168
PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI DUSUN PATIHOMBO, DESA PURWOSARI, KECAMATAN GIRIMULYO, KULON PROGO, YOGYAKARTA: SUATU KAJIAN ETNOPRAGMATIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun oleh: Rosa Dyas Ambar Setyaningsih 151224004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

1

PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI

DUSUN PATIHOMBO, DESA PURWOSARI, KECAMATAN

GIRIMULYO, KULON PROGO, YOGYAKARTA: SUATU KAJIAN

ETNOPRAGMATIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Rosa Dyas Ambar Setyaningsih

151224004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

4

HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Dengan penuh rasa syukur saya sampaikan terima kasih kepada Tuhan Yesus

dan Bunda Maria yang telah menyertai dan memberikan saya kekuatan dan

semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Keluarga saya tercinta, Bapak Yulius Parno, Ibu Christina Supriyati, untuk adik

–adik saya yang sangat saya sayangi, Paulus Pandu Pramukti yang menjadi

penyemangat saya dari tempatnya berada, tenanglah di surga adik, dan juga

untuk adik bungsu saya, Niko Demus Danu Cesario yang selalu menyemangati

saya dan selalu mendesak saya untuk cepat selesai kuliah, mereka hidup saya

tanpa mereka saya tidak akan bisa seperti ini.

3. Saudara-saudara saya, simbah, pakde, budhe, om, tante, dan sepupu-sepupu

saya, yang membantu dan menyemangati saya untuk cepat lulus.

4. Albertus Baru Putra Jati Santosa yang tidak pernah berhenti menyemangati,

selalu sabar dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman saya, keluarga PBSI A 2015 terima kasih untuk empat tahun

kebersamaan penuh canda, tawa, ceria, dan sedih. Semua kenangan tidak akan

terlupakan dan sukses untuk kita semua.

6. Teman-teman saya di dusun Patihombo, desa Purwosari, Kulon Progo yang

bersedia menjadi subjek penelitian saya dan mengajak saya mengenal lebih

dalam tentang nilai-nilai kebudayaan Jawa.

Saya persembahkan karya sederhana ini untuk almamater saya

Universitas Sanata Dharma

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

5

MOTTO

“Ora Et Labora, Berdoalah dan bekerja”

(Santo Benediktus)

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan

bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan”

(Yeremia 29:11)

“Ada tiga hal penting untuk keselamatan manusia, yaitu: mengetahui apa yang

harus ia yakini, yang ia inginkan, dan yang harus ia lakukan”

(St. Thomas Aquinas)

“Jadilah dirimu sendiri, jangan malu

Percayalah pada dirimu sendiri, jangan takut

Ampunilah dirimu, jangan diulangi”

(Rosa Dyas Ambar Setyaningsih)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

6

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

7

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rosa Dyas Ambar Setyaningsih

Nomor Induk Mahasiswa : 151224004

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL PADA REMAJA ETNIS JAWA DI

DUSUN PATIHOMBO, DESA PURWOSARI, KECAMATAN

GIRIMULYO, KULON PROGO, YOGYAKARTA: SUATU KAJIAN

ETNOPRAGMATIK

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan karya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, Pada tanggal : 21 Oktober 2019

Rosa Dyas Ambar Setyaningsih

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

8

ABSTRAK

Setyaningsih, Rosa Dyas Ambar. 2019. Pemakaian Bahasa Nonverbal

Remaja Etnis Jawa di Dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kulon

Progo, Yogyakarta: Suatu Kajian Etnopragmatik. Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini membahas tentang pemakaian bahasa nonverbal remaja etnis

Jawa yang lahir dan tinggal di Padukuhan Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan

Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

dengan menggunakan pendekatan etnopragmatik yang diambil selama bulan Maret

2019 sampai dengan Juni 2019. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan

wujud bahasa nonverbal remaja etnis Jawa, (2) mendeskripsikan makna pragmatik

pemakaian bahasa nonverbal pada remaja etnis Jawa, dan (3) mendeskripsikan nilai

budaya yang dipegang oleh remaja etnis Jawa yang termanifestasi dalam pemakaian

bahasa nonverbal pada remaja etnis Jawa di Padukuhan Patihombo, Desa

Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Metode pengumpulan

data penelitian ini diambil dengan menggunakan metode simak yaitu dengan teknik

rekam dan catat. Analisis data dilakukan dengan empat, tahap yaitu: (1) identifikasi,

(2) klasifikasi, (3) interpretasi, dan (4) pelaporan atau deskripsi.

Peneliti menemukan tiga hal penting dalam analisis dan pembahasan

penelitian ini, yakni pertama menemukan wujud pemakaian bahasa nonverbal

dominan jenis kinesik, paralingusitik, dan artifaktual dengan jumlah data yang

dianalisis yaitu 30 data. Kedua maksud atau makna pragmatik ditemukan

berdasarkan temuan data wujud bahasa nonverbal yaitu, (1) Permohonan maaf, (2)

Ucapan terima kasih, (3) Ucapan salam, (4) Menyapa, (5) Pamitan, (6)

Mempersilakan dan (7) Kesediaan. Ketiga jati diri remaja etnis Jawa yaitu 1)

Kesopanan, 2) Kerja sama, 3) Keramahan, 4) Toleransi, 5) Pengucapan Syukur,

dan 6) Kesantunan

Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik, Nilai-nilai Budaya, Etnopragmatik

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

9

ABSTRACT

Setyaningsih, Rosa Dyas Ambar. 2019. The Use of Nonverbal Language of

Javannese Ethnic by Youngsters in Patihombo, Purwosari, Village,

Kulon Progo Regency: As an Ethnopragmatic Study. Undergraduate

Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Letters Education Study

Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata

Dharma University.

This study discussed the use of nonverbal language of Javanese ethnic by

youngsters who were born and lived in Patihombo, Purwosari Village, Girimulyo

District, Kulon Progo Regency. This research was a qualitative research using the

ethno-pragmatic approach taken from March 2019 to June 2019. This study aimed

to (1) describe the form of nonverbal language in Javanese youngsters, (2) describe

the pragmatic meaning of using nonverbal language in Javanese youngsters, and

(3) describe the cultural values held by Javanese youngsters manifested in the use

of nonverbal language among them in Patihombo, Purwosari Village, Girimulyo

District, Kulon Progo Regency. The research data collection method was taken by

using the listening method, namely the record and note technique. Data analysis

was carried out in four stages, namely: (1) identification, (2) classification, (3)

interpretation, and (4) reporting or description.

The researcher found three important things in the analysis and discussion

of this research. Firstly, finding the form of nonverbal dominant language use of

kinesics, paralinguistic, and art factual with the amount of data analyzed, 30 data.

Secondly, pragmatic intentions or meanings are found based on nonverbal

language data findings, namely, (1) Apology, (2) Thank you, and (3) Greetings, (4)

Greet, (5)Farewell, (6) Welcome, and (7) Willingness . The three cultural values

that are held and are still applied by Javanese ethnic youngsters are 1) the value of

politeness, 2) Cooperation, 3) Hospitality, and 4) Tolerance. (5) Thanksgiving, and

(6) Politeness.

Keywords: Nonverbal Language, Pragmatic, Identity, Ethnopragmatic

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

10

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pemakaian Bahasa

Nonverbal pada Remaja Etnis Jawa di Dusun Patihombo, Desa Purwosari,

Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta: Suatu Kajian Etnopragmatik”

dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan bukan hanya karena kerja keras peneliti,

melainkan juga berkat bimbingan, dukungan, doa, dan saran dari berbagai pihak

baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang selalu memberikan semangat

dan banyak sekali motivasi kepada peneliti

3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang sudah sabar

dalam membimbing dan memberikan saran serta kritik yang membangun,

sehingga peneliti termotivasi dan dapat menyelesaikan skripsi ini

4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., yang bersedia menjadi dosen triangulasi

data peneliti

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

11

5. Para dosen PBSI yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan

yang berguna bagi peneliti

6. Staf Sekretariat PBSI, Ibu Theresia Rusmiyati dan Bapak Sidik, yang telah

membantu kelancaran studi peneliti

7. Para informan selama penulis melakukan penelitian di desa Purwosari,

kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu, masukan berupa saran dan kritikan sangat dibutuhkan oleh

penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat dan menginspirasi semua pembaca terutama bagi peminat.

Yogyakarta, 21 Oktober 2019

Penulis,

Rosa Dyas Ambar Setyaningsih

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

1.5 Batasan Istilah ............................................................................................ 7

1.6 Sistematika Penyajian ................................................................................ 9

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 10

2.2 Bahasa Nonverbal ...................................................................................... 12

2.3 Pragmatik ................................................................................................... 18

2.4 Konteks ..................................................................................................... 20

2.5 Etnografi ..................................................................................................... 22

2.6 Etnopragmatik ............................................................................................ 23

2.7 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 24

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 26

3.2 Sumber Data dan Data ............................................................................... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 29

3.4 Instrumen Penelitian................................................................................... 32

3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................. 34

3.6 Triangulasi Data ......................................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 36

4.2 Hasil Penelitian .......................................................................................... 38

4.2.1 Wujud Bahasa Nonverbal ................................................................... 38

4.2.1.1 Wujud Bahasa Nonverbal Kinesik ......................................... 39

4.2.1.2 Wujud Bahasa Nonverbal Artifaktual .................................... 62

4.2.1.3 Wujud Bahasa Nonverbal Paralinguistik ............................... 72

4.2.1.4 Wujud Bahasa Nonverbal Proksemik ................................... 75

4.2.2 Makna Pragmatik dalam Pemakaian Bahasa Nonverbal Remaja Etnis

Jawa ............................................................................................................ 77

4.2.2.1 Makna Pragmatik Permohonan Maaf .................................... 77

4.2.2.2 Makna Pragmatik Ucapan Terima Kasih ............................... 81

4.2.2.3 Makna Pragmatik Ucapan Salam ........................................... 83

4.2.2.4 Makna Pragmatik Menyapa ................................................... 85

4.2.2.5 Makna Pragmatik Pamitan ..................................................... 88

4.2.2.6 Makna Pragmatik Mempersilakan ......................................... 93

4.2.2.7 Makna Pragmatik Kesediaan ................................................. 95

4.2.3 Nilai Budaya sebagai Potret Jati Diri Remaja Etnis Jawa ................. 97

4.2.3.1 Nilai Kesopanan ..................................................................... 98

4.2.3.2 Nilai Kerja Sama .................................................................... 105

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

14

4.2.3.3 Nilai Keramahan .................................................................... 106

4.2.3.4 Nilai Toleransi ....................................................................... 107

4.2.3.5 Nilai Pengucapan Syukur ....................................................... 110

4.2.3.6 Nilai Kesantunan ................................................................... 112

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 113

4.3.1 Wujud Bahasa Nonverbal ................................................................... 115

4.3.2 Makna Pragmatik dalam Pemakaian Bahasa Nonverbal Remaja Etnis

Jawa ............................................................................................................ 116

4.3.3 Nilai Budaya sebagai Potret Jati Diri Remaja Etnis Jawa .................. 117

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 119

5.2 Saran ........................................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 122

LAMPIRAN .................................................................................................... 124

BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 154

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini akan dipaparkan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. Peneliti

menguraikan bagian-bagian tersebut dengan secara rinci berikut ini.

1.1 Latar Belakang

Tidak ada manusia yang dapat bertahan hidup secara individu. Dibutuhkan

relasi yang baik satu dengan yang lain untuk bekerja sama. Hal utama yang paling

mendasar untuk membangun relasi yang baik adalah dengan komunikasi. Seperti

yang kita ketahui bersama bahwa komunikasi terdiri atas dua orang atau lebih.

Dengan berkomunikasi kita bisa menyampaikan informasi yang kita miliki dan

tentunya dapat membangun relasi dengan banyak orang. Menurut Deddy Mulyana

(2010: 117), komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai

dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi).

Berbicara tentang komunikasi tidak akan terlepas dari bahasa. Bahasa adalah

komunikasi dan sebaliknya komunikasi adalah bahasa.

Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi

makna. Bahasa terdiri atas dua jenis penyampaian yaitu verbal dan nonverbal.

Bahasa verbal meliputi bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa nonverbal meliputi

semua isyarat yang bukan kata-kata. Kedua bentuk bahasa tersebut memiliki

perananan dan tujuan yang sama penting dalam komunikasi.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

2

Komunikasi pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan dan menafsirkan

pesan yang disampaikan atau diterima. Teori menurut Ruben dan Stewart (2013)

mengatakan bahwa sebuah pesan adalah satu simbol atau kumpulan simbol yang

memiliki arti atau kegunaan. Pesan akan melibatkan aturan bahasa verbal dalam

bentuk ucapan atau tulisan, atau aturan bahasa nonverbal seperti penampilan, gerak

tubuh, sentuhan, atau cara lainnya. Pemakaian bahasa verbal dan nonverbal dalam

komunikasi bersifat sejalan atau sealur, saling mendukung dan menguatkan. Pada

saat kita mengucapkan tuturan kepada mitra tutur, baik secara sadar maupun tidak

sadar kita juga pasti menggunakan bahasa nonverbal seperti gerak tubuh, ekspresi

wajah, tinggi rendahnya suara, dan pakaian yang dikenakan pun bisa memiliki arti

tertentu.

Seperti yang dijelaskan oleh Ray L Birdwhistell dalam Mulyana (2012: 351)

65% dari komunikasi tatap muka adalah nonverbal, sedangkan menurut Albert

Mehrabian dalam Mulyana (2012: 351) 93% dari semua makna sosial dalam

komunikasi tatap muka diperoleh dari isyarat-isyarat nonverbal. Dari pernyataan

kedua ahli tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari

komunikasi bahasa nonverbal tidak akan terlepas dari komunikasi bahasa verbal.

Bahasa sebagai suatu sistem atau sarana komunikasi adalah suatu bagian dari

sistem kebudayaan. Bahasa merupakan faktor utama yang menentukan

terbentuknya suatu kebudayaan. Antara bahasa dan kebudayaan memiliki hubungan

kausalitas atau hubungan timbal balik yang berarti kedua komponen ini tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Rina Devianty (2017) mengatakan bahasa merupakan

salah satu hasil budaya manusia, sedangkan budaya manusia banyak pula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

3

dipengaruhi oleh bahasa. Lebih penting dari itu, kebudayaan manusia tidak akan

dapat terjadi tanpa bahasa karena bahasalah faktor yang memungkinkan

terbentuknya kebudayaan. Jika bahasa merupakan faktor utama yang membentuk

kebudayaan, maka baik bahasa verbal maupun bahasa nonverbal sangat berperan

penting dalam suatu kebudayaan.

Bila kita amati dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang pada saat berbicara

memunculkan bahasa nonverbal ketika bahasa verbal sedang dituturkan. Mulai dari

tangan, kepala, kaki, tatapan mata, ekspresi muka dan gerakan anggota tubuh

lainnya. Setiap orang bisa menunjukkan bahasa nonverbal yang berbeda-beda dan

mungkin ada yang memunculkannya dengan sadar ada juga yang muncul secara

natural atau berdiri sendiri. Bahasa membantu manusia dalam memahami dan

menggunakan simbol, khususnya simbol verbal dalam pemikiran dan

berkomunikasi. Berbahasa memungkinkan manusia bisa berkomunikasi dengan

manusia lainnya yang berbeda budaya/bahasanya. Begitu pentingnya

berbahasa/berkomunikasi dalam kehidupan manusia, sampai-sampai Edward T.

Hall mendefinisikan “kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah

kebudayaan.

Beberapa gerakan tubuh atau anggota tubuh yang muncul ketika berbicara bisa

menjadi sebuah kebiasaan yang dianut oleh sekelompok orang dengan latar

belakang kebudayaan yang sama. Gerakan tersebut juga merupakan pemakaian

bahasa nonverbal yang dipahami oleh sekelompok masyarakat dan memiliki

maksud tertentu. Tradisi yang diturunkan dari para leluhur sudah seharusnya

dilestarikan oleh generasi muda yang tak lain adalah para remaja. Budaya dari suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

4

kelompok masyarakat akan diterapkan oleh anggota kelompok masyarakat tersebut

dan akan menjadi suatu kebiasaan. Budaya tersebut selain untuk menjaga tali

persaudaraan juga memiliki maksud tertentu. Maka dapat dikatakan budaya

merupakan cerminan jati diri dari suatu kelompok masyarakat.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih suatu kelompok masyarakat di Indonesia

yaitu etnis Jawa dan peneliti lebih menspesifikan penelitian ini pada remaja. remaja

etnis Jawa sebagai subjek penelitian. Berdasarkan dari hal tersebut, peneliti sangat

tertarik untuk meneliti pemakaian bahasa nonverbal yang mengandung nilai-nilai

kebudayaan tertentu. Peneliti ingin menyesuaikan dengan kondisi peneliti yang saat

ini masih tergolong usia remaja dan memiliki latar belakang kebudayaan dari etnis

Jawa yang diturunkan dari orangtua peneliti dan etnis Melayu dimana peneliti lahir

dan dibesarkan. Maka dari itu, selain peneliti memilih melakukan penelitian pada

remaja etnis Jawa di daerah pedesaan yang dianggap peneliti masih sarat akan nilai-

nilai kebudayaan Jawa. Desa Purwosari, kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon

Progo, merupakan sesa tempat orangtua peneliti dilahirkan.

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas yang membuat peneliti tertarik

mengangkat topik penelitian “Pemakaian Bahasa Nonverbal di dusun Patihombo,

desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta:

Suatu Kajian Etnopragmatik”. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini akan

memberikan manfaat terutama dalam dunia pendidikan khususnya bidang kajian

bahasa nonverbal dan juga etnopragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

5

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana

penggunaan bahasa nonverbal pada anak remaja dusun Patihombo, desa Purwosari,

Kabupaten Kulon Progo?

Berdasarkan rumusan masalah utama di atas, disusun sub masalah sebagai

berikut.

1. Wujud bahasa nonverbal apa sajakah yang dimunculkan oleh remaja etnis

Jawa di dusun Patihombo, desa Purwosari, kecamatan Girimulyo,

Kulonprogo, Yogyakarta?

2. Makna pragmatik apa yang terdapat dalam dalam pemakaian bahasa

nonverbal pada remaja etnis Jawa di dusun Patihombo. desa Purwosari,

kecamatan Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta?

3. Nilai kebudayaan apa sajakah yang menjadi cerminan jati diri para remaja

etnis Jawa di dusun Patihombo. desa Purwosari, kecamatan Girimulyo,

Kulonprogo, Yogyakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan wujud bahasa nonverbal yang dimunculkan oleh remaja

etnis Jawa di dusun Patihombo. desa Purwosari, kecamatan Girimulyo,

Kulonprogo, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

6

2. Mendeskripsikan makna pragmatik dalam pemakaian bahasa nonverbal

pada remaja etnis Jawa di di dusun Patihombo. desa Purwosari, kecamatan

Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta?

3. Mendeskripsikan nilai kebudayaan yang menjadi cerminan jati diri para

remaja etnis Jawa di dusun Patihombo. desa Purwosari, kecamatan

Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian pemakaian bahasa nonverbal remaja etnis Jawa desa Purwosari,

Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo diharapkan dapat bermanfaat bagi

para pihak yang memerlukan. Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dari

pelaksanaan penelitian ini, yaitu :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan memperdalam

ilmu tentang pemakaian bahasa nonverbal dan kajian etnopragmatik terutama

dalam memahami karakteristik pada seorang remaja terkhusus remaja etnis

Jawa

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Peneliti lahir di tanah melayu yaitu Provinsi Riau. Orangtua peneliti merupakan

perantau asli dari Jawa tepatnya dari kabupaten Kulon Progo, DIY. Lahir di

tanah melayu dan sering mendengar bahasa suku melayu sampai saat ini belum

membuat peneliti paham akan bahasa melayu. Orangtua peneliti yang

menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa kesehariannya pun sampai saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

7

peneliti belum fasih berbahasa Jawa hanya sedikit mengerti apa yang

dibicarakan. Sadar bahwa Jawa juga merupakan suku yang diturunkan dari

orangtua, peneliti berharap bisa mengetahui jati diri dan kebudayaan

masyarakat Jawa. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan sarana

dalam menerapkan pengetahuan tentang pemakaian bahasa nonverbal dalam

kehidupan sehari-hari dan juga dalam dunia pendidikan secara nyata.

b. Bagi pembaca masyarakat umum

Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan yang

positif, bahwa penggunaan bahasa nonverbal menjadi jati diri masyarakat etnis

Jawa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Bahasa Nonverbal

Bahasa nonverbal adalah semua ekspresi tubuh beserta bagian dan

gerakannya, atau benda-benda dan barang yang melekat pada tubuh atau barang-

barang yang dimiliki seseorang, serta profesi atau status sosial yang dimiliki oleh

seorang yang dinyatakan tidak dengan kata-kata untuk menyampaikan maksud

penutur yang dapat dipahami mitra tutur berdasarkan konteksnya (Pranowo, 2017).

1.5.2 Pragmatik

Leech (1993) berpendapat bahwa pragmatik adalah studi tentang makna

dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situations). Pragmatik

adalah telaah mengenai hubungan antara bahasa dan konteks yang tergramatisasi

dalam struktur bahasa, telaah mengenai segala aspek yang tidak tercakup dalam

teori semantic, telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks sebagai dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

8

pemahaman bahasa, telaah mengenai kemampuan penutur dalam menghubungkan

kalimat dengan konteks secara tepat (Levinson, 1987). Berdasarkan kedua pendapat

ahli di atas, maka kajian pragmatik merupakan kajian tentang makna, bahasa, dan

konteks.

1.5.3 Konteks

Pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian bahasa yang

dikaitkan dengan konteks pemakaiannya. Mana bahasa tersebut dapat dimengerti

bila diketahui konteksnya. Purwo (2004: 46) menjelaskan konteks adalah pijakan

utama dalam analisis pragmatik. Konteks ini meliputi penutur dan mitra tutur,

tempat, waktu, dan segala sesuatu yang terlibat di dalam ujaran tersebut.

1.5.4 Etnografi

Kajian budaya yang menggambarkan kehidupan suatu masyarakat tertentu.

Lingkup kajian etnografi mencakup cultural knowledge, culture behavior, and

artifact (Koeswinarno 2015).

1.5.5 Etnopragmatik

Etnopragmatik adalah bidang ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna

bahasa dalam penggunaannya berdasarkan konteks situasi dan budaya kelompok

masyarakat atau komunitas etnik (Goddard, 2004). Sementara itu menurut Fauziah,

etnopragmatik membicarakan hubungan sistematik antara: (a) penggunaan bahasa

sebenarnya dan ciri-ciri sosial peserta dalam komunikasi, dengan (b) penggunaan

bahasa sebenarnya dan imej-imej yang sepadan dengannya dalam persekitaran

budaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

9

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian ini akan dijabarkan dalam tiga bab, berikut uraian sistematis

penelitian ini. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan

sistematika penelitian.

Bab II merupakan studi kepustakaan yang digunakan untuk menganalisis

masalah-masalah dalam penelitian, yaitu pemakaian bahasa nonverbal dan kajian

etnopragmatik. Selain itu dalam Bab II ini juga dipaparkan teori tentang penelitian

yang relevan, pengertian bahasa nonverbal, wujud bahasa nonverbal, pengertian

konteks, teori pragmatik, dan teori tentang etnografi.

Bab III berisi tentang metodologi penelitian, terdiri dari jenis penelitian, data

dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik analisis

data dan triangulasi data.

Bab IV berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil

penelitian. Bab V berisi tentang kesimpulan dari penelitian ini dan saran untuk

penelitian Pemakaian Bahasa Nonverbal pada Remaja Etnis Jawa di Dusun

Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo: Suatu Kajian

Etnopragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

10

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai penelitian yang relevan, landasan teori, dan

kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang tinjauan terhadap topik-

topik sejenis yang diteliti oleh peneliti lain. Landasan teori berisi tentang teori-teori

yang digunakan peneliti dalam menganalisis data. Adapun teori-teori yang

melandasi penelitian ini meliputi bahasa nonverbal, pragmatik, etnografi, dan

etnopragmatik. Kerangka berpikir berisi tentang acuan teori berdasarkan pada

landasan teori untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah. Berikut akan

dipaparkan mengenai isi dari bab ini.

2.1 Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan atau memiliki kesamaan

topik dengan judul penelitian yang diteliti. Penelitian dan/atau jurnal pertama oleh

Ika Hafizah Insani (2011), Timotius Tri Yogatama (2017), Raden Gregorius Agung

Aristrimurti Widyadmaka (2018). Penelitian yang pertama dilakukan oleh Ika

Hafizah Insani pada tahun 2011 dalam skripsinya yang berjudul Bahasa Ngudang

Bayi di Desa Dungpolo R 01 RW X, Ngadiluwih RT X Luwih, Matesih,

Karanganyar. Adapun perbedaan dan kesamaan penelitian yang dilakukan oleh

saudara Ika Hafizah Insani dengan penulis yaitu sama – sama meneliti tentang suatu

kajian etnopragmatik. Perbedaannya adalah penulis lebih menekankan pada bahasa

non verbal sedangkan saudara Ika Hafizah Insani lebih menekankan pada bahasa

verbal daerah.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

11

Selanjutnya penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Timotius Tri Yogatama pada tahun 2017 dalam skripsinya

yang berjudul, Kesantunan Berbahasa Verbal dan Nonverbal Abdi Dalem Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. Adapun perbedaan dan kesamaan penelitian yang

dilakukan oleh saudara Timotius Tri Yogatama dengan penulis yaitu sama – sama

meneliti bahasa nonverbal dan dalam suatu kelompok masyarakat tertentu yaitu

etnis Jawa dan saudara Timotius juga menjelaskan tentang kebudayaan Jawa.

Adapun perbedaannya terletak pada subjek yang diteliti, penulis memilih untuk

meneliti para remaja berbeda dengan Timotius Tri Yogatama yang memilih subjek

untuk penelitiannya yaitu abdi dalem karaton.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Raden Gregorius Agung Aristrimurti

Widyadmaka pada tahun 2018 dalam skripsinya yang berjudul, Maksud Bahasa

Nonverbal Jenis Kinesik Pada Masyarakat Etnis Jawa Dalam Upacara Adat

Pernikahan di Wonosari 30 November 2017 – 08 Maret 2018: Suatu Kajian

Pragmatik. Adapun perbedaan dan kesamaan penelitian yang dilakukan oleh

saudara Raden Gregorius Agung Aristrimurti Widyadmaka dengan penulis yaitu

sama – sama mengangkat topik penelitian tentang bahasa non verbal. Selain itu

saudara Raden juga mengangkat topik tentang budaya Jawa yaitu pernikahan etnis

Jawa. Adapun perbedaannya terletak pada pilihan wujud bahasa nonverbal. Saudara

Raden spesifik membahas satu jenis bahasa nonverbal saja yaitu jenis kinesik

sedangkan penulis menggunakan semua jenis bahasa nonverbal menurut teori yang

ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

12

2.2 Bahasa Nonverbal

Bahasa nonverbal adalah semua ekspresi tubuh beserta bagian dan gerakannya,

atau benda-benda dan barang yang melekat pada tubuh atau barang-barang yang

dimiliki seseorang, serta profesi atau status sosial yang dimiliki oleh seorang yang

dinyatakan tidak dengan kata-kata untuk menyampaikan maksud penutur yang

dapat dipahami mitra tutur berdasarkan konteksnya (Pranowo, 2017). Pesan-pesan

nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau simbol-simbol

nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal. Bahasa verbal

sealur dengan bahasa nonverbal, contoh seringkali ketika kita mengatakan “ya”

secara sadar atau tidak sadar kepala kita akan mengangguk kebawah, ketikakita

mengatakan kata “tidak” seringkali kepala kita akan bergerak kekiri dan kekanan

dalam tempo tertentu atau yang lebih sering disebut dengan menggelengkan kepala.

Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan

karena bersifat spontan.

