88
PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HADHANAH (STUDI KASUS DI MAHKAMAH SYARIAH WILAYAH PERSEKUTUAN KUALA LUMPUR, MALAYSIA) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh : Mohd Norman Shah bin Mohd Yaziz NIM : 105044103554 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1429 H / 2008 M

PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

  • Upload
    lyque

  • View
    225

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HADHANAH

(STUDI KASUS DI MAHKAMAH SYARIAH WILAYAH PERSEKUTUAN

KUALA LUMPUR, MALAYSIA)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Mohd Norman Shah bin Mohd Yaziz

NIM : 105044103554

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL AL SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1429 H / 2008 M

Page 2: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HADHANAH

(STUDI KASUS DI MAHKAMAH SYARIAH WILAYAH PERSEKUTUAN

KUALA LUMPUR, MALAYSIA)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Mohd Norman Shah bin Mohd Yaziz

NIM : 105044103554

Pembimbing I : Pembimbing II :

Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA Fahmi Muhammad Ahmadi, MS.I

NIP : 150 169 102 NIP : 150 326 914

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL AL SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1429 H / 2008 M

Page 3: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil asli karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Desember 2008

Mohd Norman Shah bin Mohd Yaziz

Page 4: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

KATA PENGANTAR

��� ا ا���� ا�����

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi

nikmat, dan hidayah serta rahmatNya. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi

besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya yang telah membawa dan

menyebarkan agama Islam sebagai hidayah kepada jalan yang benar dalam rangka

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Skripsi ini berjudul : PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA HADHANAH (STUDI KASUS DI MAHKAMAH SYARIAH

WILAYAH PERSEKUTUAN KUALA LUMPUR MALAYSIA), untuk

memenuhi dan sekaligus melengkapi syarat-syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Hukum Islam (S.H.I) pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat

diselesaikan karena mendapat dukungan dan bantuan dari pelbagai pihak. Untuk itu

sebagai ungkapan rasa hormat yang dalam penulis menyampaikan terima kasih

kepada yang terhormat Bapak :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dengan kewenangan yang

dimiliki telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyusun skripsi

ini.

Page 5: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA, selaku Ketua Program Studi Ahwal Al

Syakhshiyah dan Kamarusdiana, S.Ag, M.H, selaku Seketaris Program Studi

Ahwal Al Syakhshiyah yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA, dan Fahmi Myhammad Ahmadi, Ms.I, selaku

dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan petunjuk, arahan, dan

masukan kepada penulis hingga tuntas skripsi ini Hanya Allah SWT memberikan

ganjaran yang berlipat ganda atas jasa baiknya kepada penulis.

4. Seluruh dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, tidak lupa juga terima kasih yang sebesar-besarnya kepada staf

perpustakaan, karyawan-karyawan yang banyak membantu penulis memfasilitasi

penyelesaian penulisan skripsi ini.

5. Teristimewa buat Ayahanda H. Mohd Yaziz bin Shamsuddin dan Ibunda tercinta

Hj. Noor Mazlina binti Noorshah serta seluruh ahli keluarga yang dikasihi dan

tersayang. Terima kasih banyak atas bantuan kalian terutama dari segi keuangan,

dan dukungan kalian. Terima kasih juga atas doa dan pengorbanan kalian yang

tidak terhingga serta memberi semangat tanpa jemu hingga penulis dapat

menyelesaikan pengajian di sini dengan selamat dan sempurna. Semoga Allah

SWT menempatkan kalian di tempat orang-orang yang shaleh dan mulia. Tidak

ada yang dapat saya persembahkan sebagai balasan hingga melainkan dia Yang

Maha Kuasa, “semoga berjaya dan panjang umur”.

Page 6: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Maslah ............................................... 5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian....................................................... 6

D. Metode Penelitian ........................................................................... 7

E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 9

BAB II SULH MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian Sulh............................................................................... 11

B. Landasan Hukum Sulh.................................................................... 13

C. Rukun Sulh .................................................................................... 17

D. Syarat Sulh ..................................................................................... 21

E. Hikmah Sulh................................................................................... 24

BAB III HADHANAH DALAM AKTA UNDANG-UNDANG

A. Pengertian Hadhanah Dan Dasar Hukumnya................................... 30

B. Hadhanah serta Syarat dan Rukunnya ............................................. 33

Page 7: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

C. Masa Hadhanah .............................................................................. 44

D. Hadhanah dalam Akta Undang-Undang Keluarga Islam Wilayah

Persekutuan 1984 ........................................................................... 45

BAB IV PERAN SULH TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA

HADHANAH DI MAHKAMAH SYARIAH WILAYAH

PERSEKUTUAN KUALA LUMPUR MALAYSIA

A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah .................. 52

B. Tatacara Pelaksanaan Sulh di Mahkamah Syariah ........................... 55

C. Sulh dalam Kasus Hadhanah ........................................................... 63

D. Analisis Penulis .............................................................................. 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................... 74

B. Saran .............................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77

LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi .......... 79

2. Surat Permohonan Mendapatkan Data / Wawancara ...................... 80

3. Format Perjanjian Penyelesaian (Sulh) .......................................... 85

4. Format Deraf Perintah Persetujuan (Sulh) ...................................... 87

Page 8: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

5. Statistik Kasus Devisi Sulh Mahkamah Syariah Wilayah

Persekutuan Kuala Lumpur Tahun 2006 ........................................ 89

6. Akta Undang-undang Keluarga Islam Wilayah Persekutuan 1984

(Bagian Penjagaan Anak-anak atau Hadhanah) ............................... 90

7. Struktur Organisasi Mahkamah Syariah Wilayah-wilayah

Persekutuan ................................................................................... 95

8. Formulir Pendaftaran Gugatan / Permohonan Perkara ................... 97

9. Akta Undang-undang Keluarga Islam (Wilayah-wilayah

Persekutuan) 2006 ......................................................................... 99

10. Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wilayah-wilayah

Persekutuan) 1998 .........................................................................100

11. Kaedah-kaedah Tatacara Mal (Sulh) (Wilayah-wilayah

Persekutuan) 2004 .........................................................................102

Page 9: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap pasangan yang mengambil keputusan untuk menikah pasti

memimpikan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera serta kekal selamanya.

Namun, disebabkan berbagai masalah yang timbul disertai dengan tidak adanya

kemampuan untuk menghadapinya, mahligai indah akhirnya punah dilanda

gelora. Jika pada saat bersama sering terjadi sengketa, maka perceraian juga

semakin mempersulit keadaan apabila soal nafkah, mut’ah dan hadhanah dibawa

ke mahkamah (pengadilan). Walaupun Islam menghalalkan talak, namun bukan

berarti pasangan yang memilih untuk bercerai dibiarkan berselisih untuk

mendapatkan hak dan sebagainya.

Sebaliknya, sikap ingin berdamai serta saling toleransi sangat dianjurkan

agar semua masalah yang timbul dapat diselesaikan dengan cepat dan adil.

Penyelesaian secara damai atau sulh sangat dianjurkan untuk menghentikan

perselisihan. Salah satu ayat al-Qur’an yang menunjukkan bahwa perdamaian

adalah salah satu cara yang dianjurkan dan disyari’atkan untuk menyelesaikan

masalah adalah firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 128 sebagai berikut:

وإن ام�أة &��% م� �#��� "! زا أو إ��ا�� ��� ���ح ����� أن ی�2�1 ����� �2�3 وا�1+�* &�� وأ0��ت ا�."-, ا�!+*( وإن

: �/ا����ء(26�� ا و6;(: ا 9�ن( ا��(8 آ�ن �� 6#� ن &�5�ا ���(

Page 10: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Artinya: “Dan jika seorang wanita khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap

tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian yang

sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun

manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu memperbaiki

(pergaulan dengan isterimu) dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan

sikap tak acuh), maka sungguh, Allah adalah Mahateliti terhadap apa

yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Nisa, 4:128)

Salah satu bentuk perdamaian adalah dengan proses sulh. Konsep ini dapat

mencapai keadilan yang mana tidak ada pihak yang menang atau kalah karena

keputusan dibuat dengan persetujuan bersama. Bahkan, ijma’ ulama juga

berpendapat bahwa penyelesaian secara sulh adalah lebih tepat dalam mencapai

keadilan karena kedua belah pihak lebih mengetahui hak yang seharusnya mereka

dapatkan.

Hal ini berbeda dengan keputusan melalui persidangan karena pihak yang

lebih pandai beralasan cenderung untuk menang yang berarti memperoleh sesuatu

yang bukan haknya. Hal yang demikian itu mendapat ancaman berdasarkan hadits

Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh al-Bukhari sebagai berikut:

%��A ���� �Aل رس ل ا B)�3 ا 8��� : �� أمF س�D ر�B ا��#J0#� )M� أن یJ ن ا�L2� �2(;8 , إ"(I6 �J;1 ن إB�( : وس�(�

O#� �م�, م P2 م� اس" B�� 8� Q0A.�8 . �8� م %#SA ��1)م;-FU� . )8��� U أ&8� ش�. 9�"(� اD#SA 8� PSA م� ا��(�ر

Artinya: “Dari Ummu Salamah r.a, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya

kalian mengadukan perkara kepadaku. Barangkali sebagian diantara

kalian ada yang lebih pandai mengemukakan hujah daripada yang lain,

maka aku memberikan keputusan yang menguntungkannya berdasarkan

yang aku dengar darinya. Barangsiapa yang aku berikan sepotong dari

1 Ibnu Hajar al-Asqalani, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, (Jakarta: Akbar Media Eka

Sarana, 2007), h. 640

Page 11: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

hak saudaranya, itu berarti aku memberikannya sepotong api neraka.”

(Muttafaq ‘alaih)

Penyelesaian dengan cara sulh ini sangat dianjurkan karena adakalanya

keputusan mahkamah tidak dapat memuaskan hati para pihak yang bersangkutan.

Sedangkan sulh adalah lahir dari rasa toleransi dan sukarela yang akhirnya

membawa penyelesaian yang dibuat secara sepakat. Seandainya masalah-masalah

keluarga masih dapat diselesaikan secara musyawarah, maka sewajarnya jika

diselesaikan tanpa melibatkan mahkamah. Ini akan menjadikan Mahkamah

Syariah yang telah ada menjadi tempat rujukan dan persidangan untuk persoalan-

persoalan yang lebih berat dan kompleks.

Sulh menurut syara’ ialah suatu akad untuk mengakhiri persengketaan di

antara dua pihak yang bersengketa atau akad untuk menyelesaikan pertikaian

dengan sukarela melalui ijab dan kabul.2 Sulh dapat dilaksanakan dengan sukarela

tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manapun. Dalam usaha menyelesaikan

persengketaan secara adil, perkara pertama yang perlu dilakukan oleh qadi atau

hakim ialah menganjurkan pihak-pihak yang bersangkutan untuk berdamai.

Dengan demikian, semua pertikaian dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat

tanpa rasa benci dan dendam.

Fenomena yang sering timbul di Mahkamah Syariah apabila terjadi

perceraian adalah tuntutan pasca perceraian dari kedua belah pihak yaitu si suami

dan si istri dalam menuntut hak masing-masing. Di antara tuntutan yang diajukan

2 Syaikh Shaleh Bin Al-Fauzan, Ringkasan Fikih Lengkap, (Jakarta: Darul Falah, 2005), h.

590

Page 12: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

adalah mut’ah, harta bersama, dan nafkah hutang. Selain itu, persoalan yang

sering menimbulkan persengketaan suami-istri setelah pembubaran perkawinan

ialah hak penjagaan anak atau hadhanah.

Sesuai dengan fitrah seorang ibu yang melahirkan dan menyusukan anak,

Islam memberikan keutamaan kepada mereka untuk mendapatkan hak penjagaan

atau hadhanah. Meskipun demikian, bukan berarti apabila terjadi penceraian,

seorang ayah tidak berhak langsung karena dalam keadaan tertentu mereka juga

diberi keutamaan. Adapun yang menimbulkan masalah ialah apabila mereka yang

terlibat dalam kasus pengasuhan anak menunjukkan keinginannya masing-masing

untuk menang sehingga bisa menggunakan segala macam cara.

Di Malaysia, perceraian seolah-olah dijadikan alasan bahwa pengasuhan

anak akan menjadi hak mutlak bagi satu pihak saja. Akhirnya, sikap tamak dan

ingin menguasai perhatian anak ini mendorong pihak yang menang untuk

menghalang-halangi ayah atau ibu menjenguk anak-anaknya walaupun terdapat

perintah mahkamah mengenai perkara tersebut. Menurut penulis, hadhanah

bukan sesuatu yang mutlak baik untuk ayah atau ibu. Semua itu bersifat

sementara karena anak adalah hak dan tanggungjawab bersama walaupun setelah

terjadi perceraian.

Semua tuntutan atas hak-hak di atas memerlukan musyawarah antara

kedua pasangan. Jika tidak ditangani dengan sebaik-baiknya maka akan

menimbulkan persengketaan. Hal ini dapat dilihat di Mahkamah Syariah,

kebanyakan kasus-kasus Mahkamah adalah pertikaian yang berkaitan dengan

Page 13: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

tuntutan hak masing-masing pihak. Oleh karena itu, bermusyawarah adalah

langkah terbaik agar pertikaian dapat diselesaikan secara sulh antara kedua belah

pihak.

Menyingkap masalah hak pengasuhan anak dari segi undang-undang

Islam, kasus-kasus yang pernah terjadi serta cara-cara mengatasinya. Penelitian

ini semakin penting bila dikaitkan dengan kenyataan bahwa sulh belum banyak

dikenal di kalangan publik, karenanya hasil penelitian ini pun diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan baik secara individu maupun institusi untuk memilih

sulh sebagai alternatif penyelesaian sengketa (ADR) yang terbaik. Inilah landasan

kuat bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan memilih judul :

“Pelaksanaan Sulh Dalam Penyelesaian Sengketa Hadhanah (Studi di

Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Malaysia).”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini terarah, maka penulis membatasi masalah

dalam skripsi sekitar pandangan Islam tentang konsep sulh serta

pelaksanannya di Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur.

Dalam skripsi ini juga, pembatasan masalah adalah sekitar pelaksanaan sulh

dalam kasus hadhanah yang dibawa ke Mahkamah (pengadilan).

2. Perumusan Masalah

Page 14: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Masalah skripsi ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut :

“Masyarakat Malaysia khususnya, kurang memahami bahwa Mahkamah

Syariah adalah tempat rujukan terakhir untuk menyelesaikan persoalan-

persoalan mengenai keluarga. Akibatnya, masyarakat begitu cepat

mengajukan pertikaiannya untuk disidang dan diputuskan oleh hakim.

Sedangkan, semua ini semestinya dapat diselesaikan dengan mudah di luar

mahkamah dengan menggunakan konsep sulh. Hal ini yang ingin penulis

selesaikan dalam penulisan skripsi ini”.

Rumusan tersebut di atas dapat penulis rinci dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut:

a. Apa saja ketentuan Akta Undang-undang Keluarga Islam Wilayah

Persekutuan 1984 yang mengatur tentang Hadhanah?

b. Bagaimanakah pelaksanaan prinsip sulh (mediasi) di Mahkamah Syariah

Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai melalui penelitian sesuai

dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan Akta Undang-undang Keluarga Islam

Wilayah Persekutuan 1984 yang mengatur tentang Hadhanah,

Page 15: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

2. Untuk mengetahui bagaimana sulh dilaksanakan di Wilayah Persekutuan

Kuala Lumpur menurut Undang-undang Keluarga Islam Wilayah Persekutuan

1984.

Manfaat dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Agar dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang sulh

(mediasi)

2. Dalam tatanan praktis, penulis mengharapkan agar dapat menambah referensi

atau pengetahuan bagi para mahasiswa syariah dan seluruh umat Islam di

Indonesia,

3. Menambah khazanah di bidang keilmuan di Indonesia khususnya

perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah,

4. Untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan gelar SHI pada Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Indonesia.

