23
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8 © 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 486 PEMANFAATAN TUMBUHAN YANG BERKHASIAT OBAT OLEH MASYARAKAT DI KABUPATEN TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN Utilization of Medicinal Plants by Community in Tanah Bumbu Regency, South Kalimantan Rosidah Radam *, Mochamad Arief Soendjoto, Eva Prihatiningtyas Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani Km 36 Banjarbaru, Indonesia *Surel korespondensi: [email protected] Abstract. Traditional community in South Kalimantan especially who settled in shore area of Tanah Bumbu Regency nowadays are still take advantage of forest plant resources as traditional medicines. Traditional medication is one of the national herritage that can give advantage for health, so that it is considered to be important to do research and sustain them. The research aimed to learn technical know-how of important plants as medicine of certain disease or illness. This research applied explorative survey method. Respondents were chosen with purposive sampling. Data was collected through semi-structured interview to informans and field observation. From the 6 informants (Sandro), we obtained 40 plant species utilized as medicinal plants. Part of nineteen species used was leaf (47,5%), 2 bark (5%), 4 fruit/flower (10 %), 9 root (22,5 %), 3 rhizome (7,5%), 4 resin (10%) and 1 the whole plant (2,5%). There were few parts of plants consumed without any process, some of them also smoothed or smashed, before it finally consumed like drinking water, or put it on the pain area. Keywords: ethnic, utilization, medicine, plant, traditional 1. PENDAHULUAN Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tumbuhan obat. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang berkhasiat obat yaitu menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit dan memperbaiki organ yang rusak serta menghambat pertumbuhan tidak normal seperti tumor dan kanker. Tumbuhan obat dapat berupa tumbuhan pangan, tumbuhan hortikultura maupun tumbuh- tumbuhan liar seperti semak belukar dan tumbuhan hutan. Penggunaan tumbuhan obat sebagai obat ini sudah dilakukan dari generasi ke generasi selama ribuan tahun sehingga tumbuhan obat dikenal sebagai tumbuhan obat nenek moyang. Berdasarkan kenyataan ini maka penggunaan tumbuhan obat sudah merupakan bagian dari tradisi masyarakat tradisional kita. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu dan diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi selanjutnya. Melonjaknya harga obat sintetis dan efek sampingnya bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaaan obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar. Setiap daerah memiliki sistem pemanfaatan tumbuhan yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya. Sistem pemanfaatan ini berkaitan dengan keanekaragaman tumbuhan di masing-masing daerah. Pendekatan penduduk lokal terhadap manajemen pemanfaatan ekosistem alam merupakan model jangka panjang dalam menopang kebutuhan hidup manusia (Redford dan Padoch, 1992 dalam Swanson, 1995). Selain itu, manajemen sumber daya alam tradisional mampu mempertegas hubungan antara sistem konservasi dengan pemanfaatan keanekaragaman hayati (Alcorn, 1994 dalam Swanson, 1995). Budaya pemanfaatan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan ini juga terdapat pada masyarakat Kalimantan Selatan yang dihuni oleh berbagai etnis dan telah dikenal masyarakat dari dulu kala dan dilaksanakan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obat modern. Sampai saat ini masyarakat masih mengakui dan memanfaatkan pelayanan dengan obat tradisional ini. Sistem pengobatan tersebut sampai dewasa ini masih tumbuh subur. Kondisi ini didukung oleh potensi wilayah Tanah Bumbu yang masih memiliki wilayah hutan yang cukup luas yang ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan diantaranya tumbuhan obat. Oleh karena itu wilayah ini diduga memiliki keanekaragaman tumbuhan obat yang tinggi. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengungkap sistem pemanfaatan tumbuhan obat oleh 3 etnis masyarakat yang meliputi etnis Banjar, etnis Bugis dan etnis Dayak serta menginventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu

PEMANFAATAN TUMBUHAN YANG …eprints.unlam.ac.id/1731/1/SNLB-1607-486-492 Radam et al...pengkajian yang berorientasi pada keterlibatan dan peran masyarakat secara aktif dalam penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 486

PEMANFAATAN TUMBUHAN YANG BERKHASIAT OBAT OLEH MASYARAKAT DI KABUPATEN TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN

Utilization of Medicinal Plants by Community in Tanah Bumbu Regency,

South Kalimantan

Rosidah Radam *, Mochamad Arief Soendjoto, Eva Prihatiningtyas Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani Km 36 Banjarbaru, Indonesia

*Surel korespondensi: [email protected] Abstract. Traditional community in South Kalimantan especially who settled in shore area of Tanah Bumbu Regency nowadays are still take advantage of forest plant resources as traditional medicines. Traditional medication is one of the national herritage that can give advantage for health, so that it is considered to be important to do research and sustain them. The research aimed to learn technical know-how of important plants as medicine of certain disease or illness. This research applied explorative survey method. Respondents were chosen with purposive sampling. Data was collected through semi-structured interview to informans and field observation. From the 6 informants (Sandro), we obtained 40 plant species utilized as medicinal plants. Part of nineteen species used was leaf (47,5%), 2 bark (5%), 4 fruit/flower (10 %), 9 root (22,5 %), 3 rhizome (7,5%), 4 resin (10%) and 1 the whole plant (2,5%). There were few parts of plants consumed without any process, some of them also smoothed or smashed, before it finally consumed like drinking water, or put it on the pain area.

Keywords: ethnic, utilization, medicine, plant, traditional

1. PENDAHULUAN Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal

tumbuhan obat. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang berkhasiat obat yaitu menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit dan memperbaiki organ yang rusak serta menghambat pertumbuhan tidak normal seperti tumor dan kanker. Tumbuhan obat dapat berupa tumbuhan pangan, tumbuhan hortikultura maupun tumbuh-tumbuhan liar seperti semak belukar dan tumbuhan hutan. Penggunaan tumbuhan obat sebagai obat ini sudah dilakukan dari generasi ke generasi selama ribuan tahun sehingga tumbuhan obat dikenal sebagai tumbuhan obat nenek moyang. Berdasarkan kenyataan ini maka penggunaan tumbuhan obat sudah merupakan bagian dari tradisi masyarakat tradisional kita. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu dan diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi selanjutnya. Melonjaknya harga obat sintetis dan efek sampingnya bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaaan obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar.

Setiap daerah memiliki sistem pemanfaatan tumbuhan yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya. Sistem pemanfaatan ini berkaitan dengan keanekaragaman tumbuhan di masing-masing daerah.

Pendekatan penduduk lokal terhadap manajemen pemanfaatan ekosistem alam merupakan model jangka panjang dalam menopang kebutuhan hidup manusia (Redford dan Padoch, 1992 dalam Swanson, 1995). Selain itu, manajemen sumber daya alam tradisional mampu mempertegas hubungan antara sistem konservasi dengan pemanfaatan keanekaragaman hayati (Alcorn, 1994 dalam Swanson, 1995). Budaya pemanfaatan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan ini juga terdapat pada masyarakat Kalimantan Selatan yang dihuni oleh berbagai etnis dan telah dikenal masyarakat dari dulu kala dan dilaksanakan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obat modern. Sampai saat ini masyarakat masih mengakui dan memanfaatkan pelayanan dengan obat tradisional ini. Sistem pengobatan tersebut sampai dewasa ini masih tumbuh subur. Kondisi ini didukung oleh potensi wilayah Tanah Bumbu yang masih memiliki wilayah hutan yang cukup luas yang ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan diantaranya tumbuhan obat. Oleh karena itu wilayah ini diduga memiliki keanekaragaman tumbuhan obat yang tinggi.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengungkap sistem pemanfaatan tumbuhan obat oleh 3 etnis masyarakat yang meliputi etnis Banjar, etnis Bugis dan etnis Dayak serta menginventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 487

pengetahuan, yaitu menggali budaya masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan obat dan mengetahui potensi kekayaan alam yang berupa tumbuhan obat tradisional masyarakat Tanah Bumbu serta usaha pelestariannya. Selain itu hasil penelitian ini jugat berpotensi untuk menemukan jenis tumbuhan obat baru yang diharapkan dapat diteliti lebih lanjut dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat luas.

2. METODE Penelitian dilaksanakan di Desa Pagatan, Area

Batu Licin, dan Dusun Lokpadi, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan pada September-November 2016. Objek penelitian adalah jenis atau spesies tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan tiga etnis masyarakat (Banjar, Bugis dan Dayak), kegunaan, cara mengolah/memanfaatkan, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, dan status perolehan (liar/budidaya).

Metode penelitian ini adalah survei eksploratif dan metode Participatory Rural Appraisal, yaitu pengkajian yang berorientasi pada keterlibatan dan peran masyarakat secara aktif dalam penelitian. Keterlibatan masyarakat diperoleh melalui wawancara semi struktural yang berpedoman pada daftar pertanyaan. Wawancara dilakukan terhadap sejumlah tokoh masyarakat terutama pengobat dan penduduk di wilayah penelitian dengan menggunakan kuesioner. Survei dilakukan melalui pengamatan dari dekat, mencatat dan mengambil dokumen berupa foto. Selain itu, dilakukan studi kepustakaan, khususnya terkait dengan tumbuhan sebagai bahan obat tradisional. Data yang diperoleh di lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi dan dianalisa deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Jenis dan Bagian Tumbuhan yang

Digunakan

Empat puluh jenis tumbuhan dipergunakan sebagai bahan obat tradisional oleh masyarakat Tanah Bumbu. Bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkankan oleh masyarakat adalah daun, kulit batang, akar, umbi/ rimpang, getah, bunga dan buah, dan seluruh tumbuhan (Tabel 1). Tabel 1. Tumbuhan berhasiat obat, manfaat, dan status

perolehnya

Nama tumbuhan

Bagian yang dimanfaatkan dan khasiat atau manfaatnya

Status perolehan

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Bunga/Buah: mengobati penyakit menurunkan kolesterol menghilangkan bau

Ditanam/ Budidaya

badan, menyegarkan badan dan obat batuk TBC

Nangka/ Artocarpus heterophyllus

Bunga/Buah: mengobati hernia (untuk anak balita); asma

Ditanam/ Budidaya

Belimbing sayur (Averrhoa bilimbi)

Bunga/Buah: mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak

Ditanam/ Budidaya (Bunga dan buah)

Kelapa muda Bunga/Buah: mengobati anak sawanan

Ditanam/ Budidaya

Jalukap/ Centella asiatica

Daun: mengobati obat batuk, bersih darah, melancarkan peredaran darah, penurun panas , menghentikan pendarahan, dan anti bakteri

Tumbuh Liar

Pare/ Momordica charantia

Daun: mengeluarkan dahak Ditanam/ Budidaya

Tambora/ Daun: sebagai obat luka lambung dan peluntur darah nifas, keputihan dan obat mag

Tumbuh Liar

Seledri/ Apium graveolens

Daun: menurunkan tekanan darah Ditanam/ Budidaya

Belimbing wuluh/ Averrhoa bilimbi

Daun: mengobati tekanan darah tinggi dan batuk

Tumbuh Liar

Pudak stangel/ Dracena angustifolia n.e.brown

Daun: melancarkan peredaran darah

Ditanam/ Budidaya

Daun Kemangi/ Ocimum citriodorum

Daun: mencegah peradangan, Mencegah rambut rontok dan beruban

Ditanam/ Budidaya

Kangkung Sungai/ Ipomoea aquatic

Daun: mengobati susah tidur Tumbuh Liar

Insulin/ Tithonia diversifolia

Daun: mengobati diabetes Ditanam/ Budidaya

Rambutan/ Nephelium lappaceum

Daun: menghilangkan uban Ditanam/ Budidaya

Cemplokan/ Physallis angulata Linn.

Daun: mengobati Stroke Tumbuh liar

Pepaya (Carica papaya L.)

Daun: mengobati demam dan disentri

Ditanam/ Budidaya

Seroning(Serunai)/Wedelia calendaceae les

Daun: Obat maag, darah tinggi, kolesterol, obat luka dan sakit perut

Tumbuh liar

Jelatang ayam/ Toxicodendron radicans

Daun: Patah tulang Tumbuh liar

Kumis kucing (Orthosiphon aristatus Benth)

Daun: melancarkan kencing, Diabetes, keputihan, sakit pinggang dan masuk angin

Ditanam/ Budidaya

Sirih (Chavica betle L.)

Daun: mengobati batuk, membunuh mikroorganisme berbahaya, dan obat kumur

Ditanam/ Budidaya

Cucur bebek/ Bryophyllum

Daun: mengobati sakit kepala Ditanam/ Budidaya

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 488

pinnatum

Rumput salad Daun: menyembuhkan patah tulang Tumbuh liar

Kejibeling/ Strobilanthes crispa

Daun: mengobati sakit pinggang/batu ginjal, melancarkan kencing, disentri/ diare, gatal terkena serangga

Ditanam/ Budidaya

Katapi suntul/ Sandoricum koetjape Merr

Kulit batang: mengobati sakit perut dan asam urat

Tumbuh liar

Halaban/ Vitex pubescens

Kulit batang: mengobati stroke Tumbuh liar

Terong pipit/ Solanum torvum Sw

Akar: mengobati stroke Tumbuh Liar

Karamunting duduk/ Rhodomyrtus tomentosa

Akar: mengobati penyakit ginjal, prostat, asam urat

Tumbuh Liar

Pepaya (Carica papaya L.)

Akar:Obat cacing Ditanam/ Budidaya

Kastela laki/ Carica papaya L

Akar:Mengobati stroke Ditanam/ Budidaya

Penawar sampai/ Tinospora tuberculata beumee

Akar:Mengobati stroke Ditanam/ Budidaya

Bakau /Rhizophora apiculate

Akar:Obat asam urat Tumbuh Liar

Nipah /Nyfa pruticans Wurmb

Akar:Obat sakit gigi Tumbuh Liar

Alang-alang/ Imperata cylindrica

Akar:Sakit pinggang Tumbuh Liar

Nangka / Artocarpus heterophyllus

Akar: mengobati asma, anak sawanan

Tumbuh liar

Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

Rimpang: menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma, muntah, mengembalikan stamina dan nyeri otot

Ditanam/ Budidaya

Kencur (Kaempferia 488alangal L.)

Rimpang: mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak

Ditanam/ Budidaya

Kunyit (Curcuma domestica Val.)

Rimpang: mengobati diare, masuk angin, membersihkan darah nipas

Ditanam/ Budidaya

Kamuna hirang Getah: Menyamak masuk angina

Tumbuh liar

Keladi sungai/ Caladium sp

Getah:Mengobati luka Tumbuh Liar

Kangkung laut/ Ipomoea pescaprae

Getah:Penawar racun ubur-ubur

Tumbuh Liar

Penisilin/Penicilin Getah:Mengobati luka Ditanam/ budidaya

Hambin buah/ Phyllanthus urinaria

Seluruh tumbuhan: obat sakit pinggang/ batu ginjal

Tumbuh liar

Dari 40 jenis tumbuhan tersebut, 19 (47,5%)

adalah tumbuhan liar dan 21 (52,5%) tumbuhan yang ditanam/dibudidayakan. Tumbuhan liar didapat di sekitar pekarangan rumah dan di hutan-hutan yang tidak jauh dari permukiman masyarakat. Jenis-jenis tumbuhan itu di antaranya tambora, seronai, hambin buah, alang-alang, jalukap, karamunting duduk, ciplokan, jelatang ayam, bakau, nipah, rumput salat, keladi sungai, Kangkung air dan kamuna hirang. Tumbuhan budidaya di pekarangan dekat tempat tinggal meliputi pare, seledri, pudak stangel, kemangi insulin, rambutan, papaya, kumis kucing, sirih, penisilin, cucur bebek, kejibeling,jeruk nipis, nangka, belimbing sayur, kelapa, papaya, papaya laki, penawar sampai,jahe, kencur, dan kunyit. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Tanah Bumbu tidak menggantungkan keperluan tumbuhan obat sepenuhnya dari yang ada di alam. Kemudahan untuk mendapatkannya atau kondisi lingkungan (atau letak hutan yang relative jauh) memicu masyarakat membudidayakan atau melestarikan tumbuhan berkhasiat obat.

