48

Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 1/47

 

CETAKAN II

DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT TIOAK MENULAR

DIREKTORAT JENOERAL PENGENDALIAN PENYAKIT

DAN PENYEHATAN L1NGKUNGAN

DEPARTEMEN KESEHATAN RITAHUN 2008

PEDOMAN TEKNIS

PENEMUAN DANTATALAKSANA

PENYAKIT DIABETES MELITUS

Page 2: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 2/47

 

KATA PENGANTAR

DIREKTUR PENG.ENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR(DIREKTUR PPTM)

Kemajuan dan inovasi ilmu pengetahuan dan tehnologi di bidangkesehatan (kedoteran), memungkinkan dHakukan upaya pengendalianberupa kegiatan promosi dan pencegahan serta penanggulanganpenyakit termasuk penyakit tidak menular seperti diabetes melltus

Pedoman teknis penemuan dan tatalaksana penyakit diabetesmelitus dibuat sebagai penjabaran dan tugas dan fungsi SubdirektoratDiabetes Melitus dan Penyakit Metabolik berdasarkan Peraturan MenteriKesehatan dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.

Buku pedoman in terdiri atas 3 (tiga) bagian utama, pertamapenemuan dini; kedua tatalaksana; ketiga pengorganisasian penemuandan ta:tal'aksanapenyakit diabetes meHtus.

Pedoman inl diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan danketrampilan petugas kesehatan dan pengeloIa program penyakit tidakmenular khususnya diabetes melitus dan penyakit metaboHk di ting.katpelayanan kesehatan dasar dalam upaya deteksi dini dan tatalaksana

DM sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi orangdengan diabetes.

Ucapan terima kasih dan pengharg.aan saya sarnpalkan kepada

seluruh anggota tim yang telah menyumbangkan buah pikiran, tenaga

dan waktunya untuk menyelesaikan pedoman ini.

Disadari bahwa pedoman ini masih jauh dan sempurna, oleh

karena itu rnasukan dan kritikan yang membangun dan berbagai pihak

diperlukan guna perbaikan, agar pengelolaan program mi menjadi lebihbalk dimasa mendatang.

Jakarta, Maret 2007DirekturPengendalianPenyakitTldak Menular

dr.Achmad Hardiman, Sp.KJ.,MARSNIP.140058258

Page 3: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 3/47

 

KATA PENGANTAR

DIREKTUR PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit Diabetes Melitus (DM).di kalangan masyarakat dikenal dengan nama

penyakit kencing manis dan oleh beberapa pakar memberikan julukan

"the mother of diseases'. Salah satu cara untuk mengetahui trend dan besaran

masalah penyakit OM di masyarakat, dapat dilakukan dengan upaya penemuan

kasus atau deteksi dini dilanjutkan dengan penatalaksanaan penderita diabetes.

Buku Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Diabetes Melitus ini merupakan

salah satu pedoman atau acuan dan beberapa buku pedoman yang lain untuk

petugas kesehatan pada Dinas Kesehatan dan Unit Pelayanan Kesehatan

dalam pengendalian penyakit DM. Buku Cetakan Kedua inl terdirl atas 3 (tiga)

bagian utama yaitu pertama tentang penemuan dini, kedua tentang tatalaksana

dan ketiga tentang pengorganisasiannya.

Ucapan terima kaslh kami sampaikan kepada sernua pihak yang turut dalam

penyusunan buku lni.

Semoga Buku Penemuan dan Tatalaksana Diabetes Melitus ini lebih bermanfaat

dan berdaya guna bagi petugas kesehatan dalarn peng.endalfan penyakit DM

di masyarakat.

Jakarta. Agustus 2008

dr. Yusharmen D.CommH. MSc

NIP 140 150 335

ii

Page 4: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 4/47

 

DAFTAR lSI

Kata Pengantar Oirektur Pengendalian

Penyakit Tidak Menular ( PPTM ) . i - ii

Dattar lsi . iii

BAB I ; PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1A. Tujuan 4

B. Sasaran.................... 4

C. Dasar Hukum 5

D. Ruang Lingkup 5

BAB II ; PENEMUAN PENYAKIT DIABETES MELlTUS........................... 7

A . Klasifikasi Penyakit Diabetes Melitus 7

B. Penemuan Penyakit Diabetes Melitus 8

BAB III; TATALAKSANA PENYAKIT DIABETES MELITUS 15

A. Tujuan 15

B. Sasaran 15

C. Tatalaksana 15

BAB IV ; PENGORGANISASIAN PENEMUAN DINI DAN

TATALAKSANA KASUS DIABETES MELITUS 27

A . Penemuan Dini Penyakit Diabetes Melitus 27

B. Tatalaksana Penyakit Diabetes Melitus 27

BAB V ; PENUTUP 32DAFTAR PUSTAKA 33

Lampiran I ; Definisi Operasional 36

Lampiran II ; Skerna Langkah Diagnostik 36

Lampiran III ; Pemeriksaan Gula Darah 36

Page 5: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 5/47

 

ADA

ADO

B8

Balitbang es

CRIPE

DEPKES

DM

PM

GDP

GDS

HOl

IDF

IMT

KKP

OHO

PERKENI

PERSADIA

PuskesmasRI

SKRT

TGT

TTGO

WHO

DAFTAR SINGKATAN

American Diabetes Association

Anti Diabetik Oral

Berat Badan

8adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Continue, Rhythmical, interval, Progressive

Endurance

Departemen Kesehatan

Diabetes Melitus

Penyakit Melabolik

Gula Darah Puasa

Gula Darah Sewaktu

High Density Lipid

International Diabetes Federation

IndexMasaTubuh

Kantor Kesehatan Pelabuhan

Obat Hipoglikemik Oral

Perkumpulan Endokririologi indonesia

Persatuan Diabetis Indonesia

Pusat Kesehatan MasyarakatRepubHk Indonesia

Survei Kesehatan Rumah Tangga

Toleransi Glukosa Terganggu

Test Toleransi Giukosa Oral

World Health Organization

v

Page 6: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 6/47

 

BASI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan dan inavasi ilmu pengetahuan dan teknoioql di bldanq

kesehatan (kedokteran), memungkinkan dilakukannya upaya

pengendalian berupa kegiatan pramosi dan pencegahan serta

penanggulangan penyakit termasuk penyakit tidak menular.

