40
PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN KMnO 4 0.01 N DENGAN H 2 C 2 O 4 Metode : PERMANGANOMETRI Prinsip : Dalam suasana asam, Natrium oksalat dapat dioksidasi oleh KMnO 4 menjadi CO 2 dan H 2 O. Reaksi : C 2 O 4 2- 2CO 2 + H 2 O + 2e - BE C 2 O 4 = BM/2 MnO 4 - + 8 H + + 5e - Mn2 + + H 2 O BE KMnO 4 = BM/5 MnO 4 - +8H + +5e - Mn 2+ + 4 H 2 O ) x 2 C 2 O 4 2- 2CO 2 + H 2 O + 2e - ) x 5 + 2MnO 4- + 16 H + + 5C 2 O 4 2- 2Mn 2- +18 H 2 O + 10CO 2

Pembakuan Standart Sekunder

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia analitik

Citation preview

Page 1: Pembakuan Standart Sekunder

PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN KMnO4 0.01 NDENGAN H2C2O4

Metode : PERMANGANOMETRI

Prinsip : Dalam suasana asam, Natrium oksalat dapat

dioksidasi oleh KMnO4 menjadi CO2 dan H2O.

Reaksi :

C2O42- 2CO2 + H2O + 2e-

BE C2O4 = BM/2

MnO4- + 8 H+ + 5e- Mn2+ + H2O

BE KMnO4 = BM/5

MnO4- +8H++5e- Mn 2+ + 4 H2O

) x 2

C2O42- 2CO2

+ H2O +

2e-) x 5

+

2MnO4- + 16 H+ + 5C2O42- 2Mn2- +18 H2O +

10CO2

Bahan :

1. Asam oksalat

2. Larutan KMnO4 0,01 N

3. H2SO4 2-4

Page 2: Pembakuan Standart Sekunder

Alat-alat :

1 Buret 8. Labu ukur

2 Statif buret 9. Beaker glass

3 Labu Erlenmeyer 10. Pipet volume

4 Corong gelas 11. Gelas ukur

5 Pemanas / kompor 12. Kertas timbang

6 Tibangan Teknis 13. Spatle

7 Timbangan Analitik 14. Botol semprot

Prosedur :

A. Pembuatan KMnO4 0,01 N

1. Ditimbang kristal KMnO4 sebanyak ( gr = N KMnO4 x V KMnO4 x

BE KMnO4 = 0,01 x 1 x 31,6 = 0,316 gr ) larutkan kedalam 1 L

aquadest, kemudian didihkan, dinginkan, dan kemudian saring.

B. Pembakuan KMnO4 dengan Asam Oksalat

1 Dibuat 100,0 ml larutan Asam oksalat 0,01 N dengan menimbang

secara teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N H2C2O4 x V

H2C2O4 x BE H2C2O4 = 0.01 x 0.1 x 63 = 0.63 gr ). Masukkan

kedalam labu ukur 100,0 ml, larutkan dengan aquadest,

tambakan aquadest sampai tanda 100,0 ml.

2 Pipet 10,0 ml larutan tersebut kedalam Erlenmeyer tambahkan +

25ml aquadest dan 10 ml H2SO4 2-4 N, kemudian panaskan pada

suhu 70-80oC jangan sampai mendidih.

3 Titrasi dengan KMnO4 sampai warna merah jambu yang mantap

( pertahankan suhu selama titrasi ).

4 Catat volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi.

5 Percobaan dilakukan 2 kali ( duplo ).

Page 3: Pembakuan Standart Sekunder

C. Pembakuan KMnO4 dengan Asam Oksalat ( Cara II )

1. Pipet 10,0 ml laruten H2C2O4 masukkan ke Erlenmeyer,

tambahkan + 25 ml aquadest, tambah 10 ml H2SO4 2-4 N,

kemudian tambahkan dari buret 70-80 % KMnO4 ( dari volume

titrasi I ), panaskan pada suhu 70-80 C. Catat volume KMnO4

yang digunakan.

