32
PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA METODE ATAU PENDEKATAN MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam Dosen Pembimbing : MUHLISIN, S.Ag INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2

PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA METODE ATAU PENDEKATAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam

Dosen Pembimbing :

MUHLISIN, S.Ag

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2

Page 2: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul Pemahaman

Agama Melalui Beberapa Metode atau Pendekatan dapat berjalan tanpa

halangan yang berarti, dari awal sampai selesai.

Perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian makalah sebagai salah satu

tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam pada semester gasal.

Penulisan makalah ini berdasarkan literatur yang ada. Penyusun menyadari

akan kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini

banyak kekurangannya. Namun makalah yang disajikan sedikit banyak

bermanfaat bagi penyusun khususnya dan mahasiswa lain pada umumnya.

Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih atas bimbingan, bantuan

serta saran dari berbagai pihak.

Penyusun juga menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari

sempurna, maka dengan hati terbuka penyusun menerima segala kritik dan saran

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah tersebut.

Surabaya, Nopember 2006

Tim penyusun

2

Page 3: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan,

keimanan dan kepercayaan seseorang. Dalam pembahasan in, agama

dipandang dan diteliti tidak secara sepihak atau memandang agamanya lebih

baik dan menghina agama lain. Namun, pemahaman agama di pandang secara

obyektif mengenai kebenarannya dengan sikap yang relatif. Hal itu diperlukan

beberapa pandangan atau pendapat dari beberapa para ilmuwan.

Tujuan dari kajian ini untuk mengungkapkan argumen-argumen yang

logis, meningkatkan pemahaman agama dan memperjelas bahasan agama

dilihat dari sudut pandang beberapa para ahli dan dilihat dari beberapa metode

atau pendekatan, diantaranya :

1. Pendekatan teologis

2. Pendekatan filologi

3. Pendekatan studi hukum

4. Pendekatan antropologis

Pemahaman agama melalui beberapa pendekatan di atas akan dibahas

pada bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang menjadi sasaran studi Islam ?

2. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan teologis ?

3. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan filologi?

4. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan studi hukum?

5. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan antropologis?

2

Page 4: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

BAB II

PEMBAHASAN

A. Islam dan Sasaran Pendekatan Studi Agama

a. Pengertian studi Islam

Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa

Arab Dirasah Islamiyah. Dalam kajian Islam di Barat studi Islam disebut

Islamic Studies. Dengan demikian, studi Islam secara harfiyah adalah

kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman.

Dalam wacana studi Islam, Islam secara harfiyah berasal dari bahasa

Arab yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima

diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri. Dengan

demikian, arti pokok Islam adalah ketundukan, keselamatan dan

kedamaian.

Berpijak pada arti Islam di atas, maka studi Islam diarahkan pada

kajian keislaman yang mengarah pada tiga hal :

Pertama, Islam yang bermuara pada ketundukan atau berserah diri. Sikap

berserah diri kepada Tuhan itu secara inheren mengandung konsekuensi,

yaitu pengakuan yang tulus bahwa Tuhan satu-satunya sumber otoritas

yang serba mutlak. Kedua, Islam bermuara pada kedamaian. Makhluk

hidup diciptakan dari satu sumber (Q.S Al-Anbiya':22). Manusia

merupakan salah satu unsur yang hidup itu, juga diciptakan dari satu

sumber, yakni thin melalui seorang ayah dan seorang ibu, sehingga

manusia harus berdampingan dan harmonis dengan manusia yang lain,

berdampingan dengan makhluk hidup lain, bahkan berdampingan dengan

alam raya.

Dari arti di atas, studi Islam mencerminkan gagasan tentang

pemikiran dan praksis yang bernuansa pada ketundukan pada Tuhan,

selamat di dunia-akhirat dan berdamai dengan makhluk lain.

2

Page 5: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

b. Aspek sasaran studi Islam

Antara agama dan ilmu pengetahuan masih dirasakan adanya

hubungan yang belum serasi. Jaringan komunikasi ilmiah dianggap belum

menjangkau agama. Dalam bidang agama terdapat sikap dogmatis, sedang

dalam bidang ilmiah terdapat sikap sebaliknya, yakni sikap rasional dan

terbuka. Antara agama dan ilmu pengetahuan memang terdapat unsur-

unsur yang saling bertentangan. Dari unsur perbedaan itu sulit untuk

dipertemukan.

Studi Islam sebagai kajian tidak lepas dari keduanya. Antara apek

sasaran keagamaan dan keilmuan sama-sama dibutuhkan dalam diskursus

ini. Oleh karena itu, aspek sasaran Studi Islam meliputi dua hal tersebut,

yaitu aspek sasaran keagamaan dan aspek sasaran keilmuan.

