Upload
bung-jenderal
View
33
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pedoman Teknis Standar Proses
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu prinsip yang dianut dalam penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang ber-
langsung sepanjang hayat. Oleh karena itu diperlukan guru yang
mampu memberikan keteladanan, mengembangkan potensi,
dan mengembangkan kreativitas peserta didik. Implikasi dari
prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu
dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dianalisis, dinilai,
dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat
kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang
bermutu, maka proses pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan dasar harus dapat terlaksana secara interaktif,
inspiratif, inovatif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Kenyataan di lapangan belum semua guru bisa
melaksanakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
inovatif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta
didik. Untuk itu diperlukan petunjuk teknis proses pembelajaran
sebagai panduan untuk guru, kepala sekolah, dan pengawas
sekolah dalam merencanakan, menerapkan, dan melakukan
pengawasan proses pembelajaran.
1
B. Dasar Hukum
Dasar hukum pedoman teknis pengembangan dan
implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa tingkat pendidikan dasar
provinsi Jawa Tengah adalah.
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
4. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Prioritas
dalam Pembangunan Nasional pada Sektor Pendidikan dengan
Penyempurnaan Kurikulum dan Metode Pembelajaran Aktif
Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk
Daya Saing dan Karakter Bangsa.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Standar Kompetensi Lulusan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana Prasarana.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
2
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud pedoman teknis pengembangan dan
implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa tingkat
pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini adalah
memberikan acuan bagi guru di satuan pendidikan dasar (SD-
SMP) dalam rangka melaksanakan pengintegrasian materi
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa melalui jalur
pengembangan dan implementasi kurikulum berdasar
standar proses.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman teknis pengembangan dan
implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa tingkat
pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini adalah:
a) sebagai petunjuk teknis bagi para guru di satuan
pendidikan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran
yang mengimplementasikan nilai-nilai pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa secara efisien, efektif,
dan bermakna;
b) sebagai panduan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah dalam mengawasi, membimbing, dan menilai
proses pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa dalam pelaksanaan pembelajaran
oleh para guru; dan
3
c) sebagai panduan bagi Dinas Pendidikan Provinsi dan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi
Jawa Tengah dalam mengarahkan, membimbing,
membantu dan mengawasi penyelenggaraan
pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalis-me dan
karakter bangsa dalam pembelajaran di setiap satuan
pendidikan dasar.
D. Sasaran
Sasaran pedoman teknis pengembangan dan implementasi
standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa tingkat pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini
adalah.
1. Pendidik (guru) SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan
Provinsi Jawa Tengah.
2. Kepala SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi
Jawa Tengah.
3. Pengawas SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi
Jawa Tengah.
4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa
Tengah.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman teknis pengembangan dan
implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa tingkat pendidikan dasar
provinsi Jawa Tengah mencakupi antara lain:
1. perencanaan proses pembelajaran;
2. pelaksanaan proses pembelajaran;
3. penilaian hasil proses pembelajaran;
4
4. dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran efektif, efisien, bermakna, dan
terintegrasi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa.
F. Sistematika Pedoman Teknis
Sistematika pedoman teknis pengembangan dan
implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa tingkat pendidikan dasar
provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut.
Bab I berisi Pendahuluan, memuat latar belakang, dasar
hukum, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan
sistematika.
Bab II berisi Implementasi Perencanaan Proses
Pembelajaran meliputi penyusunan silabus, penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), penerapan prinsip-prinsip RPP,
pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa dalam perencanaan proses pembelajaran, dan bahan ajar.
Bab III berisi Implementasi Pelaksanaan Proses
Pembelajaran mencakupi persyaratan, pengintegrasian nilai-nilai
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa dalam proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan
pelaksanaan penilaian.
Bab IV berisi Pengawasan Proses Pembelajaran memuat
pemantauan dan supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.
Bab V tentang Penutup berisi mengenai kunci keberhasilan
program.
5
BAB II
IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
1. Silabus
Silabus disusun berdasarkan standar isi yang didalamnya
memuat identitas sekolah, identitas mata pelajaran, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, nilai-
nilai nasionalisme dan karakter peserta didik yang diharapkan,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan permasalahan
sebagai berikut:
a. kompetensi apa saja yang harus dicapai peserta didik
sesuai dengan SK dan KD yang diharapkan;
b. materi ajar apa saja yang perlu dibahas dan dipelajari
peserta didik untuk mencapai standar isi;
c. kegiatan pembelajaran apa saja yang seharusnya
direncanakan guru sehingga peserta didik mampu
berinteraksi dengan sumber-sumber belajar;
d. indikator apa saja yang harus dirumuskan untuk
mencapai KD dan SK;
e. bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian
kompetensi berdasarkan indikator sebagai acuan dalam
menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai;
f. nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa
apa saja yang dapat diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran;
g. berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai
standar isi tertentu;
h. sumber belajar apa saja yang dapat diberdayakan untuk
6
mencapai KD.
Langkah–langkah penyusunan silabus, terstruktur sebagai
berikut.
a. Mengisi identitas silabus.
Identitas terdiri dari identitas sekolah, mata pelajaran,
kelas, semester, alokasi waktu dan tahun pelajaran.
b. Menuliskan Standar Kompetensi (SK).
SK diambil dari Standar Isi (SI) dengan memperhatikan:
1) urutan berdasarkan jenjang konsep disiplin ilmu
(dari pemahaman yang paling dasar menuju kepada
sesuatu yang kompleks) dalam satu mata pelajaran;
2) keterkaitan antar SK dan KD;
3) keterkaitan SK dan KD antar mata pelajaran.
c. Menuliskan Kompetensi Dasar (KD).
KD dipilih dari standar isi dengan mempertimbangkan:
1) urutan atau tingkat kesulitan KD;
2) keterkaitan antar KD dalam satu SK;
3) keterkaitan antar KD dengan SK yang lain;
d. Menentukan Materi Pokok.
Penentuan materi pokok dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) hubungan antara materi dengan SK dan KD;
2) tingkat perkembangan peserta didik misalnya: fisik,
kecerdasan, dan emosi;
3) kebermanfaatan bagi peserta didik;
4) tingkatan, kedalaman, keluasan materi;
5) hubungan timbal balik kebutuhan peserta didik
dengan tuntutan lingkungan;
6) ketersediaan waktu;
7) aplikasi dalam keseharian.
e. Merancang Kegiatan Pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
7
pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik, guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya untuk mencapai
KD.
f. Merumuskan Indikator.
Indikator diperlukan untuk mengembangkan alat penilaian
dengan pertimbangan:
1) disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir
peserta didik;
2) berkaitan dengan SK dan KD;
3) mempertimbangkaan manfaat dalam kehidupan;
4) dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta
didik;
5) mempertimbangkan sumber-sumber belajar yang
berkaitan;
6) dapat diukur dan diamati secara jelas;
7) dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
g. Mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa.
Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa
diintegrasikan ke dalam silabus dengan memperhatikan
kesesuaiannya dengan KD, ketersediaan bahan belajar, dan
tingkat perkembangan peserta didik. Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1) mengkaji SK dan KD yang relevan untuk diintegrasikan
dengan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa;
2) mengkaji aspek dan muatan pembelajaran yang
terkandung dalam nilai-nilai pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa;
3) mengintegrasikan nilai-nilai dalam pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa ke dalam silabus;
4) menambahkan indikator yang sesuai dengan nilai-nilai
8
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa;
5) menentukan alat evaluasi khusus untuk
pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa.
h. Merancang Penilaian.
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan dengan
memperhatikan:
1) teknik penilaian;
2) bentuk instrumen;
3) contoh instrumen.
i. Menentukan ketersediaan waktu.
Alokasi waktu atau ketersediaan waktu merupakan waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai suatu KD tertentu dengan
mempertimbangkan:
1) minggu efektif per semester;
2) alokasi waktu mata pelajaran;
3) jumlah KD dan tingkat kesulitannya.
j. Menentukan sumber belajar.
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan
dalam kegiatan pembelajaran berupa:
1) buku teks;
2) media cetak/elektonik;
3) lingkungan alam sekitar;
4) narasumber;
5) dan lain-lain.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun
untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP
9
untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan jadwal di
satuan pendidikan. Berikut adalah komponen dalam
penyusunan RPP.
a. Identitas Mata Pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,
tingkatan/kelas, semester, tahun pelajaran, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah
pertemuan (alokasi waktu).
b. Standar Kompetensi (SK)
SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran.
c. Kompetensi Dasar (KD)
KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.
d. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan KD yang dibedakan dalam aspek kognitif, afektif,
psikomotorik.
10
f. Pengintegrasian Nilai-nilai Pembinaan Nasionalisme dan
Karakter Bangsa. Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa yang diintegrasikan dalam silabus harus
ditegaskan kembali dalam RPP sebagai pengarah agar
langkah pembelajaran yang disusun mampu
mengintegrasikan nilai-nilai nasionalisme dan karakter
bangsa secara terencana dan terstruktur.
g. Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang sesuai, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi yang
mengandung muatan karakter peserta didik yang
diharapkan.
h. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.
i. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik mencapai KD atau seperangkat indikator
yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
j. Kegiatan Pembelajaran
1) Pendahuluan
Merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk menyiapkan fisik
maupun psikis peserta didik dalam rangka
membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran dan penanaman nilai-nilai
11
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa.
2) Inti
Merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD,
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik,
secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3) Penutup
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
pembelajaran dalam bentuk rangkuman atau kesimpul-
an, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tindaklanjut serta penanaman sikap moral peserta
didik untuk menerapkan konsep yang diterima pada
proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
k. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil
belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kom-
petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
Penilaian terhadap pengintegrasian nilai-nilai
nasionalisme dan karakter peserta didik yang
diharapkan, dilakukan melalui penilaian proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar
pengamatan.
l. Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
12
3. Penerapan Prinsip-prinsip RPP
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis
kelamin, kemampuan awal, intelektual, minat, motivasi
belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan
peserta didik.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, krea-
tivitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat
belajar
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik
positif, perbaikan, pengayaan, dan penguatan.
e. Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan
keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan
teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
13
g. Mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa peserta didik menurut, SK, KD dan
indikator pembelajaran
B. Pengintegrasian Nilai-nilai Pembinaan Nasionalisme dan
Karakter Bangsa dalam Perencanaan Pembelajaran
1. Latar Belakang
Kecenderungan kemerosotan moral yang berdampak
terhadap menipisnya jiwa nasionalisme dalam diri peserta
didik menjadi keprihatinan semua pihak. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai akibat globalisasi yang
diterima tidak secara selektif, menyumbang timbulnya
perilaku negatif peserta didik. Segala aspek kehidupan global,
khususnya aspek budaya dengan mudah diterima peserta
didik melalui berbagai media komunikasi. Akibatnya, perilaku
peserta didik cenderung menyimpang, seperti: kurang
menaruh rasa hormat kepada orang tua/guru, tidak jujur,
terjadinya perkelahian antarpelajar, krisis identitas, dan
menipisnya rasa kesetiakawanan sosial.
Sebagian mereka justru merasa bangga dengan budaya
asing yang bersifat individualis-materialistis, dan menganggap
budaya asing (barat) adalah simbol kemajuan manusia
modern. Untuk mengurangi dan mengatasi masalah tersebut,
alternatif yang dipandang efektif adalah melalui jalur
pendidikan.
Pendidikan memegang peran yang cukup strategis
dalam membangun kepribadian peserta didik sebagai generasi
penerus dan pewaris masa depan bangsa. Pendidikan dasar
merupakan wahana strategis dalam pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa, karena peserta didik pada masa tersebut
memiliki karakteristik yang unik. Sifat kepribadian yang
terbuka, apa adanya merupakan ciri yang dimilikinya. Dengan
14
demikian, jika ada pengaruh dari luar maka dengan mudah
diterima, sebab mereka belum mampu menganalisa suatu
masalah, sehingga apa yang dilihat dan didengar secara
langsung akan ditiru. Untuk itu, perlu bimbingan dan
keteladanan yang baik dari para guru dan tenaga
kependidikan di sekolah, keluarga di rumah, maupun
masyarakat di lingkungan sekitar.
2. Pola Pengintegrasian
Pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa melalui jalur pendidikan pada satuan
pendidikan dasar bertujuan untuk menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai:
a. kesadaran berbangsa dan bernegara;
b. kecintaan terhadap tanah air;
c. keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi, dasar, dan
falsafah negara;
d. kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal bela negara.
Upaya tersebut dilakukan melalui aktivitas pembinaan
dan pembiasaan di sekolah. Aktivitas pembinaan dilakukan
dengan mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa dalam KD setiap mata pelajaran yang
relevan. Selanjutnya, dalam penyajian pembelajaran guru
mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa bersamaan dengan penyajian materi dari
mata pelajaran yang diikuti. Jadi, penanaman nilai-nilai
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa tidak berdiri
sebagai mata pelajaran tersendiri, namun diintegrasikan pada
semua mata pelajaran. Melalui pola ini, peserta didik
diharapkan memahami nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
15
karakter bangsa secara alamiah, tanpa terkesan sebagai
suatu indoktrinasi.
Aktivitas pembiasaan dilakukan dengan membiasakan
peserta didik bersikap dan berperilaku yang mencerminkan
semangat nasionalisme, seperti berdisiplin, tertib, cinta
kebersihan, setia kawan, peduli pada sesama, hormat pada
guru/orang tua, rajin belajar, giat bekerja, dan nilai-nilai lain
yang relevan.
Lewat strategi ini, peserta didik diharapkan tidak hanya
memahami nilai dan makna nasionalisme, tapi lebih jauh
mampu mengamalkan/membiasakan semangat nasionalisme
itu dalam perilakunya sehari-hari, baik di sekolah maupun di
masyarakat.
3. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa melalui jalur pendidikan pada satuan
pendidikan dasar meliputi:
a. kesadaran berbangsa dan bernegara, terdiri atas indikator:
1) kesadaran sebagai bangsa Indonesia;
2) cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia;
3) hak dan kewajiban sebagai warga negara;
4) hakikat negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
5) harkat, martabat, dan derajat bangsa Indonesia;
6) peraturan perundang-undangan yang berlaku;
7) kebhinekatunggalikaan bangsa dan kebudayaan
Indonesia;
8) sejarah perjuangan bangsa Indonesia; dan
9) simbol-simbol negara (lambang negara Garuda
Pancasila, bendera kebangsaan Sang Saka Merah Putih,
16
lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa persatuan
Bahasa Indonesia, serta lembaga-lembaga negara).
b. Kecintaan terhadap tanah air, terdiri atas indikator:
1) lagu-lagu perjuangan dan/atau lagu yang bertemakan
nasionalisme;
2) menjaga dan merawat lingkungan;
3) kebanggaan atas potensi sumber daya yang dimiliki
bangsa Indonesia serta berupaya merawat, mengolah,
dan menjaganya;
4) menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa
melalui prestasi baik di sekolah maupun di
masyarakat; dan
5) ikut serta menjaga dan memelihara kelestarian
lingkungan hidup.
c. Keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi, dasar, dan
falsafah negara, terdiri atas indikator:
1) Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan
ideologi negara;
2) lagu kebangsaan Indonesia Raya;
3) hari-hari besar agama dan nasional;
4) nilai-nilai kepahlawanan; dan
5) UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
d. Kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, terdiri atas
indikator:
1) kesetiakawanan sosial dan solidaritas nasional;
2) kejujuran, keadilan, dan rasa tanggung jawab;
3) pola hidup sederhana;
4) menjaga fasilitas umum dan milik negara;
5) menghormati kepentingan umum.
e. kemampuan awal bela negara, terdiri atas indikator:
1) hidup bersih dan sehat;
17
2) kesamaptaan jasmani;
3) kedisiplinan dan ketertiban;
4) keuletan, tahan uji, dan pantang
menyerah;
5) rajin belajar dan giat bekerja.
Berdasar Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Prioritas
dalam Pembangunan Nasional pada Sektor Pendidikan dengan
Penyempurnaan Kurikulum dan Metode Pembelajaran Aktif
Berdasarkan Nilai-nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk Daya
Saing dan Karakter Bangsa, pusat kurikulum telah
mengembangkan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang
didalamnya terdapat 18 nilai karakter yang harus
dikembangkan. Nilai-nilai tersebut, dipadukan dengan nilai-nilai
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa yang
dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,
meliputi:
1. religius;
2. jujur;
3. cinta tanah air;
4. toleransi;
5. menghargai prestasi;
6. disiplin;
7. bersahabat/komunikatif;
8. kerja keras;
9. cinta damai;
10. kreatif;
11. gemar membaca;
12. mandiri;
13. semangat kebangsaan;
14. peduli lingkungan;
15. demokratis;
16. peduli sosial;
18
17. rasa ingin tahu;
18. tanggungjawab;
19. kesadaran berbangsa dan bernegara;
20. kecintaan terhadap tanah air;
21. keyakinan pada Pancasila sebagai Ideologi, Dasar dan
Falsafah Negara;
22. kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara; dan
23. kemampuan awal bela negara.
Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa
tersebut selanjutnya di integrasikan dalam penyusunan silabus
maupun RPP untuk diimplementasikan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
4. Pengembangan Materi
Pengembangan materi pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa dalam pembelajaran bertujuan mendapatkan
jalinan yang erat antara nilai-nilai yang terkandung pada materi
nasionalisme/karakter dengan SK dan KD.
Hal itu dilakukan dengan menganalisis setiap KD yang
ada untuk menemukan KD yang dapat diasupi nilai-nilai
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa. Jadi, tidak semua
KD harus diasupi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa, tapi dipilih KD mana saja yang memiliki
keterkaitan dengan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa yang akan dikembangkan.
Bahan pembelajaran pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa yang telah dikembangkan saat ini bersifat
tematik. Artinya, nilai-nilai nasionalisme yang akan
diintegrasikan ke dalam beberapa mata pelajaran di kelas yang
sama dalam semester yang sama diikat oleh suatu tema
tertentu, jadi tidak berdiri sendiri-sendiri. Namun dalam
penyajiannya tentu harus disesuaikan dengan mata pelajaran
19
yang diikuti sehingga terjalin hubungan erat dan logis antara
substansi KD dan nilai-nilai nasionalisme yang dikembangkan.
C. Pemilihan Bahan Ajar dan Sumber Belajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan,dan sikap yang harus dipelajari peserta didik
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran
terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama objek,
peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb
(Contoh: Ibu kota Negara RI adalah Jakarta; Negara RI
merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945).
Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri
khusus, komponen atau bagian suatu objek (Contoh: Bendera
adalah lambang negara yang terbuat dari kain dan memiliki
warna khusus sebagai identitas).
Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, atau
hubungan antar konsep yang menggambarkan
“jika..maka….”, misalnya “Jika Pancasila dihilangkan, maka
Indonesia akan hancur”.
Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan
dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan
dalam mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah
melaksanakan upacara bendera.
Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang
berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran,
kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar,
semangat bekerja, dan sebagainya.
20
Ditinjau dari pihak guru, bahan ajar harus diajarkan atau
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari
pihak peserta didik bahan ajar itu harus dipelajari peserta
didik dalam rangka mencapai SK dan KD yang akan dinilai
dengan menggunakan instrumen penilaian berdasarkan
indikator pencapaian belajar.
2. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran meliputi.
a. Prinsip relevansi (keterkaitan)
Artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD.
Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai
peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi
pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau
gubahan hafalan.
b. Prinsip konsistensi (keajegan)
Artinya KD yang dikuasai peserta didik harus setara dengan
bahan ajar yang diajarkan (konsisten/ajeg). Misalnya KD yang
harus dikuasai peserta didik adalah pengoperasian bilangan
yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi
teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.
c. Prinsip kecukupan
Artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu peserta didik menguasai KD yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh
terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
21
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
3. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih
dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria
pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah SK
dan KD. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih
untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari
peserta didik di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan
ajar yang benar-benar menunjang tercapainya SK dan KD. Dengan
kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk
pada SK.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar
tersebut meliputi:
a. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam SK dan
KD yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar;
b. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar;
c. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK dan
KD yang telah teridentifikasi tadi; dan
d. memilih sumber bahan ajar.
4. Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar diperoleh dari.
a. Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat
dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku
teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar pada tiap
mata pelajaran, tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya
berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan
sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan
yang luas.
22
b. Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga
penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk
mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir.
c. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil
pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai
sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai
hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya
masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
d. Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai
sumber bahan ajar. Pakar tersebut dapat dimintai konsultasi
mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,
kedalaman, urutan, dsb.
e. Profesional
Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada
bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya, tentu ahli di
bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu
bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan
dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di bidang
perbankan.
f. Buku kurikulum
Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah SK, KD dan
materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang
tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok
materi. Guru harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan
ajar yang terperinci.
g. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
23
Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi
yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran.
Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan
bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali
apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber
bahan ajar.
h. Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet.
Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.
i. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar
untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari
gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui
siaran televisi.
j. Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri,
ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan
sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan
lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan
ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai,
jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat
menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai
sumber.
24
BAB III
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN
A. Persyaratan
1. Jumlah rombongan belajar.
a. Berdasar Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
ditegaskan bahwa jumlah peserta didik setiap rombongan
belajar untuk SD maksimal 28 orang peserta didik dan untuk
SMP maksimal 32 orang peserta didik.
b. Berdasarkan ketentuan Permendiknas No. 015 tahun 2010
tentang Stadar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota, ditegaskan bahwa jumlah peserta didik
setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32
orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.
2. Beban kerja minimal guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh
empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu, kecuali guru
yang mendapatkan tugas tambahan seperti Kepala Sekolah (6
jam tatap muka/minggu), Wakil Kepala Sekolah dan Pengelola
25
Unit seperti Kepala perpustakaan, Kepala laboratorium (12
jam tatap muka/minggu).
3. Buku teks mata pelajaran harus memenuhi.
a. SD dengan rasio 1 : 1 (1 peserta didik, 1 buku teks per mata
pelajaran).
b. SMP dengan rasio 1 : 1 (1 peserta didik, 1 buku teks per mata
pelajaran).
4. Guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku
referensi dan buku sumber belajar lain, dan media ajar.
5. Peserta didik mengggunakan buku pengayaan, buku referensi
dan buku sumber belajar lain, dan media ajar.
6. Pengelolaan Kelas adalah usaha guru dalam memaksimalkan
materi ajar dan peserta didik yang bertujuan mengefektifkan
pembelajaran, dengan cara:
a. menata suasana ruangan kelas yang menyenangkan, yaitu
nyaman, aman, dan sehat;
b. guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran serta aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan. Misalnya guru membagi
peserta didik dalam kelompok dan menempatkan salah satu
peserta didik yang sudah menguasai materi sebagai tutor
sebaya;
c. tutur kata guru santun dan jelas sehingga dapat didengar
dan dimengerti oleh peserta didik waktu proses
pembelajaran;
d. guru menyesuaikan materi pelajaran dengan tingkat usia,
cara berfikir, imajinasi, kebutuhan dan daya tahan belajar
peserta didik;
e. guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
f. guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap
respons dan hasil belajar peserta didik selama proses
26
pembelajaran berlangsung, dengan cara guru melaksanakan
pembelajaran perbaikan (remidial teaching), tes perbaikan
(remidial tes), penugasan perbaikan (remidial task), dan
pengayaan (enrichment);
g. guru menghargai pendapat peserta didik, tidak pernah
mencela dan memberikan penghargaan (reward) kepada
peserta didik yang berprestasi dan hukuman (punishment)
kepada peserta didik yang melakukan kecerobohan dan
kesalahan dalam koridor pendidikan;
h. guru berpenampilan menarik dan simpatik;
i. pada tiap awal semester, guru menyampaikan rancangan
penilaian, KKM, silabus mata pelajaran yang diampunya;
j. guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan.
B. Pengintegrasian Nilai-nilai Pembinaan Nasionalisme dan
Karakter Bangsa dalam Pembelajaran
1. Materi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri, tetapi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang
sudah ada.
2. Kegiatan pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa tidak memaksakan nilai-nilai karakter,
tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat usia, cara
berfikir, imajinasi, daya tahan belajar peserta didik dan
relevansinya dengan karakteristik mata pelajaran.
3. Pembelajaran pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa
bagi peserta didik tetap mengembangkan kemampuan
ranah kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga tidak
diperlukan kegiatan belajar khusus untuk pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa bagi peserta didik.
27
4. Penilaian materi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa dilakukan secara terus menerus dengan
menggunakan catatan guru (anecdotal record) melalui
pengamatan.
5. Pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa peserta didik
dapat dikembangkan melalui proses berfikir, bersikap, dan
berbuat.
6. Pembelajaran dalam rangka pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa peserta didik menggunakan pendekatan
proses, secara aktif dan menyenangkan.
C. Implementasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1. Pelaksanaan Pembelajaran
Penanaman nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa dalam pembelajaran dilakukan oleh guru
kelas atau guru mata pelajaran (tidak guru khusus). Oleh
karena itu perlu keahlian dan strategi yang tepat agar
tujuan pembelajaran dan tujuan pembinaan
nasionalisme/karakter bangsa dapat tercapai sekaligus.
Hal penting lainnya adalah agar pola penanaman nilai-
nilai nasionalisme dan karakter bangsa dapat mengalir
bersama materi mata pelajaran sehingga tidak menjadi
beban tersendiri bagi peserta didik.
Inti nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa adalah pembinaan watak, karakter, dan perilaku
sehingga pelaksanaan pembelajaran harus menyentuh
pada aspek perasaan dan nurani peserta didik. Perasaan
yang tumbuh diharapkan dapat digali dan diketahui
melalui pendapat dan ekspresi peserta didik sebagai
wujud perilaku dan semangat hidup yang diwarnai jiwa
nasionalisme kader penerus perjuangan bangsa.
28
Pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa melalui pembelajaran ditekankan
pada aspek afektif dan psikomotorik tanpa harus
meninggalkan aspek kognitif. Hal itu dapat dilakukan
dengan mengajak peserta didik untuk memecahkan
masalah secara aktif dan cermat. Peserta didik juga perlu
dikenalkan dengan tokoh-tokoh pejuang agar terinspirasi
dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan bangsa.
Selanjutnya mereka diharapkan dapat meneladani
semangat juang itu sebagai implementasi pendidikan
karakter.
2. Penilaian
Penilaian dalam pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa melalui pembelajaran ditekankan pada
aspek unjuk kerja dan penilaian sikap/perilaku yang
ditampilkan peserta didik. Penilaian itu dapat bersifat
individu atau kelompok terhadap tugas yang diberikan,
perilaku yang diamati, atau gagasan/pendapat peserta
didik terhadap suatu masalah.
Hasil penilaian bersifat kualitatif dengan kategori
tertentu, dan dapat diubah menjadi kuantitatif sesuai
kebutuhan guru kelas atau guru mata pelajaran, seperti
contoh di bawah ini.
Mata Pelajaran : IPS Ekonomi.
Jenjang Pendidikan : SMP
Kelas/semester : VIII/1
Materi : Pengenalan Jenis-jenis uang
Jenis Kegiatan : Praktikum
Tabel penilaian afektif peserta didik kegiatan praktikum.
29
NO NAMA SISWA
KARAKTER YANG DINILAI
(KREATIFITAS PESERTA DIDIK)
NILAI KUALITATIF
1. Joko Kreatif B
2. Dudi Sangat Kreatif A
3. Andi Kurang Kreatif D
4. Iwan Cukup Kreatif C
Hasil penilaian karakter dapat dikuantitatifkan (dikonversi) menjadi:
NO NAMA SISWAKARAKTER YANG DINILAI
(KREATIFITAS PESERTA DIDIK)1. Joko 7
2. Dudi 8
3. Andi 5
4. Iwan 6
Keterangan :
Konversi nilai kualitatif menjadi kuantitatif :
Tidak kreatif (E) = 0 - 59
Kurang kreatif (D) = 60 - 69
Cukup Kreatif (C) = 70 - 79
Kreatif (B) = 80 - 89
Sangat kreatif (A) = 90 - 100
Gambaran di atas, bisa disesuaikan dengan kondisi masing-
masing satuan pendidikan.
Hasil penilaian materi pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa terhadap peserta didik dapat disampaikan atau digunakan
untuk mata pelajaran lain yang relevan, misalnya Pendidikan
Kewarganegaraan atau Pendidikan Agama. Perkembangan
kemajuan belajar dari penanaman nilai-nilai pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa tidak dilihat dari angka-
30
angka yang diperoleh peserta didik, tapi lebih dilihat dari
perubahan perilaku yang selalu berkembang positif dan
meningkat dari waktu ke waktu.
Contoh bentuk penilaian pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa adalah sebagai berikut:
1. Rahma beranggapan bahwa menggunakan produk luar negeri
adalah ciri anak modern, sedangkan anak yang masih
menggunakan produk dalam negeri adalah anak yang
ketinggalan jaman. Bagaimana pendapatmu?
2. Ketika peserta didik kelas V hendak menjenguk Roni yang
sedang sakit, Eko tidak mau ikut dengan alasan dia berbeda
agama dengan Roni. Bagaimana pendapatmu dengan sikap Eko?
3. Saat bendera merah putih dikibarkan, semua peserta didik
memberi hormat. Teman sebelahmu mengajak kamu berbicara.
Apa tindakanmu?
FORMAT PENILAIAN
NO N A M A
ASPEK PENILAIAN
JML
SKOR
CINTA
TANAH
AIR
ORSINILPERILAKU
BAIK
JELAS
DAN
RUNTUT
31
Penilaian :
Nilai diperoleh dari tanggapan peserta didik secara lisan atas masalah yang diajukan dengan aspek penilaian minimal sebagai berikut : 1) tangapan menunjukkan semangat cinta tanah air dan tanggung jawab, 2) jawaban asli ide sendiri, 3) menunjukkan keinginan menjadi peserta didik yang baik, dan 4) penyajian jelas dan runtut
Penilaian :
Nilai diperoleh dari tanggapan peserta didik secara lisan atas masalah yang diajukan dengan aspek penilaian minimal sebagai berikut : 1) tangapan menunjukkan semangat cinta tanah air dan tanggung jawab, 2) jawaban asli ide sendiri, 3) menunjukkan keinginan menjadi peserta didik yang baik, dan 4) penyajian jelas dan runtut
dst.
NORMA PENILAIAN
1. Setiap aspek diberi skor minimal 1 dan skor maksimal 4
2. Nilai peserta didik diperoleh dari : skor perolehan
skor maksimal
D. Pelaksanaan Proses pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup, dengan mengembangkan
unsur-unsur pendidikan berkarakter.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru diharuskan:
a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengkaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari;
c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan
dicapai;
d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai KD, yang dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Kegiatan inti
pembelajaran harus memberikan ruang yang cukup untuk
menumbuhkan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan peserta
didik.
32
X 100
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang
meliputi:
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang
luas dan dalam tentang topik/tema materi yang
akan dipelajari dengan menerapkan prinsip ”alam
takambang jadi guru” (semua yang terjadi
tergelar dan berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta
dijadikan sumber belajar, contoh, dan teladan);
2) menggali potensi peserta didik untuk
mengungkapkan pengetahuan dan atau
pengalaman yang mereka miliki tentang topik yang
akan dipelajari;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
b. elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis
yang beragam melalui tugas-tugas tertentu dan
bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif;
33
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio, atau lapangan;
7) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
8) memfasilitasi peserta didik membuat laporan hasil
kegiatan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok;
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya
diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik;
2) memberikan penguatan terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber;
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan;
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna dalam mencapai KD.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
34
dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran perbaikan (remidial), program pengayaan
(enrichment), layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik individu maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik;
e. menyampaikan rencana pembelajaran pada per-
temuan berikutnya.
E. Pelaksanaan Penilaian
1. Penilaian hasil belajar dengan menggunakan tes dapat
berupa:
a. ulangan harian setiap selesai 1 KD, dengan catatan
minimal 3-4 kali dalam 1 semester;
b. ulangan tengah semester;
c. ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas;
d. ujian sekolah dan ujian nasional bagi peserta didik kelas
VI/IX.
2. Penilaian hasil belajar dengan menggunakan nontes dapat
berupa:
a. penugasan terstruktur, yaitu kegiatan pembelajaran
berupa pendalaman materi untuk peserta didik yang
dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi
dengan waktu penyelesaian tugas yang ditentukan oleh
guru. Contoh : mengerjakan LKS, melakukan kegiatan
praktikum dan lain-lain;
b. penugasan mandiri tidak terstruktur, yaitu kegiatan
pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta
didik yang dirancang oleh guru untuk mencapai
kompetensi dengan waktu penyelesaian tugas yang
35
ditentukan oleh peserta didik. Contoh: membuat kliping,
membuat produk kerajinan dan lain-lain.
BAB IV
PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN
A. Pemantauan dan Supervisi
1. Pemantauan
a. Pengertian
Pemantauan pembelajaran adalah : usaha mengikuti
implementasi dan perkembangan proses pembelajaran
dengan melibatkan pihak lain sebagai pengamat.
b. Fokus Utama
Fokus utama pemantauan pembelajaran adalah untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.
c. Kepentingan
Pemantauan pembelajaran dilaksanakan karena dapat
membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan
sekolah, sehingga tercapai kondisi kegiatan belajar
mengajar yang sebaik-baiknya.
d. Dasar
1) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3) Permendiknas No. 15 tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota.
36
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
5) Perturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
e. Unsur
Pemantauan pembelajaran yang dilaksanakan mencakupi
unsur-unsur sebagai berikut:
1) kinerja proses pembelajaran guru;
2) inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru;
3) pelaksanaan kompetensi personal (kepribadian) dan sosial
guru;
4) implementasi evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru;
5) implementasi remidial dan pengayaan guru.
f. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pemantauan pembelajaran sekolah
adalah:
1) memantau konsistensi, dedikasi, inovasi dan akselerasi guru
dalam melaksanakan pembelajaran bermutu;
2) memberikan umpan balik (feed back) dalam pembaharuan
dan pengembangan proses pembelajaran (learning reform);
3) mendukung tercapainya komunikasi dan penyampaian
informasi dari, oleh dan untuk guru dan Kepala Sekolah;
4) mempererat dan menumbuhkan sinergi antara Kepala
Sekolah dan guru/karyawan; dan
5) meningkatkan kualitas manajemen pembelajaraan guru.
g. Sasaran
Sasaran pemantauan pembelajaran meliputi.
1) Aspek yang dipantau:
37
a) implementasi proses pembelajaran;
b) integrasi pendidikan karakter dalam implementasi
proses pembelajaran;
c) dedikasi proses pembelajaran;
d) inovasi proses pembelajaran.
2) Orang yang dipantau, meliputi:
a) guru Mata Pelajaran (untuk jenjang SMP); dan
b) guru Kelas (untuk jenjang SD).
h. Prinsip
Pelaksanaan supervisi pendidikan harus memenuhi kaidah-
kaidah prinsip.
1) Praktis, yaitu:
a) dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah;
b) berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah
untuk mengembangkan proses pembelajaran;
c) menunjang kurikulum yang berlaku;
d) dilaksanakan secara sistematis.
2) Objektif, yaitu memberikan masukan sesuai dengan
aspek dalam instrumen supervisi.
3) Realistis, yaitu didasarkan atas kenyataan yang
sebenarnya.
4) Antisipatif, yaitu diarahkan untuk menghadapi kesulitan-
kesulitan yang mungkin terjadi.
5) Konstruktif, yaitu memberikan sebuah perbaikan.
6) Kreatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif
guru dalam proses pembelajaran.
7) Kooperatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif
guru dalam proses pembelajaran.
8) Kekeluargaan, yaitu mengembangkan sikap saling asah,
asih, asuh dan tut wuri handayani.
i. Tahapan.
38
1) Teknik Pelaksanaan.
Teknik pelaksanaan pemantauan pembelajaran yaitu:
a) observasi; dan .
b) wawancara.
2) Tahapan.
Pemantauan proses pembelajaran dilaksanakan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut.
a) Persiapan, meliputi:
1) sosialisasi proses pemantauan dalam satuan
pendidikan;
2) penyiapan instrumen dan penjelasan teknis
pelaksanaan pemantauan proses pembelajaran.
b) Pelaksanaan.
c) Penilaian hasil pemantauan proses pembelajaran dan
penyusunan rencana tindak lanjut (RTL), meliputi:
1) keterbacaan dan keterlaksanaan program pemantauan
proses pembelajaran;
2) hasil pemantauan proses pembelajaran; dan
3) kendala dalam pelaksanaan pemantauan proses
pembelajaran atau hasil pemantauan proses
pembelajaran.
d) Analisa, meliputi:
1) langkah-langkah penyampaian hasil pemantauan
proses belajar;
2) program pemantauan proses pembelajaran
selanjutnya.
j. Strategi
Strategi pelaksanaan pemantauan pembelajaran.
1) Jenjang SD, meliputi:
a) pemantauan antar guru kelas setingkat;
b) pemantauan antara guru kelas lain tingkat;
39
c) pemantauan pejabat berwenang (Kepala Sekolah dan
atau Pengawas).
2) Jenjang SMP, meliputi:
a) pemantauan antar guru mata pelajaran (dalam 1
MGMP satuan pendidikan);
b) pemantauan antara guru mapel (beda MGMP dalam
satuan pendidikan);
c) pemantauan pejabat berwenang (Kepala Sekolah dan
atau Pengawas).
k. Pelaksana Pemantauan Pembelajaran.
1) Pelaksana.
Pelaksana pemantauan adalah:
a) guru antar kelas setingkat;
b) guru antara kelas lain tingkat;
c) guru satu mata pelajaran (1 MGMP Satuan
Pendidikan);
d) guru antar mata pelajaran (beda MGMP Satuan
Pendidikan);
e) pejabat berwenang (Kepala Sekolah dan atau
Pengawas).
2) Instrumen.
Instrumen supervisi meliputi blangko pemantauan yang
terlampir dalam petunjuk teknis ini.
3) Teknik Pemberian Skor dan Pengolahannya.
Terlampir pada masing-masing instrumen.
40
41
PELAKSANAAN PEMANTAUAN PROSES PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN ........................................................NAMA SEKOLAH..............................................................
Hari / tanggal : …………………………………………………………..Mata Pelajaran : …………………………………………………………..Guru Mapel / Guru Kelas
: ................................................................
Hasil Pemantauan: ...................................................................................................
.......
...............................................................................................................
....................................................................................................... .
......................................................................................................... .
..........................................................................................................
Masukan dan saran : ............................................................................................................. ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Semarang, .....................Guru Yang Dipantau Guru Pemantau ,
................................. ......................................NIP .......................... NIP. ……………………………
Mengetahui :
Kepala Sekolah ……………………….
…………………………………….NIP. ………………………………..
42
2.Supervisi
a. Pengertian
Supervisi pembelajaran adalah bantuan profesional yang
diberikan oleh seorang atau tim supervisor (penyelia) kepada
seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar
yang lebih baik.
Supervisi pembelajaran terintegrasi nilai-nilai pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa adalah supervisi yang
dilakukan dalam rangka pengembangan kurikulum terintegrasi
pendidikan nasionalisme dan karakter bangsa.
b. Fokus Utama
Fokus utama supervisi adalah untuk meningkatkan
kualitas, efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
c. Kepentingan
Supervisi harus dilaksanakan karena dapat membantu
memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sekolah, sehingga
tercapai kondisi kegiatan belajar mengajar yang sebaik-
baiknya.
d. Dasar
1) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) di
bidang pendidikan.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
43
5) Perturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
e. Unsur
Supervisi yang akan dilaksanakan mencakupi unsur-unsur
sebagai berikut:
1) unsur akademik (kegiatan pembelajaran);
2) unsur administrasi;
3) unsur profesionalisme;
4) unsur karir dan kesejahteraan;
5) unsur leadership dan manajemen;
f. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya supervisi sekolah adalah:
1) membantu guru dalam mencari solusi permasalahan yang
timbul dalam proses kerjanya;
2) membantu terjadinya proses reformasi/pembaharuan dalam
proses pembelajaran (learning reform);
3) mendukung tercapainya komunikasi dan penyampaian
informasi dari dan kepada guru/karyawan oleh Kepala
Sekolah;
4) meningkatkan motivasi kerja guru/karyawan;
5) mempererat dan menumbuhkan sinergi antara Kepala
Sekolah dan guru/karyawan;
6) meningkatkan kualitas manajemen pembelajaraan guru; dan
7) meningkatkan manajemen dan kualitas sekolah.
g. Sasaran
Sasaran supervisi meliputi.
1) Aspek yang disupervisi:
a) kelengkapan administrasi edukatif (perangkat
pembelajaran, sistem evaluasi dan remidial, daya serap
ketercapaian pembelajaran, pengintegrasian pendidikan
karakter dalam pembelajaran dan bimbingan konseling);
44
b) implementasi proses pembelajaran.
2) Orang yang disupervisi, meliputi:
a) guru mata pelajaran;
b) guru bimbingan karier (BK); dan
c) guru kelas.
h. Prinsip
Pelaksanaan supervisi pendidikan harus memenuhi prinsip.
1) Praktis, yaitu:
a) dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah;
b) berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah
untuk mengembangkan proses pembelajaran;
c) menunjang kurikulum yang berlaku;
d) dilaksanakan secara sistematis;
2) Objektif, yaitu memberikan masukan sesuai dengan
aspek dalam instrumen supervisi.
3) Realistis, yaitu didasarkan atas kenyataan yang sebe-
narnya.
4) Antisipatif, yaitu diarahkan untuk menghadapi kesulitan-
kesulitan yang mungkin terjadi.
5) Konstruktif, yaitu memberikan sebuah perbaikan.
6) Kreatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif
guru dalam proses pembelajaran.
7) Kooperatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif
guru dalam proses pembelajaran.
8) Kekeluargaan, yaitu mengembangkan sikap saling asah,
asih, asuh dan tut wuri handayani.
i. Tahapan
1) Teknik Pelaksanaan
Teknik pelaksanaan supervisi yaitu.
45
a) Observasi.
b) Wawancara.
c) Observasi dokumen.
d) Kunjungan Kelas.
e) Laporan tertulis (report).