2. Titrasi lagi dengan KMnO4 sampai warna merah jambu yang

mantap ( sediakan botol semprot yang berisi aquadest panas ).

a. Data percobaan

BE H2C2O4.2H2O = BM/2 = 126/2 = 63

Gram = N x V x BE

= 0,01 x 0,1 x 63

= 0,63 gr

b. Data penimbangan H2C2O4.2H2O

Kertas + zat = 0.8000

Kertas + zat = 0.1737

Berat zat = 0.6263 gr = 626.3 mg

c. Volume titrasi I = 40.20 ml

Volume titrasi I = 40,20 ml

Pengenceran = 10/100

Page 4: Pembakuan Standart Sekunder

d. Perhitungan

Pembakuan KMnO4 0,01 N

a. Normalitas As Oksalat = gram penimbangan

BE x vol (L)

= 0.6263

63 x 0.1

= 0.0994 N

b. mgrek KMnO4 = mgrek H2C2O4

N x V = mgram H2C2O4 x P

BE

N KMnO4 = 626,3 x 10/100

63x 40.20

= 0.9941 = 0,0247 N 40.20

c. Normalitas I dan II sama jadi Normalitas rata-rata KMnO4 =

0,0247 N.

Kesimpulan :

1 Normalitas Asam Oksalat yang sebenarnya 0,0994 N.

2 Normalitas KMnO4 yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara

membakukan KMnO4 dengan asam lemah H2C2O4, jadi normalitas

KMnO4 adalah 0,0247 N.

Page 5: Pembakuan Standart Sekunder

PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN AgNO3 0,05 N

DENGAN NaCl

Metode : ARGENTOMETRI ( Cara MOHR )

Prinsip : Bila larutan klorida netral direaksikan dengan

larutan AgNO3, maka akan terbentuk endapan AgCl.

Untuk menunjukkan titik akhir titrasi digunakan

indicator K2Cr2O4 yang dapat membentuk endapan

merah bata dari Ag2Cr2O4.

Reaksi :

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3

Putih

2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO3

Merah bata

Bahan :

1. Kristal NaCl

2. Larutan AgNO3 0,05 N

4. Larutan K2CrO4 5 % ( Indikator )

Alat-alat :

1. Buret 8. Labu ukur

2. Statif buret 9. Beaker glass

3. Labu Erlenmeyer 10. Pipet volume

4. Corong gelas 11. Gelas ukur

5. Botol semprot 12. Kertas timbang

6. Timbangan teknis 13. Spatle

Page 6: Pembakuan Standart Sekunder

7. Timbangan analitik

Prosedur :

A. Pembuatan larutan AgNO3 0,05 N

1. Ditimbang kristal AgNO3 di neraca teknis sebanyak ( gr = N

AgNO3 x V AgNO3 x BE AgNO3 = 0,05 x 1 x 170 = 8,5 gr )

Larutkan dengan aquadest sampai volume 1 L.

B. Pembakuan AgNO3 dengan NaCl

1. Dibuat 500,0 ml larutan NaCl 0,05 N dengan menimbang secara

teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N NaCl x V NaCl x BE

NaCl = 0.05 x 0.5 x 58,5 = 1,4625 gr ) Masukkan ke dalam labu

ukur 500,0 ml, larutkan dengan aquadest, tambahkan aquadest

sampai garis tanda 500,0 ml.

2. Pipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer.

Tambahkan + 25ml aquadest dan 0,5-1 ml indicator K2CrO4 5 %.

3. Titrasi dengan AgNO3 sambil dikocok terus menerus sampai

terbentuk endapan coklat kemerahan yang stabil.

4. Catat volume AgNO3 yang digunakan untuk titrasi.

5. Percobaaan dilakukan 2 kali ( duplo ).

a. Data percobaan

BE NaCl = BM = 58,5

Gram = N x V x BE NaCl

= 0,05 x 0,5 x 58,5

= 1,4625 gr

Page 7: Pembakuan Standart Sekunder

b. Data penimbangan NaCl

Kertas + zat =

Kertas + zat =

Berat zat = 1,5060 gr = 1506,0 mg

c. Volume titrasi I = 10,10 ml

Volume titrasi I = 10,20 ml

Pengenceran = 10/500

d. Perhitungan

Pembakuan AgNO3 0,05 N

a. Normalitas NaCl= gram penimbangan

BE x vol (L)

= 1,5060

58,5 x 0,5

= 0,0515 N

b. mgrek AgNO3 = mgrek NaCl

N x V = mg NaCl x P

BE NaCl

N x 10,10 = 1506,0 x 10/500

58,5

N = 15060 = 0,0510 N 295425

c. mgrek AgNO3 = mgrek NaCl

N x V = mg NaCl x P

Page 8: Pembakuan Standart Sekunder

BE NaCl

N x 10,2 = 1506,0 x 10/500

58,5

N = 15060 = 0,0505 N

298350

d. Normalitas rata rata = Normalitas I + Normalitas II

2

= 0,0510 + 0,0505 = 0,0508 N

2

Kesimpulan :

1. Normalitas NaCl yang sebenarnya 0,0515 N.

2. Normalitas AgNO3 yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara

membakukan AgNO3 dengan larutan NaCl, jadi normalitas AgNO3

adalah 0,0508 N.

PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN Na2S2O3 0,1 N

DENGAN KIO3

Page 9: Pembakuan Standart Sekunder

Metode : IODOMETRI

Prinsip : Dalam suasana asam, Kalium Iodat akan

mengoksidasi Kalium Iodida menjadi Iod Bebas

yang dapat dititrasi dengan Na2S2O3. Untuk

mengetahui titik akhir titrasi digunakan indicator

kanji / amylum.

Reaksi :

IO3- + 6 H+ + 6e- I- + 3H2O

2I- I2 + 2e-

2S2O32- + I2 S4O6

2- + 2I-

+

IO3- + 6 H+ + 6 S2O3

2- I- + 3 H2O + 3 S4O62-

Bahan :

1. Serbuk KIO3

2. Larutan Na2S2O3 0,1 N

3. Larutan KI 10 %

4. Larutan H2SO4 2-4 N

5. Larutan Kanji 1 %

Alat-alat :

1. Buret 8. Labu ukur

2. Statif buret 9. Beaker glass

Page 10: Pembakuan Standart Sekunder

3. Pipet volume 10. Erlenmeyer tutup asah

5. Corong gelas 11. Gelas ukur

6. Botol semprot 12. Kertas timbang

7. Timbangan teknis 13. Spatle

8. Timbangan analitik

Prosedur :

A. Pembuatan larutan Na2S2O3 0,1 N

Ditimbang kristal Na Thiosulfat di neraca teknis sebanyak ( gr =

N x V x BE Na2S2O3 = gr ) Larutkan dengan 500 ml aquadest

bebas CO2, tambahkan 200 mg Na2CO3, lalu tambahkan aquadest

bebas CO2 sampai volume 1 L.

B. Pembakuan Na2S2O3 dengan KIO3

1. Dibuat 100,0 ml larutan KIO3 0,1 N dengan menimbang secara

teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N KIO3 x V KIO3 x BE

KIO3 = 0,1 x 0.1 x 35,6 = 0,356 gr ) Masukkan ke dalam labu

ukur 100,0 ml, larutkan dengan aquadest, tambahkan aquadest

sampai garis tanda 100,0 ml.

2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer

tutup asah, tambahkan + 25 ml aquadest, 10 ml KI 10 %, dan 2

ml H2SO4 2-4 N, segera tutup Erlenmeyer.

3. Titrasi dengan Na2S2O3 sampai berwarna kuning pucat / kuning

jerami, kemudian tambahkan 1 ml kanji 1 %, titrasi dilanjutkan

sampai warna biru tepat hilang.

4. Catat volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi.

5. Percobaaan dilakukan 2 kali ( duplo ).

Page 11: Pembakuan Standart Sekunder

a. Data percobaan

BE KIO3 = 35,6

Gram = N x V x BE KIO3

= 0,1 x 0,1 x 35,6 = 0,356 gr

b. Data penimbangan KIO3

Kertas + zat = 0,5065 gr

Kertas + zat = 0,1510 gr

Berat zat = 0,3555 gr = 355,5 mg

c. Volume titrasi I = 10,10 ml

Volume titrasi I = 10,20 ml

Pengenceran = 10/100

d. Perhitungan

Pembakuan Na2S2O3 0,1 N

a. Normalitas KIO3= gram penimbangan

BE x vol (L)

= 0,3555

35,6 x 0,1

= 0,09985 N

b. mgrek Na2S2O3 = mgrek KIO3

N x V = mg KIO3 x P

BE KIO3

N x 10,20 = 355,5 x 10/100

35,6

Page 12: Pembakuan Standart Sekunder

N = 3555 = 0,0979 N 36312

c. mgrek Na2S2O3 = mgrek KIO3

N x V = mg KIO3 x P

BE KIO3

N x 10,1 = 355,5 x 10/100

35,6

N = 3555 = 0,0989 N

35956

d. Normalitas rata rata = Normalitas I + Normalitas II

2

0,0979 + 0,0989 = 0,0984 N

2

Kesimpulan :

1. Normalitas KIO3 yang sebenarnya 0,09985 N.

3. Normalitas Na2S2O3 yang sebenarnya dapat diketahui dengan

cara membakukan Na2S2O3 dengan larutan KIO3, jadi normalitas

Na2S2O3 adalah 0,0984 N.

PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN FERRO AMMONIUM

SULFAT ( FAS ) 0,1 N DENGAN K2Cr2O7

Page 13: Pembakuan Standart Sekunder

Metode : FAS

Prinsip : Dalam suasana asam, bikromat akan

mengoksidasikan ferro menjadi ferri yang dapat

dititrasi dengan FAS. Untuk mengetahui titik akhir

titrasi digunakan indicator ferroin.

Reaksi :

6 Fe2+ + Cr2O72- + 14 H+ 6 Fe3+ + 2 Cr3+ + 7 H2O

Fe3+ + Ferroin Kompleks merah coklat

Bahan :

1. Larutan FAS ( Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O )

2. Larutan K2Cr2O7

3. Larutan ferroin

4. Larutan H2SO4 pekat

Alat-alat :

1. Buret 8. Labu ukur

2. Statif buret 9. Beaker glass

3. Pipet volume 10. Erlenmeyer

4. Corong gelas 11. Gelas ukur

5. Botol semprot 12. Kertas timbang

6. Timbangan teknis 13. Spatle

7. Timbangan analitik

Prosedur :

Page 14: Pembakuan Standart Sekunder

A. Pembuatan larutan FAS 0,1 N

Ditimbang kristal FAS di neraca teknis sebanyak ( gr = N x V x

BE FAS = gr ) Larutkan dengan 500 ml aquadest, homogenkan,

lalu tambahkan aquadest lagi sampai volume 1 L.

B. Pembuatan indicator Ferroin

Larutkan 1,485 gr 1,1 Fenantrolin monohodrat bersama dengan

695 mg FeSO4.7H2O dalam aquadest dan encerkan sampai 100

ml.

C. Pembakuan larutan FAS dengan K2Cr2O7

1. Dibuat 100,0 ml larutan K2Cr2O7 0,1 N dengan menimbang secara

teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N K2Cr2O7 x V K2Cr2O7

x BE K2Cr2O7 = 0,1 x 0.1 x 49 = 0,49 gr ) Masukkan ke dalam labu

ukur 100,0 ml, larutkan dengan aquadest, tambahkan aquadest

sampai garis tanda 100,0 ml.

2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer,

tambahkan + 25ml aquadest, 5 ml H2SO4 pekat, serta 2 tetes

indicator ferroin.

6. Titrasi dengan FAS hingga terjadi perubahan warna dari kuning,

hijau, biru, dan akhirnya merah coklat.

7. Catat volume FAS yang digunakan untuk titrasi.

8. Percobaaan dilakukan 2 kali ( duplo ).

a. Data percobaan

BE K2Cr2O7 = BM/6 = 294/6= 49

Page 15: Pembakuan Standart Sekunder

Gram = N x V x BE K2Cr2O7

= 0,1 x 0,1 x 49

= 0,49 gr

b. Data penimbangan K2Cr2O7

Kertas + zat = 0,7500 gr

Kertas + zat = 0,1576 gr

Berat zat = 0,5924 gr = 592,4 mg

c. Volume titrasi I = 12,00 ml

Volume titrasi I = 11,90 ml

Pengenceran = 10/100

d. Perhitungan

Pembakuan Na2S2O3 0,1 N

a. N K2Cr2O7 = gram penimbangan

BE x vol (L)

= 0,5924

49 x 0,1

= 0,1209 N

b. mgrek FAS = mgrek K2Cr2O7

N x V = mg K2Cr2O7 x P

BE K2Cr2O7

N x 12,00 = 592,4 x 10/100

49

N = 5924 = 0,1007 N 58800

c. mgrek FAS = mgrek K2Cr2O7

N x V = mg K2Cr2O7 x P

BE K2Cr2O7

Page 16: Pembakuan Standart Sekunder

N x 11,90 = 592,4 x 1 0/100

49

N = 5924 = 0,1016 N

58310

d. Normalitas rata rata = Normalitas I + Normalitas II

2

0,1007 + 0,1016 = 0,10115 N

2

Kesimpulan :

1. Normalitas K2Cr2O7 yang sebenarnya 0,1209 N.

2. Normalitas FAS yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara

membakukan FAS dengan larutan K2Cr2O7, jadi normalitas FAS

adalah 0,10115 N.

PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN EDTA 0,01 M

DENGAN CaCO3

Metode : KOMPLEKSOMETRI

Page 17: Pembakuan Standart Sekunder

Prinsip : Prinsip titrasi kompleksometri adalah terbentuknya

senyawa kompleks yang kuat antara zat yang akan

dititrasi dengan pereaksi yang digunakan.

Reaksi :

L + Ind L-Ind

Logam Indikator kompleks logam indicator

L-Ind + + EDTA L-X + Ind

kompleks logam EDTA

Bahan :

1. Larutan EDTA 0,01 M

2. Serbuk CaCO3

3. Indikator BHN 1 %

4. Larutan HCl 10 %

5. Larutan NaOH 1 N

Alat-alat :

1. Buret + statif buret 7. Labu ukur

2. Gelas ukur 8. Beaker glass

3. Pipet volume 9. Erlenmeyer

4. Corong gelas 10. Kertas timbang

5. Botol semprot 11. Timbangan teknis

6. Spatle 12. Timbangan analitik

Prosedur :

Page 18: Pembakuan Standart Sekunder

A. Pembuatan larutan EDTA 0,01 M

Ditimbang serbuk EDTA di neraca teknis sebanyak ( gr = M x V x

BM EDTA = 0,01 x 1 x ? = gr ) Larutkan dengan 500 ml

aquadest, homogenkan, lalu tambahkan aquadest lagi sampai

volume 1 L.

B. Pembakuan larutan EDTA dengan CaCO3

1. Dibuat 100,0 ml larutan CaCO3 0,01 M dengan menimbang secara

teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = M CaCO3 x V CaCO3 x

BM CaCO3 = 0,01 x 0.1 x 100 = 0,1 gr ). Masukkan ke dalam labu

ukur 100,0 ml, larutkan dengan 50 ml aquadest, tambahkan

beberapa tetes HCl 10 % sampai jernih, tambahkan aquadest

sampai garis tanda 100,0 ml.

2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer,

tambahkan + 20 ml aquadest, 5 ml NaOH 1 N, dan 200-300 mg

( sepucuk spatle ) indicator BHN.

3. Titrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah

anggur ke biru yang stabil.

4. Catat volume EDTA yang digunakan untuk titrasi.

9. Percobaaan dilakukan 2 kali ( duplo ).

a. Data percobaan

BM CaCO3 = 100

Gram = M x V x BM CaCO3

= 0,01 x 0,1 x 100

Page 19: Pembakuan Standart Sekunder

= 0,1 gr

b. Data penimbangan CaCO3

Kertas + zat = 0,5067 gr

Kertas + zat = 0,3210 gr

Berat zat = 0,1857 gr = 185,7 mg

c. Volume titrasi I = 21,20 ml

Volume titrasi I = 21,30 ml

Pengenceran = 10/100

d. Perhitungan

Pembakuan EDTA 0,01 M

a. M CaCO3 = gram penimbangan

BM x vol (L)

= 0,1857

100 x 0,1

= 0,0186 M

b. mgrek EDTA = mgrek CaCO3

M x V = mg CaCO3 x P

BM CaCO3

N x 21,20 = 185,7 x 10/100

100

Page 20: Pembakuan Standart Sekunder

N = 1857 = 0,0087 M 212000

c. Molaritas I dan II sama jadi Molaritas rata-rata EDTA = 0,0087

M.

Kesimpulan :

1. Molaritas CaCO3 yang sebenarnya 0,0186 M.

2. Molaritas EDTA yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara

membakukan EDTA dengan larutan CaCO3, jadi Molaritas EDTA

adalah 0,0087 M.

PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN Br2 0,1 N

Dengan Na2S2O3 yang Telah Dibakukan dengan KIO3

Metode : BROMOMETRI

Prinsip : KBrO3 dalam suasana asam akan bereaksi dengan

KBr membentuk Br2. Br2 yang terbentuk akan

bereaksi dengan KI membentuk I2 bebas. I2 yang

Page 21: Pembakuan Standart Sekunder

terbentuk akan dititrasi dengan natrium thiosulfat

menggunakan indicator amylum.

