Upload
rocco-cyne
View
333
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kdpk
Citation preview
MAKALAH
PEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS DAN OKSIGEN
Anggota:
Nafi’ Ruhmita
Nani Susilawati
Nova Yunita Sari
Novellia Rizqiana
Nunik Astria
Nur Izzati
Nur Widya Arifinna
Rika Irmaningtyas
Rina Candra Permatasari
Risa Dian Mayasari
Rizqa Ainuni’mah
Sekar Handalu Nestri
Septya Dwi Kurniawati
Shanti Wahyuningsih Sasmito
Shinta Ayu Aprillia
Shofia Zahidati
Sri Darwatik
Sumiati
Susmiati
Tariningsih
Tiara Nur Khanifa
Trisna Widiya Ningsih
Weny Aditiya Dewi
Widyastuti Tyasutami
Wulandari
PRODI DIII KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Jalan Dr.Sutomo 4-6 Semarang, Jawa Tengah (024) 8311467
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat, hidayah
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ketrampilan Dasar
Praktik Klinik (KDPK) mengenai “Pemberian Cairan melalui infuse” dan “Pemberian
oksigen “ tanpa mengalami suatu hambatan yang berarti.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Demi pengembangan kreatifitas kami
dan kesempurnaan makalah ini, kami menunggu saran dari pembaca, baik dari segi isi, istilah
serta pemaparannya. Harapan kami semoga kami dapat memperbaiki kekurangan tersebut.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………......
…......................................... …ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………….
…………………………………………………….......................................1
1.2 Rumusan Masalah............
…………………………………………………………………….....................................1
1.3 Tujuan Penulisan .......
……………………………………………………………………...........................................1
BAB II ISI
2.1 Pemberian Cairan Melalui
Infus………………………………………………………………………………………….
2.1.1
Pengertian………………………………………………………………………………………
…………………………
2.1.2
Tujuan……………………………………………………………………………………………
………………………….
2.1.3 Hal yang Harus
Diperhatikan……………………………………………………………………………………
…
2.1.4 Alat yang
Disiapkan…………………………………………………………………………………………
…………
2.1.5 Cara
Kerja……………………………………………………………………………………………
…………………….
2.1.6
Indikasi…………………………………………………………………………………………
…………………………….
2.1.7 Tempat Pemasangan
Perasat………………………………………………………………………………………
2.2 Pemberian Oksigen
2.2.1
Pengertian………………………………………………………………………………………
…………………………
2.2.2
Tujuan……………………………………………………………………………………………
………………………….
2.2.3 Hal yang Harus
Diperhatikan……………………………………………………………………………………
…
2.2.4 Alat yang
Disiapkan…………………………………………………………………………………………
…………
2.2.5 Cara
Kerja……………………………………………………………………………………………
…………………….
2.2.6
Indikasi…………………………………………………………………………………………
…………………………….
2.2.7 Tempat Pemasangan
Perasat………………………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………...........................................
……….12
3.2 Saran
……………………………………………………………………………..........................................
.……………12
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................................13
LAMPIRAN........................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pemasangan infus adalah teknik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan
dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di sambungkan.
Pemberian cairan infuse merupakan materi yang sangat sulit di terapkan karena memiliki
berbagai macam tehknik-tekhnik yang berbeda-beda dan memilki kerasionalannya sendiri-
sendiri juga. oleh karena itu prosedur pemberian infus memerlukan pembelajaran yang tidak
sedikit.
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen tersebut bertujuan
memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Dalam penulisan makalah ini akan di jelaskan pengertian pemberian cairan infuse dan
oksigen, tujuan, hal-hal yang harus diperhatikan, alat yang harus disiapkan, cara kerja,
indikasi, tempat pemasang perasat.
II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses pemberian cairan melalui infuse dan pemberian
oksigen?
2. Bagaimana prosedur pemberian cairan melalui infuse dan pemberian oksigen?
III. Tujuan
Memberikan informasi tentang prosedur pemasangan infuse dan oksigen.
Agar mahasiswa mampu melaksanakan pemberian infuse dan oksigen kepada klien saat
di lapangan kerja.
BAB II
ISI
1. Pemberian Cairan Melalui Infus
I. Pengertian : pemberian cairan melalui infuse merupakan tindakan memasukan cairan
melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infuse.