1. Aspek sasaran keagamaan

IAIN sebagai lembaga keagamaan, menuntut para pengelola dan

civitas akademiknya untuk lebih menonjolkan sikap pemihakan,

idealitas, bahkan seringkali diwarnai pembelaan yang bercorak

apologis. Dari aspek sasaran ini, wacana keagamaan dapat

ditransformasikan secara baik dan menjadikan landasan kehidupan

dalam berperilaku tanpa melepaskan kerangka normatif. Pertama,

Islam sebagai dogma juga merupakan pengalaman universal dari

kemanusiaan. Kedua, Islam tidak hanya terbatas pada kehidupan

setelah mati, tetapi orientasi utama adalah dunia sekarang.

2. Aspek sasaran keilmuan

Studi keilmuan memerlukan pendekatan yang kritis, analitis,

metodologis, empiris dan histories. Oleh karena itu, konteks ilmu harus

mencerminkan ketidakberpihakan pada satu agama, tetapi lebih

mengarah pada kajian yang bersifat obyektif. Dengan demikian, studi

Islam sebagai aspek sasaran keilmuan membutuhkan berbagai

pendekatan.

Dalam studi Islam, kerangka pemikiran ilmiah di atasditarik

dalam konteks keislaman. Pengkajian terhadap Islam yang bernuansa

ilmiah tidak hanya terbatas pada aspek-aspek yang normative dan

2

Page 6: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

dogmatis, tetapi juga pengkajian yang menyangkut aspek sosiologis

dan empiris. Pengkajian Islam ini dapat dilakukan secara paripurna

dengan pengujian secara terus menerus atas fakta-fakta empiric dalam

masyarakat yang dinilai sebagai kebenaran nisbi dengan

mempertemukan pada nilai agama yang bersumber dari wahyu sebagai

kebenaran absolute. Dengan demikian, kajian keislaman yang

bernuansa ilmiah meliputi aspek kepercayaan normative-dogmatif

yang bersumber dari wahyu dan aspek perilaku manusia yang lahir dari

dorongan kepercayaan.

B. Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Teologis

Sebagaiman halnya Filsafat Agama, Teologi pun sukar didefinisikan

dengan definisi yang diterima oleh segala pihak. Lebih-lebih kalau mengingat

misalnya behkan kadang-kadang ada justru para ahli berlawanan pahamnya

tentang apa yang dinamakan Teologi itu. Disatu pihak ada yang mengatakan

Teologi benar-benar berbeda dengan filsafat agama, tetapi justru yang lain

memasukkan filsafat agama ke dalam teologi, karena misalnya Encyclopedia

of Philosopy yang editornya Paul Edwards, yang menyebutkan bahwa ke

dalam Teologi itu masuk sejarah filsafat agama dan problematika filsafat

agama. Tetapi sebaiknya dilihat juga percobaan satu dua orang untuk memberi

gambaran tentang Teologi ini seperti yang terdapat dalam dictionary,

encyclopedia maupun buku Teologi.

Virgilius Ferm mengatakan bahwa Teologi berasal dari bahasa Yunani

theos yang berarti Tuhan, dan logos yang berarti studi. Kalau secara sederhana

Teologi berarti studi masalah-masalah Tuhan dan kaitan Tuhan dengan dunia

realitas. Dalam pengertian yang lebih luas berarti suatu cabang Filsafat, yaitu

cabang Filsafat yang merupakan lapangan khusus atau bidang penelitian

Filsafat yang khusus berkenaan dengan masalah Tuhan. Tetapi secara luas

dipergunakan dalam arti Theoritical expression of a particular religion,

ekspresi teoritis tentang suatu agama tertentu. Dalam pemahamannya

kemudian ada Teologi Kristen, Yahudi, Prebisterian, Reformasi dan

sebagainya. Kalau dipergunakan dalam yang demikian itu, teologi lalu

2

Page 7: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

merupakan fase-fase diskusi teoritis tentang kepercayaan agama tertentu yang

bersifat historic, sistematik, polemic, apologetik dan sebagainya. Teologi tidak

perlu merefensi pada agama, ia mungkin merupakan diskusi teoritis murni

tentang Tuhan dan hubungan-Nya dengan dunia atas dasar penelitian yang

bebas yang tidak mempunyai interest atau kepentingan tertentu.

Senada dengan keterangan di atas, S.G.F Brandon mengatakan bahwa

Theology yang sering dikatakan Theologia, berarti discource about God,

dapat diartikan pembicaraan atau diskusi mempersoalkan tentang Tuhan.