2) Tahapan
Supervisi dilaksanakan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a) persiapan, meliputi:
1) penyusunan progran supervisi dan penjadwalan
supervisi;
2) penyiapan instrumen dan penjelasan teknis
pelaksanaan supervisi serta kebijakan terbaru
tentang petunjuk pelaksanaan pendidikan di sekolah;
b) pelaksanaan, meliputi:
1) pelaksanaan teknis;
2) pelaksanaan non teknis;
c) penilaian hasil supervisi dan penyusunan rencana tindak
lanjut (RTL), meliputi:
1) penilaian:
Keterbacaan keterlaksanaan program supervisi.
Keterbacaan kemantapan istrumen.
Hasil supervisi.
Kendala dalam pelaksanaan supervisi atau hasil
supervisi.
2) Tindak lanjut :
Langkah-langkah pembinaan.
Program supervisi selanjutnya.
j. Strategi
Strategi pelaksanaan supervisi meliputi:
46
1. Nama Sekolah : 2. Mata Pelajaran : ……………………………3. Nama Guru : …………………………………………….. 4. Kelas/semester : ……………………………5. Hari, tanggal : …………………………………………….. 6. Jam ke : ……………………………
7. Kompetensi Dasar (KD) : ………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………
Ada Tidak Ada Maksimum PerolehanI PERSIAPAN 25
1. Silabus 62. Program Tahunan 33. Program Semester 34. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 75. Perangkat Penilaian 6
II KEGIATAN PEMBELAJARANA. Pendahuluan 10 1. Penampilan Guru 4 2. Pembukaan / Apersepsi / Motivasi 3 3. Penggunaan Bahasa 3B. Kegiatan Pokok 55 1. Penguasaan Materi Pembelajaran 7 2. Penyajian sesuai dengan urutan materi 6 3. Penggunaan Metode / Pendekatan 6 4. Penggunaan Sumber / Bahan / Alat Belajar 6 5. Partisipasi Peserta Didik 6 6. Pengendalian / Ketertiban Peserta Didik 6 7. Pembimbingan kepada Peserta Didik 6 8. Penerapan teknik bertanya 6 9. Penilaian (proses / produk) 6
III PENUTUP 101. Resume 22. Pemberian Tugas / Pekerjaan Rumah 33. Pengelolaan Waktu Pembelajaran 34. Penutup Pembelajaran 2
100 Predikat *) Beri tanda cek (V) pada kotak yang sesuai
Kesimpulan :…………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Saran :…………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Semarang, ………………….PREDIKAT Guru yang disupervisi Kepala Sekolah………………..
A (Amat Baik)B (Baik)C (Cukup)D (Sedang) ………………………………. …………………………….E (Kurang) NIP …………………………. Pangkat
NIP …………………………
51 s.d 60≤ 50
KONVERSI NILAI KE DALAM PREDIKATNILAI AKHIR
91 s.d. 10076 s.d 9061 s.d 75
JUMLAH (NILAI AKHIR)
KeteranganAspek yang dinilai
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS TAHUN PELAJARAN …………………………
NilaiKeberadaanNo
1) pengawasan;
2) pemantauan; dan
3) penilaian.
k. Pelaksana Supervisi
1) Pelaksana
Pelaksana supervisi adalah.
a) Kepala Sekolah, melakukan supervisi kelas dan
memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam
setiap semester.
b) Pengawas, melakukan satu kali supervisi setiap bulan
dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam, sesuai
dengan Permendiknas No. 15 tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal.
2) Instrumen.
Instrumen supervisi meliputi blangko supervisi yang
terlampir dalam juknis ini.
3)Teknik Pemberian Skor dan Pengolahannya.
Terlampir pada masing-masing instrumen.
47
1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 17 SEMARANG2. Nama Petugas : ……………………………………………..3. N I P : ……………………………………………..4. Semester : ……………………………………………..5. Tahun Pelajaran : ……………………………………………..6. Hari / tanggal : ……………………………………………..
TIDAK KETERANGANADA MAKS YBS KOMENTAR
1. Persiapan 25a. Program Kegiatan 5b. Rencana Kegiatan 5c. Buku Jurnal 5d. Buku Daftar Hadir 5e. Buku Nilai 5
2. Pendahuluan. 13a. Penampilan Pembina / Pelatih 4b. Apersepsi / Motivasi kepada peserta 4c. Kehadiran Peserta 5
3. Kegiatan Pokok 50a. Penguasaan Materi 10b. Penyajian sesuai dengan urutan materi 10c. Metode / pendekatan sesuai materi 10d. Penggunaan alat bantu 5e. Partisipasi peserta didik 5f. Pengembangan ketrampilan peserta 5g. Evaluasi 5
4. Penutup 12a. Rangkuman dan saran 4b. Pelaksanaan sesuai waktu 4c. Mengakhiri kegiatan 4
Jumlah NilaiRata-rata
KESIMPULAN : CATATAN :……………………………………… a. Nilai dengan angka ……………….. (1-100)……………………………………… b. Nilai Kualitatif :……………………………………… A (Amat Baik) = 91 - 100
B (Baik) = 76 - 90SARAN : C (Cukup) = 56 - 75………………………………………. D (Kurang) = <55……………………………………….……………………………………….
Semarang, ……………………………….Yang disupervisi Kepala Sekolah………………………………..
…………………………………….. ……………………………………………..NIP ……………………………… Pangkat
NIP ………………………………………..
INSTRUMEN SUPERVISI EKSTRAKURIKULER
NILAIKEGIATANNO ADA
48
B. Evaluasi dan Analisis
Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
apakah indikator ketercapaian yang ditetapkan dalam tahap
perencanaan proses pembelajaran dapat tercapai atau tidak. Hasil
dari kegiatan evaluasi adalah diketahuinya kualitas proses
pembelajaran berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Evaluasi dilakukan minimal 1 kali dalam 1 semester dan
dapat dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, komite
sekolah, atau dinas pendidikan terkait. Evaluasi dapat dilakukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Evaluasi
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik seperti
diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi.
Untuk dapat melaksanakan evaluasi, langkah-langkahnya adalah:
a) menyiapkan hasil pemantauan dan supervisi berdasarkan
tahap sebelumnya;
b) menyiapkan instrumen evaluasi;
c) melaksanakan evaluasi;
d) melakukan analisis;
e) membuat laporan hasil; dan
f) tindaklanjut.
Fokus evaluasi proses pembelajaran mencakup 4 hal yaitu:
a) persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran;
b) pelaksanaan pembelajaran;
c) penilaian hasil pembelajaran; dan
d) evaluasi kinerja guru sesuai dengan empat kompetensinya.
Format yang dapat dipertimbangkan untuk dijadikan
contoh dalam evaluasi seperti pada format di bawah ini. Hasil dari
format tersebut menunjukkan predikat guru yang dievaluasi
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya petugas
evaluasi menarik kesimpulan berdasarkan hasil ahkhir dan
49
memberikan saran-saran untuk perbaikan proses pembelajaran
pada periode yang akan datang.FORMAT 1
1. Nama Sekolah : .....................................................................2. Nama Guru : ……………………………………………..3. Mata Pelajaran : ……………………………………………..4. Semester : ……………………………………………..5. Kelas : ……………………………………………..6. Hari & tanggal : ……………………………………………..
NO HASIL * BOBOT NILAIJUMLAH
NILAI
I PERYSARATAN PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN 10%1. Jumlah peserta didik setiap rombongan belajar2. Beban kerja guru perminggu3. Buku pelajaran
3.1. Buku teks pelejaran per peserta didik
II PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 50%1. Pendahuluan2. Kegiatan Pokok3. Penutup
III PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 15%1. Instrumen penilaian2. Pelaksanaan penilaian3. Pelaporan hasil penilaian4. Pemanfaatan hasil penilaian
IV KINERJA GURU TERKAIT 4 KOMPETENSI 25%1. Kompetensi Profesional (berdasarkan hasil supervisi di dalam kelas)2. Kompetensi Paedagogik (berdasarkan hasil supervisi di dalam kelas)3. Kompetensi Sosial (berdasarkan format 2)4. Kompetensi Kepribadian (berdasarkan format 3)
*) Beri nilai dalam rentang 1-100
Kesimpulan :………………………………………………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Saran :………………………………………………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Guru Yang Dievaluasi Yang Melakukan Evaluasi
………………………………. ……………………………….NIP …………………………. NIP ………………………….
PREDIKAT
A (Amat Baik)B (Baik)
C (Cukup)D (Sedang)E (Kurang)
51 s.d 60≤ 50
ASPEK YANG DINILAI
JUMLAH (NILAI AKHIR)
INSTRUMEN EVALUASI PROSES PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2011/2012
PREDIKAT
3.2. Buku panduan guru, buku pengayaan, buku pengayaan, dan sumber belajar lainnya3.3. Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku teks dan sumber belajar lainnya
KONVERSI NILAI KE DALAM PREDIKATNILAI AKHIR
91 s.d. 10076 s.d 9061 s.d 75
50
FORMAT 2
1. Nama Sekolah : .....................................................................2. Nama Guru : ……………………………………………..3. Mata Pelajaran : ……………………………………………..4. Semester : ……………………………………………..5. Kelas : ……………………………………………..6. Hari & tanggal : ……………………………………………..NO JUMLAH NILAI
1
2
2.1. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.2.2. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan, dan akhlak mulia.
33.1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
4
4.1. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.4.2. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.4.3. Bekerja mandiri secara profesional.
5 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.5.1. Memahami kode etik profesi guru.5.2. Menerapkan kode etik profesi guru.5.3. Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
*) Beri nilai dalam rentang 1-100Kesimpulan :………………………………………………………………………………………………………………………….......………………………………………………………………………………………………………………………….......
Saran :………………………………………………………………………………………………………………………….......………………………………………………………………………………………………………………………….......
Guru Yang Dievaluasi Yang Mengevaluasi
………………………………. ……………………NIP …………………………. NIP ………………
PREDIKAT
A (Amat Baik)B (Baik)
C (Cukup)D (Sedang)E (Kurang)
51 s.d 60≤ 50
1.1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.1.2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
2.3. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
3.2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
PREDIKAT
KONVERSI NILAI KE DALAM PREDIKATNILAI AKHIR
91 s.d. 10076 s.d 9061 s.d 75
INSTRUMEN EVALUASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURUTAHUN PELAJARAN 2011/2012
ASPEK YANG DINILAI
Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
JUMLAH (NILAI AKHIR)
51
FORMAT 3
1. Nama Sekolah : .....................................................................2. Nama Guru : ……………………………………………..3. Mata Pelajaran : ……………………………………………..4. Semester : ……………………………………………..5. Kelas : ……………………………………………..6. Hari & tanggal : ……………………………………………..NO JUMLAH NILAI
1
2
3
4
*) Beri nilai dalam rentang 1-100Kesimpulan :………………………………………………………………………………………………………………………….......………………………………………………………………………………………………………………………….......Saran :………………………………………………………………………………………………………………………….......………………………………………………………………………………………………………………………….......Guru Yang Dievaluasi Yang Mengevaluasi
………………………………. ……………………NIP …………………………. NIP ………………
PREDIKAT
A (Amat Baik)
B (Baik)
C (Cukup)
D (Sedang)
E (Kurang)
51 s.d 60
≤ 50
Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis 1.1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.1.2. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.
2.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.2.2. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.
3.1. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat.
4.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.4.2. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
PREDIKAT
KONVERSI NILAI KE DALAM PREDIKATNILAI AKHIR
91 s.d. 100
76 s.d 90
61 s.d 75
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
2.3. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
3.2. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
JUMLAH (NILAI AKHIR)
INSTRUMEN EVALUASI KOMPETENSI SOSIAL GURUTAHUN PELAJARAN 2011/2012
ASPEK YANG DINILAI
52
C. Pelaporan Hasil Evaluasi
Hasil pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pengawas sekolah, dinas
pendidikan terkait, komite sekolah, dan pihak-pihak yang
berkepentingan. Pelaporan dilakukan setahun sekali yang berisi:
(a) guru yang dievaluasi; (b) hasil evaluasi masing-masing guru;
(c) hasil rata-rata evaluasi guru; (d) simpulan umum dan saran-
saran; serta (e) lampiran.
D. Tindak Lanjut
Hasil evaluasi merupakan pemetaan kompetensi guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hasil evaluasi
dijadikan dasar untuk melakukan pembinaan dan pengembangan
guru dalam proses pembelajaran. Beberapa tindakan yang bisa
dilakukan berdasar hasil evaluasi adalah: (a) bagi guru yang hasil
evaluasinya di bawah cukup maka direkomendasikan untuk
mengikuti berbagai pelatihan dan penataran; (b) bagi guru yang
hasil evaluasinya di atas cukup dapat diberikan penghargaan baik
material maupun non material; dan (c) bagi guru yang hasil
evaluasinya cukup maka diberikan dorongan untuk meningkankan
kompetensinya dalam proses pembelajaran.
53
BAB V
PENUTUP
Pendidikan yang berkualitas adalah dambaan seluruh warga
negara Indonesia. Guru adalah penentu utama keberhasilan
pendidikan yang berkualitas. Guru yang berkualitas mampu
mengubah siswa yang kurang berprestasi menjadi lebih berprestasi.
Guru yang berkualitas mampu menyusun perencanaan pembelajaran
dengan baik; melaksanakan proses pembelajaran yang efektif,
efisien, bermakna dan berkarakter; dan mampu melakukan penilaian
secara akurat.
Kepala sekolah, pengawas, dan Dinas Ppendidikan adalah pihak
yang harus pendorong terwujudnya pendidikan yang berkualitas.
Pemantauan, supervisi, dan evaluasi adalah hal-hal penting untuk
dilakukan agar guru bisa melaksanakan proses pembelejaran dengan
baik sesuai dengan rencana awal. Selanjutnya hasil pemantauan,
supervisi, dan evaluasi dianalisis dan dibuat laporan kepada berbagai
pihak terkait. Dengan cara inilah pelaksanaan pendidikan akan dapat
berjalan secara partisipatif, transparan, dan akuntabel.
Petunjuk teknis proses pembelajaran ini disusun dalam rangka
membantu guru, kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan
terkait untuk dapat merencanakan proses pembelajaran,
implementasi proses pembelajaran, penilaian, pemantauan, supervisi,
dan evaluasi proses pembelajaran.
Untuk dapat memahami dan menerapkan petunjuk teknis ini
perlu ditindaklanjuti dengan TOT (Training of Trainer) bagi tim
pengembang kurikulum tingkat kabupaten/kota, dilanjutkan dengan
pelatihan kepada tim sekolah model, dan pendampingan kepada
sekolah-sekolah model.
54