Ketika sedang berbicara secara sadar atau pun tidak kita pasti akan

menggerakkan anggota tubuh kita seperti tangan yang digerakan kesana kemari

sesuai dengan intonasi bahasa yang kita ucapkan atau dilambai-lambaikan, bahu

yang dinaikkan, mata yang melakukan pergerakan ke atas, bawah, samping atau

berkedip juga bisa memiliki makna tertentu. Duncan (dalam Rackmat, 2012: 285)

menyebutkan enam jenis pesan nonverbal yaitu : (1) Kinesik atau gerak tubuh; (2)

Paralinguistik atau suara; (3) Proksemik atau penggunaan ruangan personal dan

sosial; (4) Olfaksi; atau penciuman; (5) Sensitivitas kulit; dan (6) Faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

13

artifaktual seperti pakaian dan kosmetik. Berikut rincian dari ke-enam jenis pesan

non verbal tersebut.

(1) Kinesik atau gerak tubuh

Yaitu menggunakan gerakan tubuh yang berarti – terdiri dari tiga

komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural. Pesan fasial

menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian

menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok

makna: kebahagiaan, rasa terkejut,ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan,

pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Pesan gestural menunjukkan gerakan

sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan

berbagai makna. Ruben dan Stewart (2013: 175-198) menjelaskan bahwa mereka

yang mempelajari perilaku nonverbal pada aspek mata, ada beberapa istilah yang

membantu memberi deskripsi.

a. Face contact (kontak wajah) = melihat wajah seseorang

b. Eye contact or eye gaze (kontak mata atau pandangan mata) = melihat mata

seseorang

c. Mutual gaze (saling pandang) = saling memandang wajah oleh dua individu

d. One-sided-gaze (tatapan satu sisi) = Satu orang melihat wajah orang lain, tapi

tidak dapat mendapatkan balasan

e. Gaze-avoidance (menghindari pandangan) = seseorang secara aktif

menghindari tatapan mata orang lain

f. Gaze-omision (pandangan yang gagal) = seseorang gagal untuk memandang

orang lain, tetapi tidak niat melakukannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

14

Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan. Sejalan dengan

hal tersebut, Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188) mengatakan ada banyak

cara untuk mengklasifikasi gerak tubuh yaitu:

a. Penegas dan Pemandu, yang disebut tongkat (baton signal) digunakan untuk

menggarisbawahi atau menekankan masalah tertentu yang dibuat secara lisan.

Contoh sinyal tongkat termasuk menurunkan gerakan telapak tangan,

menjulurkan jari-jari dan tanagn, dan mengangkat jari telunjuk.

b. Sinyal Ya – Tidak, adalah kategori lain dari gerakan. Cara utama dari membuat

sinyal ya-tidak adalah dengan menggerakkan kepala. Anggukan vertical yang

berarti “ya” tampaknya cukup universal. Memiliki makna setuju. Kita dapat

mengenal beberapa variasi arti lebih lanjut:

Anggukan pengakuan, “Ya, saya masih mendengarkan.”

Anggukan memberi semangat. “Ya, betapa mengagumkan.”

Anggukan pengertian. “Ya, saya mengerti yang anda maksudkan”

Anggukan menyetujui. “Ya, saya setuju”

Anggukan factual. “Ya, itu benar”

Gerakan yang berarti “tidak”, tentunya terdiri atas gerak horizontal kepala

yang memiliki makna ketidaksetujuan.

c. Salam dan memberi hormat. Bentik salam paling dikenal adalah jabat tangan,

pelukan, dan ciuman yang mengisyaratkan rasa senang kita atas kedatanagn

seseorang atau atas keberangkatan penting dari seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

15

d. Tanda ikatan. Pengikut atau tanda ikatan adalah salah satu kategori gesture di

mana individu menunjukkan bahwa mereka berada dalam suatu hubungan.

Berpegang tangan, bergandeng lengan, minum segelas bersama, jarak rapat saat

duduk atau jalan bersama, dan semua jenis objek yang digunakan bergantian

bersama, akan memberikan isyarat tentang individu dan sifat hubungan mereka.

e. Gerak isolasi. Gerak isyarat tubuh yang umum adalah posisi tubuh semisal

menyilangkan lengan atau kaki, untuk menyembunyikan atau memblokir bagian

tubuh dari pandangan.

f. Gerak isyarat. Gerakan juga memainkan peran utama dalam perkawanan,

perkawinan, dan urusan seksual. Dalam agama, gerak isyarat memiliki fungsi

yang penting. Berlutut, berdiri pada waktu yang tepat, membungkuk, dan

melipat tangan untuk berdoa adalah sarana simbolik melalui mana orang ikut

serta dalam ritual utama setiap keyakinan.

(2) Pesan Paralinguistik

Pesan Paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara

mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti

yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda. Pesan paralinguistik terdiri

atas – antara lain – nada, kualitas, suara, volume, kecepatan,dan ritme. Nada (pitch)

menunjukkan jumlah getaran atau “gelombang” yang dihasilkan sumber bunyi.

Makin banyak jumlah getaran, makin tinggi nada. Nada dapat mengungkapkan

gairah, ketakutan, kesedihan, kesungguhan, atau kasih sayang. Beberapa penelitian

menyatakan bahwa nada sering digunakan untuk mengungkapkan identitas diri dan

mempengaruhi orang lain (Addington, 1968).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

16

Kualitas suara menunjukkan “penuh” atau “tipisnya” suara. Volume

menunjukkan tinggi-rendah suara. Seperti volume, kecepatan dan ritme dapat

menggarisbawahi pernyataan dan mengungkapkan perasaan. Secara keselurahan,

pesan paralinguistik adalah alat yang paling cermat untuk menyampaikan perasaan

kita kepada orang lain.

(3) Pesan proksemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial

Disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur

jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Pesan proksemik

dapat mengungkapkan status sosial – ekonomi, keterbukaan, dan keakraban.

Edward Hall dalam Ruben dan Stewart (2013: 193) mengatakan bahwa jarak antara

peserta interaksi adalah bervariasi, dapat diperkirakan bergantung pada kondisi dan

isi percakapan:

a. Percakapan publik. 12 kaki atau lebih hingga batas yang dapat dilihat

b. Percakapan informal dan bisnis. 4 sampai 12 kaki

c. Percakapan biasa. 1,5 sampai 4 kaki

d. Percakapan intim. 0-18 inci

(4) Olfasik atau penciuman

Penciuman adalah “the most experienced of senses”. Penglihatan tidak

berfungsi ketika tidak ada cahaya. Telinga boleh mendengarkan, tetapi tidak

mendengar. Indra perasa seringkali tidak bekerja. Namun, indra penciuman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

17

bekerja setiap saat (Bedichek, 1960:21 dalam buku Jalaluddin Rakhmat, 1985:

311).

(5) Sensitivitas kulit

Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan

berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sejak kecil, manusia

telah terlazimkan untuk menerima sentuhan – biasanya ungkapan keakraban dan

kasih sayang. Smith melaporkan berbagai perasaan yang dapat disampaikan

sentuhan, tetapi yang paling biasa dikomunikasikan sentuhan ada lima: tanpa

perhatian (detached), kasih sayang (mothering), takut (fearful), marah (angry), dan

bercanda (playful).

(6) Faktor artifaktual seperti pakaian dan kosmetik

Diungkapan melalui penampilan – tubuh, pakaian, dan kosmetik. Erat

kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita untuk membentuk citra tubuh dengan

pakaian dan kosmetik. Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan

identitas kita, untuk mengungkapkan kepada orang lain siapa kita. Menyampaikan

identitas berarti menujukkan kepada orang lain siapa kita. Menyampaikan identitas

berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana

orang lain sepatutnya memperlakukan kita. Selain itu, pakaian dipakai untuk

menyampaikan perasaan (seperti blus hitam ketika wanita berduka cita, atau

pakaian yang semarak ketika kita ceria), status dan peranan (seperti seragam

pegawai kantor), dan formalitas (seperti memakai sandal untuk menunjukkan

situasi informal dan memakai batik untuk situasi formal). Kosmetik, seperti

dinyatakan oleh M. S. Wetmore Cosmetics Studio di Encico, California, dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

18

mengungkapkan kesehatan (dengan menggunakan base make up untuk meratakan

noda kulit), sikap yang ekspresif dan komunikatif (dengan “memoles” mata), dan

kehangatan (dengan mengatur warna bibir)

2.3 Pragmatik

Leech (1993: 8) berpendapat bahwa pragmatik adalah studi tentang makna

dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situations). Pragmatik

adalah telaah mengenai hubungan antara bahasa dan konteks yang tergramatisasi

dalam struktur bahasa, telaah mengenai segala aspek yang tidak tercakup dalam

teori semantik, telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks sebagai dasar

pemahaman bahasa, telaah mengenai kemampuan penutur dalam menghubungkan

kalimat dengan konteks secara tepat (vinson, 1987). Berdasarkan kedua pendapat

ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kajian pragmatik merupakan kajian

tentang makna, bahasa, dan konteks. Pranowo (2014: 64) menambahkan bahwa

kajian bahasa secara pragmatik merupakan kajian dari linguistik. Keduanya

mengkaji bahasa, namun yang menjadi pembeda ialah linguistik mengkaji secara

internal dan pragmatik mengkaji secara eksternal.

Parera (2001: 126) menjelaskan pragmatik adalah kajian pemakaian bahasa

dalam komunikasi, hubungan antara kalimat, konteks, situasi, dan waktu

diujarkannya dalam kalimat tersebut. Definisi yang dikemukakan oleh Parera

selengkapnya dapat dilihat pada berikut ini: (a) Bagaimana intepretasi dan

penggunaan tutur bergantung pada pengetahuan dunia nyata, (b) Bagaimana

pembicara menggunakan dan memahami tindak pertuturan, (c) Bagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

19

struktur kalimat dipengaruhi oleh hubungan antara pembicara atau penutur dan

pendengar atau penutur.

Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai makna

tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Pragmatik

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks

khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009: 215) menjelaskan bahwa pada

hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tuturnya

mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud sama halnya dengan makna

pragmatik. Maksud yang diutarakan oleh seorang penutur tidak selamanya

diutarakan secara langsung atau tersurat, akan tetapi ada kalanya diutarakan secara

tidak langsung atau tersirat.

Pragmatik memiliki kajian atau bidang telaah tertentu yaitu deiksis,

praanggapan (presupposition), tindak tutur (speech acts), dan implikatur

percakapan (conversational implicature), dan kesantunan. Pemilihan kata dan

penggunaan bahasa juga memengaruhi kesantunan dalam proses komunikasi.

Pranowo (2009: 104) memberikan saran agar tuturan dapat mencerminkan rasa

santun, yakni sebagai berikut.

1) Gunakan kata “tolong” untuk meminta bantuan pada orang lain.

2) Gunakan kata “maaf” untuk tuturan yang diperkirakan akan menyinggung

perasaan lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

20

3) Gunakan kata “terima kasih” sebagai penghormatan atas kebaikan orang

lain

4) Gunakan kata “ berkenan” untuk meminta kesediaan orang lain melakukan

sesuatu

5) Gunakan kata “beliau” untuk menyebut orang ketiga yang dihormati

6) Gunakan kata “bapak/ibu” untuk menyapa orang ketiga

2.4 Konteks

Pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian bahasa yang

dikaitkan dengan konteks pemakaiannya. Mana bahasa tersebut dapat dimengerti

bila diketahui konteksnya. Purwo (2004: 46) menjelaskan konteks adalah pijakan

utama dalam analisis pragmatik. Konteks ini meliputi penutur dan mitra tutur,

tempat, waktu, dan segala sesuatu yang terlibat di dalam ujaran tersebut. Konteks

merupakan background knowledge assumed to be share by speaker and hearer and

which contributes to h’s interpretation of what s means by a given utterance (latar

belakang pemahaman yang dimiliki oleh penutur maupun lawan tutur sehingga

lawan tutur dapat membuat interpretasi mengenai apa yang dimaksud oleh penutur

pada waktu membuat tuturan tertentu (s berarti speaker ‘penutur’ dan h berarti

‘hearer ‘lawan tutur’) (lihat Leech, 1983 dalam Nadar, 2009: 6).

Konteks adalah latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh

penutur dan mitra tutur yang memungkinkan mitra tutur untuk memperhitungkan

tuturan dan memaknai arti tuturan dari si penutur (lihat Grice (1975) dalam

Rusminto, 2006: 54).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

21

Hymes (dalam Sudaryat, 2009: 146-150) menjabarkan konteks menjadi

delapan jenis, pertama latar (setting, waktu, tempat) yaitu mengacu pada tempat

(ruang-space) dan waktu atau tempo (ritme) terjadinya percakapan. Kedua peserta

(particip ant) mengacu pada peserta percakapan, yakni pembicara dan pendengar.

Ketiga hasil (ends) mengacu pada hasil percakapan dan tujuan percakapan.

Keempat amanat (message) mengacu pada bentuk dan isi amanat. Kelima cara

(key), mengacu pada semangat melaksanakan percakapan. Keenam sarana

(instrument), jalur (chanel) mengacu pada apakah pemakaian bahasa dilaksanakan

secara lisan atau tulis dan mengacu pula pada variasi bahasa yang digunakan.

Ketujuh norma mengacu pada perilaku peserta percakapan. Kedelapan jenis atau

genre yaitu mengacu pada kategori bentuk dan ragam bahasa.

Konteks dapat berupa orang atau benda, tempat, waktu, bahasa, alat, dan

tindakan. Konteks berupa orang adalah siapa yang berbicara dan dengan siapa ia

berbicara. Konteks berupa tempat adalah dimana ujaran tersebut diucapkan,

bagaimana kondisi masyarakat dan norma yang ada di masyrakat. Konteks berupa

waktu adalah kapan ujaran tersebut diucapkan dan dalam situasi bagaimana.

Konteks berupa bahasa adalah bahasa yang mendahului peristiwa tutur tersebut.

Konteks berupa tindakan adalah seluruh perbuatan yang berupa unsur di luar

bahasa.

Berdasarkan dari pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa konteks

merupakan segala hal yang menyertai sebuah tuturan yang berfungsi

mempermudah penutur dan mitra tutur untuk menangkap atau menerima maksud

atau tujuan tuturan yang disampaikan oleh penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

22

2.5 Etnografi

Istilah etnografi berasal dari kata Yunani ethnos yang berarti ‘orang’ dan

graphein yang berarti ‘tjilisan’. Istilah itu kemudian diartikan sebagai sejenis tulisan

yang menggunakan bahan-bahan dari penelitian lapangan untuk menggambarkan

kebudayaan manusia. Menurut Spradley (1980: 6-8) kebudayaan merupakan

seluruh pengetahuan yang dipelajari manusia dan digunakan untuk

menginterpretasi pengalaman dan membentuk tingkah laku, dan etnografi

merupakan penelitian yang membahas kebudayaan, baik yang eksplisit maupun

implisit. American Anthropological Assosiation (dalam Ninip, 2010: 3)

mendefinisikan etnografi sebagai.

The description of culture based on fieldwork in which the investigator is

immersed in the ongoing everyday activities of the designated community for the

purpose of describing the social context, relationships and processes relevant to the

topic under consideration

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan AAA, Koeswinarno (2015)

menjelaskan bahwa etnografi adalah kajian budaya yang menggambarkan

kehidupan suatu masyarakat tertentu. Lingkup kajian etnografi mencakup cultural

knowledge, culture behavior, and artifact. Berangkat dari pendapat para ahli

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa etnografi merupakan gambaran tertulis

atau deskripsi tentang suatu budaya atau peristiwa budaya tertentu, yang berkaitan

dengan adat istidat, nilai-nilai budaya, perilaku masyarakat, identitas suatu

masyarakat yang dapat diperoleh melalui pengalaman langsung di suatu masyarakat

yang ingin diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

23

Koentjaraningrat (1983: 2-3) berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur

kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur universal itu yang sekalian

merupakan isi dari semua kebudayaan yang ada di dunia ini adalah: (1) sistem

religi dan upacara keagamaan; (2) sistem dan organisasi kemasyarakatan; (3)

sistem pengetahuan; (4) bahasa; (5) kesenian; (6) sistem mata pencaharian hidup,

dan (7) sistem teknologi dan peralatan.

2.6 Etnopragmatik

Etnopragmatik merupakan gabungan dua disiplin ilmu yaitu etnografi dan

pragmatik (Made 2011: 37). Etnopragmatik adalah bidang ilmu bahasa yang

mempelajari tentang makna bahasa dalam penggunaannya berdasarkan konteks

situasi dan budaya kelompok masyarakat atau komunitas etnik (Goddard, 2004).

Selain itu Goddard dan Zhengdao Ye (2004: 2) menjelaskan pada bagian perkenalan

bahwa

The objective of ethnopragmatics is to articulate culture –internal perspectives

on the “how and why” of speech practices in the diverse languages of the world. It

is the quest to describe and explain people’s ways of speaking in terms which make

sense to the people concerned,i.e., in terms of indigenous values, beliefs and

attitudes, social categories, emotions, and so on.

Sementara itu menurut Fauziah, etnopragmatik membicarakan hubungan

sistematik antara: (a) penggunaan bahasa sebenarnya dan ciri-ciri sosial peserta

dalam komunikasi, dengan (b) penggunaan bahasa sebenarnya dan imej-imej yang

sepadan dengannya dalam persekitaran budaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

24

Berdasarkan dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa etnopragmatik adalah bidang kajian ilmu bahasa yang mempelajari tentang

makna bahasa dan ciri-ciri sosial suatu kelompok masyarakat tertentu berdasarkan

konteks dan budaya kelompok masyarakat tersebut.

Menurut Kluckhohn dan Strodtbeck, soal-soal yang paling tinggi nilainya

dalam hidup manusia dan yang ada dalam tiap kebudayaan di dunia, menyangkut

paling sedikit lima hal, yaitu (1) soal human nature atau makna hidup manusia; (2)

soal man-nature , atau makna dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, (3)

soal time, atau persepsi manusia mengenai waktu, (4) soal activity, atau soal makna

dari pekerjaan, karya dan amal perbuatan manusia; (5) soal relational, atau

hubungan manusia dengan sesama manusia. Kelima masalah tersebut sering disebut

value orientations atau “orientasi nilai budaya”.

2.7 Kerangka Berpikir

Penelitian Pemakaian Bahasa Nonverbal pada Remaja Etnis Jawa di Dusun

Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo: Suatu Kajian

Etnopragmatik ini, menggunakan teori tentang bahasa nonverbal dan teori kajian

etnopragmatik. Sebagai landasan teori dalam penelitian, peneliti menggunakan

teori bahasa nonverbal dari dua sumber yaitu yang pertama dari Duncan (1985)

yaitu (1) Kinesik atau gerak tubuh, (2) Pesan Paralinguistik, (3) Pesan proksemik

atau penggunaan ruangan personal dan sosial, (4) Olfasik atau penciuman, (5)

Sensitivitas kulit, dan (6) Faktor artifaktual seperti pakaian dan kosmetik. Teori ini

juga dilengkapi dengan teori bahasa non verbal dari Ruben dan Stewart (2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

25

Berlandaskan teori bahasa nonverbal yang sudah dipaparkan di atas, peneliti

akan menggunakan teori tersebut untuk menentukan jenis bahasa nonverbal apa

yang dimunculkan oleh para remaja etnis Jawa dan mendeskripsikan makna

pragmatik bahasa nonverbal yang dimunculkan. Berdasarkan paparan kerangka

berpikir di atas, agar peneliti lebih fokus dalam melakukan penelitian ini maka,

dibuatlah bagan kerangka berpikir seperti di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai metodologi penelitian yaitu proses atau cara

ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian.

Hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian yaitu jenis penelitian, sumber

data dan data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik

analisis data, dan triangulasi data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul Pemakaian Bahasa Nonverbal pada Remaja Etnis

Jawa di Dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo,

Yogyakarta: Suatu Kajian Etnopragmatik ini termasuk ke dalam jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong: 2014: 6).

(Arikunto (2009: 261) menyampaikan bahwa penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa

adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Sesuai dengan defenisi

penelitian deskriptif tersebut, peneliti akan menggambarkan bentuk-bentuk bahasa

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

27

nonverbal yang dipakai oleh para remaja etnis Jawa di Dusun Patihombo, Desa

Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta.

Peneliti ketika melakukan penelitian menggunakan metode etnografi. Emzir

(2014: 209) mengatakan bahwa dalam penelitian etnografi, analisis meripakan

suatu proses penemuan pertanyaan. Penelitian datang ke lapangan dengan

pertanyaan spesifik, menganalisis data lapangan yang dikumpulkan dari observasi

partisipan untuk menemukan pertanyaan. Sejalan dengan pandangan tersebut

Creswell (2012) mengatakan penelitian etnografi merupakan salah satu strategi

penelitian kualitatif yamgg didalamnya peneliti menyelidiki suatu kelompok

kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukup lama

dalam pengumpulan data utama, data observasi, dan data wawancara.

Spradley (dalam Batuadji, 2009). Menjelaskan etnografi sebagai deskripsi atas

suatu kebudayaan, untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang

penduduk asli. Memperkuat pandangan di atas inti etnografi adalah upaya untuk

memperhatikan makna-makna tindakan dari kejadian makna yang menimpa orang

yang ingin kita pahami Spradley (2007: 5). Dalam hal ini berarti peneliti dituntut

untuk menemukan pertanyaan yang nantinya akan langsung dianalisis dilapangan

untuk menemukan makna-makna tindakan dari para remaja etnis Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

28

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja etnis Jawa di dusun Patihombo, desa

Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Dalam penelitian ini,

subjek remaja tersebut digunakan untuk mengetahui penggunaan bahasa nonverbal

dan nilai kebudayaan etnis Jawa.

Data penelitian ini berupa bahasa nonverbal yang dimunculkan oleh remaja

etnis Jawa di Dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo,

Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Tabel 3.1 Data Informan Penelitian

No. Nama Keterangan

1. Bapak Yohanes Suprobo Orangtua

2. Bapak Ngatijo Kepala Desa

3. Bapak Andy Nurcahyo Staf Balai Desa

4. Mbah Sonem Sesepuh

5. Bapak Paijo Orangtua

Tabel 3.2 Data Para Remaja Desa Purwosari yang di Observasi

No. Nama Umur Keterangan

1. Gagat 20 tahun Mahasiswa

2. Aji 20 tahun Mahasiswa

3. Jalu 19 tahun SMA kelas XII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

29

4. Dita 20 tahun Mahasiswa

5. Vansa 19 tahun SMA XII

6. Diva 16 tahun SMP kelas IX

7. Devi 18 tahun SMA kelas XI

8. Nita 23 tahun Mahasiswa

9. Erni 23 tahun Mahasiswa

10. Indah 18 tahun SMA kelas XI

11. Yuni 23 tahun Mahasiswa

12. Ika 24 tahun Mahasiswa

13. Sisil 19 tahun SMA Kelas XII

14. Sandra 22 tahun Mahasiswa

15. Rani 21 tahun Mahasiswa

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, peneliti akan menggunakan dua cara yaitu

observasi dan dokumentasi.

a. Metode Simak (Pengamatan/observasi)

Metode simak adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data

dengan melakukan penyimakan terhadap penggunaan bahasa. Metode ini

memiliki teknik lanjutan, yaitu teknik simak libat cakap, teknik simak bebas

libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat (Mahsun, 2007:

242). Peneliti hanya menggunakan dua teknik dalam metode simak ini yaitu

teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

30

1. Teknik Simak Bebas Libat Cakap

Pada teknik ini, peneliti hanya berperan sebagai pengamat pengunaan

bahasa oleh para informan. Peneliti tidak terlibat langsung dalam peristiwa

pertuturan yang bahasanya sedang diteliti. Jadi, peneliti hanya menyimak

dialog yang terjadi antara informan (Mahsun, 2007: 243).

2. Teknik Catat

Teknik catat ini merupakan teknik lanjutan yang dilakukan ketika

menerapkan metode simak dengan teknik lanjutan (teknik simak libat cakap

dan teknik simak bebas libat cakap) yaitu mencatat data yang dapat

diperoleh dari informan pada kartu data (Mahsun, 2007: 131).

b. Metode Cakap (Wawancara)

Metode ini disebut metode cakap karena cara yang ditempuh dalam

pengumpulan data adalah melakukan percakapan dengan para informan.

Metode cakap ini memiliki teknik dasar berupa teknik pancing yang diikuti

dengan teknik lanjutan yaitu teknik cakap semuka. Pada pelaksanaan teknik

cakap semuka ini, peneliti langsung melakukan percakapan dengan

penggunaan bahasa sebagai informan dengan sumber pada pancingan yang

sudah disiapkan (berupa daftar pertanyaan) atau secara spontanitas.

Maksudnya, pancingan dapat muncul di tengah-tengah percakapan (Mahsun,

2007: 250). Wawancara merupakan suatu proses interaksi untuk mendapatkan

informasi secara langsung dari informan, metode ini digunakan untuk menilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

31

keadaan seseorang dan merupakan tulang punggung suatu penelitian survey,

karena tanpa wawancara maka akan kehilangan informasi yang valid dari

orang yang menjadi sumber data utama dalam penelitian. (Arikunto 2006:

106). Adapun informan yang dipilih oleh peneliti dalam melengkapi data

skripsi adalah remaja etnis Jawa, Pejabat desa, dan Orangtua remaja di desa

Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.

Menurut Hymes (1974), yang dikutip Spradley (2006: 79), wawancara

etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang khusus.

Konsep peristiwa percakapan di sini dalam pengertian etnografi tentang suatu

peristiwa yang diberi label jenis percakapan yang terjadi dengan satu istilah

penduduk asli. Dalam penelitian ini, metode wawancara dimanfaatkan peneliti

untuk menjawab rumusan masalah terutama rumusan masalah ketiga terkait

nilai kebudayaan Jawa

No. Pertanyaan

Jawaban

1. Apakah saudara/I tahu apa itu bahasa nonverbal?

2. Jika Saudara/I mengetahui apa itu bahasa nonverbal,

apa yang dimaksud dengan bahasa nonverbal?

3. Menurut anda, dalam situasi apa sajakah bahasa

nonverbal sering muncul?

4. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi bahasa

nonverbal?

5. Apa sajakah fungsi bahasa nonverbal yang

dimunculkan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

32

6. Apakah perlu/ seberapa penting menurut anda bahasa

nonverbal itu digunakan?

7. Apa saja kebiasaan remaja di desa ini yang dilakukan

dengan menggunakan bahasa nonverbal?

c. Dokumentasi

Dijelaskan dalam KBBI, definisi dari dokumentasi adalah pemberian atau

pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan

koran, dan bahan referensi lain). Dokumentasi adalah mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto:

2006: 231). Dalam proses penelitian, peneliti akan menggunakan teknik

dokumentasi ini yaitu dengan mengumpulkan data-data seperti foto dan

rekaman video.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan

berbekal pengetahuan tentang bahasa nonverbal. Pengetahuan ini nantinya akan

sangat bermanfaat bagi peneliti untuk menemukan bahasa nonverbal yang dipakai

oleh subjek penelitian yaitu dosen dan mahasiswa pada saat melakukan penelitian.

Selain itu, peneliti juga akan menggunakan rubrik observasi seperti berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

33

Sebagai bekal pengumpulan data, peneliti melengkapinya dengan format

pengumpulan data sebagai berikut.

Data Bahasa Nonverbal Konteks Nilai Kebudayaan

Untuk memperdalam data penelitian maka peneliti menyusun beberapa

pertanyaan-pertanyaan yang digunakan ketika wawancara dengan beberapa remaja

desa. Peneliti dalam wawancara akan melakukan wawancara tidak terstruktur

namun alangkah baiknya peneliti mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan inti yang

akan ditanyakan pada narasumber ketika wawancara berlangsung untuk

menghindari kelupaan. memang memiliki daftarseputar penggunaan bahasa

nonverbal dalam perkuliahan yang akan ditanyakan peneliti kepada dosen dan

mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini. untuk mendukung pengumpulan

data dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan handphone dan kamera untuk

merekam video dan mengambil gambar pada saat observasi dan merekam

pembicaraan pada saat wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

34

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012: 82) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknis analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasl

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilij mana yang penting dan mana yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain (Sugiono 2013).

