Upload
desti-afe
View
798
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pembukuan/pencatatan
1. PEMBUKUAN
Adalah proses pencatatan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang :
a. Keadaan harta
b. kewajiban atau hutang
c. modal
d. penghasilan dan biaya
e. harga perolehan dan penyerahan barang/ jasa yang terutang PPN,
tidak terutang PPN, dikenakan PPN dengan tarif 10%, dan dikenakan
PPnBM
pembukuan ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca dan perhitungan laba rugi pada akhir Tahun Pajak.
Pembukuan wajib diselenggarakan oleh:
a. Wajib Pajak badan
b. WP orang pribadi yang melakukan kegiatan dengan bruto
diatas 600juta
2. PENCATATAN
Adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan
atau penerimaan penghasilan sebagai dasar untuk menghitung jumlah
pajak terutang.
Pencatatan dilakukan oleh WP Orang Pribadi yang diperkenankan
menggunakan norma penghitungan penghasilan netto, yaitu WP
Orang Pribadi yang peredaran brutonya di bawah 600 juta rupiah
setahun.
Syarat- syarat penyelenggaraan pembukuan/pencatatan:
a. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan
mencerminkan keadaan/ kegiatan usaha yang sebenarnya.
b. Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan yang dikerjakan secara
teratur tentang: keadaan kas dan bank, daftsar utang-piutang,
daftar persediaan barang, pada akhir tahun pajak membuat neraca
dan perhitungan laba rugi.
c. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan: huruf latin,
angka arab, satuan mata uang rupiah, disusun dalam bahasa
Indonesia atau dsalam bahasa asing yang diizinkan Menteri
Keuangan.
d. Pembukuan atau pencatatan dan dokumen yang menjadi dasarnya
serta dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas Wajib Pajak harus disimpan selama sepuluh tahun.
Pengecualian pembukuan dan pencatatan pada Wajib Pajak orang
pribadi yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan.
Tujuan Pembukuan, adalah untuk mempermudah :
o pengisian SPT
o penghitungan PKP
o penghitungan PPN dan PPnBM
o mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan
usaha/pekerjaan bebas.
Tujuan Pencatatan, adalah untuk mempermudah:
o pengisian SPT
o penghitungan PKP
o penghitungan PPN dan PPnBM.
Tempat penyimpanan buku/catatan/dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan wajib disimpan di Indonesia untuk WP
orang pribadi ditempat tinggal atau tempat kegiatan dan WP badan
ditempat kedudukan.
Perubahan Tahun Buku dan metode Pembukuan harus mendapat
persetujuan Direktur Jenderal Pajak.
Penyelenggaraan Pembukuan dalam bahasa Asing dan mata uang
selain rupiah
WP yang dapat menyelenggaraan Pembukuan dalam bahasa Asing dan
mata uang selain rupiah adalah:
a. WP dalam rangka penanaman modal asing
Yaitu WP yang beroperasi berdasarkan ketentuan UU yang
mengatur mengenai Penanaman Modal Asing;
b. WP dalam rangka Kontrak Karya
Yaitu WP yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan Pemerintah
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UU yang
mengatur pertambangan;
c. WP dalam rangka Kontrak Bagi Hasil,
Yaitu WP yang beroperasi berdasarkan U yang mengatur mengenai
pertambangan minyak dan gas bumi;
d. Bentuk Usaha Tetap
Yaitu Bentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (5)
UU PPH, atau menurut Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
(P3B) yang terkait;
e. WP yang berafiliasi dengan perusahaan induk Luar Negeri,
Yaitu perusahaan anak yang dimiliki dan atau dikuasai oleh
perusahaan induk di luar negeri dalam hubungan istimewa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (4) huruf a dan b UU
PPH.
Bahasa asing dan mata uang asing yang diperbolehkan untuk
dipergunakan dalam pembukuan WP adalah bahasa Inggris.
Kerahasiaan Pembukuan
Pembukuan yang diselenggarakan oleh WP bersifat rahasia. Pada saat
dilakukan pemeriksaan oleh pihak Pemeriksa Pajak, maka kerahasiaan
tersebut ditiadakan.
Sanksi Pidana
Mengacu pada pasal 39 UU KUP, barang siapa dengan sengaja:
1. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen lain yang
palsu ayau dipalsukan seolah-olah benar, atau;
2. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak
memperhatikan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
dokumen lainnya.
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,
diancam dengan pidana penjara selama-lamanya enam tahun dan deda
setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar.
Permohonan penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa Inggris
dan mata uang dollar AS
1. Harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan,
kecuali bagi WP dalam rangka Kontrak Karya atau Kontrak Bagi
Hasil.