Intemational Diabetes Federation (lDF) menyatakan bahwa pada

tahun 2005 ini di dunia terdapat 200 juta (5,1%) orang dengan diabetes

(diabetisi) dan diduga 20 tahun kemudian yaitu tahun 2025 akan

meningkat menjadi 333 juta (6,3%) orang. Neqara-neqara seperti India,

China, Amerika Serikat, Jepang, lndonesia, Pakistan, Banglades, ltalla,

Rusia, dan Brazil rnerupakan 10 besar negara dengan jumlah penduduk

diabetes terbanyak.

Dalam Diabetes Atlas edisi kedua tahun 2003 yang diterbitkan

oleh IDF, prevalensi diabetes di Indonesia pada tahun 2000 adalah

1,9% (2,5 juta orang) dan TGT (toteransi glukosa terganggu) 9,7%

(12.,.9juta orang) dengan prediksi bahwa di tahun 2025 berturut-turut

akan rnenjadi 2,8% (5,2 juta orang) diabetisi dan 11,2 % (20,9 juta

orang) dengan T G T . Sernentara rnenurut WHO 1998, diperkirakan

jumlah diabetisi di lndonesia akan meningkat hampir 250 % dari 5 juta

di tahun199S menjadi 12 juta pada tahun 2025.

Dalam Diabetes Care (Wild, 2004), yang melakukan analisa data

WHO dan memprediksl lndonesla ditahun 2000 dTkatakan sebagai

nornor 4 terbany.ak diabetisi (8,4 juta orang) pada tahun 2030 akan

tetap nornor 4 di dunia tetapi dengan 21,3 juta diabetisi. Perkiraan

1

Page 7: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 7/47

 

ju rn lah in i akan m enjadi kenyataan apabila tidak ada upaya kita sem ua

untu k mencegah a tau palin g tid ak mengelim inas i fa kto r-fa kto r penyebab

le da kan jum la h te rs eb ut.

Oar i be rbaga i pene litian epidemoloqlsdi Indones ia yang d ilakukan

aleh pusat-pusat d iabetes, sekitar tahun 1980-an pada penduduk usia

le bih d ari 1 5 ta hun didapa tk an pre va len si d ia be te s meH tu s (OM ) sebesar

1 ,5 -2 ,3% , bahkan pada sua tu penelitia n d i Manado d idapatkan p re va le ns i

OM 6,1 % . Walaupun dem ikian preva lensi OM di daerah rura l ternyata

m asih rendah. O JTasikm alaya didapatkan prevaJensi sebesar 1,1%

sedang di K ecarnatan S esean, suatu daerah terpencil d l Tanah T ara ja

didapatkan prevalensi OM hanya 0,8% . 01 Jawa Tlrnur, perbedaan

rural-urban tidak begitu tampak. O i Surabaya pad a penelltian

epidem iologis yang dikerjakan di Puskesm as perkotaan m encakup

pendudu k d ia ta s 2 0 ta hun (1 99 1), d id ap atk an pre va le ns i s eb esar 1 .4 3%

sedangkan di daerah rural (1989) juga didapatkan preva lensi yang

hampir sarna yaitu 1,47% .

Hasil pen elltla n epidem iologis d l Ja ka rta (urban) membukt ikan

adanya peningkatan preva lensi penyakit OM tipe 2 dad 1,7% pada

tahun 1982 m enjadi 5,7% pada tahun 1993. O i M akassar1,5% (1981)

menjadi 12,9% (1998), Menurut Konsensus Pengelolaan OM tipe 2

Perk umpu la n Endok rin olo gi In do ne sia (PE.RKEN I) 1 998 berd asark an

pola pertam bahan penduduk seperti saat itu d iperkirakan pada tahun2020, di Indonesia akan terdapat 178 ju ta penduduk berusia di a las 20

tahun dan dengan asumsi preva lensi d iabetes m elitus sebesar 4% ,

akan ada 7 ju ta diabetis i.

Survei Kesehatan Rum ah Tangga (SKRT) 2001,' m enem ukan

preva lensi DM di ka langan penduduk 25-64 tahun, 7,5% di Jawa dan

2

Page 8: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 8/47

 

Bali. Surveilans faktor risiko di Oepok (2001) yang dilakukan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Oepkes dengan

menggunakan kriteria diagnostik OM yang benar, menemukan prevalensi

OM tipe 2 pada usia 25-64 tahun sebesar 12,8% dan berubah menjadi

11,2% di tahun 2003 setelah dilakukan intervensi terhadap perilaku.

SKRT 2003, melakukan pemeriksaan konsentrasi glukosa puasa

memakai strip (dry chemistry) dan menyatakan bahwa seorang dikatakan

sebagai OM bila konsentrasi glukosa darahnya >110 mg/d l . Pada

penelitian ini didapatkan prevalensi hiperglikemia (> 110 mg%) sebesar

umur 45 tahun atau lebih. 8ila dipakai kriteria WHO (1995) yang biasa

dipakai dalam klinik, maka konsentrasi glukosa darah di atas 110 mg%

baru mewakili sebagian dari kelompok gangguan glukosa puasa atau

impaired fasting glucose. Sehingga agaknya data SKRT perlu dilakukan

anal isis memakai kriteria diagnostik yang tepat.

Gambaran terse but di atas menginformasikan bahwa penyakit

diabetes telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu

segera ditangani secara serius. Apabila tidak dicegah dan ditangani

dengan baik, maka diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi

yang lebih tinggi pada masa yang akan datang. Oleh karena itu

diperlukan suatu pedoman guna menemukan lebih dini dan tatalaksana

yang balk sehingga angka kesakitan dan kematian DM dapat

dikendalikan rnelalui upaya pelayanan pasien DM.

Petugas kesehatan dan pengelola program penyakit tidak menular

khususnya diabetes melitus dan penyakit metabolik di Puskesmas

sebagai Iini terdepan dalam pelayanan kesehatan dasar tingkat primer

perlu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk

dapat melakukan penemuan dini dan penatalaksanaan DM sehingga

3

Page 9: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 9/47

 

mampu berperan dalam pelayanan dasar pasien OM secara menyeluruh

dan terpadu, yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabiIitatif.

B. Tujuan.

Tujuan Umum :

Terlaksananya penemuan dan tatalaksana penyakit OMdi Propinsi,

Kabupatenl Kota, dan Puskesmas di seluruh Indonesia.