Gambar 1. Status perolehan tumbuhan berkhasiat obat di

Kabupaten Tanah Bumbu

Bagian tumbuhan yang berkhasiat obat adalah daun 19 jenis (47,5%), kulit batang 2 (5%), bunga/buah 4 (10 %), akar 9 (22,5 %), rimpang 3 (7,5%), getah 4 (10%) dan seluruh bagian tumbuhan 1 jenis (2,5%). Yang digunakan untuk pengobatan (berturut-turut mulai dari yang terbanyak) adalah daun, akar, getah, buah dan rimpang.

3.2 Cara Pengolahan/Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat

1. Jalukap. Daun dimanfaatkan untuk mengobati batuk, membersihkan darah, melancarkan

10%

2,5%

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 489

peredaran darah, penurun panas, anti bakteri dan menghentikan pendarahan. Cara pengolahan: ambil segenggam daun segar dihaluskan ditambah dengan air lalu diperas kemudian diminum. Sedangkan untuk membersihkan darah, daun jalukap langsung dikonsumsi sebagai lalapan.

2. Pare. Daun digunakan untuk mengobati batuk untuk mengeluarkan dahak, cara pengolahannya daun pare dibersihkan dan dihaluskan kemudian tambahkan air, setelah itu diminum 2 x sehari sampai sembuh.

3. Tambora. Daun digunakan masyarakat untuk mengobati luka lambung, peluntur darah nifas dan keputihan. Cara pengolahannya adalah ambil segenggam daun Tambora kemudian dihaluskan dan ditambahkan air, disaring dan diminum 2 x sehari.

4. Seledri. Daun digunakan untuk menurunkan tekanan darah, cara pengolahannya adalah ambil segenggam daun seledri kemudian dihaluskan dan ditambahkan air, disaring dan diminum 2 x sehari sampai sembuh.

5. Belimbing wuluh. Bunga digunakan untuk menyembuhkan batuk. Ambil segenggam bunga belimbing wuluh direbus dengan air 3 gelas sampai 1 gelas diminum sampai sembuh. Buahnya bermanfaat untuk gusi berdarah, sakit gigi, disamping buah daun belimbing wuluh bisa digunakan untuk param sakit rematik, penyakit kulit, dan juga bermanfaat untuk jamu pegel linu.

6. Pudak Stangel. Daun digunakan untuk melancarkan peredaran darah. Cara pengolahannya adalah ambil pucuk daun pudak 9 lembar diberi segelas air kemudian diblender disaring kemudian airnya diminum 2 x sehari.

7. Kemangi. Daun dimakan langsung sebagai lalapan, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah, mencegah peradangan, mencegah rambut rontok dan beruban, mengobati sariawan dan meningkatkan kekebalan tubuh. Untuk mengobati panu daun kemangi dilhaluskan dicampur dengan kapur sirih kemudian dioleskan kebagian yang terkena panu. Konsumsi lalap kemangi secara rutin dapat mencegah bau mulut, dayn kemangi atau sari daun kemangi dapat menyembuhkan penyakit diare, gangguan pada vagina, nyeri payudara, hingga mengatasi batu ginjal dan albuminaria. Daun kemangi terbukti berkhasiat ampuh mengatasi keluhan flu, diare, sakit kepala, cacingan, sembelit. Selain itu, penelitian tersebut juga membuktikan manfaat daun kemangi untuk mengobati perut kembung,

maag, badan lesu, masuk angin, hingga mengatasi kejang. Aroma dari daun kemangi juga dapat digunakan sebagai obat nyamuk.

8. Kangkung sungai. Daun digunakan untuk mengobati insomnia (susah tidur). Daun kangkung dibersihkan kemudian di rebus atau dioseng-oseng kemudian dimakan.

9. Insulin. Daun untuk mengobati diabetes, segenggam daun insulin direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas

10. Rambutan. Daun digunakan untuk mencegah uban, caranya ambil daun rambutan beberapa helai kemudian dihaluskan kemudian ditempelkan kekepala.

11. Cemplokan. Daun digunakan untuk mengobati stroke, caranya. Daun cemplokan + kulit alaban + akar kastela laki + akar terong pipit + akar penawar sampai + daun cemplokan direbus dan diminum 2 x sehari.

12. Pepaya. Daun digunakan untuk mengobati demam dan disentri. Caranya ambil daun papaya kemudian direbus lalu dimakan bisa sebagai lalapan.

13. Seruning/serunai. Daun digunakan untuk mengobati sakit mag, menurunkan darah tinggi, kolesterol dan sakit perut caranya adalah ambil daun serunai kemudian ditambahkan air diblender disaring lalu diminum 2 x sehari. Sedangkan untuk menyembuhkan luka, daun serunai direhaluskan kemudian ditempelkan keluka.

14. Keji Beling. Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsur mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaan nya sebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tumbuhan ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Daun keji beling juga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang gatal tersebut. Demikian pula untuk mengobati penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag. Untuk mengobati batu ginjal dan melancarkan kencing daun kejibeling dicampur dengan daun kumis kucing dicampur dengan hambin buah direbus dengan 3 gelas air, biarkan mendidih sampai tertinggal 1 gelas air, kemudian diminum 2 x sekari

15. Kencur. Rimpang bermanfaat mengobati Influenza pada Bayi, Menghilangkan lelah,

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 490

minuman kesegaran, radang lambung, batuk dan melancarkan haid. Kencur, dalam memanfaatkan ini diramu dengan jahe dan bawang putih dipakai untuk pengobatan kram/kesemutan

16. Jahe. Rimpang mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan, sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Bermanfaat melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh, masuk angin, sakit kepala, sakit kepala sebelah, mabuk kendaraan dan param untuk anggota badan yang terkilir. tumbuhan ini diramu dengan bawang putih dan di balurkan di bagian tubuh yang sakit atau terasa panas.

17. Kunyit. Manfaat kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Bermanfaat juga sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan dalam bentuk tunggal atau diramu dengan tumbuhan lainnya. Kunyit biasanya digunakan masyarakat untuk pengobatan panas dalam, diare, dan batuk berlendir. Sering pula digunakan sebagai kompres untuk penurun bengkak pada luka luar dan luka akibat penyakit kanker. Rimpang untuk membersihkan darah nipas setelah melahirkan. Rimpang dicampur dengan serai dan gula merah, direbus kemudian diminum.

18. Bawang putih. Bermanfaat mengobati flu dan batuk, menurunkan kadar kolesterol tinggi, mencegah dan mengobati kanker perut, kanker usus besar, penyakit darah tinggi dan jantung.

19. Jeruk nipis. Jeruk nipis punya banyak manfaat. Selain menjadi minuman yang menyegarkan, Air jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggotokan. Bau harumnya membuat enak, sedap ketika kita berkumur. Kulitnya, bila ditahan di dalam mulut, bisa mengharumkan atau mengurangi bau mulut tak sedap dan mengatasi radang karena mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman. jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel,

penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung

20. Katapi suntul. Kulit katapi direbus dengan 3 gelas air biarkan mendidih sampai tertinggal 1 gelas, diminum untuk menyembuhkan sakit perut dan asam urat

21. Nangka. Buah muda diparut kemudian diberi air lalu diperas airnya diminum digunakan untuk mengobati hernia anak-anak.

