Author
prissilmatania
View
25
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Noice induced hearing loss
PEMBERIAN VITAMIN E SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TULI PERSEPTIF AKIBAT BISING
PRISSILMA TANIA JONARDI 1102010221
PUJI ANWARA 1102010223
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Terimakasih kami ucapkan kepada Allah YME, karena atas rahmatnya kami bisa
menyelesaikan gagasan ilmiah ini dengan baik dan tepat waktu. Hal ini juga atas
kerjasama dengan berbagai pihak dan koneksi internet yang sangat membantu
sehingga kami dapat menilik dari berbagai jurnal yang ada. Penulis menyadari
bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tulisan bagi penulis dan pembaca. Akhir kata, kami berharap kiranya karya kami ini
dapat bermanfaat dan menjadi suatu nafas segar dalam kemajuan ilmiah khususnya
dibidang kedokteran.
Assallamualaikum WR WB
Jakarta, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Stress oksidatif adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan kerusakan oksidatif dalam sel, jaringan atau organ tubuh.
Kerusakan ini dapat disebabkan oleh molekul yang disebut spesies oksigen reaktif
(reactive oxygen species, ROS). Spesies oksigen reaktif termasuk partikel-partikel
yang disebut radikal bebas.
Radikal bebas adalah suatu molekul dengan satu atau lebih elektron terluar
atomnya tidak memiliki pasangan. Jika elektron terluar suatu atom dalam molekul
tidak memiliki pasangan, maka molekul tersebut akan sangat aktif untuk mencari
pasangan elektron terluar atom tersebut. Molekul ini menjadi sangat aktif untuk
bereaksi untuk merampas elektron dari sel-sel tubuh. Molekul radikal bebas ini
dapat merusak sel-sel tubuh dan berperan penting terhadap timbulnya berbagai
penyakit dan gangguan kesehatan.
Untuk melawan kerusakan akibat radikal bebas, tubuh mengandalkan antioksidan.
Antioksidan adalah senyawa yang mencegah kerusakan oksidatif dengan
menjinakkan radikal bebas. Antioksidan menjinakkan radikal bebas yang aktif
dengan cara menyediakan pasangan elektron terluar atom radikal bebas sehingga
molekul tersebut menjadi stabil. Antioksidan diperoleh tubuh dari nutrien (zat
makanan) dan unsur-unsur esensial dalam makanan. Beberapa jenis antioksidan
berupa molekul seperti vitamin C, vitamin E, selenium, seng, dsb. Ada juga
antioksidan berupa enzim seperti superoksida dismutase, katalase, dan
glutathione. Glutathione dikenal sebagai master antioksidan yang tersusun dari
kombinasi 3 asam amino sederhana – cystine, glycine, dan glutamine.[1]
Vit E telah lama dikenal sebagai antioksidan bersama dengan vitamin C.
Vitamin E terdiri atas suatu zat larut lemak yang ditemukan pada berbagai
makanan, bekerja sebagai antioksidan dengan membantu melindungi sel dari
kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Radikal bebas adalah kumpulan
senyawa yang terbentuk ketika tubuh kita mengubah makanan yang kita makan
menjadi sebuah energi. Manusia akan terpapar radikal bebas dari lingkungan
melalui asap rokok, polusi udara dan sinar UV. Vitamin E adalah nama umum
untuk dua kelas molekul (tocopherol dan tocotrienol). Tocopherol tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak
seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan sebagainya. Karena tidak larut
dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya dapat dicerna dengan
bantuan empedu hati, sebagai pengelmulsi minyak saat melalui duodenum
**
** Gambar disunting dari Buku Harper Ilustrated Biochemistry 26th Ed,2003.
Halaman : 486
SIFAT
Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu
tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh
oleh asam pada suhu 100o C. Bila terkena oksigen di udara, akan
teroksidasi secara perlahan-lahan.Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan
menjadi gelap secara bertahap.[3]
KEBUTUHAN
Vitamin e dibutuhkan sesuai dengan usia. Sesuai dengan standar internasional
dalam satuan IU. [2]
Life Stage Recommended Amount
Birth to 6 months 4 mg (6 IU)
Infants 7–12 months 5 mg (7.5 IU)
Children 1–3 years 6 mg (9 IU)
Children 4–8 years 7 mg (10.4 IU)
Children 9–13 years 11 mg (16.4 IU)
Teens 14–18 years 15 mg (22.4 IU)
Adults 15 mg (22.4 IU)
Pregnant teens and women 15 mg (22.4 IU)
Breastfeeding teens and women 19 mg (28.4 IU)
SUMBER
Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang berminyak atau
sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan, susu, mentega, telur,
sayur-sayuran, terutama kecambah. Contoh sayuran yang paling banyak
mengandung vitamin E adalah minyak biji gandum, minyak
kedelai, minyak jagung, alfalfa, selada, kacang-kacangan, asparagus, pisang,
strawberry, bijibunga matahari, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna
hijau.Vitamin E lebih banyak terdapat pada makanan segar yang belum diolah.
Selain itu ASI juga banyak mengandung vitamin E untuk memenuhi kebutuhan
bayi. [3]
KEGUNAAN
Vitamin E berguna untuk:
Meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan
kesuburan, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner.