2. Izin tertulis dapat diperoleh WP dengan mengajukan Surat
Permohonan kepada Dirjen Pajak, paling lambat 3 bulan sebelum
tahun buku yang diselenggarakan dalam bahasa Inggris dan mata
uang dollar AS tersebut dimulai, atau 3 bulan sejak tanggal
pendirian bagi WP baru.
3. Dirjen pajak atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan
atas permohonan izin penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa
Inggris dan mata uang dollar AS.
4. Keputusan Menteri Keuangan atas permohonan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diterbitkan paling lambat 30 hari sejak
diterimanya permohonan dari WP.
5. Apabila jangka waktu 30 hari telah lewat, Menteri Keuangan tidak
memberi suatu keputusan, maka permohonan tersebut dianggap
diterima.
WP dalam rangka Kontrak Karya atau Kontrak Bagi Hasil yang akan
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan
mata uang dollar AS tersebut dimulai.
Bagi WP yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam
bahasa Inggris dan mata uang dollar AS sebagai berikut:
1. Pada awal tahun buku: penyelenggaraan pembukuan dalam mata
uang dollar AS untuk pertama kali dilakukan dengan bertitik tolak
dari Neraca akhir tahun buku sebelumnya (dalam mata uang rupiah)
yang dikonversikan ke mata uang Dollar AS dengan menggunakan
kurs:
a. Untuk harga perolehan harta berwujud dan atau harta tidak
berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat
perolehan harta tersebut;
b. Untuk akumulasi penyusutan dan atau amortisasi harta
sebagaimana dimaksud dalam angka 1) menggunakan kurs yang
sebenarnya berlaku pada saat perolehan harta tersebut;
c. Untuk harta lainnya dan kewajiban menggunakan kurs yang
sebenarnya berlaku pada akhir tahun buku sebelumnya,
berdasarkan sistem pembukuan yang dianut yang dilakukan
secara taat asas.
d. Apabila terjadi revaluasi aktiva tetap, di samping menggunakan
nilai historis, atas nilai selisih lebih dikonversikan ke dalam mata
uang dollar AS dengan menggunakan kurs yang sebenarnya
berlaku pada saat dilakukanny revaluasi.
e. Untuk laba ditahan atau sisa kerugian dalam mata uang rupiah
dari tahun-tahun sebelumnya, dikonversi ke dalam mata uang
dollar AS dengan menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku
pada akhir tahun buku sebelumnya, berdasarkan sistem
pembukuan yang dianut yang dilakukan secara taat asas;
f. Untuk modal saham dan ekuitas lainnya menggunakan kurs yang
sebenarnya berlaku pada saat terjadinya transaksi.
g. Dalam hal terdapat selisih laba atau rugi sebagai akibat konversi
dari mata uang rupiah ke mata uang dollar AS sebagaimana
dimaksud dalam butir 1) samapi dengan butir 5), maka selisih
laba atau rugi tersebut dibebankan pada rekening laba ditahan.
2. Dalam tahun berjalan
a. Untuk transaksi yang dilakukan dengan mata uang dollar AS
pembukuannya dicatat sesuai dengan dokumen transaksi yang
bersangkutan;
b. Untuk transaksi, baik dalam negeri maupun luar negeri, yang
menggunakan mata uang selain Dollar AS, dikonversikan ke
mata uang dollar AS dengan menggunakan kurs yang
sebenarnya berlaku pada saat terjadinya transaksi, yaitu sebagai
berikut:
1. Apabila dari dokumen transaksi diketahui kurs yang
berlaku, maka kurs yang dipakai adalah kurs yang
diketahui dari transaksi tersebut.
2. Apabila dari dokumen transaksi tidak diketahui kurs yang
berlaku maka kurs yang dipakai adalah kurs yang
sebenarnya berlaku, berdasarkan sistem pembukuan yang
dianut yang dilakukan secara taat asas.
Pembayaran Pajak Penghasilan
1. Besarnya PPH pasal 25 UU PPH untuk tahun Pajak pertama
penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang
Dollar AS adalah sebesar PPH pasal 25 dalam mata uang rupiah
yang dikonversikan dengan menggunakan kurs yang ditetapkan
Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada akhir tahun buku
sebelum dimulainya pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata
uang dollar AS.
2. Pembayaran PPH pasal 25 dan pasal 29 serta PPH Final yang
dibayarkan sendiri oleh WP yang diizinkan untuk menyelenggarakan
pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dollar AS, dapat
dilakukan dalam mata uang rupiah.
