Author
junaidisaputra02
View
122
Download
0
Embed Size (px)
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 0
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 1
I. PENDAHULUAN
A. Pemerintah Desa
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang desa, disebut bahwa
desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah desa terdiri-dari kepala desa dan
perangkat desa, sedangkan perangkat desa terdiri-dari sekretaris desa dan Perangkat
lainnya, yaitu sekretariat desa, pelaksana teknis lapangan dan unsur kewilayahan yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya setempat.
Kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, antara lain
pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa seperti, pembuatan
peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik
Desa (BUMD) dan kerjasama antar desa. Urusan pembangunan antara lain: pemberdayaan
masyarakat dalam penyediaan sarana prasarana fasilitas umum desa seperti, jalan desa,
jembatan desa, irigasi desa, pasar desa sedangkan urusan kemasyarakatan meliputi:
pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat
seperti, bidang kesehatan, pendidikan serta adat istiadat. Struktur pemerintahan desa
sebagai berikut:
Struktur Pemerintahan Desa, Sumber: Unpad (2011)
BPD KEPALA DESA
SEKRETARIS DESA
URUSAN
KEUANGAN
KAUR KESRA KAUR EKBANG KAUR PEM
AMIL
URUSAN
UMUM
AMIL AMIL KADUS. I KADUS. II KADUS. III
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 2
B. Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa:
1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa, berdasarkan keterwakilan wilayah
yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
2. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, Pemangku adat, golongan profesi,
pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.
3. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat diangkat/ diusulkan
kembali untuk 1(satu) kali masa jabatan berikutnya.
4. Jumlah anggota BPD berjumlah ganjil, minimal 5 (lima) orang maksimal 11 (sebelas)
orang, berdasarkan: luas wilayah, jumlah penduduk dan kemampuan keuangan desa.
5. Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota.
6. Sebelum memangku jabatannya, anggota BPD mengucapkan sumpah/ janji secara
bersama-sama di hadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati/Walikota.
7. Pimpinan BPD terdiri dari: ketua (1 orang), wakil ketua (1 orang) dan sekretaris (1
orang). Struktur Badan Permusyarawatan Desa (BPD) sebagai berikut:
Struktur Badan Permusyarawatan Desa (BPD), Sumber: Unpad (2011)
SK
BUPATI/WALIKOTA KETUA BPD
WAKIL
KETUA
KOMISI B KOMISI C KOMISI A
SEKRETARIS
ANGGOTA
KOMISI D
ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 3
C. Lembaga Kemasyarakatan Desa
Berdasarkan Pasal 211 UU No. 32 Tahun 2004 dan Pasal 89 ayat (1) PP No. 72
Tahun 2005, di desa dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD), yang diatur
lebih lanjut Permendagri No. 5 Tahun 2007 tentang pedoman penataan Lembaga
Kemasyarakatan Desa (LKD). Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan
dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga
Kemasyarakatan Desa (LKD) dapat dibentuk atas prakarsa masyarakat yang difasilitasi
pemerintah melalui musyawarah dan mufakat. Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan
Desa (LKD) ditetapkan dalam Peraturan Desa dengan berpedoman pada Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota, berdasarkan pertimbangan bahwa kehadiran lembaga tersebut sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, maksud dan tujuannya jelas, bidang kegiatannya tidak
tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada. Struktur Lembaga Kemasyarakatan
sebagai berikut:
Struktur Lembaga Kemasyarakatan, Sumber: Unpad (2011)
D. Kerjasama Desa
Berdasarkan Pasal 214 UU No. 32 Tahun 2004, dan Pasa182 PP No. 72 Tahun
2005, terbitlah Permendagri No. 38 Tahun 2007 tentang Kerjasama Desa. Desa dapat
mengadakan kerja sama antar desa sesuai dengan kewenangannya, untuk kepentingan desa
masing-masing dan kerja sama dengan pihak ketiga dalam bentuk perjanjian bersama atau
membentuk peraturan bersama dan apabila kerjasama tersebut membebani masyarakat dan
desa harus mendapatkan persetujuan tertulis berdasarkan hasil rapat khusus dari BPD,
yang meliputi bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
KEPALA DESA KETUA
WAKIL
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA
BENDAHARA
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 4
Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dalam bidang: peningkatan
perekonomian masyarakat desa, peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, sosial
budaya, ketentraman dan ketertiban, pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan
teknologi tepat guna dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerjasama antar desa
ditetapkan dengan Keputusan Bersama Kerjasama Desa dengan pihak ketiga ditetapkan
dengan perjanjian bersama. Penetapan keputusan bersama atau perjanjian bersama
dimaksud dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan kerjasama sesuai ketentuan yang
berlaku.