D. Metode Penelitian

Untuk menyelesaikan penelitian ini, maka penulis menggunakan metode-

metode berikut:

1. Penentuan Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang diteliti adalah data yang berhubungan

dengan topik, yaitu mengenai pelaksanaan sulh dalam penyelesaian sengketa

Hadhanah di Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur.

Page 16: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

2. Sumber data

Adapun metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data

atau informasi dalam penelitian ini adalah:

a. Primer : Sumber primer yaitu Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah

(Wilayah-wilayah Persekutuan) 1998 Akta 585, Kaedah-kaedah Tatacara

Mal (Sulh) (Wilayah-wilayah Persekutuan) 2004 dan Akta Undang-

undang Keluarga Islam Wilayah Persekutuan 1984 serta putusan-putusan

berdasarkan persetujuan bersama yang melibatkan gugatan perkara

hadhanah yang diambil dari asip mahkamah.

b. Sekunder : Sumber sekunder, yaitu mengambil literatur-literatur

tambahan yang berkenaan dengan pembahasan seperti kitab-kitab fikih

yang muktabar.

c. Tertier : Sumber tertier merupakan data perlengkapan yang terdiri

daripada majalah, jurnal ensiklopedia, kamus dan sebagainya.

3. Pengumpulan data

Penelitian ini, sebagaimana yang telah dijelaskan merupakan library

research atau riset pustaka, maka pengumpulan data yang dilakukan adalah

dengan cara mengumpulkan kitab-kitab ataupun buku dan berbagai literatur

yang ada di perpustakaan. Kemudian penulis melakukan studi dokumen atau

penelahan teks-teks dari referensi primer dan sekunder dari berbagai literatur.

Page 17: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

4. Analisis data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagi sumber, baik primer maupun sekunder. Setelah dipelajari

dan ditelaah maka langkah penulis berikutnya adalah mengolah data, dengan

jalan merangkum masalah yang penulis teliti. Dalam menganalisa data,

penulis menggunakan metode pendekatan falsafi. Dan dalam pengambilan

kesimpulan, penulis menggunakan metode yuridis normatif, yaitu suatu

metode yang menggambarkan suatu masalah berdasarkan kepada norma

hukum yang berlaku.

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini penulis menguraikan secara sistematis

Penulisan skripsi ini dibagi kepada tiga bab sebagai berikut:

1. Bagian Awal terdiri dari: halaman sampul, halaman judul, halaman

persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi.

2. Bagian Tengah merupakan isi, terdiri atas uraian masalah yang dibagi menjadi

bab-bab seperti berikut:

Bab pertama adalah Pendahuluan. Menguraikan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Page 18: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Bab kedua membahaskan tentang Sulh menurut perspektif Islam.

Menjelaskan tinjauan umum tentang sulh yang terdiri dari: pengertian sulh,

landasan hukum sulh, rukun dan syarat sulh serta hikmah sulh.

Bab ketiga yaitu Tinjauan Umum tentang Hadhanah. Membahas sekilas

tentang hadhanah yang terdiri dari : pengertian hadhanah dan dasar hukumnya,

orang yang berhak hadhanah serta syarat dan rukunnya, masa hadhanah, serta

hadhanah dalam Undang-undang Keluarga Islam Wilayah Persekutuan 1984.

Bab keempat adalah mengenai Peran Sulh Terhadap Penyelesaian

Sengketa Hadhanah Di Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur

Malaysia. Membahas tentang peran sulh terhadap penyelesaian sengketa

hadhanah yang terdiri dari: Gambaran Umum Mahkamah Syariah Wilayah

Persekutuan Kuala Lumpur, Tatacara Pelaksanaan Sulh di Mahkamah Syariah

Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, contoh-contoh gugatan perkara Hadhanah

yang melibatkan Sulh dan analisis penulis.

Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 19: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

BAB II

SULH MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian Sulh

Sulh dari segi bahasa artinya memutuskan suatu pertikaian (khushumah).

Adapun dari segi syara' artinya suatu akad untuk mencegah pertikaian (khushum)

antara dua pihak yang bertikai3.

Sulh juga dapat diartikan sebagai suatu akad yang dilakukan untuk

menghilangkan pertikaian. Atau juga bermaksud suatu akad yang bertujuan untuk

mencapai islah, yaitu perdamaian di antara kedua belah pihak yang berselisih4.

Sulh juga dapat diartikan sebagai akad yang dilakukan untuk

menghilangkan pertikaian dan menyelesaikan persengketaan antara kedua belah

pihak dengan kerelaan keduanya5

Sedangkan dalam Ensiklopedia Islam, sulh diartikan sebagai perdamaian

(composition), penyelesaian (settlement)6 sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-

Quran di dalam surah An-Nisa’ ayat 128. Firman Allah SWT :

3 As-Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah,(Beirut: Darul Kitab Al-‘Arabi, 1971), Juz III, h. 303.

4 Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, (Damsyik: Darul al-Fikr, 1984), Juz

V, h. 293.

5 Kementerian Wakaf dan hal Ehwal Islam Kuwait, Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, (Kuwait:

Wizarat al-Awqaf wa-al-Shu'un al-Islamiyah, 1989), Cet 1 Juz X, h. 144.

6 Houtsma M TH and others E J Brill’s First, Encyclopaedia of Islam, (New York: E.J Brill,

1987), Jil. VIII, h. 541.

Page 20: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

وإن ام�أة &��% م� �#��� "! زا أو إ��ا�� ��� ���ح ����� أن ی�2�1 ����� �2�3 وا�1+�* &�� وأ0��ت ا�."-, ا�!+*( وإن

: �/ا����ء(ا 26�� ا و6;(: ا 9�ن( ا��(8 آ�ن �� 6#� ن &�5����(

Artinya: “Dan jika seorang wanita khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap

tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian yang

sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun

manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu memperbaiki

(pergaulan dengan isterimu) dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan

sikap tak acuh), maka sungguh, Allah adalah Mahateliti terhadap apa

yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Nisa, 4:128)

Sedangkan pengertian Sulh dalam Al-Ahkam Al-Adliyyah pasal 1531 yaitu:

“Sulh ialah satu kontrak bagi menyelesaikan pertikaian dengan cara persetujuan.

Ia berlaku dengan ijab dan qabul.”7

Di samping itu, terdapat beberapa istilah fiqh yang berkaitan dengan

‘Sulh’ di dalam Al-Ahkam Al-Adliyyah adalah:

Pasal 1532 : “Musalih ialah orang yang membuat kontrak sulh (kompromi).”

Pasal 1533 : “Musalih ‘Alaihi ialah ganti (harga) sulh.”

Pasal 1534 : “Musalih ‘anhu ialah barang yang dituntut oleh orang yang

mendakwa (mudda‘abih).”8

7 Mohd Akhir Haji Yaacob, Undang-Undang Sivil Islam, Terjemahan; Al-Ahkam Al-

Adliyyah, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990), h. 503.

8 Ibid., h. 503.

Page 21: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

B. Landasan Hukum Sulh

Dasar tentang konsep sulh banyak terdapat dalam Al-Qur’an, al-Hadits

dan Ijma’. Di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Dasar dari Al-Qur’an al-Karim

Oleh karena sulh merupakan suatu konsep dan jalan untuk

menyelesaikan permusuhan yang sangat dianjurkan dalam syariat Islam,

terdapat banyak ayat-ayat suci Al-Qur’an yang berkaitan dengan konsep

persoalan ini.

Firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 128 :

وإن ام�أة &��% م� �#��� "! زا أو إ��ا�� ��� ���ح ����� � �2�3 وا�1+�* &�� وأ0��ت ا�."-, ا�!+*( أن ی�2�1 ����

وإن 26�� ا و6;(: ا 9�ن( ا��(8 آ�ن �� 6#� ن &�5�ا )���: �/ا����ء(

Artinya : “Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau

bersikap tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian

yang sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)

walaupun manusia menurut tabiatnya itu kikir. Dan jika kamu

memperbaiki (pergaulan dengan istrimu) dan memelihara dirimu

(dari nusyuz dan sikap acuh tak acuh), maka sungguh, Allah

Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa’ ,

4:128)

Firman Allah SWT :

�� &�� Q� آ�Y� م� "L اه� إ�(� م� أم� �DAW1 أو م#�وف أو إ3��ح ��� ا��(�س وم� ی-#M ذ�] ا�;�Zء م���ة ا��(8 �� ف

�� )���: �/ا����ء( "_8�6 أ��ا �

Page 22: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Artinya : “Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka,

kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang)

bersedekah, atau berbuat kebaikan atau mengadakan perdamaian

di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena

mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya

pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’, 4:114)

Firman Allah SWT :

%Z� 9�ن �ا �.2�3 ا ���� �;;A_م��� ان م� ا��;-�a وإنإW�اه� B�� ا�.&�ى �:�6� ا ا�(;Q-6 B);� QZ56 Qء إB� أم�

ا��(8 یc2+ ا��(8 9�ن ��ءت �.2�3 ا ����� ���#Wل وأA�S ا إن( ��S�:�ات (ا�L29: 49/ا�(

Artinya : “Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka

damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya

berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah

(golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali

kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada

perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil,

dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang

berlaku adil.” (QS. Al-Hujurat, 49:9)

2. Dasar dari al-Hadits

Rasulullah SAW merupakan utusan Allah yang menjadi contoh dan

teladan dalam semua perkara. Selain menyampaikan risalah, baginda juga

mempunyai peran untuk menerangkan lebih terperinci tentang perintah atau

kehendak syariat Islam itu sendiri. Oleh karena itu, kita dapat menemukan

beberapa buah hadis yang menerangkan tentang sulh.

Sabda Rasulullah SAW :

Page 23: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

�� ��و ا�� � ف ا�BF"f ر�B ا 8�� ان( رس ل ا�f�� *�+1 ��� ا����� ا�(� �2�3 ا: B)�3 ا 8��� وس�(� �Aل

وا�_م� ن B�� ش�وa�� ا�(� . F��م ����� او اM�( ��ام�9)رواh ا�;�مgى. (ش�ء�a ��(م ����� او اM�( ��ام�

Artinya : “Dari Amr bin ‘Auf al-Muzanni; Bahwasanya Rasulullah SAW

bersabda: Perdamaian itu diperbolehkan antara sesama muslim,

kecuali perdamaian yang mengharamkan perkara halal atau

menghalalkan perkara yang haram. Orang muslim selalu

diikutkan persyaratannya, kecuali persyaratan yang

mengharamkan perkara yang halal atau menghalalkan perkara

yang haram.” (HR. at-Tirmizi)

Hadits ini dikatakan termasuk dalam hadits hasan shahih. Pengertian

di atas secara jelas menerangkan tentang keharusan sulh yang berdasarkan

pada batas-batas ketentuan syara’.10

Sabda Rasulullah SAW:

%��A Wیfء ��% ی�8��� : �� أس �Aل رس ل ا B�3( ایFW2ث ا��(M� ام� أl : ��� 86یM2+ ا�gJب إB� )l ثjث: وس�(�����رواh ( .��(�سوا�gJب 1���* ��� ا, وا�gJب �B ا2��ب,

11)ا�;�مgى

Artinya : “Dari Asma’ binti Yazid berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‘Tidak halal berdusta kecuali dalam tiga perkara yaitu seorang

bercerita kepada istrinya untuk menyenangkannya, berdusta dalam

peperangan dan berdusta untuk mendamaikan antara orang yang

bertikai.” (HR. at-Tirmizi)

9 Muhammad ibn Isma`il al-San`ani, Subul al-salam : sharh Bulugh al-maram min jam al-

ahkam, (Qahirah: Maktabah ‘Atif, 1979), Juz III, h. 883.

10 Imam al-Hafiz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Surah al-Termizi, Sunan al-Termizi,

Terjemahan Moh. Zuhri, (Semarang : CV Asy Syifa’, 1992), Jil II, h. 703.

11 Ibid., Jil III, h. 464.

Page 24: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Semua hadits di atas adalah sebagian hadits yang menerangkan

tentang keharusan dan anjuran pelaksanaan sulh. Selama berada dalam batas-

batas syara’, Rasulullah SAW menjelaskan betapa pentingnya sulh ini

sehingga Allah SWT tidak menganggap dosa mereka yang berdusta semata-

mata untuk tujuan tersebut.

3. Dasar dari Ijma’

Jumhur ulama telah sepakat tentang pensyariatan sulh karena

tergolong akad yang dapat mendatangkan faedah kepada seluruh masyarakat.

Ijma’ ini adalah berdasarkan pada dalil-dalil dari nas-nas seperti yang

dikemukakan tadi.12

Di samping itu para ulama’ juga berpedoman kepada amalan-amalan

yang telah dilakukan oleh para sahabat khususnya sahabat-sahabat besar

baginda Rasulullah SAW pada zaman Khulafa Al-Rasyidin. Sebagai contoh,

Sayyidina Umar Al-Khattab r.a pernah menegaskan : “Sulh adalah harus.

Hakim hendaklah memberi peluang kepada pihak-pihak yang bermusuhan

mengadakan sulh. Namun demikian hendaklah dipahami bahwa sulh tidak

12 al-Zuhayli, Wahbah, al-Fiqh al-Islami wa-adillatuhu : al-shamil lil-adillah al-shar iyah

wa-al-ara' al-madhhabiyah wa-ahamm al-nazariyah al-fiqhiyah wa-tahqiq al-Ahadith al-Nabawiyah

wa-takhrijuha, (Beirut : Dar al-Fikr, 1989), Juz V, h. 294.

Page 25: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

boleh dilakukan untuk menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang

halal.”13

Beliau juga pernah berkata : “Kembalikanlah persengketaan sehingga

mereka berdamai karena sesungguhnya yang diputuskan di mahkamah

(pengadilan) akan menimbulkan dendam.”14

C. Rukun Sulh

Menurut mazhab Hanafi, rukun sulh hanya dua perkara yaitu ijab

(tawaran) dan qabul (penerimaan) ataupun apa saja yang memberikan pengertian

keduanya.

Sedangkan menurut pendapat jumhur ulama’ terdapat empat rukun sulh

seperti berikut :

1. Dua pihak yang berakad

Mereka adalah pihak yang menuntut sulh dan pihak yang dituntut sulh.

Mereka ini dikehendaki memenuhi syarat sebagai orang yang berakal sehat

dan dewasa, mempunyai kuasa dalam harta benda. Jika sulh itu untuk

seseorang yang di bawah umur hendaknya sulh itu tidak membawa keburukan

yang nyata kepadanya, baik sebagai pihak yang menuntut atau yang dituntut.15

13 Yasin Muhammad Yahya, ‘Aqd al-Sulh Baina al-Muqaranah Fiqhiyah wa al-Qanun al-

Madani : Dirasah Muqaranah Fiqhiyyah, Qadaiyyah, Tasri’iyyah, (Beirut : Dar al-Fikr, 1978), h. 126.

14 Arnus Muhammad Mahmud, Tarikh al-Qadha fi al-Islam, (Kairo : Al-Matba’ah Al-

Misriyyah al-Hadithah, tth), h. 13.

15 Mustafa al-Khin, al-Fiqh al-manhaji : 'ala madhhab al-Imam al-Shafe'i, (Damascus, Dar

al-Qalam, 1998), vol. 6, h. 177.

Page 26: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Contohnya :

Seorang anak di bawah umur menjadi pihak yang dituntut dan walinya

membuat suatu sulh atas sebagian dari harta anak itu setara dengan hak yang

tertanggung atasnya atau dengan suatu ukuran yang lebih rendah akan tetapi

biasa dilakukan oleh orang banyak. Sulh seperti ini adalah sah karena sama

dengan pertukaran barang hak milik dan seorang wali diberi wewenang

menentukannya dengan ukuran yang sedikit lebih rendah.

2. Sighah (ijab dan qabul)

Kedua belah pihak hendaklah menyatakan tawaran dan penerimaan (ijab dan

qabul).

