6
PEMBANGUNAN SECARA VERTIKAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN oleh 1. Fuji Restu Pratiwi (19912014) 2. Anita Septiani (19912041) 3. Nike Novi Yanti (19912122) 4. Ratna DewiPardede (19912125) 5. Sikkharini Cintantyadwisthi (19912170) 6. Fitriawati (19912173) 7. Vani Adelina Sitanggang (19912185) Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung 2013 Abstrak Perkotaan yang mampu menstimulasi adanya pergerakan dan urbanisasi menyebabkan jumlah penduduk kota meningkat setiap tahun. Kepadatan penduduk tersebut tentu menyebabkan kebutuhan akan lahan semakin bertambah dan akhirnya berimbas pada penggunaan lahan yang tidak efisien sehingga menimbulkan berbagai masalah yang salingberkaitan. Pemanfaatan lahan perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat memberi manfaat yang besar dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, pembangunan secara vertikal dapat menjadi solusi yang sesuai atas permasalahan yang silih berganti muncul akibat pertumbuhan jumlah penduduk dengan catatan bahwa pembangunan tersebut dilakukan dengan tidak mengesampingkan wawasan lingkungan. Pendahuluan Bagi sebagian besar masyarakat, perkotaan merupakan tempat yang paling menjanjikan dalam mencukupi segala kebutuhan. Fasilitas-fasilitas umumseperti sekolah yang maju, rumah sakit yang berkualitas, mall-mall yang menyediakan berbagai kebutuhan, dan tempat wisata keluarga yang mewah menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan urbanisasi. Hal tersebut tentu membuat pertumbuhan penduduk di kotameningkat setiap tahun. Jumlah penduduk perkotaan yang selalu mengalami kenaikan akibat pertumbuhan alami maupun migrasi ini berimplikasi pada berbagai masalah yang kompleks dan saling berkaitan. Banyaknya penduduk tentu menyebabkan banyaknya lahan yang digunakan selain untuk tempat tinggal namun juga sebagai tempat usaha sehingga berimbas pada berkurangnya ruang terbuka hijau. Akibatnya, lingkungan terganggu secara ekologi karena bertambahnya produksi polusi baik polusi suara, tanah, udara, dan air. Padatnya permukiman penduduk yang tidak tertata dengan rapi juga mengakibatkan berkurangnya lahan untuk sarana jalan yang saat ini tentu sangat dibutuhkan seiring semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor. Dengan sedikitnya lahan untuk sarana jalan maka dapat menimbulkan kemacetan. Bahkan penggunaan lahan yang berlebihan juga dapat memicu resiko kelangkaan pangan akibat terbatasnya lahan untuk bercocoktanam. Selain itu, produksi sampah anorganik juga akan meningkat akibat bertambahnya konsumsi oleh masyarakat. Masalah-masalah yang saling berkaitan ini membutuhkan sebuah solusi yang tepat sehingga keseimbangan lingkungandi perkotaan dapat tercapai kembali. Pembahasan Dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk di setiap kota semakin meningkat bahkan lebih cepat dibandingkan siklus alamiah atau proses natural bumi. Peningkatan jumlah penduduk yang membludak dapat memberi dampak yang kompleks sebab diiringi dengan peningkatan akan kebutuhan pangan, air bersih, permukiman, ruang terbuka hijau, dan sarana jalan. Kebutuhan yang semakin meningkat ini sayangnya tidak sebanding dengan kemampuan bumi untuk

Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan

PEMBANGUNAN SECARA VERTIKAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

oleh

1. Fuji Restu Pratiwi (19912014)

2. Anita Septiani (19912041)

3. Nike Novi Yanti (19912122)

4. Ratna DewiPardede (19912125)

5. Sikkharini Cintantyadwisthi (19912170)

6. Fitriawati (19912173)

7. Vani Adelina Sitanggang (19912185)

Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Institut Teknologi Bandung

2013

Abstrak

Perkotaan yang mampu menstimulasi adanya pergerakan dan urbanisasi menyebabkan jumlah

penduduk kota meningkat setiap tahun. Kepadatan penduduk tersebut tentu menyebabkan

kebutuhan akan lahan semakin bertambah dan akhirnya berimbas pada penggunaan lahan yang

tidak efisien sehingga menimbulkan berbagai masalah yang salingberkaitan. Pemanfaatan lahan

perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat memberi manfaat yang besar dalam

menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh sebab itu, pembangunan secara vertikal dapat menjadi solusi yang sesuai atas permasalahan

yang silih berganti muncul akibat pertumbuhan jumlah penduduk dengan catatan bahwa

pembangunan tersebut dilakukan dengan tidak mengesampingkan wawasan lingkungan.

Pendahuluan

Bagi sebagian besar masyarakat, perkotaan merupakan tempat yang paling menjanjikan

dalam mencukupi segala kebutuhan. Fasilitas-fasilitas umumseperti sekolah yang maju, rumah

sakit yang berkualitas, mall-mall yang menyediakan berbagai kebutuhan, dan tempat wisata

keluarga yang mewah menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan urbanisasi. Hal

tersebut tentu membuat pertumbuhan penduduk di kotameningkat setiap tahun.

Jumlah penduduk perkotaan yang selalu mengalami kenaikan akibat pertumbuhan alami

maupun migrasi ini berimplikasi pada berbagai masalah yang kompleks dan saling berkaitan.

Banyaknya penduduk tentu menyebabkan banyaknya lahan yang digunakan selain untuk tempat

tinggal namun juga sebagai tempat usaha sehingga berimbas pada berkurangnya ruang terbuka

hijau. Akibatnya, lingkungan terganggu secara ekologi karena bertambahnya produksi polusi baik

polusi suara, tanah, udara, dan air. Padatnya permukiman penduduk yang tidak tertata dengan rapi

juga mengakibatkan berkurangnya lahan untuk sarana jalan yang saat ini tentu sangat dibutuhkan

seiring semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor. Dengan sedikitnya lahan untuk sarana

jalan maka dapat menimbulkan kemacetan. Bahkan penggunaan lahan yang berlebihan juga dapat

memicu resiko kelangkaan pangan akibat terbatasnya lahan untuk bercocoktanam. Selain itu,

produksi sampah anorganik juga akan meningkat akibat bertambahnya konsumsi oleh masyarakat.

Masalah-masalah yang saling berkaitan ini membutuhkan sebuah solusi yang tepat sehingga

keseimbangan lingkungandi perkotaan dapat tercapai kembali.

Pembahasan

Dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk di setiap kota semakin meningkat bahkan

lebih cepat dibandingkan siklus alamiah atau proses natural bumi. Peningkatan jumlah penduduk

yang membludak dapat memberi dampak yang kompleks sebab diiringi dengan peningkatan akan

kebutuhan pangan, air bersih, permukiman, ruang terbuka hijau, dan sarana jalan. Kebutuhan yang

semakin meningkat ini sayangnya tidak sebanding dengan kemampuan bumi untuk

Page 2: Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan

menyediakannya. Sebagai contoh pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan akan lahan

permukiman semakin meningkat, namun jumlah lahan yang ada tidak bertambah.

Lahan merupakan salah satu modal utama untuk membangun suatu kehidupan. Hal ini

menyebabkan lahan dianggap sangat penting bagi sebagian masyarakat. Namun terkadang dalam

pemanfaatannya sering ditemukan perilaku pengeksplotasian lahan secara berlebihan. Membangun

kawasan tanpa memperhitungkan lahan untuk makhluk hiduplainnya merupakan salah satu contoh

perbuatan penggunaan lahan secara tidak bijaksana.

Kualitas lingkungan suatu kawasan secara tidak langsung menggambarkan kualitas

kehidupan dari manusia yang menempati kawasan tersebut. Semakin buruk lingkungannya,

semakin buruk pula kualitas kehidupan manusiannya. Hal ini disebabkan oleh kandungan udara

yang dihirup, air yang dipakai untuk kegiatan sehari, serta berbagai polusi yang berada di setiap

ruas kawasan yang memiliki lingkungan berkualitas buruk tentu akan berdampak negatif pada

kehidupan manusia terutama kesehatannya. Hal ini tentu tidak sebanding dengan aktifitas manusia

yang kian hari mengalami kesibukan yang meningkat.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah yang saling

berkaitan akibat meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan adalah pembangunan secara vertikal

yang berwawasan lingkungan. Pembangunan vertikal dapat diartikan sebagai pengoptimalan lahan

denganmelakukan pembangunanke atas dan ke bawah. Sedangkan yang dimaksud dengan

pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang memperhatikan

aspek pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas

hidup generasi sekarang maupun selanjutnya.

Pemanfaatan lahan perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat memberi

manfaat yang besar dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta mewujudkan

kesejahteraan masyarakat sehingga dalam pelaksanaan pembangunan vertikal harus

memperhatikan beberapa hal yang mendukung. Konsep pembangunan secara vertikal adalah

sebagai berikut.

a) Pemilihan lahan pembangunan

Memilih dan memilah lahan sangat penting dilakukan sebelum melaksanakan

pembangunan. Bangunan vertikal sebaiknya didirikan di atas lahan yang tidak produktif.

Dengan demikian wilayah produktif yang memiliki lahan subur serta tingkat kesesuaian yang

tinggi untuk pertanian dapat dijadikan sebagai tempat bercocoktanam.

b) Keseragaman bangunan

Pembangunan secara vertikal menghasilkan produk bangunan yang seragam untuk

setiap jenisnya dan tetap perlu memperhatikan aturan-aturan yang telah berlaku mengenai garis

sempadan bangunan. Dalam prosesnya ditentukan jarak minimal antar gedung dan tinggi

maksimal setiap gedung berdasarkan kontur tanah di lokasi tersebut. Tinggi maksimal rumah

susun adalah 5 s/d 6 lantai. Hal ini bertujuan agar bangunan-bangunan vertikal tersebut tertata

dengan rapi dan masing-masing bangunan mendapat asupan cahaya yang cukup sehingga

menciptakan suasana yang sehat. Selain itu, tinggi maksimal gedung yang hanya 5 hingga 6

lantai tidak akan mengganggu radar pesawat terutama di Kota Bandung.

c) Hunian vertikal ideal

Pembangunan secara vertikal diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan

manusia namun juga mampu mencukupi kebutuhan makluk hidup lainnya. Oleh karena itu,

hunian vertikal yang dibangun harus bersifat multifungsional dengan menyediakan tempat

tinggal bagi makhluk hidup lainnya. Dengan kondisi yang ideal tersebut maka kebutuhan setiap

makhluk hidup dapat terpenuhi.

Setiap hunian vertikal yang ideal sebaiknya memiliki beberapa kriteria seperti beratap

hijau, menyediakan ruang khusus binatang peliharaan, taman hijau di sekeliling permukiman

vertikal beserta elemen pengisinya yang lengkap dapat dimanfaatkan sebagai ruang

berkumpulnya masyarakat saat santai dan sebagai daerah resapan air serta area bercocoktanam

dengan memakai sistem polikultur guna mencukupi kebutuhan pangan penduduk.

Bagi penduduk berfinansial menengah ke atas akan dikenakan biaya tinggal di rumah

susun yang lebih mahal supaya dapat memberi subsidi bagi masyarakat yang memiliki keadaan

ekonomi menengah ke bawah. Dengan demikian, setiap masyarakat dapat menikmati fasilitas

berupa rumah susun dan komponen pengisinya.

Page 3: Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan

d) Integrasi beberapa disiplin ilmu

Selain ilmu arsitektur dan perencaan tata wilayah dan kota, pelaksanaan pembangunan

secara vertikal juga memerlukan integrasi beberapa disiplin ilmu lainnya dalam proses

pemilihan material pembangunan, rekayasa polikultur, pengolahan air bersih, dan lain-lain

yang berkaitan dengan pemanfaatan energi guna mendukung keberlanjutan pembangunan

secara vertikal.

e) Pembangunan fasilitas-fasilitas umum secara vertikal

Merubah pola pembangunan di perkotaan menjadi pembangunan secara vertikal tidak

boleh mengesampingkan fokus pada pelayanan masyarakat kota. Tidak hanya permukiman,

fasilitas-fasilitas umum yang tentu sangat dibutuhkan oleh penduduk kota seperti sekolah,

rumah sakit, dan pusatperbelanjaan juga harus dikembangkan dan menjadi salah satu agenda

pembangunan secara vertikal.

f) Parkir underground

Setiap gedung yang dibangun secara vertikal perlu memanfaatkan ruang bawah tanah

sebagai area parkir yang memadai dengan memperhatikan kelancaran sirkulasi udara melalui

beberapa ventilasi. Area parkir tersebut juga sebaiknya dibagi berdasarkan jumlah roda

kendaraan. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi lebih efisien dan tertata rapi.

g) Program Sabtu bersih

Pengubahan pola pembangunan sebaiknya diimbangi pula dengan pengubahan pola

kehidupan seperti penggunaan kendaraan bermotor. Dalam konsep penulis, pada hari Sabtu

masyarakat dilarang menggunakan kendaraan bermotor untuk mengurangi kebisingan dan

polusi udara sehingga dapat meminimalisir resiko pencemaran udara. Hal ini tentu akan

dibantu dengan menyediakan satu spot sepeda siap pakai di setiap rumah susun dan dapat

dipinjam oleh masyarakat yang tidak memiliki sepeda.

h) Wisata cagar budaya berbasis alam

Pariwisata yang menjadi salah satu penyumbang penghasilan asli daerah (PAD) harus

diagendakan dalam penggantian pola pembangunan perkotaan. Berbagai taman wisata keluarga

yang mewah namun dibangun secara horizontal dapat diganti dengan wisata cagar budaya

berbasis alam yaitu dengan tidak memaksa pengubahan bangunan-bangunan tua bersejarah

menjadi bangunan vertikal. Bangunan-bangunan bersejarah tersebut dikemas sedemikian rupa

sehingga tetap berwawasan lingkungan yaitu dengan membuat lokasi di sekitar bangunan

tersebut menjadi ruang terbuka hijau atau alun-alun.

i) Sarana ekonomi masyarakat

Pembangunan secara vertikal yang terfokus dengan skala yang lebih besar dan

menyediakan berbagai fasilitas kota yang lebih lengkap dapat memberi lebih banyak peluang

pekerjaan bagi masyarakat menengah ke bawah. Dengan demikian peluang aktivitas ekonomi

tersebut memungkinkan terwujudnya pusat-pusat pertumbuhan baru yang mendukung

tersedianya lapangan dan kesempatan kerja. Para petani dapat menggarap lahan milik beberapa

orang yang berfinansial menengah ke atas. Selain itu masyarakat juga dapat membuka

lapangan kerja sendiri karena didukung oleh fasilitas yang lengkap.

j) Pelaksanaan program persiapan dan pembinaan etika pola hidup kota yang baru

Proses transisi menuju pola pembangunan secara vertikal ini tidak seluruhnya

mendapat perhatian penuh dari masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan program-program

persiapan dan pembinaan etika pola hidup yang baru sehingga masyarakat lebih siap menerima

proses transisi tersebut. Dengan adanya kesiapan masyarakat maka pembangunan secara

vertikal akan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak sehingga tidak menghambat proses

pelaksanaanya.

Page 4: Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan

Gambar 01. Konsep pembangunan secara vertikal berwawasan lingkungan

Beberapa keunggulan dari pembangunan secara vertikal yang berwawasan lingkungan

antara lain

1) memiliki sasaran dan manfaat yang lebih luas dibandingkan dengan pembangunan secara

horizontal,

2) dapat menjadi solusi bagi masyarakat atas tingginya harga tanah sehingga mengantisipasi agar

masyarakat tidak bermigrasi ke daerah pinggiran atau lokasi yang harga tanahnya lebih murah

karena migrasi penduduk ke daerah yang lebih murah hanya akan menambah masalah baru,

3) biaya lebih terkendali,

4) menjadi alternatif penyedia fasilitas-fasilitas kota yang lengkap sehingga menciptakan peluang

aktivitas ekonomi dan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat membuka lapangan dan

kesempatan kerja, dan

5) dapat mendukung perwujudan tata ruang kota masa depan.

Tujuan dilaksanakannya pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan antara

lain :

a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.

Dengan adanya pembangunan vertikal manusia bisa lebih berbagi lahan dengan

lingkungan, baik hewan maupun tumbuhan. Karena tanpa disadari baik langsung maupun tidak

langsung, kehidupan manusia pasti selalu berdampingan dengan lingkungan hidup. Hal ini

disebabkan oleh hubungan manusia dan lingkungan yang saling membutuhkan. Kondisi

tersebut memberikan pilihan bahwa manusia harus bisa menjaga lingkungan dengan baik,

sehingga lingkungan pun akan memberikan hal yang manusia butuhkan dengan cara yang baik

pula.

b. Terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

Pemanfaatan lahan secara tidak bijaksana akan menimbulkan berbagai masalah baru.

Salah satu masalah yang timbul adalah krisis bahan makanan. Masalah ini akan sangat

berpengaruh bagi kehidupan sekarang maupun bagi kehidupan generasi mendatang. Karena

pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Pembangunan secara

Page 5: Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan

vertikal tentu akan memberi peluang yang lebih besar dalam memanfaatkan sisa lahan sebagai

lahan bercocoktanam dan sistem drainase penyimpan air bersih. Dengan demikian kebutuhan

pangan generasi sekarang akan tercukupi begitu pula dengan kebutuhan generasi mendatang

yang telah tersedia.

c. Tercapainya fungsi ekologis lingkungan hidup.

Pembangunan yang tidak diiringi dengan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup

akan menimbulkan ketimpangan bagi proses kehidupan selanjutnya. Lingkungan hidup

merupakan suatu faktor penyeimbang bagi kehidupan pada umumnya. Dengan adanya

lingkungan hidup kebutuhan manusia secara fisik dan psikis akan terpenuhi, namun hal ini

tentu harus diikuti dengan perilaku menjaga lingkungan dari pihak manusia. Pembangunan

vertikal yang berwawasan lingkungan menjadi salah satu solusi yang mumpuni bagi

permasalahan ini. Karena inti dari konsep pembangunan ini adalah saling berbagi dengan

lingkungan hidup lainnya.

Pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan tentu akan memperhatikan aspek

lingkungan dengan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara tidak bijaksana, seperti

penggunaan lahan yang berlebihan, pohon yang banyak ditebang untuk dijadikan material

pembangunan, serta sumber daya lainnya. Material yang digunakan dalam pembangunan

vertikalpun lebih sedikit bila dibandingkan pembangunan horizontal. Selain itu, pembangunan

secara vertikal bisa mereduksi jumlah polusi yang semakin hari semakin meningkat. Kondisi

ini memberikan dampak positif bagi lingkungan, karena semakin banyaknya lahan yang

dimanfaatkan sebagai ruang hijau.

Simpulan dan Saran

Perkotaan yang semakin hari semakin maju menarik minat masyarakat untuk

melakukan urbanisasi sehingga jumlah penduduk kota meningkat setiap tahun. Kepadatan

penduduk tersebut tentu menyebabkan kebutuhan akan lahan semakin bertambah dan akhirnya

berimbas pada penggunaan lahan yang tidak efisien sehingga menimbulkan berbagai masalah yang

saling berkaitan. Pemanfaatan lahan perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat

memberi manfaat yang besar dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta

mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, pembangunan secara vertikal dapat

menjadi solusi yang sesuai atas permasalahan yang silih berganti muncul akibat pertumbuhan

jumlah penduduk dengan catatan bahwa pembangunan tersebut dilakukan dengan tidak

mengesampingkan wawasan lingkungan.

Tujuan dilaksanakannya pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan antara

lain tercapainya keselarasan, keserasian,dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup,

terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang, tercapainya kelestarian

fungsi lingkungan hidup, terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, dan

terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangunan, seperti pencemaran suara,

udara, tanah, dan air.

Agar tujuan pembangunan secara vertikal yang memiliki sasaran pada kualitas dan

kuantitas keseimbangan lingkungan kota tercapai maka dalam pelaksanaannya harus

memperhatikan beberapa hal yang mendukung yaitu pemilihan lahan pembangunan, keseragaman

bangunan, hunian vertikal ideal, integrasi beberapa disiplin ilmu, pembangunan fasilitas-fasilitas

umum secara vertikal, parkir underground, program Sabtu Bersih, wisata cagar budaya berbasis

alam, sarana ekonomi masyarakat, dan pelaksanaan program persiapan dan pembinaan etika pola

hidup kota yang baru.

Beberapa keunggulan dari pembangunan secara vertikal yang berwawasan lingkungan

antara lainmemiliki sasaran dan manfaat yang lebih luas dibandingkan dengan pembangunan

secara horizontal,dapat menjadi solusi bagi masyarakat atas tingginya harga tanah, mengantisipasi

agar masyarakat tidak bermigrasi ke daerah pinggiran atau lokasi yang harga tanahnya lebih murah

karena migrasi penduduk ke daerah yang lebih murah hanya akan menambah masalah baru, biaya

lebih terkendali,menjadi alternatif penyedia fasilitas-fasilitas kota yang lengkap sehingga

menciptakan peluang aktivitas ekonomi dan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat membuka

lapangan dan kesempatan kerja, dan dapat mendukung perwujudan tata ruang kota masa depan.

Page 6: Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan

Daftar Referensi

Tarigan, Robinson. 2003. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

http://green.kompasiana.com/iklim/2011/02/11/pembangunan-berkelanjutan-341334.html (diakses

pada 8 April 2013)

http://budisma.web.id/materi/sma/geografi/pengertian-pembangunan-berwawasan-lingkungan/

(diakses pada 8 April 2013)

http://www.indosiar.com/ragam/pembangunan-gedung-vertikal-semakin-marak_75331.html

(diakses pada 9 April 2013)

http://nasional.kompas.com/read/2012/08/23/21232065/Hampir.54.Persen.Penduduk.Indonesia.Ti

nggal.di.Kota (diakses pada 9 April 2013)