Berdasarkan penjelasan di atas, proses analisi data yang digunakan peneliti

yaitu teknik analisis deskriptif dengan 4 tahap yang meliputi 1) Tahap Identifikasi

data, pada tahap ini peneliti akan terlebih dahulu mengidentifikasi wujud bahasa

nonverbal para remaja. 2) Tahap klasifikasi, pada tahap ini peneliti akan

mengklasifikasikan atau mengelompokkan bahasa nonverbal berdasarkan jenis-

jenis bahasa nonverbal, makna pragmatik yang terkandung dalam tuturan dan

wujud bahasa nonverbal, dan jati diri remaja etnis jawa yang mencerminkan nilai-

nilai budaya Jawa. 3) Tahap interpretasi, pada tahap interpretasi atau penafsiran,

peneliti akan menafsirkan data atau fakta yang diperoleh. Dari data atau fakta

tersebut peneliti akan menetapkan makna-makna pragmatik yang terkandung pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

35

data atau fakta yang ditemukan. 4) Tahap pelaporan, pada tahap ini peneliti akan

melaporkan hasil temuan atau penelitiannya yang dituangkan dalam bentuk

deskriptif.

3.6 Triangulasi Data

Menurut Moleong (2014: 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Data dan hasil analisis data

dari penelitian Pemakaian Bahasa Nonverbal pada Remaja Etnis Jawa di Desa

Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta: Suatu Kajian

Etnopragmatik harus melewati proses triangulasi. Proses triangulasi ini akan

dilakukan oleh pakar yang sesuai dengan bidangnya untuk memeriksa keabsahan

data dan hasil analisis data penelitian. Melalui triangulasi data ini, peneliti dapat

mengetahui apakah data dan hasil analisis data sesuai dengan pendapat pakar serta

membandingkan beberapa teori tentang bahasa non verbal guna melihat kelebihan

dan kekurangan masing-masing. Peneliti atas usulan dari dosen pembimbing akan

melakukan proses triangulasi bersama dengan salah satu dosen Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan merupakan seorang pakar yang ahli dalam

bidang linguistik yaitu Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi uraian tentang hasil penelitian meliputi deskripsi data,

hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Deskripsi data berisi pemaparan

data yang diperoleh peneliti selama proses penelitian. Analisis data berisi tentang

pemakaian bahasa nonverbal remaja etnis Jawa, makna pragmatik, dan jati diri

remaja etnis Jawa. Pada bagian pembahasan hasil penelitian dipaparkan lebih dalam

mengenai hasil analisis data dengan berlandaskan teori yang dipaparkan pada bab

II dan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Deskripsi data, hasil

penelitian, dan pembahasan hasil penelitian dipaparkan sebagai berikut.

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian berupa tuturan dan gambar bahasa nonverbal para remaja desa

Purwosari yang diperoleh selama dua bulan antara bulan Maret - Juni 2019. Jumlah

data yang dianalisis sebanyak 33 data tuturan dan gambar bahasa nonverbal yang

di dalamnya terdapat unsur nilai-nilai budaya Jawa. Kemudian data dianalisis

dengan menggunakan pesan nonverbal Duncan, yang dilengkapi Ruben dan

Stewart (2013). Makna pragmatik dianalisis dengan menggunakan teori pragmatik

dari Purwo, dan nilai – nilai budaya sebagai potret jati diri remaja etnis Jawa

dianalisis dengan menggunakan teori dari Goddard (2004) mengenai pendekatan

etnopragmatik dilengkapi dengan teori dari Koentjaraningrat tentang kebudayaan

Jawa.

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

37

Data penelitian ini diperoleh dengan cara observasi partisipan dimana peneliti

memahami fenomena lebih dalam dengan cara turun langsung ke lapangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para remaja dusun Patihombo desa

Purwosari yang diamati oleh peneliti adalah kegiatan rutin bulanan Karang Taruna

Patihombo pada hari Sabtu, 27 April 2019 pukul 19.00 – 21.00 WIB di rumah

keluarga Mbah Sum. Kegiatan rutin bulanan dan buka bersama Karang Taruna

Patihombo pada hari Sabtu, 18 Mei 2019 pukul 17.30 – 21.00 WIB di rumah

keluarga Ibu Ayu. Kerja bakti menyambut Hari Raya Idul Fitri di musholla Al-

Mukminun Karang Taruna dusun Patihombo pada hari Selasa, 04 Juni 2019 pukul

16.00 WIB – 18.00 WIB.

Peneliti melakukan pengambilan data dengan menggunakan kamera secara acak

dan sebisa mungkin menyeluruh pada setiap observasi yang kemudian data foto

dipilih berdasarkan kualitas foto. Selain melakukan observasi, peneliti juga

memperoleh informasi dari wawancara terhadap para remaja desa dan orangtua

serta pejabat desa Purwosari untuk memperkuat analisis data.

Tabel 4.1 Jenis Wujud Bahasa Nonverbal

No. Wujud Bahasa Nonverbal Jumlah

1. Wujud bahasa nonverbal

kinesik

Wujud bahasa nonverbal

kinesik kepala

3

Wujud bahasa nonverbal

kinesik tangan

10

Wujud bahasa nonverbal

kinesik kaki

3

Wujud bahasa nonverbal

kinesik bahu

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

38

2. Wujud bahasa nonverbal

artifaktual

Berdasarkan ekspresi

wajah tersenyum

3

Berdasarkan ekspresi

wajah tertawa

2

Berdasarkan pakaian yang

digunakan

4

3. Wujud bahasa nonverbal

paralinguistik

Berdasarkan nada

berbicara tinggi

1

Berdasarkan nada

berbicara rendah

2

4. Wujud bahasa nonverbal

proksemik

Berdasarkan jarak

percakapan biasa (1,5 – 4

kaki)

2

Total data 33

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Wujud Pemakaian Bahasa Nonverbal

Pembahasan mengenai wujud akan menggunakan teori yang dikemukakan

oleh Duncan yang dilengkapi oleh Ruben dan Stewart (2013). Berikut akan

dipaparkan wujud temuan data bahasa nonverbal para remaja etnis Jawa yang

tinggal di dusun Patihombo, desa Purwosari, kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Adapun data pada penelitian ini berjenis gerakan tubuh yang aktif dalam

sebuah komunikasi atau pertuturan. Manusia mempunyai banyak cara dan

bervariasi dalam menggerakkan tubuh dan anggota tubuhnya ketika mereka sedang

berbicara (Liliweri 1994: 147). Oleh sebab itu, peneliti akan mengembangkan teori

tersebut sesuai data yang telah diperoleh dari lapangan. Berikut analisis wujud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

39

bahasa nonverbal yang ditemui pada para remaja etnis Jawa di dusun Patihombo,

desa Purwosari, kecamatan Girimulyo, kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

4.2.1.1 Wujud Bahasa Nonverbal Kinesik

a) Berdasarkan gerakan kepala

1) Data 1

Tuturan: Ngapunten niki kulo ken nenggo

lomba niki budhe (Maaf ini saya disuruh

nunggu lomba yang ini budhe)

Wujud bahasa nonverbal: kepala sedikit

menunduk

Konteks: Tuturan terjadi pada siang hari di aula gereja Paroki Administrasi

Santa Maria a Fatima Pelem Dukuh. Tuturan dilakukan oleh seorang remaja

bernama Dita yang berbicara dengan seorang Ibu yang kerap dipanggil Budhe

Sur. Tuturan lisan disampaikan dalam bahasa Jawa Krama alus. Penutur dan

mitra tutur sedang sibuk mempersiapkan perlombaan cerdas cermat liturgi.

2) Data 2

Tuturan: Nggeh bu sedaya kabeh mriki

boncengan ( iya bu kami semua ke sini boncengan)

Wujud bahasa nonverbal: menggerakkan kepala

secara vertikal (menganggukkan kepala)

Konteks: Tuturan terjadi di Rumah Sakit daerah

Boro, Kulon Progo pada malam hari sekitar jam

19.00 WIB. Beberapa remaja desa menjenguk

temannya yang sedang sakit. Penutur adalah

seorang remaja bernama Aji dan mitra tutur adalah

Bapak dan Ibu pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

40

3) Data 3

Tuturan: Mboten kulo mbah (Bukan saya

mbah)

Wujud bahasa nonverbal: menggerakkan

kepala secara horizontal (menggelengkan

kepala)

Konteks: Tuturan terjadi pada sore hari di

rumah seorang warga bernama mbah Partilah.

Pada saat itu mbah Partilah sedang duduk di

ruang tamu dan berbicara dengan cucunya

yang bernama Diva. Penutur adalah seorang

remaja bernama Diva dan mitra tutur adalah

mbah Partilah. Mbah Partilah menanyakan

sesuatu kepada cucunya ketika ngobrol

Data tuturan (1) terjadi pada siang hari bertempat di aula Gereja Paroki

Administrasi Santa Maria a Fatima Pelem Dukuh. Suasana tuturan nonformal dan

penutur adalah seorang remaja bernama Dita dan mitra tutur ialah seorang Ibu

bernama Budhe Sur. Tuturan yang disertai dengan penggunaan bahasa nonverbal

dapat dikategorikan sebagai bentuk bahasa nonverbal kinesik pada teori bentuk

bahasa nonverbal yang disampaikan oleh Morris dalam Ruben dan Stewart (2013:

188). Ketika bertutur “Ngapunten niki kulo ken nenggo lomba niki budhe” Dita

selaku penutur, menunjukkan bahasa nonverbal kepala sedikit menunduk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

41

Data tuturan (1) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

berupa unsur kinesik yang termanifestasi dalam bentuk gerakan menundukkan

kepala kepada mitra tutur. Gerakan tubuh bagian kepala yaitu gerakan kepala

menunduk seperti yang terlihat pada data tuturan (1) merupakan gerakan anggota

tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan sesuatu. Gerakan anggota tubuh yaitu

kepala menunduk merupakan tanda nonverbal dalam komunikasi yang menjelaskan

atau menunjukkan sesuatu yaitu dengan menundukkan kepala menunjukkan sikap

hormat serta rendah hati seorang remaja kepada orangtua dengan apa yang

dituturkan pada saat komunikasi berlangsung.

Data tuturan (2) terjadi di Rumah Sakit daerah Boro, Kulon Progo. Beberapa

remaja desa menjenguk temannya bernama Sandra yang juga merupakan remaja

yang berasal dari dusun Patihombo yang sedang sakit. Penutur adalah seorang

remaja bernama Aji dan mitra tutur adalah Bapak dan Ibu dari Sandra. Sebelum

pulang Aji mewakili teman-temannya meminta izin pulang kepada mitra tutur.

Tuturan yang disertai dengan penggunaan bahasa nonverbal dapat dikategorikan

sebagai bentuk bahasa nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa nonverbal yang

disampaikan oleh Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188). Ketika bertutur”

Nggeh Bapak Ibu niki kulo kaleh rencang-rencang bade wangsul mpun bengi bu”

Aji selaku pentur menunjukkan bahasa nonverbal kepala yang mengangguk atau

bergerak secara vertikal.

Data tuturan (2) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

berupa unsur kinesik yang termanifestasi dalam bentuk menggerakkan kepala

secara vertikal (menganggukkan kepala) pada saat mengucapkan kata “nggeh”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

42

dimana kata tersebut berarti “iya” dalam dalam bahasa Jawa. Gerakan tubuh bagian

kepala yaitu gerakan menganggukan kepala secara vertikal seperti yang terlihat

pada data tuturan (2) memiliki. Secara umum ketika mengucapkan kata “ya”

seringkali kita melakukan gerakan anggukan kepala secara vertikal. Sama halnya

dengan apa yang terlihat pada data tuturan tersebut. Gerakan menganggukan kepala

ingin menunjukkan sesuatu yaitu mempertegas tuturan yang disampaikan yaitu kata

“nggeh” (dalam bahasa Indonesia berarti iya) dan juga pada data ini para remaja

ingin menunjukkan rasa hormat kepada orangtua pasien yang mereka jenguk ketika

komunikasi berlangsung.

Data tuturan (3) terjadi pada malam hari di rumah seorang remaja bernama

Sakit daerah Boro, Kulon Progo. Beberapa remaja desa menjenguk temannya

bernama Sandra yang juga merupakan remaja yang berasal dari dusun Patihombo

yang sedang sakit. Penutur adalah seorang remaja bernama Aji dan mitra tutur

adalah Bapak dan Ibu dari Sandra. Sebelum pulang Aji mewakili teman-temannya

meminta izin pulang kepada mitra tutur. Tuturan yang disertai dengan penggunaan

bahasa nonverbal dapat dikategorikan sebagai bentuk bahasa nonverbal kinesik

pada teori bentuk bahasa nonverbal yang disampaikan oleh Morris dalam Ruben

dan Stewart (2013: 188). Ketika bertutur” Nggeh Bapak Ibu niki kulo kaleh

rencang-rencang bade wangsul mpun bengi bu” Aji selaku pentur menunjukkan

bahasa nonverbal kepala yang mengangguk atau bergerak secara vertikal.

Gerakan tubuh bagian kepala yaitu gerakan menggerakkan kepala secara

horizontal seperti yang terlihat pada data tuturan (3) merupakan gerakan anggota

tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan sesuatu. Gerakan menggerakkan kepala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

43

secara horizontal atau menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan ingin

menunjukkan sesuatu yaitu mempertegas tuturan yang diucapkan pada saat

komunikasi yaitu pada data ini adalah kata “mboten” (dalam bahasa Indonesia

berarti tidak).

Data tuturan (1), (2), dan (3) yang merupakan wujud bahasa nonverbal yaitu

jenis Kinesik kepala. Sesuai dengan teori disampaikan oleh Morris dalam Ruben

dan Stewart (2013: 188) bahwa kinesik yaitu menggunakan gerakan tubuh. Gerak

tubuh ini memiliki beberapa pesan salah satunya adalah pesan gestural yaitu

menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk

mengkomunikasikan berbagai makna. Penggunaan kepala sebagai salah satu

anggota badan ketika berbicara berfungsi untuk mengkomunikasikan berbagai

makna.

Data tuturan (1) dan (2) memiliki merupakan gerakan anggota tubuh yang

menjelaskan atau menunjukkan sesuatu. Gerakan kepala mengangguk dalam kedua

data tuturan di atas ingin menunjukkan sesuatu. Data tuturan (1) gerakan

mengangguk sebagai bentuk permohonan maaf dan ingin menunjukkan rasa hormat

kepada orangtua. Data tuturan (2) gerakan kepala secara vertical ingin memperjelas

kata yang dituturkan yaitu kata “iya”. Bentuk bahasa nonverbal ini merupakan jenis

bahasa nonverbal yang cukup sering dipakai atau dimunculkan oleh para remaja

desa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

44

b) Berdasarkan gerakan tangan

4) Data 4

Tuturan: Kulonuwon (Permisi)

Wujud Bahasa nonverbal: mengetuk pintu

Konteks: Tuturan terjadi di sebuah ruma bernama

Pak Paijo, dimana pada saat itu ada remaja bernama

Dita datang ke rumah untuk memberikan makanan

5) Data 5

Tuturan: Maturnuwun nggeh mbah (terima kasih

ya mbah)

Wujud bahasa nonverbal: bersalaman dan

sedikit membungkukkan badan/bahu

Konteks: Tuturan terjadi di Tuturan terjadi di

rumah seorang warga bernama mbah Sum. Para

remaja mengadakan pertemuan bulanan organisasi

Karang Taruna Desa Purwosari. Penutur adalah

remaja bernama Agus dan Vansa mitra tuturnya

adalah Mbah Sum (tuan rumah). Penutur dan para

remaja lainnya hendak pulang kerumah masing-

masing

6) Data 6

Tuturan: Maaf lahir dan batin sepurane nek

salahku akeh yo (Maaf lahir dan batin maaf kalau

salahku banyak ya)

Wujud bahasa nonverbal: Berjabat tangan,

ekspresi wajah tersenyum, nada berbicara sedang

dengan irama cenderung cepat

Konteks: Tuturan terjadi pada malam hari di rumah teko desa Purwosari. Para

remaja desa mengadakan acara syawalan. Seperti pada tahun-tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

45

sebelumnya ada sesi salam-salaman. Para remaja berdiri dan secara bergantian

berjabat tangan satu dengan lainnya.

Data tuturan (4) terjadi pada sore hari dirumah seorang warga bernama Pak

Paijo. Penutur adalah seorang remaja bernama Dita. Dita datang ke rumah Pak Paijo

dengan maksud untuk mengantarkan makanan. Tuturan yang disertai dengan

penggunaan bahasa nonverbal dapat dikategorikan sebagai bentuk bahasa

nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa nonverbal yang disampaikan oleh

Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188). Ketika penutur mungucapkan kata

“Kulonuwun”, Dita selaku penutur menunjukkan bahasa nonverbal gerakan tangan

mengetuk pintu sebagaimana yang harus dilakukan orang pada umumnya saat

bertamu.

Data tuturan (4) tersebut juga dilengkapi dengan penggunaan bahasa

nonverbal yaitu unsur kinesik. Unsur kinesik termanifestasi dalam bentuk gerakan

mengetuk pintu. Gerakan tubuh bagian tangan yaitu gerakan mengetuk pintu seperti

yang terlihat pada data tuturan (4) merupakan gerakan anggota tubuh yang

menjelaskan atau menunjukkan sesuatu. Dalam data tuturan (4) ini gerakan tubuh

yang digunakan penutur adalah tangan. Gerakan tangan mengetuk pintu ingin

memperjelas bahwa ada seseorang yang datang disamping mengucapkan kata

“kulonuwun” sebagai ucapan salam. Kata “kulunuwon” merupakan kata yang kerap

diucapkan masyarakat Jawa ketika bertamu.”Kulonuwun” sama artinya dengan

permisi.

Data tuturan (5) terjadi di rumah seorang warga bernama mbah Sum. Para

remaja mengadakan pertemuan bulanan organisasi Karang Taruna Desa Purwosari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

46

Penutur adalah remaja bernama Agus dan Vansa mitra tuturnya adalah Mbah Sum

(tuan rumah). Penutur dan para remaja lainnya hendak pulang kerumah masing-

masing. Tuturan yang disertai dengan penggunaan bahasa nonverbal dapat

dikategorikan sebagai bentuk bahasa nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa

nonverbal yang disampaikan oleh Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188).

Ketika bertutur, “Mbah pareng nggeh maturnuwun”, baik Agus maupun Vansa

menunjukkan gerakan nonverbal bersalaman dan sedikit membungkukkan

badan/bahu.

Data tuturan (5) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

jenis kinesik yang termanifestasi dalam gerakan bersalaman. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2018) jabat tangan atau salaman adalah saling menyalami,

memberi salam dengan saling berjabat tangan ketika bertemu, mereka sebelum

berpisah. Jika kita lihat pada gambar, kedua penutur menunjukkan cara bersalaman

yang berbeda terhadap mitra tutur. Vansa bersalaman dan meletakkan tangan mitra

tutur dikeningnya sedangkan Agus tidak namun ketika bersalaman, ia sedikit

membungkukkan bahunya. Gerakan tubuh bagian tangan yaitu bersalaman seperti

yang terlihat pada data tuturan (6) merupakan gerakan anggota tubuh yang

menjelaskan atau menunjukkan sesuatu. Kedua bentuk salaman tersebut memang

berbeda jika dilihat dari segi cara bersalaman, namun keduanya memiliki maksud

yang sama baik yaitu menunjukkan sikap sopan kepada orangtua ketika berpamitan.

Data tuturan (6) Tuturan terjadi pada malam hari di rumah teko desa

Purwosari. Para remaja desa mengadakan acara syawalan. Seperti pada tahun-tahun

sebelumnya remaja berkumpul untuk bersilahturahmi dan juga terdapat sesi salam-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

47

salaman. Para remaja berdiri dan secara bergantian berjabat tangan satu dengan

lainnya. Tuturan yang disertai dengan penggunaan bahasa nonverbal dapat

dikategorikan sebagai bentuk bahasa nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa

nonverbal yang disampaikan oleh Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188).

Ketika bertutur “Maaf lahir dan batin sepurane nek salahku akeh yo”, para remaja

menunjukkan bahasa nonverbal bersalaman.

Data tuturan (6) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

jenis kinesik. Bahasa nonverbal jenis kinesik ini termanifestasi dalam gerakan

bersalaman yang dilakukan oleh masing-masing remaja. Saling bersalaman satu

dengan yang lain sambil mengutarakan permohonan maaf memang sudah menjadi

kebiasaan para remaja desa ketika merayakan lebaran. Bahasa nonverbal yang

ditunjukkan oleh para remaja tersebut memang sangat tepat karena memiliki

maksud memohon maaf dengan kelembutan hati

7) Data 7

Tuturan: Rencang-rencang, adek-adek sampun

wonten dhaharan sak unjukan manga dhahar-

nipun sami didahar unjukan nipun sami diunjuk

(Teman-teman, adek-adek sudah ada makanan

dengan minuman silahkan makanannya sama-

sama dimakan, minumannya sama-sama

diminum)

Wujud bahasa nonverbal: menjulurkan tangan kanan dengan posisi telapak

tangan menghadap ke atas

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga bernama Ibuk Ayuk. Pada

saat itu para remaja yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna

berkumpul untuk mengadakan pertemuan rutin sekaligus buka bersama. Salah

satu remaja yang beragama Islam diminta memimpin doa makan. Setelah doa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

48

ia pun mempersilahkan teman-temannya untuk menyantap makanan yang

sudah tersaji

8) Data 8

Tuturan: Monggo pak.. monggo buk.. (Silahkan

pak.. silahkan buk)

Wujud bahasa nonverbal: Mengambil gelas lalu

memberikan kepada tamu, Ketika memegang gelas

pegang bagian tengah gelas

Konteks: Tuturan terjadi pada malam hari di rumah warga bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan acara midodareni. Penutur adalah seorang remaja

bernama Jalu dan mitra tuturnya adalah para tamu. Jalu bertugas sebagai sinoman

yang mengantarkan minuman ke para tamu

9) Data 9

Tuturan: Kulo saget pakdhe mangkih cobi kulo

tangletke konco-konco sanesipun sinten

seng saget bantu (Saya bisa pakde nanti

saya coba tanyakan ke teman-teman yang

lainnya siapa yang bisa)

Wujud bahasa nonverbal: Kedua tangan menyatu

dan berada di depan perut untuk menutup bagian

bagian tubuh tertentu yaitu area perut ke bawah

Konteks: Data ini diambil di rumah seorang warga bernama Pak Probo. Terlihat

seorang remaja bernama Dita yang sedang berbicara dengan pak Probo. Penutur

menggunakan bahasa Jawa Krama

Data tuturan (7) Tuturan terjadi di rumah seorang warga bernama Ibuk Ayuk.

Pada saat itu para remaja yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna

berkumpul untuk mengadakan pertemuan rutin sekaligus buka bersama. Salah satu

remaja yang beragama Islam diminta memimpin doa makan. Setelah doa ia pun

mempersilahkan teman-temannya untuk menyantap makanan yang sudah tersaji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

49

Tuturan yang disertai dengan penggunaan bahasa nonverbal dapat dikategorikan

sebagai bentuk bahasa nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa nonverbal yang

disampaikan oleh Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188).Ketika bertutur,

“Rencang-rencang, adek-adek sampun wonten dhaharan sak unjukan mangga

dhaharnipun sami didahar unjukan nipun sami diunjuk”, Eko selaku penutur

menunjukkan bahasa nonverbal menjulurkan tangan kanan dengan siku sedikit

ditekukkan dan posisi telapak tangan menghadap ke atas.

Data tuturan (7) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yaitu jenis kinesik. Bahasa nonverbal jenis kinesik ini termanifestasi dalam gerakan

tangan dijulurkan ke depan dengan siku sedikit ditekukkan dan posisi telapak

tangan menghadap ke atas. Gerakan tubuh bagian tangan yaitu bersalaman seperti

yang terlihat pada data tuturan (6) merupakan gerakan anggota tubuh yang

menjelaskan atau menunjukkan sesuatu. Gerakan anggota tubuh dalam data tuturan

(7) tersebut adalah gerakan tangan. Gerakan tangan seperti yang sudah dijelaskan

di atas berfungsi untuk memperjelas tuturan yang disampaikan yaitu

mempersilakan menyantap makanan dan minuman yang telah dihidangkan.

Data tuturan (8) terjadi pada malam hari di rumah seorang warga bernama

Bapak Sukirman. Pada saat itu Pak Kirman sedang mengadakan acara midodareni.

Penutur adalah seorang remaja bernama Jalu yang bertugas menjadi sinoman pada

acara tersebut. Ia bertugas dibagian konsumsi yaitu menghidangkan makanan dan

minuman kepada para tamu yang menjadi mitra tuturnya. Tuturan yang disertai

dengan penggunaan bahasa nonverbal dapat dikategorikan sebagai bentuk bahasa

nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa nonverbal yang disampaikan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

50

Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188). Ketika bertutur ”monggo pak..

monggo buk..”, Jalu selaku penutur menunjukkan bahasa nonverbal gerakan

mengambil gelas dari nampan lalu memberikannya kepada mitra tutur.

Data tuturan (8) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa bahasa

nonverbal yaitu jenis kinesik. Unsur kinesik termanifestasi dalam gerakan tangan

yang mengambil gelas berisi minuman lalu memberikannya kepada mitra tutur.

Gerakan tubuh seperti yang terlihat pada data tuturan (6) merupakan gerakan

anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan sesuatu. Gerakan anggota

tubuh tersebut dalam data tuturan ini adalah gerakan tangan memegang gelas dan

memberikannya kepada mitra tutur. Gerakan tangan ini berfungsi untuk

menjelaskan tuturan yang disampaikan yaitu kata “monggo” yang berarti silakan.

Posisi mengambil gelas yang benar menurut masyarkat Jawa adalah memegang

bagian tengah gelas dan tidak menyentuh bagian atas gelas atau bagian yang akan

tersentuh dengan mulut.

Data tuturan (9) terjadi di rumah seorang warga bernama Pak Probo. Penutur

adalah seorang remaja bernama Dita yang sedang berbicara dengan pak Probo yang

merupakan mitra tutur dalam data ini. Penutur ketika berkomunikasi menggunakan

bahasa Jawa Krama. Pak Probo sebagai mitra tutur meminta bantuan kepada

beberapa orang remaja untuk membawa lukisan ke Gereja. Tuturan yang disertai

dengan penggunaan bahasa nonverbal dapat dikategorikan sebagai bentuk bahasa

nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa nonverbal yang disampaikan oleh

Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188). Ketika bertutur, “Kulo saget pakdhe

mangkih cobi kulo tangletke konco-konco sanesipun sinten seng saget bantu”, Dita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

51

sebagai penutur berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa Krama dan dengan

posisi tangan Kedua tangan menyatu dan berada di depan perut atau sedikit ke

bawah lagi untuk menutup bagian bagian tubuh tertentu yaitu area perut ke bawah.

Data tuturan (9) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yaitu jenis Kinesik bagian tangan. BN kinesik termanifestasi dalam gerakan kedua

tangan berada didepan perut sedikit kebawah. Gerakan tubuh seperti yang terlihat

pada data tuturan (9) berfungsi untuk mengontrol sikap ketika berinteraksi

dimana beberapa remaja desa mengatakan bahwa jika berbicara dengan orangtua,

penggunaan BN ini banyak dilakukan para remaja dan pembicaraan tersebut

dilakukan dalam posisi berdiri agar terkesan sopan. Gerakan anggota tubuh ini

berfungsi untuk menjelaskan atau menunjukkan sesuatu yaitu menutup atau

memblokir bagian tubuh tertentu yaitu area perut kebawah.