Keilmiahan Teologi oleh Steenbrink dibedakan dengan keilmiahan

ilmu agama (mestinya Science of Religion) karena keilmiahan Teologi itu dari

dalam, tidak dari luar, tidak distansi antara subyek dan obyek, jadi tidak

obyektif tetapi subyektif dilakukan oleh orang takwa, yang barangkali

maksudnya orang yang mengimani apa yang didiskusikan. Steenbrink

mengatakan :

Kata "Teologi" tidak begitu mudah diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia. Terjemahnnya dengan ilmu agama kurang cocok, karena ilmu

agama pada umumnya dipakai untuk sebuah ilmu yang "obyektif" yang

dikembangkan oleh ilmu sejarah, psikologi, sosiologi dan lain-lain, sementara

ilmu Teologi merupakan suatu ilmu yang "subyektif" yang timbul "dari

dalam" yang lahir dari jiwa yang beriman dan takwa.

Keilmiahan Teologi menurut definisi D.S Adam adalah : "Teologi

dapat didefinisikan secara singkat sebagai sains yang menggarap fakta dan

fenomena agama sesuai dengan metode ilmiah, dan memuncak dalam suatu

sintesa yang mencakup atau (bernama) Filsafat Agama, yang berusaha

menyusun semua yang dapat diketahui dengan memperhatikan dasar obyektif

kepercayaan agama dengan cara yang sistematik.

Kalau pernyataan D.S Adam bahwa Teologi itu berjalan menurut

prosedur metode ilmiah demikian itu dipegangi dalam arti ilmiah biasa

semacam sosiologi dan antropologi, maka akan tidak ada bedanya dengan

ilmu agama. Oleh karena itu ilmiahnya D.S Adam harus kita artikan ilmiah

yang dari dalam, yang subyektif, yang dibekali dengan kepercayaan akan

kebenaran apa yang dibahasnya.

2

Page 8: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

Di Barat Teologi diartikan sebagai ilmu agama yang berbicara tentang

Tuhan dan kaitan Tuhan dengan alam nyata atau realitas termasuk manusia.

Maka dalam dunia Islam Teologi dalam arti Teologi Islam, khusus

dimaksudkan Ilmu Kalam. Teologi Islam sebagaiman misalnya susunan A.

Hanafi, MA serta Dr. Harun nasution, berbicara soal Ilmu Kalam atau Tauhid

atau Aqoid atau Fiqhul Akbar yang membicarakan masalah agama yang

dasariah.

Kalau potongan-potongan informasi tentang apa yang dinamakan

Teologi di depan kita padukan, akan kita temukan ciri-ciri Teologi itu,

diantaranya :

1. Obyek pembicaraannya adalah soal Tuhan dan kaitan Tuhan dengan

realitas termasuk manusia yang diantaranya tentunya berwujud petunjuk

hidup semacam etika.

2. Tidak semua Teologi itu bernada filosofis, ada yang cukup dengan

discourse, jadi semacam merembuk atau membicarakan.

3. Discourse itu diteruskan dengan studi sistematis serta presentasi

4. Ada yang mengatakan studi Teologi ini ilmiah tetapi mestinya tidak

sebagaimana keilmiahan ilmu sosiologi, psikologi dan sebagainya.

5. Ada yang mensyaratkan keilmiahan Teologi ini tidak obyektif, jadi

subyektif, pelakunya orang yang percaya dan mentakwai apa yang

didiskusikan.

6. Obyek pembicaraannya dapat dari sesuatu agama dapat juga atas nama

semua agama. Ada yang mengatakan yang analisis kritis masalah-masalah

dasariah problematika agama-agama yang bukan agama tertentu demikian

itu Filsafat Agama.

7. Ada yang berpendapat antara Teologi dan Filsafat Agama tidak berbeda,

walaupun ada juga yang membedakannya sebagaimana halnya Dr. Harun

Nasution sebagaimana sudah disebutkan di depan.

C. Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Filologi

Tampaknya penelitian agama memang tidak dapat dipisahkan dari

aspek bahasa, karena manusia adalah makhluk berbahasa sedangkan doktrin

2

Page 9: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

agama dipahami, dihayati dan disosialisasikan melalui bahasa. Sesungguhnya

pengertian bahasa amat luas dan beragam seperti bahasa isyarat, bahasa tanda,

bahasa bunyi, bahkan bahasa manusia, bahasa binatang dan bahasa alam.

Melalui bahasa manusia dan makhluk-makhluk lain dapat berkomunikasi.