II. Tujuan : Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.
III. Hal yang harus diperhatikan :
1. Ganti lokasi tusukan setiap 48 – 72 jam dan gunakan set infuse baru
2. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24 – 48 jam dan evaluasi tanda infeksi
3. Observasi tanda atau reaksi alergi terhadap infuse atau komplikasi lain
4. Jika infuse tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan
5. Kecangkan klem infuse sehingga tidak mengalir
6. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infuse perlahan,
periksa ujung kateter terhadap adanya embolus
7. Bersihkan lokasi penusukan dengan antiseptic. Bekas-bekas plester dibersihkan
memakai kapas alkohol atau bensin (jika perlu)
IV. Persiapan Alat Dan Bahan :
1. Standar infuse
2. Perangkat infuse
3. Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien
4. jarum infuse atau abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
5. Pengalas
6. Pembendung / tourniquet
7. Kapas alkohol 70%
8. Plester
9. Gunting
10. Kasa steril
11. Betadine
12. Sarung tangan
V.Cara Kerja :
1. Cuci tangan untuk membersihkan tangan perawat yang berperan penting dalam
pemasangan infus
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan agar tidak terjadi
misscomunication antar pasien dan perawat.
3. Hubungkan cairan dan perangkat infuse dengan menusukan kedalam botol infuse
(cairan) sebagai via yang dilalui infuse dari botol infuse ke tubuh
4. Isi cairan ke dalam perangkat infuse dengan menekan bagian ruang tetesan hingga
ruangan tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan
keluar udaranya
5. Letakkan pengalas untuk menghindari keluarnya cairan dari infuse atau bahkan darah
dari tubuh ke tempat tidur pasien
6. Lakukan pembendungan dengan tourniquet
7. Gunakan sarung tangan untuk menghindari adana infeksi baik pada pasien maupun
perawat
8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk untuk meminimalisir infeksi pada tangan yang
diberi infuse
9. Lakukan penusukan dengan arah jarum keatas karena infuse yang masuk akan lebih
mudah mengalir ke atas (ke arah tubuh, bukan ke jari-jari tangan)
10. Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infuse /
abocath untuk menghindari kesalahan memasukkan jarum infuse melalui alur lain,
seperti melewati arteri. Jika salah memasukkan ke arah arteri, maka cairan infuse
tidak bisa menyebar merata ke seluruh tubuh karena sifat arteri adalah hanya
mewakili organ di sekitarnya saja.
11. Tarik jarum infuse dan hubungkan dengan selang infuse
12. Buka tetesan
13. Lakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril untuk mencegah
pergeseran jarum karena sifat kassa steril adalah merekatkan secara kuat.
14. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester untuk pendataan dan
penghitungan kapan infuse harus diganti
15. Catat respon yang terjadi untuk pendataan tindakan selanjutna
16. Cuci tangan untuk menghindari penempelan kuman atau virus pada perawat maupun
lingkungan
VI. Indikasi :
1. Pada Keadaan emergency resusitasi jantung paru memungkinkan pemberian obat
secara langsung kedalam intravena
2. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat(furosemid, digoxin)
3. Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah obat dalam jumlah besar secara terus-
menerus melalui infuse (lidokain, xilokain)
4. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan
injeksi intramuskuler.
5. Untuk mencegah masalah yang mungkin timbul apabila beberapa obat di campur
dalam satu botol.
6. Untuk memasukkan obat yang tidak dapat diberikan secara oral (missal :pada pasien
koma) atau intra muskuler (missal : pasien dengan gangguan koagulasi)
VII. Tempat Pemasangan Perasat :
Tempat atau lokasi vena perifer yang sering digunakan pada pemasangan infuse. Vena
Supervisial atau perifer kutan terletak didalam fasia subcutan dan merupakan akses paling
mudah untuk terapi intravena. Vena-vena tersebut diantaranya adalah :
1. Metakarpal
2. Sefalika
3. Basilika
4. Sefalika mediana
5. Basilika mediana
6. Antebrakial median
2.PEMBERIAN OKSIGENASI
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang ditujukan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, aktifitas berbagai organ atau sel, mempertahankan
hidup. Pemberian oksigen bertujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya
hipoksia.
Urutan saluran pernafasan:
- Hidung / mulut
- Faring
- Laring
- Trachea
- Bronkus
- Bronkhiolus
- Alveolus
Proses Oksigenasi
1. Ventilasi
Proses ini merupakan proses pertukaran gas antara paru-paru dan udara luar yang terjadi melalui
inspirasi (menghirup udara luar) dan ekspirasi (menghembuskan udara keluar)
2. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari kapiler ke alveoli.
3. Trasportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 dibawa dari paru keseluruh tubuh dan CO2
dari seluruh tubuh dibawa ke paru.
Frekuensi pernafasan normal:
- Dewasa : 12 – 20 x/menit
- Anak : 20 – 40 x/menit
- Bayi : > 40 x/menit
Gangguan / masalah kebutuhan oksigenasi
1. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen
dalam tubuh akibat peningkatan penggunaan oksigen ditingkat sel, sehingga dapat
memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis).