Tujuan khusus :

1. Terlaksananya upaya penemuan dan tatalaksana penyakit

OM.

2. Terwujudnya kemampuan petugas di setiap jenjang pelayanan

kesehatan dalam penemuan dan tatalaksana penyakit OM.

. 3. Terwujudnya sikap tanggap petugas terhadap penemuan dan

tatalaksana penyakit OM.

C. Sasaran

1. Meliputi seluruh masyarakat yang mempunyai faktor risiko

OM.

2. Penyandang OM tipe 2 tanpa komplikasi

3. Organisasi pengelola penyakit OM adalah sebagai berikut :

a. Pengelola program OMmelekat menjadi satu dalam struktur

organisasi kesehatan di Puskesmas, Oinas Kesehatan

Kotal Kabupaten,. dan Dinas Kesehatan Propinsi serta

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

4

Page 10: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 10/47

 

b. Pelaksana penyelenggara program OM pada tingkat

Puskesmasl Kecamatan adalah kepala Puskesmas,

di tingkat Kabupatenl Kota oleh Kepala Oinas Kesehatan

Kabupatenl Kota yang bersangkutan, sedangkan tingkat

Propinsl adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.

D. Casar Hukum :

1. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;

2. Undang Undang Nomor 32 tahun 2004·tentang Pemerintahan

Oaerah

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan

4. Keputusan Menteri Kesehatan R.1. No 1116 tahun 2003

Pedoman penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi

Kesehatan

5. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No 1479 tahun 2003

Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi

Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu

6. Peraturan Menteri Kesehatan R.1. No. 1575 Tahun 2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Oepartemen Kesehatan.

E . Ruang Ling·kup

Ruang lingkup pedoman ini meliputi penemuan dan

penatalaksanaan kasus penyakit Diabetes Melitus tipe 2, yaitu:

1. Penemuan Kasus Penyakit OM, meliputi :

a. Penernuan, dilakukan pada masyarakat yang mempunyai

faktor risiko OM positf balk yang tidak dapat dlmodifikasi

5

Page 11: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 11/47

 

maupun yang dapat dimodifikasi. SelanJutnya dilakukan

wawancara terarah terhadap keluhan klasik dan keluhan

lainnya

b. Pemeriksaan gula darah meHputi, Gula Darah Sewaktu

(GDS), Gula Darah Puasa (GOP) dan Test Toleransi

GIukosa Oral (TTGO) guna penegakkan diagnosis.

Pemeriksaan gula darah dilakukan dengan pemeriksaan

gula darah kapHer.

c. Penetapan Diagnosis O M / Pra DMI tidak O M .

2. Penatalaksanaan Kasus Penyakit OM.

Penataksanaan Kasus Penyakit OM dapat dHakukan pada

saat penyandang terdlagnosa DM, yaltu:

a. Edukasi

b. PengeIolaan Makanan

c. Aktifitas Fisik

d. Manajemen Obat

e. Sistem Rujukan

6

Page 12: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 12/47

 

BAS II

PENEMUAN PENYAKIT DIABETES MELITUS

A. Klasifikasi Penyakit OM

Klasifikasi penyakit OM berdasarkan modifikasi PERKENI2006,

yaitu:

1. Diabetes Me.litus tipe 1

Defisiensi insulin absolut akibat destruksi sel beta, penyebab:

autoimun dan idiopatik.

2. Diabetes Melitus tipe 2

Defisiensi insulin relatif:

b. Defek sekresi insulin lebih dominan dari pada resistensi

insulin'.

c. Resistensi insulin lebih dominan dari defek sekresi insulin

3. Diabetes Melitus tipe lain

a. Defek genetik fungsi sel beta

b. Defek genetik kerja insulin

c. Penyakit eksokrin pankreas

d. Endokrinopati

8. Karena obaUzat kimia

f. Infek.si

g. Imunologi (iaranq)

h. Sindroma genetiklain

4. Diabetes Melitus Kehamilan (Gestasional)

7

Page 13: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 13/47

 

B. Penemuan Penyakit OM

Penyakit OM dapat ditemukan melalui pemeriksaan pada

masyarakat, yaitu :

1. Pemeriksaan Penyaring Faktor Risiko OM

Pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi

mereka yang mempunyai faktor risiko penyakit OM, melalui:

a. Pemeriksaan Faktor Risiko

Oilakukan pada kelompok masyarakat dengan

memperhatikan faktor risiko penyakit OM, sebagai berikut:

1) Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

a). Riwayat keluarga dengan OM

b). Umur; Risiko untuk menderita prediabetes

meningkat seiring dengan meningkatnya usia.

c). Riwayat pernah menderita diabetes gestasional

d). Riwayat Serat Badan Lahir dengan berat badan

rendah, kurang dari 2500 gram.

Oapat dilakukan dengan metode tanya-jawab riwayat

penyakit terdahulu.

2) Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

a). Serat badan lebih (SS >120% SS idaman atau

IMT > 23 kg/m2) dan ratio lingkar pinggang pinggul

untuk Laki-Iaki 0,9 dan perempuan 0,8 lingkar

pinggang pria=wanita 90 em

b). Kurangnya aktifitas fisik

e). Hipertensi, tekanan darah diatas 140/90 mmHg

d). Dislipidemia, kadar lipid (Kolesterol HOL = 35 mg/dl

dan atau Trigliserida ~ 250 mg/dl)

e). Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular,

f). Diet tidak sehat, dengan tingg,i ..gula dan rendah

serat.

8

Page 14: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 14/47

 

8agi masyarakat yang mempunyai 2 (dua) buah faktor

'rlsiko dilanjutkan dengan wawancara terarah.

b. Wawancara terarah

Wawancara terarah adalah wawancara guna dapat lebih

mengarahkan terhadap diagnostik penyakit OM, yaitu :

1). Keluhan Klasik, yaitu :

a). Sering kencing

b). Cepat lapar

c). Sering haus

d). 88 menurun cepat tanpa penyebab yang jelas2). Keluhan lainnya, yaitu :

a), Kesemutan

b). Gatal di daerah alat kelamin

c). Keputihan

d). Infeksi sulit sembuh

e). Bisul yang hilang timbul

fl . Penglihatan kabur

g). Cepat lelah

h). Mudah mengantuk

2. Pemeriksaan Lanjutan OM

Pemeriksaan lanjutan adalah dengan pemeriksaan gula darah

sewaktu (GDS), gula darah puasa (GOP) dan test toleransi

glukosa oral ( T T G O ) dilakukan dengan pengambilan darah

melalui darah kapiler dengan alat pengukur glukosa darah

(qlukorneter). Pemeriksaan ini dilakukan di Puskesmas yang

mempunyai alat penunjang diagnostik (glukometer) guna

pemeriksaan gula darah kapiler. Untuk pengambilan darah

vena dilakukan rujukan diagnostik di rumah sakit rujukan.

9

Page 15: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 15/47

 

10

Adapun persyaratan pemeriksaan gula darah jika pada

masyarakat yang dilakukan pemeriksaan telah memiliki 2

(dua) Faktor Risiko baik yang dapat dimodifikasi ataupun tidak

dapat dimodifikasi.

a. Skema pasien dengan Keluhan Klasik (+) dan keluhan

lainnya (+) OM :

1) Pemeriksaan Gula Oarah Puasa

* ;.;~.~~; .:'{::-~'~7;/:;\ .':~.....:~., '

~ ~,:.o. ........ ,," ~"", ~ , A" ' : : : . . . . . . " , 0)., ,.". .. " ..... . .. , ...... , .,~

Page 16: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 16/47

 

2) Pemerlksaan Gula Darah Sewaktu :

b. Skema pasien dengan Keluhan Klasik (-) dan keluhan lainnya HDM :

1) Pemeriksaan Gula Darah Puasa :

11

Page 17: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 17/47

 

2) Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu :

c. Skema pastsn dengan Keluhan Klasik (-) dan keluhan lainnya (+) O M :

1) Pemeriksaan Gula Darah Puasa :

=2

Kelullan Klasik (-)Keluhan lainnya (+)

Page 18: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 18/47

 

2) Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu :

Kelu ha n K la sik (-)Ke lu han La in nya (+)

Keterangan :

* Pemeriksaa'n Gula Darah ulang dapat dllakukan pada waktu laIn (lain

jam/han) dengan memeriksa Gula Darah puasa atau Gula Darah sewaktu •

• * TTGO: Tes Toleransi Glukosa Oral

13

Page 19: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 19/47

 

Kadar glukosa darah sewaktu dan gl.ukosa darah puasa sebagai

penyaring dan diagnosis OM:

Bukan Serum DMDM Pasti DM

Kadarglukosa darah Plasma Vena < 100 100~199 ~200

sewaktu (mgldl) Darah K.apiler < 90 90~199 z 200

Kada.r glukosa darah Plasma Vena < 100 100~1.25 ~ 126

puasa (mg/dl) Darah Kapller < 90 90~99 ~ 100

Untuk kelompok risiko tinggi yang tidak menunlukkan kelainan hasil,

dHakukan pemeriksaan ulangan tiap tahun. 8agi mereka yang berusia

> 45 tahun tanpa faktor risiko lain, pemeriksaan penyaring dapat

dilakukan setiap 3 (tiga) tahun.

14

Page 20: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 20/47

 

16

Kegia tan pendidIkan ata u edukasi dila kukan sebagai beriku t:

a. MaterI atau pernaharnan yang diberikan meliputi:

1) T ingkat Pertarna :

(a) Penge rtia n D iabe te s Melitus

(b ) Penatalaksanaan O M secara um um

(e) Perencanaan makanan

(d) OM dan bentuk aktiv itas fisik yang dianjurkan

(e) Obat-obatan u ntuk mengenda likanka dar glukosa

darah

(f ) Pernan taua n glukosa dara h2) Tingkat l.anjutan :

(a) Komplikasi akut OM

(b) Komp lik as i menahun OM

(e) O M kstlka rn enderita pen ya kit la in

(d) Makan di Juar rum ah

(e) O M kelika beperg ian

(f) Perneliha ra an kakl

(g) Pengetahua n dan teknologi m utakhir ten tang O M

(h) DM dl bula n Ramadhan

b. Pendekatan yang dUakukan disesuaikan dengan kultur

d an tin gk at s osia l mas ya ra ka t se tern pa t.,

K eg.iatan pen did ikan kesehatan dapa t dilakukan sebagai

berikut:

1) Penyuluhan

Penyuluhan diberikan dalam bentuk ceramah,

peny ia ran rad io , peny ia ran te lev is i, pe,nyampa ian pesan

pada poster, lembar balik dan .sebaqalnya."

Page 21: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 21/47

 

2) Dialog

Kegiatan ini merupakan bentuk komunikasi dua arah,

sehingga dapat disampaikan informasi yang lebih tepat

serta mendalam. Kegiatan ini dapat dilaksanakan

dalam bentuk diskusl kelompok.

3) Kursus

Kegiatan kursus dilakukan untuk memgembangkan

kemandirian masyarakat melalui pembentukan kader.

Kader sebagai mitra pemerintah diharapkan dapat

melakukan motivasi pada masyarakat dalam melakukanupaya pencegahan dan penanggulangan faktar risiko

OM.

c. Pendidikan atau edukasi dilakukan oleh :

1) Ookter

2) Edukator diabetes (perawat, dietisien, dll)

3) Petugas kesehatan yang telah mengikuti pelatihanOM.

4) Kader

2. Pengelolaan Makanan pada DM tipe 2

Pengelolaan makanan pada pada OM tipe 2 adalah untuk

membantu diabetisi memperbaiki kebiasaan gizi untuk

mendapatkan kantrol metabalik yang lebih baik, yaitu ditujukanpada pengendalian glukosa, lipid dan tekanan darah. Dalam

rnelakukan perencanaan makan yang penting adalah

kebutuhan kalari dengan prinsip tidak ada diet khusus diabetes

dan tidak ada bahan rnakanan yang tidak baleh dikansumsi

(yang paling penting adalah jumlah kalari yang dibutuhkan

aleh masing-masing individu).

17

Page 22: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 22/47

 

18

Pereneanaan Makanan :

a. Makanan dianjurkan seimbang dengan komposisi energi

dari karbohidrat 45-65%, protein 10-15% dan lemak 20-

25%

b. Prinsip:

• Anjuran makan seimbang seperti anjUran makan sehal

pada umumnya

• Tidak ada makanan yang dilarang;' hanya dibalasi

sesuai kebutuhan kalori (tidak berlebih)

• Menu sarna dengan menu keluarga

• Teratur dalam jadwal, jumlah dan jenis makanan

C. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT)* -, ,

Rumus : IMT = BS ,ckg)

TB (m)2

• BB kurang : 18,5

• BS normal :18,5-22,9

• BB lebih ::: 23,0

o Dengan risiko : 23,0-24,9

o Obesitas tingkat I : 25,0-29,9

o Obesitas tingkat II : J ! ! 30

' * WHO WPRIIASO/IOTF dalam The Asia-Pasific

Perspective: Redefining Obesity and its Treatment

d. Status Gizi

Tentukan Berat Badan Idaman

Berat Badan Idaman = (TB - 100) - 10%

Catatan : Untuk wanita < 150 em dan pria < 160 em,

tidak dikurangi 10% lagL

Page 23: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 23/47

 

..BB kurang 90% BB Idaman

• .BS normal: 90a110% BS Idaman

• BS lebih : 110-120% SS Idaman

• Gemuk:> 120% BS Idaman

e. Penentuan Kebutuhan Kalori

• Kalori Basal'.

Laki-Iaki: SB idaman (kg) x 30 kallkg = kalori

~anita : BS idaman (kg) x 25 kallkg = kalori

• Koreksl/penyesualan

Umur >40 tahun : - 5% x kalori basal = - kalori

Aktifitas ringan: +10% x kalori basal = + kalori

Aktifitas sedang +20% x kalori basal = + kalori

Aktifitas berat +37% x kalori basal = + kalori

Berat Sadan (8B)

BB gemuk:BS lebih

SS kurang

- 20% x kalori basal = kalori- 10% x kalori basal = + kalori

+ 20% x kalori basal = + kalori

f. Prinsip pembagian porsi makanan sehari-hari

Disesuaikan dengan kebiasaan makan pasien dan

diusahakan porsi tersebar sepanjang hari.

Disarankan porsi terbagi (3 besar dan 3 keciJ)1. Makan pagi _ - Makan selingan pagi

2. Makan siang

3. Makan malam

- Makan selingan siang

- Makan selingan malam

19

Page 24: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 24/47

 

3. Aktivi.tasFisik

Penyusunan program latihan bagi diabetisi sangat individual

sesuai dengan kondisi penyakitnya sehingga latihan teratur

dan terus menerus dibawah pengawasan tenaga medis pada

diabetisl dapat bermanfaat untuk menurunkan kadar gula

darah, memperbaiki kontrol diabetes, meningkatkan fungs!

jantung dan pernafasan, menurunkan beratbadan dan

meningkatkan kualitas hldup. Disamping manfaatnya,lalihan

olah raga dapat berisiko rnenirnbulkan hipoglikemi dan

hiperglikemi sehingga akan memperbun.ik kontrol diabetesnya.

Program Olah raga bagi diabetes! :

1. Jenis Olah raga

Program yang diberikan ditujukan untuk kesegaran

kardiovaskuler yaitu jantung, pembuluh darah, pemafasan

dan sirkulasi darah, juga untuk kekuatan, kelenturan,

kelincahan dsb,Oleh karena itu program latihan yang diharuskan pada

diabetisi sesuai dengan kebutuhannya yaitu: continue,

rhythmical, interval, progressive dan endurance (CRIPE).

• Continue:

Latihan harus berkesinambungan dan dilakukan terus

menerus tanpa berhenti

• Rythmical :

Latihan harus ~Hpilih yang berirama, yaitu otct-otot

berkontraksi dan relaksasi secara teratur, contoh :

[alan kaki, jogging, berenang, bersepeda, mendayung

• Interval:

Lalihan dilakukan selang-seling antara gerak capat .

2 0

Page 25: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 25/47

 

dan lamba t, c on toh :.[a lan cepa t d is elin gi ja lanlamba t,

jogg;ng diseling i ja lan dll

• P rog ressive:

La tiha n d ila ku kan seca ra berta hap sesua i kemampuan

da ri in ten sita s ringan sampai sedang hingga men capai

30-60 rnen it

Sasaran denyu t nad i ra ta -ra ta ::: 75 -85% dan maks imum

denyut nadi, maksimum denyut nadi rata-rata :::

220 - umur

• E nd urance:Latihan daya tahan untuk m eningkatkan kem ampuan

kard lo re sp ira si, c on tah : [a lan, jogging, berenang, dan

bersepeda.

2. Dosis/ takaranolah raga

Aktifita s fis ik yang d ila kukan harus memenuh i dos is l ta ka ran"

yan·.g ditentukan oleh karena bila kurang tidak akanme rnbe rik an manfaat.

T akaran meIiputi : lntensltas.Ia rna. dan frekuensi latihan.

• In tensitas

A da la h kerasnya melakukan latiha n, dikontrol dengan

..pem antauan denyut nadi atau jantung. Peningkatan

in t.en sita s d id asa rk an pada umu r, k eadaan keseh ata n,kebugaran tingkat aw al, adaptasi latihan dan dampak

terhadap kon tro l gula dara h diabeiis i

• Lama

Lamanya la tih an anta ra 20-30 rnen lt d alam zona la tih an .

Jika intensitas tinggi maka lama latihan dapat lebih

pendek dan sebal.ik nya

21

Page 26: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 26/47

 

• Frekuensi

Latihan paling sedikit 3 x seminggu hal ini karena

ketahanan seseorang akan menurun setelah 48 jam.

Latihan hap hari tidak dianjurkan karena dapat

menurunkan kondisi fisik dan mental.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Hal yang dapat rnernperburuk gangguan metabolik

diabetisi :

a. Seratnya penyakit dan komplikasinya (penyakit

jantung, koroner, hipertensi, gangguan penglihatan,

gangguan fungsi ginja! dan hatl, kelainan kaki)

b. Kadar glukosa darah 250 mg%, jangan Iakukan

latihan berat (rnisalnya .:latihan beban, olah raga

kontak tinju dll, bulu tangkis, sepak bola, dan olah

raga permainan yang Jain)

c. Serlatih pada suhu terlalu panas! dingin.