10) Data 10

Tuturan: Bar gempa kapan kui to dek neng kono

kae lo mbiyen ono bawang putih jare

kepercayaan sih ben aman

(Itu disana itu lo dek kemarin ada

bawang putih katanya kepercayaan

sih biar aman)

Wujud bahasa nonverbal: Nada berbicara

sedang dengan irama cenderung

cepat, gerakan tangan menunjuk ke

objek yang dibicarakan

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang remaja bernama Vansa. Penutur

adalah Vansa dan mitra tutur adalah temannya. Mereka berdua sedang asik

bercerita tentang masa-masa kecil mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

52

11) Data 11

Tuturan: “Rene mas tak cekeli, entuk seko ndi e

ki kayu wes rapuh ngene lo nah ki ono

seng bolong wes an *tertawa*”

(Sini mas saya pegangi, dapat dari

mana ini kayu udah rapuh gini lo nah

ini ada yang bolong udahan tertawa*)

Wujud bahasa nonverbal: penutur langsung

sigap memegang kayu

Konteks: Tuturan terjadi di dekat gardu desa purwosari dimana pada saat itu

sedang ada bersih-bersih desa dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Penutur adalah Seorang remaja desa bernama Ika yang membantu seorang laki-

laki yang usianya tidak jauh berbeda darinya

12) Data 12

Tuturan : Oke mbak siap bar iki yo tak

rampungke iki sek (oke mbak

siap habis ini ya saya selesaikan

ini dulu)

Wujud Bahasa Nonverbal: mengacungkan ibu

jari tangan kanan

Konteks: Tuturan terjadi di teras gereja Katolik a Fatima Pelem Dukuh pada

sore hari dimana penutur bernama Indah sedang berbicara dengan mitra tutur

yang bernama Dita yang merupakan teman beda usia 2 tahun. mitra tutur

meminta bantuan kepada Indah untuk membantunya di belakang gereja.

Data tuturan (10) tejadi di rumah seorang remaja bernama Vansa. Penutur

adalah Vansa dan mitra tutur adalah teman Vansa yang bernama Indah. Mereka

berdua sedang asik bercerita tentang masa-masa kecil mereka. Tuturan yang

disertai dengan penggunaan bahasa nonverbal dapat dikategorikan sebagai bentuk

bahasa nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa nonverbal yang disampaikan

oleh Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188). Ketika bertutur, “Bar gempa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

53

kapan kui to dek neng kono kae lo mbiyen ono bawang putih jare kepercayaan sih

ben aman”, Vansa selaku penutur berbicara menggunakan bahasa Jawa Ngoko

dan gerakan tangan menunjuk ke objek yang dibicarakan dalam data ini penutur

menjulurkan tangannya ke arah pintu depan rumah.

Data tuturan (10) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yaitu jenis kinesik bagian tangan. BN kinesik termanifestasi dalam gerakan tangan

kanan yang dijulurkan ke depan mengarah ke arah objek yang dibicarakan yaitu

pintu. Gerakan tubuh bagian tangan yaitu seperti yang terlihat pada data tuturan

(10) merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan

sesuatu. Gerakan anggota tubuh tersebut adalah gerakan tangan yang menunjuk

ke arah pintu. Gerakan tangan menunjuk ke arah pintu ini ingin menunjuk objek

yang sedang dibicarakan supaya lebih jelas

Data tuturan (11) terjadi di dekat gardu desa purwosari dimana pada saat itu

sedang ada bersih-bersih desa dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Penutur adalah Seorang remaja desa bernama Ika yang membantu seorang laki-

laki yang usianya tidak jauh berbeda darinya sedang membutuhkan bantuan

seseorang untuk memegang kayu. Tuturan yang disertai dengan penggunaan

bahasa nonverbal dapat dikategorikan sebagai bentuk bahasa nonverbal kinesik

pada teori bentuk bahasa nonverbal yang disampaikan oleh Morris dalam Ruben

dan Stewart (2013: 188). Ketika bertutur, “Rene mas tak cekeli, entuk seko ndi e

ki kayu wes rapuh ngene lo nah ki ono seng bolong wes an”, Ika selaku penutur

menggunakan bahasa nonverbal penutur langsung sigap memegang kayu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

54

Data tuturan (11) dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal yaitu

jenis kinesik. BN kinesik termanifestasi dalam gerakan tubuh terutama tangan

yang sigap memegang kayu ketika menuturkan kata “tak cekeli”, yang memiliki

arti saya pegangi. Gerakan tubuh bagian tangan yaitu seperti yang terlihat pada

data tuturan (11) merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau

menunjukkan sesuatu. Gerakan anggota tubuh tersebut adalah gerakan tangan

yang dengan cepat bergerak meraih kayu seperti yang terlihat dalam gambar.

Gerakan tangan ini ingin menunjukkan kesigapan penutur dalam membantu

seseorang yang sedang kesulitan.

Data tuturan (12) terjadi di teras gereja Katolik a Fatima Pelem Dukuh pada

sore hari dimana penutur bernama Indah sedang berbicara dengan mitra tutur yang

bernama Dita yang merupakan teman beda usia 2 tahun. mitra tutur meminta

bantuan kepada Indah untuk membantunya di belakang gereja. Namun pada saat

itu Indah tidak bisa langsung membantu mitra tutur karena ia sedang berbicara

dengan seorang tamu yang datang ke gereja. Tuturan yang disertai dengan

penggunaan bahasa nonverbal dapat dikategorikan sebagai bentuk bahasa

nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa nonverbal yang disampaikan oleh

Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188). Ketika Oke mbak siap bar iki yo

tak rampungke iki sek (oke mbak siap habis ini ya saya selesaikan ini dulu), Indah

selaku penutur mengacungkan ibu jari tangan kanannya.

Data tuturan (12) dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal yaitu

jenis kinesik yang termanifestasi dalam gerakan ibu jari tangan kanan yang

mengacung ketika mengucapkan kata “oke” sebagai ungkapan persetujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

55

Gerakan tubuh bagian tangan yaitu seperti yang terlihat pada data tuturan (12)

tersebut merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan

sesuatu. Gerakan anggota tubuh tersebut adalah gerakan ibu jari tangan kanan

yang mengacung untuk memperjelas maksud tuturan yaitu bahwa penutur

menyetujui permintaan mitra tutur.

13) Data 13

Tuturan: Pie kabarmu wes sue ra ketok (Gimana

kabarmu udah lama tidak kelihatan)

Wujud bahasa nonverbal: berjabat tangan

Konteks: Tuturan terjadi di rumah teko kawasan wisata gunung gilingan pada

saat acara syawalan bersama Karang Taruna. Penutur adalah seorang remaja

desa bernama Jalu yang baru saja datang dan kebiasaan pada umumnya ketika

datang langsung bersalaman

Data tuturan (13) terjadi pada malam hari di rumah teko kawasan wisata

gunung gilingan desa Purwosari. Para remaja desa yang tergabung dalam

organisani Karang Taruna mengadakan acara syawalan. Penutur adalah seorang

remaja bernama Jalu dan mitra tutur adalah temannya. Mereka sudah lama tidak

bertemu dan saling bertanya kabar. Tuturan yang disertai dengan penggunaan

bahasa nonverbal dapat dikategorikan sebagai bentuk bahasa nonverbal kinesik

pada teori bentuk bahasa nonverbal yang disampaikan oleh Morris dalam Ruben

dan Stewart (2013: 188). Ketika bertutur, “Pie kabarmu wes sui ra ketok”, Jalu

sebagai penutur menunjukkan bahasa nonverbal gerakan tangan bersalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

56

Data tuturan tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal yaitu

unsur kinesik. Unsur kinesik termanifestasi dalam gerakan bersalaman. Gerakan

tubuh bagian tangan yaitu bersalaman seperti yang terlihat pada data tuturan (6)

memiliki tersebut merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau

menunjukkan sesuatu. Gerakan tangan bersalaman dalam data ini ingin

menunjukkan bentuk keakraban di antara kedua peserta tutur.

c. Berdasarkan gerakan kaki

14) Data 14

Data ini bukan berbentuk tuturan melainkan

sebuah gambar atau foto Sikap duduk para

remaja

Wujud Bahasa Nonverbal: Duduk di atas tikar

atau lesehan dengan kaki bersila (menyilangkan

kaki)

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga pada malam hari dimana pada

saat itu ada pertemuan karang taruna serta sosialisasi kesehatan dan dihadiri oleh

para remaja dusun Patihombo.

15) Data 15

Data ini bukan berbentuk tuturan melainkan

sebuah gambar atau foto Sikap duduk para

remaja desa Puwosari ketika bertamu

I

Wujud Bahasa Nonverbal: Duduk diatas

kursi dengan berbagai bentuk yaitu dengan

cara kedua lutut berdempetan, duduk dengan

cara salah satu kaki berada di atas kaki

sebelahnya, dan ada juga yang duduk dengan

kedua lutut berdempetan dan disilang semua

Konteks: Data ini diambil di rumah seorang warga dimana para remaja datang

bertamu ketika Hari Raya Idul Fitri. Ketika bertamu mereka duduk di atas kursi

dengan berbagai bentuk atau cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

57

16) Data 16

Data ini bukan berbentuk tuturan melainkan

sebuah gambar atau foto Sikap duduk para

Remaja

Wujud Bahasa Nonverbal: Duduk di atas tikar

atau lesehan dengan kaki ditekuk ke

belakanga(menyilangkan kaki)

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga dimana pada saat itu ada

pertemuan karang taruna serta sosialisasi kesehatan dan dihadiri oleh para

remaja desa purwosari

Data (14) terjadi di rumah seorang warga dimana pada saat itu ada

pertemuan karang taruna serta sosialisasi kesehatan dan dihadiri oleh para remaja

dusun Patihombo. Data tersebut merupakan wujud bahasa nonverbal kinesik bagian

kaki dan dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan ketika para remaja duduk.

Pada data (14) terlihat para remaja duduk dengan kaki bersila. Duduk dengan cara

seperti yang terlihat pada data tuturan ini merupakan cara duduk yang sudah lazim

dilakukan oleh masyarakat Indonesia ketika duduk diatas tikar (istilah yang sering

digunakan adalah lesehan).

Data (14) ini bukan merupakan data tuturan akan tetapi di sini peneliti lebih

fokus kepada gerakan kaki atau posisi duduk para remaja yang juga merupakan

bentuk bahasa nonverbal jenis kinesik (gerakan tubuh). Gerakan tubuh bagian kaki

ketika duduk seperti yang terlihat pada data (14) memiliki fungsi ilustrator.

Ilustrator menurut Ekman dan Friesen (1969) dalam liliweri Tanda tersebut

merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan sesuatu.

Duduk dengan posisi kaki bersila menurut beberapa remaja yang peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

58

wawancara merupakan posisi duduk yang hampir dilakukan oleh seluruh remaja

desa ketika duduk di lesehan ketika ada disuatu acara seperti yang terlihat pada

gambar.

Data tuturan (15) Data ini diambil di rumah seorang warga dimana para

remaja datang bertamu ketika Hari Raya Idul Fitri. Ketika bertamu mereka duduk

di atas kursi dengan berbagai bentuk atau cara Data (15) terjadi di rumah seorang

warga dimana pada saat itu ada pertemuan karang taruna serta sosialisasi kesehatan

dan dihadiri oleh para remaja dusun Patihombo. Data tersebut merupakan wujud

bahasa nonverbal kinesik bagian kaki dan dalam hal ini peneliti melakukan

pengamatan ketika para remaja duduk. Pada data (15) terlihat para remaja duduk

diatas kursi dengan berbagai bentuk yaitu dengan cara kedua lutut berdempetan,

duduk dengan cara salah satu kaki berada di atas kaki sebelahnya, dan ada juga

yang duduk dengan kedua lutut berdempetan dan disilang semua

Data (15) ini bukan merupakan data tuturan akan tetapi di sini peneliti lebih

fokus kepada gerakan kaki atau posisi duduk para remaja yang juga merupakan

bentuk bahasa nonverbal jenis kinesik (gerakan tubuh). Data ini dapat dikategorikan

sebagai bentuk bahasa nonverbal kinesik pada teori bentuk bahasa nonverbal yang

disampaikan oleh Morris dalam Ruben dan Stewart (2013: 188) yaitu gerakan

isolasi. Duduk dengan posisi kaki seperti yang terlihat pada data selain terlihat

sopan juga bertujuan untuk memblokir bagian tubuh tertentu meskipun

menggunakan celana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

59

Data (16) terjadi di rumah seorang warga dimana pada saat itu ada

pertemuan karang taruna dan acara buka puasa bersama. Data Data tersebut

merupakan wujud bahasa nonverbal kinesik bagian kaki dan dalam hal ini peneliti

melakukan pengamatan ketika para remaja duduk. Pada data (16) terlihat para

remaja duduk dengan kaki yang dilipat ke belakang. Duduk dengan cara seperti

yang terlihat pada data tuturan ini merupakan cara duduk yang diajarkan dalam

kebudayaan Jawa dan sampai sekarag masih dilakukan oleh para remaja ketika

harus duduk dilantai terutama untuk remaja putri yang menggunakan rok.

Data (16) ini bukan merupakan data tuturan akan tetapi di sini peneliti lebih

fokus kepada gerakan kaki atau posisi duduk para remaja yang juga merupakan

bentuk bahasa nonverbal jenis kinesik (gerakan tubuh). Gerakan tubuh bagian kaki

ketika duduk seperti yang terlihat pada data (16) merupakan gerakan anggota tubuh

yang menjelaskan atau menunjukkan sesuatu.

d. Berdasarkan gerakan bahu membungkuk

17) Data 17

Tuturan: Permisi yo mas mbak aku ndisikan yo

(Permisi ya mas mbak aku duluan ya)

Wujud bahasa nonverbal: membungkukkan

badan/bahu, berbicara diserta senyuman,

nada berbicara sedang dengan irama

cenderung cepat

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga bernama Ibu Ayuk. Para

remaja desa yang tergabung dalam Karang Taruna mengadakan pertemuan

rutin sekaligus buka bersama. Penutur adalah seorang remaja yang bernama

Indah yang ingin pulang lebih dahulu karena ada kegiatan lain sedangkan

mitra tuturnya adalah para remaja lain yang sedang duduk lesehan di atas

tika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

60

18) Data 18

Tuturan: Nderek langkung mbah (Permisi mbah)

Wujud bahasa nonverbal: bahu sedikit

membungkuk dan tangan kanan sedikit dimajukan

Konteks: Tuturan terjadi pada pagi hari di Gereja

Santa Maria Fatima Pelem dukuh. Penutur adalah

seorang remaja desa sedangkan mitra tutur adalah

seorang kakek yang sering disebut simbah oleh

orang Jawa

19) Data 19

Tuturan: Sampun cekap pakde kulo kaleh

rencang-rencang bade nyuwun pamit (Sudah

selesai pakde saya dengan teman-teman mohon

pamit)

Wujud bahasa nonverbal: sedikit membung-

kukkan badan/bahu, nada berbicara sedang

dengan irama cenderung pelan

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga. Penutur adalah seorang

remaja bernama Supri dan mitra tutur adalah tuan rumah dan keluarganya.

Penutur dan beberapa temannya datang memberikan bantuan berupa

makanan. Setelah penutur selesai memberikan barang bantuan, penutur dan

teman-temannya pun pamitan terlebih dahulu sebelum pergi

Data tuturan (17) terjadi pada malam hari di rumah seorang warga bernama

Ibu Ayuk. Para remaja desa yang tergabung dalam Karang Taruna mengadakan

pertemuan rutin setiap bulan sekali dan bertepatan dengan bulan Ramadhan, mereka

pun mengadakan acara buka bersama. Penutur adalah seorang remaja bernama

Indah. Ketika bertutur “Permisi yo mbak mas aku ndisekan yo”, Indah selaku

penutur menunjukkan bahasa nonverbal sedikit membungkukkan badan/bahu.

Data tuturan tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal yaitu

unsur kinesik. Unsur kinesik termanifestasi dalam gerakan membungkukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

61

badan ketika melewati orang. Pada masyarakat Jawa, ini merupakan kebiasaan yang

dilakukan anak untuk menghormati orang yang lebih tua.

Data tuturan (18) Tuturan terjadi pada pagi hari di Gereja Santa Maria

Fatima Pelem dukuh. Penutur adalah seorang remaja desa sedangkan mitra tutur

adalah seorang kakek yang sering disebut simbah oleh orang Jawa. Mitra tutur

sedang jalan-jalan sore di depan rumahnya lalu penutur bertemu dan menyapa mitra

tutur. Ketika bertutur “nderek langkung mbah”, Dita selaku penutur menunjukkan

bahasa nonverbal membungkukkan badan/bahu dan wajah menghadap ke arah

mitra tutur.

Data tuturan (18) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yaitu unsur kinesik. Unsur kinesik termanifestasi dalam gerakan membungkukkan

badan ketika bertemu dengan mitra tutur. (1994) adalah menjelaskan tanda-tanda

nonverbal dalam komunikasi. Gerakan tubuh bagian bahu yaitu gerakan

membungkuk seperti yang terlihat pada data tuturan (18) Gerakan membungkukkan

badan tersebut ingin menunjukkan sikap hormat dan sopan kepada orangtua dalam

data ini sopan ketika menyapa orangtua.

Data tuturan (19) terjadi di rumah seorang warga. Penutur adalah seorang

remaja bernama Supri dan mitra tutur adalah tuan rumah dan keluarganya.

Penutur dan beberapa temannya datang memberikan bantuan berupa makanan.

Setelah penutur selesai memberikan barang bantuan, penutur dan teman-teman-

nya pun pamitan terlebih dahulu sebelum pergi. Ketika bertutur, “Sampun cekap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

62

pakde kulo kaleh rencang-rencang bade nyuwun pamit”, Supri selaku penutur

menggunakan bahasa nonverbal bahu yang sedikit dibungkukkan.

Data tuturan (19) dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal yaitu

jenis kinesik. BN kinesik termanifestasi dalam gerakan tubuh yaitu bahu yang

sedikit membungkuk ketika mengucapkan kata “sampun cekap pakde” yang

memiliki arti sudah selesai pakde. Gerakan tubuh bagian bahu yaitu gerakan

membungkuk seperti yang terlihat pada data tuturan (18) tersebut merupakan

gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan sesuatu.

4.2.1.2 Wujud Bahasa Nonverbal Artifaktual

a) Berdasarkan ekspresi wajah tersenyum

20) Data 20

Tuturan: Nggeh bu mugi-mugi Sandra benjeng

sampun saget wangsul lan diparingi waras kaleh

Gusti (Ya mudah-mudahan Sandra besok sudah bisa

pulang dan diberi kesehatan oleh Tuhan)

Wujud bahasa nonverbal: tersenyum ketika

berbicara dengan orangtua

Konteks: Tuturan terjadi di Rumah sakit di daerah Boro, Kulon Progo dimana

pada saat itu beberapa orang remaja sedang mengunjungi temannya yang

sedang sakit dan berbicara dengan Ibu temannya tersebut

21) Data 21

Tuturan: Sebelumnya saya mau mengucapkan

terima kasih kepada mas Tri yang sudah berkenan

memberikan kesempatan kepada teman-teman

semua untuk berkumpul di sini dan disambut

dengan baik, kalau ada kurang dan salahnya

mohon maaf sebesar-besarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

63

Wujud bahasa nonverbal: ekspresi wajah tersenyum

Konteks: Tuturan terjadi pada malam di rumah warga bernama Mbah Sum.

Para remaja yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna mengadakan

pertemuan rutin membayar iuran tabungan dan membahas rencana kegiatan.

Ketika musya- warah selesai salah satu remaja mewakili untuk pamitan

kepada tuan rumah

22) Data 22

Tuturan: Ajeng tindak pundi budhe? (Mau

pergi kemana budhe?)

Wujud Bahasa Nonverbal: ekspresi wajah

tersenyum

Konteks: Tuturan terjadi di Gereja pada sore

hari para remaja sedang duduk didepan

Gereja, da nada seorang Ibu lewat di dekat

mereka lalu mereka pun melihat Ibu itu dan

menyapanya

Data tuturan (20) terjadi pada malam hari di rumah sakit di daerah Boro,

Kulon Progo. Seorang remaja desa bernama Sandra sedang sakit dan dirawat di

rumah sakit tersebut. Beberapa remaja desa pun menjenguk Sandra dan berbincang-

bincang dengan Sandra dan orangtuanya yang kebetulan sedang menjaga Sandra.

Penutur adalah seorang remaja bernama Aji yang mewakili teman-temannya untuk

berbicara dengan orangtua Sandra. Ketika bertutur Nggeh bu mugi-mugi Sandra

benjeng sampun saget wangsul lan diparingi waras kaleh Gusti, Aji selaku penutur

menunjukkan bahasa nonverbal ekspresi wajah menghormati disertai senyuman

dan berbicara dengan nada sedang dengan irama cenderung pelan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

64

Data tuturan (20) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yang dominan yaitu berupa unsur artifaktual. Unsur artifaktual termanifestasi dalam

bentuk ekspresi wajah yang tersenyum dan sikap menghormati mitra tutur serta

nada berbicara yang sedang dengan irama yang cenderung pelan ketika berbicara.

Penggunaan bahasa Jawa Krama juga memperlihatkan sikap menghormati dan

santun kepada orangtua.

Data tuturan (21) terjadi pada malam hari di rumah sakit di daerah Boro,

Kulon Progo. Seorang remaja desa bernama Sandra sedang sakit dan dirawat di

rumah sakit tersebut. Beberapa remaja desa pun menjenguk Sandra dan berbincang-

bincang dengan Sandra dan orangtuanya yang kebetulan sedang menjaga Sandra.

Penutur adalah seorang remaja bernama Aji yang mewakili teman-temannya untuk

berbicara dengan orangtua Sandra. Ketika bertutur Sebelumnya saya mau

mengucapkan terima kasih kepada mas Tri yang sudah berkenan memberikan

kesempatan kepada teman-teman semua untuk berkumpul di sini dan disambut

dengan baik, kalau ada kurang dan salahnya mohon maaf sebesar-besarnya, Aji

selaku penutur menunjukkan bahasa nonverbal ekspresi wajah menghormati

disertai senyuman dan berbicara dengan nada sedang dengan irama cenderung

pelan.

Data tuturan (21) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yang dominan yaitu berupa unsur artifaktual. Unsur artifaktual termanifestasi dalam

bentuk ekspresi wajah yang tersenyum dan sikap menghormati mitra tutur serta

nada berbicara yang sedang dengan irama yang cenderung pelan ketika berbicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

65

Penggunaan bahasa Jawa Krama juga memperlihatkan sikap menghormati dan

santun kepada orangtua.

Data tuturan (22) terjadi Tuturan terjadi di Gereja pada sore hari para remaja

sedang duduk didepan Gereja, da nada seorang Ibu lewat di dekat mereka lalu

mereka pun melihat Ibu itu dan menyapanya. Ketika bertutur, “Ajeng tindak pundi

budhe?”, para remja tersebut menunjukkan bahasa nonverbal ekspresi wajah

menghormati disertai senyuman.

Data tuturan (22) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yaitu berupa unsur artifaktual yang termanifestasi dalam bentuk ekspresi wajah

yang tersenyum dan sikap menghormati mitra tutur serta nada berbicara yang

sedang dengan irama yang cenderung pelan ketika berbicara. Penggunaan bahasa

Jawa Krama juga memperlihatkan sikap menghormati dan santun kepada orangtua.

b) Berdasarkan ekspresi wajah tertawa

23) Data 23

Tuturan: haha iyo wingi ra ketok aku mkane

ceblok (haha iya kemarin gak lihat aku

makanya jatuh)

Wujud Bahasa Nonverbal: ekspresi wajah

tertawa

Konteks: Tuturan terjadi siang hari di rumah warga bernama Mbah Partilah

dimana pada saat itu cucu dari mbah Partilah bernama Vansa sedang duduk

di ruang tamu bersama adiknya Diva dan beberapa temannya. Mereka pun

bercerita dan tertawa gembira.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

66

24) Data 24

Tuturan: haha Nggeh niku lah pakdhe

durung rejeki kulo (Iya pakde sudah

kemarin tinggal ujian)

Wujud Bahasa Nonverbal: ekspresi wajah

tertawa

Konteks: Konteks: Tuturan terjadi pada malam di depan gereja, dimana

pada saat itu para remaja akan melakukan kegiatan doa bersama. Sambil

menunggu para remaja yang belum hadir, penutur yang juga merupakan

seorang remaja berbicara dengan penjaga gereja. Ia menceritakan

pengalamannya mengikuti lomba di suatu tempat namun tidak berhasil.

Data tuturan (23) terjadi pada siang hari di rumah warga bernama

Mbah Partilah dimana pada saat itu cucu dari mbah Partilah bernama Vansa

sedang duduk di ruang tamu bersama adiknya Diva dan beberapa temannya.

Mereka pun bercerita dan tertawa gembira. Ketika bertutur, “haha iyo wingi

ra ketok aku mkane ceblok,” Penutur berbicara disertai dengan tertawa.

Data tuturan (23) ini dilengkapi dengan penggunaan bahasa

nonverbal jenis artifaktual yang termanifestasi dalam ekspresi wajah

tertawa. Penggunaan bahasa nonverbal ini ingin menunjukkan bahwa

penutur merasa lucu mengingat kejadian yang kemarin menimpanya.

Data tuturan (24), Tuturan terjadi pada malam di depan gereja,

dimana pada saat itu para remaja akan melakukan kegiatan doa bersama.

Sambil menunggu para remaja yang belum hadir, penutur yang juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

67

merupakan seorang remaja berbicara dengan penjaga gereja. Ia

menceritakan pengalamannya mengikuti lomba di suatu tempat namun tidak

berhasil. Ketika bertutur, “haha Nggeh niku lah pakdhe durung rejeki

kulo”, penutur berbicara disertai dengan ekspresi wajah tertawa.

Data tuturan (24) ini dilengkapi dengan penggunaan bahasa

nonverbal jenis artifaktual yang temanifestasi dalam ekspresi wajah tertawa.

Penggunaan bahasa nonverbal ini ingin menunjukkan bahwa penutur

merasa sudah menerima bahwa lomba yang diikutinya belum rejekinya

untuk menang dan ia menunjukkan sikap legowo itu dengan tertawa.

c) Berdasarkan pakaian yang digunakan

25) Data 25

Tuturan: Monggo pak.. monggo buk..

(Silahkan pak.. silahkan buk)

Wujud bahasa nonverbal: mengenakan

baju batik lengan panjang

Konteks: Tuturan terjadi pada malam hari di rumah warga bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan acara midodareni. Penutur adalah seorang

remaja bernama Jalu dan mitra tuturnya adalah para tamu. Jalu bertugas

sebagai sinoman yang mengantarkan minuman ke para tamu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

68

26) Data 26

Tuturan:

Tamu : Mbak nyuwun dawet e nggeh

setunggal mawon

Tina :Oh nggeh bu sekedap nggeh

(Tamu : Mbak minta dawetnya ya satu

saja

Tina : Oh iya bu sebentar ya)

Wujud bahasa nonverbal: menggunakan pakaian adat Jawa untuk

perempuan yaitu kebaya dan wajah dibalut dengan make up serta rambut yang

disanggul

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga yang bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan resepsi pernikahan putrinya. Penutur adalah

seorang remaja desa bernama Tina yang bertugas menjadi sinoman bagian

konsumsi dan mitra tutur adalah seorang ibu yang merupakan tamu di acara

tersebut. Bahasa yang digunakan penutur adalah bahasa Jawa

27) Data 27

Acara Baritan di Desa Purwosari

Wujud bahasa nonverbal: ekspresi wajah

tampak gembira dan ceria menandakan

mereka senang dan turut bersyukur

mengikuti acara baritan serta menggunakan

pakaian surjan lurik yang merupakan

pakaian adat Jawa

Konteks: Tuturan terjadi pada pagi hari dimana masyarakat Desa Purwosari

mengadakan acara baritan. Baritan merupakan sebuah tradisi masyarakat

Jawauntuk mengucap syukur kepada Tuhan atas panen yang diberikan.

Baritan selalu diadakan pada pagi hari dan diiukti olemasyarkat desa mulai

dari anak kecil, remaja hinga para sesepuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

69

28) Data 28

Data ini merupakan wujud bahasa

nonverbal berdasarkan dari pakaian yang

digunakan

Wujud bahasa nonverbal: menggunakan

kaos lengan pendek, celana pendek selutut

dan ada juga yang menggunakan celana

panjang

Konteks: Tuturan terjadi di jalan sekitar musholla Al-Mukminun. Para

remaja desa sedang membersihkan mushola dan sekitarnya yang akan

digunakan untuk sholat Ied umat muslim

Data tuturan (25) terjadi pada malam hari di rumah seorang warga bernama

Bapak Sukirman. Pada saat itu Pak Kirman sedang mengadakan acara midodareni.