Reaksi :

KBrO3 + 5KBr + 6HCl 3Br2 + 3 H2O

( merah )

Br2 + 2 KI 2KBr + I2

( coklat )

I2 + 2 Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6

Bahan :

1. Larutan Br2 0,1 N

2. Larutan Na2S2O3 0,1 N

3. Serbuk KIO3

4. H2SO4 8 N dan H2SO4 2-4 N

5. Larutan KI 10 %

6. Larutan Amylum 1 %

Alat-alat :

1. Buret + statif buret 7. Labu ukur

2. Gelas ukur 8. Beaker glass

3. Pipet volume 9. Erlenmeyer

4. Corong gelas 10. Kertas timbang

5. Botol semprot 11. Timbangan teknis

6. Spatle 12. Timbangan analitik

Prosedur :

Page 22: Pembakuan Standart Sekunder

A. Pembuatan larutan Br2 0,1 N

Ditimbang di neraca teknis, kristal KBrO3 sebanyak 3 gram dan

kristal KBr sebanyak 15 gram larutkan dalam aquadest sampai

volume 1 L ( untuk Br2 0,1 N )

B. Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan KIO3

1. Dibuat 100,0 ml larutan KIO3 0,1 N dengan menimbang secara

teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N KIO3 x V KIO3 x BE

KIO3 = 0,1 x 0.1 x 35,7 = 0,357 gr ). Masukkan ke dalam labu

ukur 100,0 ml, larutkan dengan 50 ml aquadest, tambahkan

aquadest sampai garis tanda 100,0 ml.

2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer

tutup asah, tambahkan + 25 ml aquadest, 10 ml KI 10 %, dan 2

ml H2SO4 2-4 N, segera tutup Erlenmeyer.

3. Titrasi dengan Na2S2O3 sampai berwarna kuning pucat / kuning

jerami, kemudian tambahkan 1 ml kanji 1 %, titrasi dilanjutkan

sampai warna biru tepat hilang.

4. Catat volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi.

C. Pembakuan larutan Br2 dengan Na2S2O3 yang sudah

dibakukan

1. Pipet 10,0 ml larutan Br2 masukkan kedalam Erlenmeyer tutup

asah.

2. Tambahkan + 20 ml aquadest, 5 ml H2SO4 8 N, segera tutup

Erlenmeyer dan diamkan selama 5 menit.

3. Tambahkan 20 ml KI 10 %

Page 23: Pembakuan Standart Sekunder

4. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna kuning pucat, lalu

tambahkan 10 tetes amylum 1 %. Titrasi dilanjutkan sampai

warna biru hilang.

5. Catat volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi.

6. Percobaan dilakukan 2 kali ( duplo ).

a. Data percobaan

BE KIO3 = 35,7

Gram = N x V x BE KIO3

= 0,1 x 0,1 x 35,7

= 0,357 gr

b. Data penimbangan KIO3

Kertas + zat = 0,7324 gr

Kertas + zat = 0,3115 gr

Berat zat = 0,4205 gr = 420,5 mg

c. Volume titrasi pembakuan Na2S2O3

Volume titrasi I = 11,40 ml

Volume titrasi II = 11,40 ml

Pengenceran = 10/100

d. Volume titrasi pembakuan Br2

Volume titrasi I = 9,80 ml

Volume titrasi II = 9,80 ml

e. Perhitungan

1. Pembakuan Na2S2O3 0,1 N

Page 24: Pembakuan Standart Sekunder

a. N KIO3 = gram penimbangan

BE x vol (L)

= 0,4205

35,7 x 0,1

= 0,1178 N

b. mgrek Na2S2O3 = mgrek KIO3

N x V = mg KIO3 x P

BE KIO3

N x 11,40 = 420,5 x 10/100

35,7

N = 4205 = 0,1033 N 40698

c. Normalitas I dan II sama jadi Normalitas rata-rata Na2S2O3 =

0,1033 N.