2.. Gangguan pada kakl .:

a. Kenakan sepatu yang sesuai

b. Kaki diusahakan agar selalu bersih dan kering

c. Periksa kedua kaki setiap sebelum dan sesudah

latihan

3. KompHkasi kardiovaskuler :

a. Dlperlukan pemeriksaan medis sebelum berolah

raga

b. l .akukan pemeriksaan EKG kerja

2 2

Page 27: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 27/47

 

c. Program olah raga individual

d. Pemeriksaan laboratorium secara rutin

4. Cedera muskuloskeletal :a. Pilih olah raga yang sesuai dan tepat

b. Tingkatkan intensitas latihan sedikit demi sedikit

dan bertahap

c. Lakukan pemanasan dan pendinginan

d. Hindari olah raga berat dan berlebihan

5. Berlatihlah bersama keluarga, teman atau tetangga

dalam suatu kelompok untuk menjaga agar dorangan

untuk berolah raga selalu tinggi.

Contoh nilai energi latihan (BB 50 kg,. lama latihan 30

menit).

AKTIVITAS INTENSITAS ENERGI

(Kalori)

Jalan santai 53 m/menit 56

Jalan cepat 66 m/menit 68

Jogging 114 m/menit 136

• Lari 133 m/menit 181

Aerobik Low impact 113

Sepeda 266 m/meni t 113

Sepeda 357 m/menit 181

Renang Santai 136

Renang 15 m/meni t 181

23

Page 28: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 28/47

 

4. Menejemen obat

Apabita kadar glukosa darah belum mencapai sasaran,

ditakukan intervensi farmakologis dengan obat hipogtIkemikoral (OHO). Pada keadaan tertentu O H O dapat segera

diberikan secara tungga! atau langsung kombinasi,. sesuai

indikasi.

Pengetolaan farmakoIogis dengan OHO mengikuti aturan yang

berlaku dimana untuk pengobatan jangka pendek dapat

dilakukan di Puskesmas, sedangkan untuk pengobatan jangka

panjang dapat dilakukan rujukan therapi di Rumah Saklt

rujukan.

5. Sistem Rujukan

Sistem rujukan yang diuraikan disini adalah rujukan medik

yang menyangkut khusus pasien OM dalam wilayah kerjaPuskesmas. Rujukan medik rumah sakit meliputi konsultasi

pasien untuk keperluan dia.gnosHk, pengobatan. tindakan

operatif ditujukan diabetisi deng-an komplikasi.

l.anqkah-lanqkah rujukan pasien OM :

1. Menentukan keadaan pasien pM

Tenagakesehatan harus dapat menentukan keadaan

pasien DM yang dapat diobati di Puskesmas atau dirujuk

ke fasilitas yang lebih memadai (Puskesmas Rawat inap

atau Rumah Sakit)

24

Page 29: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 29/47

 

2. Menentukan tempat tujuan rujukan

Tempat rujukan tidak memberatkan pasien OM oleh karena

itu informasi yang diberikan pada pasien dan keluargapasien adalah mengenai keadaan penyakitnya, mengapa

harus dirujuk dan akibatnya bila tidak dirujuk

3. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju

Informasi melalui surat rujukan yang dibawa pasien ke

fasilitas kesehatan yang dituju. Informasi tersebut meliputi

keadaan pasien OM saat itu, pemberian obat-obatan, apa

yang telah dilakukan sehingga memudahkan dan

mempercepat pelayanan kesehatan yang akan diberikan.

2 S

Page 30: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 30/47

 

Alur Rujuka n P as ien OM

Pen emuan O in i

OM l Oesa S iaga

•••••••.••••••••••••••••••••H.~•••.H·I

Iir

I· · · · · · _ · · · · · · · · ·. · _ · . . · · · ·. . . . . · _ . . . . · i '

_)'

D inas Keseha tan

Kablkota

Masyarakat

Dinas

Kesehatan

propinsif

.......... nn ..n :l4u ni4n~1

~ Alur PengirimanRujukan Diagnostik

.........~ Alur Pengembalian Rujukan

...... Alur Rujukan Program

26

Page 31: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 31/47

 

BABIV

PENGORGANISASIAN PENEMUAN DINI

DAN TATALAKSANA KASUSDM

A. Penemuan Dini Penyakit OM

Penemuan dini meliputi pemeriksaan Faktar Risiko dan wawancara

terarah dapat dllakukan di tempat-ternpat, seperti :

a. Masyarakat, rnisalnya: Pas Yandu Lansia atau kelornpok-

kelornpok diabetisl dan sejenisnya dalarn pembinaan

Puskesnias dengan metode wawancara dan pemeriksaan

faktor risiko OM.

Pemeriksaan pada masyarakat dapat dilakukan oleh kader

kesehatan yang sudah melalui pelatihan dasar, yang meliputi:.

Pen~ertian OM dan Keluhannya

Pengenalan Faktor Risiko OM

Pengukuran Berat Badan Ideal'.

Pengukuran Tekanan Oarah

Pengukuran Aktifitas Fisik Sederhana

Pengetahuan Diet Sehat.

Aktifitas Fisikl Olah raga yang sehat

b. Puskesmas

c. Rumah Sakitl Fasilitas Kesehatan lain, terutama yang

mengkhususkan pada penyakit OM

B . . Tatalaksana Penyakit O M

Tatalaksana Penyakit DM dapat dilakukan secara berjenjang,

rnellputl :

2 7

Page 32: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 32/47

 

1. Masyarakat, dalam halini kader yang su~ah terlatlh dapat

melakukan kegiatan Tatalaksana Kasus O M in1 rneliputi :

a. Edukasi,Kader yang sudah dllatlh dapat me.lakukan penyuluhan

kesehatan, meliputi materi dasar yang telah diberikan

pada pelatihan penemuan dini, yaitu :

Pengertian O M dan Keluhannya

Pengenalan Faktor Risiko O M

Pengukuran Berat Badan Ideal

Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran Aktifitas Fisik sederhana

Pengetahuan Diet Sehat.

Aktifitas Fisil<i Olah raga yang sehat

b . Pengelolaan Makanan ·Sederhana

Kader yang sudah dilatih dapat melakukan penyuluhan

kesehatan mengenai pengelolaan makanan sederhana,

meliputi :

Pengukuran Berat Badan Ideal

Pengetahuan Diet Sehat.

c. Aktifitas Fisik

Kader yang sudah dHatih dapat melakukan penyuluhan

kesehatan mengena.i aktifitas fisikl olah raga yang sehat

.. sambil membentuk kelompok-kelompo.k senam yang

dilakukan secara teratur setiap 2 (dua) hari sekati,

2 8

Page 33: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 33/47

 

d. Pengawasan Minum Cbat

Kader bersama keluarga memotivasi dan mengawasi

keteraturan diabetisi dalam mengkonsumsi obat-obat yangharus diminum.

e. Melakukan rujukan ke Puskesmas

Kader bersama keluarga selalu memantau kondisi

kesehatan diabetisi dan memotivasi agar selalu kontrol ke

pelayanan kesehatan terdekat guna mencegah terjadinya

komplikasi.

2. Puskesmas

a. Edukasi,

Puskesrnas selaln melakukan pembinaan kepada kader

juga memberikan informasi melalui penyuluhan langsung

ke masyarakat maupun secara tidak langsung

menggunakan poster, leaflet, lembar ballk dan lain-Iainnya

yang meliputi materi dasar yang telah diberikan pada

pelatihan penemuan dint, yaitu :

Pengertian O M dan Keluhannya

Pengenalan Faktor Risiko OM

Pengukuran Berat Badan Ideal

~,engukuran Tekanan Darah

Pengukuran Aktifitas Fisik sederhana

Pengetahuan Diet Sehat,

- _Aktifitas Fisikl Olah raga yang sehat

29

Page 34: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 34/47

 

30 .

f. Pengelolaan Makanan

Kader yang sudah dilatih dapat melakukan penyuluhan

kesehatan tentang pengelolaan makanan sederhana, yang

meliputi:

Pengukuran Berat Badan Ideal

Pengetahuan Diet Sehat.

Serta melakukan pengelolaan makanan kepada diabetisi

g. Aktifitas Fisik

Puskesmas melakukan pembinaan kepada Kader

kesehatan mengenai aktifitas fisik I olah raga yang sehat

dan merangsang terbentuknya kelompok-kelompok senam

yang ada di masyarakat.

h. Pengobatan

Puskesmas dapat melakukan diagnosis OM dan

melakukan pengobatan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Memotivasi kader dan keluarga. diabetisi untuk

melakukan pengawasan minum obat, pola makan

sehat tinggi serat rendah gula, dan aktivitas fisik rutin

kepada diabetisi.

i. Melakukan rujukan

Puskesmas mampu melakukan pengobatan tingkat

dasar dan melakukan rujukan pasien sesuai dengan

tingkat kemampuan Puskesmas

Puskesmas mamou melakukan perencanaan

kebutuhan obatnya guna pemenuhan kebutuhan

diabetisi sesuai peraturan yang ada.

Page 35: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 35/47

 

3. Rumah Sakit

a. Menerima rujukan medik meliputi konsultasi pasien

untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakanoperatif ditujukan untuk diabetisi dengan komplikasi.

b. Melakukan pembinaan terhadap diabetisi melalui

penyuluhan lanjutan meliputi :

Pengobatan komplikasi OM

Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan

c.. Melakukan fasil1tasi peningkatan kemandirian

masyarakatmelaluipembentukankelompok-kelompok

diabetisi.

31

Page 36: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 36/47

 

BABV

PENUTUP

Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia, karena semakin meningkatnya

usia harapan hidup masyarakat disamping faktor-faktor risiko yang juga

berkontribusi dalarn menimbulkan penyakit diabetes melitus.

Pedoman teknis penemuan dan tatalaksana penyakit diabetes

melitus dibuat sebagai penjabaran dari tugas dan fungsi Subdirektorat

Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia nornor 1575 tahun 2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.

Pedoman inl diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan petugas kesehatan dan pengelola program penyakit tidak

menular khususnya diabetes melitus dan penyakit metabolik di tingkat

pelayanan kesehatan dasar dalam upaya penemuan dan tatalaksana

O M sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi orang

dengan diabetes. Semoga.

Disadari bahwa pedoman in; masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu masukan dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak

diperlukan guna perbaikan, agar pengelolaan program ini menjadi lebih

baik dimasa mendatang.

32

Page 37: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 37/47

 

DAFTAR PUSTAKA

Adiarta (2006). "Pre diabetes" Perkemahan Diabetes, Jakarta

2. American DiabetesAssociation (2001) .."Position Statement ClinicalDiabefes".Volume 19, Number 2

3. American Diabetes Association (2003). "Evidence based nutrition

principle and recommendation for the treatment and prevention

of diabetes and related comp/ication"Ctinical Practice

Recommendations ..Diabetes Care

4. American Diabetes Association (2004).. "Nutrition Principle and

Recommendations in Diabetes" Diabetes Care

5. Depkes Rl. (2003). "Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor

116 ten tang Pedaman Penyelenggaraan Sistem Survailans

Epidemialagi Kesehatan "Jakarta

6. Oepkes Rt (2003). "Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor

1479 tentang Pedaman Penye/enggaraan Sistem Surveilens

Epidemia/ogi Penyakit Menu/ar dan Penyakit Tidak menu/ar

Terpadu" Jakarta -,

Oepkes R.t (2005). "Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor

1575 tentang Organisasi dan Tata Ketja Depariemen Kesehatanrl

Jakarta

B.Ermlta JIIyas (1995). " Mantaat Olah Raga bagi Orang dengan

Diabetes", Penatalaksanaan Terpadu daIam Pelatihan Edukasi

Diabetes Melitus, Jakarta

9. Ermita Uyas(2005). "Latihan Jasmani bagi Penyandang Diabetes

Melltus ", Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, Jakarta

O. International Diabetes Federation (1999). "Guidelines far Diabetes

Care, a Dekstop Guide Type 2 Diabetes Mellitus ".European

Diabetes.Policy Group European Region

3 .3

Page 38: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 38/47

 

11. Kartini Sukardji (2004). II Perencanaan Makan pada Diabetes

Melitus " Pedoman Diet Diabetes ~.elitus, Jakarta

12. Kartini Sukardji (2005). " Terapi Gizi Medis pada Diabetes Tipe

2 Rawat Jalan "PeJatihan Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melitus,

Jakarta

13. Mann,J.1 and Barned, N.J (2004) . It Dietary Management of

Diabetes Me/Mus in Europe and North America II International

Textbook of Diabetes Mellitus

14. Mardi Santoso dan Utoyo Sukanto (2000). " Dlahraga pada

Penderita Diabetes Melitus " Kursus Penyegaran Senam Diabetes

Indonesia, Jakarta

15. Pemerintah R.I (1992). "Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992

tentang Kesehatan "Jakarta

16. Pemerintah R.I. (1996). "Peraturan Pemerintah Nomor 32 tentang

Tenaga Kesehatan "Jakarta .

