21
PEMANFAATAN DAN EKSPLORASI SUMBERDAYA RUMPUT LAUT DI WILAYAH PESISIR SECARA KONTINYU DARI ASPEK KESEHATAN DAN INDUSTRI ABSTRAK Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat- sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran Sumberdaya kelautan berperan penting dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja, dan pendapatan penduduk. Rumput laut atau lebih dikenal dengan sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia. Keanekaragaman rumput laut di Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan dengan negara lain. Namun demikian, pemanfaatan rumput laut di Indonesia, terutama untuk keperluan industri dan kesehatan masih belum optimal. Review ini bermaksud memberikan informasi mengenai kajian pemanfaatan sumber daya rumput laut dari aspek industri dan kesehatan, sehingga diharapkan dapat menambah khasanah keanekaragaman makanan fungsional yang bermanfaat bagi

Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

PEMANFAATAN DAN EKSPLORASI SUMBERDAYA RUMPUT LAUT DI

WILAYAH PESISIR SECARA KONTINYU DARI ASPEK KESEHATAN DAN

INDUSTRI

ABSTRAK

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Ke arah darat wilayah

pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi

sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah

laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami

yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh

kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran Sumberdaya kelautan

berperan penting dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah dan nasional untuk

meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja, dan pendapatan penduduk. Rumput laut

atau lebih dikenal dengan sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang

sangat melimpah di perairan Indonesia. Keanekaragaman rumput laut di Indonesia merupakan

yang terbesar dibandingkan dengan negara lain. Namun demikian, pemanfaatan rumput laut di

Indonesia, terutama untuk keperluan industri dan kesehatan masih belum optimal. Review ini

bermaksud memberikan informasi mengenai kajian pemanfaatan sumber daya rumput laut

dari aspek industri dan kesehatan, sehingga diharapkan dapat menambah khasanah

keanekaragaman makanan fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan dan memantapkan

pemanfaatannya di bidang industri di Indonesia

Kata Kunci: pesisir,rumput laut, pemanfaatan, industri, kesehatan

PENDAHULUAN

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Ke arah darat wilayah

pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi

sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah

laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami

yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh

Page 2: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran Sumberdaya kelautan

berperan penting dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah dan nasional untuk

meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja, dan pendapatan penduduk. Sumberdaya

kelautan tersebut mempunyai keunggulan komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar

dan beraneka ragam serta dapat dimanfaatkan dengan biaya eksplorasi yang murah sehingga

mampu menciptakan kapsitas penawaran yang kompetitif. Di sisi lain kebutuhan pasar yang

semakin besar karena kecenderungan permintaan global yang semakin meningkat.

Dengan berbagai kekayaaan keanekaragaman hayati dan lingkungan, sumber daya pesisir dan

lautan mempunyai nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi. Guna menjamin keberlanjutan

dari sumber daya tersebut, pengelolaannya harus dilakukan secara terencana dan terpadu serta

memberikan manfaat yang serbesar-besarnya kepada semua stakeholders’ terutama

masyarakat pesisir, dan menimbulkan dampak serta konflik yang berpotensi terjadi. Luas

wilayah Indonesia sebagian besar, yaitu dua per tiganya merupakan wilayah perairan. Dengan

luas wilayah seluas itu maka sumberdaya perairan laut sangat beragam dan jumlahnya yang

melimpah. Salah satu sumberdaya yang melimpah dan potensial adalah rumput laut. Indonesia

menjadi salah satu penghasil utama rumput laut dan mampu memenuhi sekitar 60-70%

kebutuhan pasaran dunia (Harifudin,dkk.2011). Rumput laut atau lebih dikenal dengan sebutan

seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan

Indonesia yaitu sekitar 8,6% dari total biota di laut. Luas wilayah yang menjadi habitat rumput

laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektar atau terbesar di dunia. Potensi rumput laut perlu

terus digali, mengingat tingginya keanekaragaman rumput laut di perairan Indonesia. Salah

satu sumberdaya hayati yang banyak dimanfaatkan adalah rumput laut yang dapat

dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu, rumput laut hijau (Clorophyceae), rumput laut coklat

(Phaeophyceae) dan rumput laut merah (Rhodophyceae) (Junita,dkk.2002 dalam

Mirza,dkk.2013). Dibalik peran ekologis dan biologisnya dalam menjaga kestabilan ekosistem

laut serta sebagai tempat hidup sekaligus perlindungan bagi biota lain, golongan makroalga ini

memiliki potensi ekonomis yaitu sebagai bahan baku dalam industri dan kesehatan.

Pemanfaatan rumput laut secara ekonomis sudah dilakukan oleh beberapa negara. Seperti

Cina dan Jepang. Cina memanfaatkan rumput laut sebagai bahan obat-obatan. Sedangkan

Jepang menggunakan rumput laut ini sebagai bahan utama nori. Nori merupakan makanan

Page 3: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

tradisional dari rumput laut merah yang di konsumsi setelah di keringkan atau di panggang

(Kuda,dkk.2004 dalam Teddy, 2009).

Di Indonesia sendiri pemanfaatan rumput belum maksimal, pemanfaatan rumput laut

di Indonesia sampai saat ini terbatas sebagai bahan makanan bagi penduduk yang tinggal di

daerah pesisir dan belum banyak kalangan industri yang mau melirik potensi rumput laut ini.

Review potensi rumput laut ini bermaksud memberikan informasi mengenai kajian

pemanfaatan sumber daya rumput laut dari aspek industry dan kesehatan, sehingga diharapkan

dapat menambah khasanah keanekaragaman makanan fungsional yang bermanfaat bagi

kesehatan dan memantapkan pemanfaatannya di bidang industri di Indonesia. Optimalisai

upaya penggalian potensi sumber daya rumput laut di Indonesia perlu dipertimbangkan dalam

rangka mendukung upaya pemecahan persoalan bangsa ini khususnya mengahadapi krisis

ekonomi global dan meningkatnya kasus gizi buruk di Indonesia.

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR BERBASIS MASYARAKAT YANG

BERKELANJUTAN

Karakteristik ekosistem pesisir yang secara ekologis saling terkait satu sama lain

termasuk dengan ekosistem lahan atas, serta beraneka sumberdaya alam dan jasa-jasa

lingkungan sebagai potensi pembangunan yang pada umumnya terdapat dalam suatu

hamparan ekosistem pesisir. Sehingga pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secara optimal

dan berkelanjutan hanya dapat diwujudkan melalui pendekatan terpadu dan holistik.

Pengelolaan wilayah pesisir terpadu dinyatakan sebagai proses pemanfaatan sumberdaya

pesisir serta ruang yang memperhatikan aspek konservasi dan keberlanjutannya. Adapun

konteks keterpaduan meliputi dimensi sektor, ekologis, hirarkhi pemerintahan, antar

bangsa/negara, dan disiplin ilmu. Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir atau sering

disebut masyarakat pesisir menjadi bagian penting dalam ekosistem pesisir. Komponen

terbesar dari masyarakat pesisir adalah nelayan yang memiliki ketergantungan yang besar

terhadap keberlanjutan sumberdaya alam pesisir. Secara alamiah potensi pesisir di daerah

dimanfaatkan langsung oleh masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan tersebut yang

pada umumnya terdiri dari nelayan. Nelayan di pesisir memanfaatkan kekayaan laut mulai

dari ikan, rumput laut, terumbu karang dan sebagainya untuk memenuhi kebutukan hidupnya.

Page 4: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

Pada umumnya potensi pesisir dan kelautan yang di manfaatkan oleh nelayan terbatas pada

upaya pemenuhan kebutuhan hidup.

Pemanfaatan potensi daerah pesisir secara besar-besaran untuk mendapatkan

keuntungan secara ekonomis dalam rangka peningkatan pertumbuhan perekonomian rakyat

belum banyak dilakukan. Pemanfaatan pesisir untuk usaha ekonomi dalam skala besar baru

dilakukan pada sebagian Kabupaten dan Kota yang berada di daerah pesisir. Pada umumnya

usaha ekonomi pemanfaatan daerah pesisir ini bergerak disektor pariwisata. Sejalan dengan

pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah berupaya untuk memanfaatkan potensi

daerah pesisir ini untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Disamping itu

Pemerintah Daerah juga memanfaatkan potensi daerah pesisir ini untuk meningkatkan

pertumbuhan dan perekonomian masyarakat di daerah. Mengingat kewenangan daerah untuk

melakukan pengelolaan bidang kelautan ang termasuk juga daerah pesisir masih merupakan

kewenangan baru bagi daerah maka pemanfaatan potensi daerah pesisir ini belum sepenuhnya

dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten atau kota yang berada di pesisir. Jadi belum semua

Kabupaten dan Kota yang memanfaatkan potensi daerah pesisir.

Strategi pengembangan masyarakat pesisir dapat dilakukan melalui dua pendekatan

yaitu, yang bersifat struktural dan non structural. Pendekatan structural dalah pendekatan

makro yang menekankan pada penataan sisitem dan struktur sosial politik. Pendekatan ini

mengutamakan peranan instansi yang berwenang atau organisasi yang dibentuk untuk

pengelolaan pesisir laut. Dalam hal ini peranan masyarakat sangat penting tetapi akan kurang

kuat karena aspek struktural biasanya lebih efektif bila dilakukan oleh pihak-pihak yang

mempunyai kewenangan, paling tidak pada tahap awal. Dilain pihak pendekatan non

struktural adalah pendekatan yang subyektif. Pendekatan ini mengutamakan pemberdayaan

masyarakat secara mental dalam rangka meningkatkan kemampuan anggota masyarakat untuk

ikut serta dalam pengelolaan dan persoalan pesisir laut. Kedua pendekatan tersebut harus

saling melengkapi dan dilaksanakan secara integratif.

Sasaran utama pendekatan structural adalah tertatanya struktur dan sistem hubungan

antara semua komponen dan system kehidupan, baik di wilayah pesisir dan laut maupun

komponen pendukung yang terkait, termasuk komponen sosial, ekonomi dan fisik. Dengan

penataan aspek structural, diharapkan masyarakat mendapatkan kesempatan lebih luas untuk

memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selain itu penataan struktur dan

Page 5: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

sisitem hubungan sosial dan ekonomi tersebut diharapkan dapat menciptakan peluang bagi

masyarakat untuk ikut serta melindungi sumber daya alam dari ancaman yang dating baik dari

dalam maupun dari luar. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan

masalah-masalah sosial dan ekonomi yang utama yang selama ini secara terus-menerus

menempatkan masyarakat (lokal) pada posisi yang sulit.

Pendekatan subyektif atau non-struktural adalah pendekatan yang menempatkan

manusia sebagai subyek yang mempunyai keleluasaan untuk berinisiatif dan berbuat menurut

kehendaknya. Pendekatan tersebut berasumsi bahwa masyarakat lokal dengan pengetahuan,

keterampilan dan kesadarannya dapat meningkatkan peranannya dalam perlindungan sumber

daya alam sekitarnya. Karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan peran masyarakat

lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan wilayah pesisir dan laut adalah dengan

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu

demi melindungi sumber daya alam. Pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak harus

berkaitan langsung dengan upaya-upaya penanggulangan maslah kerusakan sumber daya alam

tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan usaha ekonomi, terutama dalam rangka membekali

masyarakat dengan usaha ekonomi alternative sehingga tidak merusak lingkungan, antara lain

yaitu :

Peningkatan pengetahuan dan wawasan lingkungan

Pengembangan keterampilan masyarakat

Pengembangan kapasitas masyarakat

Pengembangan kualitas diri

Peningkatan motivasi masyarakat untuk berperan serta

Penggalian dan pengembangan nilai tradisional masyarakat.

Konsep pengelolaan wilayah pesisir adalah fokus pada karakteristik wilayah dari

pesisir itu sendiri, dimana inti dari konsep pengelolaan pengelolaan wilayah adalah kombinasi

dari pembangunan adaptif, terintegrasi, lingkungan, ekonomi dan sistem sosial. Strategi dan

kebijakan yang diambil didasarkan pada karakteristik pantai, sumberdaya, dan kebutuhan

pemanfaatannya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan wilayah pesisir, dimungkinkan

pengambilan keputusan diarahkan pada pemeliharan untuk generasi yang akan dating

(pembangunan berkelanjutan). Idealnya, dalam sebuah proses pengelolaan kawasan pesisir

yang meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi, harua melibatkan minimal tiga unsure

Page 6: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

yaitu ilmuawan, pemerintah, dan masyarakat. Proses alam lingkungan pesisir dan perubahan

ekologi hanya dapat dipahami oleh ilmuan dan kemudian pemahaman tersebut menjadi basis

pertimbangan bagi pemerintah untuk melaksanakan program pembangunan yang

menempatkan masyarakat pesisir sebagai pelaku dan tujuan meningkatkan sosial ekonomi

kawasan.

DESKRIPSI TENTANG RUMPUT LAUT

Rumput laut atau seaweed merupakan salah satu tumbuhan laut yang tergolong dalam

makroalga benthik yang banyak hidup melekat di dasar perairan. Rumput laut merupakan

ganggang yang hidup di laut dan tergolong dalam divisi thallophyta. Klasifikasi rumput laut

berdasarkan kandungan pigmen terdiri dari 4 kelas, yaitu rumput laut hijau (Chlorophyta),

rumput laut merah (Rhodophyta), rumput laut coklat (Phaeophyta) dan rumput laut pirang

(Chrysophyta) sebagaimana disajikan pada Tabel 1.

Secara morfologis rumput laut merupakan tanaman laut yang berklorofil dan

berthallus, artinya tidak jelas perbedaan antara akar, batang dan daun. Perbedaan rumput laut

jenis satu dengan jenis yang lainnya terletak pada thallusnya. Berupa bulat, pipih, gepeng, dan

juga berbentuk seperti helai rambut, susunan thallus ada yang uniseluler (sel satu) atau multi

seluler (banyak sel). Thallus ini bisa bercabang dua, berderet searah pada satu sisi thallus

utama, bercabang dua-dua sepanjang thallus utama secara selang-seling (Santosa,2003 dalam

Arthana,dkk 2012). Bentuk thallus rumput laut bermacam-macam, ada yang bulat seperti

Page 7: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, rambut, dan lain sebagainya. Thallus ini ada yang

tersusun hanya oleh satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler). Percabangan thallus

ada yang thallus dichotomus (dua-dua terus menerus),pinate (dua-dua berlawanan sepanjang

thallus utama), pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama) dan ada juga yang

sederhana tidak bercabang. Sifat substansi thallus juga beraneka ragam ada yang lunak seperti

gelatin (gelatinous), keras diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan

tulang rawan (cartilagenous), berserabut (spongeous) dan sebagainya dengan berbagai

keanekaragaman warna. Morfologi thallus dari beberapa jenis rumput laut dapat dilihat pada

Gambar 1.

Rumput laut termasuk golongan alga yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan berklorofil

yang terdiri dari satu atau banyak sel, berbentuk koloni, hidup diperairan yang dangkal dengan

dasar perairannya berpasir, berlumpur atau pasir. Rumput laut biasa hidup di daerah pasang

surut yang perairannya jernih, dan menempel pada karang yang mati, potongan karangatau

substrat lainnya baik yang berbentuk secara alamiah maupun buatan (Afrianto dan Liviawati,

1993).Habitat rumput laut adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap,

umumnya terdapat di daerah pasang surut (intertidal) atau pada daerah yang selalu terendam

air (subtidal). Melekat pada substrat di dasar perairan yang berupa karang batu mati, karang

batu hidup, batu gamping atau cangkang moluska(Arthana,dkk 2012).

Page 8: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

POTENSI RUMPUT LAUT DALAM BIDANG INDUSTRI

Rumput laut memiliki banyak peranan penting bagi manusia. Namun, pemanfaatan

rumput laut secara ekonomis baru dimulai tahun 1670 di Cina dan Jepang, yaitu sebagai bahan

obat-obatan, makanan tambahan, kosmetika, pakan ternak, dan pupuk organik. Pada tahun

2005 dilaporkan bahwa konsumsi rumput laut bagi masyarakat Cina, Jepang, dan Korea

mencapai 2 milyar US $. Setiap hari sekitar 168 spesies alga telah dikomersilkan, di Jepang,

Cina, Taiwan, dan Korea, diantaranya porphyra (nori), laminaria (kombu), undaria

(wakame). Porphyra atau nori merupakan rumput laut yang adalah yang paling populer di

Jepang Contoh makanan yang terbuat dari rumput laut terkenal di Jepang adalah Kombu.

Kombu terbuat dari rumput laut jenis Laminaria sp yang termasuk golongan kelp. Salah satu

contoh kelp di Indonesia adalah Sargassum sp. Di berbagai belahan dunia, Sargassum sp

merupakan jenis rumput laut di perairan tropis yang terkenal sebagai alginofit (penghasil

alginat). Filipina, India dan Vietnam merupakan negara-negara yang mulai memanfaatkan

rumput laut jenis ini. Perkembangan permintaan rumput laut di dunia meningkat seiring

dengan peningkatan pemakaian rumput laut untuk berbagai keperluan antara lain di bidang

industri, makanan, tekstil, kertas, cat, kosmetika, dan farmasi (obat-obatan). Di Indonesia,

pemanfaatan rumput laut untuk industri dimulai untuk industry agar-agar(Gelidium dan

Gracilaria) kemudian untuk industri kerajinan (Eucheuma) serta untuk industri alginat

(Sargassum).

KANDUNGAN RUMPUT LAUT YANG TELAH DIMANFAATKAN DALAM

INDUSTRI

1. AgarAgar merupakan produk utama yang dihasilkan dari rumput laut terutama dari kelas

Rhodopycea, seperti Gracilaria, Sargassum dan Gellidium. Agar memiliki kemampuan

membentuk lapisan gel atau film, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengemulsi

(emulsifier), penstabil (stabilizer), pembentuk gel, pensuspensi, pelapis, dan inhibitor.

Pemanfaatan agar dalam bidang industri antra lain: industri makanan dan minuman, farmasi,

kosmetik, pakan ternak, keramik, cat, tekstil, kertas, fotografi. Dalam industri makanan, agar

banyak dimanfaatkan pada industry es krim, keju, permen, jelly, dan susu coklat, serta

pengalengan ikan dan daging, Agar juga banyak digunakan dalam bidang bioteknologi

Page 9: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

sebagai media pertumbuhan mikroba, jamur, yeast, dan mikroalga, serta rekombinasi DNA

dan elektroforesis. Contoh produk agar dari Gracilaria disajikan pada Gambar 2.

2. Pikokoloid

Pikokoloid merupakan golongan polisakarida yang dihasilkan melalui ekstraksi

rumput laut. Pikokoloid mampu membentuk gel sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan

pengental (emulsifyer) dan stabilisator atau penstabil makanan Selain itu, pikokoloid juga

dapat digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika. Pikoloid banyak dihasilkan rumput

laut dari spesies alga merah. Pemanfaatan pikokoloid berkembang sejak tahun 1990-an dalam

industri makanan, obat-obatan, dan industri-industri lainnya (Anonim, 1992). Pikokoloid

dimanfaatkan dalam industri susu, roti, kue, es krim, permen, bumbu salad, selai, bir,

pengalengan ikan, juga industri farmasi seperti suspensi, salep, dan tablet. Pikokoloid juga

digunakan sebagai penstabil susu kocok dan mencegah terbentuknya kristal es pada es krim.

Pada beberapa cairan obat, pikokoloid digunakan untuk meningkatkan viskositas dan menjaga

suspensi padatan dan bahan penstabil pasta.

3. Karagenan

Bahan mentah yang terpenting untuk produksi karagenan adalah carrageenate dan

derivatnya (turunan) seperti Chondrus crispus dan berbagai macam species Gigartina,

khususnya Gigartina stellata dan juga Eucheuma serta species Hypnea. Selain itu sumber

bahan mentah lainnya adalah Chondrococcus hornemannii, Halymenia venusta, Laurencia

papillosa, Sarconema filiforme, dan Endocladia, Gelidium tertentu, Gymnogongrus,

Rhodoglossum, Rissoella, Yatabella species dan Rumput laut Merah lainnya. Karagenan

sering kali digunakan dalam industri farmasi sebagai pengemulsi (sebagai contoh dalam

Page 10: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

emulsi minyak hati), sebagai larutan granulasi dan pengikat (sebagai contoh tablet, elexier,

sirup, dll). Disebutkan bahwa depolimerisasi yang tinggi dari jota-karagenan digunakan

sebagai obat dalam terapi gastrik yang bernanah, yang mungkin tidak mempunyai efek

fisiologis sampingan. Karagenan digunakan juga dalam industri kosmetika sebagai stabiliser,

suspensi, dan pelarut. Produk kosmetik yang sering menggunakan adalah salep, kream, lotion,

pasta gigi, tonic rambut, stabilizer sabun, minyak pelindung sinar matahari, dan lainnya.

Karagenan juga digunakan dalam industri kulit, kertas, tekstil, dan sebagainya.

PEMANFAATAN RUMPUT LAUT DALAM BIDANG KESEHATAN

Kandungan nutrisi dalam rumput laut merupakan dasar pemanfaatan rumput laut di

bidang kesehatan. Nutrisi yang terkandung dalam rumput laut antara lain:

1. Polisakarida dan Serat

Rumput laut mengandung sejumlah besar polisakarida. Polisakarida tersebut antara

lain alginat dari rumput laut coklat, karagenan dan agar dari rumput laut merah dan beberapa

polisakarida minor lainnya yang ditemukan pada rumput laut hijau. Kebanyakan dari

polisakarida tersebut bila bertemu dengan bakteri di dalam usus manusia, tidak dicerna oleh

manusia, sehingga dapat berfungsi sebagai serat. Kandungan serat rumput laut dapat mencapai

30-40% berat kering dengan persentase lebih besar pada serat larut air. Kandungan serat larut

air rumput laut jauh lebih tinggi dibanding dengan tumbuhan daratan yang hanya mencapai

sekitar 15% berat kering (Burtin, 2003).Kandungan polisakarida yang terdapat di dalam

rumput laut berperan dalam menurunkan kadar lipid di dalam darah dan tingkat kolesterol

serta memperlancar sistem pencernaan makanan. Komponen polisakarida dan serat juga

mengatur asupan gula di dalam tubuh, sehingga mampu mengendalikan tubuh dari penyakit

diabetes. Beberapa polisakarida rumput laut seperti fukoidan juga menunjukkan beberapa

aktivitas biologis lain yang sangat penting bagi dunia kesehatan. Aktivitas tersebut seperti

antitrombotik, antikoagulan, antikanker, antiproliferatif (antipembelahan sel secara tak

terkendali), antivirus, dan antiinflamatori (antiperadangan).

2. Mineral

Kandungan mineral rumput laut tidak tertandingi oleh sayuran yang berasal dari darat. Fraksi

mineral dari beberapa rumput laut mencapai lebih dari 36% berat kering. Dua mineral utama

Page 11: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

yang terkandung pada sebagian besar rumput laut adalah iodin dan kalsium. Laminaria sp.,

rumput laut jenis coklat merupakan sumber utama iodin karena kandungannya mampu

mencapai 1500 sampai 8000 ppm berat kering. Rumput laut juga merupakan sumber kalsium

yang sangat penting. Kandungan kalsium dalam rumput laut dapat mencapai 7% dari berat

kering dan 25-34% dari rumput laut yang mengandung kapur. Kandungan mineral seperti

yang telah disebutkan di atas memberikan efek yang sangat baik bagi kesehatan. Iodin

misalnya, secara tradisional telah digunakan untuk mengobati penyakit gondok. Iodin mampu

mengendalikan hormon tiroid, yaitu hormon yang berperan dalam pembentukan gondok.

Mereka yang telah membiasakan diri mengkonsumsi rumput laut terbukti terhindar dari

penyakit gondok karena kandungan iodin yang tinggi di dalam rumput laut. Kandungan

mineral lain yang juga tak kalah penting adalah kalsium. Konsumsi rumput laut sangat

berguna bagi ibu yang sedang hamil, para remaja, dan orang lanjut usia yang kemungkinan

dapat terkena risiko kekurangan (defisiensi) kalsium.

3. Polifenol

Polifenol dalam rumput laut memiliki aktivitas antioksidan, sehingga mampu mencegah

berbagai penyakit degeneratif maupun penyakit karena tekanan oksidatif, di antaranya kanker,

penuaan, dan penyempitan pembuluh darah. Selain itu, polifenol jugaterbukti memiliki

aktivitas antibakteri, sehingga dapat dijadikan alternatif bahan antibiotik. Salah satunya

terbukti bahwa rumput laut mampu melawan bakteri Helicobacter pylori, penyebab penyakit

kulit.

PROSPEK PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI INDONESIASalah satu penyebab keprihatinan dalam pembangunan sektor kelautan adalah belum

optimalnya pemanfaatan potensi kelautan (yang salah satunya adalah rumput laut). Realisasi

pemanfaatan rumput laut baik yang dipanen liar maupun budidaya masih jauh dari potensi

lestari yang ada, dan masih jauh berada dibawah negara-negara tetangga yang kondisi dan

potensi rumput lautnya lebih kecil dari Indonesia. Sebagai contoh adalah Filipina, walau

hanya memiliki garis pantai sepanjang 36.289 km, terbukti Filipina mampu menjadi negara

pengekspor rumput laut terbesar di dunia. Dilaporkan dalam Manila Times, bahwa sebenarnya

Filipina memiliki kekhawatiran jika Indonesia menjadi eksportir terbesar di dunia (Anonim,

2006). Hal ini sangat beralasan, karena Indonesia memiliki kekuatan dan potensi untuk

Page 12: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

bersaing dengan Filipina. Secara de facto, Indonesia memiliki lautan, pantai dan

keanekaragaman rumput laut yang lebih besar dari Filipina. Walaupun telah dikarunai lautan

dengan potensi keanekaragaman yang tinggi, tenaga kerja melimpah, namun mengapa hingga

saat ini bangsa Indonesia belum tergugah untuk menggali rumput laut, padahal rumput laut

dengan segenap produk hilirnya bila dimanfaatkan dengan benar mampu menghasilkan 8

miliar dolar AS pertahun atau kurang lebih 2 miliar lebih besar dari keseluruhan ekspor tekstil

kita per tahun. Baik dalam program jangka pendek maupun panjang, rumput laut khususnya

bidang bioteknologi rumput laut termasuk sektor ekonomi kelautan yang layak dikembangkan

untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa.

KESIMPULAN

Wilayah pesisir memiliki nilai strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus merupakan wilayah yang sangat

rentan terhadap kerusakan dan perusakan. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang

bijaksana dengan menempatkan kepentingan ekonomi secara proporsional dengan

kepentingan lingkungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Pengelolaan berbasis masyarakat dapat diartikan sebagai suatu sistem pengelolaan

sumber daya alam disuatu tempat dimana masyarakat lokal ditempat tersebut terlibat

secara aktif dalam proses pengelolaan sumber daya alam yang terkandung di

dalamnya. Strategi pengembangan masyarakat dapat dilakukan melalui dua

pendekatan yatu, yang bersifat struktural dan non-struktural.

Konsep pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan berfokus pada karakteristik

ekositem pesisir yang bersangkutan, yang dikelola dengan memperhatikan aspek

parameter lingkungan, konservasi, dan kualitas hidup masyarakat, yang selanjutnya

diidentifikasi secara komprehensif dan terpadu melalui kerjasama masyarakat, ilmuan

da pemerintah, untuk menemukan strategi-strategi pengelolaan pesisir yang tepat.

Page 13: Pemanfaatan Dan Eksplorasi Sumberdaya Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Secara Kontinyu Dari Aspek Kesehatan Dan Industri

DAFTAR PUSTAKA

Arthana,dkk. 2012. Pemetaan Potensi Kawasan Budidaya Rumput Laut di Perairan Tenggara

Pulau Bali. FPIK Universitas Udayana : Bali.

Harifuddin,dkk. 2011. Analisis Margin dan Efisiensi Pemasaran Rumput Laut. Di Desa

Mandallle Kecamatan Pangkep. Jurnal Agribisnis Vol X (3).

Mirza,dkk. 2013. Npengaruh Perendaman larutan KOH dan NaOH Terhadap Kualitas Alginat

Rumput Laut Sargassum polycytum C.A Agardh. Jurnal of Marine Research Vol 2

No (1) hal 41-47.

Siswati,Junita. 2002. Kajian Ekstraksi Alginat dari Rumput Laut Sargassum sp. Serta

Aplikasinya Sebagai Penstabil Es Krim. Tesis. Program Pasca Sarjana IPB :Bogor.

Teddy,S. 2009. Pembuatan Nori Secara Tradisional dari Rumput Laut Jenis Glacilaria sp.

Skripsi. FPIK IPB : Bogor.