Penutur adalah seorang remaja bernama Jalu yang bertugas menjadi sinoman pada

acara tersebut. Ia bertugas dibagian menghidangkan konsumsi kepada para tamu

yang menjadi mitra tuturnya. Pada saat melayani para tamu, Jalu dan para remaja

yang turut serta menjadi sinoman menggunakan pakaian yaitu batik.

Data tuturan tersebut terdapat penggunaan bahasa bahasa nonverbal yaitu

jenis arifaktual yang termanifestasi dalam pakaian yang digunakan. Data ini dapat

dikategorikan sebagai bentuk bahasa nonverbal artifaktual sesuai teori bentuk

bahasa nonverbal yang disampaikan oleh Duncan (dalam Rakhmat, 1985). Melalui

pakaian manusia dapat menyampaikan perasaan, status dan peranan, serta

formalitas. Dalam data ini para remaja memakai pakaian batik karena berada dalam

acara adat Jawa yang termasuk ke dalam sebuah acara formal. Para remaja memakai

pakaian batik untuk menunjukkan formalitas mereka mengikuti

acara adat tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

70

Data tuturan (26) terjadi di rumah seorang warga yang bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan resepsi pernikahan putrinya. Penutur adalah seorang

remaja desa bernama Tina yang bertugas menjadi sinoman bagian konsumsi dan

mitra tutur adalah seorang ibu yang merupakan tamu di acara tersebut. Bahasa yang

digunakan penutur adalah bahasa Jawa Krama. Pada saat melayani para tamu, Jalu

dan para remaja yang turut serta menjadi sinoman menggunakan kebaya.

Data tuturan tersebut terdapat penggunaan bahasa bahasa nonverbal yaitu

jenis arifaktual yang termanifestasi dalam pakaian yang digunakan. Data ini dapat

dikategorikan sebagai bentuk bahasa nonverbal artifaktual sesuai teori bentuk

bahasa nonverbal yang disampaikan oleh Duncan (dalam Rakhmat, 1985). Melalui

pakaian manusia dapat menyampaikan perasaan, status dan peranan, serta

formalitas. Dalam data ini para remaja putri yang bertugas menjadi sinoman

memakai kebaya dan juga make up karena berada dalam acara adat Jawa yang

termasuk ke dalam sebuah acara formal. Para remaja memakai kebaya untuk

menunjukkan formalitas mereka mengikuti acara adat tersebut.

Data (27) terjadi pada pagi hari dimana masyarakat desa Purwosari

mengadakan acara baritan. Baritan merupakan sebuah tradisi masyarakat Jawa

untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas panen yang diberikan. Baritan selalu

diadakan pada pagi hari dan diikuti oleh masyarkat desa mulai dari anak kecil,

remaja hingga para sesepuh. Pada saat baritan, masyarakat desa menggunakan

pakaian adat Jawa baik laki-laki maupun perempuan. Laki-laki memakai surjan atau

lurik dan perempuan memakai kebaya. Acara baritan ini diikuti oleh seluruh

masyarakat desa mulai dari anak kecil hingga para sesepuh desa tak terkecuali para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

71

remaja. Terlihat pada data (27) para remaja ikut serta memeriahkan acara syukuran

ini dengan menggunakan pakaian adat Jawa.

Data tuturan (28) terjadi di rumah seorang warga yang bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan resepsi pernikahan putrinya. Penutur adalah seorang

remaja desa bernama Tina yang bertugas menjadi sinoman bagian konsumsi dan

mitra tutur adalah seorang ibu yang merupakan tamu di acara tersebut. Bahasa yang

digunakan penutur adalah bahasa Jawa Krama. Pada saat melayani para tamu, Jalu

dan para remaja yang turut serta menjadi sinoman menggunakan kebaya.

Data tuturan tersebut terdapat penggunaan bahasa bahasa nonverbal yaitu

jenis arifaktual yang termanifestasi dalam pakaian yang digunakan. Data ini dapat

dikategorikan sebagai bentuk bahasa nonverbal artifaktual sesuai teori bentuk

bahasa nonverbal yang disampaikan oleh Duncan (dalam Rakhmat, 1985). Melalui

pakaian manusia dapat menyampaikan perasaan, status dan peranan, serta

formalitas. Dalam data ini para remaja putri yang bertugas menjadi sinoman

memakai kebaya dan juga make up karena berada dalam acara adat Jawa yang

termasuk ke dalam sebuah acara formal. Para remaja memakai kebaya untuk

menunjukkan formalitas mereka mengikuti acara adat tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

72

4.2.1.3 Wujud Bahasa Nonverbal Paralinguistik

a) Berdasarkan nada berbicara rendah dan pelan

29) Data 29

Tuturan: Nggeh bu mugi-mugi Sandra benjeng

sampun saget wangsul lan diparingi waras kaleh

Gusti (Ya mudah-mudahan Sandra besok sudah

bisa pulang dan diberi kesehatan oleh Tuhan)

Wujud bahasa nonverbal: Nada berbicara sedang

dan berbicara dengan irama cenderung pelan

Konteks: Tuturan terjadi di Rumah sakit di daerah Boro, Kulon Progo dimana

pada saat itu beberapa orang remaja sedang mengunjungi temannya yang

sedang sakit dan berbicara dengan Ibunya

30) Data 30

Tuturan: Bu niki kan setiap pertemuan wonten

subsidi kagem snack lan minum dados nyuwun

tulung niki ditampi nggeh bu (Bu ini kan setiap per-

temuan ada subsidi untuk snack dan minum jadi

minta tolong ini diterima bu)

Wujud bahasa nonverbal: nada berbicara sedang

dengan irama cenderung pelan

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga bernama mbah Sum. Para

remaja mengadakan pertemuan bulanan organisasi Karang Taruna Desa Purwo-

sari. Penutur adalah seorang remaja bernama Ika dan mitra tuturnya adalah

Mbah Sum (tuan rumah)

Data tuturan (29) terjadi pada malam hari di rumah sakit di daerah Boro,

Kulon Progo. Seorang remaja desa bernama Sandra sedang sakit dan dirawat di

rumah sakit tersebut. Beberapa remaja desa pun menjenguk Sandra dan berbincang-

bincang dengan Sandra dan orangtuanya yang kebetulan sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

73

menjaga Sandra. Penutur adalah seorang remaja bernama Aji yang mewakili teman-

temannya untuk berbicara dengan orangtua Sandra. Ketika bertutur Nggeh bu mugi-

mugi Sandra benjeng sampun saget wangsul lan diparingi waras kaleh Gusti, Aji

selaku penutur menunjukkan bahasa nonverbal ekspresi wajah menghormati

disertai senyuman dan berbicara dengan nada sedang dengan irama cenderung

pelan.

Data tuturan (29) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yang dominan yaitu berupa unsur artifaktual. Unsur artifaktual termanifestasi dalam

bentuk nada berbicara yang sedang dengan irama yang cenderung pelan ketika

berbicara. Penggunaan bahasa Jawa Krama juga memperlihatkan sikap

menghormati dan santun kepada orangtua. Kridalaksana (2008: 173) paralingustik

adalah hal yang bersangkutan dengan ciri-ciri bunyi; misal berbisik, suara

meninggi, dsb., yang ada dalam atau menyertai suara seseorang dalam berbahasa.

Data tuturan (30) terjadinya Tuturan terjadi di rumah seorang warga

bernama mbah Sum. Para remaja mengadakan pertemuan bulanan organisasi

Karang Taruna Desa Purwosari. Penutur adalah seorang remaja bernama Ika dan

mitra tuturnya adalah tuan rumah yang akrab disapa mbah Sum. Ketika bertutur,

“Bu niki kan setiap pertemuan wonten subsidi kagem snack lan minum dados

nyuwun tulung niki ditampi bu”, Ika selaku penutur menunjukkan gerakan

nonverbal berbicara dengan nada sedang dengan irama cenderung pelan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

74

Data tuturan (30) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yang dominan yaitu berupa unsur paralinguistik yang termanifestasi dalam bentuk

ekspresi wajah yang tersenyum dan sikap menghormati mitra tutur serta nada

berbicara yang sedang dengan irama yang cenderung pelan ketika berbicara.

Penggunaan bahasa Jawa Krama juga memperlihatkan sikap menghormati dan

santun kepada orangtua.

b) Berdasarkan nada berbicara tinggi dan cepat

31) Data 31

Tuturan: Iki dilebokne ngene lo dibolongi sek

tapi bar kui lagi tutup uwes rampung

(Ini dimasukkan gini lo dilubangi dulu tapi habis itu

baru ditutup sudah selesai)

Wujud bahasa nonverbal : Nada bicara agak tinggi

dan berbicara cenderung cepat

Konteks: Tuturan terjadi di jalan sekitar musholla Al-Mukminun. Para remaja desa

sedang membersihkan mushola dan sekitarnya yang akan digunakan untuk sholat

Ied umat muslim. Penutur adalah seorang remaja yang menjelaskan cara membuat

lampu corong untuk atribut atau hiasan untuk malam takbiran

Data tuturan (31) Tuturan terjadi di jalan sekitar musholla Al-Mukminun.

Para remaja desa sedang membersihkan mushola dan sekitarnya yang akan

digunakan untuk sholat Ied umat muslim. Penutur adalah seorang remaja yang

menjelaskan cara membuat lampu corong untuk atribut atau hiasan untuk malam

takbiran. Ketika bertutur, “Iki dilebokne ngene lo dibolongi sek tapi bar kui lagi

tutup uwes rampung”, Ika selaku penutur berbicara dengan Nada bicara agak tinggi

dan berbicara cenderung cepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

75

Data tuturan (31) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

yaitu jenis paralinguistik. BN paralinguistik termanifestasi ketika penutur berbicara

yaitu dengan nada sedikit tinggi dan penutur berbicara dengan irama cenderung

cepat. Data tuturan ini merupakan contoh penggunaan bahasa nonverbal unsur

paralinguistik yang terintergrasi dalam suatu tuturan. Seperti yang disampaikan

oleh Kridalaksana (2008: 173) paralingustik adalah hal yang bersangkutan dengan

ciri-ciri bunyi; misal berbisik, suara meninggi, dsb., yang ada dalam atau menyertai

suara seseorang dalam berbahasa. Dalam data ini penutur berbicara dengan disertai

suara yang sedikit meninggi dengan irama yang cenderung cepat.

4.2.1.4 Wujud Bahasa Nonverbal Proksemik

32) Data 32

Tuturan: Iki ke piye ki tolong iki cekel

nduwur e yo, dek devi seng nuangi

kuah e vansa seng leboke ubine

(Ini gimana ini tolong ini dipegang atasnya,

dek devi yang tuang kuahnya vansa yang

masukkan ubinya)

Wujud bahasa nonverbal: Jarak bicara intim, 1,5 kaki menunjukkan

keakraban para remaja putri

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga bernama ibu Ayuk

dimana pada saat itu akan dilaksanakan pertemuan bulanan Karang Taruna

dan buka puasa bersama. Para remaja putri mempersiapkan minuman dan

makanan yang akan disantap saat buka buasa. Penutur bernama Tiwi yang

meminta bantuan memegang jumbo dan menghidangkan kolak dan takjil.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Ngoko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

76

33) Data 33

Tuturan: Iki dilebokne ngene lo dibolongi sek

tapi bar kui lagi tutup uwes rampung (Ini

dimasukkan gini lo dilubangi dulu tapi

habis itu baru ditutup sudah selesai)

Wujud bahasa nonverbal: Jarak bicara pribadi

sekitar 1,5 – 4 kaki

Konteks : Tuturan terjadi di jalan sekitar musholla Al-Mukminun. Para

remaja desa sedang membersihkan mushola dan sekitarnya yang akan

digunakan untuk sholat Ied umat muslim. Penutur adalah seorang remaja

yang menjelaskan cara membuat lampu corong untuk atribut atau hiasan

untuk malam takbiran

Data tuturan (32) terjadi di rumah seorang warga bernama ibu Ayuk dimana

pada saat itu akan dilaksanakan pertemuan bulanan Karang Taruna dan buka puasa

bersama. Para remaja putri mempersiapkan minuman dan makanan yang akan

disantap saat buka buasa. Penutur bernama Tiwi yang meminta bantuan memegang

jumbo dan menghidangkan kolak dan takjil. Bahasa yang digunakan adalah bahasa

Jawa Ngoko. Ketika bertutur, “: Iki ke piye ki tolong iki cekel nduwur e yo, dek devi

seng nuangi kuah e vansa seng leboke ubine”, penutur dan mitra tutur menunjukkan

wujud bahasa nonverbal berdasarkan jarak ketika berbicara.

Data tuturan (32) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

jenis prosemik yang termanifestasi dalam jarak dan posisi ketika berbicara. Data ini

merupakan wujud penggunaan bahasa nonverbal jenis prosemik yaitu percakapan

biasa 1,5-4 kaki sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Edward Hall dalam

Ruben dan Stewart (2013: 193).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

77

Data tuturan (33) terjadi di jalan sekitar musholla Al-Mukminun. Para

remaja desa sedang membersihkan mushola dan sekitarnya yang akan digunakan

untuk sholat Ied umat muslim. Penutur adalah seorang remaja yang menjelaskan

cara membuat lampu corong untuk atribut atau hiasan untuk malam takbiran. Ketika

bertutur, “Iki dilebokne ngene lo dibolongi sek tapi bar kui lagi tutup uwes

rampung”, penutur dan mitra tutur menunjukkan wujud bahasa nonverbal

berdasarkan jarak ketika berbicara.

Data tuturan (33) tersebut dilengkapi dengan penggunaan bahasa nonverbal

jenis prosemik yang termanifestasi dalam jarak dan posisi ketika berbicara. Data ini

merupakan wujud penggunaan bahasa nonverbal jenis prosemik yaitu percakapan

biasa 1,5-4 kaki sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Edward Hall dalam

Ruben dan Stewart (2013: 193).

4.2.2 Makna Pragmatik Pemakaian Bahasa Nonverbal Remaja Etnis Jawa

Peneliti telah mengkaji makna-makna yang terdapat dalam pemakaian bahasa

nonverbal yang dimunculkan oleh para remaja desa Purwosari melalui konteks.

Terdapat makna pragmatik permohonan maaf, ucapan terima kasih, ucapan salam,

menyapa, pamitan, dan kesediaan. Berlandaskan teori yang disampaikan oleh

Purwo (1990: 16) serta Wijana dan Rohmadi (2009: 215), berikut akan dipaparkan

makna pragmatik tersebut.

4.2.2.1 Makna Permohonan Maaf

Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai makna

tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Pragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

78

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks

khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009: 215) menjelaskan bahwa pada

hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tuturnya

mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud sama halnya dengan makna

pragmatik. Maksud yang diutarakan oleh seorang penutur tidak selamanya

diutarakan secara langsung atau tersurat, akan tetapi ada kalanya diutarakan secara

tidak langsung atau tersirat. Seperti makna yang terdapat pada data tuturan berikut

ini.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kata maaf berarti 1)

pembebasan seseorang dari hukuman (tuntutan, denda, dan sebagainya) karena

suatu kesalahan, ampun 2) ungkapan permintaan ampun atau penyesalan, 3)

ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu. Setiap manusia pernah berbuat

kesalahan dan bentuk atau cara seseorang yang lazim digunakan untuk

mempertanggungjawabkan kesalahan tersebut yaitu melalui permohonan maaf.

Namun tidak semua permohonan maaf dilontarkan ketika seseorang berbuat suatu

kesalahan, tetapi juga diucapkan ketika ingin melakukan sesuatu terutama apabila

sedang berkomunikasi dengan orang yang lebih tua sebagai bentuk menghormati

maka ucapkanlah kata maaf. Contoh “maaf pak saya izin keluar duluan”, “mohon

izin pak saya naik ke atas panggung”, atau dengan menggunakan bahasa daerah

seperti “ngapunten kulo ndisikan bu”dan sebagainya.

Ketika mengucapkan kata maaf, tidak hanya mulut yang bergerak. Beberapa

orang akan menunjukkan gerakan anggota tubuh lain sebagai bentuk penghormatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

79

atau mempertegaskan tuturan yang disampaikan. Seperti tangan dan bahu.

Perhatikan data berikut.

1) Data 1

Tuturan: Ngapunten niki kulo ken nenggo

lomba niki budhe (Maaf ini saya disuruh

nunggu lomba yang ini budhe)

Wujud bahasa nonverbal: bahu sedikit

membungkuk

Konteks: Tuturan terjadi pada siang hari di aula gereja Paroki Administrasi

Santa Maria a Fatima Pelem Dukuh. Tuturan dilakukan oleh seorang remaja

bernama Dita yang berbicara dengan seorang Ibu yang kerap dipanggil Budhe

Sur. Tuturan lisan disampaikan dalam bahasa Jawa Krama alus. Penutur dan

mitra tutur sedang sibuk mempersiapkan perlombaan cerdas cermat liturgi.

Data tersebut menunjukkan adanya konteks situasi yang dilengkapi dengan

komponen-komponen pendukung seperti tempat, waktu, peserta tuturan, situasi dan

bahasa yang digunakan dalam komunikasi. Data tersebut berupa tuturan dan wujud

bahasa nonverbal yang terjadi di aula gereja Paroki Administrasi Santa Maria a

Fatima Pelem Dukuh. Peserta tuturan dalam data tersebut adalah seorang remaja

dan seorang Ibu. Situasi pada saat terjadinya pertuturan cukup riweh karena peserta

tuturan sedang sibuk mempersiapkan perlombaan. Mitra tutur dalam data tersebut

yaitu Budhe Sur meminta tolong kepada penutur untuk membantunya mengawasi

perlombaan merangkai bunga, akan tetapi penutur tidak dapat membantu karena

harus mempersiapkan lomba cerdas cermat liturgi.

Tanpa mengurangi rasa hormat, penutur pun mengungkapkan permohonan

maaf kepada mitra tutur dengan mengatakan kata ngapunten dan sedikit

membungkukkan badan. Data tuturan ini merupakan bentuk kesantunan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

80

ditunjukkan oleh remaja desa. Tuturan yang disampaikan oleh penutur sesuai

dengan saran agar tuturan dapat mencerminkan kesantunan yang disampaikan oleh

Pranowo (2009: 104) yaitu menggunakan kata “maaf” untuk tuturan yang

diperkirakan akan menyinggung perasaan lain.

Makna pragmatik data 1 berupa tuturan dan wujud bahasa nonverbal adalah

bentuk permohonan maaf yang ditujukan kepada orangtua yang usianya jauh di atas

para remaja. Hidup rukun dan saling memaafkan juga diterapkan oleh para remaja

dusun Patihombo. Hal ini terlihat pada saat acara syawalan memperingati Hari Raya

Idul Fitri. Semua remaja berkumpul dan acara salam-salaman seperti yang lazim

dilakukan pada saat lebaran. Perhatikan data berikut.

2) Data 2

Tuturan: Maaf lahir dan batin sepurane nek

salahku akeh yo (Maaf lahir dan batin maaf kalau

salahku banyak ya)

Wujud bahasa nonverbal: Berjabat tangan,

ekspresi wajah tersenyum, nada berbicara sedang

dengan irama cenderung cepat

Konteks: Tuturan terjadi pada malam hari di rumah teko desa Purwosari. Para

remaja desa mengadakan acara syawalan. Seperti pada tahun-tahun

sebelumnya ada sesi salam-salaman. Para remaja berdiri dan secara bergantian

berjabat tangan satu dengan lainnya.

Data tuturan tersebut menunjukkan adanya konteks situasi yang dilengkapi

dengan komponen-komponen pendukung seperti tempat, waktu, peserta tuturan,

situasi dan bahasa yang digunakan dalam komunikasi. Data tersebut terjadi di

rumah teko desa Purwosari yang merupakan salah satu tempat singgah apabila ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

81

yang berwisata di desa Purwosari. Acara syawalan tersebut dilaksanakan pada

malam hari. Peserta tuturan adalah para remaja yang hadir di acara syawalan. Salah

satu kegiatan dalam acara syawalan tersebut adalah saling berjabat tangan dan

bermaaf-maafan. Para remaja secara bergantian saling bersalam-salaman dan

mengungkapkan permohonan maaf seperti yang lazim dilakukan pada saat lebaran

Idul Fitri. Kegiatan ini sudah menjadi kegiatan wajib bagi para remaja ketika Hari

Raya Idul Fitri. Pemakaian bahasa Jawa Ngoko memperlihatkan keakraban diantara

mereka serta wujud bahasa nonverbal bersalaman semakin memperlihatkan

kesungguhan mereka dalam permohonan maaf, inilah makna pragmatik dalam data

(2) yaitu permohonan maaf yang disampaikan kepada sesama remaja desa.

4.2.2.2 Makna Ucapan Terima kasih

Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai makna

tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Pragmatik

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks

khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009: 215) menjelaskan bahwa pada

hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tuturnya

mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud sama halnya dengan makna

pragmatik. Maksud yang diutarakan oleh seorang penutur tidak selamanya

((diutarakan secara langsung atau tersurat, akan tetapi ada kalanya diutarakan

secara tidak langsung atau tersirat. Seperti makna yang terdapat pada data tuturan

berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

82

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) kata terima kasih memiliki arti

rasa syukur. Pengucapan terima kasih pada umumnya akan diucapkan apabila

seseorang menerima bantuan atau suatu benda dari orang lain, maka ia akan

mengucapkan terima kasih sebagai ungkapan syukurnya karena sudah dibantu dan

diberi. Seperti yang dilakukan oleh para remaja berikut ini. Perhatikan data berikut

ini.

3) Data 3

Tuturan: Maturnuwun nggeh mbah (terima kasih

ya mbah)

Wujud bahasa nonverbal: bersalaman dan

sedikit membungkukkan badan/bahu, ekspresi

wajah tersenyum, nada berbicara sedang dengan

irama cenderung pelan

Konteks: Tuturan terjadi di Tuturan terjadi di

rumah seorang warga bernama mbah Sum. Para

remaja mengadakan pertemuan bulanan organisasi

Karang Taruna Desa Purwosari. Penutur adalah

remaja bernama Agus dan Vansa mitra tuturnya

adalah Mbah Sum (tuan rumah). Penutur dan para

remaja lainnya hendak pulang kerumah masing-

masing

Data tuturan tersebut terjadi pada malam hari di rumah seorang warga desa

yang bernama simbah Sum. Pada saat itu para remaja desa mengadakan pertemuan

rutin bulanan karang taruna. Peserta tutur adalah remaja desa yang bernama Vansa

dan Agus. Secara bergantian para remaja pun menyalami mbah Sum dan anak-

anaknya. Begitu pula yang dilakukan oleh Vansa dan Agus. Ketika ingin

meninggalkan rumah mereka tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada

mbah Sum sambil bersalaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

83

Tuturan yang disampaikan oleh Agus dan Vanza merupakan bentuk

kesantunan yang ditujukan kepada orangtua. Pranowo (2009: 104) juga

menyampaikan saran bahwa agar mencerminkan rasa santun gunakanlah

kata”terima kasih” sebagai penghormatan atas kebaikan orang lain. Dalam hal ini

Agus dan Vansa menyampaikan rasa “terima kasih” menggunakan bahasa Jawa

yaitu “maturnuwun” kepada mbah Sum selaku mitra tutur sebagai bentuk

penghormatan atas kebaikan mbah Sum sudah bersedia menyediakan tempat para

remaja berkumpul. Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa makna

pragmatik dari data ini adalah ucapan terima kasih yang ditujukan kepada orangtua.

4.2.2.3 Makna Ucapan Salam

Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai makna

tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Pragmatik

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks

khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009: 215) menjelaskan bahwa pada

hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tuturnya

mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud sama halnya dengan makna

pragmatik. Maksud yang diutarakan oleh seorang penutur tidak selamanya

diutarakan secara langsung atau tersurat, akan tetapi ada kalanya diutarakan secara

tidak langsung atau tersirat. Seperti makna yang terdapat pada data tuturan berikut

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

84

Sebelum memasuki rumah sebaiknya ucapkan salam, ketika bertemu dengan

orangtua ucapkan salam, itulah tanda bahwa seorang remaja mempunyai sikap dan

rasa hormat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kata ucapan berarti 1)

kata yang diucapkan (dilisankan, disebutkan); ujaran, 2) lafal; sebutan, 3) kata-kata

dalam pidato atau sambutan, 4) perkataan sebagai pernyataan rasa hati (seperti rasa

sukacita, rasa terima kasih, dan sebagainya). Sedangkan kata salam dalam KBBI

memiliki arti 1) damai, 2) pernyataan hormat; tabik, dan 3) ucapkan assalamu

alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ucapan salam ketika bertamu ke rumah orang diterapkan oleh para remaja. Hal

yang lazim disebutkan oleh para remaja etnis Jawa yaitu kata “kulonuwun”.

Perhatikan data berikut.

4) Data 4

Tuturan: Kulonuwon (Permisi)

Wujud Bahasa nonverbal: mengetuk pintu

Konteks: Tuturan terjadi di sebuah ruma bernama

Pak Paijo, dimana pada saat itu ada remaja bernama

Dita datang ke rumah untuk memberikan makanan

Ketika bertamu ke rumah orang, sudah sepantasnya sebelum masuk rumah

kita mengetuk pintu terlebih dahulu. Hal ini merupakan satu kebiasaan yang sudah

diketahui banyak orang. Biasanya ketika kita mengetuk pintu kita akan memanggil

pemilik rumah dengan kata permisi atau bahasa daerah yang memiliki makna kata

permisi. Seperti halnya masyarakat etnis Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

85

Ketika bertamu selain mengetuk pintu sebagai salah satu wujud bahasa

nonverbal, mereka akan mengucapkan kata “Kulonuwun” yang berarti permisi.

Pemakaian bahasa nonverbal ketika bertamu ini memiliki maksud agar pemilik

rumah segera membukakan pintu dan menyambut tamu yang datang dan maksud

pemakaian bahasa nonverbal ini dapat dipahami oleh mitra tutur dalam data ini

adalah pemilik rumah yaitu Pak Paijo yang membukakan pintu dan menyambut

penutur yang menjadi tamunya.

4.2.2.4 Makna Menyapa

Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai makna

tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Pragmatik

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks

khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009: 215) menjelaskan bahwa pada

hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tuturnya

mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud sama halnya dengan makna

pragmatik. Maksud yang diutarakan oleh seorang penutur tidak selamanya

diutarakan secara langsung atau tersurat, akan tetapi ada kalanya diutarakan secara

tidak langsung atau tersirat. Seperti makna yang terdapat pada data tuturan berikut

ini.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), menyapa merupakan turunan

dari kata sapa yang memiliki arti mengajak bercakap-cakap dan menegur. Menyapa

adalah salah satu kebiasaan yang kerap kita jumpai ketika berkunjung ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

86

desa. Sikap ramah yang ditunjukkan oleh masyarakat desa baik kepada sesama

masyarakat desa maupun kepada pengunjung desa. Perhatikan data berikut.

5) Data 5

Tuturan: Nderek langkung mbah (Permisi mbah)

Wujud bahasa nonverbal: bahu sedikit

membungkuk

Konteks: Tuturan terjadi pada pagi hari di depan

rumah seorang warga desa. Penutur adalah seorang

remaja desa sedangkan mitra tutur adalah seorang

kakek yang biasa dipanggil simbah oleh orang Jawa.

Mitra tutur sedang jalan-jalan pagi di depan

rumahnya lalu penutur bertemu dan menyapa mitra

tutur. Penutur menggunakan bahasa Jawa Krama

dalam berkomunikasi.

Dalam tuturan tersebut menunjukkan adanya konteks situasi yang dilengkapi

dengan komponen-komponen pendukung yaitu tempat, peserta tuturan, dan bahasa

yang digunakan. Waktu terjadinya tuturan tersebut adalah di pagi hari pada saat

matahari sudah menampakkan dirinya. Penggunaan bahasa Jawa Krama juga

memperlihatkan maksud menghormati orangtua.