Gambar 3. Beberapa jenis tumbuhan berkhasiat obat di Kabupaten Tanah Bumbu

Hambin buah Insulin

Cemplokan Bunga belimbing

Kemangi

Penisilin Jalukap

Keji beling

Bakal buah nangka Kangkung laut

Kamuna hirang Tambura

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 491

22. Cucur bebek. Daun diremas-remas kemudian ditempelkan ke kepala untuk mengobati sakit kepala.

23. Kelapa muda (katuhung), Buah dibakar dan dioleskan ke kepala anak yang menderita sawanan.

24. Jahe. Parutan rimpang disaring dan diminum untuk mengobati sakit pinggang, asma, nyeri otot dan mengembalikan stamina tubuh. Dalam memanfaatkan tumbuhan obat untuk

pengobatan tradisional selain hanya bagian-bagian tertentu dari tumbuhan yang dimanfaatkan, masyarakat juga menggunakan seluruh bagian tumbuhannya. Tumbuhan yang dimanfaatkan seluruh bagiannya adalah Hambin buah. Seluruh bagian tumbuhan ini direbus bersama daun kumis kucing dan daun kejibeling dan gunakan dalam mengobati susah buang air kecil, ginjal dan sakit pinggang.

Lain halnya dengan masyarakat Dayak Lokpadi yang tinggal di Dusun Lokpadi Kabupaten Tanah Bumbu dalam pengobatan terhadap suatu penyakit sebagian besar masyarakat Dayak Lokpadi tersebut terutama dalam mengobati penyakit yang tergolong ringan, peranan Balian sangat besar dan masyarakat akan lebih cenderung ke Balian terlebih dahulu sebelum berobat ke Rumah Sakit. Hal ini juga dimungkinkan oleh keberadaan Balian yang dikenal oleh Masyarakat setempat Abah Tarjo yang tinggal di Dusun Lokpadi Sungai Danau Tanah Bumbu. Pemanfaatan tumbuhan hanya digunakan oleh Dukun Melahirkan (Ibu Tala) yang menggunakan ramuan kunyit, serai dan gula merah untuk membersihkan darah nifas dan mengembalikan stamina tubuh.

Tumbuhan berkhasiat obat digunakan masyarakat lokal Tanah Bumbu untuk mengobati penyakit ringan hingga penyakit berat. Penyakit ringan tersebut diantaranya adalah sakit perut, bisul, gatal pada kulit, sakit gigi, dan sakit kepala, sedangkan yang termasuk klasifikasi penyakit berat diantaranya adalah kanker, diabetes, berak darah, dan batu ginjal. Masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa obat yang berasal dari tumbuhan relatif aman dikonsumsi. Hal ini berdasarkan pengalaman secara empiris dari generasi ke generasi. Akan tetapi menurut ilmu kedokteran, obat tradisional mungkin dapat menimbulkan efek samping. Karena tumbuhan mempunyai banyak kandungan senyawa kimia aktif, dan kebanyakan belum diketahui senyawa kimia yang berperan sebagai obat dan yang menimbulkan efek samping. Selain itu, masyarakat tidak mempunyai ukuran pasti mengenai dosis atau

takaran pemakaian dalam menggunakan tumbuhan berkhasiat obat tersebut.

4. SIMPULAN Jumlah tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan obat tradisonal di Kabupaten Tanah Bumbu masih cukup tinggi (40 jenis tumbuhan). Tumbuhan itu dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit baik tergolong ringan maupun berat.

Bagian tumbuhan yang berkhasiat obat adalah daun 19 jenis (47,5%), kulit batang 2 (5%), bunga/ buah 4 (10 %), akar 9 (22,5 %), rimpang 3 (7,5%), getah 4 (10%), dan seluruh bagian tumbuhan 1 (2,5%).

Tumbuhan diperoleh dalam bentuk tumbuhan liar (47,5%) dan sudah dibudidayakan di tanah pekarangan atau dalam pot (52,5%).

Disarankan kepada 1) masyarakat untuk tetap memelihara atau

melestarikan tumbuhan berkhasiat obat, karena ada manfaat lain dari tumbuhan tersebut (seperti pengaturan oksigen, prasarana rekreasi sekitar rumah).

2) peneliti untuk menganalisis lebih lanjut komposisi kandungan kimia jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat atau etnis tertentu, tetapi belum banyak dikenal secara umum.

3) pemerintah untuk menyosialisasikan secara rutin dampak baik dan buruk pemanfaatan tumbuhan secara langsung untuk mengobati penyakit.

5. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami sampaikan kepada Rektor

ULM, Ketua LPPM ULM, Dekan Fakultas Kehutanan ULM yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana (PNBP 2016 ) kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini.

6. DAFTAR PUSTAKA

Dewoto, H.R. (2007). Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia, 57(7).

Luziatelli, G., et al. (2010). Ashaninka medicinal plants: a case study from the native community of Bajo Quimiriki, Junin, Peru. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine 6:21.

Martin, G.J. (1995). Ethnobotany: A Methods Manual. WWF International. UNESCO. Royal Botanic Gardens, Kew, UK. London: Chapman and Hall.

Noorcahyati. (2012). Tumbuhan Berkhasiat Obat Etnis Asli Kalimantan. Samboja, Balikpapan: Balai

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 492

Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam. Badan Litbang Kementerian Kehutanan.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional.

Radam, R., Soendjoto, M.A., Prihatiningtyas, E., Rahmadi, A. & Rezekiah, A.A. (2016). Spesies Tumbuhan yang Dimanfaatkan dalam Pengobatan

oleh Tiga Etnis di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar SenasPro UMM, Malang, 17-18 Oktober 2016. h. 81-93

Yudhe, (2016). Tanaman Obat Keluarga dan Manfaatnya. Artikel kesehatan. Yang diakses tgl 26 Oktober 2016.

-----

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH

TAHUN 2016 JILID 2

Penyunting: Mochamad Arief Soendjoto Aminuddin Prahatamaputra

Maulana Khalid Riefani

Lambung Mangkurat University Press

Banjarmasin

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016 JILID 2 Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara Berkelanjutan Banjarmasin, 05 November 2016

Penyunting/Editor: Mochamad Arief Soendjoto Aminuddin Prahatamaputra Maulana Khalid Riefani Pendesain Sampul: Halimudair Penyelenggara: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat Jalan Hasan Basri, Kayutangi, Banjarmasin 70123 Mitra Penyelenggara: Himpunan Mahasiswa Pacasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Lambung

Mangkurat Diterbitkan oleh: Lambung Mangkurat University Press, 2017 d/a Pusat Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan Unlam Jl. H.Hasan Basry, Kayu Tangi, Banjarmasin 70123 Gedung Rektorat Unlam Lt 2 Telp/Faks. 0511-3305195 ——————————————————————————————————————————————— Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak Buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan cara apa pun, baik secara mekanik maupun elektronik, termasuk fotocopi, rekaman dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit ——————————————————————————————————————————————— xiv + 433 h 20 x 28 cm Cetakan pertama, April 2017 ISBN: 978-602-6483-34-8

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016, Universitas Lambung

Mangkurat telah selesai diterbitkan. Prosiding ini bisa jadi ditunggu-tunggu oleh para pemakalah, karena sebagai bukti bahwa para pemakalah ini telah menjalankan tugas menyampaikan, mentransfer, menyebarluaskan, mengomunikasikan, atau berbagi (berandil, sharing) ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang dikuasainya dengan komunitas pemakalah atau orang lain yang memiliki bidang ilmu sama atau bahkan berbeda sama sekali. Pada sisi lain, prosiding ini menjadi petunjuk bahwa banyak hal terkait dengan lahan basah yang perlu menjadi perhatian semua kalangan, baik di Kalimantan Selatan maupun di luar Kalimantan Selatan. Lahan basah bukan sekedar perairan dan seterusnya seperti yang didefinisikan dalam Konvensi Ramsar. Lahan basah adalah potensi, peluang, dan tantangan untuk kesejahteraan manusia atau lebih daripada itu, lahan basah adalah kehidupan alam.

Prosiding ini memang tidak bisa diterbitkan pada tahun 2016, tahun penyelenggaraan seminar. Seperti diketahui, seminar nasional ini tepatnya diselenggarakan pada tanggal 05 November 2016. Tidak cukup waktu bagi para penyunting atau editor untuk menyelesaikan suntingannya sampai akhir tahun 2016. Selain harus menyelesaikan tugas rutinnya pada akhir tahun, para penyunting harus mengerjakan tugas lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu membenahi secara hati-hati banyak hal terkait dengan makalah yang telah disampaikan pada seminar nasional, terutama format makalah atau kebahasaan. Saya pikir hal ini wajar, apabila kemudian prosiding baru bisa diterbitkan pada tahun 2017.

Prosiding ini dibuat dalam format cetakan tiga jilid. Pembagian ini lebih ditekankan pada (1) kepraktisan agar para pembaca tidak mengalami kesulitan ketika membawa prosiding dengan ketebalan seluruhnya sekitar 1.000 halaman dan (2) ketidak-mudahan jilidannya untuk rusak, karena prosiding dibuka-tutup selama pembaca menikmati makalah (artikel prosiding). Prosiding Jilid 1 memuat fokus (1) Konservasi dan Biodiversitas, (2) Pertanian dan Ketahanan Pangan, (3) Bioteknologi, (4) Hukum dan Kebijakan, serta (5) Sosial, Masyarakat, dan Ekonomi; Jilid 2 memuat fokus (6) Seni dan Budaya, (7) Kedokteran, Obat-obatan, dan Kesehatan, (8) Teknik, Industri, dan Pertambangan, (9) Sumber Daya Alam dan Energi Alternatif Terbaharukan, serta (10) Pendidikan dan Pembelajarannya, dan Jilid 3 memuat artikel-artikel fokus 1 hingga fokus 10 yang penyuntingannya tersendat atau lambat.

Selain format cetakan, prosiding juga dibuat dalam format elektronik (pdf). Format ini diunggah dalam laman www.lppm.ulm.ac.id. Dalam format ini, artikel dimunculkan secara tunggal atau terpisah dari artikel lain.

Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat, saya menyampaikan terima kasih kepada (1) para penyaji yang telah menyajikan artikelnya pada seminar nasional dan atau menyerahkan artikel tersebut untuk disunting dan akhirnya dimuat dalam prosiding, (2) para penyunting yang bekerja keras menyelesaikan prosiding, (3) para mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat yang membantu mensukseskan penyelenggaraan seminar, serta (4) staf LPPM Universitas Lambung Mangkurat yang memfasilitasi urusan administrasi.

Semoga Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 ini bermanfaat.

Banjarmasin, Maret 2017 Ketua LPPM Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. M. Arief Soendjoto, M.Sc.

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat iv

DAFTAR ISI

Laporan Ketua Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Universitas Lambung Mangkurat ……………………………………………………………………………………………………

ix

Sambutan Rektor Universitas Lambung Mangkurat ……………………………………………………. x

Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 …………………………………………………... xi

Petunjuk Umum Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 ………………………………………... xii

JILID 2 (dari 3)

Konseptualisasi Pengetahuan Lokal Masyarakat Banjar dalam Membangun di Lingkungan Lahan Basah …………………………………………………………………………………………………………

Naimatul Aufa, Bani Noor Muchamad, Ira Mentayani

437-452

Potensi Budaya Suku Mandar untuk Mendukung Pengembangan Ekowisata di Pulau Kerayaan Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan ………………………………………………………

Rochgiyanti, Dafiuddin Salim, Syahlan Mattiro

453-460

Identitas dan Eksistensi Permukiman Tepi Sungai di Banjarmasin …………………………………… Ira Mentayani

461-466

Mengenang Kembali Peradaban Sungai (Kajian Terhadap Simbol Harian Banjarmasin Post) …… Nasrullah

467-473

Pengaruh Perendaman Larutan Alkalin Peroksida terhadap Perubahan Warna pada Dua Jenis Resin Termoplastik Nilon ………………………………………………………………………………….

Muhammad Amiril Nur Pratama, Debby Saputera, Dewi Puspitasari

474-478

Analisis Proksimat dan Aktivitas Antioksidan Minuman Fungsional Sari Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Rasa Buah …………………………………………………………………………

Mazarina Devi, Soenar Soekopitojo, Desiana Merawati

479-485

Pemanfaatan Tumbuhan yang Berkhasiat Obat oleh Masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ………………………………………………………………………………………….

Rosidah Radam, Mochamad Arief Soendjoto, Eva Prihatiningtyas

486-492

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional oleh Masyarakat Suku Dayak di Lingkungan Lahan Basah Kalimantan Tengah …………………………………………………………………………………

Fathul Zannah, Mohamad Amin, Hadi Suwono, Betty Lukiati

493-496

Profil Total Protein Plasma, Albumin dan Globulin Darah Mencit Setelah Pemberian Ekstrak Minyak Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) …………………………………………………………...

Hidayaturrahmah, Kamilia Mustikasari

497-500

Studi In Silico Epicatechin Theobroma Cacao dengan Reseptor PPAR-γ sebagai Kandidat Obat Anti-Diabetik Tipe II …………………………………………………………………………………………

Juliyatin Putri Utami, Diana Lyrawati

501-505

Faktor Predisposisi Stomatitis Aftosa Rekuren Masyarakat Banjarmasin di RSGM Gusti Hasan Aman ………………………………………………………………………………………………………….

Maharani Laillyza Apriasari, Dewi Puspitasari

506-508

Instrumen Pengukuran Penerapan Biosekuriti Rumah Pemotongan Ayam Gelang Tani di Kabupaten Sidoarjo …………………………………………………………………………………………

Faisal Fikri, Bambang Sektiari Lukiswanto, Nenny Harijani

509-511

Kualitas Saus Tomat pada Jajanan Pentol Berdasarkan Uji Mikrobiologis, Kimiawi, dan Organoleptik di Banjarmasin ……………………………………………………………………………….

Maedy Ripani, Sri Amintarti, Aminuddin Prahatamaputra

512-518

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat v

Profil Kandungan Ekstrak Kasar Alga Cokelat (Turbinaria ornata) sebagai Antibakteri pada Penyakit Tifus ………………………………………………………………………………………………..

Naning Dwi Lestari, Nur ‘Azizah Charir

519-525

Penyakit Menular di Lahan Basah ………………………………………………………………………… Syarif Hidayat, Deni Fakhrizal, Budi Hairani, Juhairiyah

526-530

Efek Daun Kelakai (Stenochlaena palustris) terhadap Jumlah Eritrosit, Bentuk Eritrosit dan Kadar Hemoglobin (Hb) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Anemia ………………………………………

Noor Cahaya, Rahmina Aulia, Nurlely

531-538

Korelasi Kejadian Infeksi Saluran Nafas Akut (Ispa) dengan Perilaku Merokok pada Masyarakat Kepulauan Seribu Jakarta ………………………………………………………………………………….

Widaningsih, Titta Novianti, Yana Zahara

539-544

Analisis Usia Persalinan Pertama di Kalimantan Selatan (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012) ………………………………………………………………………………..

Norma Yuni Kartika, Muhajir Darwin, Sukamdi

545-549

Analisis Sifat Fisikokimia dan Aktivitas Antioksidan Nori Berbahan Baku Daun Cincau Hijau (Premna oblongifolia Merr.) ………………………………………………………………………………..

Soenar Soekopitojo, Budi Wibowotomo, Awan Nurzaman, Yusuf Tri Basuki

550-555

Penentuan Umur Simpan Jamu Serbuk Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan Metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) ……………………………………………………………………….

Fatimah, Dwi Sandri, Kartika

556-560

Kenyamanan Termal Bangunan Sekolah dengan Orientasi yang Berbeda di Kabupaten Mojokerto ……………………………………………………………………………………………………..

Lutfi Lailatul Rizki, Haris Anwar Syafrudie, Imam Alfianto

561-567

Perancangan Ulang Tata Letak Departemen dan Penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) pada UD Sumber Urip …………………………………………………………………………..

R. Rizki Amalia

568-571

Penerapan Teknologi Biodrying dalam Pengolahan Sampah High Water Content Menuju Zero Leachate ………………………………………………………………………………………..……………

Wiharyanto Oktiawan, Purwono, Mochtar Hadiwidodo, Arya Rezagama

572-576

Desain dan Fabrikasi Modul Sensor Tgs4160 sebagai Alat Ukur Kadar Gas Karbondioksida pada Permukaan Lahan Gambut ………………………………………………………………………………..

Iwan Sugriwan, Muhammad Ikhsan, Fajar Soekarno, Arfan Eko Fahrudin

577-582

Pengujian Prototipe Penentu Nilai Rendemen dan Asam Lemak Bebas dari Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Pelaihari Kalimantan Selatan ………………………………………………………

Yuki Yama Wulandari, Ade Agung Harnawan, Yudhi Ahmad Nazari

583-586

Studi N-lapis Oktahedral terhadap Sifat Feroelektrik Oksida Logam Aurivillius Sr(N-2)Bi3TinO(3n+3) (N = 3, 4, 5 dan 6) ………………………………………………………………………………………………

Edi Mikrianto *, Dwi Rasy Mujiyanti

587-594

Kenyamanan Termal dan Evaluasi Fisik Kain Katun Hasil Pewarnaan Alam dari Sabut Kelapa Anik Dwiastuti

595-600

Kajian Tata Ruang dan Zonasi Pengelolaan pada Hutan Lindung di Daerah Gambut Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru sebagai Peluang Lokasi Pengelolaan Lahan Basah Univeritas Lambung Mangkurat ………………………………………………………………………………………..

Ahmad Jauhari

601-604

Pola Hujan Daerah Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara ……………………………………… Jeffry Swingly Frans Sumarauw

605-609

Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu di Kalimantan dan 610-613

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat vi

Sumatera …………………………………………………………………………………………………….. Maskulino, Sudin Panjaitan

Penanggulangan Bencana Alam untuk Mendukung Pengelolaan Lingkungan dan Lahan (Studi Kasus: Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera) …………………………………………………………

Maskulino, Sudin Panjaitan

614-617

Pengaruh Campuran Limbah Kayu Rambai dan Api-Api Terhadap Kualitas Briket Arang sebagai Energi Alternatif dari Lahan Basah Kalimantan Selatan ………………………………………………..

Muhammad Faisal Mahdie, Darni Subari, Sunardi, Diana Ulfah

618-624

Pengaruh Kecepatan Aliran Udara dan Jumlah Kolom Nosel terhadap Kinerja Wet Scrubber sebagai Pereduksi Polusi Udara …………………………………………………………………………..

Muhammad Rizali

625-627

Respon Fragmen Acropora Formosa (Dana, 1846) terhadap Gradien Pengaruh Daratan Kabupaten Tanah Bumbu …………………………………………………………………………………

Suhaili Asmawi, Noor Arida Fauzana

628-632

Kelayakan Tambak Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Semi Intensif Berbasis Biofisik ………………………………………………………………………………………………………..

Suciyono, Bambang Suprakto, Ichsan Rusdy

533-637

Pemetaan Energi Biogenik pada Formasi Alluvial Di Pulau Topang dan Perairan Utara Pulau Merbau Menggunakan Sistem Akustik Seismik Dangkal ………………………………………………

Pareng Rengi, Ulil Amri

638-646

Pemanfaatan Serat Kelapa Sawit untuk Pembuatan Gasohol (Premium-Bioetanol) dengan Pretreatment Lignocelulotic Material dan Fermentasi dengan Menggunakan Ragi Tape dan NPK

Lailan Ni’mah, Abdul Ghofur, Achmad Kusairi Samlawi

647-653

Pengaruh Oksigen Terlarut dan Ketebalan Substrat terhadap Tinggi Batang dan Akar Rhyzophora mucronata …………………………………………………………………………………….

Halidah

654-657

Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah pada Lahan Gambut Pasca-kebakaran ………………………… Ahmad Yamani, Syaifur Bahri

658-661

Penggunaan Lahan Berdasarkan Kemampuannya untuk Pengendalian Banjir di Sub-Das Martapura, Kabupaten Banjar ……………………………………………….…………………………….

Syarifuddin Kadir, Karta Sirang, Badaruddin, Ichsan Ridwan

662-669

Ipteks bagi Masyarakat (Ibm) Desa Tualango melalui Teknologi Pemanfaatan Eceng Gondok

sebagai Energi Alternatif dan Pupuk Organik (Bokashi) ………………………………………………. Hasanuddin, Hendra Uloli

670-673

Dinamika Kualitas Air sebagai Dasar Pengelolaan Air di Lahan Rawa Pasang Surut ……………… Khairil Anwar, Ani Susilawati

674-679

Pendugaan Cadangan Karbon dan Penyerapan Emisi C02 pada Tanaman Jelutung Rawa (Dyera Pollyphylla Miq. Steenis) dengan Beberapa Kelas Umur di Kalimantan Tengah ……………………

Damaris Payung, Daniel Itta, Eny Dwi Pujawati

680-683

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lingkungan Bantaran Sungai Barito untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa ………………………………………………………………………...

Abdul Salam, Sarah Miriam, Muhammad Arifuddin, Imam Nor Ihsan

684-688

Validitas Media Pembelajaran Interaktif Keanekaragaman Jenis Burung di Panjaratan pada Konsep Keanekaragaman Hayati SMA/MA ………………………………………………………………

Faizal Rizali Rahman, Mochamad Arief Soendjoto, Dharmono

689-694

Keterampilan Proses dan Keterampilan Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Kelas X Madrasah Aliyah ……………………………………………..

695-702

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat vii

Aulia Misniyati, Muhammad Zaini, Kaspul

Pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama melalui Pengembangan Bahan Ajar dan Asesmen Berbasis Potensi Lokal ………………………………………………………………………….

Dwi Atmono, Muhammad Rahmattullah

703-709

Kepraktisan Bahan Ajar Reptilia di Kawasan Wisata Air Terjun Bajuin sebagai Media Pembelajaran Biologi ……………………………………………………………………………………….

Ema Lestari, Mochamad Arief Soendjoto, Dharmono

710-712

Lahan Basah sebagai Objek Pembelajaran Geografi ………………………………………………….. Farina Amelia

713-718

Keterampilan Proses dan Keterampilan Kinerja Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah dalam Pembelajaran Konsep Sistem Sirkulasi melalui Penelitian Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Hairiani, Kaspul, Muhammad Zaini

719-724

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Anjir Pasar pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia ………………..

Iin Andini, Rezky Nefianthi Wahab, Rabiatul Adawiyah

725-729

Pembuatan dan Pendistribusian Alat Praktikum Sederhana Materi Fluida Statis Berbasis Lahan Basah untuk SMP Negeri di Kota Banjarmasin …………………………………………………….…………

Misbah,Saiyidah Mahtari, Mustika Wati , Zainuddin

730-733

Aplikasi Indonesia Pintar Berbasis Mobile Android …………………………………………………… Muhammad Ardi Deswanto, Diky Lesmana, Dandi Pangestu

734-740

Sumber Belajar dalam Pembelajaran IPA Terpadu Lahan Gambut ………………………………… Muhammad Fuad Sya’ban, Winda Puspitalia

741-745

Pelatihan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Prezi yang Memberdayakan Lingkungan di Sekolah Tepian Sungai …………………………………………………….………………………………

Mustika Wati, Dewi Dewantara, Misbah, Syubhan An’nur, Sri Hatini

746-749

Pendidikan Religius terhadap Pecandu Narkoba di Pondok Pesantren Inabah, Kota Banjarmasin Nor Ainah

750-757

Pengintegrasian Pola Divergen dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Menggunakan Lingkungan Lahan Basah sebagai Sumber Belajar ……………………………………………………

Nurul Hidayati Utami

758-762

Pembentukan Perilaku Pro Lingkungan Peduli Sungai melalui Simbolik Modelling di SDN Mekar Martapura Timur …………………………………………………….………………………………………

Rika Vira Zwagery, Neka Erlyani

763-768

Optimalisasi Lahan Basah sebagai Sumber Belajar Utama Berbasis Setting Outdoor Activities pada Pembelajaran Biologi di SMK Berbasis Kesehatan ……………………………………

Riya Irianti

769-774

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Virus Melalui Model Pembelajaran Problem Solving …………………………………………………….………………………………………

Siti Mardiah, St. Wahidah Arsyad, Kaspul

775-780

Potensi Plagiasi pada Tugas Akhir Mahasiswa Program Diploma - Institut Pertanian Bogor dengan Menggunakan Plagiarism Checker X Versi 5.0.0 ………………………………………………

Wien Kuntari, Faranita Ratih L.

781-786

Pengembangan Model Pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLTP 14 Kota Banjarmasin …………………………………………………….……………………………………………

Hamsi Mansur, Ahmad Sofyan

787-792

Pengembangan Metakognisi dan Karakter dalam Pembelajaran Kimia Berbasis Keunggulan 793-799

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat viii

Lokal ………………………………………………….……………………………………………………… Syahmani

Kajian tentang Pendidikan Masyarakat Pesisir di Kabupaten Tanah Laut ………………………… Wahyu, Moh. Yamin, Mariatul Kiptiah, Herry Porda Nugroho

800-805

Menangkis Perilaku Tawuran Pelajar melalui Sekolah (Studi Konseptual) ………………………… Ahmad Lahmi

806-816

Identifikasi Ekosistem Lahan Basah di Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar sebagai Alternatif Sumber Belajar …………………………………………………………………………………...

Dyah Febria Wardhani

817-823

Materi Ajar Membaca Bahasa Inggris untuk Tujuan Khusus Berbasis Pembelajaran Kooperatif … Grace H. Pontoh, Maya Munaiseche, Marike Kondoj

824-827

Pembelajaran Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita Di Sekolah …………………………………………… Mirnawati

828-835

Validitas Bahan Ajar Jenis Fitoplankton di Sungai Panjaratan, Kabupaten Tanah Laut pada Konsep Protista Sma Kelas X …………………………………………………….………………………

Nurul Aulia, Mochamad Arief Soendjoto, Dharmono

836-840

Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Struktur Jaringan Penyusun Organ Pada Sistem Gerak Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ………………………………………

Yuliani Astuti, Aminuddin Prahatamaputra, Muhammad Zaini

841-845

Pola Pendidikan Anak Masyarakat Dayak Daerah Aliran Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala di Era Globalisasi …………………………………………………….……………………………………….

Darmiyati, Ma'ruful Kahri, Sutiyarso

846-853

Pemerolehan Kosakata Anak Usia Dini di Kota Banjarmasin ……………………………….. M. Rafiek, Rusma Noortyani

854-860

Dilema Moral dalam Permasalahan Bantaran Sungai ………………………………………………… Aminuddin Prahatamaputra, Muhammad Zaini, Aulia Azijah

861-869

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat ix

LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di tempat ini untuk menghadiri atau melaksanakan Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016.

Seminar Nasional Lahan Basah 2016 ini merupakan wadah temu ilmiah yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat, sebagai fórum interaksi, kolaborasi, dan integrasi antara pendidik, peneliti, dan praktisi. Melalui seminar nasional ini kita dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia dan berbagi melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis pada lahan basah. Seminar yang bertemakan “Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara berkelanjutan” ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu 1). Prof. Dr. Ir. Hadi S Alikodra (Guru Besar Ekologi Satwa, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB); 2). Prof. Dr. Ir. H Gusti Muhammad Hatta, MS (Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat), dan 3). Prof. Dr. agr. Mohamad Amin, S.Pd, M.Si (Guru Besar Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang).

Alhamdulillah, seminar ini disambut antusias oleh para akademisi dan praktisi dari seluruh Indonesia. Catatan kami menunjukkan bahwa jumlah makalah yang diterima dan akan dipresentasikan sebanyak 273 dengan topik kajian meliputi: 1). Konservasi dan Biodiversitas; 2). Pertanian dan Ketahanan Pangan; 3). Bioteknologi; 4). Hukum, dan Kebijakan; 5). Sosial, Masyarakat, dan Ekonomi; 6). Seni dan Budaya; 7). Kedokteran, obat-obatan dan Kesehatan; 8). Teknik, industri, dan pertambangan; 9). Sumber Daya Alam dan energy Alternatif Terbaharukan; 10). Pendidikan dan Pembelajarannya. Peserta pemakalah berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga pendidikan, dan instansi di seluruh Indonesia; antara lain Universitas Andalas.Universitas Lancang Kuning (Pekanbaru), Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Universitas Esa Unggul Jakarta, Universitas Terbuka (UPBJJ-UT SERANG), Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Malang, Universitas Airlangga PDD (Banyuwangi), Institut Teknik Surabaya, Universitas Mulawarman,Universitas Palangka Raya, IAIN Antasari Banjarmasin,Universitas Islam Kalimantan MAB, Politeknik Negeri Tanah Laut, Universitas Achmad Yani Banjarmasin,zdc STKIP PGRI Banjarmasin, Universitas Kristen Palangka Raya, ATPN Banjarbaru, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar, Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, Universitas Papua (Manokwari), Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Banjarbaru), Universitas Negeri Gorontalo, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam,Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa,PT Riset Perkebunan Nusantara, Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Samboja,Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon,SMPN 1 Paramasan,MTsN Amuntai Utara,dan SMA Muhammadiyah Kuala Kapuas. Universitas Brawijaya, dan tentu saja Universitas Lambung Mangkurat sebagai tuan rumah.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Ketua dan staf LPPM Universitas Lambung Mangkurat, dosen dan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, serta seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi (HIMPABIO) Universitas Lambung Mangkurat yang memberikan dukungan dan kontribusi guna terselenggaranya seminar ini. Kami mohon maaf apabila dalam penyelenggaraan seminar ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Salam sejahtera, Wassalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh.

Banjarmasin 05 November 2016 Ketua Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Universitas Lambung mangkurat, Dr. Dharmono, M.Si.

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat x

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xi

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Yang saya hormati Prof. Dr. H. Hadi S. Alikodra, M.S. (Fakultas Kehutanan Institut Pertanian

Bogor), Prof. Dr. Muhammad Amin (Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. H. Gusti Muhammad Hatta (Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat), Ibu/Bapak/Saudara pemakalah dan peserta seminar nasional yang berbahagia/

Pertama, selaku Rektor Universitas Lambung Mangkurat saya mengucapkan Selamat Datang para pemakalah dan peserta Seminar Nasional Lahan Basah ini di Banjarmasin, bumi Lambung Mangkurat. Penghargaan bagi saya bahwa seminar nasional ini dihadiri oleh pemakalah atau peserta dari seluruh Indonesia, seperti yang telah disampaikan oleh Ketua Panitia sekitar 200-an orang hadir.