2. Pembakuan Br2 0,1 N

a. Mgrek Br2 = mgrek Na2S2O3

N1 x V1 = N2 x V2

N1 x 10,0 = 0,1033 x 9,80

N1 = 0,1033 x 9,80

10,0

= 0,1012 N

b. Normalitas I dan II sama jadi Normalitas rata-rata Br2 =

Page 25: Pembakuan Standart Sekunder

0,1012 N

Kesimpulan :

1. Normalitas KIO3 yang sebenarnya 0,1178 N.

2. Normalitas Na2S2O3 yang sebenarnya dapat diketahui dengan

cara membakukan Na2S2O3 dengan larutan KIO3, jadi Normalitas

Na2S2O3 adalah 0,1033 N.

3. Normalitas Br2 yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara

membakukan Br2 dengan larutan Na2S2O3 yang sebelumnya

sudah dibakukan dengan larutan KIO3, jadi Normalitas Br2 adalah

0,1012 N.

PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN NaOH 0,1 N

DENGAN H2C2O4.2H2O

Metode : ALKALIMETRI

Prinsip : Natrium Hidroksida adalah baku sekunder

direaksikan dengan baku primer Asam Oksalat,

sehingga membentuk garam Natrium oKsalat yang

pH titik akhir titrasinya + 8,9. Dengan

menggunakan indicator fenol ftalein, perubahan

warnanya dapat diamati dari tidak berwarna

menjadi merah muda ( pink ).

Page 26: Pembakuan Standart Sekunder

Reaksi :

2 NaOH + H2C2O4.2H2O Na2C2O4 + 4H2O

Bahan :

1. Kristal H2C2O4.2H2O

2. Larutan NaOH 0,1 N

3. Indikator Fenol ftalein

4. Air bebas CO2

Alat-alat :

1. Buret + statif buret 7. Labu ukur

2. Gelas ukur 8. Beaker glass

3. Pipet volume 9. Erlenmeyer

4. Corong gelas 10. Kertas timbang

5. Botol semprot 11. Timbangan teknis

6. Spatle 12. Timbangan analitik

Prosedur :

A. Pembuatan indicator fenol ftalein

200 mg kristal fenol ftalein ditambah 60 ml etanol 90 %

kemudian tambah aquadest sampai 100 ml.

B. Pembuatan NaOH 0,1 N

Ditimbang kristal NaOH di neraca teknis sebanyak ( gr = N x V x

BE NaOH = 0,1 x 1 x 40 = 4 gr ). Larutkan dengan 500 ml

aquadest bebas CO2, lalu tambahkan aquadest bebas CO2 lagi

sampai volume 1 L.

Page 27: Pembakuan Standart Sekunder

Aquadest bebas CO2 : Sejumlah aquadest dimasukkan ke

dalam Erlenmeyer dan ditutup dengan corong, kemudian

dididihkan. Setelah mendidih dibiarkan 5 menit, lalu diturunkan

dan ditutup dengan beaker glass.

C. Pembakuan larutan NaOH dengan H2C2O4.2H2O

1. Dibuat 250,0 ml larutan Asam oksalat 0,1 N dengan menimbang

secara teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N x V x BE

H2C2O4.2H2O = 0,1 x 0,25 x 63 = 1,575 gr ). Masukkan ke dalam

labu ukur 250,0 ml, larutkan dengan 100 ml aquadest bebas CO2,

tambahkan aquadest bebas CO2 sampai garis tanda 250,0 ml.

2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer,

tambahkan + 25 ml aquadest dan 2-3 tetes indicator fenol

ftalein.

3. Titrasi dengan NaOH hingga terjadi perubahan warna dari tidak

berwarna menjadi merah muda yang stabil.

4. Catat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi.

a. Data percobaan

BE As Oksalat = 63

Gram = N x V x BE H2C2O4.2H2O

= 0,1 x 0,25 x 63

= 1,575 gr

b. Data penimbangan H2C2O4.2H2O

Kertas + zat = 2,0564 gr

Kertas + zat = 0,3190 gr

Page 28: Pembakuan Standart Sekunder

Berat zat = 1,7374 gr = 1737,4 mg

c. Volume titrasi I = 16,15 ml

Volume titrasi I = 16,10 ml

Pengenceran = 10/250

d. Perhitungan

Pembakuan NaOH 0,1 N

a. N As Oksalat = gram penimbangan

BE x vol (L)

= 1,7374

63 x 0,25

= 0,1103 N

b. mgrek NaOH = mrgek As Oksalat

N x V = mg As Oksalat x P

BE As Oksalat

N x 16,15 = 1737,4 x 10/250

63

N = 17344 = 0,0682 N 254362,5

c. mgrek NaOH = mrgek As Oksalat

N x V = mg As Oksalat x P

BE As Oksalat

N x 16,10 = 1737,4 x 10/250

63

N = 17344 = 0,0684 N

Page 29: Pembakuan Standart Sekunder

253575

d. Normalitas rata rata = Normalitas I + Normalitas II

2

0,0682 + 0,0684 = 0,0683 N

2

Kesimpulan :

1. Normalitas Asam Oksalat yang sebenarnya 0,1103 N.

2. Normalitas NaOH yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara

membakukan NaOH dengan larutan Asam Oksalat, jadi Normalitas NaOH

adalah 0,0683 N.