II. PERATURAN DESA
A. Pengertian
Berdasarkan prinsip desentralisasi dan otonomi daerah. Desa diberi kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka pengaturan kepentingan masyarakat, maka
guna meningkatkan kelancaran dalam penyelenggaraan, pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan dan tuntutan reformasi serta
dalam rangka mengimplementasikan pelaksanaan UU No. 32 Th. 2004, ditetapkanlah
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Peraturan Desa dibentuk dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa,
dengan demikian maka Peraturan Desa harus merupakan penjabaran lebih lanjut dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan umum atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi serta harus
memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa setempat dalam upaya mencapai
tujuan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat jangka panjang, menengah
dan jangka pendek. Peraturan Desa dibentuk berdasarkan pada asas pembentukan
peraturan perundang-undangan yang baik (Pasal 2 Permendagri NO 29 Tahun 2006),
meliputi:
1. Kejelasan tujuan, kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat.
2. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan.
3. Dapat dilaksanakan dan kedayagunaan.
4. Kejelasan rumusan dan keterbukaan.
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 5
B. Jenis Peraturan Desa
Peraturan Desa merupakan penjabaran lebih lanjut dalam rangka pelaksanaan UU
No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 72 Tahun 2005, Peraturan Desa yang wajib dibentuk
berdasarkan PP No. 72 Tahun 2005 adalah sebagai berikut:
1. Pasal 3. Peraturan desa tentang pembentukan dusun atau sebutan lain.
2. Pasal 12 ayat 5. Peraturan desa tentang susunan organisasi dan tatakerja pemerintahan
desa.
3. Pasal 7 ayat 3. Peraturan desa tentang anggaran pendapatan dan belanja desa.
4. Pasal 64 ayat 2. Peraturan desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMD).
5. Pasal 76. Peraturan desa tentang pengelolaan keuangan desa.
6. Pasal 182 ayat 2. Peraturan desa tentang pembentukan Badan Kerjasama.
7. Pasal 89 ayat 2. Peraturan desa tentang pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa
(LKD).
Selain peraturan desa yang wajib dibentuk seperti tersebut di atas, pemerintahan
desa juga dapat membentuk peraturan desa yang merupakan pelastarian lebih lanjut dari
Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya yang disesuaikan dengan
kondisi sosial budaya setempat, antara lain:
1. Peraturan Desa tentang pembentukan panitia pencalonan dan pemilihan Kepala Desa.
2. Peraturan Desa tentang penetapan yang berhak menggunakan hak pilih dalam
pemilihan Kepala Desa.
3. Peraturan Desa tentang penentuan tanda gambar calon, pelaksanaan kampanye, cara
pemilihan dan biaya pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
4. Peraturan Desa tentang pemberian penghargaan kepada mantan Kepala Desa dan
perangkat desa.
5. Peraturan Desa tentang penetapan pengelolaan dan pengaturan pelimpahan atau
pengalihan fungsi sumber-sumber pendapatan, kekayaan desa dan pungutan desa.
