Upload
vuongthuy
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
SKRIPSI
PEMBEBASAN BERSYARAT TERHADAP
NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI
IDA AYU VERA PRASETYA
NIM. 1116051042
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iii
PEMBEBASAN BERSYARAT TERHADAP
NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI
Skripsi ini dibuat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum
pada Fakultas Hukum Universitas Udayana
IDA AYU VERA PRASETYA
NIM. 1116051042
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iv
Lembar Persetujuan Pembimbing
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 18 JUNI 2015
Pembimbing I
Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH.,MS
NIP. 19530914 197903 1 002
Pembimbing II
Dr. Ida Bagus Surya Dharma Jaya, SH.,MH
NIP. 19620605 198803 1 020
vi
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas asung kerta nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “PEMBEBASAN BERSYARAT TERHADAP
NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI” tepat pada waktunya. Adapun
skripsi ini adalah tugas akhir yang juga merupakan prasyarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini dengan penuh
kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak – pihak yang
telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, SH., MH., Dekan Fakultas
Hukum Universitas Udayana.
2. Bapak I Ketut Sudiarta, SH., MH., Pembantu Dekan I Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
3. Bapak I Wayan Bela Siki Layang, SH., MH., Pembantu Dekan II Fakultas
Hukum Universitas Udayana.
4. Bapak I Wayan Suardana, SH.,MH., Pembantu Dekan III Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
vii
5. Bapak Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH., MH., Pembimbing I skripsi
penulis yang dengan kesabarannya memberikan bimbingan dan arahan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Ida Bagus Surya Dharma Jaya, SH., MH., Pembimbing II
skripsi penulis sekaligus Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum
Universitas Udayana yang dengan kesabarannya memberikan bimbingan
dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak A.A. Gede Oka Parwata, SH., Msi., Pembimbing Akademis penulis
sekaligus Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana
yang selalu memberikan semangat dan dukungan terhadap penulis.
8. Bapak ibu/Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama masa belajar di
Fakultas Hukum Universitas Udayana.
9. Bapak/Ibu Pegawai Tata Usaha, Laboratorium, dan Perpustakaan Fakultas
Hukum Universitas Udayana yang telah membantu dalam hal administrasi
selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh keluarga penulis, terutama orang tua yakni Ida Bagus Rahwan
Diputra, SH. (Ayah), Ida Ayu Bintang, SST. (Ibu), dan adik penulis yakni
Ida Ayu Desriwulandari yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian,
memberikan bantuan baik secara formil, materiil maupun spiritual, serta
dukungan terhadap penulis dalam keadaan apapun.
viii
11. Seluruh teman – teman seperjuangan Angkatan 2011 Program Ekstensi
Fakultas Hukum Universitas Udayana, terutama sahabat terbaik penulis
Nyoman Laraswati Janitra yang selalu memberikan penulis perhatian,
semangat, dukungan moral, dan motivasi.
Terima kasih atas kebersamaan, kerjasama, motivasi, dan segala
perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari
bahwa skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan karena
kemampuan dan pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas, sehingga segala
kritik dan saran dari pembaca sangatlah diperlukan bagi penulis guna untuk
kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Akhir kata, dengan penuh kerendahan hati
penulis persembahkan skripsi ini kepada Fakultas Hukum Universitas Udayana
yang penulis cintai dan banggakan, serta segenap pembaca dan masyarakat pada
umumnya dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Om Shanti, shanti, shanti, om.
Denpasar, Juni 2015
Penulis
ix
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Karya Ilmiah/Penulisan
Hukum/Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
manapun, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila Karya Ilmiah/Penulisan Hukum/Skripsi ini terbukti merupakan
duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain dan/atau dengan sengaja
mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka
penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat sebagai pertanggungjawaban
ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.