3. Dalam hal pembayaran pajak dilakukan dalam mata uang rupiah,
WP harus mengkonversikan pembayaran dalam mata uang Rupiah
tersebut ke dalam mata uang dollar AS dengan menggunakan kurs
yang ditetapkan dalam keputusan Menteri Keuangan yang berlaku
pada tanggal pembayaran.
Penyampaian SPT
1. WP yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam
bahasa Inggris dan mata uang dollar AS, wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan PPH badan serta lampiran dalam bahasa
Indonesia kecuali lampiran laporan keuangan, dan dalam mata uang
dollar AS.
2. Penerapan tarif yang dimaksud dalam pasal 17 UU PPH, lapisan PKP
dikonversikan ke dalam mata uang dollar AS dengan menggunakan
kurs yang ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku di
akhir Tahun Pajak yang bersangkutan.
3. Dalam hal adanya bukti pembayaran atau pemotongan PPH pasal
22 dan 23 dalam mata uang Rupiah yang akan dikreditkan dalam
SPT PPH badan, harus dikonversikan ke dalam mata uang dollar AS
dengan kurs yang ditetapka pada keputusan Menteri keuangan
yang berlaku pada tanggal pembayaran/pemotongan pajak
tersebut.
Sanksi
1. Apabila WP yang ternyata:
a. Tidak mengajukan permohonan dalam pembukuan dalam bahasa
Inggris dan mata uang Dollar AS, atau permohonannya ditolak,
atau tidak menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke KPP
tempat WP terdaftar, namun tetap menyelenggarakan
pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dollar AS; atau
b. Telah diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam
bahasa Inggris dan mata uang dollar AS atau telah
memberitahukan ke KPP tempat WP terdaftar, namun tetap
menyelenggarakan pembukuan dengan Bahasa Indonesia dan
mata uang Rupiah; maka izin tersebut akan dicabut dan WP tidak
boleh mengajukan permohonan lagi.
2. Perlakuan diatas tidak dikenakan bila WP mengajukan
pemberitahuan atas pembatalan dalam menyelenggarakan
pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dollar AS, secara
tertulis dalam jangka waktu 3 bulan setelah tahun buku berjalan.
LAIN-LAIN
1. Sisa kerugian fiskal dalam mata uang Rupiah dari Tahun-tahun
sebelumnya yang dapat dikompensasikan ke tahun pajak
dimulainya pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dollar
AS, dikonversikan ke dalam mata uang dollar AS menggunakann
kurs yang ditetapkab keputusan Menteri Keuangan yang berlaku
pada akhir tahun buku pada saat kerugian Fiskal tersebut terjadi.
2. WP yang telah mendapat izin menyelenggarakan pembukuan dalam
bahasa Inggris dan mata uang dollar AS sebelum 1 Januari 2001,
tidak perlu mengajukan permohonan baru dan izin tetap berlaku.
3. WP yang mengajukan permohonoan untuk mendapat izin dalam
pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dollar AS sebelum
1 Januari 2001, maka pemberian izin tersebut berlaku keputusan
Menteri Keuangan ini.
Bentuk dan Tata cara Pencatatan bagi WP orang pribadi
Yang boleh menyelenggarakan pencatatan:
1. WP orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang
diperbolehkan menghitung penghasilan netto dengan Norma
Penghitungan Penghasilan Netto berdasarkan pasal 14 ayat 2 UU
PPH; dan
2. WP orang pribadi yang tidak melakukan usaha/pekerjaan bebas
Syarat-syarat pencatatan:
1. Pencatatan dibuat lengkap dan benar dengan didukung oleh
dokumen yang dijadikan dasar perhitungan peredaran atau
penerimaan bruto, serta penghasilan yang bukan objek pajak dan
atau penghasilan yang dikenakan pajak yang bersifat final.
2. Pencatatan dalam suatu tahun pajak meliputi 12 bulan, mulai
tanggal 1 januari-31 Desember
3. Pencatatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus
disimpan di tempat tinggal WP atau tempat usaha WP selama 10
tahun sejak saat terutangnya pajak/berakhirnya masa pajak, bagian
tahun pajak, tahun pajak
4. Pencatatan harus dapat menggambarkan jumlah peredaran atau
penerimaan bruto serta penghasilan yang bukan objek pajak dan
atau penghasilan yang dikenakan pajak yang bersifat final, sehingga
dapat dihitung besarnya pajak yang terhutang
5. WP yang memiliki lebih dari 1 jenis usaha, pencatatan harus dapat
menggambarkan secara jelas jumlah penerimaan bruto masing-
masing jenis dan tempat usaha tersebut/
Tata cara pencatatan diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak