Pelunakan Air

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pelunakan Air

Citation preview

  • MAKALAH

    PELUNAKAN AIR

    Disusun oleh:

    1. M. Nurhafidz NIM: 0914025

    2. Bagas Arya Jatyaraga NIM: 1014012

    3. Leonardo Kusuma Atmaja NIM: 1014015

    4. Mohammad Khosi In NIM: 1014028

    5. Beny Ramadhan NIM: 1014032

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

    2012

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan

    rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

    Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Bapak M. Isnaeny Huda selaku

    dosen pengampu mata kuliah Utilitas. Juga tak lupa kami ucapkan kepada rekan

    rekan yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya

    mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang.

    Makalah ini kami dedikasikan untuk penyelesaian tugas mata kuliah

    Utilitas dan juga untuk seluruh masyarakat ataupun civitas akademik pada bidang

    yang terkait dan juga untuk seluruh civitas akademika Teknik Kimia ITN Malang.

    Namun kami juga menyadari bahwasanya pembuatan makalah ini masih

    jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan dengan sangat kritik dan

    saran yang membangun, guna kesempurnaan makalah ini.

    Terimakasih

    Hormat kami

    Penyusun

  • PELUNAKAN AIR

    Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi

    sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

    air, boiler, atau pemanasan lainnya. Hal ini disebabkan adanya kehadiran ion-ion

    metal polivalen, terutama kalsium dan magnesium. Ca2+

    dan Mg2+

    dapat bereaksi

    dengan sabun sehingga membentuk garam-garam organik yang tidak melarut dan

    berbentuk sebagai busa pada permukaan air.

    Dikalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk membedakan mana

    air yang tingkat kesadahannya rendah dan mana air yang tingkat kesadahannya

    tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan saja berdasarkan apa yang ditimbulkan

    dari air, misalnya mereka mengamati kerak yang ditimbulkan air pada dasar panci

    memberikan sedikit pemahaman pada masyarakat bahwa air yang dikonsumsinya

    itu tingkat kesadahannya tinggi, dan sebaliknya jika tidak terlihat kerak yang

    ditimbulkan artinya bahwa air yang dikonsumsinya tingkat kesadahannya masih

    tergolong rendah.

    Sedangkan standar kesadahan air meliputi:

    Unsur-

    unsur Satuan

    Indonesia W.H.O.

    Maksimum

    yang

    Dianjurkan

    Maksimum

    yang

    diperbolehkan

    Maksimum

    yang

    dianjurkan

    Maksimum

    yang

    diperbolehkan

    pH mg/lt 6,5-8,5 6,5-8,5 7,0-8,5 7,0-8,5

    Ca mg/lt 75 200 75 200

    Mg mg/lt 30 150 50 150

    Pelunakan/softening merupakan jenis proses pengolahan yang digunakan

    untuk melunakkan air. Proses pelunakan air sadah dikenal sebagai suatu proses

    yang dapat ditempuh untuk mengurangi atau meminimalisir kandungan kapur

    dalam air. Pelunakan air sadah adalah pengurangan ion-ion penyebab utama

    kesadahan yaitu kalsium dan magnesium sehingga tidak mengganggu lagi, seperti

    terbentuknya kerak dan pemakaian sabun yang tinggi. Selain kalsium dan

  • magnesium ion-ion stronsium, besi, barium, dan mangan juga berperan sebagai

    penyebab kesadahan. Pelunakan air ini bertujuan untuk mencegah pemakaian

    sabun lebih banyak dan juga berfungsi mencegah terbentuknya kerak pada

    dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat (CaCO3) . Air yang

    dilunakkan harus mempunyai suatu kesadahan (hardness) sekitar 80 hingga 90

    mg/L sebagai kalsium karbonat (CaCO3). Jika air yang dilunakkan lebih lanjut

    (seperti dalam proses pertukaran ion/ion exchange), air sadah harus dicampur

    dengan air yang dilunakkan untuk mencapai tingkat kesadahan yang diinginkan.