Pembahasan berikut ini mengenai pengertian bahasa yang dipersempit

dan diartikan sebagai kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan

perasaan atau memerintah. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa merasakan

perbedaan antara bahasa iklan, bahasa politik, bahasa ilmu pengetahuan

maupun bahasa obrolan penuh persahabatan. Jika kita memahami sebuah

wacana hanya dari segi ucapan literalnya, maka kita bukannya disebut orang

jujur dan lugu, melainkan orang yang bodoh dan tidak komunikatif sebagai

makna sebuah kata ataupun kalimat selalu berkaitan dengan konteks. Hal

demikian juga terjadi dalam bahasa agama, karena di dalam bahasa agama

banyak digunakan bahasa simbolik dan metaforik, maka kesalahpahaman

untuk menangkap pesan dasarnya mudah terjadi. Sekaligus untuk menghindari

kesalahpahaman, sebaiknya kita sepakati lebih dahulu apa pengertian bahasa

agama serta apa saja cakupan masalahnya. Istilah bahasa agama dalam buku

ini menunjuk pada tiga macam bidang kajian dan wacana. Pertama,

ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan obyek pemikiran

yang bersifat metafisi, terutama tentang Tuhan. Kedua, bahasa kitab suci

terutama bahasa Al-Qur'an dan Ketiga bahasa ritual keagamaan.

Jadi penelitian agama dengan menggunakan pendekatan filologi dapat

dibagi dalam tiga pendekatan, antara lain :

1. Metode Tafsir

Pendekatan filologi terhadap Al-Qur'an adalah pendekatan atau

metode tafsir. Metode tafsir merupakan metode tertua dalam pengkajian

agama. Sesuai dengan namanya, tafsir berarti penjelasan, pemahaman dan

perincian atas kitab suci, sehingga isi pesan kitab suci dapat dipahami

sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan.1

1 Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Studi Islam. (Surabaya; IAIN Sunan Ampel Press Surabaya. 2002). Hlm.152

2

Page 10: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

Sementara itu Imam al-Zurqani mengatakan bahwa tafsir adalah

ilmu yang membahas kandungan Al-Qur'an baik dari segi pemahaman,

makna maupun arti sesuai yang dikehendaki Allah menurut kadar

kesanggupan manusia. Selanjutnya, Abu Hayan – sebagaimana dikutip al-

Suyuti mengatakan bahwa di dalam tafsir terdapat pembahasan mengenai

cara mengucapkan lafadz-lafadz disertai makna serta hukum-hukum yang

terkandung di dalamnya. Al-Zarkasi mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu

yang fungsinya untuk mengetahui kandungan kitabullah (Al-Qur'an) yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara mengambil

penjelasan makna, hukum hikmah yang terkandung di dalamnya.

2. Pendekatan Filologi terhadap As-Sunnah (Al-Hadits)

As-Sunnah secara etimologi berarti tradisi atau perjalanan.

Sedangkan al-Hadits secara etimologi berarti ucapan atau pernyataan dan

sesuatu yang baru. Dalam arti teknis As-Sunnah (Sunnatur Rasul) identik

dengan Al-Hadits.

Selanjutnya dalam penulisan berikutnya memakai istilah Al-

Hadits. Sebagaimana halnya Al-Qur'an, Al-Haditspun telah banyak diteliti

oleh para ahli, bahkan dapat dikatakan penelitian terhadap Al-Hadits lebih

banyak kemungkinannya disbanding penelitian terhadap Al-Qur'an. Hal ini

antara lain dilihat dari segi datngnya Al-Qur'an dan Hadits berbeda.

Kedatangan (wurud) atau turun (nuzul) nya Al-Qur'an diyakini secara

mutawatir berasal dari Allah. Tidak ada satu ayat Al-Qur'an pun diragukan

sebagai yang bukan berasal dari Allah SWT. Atas dasar ini maka dianggap

tidak perlu meneliti apakah ayat-ayat Al-Qur'an itu berasal dari Allah atau

bukan. Hal ini berbeda dengan Al-Hadits. Dari segi dating (al-wurud) nya

hadits tidak seluruhnya diyakini berasal dari nabi, melainkan ada yang

berasal dari selain Nabi. Hal ini selain disebabkan sifat dari lafadz-lafadz

yang tidak bersifat mu'jizat, juga disebabkan perhatian terhadap penulisan

hadits pada zaman Rasulullah agak kurang, bahkan beliau pernah

melarangnya.

Kajian mengenai persoalan sanad, apakah terdapat persambungan

atau tidak, mulai dari Rasul kemudian perawi pertama sampai yang

2

Page 11: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

terakhir. Dan yang tak kalah pentingnya ialah persoalan jumlah dan

kualitas perawinya, sehingga dapat diketahui dengan jelas klasifikasi dan

kualitas hadits itu, disiplin itu kemudian dikenal dengan ilmu riwayah dan

diroyah.