Ibu/bapak/saudara dari luar Kalimantan Selatan mungkin berpendapat bahwa Banjarmasin sama dengan kota tempat tinggal. Ibu/bapak/saudara menginjak tanah dan dapat berjalan leluasa dari satu tempat ke tempat lain. Perlu diketahui bahwa kondisi ini bukan hal yang sebenarnya. Ibu/bapak/saudara berada di tanah urugan. Banjarmasin adalah ibukota Kalimantan Selatan yang sejatinya berada di bawah permukaan air laut.

Kedua, penetapan Universitas Lambung Mangkurat sebagai universitas dengan unggulannya Lingkungan Lahan Basah tidak dilakukan hanya dalam semalam, seminggu, sebulan, atau bahkan setahun. Banyak hal yang dipertimbangkan oleh dosen-dosen kita, senat, atau pemimpin mulai dari program studi hingga ke tingkat universitas, sehingga akhirnya universitas tertua ini menetapkan lingkungan lahan basah sebagai unggulannya. Ceritanya cukup panjang.

Namun, satu hal yang pasti adalah sebagian besar Kalimantan Selatan berupa lahan basah dan dapat dikatakan, hampir semua penduduknya bergantung pada lahan basah. Tidak ada seorang pun di Kalimantan Selatan tidak mengenal baras gambut, baras unus, atau baras karang dukuh. Tidak juga seorang pun tidak mengenal haruan, papuyu, patin. Berbagai bahan pangan ini adalah hasil dari lahan basah. Satu kelompok adalah hasil budidaya dan kelompok lainnya dipanen dari alam.

Pendek kata, lahan basah dan potensinya sudah menyatu dengan urang Banua, sebutan untuk orang Banjar atau orang yang bermukim di Kalimantan Selatan. Lingkungan lahan basah harus dimanfaatkan secara lestari. Urang Banua telah mengembangkan rumah panggung, rumah tradisional yang konstruksinya mengatasi kondisi lahan basah. Urang Banjar (Haji Idak) juga mengembangkan sistem pertanian khusus dalam kerangka mengatasi lahan yang selalu tergenang air.

Pemanfaatan lahan basah memang tidak boleh sembarangan. Pada satu sisi, kondisi lingkungan lahan basah adalah peluang, tetapi pada sisi lain merupakan tantangan. Dengan kalimat lain, lingkungan lahan basah itu sendiri dan pengelolaannya memiliki resiko. Resiko yang ditimbulkan atau dampak negatif dari pengelolaan lingkungan itu tentu harus diminimalkan. Minimal ini istilah yang bernuansa pembenaran yang menegaskan bahwa pasti ada resiko yang tidak dapat dihindari, ketika kita memanfaatkan lahan basah.

Saya tidak perlu berpanjang-panjang tentang hal ini. Kita akan mendapatkan pengetahuan tentang lahan basah, lingkungan, dan pengelolaannya dalam seminar ini.

Terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Panitia Seminar yang dengan luar biasa menyiapkan kegiatan ini. Hanya Allah yang membalas kerja keras Panitia.

Akhir kata, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Seminar Nasional Lahan Basah 2016 Universitas Lambung Mangkurat dengan tema “Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara Berkelanjutan” dibuka.

Selamat berseminar, saling bertukar pikiran, berkomunikasi, dan saling berbagi ilmu terutama terkait dengan lahan basah. Banjarmasin, 05 November 2016 Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc.

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xii

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xiii

PANITIA SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016

(Dicuplik dari SK Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung

Mangkurat Nomor 390c/UN8.2/KP/2016 Tanggal 24 Oktober 2016 tentang Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung

Mangkurat)

Pengarah : Prof. Dr. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. Penanggungjawab : Prof. Dr. M. Arief Soendjoto, M.Sc. Ketua : Dr. Dharmono, M.Si. Sekretaris : Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc. Bendahara : Dra. Sa’adaturrahmi Dra. Hj, Sri Mariani, M.M. Dwi Mulyaningsih, S.Pd. H.M. Irfansyah Kesekretariatan : Rifani, S.A.P. Halimudair, S.Pd. Hery Fajeriadi, S.Pd. Acara : Riza Arisandi, S.Pd. Rezky Ari Setiawan, S.Pd. Noor Syahdi, S.Pd. Wahyudi Aldo Rahadian Wicaksono Makalah dan : Misbah, M.Pd. Persidangan Laila Azkia, S.Sos., M.Si. Asdini Sari, M.Pd. Al Mubarak, M.Pd. Publikasi dan : Rakhman Farisi, S.T. Dokumentasi M. Fuad Sya’ban, M.Pd. M. Wira Yudha, A.Md. Ilhamsyah Darusman Perlengkapan : M. Wahyu Firmansyah, M.A.P. M. Lutvi Ansari, S.Pd. M. Fitriansyah, S.Pd. Mahdiani Konsumsi : Yenny Miratriana Hesty, S.P. Nurul Hidayati Utami, M.Pd. Saiyidah Mahtari, M.Pd. Riya Irianti, M.Pd. Ahmad Yani Ketua LPPM M. Arief Soendjoto

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xiv

PETUNJUK UMUM SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016

Makalah Utama 1. Makalah utama disajikan secara pleno di Ruang SIdang Utama. 2. Pemakalah Utama: Prof. Dr. H. Hadi S. Alikodra, M.S., Prof. Dr. Muhammad Amin, Prof. Dr. H. Gusti

Muhammad Hatta). 3. Moderator: Prof. Dr. Mochamad Arief Soendjoto, M.Sc. 4. Peserta penyajian makalah utama terdiri atas

a. pemakalah panel yang akan menyajikan makalah secara paralel, b. bukan pemakalah yang telah memenuhi atau melengkapi syarat administrasi, c. tamu undangan dari panitia seminar.

5. Alokasi waktu 2 jam: 0,5 jam untuk setiap pemakalah dan 0,5 jam untuk diskusi (tanya jawab).

Makalah Panel

1. Makalah panel terdiri atas 10 fokus dan disajikan secara paralel (terpisah) di ruang-ruang sidang kecil. 2. Setiap ruang sidang panel dilengkapi dengan laptop dan LCD proyektor. 3. Pemakalah panel adalah peserta seminar yang telah mengirim/menyerahkan makalah dan

kelengkapannya serta mendapat undangan resmi sebagai pemakalah panel dari panitia. 4. Penyajian makalah panel dipandu oleh moderator yang ditetapkan oleh panitia. 5. Moderator dibantu oleh seorang notulis dan seorang operator laptop. 6. Pemakalah diminta menyerahkan soft file materi presentasi kepada operator sebelum penyajian dimulai. 7. Alokasi waktu setiap pemakalah untuk menyajikan makalahnya 7 menit (termasuk diskusi). 8. Penyajian makalah dapat dilaksanakan perorangan atau panel per tiga orang (disesuaikan). 9. Pemakalah diwajibkan mengisi lembar tanya jawab yang disediakan panitia, untuk merekap pertanyaan

dan jawaban yang ada selama diskusi. 10. Pemakalah, moderator, notulis, dan operator wajib mengisi dan atau menandatangani daftar hadir

(presensi) yang disediakan di setiap ruang paralel. 11. Setelah selesai sidang, moderator, notulis, dan operator segera mengumpulkan notulen dan berkas lain

terkait dengan penyajian makalah dan menyerahkannya kepada panitia.