66
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu prinsip yang dianut dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu diperlukan guru yang mampu memberikan keteladanan, mengembangkan potensi, dan mengembangkan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dianalisis, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, maka proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar harus dapat terlaksana secara interaktif, inspiratif, inovatif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 1

Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pedoman Teknis Standar Proses

Citation preview

Page 1: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu prinsip yang dianut dalam penyelenggaraan

pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan sebagai proses

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang ber-

langsung sepanjang hayat. Oleh karena itu diperlukan guru yang

mampu memberikan keteladanan, mengembangkan potensi,

dan mengembangkan kreativitas peserta didik. Implikasi dari

prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu

dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses

pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dianalisis, dinilai,

dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat

kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik

peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang

bermutu, maka proses pembelajaran pada setiap satuan

pendidikan dasar harus dapat terlaksana secara interaktif,

inspiratif, inovatif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

Kenyataan di lapangan belum semua guru bisa

melaksanakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif,

inovatif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta

didik. Untuk itu diperlukan petunjuk teknis proses pembelajaran

sebagai panduan untuk guru, kepala sekolah, dan pengawas

sekolah dalam merencanakan, menerapkan, dan melakukan

pengawasan proses pembelajaran.

1

Page 2: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

B. Dasar Hukum

Dasar hukum pedoman teknis pengembangan dan

implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa tingkat pendidikan dasar

provinsi Jawa Tengah adalah.

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

4. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Prioritas

dalam Pembangunan Nasional pada Sektor Pendidikan dengan

Penyempurnaan Kurikulum dan Metode Pembelajaran Aktif

Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk

Daya Saing dan Karakter Bangsa.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

Tentang Standar Isi.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006

Tentang Standar Kompetensi Lulusan.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007

tentang Standar Sarana Prasarana.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010

tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di

Kabupaten/Kota.

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007

tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah.

2

Page 3: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007

tentang Standar Penilaian Pendidikan.

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud pedoman teknis pengembangan dan

implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa tingkat

pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini adalah

memberikan acuan bagi guru di satuan pendidikan dasar (SD-

SMP) dalam rangka melaksanakan pengintegrasian materi

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa melalui jalur

pengembangan dan implementasi kurikulum berdasar

standar proses.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan pedoman teknis pengembangan dan

implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa tingkat

pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini adalah:

a) sebagai petunjuk teknis bagi para guru di satuan

pendidikan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran

yang mengimplementasikan nilai-nilai pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa secara efisien, efektif,

dan bermakna;

b) sebagai panduan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas

Sekolah dalam mengawasi, membimbing, dan menilai

proses pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme

dan karakter bangsa dalam pelaksanaan pembelajaran

oleh para guru; dan

3

Page 4: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

c) sebagai panduan bagi Dinas Pendidikan Provinsi dan

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi

Jawa Tengah dalam mengarahkan, membimbing,

membantu dan mengawasi penyelenggaraan

pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalis-me dan

karakter bangsa dalam pembelajaran di setiap satuan

pendidikan dasar.

D. Sasaran

Sasaran pedoman teknis pengembangan dan implementasi

standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa tingkat pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini

adalah.

1. Pendidik (guru) SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan

Provinsi Jawa Tengah.

2. Kepala SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi

Jawa Tengah.

3. Pengawas SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi

Jawa Tengah.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa

Tengah.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman teknis pengembangan dan

implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa tingkat pendidikan dasar

provinsi Jawa Tengah mencakupi antara lain:

1. perencanaan proses pembelajaran;

2. pelaksanaan proses pembelajaran;

3. penilaian hasil proses pembelajaran;

4

Page 5: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

4. dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya

proses pembelajaran efektif, efisien, bermakna, dan

terintegrasi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter

bangsa.

F. Sistematika Pedoman Teknis

Sistematika pedoman teknis pengembangan dan

implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa tingkat pendidikan dasar

provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut.

Bab I berisi Pendahuluan, memuat latar belakang, dasar

hukum, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan

sistematika.

Bab II berisi Implementasi Perencanaan Proses

Pembelajaran meliputi penyusunan silabus, penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), penerapan prinsip-prinsip RPP,

pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter

bangsa dalam perencanaan proses pembelajaran, dan bahan ajar.

Bab III berisi Implementasi Pelaksanaan Proses

Pembelajaran mencakupi persyaratan, pengintegrasian nilai-nilai

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa dalam proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan

pelaksanaan penilaian.

Bab IV berisi Pengawasan Proses Pembelajaran memuat

pemantauan dan supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.

Bab V tentang Penutup berisi mengenai kunci keberhasilan

program.

5

Page 6: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

BAB II

IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

1. Silabus

Silabus disusun berdasarkan standar isi yang didalamnya

memuat identitas sekolah, identitas mata pelajaran, Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, nilai-

nilai nasionalisme dan karakter peserta didik yang diharapkan,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan permasalahan

sebagai berikut:

a. kompetensi apa saja yang harus dicapai peserta didik

sesuai dengan SK dan KD yang diharapkan;

b. materi ajar apa saja yang perlu dibahas dan dipelajari

peserta didik untuk mencapai standar isi;

c. kegiatan pembelajaran apa saja yang seharusnya

direncanakan guru sehingga peserta didik mampu

berinteraksi dengan sumber-sumber belajar;

d. indikator apa saja yang harus dirumuskan untuk

mencapai KD dan SK;

e. bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian

kompetensi berdasarkan indikator sebagai acuan dalam

menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai;

f. nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa

apa saja yang dapat diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran;

g. berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai

standar isi tertentu;

h. sumber belajar apa saja yang dapat diberdayakan untuk

6

Page 7: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

mencapai KD.

Langkah–langkah penyusunan silabus, terstruktur sebagai

berikut.

a. Mengisi identitas silabus.

Identitas terdiri dari identitas sekolah, mata pelajaran,

kelas, semester, alokasi waktu dan tahun pelajaran.

b. Menuliskan Standar Kompetensi (SK).

SK diambil dari Standar Isi (SI) dengan memperhatikan:

1) urutan berdasarkan jenjang konsep disiplin ilmu

(dari pemahaman yang paling dasar menuju kepada

sesuatu yang kompleks) dalam satu mata pelajaran;

2) keterkaitan antar SK dan KD;

3) keterkaitan SK dan KD antar mata pelajaran.

c. Menuliskan Kompetensi Dasar (KD).

KD dipilih dari standar isi dengan mempertimbangkan:

1) urutan atau tingkat kesulitan KD;

2) keterkaitan antar KD dalam satu SK;

3) keterkaitan antar KD dengan SK yang lain;

d. Menentukan Materi Pokok.

Penentuan materi pokok dilakukan dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) hubungan antara materi dengan SK dan KD;

2) tingkat perkembangan peserta didik misalnya: fisik,

kecerdasan, dan emosi;

3) kebermanfaatan bagi peserta didik;

4) tingkatan, kedalaman, keluasan materi;

5) hubungan timbal balik kebutuhan peserta didik

dengan tuntutan lingkungan;

6) ketersediaan waktu;

7) aplikasi dalam keseharian.

e. Merancang Kegiatan Pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan

7

Page 8: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik, guru,

lingkungan, dan sumber belajar lainnya untuk mencapai

KD.

f. Merumuskan Indikator.

Indikator diperlukan untuk mengembangkan alat penilaian

dengan pertimbangan:

1) disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir

peserta didik;

2) berkaitan dengan SK dan KD;

3) mempertimbangkaan manfaat dalam kehidupan;

4) dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta

didik;

5) mempertimbangkan sumber-sumber belajar yang

berkaitan;

6) dapat diukur dan diamati secara jelas;

7) dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

g. Mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa.

Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa

diintegrasikan ke dalam silabus dengan memperhatikan

kesesuaiannya dengan KD, ketersediaan bahan belajar, dan

tingkat perkembangan peserta didik. Langkah-langkahnya

sebagai berikut:

1) mengkaji SK dan KD yang relevan untuk diintegrasikan

dengan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter

bangsa;

2) mengkaji aspek dan muatan pembelajaran yang

terkandung dalam nilai-nilai pembinaan nasionalisme

dan karakter bangsa;

3) mengintegrasikan nilai-nilai dalam pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa ke dalam silabus;

4) menambahkan indikator yang sesuai dengan nilai-nilai

8

Page 9: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa;

5) menentukan alat evaluasi khusus untuk

pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa.

h. Merancang Penilaian.

Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan dengan

memperhatikan:

1) teknik penilaian;

2) bentuk instrumen;

3) contoh instrumen.

i. Menentukan ketersediaan waktu.

Alokasi waktu atau ketersediaan waktu merupakan waktu

yang dibutuhkan untuk mencapai suatu KD tertentu dengan

mempertimbangkan:

1) minggu efektif per semester;

2) alokasi waktu mata pelajaran;

3) jumlah KD dan tingkat kesulitannya.

j. Menentukan sumber belajar.

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan

dalam kegiatan pembelajaran berupa:

1) buku teks;

2) media cetak/elektonik;

3) lingkungan alam sekitar;

4) narasumber;

5) dan lain-lain.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun

untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP

9

Page 10: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan jadwal di

satuan pendidikan. Berikut adalah komponen dalam

penyusunan RPP.

a. Identitas Mata Pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,

tingkatan/kelas, semester, tahun pelajaran, program/program

keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah

pertemuan (alokasi waktu).

b. Standar Kompetensi (SK)

SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada

setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata

pelajaran.

c. Kompetensi Dasar (KD)

KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai

rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu

pelajaran.

d. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur

dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian

kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian

mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional

yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil

belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai

dengan KD yang dibedakan dalam aspek kognitif, afektif,

psikomotorik.

10

Page 11: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

f. Pengintegrasian Nilai-nilai Pembinaan Nasionalisme dan

Karakter Bangsa. Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa yang diintegrasikan dalam silabus harus

ditegaskan kembali dalam RPP sebagai pengarah agar

langkah pembelajaran yang disusun mampu

mengintegrasikan nilai-nilai nasionalisme dan karakter

bangsa secara terencana dan terstruktur.

g. Materi Ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang sesuai, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai

dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi yang

mengandung muatan karakter peserta didik yang

diharapkan.

h. Alokasi Waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

pencapaian KD dan beban belajar.

i. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik mencapai KD atau seperangkat indikator

yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta

karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang

hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

j. Kegiatan Pembelajaran

1) Pendahuluan

Merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk menyiapkan fisik

maupun psikis peserta didik dalam rangka

membangkitkan motivasi dan memfokuskan

perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran dan penanaman nilai-nilai

11

Page 12: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa.

2) Inti

Merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD,

yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik,

secara sistematis dan sistemik melalui proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3) Penutup

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri

pembelajaran dalam bentuk rangkuman atau kesimpul-

an, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan

tindaklanjut serta penanaman sikap moral peserta

didik untuk menerapkan konsep yang diterima pada

proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

k. Penilaian Hasil Belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil

belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kom-

petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

Penilaian terhadap pengintegrasian nilai-nilai

nasionalisme dan karakter peserta didik yang

diharapkan, dilakukan melalui penilaian proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar

pengamatan.

l. Sumber Belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD,

serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi.

12

Page 13: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

3. Penerapan Prinsip-prinsip RPP

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis

kelamin, kemampuan awal, intelektual, minat, motivasi

belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya

belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar

belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan

peserta didik.

b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada

peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, krea-

tivitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat

belajar

c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan

kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan

berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik

positif, perbaikan, pengayaan, dan penguatan.

e. Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan

keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,

dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan

pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,

lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan

teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,

sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

13

Page 14: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

g. Mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa peserta didik menurut, SK, KD dan

indikator pembelajaran

B. Pengintegrasian Nilai-nilai Pembinaan Nasionalisme dan

Karakter Bangsa dalam Perencanaan Pembelajaran

1. Latar Belakang

Kecenderungan kemerosotan moral yang berdampak

terhadap menipisnya jiwa nasionalisme dalam diri peserta

didik menjadi keprihatinan semua pihak. Kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi sebagai akibat globalisasi yang

diterima tidak secara selektif, menyumbang timbulnya

perilaku negatif peserta didik. Segala aspek kehidupan global,

khususnya aspek budaya dengan mudah diterima peserta

didik melalui berbagai media komunikasi. Akibatnya, perilaku

peserta didik cenderung menyimpang, seperti: kurang

menaruh rasa hormat kepada orang tua/guru, tidak jujur,

terjadinya perkelahian antarpelajar, krisis identitas, dan

menipisnya rasa kesetiakawanan sosial.

Sebagian mereka justru merasa bangga dengan budaya

asing yang bersifat individualis-materialistis, dan menganggap

budaya asing (barat) adalah simbol kemajuan manusia

modern. Untuk mengurangi dan mengatasi masalah tersebut,

alternatif yang dipandang efektif adalah melalui jalur

pendidikan.

Pendidikan memegang peran yang cukup strategis

dalam membangun kepribadian peserta didik sebagai generasi

penerus dan pewaris masa depan bangsa. Pendidikan dasar

merupakan wahana strategis dalam pembinaan nasionalisme

dan karakter bangsa, karena peserta didik pada masa tersebut

memiliki karakteristik yang unik. Sifat kepribadian yang

terbuka, apa adanya merupakan ciri yang dimilikinya. Dengan

14

Page 15: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

demikian, jika ada pengaruh dari luar maka dengan mudah

diterima, sebab mereka belum mampu menganalisa suatu

masalah, sehingga apa yang dilihat dan didengar secara

langsung akan ditiru. Untuk itu, perlu bimbingan dan

keteladanan yang baik dari para guru dan tenaga

kependidikan di sekolah, keluarga di rumah, maupun

masyarakat di lingkungan sekitar.

2. Pola Pengintegrasian

Pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa melalui jalur pendidikan pada satuan

pendidikan dasar bertujuan untuk menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai:

a. kesadaran berbangsa dan bernegara;

b. kecintaan terhadap tanah air;

c. keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi, dasar, dan

falsafah negara;

d. kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara; dan

e. kemampuan awal bela negara.

Upaya tersebut dilakukan melalui aktivitas pembinaan

dan pembiasaan di sekolah. Aktivitas pembinaan dilakukan

dengan mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme

dan karakter bangsa dalam KD setiap mata pelajaran yang

relevan. Selanjutnya, dalam penyajian pembelajaran guru

mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa bersamaan dengan penyajian materi dari

mata pelajaran yang diikuti. Jadi, penanaman nilai-nilai

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa tidak berdiri

sebagai mata pelajaran tersendiri, namun diintegrasikan pada

semua mata pelajaran. Melalui pola ini, peserta didik

diharapkan memahami nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

15

Page 16: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

karakter bangsa secara alamiah, tanpa terkesan sebagai

suatu indoktrinasi.

Aktivitas pembiasaan dilakukan dengan membiasakan

peserta didik bersikap dan berperilaku yang mencerminkan

semangat nasionalisme, seperti berdisiplin, tertib, cinta

kebersihan, setia kawan, peduli pada sesama, hormat pada

guru/orang tua, rajin belajar, giat bekerja, dan nilai-nilai lain

yang relevan.

Lewat strategi ini, peserta didik diharapkan tidak hanya

memahami nilai dan makna nasionalisme, tapi lebih jauh

mampu mengamalkan/membiasakan semangat nasionalisme

itu dalam perilakunya sehari-hari, baik di sekolah maupun di

masyarakat.

3. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa melalui jalur pendidikan pada satuan

pendidikan dasar meliputi:

a. kesadaran berbangsa dan bernegara, terdiri atas indikator:

1) kesadaran sebagai bangsa Indonesia;

2) cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia;

3) hak dan kewajiban sebagai warga negara;

4) hakikat negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

5) harkat, martabat, dan derajat bangsa Indonesia;

6) peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7) kebhinekatunggalikaan bangsa dan kebudayaan

Indonesia;

8) sejarah perjuangan bangsa Indonesia; dan

9) simbol-simbol negara (lambang negara Garuda

Pancasila, bendera kebangsaan Sang Saka Merah Putih,

16

Page 17: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa persatuan

Bahasa Indonesia, serta lembaga-lembaga negara).

b. Kecintaan terhadap tanah air, terdiri atas indikator:

1) lagu-lagu perjuangan dan/atau lagu yang bertemakan

nasionalisme;

2) menjaga dan merawat lingkungan;

3) kebanggaan atas potensi sumber daya yang dimiliki

bangsa Indonesia serta berupaya merawat, mengolah,

dan menjaganya;

4) menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa

melalui prestasi baik di sekolah maupun di

masyarakat; dan

5) ikut serta menjaga dan memelihara kelestarian

lingkungan hidup.

c. Keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi, dasar, dan

falsafah negara, terdiri atas indikator:

1) Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan

ideologi negara;

2) lagu kebangsaan Indonesia Raya;

3) hari-hari besar agama dan nasional;

4) nilai-nilai kepahlawanan; dan

5) UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

d. Kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, terdiri atas

indikator:

1) kesetiakawanan sosial dan solidaritas nasional;

2) kejujuran, keadilan, dan rasa tanggung jawab;

3) pola hidup sederhana;

4) menjaga fasilitas umum dan milik negara;

5) menghormati kepentingan umum.

e. kemampuan awal bela negara, terdiri atas indikator:

1) hidup bersih dan sehat;

17

Page 18: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

2) kesamaptaan jasmani;

3) kedisiplinan dan ketertiban;

4) keuletan, tahan uji, dan pantang

menyerah;

5) rajin belajar dan giat bekerja.

Berdasar Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Prioritas

dalam Pembangunan Nasional pada Sektor Pendidikan dengan

Penyempurnaan Kurikulum dan Metode Pembelajaran Aktif

Berdasarkan Nilai-nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk Daya

Saing dan Karakter Bangsa, pusat kurikulum telah

mengembangkan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang

didalamnya terdapat 18 nilai karakter yang harus

dikembangkan. Nilai-nilai tersebut, dipadukan dengan nilai-nilai

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa yang

dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,

meliputi:

1. religius;

2. jujur;

3. cinta tanah air;

4. toleransi;

5. menghargai prestasi;

6. disiplin;

7. bersahabat/komunikatif;

8. kerja keras;

9. cinta damai;

10. kreatif;

11. gemar membaca;

12. mandiri;

13. semangat kebangsaan;

14. peduli lingkungan;

15. demokratis;

16. peduli sosial;

18

Page 19: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

17. rasa ingin tahu;

18. tanggungjawab;

19. kesadaran berbangsa dan bernegara;

20. kecintaan terhadap tanah air;

21. keyakinan pada Pancasila sebagai Ideologi, Dasar dan

Falsafah Negara;

22. kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara; dan

23. kemampuan awal bela negara.

Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa

tersebut selanjutnya di integrasikan dalam penyusunan silabus

maupun RPP untuk diimplementasikan dalam pelaksanaan

pembelajaran.

4. Pengembangan Materi

Pengembangan materi pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa dalam pembelajaran bertujuan mendapatkan

jalinan yang erat antara nilai-nilai yang terkandung pada materi

nasionalisme/karakter dengan SK dan KD.

Hal itu dilakukan dengan menganalisis setiap KD yang

ada untuk menemukan KD yang dapat diasupi nilai-nilai

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa. Jadi, tidak semua

KD harus diasupi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa, tapi dipilih KD mana saja yang memiliki

keterkaitan dengan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa yang akan dikembangkan.

Bahan pembelajaran pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa yang telah dikembangkan saat ini bersifat

tematik. Artinya, nilai-nilai nasionalisme yang akan

diintegrasikan ke dalam beberapa mata pelajaran di kelas yang

sama dalam semester yang sama diikat oleh suatu tema

tertentu, jadi tidak berdiri sendiri-sendiri. Namun dalam

penyajiannya tentu harus disesuaikan dengan mata pelajaran

19

Page 20: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

yang diikuti sehingga terjalin hubungan erat dan logis antara

substansi KD dan nilai-nilai nasionalisme yang dikembangkan.

C. Pemilihan Bahan Ajar dan Sumber Belajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional

materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,

keterampilan,dan sikap yang harus dipelajari peserta didik

dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah

ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran

terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama objek,

peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb

(Contoh: Ibu kota Negara RI adalah Jakarta; Negara RI

merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945).

Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri

khusus, komponen atau bagian suatu objek (Contoh: Bendera

adalah lambang negara yang terbuat dari kain dan memiliki

warna khusus sebagai identitas).

Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, atau

hubungan antar konsep yang menggambarkan

“jika..maka….”, misalnya “Jika Pancasila dihilangkan, maka

Indonesia akan hancur”.

Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan

dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan

dalam mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah

melaksanakan upacara bendera.

Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang

berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran,

kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar,

semangat bekerja, dan sebagainya.

20

Page 21: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

Ditinjau dari pihak guru, bahan ajar harus diajarkan atau

disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari

pihak peserta didik bahan ajar itu harus dipelajari peserta

didik dalam rangka mencapai SK dan KD yang akan dinilai

dengan menggunakan instrumen penilaian berdasarkan

indikator pencapaian belajar.

2. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran meliputi.

a. Prinsip relevansi (keterkaitan)

Artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada

kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD.

Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai

peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi

pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau

gubahan hafalan.

b. Prinsip konsistensi (keajegan)

Artinya KD yang dikuasai peserta didik harus setara dengan

bahan ajar yang diajarkan (konsisten/ajeg). Misalnya KD yang

harus dikuasai peserta didik adalah pengoperasian bilangan

yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi

teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian.

c. Prinsip kecukupan

Artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai

dalam membantu peserta didik menguasai KD yang

diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh

terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu

mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan

21

Page 22: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk

mempelajarinya.

3. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar

Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih

dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria

pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah SK

dan KD. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih

untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari

peserta didik di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan

ajar yang benar-benar menunjang tercapainya SK dan KD. Dengan

kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk

pada SK.

Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar

tersebut meliputi:

a. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam SK dan

KD yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar;

b. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar;

c. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK dan

KD yang telah teridentifikasi tadi; dan

d. memilih sumber bahan ajar.

4. Sumber Bahan Ajar

Sumber bahan ajar diperoleh dari.

a. Buku teks

Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat

dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku

teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar pada tiap

mata pelajaran, tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya

berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan

sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan

yang luas.

22

Page 23: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

b. Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga

penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk

mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir.

c. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil

pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai

sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai

hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya

masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.

d. Pakar bidang studi

Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai

sumber bahan ajar. Pakar tersebut dapat dimintai konsultasi

mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,

kedalaman, urutan, dsb.

e. Profesional

Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada

bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya, tentu ahli di

bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu

bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan

dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di bidang

perbankan.

f. Buku kurikulum

Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber

bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah SK, KD dan

materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang

tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok

materi. Guru harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan

ajar yang terperinci.

g. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan

23

Page 24: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi

yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran.

Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan

bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali

apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber

bahan ajar.

h. Internet

Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet.

Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.

i. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)

Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar

untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari

gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui

siaran televisi.

j. Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri,

ekonomi)

Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan

sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan

lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan

ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai,

jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat

menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai

sumber.

24

Page 25: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

BAB III

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Persyaratan

1. Jumlah rombongan belajar.

a. Berdasar Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar

Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

ditegaskan bahwa jumlah peserta didik setiap rombongan

belajar untuk SD maksimal 28 orang peserta didik dan untuk

SMP maksimal 32 orang peserta didik.

b. Berdasarkan ketentuan Permendiknas No. 015 tahun 2010

tentang Stadar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di

Kabupaten/Kota, ditegaskan bahwa jumlah peserta didik

setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32

orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.

2. Beban kerja minimal guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh

empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu, kecuali guru

yang mendapatkan tugas tambahan seperti Kepala Sekolah (6

jam tatap muka/minggu), Wakil Kepala Sekolah dan Pengelola

25

Page 26: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

Unit seperti Kepala perpustakaan, Kepala laboratorium (12

jam tatap muka/minggu).

3. Buku teks mata pelajaran harus memenuhi.

a. SD dengan rasio 1 : 1 (1 peserta didik, 1 buku teks per mata

pelajaran).

b. SMP dengan rasio 1 : 1 (1 peserta didik, 1 buku teks per mata

pelajaran).

4. Guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku

referensi dan buku sumber belajar lain, dan media ajar.

5. Peserta didik mengggunakan buku pengayaan, buku referensi

dan buku sumber belajar lain, dan media ajar.

6. Pengelolaan Kelas adalah usaha guru dalam memaksimalkan

materi ajar dan peserta didik yang bertujuan mengefektifkan

pembelajaran, dengan cara:

a. menata suasana ruangan kelas yang menyenangkan, yaitu

nyaman, aman, dan sehat;

b. guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran serta aktivitas

pembelajaran yang akan dilakukan. Misalnya guru membagi

peserta didik dalam kelompok dan menempatkan salah satu

peserta didik yang sudah menguasai materi sebagai tutor

sebaya;

c. tutur kata guru santun dan jelas sehingga dapat didengar

dan dimengerti oleh peserta didik waktu proses

pembelajaran;

d. guru menyesuaikan materi pelajaran dengan tingkat usia,

cara berfikir, imajinasi, kebutuhan dan daya tahan belajar

peserta didik;

e. guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,

keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;

f. guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap

respons dan hasil belajar peserta didik selama proses

26

Page 27: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

pembelajaran berlangsung, dengan cara guru melaksanakan

pembelajaran perbaikan (remidial teaching), tes perbaikan

(remidial tes), penugasan perbaikan (remidial task), dan

pengayaan (enrichment);

g. guru menghargai pendapat peserta didik, tidak pernah

mencela dan memberikan penghargaan (reward) kepada

peserta didik yang berprestasi dan hukuman (punishment)

kepada peserta didik yang melakukan kecerobohan dan

kesalahan dalam koridor pendidikan;

h. guru berpenampilan menarik dan simpatik;

i. pada tiap awal semester, guru menyampaikan rancangan

penilaian, KKM, silabus mata pelajaran yang diampunya;

j. guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai

dengan waktu yang dijadwalkan.

B. Pengintegrasian Nilai-nilai Pembinaan Nasionalisme dan

Karakter Bangsa dalam Pembelajaran

1. Materi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter

bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri

sendiri, tetapi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang

sudah ada.

2. Kegiatan pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme

dan karakter bangsa tidak memaksakan nilai-nilai karakter,

tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat usia, cara

berfikir, imajinasi, daya tahan belajar peserta didik dan

relevansinya dengan karakteristik mata pelajaran.

3. Pembelajaran pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa

bagi peserta didik tetap mengembangkan kemampuan

ranah kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga tidak

diperlukan kegiatan belajar khusus untuk pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa bagi peserta didik.

27

Page 28: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

4. Penilaian materi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa dilakukan secara terus menerus dengan

menggunakan catatan guru (anecdotal record) melalui

pengamatan.

5. Pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa peserta didik

dapat dikembangkan melalui proses berfikir, bersikap, dan

berbuat.

6. Pembelajaran dalam rangka pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa peserta didik menggunakan pendekatan

proses, secara aktif dan menyenangkan.

C. Implementasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1. Pelaksanaan Pembelajaran

Penanaman nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa dalam pembelajaran dilakukan oleh guru

kelas atau guru mata pelajaran (tidak guru khusus). Oleh

karena itu perlu keahlian dan strategi yang tepat agar

tujuan pembelajaran dan tujuan pembinaan

nasionalisme/karakter bangsa dapat tercapai sekaligus.

Hal penting lainnya adalah agar pola penanaman nilai-

nilai nasionalisme dan karakter bangsa dapat mengalir

bersama materi mata pelajaran sehingga tidak menjadi

beban tersendiri bagi peserta didik.

Inti nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter

bangsa adalah pembinaan watak, karakter, dan perilaku

sehingga pelaksanaan pembelajaran harus menyentuh

pada aspek perasaan dan nurani peserta didik. Perasaan

yang tumbuh diharapkan dapat digali dan diketahui

melalui pendapat dan ekspresi peserta didik sebagai

wujud perilaku dan semangat hidup yang diwarnai jiwa

nasionalisme kader penerus perjuangan bangsa.

28

Page 29: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

Pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme

dan karakter bangsa melalui pembelajaran ditekankan

pada aspek afektif dan psikomotorik tanpa harus

meninggalkan aspek kognitif. Hal itu dapat dilakukan

dengan mengajak peserta didik untuk memecahkan

masalah secara aktif dan cermat. Peserta didik juga perlu

dikenalkan dengan tokoh-tokoh pejuang agar terinspirasi

dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan bangsa.

Selanjutnya mereka diharapkan dapat meneladani

semangat juang itu sebagai implementasi pendidikan

karakter.

2. Penilaian

Penilaian dalam pembinaan nasionalisme dan

karakter bangsa melalui pembelajaran ditekankan pada

aspek unjuk kerja dan penilaian sikap/perilaku yang

ditampilkan peserta didik. Penilaian itu dapat bersifat

individu atau kelompok terhadap tugas yang diberikan,

perilaku yang diamati, atau gagasan/pendapat peserta

didik terhadap suatu masalah.

Hasil penilaian bersifat kualitatif dengan kategori

tertentu, dan dapat diubah menjadi kuantitatif sesuai

kebutuhan guru kelas atau guru mata pelajaran, seperti

contoh di bawah ini.

Mata Pelajaran : IPS Ekonomi.

Jenjang Pendidikan : SMP

Kelas/semester : VIII/1

Materi : Pengenalan Jenis-jenis uang

Jenis Kegiatan : Praktikum

Tabel penilaian afektif peserta didik kegiatan praktikum.

29

Page 30: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

NO NAMA SISWA

KARAKTER YANG DINILAI

(KREATIFITAS PESERTA DIDIK)

NILAI KUALITATIF

1. Joko Kreatif B

2. Dudi Sangat Kreatif A

3. Andi Kurang Kreatif D

4. Iwan Cukup Kreatif C

Hasil penilaian karakter dapat dikuantitatifkan (dikonversi) menjadi:

NO NAMA SISWAKARAKTER YANG DINILAI

(KREATIFITAS PESERTA DIDIK)1. Joko 7

2. Dudi 8

3. Andi 5

4. Iwan 6

Keterangan :

Konversi nilai kualitatif menjadi kuantitatif :

Tidak kreatif (E) = 0 - 59

Kurang kreatif (D) = 60 - 69

Cukup Kreatif (C) = 70 - 79

Kreatif (B) = 80 - 89

Sangat kreatif (A) = 90 - 100

Gambaran di atas, bisa disesuaikan dengan kondisi masing-

masing satuan pendidikan.

Hasil penilaian materi pembinaan nasionalisme dan karakter

bangsa terhadap peserta didik dapat disampaikan atau digunakan

untuk mata pelajaran lain yang relevan, misalnya Pendidikan

Kewarganegaraan atau Pendidikan Agama. Perkembangan

kemajuan belajar dari penanaman nilai-nilai pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa tidak dilihat dari angka-

30

Page 31: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

angka yang diperoleh peserta didik, tapi lebih dilihat dari

perubahan perilaku yang selalu berkembang positif dan

meningkat dari waktu ke waktu.

Contoh bentuk penilaian pembinaan nasionalisme dan karakter

bangsa adalah sebagai berikut:

1. Rahma beranggapan bahwa menggunakan produk luar negeri

adalah ciri anak modern, sedangkan anak yang masih

menggunakan produk dalam negeri adalah anak yang

ketinggalan jaman. Bagaimana pendapatmu?

2. Ketika peserta didik kelas V hendak menjenguk Roni yang

sedang sakit, Eko tidak mau ikut dengan alasan dia berbeda

agama dengan Roni. Bagaimana pendapatmu dengan sikap Eko?

3. Saat bendera merah putih dikibarkan, semua peserta didik

memberi hormat. Teman sebelahmu mengajak kamu berbicara.

Apa tindakanmu?

FORMAT PENILAIAN

NO N A M A

ASPEK PENILAIAN

JML

SKOR

CINTA

TANAH

AIR

ORSINILPERILAKU

BAIK

JELAS

DAN

RUNTUT

31

Penilaian :

Nilai diperoleh dari tanggapan peserta didik secara lisan atas masalah yang diajukan dengan aspek penilaian minimal sebagai berikut : 1) tangapan menunjukkan semangat cinta tanah air dan tanggung jawab, 2) jawaban asli ide sendiri, 3) menunjukkan keinginan menjadi peserta didik yang baik, dan 4) penyajian jelas dan runtut

Penilaian :

Nilai diperoleh dari tanggapan peserta didik secara lisan atas masalah yang diajukan dengan aspek penilaian minimal sebagai berikut : 1) tangapan menunjukkan semangat cinta tanah air dan tanggung jawab, 2) jawaban asli ide sendiri, 3) menunjukkan keinginan menjadi peserta didik yang baik, dan 4) penyajian jelas dan runtut

Page 32: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

dst.

NORMA PENILAIAN

1. Setiap aspek diberi skor minimal 1 dan skor maksimal 4

2. Nilai peserta didik diperoleh dari : skor perolehan

skor maksimal

D. Pelaksanaan Proses pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari

RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup, dengan mengembangkan

unsur-unsur pendidikan berkarakter.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru diharuskan:

a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti proses pembelajaran;

b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengkaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari;

c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan

dicapai;

d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai KD, yang dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Kegiatan inti

pembelajaran harus memberikan ruang yang cukup untuk

menumbuhkan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan peserta

didik.

32

X 100

Page 33: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang

meliputi:

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang

luas dan dalam tentang topik/tema materi yang

akan dipelajari dengan menerapkan prinsip ”alam

takambang jadi guru” (semua yang terjadi

tergelar dan berkembang di masyarakat dan

lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta

dijadikan sumber belajar, contoh, dan teladan);

2) menggali potensi peserta didik untuk

mengungkapkan pengetahuan dan atau

pengalaman yang mereka miliki tentang topik yang

akan dipelajari;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta

didik serta antara peserta didik dengan guru,

lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

b. elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis

yang beragam melalui tugas-tugas tertentu dan

bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian

tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan

gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,

dan bertindak tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran

kooperatif dan kolaboratif;

33

Page 34: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara

sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

6) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan

di laboratorium, studio, atau lapangan;

7) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,

turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

8) memfasilitasi peserta didik membuat laporan hasil

kegiatan baik lisan maupun tertulis, secara

individual maupun kelompok;

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan

yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya

diri peserta didik.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) memberikan umpan balik positif dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah

terhadap keberhasilan peserta didik;

2) memberikan penguatan terhadap hasil eksplorasi

dan elaborasi peserta didik melalui berbagai

sumber;

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi

untuk memperoleh pengalaman belajar yang

telah dilakukan;

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna dalam mencapai KD.

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri

membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten

34

Page 35: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

dan terprogram;

c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran;

d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran perbaikan (remidial), program pengayaan

(enrichment), layanan konseling dan/atau memberikan

tugas baik individu maupun kelompok sesuai dengan

hasil belajar peserta didik;

e. menyampaikan rencana pembelajaran pada per-

temuan berikutnya.

E. Pelaksanaan Penilaian

1. Penilaian hasil belajar dengan menggunakan tes dapat

berupa:

a. ulangan harian setiap selesai 1 KD, dengan catatan

minimal 3-4 kali dalam 1 semester;

b. ulangan tengah semester;

c. ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas;

d. ujian sekolah dan ujian nasional bagi peserta didik kelas

VI/IX.

2. Penilaian hasil belajar dengan menggunakan nontes dapat

berupa:

a. penugasan terstruktur, yaitu kegiatan pembelajaran

berupa pendalaman materi untuk peserta didik yang

dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi

dengan waktu penyelesaian tugas yang ditentukan oleh

guru. Contoh : mengerjakan LKS, melakukan kegiatan

praktikum dan lain-lain;

b. penugasan mandiri tidak terstruktur, yaitu kegiatan

pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta

didik yang dirancang oleh guru untuk mencapai

kompetensi dengan waktu penyelesaian tugas yang

35

Page 36: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

ditentukan oleh peserta didik. Contoh: membuat kliping,

membuat produk kerajinan dan lain-lain.

BAB IV

PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Pemantauan dan Supervisi

1. Pemantauan

a. Pengertian

Pemantauan pembelajaran adalah : usaha mengikuti

implementasi dan perkembangan proses pembelajaran

dengan melibatkan pihak lain sebagai pengamat.

b. Fokus Utama

Fokus utama pemantauan pembelajaran adalah untuk

meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.

c. Kepentingan

Pemantauan pembelajaran dilaksanakan karena dapat

membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan

sekolah, sehingga tercapai kondisi kegiatan belajar

mengajar yang sebaik-baiknya.

d. Dasar

1) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

2) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan.

3) Permendiknas No. 15 tahun 2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di

Kabupaten/Kota.

36

Page 37: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

5) Perturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

e. Unsur

Pemantauan pembelajaran yang dilaksanakan mencakupi

unsur-unsur sebagai berikut:

1) kinerja proses pembelajaran guru;

2) inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru;

3) pelaksanaan kompetensi personal (kepribadian) dan sosial

guru;

4) implementasi evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru;

5) implementasi remidial dan pengayaan guru.

f. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya pemantauan pembelajaran sekolah

adalah:

1) memantau konsistensi, dedikasi, inovasi dan akselerasi guru

dalam melaksanakan pembelajaran bermutu;

2) memberikan umpan balik (feed back) dalam pembaharuan

dan pengembangan proses pembelajaran (learning reform);

3) mendukung tercapainya komunikasi dan penyampaian

informasi dari, oleh dan untuk guru dan Kepala Sekolah;

4) mempererat dan menumbuhkan sinergi antara Kepala

Sekolah dan guru/karyawan; dan

5) meningkatkan kualitas manajemen pembelajaraan guru.

g. Sasaran

Sasaran pemantauan pembelajaran meliputi.

1) Aspek yang dipantau:

37

Page 38: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

a) implementasi proses pembelajaran;

b) integrasi pendidikan karakter dalam implementasi

proses pembelajaran;

c) dedikasi proses pembelajaran;

d) inovasi proses pembelajaran.

2) Orang yang dipantau, meliputi:

a) guru Mata Pelajaran (untuk jenjang SMP); dan

b) guru Kelas (untuk jenjang SD).

h. Prinsip

Pelaksanaan supervisi pendidikan harus memenuhi kaidah-

kaidah prinsip.

1) Praktis, yaitu:

a) dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi

sekolah;

b) berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah

untuk mengembangkan proses pembelajaran;

c) menunjang kurikulum yang berlaku;

d) dilaksanakan secara sistematis.

2) Objektif, yaitu memberikan masukan sesuai dengan

aspek dalam instrumen supervisi.

3) Realistis, yaitu didasarkan atas kenyataan yang

sebenarnya.

4) Antisipatif, yaitu diarahkan untuk menghadapi kesulitan-

kesulitan yang mungkin terjadi.

5) Konstruktif, yaitu memberikan sebuah perbaikan.

6) Kreatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif

guru dalam proses pembelajaran.

7) Kooperatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif

guru dalam proses pembelajaran.

8) Kekeluargaan, yaitu mengembangkan sikap saling asah,

asih, asuh dan tut wuri handayani.

i. Tahapan.

38

Page 39: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

1) Teknik Pelaksanaan.

Teknik pelaksanaan pemantauan pembelajaran yaitu:

a) observasi; dan .

b) wawancara.

2) Tahapan.

Pemantauan proses pembelajaran dilaksanakan dengan

tahapan-tahapan sebagai berikut.

a) Persiapan, meliputi:

1) sosialisasi proses pemantauan dalam satuan

pendidikan;

2) penyiapan instrumen dan penjelasan teknis

pelaksanaan pemantauan proses pembelajaran.

b) Pelaksanaan.

c) Penilaian hasil pemantauan proses pembelajaran dan

penyusunan rencana tindak lanjut (RTL), meliputi:

1) keterbacaan dan keterlaksanaan program pemantauan

proses pembelajaran;

2) hasil pemantauan proses pembelajaran; dan

3) kendala dalam pelaksanaan pemantauan proses

pembelajaran atau hasil pemantauan proses

pembelajaran.

d) Analisa, meliputi:

1) langkah-langkah penyampaian hasil pemantauan

proses belajar;

2) program pemantauan proses pembelajaran

selanjutnya.

j. Strategi

Strategi pelaksanaan pemantauan pembelajaran.

1) Jenjang SD, meliputi:

a) pemantauan antar guru kelas setingkat;

b) pemantauan antara guru kelas lain tingkat;

39

Page 40: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

c) pemantauan pejabat berwenang (Kepala Sekolah dan

atau Pengawas).

2) Jenjang SMP, meliputi:

a) pemantauan antar guru mata pelajaran (dalam 1

MGMP satuan pendidikan);

b) pemantauan antara guru mapel (beda MGMP dalam

satuan pendidikan);

c) pemantauan pejabat berwenang (Kepala Sekolah dan

atau Pengawas).

k. Pelaksana Pemantauan Pembelajaran.

1) Pelaksana.

Pelaksana pemantauan adalah:

a) guru antar kelas setingkat;

b) guru antara kelas lain tingkat;

c) guru satu mata pelajaran (1 MGMP Satuan

Pendidikan);

d) guru antar mata pelajaran (beda MGMP Satuan

Pendidikan);

e) pejabat berwenang (Kepala Sekolah dan atau

Pengawas).

2) Instrumen.

Instrumen supervisi meliputi blangko pemantauan yang

terlampir dalam petunjuk teknis ini.

3) Teknik Pemberian Skor dan Pengolahannya.

Terlampir pada masing-masing instrumen.

40

Page 41: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

41

Page 42: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

PELAKSANAAN PEMANTAUAN PROSES PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN ........................................................NAMA SEKOLAH..............................................................

Hari / tanggal : …………………………………………………………..Mata Pelajaran : …………………………………………………………..Guru Mapel / Guru Kelas

: ................................................................

Hasil Pemantauan: ...................................................................................................

.......

...............................................................................................................

....................................................................................................... .

......................................................................................................... .

..........................................................................................................

Masukan dan saran : ............................................................................................................. ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Semarang, .....................Guru Yang Dipantau Guru Pemantau ,

................................. ......................................NIP .......................... NIP. ……………………………

Mengetahui :

Kepala Sekolah ……………………….

…………………………………….NIP. ………………………………..

42

Page 43: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

2.Supervisi

a. Pengertian

Supervisi pembelajaran adalah bantuan profesional yang

diberikan oleh seorang atau tim supervisor (penyelia) kepada

seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar

yang lebih baik.

Supervisi pembelajaran terintegrasi nilai-nilai pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa adalah supervisi yang

dilakukan dalam rangka pengembangan kurikulum terintegrasi

pendidikan nasionalisme dan karakter bangsa.

b. Fokus Utama

Fokus utama supervisi adalah untuk meningkatkan

kualitas, efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

c. Kepentingan

Supervisi harus dilaksanakan karena dapat membantu

memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sekolah, sehingga

tercapai kondisi kegiatan belajar mengajar yang sebaik-

baiknya.

d. Dasar

1) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

2) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan.

3) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.

129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) di

bidang pendidikan.

4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah.

43

Page 44: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

5) Perturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah.

e. Unsur

Supervisi yang akan dilaksanakan mencakupi unsur-unsur

sebagai berikut:

1) unsur akademik (kegiatan pembelajaran);

2) unsur administrasi;

3) unsur profesionalisme;

4) unsur karir dan kesejahteraan;

5) unsur leadership dan manajemen;

f. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya supervisi sekolah adalah:

1) membantu guru dalam mencari solusi permasalahan yang

timbul dalam proses kerjanya;

2) membantu terjadinya proses reformasi/pembaharuan dalam

proses pembelajaran (learning reform);

3) mendukung tercapainya komunikasi dan penyampaian

informasi dari dan kepada guru/karyawan oleh Kepala

Sekolah;

4) meningkatkan motivasi kerja guru/karyawan;

5) mempererat dan menumbuhkan sinergi antara Kepala

Sekolah dan guru/karyawan;

6) meningkatkan kualitas manajemen pembelajaraan guru; dan

7) meningkatkan manajemen dan kualitas sekolah.

g. Sasaran

Sasaran supervisi meliputi.

1) Aspek yang disupervisi:

a) kelengkapan administrasi edukatif (perangkat

pembelajaran, sistem evaluasi dan remidial, daya serap

ketercapaian pembelajaran, pengintegrasian pendidikan

karakter dalam pembelajaran dan bimbingan konseling);

44

Page 45: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

b) implementasi proses pembelajaran.

2) Orang yang disupervisi, meliputi:

a) guru mata pelajaran;

b) guru bimbingan karier (BK); dan

c) guru kelas.

h. Prinsip

Pelaksanaan supervisi pendidikan harus memenuhi prinsip.

1) Praktis, yaitu:

a) dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi

sekolah;

b) berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah

untuk mengembangkan proses pembelajaran;

c) menunjang kurikulum yang berlaku;

d) dilaksanakan secara sistematis;

2) Objektif, yaitu memberikan masukan sesuai dengan

aspek dalam instrumen supervisi.

3) Realistis, yaitu didasarkan atas kenyataan yang sebe-

narnya.

4) Antisipatif, yaitu diarahkan untuk menghadapi kesulitan-

kesulitan yang mungkin terjadi.

5) Konstruktif, yaitu memberikan sebuah perbaikan.

6) Kreatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif

guru dalam proses pembelajaran.

7) Kooperatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif

guru dalam proses pembelajaran.

8) Kekeluargaan, yaitu mengembangkan sikap saling asah,

asih, asuh dan tut wuri handayani.

i. Tahapan

1) Teknik Pelaksanaan

Teknik pelaksanaan supervisi yaitu.

45

Page 46: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

a) Observasi.

b) Wawancara.

c) Observasi dokumen.

d) Kunjungan Kelas.

e) Laporan tertulis (report).

2) Tahapan

Supervisi dilaksanakan dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut:

a) persiapan, meliputi:

1) penyusunan progran supervisi dan penjadwalan

supervisi;

2) penyiapan instrumen dan penjelasan teknis

pelaksanaan supervisi serta kebijakan terbaru

tentang petunjuk pelaksanaan pendidikan di sekolah;

b) pelaksanaan, meliputi:

1) pelaksanaan teknis;

2) pelaksanaan non teknis;

c) penilaian hasil supervisi dan penyusunan rencana tindak

lanjut (RTL), meliputi:

1) penilaian:

Keterbacaan keterlaksanaan program supervisi.

Keterbacaan kemantapan istrumen.

Hasil supervisi.

Kendala dalam pelaksanaan supervisi atau hasil

supervisi.

2) Tindak lanjut :

Langkah-langkah pembinaan.

Program supervisi selanjutnya.

j. Strategi

Strategi pelaksanaan supervisi meliputi:

46

Page 47: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

1. Nama Sekolah : 2. Mata Pelajaran : ……………………………3. Nama Guru : …………………………………………….. 4. Kelas/semester : ……………………………5. Hari, tanggal : …………………………………………….. 6. Jam ke : ……………………………

7. Kompetensi Dasar (KD) : ………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………

Ada Tidak Ada Maksimum PerolehanI PERSIAPAN 25

1. Silabus 62. Program Tahunan 33. Program Semester 34. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 75. Perangkat Penilaian 6

II KEGIATAN PEMBELAJARANA. Pendahuluan 10 1. Penampilan Guru 4 2. Pembukaan / Apersepsi / Motivasi 3 3. Penggunaan Bahasa 3B. Kegiatan Pokok 55 1. Penguasaan Materi Pembelajaran 7 2. Penyajian sesuai dengan urutan materi 6 3. Penggunaan Metode / Pendekatan 6 4. Penggunaan Sumber / Bahan / Alat Belajar 6 5. Partisipasi Peserta Didik 6 6. Pengendalian / Ketertiban Peserta Didik 6 7. Pembimbingan kepada Peserta Didik 6 8. Penerapan teknik bertanya 6 9. Penilaian (proses / produk) 6

III PENUTUP 101. Resume 22. Pemberian Tugas / Pekerjaan Rumah 33. Pengelolaan Waktu Pembelajaran 34. Penutup Pembelajaran 2

100 Predikat *) Beri tanda cek (V) pada kotak yang sesuai

Kesimpulan :…………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Saran :…………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Semarang, ………………….PREDIKAT Guru yang disupervisi Kepala Sekolah………………..

A (Amat Baik)B (Baik)C (Cukup)D (Sedang) ………………………………. …………………………….E (Kurang) NIP …………………………. Pangkat

NIP …………………………

51 s.d 60≤ 50

KONVERSI NILAI KE DALAM PREDIKATNILAI AKHIR

91 s.d. 10076 s.d 9061 s.d 75

JUMLAH (NILAI AKHIR)

KeteranganAspek yang dinilai

INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS TAHUN PELAJARAN …………………………

NilaiKeberadaanNo

1) pengawasan;

2) pemantauan; dan

3) penilaian.

k. Pelaksana Supervisi

1) Pelaksana

Pelaksana supervisi adalah.

a) Kepala Sekolah, melakukan supervisi kelas dan

memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam

setiap semester.

b) Pengawas, melakukan satu kali supervisi setiap bulan

dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam, sesuai

dengan Permendiknas No. 15 tahun 2010 tentang

Standar Pelayanan Minimal.

2) Instrumen.

Instrumen supervisi meliputi blangko supervisi yang

terlampir dalam juknis ini.

3)Teknik Pemberian Skor dan Pengolahannya.

Terlampir pada masing-masing instrumen.

47

Page 48: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 17 SEMARANG2. Nama Petugas : ……………………………………………..3. N I P : ……………………………………………..4. Semester : ……………………………………………..5. Tahun Pelajaran : ……………………………………………..6. Hari / tanggal : ……………………………………………..

TIDAK KETERANGANADA MAKS YBS KOMENTAR

1. Persiapan 25a. Program Kegiatan 5b. Rencana Kegiatan 5c. Buku Jurnal 5d. Buku Daftar Hadir 5e. Buku Nilai 5

2. Pendahuluan. 13a. Penampilan Pembina / Pelatih 4b. Apersepsi / Motivasi kepada peserta 4c. Kehadiran Peserta 5

3. Kegiatan Pokok 50a. Penguasaan Materi 10b. Penyajian sesuai dengan urutan materi 10c. Metode / pendekatan sesuai materi 10d. Penggunaan alat bantu 5e. Partisipasi peserta didik 5f. Pengembangan ketrampilan peserta 5g. Evaluasi 5

4. Penutup 12a. Rangkuman dan saran 4b. Pelaksanaan sesuai waktu 4c. Mengakhiri kegiatan 4

Jumlah NilaiRata-rata

KESIMPULAN : CATATAN :……………………………………… a. Nilai dengan angka ……………….. (1-100)……………………………………… b. Nilai Kualitatif :……………………………………… A (Amat Baik) = 91 - 100

B (Baik) = 76 - 90SARAN : C (Cukup) = 56 - 75………………………………………. D (Kurang) = <55……………………………………….……………………………………….

Semarang, ……………………………….Yang disupervisi Kepala Sekolah………………………………..

…………………………………….. ……………………………………………..NIP ……………………………… Pangkat

NIP ………………………………………..

INSTRUMEN SUPERVISI EKSTRAKURIKULER

NILAIKEGIATANNO ADA

48

Page 49: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

B. Evaluasi dan Analisis

Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui

apakah indikator ketercapaian yang ditetapkan dalam tahap

perencanaan proses pembelajaran dapat tercapai atau tidak. Hasil

dari kegiatan evaluasi adalah diketahuinya kualitas proses

pembelajaran berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Evaluasi dilakukan minimal 1 kali dalam 1 semester dan

dapat dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, komite

sekolah, atau dinas pendidikan terkait. Evaluasi dapat dilakukan

pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Evaluasi

dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik seperti

diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,

wawancara, dan dokumentasi.

Untuk dapat melaksanakan evaluasi, langkah-langkahnya adalah:

a) menyiapkan hasil pemantauan dan supervisi berdasarkan

tahap sebelumnya;

b) menyiapkan instrumen evaluasi;

c) melaksanakan evaluasi;

d) melakukan analisis;

e) membuat laporan hasil; dan

f) tindaklanjut.

Fokus evaluasi proses pembelajaran mencakup 4 hal yaitu:

a) persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran;

b) pelaksanaan pembelajaran;

c) penilaian hasil pembelajaran; dan

d) evaluasi kinerja guru sesuai dengan empat kompetensinya.

Format yang dapat dipertimbangkan untuk dijadikan

contoh dalam evaluasi seperti pada format di bawah ini. Hasil dari

format tersebut menunjukkan predikat guru yang dievaluasi

dalam melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya petugas

evaluasi menarik kesimpulan berdasarkan hasil ahkhir dan

49

Page 50: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

memberikan saran-saran untuk perbaikan proses pembelajaran

pada periode yang akan datang.FORMAT 1

1. Nama Sekolah : .....................................................................2. Nama Guru : ……………………………………………..3. Mata Pelajaran : ……………………………………………..4. Semester : ……………………………………………..5. Kelas : ……………………………………………..6. Hari & tanggal : ……………………………………………..

NO HASIL * BOBOT NILAIJUMLAH

NILAI

I PERYSARATAN PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN 10%1. Jumlah peserta didik setiap rombongan belajar2. Beban kerja guru perminggu3. Buku pelajaran

3.1. Buku teks pelejaran per peserta didik

II PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 50%1. Pendahuluan2. Kegiatan Pokok3. Penutup

III PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 15%1. Instrumen penilaian2. Pelaksanaan penilaian3. Pelaporan hasil penilaian4. Pemanfaatan hasil penilaian

IV KINERJA GURU TERKAIT 4 KOMPETENSI 25%1. Kompetensi Profesional (berdasarkan hasil supervisi di dalam kelas)2. Kompetensi Paedagogik (berdasarkan hasil supervisi di dalam kelas)3. Kompetensi Sosial (berdasarkan format 2)4. Kompetensi Kepribadian (berdasarkan format 3)

*) Beri nilai dalam rentang 1-100

Kesimpulan :………………………………………………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Saran :………………………………………………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Guru Yang Dievaluasi Yang Melakukan Evaluasi

………………………………. ……………………………….NIP …………………………. NIP ………………………….

PREDIKAT

A (Amat Baik)B (Baik)

C (Cukup)D (Sedang)E (Kurang)

51 s.d 60≤ 50

ASPEK YANG DINILAI

JUMLAH (NILAI AKHIR)

INSTRUMEN EVALUASI PROSES PEMBELAJARANTAHUN PELAJARAN 2011/2012

PREDIKAT

3.2. Buku panduan guru, buku pengayaan, buku pengayaan, dan sumber belajar lainnya3.3. Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku teks dan sumber belajar lainnya

KONVERSI NILAI KE DALAM PREDIKATNILAI AKHIR

91 s.d. 10076 s.d 9061 s.d 75

50

Page 51: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

FORMAT 2

1. Nama Sekolah : .....................................................................2. Nama Guru : ……………………………………………..3. Mata Pelajaran : ……………………………………………..4. Semester : ……………………………………………..5. Kelas : ……………………………………………..6. Hari & tanggal : ……………………………………………..NO JUMLAH NILAI

1

2

2.1. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.2.2. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan, dan akhlak mulia.

33.1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

4

4.1. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.4.2. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.4.3. Bekerja mandiri secara profesional.

5 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.5.1. Memahami kode etik profesi guru.5.2. Menerapkan kode etik profesi guru.5.3. Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

*) Beri nilai dalam rentang 1-100Kesimpulan :………………………………………………………………………………………………………………………….......………………………………………………………………………………………………………………………….......

Saran :………………………………………………………………………………………………………………………….......………………………………………………………………………………………………………………………….......

Guru Yang Dievaluasi Yang Mengevaluasi

………………………………. ……………………NIP …………………………. NIP ………………

PREDIKAT

A (Amat Baik)B (Baik)

C (Cukup)D (Sedang)E (Kurang)

51 s.d 60≤ 50

1.1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.1.2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

2.3. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa

3.2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.

PREDIKAT

KONVERSI NILAI KE DALAM PREDIKATNILAI AKHIR

91 s.d. 10076 s.d 9061 s.d 75

INSTRUMEN EVALUASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURUTAHUN PELAJARAN 2011/2012

ASPEK YANG DINILAI

Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

JUMLAH (NILAI AKHIR)

51

Page 52: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

FORMAT 3

1. Nama Sekolah : .....................................................................2. Nama Guru : ……………………………………………..3. Mata Pelajaran : ……………………………………………..4. Semester : ……………………………………………..5. Kelas : ……………………………………………..6. Hari & tanggal : ……………………………………………..NO JUMLAH NILAI

1

2

3

4

*) Beri nilai dalam rentang 1-100Kesimpulan :………………………………………………………………………………………………………………………….......………………………………………………………………………………………………………………………….......Saran :………………………………………………………………………………………………………………………….......………………………………………………………………………………………………………………………….......Guru Yang Dievaluasi Yang Mengevaluasi

………………………………. ……………………NIP …………………………. NIP ………………

PREDIKAT

A (Amat Baik)

B (Baik)

C (Cukup)

D (Sedang)

E (Kurang)

51 s.d 60

≤ 50

Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis 1.1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.1.2. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.

2.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.2.2. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

3.1. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat.

4.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.4.2. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

PREDIKAT

KONVERSI NILAI KE DALAM PREDIKATNILAI AKHIR

91 s.d. 100

76 s.d 90

61 s.d 75

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

2.3. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

3.2. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

JUMLAH (NILAI AKHIR)

INSTRUMEN EVALUASI KOMPETENSI SOSIAL GURUTAHUN PELAJARAN 2011/2012

ASPEK YANG DINILAI

52

Page 53: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

C. Pelaporan Hasil Evaluasi

Hasil pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses

pembelajaran dilaporkan kepada pengawas sekolah, dinas

pendidikan terkait, komite sekolah, dan pihak-pihak yang

berkepentingan. Pelaporan dilakukan setahun sekali yang berisi:

(a) guru yang dievaluasi; (b) hasil evaluasi masing-masing guru;

(c) hasil rata-rata evaluasi guru; (d) simpulan umum dan saran-

saran; serta (e) lampiran.

D. Tindak Lanjut

Hasil evaluasi merupakan pemetaan kompetensi guru

dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hasil evaluasi

dijadikan dasar untuk melakukan pembinaan dan pengembangan

guru dalam proses pembelajaran. Beberapa tindakan yang bisa

dilakukan berdasar hasil evaluasi adalah: (a) bagi guru yang hasil

evaluasinya di bawah cukup maka direkomendasikan untuk

mengikuti berbagai pelatihan dan penataran; (b) bagi guru yang

hasil evaluasinya di atas cukup dapat diberikan penghargaan baik

material maupun non material; dan (c) bagi guru yang hasil

evaluasinya cukup maka diberikan dorongan untuk meningkankan

kompetensinya dalam proses pembelajaran.

53

Page 54: Pedoman Teknis Standar Proses Print Out

BAB V

PENUTUP

Pendidikan yang berkualitas adalah dambaan seluruh warga

negara Indonesia. Guru adalah penentu utama keberhasilan

pendidikan yang berkualitas. Guru yang berkualitas mampu

mengubah siswa yang kurang berprestasi menjadi lebih berprestasi.

Guru yang berkualitas mampu menyusun perencanaan pembelajaran

dengan baik; melaksanakan proses pembelajaran yang efektif,

efisien, bermakna dan berkarakter; dan mampu melakukan penilaian

secara akurat.

Kepala sekolah, pengawas, dan Dinas Ppendidikan adalah pihak

yang harus pendorong terwujudnya pendidikan yang berkualitas.

Pemantauan, supervisi, dan evaluasi adalah hal-hal penting untuk

dilakukan agar guru bisa melaksanakan proses pembelejaran dengan

baik sesuai dengan rencana awal. Selanjutnya hasil pemantauan,

supervisi, dan evaluasi dianalisis dan dibuat laporan kepada berbagai

pihak terkait. Dengan cara inilah pelaksanaan pendidikan akan dapat

berjalan secara partisipatif, transparan, dan akuntabel.

Petunjuk teknis proses pembelajaran ini disusun dalam rangka

membantu guru, kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan

terkait untuk dapat merencanakan proses pembelajaran,

implementasi proses pembelajaran, penilaian, pemantauan, supervisi,

dan evaluasi proses pembelajaran.

Untuk dapat memahami dan menerapkan petunjuk teknis ini

perlu ditindaklanjuti dengan TOT (Training of Trainer) bagi tim

pengembang kurikulum tingkat kabupaten/kota, dilanjutkan dengan

pelatihan kepada tim sekolah model, dan pendampingan kepada

sekolah-sekolah model.

54