74
PEMERIKSAAN FISIK TENGGOROK Pembicara: Andreago dan M. Zulbani Pembimbing: dr. Novemi Elynawati, Sp. THT

PEMERIKSAAN TENGGOROK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi tugas THT dari ANATOMI dan PEMERIKSAAN TENGGOROK

Citation preview

  • PEMERIKSAAN FISIK TENGGOROKPembicara:Andreago dan M. ZulbaniPembimbing: dr. Novemi Elynawati, Sp. THT

  • PENAMPAKAN KAVUM ORISKAVUM ORIS

  • Letak kavum oris:Batas anterior: BibirPosterior: Arkus anteriorInferior: Dasar mulutSuperior: Palatum mole & Palatum durumBatas kavum oris dan orofaring disebut ismus fausium, yang dibatasi oleh : Batas Lateral: Lengkungan arkus anterior dan arkus posterior tempat tonsil palatina (fossa tonsilaris)Inferior: radiks lingua Medial: Uvula, selalu menunjuk vertikal ke bawahPalatum mole melekat pada dasar tengkorak oleh adanya dua otot yaitu muskulus tensor palatini dan muskulus levator veli palatini.KAVUM ORIS

  • TONSIL

  • TONSIL PALATINATonsil merupakan jaringan limfoid yang berbentuk seperti buah kenari , dibungkus kapsul jaringan fibrous putih (Fasia faringeal) terdiri dari folikel dan kanalikuli (saluran) yang bermuara di ostium (kripta). Permukaan tonsil dilapisi epitel skuamus berlapis, 8-20 kripta.Terletak di fossa tonsilaris, di orofaring yang dimana di bagian anterior tonsil terdapat m. palatoglosus (plika anterior) dan bagian posterior terdapat muskulus palatofaringeus. (kedua otot bergabung di palatum mole) dinding lateral tonsil melekat pada m.konstriktor faringeus

  • CINCIN WALDEYERCINCIN WALDEYER

  • Cincin waldeyer terdiri atas :AdenoidJaringan limfoid pada dinding lateral nasofaring (lateral band)Tonsil palatinaTonsil lingualisJaringan limfoid disekitar tube eustachiussFungsi dari cincin waldeyer :Pertahanan terhadap kuman spesifikPenghasil antibodi spesifik ( Ig)Menghasilkan limfositBerperan terhadap proses imunologis.

    CINCIN WALDEYER

  • FARING

  • FARING

  • Faring merupakan kantong fibromuskuler berbentuk seperti corong dimulai dari dasar tengkorak sampai tepi bawah kartilago krikoid,dengan panjang kurang lebih 14 cm

    Faring dibagi menjadi 3 bagian :Nasofaring (Epifaring) letaknya dibelakang kavum nasiOrofaring (Mesofaring) letaknya dibelakang kavum orisHipofaring (Laringofaring) letaknya dibelakang dan lateral laring)

    FARING

  • NASOFARINGNasofaring merupakan bagian tertinggi dari faring yang dimana terletak disebelah dorsal kavum nasi dan dihubungkan dengan koaneBatas nasofaring : atas :basis kraniibawah:palatum molebelakang:vertebra servikalisdepan:koanelateral:ostium tuba Eustachiustorus tubariusfossa Rosenmuler (resesus faringeus)Fungsi utama nasofaring : -sebagai tabung kaku & terbuka untuk udara pernapasan-Saluran ventilasi & drainase dari auris media melalui tuba Eustachius-Saluran & drainase dari hidung-Sebagai ruang resonansi (pembentukan suara

  • Orfaring terdapat disebelah dorsal dari kavum oris dan dihubungkan dengan kavum oris oleh ismus fausium. Berbeda dengan nasofaring orofaring bergerak berfungsi dalam proses pernapasan dan proses menelan

    Orofaring seperti juga nasofaring berupa rongga, dengan batas-batas :Atas: Palatum moleBawah: tepi atas epiglotisBelakang: vertebra servikalisDepan : ismus fausiumLateral : m. Konstriktor faring superiorPada mukosa orofaring didapatkan kelompok-kelompok jaringan limfoid yang disebut granula pada dinding posteriornya, sedangkan lateral pharyngeal band terdapat pada dinding lateral disebelah dorsal dari arkus posterior.

