149

Click here to load reader

Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

PelatihanPelatihanKetrampilan Ketrampilan

Teknik Bedah DasarTeknik Bedah Dasar

PelatihanPelatihanKetrampilan Ketrampilan

Teknik Bedah DasarTeknik Bedah Dasar

Page 2: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

PendahuluanPendahuluan

Ketrampilan yang diberikan pada pelatihan ini bukan merupakan satu-satunya teknik bedah yang ada.

Pelatihan ini diberikan suatu teknik bedah yang lebih mengutamakan segi keamanan dari tim bedah dan juga pasien.

Pembedahan yang aman lebih baik dari pada pembedahan yang cepat tetapi memiliki resiko mencederai pelaksana pembedahan..

Page 3: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Penguasaan teknik bedah dapat dinilai dari: Efisiensi tenaga dan gerakan Gerakan-gerakan yang luwes dan wajar

Bagi peserta yang sudah terbiasa dengan gerakan yang kurang benar diharapkan selama kursus dapat diubah menjadi gerakan yang benar.

Setelah menjalani kursus ini harus ditindaklanjuti dengan pemahiran di institusi masing-masing yang menjadi tanggung jawab dari para instruktur setempat.

PendahuluanPendahuluan

Page 4: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Pelatihan ini terdiri dari:Pelatihan ini terdiri dari:

Pengenalan instrumen Teknik menyimpul Teknik insisi dan penjahitan Hemostasis dan diseksi tajam Penanganan cedera usus (anastomosis) Penanganan cedera vaskuler (patching

& anastomosis) Penanganan cedera traktus urinarius

(ureter & vesika urinaria) ureter

Page 5: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Pengenalan InstrumenPengenalan Instrumen

Pisau Pinset Hemostat Gunting Pemegang

jarum (needle holder)

Page 6: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Correct Table HeightCorrect Table Height

Operate at level at which

forearm is approximately

horizontal

Page 7: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Sebagaimana biasanya pada setiap pelatihan ketrampilan, peserta

kursus merupakan penilai yang terbaik, oleh karena itu apabila

belum merasa mendapat ketrampilan yang diajarkan,

manfaatkan keberadaan instruktur.

Page 8: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

PisauPisau

Jenis pisau :

1. Pisau yang gagang dan matanya disposable

2. Pisau yang matanya disposable dengan gagang reusable

3. Pisau yang gagang dan matanya merupakan suatu kesatuan dan reusable

“Pada Pelatihan ini dipakai No. 2

Page 9: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Pisau ReusablePisau Reusable

Page 10: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Perbedaan antara dua Perbedaan antara dua macam mata pisaumacam mata pisau

SCALPEL Dipegang seperti

memegang pisau dapur Tekanan jari telunjuk

merupakan penentu kedalaman insisi

Dua jari (telunjuk dan ibu jari) tangan lainnya dapat dipakai untuk fiksasi kulit atau counter traksi

Pisau lebih mengarah ke horizontal, karena bagian yang menyayat adalah perut pisau.

BISTOURI Dipegang seperti

memegang pena Pisau mengarah

ke vertical karena yang menyayat adalah ujung mata pisau

Kelingking tangan yang sama merupakan alat fiksasi

Page 11: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Cara Pasang Mata PisauCara Pasang Mata Pisau

Page 12: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Cara Memegang & FiksasiCara Memegang & Fiksasi

Page 13: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling InstrumentHandling Instrument

Page 14: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling InstrumentHandling Instrument

Page 15: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Posisi Pisau terhadap Posisi Pisau terhadap PermukaanPermukaan

Page 16: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Posisi Pisau terhadap Posisi Pisau terhadap PermukaanPermukaan

Page 17: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Insisi Linear Insisi Linear (Video)(Video)

Page 18: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Insisi Linear Insisi Linear (Video)(Video)

Menyayat kontinyu Menyayat seperti gergaji

Page 19: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Pinset (1)Pinset (1)

Pinset ada yang bergigi dan tidak bergigi

Penggunaanya tergantung dari jenis jaringan yang akan dipegang dengan pinset bergigi sedangkan usus dengan pinset tanpa gigi

Page 20: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Pinset (2)Pinset (2)

Pinset harus dipakai dengan prinsip memegang sumpit, dimana pinset itu harus merupakan perpanjangan dari jari telunjuk dan ibu jari

Pinset merupakan suatu alat yang serbaguna dan biasanya dipegang oleh tangan kiri

Page 21: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Pinset (3)Pinset (3)

Selama melakukan pembedahan sebaiknya pinset tidak dilepas dan kemudian diambil kembali tetapi biasakanlah”menyimpan” pinset di tangan kiri dengan menjepitnya dengan menggunakan jari manis dan kelingking, sehingga ibu jari telunjuk dan jari tengah bebas bekerja (lihat gambar).

Page 22: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling InstrumentHandling Instrument

Page 23: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling InstrumentHandling Instrument

Page 24: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Pinset Bergigi Pinset Tak Bergigi

Handling Instrument Handling Instrument (video)(video)

Page 25: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling InstrumentHandling Instrument

Page 26: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

HemostatHemostat

Dikenal 2 macam yaitu: Bergigi (Kocher) Tidak bergigi (Pean) Keduanya dapat berbentuk

lurus atau bengkok. Diajarkan cara membuka klem dengan tangan kanan dan tangan kiri

Page 27: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Membuka KlemMembuka Klem(Apabila mempergunakan hemostat yang bengkok maka (Apabila mempergunakan hemostat yang bengkok maka ujungnya harus menuju ke permukaan)ujungnya harus menuju ke permukaan)

KANAN Jari tidak boleh

masuk lebih dari satu phalanx

Gerakan pembuka merupakan gerakan yang berlawanan dari ibu jari dan jari tengah

KIRI Jari tidak

dimasukkan ke dalam lubang pegangan

Gerakan pembuka merupakan gerakan yang berlawanan dari ibu jari dan jari manis

Page 28: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling InstrumentHandling Instrument

Page 29: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling InstrumentHandling Instrument

Page 30: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

GuntingGunting

Jenis gunting: Kasar dan halus Lurus dan bengkok Kedua ujungnya tajam

atau tumpul

Page 31: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

GuntingGunting

Memegang gunting jari juga tidak boleh masuk lebih dari satu phalanx.

Pada saat memotong benang dengan memakai gunting kasar, gunting harus dimiringkan sedemikian rupa sehingga dapat terlihat panjang benang yang ditinggal.

Apabila menggunakan gunting yang bengkok, maka posisi harus sedemikian rupa sehingga ujungnya harus tetap terlihat.

Page 32: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling InstrumentHandling Instrument

Page 33: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

GuntingGunting

Page 34: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gunting Gunting (Video)(Video)

Benar Salah

Page 35: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gunting Gunting (Video)(Video)

Page 36: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

3 Gerakan Gunting 3 Gerakan Gunting untuk Diseksiuntuk Diseksi

1. Gerakan menggunting

2. Gerakan membuka

3. Gerakan mendorong sambil mengunting

Page 37: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Diseksi Diseksi (Video)(Video)

Diseksi Membuka

Diseksi Menggunting

Diseksi Pisau

Page 38: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Needle HolderNeedle Holder

Jarum TIDAK BOLEH DIPEGANG DENGAN JARI.

Jarum dipegang pada sepertiga pangkal, kurang lebih 1-2 mm dari ujung needle holder.

Posisi needle holder dapat berada dalam: PRONASI pada waktu menusuk dan

mengambil jarum MID POSITION pada waktu pengambilan

jarum siap pakai SUPINASI tidak dianjurkan dipakai untuk

pengambilan jarum

Page 39: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Needle Holder-JarumNeedle Holder-Jarum

Page 40: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Needle Holder-JarumNeedle Holder-Jarum

Page 41: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Benar Terlalu pangkal Terlalu Ujung

Needle Holder-Jarum Needle Holder-Jarum (video)(video)

Page 42: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Needle Holder (Benar)Needle Holder (Benar)

Page 43: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Needle Holder (Salah)Needle Holder (Salah)

Page 44: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling Instrument Handling Instrument (Mid posisi)(Mid posisi)

Page 45: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling Instrument Handling Instrument (Supinasi)(Supinasi)

Page 46: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Handling Instrument Handling Instrument (Pronasi)(Pronasi)

Page 47: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Diajarkan cara memutar jarum dan posisi forehand ke posisi backhand

Dengan memakai pincet di tangan kiri, dan needle holder tangan kanan

Dengan cara memutar tangan kiri ke arah supinasi dan tangan kanan ke arah pronasi dan cara sebaliknya jika ingin memutar jarum dari posisi backhand ke forehand.

“Pergerakan ini merupakan gerakan pergelangan tangan tanpa mengikutsertakan siku”

Needle HolderNeedle Holder

Page 48: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Needle HolderNeedle Holder

Page 49: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Perhatikan Alur Mekanik Needle Holder, agar saat mengikat dengan benang tidak tersangkut

Needle HolderNeedle Holder

Page 50: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Permukaan Permukaan Needle Holder-JarumNeedle Holder-Jarum

Page 51: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Permukaan Permukaan Hemostat-JarumHemostat-Jarum

Page 52: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Needle Holder-Needle Holder-Cara MenjahitCara Menjahit

Page 53: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Benar Salah

Jarum-Cara MenusukkanJarum-Cara Menusukkan

Page 54: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Jarak Luka Dekat Jarak Luka Jauh

Jarum-Cara MenusukkanJarum-Cara Menusukkan

Page 55: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Teknik MenyimpulTeknik Menyimpul

Page 56: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Simpul yang diajarkanSimpul yang diajarkan

1. Reef knot

2. Surgeon’s knot

3. Deep Tying

4. Slip knot

Page 57: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Indikasi simpulIndikasi simpul

Semua simpul memakai Reef knot,

kecuali: Ada regangan: Surgeon’s knot Simpul di dalam (Deep Tying) :

Reef knot Slip knot & Harus diakhiri reef knot

Sebaiknya tidak menggunakan instrumen

Page 58: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Indikasi PenyimpulanIndikasi Penyimpulan

Reef Knot dapat dikerjakan setiap waktu apabila tidak ada regangan

Surgeon’s Knot dipakai kalau ada regangan

Reef knot & Slip Knot dapat dipakai untuk penyimpulan dalam

Page 59: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Beberapa hal mengenai Beberapa hal mengenai menyimpul yang harus diingatmenyimpul yang harus diingat

Semua simpul Terdiri dari 2 macam gerakan

Gerakan simpul ke 1 harus sama dengan 3, 5, 7 dst.

Gerakan simpul ke 2 harus sama dengan 4, 6, 8 dst.

Simpul 1 : Benang harus ditarik berlawanan arah dengan arah datangnya benang

Simpul 2 : Setelah simpul pertama kedua tangan harus menyilang

Kecuali Slip knot : 1 macam gerakan Gerakan simpul 1 sama dengan 2, 3, 4, 5 dst

Page 60: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Reef Knot Reef Knot

Merupakan simpul dasar dan harus dikuasai dengan benar.

Dapat dikerjakan dengan : Satu tangan Dua tangan Instrumen

Page 61: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Reef Knot (lanjutan)Reef Knot (lanjutan)

Satu tangan Simpul 1 : jari telunjuk Simpul 2 : jari tengah

Dua tangan Simpul 1 : jari telunjuk (tangan kanan) Simpul 2 : jari telunjuk (tangan kiri )

atau Simpul 1 : jari tengah (tangan kanan) Simpul 2 : jari tengah (tangan kiri)

Page 62: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Reef Knot (lanjutan)Reef Knot (lanjutan)

Dengan instrumen1. Pengambilan benang dari atas

benang ditarik ke bawah

2. Pengambilan benang dari bawah

benang ditarik ke atas

Catatan:Pengambilan dari dalam

Page 63: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Reef Knot (lanjutan)Reef Knot (lanjutan)

Terdapat 3 gerakan dasar:1. Gerakan 1 : jari telunjuk tangan terjauh2. Gerakan 2 : jari tengah tangan terdekat3. Gerakan 3 : ibu jari bertemu dengan

telunjuk (TIDAK DIAJARKAN)

Simpul 1 : Benang harus ditarik berlawanan arah dengan arah datangnya benang

Simpul 2 : Setelah simpul pertama kedua tangan harus menyilang

Page 64: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gerakan 1: Gerakan 1: Telunjuk tangan terjauhTelunjuk tangan terjauhStep 1Step 1

Page 65: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gerakan 1: Gerakan 1: Telunjuk tangan terjauhTelunjuk tangan terjauhStep 2Step 2

Page 66: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gerakan 1: Gerakan 1: Telunjuk tangan terjauhTelunjuk tangan terjauhStep 3Step 3

Page 67: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gerakan 1: Gerakan 1: Telunjuk tangan terjauhTelunjuk tangan terjauhStep 4Step 4

Page 68: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gerakan 2: Gerakan 2: Jari tengah tangan terdekatJari tengah tangan terdekatStep 1Step 1

Page 69: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gerakan 2: Gerakan 2: Jari tengah tangan terdekatJari tengah tangan terdekatStep 2Step 2

Page 70: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gerakan 2: Gerakan 2: Jari tengah tangan terdekatJari tengah tangan terdekatStep 3Step 3

Page 71: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Gerakan 2: Gerakan 2: Jari tengah tangan terdekatJari tengah tangan terdekatStep 4Step 4

Page 72: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Reef Knot Reef Knot (lanjutan)(lanjutan)

Satu tangan 1. Gerakan 1 + gerakan 2 atau2. Gerakan 2 + gerakan 1

Dua tangan1. Gerakan 1 yang dikerjakan oleh kedua

tangan bergantian atau2. Gerakan 2 yang dikerjakan oleh kedua

tangan bergantian 3. Gerakan 3 dikerjakan oleh kedua tangan

bergantian (TIDAK DIAJARKAN)

Page 73: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Reef Knot Reef Knot

Page 74: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Standard Square Knot Standard Square Knot (“Secure”)(“Secure”)

Page 75: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Reef Knot Reef Knot (lanjutan)(lanjutan)

Dengan instrumen1. Pengambilan benang dari atas

benang ditarik ke bawah

2. Pengambilan benang dari bawah

benang ditarik ke atas

Catatan:Pengambilan dari dalam

Page 76: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Surgeon’s knotSurgeon’s knot

1. Dapat dilakukan dengan

Satu tangan Dua tangan Instrumen

2. Perbedaan dengan Reef knot Hanya pada benang yang

dilingkarkan dua kali.

Page 77: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Dapat dibuat dengan 2 cara :

1. SATU TANGAN : Gerakan 1 atau 2 dilakukan 2 kali.

2. DUA TANGAN : Gerakan 1 DAN 2 dilakukan bersamaan oleh kedua tangan.

Surgeon’s knot Surgeon’s knot (lanjutan)(lanjutan)

Page 78: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Deep TyingDeep Tying

Perbedaan dengan Reef Knot: Pada pengencangan simpul

Benang tidak boleh ditarik ke atas Harus didorong ke bawah

menggunakan jari telunjuk.

Page 79: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Deep Tie TechniqueDeep Tie TechniqueStep 1Step 1

Page 80: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Deep Tie TechniqueDeep Tie TechniqueStep 2Step 2

Page 81: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Deep Tie TechniqueDeep Tie TechniqueStep 3Step 3

Page 82: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Deep Tie TechniqueDeep Tie TechniqueStep 4Step 4

Page 83: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Deep Tie TechniqueDeep Tie TechniqueStep 5Step 5

Page 84: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Deep Tie TechniqueDeep Tie TechniqueStep 6Step 6

Page 85: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Deep Tie TechniqueDeep Tie TechniqueStep 7Step 7

Page 86: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Deep Tie TechniqueDeep Tie TechniqueStep 8Step 8

Page 87: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Slip knotSlip knot

Terdiri atas :1. 2 kali gerakan yang sama (dengan

telunjuk atau jari tengah) ATAUGerakan reef knot yang ditarik ke arah yang sama (tanpa penyilangan)2. Harus diakhiri dengan reef knotJadi terdapat 4 gerakan

Page 88: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Slip KnotSlip Knot

Page 89: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Surgeon Knot Surgeon Knot

Page 90: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Knot TyingKnot Tying

Page 91: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Instrument Tie TechniqueInstrument Tie TechniqueStep 1Step 1

Page 92: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Instrument Tie TechniqueInstrument Tie TechniqueStep 2Step 2

Page 93: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Instrument Tie TechniqueInstrument Tie TechniqueStep 3Step 3

Page 94: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Instrument Tie TechniqueInstrument Tie TechniqueStep 4Step 4

Page 95: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Instrument Tie TechniqueInstrument Tie TechniqueStep 5Step 5

Page 96: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Instrument Tie TechniqueInstrument Tie TechniqueStep 6Step 6

Page 97: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Jumlah Simpul Jumlah Simpul (“Secure”)(“Secure”)

Dianjurkan

1. Tiga kali: Benang biasa

Reef knot + gerakan 3=1

2. Tujuh kali: Benang monofilamment

Page 98: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Teknik Insisi dan Teknik Insisi dan Penjahitan pada KulitPenjahitan pada Kulit

Teknik Insisi dan Teknik Insisi dan Penjahitan pada KulitPenjahitan pada Kulit

Page 99: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

2 Macam Insisi2 Macam Insisi

1. Insisi Linear

2. Insisi Elips

Page 100: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Insisi LinearInsisi Linear

Dianjurkan pada penutupannya dimulai di tengah dan dilanjutkan setiap pertengahan dari incisi yang tersisa.

Arah jarum yang tegak lurus dengan permukaan kulit dan juga tegak lurus sayatan kulit

Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama dengan dalamnya jaringan yang diambil (x) dan jarak antar jahitan sama dengan dua kali jarak tersebut (2)

Page 101: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Suturing TechniqueSuturing Technique

Page 102: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Suturing TechniqueSuturing Technique

Page 103: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Suturing TechniqueSuturing Technique

Page 104: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Suturing TechniqueSuturing Technique

Terlalu Dangkal

Terlalu Dalam

Tidak Proporsional

Page 105: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Suturing TechniqueSuturing Technique

Terlalu Longgar Terlalu kuat Menyayat

Page 106: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Hasil PenjahitanHasil Penjahitan

Eversi-Benar Inversi-Salah

Page 107: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted TechniqueInterrupted Technique

Page 108: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted Technique Interrupted Technique (Benar)(Benar)

Page 109: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted Technique Interrupted Technique (Salah)(Salah)

Page 110: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted Technique Interrupted Technique (Koreksi Dog Ear)(Koreksi Dog Ear)

Page 111: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted TechniqueInterrupted TechniqueStep 1 (Linear Incision)Step 1 (Linear Incision)

Page 112: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted TechniqueInterrupted TechniqueStep 1 (Linear Incision)Step 1 (Linear Incision)

Page 113: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Jarak Tidak Sama

Tidak Sejajar

Tidak Seragam

Interrupted Technique Interrupted Technique (Salah)(Salah)

Page 114: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Simpul Tidak Sesisi

Terlalu Jarang

Terlalu Rapat

Interrupted Technique Interrupted Technique (Salah)(Salah)

Page 115: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Insisi ElipsInsisi Elips

Pada pembuatannya tentukan lebih dulu lebar dan incisi sesuai dengan lesi, kemudian panjang insisi harus ≥ 3x lebar.

Page 116: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Insisi ElipsInsisi Elips

Cara Menutup Insisi Elips: Tidak boleh dimulai dari tengah

tetapi harus dari kedua ujung insisi Berakhir di tengah Jahitan tidak boleh sekaligus tetapi

harus dua kali karena arah jarum harus tegak lurus dengan tepi insisi

Untuk menghindari regangan dapat dikerjakan teknik “undermining”

Page 117: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Insisi Elips Insisi Elips (Undermining)(Undermining)

Page 118: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted Technique Interrupted Technique (Ellipse Incision)(Ellipse Incision)

Page 119: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted Technique-Angkat Interrupted Technique-Angkat Jahitan (Linear Incision)-1Jahitan (Linear Incision)-1

Page 120: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted Technique-Angkat Interrupted Technique-Angkat Jahitan (Linear Incision)-2Jahitan (Linear Incision)-2

Page 121: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Interrupted TechniqueInterrupted Technique

Benar Salah

Page 122: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Continuous TechniqueContinuous Technique

Page 123: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Continuous TechniqueContinuous Technique

Syarat :

1. Harus dengan asisten yang tugasnya hanya melepas & memegang benang, BUKAN mengencangkan jahitan.

2. Selama penjahitan benang tidak boleh kendor.

3. Jarum diambil siap pakai (Midposisi)

Catatan: Angkat jahitan lebih lama

daripada interrupted

Page 124: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Mattress TechniqueMattress Technique

Page 125: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Mattress TechniqueMattress Technique

Page 126: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Mattress TechniqueMattress Technique

Langkah-langkah :1. Jarum masuk tegak lurus permukaan

kulit.2. Jarum diambil siap pakai (midposisi).3. Jarum diputar dari “forehand” menjadi

“backhand”.4. Benang ditarik.5. Jarum dikembalikan backhand dalam

satu bidang (vertical mattress) atau Dalam bidang yang sejajar dengan

bidang pertama (horizontal mattress).6. Disimpul dengan reef knot

Page 127: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Jahitan MattressJahitan Mattress

Vertical mattress berfungsi untuk menyamakan permukaan sayatan

Horizontal mattress untuk aproksimasi tanpa mengganggu sesuatu struktur yang berjalan sejajar dengan luka sayatan, seperti pembuluh darah, nerve dll.

Page 128: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Mattress TechniqueMattress Technique

Page 129: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

InterlockingInterlocking

Penutupan luka memerlukan hemostasis yang baik

Apakah jahitan interlocking yang dimaksud untuk menutup luka sekaligus hemostasis?

Page 130: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Subcuticular TechniqueSubcuticular Technique

Dilakukan untuk tujuan KOSMETIK, sehingga harus dilaksanakan dengan benar :1. Simpul pertama di subkutis (absorbable).2. Pengambilan subkutis harus sama dalam

dari permukaan kulit.3. Keluar masuknya jarum harus sejajar dari

sisi luka berseberangan.4. Diselesaikan tanpa simpul (dengan

penjahitan bentuk Z dimana jarum dimasukkan kembali pada lubang yang sama)

Page 131: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Subcuticular TechniqueSubcuticular Technique

Benar Jaringan Sedikit Terjahit-Salah

Page 132: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Subcuticular TechniqueSubcuticular Technique

Aposisi Jahitan Benar Aposisi Jahitan Salah

Page 133: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Benang Absorbable

Subcuticular TechniqueSubcuticular Technique

Page 134: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Subcuticular TechniqueSubcuticular Technique

Page 135: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Subcuticular Technique Subcuticular Technique (Video)(Video)

Benang Nonabsorbable

Page 136: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

HemostasisHemostasis

Cara mengikat

1. Dengan klem pembuluh darah kecil dgn jaringan sekitarnya (pedicle technique)

2. Tanpa klem: pembuluh besar yang dapat dibebaskan tanpa mencederainya

Page 137: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

3 Gerakan Gunting untuk 3 Gerakan Gunting untuk DiseksiDiseksi

Gerakan mengguntingGerakan membukaGerakan mendorong sambil

mengunting

Page 138: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Diseksi Diseksi (Video)(Video)

Diseksi Membuka

Diseksi Menggunting

Biopsi

Page 139: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

AnastomosisAnastomosisSyarat:1. Tidak ada regangan.2. Aposisi yang baik.3. Vaskularisasi yang cukup.4. Tehnik jahitan yang sempurna :

• Extramucosal• Jarak jahitan 4 mm.• Serosa harus bertemu dengan serosa

(inversi)

5. Pengamanan & pencegahan distensi.

Page 140: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

End-To-End Anastomosis End-To-End Anastomosis Extra Mucosal Layer

Page 141: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Using Vertical Mattress Technique

End-To-Side Anastomosis End-To-Side Anastomosis Extra Mucosal Layer

Page 142: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Vascular Vein PatchVascular Vein Patch

Page 143: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Vascular End-To-End Vascular End-To-End Anastomosis - Step 1Anastomosis - Step 1

Page 144: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Anastomosis end to end pada pembuluh Anastomosis end to end pada pembuluh darah diameter kecil darah diameter kecil (dengan membuat sayatan miring)(dengan membuat sayatan miring)

Page 145: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Anastomosis end to end pada Anastomosis end to end pada pembuluh darah yang tidak dapat pembuluh darah yang tidak dapat diputardiputar

Page 146: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Anastomosis end to end Anastomosis end to end pada pembuluh darah kecil & Ureter pada pembuluh darah kecil & Ureter (Spatulasi)(Spatulasi)

Page 147: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Anatomi

Page 148: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

Anatomi

Page 149: Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06

KOMPETENSI ?KOMPETENSI ?

IF YOU CAN DO IT

PROPERLYYOU ARE ALLOWED

TO DO IT !