Upload
dinhdien
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
55
PEMETAAN PRIORITAS WILAYAH INTERVENSI KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO
PRIORITY MAPPING AREA INTERVENTIONS OF POVERTY
POLICY IN SIDOARJO REGENCY
Munari Kustanto
Bappeda Kabupaten Sidoarjo, Jl. Sultan Agung No. 13 Sidoarjo – 61211
ABSTRACT
Poverty alleviation is always a major concern in every development plan. The budget
limitations make the government must determine the priority scale in poverty alleviation,
thus mapping the area of poverty reduction interventions becomes inevitable. This paper
aims to map the priority areas of poverty reduction policy intervention in Sidoarjo Regency
using a quantitative descriptive approach. The priority map is based on data of PBDT 2015
which is the basis for poverty reduction data in Indonesia. The priority area determination
of intervention is done by comparing the percentage of individual RTS with percentage of
population in each sub-district. The result data is then applied to Cartesian diagram. There
are seven sub-districts which are included in the priority areas of the intervention areas:
Balongbendo, Tarik, Krembung, Tulangan, Prambon, Porong and Jabon Subdistricts. These
seven sub-districts have a high percentage of individual RTS but on the other hand a low
percentage of the population. There are eight sub-districts in Sidoarjo regency which are
included in the priority of one social protection aid program. The eight districts are
Prambon, Tulangan, Balongbendo, Krembung, Porong, Jabon and Wonoayu districts.
There are seven sub-districts in Sidoarjo regency which priority to 1 empowerment
program that is Porong, Prambon, Jabon, Tulangan, Balongbendo, Krembung and Tarik
Subdistricts. There are four sub-districts in Sidoarjo regency which become priority 1
empowerment program for micro and small enterprises. The four sub-districts are
Balongbendo Sub-district, Tarik, Tulangan and Krembung.
Keyword :poverty, PBDT 2015, poverty alleviation, priority intervention areas
ABSTRAK
Penanggulangan kemiskinan selalu menjadi perhatian utama dalam setiap perencanaan
pembangunan. Keterbatasan anggaran menjadikan pemerintah harus menentukan skala
prioritas dalam penanggulangan kemiskinan, dengan demikian pemetaan wilayah intervensi
penanggulangan kemiskinan menjadi hal yang tidak dapat dielakkan. Tulisan ini bertujuan
untuk memetakan prioritas wilayah intervensi kebijakan penanggulangan kemiskinan di
Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Peta prioritas
dibuat berdasarkan data PBDT 2015 yang menjadi basis data penanggulangan kemiskinan
di Indonesia. Penentuan prioritas wilayah intervensi dilakukan dengan membandingkan
persentase individu RTS dengan persentase jumlah penduduk pada masing-masing
kecamatan. Data hasil analisis tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam diagram kartesius.
Terdapat tujuh kecamatan yang masuk dalam prioritas 1 wilayah intervensi yaitu Kecamatan
Balongbendo, Tarik, Krembung, Tulangan, Prambon, Porong dan Jabon. Ketujuh kecamatan
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
56
ini memiliki persentase individu RTS tinggi tapi pada sisi lain persentase penduduknya
rendah. Terdapat delapan kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang masuk dalam prioritas 1
program bantuan perlindung sosial. Kedelapan kecamatan tersebut antara lain Kecamatan
Prambon, Tulangan, Balongbendo, Krembung, Porong, Jabon dan Wonoayu. Terdapat
tujuh kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang menjadi prioritas 1 program pemberdayaan
yaitu Kecamatan Porong, Prambon, Jabon, Tulangan, Balongbendo, Krembung dan Tarik.
Terdapat empat kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang menjadi prioritas 1 program
pemberdayaan bagi usaha mikro dan kecil. Keempat kecamatan tersebut antara lain
Kecamatan Balongbendo, Tarik, Tulangan dan Krembung.
Kata Kunci : kemiskinan, PBDT 2015, penanggulangan kemiskinan, prioritas wilayah
intervensi.
PENDAHULUAN
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor,
saling terkait serta mempengaruhi satu dengan lainnya (inter locking). Mengingat
permasalahan kemiskinan bersifat multidimensional, maka sudah seharusnya kemiskinan
tidak hanya dipandang dari aspek pendapatan. Kemiskinan dalam hal ini mencakup
kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan
untuk menjadi miskin. Kemiskinan juga terkait dengan keterbatasan akses masyarakat
miskin dalam penentuan kebijakan publik yang berdampak pada kehidupan mereka.
Penanggulangan kemiskinan selalu menjadi topik utama dalam setiap perencanaan
pembangunan. Kemiskinan merupakan permasalahan utama yang harus dicari cara
penyelesaiannya dan ditanggulangi secara sinergis dan sistematis dengan melibatkan semua
unsur masyarakat, pemerintah dan badan usaha. Membicarakan penanggulangan kemiskinan
tentu tidak dapat lepas dari keberadaan data. Di samping menyediakan informasi mengenai
jumlah penduduk miskin, data juga menjadi tolak ukur bagi keberhasilan suatu program.
Menilik sifat kemiskinan yang sangat dinamis, maka kebutuhan akan data kemiskinan juga
harus selalu up to date.
Salah satu upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan akan data dan informasi
guna mendukung penanggulangan kemiskinan adalah menyediakan Basis Data Terpadu
(BDT). Beberapa waktu yang lalu pemerintah menugaskan BPS untuk mengumpulkan dan
mengolah data rumah tangga/keluarga sasaran melalui kegiatan Pemutakhiran Basis Data
Tepadu (PBDT) 2015. BPS telah melakukan kegiatan serupa pada Pendataan Sosial
Ekonomi 2005 (PSE05), Pendataan Program Perlin-dungan Sosial (PPLS) 2008, dan PPLS
2011.
Berdasarkan hasil PBDT 2015 jumlah rumah tangga sasaran (RTS) di Kabupaten
Sidoarjo tercatat 117.270 RTS. PBDT 2015 juga mencatat bahwa sebanyak 36.029 RTS di
Kabupaten Sidoarjo termasuk dalam kategori Sangat Miskin atau sebanyak 30,72%. Jumlah
RTS di Kabupaten Sidoarjo dengan kategori Miskin sebanyak 32.353 RTS (27,59%),
Hampir Miskin sebanyak 29.953 RTS (25,54%), dan yang masuk dalam kategori Rentan Miskin sebanyak 18.935 RTS (16,15%).
Kecamatan Krian masih menjadi wilayah dengan jumlah RTS paling banyak yaitu
9.555 RTS, meningkat 367 RTS jika dibanding data PPLS 2011. Demikian pula dengan
Kecamatan Gedangan yang juga masih tercatat sebagai wilayah dengan jumlah RTS paling
sedikit yaitu 3.702 RTS. Meskipun demikian jumlah RTS di Kecamatan Gedangan
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
57
mengalami peningkatan cukup signifikan. Dibandingkan dengan data PPLS 2011, maka
jumlah RTS di Kecamatan Gedangan mengalami peningkatan sebesar 1.148 RTS.
Karakteristik kemiskinan yang berbeda antara wilayah tentunya membutuhkan
penanganan yang berbeda pula. Kondisi ini mengharuskan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
lebih selektif dalam mengintervensi suatu program penanggulangan kemiskinan di suatu
wilayah. Keterbatasan anggaran semakin memperberat upaya penanggulangan kemiskinan di
Kabupaten Sidoarjo. Dengan demikian pemerintah harus menentukan wilayah prioritas yang
akan mendapat intervensi kebijakan penanggulangan kemiskinan.
Peran penting pemetaan dalam penyusunan strategi pengentasan kemiskinan dapat
dilihat pada penelitian Pemetaan Kemiskinan dan Strategi Pengentasannya Berbasis
Institusi Lokal dan Berkelanjutan di Era Otonomi Daerah di Provinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini berupaya untuk memetakan kantong-kantong kemiskinan serta merumuskan
strategi pengentasan kemiskinan berdasarkan institusi lokal. Menggunakan metode survey
dan FGD ditemukan kantong-kantong kemiskinan di Kabupaten Mentawai, Pasaman,
Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Kota Padang dan Kota Payakumbuh. Selanjutnya
berdasarkan pemetaan tersebut dirumuskan strategi pengentasan dengan membentuk panitia
berbasis institusi lokal (nagari/kelurahan) (Jayaputra, 2006).
Penelitian Pemetaan Karakteristik Untuk Penanggulangan Kemiskinan dan
Kerentanan Pangan di Kota Makasar juga memperlihatkan peran penting pemetaan.
Identifikasi terhadap karakteristik kemiskinan dan tingkat kerentanan pangan serta faktor
kunci yang menyebabkan keduanya menjadi tujuan dari penelitian ini. Berdasarkan survey
yang dilakukan, diketahui bahwa distribusi masyarakat miskin dan karakteristik masyarakat
miskin kota dan rentan pangan bervariasi secara spasial antar kecamatan di Kota Makassar.
Rumusan penanggulangan dengan menggunakan pendekatan spasial berdasarkan
karakteristik masyarakat miskin memungkinkan untuk merancang dan memodelkan pola
penanggulangan kemiskinan kota dan rentan pangan sehingga keberhasilan program lebih
terjamin (Umar, 2013).
Bahkan untuk mengakselerasi penanggulangan kemiskinan di Jawa Timur juga
tidak dapat dilepaskan dari pemetaan kemiskinan.Hal ini sebagaimana terlihat dalam
penelitian Pemetaan Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Berupaya untuk
dapat memberikan kontribusi bagi upaya pengurangan kemiskinan di Jawa Timur, hasil
analisis klaster menunjukkan bahwa kondisi irigasi yang buruk merupakan indikator utama
suatu daerah diidentifikasi sebagai kantong kemiskinan. Selanjutnya daerah kantong
kemiskinan di Jawa Timur memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (i) rendahnya aksesibilitas
pendidikan, (ii) buruknya infrastruktur jalan, (iii)buruknya sistem irigasi, (iv) rendahnya
ketersediaan air bersih dan (v) rendahnya aksesibilitaskesehatan (Manurung & Santoso,
2015). Memperhatikan berbagai penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pemetaan
kemiskinan, maka Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga perlu untuk melakukan identifikasi
dan pemetaan wilayah prioritas berdasarkan PBDT 2015.Hal ini perlu dilakukan guna
mendukung ketepatan sasaran program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo.
Harapannya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo dapat lebih efektif dan
tepat sasaran. Memperhatikan uraian tersebut maka Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten Sidoarjo menjadi penting untuk
dilakukan.
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
58
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan prioritas wilayah intervensi kebijakan
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo. Melalui pemetaan tersebut maka
dapat dirumuskan skala prioritas intervensi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten
Sidoarjo. Dengan demikian dapat dirumuskan sebuah rekomendasi kebijakan skala
prioritas intervensi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo.
METODE
Kajian Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi Kebijakan Penanggulangan
Kemiskinan Di Kabupaten Sidoarjo ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Nasir, 1999).
Ditinjau dari sifatnya, maka penelitian ini merupakan penelitian diskriptif. Data yang
digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Sekretariat TKPKD Kabupaten
Sidoarjo. Dalam hal ini adalah data PBDT 2015 yang menjadi basis data bagi upaya
penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Adapun data jumlah penduduk menggunakan
data Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka dan Kecamatan Dalam Angka yang dirilis oleh
BPS.
Analisis dilakukan dengan membandingkan persentase individu RTS dalam PBDT
2015 dengan persentase jumlah penduduk pada tahun 2015. Data hasil analisis
(perbandingan persentase individu RTS dengan persentase jumlah penduduk) kemu-dian
diaplikasikan ke dalam diagram kartesius. Selanjutnya dengan menggunakan program
SPSS akan diperoleh gambaran persebaran Kecamatan dalam empat kwadran prioritas
antara lain :
a. Prioritas 1 adalah kwadran dengan persentase individu RTS tinggi dan persentase jumlah
penduduk rendah. Intervensi kebijakan akan sangat berdampak ketika dilaksanakan pada
wilayah prioritas 1;
b. Prioritas 2 adalah kwadran dengan persentase individu RTS tinggi dan persentase jumlah
penduduk tinggi;
c. Prioritas 3 adalah kwadran dengan persentase individu RTS rendah dan persentase
jumlah penduduk rendah;
d. Prioritas 4 adalah kwadran dengan persentase individu RTS rendah dan persentase
jumlah penduduk tinggi.
Selanjutnya wilayah-wilayah prioritas tersebut diaplikasikan ke dalam peta
Kabupaten Sidoarjo. Pembedaan warna prioritas penanggulangan kemiskinan
menggunakan ketentuan sebagai berikut :
a. Wilayah Prioritas 1 diwakili warna merah;
b. Wilayah Prioritas 2 diwakili warna kuning;
c. Wilayah Prioritas 3 diwakili warna hijau;
d. Wilayah Prioritas 4 diwakili warna biru;
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil PBDT 2015 jumlah rumah tangga sasaran (RTS) di Kabupaten Sidoarjo tercatat 117.270 RTS. Dibandingkan dengan jumlah RTS hasil
PPLS 2011 sebesar 99.492 RTS, maka mengalami kenaikan sebesar 17.778 RTS. Tabel
di bawah ini akan menyajikan jumlah RTS hasil PBDT 2015 menurut kecamatan di
Kabupaten Sidoarjo.
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
59
Tabel 1
Jumlah Rumah Tangga Sasaran Hasil PBDT 2015 Per Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo
Kecamatan
Jumlah Rumah Tangga Sasaran
Desil 1
(Sangat
Miskin)
Desil 2
(Miskin)
Desil 3
(Hampir
Miskin)
Desil 4
(Rentan
Miskin)
Jumlah % Jumlah
Individu
Tarik 3.568 2.448 1.889 1.192 9.097 7,76 29.309
Prambon 3.304 1.938 1.363 675 7.280 6,21 23.379
Krembung 2.789 2.415 1.954 1.167 8.325 7,10 29.182
Porong 2.153 1.840 1.627 853 6.473 5,52 22.561
Jabon 2.144 1.975 1.523 724 6.366 5,43 22.100
Tanggulangin 1.696 1.313 1.295 822 5.126 4,37 17.080
Candi 1.600 1.765 1.667 986 6.018 5,13 20.448
Tulangan 3.033 2.176 1.740 1.013 7.962 6,79 25.500
Wonoayu 2.125 1.694 1.268 743 5.830 4,97 19.814
Sukodono 1.620 1.382 1.015 586 4.603 3,93 15.830
Sidoarjo 1.246 1.645 1.965 1.335 6.191 5,28 20.054
Buduran 631 1.043 1.367 977 4.018 3,43 13.863
Sedati 1.260 1.315 1.225 799 4.599 3,92 14.524
Waru 807 1.348 1.778 1.367 5.300 4,52 18.014
Gedangan 704 1.021 1.188 789 3.702 3,16 12.919
Taman 1.658 2.094 2.398 1.786 7.936 6,77 27.629
Krian 2.837 2.662 2.480 1.576 9.555 8,15 31.844
Balongbendo 2.854 2.279 2.211 1.545 8.889 7,58 29.815
Kab. Sidoarjo 36.029 32.353 29.953 18.935 117.270 393.865
Sumber :Data PBDT 2015
Dari tabel 1 dapat kita ketahui bahwa Kecamatan Krian masih menjadi wilayah dengan
jumlah RTS paling banyak yaitu 9.555 RTS, meningkat 367 RTS jika dibanding data PPLS
2011. Demikian pula dengan Kecamatan Gedangan yang juga masih tercatat sebagai
wilayah dengan jumlah RTS paling sedikit yaitu 3.702 RTS. Meskipun demikian jumlah
RTS di Kecamatan Gedangan mengalami peningkatan cukup signifikan. Jika dibandingkan
dengan data PPLS 2011, maka jumlah RTS di Kecamatan Gedangan mengalami
peningkatan sebesar 1.148 RTS.
Berdasarkan jumlah individu RTS di atas, maka peta persebaran kemiskinan di
Kabupaten Sidoarjo sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Gambar 1
Peta Persebaran Kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo
Sumber : Data PBDT 2015
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
60
Memperhatikan gambar 1 di atas, terlihat bahwa kecamatan dengan warna merah memiliki
jumlah penduduk miskin dalam kategori tinggi. Kecamatan dengan warna kuning memiliki
penduduk miskin dalam kategori sedang, dan warna hijau memiliki penduduk miskin dalam
kategori rendah.
Memperhatikan variabel yang terdapat dalam PBDT 2015 di atas, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan analisa untuk memetakan prioritas wilayah intervensi
kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo. Penentuan prioritas wilayah
intervensi dilakukan dengan membandingkan persentase individu RTS dengan persentase
jumlah penduduk. Analisis dilakukan terhadap data di tingkat Kabupaten untuk menentukan
prioritas wilayah intervensi masing-masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo.
Tabel di bawah ini akan memperlihatkan perbandingan individu RTS dan jumlah
penduduk Kabupaten Sidoarjo. Tabel 2
Perbandingan Individu RTS dengan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo
Kecamatan Individu RTS Penduduk
Jumlah % Jumlah %
Tarik 29.309 7,44 67.616 3,60
Prambon 23.379 5,94 80.629 4,30
Krembung 29.182 7,41 64.136 3,42
Porong 22.561 5,73 62.913 3,35
Jabon 22.100 5,61 54.913 2,93
Tanggulangin 17.080 4,34 73.913 3,94
Candi 20.448 5,19 135.275 7,21
Tulangan 25.500 6,47 87.696 4,67
Wonoayu 19.814 5,03 80.136 4,27
Sukodono 15.830 4,02 63.656 3,39
Sidoarjo 20.054 5,09 188.207 10,03
Buduran 13.863 3,52 97.490 5,19
Sedati 14.524 3,69 99.010 5,27
Waru 18.014 4,57 214.510 11,43
Gedangan 12.919 3,28 117.330 6,25
Taman 27.629 7,01 196.330 10,46
Krian 31.844 8,09 121.039 6,45
Balongbendo 29.815 7,57 72.281 3,85
Jumlah 393.865 100 1.877.080 100
Sumber : Data Diolah
Selanjutnya data pada tabel 2 diaplikasikan ke dalam diagram katersius dan selanjutnya
diaplikasikan dalam bentuk peta sebagaimana terlihat di bawah ini.
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
61
Memperhatikan diagram 1 di atas, terlihat jika terdapat tujuh kecamatan yang masuk dalam
prioritas 1 wilayah intervensi yaitu Kecamatan Balongbendo, Tarik, Krembung, Tulangan,
Prambon, Porong dan Jabon. Ketujuh kecamatan ini memiliki persentase penduduk rendah
tapi pada sisi lain memiliki persentase individu RTS yang tinggi. Mempertimbangkan
efisiensi dan efektifitas maka intervensi kebijakan penanggulangan kemiskinan
diprioritaskan untuk keempat kecamatan tersebut. Harapannya intervensi yang dilakukan
dapat memberikan dampak signifikan bagi upaya penanggulangan kemiskinan di
Kabupaten Sidoarjo. Selanjutnya memperhati-kan gambar 2, maka intervensi kebijakan
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo diprioritaskan pada wilayah yang
berwarna merah marun gelap. Prioritas selanjutnya adalah wilayah sesuai dengan gradasi
warna dari gelap ke terang.
Berikutnya perlu juga dilakukan analisa untuk menentukan prioritas wilayah
intervensi masing-masing desil. Analisa ini menjadi penting mengingat masing-masing
desil memiliki kebijakan penanggulangan kemiskinan yang berbeda-beda. Analisa terhadap
masing-masing akan memberikan informasi mengenai prioritas wilayah intervensi untuk
masing-masing desil.
Prioritas Wilayah Intervensi Kebijakan Klaster 1
Klaster ini memiliki program yang bertujuan untuk melakukan pemenuhan hak
dasar, pengurangan beban hidup, serta perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin. Fokus
pemenuhan hak dasar ditujukan untuk memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat miskin
untuk kehidupan lebih baik, seperti pemenuhan hak atas pangan, pelayanan kesehatan, dan
pendidikan. Program pada ini memiliki karakter berbasis pada bantuan dan perlindungan
sosial. Ciri lain dari klaster ini adalah mekanisme pelaksanaan kegiatan yang bersifat
langsung dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat miskin.
Penerima manfaat pada klaster ini ditujukan pada kelompok masyarakat sangat
miskin (RTS Desil 1). Hal ini bukan hanya karena kondisi masyarakat sangat miskin yang
rentan, tetapi juga mereka belum mampu mengupayakan dan memenuhi hak dasar secara
layak dan mandiri. Dalam upaya memetakan prioritas wilayah intervensi, maka perlu
disandingkan data persentase RTS dalam desil 1 dengan persentase jumlah penduduk
sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
62
Tabel 3
Perbandingan Persentase RTS Desil 1 dengan Persentase Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Sidoarjo
Kecamatan % RTS Desil 1 % Jumlah Penduduk
Tarik 9,90 3,60
Prambon 9,17 4,30
Krembung 7,74 3,42
Porong 5,98 3,35
Jabon 5,95 2,93
Tanggulangin 4,71 3,94
Candi 4,44 7,21
Tulangan 8,42 4,67
Wonoayu 5,90 4,27
Sukodono 4,50 3,39
Sidoarjo 3,46 10,03
Buduran 1,75 5,19
Sedati 3,50 5,27
Waru 2,24 11,43
Gedangan 1,95 6,25
Taman 4,60 10,46
Krian 7,87 6,45
Balongbendo 7,92 3,85
Rata-rata 5,56 5,56
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel 3 di atas, selanjutnya diaplikasikan ke dalam diagram katersius dan
selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk peta sebagaimana terlihat di bawah ini.
Memperhatikan diagram 2 di atas, maka terlihat ada delapan kecamatan yang berada dalam
prioritas 1 wilayah intervensi kebijakan penanggulangan kemiskinan Klaster 1. Kedelapan
kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Prambon, Tulangan, Balong-bendo, Krembung,
Porong, Jabon dan Wonoayu. Selanjutnya memperhatikan gambar 3, maka intervensi
kebijakan penanggulangan untuk Klaster 1 diarahkan pada wilayah yang berwarna merah
gelap. Prioritas selanjutnya adalah wilayah sesuai gradasi warna dari gelap ke terang.
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
63
Prioritas Wilayah Intervensi Kebijakan Klaster 2
Kebijakan penanggulangan kemiskinan pada kelompok program ini merupakan
sebuah tahap lanjutan. Pada tahap ini, masyarakat miskin mulai menyadari kemampuan dan
potensi yang dimilikinya untuk keluar dari kemiskinan. Pemberdayaan menjadi
karakteristik dari program yang dilaksanakan pada Klaster 2.
Penerima Kelompok program berbasis pemberdayaan masyarakat adalah kelompok
masyarakat yang dikategorikan miskin. Mereka masih mempunyai kemampuan untuk
menggunakan potensi yang dimilikinya walaupun terdapat keterbatasan. Dalam upaya
memetakan prioritas wilayah intervensi, maka perlu disandingkan data persentase RTS
dalam desil 2 dengan persentase jumlah penduduk. Tabel 4
Perbandingan Persentase RTS Desil 2 dengan Persentase Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Sidoarjo
Kecamatan % RTS Desil 2 % Jumlah Penduduk
Tarik 7,57 3,60
Prambon 5,99 4,30
Krembung 7,46 3,42
Porong 5,69 3,35
Jabon 6,10 2,93
Tanggulangin 4,06 3,94
Candi 5,46 7,21
Tulangan 6,73 4,67
Wonoayu 5,24 4,27
Sukodono 4,27 3,39
Sidoarjo 5,08 10,03
Buduran 3,22 5,19
Sedati 4,06 5,27
Waru 4,17 11,43
Gedangan 3,16 6,25
Taman 6,47 10,46
Krian 8,23 6,45
Balongbendo 7,04 3,85
Rata-rata 5,56 5,56
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel 4 di atas, selanjutnya diaplikasikan ke dalam diagram katersius dan
kemudian diaplikasikan dalam bentuk peta sebagaimana terlihat di bawah ini.
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
64
Memperhatikan diagram 3 di atas, maka terdapat tujuh kecamatan yang berada dalam
prioritas 1 wilayah intervensi kebijakan penanggulangan kemiskinan pada Klaster 2,
yaitu Kecamatan Porong, Prambon, Jabon, Tulangan, Balongbendo, Krembung dan
Tarik. Program-program pemberdayaan yang dilaksanakan pada Klaster 2
pelaksanaannya diprioritaskan di Kecamatan Porong, Prambon, Jabon, Tulangan,
Balongbendo, Krembung dan Tarik. Memperhatikan gambar 4, maka intervensi
kebijakan penanggulangan kemiskinan pada Klaster 2 diarahkan pada wilayah yang
berwarna kuning gelap. Prioritas selanjutnya adalah wilayah sesuai dengan gradasi
warna dari kuning gelap ke kuning terang.
Prioritas Wilayah Intervensi Kebijakan Klaster 3
Program-program pada Klaster 3 ini bertujuan untuk memberikan akses dan
penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil.Kelompok program ini
merupakan pengembangan dari kelompok program berbasis pemberdayaan masyarakat
(Klaster 2) yang lebih mandiri.Penerima manfaat dari kelompok program ini adalah
kelompok masyarakat hampir miskin yang kegiatan usahanya pada skala mikro dan
kecil.Penerima manfaat pada kelompok program ini juga dapat ditujukan pada
masyarakat miskin yang belum mempunyai usaha atau terlibat dalam kegiatan ekonomi.
Dalam upaya memetakan prioritas wilayah intervensi, maka perlu disan-dingkan
data persentase RTS dalam desil 3 dengan persentase jumlah penduduk. Tabel di bawah ini
akan memperlihatkan perbandingan antara persentase RTS dalam desil 3 dengan persentase
jumlah penduduk. Tabel 5
Perbandingan Persentase RTS Desil 3 dengan Persentase Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Sidoarjo
Kecamatan % RTS Desil 3 % Jumlah Penduduk
Tarik 6,31 3,60
Prambon 4,55 4,30
Krembung 6,52 3,42
Porong 5,43 3,35
Jabon 5,08 2,93
Tanggulangin 4,32 3,94
Candi 5,57 7,21
Tulangan 5,81 4,67
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
65
Wonoayu 4,23 4,27
Sukodono 3,39 3,39
Sidoarjo 6,56 10,03
Buduran 4,56 5,19
Sedati 4,09 5,27
Waru 5,94 11,43
Gedangan 3,97 6,25
Taman 8,01 10,46
Krian 8,28 6,45
Balongbendo 7,38 3,85
Rata-rata 5,56 5,56
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel 5 di atas, kemudian diaplikasikan ke dalam diagram katersius dan
selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk peta sebagaimana terlihat di bawah ini.
Memperhatikan diagram 4 di atas, maka terdapat empat kecamatan yang berada dalam
prioritas 1. Program-program pemberdayaan yang dilaksanakan pada Klaster 3 dengan
demikian diprioritaskan pelaksanaannya di Kecamatan Balongbendo, Tarik, Tulangan dan
Krembung. Selanjutnya memperhatikan gambar 5, maka intervensi kebijakan
penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan pada Klaster 3 diarahkan intervensinya
pada wilayah yang berwarna hijau gelap. Prioritas selanjutnya adalah wilayah sesuai dengan
gradasi warna dari hijau gelap ke hijau terang.
Efektifitas dan efisiensi kebijakan penanggulangan kemiskinan dapat tercapai
apabila pelaksanaannya mengacu pada skala prioritas kecamatan sasaran. Rumusan skala
prioritas intervensi kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6
Matrik Skala Prioritas Wilayah Intervensi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo
Kecamatan
Program
Nangkis
Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4
Klaster 1 :
Bantuan Sosial
Terpadu
Berbasis
Tarik, Prambon,
Tulangan,
Balongbendo,
Krembung,
Krian Tanggulangin,
Sukodono,
Sedati, Buduran
Taman, Candi,
Sidoarjo, Waru,
Gedangan
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
66
Keluarga Porong,
Wonoayu, Jabon
Klaster 2 :
Berbasis
Pemberdayaan
Masyarakat
Tarik,
Krembung,
Balongbendo,
Tulangan, Jabon,
Prambon, Porong
Krian, Taman Wonoayu,
Sukodono,
Tanggulangin,
Sedati, Buduran
Candi, Sidoarjo,
Waru, Gedangan
Klaster 3 :
Berbasis
Pemberdayaan
Usaha Ekonomi
Mikro dan Kecil
Balongbendo,
Krembung,
Tarik, Tulangan
Krian, Taman,
Sidoarjo, Waru,
Candi
Porong, Jabon,
Pambon,
Buduran,
Tanggulangin,
Wonoayu,
Sedati, Sukodono
Gedangan
Sumber : Data Diolah
KESIMPULAN
Berdasarkan data PBDT 2015 maka teradapat enam kecamatan di Kabupaten
Sidoarjo yang memiliki jumlah penduduk miskin dalam kategori tinggi yaitu Kecamatan
Krian, Balongbendo, Tarik, Krembung dan Taman. Hasil analisis menunjukkan bahwa di
Kabupaten Sidoarjo terdapat tujuh kecamatan yang masuk dalam prioritas 1 wilayah
intervensi penanggulangan kemiskinan. Ketujuh kecamatan tersebut antara lain Kecamatan
Balongbendo, Tarik, Krembung, Tulangan, Prambon, Porong dan Jabon. Ketujuh
kecamatan ini memiliki persentase penduduk rendah tetapi di sisi lain memiliki persentase
individu RTS tinggi.
Terkait dengan prioritas intervensi program pada masing-masing klaster,
berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa untuk program penanggulangan kemiskinan
Klaster 1 terdapat delapan kecamatan yang masuk dalam prioritas 1. Kedelapan
kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Prambon, Tulangan, Balongbendo,
Krembung, Porong, Jabon dan Wonoayu. Selanjutnya terdapat tujuh kecamatan yang
masuk dalam prioritas 1 untuk program penanggulangan kemiskinan Klaster 2. Ketujuh
kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Porong, Prambon, Jabon, Tulangan,
Balongbendo, Krembung dan Tarik. Adapun untuk program penanggulangan
kemiskinan Klaster 3, terdapat empat kecamatan yang masuk dalam prioritas 1.
Keempat kecamatan tersebut antara lain: Kecamatan Balongbendo, Tarik, Tulangan dan
Krembung.
Dalam upaya mengoptimalkan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sidoarjo,
penentuan prioritas wilayah intervensi program akan sangat bermanfaat. Terlebih dalam
upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas penanggulangan kemiskinan. Hal ini tidak
terlepas bahwa intervensi program yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
eksisting, sehingga pelaksanaannya lebih tepat sasaran.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang berperan
dalam penulisan ini, khususnya kepada Bappeda Kabupaten Sidoarjo yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengaktualisasikan diri. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Sekretariat TKPKD Kabupaten Sidoarjo dan BPS
Kabupaten Sidoarjo karena telah membantu menyediakan data yang diperlukan untuk
penulisan ini.
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
67
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Balongbendo Dalam
Angka 2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Buduran Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Candi Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Gedangan Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Jabon Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Krembung Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Krian Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Porong Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Prambon Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Sedati Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Sidoarjo Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Sukodono Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Taman Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Tanggulangin Dalam
Angka 2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Tarik Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Tulangan Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Waru Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Kecamatan Wonoayu Dalam Angka
2015. Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. (2015). Sidoarjo Dalam Angka 2015.
Sidoarjo.
Jayaputra, A. (2006). Pemetaan Kemiskinan dan Strategi Pengentasannya Berbasis
Institusi Lokal dan Berkelanjutan di Era Otonomi Daerah di Provinsi Sumatera
Barat. Puslitbang Kesos. Jakarta.
Manurung, F. A., & Santoso, D. B. (2015). Pemetaan Kemiskinan Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, 4(1),
1-10.
Nasir, Muhammad. (1999). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Pemetaan Prioritas Wilayah Intervensi .....
68
Umar, R. (2013). Pemetaan Karakteristik Untuk Penanggulangan Kemiskinan dan
Kerentanan Pangan di Kota Makasar. Jurnal Sainsmat, II(2), 153-160.