Contohnya :

Pihak yang dituntut yang menganjurkan sulh menyatakan, “Saya menawarkan

sulh kepada Anda untuk perkara……… Dengan kadar ……………..” Pihak

yang satu lagi menjawab, “Saya menerima tawaran itu dan sebagainya

……………………….”, yang menunjukkan adanya kerelaan dan

penerimaannya.16

3. Perkara yang dipertikaikan

Adanya hak yang dituntut oleh yang penuntut disertakan dengan permohonan

supaya sulh itu dibuat sebagai ganti dengan suatu benda, hutang atau manfaat.

Hak yang dituntut itu hendaklah memenuhi beberapa syarat seperti berikut :

16 Ibid., h. 178.

Page 27: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

a. Hak itu merupakan sesuatu yang termasuk hak anak Adam, baik yang

berbentuk harta benda atau bukan harta benda seperti hak qisas.

Contohnya :

Seseorang mempunyai hak qisas terhadap orang lain dan orang itu sepakat

sulh dengan jaminan harta benda sebagai ganti. Sulh itu harus; walaupun

ganti yang disepakati itu dalam bentuk hutang seperti seribu dinar. Jika

ganti itu dalam bentuk hutang, hendaklah diterima dalam majlis

penerimaan sulh itu supaya tidak terjadi pertukaran hutang dengan hutang

yang lain. Penyelesaian secara sulh dalam perkara qisas meliputi qisas

nyawa atau qisas anggota yang lain. Jika sulh dibuat dalam perkara yang

dikategorikan hak Allah SWT seperti dalam kasus zina dengan ukuran

harta yang diterima sebagai alternatif supaya perkara tidak dibawa ke

mahkamah, dengan matlamat hukuman tidak dikenakan had, maka sulh

demikian tidak sah karena hukuman had adalah hak Allah dan ia tidak

menerima ganti.17

b. Hak itu menjadi sebagian dari hak pihak yang menganjurkan sulh.

Seandainya itu bukan haknya, sulh tidak sah dibuat olehnya kecuali dalam

kasus orang yang di bawah penjagaannya.

Contohnya :

Seorang perempuan yang sudah bercerai menuduh anak di bawah

penjagaannya adalah anak dari suami yang menceraikannya sedangkan

17 Ibid., h. 178.

Page 28: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

suaminya menyangkal itu semua dan perempuan itu hanya mengajukan

sulh. Sulh itu adalah tidak sah karena masalah nasab itu adalah hak anak

tersebut dan bukan haknya, oleh karena itu ia tidak mempunyai wewenang

untuk mengajukan sulh dalam perkara itu.18

4. Adanya ganti sulh

Ganti yang akan diterima oleh pihak yang menuntut dari pihak yang dituntut

sebagai alternatif terhadap tuntutan haknya, ganti ini harus memenuhi syarat-

syarat :

a. Berupa harta yang sah menurut syara’.

Sesuatu yang tidak diakui sebagai harta yang sah menurut syara’, tidak

boleh menjadi alternatif dalam jual beli, begitu juga tidak boleh menjadi

alternatif dalam sulh.19

Tidak jadi soal jika harta yang menjadi ganti itu suatu benda (ain)

contohnya seperti sajadah, hutang atau faedah. Semua itu dapat menjadi

ganti dalam jual beli dan muamalat. Oleh karena itu, juga sah menjadi

ganti dalam sulh.20

b. Berupa sesuatu yang dimiliki oleh yang menganjurkan sulh.

Sekiranya ia membuat sulh dengan sesuatu yang nyata tetapi ia tidak

memilikinya, sulh yang dibuat itu adalah batal, walaupun pihak yang

18 Ibid., h. 179.

19 Ibid., h. 179.

20 Ibid., h. 181.

Page 29: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

menerima sulh itu sudah menerimanya karena sulh yang dibuat itu dengan

suatu benda yang bukan milik pihak yang membuat sulh. Contohnya

seperti barang yang dicuri atau dirampas atau sebagainya.

c. Merupakan sesuatu yang diketahui oleh kedua belah pihak.

Ketidaktahuan pengganti sulh akan menimbulkan perselisihan antara

pihak-pihak yang terlibat dan keadaan ini merusak suatu akad.21

D. Syarat Sulh

Antara syarat-syarat sulh ialah:

1. Berkaitan pihak yang melakukan sulh (berdamai)

a. Berakal

Sulh tidak sah dilakukan orang gila dan anak-anak yang tidak berakal

karena mereka tidak cakap untuk mengurus dan membelanjakan harta

mereka. Jika sulh dilakukan oleh walinya dan mendatangkan kerugian atas

harta mereka, maka dianggap tidak sah. Hal ini karena seorang wali tidak

berhak membelanjakan harta milik orang yang berada di bawah

penjagaannya. Namun, jika sulh yang dilakukan mendatangkan kebaikan

bagi mereka, maka dibenarkan oleh syara’.22

21 Ibid., h. 181.

22 Wahbah al-Zuhayli, al-Fiqh al-Islami wa-adillatuhu : al-shamil lil-adillah al-shar iyah wa-

al-ara' al-madhhabiyah wa-ahamm al-nazariyah al-fiqhiyah wa-tahqiq al-Ahadith al-Nabawiyah wa-

takhrijuha, (Beirut : Dar al-Fikr, 1989), Juz V, hal. 300.

Page 30: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

b. Orang yang melakukan sulh untuk anak-anak, anak yatim dan harta wakaf

harus terdiri dari orang yang cakap dan diberi hak untuk mengurus harta

tersebut.

c. Pihak-pihak yang melakukan sulh tidak terdiri dari golongan yang murtad.

Syarat ini hanya terdapat di dalam mazhab Hanafi saja. Ini karena

mazhab ini tidak mengakui semua urusan orang yang murtad. Sedangkan

menurut jumhur ulama, sulh golongan yang murtad adalah sah23

2. Berkaitan dengan sesuatu yang dijadikan sulh

a. Berupa harta yang bernilai

Tidak sah melakukan sulh menggunakan bangkai, arak, babi, dan barang-

barang lain yang tidak diakui oleh Islam sebagai harta yang bernilai. Hal

ini karena sulh mestilah dilakukan dengan pertukaran. Oleh karena itu,

suatu barang yang tidak sah dijadikan pertukaran dalam urusan jual beli

adalah tidak sah digunakan dalam pelaksanaan sulh. Tetapi sebagian

ulama berpendapat bahwa jika sulh itu telah sempurna meskipun dengan

menggunakan sesuatu yang tidak sah digunakan sebagai pertukaran, sulh

tersebut tetap diterima. Hal ini karena sulh yang dilakukan menunjukkan

bahwa kedua belah pihak tidak menghendaki pertukaran semata. Tetapi

mereka saling ridha-meridhai antara satu sama lain24

23 Ibid., h. 300.

24 Ibid., h. 301.

Page 31: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

b. Harta tersebut berada di bawah kepemilikan sempurna pihak-pihak yang

ingin melakukan sulh.

c. Harta yang digunakan dalam pelaksanaan sulh harus diketahui oleh kedua

belah pihak. Syarat ini bertujuan untuk menghindari ketidakpuasan salah

satu pihak yang akan menyebabkan terjadinya permusuhan yang

berkepanjangan25

3. Hak yang dipertikaikan

a. Berupa suatu harta, manfaat atau hak yang mempunyai nilai di sisi syara’.

b. Berupa sesuatu yang hanya melibatkan hak manusia, baik dalam bentuk

harta, manfaat ataupun hak-hak yang tidak melibatkan harta seperti qisas

dan ta’zir. Ini berarti sulh tidak sah dilakukan dalam perkara-perkara yang

melibatkan hak Allah atau hak masyarakat seperti hukuman zina, mencuri,

minum arak, dan sebagainya. Jika sulh dilakukan juga dalam perkara-

perkara tersebut maka akan batal dengan sendirinya. Ini karena hal yang

demikian seumpama mengharamkan perkara halal atau menghalalkan

perkara haram26

c. Hak yang dipertikaikan itu harus dimiliki oleh pihak-pihak yang ingin

melakukan sulh. Hal ini karena meurut Islam, seseorang tidak dibenarkan

membuat sesuatu urusan dalam suatu perkara yang tidak mempunyai hak

25 Ibid., h. 302.

26 Ibid., h. 309.

Page 32: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

atasnya. Namun pengecualian untuk seseorang yang mendapat izin yang

sah dari pemilik hak yang dipertikaikan itu.27

E. Hikmah Sulh

Dari segi teori, akad sulh adalah suatu akad yang mempunyai kedudukan

istimewa dalam fiqh Islam. Ini karena sulh dapat diimplimentasikan dalam

kebanyakan urusan baik yang berkaitan dengan harta atau jinayah (pidana). Ini

adalah amalan yang dapat digunakan sebagai cara yang terbaik untuk

menyelesaikan suatu permusuhan. Berdasarkan sifatnya yang istimewa itu, akad

sulh dapat menjadi akad yang mengakibatkan pertukaran barang, pembelian atau

pelepasan dan pengguguran hak.28

Sikap toleransi dan memaafkan kesalahan orang lain merupakan di antara

sifat terpuji yang sangat dianjurkan oleh Islam. Bahkan Allah lebih menganjurkan

supaya setiap tindakan jahat itu dibalas dengan kebaikan.

Firman Allah SWT:

��& �� �6�53 �n�5;� �8 وA � م� MY� 5 اA�#� �;5A�� وإن 1��(���ی�

Artinya : “Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama

dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar,

sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS. An-

Nahl, 16:126)

27 Ibid., h. 312.

28 Yasin Muhammad Yahya, op.cit., h. 20.

Page 33: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa suatu kejahatan dapat dibalas

dengan tindakan yang serupa. Meskipun demikian, Allah menganjurkan sifat

saling memaafkan dan toleransi dengan menyediakan balasan kepada mereka

yang sabar dan sanggup menghapus perasaan dendam.

Orang-orang yang bertoleransi dan memaafkan kesalahan orang lain akan

memperoleh banyak kelebihan dan termasuk dalam golongan orang-orang yang

akan dimasukkan ke dalam syurga tanpa hisab.

Sabda Rasullullah SAW :

�ا وم �Aء ��ب�2� ��د5# اAo�وا ذا2� B�ر BA����م د �ا �" آاءW� ا�!+�A �Mء�_ ه� مL)�D� :�M ا��بB ��ا � �د�ز� B� ��W&M ا� h��� ا� م�:��: �د�ى م�د "�( ثA��ز� م�ء��ا :�لL)�D !A اB� ��W&M� ا� h��� ا� م�:��: D��"ى ا�Y(�د "�(ث! L)�Dا�ى �د "�(ث. �سB ا��(� �ن ��#�ا: �ل؟ BA ا� h���ى اg ا�(�م)Y�ا��YD :��:�ا� م ��h� �� -�ا اgآا وg آ�م:�! L)�D اB� ��W&M� ا�W&� ه� �Z�� ��29.�ب

Artinya : “Ketika seorang hamba dihisab, datanglah sekelompok kaum yang

dilehernya ada bekas darah dan mereka berselisih di depan pintu

surga. Ditanyakan, ‘Siapa mereka?’ Maka dijawab, ‘Mereka adalah

para syuhada’ yang hidup diberi rezeki, ‘maka diserukan yang

pertama : Barangsiapa yang mengharapkan pahala dari Allah, maka

masuklah syurga. Kemudian berseru yang kedua, barangsiapa yang

mengharapkan pahala dari Allah, maka masuklah syurga. Ditanyakan

: Siapakah orang yang mengharapkan pahala dari Allah? Dijawab :

Yaitu orang-orang yang memaafkan sesamanya. Kemudian berseru

yang ketiga : Barangsiapa yang mengharapkan pahala dari Allah,

maka masuklah syurga. Maka berdirilah orang-orang yang disebut

dan meraka masuk syurga tanpa hisab.”

29 Al-Taqiu Al-‘Abbas bin Ahmah Al-Husanain, Tatimmah al-Raudh al-Nadir Syarh Majmu’

al-Fiqh al-Kabir, (Thaif: Maktabah Al-Muayyad, 1968), cet. Ke-2, Juz. 5, h. 269.

Page 34: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Jika kita teliti lebih jauh, kita akan menemukan banyak kelebihan serta

hikmah dalam Islam bagi mereka yang mengamalkan sifat-sifat terpuji seperti

bertoleransi dan memaafkan. Dalam konteks sulh, hikmah-hikmah tersebut akan

dapat dirasakan oleh semua pihak.

Pihak penuntut yang telah berhasil menolak kepentingan diri sendiri dan

menjawab seruan Allah SWT maka bukan hanya menerima faedah di dunia, tetapi

juga akan diberi ganjaran di akhirat. Keberhasilannya mengendalikan diri

merupakan suatu keberhasilan dalam usaha untuk melawan kehendak nafsu.

Dengan demikian, lahirlah ketakwaan yang kokoh dalam jiwa.

Selain itu, sikap toleransi yang diamalkan akan memberikan kenyamanan

dan ketenangan kepadanya. Sebaliknya, jika sikap ini tidak diamalkan maka

keinginan untuk membalas dendam akan mengganggu pikirannya dan dia tidak

akan merasa puas selama belum melampiaskannya. Selanjutnyanya pihak yang

satu lagi juga akan melakukan tindakan yang sama. Akibatnya permusuhan ini

akan terus berkepanjangan. Keadaan ini akan berlanjut seandainya tidak timbul

dalam pikiran mereka untuk melakukan sedikit pengorbanan. Pengorbanan ini

akan dibalas dengan ganjaran yang besar dari Allah SWT.

Firman Allah SWT:

و��(8 م�] ا��( ات وا�.رض وإB� ا��(8 ا��1�Artinya : “Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan hanya kepada

Allah-lah kembali (seluruh makhluk).” (QS. An-Nuur, 24:42)

Page 35: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Firman Allah SWT:

اء وا�0(�(اء واu�J��� اt�Z� وا�#���� �� ا�(gی� ی�-: ن Q� ا��(�( ا��(�س وا��(8 یc2+ ا�2����

Artinya : “(Yaitu) Orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan

orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)

orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS.

Ali-Imron, 3:134)

Seharusnya sikap terpuji ini juga akan memberikan kebaikan kepada

pelaku kejahatan yang terlibat. Dia secara tidak langsung akan merasa bersyukur

dan berterima kasih terbebas dari hukuman. Ini akan menarik dirinya supaya tidak

lagi melakukan kejahatan.

Masyarakat juga akan mendapat faedah yang berharga dari sikap toleransi

atau sulh yang diamalkan. Situasi masyarakat akan menjadi harmonis dan stabil.

Pelaksanaan sulh secara langsung akan memudahkan persidangan

terhadap suatu kasus. Sulh juga merupakan salah satu jalan yang efektif untuk

mengatasi kerumitan dalam proses perundangan. Sulh yang dilaksanakan sewaktu

persidangan sedang berlangsung akan mempercepat penyelesaiannya dan

memuaskan hati semua pihak.30

Pelaksanaan sulh sebelum suatu kasus diangkat ke mahkamah akan

meringankan beban pihak-pihak yang terlibat. Ini karena proses perundangan

adalah sesuatu yang menyulitkan. Selain menghabiskan waktu yang lama, mereka

juga terpaksa menanggung segala biaya serta menumpahkan seluruh perhatian

30 Yasin Muhammad Yahya, op.cit., h. 22.

Page 36: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

terhadap persidangan tersebut. Namun, hasilnya tidak dapat dijamin akan

memuaskan hati semua pihak yang terlibat.31

Sesungguhnya pelaksanaan sulh dapat membawa kepada terwujudnya

konsep keadilan sejati. Ini karena pihak-pihak yang bersengketa lebih mengetahui

tentang hakikat sebenarnya persengketaan mereka. Mereka juga lebih mengetahui

sebesar mana hak mereka dalam perkara tersebut. Oleh karena itu, sulh yang

mereka lakukan dengan sikap toleransi dan saling meridhai semestinya akan dapat

mencapai tahap keadilan sejati yang kadangkala tidak dapat diperoleh melalui

persidangan dan hukuman mahkamah.32

Dan juga dalam suatu persidangan, kadangkala lebih bijak berhujah dan

berhasil memperoleh sesuatu yang bukan haknya. Rasulullah SAW dalam sebuah

hadisnya menerangkan tentang perkara ini.