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 6
III. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Perencanaan pembangunan desa disusun dalam periode 5 (lima) tahun merupakan
RPJM-Desa yang memuat arah kebijakan keuangan desa, strategi pembangunan desa,
program kerja desa dan ditetapkan dengan peraturan desa kemudian dijabarkan ke dalam
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. RKP-
Desa memuat: kerangka ekonomi desa, prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan
pendanaan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu pada RPJM-Desa. Rencana
pembangunan desa didasarkan pada:
1. Pemberdayaan yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Partisipatif, yaitu keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses
pembangunan.
3. Berpihak pada masyarakat, yaitu seluruh proses pembangunan di pedesaan secara
serius memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat khususnya
masyarakat miskin.
4. Terbuka, yaitu setiap proses tahapan perencanaan pembangunan dapat dilihat
dan diketahui secara langsung oleh seluruh masyarakat desa.
5. Akuntabel, yaitu setiap proses dan tahapan-tahapan kegiatan pembangunan dapat
dipertanggungjawabkan dengan benar, baik pada pemerintah di desa maupun pada
masyarakat.
6. Selektif, yaitu semua masalah terseleksi dengan baik untuk mencapai hasil yang
optimal.
7. Efisien dan efektif, yaitu pelaksanaan perencanaan kegiatan sesuai dengan potensi
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia.
8. Keberlanjutan, yaitu setiap proses dan tahapan kegiatan perencanaan harus berjalan
secara berkelanjutan.
9. Cermat, yaitu data yang diperoleh cukup obyektif, teliti, dapat dipercaya
dan menampung aspirasi masyarakat.
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 7
B. Rencana Kegiatan Pembangunan di Desa
Penyusunan RKP-Desa dilakukan melalui kegiatan-kegiatan:
1. Persiapan
a. Pembentukan tim penyusun RKP-Desa yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.
b. Tim penyusun RKP-Desa terdiri dari: kepala desa selaku pengendali kegiatan,
sekretaris desa selaku penanggungjawab kegiatan, lembaga pemberdayaan
kemasyarakatan desa selaku penanggungjawab pelaksana kegiatan, tokoh
masyarakat, tokoh agama selaku nara sumber, pengurus TP-PKK desa, KPM
selaku anggota, pemandu selaku pendamping dalam proses penyusunan RKP-
Desa.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan mengacu kepada RPJM-Desa dengan memilih prioritas kegiatan
setiap tahun anggaran yang telah disepakati oleh seluruh unsur masyarakat
3. Pemasyarakatan
Kegiatan pemasyarakatan RKP-Desa dilakukan pada berbagai kegiatan organisasi dan
kelompok masyarakat.
IV. PEMILIHAN KEPALA DESA
A. Tahap Pencalonan
Pada tahap ini panitia pemilihan kepala desa melakukan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Mengumumkan kepada masyarakat desa tentang akan diselenggarakannya pemilihan
kepala desa.
2. Melakukan pendaftaran pemilih terhadap penduduk desa warga negara indonesia yang
pada hari pemungutan suara, sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah
kawin.
3. Mengumumkan kepada penduduk desa tentang pendaftaran bakal calon kepala desa,
beserta persyaratan-persyaratannya.
4. Menyusun jadwal (time schedule) penyelenggaraan pemilihan kepala desa sesuai
dengan tahapan pemilihan.
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 8
5. Menyusun rencana biaya penyelenggaraan pemilihan kepala desa dan mengajukannya
kepada BPD.
6. Merancang tempat pemungutan suara, mempersiapkan administrasi penyelenggaraan
pemilihan kepala desa.
7. Melaksanakan penjaringan dan penyaringan bakal calon kepala desa sesuai
persyaratan, dengan melakukan pemeriksaan identitas bakal calon berdasarkan
persyaratan yang ditentukan.
8. Menetapkan bakal calon kepala desa yang telah memenuhi persyaratan sebagai calon
kepala desa dan melaporkan calon kepala desa tersebut kepada bupati/walikota.