Ketika berjumpa dengan orang yang kita kenal kerapkali kita akan saling

menyapa, begitu juga yang dilakukan para remaja di dusun Patihombo, desa

Purwosari, Kulon Progo. Para remaja desa memang terkenal dengan keramahannya,

selain masih kental dengan adat istiadat Jawa, suasana desa pun turut mendukung

untuk melihat keramahan mereka. Sudah menjadi keharusan seorang remaja untuk

menghormati dan sopan kepada orangtua. Tentu sapaan yang dituturkan memiliki

makna pragmatik tersendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

87

Sapaan untuk orangtua dengan teman sebaya memang biasanya berbeda.

Ketika bertemu dengan orangtua dan menyapa mereka, rata-rata anak remaja akan

menunjukkan rasa hormat mereka berbeda dengan cara ketika menyapa temannya.

Begitu pula yang dilakukan oleh para remaja desa Purwosari. Ketika bertemu

dengan orangtua mereka akan menyapa menggunakan bahasa Jawa Krama dan

tidak sedikit juga akan membungkukkan badan mereka untuk menunjukkan sikap

menghormati. Akan berbeda cerita ketika yang dijumpai adalah teman sebaya.

Ketika bertemu dengan teman sebayanya mereka cenderung akan menggunakan

bahasa Jawa Ngoko dan jarang bahkan mungkin tidak ada yang membungkukkan

badan seperti halnya ketika menyapa orangtua. Perhatikan data berikut.

6) Data 6

Tuturan: Weehh pie kabarmu wes sui ra ketok

(Gimana kabarmu udah lama tidak

kelihatan)

Wujud bahasa nonverbal: Nada berbicara sedikit

tinggi dan berbicara dengan irama cenderung cepat

berjabat tangan

Konteks: Tuturan terjadi di rumah teko kawasan wisata gunung gilingan pada

saat acara syawalan bersama Karang Taruna. Penutur adalah seorang remaja

desa bernama Jalu yang baru saja datang dan kebiasaan pada umumnya ketika

datang langsung bersalaman

Menyapa dan saling berjabat tangan adalah bentuk keramahan yang dimiliki

oleh para remaja etnis Jawa. Hal yang pertama kali dilakukan ketika bertemu adalah

saling berjabat tangan. Pada tuturan (6) tersebut terlihat salah seorang remaja yang

baru saja datang dan langsung menyalami teman-temannya yang ada di sana. Ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

88

berjumpa dengan mitra tutur ia pun langsung bersalaman dan bertanya kabar.

Makna menyapa juga terlihat dalam data berikut.

7) Data 7

Tuturan: Ajeng tindak pundi budhe? (Mau

pergi kemana budhe?)

Wujud Bahasa Nonverbal: ekspresi wajah

tersenyum

Konteks: Tuturan terjadi di Gereja pada sore

hari para remaja sedang duduk didepan

Gereja, da nada seorang Ibu lewat di dekat

mereka lalu mereka pun melihat Ibu itu dan

menyapanya

Para remaja desa yang sedang duduk di depan Gereja melihat seorang Ibu

lewat di depan mereka. Serentak mereka pun memanggil ibu tersebut dan

menanyakan hendak pergi kemana. Berdasarkan dari tuturan yang disampaikan

serta konteks situasi yang mengikutinya data (7) tersebut mengandung makna

pragmatik menyapa.

4.2.2.5 Makna Pamitan

Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai makna

tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Pragmatik

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks

khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009: 215) menjelaskan bahwa pada

hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

89

tuturnya mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud sama halnya dengan

makna pragmatik. Maksud yang diutarakan oleh seorang penutur tidak selamanya

diutarakan secara langsung atau tersurat, akan tetapi ada kalanya diutarakan secara

tidak langsung atau tersirat. Seperti makna yang terdapat pada data tuturan berikut

ini.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), pamitan yang berasal dari kata

pamit berarti permisi akan pergi (berangkat, pulang); minta diri. Budaya pamitan

sudah menjadi kebiasaan yang diterapkan oleh banyak masyarakat Indonesia

apabila akan pergi baik itu dalam posisi berangkat atau akan pulang. Pamitan

dengan menggunakan bahasa Indonesia yang lazim digunakan contohnya seperti

“Bapak saya pamit pulang dulu sudah sore”, “ buk saya berangkat dulu ya” dan

sebagainya. Seperti yang terdapat pada data tuturan berikut.

8) Data 8

Tuturan: Nggeh sampun bengi pak buk, kulo

kaleh rencang-rencang bade wangsul ( ya sudah

malam pak buk, saya dengan teman-teman mau

pulang)

Wujud bahasa nonverbal: menggerakkan kepala

secara vertikal (mengganggukkankepala)

Konteks: Tuturan terjadi di Rumah Sakit daerah

Boro, Kulon Progo. Beberapa remaja desa

menjenguk temannya yang sedang sakit. Penutur

adalah seorang remaja bernama Aji dan mitra tutur

adalah Bapak dan Ibu pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

90

Sebelum pergi sudah seharusnya kita berpamitan terlebih dahulu. Begitu

pula yang dilakukan oleh para remaja desa Purwosari yang kala itu sudah selesai

menjenguk temannya yang sakit dan ingin pulang. Sebelum meninggalkan rumah

sakit salah satu perwakilan remaja, mohon pamit kepada orangtua pasien. Ketika

mengucapkan kata “nggeh”, Aji selaku penutur menganggukan kepalanya yang

memiliki maksud mempertegas tuturan yang disebutkan dan sebagai tanda bahwa

para remaja ingin pamitan. Tuturan dan pemakaian bahasa nonverbal yang

ditunjukkan oleh penutur dapat dipahami dengan baik oleh mitra tutur yang dapat

dilihat dari respon mitra tutur yang mengucapkan terima kasih telah datang

menjenguk dan menyampaikan pesan untuk berhati-hati ketika kembali ke rumah

masing-masing.

Sama halnya ketika para remaja desa ini berkunjung ke rumah seorang

warga dusun tetangga yang baru saja terkena musibah kebakaran. Para remaja ini

bermaksud untuk memberikan bantuan yang sudah dikumpulkan dari para warga

dusun Patihombo. Perhatikan data berikut.

9) Data 9

Tuturan: Sampun cekap pakde kulo kaleh

rencang-rencang bade nyuwun pamit (Sudah

selesai pakde saya dengan teman-teman mohon

pamit)

Wujud bahasa nonverbal: sedikit membung-

kukkan badan/bahu, nada berbicara sedang

dengan irama cenderung pelan

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga. Penutur adalah seorang

remaja bernama Supri dan mitra tutur adalah tuan rumah dan keluarganya.

Penutur dan beberapa temannya datang memberikan bantuan berupa makanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

91

Setelah penutur selesai memberikan barang bantuan, penutur dan teman-teman-

nya pun pamitan terlebih dahulu sebelum pergi

Beberapa orang remaja desa dusun patihombo datang mengunjung warga

yang baru saja terkena musibah dan menyerahkan bantuan yang sudah

dikumpulkan. Setelah menyerahkan bantuan, para remaja pun memohon izin untuk

pulang. Pada saat menuturkan, “Sampun cekap pakde kulo kaleh rencang-rencang

bade nyuwun pamit, Supri selaku penutur menunjukkan gerakan anggukan kepala.

Maksud pemakaian bahasa nonverbal tersebut menunjukkan sikap santun ketika

pamitan kepada tuan rumah. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa Krama juga

memperlihatkan rasa hormat dan santun seorang remaja kepada orangtua.

Hal yang sama juga terjadi pada saat para remaja sedang berkumpul dalam

pertemuan Karang Taruna. Salah seorang remaja memohon izin untuk pulang

terlebih dahulu karena ada urusan lain yang harus diselesaikan. Perhatikan data

berikut.

10) Data 10

Tuturan: Permisi yo mas mbak aku ndisikan yo

(Permisi ya mas mbak aku duluan ya)

Wujud bahasa nonverbal: membungkukkan

badan/bahu, berbicara diserta senyuman,

nada berbicara sedang dengan irama

cenderung cepat

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga bernama Ibu Ayuk. Para

remaja desa yang tergabung dalam Karang Taruna mengadakan pertemuan

rutin sekaligus buka bersama. Penutur adalah seorang remaja yang bernama

Indah yang ingin pulang lebih dahulu karena ada kegiatan lain sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

92

mitra tuturnya adalah para remaja lain yang sedang duduk lesehan di atas

tikar

Tuturan di atas memiliki makna pragmatik pamitan. Ketika penutur bernama

Indah meminta izin pulang terlebih dahulu karena ada urusan lainnya, Indah

langsung berjalan kearah pintu depan rumah Ibu Ayuk. Untuk berjalan ke arah

pintu, penutur harus melewati beberapa temannya yang sedang duduk lesehan di

atas tikar. Tanpa mengurangi rasa hormat penutur terhadap mitra tutur yang

merupakan teman-teman remaja desa, penutur membungkukkan bahunya dan

berjalan pelan dengan sedikit menekuk lutut sambil bertutur “Amit yo mas mbak

aku ndisikan yo”.

Kata “ndisikan” yang berarti duluan semakin mempertegas makna yang

disampaikan oleh penutur yaitu penutur pamit pulang. Konteks tuturan juga

memperkuat maksud dari penutur yang ingin pulang duluan. Walaupun acara

tesebut bukan acara formal atau resmi, tetap harus mohon pamit terlebih dahulu jika

ingin meninggalkan acara. Mitra tutur adalah para remaja desa yang sedang duduk

lesehan di atas tikar dan penutur harus melewati para remaja tersebut.

11) Data 11

Tuturan: Sebelumnya saya mau mengucapkan

terima kasih kepada mas Tri yang sudah berkenan

memberikan kesempatan kepada teman-teman

semua untuk berkumpul di sini dan disambut

dengan baik, kalau ada kurang dan salahnya

mohon maaf sebesar-besarnya

Wujud bahasa nonverbal: Menggerak-gerakkan tangan, ekspresi wajah

tersenyum, nada berbicara sedang dengan irama cenderung pelan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

93

Konteks: Tuturan terjadi pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB di rumah

warga bernama Mbah Sum. Para remaja yang tergabung dalam organisasi Karang

Taruna mengadakan pertemuan rutin membayar iuran tabungan dan membahas

rencana kegiatan. Ketika musyawarah selesai salah satu remaja mewakili untuk

pamitan kepada tuan rumah

Tuturan yang terdapat pada data (11) memiliki maksud berpamitan. Tuturan

yang disampaikan oleh seorang remaja bernama Agnes menggunakan bahasa

Indonesia memiliki maksud bahwa para remaja ingin pamitan pulang yang

diperkuat dengan konteks situasi yaitu waktu yang menunjukkan pukul 21.00

WIB.

4.2.2.5 Makna Mempersilakan

Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai

makna tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Pragmatik

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks

khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009: 215) menjelaskan bahwa pada

hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tuturnya

mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud sama halnya dengan makna

pragmatik. Maksud yang diutarakan oleh seorang penutur tidak selamanya

diutarakan secara langsung atau tersurat, akan tetapi ada kalanya diutarakan secara

tidak langsung atau tersirat. Seperti makna yang terdapat pada data tuturan berikut

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

94

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), mempersilakan ialah meminta

secara hormat supaya. Mempersilahkan barasal dari kata sila yang memiliki arti

sudilah kiranya (kata perintah yang halus). Biasanya kita menyebutkan kata-kata

yang memiliki makna mempersilakan yaitu ketika ada orang yang bertamu lalu kita

akan ucapkan silakan masuk, selain itu jika kita ingin menjamu tamu, hal yang

biasa diucapkan ialah silahkan dimakan, diminum atau dicicipi. Sama halnya

seperti yang dilakukan oleh remaja desa ketika menjamu tamu mereka juga akan

mengucapkan kata-kata yang memiliki makna mempersilakan. Perhatikan data

berikut.

12) Data 12

Tuturan: Rencang-rencang, adek-adek sampun

wonten dhaharan sak unjukan manga dhahar-

nipun sami didahar unjukan nipun sami diunjuk

(Teman-teman, adek-adek sudah ada makanan

dengan minuman silahkan makanannya sama-

sama dimakan, minumannya sama-sama

diminum)

Wujud bahasa nonverbal: menjulurkan tangan kanan dengan posisi telapak

tangan menghadap ke atas

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga bernama Ibuk Ayuk. Pada

saat itu para remaja yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna

berkumpul untuk mengadakan pertemuan rutin sekaligus buka bersama. Salah

satu remaja yang beragama Islam diminta memimpin doa makan. Setelah doa

ia pun mempersilahkan teman-temannya untuk menyantap makanan yang

sudah tersaji

Data tuturan tersebut memiliki makna pragmatik mempersilakan. Kata

“mangga” yang berarti silakan menjadi tanda bahwa penutur bermaksud untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

95

menjamu mitra tutur yang merupakan para remaja desa. Makna mempersilakan juga

terdapat pada data berikut ini.

13) Data 13

Tuturan: Monggo pak.. monggo buk.. (Silahkan

pak.. silahkan buk)

Wujud bahasa nonverbal: Mengambil gelas lalu

memberikan kepada tamu, Ketika memegang gelas

pegang bagian tengah gelas, nada berbicara sedang

dengan irama cenderung pelan, mengenakan baju

batik

Konteks: Tuturan terjadi pada malam hari di rumah warga bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan acara midodareni. Penutur adalah seorang remaja

bernama Jalu dan mitra tuturnya adalah para tamu. Jalu bertugas sebagai

sinoman yang mengantarkan minuman ke para tamu

Tuturan terjadi pada malam hari di rumah warga bernama Bapak Sukirman

yang mengadakan acara midodareni. Penutur adalah seorang remaja bernama Jalu

dan mitra tuturnya adalah para tamu. Jalu bertugas sebagai sinoman yang

mengantarkan minuman ke para tamu. Makna mempersilakan sudah diperjelas

dengan tuturan yaitu kata, “monggo” yang berarti silahkan. Dengan konteks situasi

yang ada semakin memperkuat maksud tuturan yang ingin disampaikan penutur

yaitu mempersilahkan mitra tutur untuk meminum minuman yang sudah

disediakan.

4.2.2.6 Makna Kesediaan

Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai

makna tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Pragmatik

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

96

konteks khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang

dikatakan. Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009: 215) menjelaskan

bahwa pada hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan

tuturnya mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud sama halnya dengan

makna pragmatik. Maksud yang diutarakan oleh seorang penutur tidak selamanya

diutarakan secara langsung atau tersurat, akan tetapi ada kalanya diutarakan secara

tidak langsung atau tersirat. Seperti makna yang terdapat pada data tuturan berikut

ini.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kesediaan merupakan turunan

dari kata sedia yang berarti kesanggupan (kerelaan) untuk berbuat sesuatu atau

bahasa lainnya kesudihan. Salah satu orangtua bernama Pak Paijo mengatakan

bahwa “anak-anak itu kalau dimintai tolong sama kita orangtua itu ya masih mau.

Kadang tidak usah disuruh ya langsung bantuin kok mereka itu. Makanya yang

ndekor gereja itu mereka kadang sampai pagi itu yo masih nggarap. Jiwa-jiwa

muda”. Hal itu juga peneliti temui ketika sedang melakukan observasi. Perhatikan

data berikut.

14) Data 14

Tuturan: Kulo saget pakdhe mangkih cobi kulo

tangletke konco-konco sanesipun sinten

seng saget bantu (Saya bisa pakde nanti

saya coba tanyakan ke teman-teman yang

lainnya siapa yang bisa)

Wujud bahasa nonverbal: Kedua tangan menyatu

dan berada di depan perut untuk menutup bagian

bagian tubuh tertentu yaitu area perut ke bawah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

97

Konteks: Data ini diambil di rumah seorang warga bernama Pak Probo. Terlihat

seorang remaja bernama Dita yang sedang berbicara dengan pak Probo. Penutur

menggunakan bahasa Jawa Krama

15) Data 15

Tuturan : Oke mbak siap bar iki yo tak

rampungke iki sek (oke mbak

siap habis ini ya saya selesaikan

ini dulu)

Wujud Bahasa Nonverbal: mengacungkan ibu

jari tangan kanan

Konteks: Tuturan terjadi di teras gereja Katolik a Fatima Pelem Dukuh pada

sore hari dimana penutur bernama Indah sedang berbicara dengan mitra tutur

yang bernama Dita yang merupakan teman beda usia 2 tahun. mitra tutur

meminta bantuan kepada Indah untuk membantunya di belakang gereja.

Kedua data tuturan tersebut memiliki makna pragmatik kesediaan. Dita dan

Indah selaku penutur pada kedua data di atas bersedia membantu mitra tutur

yang membutuhkan bantuan. Berdasarkan dari tuturan dan konteks yang

mengikuti tuturan tersebut terlihat jelas bahwa penutur menyanggupi atau

bersedia membantu mitra tutur.

4.2.3 Nilai – Nilai Budaya Remaja Etnis Jawa

Bentuk jati diri remaja etnis Jawa termanifestasi dalam penggunaan bahasa

nonverbal yang dimunculkan. Penggunaan bahasa nonverbal yang memiliki makna

tertentu juga tidak terlepas dari konteks tertentu. Penelitian ini berusaha untuk

melihat bagaimana bahasa nonverbal yang dimunculkan oleh para remaja.

Kebiasaan-kebiasaan ini menjadi jati diri para remaja Jawa. Masyarakat Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

98

memang terkenal dengan kelemahlembutan dan kesantunannya. Dari segi berbicara

yang lembut dan tingkah laku yang santun. Peneliti menemukan terdapat nilai-nilai

budaya yang menjadi jati diri para remaja etnis Jawa yaitu nilai kesopanan, nilai

kerja sama, nilai keramahan, dan nilai toleransi. Berikut penjabaran dari nilai-nilai

tersebut.

4.2.3.1 Nilai Kesopanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kata kesopanan merupakan

turunan dari kata sopan yang berarti (1) adat sopan santun; tingkah laku (tutur kata

yang baik) tata karma, (2) keadaban peradaban, (3) Kesusilaan. Sopan santun

adalah suatu aturan atau tata cara yang berkembang secara turun termurun dalam

sutu budaya di masyarakat yang bisa bermanfaat dalam pergaulan antar sesama

manusia sehingga terjalin suatu hubungan yang akrab, saling pengertian serta saling

hormat menghormati (Triyati dalam Suharti: 2004).

Para remaja yang ada di desa Purwosari, dari segi kesopanan bisa diberi

acungan jempol. Ditengah globalisasi yang semakin melaju pesat banyak remaja

yang lebih mementingkan gaya hidup modernnya dan menganggap jika terlalu

sopan akan dianggap tidak gaul. Namun, hal itu tidak terjadi pada para remaja desa

Purwosari. Mereka bisa menempatkan diri dalam situasi tertentu seperti ketika

bertemu dengan orangtua akan menyapa dan masih banyak yang melaksanakan

budaya unggah-ungguh. ketika berbicara dengan orangtua pun mereka akan

menggunakan bahasa Jawa Krama dan berbicara dengan irama cenderung pelan.

Perhatikan data berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

99

1) Data 1

Tuturan: Ngapunten niki kulo ken nenggo

lomba niki budhe (Maaf ini saya disuruh

nunggu lomba yang ini budhe)

Wujud bahasa nonverbal: bahu sedikit

membungkuk

Konteks: Tuturan terjadi pada siang hari di aula gereja Paroki Administrasi

Santa Maria a Fatima Pelem Dukuh. Tuturan dilakukan oleh seorang remaja

bernama Dita yang berbicara dengan seorang Ibu yang kerap dipanggil Budhe

Sur. Tuturan lisan disampaikan dalam bahasa Jawa Krama alus. Penutur dan

mitra tutur sedang sibuk mempersiapkan perlombaan cerdas cermat liturgi.

Ketika menyampaian tuturan yang memiliki maksud permohonan maaf ini,

penutur menggunakan bahasa Jawa Krama dan menunjukkan rasa hormatnya

melalui penggunaan bahasa nonverbal kinesik yaitu membungkukkan badan. Nilai

kesopanan yang dianut oleh remaja di dukuh patihombo tidak hanya ditujukan

kepada orangtua saja melainkan kepada teman dan orang lain yang menjadi mitra

tuturnya. Salah satunya bisa kita lihat pada data berikut ini.

2) Data 2

Tuturan: Permisi yo mas mbak aku ndisikan yo

(Permisi ya mas mbak aku duluan ya)

Wujud bahasa nonverbal: membungkukkan

badan/bahu, berbicara diserta senyuman,

nada berbicara sedang dengan irama

cenderung cepat

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga bernama Ibu Ayuk. Para

remaja desa yang tergabung dalam Karang Taruna mengadakan pertemuan

rutin sekaligus buka bersama. Penutur adalah seorang remaja yang bernama

Indah yang ingin pulang lebih dahulu karena ada kegiatan lain sedangkan

mitra tuturnya adalah para remaja lain yang sedang duduk lesehan di atas tikar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

100

Data tuturan tersebut termasuk dalam salah satu bentuk kesopanan yang

dimiliki oleh remaja desa. Sikap sopan tidak hanya ditunjukkan kepada orangtua,

melainkan juga kepada sesama remaja atau orang yang usianya sedikit lebih tua dari

kita, orang Jawa biasa menyebutnya mas dan mbak Seperti yang ditunjukkan oleh

remaja bernama Indah dalam data tuturan tersebut dimana

3) Data 3

Tuturan: Kulonuwon (Permisi)

Wujud Bahasa nonverbal: mengetuk pintu

Konteks: Tuturan terjadi di sebuah ruma bernama

Pak Paijo, dimana pada saat itu ada remaja bernama

Dita datang ke rumah untuk memberikan makanan

Nilai kesopanan juga dapat terlihat dalam data tuturan “Kulonuwun” dimana

ketika bertamu dan bahkan ingin masuk ke rumah sendiri, para remaja desa

Purwosari masih mengucapkan kata permisi dalam bahasa Jawa yaitu “Kulonuwun”

dan mengetuk pintu rumah sebagai bentuk bahasa nonverbal yang memiliki

maksud. Nilai kesopanan juga terlihat dari penampilan mereka sehari-hari. Seperti

yang terlihat pada data berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

101

4) Data 4

Data ini merupakan wujud bahasa

nonverbal berdasarkan dari pakaian

yang digunakan

Wujud bahasa nonverbal: menggunakan

kaos lengan pendek, celana pendek selutut

dan ada juga yang menggunakan celana

panjang

Konteks: Tuturan terjadi di jalan sekitar musholla Al-Mukminun. Para

remaja desa sedang membersihkan mushola dan sekitarnya yang akan

digunakan untuk sholat Ied umat muslim

Pada data (4) tersebut terlihat pakaian yang digunakan pada saat sedang

santai di rumah, atau main dengan teman-teman desa, dan kegiatan bersih-bersih

seperti yang terlihat pada data tersebut. Walaupun hanya di rumah atau sekedar

keluar untuk ke rumah teman, atau belanja di warung pun mereka akan mengenakan

pakaian yang sopan. Seperti yang disampaikan oleh staf Balai Desa Purwosari yang

kebetulan kantornya berada di wilayah dusun Patihombo bernama Pak Andi. Pak

Andi megatakan bahwa, “ kalau masalah berpakaian anak-anak di sini itu ya masih

sopan-sopan kok mbak, karena ya mereka juga sadar tinggalnya di desa yang

budayanya, tata kramanya masih diperhatikan oleh masyarakat”.

Ketika menghadiri sebuah acara-acara resmi seperti ke tempat ibadah,

pernikahan, dan layat ke tempat orang yang meninggal mereka akan menyesuaikan

cara berpakaian mereka. Seperti yang terlihat pada data berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

102

5) Data 5

Tuturan: Monggo pak.. monggo buk..

(Silahkan pak.. silahkan buk)

Wujud bahasa nonverbal: mengenakan

baju batik lengan panjang

Konteks: Tuturan terjadi pada malam hari di rumah warga bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan acara midodareni. Penutur adalah seorang

remaja bernama Jalu dan mitra tuturnya adalah para tamu. Jalu bertugas

sebagai sinoman yang mengantarkan minuman ke para tamu.

Batik adalah salah satu hasil karya seni yang berasal dari budaya Jawa dan

sudah menyebar ke seluruh pelosok Indonesia bahkan dunia. Batik dapat dijadikan

salah satu pakaian formal untuk menghadiri berbagai acara. Seperti yang terlihat

pada data (5), batik dikenakan remaja pada saat menghadiri acara midodareni yang

merupakan adat Jawa yang dilakukan sebelum hari pernikahan. Tidak hanya itu

daja batik juga sering dipakai para remaja ketika ke tempat ibadah, peneliti

mengamati para remaja yang beragama Katolik, ketika peneliti melakukan

pengambilan data di dusun tersebut. Baju batik banyak digunakan diacara resmi

karena seseorang akan terlihat sopan ketika memakainya. Maka dari itu nilai

kesopanan dapat tercermin dari penggunaan pakaian pada situasi tertentu.

Nilai kesopanan juga dapat kita lihat dari bagaimana cara atau posisi para

remaja duduk baik itu pada saat bertamu atau berkumpul dalam sebuah acara.

Seperti yang terlihat pada data berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

103

6) Data 6

Data ini bukan berbentuk tuturan melainkan

sebuah gambar atau foto Sikap duduk para

remaja

Wujud Bahasa Nonverbal: Duduk di atas tikar

atau lesehan dengan kaki bersila (menyilangkan

kaki)

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga pada malam hari dimana pada

saat itu ada pertemuan karang taruna serta sosialisasi kesehatan dan dihadiri oleh

para remaja dusun Patihombo.

7) Data 7

Data ini bukan berbentuk tuturan melainkan

sebuah gambar atau foto Sikap duduk para

remaja desa Puwosari ketika bertamu

I

Wujud Bahasa Nonverbal: Duduk diatas

kursi dengan berbagai bentuk yaitu dengan

cara kedua lutut berdempetan, duduk

dengan cara salah satu kaki berada di atas

kaki sebelahnya, dan ada juga yang duduk

dengan kedua lutut berdempetan dan

disilang semua

Kedua data di atas yaitu data (6) dan data (7), memperlihatkan cara duduk

yang dilakukan oleh para remaja. Cara duduk ini memang cara duduk yang sudah

biasa bagi siapa pun dan dari suku manapun seseorang itu berada. Cara atau posisi

duduk seperti yang terlihat pada gambar seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab

sebelumnya, memiliki maksud tertentu seperti yang terdapat pada data (6) para

remaja duduk dengan posisi bersila yaitu duduk dengan kaki terlipat bersilangan di

depan (KBBI Daring, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

104

Peneliti sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Syarif Yunus (dalam

Kompasiana, 2015), tentang filosofi sederhana duduk bersila yaitu duduk bersila

atau duduk di bawah menjadikan setiap manusia dalam keadaan setara. Tidak ada

orang yang lebih tinggi atau rendah saat kita duduk bersila. Dengan bersila juga,

kita dan satu sama lainnya menjadi tidak ada jarak, menjadi lebih dekat. Dengan

duduk bersila, setiap orang mudah berbicara apa saja, tidak ada yang mengganjal,

bahkan lebih santai.

Sedangkan pada data (7) para remaja duduk di atas kursi dengan berbagai

bentuk seperti duduk dengan salah satu kaki berada di atas kaki yang lain, duduk

dengan posisi lutut yang berdempetan, dan sebagainya. Peneliti berpendapat bahwa

duduk dengan posisi ini adalah posisi yang sopan karena juga akan menutup atau

memblokir bagian tertentu ketika duduk terutama bagi remaja putri yang

menggunakan rok.

Untuk memperkuat analisis tentang nilai kesopanan, peneliti mengutip

pernyataan yang dikemukakan oleh pejabat desa bernama pak Andi yang

mengatakan

Sebenarnya pada dasarnya mereka masih menggunakan bahasa Jawa

cuma memang secara pemakaian bahasa keseharian jadi secara otomatis

pengunaan bahasa Jawa justru terkikis dan untuk unggah-ungguh untuk

tingkah laku sopan santun mereka Jawanya masih kelihatan tapi untuk secara

lisan mulai terbiasa menggunakan bahasa Indonesia.