Sabda Rasulullah SAW:

2�� ان J ین اQ� �#)M� #0J�(� ان J�6 I;1"(ا و�!� �"� ا"(ا�2)L;8م �� #O ��A0B� 8� �2 س� اهP8�� م �A 0�%� 8 �!�vم �� FU�ء� ی� 8��& ا&gش� م �v� �)"ا �ASP� 8A S#Dم � 33.�را��(

Artinya : “Sesungguhnya saya adalah manusia biasa dan kalian mengadukan

perkara kepadaku. Barangkali sebagian diantara kalian ada yang lebih

pandai mengemukakan hujah daripada yang lain, maka aku

memberikan keputusan yang menguntungkannya berdasarkan yang aku

dengar darinya. Barangsiapa yang aku berikan sepotong dari hak

saudaranya, itu berarti aku memberikannya sepotong api neraka.”

31 Ibid., h. 22.

32 Ibid., h. 23.

33 Izzuddin Baliq, Minhaj al-Salihin, (Beirut : Dar al-Fikr, 1978), Cet. ke-4, hal. 566.

Page 37: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Maka berdasarkan hikmah-hikmah yang telah dikemukakan, jelaslah bagi

kita mengapa Islam sangat menganjurkan amalan ini.

Sebagaimana yang kita ketahui, keadilan merupakan salah satu unsur yang

sangat dititikberatkan oleh syariat Islam. Dalam setiap perkara kita dapat

menemukan bahwa Islam meletakkan konsep keadilan di tempat yang paling

tinggi. Hal ini lebih jelas lagi jika dilihat dalam aspek perundangan.

Pelaksanaan sulh mempunyai kesan yang sangat terlihat dalam aspek

kehidupan sebuah masyarakat. Apabila pihak-pihak yang bersengketa saling

bertoleransi dan meridhai, mereka akan dapat menghindarkan adanya perasaan

dendam yang dapat menggoncang sebuah masyarakat. Bahkan, permusuhan

mereka akan dapat selesai dan tidak akan berkepanjangan. Hasilnya, masyarakat

akan hidup dengan penuh harmoni dan aman nan damai.

Keharmonisan yang dirasakan akan melahirkan individu-individu

masyarakat yang penyayang, tolong-menolong serta hormat-menghormati. Dan

dampak dari ketiadaan huru-hara dan kekacauan, masyarakat akan dapat

meluangkan lebih banyak waktu untuk mengerjakan segala sesuatu yang dapat

memberikan lebih banyak faedah.

Page 38: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG HADHANAH34

A. Pengertian Hadhanah dan Dasar hukumnya

Hadhanah diambil dari kata ا���� yang berarti sesuatu yang terletak

antara ketiak dan pusat.35

, sesuatu yang boleh dipeluk.36

Para fuqaha’ telah berselisih pendapat dalam mendefinisikan hadhanah.

Mereka antara lain :

Mazhab Syafi’i mengatakan hadhanah ialah untuk menjaga mereka yang

tidak mampu untuk mengurus diri mereka sendiri. Mazhab Hambali mengatakan

hadhanah sebagai menjaga anak-anak kecil atau orang gila atau cacat atau orang

tidak sadar.37

Mazhab Hanafi mengatakan hadhanah untuk mendidik anak-anak yang

sepatutnya mendapat hak penjagaan dan Mazhab Maliki berpendapat hadhanah

34 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan

Undang-undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2006), cet. ke-1, h. 327.

35 Fuad Afram al-Bustani, Munjib al-Tullab, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1973), h. 129.

36 Ibn Manzur Muhammad ibn Mukarram, Lisan al-`Arab, (Beirut: Dar Sadir,1968), juz.13, h.

122. 37 Muhammad ibn Ahmad al-Shirbini, al-Iqna fi hall alfaz Abi Shuja`, (Cairo: Mustafa al-

Babi al-Halabi, 1940), juz 2, h. 193.

Page 39: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

sebagai penjagaan anak-anak dan menunaikan hak-hak kemaslahatan mereka dan

melayani urusan mereka.38

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapat yang

hampir sesuai artinya dalam bahasa Indonesia adalah pengasuhan atau

pemeliharaan anak. Hadhanah juga menjadi hak bagi anak-anak dan ahli-ahlinya

saja yang mempunyai syarat-syarat kelayakan yaitu terdiri daripada keluarga

anak-anak yang ada pertalian kerabat dan kasih sayang yang khusus dengan anak-

anak supaya pengasuhan terhadap anak-anak ini dapat dilaksanakan dengan

sempurna.

Dalam istilah fiqh digunakan dua kata namun ditujukan untuk maksud

yang sama, yaitu kafalah dan hadhanah. Yang dimaksud dengan hadhanah atau

kafalah dalam arti sederhana ialah pemeliharaan atau pengasuhan. Dalam arti

yang lebih lengkap adalah pemeliharaan anak yang masih kecil setelah terjadinya

putus perkawinan. Hal ini dibicarakan dalam fiqh karena secara praktis antara

suami dan istri telah terjadi perpisahan sedangkan anak-anak memerlukan bantuan

dari ayah dan/atau ibunya.39

Apabila dua orang suami-istri bercerai sedangkan keduanya mempunyai

anak yang belum mumayyiz (belum mengerti kemaslahatan dirinya), maka istri-

38 Muhammad ibn Ahmad ibn `Arafah al-Dasuqi, Hashiyat al-Dasuqi `ala al-sharh al-kabir,

(Cairo: Dar Ihya' al-Kutub al-`Arabiyah, 1980), juz 2, h. 526 39 Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, h. 327.

Page 40: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

lah yang lebih berhak untuk mendidik dan merawat anak itu hingga ia mengerti

akan kemaslahatan dirinya.40

Dalam waktu itu si anak hendaklah tinggal bersama ibunya selama ibunya

belum menikah dengan orang lain. Meskipun si anak ditinggalkan bersama

ibunya, tetapi nafkahnya tetap wajib dipikul oleh bapaknya.41

Para ulama menetapkan bahwa pemeliharaan anak itu hukumnya adalah

wajib memeliharanya selama berada dalam ikatan perkawinan. Adapun dasar

hukumnya mengikuti umum perintah Allah untuk membiayai anak dan istri dalam

firman Allah pada surat al-Baqarah (2) ayat 233:

وB�� ا� � د 8� رزA��( وآ� 6��(

Artinya: “Adalah kewajiban ayah untuk memberi nafkah dan pakaian untuk anak

dan istrinya.” (QS. Al-Baqarah, 2:233)

Kewajiban membiayai anak yang masih kecil bukan hanya berlaku selama

ayah dan ibu masih terikat dalam tali perkawinan saja, namun juga berlanjut

setelah terjadinya perceraian.

Rasulullah SAW bersabda:

%��A �و ان( ام�اة� �� ی� رس ل ا ان( ا�B� هgا : �� W5� ا� BیW8� و��ء وث B�S� %"آ� h���ى 8� � اء وان( اL�8 س:�ء وBF8� م�f�واراد ان ی B�:)�a . 8��� �:�ل ��� رس ل ا B)�3 ا

40 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam; Hukum Fiqh Lengkap, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,

1996), cet.ke-29, h. 426. 41 Ibid., h. 427.

Page 41: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

رواh ا�W وا� داود و8223 . (ا"% اU�+ �8 م��� B2J�6: وس�(�42)ا��2آ�

Artinya: “Dari Abdullah Ibnu Amr bahwa sesungguhnya seorang perempuan

berkata: ‘Wahai Rasulullah, ini adalah anakku, perutku yang

mengandungnya, susuku yang memberi minumnya dan pangkuankulah

yang memangkunya. Sesungguhnya ayahnya telah menceraikan aku dan

dia hendak merampasnya dariku. Sabda Rasulullah SAW,

‘Sesungguhnya engkaulah yang lebih berhak selama engkau belum

menikah dengan orang lain.”

Menurut ijma’ juga menceritakan bahwa sayyidina Umar bin Khattab

telah mencerikan istrinya yang bernama Jamilah (seorang wanita anshor) dan

mereka meninggalkan seorang anak bernama Ashim. Mereka berebut tentang

siapakah yang berhak untuk menjaga anak itu. Abu bakar memutuskan bahwa

ibunya lebih berhak.43

B. Orang yang berhak Hadhanah dan Syarat serta Rukunnya

Dalam membicarakan orang yang berhak menjaga penjaga kanak-kanak,

tidak dapat dinafikan penjaga yang paling baik ialah ibu bapa kanak-kanak itu

sendiri yang masih dalam masa perkawinan. Tetapi jika berlaku penceraian

siapakah yang lebih baik antara keduanya.

Para ulama’ sepakat mengatakan bahwa wanita lebih berhak sebagai

pengasuh anak-anak dan lebih baik lagi ialah ibunya sendiri. Hak ini diutamakan

42 Muhammad bin Ismail Al-Kahlani, Subul as-Salam Syarh al-Kahlani, (Bandung: Dahlan,

tth), juz III, h. 227. 43 Muhammad Abu Zahrah, al-Ahwal al-shakhsiyyah, (Kairo: Dar al-Fikr al-`Arabi, 1957), h.

367.

Page 42: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

kepada ibu karena ibu lebih mampu untuk mengurus anak-anak kecil dan ibu

biasanya merupakan seorang lemah-lembut, penyayang dan tekun dalam

mengurus hal anak-anak dibanding dengan seorang ayah.44

Ini dapat dilihat dalam sebuah hadits yang meriwayatkan bahwa telah

datang seorang perempuan mengadu kepada Rasulullah SAW bahwa dia telah

diceraikan dan mantan suaminya ingin mengambil anaknya. Kemudian Nabi

SAW bersabda yang artinya: “Engkaulah yang lebih berhak mengasuh anakmu

selama mana engkau belum berkahwin dengan orang lain”45

Dalam menetapkan susunan atau urutan orang-orang yang berhak menjadi

pengasuh anak-anak hendaklah dilihat apabila sekiranya ibu itu hilang kelayakan

untuk menjadi pengasuh, seperti menikah lagi, meninggal dunia atau semisalnya,

maka hak ini akan berpindah kepada penjaga lain dari kaum wanita juga.

Syara’ telah menetapkannya sebagaimana berikut :

1. nenek dari ibu ke atas

2. nenek dari ayah ke atas

3. saudara perempuan sekandung

4. saudara perempuan seibu

5. saudara perempuan seayah

6. anak saudara perempuan sekandung

7. anak perempuan dari saudara perempuan seibu

8. ibu saudara perempuan sekandung

44 al-Zuhayli, Wahbah, al-Fiqh al-Islami wa-adillatuhu, h. 720. 45 Al-Kahlani, Subul as-Salam, h. 227.

Page 43: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

9. ibu saudara perempuan sebapa

10. anak dari saudara lelaki (dengan mendahulukan sekandung, seibu, kemudian

seayah)

11. bibi dari ayah (dengan mendahulukan sekandung, seibu, kemudian seayah)

12. ibu saudara seibu sebelah ibu.

13. ibu saudara sebelah ibu yang sebapak

14. emak saudara sebelah bapak yang sebapak

15. ibu saudara sebelah bapa yang seibu.46

Tetapi sekiranya tidak terdapat penjaga dari kaum wanita, penjagaan atau

Hadhanah ini akan berpindah kepada kaum lelaki yang menjadi ashabah sesuai

tingkat keutamaan sebagai berikut :

1. ayah

2. kakek sebelah ayah ke atas

3. saudara laki-laki sekandung

4. saudara laki-laki seayah

5. anak saudara laki-laki sekandung

6. anak saudara laki-laki seayah

7. ayah saudara dari ayah sekandung

8. kakek saudara sekandung

9. kakek saudara seayah

10. saudara sepupu laki-laki sekandung

46 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Kairo: Dar al-Kitab al-`Arabi, 1970), juz 3, h. 304.

Page 44: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

11. saudara sepupu laki-laki dari ayah yang seayah47

Dan sekiranya semua pihak yang tersebut berkumpul baik dari pihak laki-

laki atau wanita, maka susunannya seperti berikut :

1. ibu

2. nenek dari ibu

3. ayah

4. nenek dari ayah

5. saudara perempuan

6. anak saudara perempuan

7. saudara laki-laki

8. anak saudara laki-laki

9. bibi

10. paman48

Dari susunan di atas dapatlah disimpulkan bahwa syara’ telah meletakkan

kedudukan kaum wanita itu lebih utama dari kaum lelaki dalam masalah

pengasuhan atau hadhanah terhadap anak-anak ini.

Pengasuhan anak itu berlaku dua unsur yang menjadi rukun dalam

hukumnya, yaitu orang tua yang mengasuh yang disebut hadhin dan anak yang

diasuh atau mahdhun. Keduanya harus memenuhi syarat yang ditentukan untuk

wajib dan sahnya tugas pengasuhan itu. Dalam masa ikatan perkawinan ibu dan

47 Ibid, h. 304 48 Al-Sharbini, al-Iqna’, h. 194.

Page 45: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

ayah secara bersama berkewajiban untuk memelihara anak hasil dari perkawinan

itu. Setelah terjadinya perceraian dan keduanya harus berpisah, maka ibu dan/atau

ayah berkewajiban memelihara anaknya secara sendiri-sendiri.49

Ayah dan ibu yang akan bertindak sebagai pengasuh diisyaratkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Sudah dewasa. Orang yang belum dewasa tidak akan mampu melakukan

tugas yang berat itu, oleh karenanya belum dikenai kewajiban dan tindakan

yang dilakukannya itu belum dinyatakan memenuhi persyaratan.

2. Berpikiran sehat. Orang yang kurang akalnya seperti idiot tidak mampu

berbuat untuk dirinya sendiri dan dengan keadaannya itu tentu tidak akan

mampu berbuat untuk orang lain.

3. Beragama Islam. Tugas pengasuhan itu termasuk tugas pendidikan yang akan

mengarahkan agama anak yang diasuh. Kalau diasuh oleh orang yang bukan

Islam dikhawatirkan anak yang akan diasuh akan jauh dari agamanya.

4. Adil. Dalam arti menjalankan agama secara baik. Kebalikan dari adil dalam

hal ini disebut fasiq, yaitu tidak konsisten dalam beragama. Orang yang

komitmen agamanya rendah tidak dapat diharapkan untuk mengasuh dan

memelihara anak yang masih kecil.50

Adapun syarat untuk anak yang akan diasuh (mahdhun) itu adalah:

49 Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, h. 328.

50 Ibid., h. 329.

Page 46: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

1. Ia masih berada dalam usia kanak-kanak dan belum dapat berdiri sendiri

dalam mengurus hidupnya sendiri.

2. Ia berada dalam keadaan tidak sempurna akalnya dan oleh karena itu tidak

dapat berbuat sendiri, meskipun telah dewasa, seperti orang idiot. Orang yang

telah dewasa dan sehat sempurna akalnya tidak boleh berada di bawah

pengasuhan siapa pun.51

Bila kedua orang tua si anak masih lengkap dan memenuhi syarat, maka

yang paling berhak melakukan hadhanah atas anak adalah ibu. Alasannya adalah

ibu lebih memiliki rasa kasih sayang dibandingkan dengan ayah, sedangkan

dalam usia yang sangat muda itu lebih dibutuhkan kasih sayang. Bila anak berada

dalam asuhan seorang ibu, maka segala biaya yang diperlukan untuk itu tetap

berada di bwah tanggung jawab si ayah. Hal ini sudah merupakan pendapat yang

disepakati oleh ulama.52

Alasan yang dikemukakan di samping perasaan kasih sayang sebagaimana

di atas juga dari sepotong hadis Nabi dari Abdullah bin Mas’ud:

Artinya: “Sesungguhnya seorang perempuan berkata Nabi: Ya Rasulullah,

sesungguhnya anak saya ini perut saya yang mengandungnya, puting susu

saya yang mengairinya dan haribaan saya yang memeluknya. Ayahnya telah

menceraikan saya dan ingin memisahkan anak saya itu dari saya. Nabi SAW

bersabda: Engkau lebih berhak untuk mengurusnya selama engkau belum

kawin.”53

51 Ibid., h. 330.

52 Ibid., h. 329.

53 Muhammad ibn Ismail al-Kahlaniy, Subul as-Salam: Syarh Bulugh al-Maram, (Bandung:

Dahlan, tth), juz.3, h. 227.