2. Perubahan pola nafas
a. Takipnea merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per menit.
b. Bradipnea merupakan pola pernafasan yang lambat abnormal, kurang dari 10 kali per menit.
c. Hiperventilasi merupakan proses kompensasi tubuh akibat peningkatan jumlah O2 dalam
paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam, ditandai dengan peningkatan denyut nadi,
nafas pendek, nyeri dada, dll
d. Kussmaul merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang
dalam keadaan asidosis metabolik.
e. Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 agar pernafasan lebih lambat
dan dalam, ditandai dengan nyeri kepala, penurunan kesadaran, otot-otot pernafasan lumpuh,
dll.
f. Dispnea merupakan sesak nafas atau rasa barat saat bernafasditunjukan dengan retraksi dada.
g. Ortopnea merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini
sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru-paru.
h. Cheyne stokes merupakan siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula naik kemudian
menurun dan berhenti, lalu pernafasan dimulai lagi dari siklus baru.
i. Pernafasan paradoksal merupakan pernafasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawan
arah dari keadaan normal.
j. Biot merupakan pernafasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, akan tetapi
amplitudonya tidak teratur.
k. Sridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
pernafasan.
Macam-macam alat pemberian O2
1. Nasal kanul
2. Simple face mask
3. Partial rebreather mask
4. Nonrebreather mask
Nasal cannule
Pemberian oksigen langsung melalui nasal prongs
- Dapat digunakan untuk jangka panjang
- Mencegah rebreathing
- Dapat digunakan selama makan dan berbicara
Iritasi lokal, dermatitis dan perdarahan hidung dapat terjadi dan volume pemberian diatas 4l/min tidak
boleh diberikan secara rutin.
Low flow oxygen masks
Konsentrasi oksigen yang terhirup tergantung dari kemampuan pernafasan pasien.
Dapat terjadi rebreathing udara yang diekspirasikan( karena tidak keluar secara sempurna dari
sungkupnya)
Fixed performance masks
Dapat memberikan konsentrasi oksigen yang konstan, tidak tergantung pada
kemampuan pernafasan pasien.
Partial and non-rebreathe masks
Mempunyai semacam kantong reservoir yang diisi penuh dengan oksigen murni dan
yang mengandalkan system katup sehingga tidak terjadi percampuran antara oksigen dengan
udara yang diekspirasikan.
High-flow oxygen
Sungkup (Mask) atau nasal prong yang mengalirkan oksigen 50-120 L/min
menggunakan high flow regulator untuk memasukkan udara dan oksigen dalam konsentrasi
yang ditentukan.
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN
A. Persiapan alat :
1. Tabung oksigan
2. Flowmeter oksigen
3. Humidifier
4. Nasal kanul
5. Plester 2 buah
6. 2 buah waskom / kom berisikan Nacl 0,9 %
7. Cotton bad / lidi waten dan sarung tangan dalam bak instrumen
8. Tanda peringatan (dilarang merokok, menyalakan api karena oksigen sedang digunakan)
9. Aqua bidest
10. Senter pen light
11. Jam dengan hitungan detik
12. Alat tulis untuk mencatat
Gambar alat pemberian oksigen :
A. Nasal kanul
Indikasi :
- - Flow rate: 1-6 L/menit
- - Konsentrasi O2 : 20-45%
Keuntungan :
- - Pasien dapat makan dan bicara tanpa melepas canula
- - Nyaman untuk semua usia
Kerugian :
- - Mudah terlepas / salah posisi
- - Harus punya lubang hidung yang paten
- - Flow rate > 6L/menit tidak dapat diberikan, karena dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman
B. Simple face masK
Indikasi :
- Flow rate: 5-8 L/menit
- Konsentrasi O2 : 40-60%
Keuntungan :
- Efektif untuk pernafasan via mulut atau yang mengalami sumbatan hidung
Kerugian :
- Penggunaan flow rate sedikitnya 5L/menit mencegah rebreatheing CO2
C. Partial rebreather mask
Indikasi :
- - Flow rate: 8-12 L/menit
- - Konsentrasi O2 : 50-80%
Keuntungan :
- - Mengirimkan O2 dalam konsentrasi tinggi
Kerugian :
- - Kantong harus tidak melintir / melipat, dan hindari
obstruksi oksigen
D. Nonrebreather mask
Indikasi :
- - Flow rate: 10-15 L/menit
- - Konsentrasi O2 : 60-80%
Keuntungan :
- - Mengirimkan konsentrasi oksigen yang paling tinggi
Kerugian :
- Mati lemas jika aliran oksigen terobstruksi dan masker rapat menempel, kecuali jika
masker dilengkapi dengan suatu mekanisme katup spring (spring valve) yang dapat
membuka manakala pasien inspirasi.
E. Tabung oksigen
F. Flowmeter
G. Humidifier
PERHATIAN
- Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian oksigen
- Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang dapat menimbulkan kebakaran
- Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol
- Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai
- Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering
- Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis karena pemberian
oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan
kesadaran.
- Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan-pelan
sesuai kebutuhan
B. Pelaksanaan tindakan :
1. Persiapan: Sambungkan flowmeter dengan oksigen, isi himudifier dengan aqua bidest sampai
batas yang telah ditentukan kemudian sambungkan ke flowmeter.
2. Berikan salam, untuk mempermudah komunikasi dengan pasien.
3. Jelaskan tujuan dari tindakan, untuk menghindari adanya misscomunication dengan pasien.
4. Kontrak waktu untuk melakukan tindakan.
5. Dekatkan alat-alat yang disiapkan, untuk mempermudah proses.
6. Petugas mencuci tangan, untuk menjaga kebersihan.
7. Kaji pernafasan pasien (hitung RR 1 menit penuh), untuk memastikan bahwa pasien benar-
benar membutuhkan oksigenasi
8. Gunakan sarung tangan, untuk menghindari terjadinya iritasi.
9. Kaji kondisi mulut dan hidung pasien dengan menggunakan senter (bila kotor mintakan
pasien untuk membersihkan, bila pasien tidak sadar bersihkan lubang hidung dengan lidi
waten yang telah dilembabkan dengan cairan Nacl 0,9%), untuk mempermudah proses
10. Sambungkan kanul dengan alat pelembap/humidier
11. Kemudian putar flowmeter sesuai dengan program terapi (missal : untuk kanul/kateter 24-44
% / 1-6 liter/menit, sedangkan unutk masker 40% = 5 liter/menit)
12. Masukkan ujung kanul ke dalam waskom yang berisi air untuk memastikan apakah oksigen
telah mengalir dengan baik (tanda oksigen mengalir dengan baik adalah terdapatnya
gelembung-gelembung udara dalam air)
13. Pasangkan nasal kanul pada hidung klien dengan hati-hati dan tidak menimbulkan rasa sakit
serta posisi kanul dengan tepat, guna memberi rasa nyaman pada pasien saat diberi oksigenasi
14. Beri fiksasi/plester pada kanul dan untuk direkatkan pada samping hidung/pipi klien
15. Rapikan klien, agar pasien lebih nyaman dengan tempat tidurnya
16. Gantung tanda peringatan pada botol tabung, untuk menghindari ada pihak keluarga yang
masih awan memainkan botol tabung
17. Jelaskan bahwa tindakan sudah selesai, agar pasien bisa istirahat kembali
18. Mencuci tangan, untuk menghindari menempelnya kuman-kuman atau virus dari pasien atau
lingkungan
19. Catat semua kegiatan yang telah dilakukan, serta respon klien, untuk pendataan dan evaluasi
tindakan selanjutnya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam memberikan infus dan oksigen pada pasien tentunya memiliki prosedur (cara kerja)
yang harus diperhatikan dan perlu digarisbawahi pelaksanaannya. Oleh karena itu seorang tenaga
kesehatan diwajibkan mempelajari hal ini dengan benar dan serius. Prosedur dari tahap ke tahap
memiliki rasionalisasi yang memberikan alasan mendasar mengapa harus dilakukan prosedur satu
demi satu tanpa ada yang terlewatkan. Hal inilah yang menampakkan pentingnya pembelajaran
Ketrampilan Dasar Praktek Klinik (KDPK) yang memilki maksud bahwa kita tak hanya memerlukan
teori saja, namun mjuga harus pandai mempraktekan sesuai prosedur yang benar. Oleh sebab itu
kelompok penulis mengharapkan materi ini dapat bermanfaat dan diamalkan ilmunya sesuai prosedur
yang benar. Kami mengucapkan terimakasih untuk seluruh bantuan dari berbagai pihak yang
membantu kami menyelesaikan makalah ini walaupun masih memiliki berbagai kekurangan yang
masih perlu untuk diperbaiki.
B. SARAN
Bagi Perawat :
Melakukan prosedur kerja dengan serius dan benar sesuai dengan ketentuan;
Memperlakukan pasien dengan baik tanpa menyebarkan privasi pasien;
Menggunakan alat-alat sekecil apaun guna menghindari infeksi pada pasien, seperti
handschoen, perlak, kapas dan lain-lain.
Bagi Pasien :
Melakukan apa yang diinstruksikan oleh perawat guna melancarkan perlakuan;
Mempercayakan pada perawat untuk menghindari adanya kesalahan teknis akibat ketakutan
dan kekhawatiran pasien.
Bagi Pembaca :
Tiada Gading yang Tak Retak, oleh karna itu kami menerima berbagai masukan guna
memperbaiki makalah kami selanjutnya. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Alimul,Azis.2008.Ketrampilan Dasar Praktik Klinik.Jakarta:Salemba Medika