Berperan sangat penting bagi kesehatan kulit, yaitu dengan menjaga,
meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses penuaan
dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta
mempercepat proses penyembuhan luka.
Sebagai Antioksidan. Dalam melaksanakan fungsinya
sebagai antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan cara mencari,
bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas Y. Dalam reaksi tersebut,
vitamin E sendiri diubah menjadi radikal. Namun radikal ini akan segera
beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses biokimia yang
melibatkan senyawa lain.
Melindungi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke
seluruh jaringan tubuh dari kerusakan. [3]
KEKURANGAN
Kekurangan vitamin E akan menyebabkan sel darah merah terbelah. Proses
ini disebut hemolisis eritrodit dan dapat dihindari dengan vitamin E.
Akibat lain kekurangan vitamin E adalah:
perubahan degeneratif pada sistem saraf dan otot
kelemahan dan kesulitan berjalan
nyeri pada otot betis
gangguan penglihatan
anemia
retensi cairan (odem)
kelainan kulit
Pada bayi, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kelainan yang
mengganggu penyerapan lemak pada bayi yang prematur dan
kekurangan gizi. Namun kekurangan vitamin E sesungguhnya sangat jarang
terjadi karena vitamin ini banyak terdapat dalam makanan, terutama dalam
minyak sayur. Pada manusia kekurangan vitamin E bisa disebabkan
karena diet yang sangat buruk dalam jangka waktu lama. [3]
KELEBIHAN
Pada umumnya vitamin E dianggap sebagai bahan yang cukup aman. Dalam
beberapa kasus, kelebihan vitamin E menimbulkan gangguan pada
kinerja sistem imun terhadap infeksi. Gejalayang akan dirasakan adalah sakit
kepala, lemah dan selalu lelah, serta pusing yang disertai gangguan
penglihatan. Untuk itu, jumlah vitamin E dalam tubuh harus berada dalam
batasan yang ketat. [3]
LATAR BELAKANG
Tuli akibat bising adalah kehilangan pendengaran permanen secara
sensorineural yang terjadi akibat paparan bising yang cukup keras. Tuli akibat
bising merupakan jenis ketulian sensorineural yang paling sering dijumpai
setelah presbikusis. Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan.
Bising yang intensitasnya 85 desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan
kerusakan reseptor pendengaran Corti pada telinga dalam. Sifat ketuliannya
adalah tuli saraf koklea dan biasanya terjadi pada kedua telinga [4],[5]
1 dari 10 penduduk amerika kehilangan pendengaran dan menyebabkan
ketidakmampuan mengerti pembicaraan normal. Dinas kesehatan Amerika
mengemukakan 15 % dari penduduk Amerika yang berusia 20-69 tahun
terpapar bising yang cukup keras berhubungan dengan pekerjaan maupun
kegiatan di waktu senggang. Karena tuli akibat bising yang disebabkan
pekerjaan, pemerintah menetapkan standar regulasi suara yang terpajan. [4]
Orang yang bekerja di pertengahan tahun 1960 an mungkin terpajan suara
dengan bising yang cukup keras karena tidak ada hukum yang mengatur
mengenai alat proteksi pendengaran. Studi terakhir mengemukakan bahwa
anak muda kini terancam menderita tuli akibat bising. Penelitian menegaskan
musik rock yang didengar cukup keras melalui radio portabel dengan
earphone terkait dengan fenomena ini. [4]
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari gagasan ilmiah yang kami kemukakan ini adalah dengan
menggunakan antioksidan seperti vitamin e diharapkan dapat mencegah
terjadinya tuli akibat bising yang terjadi, karena seperti yang kita ketahui
bersama apabila alat proteksi telinga seperti sumbat telinga/ear plug, tutup
telinga/ear muff, dan pelindung kepala/helmet tidak tersedia untuk melakukan
perlindungan akibat pajanan suara yang dihasilkan oleh alat alat industri pada
pekerja atau bising suara yang tidak terduga pada pemakai earphone seperti
yang para remaja lakukan hal ini dapat menjadi suatu tindakan preventif yang
memadai.
Bising industri sudah lama merupakan masalah yang sampai sekarang
belum bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius
bagi pendengaran para pekerja, karena dapat menyebabkan kehilangan
pendengaran yang sifatnya permanen. Sedangkan bagi pihak industri, bising
dapat menyebabkan kerugian ekonomi karena biaya ganti rugi. Dengan
adanya pencegahan terhadap tuli akibat bising dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia sekaligus menurunkan budget perusahaan yang
dikeluarkan untuk membayar ganti rugi asuransi pekerja yang menderita tuli
akibat bising.[5]
GAGASAN
PENUTUP DAN KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://vistabunda.com/kesehatan/stress-oksidatif-radikal-bebas-dan-antioksidan/ Diakses 12 Maret 2013
http://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminE-QuickFacts/ Diakses 11 Maret 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_E Diakses 11 Maret 2013
http://american-hearing.org/disorders/noise-induced-hearing-loss/ Diakses 12 Maret 2013
http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdf Diakses 11 Maret 2013