Page 47: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Dari hadis di atas jelaslah bahwa keutamaan hak ibu itu ditentukan oleh

dua syarat, yaitu: dia belum kawin dan dia memenuhi syarat untuk melaksanakan

tugas hadhanah. Bila kedua atau salah satu dari syarat ini tidak terpenuhi,

umpamanya ia telah kawin atau tidak memenuhi persyaratan maka ibu tidak lebih

utama dari ayah. Bila syarat itu tidak terpenuhi maka hak pengsuahan pindah

kepada urutan yang paling dekat yaitu ayah.

Bila anak laki-laki telah melewati masa kanak-kanak yaitu mencapai usia

tujuh tahun, yang dalam fiqh dinyatakan sebagai mumayyiz, dan dia tidak idiot,

antara ayah dan ibu berselisih dalam memperebutkan hak hadhanah, maka si anak

diberi hak pilih antara tinggal bersama ayah atau ibunya untuk pengasuhan

selanjutnya. Inilah pendapat sebagian ulama di antaranya Imam Ahmad dan Imam

Syafi’i.54

Golongan ini mendasarkan pendapatnya kepada sepotong hadis Nabi dari

Abu Hurairah menurut riwayat Ahmad dan empat perawi hadis:

%��A 8�� ان( ام�اة ی� رس ل ا ان( : �� ا�B ه�ی�ة ر�Q ا#-" WAو B���� cهgان ی Wی�ی B�8���زو B�ا �n� �م B"�:وس B� .

ی�x��م هgا ا� ك : �L�ء زو��� �:�ل ا��(B)�3 +Q5 ا 8��� وس�(� %nش ��Fای W�� gI� [+ام hg8, وه� %:�S"�� 8Fام W�� g&��. ) hروا

55)8223 ا�;�مgىا�W واlر�#D و

Artinya: “Seorang perempuan berkata kepada Nabi SAW: Ya Rasulullah,

sesungguhnya suami saya ingin membawa anak saya, sedangkan dia

banyak membantu saya dan menimbakan air dari sumur Abu Unbah,

54 Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, h.330.

55 Al-Kahlaniy, Subul al-Salam, h. 227.

Page 48: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

kemudian suaminya datang. Nabi berkata: Hai anak, ini ayahmu dan ini

ibumu; ambillah salah satu tangan di antara keduanya yang kamu

senangi. Anak itu mengambil tangan ibunya dan berlalu bersama

ibunya itu.”

Hak pilih diberikan kepada anak bila terpenuhi dua syarat56

, yaitu:

Pertama, kedua orang tua telah memenuhi syarat untuk mengasuh

sebagaimana disebutkan di atas. Bila salah satu memenuhi syarat dan yang lain

tidak, maka si anak diserahkan kepada yang memenuhi syarat, baik ayah atau ibu.

Kedua, si anak tidak dalam keadaan idiot. Bila si anak dalam keadaan

idiot, meskipun telah melewati masa kanak-kanak, maka ibu yang berhak

mengasuh; dan tidak ada hak pilih untuk si anak.

Sebagian ulama di antaranya Imam Malik dan Abu Hanifah berpendapat

tidak diberikan hak pilih kepada si anak. Namun di antara keduanya berbeda

pendapat dalam penyelesaiannya. Abu Hanifah berpendapat bahwa bila si anak

telah dapat hidup mandiri, baik dalam berpakaian, makan, dan membersihkan

badannya, maka ayah lebih berhak atasnya. Imam Malik berpendapat bahwa ibu

yang lebih berhak sampai selesai masa asuhannya.57

Bila yang telah mencapai masa tamyiz itu adalah anak perempuan, ulama

beda pendapat dalam menetapkan yang berhak melakukan hadhanah. Menurut

pendapat Imam Ahmad yang diikuti oleh pengikut dan ulama lainnya, anak

perempuan itu diberikan kepada ayah, karena dia yang berhak melakukan

hadhanah. Alasan yang dikemukakan ulama ini adalah bahwa yang menjadi

56 Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, h.331.

57 Abu Muhammad Abdillah Ibn Ahmad Ibn Mahmud Ibnu Qudamah, al-Mughniy, (Beirut:

Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tth), juz-7, h. 379

Page 49: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

tujuan dari hadhanah itu di samping pemeliharaan adalah rasa diri. Anak

perempuan yang telah mencapai usia tujuh tahun mendapatkan rasa dirinya bila

dia berada di bawah ayahnya. Dia memerlukan pemeliharaan dan ayah lebih baik

dalam hal ini dibandingkan dengan ibu.58

Imam Syafi’e berpendapat bahwa anak perempuan itu diberi pilihan untuk

hidup bersama ayahnya atau ibunya, sebagaimana yang berlaku pada anak laki-

laki. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa ibu lebih berhak untuk melaksanakan

hadhanah sampai dia kawin atau haid. Menurut Imam Malik, ibu lebih berhak

sampai dia kawin atau bergaul dengan suaminya, karena anak dalam usia tersebut

tidak mampu untuk memilih.59

Bila salah seorang ibu dan ayah itu ingin melakukan perjalanan yang akan

kembali pada waktunya sedangkan yang satu lagi menetap di tempat, maka yang

menetap di tempat lebih berhak menjalankan hadhanah. Alasannya ialah bahwa

perjalanan itu mengandung resiko dan kesulitan bagi si anak. Oleh karena itu

menetap lebih baik kerena tidak ada resiko tersebut bagi si anak.

Dalam hal pindah tempat juga ulama beda pendapat. Menurut ulama ahlu

ra’yi (Hanafiyah) bila yang melakukan pindah tempat adalah ayah, maka ibu lebih

berhak atas hadhanah. Bila ibu yang pindah ke tempat dilaksanakannya

perkawinan, ibu yang berhak tetapi bila pindah ke tempat lain, ayahlah yang

58 Ibid., h. 341.

59 Ibid., h. 341.

Page 50: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

berhak. Ulama lainnya termasuk Imam Malik dan Syafi’I yang berhak atas

hadhanah dalam keadaan pindah tempat adalah ayah.60

Bila bertemu kerabat dari pihak ibu dan dari pihak ayah dan mereka

semua memenuhi syarat yang ditentukan untuk melaksanakan hadhanah maka

urutan yang berhak menurut yang dianut oleh kebanyakan ulama61

adalah:

1. Ibu, ibunya ibu dan seterusnya ke atas;

2. Ayah, ibunya ayah dan seterusnya ke atas;

3. Ibunya kakek melalui ibu, kemudian ibunya dan seterusnya ke atas;

4. Ibunya kakek melalui ayah, dan seterusnya ke atas;

5. Saudara-saudara perempuan dari ibu;

6. Saudara-saudara perempuan dari ayah.

Lain dari urutan yang disebutkan di atas ulama tidak sepakat dalam

keutamaan haknya. Bila ibu yang berhak dan memenuhi syarat melepaskan

haknya, maka ulama berbeda pendapat kepada siapa hak hadhanah itu beralih.

Sebagian ulama berpendapat hak hadhanah pindah kepada ayah. Pendapat kedua

yang dianggap lebih kuat mengatakan bahwa bila ibu melepaskan haknya, maka

hak tersebut pindah kepada ibunya ibu, karena kedudukan ayah dalam hal ini

lebih jauh urutannya.62

60 Ibid., h. 341. 61 Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam, h.332.

62 Ibid., h. 333.

Page 51: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Bila ibu yang melaksanakan hadhanah itu kawin, suaminya berhak

melarangnya untuk menyusukan anaknya itu. Kecuali dalam keadaan terpaksa

seperti tidak ditemukan perempuan lain yang dapat diterima oleh si anak.

Disebabkan pentingnya penjagaan peringkat awal ini, maka syara’ telah

menentukan kepada seorang penjaga hendaklah63

:

1. Sempurna akal, seorang yang gila atau tidak sadar secara permanen atau

sementara adalah hilang hak penjagaannya.

2. Merdeka, seorang hamba tidak mempunyai hak hadhanah sekalipun telah

diizinkan oleh tuannya.

3. Beragama Islam, seorang kafir tidak berhak menjadi penjaga anak muslim,

karena pendidikan yang diberikan tidak sesuai dengan aqidah anak-anak itu.

4. Amanah dan dapat dipercaya, seorang penjaga itu harus bias menjaga diri dan

kehormatannya dari melakukan perbuatan yang dilarang oleh syara’.

5. Penjaga itu harus bermukim di tempat anak-anak itu tinggal. Sekiranya salah

seorang dari mereka berpindah ke tempat lain, maka orang bermukim dengan

anak-anak itu adalah lebih berhak terhadap hadhanah anak-anak itu.

6. Tidak menikah lagi bagi ibu yang bercerai. Sekiranya perempuan itu menikah

lagi, maka hak hadhanah akan gugur walaupun mantan suaminya

mengizinkan dia memelihara anak-anak itu.

63 Ibid., h. 334.

Page 52: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

7. Penjaga atau hadhinah menjadi ibu susu di mana anak-anak itu menyusu. Jika

Penjaga itu enggan atau tidak mempunyai susu badan, maka hadhanahnya itu

tidak sah.

8. Penjaga itu juga tidak mempunyai penyakit yang permanen seperti batuk

kering, lumpuh dan sebagainya.

9. Penjaga itu bukan seorang yang buta.

10. Penjaga itu bukan seorang yang lalai.

11. Penjaga itu adalah seorang dewasa.64

C. Masa Hadhanah

Masa penjagaan anak-anak tidak ada ketentuan yang jelas tentang

masanya, karena bergantung kepada keadaan dan sikap anak-anak itu sendiri.

Sekiranya anak-anak itu telah mumayyiz dan dapat mengurus dirinya sendiri,

berarti hadhanah telah berakhir masanya.

Oleh karena itu masa hadhanah dapat dibagi menjadi dua peringkat :

1. Peringkat sebelum mumayyiz.

2. Peringkat mumayyiz.

Peringkat sebelum mumayyiz adalah masa yang amat memerlukan

penjagaan dan kasih sayang yang hanya dapat dilakukan oleh kaum wanita saja

untuk membentuk fitrah anak-anak itu, keadaan ini berakhir apabila anak-anak itu

dapat dan mampu mengurusi dirinya sendiri. Bagi anak-anak lelaki biasanya

64 Ibid, hal. 196

Page 53: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

umurnya 7 tahun atau 9 tahun dan bagi anak-anak perempuan pula umurnya 9

tahun atau 11 tahun.

Peringkat mumayyiz adalah masa yang memerlukan asuhan dan didikan

dari seorang ayah atau walinya. Di sini berlaku perpindahan Hadhanah daripada

ibu kepada ayah.

Dalam Mazhab Hanafi mengatakan sekiranya ibu itu enggan menyerahkan

anak itu, maka ayahnya dapat membuat tuntutan anak-anak itu melalui

Mahkamah.65

Mazhab Syafie berpendapat bahwa anak-anak itu diberi pilihan baik dia

memilih ibu maupun ayahnya. Sekiranya dia memilih ibunya, ayahnya juga dapat

mengunjunginya supaya hubungan tali silaturrahmi di antara keduanya tidak

terputus.66

Mazhab Maliki mengatakan bahwa anak-anak yang berada dalam jagaan

penjaga sehingga anak-anak itu baligh. Dan untuk anak-anak perempuan sampai

mereka menikah. As-Sabuni telah membuat kesimpulan bahwa pendapat Mazhab

Maliki lebih rajih atau lebih kuat di mana kedua peringkat penjagaan yaitu ketika

anak-anak itu memerlukan kasih sayang diserahkan kepada ibunya dan ketika

65 `Abd al-Rahman al-Sabuni, Nizam al-usrah wa-hall mushkilatiha fi daw' al-Islam, (Cairo:

Dar al-Fikr, 1972), hal. 181-182.

66 As-Syaikh Muhamad Syarbini Al Khatib, op.cit, hal ?

Page 54: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

baligh atau mumayyiz yang memerlukan penjagaan yang lebih tegas diserahkan

kepada ayahnya.67

D. Hadhanah dalam Akta Undang-undang Keluarga Islam Wilayah

Persekutuan 1984

Akta Undang-undang Keluarga Islam Wilayah Persekutuan 1984 telah

membuat satu bab khusus tentang hadhanah dengan memberikan wewenang

kepada Mahkamah Syariah dan Hakim untuk menangani masalah-masalah

tuntutan hadhanah di Maahkamah dan melaksanakan putusan mahkamah yang

telah ditetapkan mengenai masalah ini.

Akta ini terdiri dari 10 bab, dan bab hadhanah atau pemeliharaan anak

merupakan bab VII yang terdiri dari seksyen 81-105. (Lampiran)

Dalam seksyen 81 (1) menerangkan bahwa ibu lebih berhak menjadi

pengasuh bagi anak-anaknya.68

Syara’ telah menetapkan bahwa orang yang berhak menjadi hadhinah

(penjaga) setelah ibu adalah sesuai dengan susunan keluarga sebagaimana

disebutkan dalam seksyen 81 (2) yaitu:

1. Nenek dari ibu ke atas.

2. ayah.

3. nenek dari ayah ke atas

67 Abdul Al-Sabuni, Op. Cit. Hal. 158. 68 Lembaga Penyelidikan Undang-undang, Akta Undang-undang Keluarga Islam; Wilayah-

wilayah Persekutuan 1984, (Kuala Lumpur: International Law Book Services, 1998), h. 51.

Page 55: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

4. saudara perempuan sekandung.

5. saudara perempuan seibu.

6. saudara perempuan seayah.

7. anak perempuan dari saudara perempuan sekandung.

8. anak perempuan dari saudara perempuan seibu.

9. anak perempuan dari saudara seayah.

10. saudara perempuan dari ibu.

11. saudara perempuan dari ayah.

12. ashabah laki-laki.

Dalam seksyen 81 (3) diterangkan bahwa seorang laki-laki yang berhak

menjadi pengasuh mempunyai hubungan muhrim dengan anak perempuan.

Dalam seksyen 81 (4) diterangkan bahwa orang yang memiliki lebih

banyak kelayakan lebih diutamakan menjadi hadhinah ketika semua yang berhak

menjadi hadhanah berkumpul.

Seksyen 82 juga menerangkan syarat-syarat untuk perempuan yang

menjadi hadhinah seperti yang telah ditetapkan oleh syara’.69

Seksyen 83 (a)-(e) menyatakan perkara-perkara yang menyebabkan

gugurnya hak hadhanah.

Seksyen 84 (1) menerangkan bahwa ulama fiqh telah menetapkan batasan

umur untuk masa hadhanah dan mahkamah dapat memberi pertimbangan batasan

umur ini tergantung permohonan yang diajukan.

69 Ibid., h. 52.

Page 56: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Seksyen 84 (2) menerangkan bahwa ayah diberi wewenang untuk

mengambil hadhanah apabila habis masanya, dan anak-anak diberi kesempatan

untuk memilih setelah ia mumayyiz.

Seksyen 85 menerangkan hadhanah terhadap anak-anak yang tidak

sahtaraf.

Seksyen 86 (1) menerangkan bahwa mahkamah mempunyai kuasa untuk

melantik penjaga anak-anak dalam keadaan luar biasa tanpa mempertimbangkan

seksyen 81 yang menetapkan ibu lebih berhak dan keluarga ketika tidak ada ibu

dan ketika hilang kelayakan.

Seksyen 86 (2) menerangkan bahwa mahkamah mempunyai kuasa untuk

membuat pertimbangan berdasarkan kemaslahatan anak-anak dan memperhatikan

kehendak ayah-ibunya dan anak-anak dalam penetapan pengasuh setelah anak-

anak itu mumayyiz.70

Seksyen 86 (3) menerangkan bahwa Mahkamah hendaklah

memperingatkan bahwa penjagaan secara bergantian tidak boleh mengganggu

kehidupan anak-anak tersebut.