Tiap-tiap dari dua ilmu hadits tersebut memiliki dasar-dasar yang

harus diketahui dan dikuasai, agar orang yang memulai mempelajarinya,

benar-banar mengerti.

Batasan ilmu hadits dirayah yang lebih dikenal dengan ilmu

Mustholah Hadits adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan untuk

mengetahui hal ihwal sanad dan materi hadis, cara-cara penerimaan dan

penyampaian hadis, serta sifat-sifat para perawi dan lain-lainnya.

Obyek ilmu hadits dirayah adalah sanad dan matan, sehubungan

dengan kesahihan, hasan dan dhaifnya.

Penyusun pertama ilmu hadits dirayah ialah Al-Qadhi Abu

Muhammad Al-Hasan bin Abdur Rahman Ar-Ramahurmuz. Beliau

memberi judul karya tulisnya itu dengan Al-Muhaddits Al-Fashil.

Pengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian

terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits.

Sedangkan batasan ilmu hadits riwayah adalah suatu disiplin ilmu

pengetahuan untuk mengetahui cara-cara pengutipan segala sesuatu yang

disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan,

perbuatan, ikrar (pengakuan) maupun sifat.

Obyek ilmu hadits riwayah adalah pribadi Nabi Muhammad SAW

yakni sesuatu yang khusus berkaitan dengan beliau.

Perintis pertama ilmu hadis riwayah adalah Imam Muhammad bin

Syihab Az-Zuhri, pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, atas

instruksi beliau sesudah Nabi Muhammad SAW wafat.

Pengambilan ilmu hadits riwayah adalah dari perkataan, perbuatan

dan ikrar atau pengakuan-pengakuan Nabi Muhammad SAW.

3. Pendekatan Filologi terhadap Teks, Naskah dan Kitab-Kitab :

Hermeneutika

2

Page 12: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

Hermenutika secara etimologi berasal dari kata kerja hermeneuin

artinya menyampaikan berita. Pengertian yang lebih lengkap dinyatakan

Stephen WL bahwa hermeneutika adalah Studi of understanding,

especially by interpriting action and text.

Asumsi dari pemikiran hermeneutika ini, sebagaimana juga dalam

pemikiran fenomenologi dan pendekatan interpretasi. Pada mulanya

hermeneutika ini hanya dipahami sebagai metode untuk menafsirkan teks-

teks yang terdapat dalam karya sastra, kitab-kitab suci dan kitab-kitab

lainnya, tetapi kemudian penggunaan hermeneutika sebagai metode

penafsiran semakin maluas dan berkembang, baik dalam cara analisisnya

maupun obyek kajiannya.

Fungsi metode hermeneutika adalah agar tidak terjadi distorsi

pesan atau informasi antara teks, naskah dan kitab-kitab, penulis-

penulisnya serta para pembacanya. Karena itu untuk memperoleh

pemaknaan yang lebih konfrehensif, terdapat tiga pusaran yang dijadikan

starting point dan point of view yakni aspek kebahasaan, dunia sendiri-

sendiri yang bisa saling mendukung atau sebaliknya membelokkan

pemaknaan yang diberikan. Teks memiliki gaya bahasa, struktur kalimat,

pilihan kata dan keterbatasan-keterbatasan yang tidak sekedar

mengandung pesan yang hendak disampaikan oleh penulis kepada

pembaca tetapi juga mengandung perasaan dan budaya yang bisa jadi

dipahami secara berbeda oleh pembaca yang satu dengan lainnya.

Ungkapan bahasa adalah perasaan, bahasa adalah bangsa dan bahasa

adalah budaya. Hal ini menggambarkan bahwa bahasa tidak bebas nilai.

Bahasa senantiasa berkaitan dengan hukum being, baik berupa ideology,

nilai maupun budaya masyarakat.

D. Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Studi Hukum Islam

Dalam pembicaraan tentang hukum Islam yang terdapat dalam

literature bahasa Arab adalah "Fikih" dan "Syari'at" atau "hukum syara'". Para

ahli hukum Islam mendefinisikan fikih adalah ilmu pengetahuan tentang

hukum-hukum syara' yang bersifat operasional (amaliyah) yang dihasilkan

2

Page 13: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

dari dalil-dalil yang terperinci. Syari'at atau hukum syara' adalah seperangkat

aturan dasar tentang tingkah laku manusia yang ditetapkan secara umum dan

dinyatakan langsung oleh Allah dan Rasul-Nya.2

Dari definisi di atas istilah "hukum Islam" didefinisikan seperangkat

aturan berdasarkan wahyu Allah dan sunnah rasul tentang tingkah laku

manusia yang diakui berlaku dan mengikat untuk semua orang yang terbebani

hukum.

Mengingat hukum Allah yang dititahkan melalui wahyu hanya bersifat

aturan dasar dan umum, maka perlu dirumuskan secara rinci dan operasional,

sehingga dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk maksud ini,

diperlukan usaha optimal penggalian dan perumusan praktis yang disebut

ijtihad. Langkah ini harus dilakukan, karena titah (khithab) Allah yang bernilai

hukum dalam Al-Qur'an jumlahnya sangat terbatas, padahal persoalan yang

harus diselesaikan sangat banyak, yaitu semua dimensi kehidupan dengan

berbagai persoalannya dan persiapan hidupnya di akhirat kelak.

Seseorang mujtahid dalam memahami dan menggali titah Allah dan

penjelasan Nabi melalui hadisnya, disamping berpedoman pada kaidah

kebahasaan juga selalu memperhatikan kemaslahatan umat di mana hukum itu

diberlakukan, sehingga hukum betul-betulmenjadi hidup di tengah-tengah

masyarakat. Kondisi masyarakat dan yang menjadi keyakinannya, tidak sama

antara satu tempat dengan tempat lain, antara satu masa dengan masa

berikutnya.

1. Aspek Ibadah

Kata Ibadah secara bahasa mempunyai arti merendahkan diri,

tunduk, taat dan mengikuti. Menurut istilah Ibadah berarti ketundukan,

ketaatan, kecintaan dan perasaan takut yang sempurna kehadirat Allah

SWT.

Dalam ajaran Islam, ibadah merupakan perintah langsung dari

Allah SWT sebagai bentuk rasa tanggung jawab manusia setelah

diciptakan-Nya. Tujuan ibadah dalam Islam adalah pengabdian dan

didikasi terhadap semangat hidup yang bermaksud mendapat keridhoan

2 Ibid. Hlm.191

2

Page 14: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

Allah SWT, karena Allah lah yang menciptakan dan memberikan

kehidupan kepada manusia dan makhluk lainnya.

Secara garis besar ibadah terbagi menjadi dua, yaitu

a. Ibadah khusus (khassah) atau ibadah mahdhah, yaitu ibadah yang

ketentuan pelaksanaanya telah ditetapkan oleh teks al qur'an dan

hadits.

b. Ibadah umum (ammah) atau ghoiru mahdhah, yaitu semua perbuatan

yang mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan dengan niat yang

ihklas karena Allah SWT.

2. Aspek Muamalat

Dalam tinjauan bahasa "muamalat" berasal dari kata "amila" yang

berarti perbuatan atau melakukan suatu pekerjaan. Namun, dalam

pembahasan ini kata tersebut digunakan untuk menjelaskan suatu

pekerjaan antara dua orang atau lebih yang telah melakukan kesepakatan

atau ikatan tertentu. Dalam istilah fiqih muamalat dimaksudkan sebagai

sesuatu ikatan yang dilakukan manusia untuk saling mendapatkan

keuntungan baik bersifat fisik maupun jasa.

Al-Qur'an tidak memberikan rincian teknis melakukan muamalat

ini namun al qur'an menawarkan prinsip-prinsip dasar yang harus

dipegangi seseorang dalam bermuamalat, diantaranya memenuhi ikatan

dan transaksi yang telah disepakati, larangan merahi keuntungan dengan

cara batil, dan mengharamkan riba.

3. Aspek Jinayat

Kata jinayat merupakan kata dasar dari janaya yang berarti

kejahatan, kesalahan dan dosa. Dalam pembicaraan ini jinayat diartikan

sebagai kejahatan seseorang yang mengakibatkan kerugian atau

penderitaan orang lain. Ancaman bagi pelaku kejahatan dalam al qur'an

kebanyakan bersifat ukrowiyah (akhirat) hanya beberapa hal saja Allah

SWT memberikan hukuman bagi pelaku kejahatan yang dilaksanakan di

dunia.

4. Aspek Perkawinan

2

Page 15: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

Perkawinan dalam term kitab fiqih menggunakan kata nikah dan

kata ziwaj. Kata pertama memiliki arti sekitar bercampur, berkumpul dan

kata kedua mempunyai maknah sekitar perjodohan, persesuaian. Dengan

demikian, secara bahasa perkawinan berarti percampuran dua jenis

manusia (laki-laki dan perempuan) karena ada persesuaian tertentu.

Sedangkan menurut istilah fiqih yakni ikatan secara terbuka yang disertai

dengan muatan syarat dan rukun.

Dalam sejarah pra Islam, perkawinan dibangun atas dasar

penguasaan, sehingga seorang laki-laki memiliki sepuluh wanita, bahkan

tak terbatas. Dan begitu sebaliknya. Islam mengambil jalan tengah

memperbolehkan seorang laki-laki kawin hingga empat wanita selama

tidak dikhawatirkan timbul efek negatif diantara wanita-wanita yang

dikawin.