    OROFARING

  • LARINGOFARINGLaringofaring merupakan bagian paling kaudal dari faring. Berdekatan dengan laring . Laringofaring ini dapat bergerak. Berfungsi pada proses pernapasan dan menelanBatas hipofaring :atas :tepi atas epiglotisbawah:introitus esofagusbelakang:Vertebra servikalisdepan :laringFungsi utama orofaring dan hipofaring:Saluran pernapasan & drainase dari nasofaringSaluran makanan/minuman dari mulutRuang resonansi suaraJaringan limfoid (cincin Waldeyer) pelindung, menghilangkan / menghancurkan benda asing, membentuk antibodiProses menelan

  • PROSES MENELANProses menelan dibagi menjadi tiga fase :Fase oral , dapat dikendalikan (voluntari)Fase faringel , tidak dapat dikendalikan (involuntari)Fase esofageal, tidak dapat dikendalikan (involuntari

  • FASE ORAL

  • FASE ORALMakanan dan minuman akan dibawa dari rongga mulut ke faring

    Dasar mulut , os. Hioidea dan laring ditarik keatas dan depan oleh kontraksi dari m. Milohiodeus

    Ujung lidah menekan palatum durum diikuti bagian lain dari lidah bergerak dari anterior ke posterior dengan adanya kontraksi simultan dari M. Stiloglosus dan m. Palatoglosus

    Makan terdorong ke arah orofaring , dan ismus fausium menuempit sehingga mencegah makanan masuk ke rongga mulut.

  • FASE FARINGEAL

  • FASE ESOFAGEALSetelah makanan berada dalam esofagus , dengan gerakan peristaltik dari esofagus makanan itu akan dibawa masuk ke dalam lambung

  • FASE FARINGEALBolus makanan menyentuh dinding belakang faring, awal reflek menelan .Pada fase oral tadi laring telah diangkat dan ditarik ke anterior sehingga laring akan tertutup epiglotis

    Kontraksi M. Tensor palatini dan M. Levator veli palatini menyebakan palatum mole bergerak keatas dan menutup hubungan antara nasofaring dan orofaring

    Hanya tinggal satu jalan yaitu ke esofagus

  • 1. Tulang rawan Laring2. Ligamen dan membran3. Persendian4. Muskulus pada laring5. Persarafan

  • 1. Tulang rawan laringKartilago tiroidKartilago krikoidKartilago epiglotisKartilago aritenoid

  • Cavum laring dibagi menjadi sebagai berikut : a. Supraglotis (vestibulum superior)b. Glotis (pars media)c. Infraglotis (pars inferior)

  • *3. Ligamen & MembranMembran tirohioidLigamen hioepiglotikMembran krikotiroid2. PersendianArtikulasi krikotiroidArtikulasi krikoaritenoid

  • *4. Muskulus pada laring

    Muskulus ekstrinsik Suprahioid berfungsi menarik laring kebawah Infrahioid berfungsi menarik laring keatasMuskulus intrinsik gol. adduktor (5 pasang) menggerakkan korda vokalis ke media gol. abduktor (sepasang) menggerakkan korda vokalis ke lateral

  • *Muskulus ekstrinsik Suprahioid m digastrikus m geniohioid m stilohioid m milohioid

  • *Muskulus ekstrinsik Infrahioid m sternohioid m omohiod m tirohioid

  • **

    Muskulus IntrinsikBerfungsi untuk menggerakkan pita suara :gol. adduktor (5 pasang)1. mm. krikoaritenoid lateral (d/s)2. mm. tireoaritenoid (d/s) = m. vokalis3. mm. krikotiroid4. mm. interaritenoid obligus (2 bersilang)5. mm. interaritenoid transversus (tunggal)gol. abduktor (sepasang) m. krikoaritenoid posterior (m. posticus)

  • Cabang N.X (N.Vagus) :N. Laringis superiorN. Laringis inferiorSecara anatomis, N. Laringis inferior sinistra lebih panjang karena harus membelok di aorta dahulu sebelum naik ke atas. Akibatnya saraf ini mudah mengalami gangguan, misalnya cor pulmonal, cor bovinum dan perikarditis.Persarafan Laring

  • N. Laringis superior (motoris dan sensoris).Sensoris disini penting untuk menerima rangsangan, sehingga jika ada benda asing dan terasa nyeri akan mengakibatkan refleks batuk (watch dog). N. Laringis inferior (motoris)Untuk membuka atau menutup rima glotis (gerak aduksi dan abduksi)

  • Korda vokalis terpasang melintang dari depan ke belakang, di depan melekat pada kartilago tiroid, di belakang melekat pada aritenoid kanan dan kiri.

    Korda Vokalis

  • Pada stadium respirasi atau bernapas, kartilago aritenoid bergerak ke lateral, korda vokalis bergerak ke lateral dan rima glotis membuka, sehingga udara pernapasan dapat keluar maupun masuk trakea.

    Korda Vokalis

  • Pada stadium fonasi atau stadium bicara, kartilago aritenoid bergerak ke medial, korda vokalis bergerak ke medial (atau merapat di garis median) dan rima glotis menutup.Korda Vokalis

  • *FISIOLOGI LARINGOrgan penghasil suaraProteksi jalan napasRespirasi

  • *Suara terbentuk karena tiupan udara dari paru yang menggetarkan korda vokalis.Korda vokalis akan membuka dan menutup secara cepat sekali sehingga timbul getaran suara.Syarat suara nyaring :Anatomi korda vokalis normalFisiologi harus normal Korda Vokalis dpt bergerak ke medialKorda Vokalis dpt merapat di medianArus udara yang cukup kuat dari paruJika syarat ini tidak terpenuhi akan menghasilkan suara parau

  • *Untuk mengeluarkan suara bernada tinggi :Korda vokalis harus dapat ditipiskan, ditegangkan, dan dipanjangkan

    Untuk mengeluarkan suara bernada rendah :Korda vokalis harus dapat ditipiskan, dikendorkan, dan diperpendek

    Setalah suara terbentuk di laring, oleh mulut, bibir, palatum, lidah dan gigi, suara akan diubah menjadi huruf-huruf untuk bicara

  • NANTI DIISI VIDEO

  • KAVUM ORIS

  • Inspeksi , perhatikan :Ptialismus, trismusGerakkan bibir dan susut mulut (N VII)Mukosa dan ginggiva, misalkan adanya ulkusGigi atau geraham rusak yang dapat menimbulkan sinusitis maksilaris (Caries gigi P2 ,P1, M1, M2, M3 ) atas atau trismus yang disebabkan gigi M3 bawah yang letaknya miringLidah : Parese N. XII, atrofi,aftae, tumor malignan Palatum durum ( torus palatinus) , prosesus alveolaris bengkak oleh karena radang atau tumor sinus maksilarisPalpasi : Jangan dilupakan bila ada ulkus pada lidah (karsinom)Perkusi : Pada gigi dan geraham, terasa sakit bila ada radang

  • KASIH VIDEO ...!!!

  • Dimulai dengan pasien membuka mulut lebar-lebar, lidah ditarik ke dalam, lidah ditekan ke bawah, dibagian medial.

    A.Penderita disuruh bernapas :Tidak boleh menahan napasTidak boleh bernapas keras-kerasTidak boleh ekspirasi atau mengucap chB.Lidah ditekan anterior dari tonsil, hingga kelihatan pole dibawah tonsil.

  • Pemeriksaan tonsil :Kita periksa tonsil mengenai pembesaran , mobilitas, anatomi dari tonsil .Pembesaran tonsil ditentukan sebagai berikut :T0: tonsil didalam fosa tonsil atau telah diangkatT1: bila besarnya jarak arkus anterior dan uvulaT2: bila besarnya 2/4 jarak arkus anterior dan uvulaT3: bila besarnya jarak arkus anterior dan uvulaT4: bila besarnya mencapaai uvula atau lebih

  • Pemeriksaan tonsil dan palatum mole , dapat kita lakukan dengan memperhatikan anatominya Tonsilitis akut: Semua merah, titik-titik putih pada tonsilTonsilitis kronik: arkus anterior merahAfte: ditekan sakitAbses peritonsil : ismus fausium kecil ,tonsil terdesak ke medial , sekitar tonsil merah , dan udem , uvula terdesar heterolateral udematusDifteri: Pseudomembran warna kotor hemoragis, ada yang diluar batas tonsil. Mukosa normal ,bullneck, usap tenggorokPlaut vincent: ulkus seluruh tonsil,monolateralfebrs,perlu usap tenggorokan Radang spesifik : TuberkulosaTumor benigna: keras, fiksasi tonsilSikatrik : Akibat tonsilektomi, insisi abses peritonsilKorpus alineum: duri ikan, tulang

  • Pemeriksaan mobilitas tonsil , Menggunakan 2 spatulaSpatula 1 : Posisi sama dengan diatas Spatula 2: Posisi ujungnya vertikal menekan jaringan peritonsil, sedikit lateral dari arkus anterior.

    Hasil : pada tumor tonsil : FiksasiPada tonsilitias kronik : mobile dan sakit

  • Pemeriksaan parese/paralisis palatum moleNormal :Waktu istirahat : uvula menunjuk ke bawah , konkavias palatum mole simetrisUcapkan aa,ee : uvula bergerak-gerak tetap simetris

    Paresis bilateral :Waktu istirahat : seperti normalUcapkan aa,ee : seperti normaleee : mungin uvula sedikit bergerak

    Paresis unilateral :Waktu istirahat : seperti normalUcapkan aa,ee : palatum mole terangkat ke arah yang sehat, uvula miring, menunjuk ke arah sehat, konkavitas, tak simetris

  • KASIH VIDEO DONK TENTANG PARESIS PALATUM MOLE..!

  • Pemeriksaan faring :Inspeksi : Faringitis akut: Semua merahFaringitis kronik: Hanya granule merahAftae, difteri, ulkus sifilis, sikatriks, korpus alineumFaringitis ec virus inf.Faringitis inf streptokokus

  • Pemeriksaan paresis faring :Normal: Bila disentuh sensitif, dijumpai refleks muntah

    Paresis bilateral : Dijumpai tumpukan air ludah dan bila disentuh tidak sensitif dan reflek muntah hilang

    Paresis unilateral: Bila disentuh muncul gerakan coulisse ( yang bergerak hanya faring yang sehat )

  • Pemeriksan laring teridiri atas : Pemeriksaan dari luar Laringoskopia indirekta Laringoskopia direkta Pemeriksaan kelenjar leher Pemeriksaan X-foto rontgen

  • Pemeriksaan dari luar

    Inspeksi : warna dan keutuhan kulit benjolan (struma dan kista duktus tiroglossus)

    Palpasi :- mengenal bagian dari kerangka laring (tulang hioid, kartilago tiroid,kartilago krikoid) dan gelang trakea apakah ada udem, struma, kista, metastase? apakah ada susunan yang abnormal? (fraktur dan dislokasi)- laring yang normal (mudah digerakkan)

  • 2. Laringoskopi Indirekta

  • 2. Laringoskopi Indirekta

    Melihat laring secara tidak langsung menempatkan cermin didalam faring cermin tersebut disinari dengan cahaya Bayangan laring pada cermin terlihat dari sinar yang dipantulkan

    Syarat : - harus ada jalan yang lebar buat cahaya yang dipantulkan oleh cermin. maka lidah harus dikeluarkan, sehingga radiks linguae yang menutup jalan itu bergerak ke ventral.- harus ada tempat yang luas buat cermin, dan cermin tak boleh ditutup oleh uvula. Untuk itu pasien disuruh bernapas dari mulut, sehingga uvula bergerak keatas dengan sendirinya.

  • 2. Laringoskopi Indirekta

    Alat yang diperlukan :1. Cermin laringoskop yang besar 2. lampus spiritus3. larutan tetrakain buat faring yang sensitif4. kain kasa yang dilipat

    Tahap-tahap pemeriksaan :- memeriksa radiks linguae, epiglotis, dan sekitarnya- memeriksa lumen laring dan rima glotidis- memeriksa bagian yang letaknya kaudal dari rima glotidis

  • 2. Laringoskopi Indirekta

    Tahap pelaksanaan laringoskop indirekta : Anastesi faring dengan tetrakain. Umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk faring yang sangat sensitif (Pemeriksaaan dimulai sekitar 10 menit setelah disemprotkan tetrakain) Pasien harus membuka mulut lebar-lebar dan bernapas dari mulut Pasien diminta menjulurkan lidah panjang-panjang

    Bagian lidah yang ada diluar mulut Dibungkus dengan kain kasa, kita pegang dengan tangan kiri, jari I diatas lidah, jari III dibawah lidah dan jari 2 menekan pipi Dipegang dengan tenaga yang optimal. (terlalu keras dapat menyakiti pasien, bila terlalu lunak lidah akan terlepas)

  • 2. Laringoskopi Indirekta

    Cermin dipegang dengan tangan kanan, seperti memegang pensil arah cermin ke bawah. Cermin dipanasi (lebih sedikit 37C) supaya nanti tidak menjadi kabur. - Panas cermin dikontrol pada lengan bawah kiri pemeriksa. Cermin dimasukkan ke dalam faring dan mengambil posisi di muka uvula.- Kalau perlu uvula didorong sedikit kebelakang dengan punggun cermin, cermin disinari

  • 2. Laringoskopi Indirekta

    Untuk pemeriksaan laringoskop Indirekta kepala penderita diatur dalam tiga posisi, yaitu : Posisi tegak (a) Posisi killian (b) (sekitar komisura posterior) Posisi tuercks (c) (sekitar komisura anterior) yang perlu kita lihat ada 3 hal : Radiks linguae , epiglotis dan sekitarnya Laring dan sekitarnya Trakea

  • 2. Laringoskopi Indirekta

  • VIDEO LARING DONK..!

  • 2. Laringoskopi Indirekta

    Radiks linguae, epiglotis dan sekitarnyaKelihatan gambar dari radiks linguae ,epiglotis yang menutup introitus laringitis, plika glossoepiglotika, valekula kiri dan kanan.Perhatikan anatominyaPerhatikan patologinya: udem dari epiglotis, ulkus, tumor, korpus alineum.Facies posterior tonsil .Perhatikan warna, aftae, ulkusUntuk keperluan ini penderita disuruh mengucapkan huruf iii yang panjang dan yang tinggi, oleh karenanya menyebabkan laring ditarik keatas dan ke muka , sehingga epilotis juga ikut bergerak dan yang sebelumnya menutup introitus laring kemudian akan terbuka sehingga cahaya dapat masuk ke dalam laring dan trakeaKorda vokali bergerak ke garis median

  • 2. Laringoskopi Indirekta

    2. Melihat laring dan sekitarnyaPerhatikan anatomi laring berupa :- Epiglotis dan pinggirnya Aritenoid kiri dan kanan Plika ari-epiglotika kiri dan kanan Sinus piriformis kiri dan kanan Dinding posterior dan dinding lateral faring Plika ventrikularis kiri dan kanan Komisura anterior dan posterior Korda vokalis kiri dan kanan

  • 2. Laringoskopi Indirekta

    Patologi-anatomi dari laringRadang : - laringitis akut (semua merah) - laringitis kronik ( sedikit merah atau yang erah hanya korda vokalis saja)Ulkus: - Laringitis TBC : - erosi ulkus pada komisura psoterior - erosi ulkus pada korda vookalis - Epiglotis (udem, infiltrat, ulkus, amputasi) - KarsinomaUdem : Radang, alergi, tumorCairan: - Sputum hemoragis dijumpai pada tbc, keganasan - Tumpukan saliva di sinus pyriformisTumor : - Benigna (papiloma, polip, nodul, kista) - Maligna-karsinoma

    Perhatikan gerak korda vokalis (normal? Simetris? Parese?)

  • 2. Laringoskopi Indirekta

  • 2. Laringoskopi Indirekta

    3. Melihat trakeaBiasanya korda vokalis hanya dapat dilihat dalam stadium fonasiDalam stadium respirasi lumen laring tertutup oleh epiglotis, sehingga mukosa trakea hanya dapat dilihat waktu belum ada aduksi yang komplit, atau diwaktu permulaan abduksiPerhatikan: anatomi, patologi mukosa, warna mukosa, sekret reio subglotisk, udem, tumor

  • 3. Laringoskopi Direkta

  • untuk melihat laring secara langsung tanpa cermin tetapi dengan perantaraan alat yang disebut laringoskop.Ada 3 macam : Laringoskop kaku Laringoskop fiber Mikrolaringoskop dengan memakai mikroskop3. Laringoskopi Direkta

  • 3. Laringoskopi DirekLaringoskopi kaku- endoskop model Brunings, Jackson, Mc. Intosh, Mc. Gill- Sumber cahaya : Brunings proximal, Jackson distal. teknik :- Penderita ditidurkan terlentang diatas meja periksa- Pemeriksaan baru dapat dimulai sekitar 10 menit setelah ke dalam faring dan laring diteteskan tetrakain 1% (masing-masing 10 tetes)- pipa dimasukkan sampai ke dalam introitus laringis- memperhatikan gambar laring seperti pada laringoskopi indirekta

  • 3. Laringoskopi Direk2. Laringoskopi fiber

    3. Mikrolaringoskop dengan memakai mikroskop.Perhatikan :- Pasien berbaring, posisi kepala di depan pemeriksa- Bagian kanan penderita adalah juga bagian kanan pemeriksa

  • 4. Pemeriksaan Kelenjar Leher

    Kelenjar leher baru teraba apabila ada pemebesaran > 1cm.Palpasi dilakukan pada posisi pemeriksa dibelakang pasien dan dilakukan secara sistemis/berurutan, dimulai : Submental Angulus mandibula Sepanjang m. Sternokleidomastoid Klavikula Sepanjang saraf Assesorius

  • 5. Foto X-Foto Rontgen

    Indikasi untuk membuat X-foto : Fraktur laring Karsinoma laring :Untuk melihat passage yang masih adaUntuk melihat luasnya tumor

    Macam pemeriksaan :Foto leher PA/lateral soft tissueLaringogram dengan kontrasTomogram

  • Rima glotis adalah celah antara korda vokalis kiri dan kanan.*Inspeksi :diperhatikan warna dan keutuhan kulit, serta benjolan yang ada pada daerah leher disekitar laring. Suatu benjolan yang mengikuti gerakan laring adalah struma dan kista duktus tiroglossus

    Palpasi berguna untuk :-mengenal bagian-bagian dari kerangka laring (kartilago hioid,kartilago tiroid,kartilago krikoid) dan gelang trakea-apakah ada udem, struma, kista, metastase susunan yang abnormal dijumpai pada fraktur dan dislokasi-laring yang normal, mudah sekali digerakkan ke kanan dan ke kiri oleh tangan pemeriksa

    *