Tuturan tersebut diutarakan pak Andi ketika peneliti melakukan wawancara

di kantor Balai Desa Purwosari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

105

4.2.3.2 Nilai Kerja Sama

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kerja sama berarti kegiatan atau

usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (Lembaga, pemerintah, dan sebagainya)

untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Robert L.Clistrap dalam Roestiyah

(2008, h. 15) menyatakan “Kerja sama adalah merupakan suatu kegiatan dalam

berkelompok untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu secara bersama-sama”,

dalam kerja sama ini biasanya terjadi interaksi antar anggota kelompok dan

mempunyai tujuan yang sama untuk dapat dicapai bersama-sama. Dengan kerja

sama, hal yang diinginkan oleh suatu kelompok masyarakat dapat dikerjakan

bersama dan tujuan pun dapat dicapai dengan hasil jerih payah bersama-sama serta

dapat dinikmati bersama-sama pula. Seperti halnya yang dilakukan oleh para

remaja di dusun Patihombo, mereka juga menerapkan sistem kerja sama saat ada

sesuatu hal yang ingin dituju baik dalam organisasi,

8) Data 8

Tuturan: Iki dilebokne ngene lo dibolongi sek

tapi bar kui lagi tutup uwes rampung (Ini dimasukkan

gini lo dilubangi dulu tapi habis itu baru ditutup sudah

selesai)

Wujud bahasa nonverbal : memegang botol kaca dan

sumbu mempraktekkan apa yang dituturkan

Konteks: Tuturan terjadi di jalan sekitar musholla Al-Mukminun. Para remaja

desa sedang membersihkan mushola dan sekitarnya yang akan digunakan untuk

sholat Ied umat muslim. Penutur adalah seorang remaja yang menjelaskan cara

membuat lampu corong untuk atribut atau hiasan untuk malam takbiran

Data tuturan (4) merupakan salah satu contoh bagaimana kerja sama yang

terjalin pada para remaja. Dalam data tuturan tersebut para remaja sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

106

melaksanakan kerja bakti di sekitar musholla Al-Mukminun pada tanggal 04 Juni

2019, H-1 Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan oleh umat muslim setelah sebulan

penuh berpuasa. Warga dusun Patihombo yang mayoritas beragama Katolik juga

ikut serta merayakan lebaran dengan menyambutnya dengan penuh kebahagiaan.

Hal itu terlihat dari kerja sama para remaja dalam membersihkan sekitar musholla

dan membuat ornamen-ornamen seperti ketupat dan lampu yang terbuat dar botol

kaca bekas yang akan digunakan pada saat malam takbiran dan selama lebaran

berlangsung. Tentunya sebelum melaksanakan kerja bakti, para remaja sudah

terlebih dahulu membicarakan semua hal yang akan dikerjakan pada saat kerja

bakti.

Demi tercapainya tujuan atau rencana yang sudah disusun, maka dibutuhkan

kerja sama dari para remaja. Kerja sama merupakan salah satu jati diri masyarakat

Jawa dalam hidup bersosial. Itu pula yang ditanamkan dalam diri para remaja di

dusun Patihombo. Mereka meyakini kerja sama yang baik akan mempercepat

meraih segala hal yang diinginkan. Selain itu dengan kerja sama akan mempererat

tali persahabatan dan persaudaraan.

4.2.3.3 Nilai Keramahan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), keramahan berasal dari kata

ramah yang berarti sifat ramah, kebaikan hati dan keakraban (dalam bergaul).

Ramah tamah adalah suatu perilaku dan sifat masyarakat yang akrab dalam

pergaulan seperti suka senyum, sopan serta hormat dalam berkomunikasi, ringan

tangan, suka menyapa, suka membantu tanpa pamrih dsb. yang dilakukan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

107

ketulusan dan berprasangka baik terhadap orang lain baik itu yang sudah dikenal

ataupun yang belum dikenal (Setiadi dkk: 2006).

Ramah adalah sebuah kata yang melekat pada diri seseorang yang berasal dari

suku Jawa karena kerap menyapa dan welcome ke semua orang. Tak terkecuali

masyarakat Jawa di dusun Patihombo. Sikap ramah para remaja bisa dilihat karena

keramahan mereka yang senang menyapa. Seperti pada data berikut.

9) Data 9

Tuturan: Nderek langkung mbah (Permisi mbah)

Wujud bahasa nonverbal: bahu sedikit

membungkuk

Konteks: Tuturan terjadi pada pagi hari di depan

rumah seorang warga desa. Penutur adalah seorang

remaja desa sedangkan mitra tutur adalah seorang

kakek yang biasa dipanggil simbah oleh orang Jawa.

Mitra tutur sedang jalan-jalan pagi di depan

rumahnya lalu penutur bertemu dan menyapa mitra

tutur. Penutur menggunakan bahasa Jawa Krama

dalam berkomunikasi.

Bertegur sapa atau menyapa orang lain adalah hal yang sudah menjadi

kebiasaan pada masyarakat desa. Banyak cara bagi mereka dalam bertegur sapa

salah satunya seperti yang terlihat pada data (9). Pada data tersebut terlihat

bagaimana cara seorang remaja menyapa orangtua. Sikap ramah seperti menyapa

ini masig diterapkan oleh para remaja desa, baik ketika mereka berjalan kaki,

ataupun sedang naik kendaraan mereka akan menyapa.

4.2.3.4 Nilai Toleransi

Toleransi dalam bahasa Inggris yaitu “Tolerance” yang berarti membiarkan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), toleransi memiliki arti 1) sifat atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

108

sikap toleran, 2) batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih

diperbolehkan, dan 3) penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran

kerja. Toleransi menurut istilah berarti menghargai, membolehkan, membiarkan

pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya

yang lain atau bertentangan dengan pendirinya sendiri. Misalnya agama, Ideologi,

Ras (Poerwadarminta, 1976: 829). Membiarkan, memperbolehkan, dan

menghargai adalah kata kunci dari toleransi.

Salah satu nilai yang dijunjung oleh masyarakat Jawa adalah nilai toleransi,

saling menghargai satu dengan yang lain meskipun ada perbedaan. Hidup rukun

walaupun berbeda keyakinan. Seperti yang dilakukan para remaja di dusun

Patihombo, desa Purwosari. Ketika umat Katolik merayakan Hari Raya Paskah para

remaja yang beragama muslim akan membantu polisi menjaga keamanan gereja

dan membantu sebagai petugas parkir. Ketika umat muslim menjalankan ibadah

puasa, para remaja yang beragama Katolik pun akan turut merayakannya dengan

cara menjadi panitia Buka Puasa bersama, gotong royong membersihkan musholla

dan lingkungan desa, serta membantu menjaga keamanan pada saat malam

takbiran. Seperti yang terlihat pada data berikut.

10) Data 10

Tuturan: Rencang-rencang, adek-adek sampun

wonten dhaharan sak unjukan manga dhahar-

nipun sami didahar unjukan nipun sami diunjuk

(Teman-teman, adek-adek sudah ada makanan

dengan minuman silahkan makanannya sama-

sama dimakan, minumannya sama-sama

diminum)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

109

Wujud bahasa nonverbal: menjulurkan tangan kanan dengan posisi telapak

tangan menghadap ke atas

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga bernama Ibuk Ayuk. Pada

saat itu para remaja yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna

berkumpul untuk mengadakan pertemuan rutin sekaligus buka bersama. Salah

satu remaja yang beragama Islam diminta memimpin doa makan. Setelah doa

ia pun mempersilahkan teman-temannya untuk menyantap makanan yang

sudah tersaji

Acara buka bersama yang diadakan para remaja dusun Patihombo, desa

Purwosari, meskipun remaja yang beragama muslim jumlahnya tidak sampai

sepuluh orang dari tiga puluh orang lebih para remaja desa tetap menjalankan acara

buka puasa dengan penuh sukacita. Ini adalah sebuah bentuk toleransi yang terjadi

diantara para remaja desa. Bentuk ketoleransian lainnya yang terjadi ditengah-

tengah para remaja yaitu kegiatan gotong royong atau bersih desa diadakan apabila

akan ada Hari Raya besar salah satunya Hari Raya Idul Fitri. Seperti pada data

berikut.

11) Data 11

Tuturan: Iki dilebokne ngene lo dibolongi sek

tapi bar kui lagi tutup uwes rampung

(Ini dimasukkan gini lo dilubangi dulu tapi habis itu

baru ditutup sudah selesai)

Wujud bahasa nonverbal : memegang botol kaca dan

sumbu mempraktekkan apa yang ditularkan

Konteks: Tuturan terjadi di jalan sekitar musholla Al-Mukminun. Para remaja desa

sedang membersihkan mushola dan sekitarnya yang akan digunakan untuk sholat

Ied umat muslim. Penutur adalah seorang remaja yang menjelaskan cara membuat

lampu corong untuk atribut atau hiasan untuk malam takbiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

110

Kegiatan desa seperti gotong royong ini, kerap dilakukan oleh para warga

desa pada saat akan ada Hari Raya Besar. Selain lingkungan desa yang dibersihkan,

musholla tempat umat muslim akan melaksanakan sholat Ied juga dibersihkan oleh

para remaja agar umat muslim khusyuk dan nyaman dalam beribadah. Selain itu

bentuk toleransi lain yang mereka tunjukkan adalah saling membantu dalam

menjaga keamanan dalam beribadah. Jika pada malam takbiran para remaja Katolik

akan ikut serta memeriahkan dan menjaga keamanan umat muslim yang

melaksanakan takbiran, maka para remaja muslim juga akan turut membantu dalam

menjaga keamanan umat Katolik dalam beribadah ketika ada perayaan besar.

Toleransi adalah salah satu jati diri sekaligus nilai budaya yang para remaja

dusun Patihombo, desa Purwosari miliki. Sikap saling menghargai satu sama lain

meskipun berbeda tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap menjadi

teman dan saudara.

4.2.3.5 Nilai Pengucapan Syukur

Baritan adalah salah satu acara desa yang sampai sekarang masih dilakukan

oleh masyarakat desa. Baritan merupakan sebuah tradisi. Tradisi baritan adalah

upacara adat yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat dan peristiwa alam.

Tradisi ini tumbuh dalam dan berkembang dalam kehidupan masyarakat yang yang

bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Masyarakat dusun Patihombo,

desa Purwosari mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Baritan biasa

diadakan di pagi hari sebelum beraktifitas. Mulai dari anak kecil, remaja,

dewasa, hingga orangtua dan sesepuh desa kumpul di tempat yang biasa menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

111

tempat diadakannya baritan. Dengan membawa makanan yaitu ketupat dan tempe

yang menjadi simbol hasil bumi yang sudah diberikan Tuhan kepada umat manusia.

Dengan menggunakan pakaian adat para remaja juga turut serta mengikuti

tradisi Baritan ini. seperti yang tampak pada data berikut.

12) Data 12

Acara Baritan di Desa Purwosari

Wujud bahasa nonverbal: ekspresi wajah tampak

gembira dan ceria menandakan mereka senang dan

turut bersyukur mengikuti acara baritan serta

menggunakan pakaian surjan lurik yang

merupakan pakaian adat Jawa

Konteks: Tuturan terjadi pada pagi hari dimana

masyarakat Desa Purwosari mengadakan acara baritan. Baritan merupakan sebuah

tradisi masyarakat Jawauntuk mengucap syukur kepada Tuhan atas panen yang

diberikan. Baritan selalu diadakan pada pagi hari dan diiukti olemasyarkat desa

mulai dari anak kecil, remaja hinga para sesepuh

Menggunakan pakaian adat Jawa merupakan sebuah bentuk seseorang

untuk menjaga budayanya. Itulah yang ditunjukkan oleh para remaja desa yang

menggunakan pakaian adat Jawa dalam acara syukuran desa. Para remaja turut serta

dalam acara tradisi desa menjadi tanda bahwa mereka tidak melupakan budaya dan

tradisi suku yang dimilikinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

112

13) Data 13

Tuturan:

Tamu : Mbak nyuwun dawet e nggeh

setunggal mawon

Tina :Oh nggeh bu sekedap nggeh

(Tamu : Mbak minta dawetnya ya satu

saja

Tina : Oh iya bu sebentar ya)

Wujud bahasa nonverbal: menggunakan pakaian adat Jawa untuk

perempuan yaitu kebaya dan wajah dibalut dengan make up serta rambut yang

disanggul

Konteks: Tuturan terjadi di rumah seorang warga yang bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan resepsi pernikahan putrinya. Penutur adalah

seorang remaja desa bernama Tina yang bertugas menjadi sinoman bagian

konsumsi dan mitra tutur adalah seorang ibu yang merupakan tamu di acara

tersebut. Bahasa yang digunakan penutur adalah bahasa Jawa

4.2.3.6 Nilai Kesantunan

Masyarakat Jawa terkenal dengan sikap santun yang dimilikinya. Santun bisa

terlihat dari sikap atau perilaku dan ketika berbicara. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008) santun adalah 1) halus dan baik (budi bahasanya, tingkah

lakunya); sabar dan tenang, serta sopan, 2) penuh rasa belas kasihan, suka

menolong. Perhatikan data berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

113

14) Data 14

Tuturan: Nggeh bu sedaya kabeh mriki

boncengan ( iya bu kami semua ke sini

boncengan)

Wujud bahasa nonverbal: menggerakkan

kepala secara vertikal

(mengganggukkankepala)

Konteks: Tuturan terjadi di Rumah Sakit daerah

Boro, Kulon Progo. Beberapa remaja desa

menjenguk temannya yang sedang sakit. Penutur

adalah seorang remaja bernama Aji dan mitra tutur

adalah Bapak dan Ibu pasien

Sikap santun dapat terlihat pada saat para remaja berbicara dengan orangtua.

Beberapa dari mereka akan berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa Krama

terutama ketika mitra tutur mereka adalah simbah-simbah atau sesepuh desa. Nada

ketika mereka berbicara cenderung pelan dan rendah. Beberapa gerakan nonverbal

pun sering dimunculkan seperti menunduk dan tersenyum mencerminkan bahwa

mereka masih memilki jiwa yang santun.

4.3 Pembahasan

Pada sub bab ini, peneliti akan menjelaskan temuan data-data hasil penelitian

yang secara keseluruhan diambil dari proses analisis sebelumnya yaitu pada sub

bab 4.2. Penelitian yang berjudul “Pemakaian Bahasa Nonverbal Remaja Etnis

Jawa di Dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten

Kulon Progo: Suatu Pendekatan Etnopragmatik” bertujuan untuk mendeskripsikan

pemakaian bahasa nonverbal yang dimunculkan oleh remaja etnis Jawa baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

114

dalam situasi formal maupun nonformal yang mengandung makna dan merupakan

bentuk jati diri remaja etnis Jawa.

Beberapa teori yang digunakan peneliti dalam sub bab pembahasan ini yaitu

teori yang disampaikan oleh Duncan yang dilengkapi dengan teori menurut Ruben

dan Stewart (2013) tentang jenis bahasa nonverbal, teori tentang makna pragmatik

yang disampaikan beberapa ahli pragmatik yaitu Levinson (1983: 7), Leech (1993:

1), dan Purwo (1990: 16) serta dilengkapi juga dengan teori kesantunan Pranowo

(2009), dan jati diri remaja etnis Jawa menggunakan teori yang disampaikan oleh

Rummens (2001) dilengkapi dengan teori Badruddin (2006) tentang penanda

identitas dan teori etnopragmatik yang disampaikan oleh Cliff Goddard dengan

Zhengdao Ye (2015) serta nilai-nilai budaya Jawa yang disampaikan oleh

Koentjaraningrat (1981 dalam Sedyawati, 2003).

Selanjutnya, pembahasan akan didasarkan pada tiga pokok rumusan masalah

yang diangkat dalam penelitian ini untuk melihat kesesuaian teori dengan hasil

temuan data – data hasil penelitian. Tiga pokok rumusan masalah tersebut meliputi

wujud bahasa nonverbal remaja etnis Jawa, makna pragmatik, dan nilai-nilai

kebudayaan

Hasil dari penelitian ini akan dipaparkan dengan urutan pertama yakni,

mendeskripsikan wujud bahasa nonverbal remaja etnis Jawa yang dimunculkan

oleh para remaja di desa Purwosari, lalu yang kedua yaitu mendeskripsikan makna

pragmatik dari pemakaian bahasa nonverbal yang muncul bersamaan dengan

tuturan yang diucapkan, dan yang terakhir yaitu mendeskripsikan nilai budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

115

etnis Jawa yang dimanifestasikan melalui penggunaan bahasa nonverbal para

remaja etnis Jawa. Berikut pembahasan hasil analisis terhadap ketiga poin penting

tersebut.

4.3.1 Wujud Bahasa Nonverbal Remaja Etnis Jawa

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan wujud bahasa nonverbal yang sesuai

dengan teori yang disampaikan oleh Duncan yang dilengkapi dengan teori menurut

Ruben dan Stewart (2013) yaitu wujud bahasa nonverbal kinesik (meliputi BN

berdasarkan gerakan kepala, BN berdasarkan gerakan tangan, BN berdasarkan

gerakan kaki, dan BN berdasarkan gerakan bahu), wujud bahasa nonverbal

artifaktual (meliputi BN berdasarkan ekspresi wajah tersenyum, BN berdasarkan

ekspresi wajah bahagia, dan BN berdasarkan pakaian yang digunakan), wujud

bahasa nonverbal paralinguistik (meliputi BN berdasarkan nada berbicara tinggi

dan BN berdasarkan nada berbicara rendah), wujud bahasa nonverbal sensitivitas

kulit (meliputi BN berdasarkan sentuhan punggung), dan wujud bahasa nonverbal

proksemik (meliputi BN berdasarkan jarak percakapan biasa dan BN berdasarkan

jarak percakapan intim).

Menundukkan kepala ketika meminta maaf kepada orangtua dan

mengganggukan kepala secara vertikal pada saat mengucapkan kata “nggeh” serta

menggelengkan kepala pada saat mengucapkan kata “mboten” merupakan wujud

bahasa nonverbal jenis kinesik bagian kepala yang dimunculkan atau dipakai oleh

para remaja desa pada saat berkomunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

116

Mengetuk pintu pada saat bertamu, menjulurkan tangan kanan kebawah dan

sedikit dimajukan pada saat melewati orang lain terutama orangtua, berjabat tangan

ketika bertemu, bersalaman saling meminta maaf pada saat syawalan, bersalaman

ketika akan pulang, menggunakan tangan kanan dengan siku yang ditekuk dan

telapak tangan menghadap ke atas untuk mempersilakan, serta memegang gelas

menggunakan tangan kanan adalah bahasa nonverbal kinesik tangan yang

dimunculkan atau digunakan oleh para remaja desa pada saat berkomunikasi.

4.3.2 Makna Pragmatik

Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai makna

tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Pragmatik

melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks

khusus dan bagaimana konteks itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Sejalan dengan hal itu, Wijana dan Rohmadi (2009: 215) menjelaskan bahwa pada

hakikatnya setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tuturnya

mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud sama halnya dengan makna

pragmatik. Maksud yang diutarakan oleh seorang penutur tidak selamanya

diutarakan secara langsung atau tersurat, akan tetapi ada kalanya diutarakan secara

tidak langsung atau tersirat. Seperti makna yang terdapat pada data tuturan berikut

ini.

Berdasarkan dari pengertian di atas dan analisis data pada sub bab sebelumnya,

peneliti menemukan terdapat makna pragmatik (maksud) dalam setiap tuturan

yaitu, 1) Permohonan maaf, 2) Ucapan terima kasih, 3) Ucapan salam, 4) Pamitan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

117

dan 5) Mempersilakan. Maksud dari tuturan yang disampaikan ketika

berkomunikasi yang berkaitan erat dengan konteks yang ada pada saat komunikasi

sedang berlangsung .

4.3.3 Nilai-nilai Kebudayaan Remaja Etnis Jawa

Peneliti menemukan terdapat lima bentuk jati diri remaja etnis Jawa.

Berdasarkan dari wujud bahasa nonverbal dan maksud yang terkandung di dalamnya,

peneliti menemukan bentuk jati diri para remaja etnis Jawa yaitu 1) Kesopanan, 2)

Kerja sama, 3) Keramahan, 4) Toleransi, dan 5) Pengucapan Syukur.

Jati diri yang dimiliki oleh para remaja etnis Jawa seperti yang disebutkan di

atas disimpulkan berdasarkan tindakan dalam berkomunikasi secara verbal dan

nonverbal. Penggunaan bahasa Jawa baik ngoko maupun karma, sikap mereka ketika

berhadapan dengan orangtua atau teman sebaya berbeda dan itu juga menjadi salah

satu penanda jati diri.

Berdasarkan dari seluruh pembahasan di atas, peneliti menemukan makna

hakiki yang dimiliki oleh para remaja etnis Jawa di dusun Patihombo, desa

Purwosari, kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta yaitu “Kabeh Sedulur” yang

memiliki arti “Kabeh” yaitu semua. Dan “sedulur” artinya saudara bila digabungkan

menjadi semua saudara. Saudara bukan hanya dalam lingkup keluarga melainkan

juga dalam masyarakat yang tinggal di satu daerah, satu wilayah, satu bangsa. Selain

itu kata yang cocok untuk menggambarkan para remaja desa ini adalah “Gaya hidup

millenial, perilaku tetep wong Jowo”. Peneliti mengartikannya dengan hidup

dizaman millennial dengan segala kecanggihan yang ada merupakan hak yang boleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

118

dirasakan oleh siapa saja, namun dengan adanya segala kecanggihan tersebut

perilaku tidaklah boleh menyimpang karena kita harus ingat bahwa kita “wong Jowo”

harus tetap santun dan menunjukkan tata krama kita sebagai orang Jawa.

Peneliti juga menemukan kaitan antara penyampaian wujud bahasa nonverbal

para remaja dusun Patihombo, desa Purwosari, kecamatan Girimulyo, Kulon Progo,

Yogyakarta dengan nilai-nilai budaya dengan pendakatan etnopragmatik yaitu,

banyak terkandung nilai-nilai budaya ketika para remaja bertutur baik secara verbal

maupun nonverbal seperti nilai kesopanan, kerja sama, keramahan, toleransi, dan

pengucapan syukur. Nilai-nilai tersebut dapat terlihat ketika mereka melakukan

pertuturan dengan bahasa verbal dan nonverbal yaitu melalui makna tuturan dan

wujud bahasa nonverbal yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

119

BAB V

PENUTUP

Bab ini terdiri dari dua sub bab, yaitu kesimpulan dan saran. kesimpulan berisi

rangkuman atau ringkasan hasil keseluruhan dari penelitian ini. sub bab saran berisi

tentang hal-hal yang relevan yang diperlukan oleh peneliti selanjutnya yang akan

meneliti topik yang sejenis, baik dari kalangan mahasiswa Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia maupun peneliti lain. Berikut pemaparan dari kedua sub bab

tersebut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari Bab IV yang telah dianalisis dan dibahas oleh peneliti

yaitu mengenai pemakaian bahasa nonverbal pada remaja etnis Jawa di Desa

Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, peneliti menemukan

33 bentuk bahasa nonverbal yang mencerminkan jati diri para remaja etnis Jawa

yang ada di dusun Patihombo, desa Purwosari, kecamatan Girimulyo, kabupaten

Kulon Progo, Yogykarta.

5.1.1 Wujud Bahasa Nonverbal

Peneliti menemukan empat bentuk bahasa nonverbal yaitu kinesik,

paralinguistik, artifaktual, dan prosemik. Pemakaian bahasa nonverbal

tersebut ditemukan baik pada situasi formal dan nonformal.

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

120

5.1.2 Makna Pragmatik

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, terdapat makna

pragmatik dalam data tuturan penelitian ini yaitu 1) Permohonan maaf, 2)

Ucapan terima kasih, 3) Ucapan salam, 4) Pamitan, dan 5) Mempersilakan.

5.1.3 Nilai-nilai Kebudayaan Remaja Etnis Jawa

Beberapa bentuk jati diri yang dimiliki remaja etnis Jawa yang

ditemukan peneliti berdasarkan analisis yang telah dilakukan yaitu 1)

Kesopanan, 2) Kerja sama, 3) Keramahan, 4) Toleransi, dan 5) Pengucapan

Syukur.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran untuk

peneliti selanjutnya yang akan meneliti topik yang sama dengan penelitian ini.

berikut ini peneliti akan memaparakan saran-saran agar hasil penelitian selanjutnya

akan lebih baik.

1. Bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atau

peneliti lainnya yang ingin meneliti topik yang sama, penelitian ini mengambil

subjek penelitian para remaja etnis Jawa. Harapan peneliti untuk mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ingin meneliti

tentang bahasa nonverbal menggunakan pendekatan etnopragmatik,

mengambil subjek penelitian dari remaja atau masyarakat etnis lainnya seperti

etnis melayu, minang, sunda, betawi, batak, dan masih banyak lagu etnis yang

ada di Indonesia, agar penelitian tentang pemakaian bahasa nonverbal dan

kajian etnopragmatik dapat lebih dikembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

121

2. Bagi Masyarakat Etnis Jawa khususnya para remaja, peneliti berharap

penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran umum mengenai wujud

bahasa nonverbal dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai acuan untuk

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya yang diajarkan dalam budaya

Jawa, menghindari tuturan dan sikap atau gerakan-gerakan yang tidak santun

terhadap orang lain terutama terhadap orang yang lebih tua.

3. Bagi Masyarakat umum dan pembaca, penelitian terkait bahasa nonverbal

dengan pendekatan etnopragmatik ini memberikan informasi bahwa setiap

etnis yang ada di muka bumi ini memiliki nilai-nilai budaya yang dijunjung dan

terimplementasi dalam tindakan-tindakan tertentu yang merupakan

perwujudan bahasa nonverbal. Oleh karena itu peneliti berharap, semoga hasil

penelitian ini dapat memberikan wawasan baru dalam bidang bahasa yaitu

tentang bahasa nonverbal dan bidang ilmu kajian etnopragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

122

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Austin, John. 1962. How to do Things with words. New York: Oxford: Univ.

Press.

Brown, P. dan S. Levinson. 1987. Politeness: Some Universals in Language

Usage. Cambridge: CUP.

Creswell, J. W. 2012. RESEARCH DESIGN Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali

Press.

Fauziah. 2003. Tesis untuk Etnopragmatik. (online) diunduh pada tanggal 23

Januari 2019 pada http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1662.

Goddard, Cliff. 2006. Ethnopragmatic: Understanding Discours in Cultural

Context. Berlin: Mouton de Gruyter.

Goddard, Cliff dan A. Wierzbicka. 2007. Semantic Primes and Cultural Scripts in

Language Learning and Intercultural Communication. In: Sharifian dan

Palmer (ed.), 105-124.

Insani, Ika Hafizah. 2011. Bahasa Ngudang Bayi di Desa Dungpolo R 01 RW X,

Ngadiluwih RT X Luwih, Matesih, Karanganyar.Diunduh pada tanggal 26

Oktober 2018 pada http://eprints.ums.ac.id/14234/

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Levi-Strauss, Claude. 1958. Anthropologie structural. Paris: Plon.

Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan

Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J.2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Pawito.2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif.Yogyakarta : Pelangi Aksara

Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pranowo.2009. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmat, Jalaluddin. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: CV Remaja Karya.

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

123

Ruben, Brent D., dan Stewart. 2013. Komunikasi dan Perilaku. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Searle, John. 1969. Speech Acts: An essay in the philosophy of language. London:

Gambridge Univ. Press.

Spradley, James P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: CV Yrama Widya.

Verhaar, J.W.M.1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Widyadmaka, Raden Gregorius Agung Aristrimurti. 2018. Maksud Bahasa

Nonverbal Jenis Kinesik Pada Masyarakat Etnis Jawa Dalam Upacara

Adat Pernikahan di Wonosari 30 November 2017 – 08 Maret 2018: Suatu

Kajian Pragmatik.diunduh pada tanggal 26 Oktober 2018 pada

http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes

Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal.

Yogatama, Timotius Tri. 2017. Kesantunan Berbahasa Verbal dan

Nonverbal Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Diunduh

pada tanggal 26Oktober2018

padahttp://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

124

TRIANGULASI DATA

PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL PADA REMAJA ETNIS JAWA DI DUSUN PATIHOMBO, DESA PURWOSARI,

KECAMATAN GIRIMULYO, KULON PROGO, YOGYAKARTA: SUATU KAJIAN ETNOPRAGMATIK

Disusun oleh:

Rosa Dyas Ambar Setyaningsih

151224004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

125

Berikut ini merupakan hasil analisis pemakaian bahasa nonverbal dalam proses komunikasi oleh

remaja etnis jawa di Dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo,

Yogyakarta, dari penelitian yang berjudul Pemakaian Bahasa Nonverbal Pada Remaja Etnis Jawa Di Dusun

Patihombo, Desa Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta: Suatu Kajian Etnopragmatik

Petunjuk Triangulasi:

1. Berilah tanda centang () pada kolom SETUJU atau TIDAK SETUJU yang menggambarkan penelitian

Anda terhadap hasil analisis

2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

126

No. Data dan

terjemahan data

Gambar Bahasa

Nonverbal

Wujud dan

maksud bahasa

nonverbal

Konteks

Jati diri/identitas

masyarakat/nilai

kebudayaan

Persetuju

-an Ket.

S TS

Wujud Bahasa Nonverbal Kinesik Kepala

1. -Ngapunten niki

kulo ken nenggo

lomba niki bude

(Maaf Ini saya

disuruh nunggu

lomba yang ini

bude)

Kinesik: kepala

sedikit

menunduk

Tuturan terjadi pada siang hari di

aula Gereja Paroki Administrasi

Santa Maria a Fatima Pelem

Dukuh.Tuturan dilakukan oleh

seorang remaja bernama Dita

yang berbicara dengan seorang

Ibu yang kerap dipanggil Bude

Sur. Tuturan lisan disampaikan

dalam bahasa Jawa Krama alus.

Suasana tuturan nonformal dan

para penutur sedang sibuk

mempersiapkan perlombaan

Cerdas cermat liturgi

Permohonan maaf

kepada orangtua

apabila tidak bisa

membantu karena

ada sesuatu hal lain

yang harus

dikerjakan serta

penyampaian dengan

bahasa Jawa

memperlihatkan

sopan santun dan

rasa hormat kepada

orangtua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

127

2. Nggeh bu

sedaya kabeh

mriki boncengan

( iya bu kami

semua ke sini

boncengan)

Kinesik : ketika

penutur

mengucapkan

kata nggeh

penutur

menggerakkan

kepala secara

vertikal yang

merupakan

anggukan tanda

menghormati

Tuturan terjadi di Rumah sakit di

daerah Boro, Kulon Progo dimana

pada saat itu beberapa orang

remaja sedang mengunjungi

temannya yang sedang sakit dan

salah seorang remaja mohon

pamit pulang kepada Bapak dan

Ibu Sandra dengan menggunakan

bahasa Jawa Krama alus

Berbicara dengan

3. Mboten kulo

mbah (Bukan

saya nek)

Kinesik:

menggerakkan

kepala secara

horizontal

(menggelengkan

kepala)

Tuturan terjadi pada sore hari di

rumah seorang warga bernama

mbah Partilah. Pada saat itu mbah

Partilah sedang duduk di ruang

tamu dan berbicara dengan

cucunya yang bernama Diva.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

128

Penutur adalah seorang remaja

bernama Diva dan mitra tutur

adalah mbah Partilah. Mbah

Partilah menanyakan sesuatu

kepada cucunya ketika ngobrol

Wujud Bahasa Nonverbal Kinesik Tangan

4.

Kulonuwun

(Permisi)

Kinesik:

mengetuk pintu

yang

mempunyai

maksud agar

pemilik rumah

mendengar lebih

jelas bahwa ada

tamu

Tuturan terjadi di sebuah rumah

warga bernama Pak Paijo, dimana

pada saat itu ada seorang remaja

bernama Dita datang ke rumah

untuk memberikan makanan.

Bahasa yang digunakan penutur

adalah bahasa Jawa

Mengucapkan salam

ketika bertamu

merupakan hal yang

wajib dan sudah

menjadi kebiasaan

masyarakat Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

129

5. “Mbah pareng

nggeh

maturnuwun”

(Mbah pamit ya

terima kasih)

Kinesik:

bersalaman dan

sedikit

membungkukka

n badan/bahu

Tuturan terjadi di Tuturan terjadi

di rumah seorang warga bernama

mbah Sum. Para remaja

mengadakan pertemuan bulanan

organisasi Karang Taruna Desa

Purwosari. Penutur adalah remaja

bernama Agus dan Vansa mitra

tuturnya adalah Mbah Sum (tuan

rumah). Penutur dan para remaja

lainnya hendak pulang kerumah

masing-masing

Budaya salaman

ketika bertamu baik

datang dan akan

pulang serta

Menghormati

orangtua

6. maaf lahir dan

batin sepurane

nek salahku

akeh yo

Kinesik :

Berjabat tangan

tanda saling

menghargai dan

tanda

persaudaraan

Tuturan terjadi pada malam hari

di rumah teko desa Purwosari.

Para remaja desa mengadakan

acara syawalan. Seperti pada

tahun-tahun sebelumnya ada sesi

salam-salaman. Para remaja

berdiri dan secara bergantian

Menjaga tali

persaudaraan dengan

sesama umat

beragama. Walaupun

berbeda keyakinan

para remaja desa

tetap akrab dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

130

(Maaf lahir dan

batin ya maaf

salahku banyak)

berjabat tangan satu dengan

lainnya.

bahkan masyarakat

di desa ini yang

beragama Katolik

juga ikut merayakan

Hari Raya Idul fitri

dengan

mempersiapakan

berbagai jenis

makanan atau kue

yang biasa di

lakukan oleh saudara

umat Muslim pada

saat Lebaran

7. Rencang-

rencang, adek-

adek sampun

wonten

dhaharan sak

Kinesik:

menjulurkan

tangan kanan

dengan posisi

telapak tangan

Tuturan terjadi di rumah seorang

warga bernama Ibuk Ayuk. Pada

saat itu para remaja yang

tergabung dalam organisasi

Karang Taruna berkumpul untuk

Mempersilakan

dmakan dan minum

dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

131

unjukan mangga

dhaharnipun

sami didahar

unjukan nipun

sami diunjuk”

(Teman-teman,

adek-adek sudah

ada makanan

dengan

minuman

silahkan

menghadap ke

atas

mengadakan pertemuan rutin

sekaligus buka bersama. Salah

satu remaja yang beragama Islam

diminta memimpin doa makan.

Setelah doa ia pun

mempersilahkan teman-temannya

untuk menyantap makanan yang

sudah tersaji

8. Monggo pak..

monggo buk..

(Silahkan

pak.. silahkan

buk)

Kinesik:

Mengambil

gelas lalu

memberikan

kepada tamu,

Ketika

Tuturan terjadi pada malam hari di

rumah warga bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan acara

midodareni. Penutur adalah

seorang remaja bernama Jalu dan

mitra tuturnya adalah para tamu.

Mempersilakan

dmakan dan minum

dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

132

memegang gelas

pegang bagian

tengah gelas

Jalu bertugas sebagai sinoman

yang mengantarkan minuman ke

para tamu

9. Kulo saget

pakdhe mangkih

cobi kulo

tangletke konco-

konco sanesipun

sinten seng

saget bantu

(Saya bisa pakde

nanti saya coba

tanyakan ke

teman-teman

yang lainnya

siapa yang bisa)

Kinesik: Kedua

tangan menyatu

dan berada di

depan perut

untuk menutup

bagian bagian

tubuh tertentu

yaitu area perut

ke bawah

Data ini diambil di rumah seorang

warga bernama Pak Probo.

Terlihat seorang remaja bernama

Dita yang sedang berbicara

dengan pak Probo. Penutur

menggunakan bahasa Jawa Krama

Menghormati

orangtua ketika

berbicara selain

memperhatikan tutur

kata juga penting

untuk

memperhatikan

posisi tubuh dan

anggota tubuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

133

10. Bar gempa

kapan kui to dek

neng kono kae

lo mbiyen ono

bawang putih

jare

kepercayaan sih

ben aman

Kinesik:

gerakan tangan

menunjuk ke

objek yang

dibicarakan

Tuturan terjadi di rumah seorang

remaja bernama Vansa. Penutur

adalah Vansa dan mitra tutur

adalah temannya. Mereka berdua

sedang asik bercerita tentang

masa-masa kecil mereka

11. “Rene mas tak

cekeli, entuk

seko ndi e ki

kayu wes rapuh

ngene lo nah ki

ono seng bolong

wes an

*tertawa*”

Kinesik :

penutur

langsung sigap

memegang kayu

Tuturan terjadi di dekat gardu desa

purwosari dimana pada saat itu

sedang ada bersih-bersih desa

dalam rangka menyambut Hari

Raya Idul Fitri. Penutur adalah

Seorang remaja desa bernama Ika

yang membantu seorang laki-laki

yang usianya tidak jauh berbeda

darinya

Kerja sama dalam

menjaga kebersihan

desa adalah salah

satu nilai budaya

yang sampai saat ini

masih diterapkan

dan dijalankan oleh

para remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

134

(Sini mas saya

pegangi, dapat

dari mana ini

kayu udah rapuh

gini lo nah ini

ada yang bolong

udahan

*tertawa*

12. Oke mbak siap

bar iki yo tak

rampungke iki

sek (oke mbak

siap habis ini ya

saya selesaikan

ini dulu)

Kinesik:

Mengacungkan

ibu jari tangan

kanan

Tuturan terjadi di teras gereja

Katolik a Fatima Pelem Dukuh

pada sore hari dimana penutur

bernama Indah sedang berbicara

dengan mitra tutur yang bernama

Dita yang merupakan teman beda

usia 2 tahun. mitra tutur meminta

bantuan kepada Indah untuk

membantunya di belakang gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

135

13. Pie kabarmu

wes sue ra ketok

(Gimana

kabarmu udah

lama tidak

kelihatan

Kinesik:

berjabat tangan

Tuturan terjadi di rumah teko

kawasan wisata gunung gilingan

pada saat acara syawalan bersama

Karang Taruna. Penutur adalah

seorang remaja desa bernama Jalu

yang baru saja datang dan

kebiasaan pada umumnya ketika

datang langsung bersalaman

Wujud bahasa Nonverbal Kinesik Kaki

14. Data ini bukan

berbentuk

tuturan

melainkan

sebuah gambar

atau foto Sikap

duduk para

remaja

Duduk di atas

tikar atau

lesehan dengan

kaki bersila

(menyilangkan

kaki)

Tuturan terjadi di rumah seorang

warga pada malam hari dimana

pada saat itu ada pertemuan

karang taruna serta sosialisasi

kesehatan dan dihadiri oleh para

remaja dusun Patihombo

Posisi duduk ketika

berkumpul

mengadakan

pertemuan secara

lesehan harus

diperhatikan, kaki

bersila adalah salah

satu cara duduk yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

136

baik dan sopan

menurut masyarakat

Jawa

15. Data ini bukan

berbentuk

tuturan

melainkan

sebuah gambar

atau foto Sikap

duduk para

remaja desa

Puwosari ketika

bertamu

Kinesik: Duduk

diatas kursi

dengan berbagai

bentuk yaitu

dengan cara

kedua lutut

berdempetan,

duduk dengan

cara salah satu

kaki berada di

atas kaki

sebelahnya, dan

ada juga yang

duduk dengan

kedua lutut

berdempetan

Data ini diambil di rumah seorang

warga dimana para remaja datang

bertamu ketika Hari Raya Idul

Fitri. Ketika bertamu mereka

duduk di atas kursi dengan

berbagai bentuk atau cara

Posisi duduk ketika

bertamu atau sedang

berada ditempat

resmi harus

diperhatikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

137

dan disilang

semua bentuk

atau cara duduk

yang

ditunjukkan oleh

para remaja

mempunyai

maksud untuk

menutup atau

memboklir

bagian tertentu

dan terkesan

sopan

16. Data ini bukan

berbentuk

tuturan

melainkan

sebuah gambar

atau foto Sikap

Duduk di atas

tikar

atau lesehan

dengan kaki

ditekuk ke

belakang

Data ini terjadi di rumah seorang

warga dimana pada saat itu ada

pertemuan karang taruna dan

acara buka puasa bersama

Posisi duduk ketika

berkumpul

mengadakan

pertemuan secara

lesehan harus

diperhatikan, kaki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

138

duduk para

remaja desa

Puwosari ketika

berkumpul

ditekuk ke belakang

adalah salah satu

cara duduk yang

baik dan sopan

Wujud bahasa nonverbal bahu membungkuk

17. Permisi yo mas

mbak aku

ndisikan yo

(Permisi ya mas

mbak aku duluan

ya)

membungkuk

badan/bahu

Tuturan terjadi di rumah seorang

warga bernama Ibu Ayuk. Para

remaja desa yang tergabung

dalam Karang Taruna

mengadakan pertemuan rutin

sekaligus buka bersama. Penutur

adalah seorang remaja yang

bernama Indah yang ingin pulang

lebih dahulu karena ada kegiatan

lain sedangkan mitra tuturnya

adalah para remaja lain yang

sedang duduk lesehan di atas tika

Menghormati orang

yang akan kita lewati

meskipun dengan

teman sendiri sikap

menghargai harus

tetap dijaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

139

18. Nderek

langkung mbah

(Permisi mbah)

Kinesik: bahu

sedikit

membungkuk

dan tangan

kanan sedikit

dimajukan

Tuturan terjadi pada pagi hari di

Gereja Santa Maria Fatima Pelem

dukuh. Penutur adalah seorang

remaja desa sedangkan mitra tutur

adalah seorang kakek yang sering

disebut simbah oleh

orang Jawa

Menghormati

orangtua dengan

menyapa dan sedikit

membungkuk ini

dimanakan budaya

unggah ungguh

19. “Sampun cekap

pakde kulo kaleh

rencang-

rencang bade

nyuwun pamit”

(Sudah selesai

pakde saya

dengan teman-

Kinesik: sedikit

membungkukka

n badan tanda

menghormati

Tuturan terjadi dirumah seorang

warga. Penutur adalah seorang

remaja dan mitra tutur adalah tuan

rumah. Penutur dan beberapa

temannya datang hendak

memberikan bantuan berupa

makanan. Penutur dan teman-

temannya pamitan terlebih dahulu

sebelum pergi

Pamitan sebelum

pergi dengan baik

dan sopan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

140

teman mohon

pamit)

20. Nggeh bu mugi-

mugi Sandra

benjeng sampun

saget wangsul

lan diparingi

waras kaleh

Gusti (Ya

mudah-mudahan

Sandra besok

sudah bisa

pulang dan

diberi kesehatan

oleh Tuhan)

artifaktual:

tersenyum

ketika

berbicara

dengan orangtua

Tuturan terjadi di Rumah sakit di

daerah Boro, Kulon Progo dimana

pada saat itu beberapa orang

remaja sedang mengunjungi

temannya yang sedang sakit dan

berbicara dengan Ibu temannya

tersebut

Bersikap ramah dan

santun kepada

orangtua adalaajarna

yang masih

diterapkan oleh para

remaja

21. Sebelumnya

saya mau

mengucapkan

terima kasih

ekspresi wajah

tersenyum

Tuturan terjadi pada malam di

rumah warga bernama Mbah Sum.

Para remaja yang tergabung dalam

organisasi Karang Taruna

Ketika bertamu dan

akan pulang jangan

lupa untuk pamit

kepada tuan rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

141

kepada mas Tri

yang sudah

berkenan

memberikan

kesempatan

kepada teman-

teman

semua untuk

berkumpul di

sini dan

disambut

dengan baik,

kalau ada

kurang dan

salahnya

mohon maaf

sebesar-

besarnya

mengadakan pertemuan rutin

membayar iuran tabungan dan

membahas rencana kegiatan.

Ketika musya- warah selesai

salah satu remaja mewakili untuk

pamitan kepada tuan rumah

dan berikan ucapkan

terima kasih serta

permohonan maaf

terutama apabila

datang beramai-

ramai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

142

22. Ajeng tindak

pundi budhe?

(Mau

pergi kemana

budhe?)

Kinesik:

Eksppersi wajah

tersenyum

Tuturan terjadi di Gereja pada sore

hari para remaja sedang duduk

didepan Gereja, da nada seorang

Ibu lewat di dekat mereka lalu

mereka pun melihat Ibu itu dan

menyapanya

Sikap ramah

ditunjukkan para

remaja salah satunya

ketika bertemu

dengan orangtua

Wujud Bahasa nonverbal artifaktual tertawa

23. haha iyo wingi

ra ketok aku

mkane ceblok

(haha iya

kemarin gak

Eksprsi wajah

tertawa

Tuturan terjadi siang hari di rumah

warga bernama Mbah Partilah

dimana pada saat itu cucu dari

mbah Partilah bernama Vansa

sedang duduk di ruang tamu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

143

lihat aku

makanya jatuh)

bersama adiknya Diva dan

beberapa temannya. Mereka pun

bercerita dan tertawa gembira.

24. haha Nggeh

niku lah pakdhe

durung rejeki

kulo (Iya pakde

sudah kemarin

tinggal ujian)

Ekspresi wajah

tertawa

Tuturan terjadi pada malam di

rumah warga bernama Mbah Sum.

Para remaja yang tergabung dalam

organisasi Karang Taruna

mengadakan pertemuan rutin

membayar iuran tabungan dan

membahas rencana kegiatan.

Ketika musyawarah selesai salah

satu remaja mewakili untuk

pamitan kepada tuan rumah

Wujud bahasa nonverbal artifaktual berdasarkan pakaian

25. Monggo pak..

monggo

buk.(Silahkan

mengenakan

baju batik lengan

panjang

Tuturan terjadi pada malam hari di

rumah warga bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan acara

midodareni. Penutur adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

144

pak.. silahkan

buk)

seorang remaja bernama Jalu dan

mitra tuturnya adalah para tamu.

Jalu bertugas sebagai sinoman

yang mengantarkan minuman ke

para tamu

26. Tamu : Mbak

nyuwun dawet e

nggeh setunggal

mawon

Tina :Oh nggeh

bu sekedap

nggeh

(Tamu : Mbak

minta dawetnya

ya satu saja

menyampaikan

tuturan disertai

dengan

senyuman yang

menunjukkan

sikap ramah dan

melayani tamu

dengan sepenuh

hati,

menggunakan

pakaian adat

Jawa untuk

perempuan yaitu

kebaya dan

Tuturan terjadi di rumah seorang

warga yang bernama Bapak

Sukirman yang mengadakan

resepsi pernikahan putrinya.

Penutur adalah seorang remaja

desa bernama Tina yang bertugas

menjadi sinoman bagian konsumsi

dan mitra tutur adalah seorang ibu

yang merupakan tamu di acara

tersebut. Bahasa yang digunakan

penutur adalah bahasa Jawa

Remaja desa

menjadi sinoman

untuk membantu

sebuah acara di desa

dan sudah

merupakan tradisi

Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

145

Tina : Oh iya bu

sebentar ya)

wajah dibalut

dengan make up

serta rambut

yang disanggul

27. Acara Baritan di

Desa Purwosari

mengikuti acara

baritan serta

menggunakan

pakaian surjan

lurik yang

merupakan

pakaian adat

Jawa

Tuturan terjadi pada pagi hari

dimana masyarakat Desa

Purwosari mengadakan acara

baritan. Baritan merupakan

sebuah tradisi masyarakat

Jawauntuk mengucap syukur

kepada Tuhan atas panen yang

diberikan. Baritan selalu diadakan

pada pagi hari dan diiukti

olemasyarkat desa mulai dari anak

kecil, remaja hinga para sesepuh

Ucapan syukur

Kepada Tuhan atas

rezeki yang

diberikan dan

melestarikan tradisi

dari para leluhur

28. Data ini

merupakan

wujud bahasa

nonverbal

Artifaktual :

menggunakan

kaos lengan

pendek, celana

Tuturan terjadi di jalan sekitar

musholla Al-Mukminun. Para

remaja desa sedang

membersihkan mushola dan

Menggunakan

pakaian yangnyaman

tetapi tetap sopan

ketika keluar rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

146

berdasarkan

dari pakaina

yang digunakan

pendek selutut

dan ada juga

yang

menggunakan

celana panjang

sekitarnya yang akan digunakan

untuk sholat Ied umat muslim

29. Nggeh bu mugi-

mugi Sandra

benjeng

sampun saget

wangsul lan

diparingi waras

kaleh Gusti (Ya

mudah-mudahan

Sandra besok

sudah bisa

pulang dan

diberi kesehatan

oleh Tuhan)

tersennyum

berbicara

dengan orangtua

Tuturan terjadi di Rumah sakit di

daerah Boro, Kulon Progo dimana

pada saat itu beberapa orang

remaja sedang mengunjungi

temannya yang sedang sakit dan

berbicara dengan Ibu temannya

tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

147

30. “Bu niki kan

setiap

pertemuan

wonten subsidi

kagem snack lan

minum dados

nyuwun tulung

niki ditampi bu”

(Bu ini kan

setiap

pertemuan ada

subsidi untuk

snack dan

minum jadi

minta tolong ini

diterima bu)

Paralinguistik :

Nada berbicara

sedang dan

berbicara

dengan irama

cenderung pelan

Tuturan terjadi di rumah warga

yang biasa dipanggil mbah Sum

dimana pada saat itu sedang ada

pertemuan bulanan organisasi

Karangtaruna Desa Purwosari.

Tuturan menggunakan bahasa

Jawa Krama alus

Berbicara dengan

orangtua harus

sopan, halus, dan

pelan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

148

31.

.

“Ora oleh

dicekel yo

langsung

dimaem dek”

(tidak boleh

dipegang ya

langsung

dimakan dek)

Kinesik: Tangan

seperti posisi

menunjuk ke

atas untuk

memberikan

peringatan

Tuturan terjadi pada saat

perlombaan dalam rangka ulang

tahun desa Purwosari. Penutur

adalah panitia yang merupakan

seorang remaja yang memberikan

peringatan kepada peserta lomba

Remaja desa

diharapkan dapat

memberi kemajuan

desa dan menjadi

remaja yan aktif

dalam kegiatan desa

salah satunya dengan

menjadi panitia

acara desa seperti

perlombaan ulang

tahun desa, panitia

17-an, dan masih

banyak lagi

32.

.

Kita ucapkan

terima kasih

juga untuk

teman-teman

yang sudah

Paralinguistik :

Nada berbicara

sedikit tinggdan

berbicara

Tuturan terjadi di rumah seorang

warga dimana pada saat itu ada

pertemuan karang taruna dan

dihadiri oleh para remaja desa

purwosari penutur adalah ketua

Memberikan

apresiasi dan ucapak

terima kasih kepada

orang-orang atau

pemuda pemudi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

149

memasang

spanduk ucapan

Selamat Hari

Raya terima

kasih

dengan irama

cenderung cepat

Kinesik :

bertepuk tangan

memberikan

apresiasi

karang taruna bernama Fajar.

Penutur menggunakan bahasa

Indonesia

yang bekerja dan

mensukseskan suatu

agenda karang

taruna

33 Nit.. nit iki duit e

jupuk seko kene

to?

(Nit.. nit ini

duitnya ambil

dari sini kan?)

Kinesik :

Menggerakkan

tangan dan

menepuk

pundak mitra

tutur untuk

memperjelas

tuturan yang

disampaikan

Tuturan terjadi di rumah seorang

warga dimana pada saat itu ada

pertemuan karang taruna dan

dihadiri oleh para remaja desa

purwosari penutur adalah ketua

karang taruna bernama Fajar.

Penutur menggunakan bahasa

Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

150

34. Iki dilebokne

ngene lo

dibolongi sek

tapi bar kui lagi

tutup uwes

rampung

(Ini dimasukkan

gini lo dilubangi

dulu tapi habis

itu baru ditutup

sudah selesai)

Kinesik:

memegang botol

kaca dan sumbu

mempraktekkan

apa yang

ditularkan

Prosemik: jarak

berbicara

pribadi

menunjukkan

keakraban

Tuturan terjadi di jalan sekitar

musholla Al-Mukminun. Para

remaja desa sedang

membersihkan mushola dan

sekitarnya yang akan digunakan

untuk sholat Ied umat muslim.

Penutur adalah seorang remaja

yang menjelaskan cara membuat

lampu corong untuk atribut atau

hiasan untuk malam takbiran

Gotong royong

sering dilakukan

oleh para remaja

35. Data ini bukan

berbentuk

tuturan

melainkan

sebuah gambar

atau foto pada

Kinesik: Para

remaja

membawa

bunga, nisan,

dan benda lain

yang dibawa ke

makam lalu

Pada saat ada seorang warga desa

yang meninggal dan akan

dimakamkan Beberapa remaja

bertugas membawa bunga, nisan

yang berbentuk kayu, dan

beberapa benda lainnya yang

diperlukan dalam pemakaman

Tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

151

mereka pun

berbaris dua-

dua dengan rapi

Artifaktual:

Menggunakan

celana panjang

dan baju kaos,

jaket, bloes yang

sopan

36. Iki ke piye ki

tolong iki cekel

nduwur e yo,

dek devi seng

nuangi kuah e

vansa seng

leboke ubine

Proksemik:

Jarak bicara

pribadi, 1,5 kaki

menunjukkan

keakraban para

remaja putri

Tuturan terjadi di rumah seorang

warga bernama ibu Ayuk dimana

pada saat itu akan dilaksanakan

pertemuan bulanan Karang

Taruna dan buka puasa bersama.

Para remaja putri mempersiapkan

minuman dan makanan yang akan

disantap saat buka buasa. Penutur

bernama Tiwi yang meminta

Keakraban diantara

sesama remaja desa

dapat diacungi

jempol. Ketika

mengadakan

pertemuan di rumah

warga para remaja

putri yang

mempersiapkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

152

(Ini gimana ini

tolong ini

dipegang

atasnya, dek

devi yang tuang

kuahnya vansa

yang masukkan

ubinya)

bantuan memegang jumbo dan

menghidangkan kolak dan takjil.

Bahasa yang digunakan adalah

bahasa Jawa Ngoko

menghidangkan ke

depan tamu, sembari

mempersiapkan

makanan dan

minuman mereka

pun bercanda tawa.

37.

.

Mari teman-

teman kita

berdoa menurut

ajaran

kepercayaan

masing-masing

berdoa dimulai

Kinesik: Kedua

telapak tangan

disatukan dan

dengan posisi

jari tangan

dilipat dan

kepala sedikit

menunduk

menunjukkan

sikap berdoa

yang baik

Tuturan terjadi di rumah seorang

warga dimana pada saat itu ada

pertemuan karang taruna dan

dihadiri oleh para remaja desa

purwosari penutur adalah seorang

remaja bernama Agus yang

memimpin doa penutup kegiatan.

Semua remaja berdoa dengan

sikap yang baik dan doa dengan

cara universal

Mengambil sikap

yang baik ketika

berdoa dan saling

menghargai dengan

doa secara universal

(menurut

kepercayaan masing-

masing)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PEMAKAIAN BAHASA NONVERBAL REMAJA ETNIS JAWA DI …repository.usd.ac.id/36016/2/151224004_full.pdf · 2019. 11. 15. · dan 6) Kesantunan Kata Kunci: Bahasa Nonverbal, Pragmatik,

124

BIOGRAFI PENULIS

Rosa Dyas Ambar Setyaningsih, lahir 23 Agustus 1997,

di Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu, RIAU.

Anak pertama dari Bapak Yulius Parno dan Ibu

Christina Supiyati. Menyelesaikan pendidikan tingkat

sekolah dasar di SD Negeri 003 Rambah pada tahun

2009. Kemudian melanjutkan studinya di SMP Negeri

001 Rambah dan tamat pada tahun 2012.

Pendidikan tingkat menengah atas ditempuh di SMA Santa Maria Pekanbaru dan

tamat pada tahun 2015. Setelah menyelesaikan sekolah tingkat menengah atas,

penulis melanjutkan studi di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta. Masa pendidikan S1 tersebut berakhir pada tahun 2019 dengan

menyelesaikan skripsi yang berjudul Pemakaian Bahasa Nonverbal pada Remaja

Etnis Jawa di Dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulon

Progo, Yogyakarta: Suatu Kajian Etnopragmatik.

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI