30
PENGKAJIAN FISIK By: Sabrina Ayunani Amd.Kep

Pemeriksaan Fisik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keperawatan

Citation preview

PENGKAJIAN FISIK

By:

Sabrina Ayunani Amd.Kep

Definisi Peninjauan dari ujung rambut sampai

ujung kaki pada setiap sistim tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk penilaian klinis

Tujuan Pemeriksaan Fisik

1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien

2. Untuk menambah, mengkonfirmasi atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan

3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan

4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaannya.

5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemeriksaan Fisik

Pengkajian fisik harus dilakukan secara komprehensif. Kita tidak saja menggantungkan pengkajian pada data objektif, tetapi kita juga harus mempertimbangkan data dari sumber lain dan riwayat kesehatan klien.

Pengkajian yang komprehensif harus mempertimbangkan klien dari aspek budaya, keluarga dan masyarakat.

Pendekatan kepada pasien harus dilakukan secara tepat dan aman.

Pemeriksaan harus dilakukan secara sistematis dari kepala sampai kaki dengan mengingat struktur anatomi, fungsi dan keadaan abnormal

Lanjutan………

Memilih komunikasi yang tepat Mengatur pencahayaan Mempertibangkan tahap pertumbuhan dan

perkembangan pasien Pendokumentasian/ pencatatan yang tepat

dan benar

Riwayat Kesehatan

Merupakan sumber data subjektif tentang status kesehatan pasien yang memberikan gambaran tentang masalah kesehatan aktual maupun potensial.

Merupakan penuntun pengkajian fisik yang berkaitan dengan informasi tentang keadaan fisiologis, psikologis, budaya.

Pola Riwayat Kesehatan menurut GORDON

1. Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan

2. Pola metabolisme nutrisi

3. Pola eliminasi

4. Pola aktivitas

5. Pola istirahat tidur

6. Pula kognitif-persepsi

7. Pola persepsi diri-konsep diri

8. Pola hubungan-peran

9. Pola seksual-reproduksi

10. Pola penanganan masalah-stress-toleransi

11. Pola keyakinan_nilai-nilai

Riwayat Kesehatan Menurut Morton

1. Data demografi

2. Pola sehat sakit Alasan masuk Status kesehatan terdahulu Status kesehatan sekarang Status kesehatan keluarga Status kesehatan fisiologis Pertimbangan perkembangan

Lanjutan…

3. Pola pemeliharaan kesehatan Keyakinan terhadap kesehatan Kebiasaan pribadi Pola tidur Pola aktivitas Pola rekreasi Pola penanggulangan masalah dan stress Pola sosial ekonomi Pola kesehatan lingkungan Pola kesehatan kerja

Lanjutan…..

4. Pola peran dan kekerabatan Konsep diri Pengaruh budaya, spiritual, dan agama Pola seksual dan reproduksi Pola dukungan sosial Status emosi

5. Ringkasan data riwayat keperawatan

Analisis Simtom

Biasa disebut dengan istilah PQRST Provokatif/ paliatif Qualitas/ quantitas Regional Skala/ Severity Time

Teknik Pengkajian Fisik

1. Wawancara Dengan melakukan wawancara, perawat dapat

mengetahui keluhan dan masalah pasien serta membantu dalam menanggapi keluhan dan masalah tersebut

Harus mengetahui prinsip-prinsip komunikasi serta faktor yang menghambat komunikasi

Dilakukan secara terapeutik dan efektif

Bersifat empati kepada pasien Menjadi pendengar yang baik Dapat mambantu mengungkapkan masalah

serta harapan pasien Harus memehami perilaku dan latar belakang

budaya pasien Mengatur ruangan yang nyaman dan

menjamin hal-hal yang bersifat pribadi.

Tahapan dalam Wawancara

1. Tahap AwalPerawat memperkenalkan diri, mengatur posisi, serta mengemukakan tujuan

2. Tahap KerjaPerawat mengumpulkan informasi riwayat kesehatan secara lengkap

3. Tahap Akhirmengakhiri dengan sopan, memberi kesimpulan wawancara, menjelaskan pengkajian fisik selanjutnya, dan mendiskusikan rencana tindakan lanjut.

2. Inspeksi

Proses observasi menggunakan mata Dilakukan pada saat pertama bertemu

dengan pasien Amati secara cermat tingkah laku dan

keadaan tubuh pasien Amati hal-hal yang umum kemudian hal yang

khusus

Cara Kerja

Atur pencahayaan Ciptakan suasana ruangan yang nyaman Buka bagian diinspeksi dan bebaskan dari

baju/ selimut Yakin dalam menetapkan apa yang dilihat Lakukan inspeksi secara sistematis.

3. Auskultasi

Merupakan metode pengkajian dengan menggunakan steteskop untuk memperjelas pendengaran

Steteskom harus memiliki 2 kepala (diafragma dan bel)

Diafragma utk mendengar nada rendah (bunyi jantung 3 dan 4), dan nada tinggi (bunyi napas dan tekanan darah)

Bel utk mnedengar bunyi dengan nada rendah

Cara Kerja

Lakukan dalam ruangan yang tenang dan nyaman

Pasang steteskom dan pastikan benar2 terpasang tepat di telinga

Pilih bagian diafragma atau bel sesuai dengan apa yang didengar

4. Perkusi

Metode pemeriksaan dengan cara mengetuk Tujuan untuk menentukan batas-batas organ

atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan

Dengan perkusi dapat membedakan apa yang ada di bawah jaringan (cairan/ zat padat)

Cara Kerja

Buka/ lepas pakaian pasien Luruskan jari tengah tangan kiri, tekan

bagian ujung jari dan letakkan dengan kuat pada permukaan yg diperkusi.

Lenturkan jari tengah tangan kanan ke atas dengan lengan bawah rilaks. Pertahankan kelenturan tangan pada pergelangan tangan

Gerakkan pergelangan tangan dengan cepat, jelas, dan relaks serta ketukkan ujung jari tengah tangan kanan pd jari tengah tangan kiri. Arahkan pd ujung jari tengah tangan kiri (setelah batas kuku).

Segera angkat jari tangan kanan untuk menghindari vibrasi teredam

Pertahankan gerakan pada pergelangan tangan, tidak jari, siku atau pundak

5. Palpasi

Tehnik pemeriksaan dengan cara menggunakan sentuhan atau rabaan

Ada 2 jenis, yaitu: Palpasi ringan: menekan ujung-ujung jari pada 1

atau 2 tangan secara simultan Palpasi dalam: dilakukan dgn 2 tangan

(bimanual). 1 tangan digunakan untuk merasakan bagian yg dipalpasi, tangan lainnya utk menekan ke bawah, dengan rilaks, jari-jari tangan kedua diletakkan melekat pada jari-jari tangan pertama

Cara Kerja

Pastikan area yg dipalpasi tampak (tidak tertutup pakaian)

Cuci tangan lalu keringkan Beri tahu pasien ttg apa yg akan dilakukan Untuk mendeterminasi bentuk dan struktur

organ, gunakan jari ke 2,3 dan 4 secara bersamaan. Untuk palpasi abdomen, gunakan telapak tangan dan beri tekanan dgn jari-jari secara ringan

Bila diperlukan, lakukan palpasi dgn dua tangan

Perhatikan dgn seksama muka pasien selama palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan

Lakukan palpasi secara sistematis dan uraikan ciri-ciri tentang ukuran, bentuk, konsistensi dan permukaannya.

Tahap-tahap KesadaranKESADARAN TANDA

Compos Mentis Sadar penuh

Apatis Keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya. Sikapnya acuh tak acuh

Samnolen Keadaan kesadaran yang mengantuk (mau tidur). Dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri, tetapi jatuh tidur lagi.

Delirium Keadaan kacau motorik yang sangat, membrontak, berteriak-teriak, dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu

Sopor/ semikoma reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri kuat. Reaksi pupil terhadap cahaya positif

Koma Tidak bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun, refleks pupil terhadap cahaya tidak ada

Pemeriksaan Tingkat Kesadaran Glasgow Coma Scale (GCS)

Membuka Mata Nilai

• Spontan• Dengan diajak bicara• Dengan rangsangan nyeri• Tidak membuka mata

4321

Respon Verbal

• Orientasi baik• Bicara kacau• Berkata tanpa arti• Hanya mengerang• Tidak ada suara

54321

Respon Motorik

• Mengikuti perintah• Gerakan lokal• Fleksi, menarik• Fleksi abnormal• Ekstensi abnormal• Tidak ada

654321

Sekian dan terimakasih

suwonn