9. Mengumumkan calon kepala desa yang berhak dipilih kepada masyarakat di tempat-
tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
10. Menyiapkan surat undangan bagi penduduk yang berhak memilih, menyiapkan kartu
suara, kotak suara serta perlengkapan lainnya dalam rangka pemungutan suara dan
perhitungan suara.
B. Tahap Pemilihan
Pada tahap pemilihan, dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kampanye dapat dilakukan sekurang-kurangnya delapan hari menjelang
hari pemungutan suara dan ketentuan selamalamanya 6 hari masa kampanye diikuti
masa tenang selama 2 hari. Panitia pemilihan kepala desa menyusun jadwal kampanye
masing-masing calon kepala desa sehingga tidak terjadi "Bentrok" tempat dan waktu
kampanye para calon kepala desa.
2. Panitia pemilihan kepala desa mengirimkan undangan untuk memberikan suaranya
pada waktu dan tempat diselenggarakannya pemungutan suara, kepada penduduk yang
terdaftar dalam daftar pemilih.
3. Panitia pemilihan mempersiapkan tempat pemungutan suara, pada tempat yang telah
ditetapkan, beserta seluruh perlengkapan pemungutan suara.
4. Guna menjaga keamanan dan ketertiban pada saat dilaksanakannya pemungutan suara,
panitia pemilihan dapat meminta bantuan keamanan dari aparat keamanan (POLRI).
5. Pemungutan suara dilaksanakan oleh panitia pemilihan pada hari dan tempat yang
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 9
telah ditetapkan, secara LUBER jujur dan adil dengan dihadiri oleh para calon dan
saksi yang mewakili calon serta diawasi oleh pejabat. Pemberian suara oleh penduduk
yang berhak memilih tidak boleh diwakilkan dengan alasan apapun. Pemberian suara
dilakukan dengan memilih dan mencoblos salah satu tanda gambar yang bentuk,
model ukuran dan warnanya ditetapkan oleh BPD.
6. Pemungutan suara dianggap sah apabila pemilih yang hadir untuk memerikan
suaranya memenuhi jumlah quorum yaitu 2/3 dari jumlah daftar pemilih. Pengesahan
pengangkatan kepala desa terpilih, paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal
diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD.
7. Masa jabatan kepala desa adalah 6 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat
dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
8. Pemilihan kepala desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan yang diakui keberadaannya berlaku
ketentuan hukum adat setempat yang ditatur dalam Perda dan wajib memperhatikan
nilai-nilai sosial budaya dan adat-istiadat kesatuan masyarakat hukum adat setempat.
V. PELAYANAN KEPENDUDUKAN
Penyelenggaraan administrasi kependudukan merupakan salah satu tugas dari
pemerintah desa. Administrasi penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
mengenai penduduk dan mutasi penduduk, yang meliputi kegiatan-kegiatan pendaftaran
dan pencatatan kependudukan, yaitu kelahiran, pendatang baru, tamu (kunjungan singkat),
perpindahan, kematian dan pengelolaan buku-buku administrasi penduduk. Lingkup
pendaftaran dan pencatatan adalah seluruh wilayah desa, baik penduduk tetap maupun
penduduk tidak tetap, Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing
(WNA).
A. Pelayanan Pemberian Kartu Keluarga
Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian/seluruh bangunan
yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang
yang mempunyai hubungan darah saja atau seseorang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 10
Kepala Keluarga adalah orang yang bertempat tinggal dengan orang lain,
mempunyai hubungan darah maupun tidak, yang bertanggung jawab dalam keluarga itu,
orang yang bertempat tinggal sendiri, kepala kesatrian, asrama, rumah piatu dan lain-lain
dimana beberapa orang bertempat tinggal bersama-sama.
Anggota Keluarga adalah mereka yang tercantum dalam Kartu Keluarga yang
secara kemasyarakatan menjadi tanggung jawab Kepala Keluarga, setiap keluarga wajib
memiliki Kartu Keluarga.