Seksyen 86 (4) menerangkan bahwa mahkamah mempunyai kuasa untuk

melantik pengasuh lebih dari satu untuk beberapa anak dari ayah-ibu yang sama

berdasarkan kemaslahatan masing-masing anak.

Seksyen 86 (5) menerangkan bahwa mahkamah mempunyai wewenang

untuk membuat perintah kepada instansi tertentu untuk penjagaan anak.

70 Ibid., h. 53.

Page 57: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Seksyen 87 (1) dan 87 (2) (a) – (b) mahkamah diberi kuasa meletakkan

tanggung jawab kepada penjaga bersama-sama dengan perintah hadhinah serta

mengenakan beberapa syarat terhadap penjaga bagi menguruskan pelajaran dan

pendidikan kanak-kanak, kepentingan tempat tinggal, pendidikan agama,

pengawalan dan masalah lawatan atau berjumpa kanak-kanak dengan ayah-

ibunya atau keluarganya atau sebaliknya.71

Seksyen 87 (2) (c) dan (d) Mahkamah memberi izin kepada anak-anak

untuk mengunjungi pihak yang tidak tidak mempunyai hak penjagaan dan pihak

yang tidak mempunyai hak penjagaan diberi izin untuk bertemu anak-anak itu.

Seksyen 88 (1) mahkamah diberi kuasa memutuskan sama ada layak atau

tidak diberi hadhanah kepada ayah-ibu atau orang lain yang berhak sekiranya

permohonan dibuat kepada mahkamah.

Seksyen 88 (2) menerangkan bahwa ayah ialah pengasuh utama bagi

anak-anak dan boleh memberi apa-apa perkiraan yang perlu dan baik kepada

orang lain berhubung dengan penjagaan kanak-kanak demi kepentingan mereka.

Seksyen 88 (3) ayah boleh membuat wasiat untuk melantik penjaga harta

anaknya dan mahkmah diberi kuasa untuk melantik orang lain sebagai penjaga

harta kanak-kanak.72

Seksyen 88 (4) menetapkan umur anak-anak untuk tujuan wasiat dalam

seksyen-seksyen di atas.

71 Ibid., h. 54. 72 Ibid., h. 55.

Page 58: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Dari seksyen 89 hingga akhir Bab Hadhanah dalam Akta ini penulis tidak

membuat ulasan apapun karena tidak termasuk dalam pembahasan. Walau

bagaimanapun juga penulis telah menyebut Seksyen-seksyen karena berkaitan

juga dengan penjagaan anak-anak.73

Setelah diteliti Seksyen-seksyen Bab Hadhanah dalam Akta Undang-

undang Keluarga Islam Wilayah Persekutuan 1984 ini dapat ditemui pada

keseluruhan kandungannya adalah sesuai dengan hukum syara’ seperti dijelaskan

oleh ulama-ulama fiqh, meskipun demikian penulis berpendapat masih terdapat

kekurangan-kekurangan yang perlu ditambah dalam bab ini untuk melengkapi

seluruh aspek hadhanah sebagaimana yang terdapat dalam perundangan Islam.

Perkara-perkara yang perlu ditambah seperti :

(a) Dalam Seksyen 82 telah disebutkan bahwa syarat-syarat perempuan yang

berhak menjadi penjaga (hadhinah) hendaklah mempunyai lima syarat saja,

tetapi menurut kitab-kitab fiqh terdapat sebelas syarat yang perlu disebutkan

dalam Seksyen ini.

(b) Dalam Akta ini tidak terdapat Seksyen yang menyebut mengenai hadhanah

anak-anak Wati Syubhat dan anak-anak Li’an, sedangkan hadhanah anak-anak

zina dijelaskan dalam Seksyen 85 dan diberi taraf kedudukannya sebagai anak

tidak sahtaraf.

Penulis berpendapat bahwa Seksyen anak-anak Wati Syubhat dan Li’an

hendaklah diadakan supaya anak-anak ini dianggap sama dengan anak zina,

73 Ibid., h. 56-63.

Page 59: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

disebabkan telah terdapat hukum-hukum dalam kitab fiqh dan penting untuk

dijadikan undang-undang yang memutuskan permasalahan anak-anak jenis

ini.

(c) Dari pembahasan, pendapat penulis mengenai perkara-perkara di atas, di sini

sekali lagi mengusulkan supaya diadakan beberapa Seksyen yang

bersangkutan Bab Hadhanah dalam Akta Undang-undang Keluarga Islam

Wilayah Persekutuan 1984 seperti dikemukakan di atas demi permasalahan

anak-anak dan penjaganya juga perannya dapat diselesaikan dengan baik.

Begitu juga dengan merevisi pasal-pasal dari Undang-undang yang ada

dapat mengembalikan peran serta fungsi Mahkamah Syariah Wilayah

Persekutuan dalam mengendalikan urusan dan administrasi keluarga Islam lebih

berkesan dari sekarang untuk menuju kepada cita-cita meningkatkan taraf

Mahkamah Syariah di Malaysia.

Page 60: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

BAB IV

PERAN SULH TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA HADHANAH

DI MAHKAMAH SYARIAH WILAYAH PERSEKUTUAN KUALA LUMPUR

MALAYSIA

E. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah

Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur terletak di

Gedung Sulaiman, Jl. Damansara, Kuala Lumpur. Gedung ini telah diumumkan

sebagai Mahkamah Syariah pada 1 September 1990 melalui pengumuman

kerajaan P.U.(B) dan P.U.(B) 702. 74

Sebelum ditempatkan di Gedung Sulaiman ini Mahkamah Syariah

Wilayah Persekutuan untuk pertama kalinya ditempatkan di Dewan Tuanku

Abdul Rahman, Jalan Ampang, Kuala Lumpur.75

Mahkamah ini kemudian berpindah lagi ke Gedung Jabatan Kerja Raya

Malaysia (JKR) di Jalan Tun Abdul Razak dan terakhir dipindahkan lagi ke

Gedung Baitul Mal, Jalan Ipoh, Kuala Lumpur.76

Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur telah berhasil

menempatkan diri setingkat dengan agensi kerajaan yang lain dari aspek

74 “Latar Belakang/Profil Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan”. Situs diakses pada 20

Februari 2008 dari http://www.mswp.gov.my

75 Ibid

76 Ibid

Page 61: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

profesionalitas pelayanan dan ketertiban sehingga memperoleh penghargaan MS

ISO 9002 pada pertengahan tahun 2003.77

Penyelesaian melalui konsep sulh (perdamaian) telah diatur di Wilayah

Persekutuan dalam Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wilayah-wilayah

Persekutuan) 1998. Dalam Seksyen 99 akta ini menyebutkan bahwa:

Sulh – Pihak-pihak dalam apa-apa prosiding boleh pada mana-mana peringkat

prosiding itu, mengadakan sulh untuk menyelesaikan pertikaian mereka

mengikut apa-apa kaedah yang ditetapkan atau, jika tiada kaedah sedemikian

mengikut Hukum Syarak.78

Walaupun ketentuan mengenai sulh hanya wujud secara khusus pada

tahun 1998 apabila berkuatkuasanya Akta tersebut, namun ini tidak bermakna

sebelum itu prinsip ini tidak diamalkan. Pada penelitian penulis, prinsip ini telah

lama diamalkan dalam bentuk di mana pihak-pihak yang bersengketa yang

bersetuju untuk berdamai di atas sebahagian atau kesemua tuntutan (gugatan),

mahkamah akan mengeluarkan satu perintah berbentuk hitam putih dengan

mencatitkan “penyelesaian dengan persetujuan bersama”. Oleh itu penulis

berpendapat penyelesaian di atas sudah dikira sebagai sulh kerana secara

umumnya, ia telah menepati konsep sulh dalam Islam.79

77 Ibid

78 Undang-undang Malaysia, Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wilayah-wilayah

Persekutuan) 1998 [Akta 585], undang-undang diakses pada 22 Februari 2008 dari

http://www.esyariah.gov.my

79 Sheikh Ghazali Hj. Abdul Rahman.“Sulh / Mediasi Dalam Pentadbiran Mahkamah Syariah

Cabaran Masa Depan”. Seminar Kebangsaan Penyelesaian Pertikaian Alternatif, 4-5 Februari 2002.

Page 62: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Sebagai suatu langkah untuk melaksanakan sulh bagi mempercepat

penyelesaian kasus-kasus di Mahkamah serta menyelaraskan ketentuan tersebut,

maka Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia dengan kerjasama Mahkamah

Syariah Wilayah Persekutuan telah membentuk Jawatankuasa Kaedah-kaedah

Tatacara Mal (Sulh) (Wilayah-wilayah Persekutuan) 2004 [P.U. (A) 18 / 2004].

Jawatankuasa ini dipengerusikan Ketua Hakim Syarie Wilayah Persekutuan

dimana keanggotaannya adalah berdasarkan Seksyen 246 (1), (2) dan (3) Akta

Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wilayah-wilayah Persekutuan) 1998.80

Kaedah-kaedah ini dibuat berdasarkan kuasa-kuasa yang diberikan oleh Seksyen

99 Akta ini.81

Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia dengan kerjasama Mahkamah

Syariah Wilayah Persekutuan sebagai badan perintis pelaksanaan konsep sulh ini

secara sistematik telah bergerak ke arah pelaksanaan tersebut termasuklah

membentuk Jawatankuasa Kaedah-kaedah yang dipengerusikan oleh Ketua

Hakim Syarie Wilayah Persekutuan dimana keanggotaannya adalah berdasarkan

seksyen 246 (1), (2), (3) Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wilayah-wilayah

80 Mohd Haris bin Kasim, Penolong Pengarah Pusat Sumber Jabatan Kehakiman Syariah

Malaysia, Wawancara Pribadi, Putrajaya, 5 Januari 2007

81 Undang-undang Malaysia, Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wilayah-wilayah

Persekutuan) 1998 [Akta 585], undang-undang diakses pada 22 Februari dari

http://www.esyariah.gov.my

Page 63: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Persekutuan) dan rujukan kepada Draf Kaedah-kaedah Tatacara Mal (Sulh)

Wilayah-wilayah Persekutuan 1998.82

Pelaksanaan di Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan berhubung

dengan Sulh ialah secara Penyelesaian Damai. Dengan kata lain konsep Sulh

digunapakai secara umum dimana semua kes-kes selepas didaftarkan akan

diagihkan kepada Pengerusi Majlis Sulh / Pendaftar yang dilantik oleh Ketua

Hakim Syarie mengikut Kaedah-kaedah Prosedur Mal (Sulh) untuk mengadakan

sesi Sulh.83

Kes-kes yang berjaya diselesaikan secara Sulh ini ialah kes penyelesaian

secara damai tanpa melibatkan perbicaraan dan Pengerusi Majlis Sulh / Pendaftar

akan membawa persetujuan penyelesaian kes tersebut serta syarat-syarat yang

dipersetujui kepada Hakim untuk direkodkan dan Perintah Persetujuan Bersama

dikeluarkan.

F. Tatacara Pelaksanaan Sulh di Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan

Kuala Lumpur

Pelaksanaan proses sulh bermula apabila Mahkamah menerima setiap

permohonan (Lampiran contoh formulir register perkara) di bawah bidangkuasa

82 Mohd Haris bin Kasim, Penolong Pengarah Pusat Sumber Jabatan Kehakiman Syariah

Malaysia, Wawancara Pribadi, Putrajaya, 5 Januari 2007

83 Sheikh Ghazali Hj. Abdul Rahman.“Sulh / Mediasi Dalam Pentadbiran Mahkamah Syariah

Cabaran Masa Depan”. Seminar Kebangsaan Penyelesaian Pertikaian Alternatif, 4-5 Februari 2002.

Page 64: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

mal (kewenangan perdata Islam). Antara tuntutan (gugatan) dan permohonan

yang boleh diselesaikan melalui kaedah Sulh adalah :

1. Gugatan terhadap perkara melanggar (mungkir) janji untuk berkawin serta

gantirugi pertunangan

2. Gugatan terhadap perkara yang menjadi akibat hukum dari suatu perceraian

yang telah memperolehi kekuatan hukum tetap seperti :

a. Mut’ah (Pemberian Suami)

b. Nafkah ‘Iddah

c. Nafkah Tertunggak (Tertangguh)

d. Harta Bersama

e. Hutang Maskawin (Mahar)

f. perkara-perkara lain yang dipikirkan munasabah

3. Gugatan terhadap perkara Hak Jagaan Anak (Hadhanah/Penguasaan

Anak/Asuh Anak) dengan memperhatikan kepentingan anak-anak tersebut

ketika dalam perkawinan maupun selepas perceraian.

4. Gugatan terhadap perkara Nafkah Anak.

5. Permohonan pelaksanaan Perintah Mahkamah (Amar Putusan).

6. Gugatan mengubah perintah nafkah serta hak jagaan anak/nafkah anak

7. Permohonan kembali taat

8. Permohonan wali enggan.84

84 Ira Kartini bt Chairullah, Penolong Pendaftar Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan

Kuala Lumpur, Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 8 Januari 2007

Page 65: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Menurut Kaedah-kaedah Tatacara Mal (Sulh) 2004 Mahkamah Syariah

Wilayah Persekutuan, beberapa prosedur akan dilaksanakan oleh pihak Pendaftar

(Panitera) Mahkamah Syariah terhadap pihak-pihak yang baru mendaftarkan

permohonan/tuntutan kasus. Pihak-pihak yang bersangkutan diminta hadir ke

Majlis Sulh pada tanggal yang ditetapkan, selambat-lambatnya 21 hari setelah

surat atau gugatan perkara didaftarkan. Seandainya pihak-pihak yang

bersangkutan sepakat untuk Sulh, maka pihak-pihak tersebut akan

menandatangani perjanjian persetujuan bersama dan kemudian perjanjian tersebut

akan diendors (diserahkan) ke hadapan hakim. Pihak-pihak yang sepakat untuk

sulh tidak perlu melalui proses persidangan di mahkamah. Hal ini dapat

menghemat waktu dan biaya pihak-pihak dan secara tidak langsung dapat

mempercepat penyelasaian kasus di Mahkamah Syariah.85

Prosedur 1

Pendaftar (Panitera) akan menetapkan tanggal pelaksanaan Majlis Sulh

melalui notis Majlis Sulh (Surat Pemanggilan) yang akan dihadiri kedua belah

pihak yang terlibat dalam kasus yang bersangkutan dalam tempoh tiga bulan

sebelum penetapan waktu persidangan. Perlu diingat, ketidakhadiran salah satu

pihak atau keduanya dalam Majlis Sulh dapat dikenakan sanksi penghinaan

mahkamah. Ketua Pendaftar (Panitera) dapat mengarahkan Pegawai Sulh

85 Undang-undang Malaysia, Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wilayah-wilayah

Persekutuan) 1998 [Akta 585], undang-undang diakses pada 22 Februari dari

http://www.esyariah.gov.my

Page 66: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

(Mediator) tertentu untuk bertindak sebagai Pengerusi Majlis Sulh bagi

menangani suatu kasus yang baru didaftarkan.86

Prosedur 2

Setelah kedua belah pihak hadir di dalam Majlis Sulh, Pegawai Sulh

(Mediator) akan memberikan penjelasan singkat dan menerangkan tentang tujuan

dan konsep Sulh kepada semua pihak hingga mereka benar-benar paham. Di

dalam majlis yang pertama itu semua pihak dianjurkan mengemukakan persoalan-

persoalan baik yang berkaitan dengan Hukum Syara’ maupun Perundang-

undangan Keluarga Islam kepada Pegawai Sulh (Mediator) untuk membangkitkan

pemahaman kedua belah pihak.87

Prosedur 3

Setelah diberikan penjelasan, setiap pihak dibolehkan berbicara dan

mengemukakan pendapatnya secara bergiliran. Proses ini memerlukan suasana

tenang dan tertib. Semua pihak tidak dibenarkan menyerang pribadi pihak lawan.

Sebelum Majlis Sulh dimulai, semua pihak diminta membuat perjanjian untuk

mematuhi peraturan-peraturan ini.

86 Kaedah-kaedah Tatacara Mal (Sulh) Wilayah-wilayah Persekutuan) 2004, Undang-undang

diakses pada 22 Februari dari http://www.esyariah.gov.my

87 Zalinah bt. Said, Pegawai Sulh Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur,

Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 8 Januari 2007

Page 67: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Prosedur 4

Setelah diadakan Majlis Sulh tingkat awal sebagaimana di atas, Pegawai

Sulh (Mediator) akan menyusun dan mengolah keterangan yang didapatkannya

untuk menentukan :-

(i) Isu atau masalah yang perlu diselesaikan

(ii) Kedudukan pihak-pihak yang bertikai

(iii) Kepentingan mereka

(iv) Alternatif (Opsyen) penyelesaian88

Proses diskusi antara pihak-pihak yang bertikai akan dilangsungkan dalam

proses ini. Meski bagaimanapun juga, semuanya kembali kepada Pegawai Sulh

(Mediator) jika ingin mengadakan Pertemuan Sebelah Pihak (Kaukus)

berdasarkan kepentingan keduanya. Perlu diingat, semua catatan Pegawai Sulh

(Mediator) adalah RAHASIA, tidak boleh diketahui oleh pihak manapun

termasuk hakim yang menangani sebutan kes (persidangan) nanti. 89

Prosedur Akhir Sulh

Pegawai Sulh (Mediator) akan memutuskan apakah sulh yang

dilaksanakan ini sukses sepenuhnya ataupun tidak. Apabila sulh sukses, Pegawai

Sulh (Mediator) akan menderaf (merancang) suatu Perjanjian Penyelesaian yang

disetujui oleh kedua belah pihak (sebagaimana format dalam lampiran 2) dan

88 Kaedah-kaedah Tatacara Mal (Sulh) Wilayah-wilayah Persekutuan) 2004

89 Zalinah bt. Said, Pegawai Sulh Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur,

Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 8 Januari 2007

Page 68: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

akan dikemukakan kepada Hakim untuk endorsement perjanjian tersebut sebagai

satu Perintah Persetujuan.90

Pegawai Sulh (Mediator) akan memastikan bahwa Perjanjian Penyelesaian

itu tidak mengandung terma (isu) yang bertentangan dengan Hukum Syara’ dan

Perundang-undangan yang berkaitan seperti :-

(i) Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wlayah-wilayah Persekutuan) 1998

[Akta 585]

(ii) Kaedah-Kaedah Tatacara Mal (Sulh) Wilayah-wilayah Persekutuan 2004

(iii) Akta Undang-Undang Keluarga Islam (Wilayah-wilayah Persekutuan) 1984

[Akta 303 A1261 Pindaan 2006]91

Semua pihak boleh merujuk kepada pengacara masing-masing deraf

(rancangan) Perjanjian Penyelesaian sebelum mereka menandatanganinya. Dalam

pada itu, Pegawai Sulh (Mediator) akan menasihati pihak yang bersangkutan

supaya jangan mengubah persetujuan mereka karena terpengaruh oleh Pengacara

mereka.92

Setelah Perjanjian Penyelesaian ditandatangani oleh kedua belah pihak di

hadapan Pegawai Sulh (Mediator), perjanjian itu akan diserahkan kepada Hakim

90 Kaedah-kaedah Tatacara Mal (Sulh) Wilayah-wilayah Persekutuan) 2004

91 Zalinah bt. Said, Pegawai Sulh Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur,

Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 8 Januari 2007

92 Zalinah bt. Said, Pegawai Sulh Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur,

Wawancara Pribadi, Kuala Lumpur, 8 Januari 2007

Page 69: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

supaya satu penghakiman (keputusan) berdasarkan persetujuan boleh dibuat

olehnya.93

(Contoh deraf Perintah Persetujuan seperti lampiran 3)

ALUR KERJA SULH

JAWATAN PROSES KERJA

Proses Pendaftaran

Pendaftar/

Penolong

Pendaftar

• Terima fail kes dari pembantu Pendaftar

• Tetapkan tarikh sebutan/sulh kepada pihak-pihak

Pegawai Sulh • Majlis Sulh dijalankan di hadapan Pengerusi Sulh

• Jika tiada pesetujuan untuk melaksanakan sulh tetapkan

tarikh perbicaraan

Pembantu

Pendaftar

• Jika ada persetujuan kesemuanya atau sebahagiannya,

rekodkan dan kemukakan fail kepada hakim untk

dibicarakan.

Hakim • Buat Penghakiman dan Perintah Persetujuan.

Proses Pengeluaran Perintah

Pendaftar/

Penolong

Pendaftar

• Sedia/semak draf perintah dari pihak-pihak

• Rujuk kepada hakim untuk pengesahan

• Kemukakan draf perintah kepada pihak-pihak dengan atau

tanpa pindaan (jika ada peguam)

• Terima perintah muktamad untuk dimeterai dan tandatangan

(jika ada peguam)

Hakim • Tandatangan dan meterai perintah.

Pendaftar/

Penolong

Pendaftar

• Penyampaian perintah kepada pihak-pihak.

93 Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wilayah-wilayah Persekutuan) 1998 [Akta 585]

Page 70: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

SKEMA TATACARA SULH

Page 71: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

G. Sulh dalam Kasus Hadhanah

Sulh telah dilaksanakan dalam masyarakat Islam Malaysia dalam beberapa

kasus pertikaian mereka. Kajian penulis menemukan fakta bahwa telah banyak

kasus tuntutan yang dibawa ke mahkamah diputuskan dengan cara sulh atau

kesepakatan bersama.94

Di bagian ini, Penulis akan menjelaskan beberapa kasus sebagai bukti

serta contoh pelaksanaan sulh di Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala

Lumpur.

1. Norhayati binti Yasin (Plaintif/Penggugat) lawan Noor Azam bin Ismail

(Defendan/Tergugat).95

Plaintif dan Defendan telah menikah pada 2002. Namun bercerai pada

Februari 2007. Hasil pernikahan tersebut, plantif dan defenden telah

dikaruniai 2 orang anak yaitu :

(i) Erynna Ellyza binti Noor Azam (5 Tahun), dan

(ii) Eqmal Danial binti Noor Azam (4 Tahun).

(setelah ini disebut sebagai ‘anak-anak tersebut’)

Demi kepentingan anak-anak tersebut di masa depan, menurut pandangan

plaintif, dia sangat menyayangi dan dekat dengan anak-anak tersebut dan

yakin mampu menjaga dan mendidik anak-anak tersebut dengan baik. Oleh

94 Imran Abu Bakar , Pengantar Undang-undang di Malaysia, cet. Ke 2, (Selangor : Books

Store Enterprise) , 1999., h 35.

95 Kes Mal bil. 0256 (14200-028) tahun 2007 Mahkamah Tinggi Syariah Wilayah

Persekutuan Kuala Lumpur

Page 72: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

karena itu, plaintif memohon untuk mendapatkan hak untuk menjaga anak-

anak tersebut kepada mahkamah dengan perintah perkara-perkara berikut :

(i) Hak jagaan atas anak bernama Erynna Ellyza binti Noor Azam dan

Eqmal Danial binti Noor Azam diletakkan di bawah hak jagaan

defendan.

(ii) Lain-lain relief (peralihan) yang dipertimbangkan wajar dan sesuai oleh

mahkamah.

(iii) Plaintif dan Defendan telah mencapai persetujuan bersama yang

berhubungan dengan hak penjagaan anak (hadhanah) diserahkan kepada

Plaintif

(iv) Defendan diberikan haknya sebagai bapak untuk menjenguk atau tinggal

bersama anak-anak tersebut sekurang-kurangnya pada setiap akhir

minggu dengan ditemani Plaintif. Untuk tujuan tinggal, hendaklah

dilakukan dalam kondisi yang pantas dan dengan izin Plaintif.

(v) Musim perayaan yaitu Hari Raya Aidil Fitri dan Hari Raya Aidil Adha,

Defendan setuju bahwa hak untuk bersama dengan anak-anak tersebut

adalah diserahkan kepada Plaintif.

(vi) Untuk proses menjenguk atau tinggal bersama anak-anak tersebut,

hendaklah dilakukan bergantung pada masa luang Defendan dalam masa

yang sama sesuai dengan masa (tidak mengganggu waktu persekolahan)

dan kemauan anak-anak tersebut.

Page 73: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

(vii) Proses pengambilan dan pengembalian anak-anak tersebut, Defendan

hendaklah memberitahukan kepada pihak Plaintif, dan hendaklah

dilakukan pada masa, tempat yang sesuai dan cocok dengan adat, hukum

syara’ dan undang-undang.

(viii) Pihak Plaintif dan Defendan juga sepakat dan berjanji untuk mematuhi

terma-terma (isi) yang terkandung dalam perjanjian ini dan apabila pada

saat masa berlaku terdapat pelanggaran terhadap terma perjanjian ini,

pihak yang satu lagi berhak mengambil tindakan sesuai undang-undang

terhadap pihak yang melanggar perjanjian ini dan/atau sesuai untuk

tujuan perlaksanaan terma perjanjian dan/atau membuat tuntutan ganti

rugi dan atau menuntut remedi (peralihan) di bawah undang-undang

yang lebih sesuai.

(ix) Masa adalah faktor utama perjanjian ini.

(x) Perjanjian ini mengikat pihak-pihak, wakil-wakil, ahli waris pihak-pihak

dalam perjanjian ini.

2. Farah binti Che Lodin (Plaintif) lawan Shaiful Nizam (Defendan).96

Planintif memohon Mahkamah mengeluarkan perintah:

(i) Mahkamah memerintahkan hak penjagaan anak tersebut diberikan

kepada Plaintif selaku ibu kandung menurut Seksyen 81(1) dan Seksyen

82 Akta Undang-undang Keluarga Islam (Wilayah-wilayah Persekutuan)

1984,

96 Kes Mal bil. 0281 (14100-028) tahun 2006 Mahkamah Tinggi Syariah Wilayah

Persekutuan Kuala Lumpur

Page 74: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

(ii) Manakala mahkamah memerintahkan Hak Lawatan terhadap Anak

tersebut diberikan kepada Defendan sekali sebulan saja yaitu pada waktu

yang sesuai dengan memempertimbangkan kesesuaian dan kebajikan

anak tersebut dan Plaintif,

(iii) Defendan boleh menjenguk Anak tersebut hanya di rumah ibu-bapa

Plaintif yang beralamat di No. 124 Jalan Athwahappai 1, Taman Tun Dr.

Ismail, 60012 Kuala Lumpur pada masa yang sesuai dengan

mempertimbangkan anak tersebut masih dalam susuan ibu dan

hendaklah mendapat izin Plaintif terlebih dahulu,

(iv) Defendan hendaklah memberikan nafkah terhadap Anak tersebut

sebanyak Ringgit Malaysia Dua Ribu Sahaja (RM 2000.00) dan

hendaklah dibayar dengan cara memasukkan ke dalam rekening anak

tersebut yaitu Rekening Affin Bank, Nomor Rekening : 9497266381220

Plaintif pada setiap dan atau sebelum tanggal 28 tiap bulan dan

seterusnya; sesuai dengan Seksyen 72 Akta Undang-undang Keluarga

Islam (Wilayah-wilayah Persekutuan) 1984,

(v) Apa-apa perintah atau relief yang diperkirakan patut dan wajar oleh

mahkamah.

Keputusannya, Mahkamah mengeluarkan perintah berdasarkan Persetujuan

Bersama sebagaimana berikut:

(i) Plaintif dan Defendan sepakat hak penjagaan anak dan hadhanah yaitu

Muhamed Fahd Haris bin Shaiful Nizam diberikan kepada Plaintif.

Page 75: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

(ii) Pihak Defendan dibenarkan untuk melihat dan bersama anak 2 minggu

sekali pada hari Ahad jam 11.00 pagi hingga 06.00 sore pada akhir

minggu. Setelah anak berusia 4 tahun, Defendan dibenarkan untuk

bersama dan tinggal dengan anak 2 kali sebulan pada Sabtu sore dan

menyerahkan anak pada hari Ahad pada jam 05.00 sore, tergantung pada

kesehatan dan dengan syarat Defendan hendaklah memberitahukan

terlebih dahulu kepada Plaintif sekurang-kurangnya 1 hari sebelum

Defendan hendak mengambil dan mengembalikan anak di rumah pihak

Plaintif.

3. Salina bt. Mohd. Saleh lawan Azman b. Mohammad.97

Plaintif dan Defentif telah menikah pada 14 Mei 1994 di Kuala Lumpur. Hasil

dari perkawinan tersebut, mereka telah dikaruniai seorang cahaya mata

perempuan yang kini berusia satu tahun. Pada 2 Maret 1995 Defentif telah

melafazkan cerai pertama dengan dua talak. Semenjak itu, anak mereka

tinggal bersama Defentif. Defentif adalah seorang yang mengalami cacat

pendengaran.

Oleh karena itu, Plaintif memohon hak penjagaan atas anaknya karena

khawatir Defentif tidak dapat memberikan penjagaan yang sepenuhnya

disebabkan cacat yang dialaminya.

Mahkamah telah memutuskan kasus atas persetujuan bersama kedua belah

pihak seperti berikut :

97 Kes Mal. bil 16 tahun 1996 Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur

Page 76: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

(i) Hak penjagaan atas anak tersebut di serahkan kepada Plaintif yaitu

Salina bt. Mohd. Saleh.

(ii) Nafkah kepada anak hendaklah dibayar oleh Defenden yaitu Azman bin

Mohammad kepada plaintif sebanyak RM 100 sebulan mulai 9 April

1996

Defenden diberikan hak untuk menjenguk dan membawa keluar anaknya pada

hari yang patut dari jam 10.00 pagi hingga 04.00 sore pada hari yang sama

secara bergantian.

4. Julia bt. Shamsuri lawan Jaafar bin Buyong.98

Plaintif dan Defenden telah menikah di Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur

pada 4 Agustus 1984. Hasil perkawinan tersebut, mereka dikaruniai dua orang

cahaya mata yaitu:-

(i) Mohd. Aizat berusia 10 tahun,

(ii) Mohd. Asraf berusia 4 tahun.

Kedua belah pihak telah bercerai pada 3 Juni 1995 juga di Wilayah

Persekutuan Kuala Lumpur. Sejak itu, mereka tinggal bersama Plaintif dan

Defenden tidak pernah menjenguk atau memberikan biaya hidup. Oleh karena

itu, Plaintif membuat permohonan menuntut :-

(i) Hak Penjagaan atas kedua anak mereka diserahkan kepadanya,

(ii) Nafkah anak-anak sebanyak RM 400 sebulan,

(iii) Belanja musin perayaan dan persekolahan anak-anak.

98 Kes Mal bil. 4 tahun 1996 Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur

Page 77: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Mahkamah membuat keputusan berdasarkan atas Persetujuan Bersama kedua

belah pihak seperti berikut :

(i) Hak penjagaan kedua anak diserahkan kepada Plaintif dan Defenden

diberikan hak lawatan pada waktu menjenguk dan bersama pada hari

libur,

(ii) Hak menjenguk dan bersama anak-anak pada waktu yang pantas setiap

akhir minggu bergantian pada hari Sabtu atau Ahad dimulai pada waktu

siang sehingga malam,

(iii) Hak untuk bersama anak-anak pada tanggal merah hendaklah dibagi

setengah di antara kedua pihak,

(iv) Hak untuk bersama anak-anak pada hari perayaan adalah bergantian

antara pihak-pihak,

(v) Defenden diharuskan membayar nafkah anak-anak sebanyak RM 300

sebulan sejak diputuskan,

(vi) Bayaran nafkah harus tunai dan tidak lewat dari tanggal 1 setiap bulan.

H. Analisis Penulis

Sesuai dengan fitrah seorang ibu yang melahir dan menyusukan anak,

Islam memberikan keutamaan kepada mereka untuk mendapatkan hak penjagaan

atau hadanah. Bagaimanapun, ini bukan bererti apabila berlaku penceraian, bapa

tidak berhak langsung kerana dalam keadaan tertentu mereka turut diberi

kelebihan.

Page 78: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Apa yang menimbulkan masalah ialah apabila mereka yang terlibat dalam

kes penjagaan anak menampakkan keghairahan masing-masing untuk menang

sehingga sanggup menggunakan taktik-taktik kotor. Entah kerana benar-benar

kasih atau sekadar ingin menjaga ego masing-masing, kedua-dua pihak tidak

mahu beralah walau demi kebaikan anak-anak. Malah, tidak kurang yang sanggup

menghabiskan masa dan wang ringgit untuk turun naik mahkamah daripada

menyelesaikannya secara damai.

Hak penjagaan anak atau hadanah ialah isu yang sering menimbulkan

perbalahan suami isteri selepas pembubaran perkahwinan selain mutaah, harta

sepencarian, dan nafkah tertunggak. Sikap tamak dan ingin membolot perhatian

ini mendorong pihak yang menang untuk menghalang ayah atau ibu melawat

anak-anak walau terdapat perintah mahkamah berhubung perkara tersebut.

Dalam undang-undang Syariah, hadanah bukan sesuatu yang mutlak sama

ada bagi ibu atau bapa kerana penceraian bukan pemutus hubungan antara anak

dengan ibu atau anak dengan ayah.. Semua itu bersifat sementara kerana anak

adalah hak dan tanggungjawab bersama. Melainkan jika suami menghadapi

kesalahan berat seperti menjalani hukuman penjara atau menagih dadah, jadi isteri

mungkin diberi hak penjagaan kekal.

Secara umum, Undang-undang Keluarga Islam menggariskan anak-anak

yang masih menyusu atau belum mencapai tahap mumaiyiz diletakkan di bawah

jagaan ibu. Bagaimanapun, mereka akan kehilangan hak tersebut jika berkahwin

dengan lelaki yang bukan muhrim bagi anak-anak, berkelakuan buruk secara

Page 79: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

keterlaluan, menukar tempat tinggal dengan tujuan melarikan anak-anak dari

suami, murtad atau cuai dan menganiaya anak-anak.Di samping itu, hak tersebut

juga gugur atau tamat apabila anak mencapai usia tujuh tahun bagi lelaki dan

sembilan tahun bagi perempuan.

Dalam masa yang sama, kanak-kanak berkenaan akan diberi peluang

untuk membuat pilihan apabila sudah mencapai usia mumaiyiz atau tahu

membezakan antara yang baik dan buruk. Prinsip Islam dalam hak penjagaan

anak ialah memenangkan kepentingan anak-anak dan mengorbankan kepentingan

orang lain. Walaupun kanak-kanak berkenaan diberi peluang membuat pilihan,

namun hakim akan meneliti kemungkinan keputusan tersebut dipengaruhi oleh

pihak yang menjaganya sebelum ini. Lumrah pemikiran anak-anak, mudah

dipengaruhi oleh cerita-cerita yang sering diberitahu walau ia belum tentu benar.99

Meskipun hak diberi kepada ibu atau bapa, pihak yang gagal mendapatkan

hak penjagaan tidak akan terlepas daripada tanggungjawab terhadap anak-anak

sehingga mereka dewasa. Walau apa pun berlaku, bapa bukan sahaja wajib

membiayai anak-anak tetapi juga mendidik dan mengawasi perkembangan

mereka. Begitu juga jika hak diberikan kepada bapa, yang mana ibu wajib

meluangkan masa untuk mengasuh dan mendidik mereka.Anak adalah hak

bersama suami isteri. Jadi kedua-dua mesti sama-sama menjaga kebajikan anak-

99 Rafiah Salim , Undang-undang Keluarga dan Kebudayaan Malaysia, ed. Ke- 3, (Kuala-

Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka) , 1998., h 32.

Page 80: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

anak walau tidak lagi bersama. Jika bapa dengan kewajipan dan

tanggungjawabnya begitu juga ibu.100

Hak penjagaan anak juga tidak akan terlucut walau ada perjanjian yang

menyatakan salah satu pihak tidak boleh membuat tuntutan. Hak penjagaan anak

bukan sesuatu yang boleh dilupakan bila-bila masa lebih-lebih lagi jika dalam

keadaan terpaksa. Hari ini berjanji tidak akan tuntut, besok boleh terus tuntut

balik.101

Berhubung dengan tuntutan di mahkamah, penulis berpendapat ia tidak

sesuai dilakukan secara sebelah pihak atau ex-parte sebagaimana yang dilakukan

oleh sesetengah mahkamah syariah. Ini mendorong kepada ketidakadilan apabila

keputusan dibuat kerana ia hanya melibatkan keterangan atau saksi sebelah pihak

sahaja. Soal penjagaan anak perlu dibuat dengan kehadiran kedua-dua belah pihak

dan mahkamah sepatutnya buat perintah agar kedua-duanya ada semasa

perbicaraan. Kalau hanya sebelah pihak sahaja yang ada, kemungkinan untuk

suami atau isteri berbohong amat besar.102

Sehubungan itu, sebaik-baiknya kes hadhanah diselesaikan di luar

mahkamah melalui perbincangan kedua-dua pihak atau kaedah sulh yang

diamalkan di sesetengah negara bagian. Ia bukan sahaja mengelakkan timbulnya

pertelingkahan antara pihak yang terbabit, tetapi juga menyelamatkan emosi

100 Ibid, hal. 32

101 Ahmad Ibrahim dan Ahilemah Joned, Sistem Undang-Undang di Malaysia, (Kuala

Lumpur : Dewan Bahasa Dan Pustaka), 1985., hal. 46.

102 Ibid, hal. 47

Page 81: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

anak-anak daripada terganggu. Melalui sulh juga, semua pihak dapat menjimatkan

masa kerana tidak perlu melalui pelbagai prosedur mahkamah. Apabila

mahkamah menyelesaikan perkara gugatan hadhanah dengan cepat ia bakal

membolehkan pasangan yang terlibat itu memulakan kehidupan baru dengan

segera.103

Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur telah

melaksanakan prosedur sulh ini dengan jayanya sejak ia dilaksanakan secara

sistematis pada tahun 2004. Sulh membuka peluang perdamaian antara dua pihak

yang berperkara dan merupakan langkah terbaik bagi menyelesaikan kes-kes

tertangguh di mahkamah tersebut. Berdasarkan statistik sulh mahkamah tersebut,

pelaksanaan kaedah sulh menunjukkan perkembangan positif apabila pada tahun

2006, 560 daripada 1133 kes yang didaftarkan berjaya diselesaikan sementara 326

daripada 560 kes berakhir dengan kejayaan. Bagi tempoh itu 86 daripada 316 kes

hadhanah yang didaftar tidak perlu dibicarakan setelah dapat diselesaikan oleh

Majlis Sulh.104

103 "Selesaikan Segera Kes Perceraian Tertangguh", Koran Utusan Malaysia, 23 Juli 2006

104 “Sulh Cepatkan Penyelesaian Tuntutan Selepas Perceraian", Koran Utusan Malaysia, 28

Disember 2006

Page 82: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Sebagai bab akhir dari karya ilmiah ini, maka penulis menyimpulkan apa

yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya. Adapun kesimpulan tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Keadilan adalah salah satu perkara penting dalam ajaran Islam. Tanpa

keadilan, masyarakat akan pincang, kehidupan akan menjadi huru-hara dan

akan hancur. Sehubungan dengan itu, syariat Islam menghendaki umatnya

sentiasa menegakkan keadilan karena lebih dekat kepada taqwa.

2. Dalam usaha menyelesaikan pertikaian secara adil menurut perundangan

Islam, Kadi atau Hakim hendaklah berusaha menggalakkan pihak-pihak yang

bertikai supaya berdamai karena perdamaian itu akan menghentikan sifat

permusuhan dan dendam yang berkepanjangan serta menguatkan hubungan

antara satu dengan yang lain.

3. Islam sangat menggalakkan perdamaian atau sulh dalam usaha menyelesaikan

pertikaian atau menghentikan permusuhan. Sulh dilakukan dengan sukarela,

tidak ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun dan itu sangat terpuji.

Oleh karena itu, konsep sulh telah terima masyarakat Wilayah Persekutuan

Page 83: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Kuala Lumpur khususnya dan banyak perkara yang diajukan ke mahkamah

diputuskan dengan persetujuan bersama.

4. Oleh karena sebagian besar perkara sengketa yang ditangani oleh Mahkamah

Syariah Wilayah Persekutuan adalah dalam bidang perkawinan, maka

penyelesaian secara sulh (perdamaian) sangat sesuai dan wajar sekali. Dalam

sengketa gugatan perkara hadhanah, misalnya, maksud yang terkandung

dalam penyelesaian dengan cara ini ialah hubungan antara pihak-pihak yang

berperkara masih terus terjaga dan harmonis karena mereka masih mempunyai

tanggungjawab terhadap anak-anak dan kebaikan mereka.

5. Dari statistik permasalahan unit sulh Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan

pada tahun 2005, 2006 dan 2007 bahwa sulh dalam menyelesaikan banyak

sengketa perkara tidak harus dihilangkan begitu saja khususnya dalam

sengketa hadhanah. Ia memberi dampak yang besar kepada mahkamah setelah

dilaksanakan prosedur dan kaedah-kaedah sulh secara sistematis. dampak-

dampak tersebut adalah seperti berikut :

a. Mahkamah dapat menghemat baik dari segi masa, tenaga dan biaya dalam

menjalankan persidangan

b. Mahkamah dapat mengurangi gugatan dan permohonan perkara yang

diajukan

c. Mahkamah menjadi suatu tempat di mana bukan saja untuk mencari

keadilan bahkan akan dihormati sebagai tempat yang mempersatukan

kembali hubungan yang hampir putus akibat persengketaan dan menjadi

Page 84: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

lebih harmonis di samping menyadarkan mereka akan tanggungjawab

yang harus dipikul setelah sulh ditetapkan.

B. Saran-saran

1. Lembaga-lembaga Negara yang terkait diharapkan dapat menambah lebih

banyak lagi jumlah pegawai Sulh (mediator) di Mahkamah Syariah Wilayah

Persekutuan karena sulh bukan saja mampu mengurangi jumlah gugatan dan

permohonan perkara yang tertangguh tetapi juga menyelesaikan semua

perkara dengan cepat. Pegawai Sulh juga layak untuk mengambil alih tempat

hakim jika hakim tersebut libur atau sedang berkabung. Artinya, pemeriksaan

perkara di mahkamah syariah akan berjalan seperti biasa walaupun hakim

yang dilantik sedang libur.

2. Untuk membuktikan manfaat konsep sulh yang masih baru pelaksanaannya,

Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia, hendaknya sentiasa memberikan

latihan keterampilan dari waktu ke waktu kepada pegawai-pegawai yang

bersangkutan. Misalnya, kursus yang berkaitan dengan undang-undang,

penyelesaian masalah dan psikologi. Hal ini untuk memastikan bahwa

pegawai-pegawai sulh tersebut ahli dalam dua bidang yaitu syariah dan

psikologi untuk memudahkan urusan memberi bimbingan tanpa melanggar

hukum syara’ dan sesuai dengan hukum perkawinan atau perceraian.

3. Untuk meningkatkan efektifitas perjalanan mahkamah syariah, sistem

pengurusan perkara yang berantakan dan tidak adanya sistem dokumentasi

antara kritikan terhadap mahkamah syariah harus diselesaikan secepatnya. Ini

Page 85: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

mungkin boleh diselesaikan dengan melaksanakan sistem pengurusan case

track di mana semua berkas perkara akan dipisahkan menurut jenis kuasa

tindakan yang didaftarkan dan tahap kerumitan.

Page 86: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bustani, Fuad Afram, Munjib al-Tullab, Bayrut: Dar al-Masyriq, 1973

Al-Dasuqi, Muhammad ibn Ahmad ibn `Arafah, Hashiyat al-Dasuqi `ala al-sharh al-

kabir, al-Qahirah: Dar Ihya' al-Kutub al-`Arabiyah, 1980, juz 2

Al-Husanain, Al-Taqiu Al-‘Abbas bin Ahmah, Tatimmah al-Raudh al-Nadir Syarh

Majmu’ al-Fiqh al-Kabir, Thaif: Maktabah Al-Muayyad, 1968, cet. Ke-2,

Juz. 5

Al-Khin Mustafa, al-Fiqh al-manhaji : 'ala madhhab al-Imam al-Shafe'i, Damascus,

Dar al-Qalam, 1998, vol. 6

Al-Sabuni, `Abd al-Rahman, Nizam al-usrah wa-hall mushkilatiha fi daw' al-Islam,

(Cairo: Dar al-Fikr, 1972), hal. 181-182

Al-San`ani, Muhammad ibn Isma`il, Subul al-salam : sharh Bulugh al-maram min

jam` al-ahkam, Qahirah: Maktabah ‘Atif, 1979, Juz III

Al-Shirbini, As Muhammad ibn Ahmad, al-Iqna` fi hall alfaz Abi Shuja`, Cairo:

Mustafa al-Babi al-Halabi, 1940, juz 2

Al-Termizi, Imam al-Hafiz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Surah, Sunan al-

Termizi, Terjemahan Drs. H. Moh. Zuhri, (Semarang : CV Asy Syifa’, 1992),

Jil II

Al-Zuhayli, Wahbah, al-Fiqh al-Islami wa-adillatuhu : al-shamil lil-adillah al-

shar`iyah wa-al-ara' al-madhhabiyah wa-ahamm al-nazariyah al-fiqhiyah

wa-tahqiq al-Ahadith al-Nabawiyah wa-takhrijuha, (Beirut : Dar al-Fikr,

1989), Juz V

Az-Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Damsyik: Darul al-Fikr,

1984, Juz V

Baliq, Izzuddin, Minhaj al-Salihin, Beirut : Dar al-Fikr, 1978, Cet. ke-4

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil Cipta

Media, 2005

Page 87: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B

Houtsma M TH and others E J Brill’s First, Encyclopaedia of Islam, New York: E.J

Brill, 1987, Jil. VIII

Ibn Manzur, Muhammad ibn Mukarram, Lisan al-`Arab, Bayrut: Dar Sadir,1968), juz

13

Kaedah-kaedah Tatacara Mal (Sulh) Wilayah-wilayah Persekutuan) 2004

Kementerian Wakaf dan hal Ehwal Islam Kuwait, Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, Kuwait:

Wizarat al-Awqaf wa-al-Shu'un al-Islamiyah, 1989, Cet 1 Juz X

Mahmud, Arnus Muhammad, Tarikh al-Qadha fi al-Islam, Kaherah : Al-Matba’ah

Al-Misriyyah al-Hadithah, tth

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam; Hukum Fiqh Lengkap, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1996), cet.ke-29

Sabiq, Sayyid, Fiqh al-sunnah, Kairo: Dar al-Kitab al-`Arabi, 1970, juz 3

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat

dan Undang-undang Perkawinan, Jakarta: Kencana, 2006, cet. ke-1,

Undang-undang Malaysia, Akta Tatacara Mal Mahkamah Syariah (Wilayah-wilayah

Persekutuan) 1998 [Akta 585]

Yaacob, Mohd Akhir Haji, Undang-Undang Sivil Islam, Terjemahan; Al-Ahkam Al-

Adliyyah, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990

Yahya, Yasin Muhammad, ‘Aqd al-Sulh Baina al-Muqaranah Fiqhiyah wa al-Qanun

al-Madani : Dirasah Muqaranah Fiqhiyyah, Qadaiyyah, Tasri’iyyah, Beirut :

Dar al-Fikr, 1978

Zahrah, Muhammad Abu, al-Ahwal al-shakhsiyyah, (al-Qahirah: Dar al-Fikr al-

`Arabi, 1957

Page 88: PELAKSANAAN SULH DALAM PENYELESAIAN SENGKETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19455/1/MOHD... · A. Gambaran Umum Tentang Sulh di Mahkamah Syariah..... 52 B