5. Aspek Politik

Dalam wacana fiqih, politik diambil dari makna kata "siyasah".

Secara bahasa, kata tersebut mempunyai arti mengatur, menguasai, atai

kekuasaan. Dengan demikian "fiqh al siyasih" mengandung arti fiqih yang

membicarakan tentang cara mengatur kehidupan bernegara, bermasyarakat

dalam kekuasaan sebuah Negara. Dalam term bahasa arab, kata rersebut

identik dengan "mulk" (kekuasan yang dimiliki), "khilafah" (generasi

kepemimpinan), "imamah" (pemimpin), "imarah" (pemerintah).

Islam tidak memberikan petunjuk yang jelas tentang teknis

berpolitik, namun al qur'an dan hadits menunjukkan prinsip-prinsip dasar

yang dapat dijadikan pedoman dalam hidup berpolitik, yaitu :

a. Bahwa kekeuasaan merupakan kepercayaan dari Allah dan

masyarakatnya.

b. Prinsip berkeadilan dalam menentukan hak dan kewajiban.

c. Berpedoman pada kebenaran al qur'an dan sunah nabi

d. Bermusyawarah dan melibatkan partisipasi masyarakat yang

dipimpinnya

E. Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Antroplogis

2

Page 16: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

Pendekatan antropologis dalam studi agama akan membuahkan

Antropologi Agama yang dapat dikatakan sebagian dari Antropologi Budaya,

bukan Antropologi sosial, Antropologi Fisis maupun Antropologi Filsafat.

Menurut pendapat Wach, A. Mukti Ali dan Kitagawa yakni Antropologi

Agama menganggap bahwa agama bukan wahyu tetapi sekedar produk

kehidupan manusia bermasyarakat, barangkali dapat dinamakan bukan

Science of Religion.3 Ciri-ciri menggunakan metode Antropologi adalah

obyeknya sekelompok manusia yang biasanya manusia sederhana dalam

kebulatan kehidupannya, artinya meliputi aspek kebudayaannya. Jadi agama

tidak diteliti secara tersendiri, tetapi diteliti dalam kaitannya dengan aspek-

aspek budaya yang lain dari sekelompok manusia beragama yang dipelajari

itu.

Obyek studi antropogis terhadap agama ini adalah model-model

keagamaan misalnya mite, upacara, totem, dan lain-lain. Menurut Anthoni

Jackson obyek ini ada 4 kelompok :

1. Modus pemikiran primitif meliputi masalah kepercayaan, rasionalitas dan

klasifikasi sistemnya, semacam soal totem.

2. Bagaimana pemikiran dan perasaan dikomunikasikan, seperti melalui

simbol dan mite.

3. Teori dan praktik keagamaan yang biasanya topik sentralnya adalah ritus.

4. Praktik ritual sampingan seperti soal magik, ekstase dan orakel.

Monograf atau penggambaran model keagamaan masyarakat

sederhana yang menjadi obyek pendekatan antropologis, adapula yang

menggunakan model lain atau aliran-aliran dalam antropologi agama,

diantaranya :

a. Aliran Fungsional

Tokoh aliran fungsional diantaranya adalah Brosnilaw Kacper

Malinowski (1884-1942). Malinowski berkeyakinan bahwa manusia

primitif mempunyai akal yang rasional, walaupun sepintas lalu mungkin

segi-segi kebudayaan mereka kelihatannya tidak rasional. Baginya tujuan

dari penelitiannya yakni meraba titik pandang pemikiran masyarakat

3 Romdon. Metodologi Ilmu Perbandingan Agama. (Jakarta;Raja Grafindo Persada, 1996).hlm.35

2

Page 17: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

sederhana dan hubungannya dengan kehidupan, serta menyatakan

pandangan mereka tentang dunia.

b. Aliran Historis

Tokoh aliran antropologi histori ini adalah E.E. Evans Pritchard

(1902-1973). Ciri-ciri antropologi historisnya adalah :

Seperti halnya sejarah, berusaha mengerti, memahami ciri terpenting

sesuatu kebudayaan, dan seterusnya menerjemahkannya ke dalam

kata-kata atau istilah-istilah bahasa peneliti sendiri.

Seperti halnya pendekatan sejarah, berusaha menemukan struktur yang

mendasari masyarakat dan kebudayaannya dengan analisis-analisisnya

yang dapat dinamakan analisis structural.

Struktur masyarakat dan kebudayaan tadi kemudian dibandingkan

dengan struktur masyarakat dan kebudayaan yang berbeda.

E.E.Evans Pritchard berpendapat bahwa masyarakat primitive

sebenarnya juga berpikir rasional seperti halnya manusia modern. Dalam

karyanya tentang suku Nuer, ia menganalisis arti konsep-konsep kunci

yang terdapat dalam suku Nuer seperti Kowth yang berarti semacam hantu,

berusaha menemukan motif-motif tradisi lisan mereka, serta berusaha

memahami simbol-simbol dan ritus-ritus mereka. Disamping itu, ia

berusaha menemukan wujud konkret agama itu. Ia ingin menemukan apa

yang dinamakan agama itu, yang kenyataannya bersangkutan dengan

segala yang berada di sekeliling manusia, baik secara pribadi maupun

secara sosial.

c. Aliran Struktural

Tokoh pendekatan antropologi structural adalah Claude Levi Strauss

(1908-1975). Obyek favoritnya adalah keluarga masyarakat sederhana,

bahasa dan mite. Bahasa dan mite. Bahasa dan mite menggambarkan

kaitan antara alam dengan budaya. Dalam hubungan antara alam dan

budaya itulah dapat ditemukan hukum-hukum pemikiran masyarakat yang

diteliti. Baginya alam mempunyai arti lain dalam pengertian biasa. Alam

diartikan segala sesuatu yang diwarisi manusia oleh manusia dari manusia

sebelumnyasecara biologis, artinya tidak diusahakan dan tidak diajarkan

2

Page 18: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

serta dipelajari. Sedangkan budaya adalah segala sesuatu yang diwarisi

secara tradisi sehingga akan berisikan semua adat istiadat, keterampilan

serta pengetahuan manusia primitif.

Jadi antropologi struktural yaitu pemikiran-pemikiran yang

mendasari semua tingkah laku dan agama masyarakat primitif.

BAB III

KESIMPULAN

2

Page 19: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

Penyusun akan menyimpulkan penjelasan-penjelasan di atas, antara lain :

A. Islam dan Sasaran Pendekatan Studi Islam

Studi Islam secara harfiyah adalah kajian tentang hal-hal yang

berkaitan dengan keislaman. Studi Islam sebagai kajian tidak lepas dari aspek

sasaran keagamaan dan yang sangat dibutuhkan dalam diskursus ini

B. Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Teologi

Teologi merupakan studi tentang ketuhanan. Sedangkan ciri studi

agama teologi itu adalah dari orang yang mengimani serta mentakwainya

sebagaimana dikatakan oleh Steenbrink, seorang muslim yang meneliti dan

mempelajari Islam dengan sikap menyinari datanya dengan sinar agama, atau

meletakkan obyek penelitiannya sebagai sesuatu yang kudus, untuk kemudian

diimani dan diamalkan.

C. Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Filologi

Filologi merupakan studi kerohanian dengan menelaah karya sastra

atau sumber-sumber tertulis yang biasanya berhubungan dengan aspek bahasa

agama. Istilah bahas agama menunjuk pada tiga macam bidang kajian.

Pertama, ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan obyek

pemikiran yang bersifat metafisis, terutama tentang Tuhan. Penelitian agama

dengan menggunakan filologi dapat dibagi dalam tiga pendekatan, yaitu

metode tafsir, pendekatan filologi terhadap As-Sunnah (Al-Hadits) dan

pendekatan filologi terhadap teks, naskah dan kitab (hermeneutika).

D. Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Studi Hukum Islam

Istilah "hukum Islam" merupakan gabungan dari syariat dan fiqih yang

dapat didefinisikan "seperangkat aturan berdasarkan wahyu Allah dan sunnah

Rasul tentang tingkah laku manusia yang diakui berlaku dan mengikat semua

orang yang terbebani hukum. Studi hukum ini dikelompokkan menjadi

beberapa aspek, diantaranya aspek ibadah, aspek muamalat, aspek jinayat,

aspek perkawinan dan aspek politik.

E. Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Antropologis

Pendekatan antropologis dalam studi agama akan membuahkan

Antropologi budaya. Antropologi agama menganggap bahwa agama bukan

2

Page 20: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

wahyu tetapi sekedar produk kehidupan manusia bermasyarakat. Aliran-aliran

dalam antropologi agama, diantaranya aliran fungsional, aliran histories dan

aliran struktural

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 21: PEMAHAMAN AGAMA MELALUI BEBARAPA … · Web viewPengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits. Sedangkan batasan ilmu

Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2002. Pengantar Studi Islam.

Surabaya; IAIN Sunan Ampel Press.

Al-Mas'udi, Hafizh Hasan. 1999. Ilmu Mustholah Hadis. Surabaya; Al-Hidayah.

Romdon. 1996. Metodologi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta; Raja Grafindo

Persada

2