Kartu Keluarga harus diisi lengkap dan benar tentang data Kepala Keluarga dan
Anggota Keluarga (data yang ada pada Kartu Keluarga dimasukkan ke dalam Buku Data
Induk Penduduk Desa (Model B 1)). Kartu Keluarga terdiri dari 3 (tiga) rangkap: Kantor
Desa (1 lembar), Ketua RT (1 lembar) dan Kepala Keluarga (1 lembar).
B. Pelayanan Pemberian Kartu Tanda Penduduk
Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah kartu sebagai bukti diri bagi setiap penduduk
dalam wilayah Negara Republik Indonesia. KTP wajib dimiliki oleh penduduk yang sudah
berusia 17 (tujuh belas) tahun ke atas atau telah atau pernah menikah. Pembuatan KTP
dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak: berusia 17 tahun, tanggal
pernikahan (bagi yang menikah belum berusia 17 tahun).
C. Pendaftaran Pelaporan Kelahiran
Pelaporan kelahiran dilakukan di kantor desa selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari kerja sejak tanggal kelahiran, persyaratan: Surat Pengantar dari RT/RW, Surat
Keterangan dari Dokter/Bidan, Kartu Keluarga dan KTP, Surat Nikah/Akte Perkawinan
dan Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap (SKPPT) bagi penduduk WNA atau
Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara (SKPPS).
D. Pendaftaran Pelaporan Lahir Mati
Pelaporan lahir mati dilakukan terhadap kelahiran bayi yang meninggal di atas 7
(tujuh) bulan usia kandungan berdasarkan Surat Keterangan (Visum Et Repertum) dari
Dokter/Puskesmas/Rumah Sakit atau Surat Keterangan lainnya. Pelaporan lahir mati
dilakukan di Kantor Desa selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal kematian.
Tugas Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat Desa (Pemerintahan Desa) Yang Dibuat Oleh Junaidi
Pangeran Saputra 11
E. Pendaftaran Pelaporan Perpindahan Duduk
Pelaporan perpindahan dilakukan di Kantor Desa. Perpindahan penduduk adalah
berpindahnya tempat tinggal penduduk ke luar wilayah desa. Perpindahan penduduk dalam
satu wilayah desa, hanya merupakan perubahan alamat tempat tinggal dan tidak diterbitkan
Surat Keterangan Pindah. Bagi penduduk yang pindah ke luar wilayah desa, Kartu
Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk dicabut oleh Kepala Desa.
F. Pendaftaran Pelaporan Kedatangan Penduduk
Pendatang baru adalah penduduk yang datang akibat mutasi kepindahan dari luar
wilayah Kecamatan dan wajib melaporkan kedatangannya ke Desa selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja sejak tanggal Surat Keterangan Pindah.
VI. PENUTUP
Sekelumit tulisan mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa yang ditinjau dari
pendekatan normatif ini dimaksudkan untuk lebih mengarahkan dan mengoptimalkan
penyelenggaraan pemerintahan desa terutama tercapainya tertib administrasi pemerintahan
desa. Keberhasilan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat serta tercapainya
pelayanan prima ditingkat perdesaan akan sangat tergantung kepada para pelaku
pemerintahan desa sebagai masyarakat terpilih yang mempunyai kelebihan kemampuan
untuk mengendalikan roda pemerintahan. Oleh karena itu diperlukan kesungguhan dalam
penerapan pedoman dan peraturan perundang-undangan yang dibentuk dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
VII. REFERENSI
Inet, 2012. Pemerintahan Desa. Diakses pada tanggal 03 Januari 2013.
http://makalainet.blogspot.com/2012/05/pemerintahan-desa.html
Unpad, 2011. Tata Pemerintahan Desa. Diakses pada tanggal 03 Januari 2013.
http://blogs.unpad.ac.id/kknmcupunagara2011/tata-pemerintahan-desa/