PEMBUATAN DAN PEMBAKUAN HCl 0,1 N

DENGAN Na2CO3

Metode : ACIDIMETRI

Prinsip : Natrium karbonat adalah garam yang bersifat basa,

sehingga dapat bereaksi dengan HCl. Karena HCl

adalah asam kuat dan Na2CO3 bersifat basa lemah,

maka untuk pengamatan titik akhir titrasi ( pH +

3,7 ) dipilih indicator jingga metil. Perubahan warna

yang terjadi dari kuning menjadi jingga.

Reaksi :

CO2

2 HCl + Na2CO3 2NaCl + H2CO3

Page 30: Pembakuan Standart Sekunder

H2O

Bahan :

1. Kristal Na2CO3 yang sudah dikeringkan pada suhu 270 C selama

1 jam.

2. Larutan HCl 0,1 N

3. Indikator Jingga metal

Alat-alat :

1. Buret + statif buret 7. Labu ukur

2. Gelas ukur 8. Beaker glass

3. Pipet volume 9. Erlenmeyer

4. Corong gelas 10. Kertas timbang

5. Botol semprot 11. Timbangan teknis

6. Spatle 12. Timbangan analitik

Prosedur :

Pembakuan larutan HCl dengan Na2CO3

1. Dibuat 250,0 ml larutan Na2CO3 0,1 N dengan menimbang secara

teliti pada neraca analitik sebanyak ( gr = N x V x BE Na2CO3 =

0,1 x 0,25 x 53 = 1,325 gr ). Masukkan ke dalam labu ukur 250,0

ml, larutkan dengan 100 ml aquadest, tambahkan aquadest

sampai garis tanda 250,0 ml.

2. Dipipet 10,0 ml larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer,

tambahkan + 25 ml aquadest dan 2-3 tetes indicator jingga metil.

Page 31: Pembakuan Standart Sekunder

3. Titrasi dengan HCl hingga terjadi perubahan warna dari kuning

menjadi jingga.

4. Catat volume HCl yang digunakan untuk titrasi.

5. Percobaaan dilakukan 2 kali ( duplo ).

a. Data percobaan

BE Na2CO3 = 53

Gram = N x V x BE Na2CO3

= 0,1 x 0,25 x 53

= 1,325 gr

b. Data penimbangan Na2CO3

Kertas + zat = 1,6306 gr

Kertas + zat = 0,3284 gr

Berat zat = 1,3022 gr = 1302,2 mg

c. Volume titrasi I = 9,10 ml

Volume titrasi I = 9,20 ml

Pengenceran = 10/250

d. Perhitungan

Pembakuan HCl 0,1 N

a. N Na2CO3 = gram penimbangan

BE x vol (L)

= 1,3022

Page 32: Pembakuan Standart Sekunder

53 x 0,25

= 0,0983 N

b. mgrek HCl = mrgek Na2CO3

N x V = mg Na2CO3 x P

BE Na2CO3

N x 9,10 = 1302,2 x 10/250

53

N = 13022 = 0,0,1080 N 120575

c. mgrek HCl = mrgek Na2CO3

N x V = mg Na2CO3 x P

BE Na2CO3

N x 9,20 = 1302,2 x 10/250

53

N = 13022 = 0,1068 N 121900

d. Normalitas rata rata = Normalitas I + Normalitas II

2

0,1080 + 0,1068 = 0,1074 N

2

Page 33: Pembakuan Standart Sekunder

Kesimpulan :

1. Normalitas Na2CO3 yang sebenarnya 0,0983 N.

2. Normalitas HCl yang sebenarnya dapat diketahui dengan cara

membakukan HCl dengan larutan Na2CO3, jadi Normalitas HCl

adalah 0,1074 N.