    Air terlalu lunak (soft) juga tidak terlalu baik, karena air mineral salah satu

    unsurnya adalah kalsium.

    Berikut beberapa teknik pelunakan air:

    A. Teknik pelunakan dengan penambahan bahan kimia

    Pelunakkan melalui pemberian bahan kimia sama caranya seperti yang

    dilakukan pada penanganan kekeruhan (removal of turbidity) dengan koagulasi,

    flokulasi, dan sedimentasi. Ada banyak variasi, tetapi proses yang khas adalah

    melibatkan penambahan kapur (lime) untuk menaikkan pH air sampai cukup

    tinggi untuk reaksi yang terjadi pada senyawa kesadahan yang digunakan untuk

    mengendapkan dari air tersebut.

    Pada proses ini, dihasilkan presipitat/endapan CaCO3 (Kalsium Karbonat)

    dan Mg(OH)2 (Magnesium Hidroksida). Proses kapur-soda diterapkan dengan

    cara menambahkan Kapur dan Soda ke dalam air dengan jumlah tertentu, yang

    berfungsi sebagai koagulan. Kadang-kadang ditambahkan pula FeCl3 untuk

    membantu proses koagulasi di atas.

    Penambahan kapur dilakukan pada tahap pertama untuk mengendapkan

    kalsium maupun magnesium, kemudian ditambahkan gas CO2 untuk menetralkan

    kelebihan kapur. Selanjutnya dilakukan penambahan soda ash untuk

    menghilangkan atau menurunkan kesadahan non karbonat.

    Padatan yang terbentuk diendapkan di dalam bak pengendap ke dua dan

    selanjutnya dilakukan penyaringan (filtrasi). Proses rekarbonasi perlu dilakukan

    sebelum proses penyaringan untuk mencegah terjadinya pengerakan di dalam

  • filter. Cara ini cukup rumit serta perlu kontrol proses yang ketat, oleh karena itu

    jarang digunakan untuk skala besar.

    Skema pelunakan air dengan metode

    B. Penukar ion

    Pada proses penukar ion, proses berlangsung dengan adanya reaksi antar

    ion-ion dalam fasa cair dan ion-ion dalam fasa padat. Ion-ion tertentu dalam

    larutan/air dapat terserap oleh padatan penukar ion (resin), untuk mempertahankan

    elektronetralitasnya, maka resin melepaskan kembali ion-ion yang lain ke dalam

    larutan/air. Pada proses pelunakan (penghilangan kesadahan) dengan penukar ion,

    maka ion-ion Ca2+

    dan Mg2+

    disisihkan dari air, sementara resin penukar ion

    melepaskan ion Na+. Untuk menggantikannya. Reaksi pada resin berlangsung

    secara stoikhiometric dan reversible.

    Bahan yang digunakan dalam proses terdiri dari zeolit atau resin sintetik

    yang dimasukkan kedalam suatu kolom dimana air sadah dialirkan melalui

    senyawa tersebut.Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat

    dengan kation natrium, kalium dan barium. Salah satu sifat Zeolit adalah mudah

    melepas kation dan diganti dengan kation lainnya, misal zeolit melepas natrium

  • dan digantikan dengan mengikat kalsium atau magnesium. Sifat ini yang

    menyebabkan zeolit dimanfaatkan untuk melunakkan air sadah.

    Proses pelunakan kesadahan dengan zeolit berlangsung sangat cepat (10-

    20 menit) dan dengan efisiensi tinggi. Namun demikian proses ini mempunyai

    keterbatasan-keterbatasan seperti, tidak dapat dilakukan bersamaan dengan proses

    lain, air baku tidak boleh keruh, instalasi dan operasi rumit mungkin pula

    harganya mahal.

    Gambar reaksi pembentukan resin penukar ion dari bahan

    stirena dan divinilbenzen

    Adapun operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu:

    1. Tahap layanan (service)

    Tahap layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion. Watak

    tahap layanan ditentukan oleh konsentrasi ion yang dihilangkan terhadap waktu,

    atau volume air produk yang dihasilkan. Hal yang penting pada tahap layanan

    adalah kapasitas (teoritik dan operasi) dan beban pertukaran ion (ion exchange

    load). Kapasitas pertukaran teoritik didefinisikan sebagai jumlah ion secara

    teoritik yang dapat dipertukarkan oleh resin per satuan massa atau volume resin.

  • 2. Tahap pencucian balik (backwash)

    Tahap pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai

    titik habis. Sebagai pencuci digunakan air produk. Pencucian balik mempunyai

    sasaran sebagai berikut :

    a. pemecahan resin yang tergumpal

    b. penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang antar resin

    c. penghilangan kantong-kantong gas dalam unggun

    d. pembentukan ulang lapisan resin Pencucian balik dilakukan dengan

    pengaliran air dari bawah ke atas (up flow). Pada tahap ini terjadi

    pengembangan unggun antara 50 hingga 70%.

    3. Tahap regenerasi

    Tahap regenerasi adalah operasi penggantian ion yang terserap dengan ion

    awal yang semula berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ke

    tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat

    menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan

    yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal,

    maka ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan

    selama tahap layanan. Jadi secara teoritik, jumlah larutan regenerasi (dalam

    ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang dihilangkan

    (kebutuhan larutan regenerasi teoritik).

    4. Tahap pembilasan

    Tahap pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan regenerasi

    yang terperangkap oleh resin. Pembilasan dilakukan menggunakan air produk

    dengan aliran down flow dan dilaksanakan dalam dua tingkat, yaitu :

    a. tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi, dan

    b. tingkat laju alir tinggi untuk menghilangkan sisa ion.

    Limbah pembilasan tingkat laju alir rendah digabungkan dengan larutan

    garam dan dibuang, sedangkan limbah pembilasan tingkat laju alir tinggi

    disimpan dan digunakan sebagai pelarut senyawa untuk regenerasi.

  • C. Pelunakan dengan Cara Pemanasan

    Proses pemanasan hanya untuk menurunkan kesadahan yang sifatnya

    sementara, dan dapat diterapkan dalam skala rumah, seperti merebus air sampai

    mendidih dengan reaksi:

    Ca(HCO3)2 (aq) CaCO3 (s) + CO2 (l) + H2O (g)

    Ca(HCO3)2 (aq) MgCO3 (s) + CO2 (l) + H2O (g)

    Semakin lama pemanasan setelah air mendidih, dan penyimpanan air yang

    mendidih dalam thermos, penurunan kesadahan akan semakin besar. Untuk

    membersihkan kerak/endapan dalam thermos dapat diatasi dengan

    pemberian/perendaman dengan larutan garam dapur (NaCl) jenuh.

    Garam MgCO3 mempunyai kelarutan yang lebih besar di dalam air panas,

    namun semakin rendah temperatur air kelarutan MgCO3 semakin kecil, bahkan

    hingga menjadi tidak larut dan dapat mengendap. Garam CaCO3 kelarutannya

    lebih kecil dari MgCO3, sehingga pada air panas sebagian CaCO3 mengendap, dan

    pada air dingin pengendapannya lebih banyak lagi. Oleh karena sifat air ini maka

    air sadah tidak dikehendaki pada air industri karena dapat menimbulkan

    endapan/kerak pada peralatan pemanas seperti boiler dan lain sebagainya. Untuk

    skala rumah tangga jika air yang mengandung kesadahan yang cukup ini dimasak

    atau dididihkan maka akan menimbulkan endapan di dalam ketel dan jika air yang

    telah dimasak didinginkan maka kesadahan sementara yang ada di dalam air dapat

    diturunkan.