkan mampu

berperan serta dalam era globalisasi. Hal ini

disebabkan karena komoditas hortikultura

yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran

mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan

potensi ekspor yang masih dapat

dimanfaatkan secara optimal. .

Kajian terhadap kesesuaian lahan

bagi pengembangan tanaman hortikultura

adalah sebagai berikut :

Buah-Buahan

Tanaman buah-buahan umumnya

yang dijumpai bukan pada satu areal tanam

(perkebunan), melainkan tersebar pada lahan

pekarangan. Fungsi beberapa tanaman buah-

buahan tersebut utamanya sebagai tanaman

pelindung, bukan sebagai tanaman produksi

hanya di Desa Jangkar dan Petrah yang

banyak dijual khususnya tanaman Durian.

Kriteria kesesuaian lahan untuk

tanaman buah-buahan pada dasarnya sama,

Page 13: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

79

yang membedakan utamanya menyangkut

kebutuhan hara. Untuk lingkungan makro

tanaman buah-buahan hampir semuanya

sama. Oleh karena itu kriteria yang disusun

dibuat sama serta evaluasi lesesuaian lahan

yang disusun masih pada tingkat kesesuaian

potensial.

Penilaian kesesuaian lahan untuk

pertanaman buah-buahan, dengan

pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :

Tabel 5.22 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Buah buahan Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang Di Kecamatan Tanah Merah

No Kualitas dan Karakteristik Lahan

Simbol Nilai Data Kelas Kesesuaian

Aktual

Kelas Kesesuaian Potensial

1 Kedalaman efektif s > 75 cm S2 S2 2 Kelas besar butir pada

zone perakaran (0-30 cm)

s Berliat, berdebu halus, dan

kasar,berlempung halus

S2 S2

3 Batu-batu dipermukaan tanah

s < 50% S2 S2

4 Kesuburan tanah n sedang S2 S1 5 Reaksi tanah lapisan

atas (0-30 cm) a pH 7,3 S2 S1

6 Toksisitas e a. Kejenuhan Al - b. Kedalaman Pirit -

7 Lereng dan keadaan permukaan tanah

t 5 - 7 S1 S1

8 Ketinggian tempat h 8 S1 S1 9 Erodibilitas tanah e Sangat rendah S2 S2 10 Zone agroklimat

(Oldeman) r D4 S2 S2

11 Kelas draenase d Agak cepat S2 S2 12 Banjir dan genangan

musiman f Tanpa S1 S1

13 Salinitas x - 14 Komposisi gambut k - 15 Ketebalan gambut q -

Kelas Kesesuaian Lahan S2 (s) S2 (s)

Hasil penilaian kesesuaian lahan

yang dilakukan menunjukkan kelas

kesesuain lahan aktual di wilayah

pengembangan, berupa kelas S2 : cukup

sesuai (moderately suitable). Lahan

mempunyai pembatas yang besar untuk

mempertahankan tingkat pengelolaan yang

harus diterapkan. Pembatas akan

mengurangi produksi dan keuntungan atau

lebih meningkatkan masukan yang

diberikan.

Pembatas yang diidentifikasi

berupa butiran pada zone perakaran dan batu

pada permukaan tanah. Drainase di wilayah

pengembangan Kecamatan Labang termasuk

dalam kondisi agak baik. Tanah dengan

Page 14: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

Pemetaan Wilayah Komoditas..... 67 - 81 (Sucipto)

80

drainase agak baik memiliki peredaran udara

baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna

kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas

dan bagian atas lapisan bawah. Perbaikan

terhadap drainase lahan dapat dilakukan

dengan memperbaiki teknik pengolahan

tanah..

Kelas kesesuain tersebut masih

dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan

sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat.

(kesesuaian potensial). Perbaikan yang bisa

dilakukan terdapat pada komponen media

perakaran, retensi hara dan hara tersedia.

Media perakaran dapat diperbaiki melalui

perbaikan teknik pengolahan tanah. Untuk

retensi hara dan hara tersedia yang meliputi

kapasitas tukar katon dan unsur hara

tersedia, upaya perbaikan kondisi lahan

melalui pemupukan.

Kondisi tersebut bukan berarti di

wilayah pengembangan tidak dapat

dikembangkan untuk tanaman buah-buahan.

Tanaman buah-buahan yang dapat

dikembangkan berupa tanaman manggga,

nangka, belimbing, jambu biji dan

belimbing. Namun produksi tanaman

tersebut nantinya akan optimal, jika terdapat

upaya perbaikan, meliputi pemupukan,

kedalaman penananan dan lainnya yang

menjadi faktor penghambat.

KESIMPULAN

Hasil kegiatan pemetaan

perwilayahan komoditas unggulan di

Kecamatan Tanah Merah, dapat

disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Komoditas tanaman pangan, memiliki

kesesuaian lahan dan kelayakan usaha

yang baik, di semua wilayah

pengembangan. Hal yang perlu

diperhatikan adalah berupa masalah

tingkat kandungan bahan organik,

ketersediaan hara dan ketersediaan air.

2. Komoditas tanaman buah, sayuran dan

perkebunan memiliki prospek

pengembangan sebagai komoditas

unggulan, melalui perbaikan sejumlah

aspek utamanya masalah pemasaran,

peremajaan tanaman, perluasan areal

tanam dan diversifikasi produk olahan.

Wilayah pengembangan yang memiliki

tingkat kelayakan paling sesuai berturut-

turut, terdapat di wilayah Kecamatan

Tanah Merah.

3. Komoditas peternakan di wilayah

pengembangan belum pada taraf semi-

intensif. Kondisi ini, mengindikasikan

perlunya upaya peningkatan taraf

pengusahaan ternak menjadi taraf semi-

intensif melalui sejumlah perbaikan

yang ada di block plan.

4. Prioritas pengembangan bagi tiap

wilayah pengembangan berdasarkan

hasil kajian,sebagai berikut :

Tanah Merah, urutan prioritas

komoditas pengembangan, yaitu

komoditas pangan, perkebunan, buah,

sayuran dan peternakan.

Page 15: PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI …pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/7-PEMETAAN...terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan

EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

81

DAFTAR PUSTAKA

A. Tohir Kaslan, 1983. Seuntai

Pengetahuan Tentang Usaha Tani

Indonesia. Bina Aksara.

Afandie R, Nasih W.Y, 2002. Ilmu

Kesuburan Tanah. Kanisius.

Jakarta.

Anonim, 2006. Bangkalan dalam Angka.

Arifin, 2002. Cekaman Air dan Kehidupan

Tanaman, Unit Penerbitan

Universitas Brawijaya. Malang.

Henry D. Foth, 1994. Dasar-Dasar Ilmu

Tanah (Ed. 6). Erlangga. Jakarta.

Mul Mulyani S, 2002. Pupuk dan Cara

Pemupukan. Rineka Cipta Jakarta.

Nurhayati H, dkk, 1986. Dasar-Dasar Ilmu

Tanah, Universitas Lampung

Press.