Denpasar, 18 Juni 2015
Yang Menyatakan,
(Ida Ayu Vera Prasetya)
NIM. 1116051042
x
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN .......................................................................................... i
SAMPUL DALAM ......................................................................................... ii
PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ............................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................... iv
PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ........................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 7
1.3. Ruang Lingkup Masalah........................................................... 7
1.4. Orisinalitas Penelitian ............................................................... 7
1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
a. Tujuan Umum .................................................................... 9
b. Tujuan Khusus ................................................................... 9
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
a. Manfaat Teoritis ................................................................ 10
b. Manfaat Praktis .................................................................. 10
1.7. Landasan Teoritis ..................................................................... 10
xi
1.8. Metode Penelitian ..................................................................... 15
a. Jenis Penelitian .................................................................. 15
b. Jenis Pendekatan ................................................................ 16
c. Sumber Bahan Hukum ...................................................... 17
d. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ................................ 18
e. Teknik Analisis Bahan Hukum ......................................... 18
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI,
NARAPIDANA, DAN PEMBEBASAN BERSYARAT
2.1. Tindak Pidana Korupsi ............................................................. 20
2.1.1. Tindak Pidana ............................................................... 20
2.1.2. Korupsi ......................................................................... 24
2.1.3. Tindak Pidana yang Tergolong sebagai Korupsi .......... 29
2.2. Narapidana ................................................................................ 37
2.2.1. Hak – hak Narapidana .................................................. 38
2.3. Pembebasan bersyarat .............................................................. 39
2.3.1. Macam dan Arti Penting Komponen Pembebasan
Bersyarat ....................................................................... 41
BAB III PENGATURAN HUKUM POSITIF PEMBEBASAN BERSYARAT
KEPADA NARAPIDANA, KHUSUSNYA NARAPIDANA
KORUPSI
3.1. Pengaturan Hukum Tentang Pembebasan Bersyarat ................ 43
3.1.1. Pengaturan pada KUHP ................................................ 47
3.1.2. Pengaturan pada PP No. 99 Tahun 2012 ...................... 50
xii
3.1.3. Pengaturan pada Permenkumham No. 21 Tahun 2013 55
3.1.4. Pengaturan pada Surat Keputusan Menteri Kehakiman
RI No.M.01.PK.04. Tahun 1999 .................................. 64
3.2. Pembebasan Bersyarat sebagai Upaya Mendukung
Resosialisasi ............................................................................. 71
BAB IV KONSEP PENGATURAN PEMBERIAN PEMBEBASAN
BERSYARAT TERHADAP NARAPIDANA KORUPSI DI MASA
MENDATANG
4.1. Pengaturan Pemberian Pembebasan Bersyarat Terhadap
Narapidana Korupsi Pada Masa Sekarang ............................... 75
4.2. Konsep Pengaturan Pemberian Pembebasan Bersyarat
Terhadap Narapidana Korupsi Di Masa Mendatang ................ 77
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan .................................................................................... 85
5.2. Saran ......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN SKRIPSI
xiii
ABSTRACT
Parole To Corruption Convict
Corruption emerged with the use of power and public authority for
personal interest/group that are breaking the law and other norms, causing loss
of the country’s economy and society. Indonesia greatly harmed by acts of
corruption since a long time ago until now so that corruption is set to be a
criminal offense through the criminalization of corruption in the hope of
corruption can be punished. But apparently through parole, Ministry of Justice
and Human Rights mitigate punishment given by the Judge to corruption convict
by the way does not qualify as a justice collaborator. The research problem is
how positive law setting parole to convict, especially corruption convict and draft
regulation granting parole to corruption convict in the future. The research is
conducted to analyze in depth the positive law setting parole to convict, especially
corruption convict and know the draft of regulation granting parole to corruption
convict in the future.
The research use normative research method. The normative research is
used because there is a conflict of norms in Article 14 paragraph (1) part (k) Act
No. 12 In 1995 which emphasizes the rights of convict to get parole with Article
43A paragraph (1) part (a) and Article 43B paragraph (3) part (c) Goverment
Regulation No. 99 In 2012 and Article 53 part (a) and Article 54 paragraph (1)
part (a) Ministerial Regulation of Law and Human Rights No. 21 In 2013 which
want the convict, especially corruption convict must qualify as a justice
collaborator to get parole and had to ask for a recommendation from the relevant
agencies.
The result of research which obtained is positive law setting parole to
corruption convict experiencing tightening as a justice collaborator on
Goverment Regulation No. 99 In 2012 and Ministerial Regulation of Law and
Human Rights No. 21 In 2013. The draft regulation granting parole in the future
rules should be overhauled in the hope happen implementation of law
accordance with the applicable rules as a milestone the birth of legal certainty in
Indonesia’country.
Keywords : Parole, Convict, Corruption, Justice collaborator
xiv
ABSTRAK
Pembebasan Bersyarat Terhadap Narapidana Tindak Pidana Korupsi
Tindak pidana korupsi muncul dengan adanya penggunaan kekuasaan dan
wewenang publik untuk kepentingan pribadi/golongan yang sifatnya melanggar
hukum dan norma-norma lainnya, sehingga menimbulkan kerugian perekonomian
negara serta masyarakat. Indonesia sangat dirugikan oleh perbuatan korupsi sejak
dulu sampai sekarang sehingga korupsi ditetapkan menjadi suatu tindak pidana
melalui kriminalisasi korupsi dengan harapan pelaku korupsi dapat dipidana.
Namun ternyata melalui pembebasan bersyarat, Kemenkumham memperingan
pidana yang telah dijatuhkan Hakim kepada narapidana korupsi dengan cara tidak
memenuhi pengetatan syarat sebagai justice collaborator. Permasalahan
penelitian, yakni bagaimana pengaturan hukum positif pembebasan bersyarat
kepada narapidana, khususnya narapidana korupsi dan konsep pengaturan
pemberian pembebasan bersyarat terhadap narapidana korupsi di masa
mendatang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis secara mendalam
pengaturan hukum positif pembebasan bersyarat kepada narapidana, khususnya
narapidana korupsi dan mengetahui konsep pengaturan pemberian pembebasan
bersyarat terhadap narapidana korupsi di masa mendatang.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum
normatif. Metode penelitian tersebut digunakan karena terjadi konflik norma pada
Pasal 14 ayat (1) bagian (k) UU No. 12 Tahun 1995 yang lebih menekankan hak
narapidana mendapatkan pembebasan bersyarat dengan Pasal 43A ayat (1) bagian
(a) dan Pasal 43B ayat (3) bagian (c) PP No. 99 Tahun 2012 serta Pasal 53 bagian
(a) dan Pasal 54 ayat (1) bagian (a) Permenkumham No. 21 Tahun 2013 yang
membuat seorang narapidana, termasuk narapidana korupsi mengalami pengetatan
syarat sebagai justice collaborator untuk mendapatkan pembebasan bersyarat dan
harus meminta rekomendasi dari instansi penegak hukum yang terkait mengenai
status sebagai justice collaborator.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah pengaturan hukum positif
pembebasan bersyarat kepada narapidana korupsi mengalami perluasan norma
sebagai justice collaborator pada PP No. 99 Tahun 2012 dan Permenkumham No.
21 Tahun 2013. Pemberian pembebasan bersyarat terhadap narapidana korupsi di
masa sekarang tidak diberlakukan tepat sebab pemerintah sering memberikan
pembebasan bersyarat tanpa memperhatikan syarat sebagai justice collaborator.
Maka dari itu konsep pengaturan pemberian pembebasan bersyarat di masa
mendatang, aturannya harus diperbaharui dengan harapan terjadi
pengimplementasian hukum sesuai dengan aturan yang berlaku sebagai tonggak
lahirnya kepastian hukum di negara Indonesia.
Kata Kunci : Pembebasan bersyarat, Narapidana, Tindak pidana korupsi, Justice
collaborator