17. Pemerintah R.I (2004). "Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah II Jakarta

18. Perkeni (2002). "Konsensus Penge/o/aan Diabetes Melitus Tipe

2 di Indonesia It Jakarta

19. Perkeni (2006). "Konsensus Pengelo/aan Diabetes Melitus Tipe

2 di Indonesia nJakarta

20. Perkeni (2002). IIPetunjuk Praktis. Penge/o/aan Diabetes Melitus

Tipe 2U

Jakarta

21. Sadoso Sumosardjuno (2002). IIPengetahuan Praktis Kesehatan

dalam D/ah Raga " Jakarta

22. Sarwono Waspadji (2005). IIDiabetes Melitus; Mekanisme Dasar

dan Penge/olaannya yang Rasional" Penatalaksanaan Diabetes

Terpadu, Jakarta

34

Page 39: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 39/47

 

23. Sarwono Waspadji (2005). " Dietetik dan Pelayanan Medis "

Pelatihan Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melltus, Jakarta

24. Sidartawan Soegondo (2005). "Diagnosis dan Klasifikas; Diabetes

MeUtus Terkin; a Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta

25. Sidartawan Soegondo (2005). "Peren Endokrinolog; dalam

Pena,nggulangan Penyakit Tidak Menular, Menghadapi Tantangan

Global; Obesitas, Diabetes Me/itus dan Penyakit Kardiovaskuler

II Pidato pada Upacara Pengukuhansebagai Guru Besar Tetap

dalam UmuPenyakit Dalam pada Fa ku Ita s Ke d ok te ra n

Universitas Indonesia, Jakarta

2 6 . . Siamet Suyana (2005) .• , Kecenderungan Peningkatan Jumlah

Penyandang Diabetes" Penatalaksanaan Diabetes Terpadu,

Jakarta

27. Soebagijo Adi (2006). "Peran Anti Diabetik Oral (ADO) "

Perkemahan Diabetes, !3ogor

28. Sri Henni Setiawati (2005) ..." Sisietn Rujukan Pesien DM II

Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta

29. Suharyuni Suharmadji Argadikoesoema (2006). "Peran Aktifitas

Fisik pada Diabetes" P·erkemahan Diabetes, Boger

30. WHO (2000). "The Asia-Pas/fic Perspective: Redefining Obesity and

;is Treatment U Geneva

31. Zulhaimi Hadi (2005). "Pedoman Pengobatan Dasar Diabf!!tes

Melitus d! PuskesmesU

Penatalaksanaan Diabetes MeHtusTerpadu, Jakarta

3 S

Page 40: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 40/47

 

Lampiran 1.

DEFINISI OPERASIONAL

1 . Diabetes Melitus (OM) adalan suatu penyakit rnenahun yang

ditandai oleh Kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal.

Gula darah puasa 126 mg/dl, dan gula darah sewaktu 200 mg/dl

2. Keluhan klinis diabetes melitus adalah keluhan baik keluhan klasik

maupun keluhan lainnya,

3. Diabetisi adalah orang yang menderita penyakit DM.

4 Klasifikasi diabetes melitus adalah klasifikasi berdasar etioloqis

DM yaitu OM tipe 1, OM tipe 2, OM tipe lain dan DM Gestasional

5. Diabetes Melitus type 2 adalah tipe OM yang bervariasi mulai

yang terutama dominan reslstensi insulin dlsertal defisiensi insulin

relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai

resistensi insulin.

6. Faktor risiko QM adalah suatu keg iatan/aktivitas , zat/bahan, kondisi

dan faktor pencetus yang berkontribusi atau mempunyai pengaruhterhadap terjadinya penyakit OM pada seseorang ..

7. Penernuan kasus penyakit DMadalah suatu upaya penemuan

atau pemeriksaan penyarinp suatu faktor risiko yang khusus

ditujukan untuk penyakit DM pada masyarakat umum.

8. Tatalaksana kasus penyakit OM adalah suatu rangkaian upaya

yang dilakukan untuk mereka dengan OM tipe 2 berupa pendidikan

keseha'tiln, perencanaan makanan, aktivitas fisik, dan perencanaan

obat. ':. \ \ .

9. Pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan non-formal

yang bertemakan atau bertopik kesehatan dalam bentuk

penyuluhan dan kursus dengan sasaran individu atau kelornpok,

dengan tujuan menyampaikan pesan atau lnformast sehingga

sasaran memperoleh pengetahuan dan ketrarnpilan serta

kemampuan.

36

Page 41: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 41/47

 

10. Perencanaan makanan adalah kegiatan merencanakan (me-

man age) pola da n diet m aka na n ya ng dia njurka n sehingga tercipta

kom posis i energ i yang seim bang dari karbohidra t, protein dan

lernak.11. Aktiv itas fis ik adalah setiapgerakan tubuh dengan tu juan

m eningkatkan dan m engeluarkan tenaga dan energi, yang biasa

d ila ku kan a ta u a ktiv ita s s eh ari-h ari s es ua i p rofe si a ta u p ekerja an ,

C ontoh aktiv ltas fis ik berupa olahraga, kegia tan rum ah 1.angga,

dansa, ja lan kaki, bersepeda, d ll. O lahraga adalah aktiv itas fis ik

yang terencana dan terstruktur dengan m em anfaatkan gerakan

tubuh ya~~ beru lang untuk mencapai kebugaran.

12. Perencanaari obat d iabetes ora l ada lah pengobatan secara

farmakologik yang disesuaikan dengan kondis i. pasien

13. H ipog.likem ia a dalah sua tu kon dis i d im an a kada r gu la da ra h tu ru n

sampai 60 m g/dl a tau 80 mg/dl dengan gejala klin is berupa

gangguan saraf dapat ringan berupa gelisah sam pai berat berupa

keja ng a ta u koma

14. H iperglikem ia adalah nlla! kadar gu la darah naik sId dia tas

5 5 0 mg/dl d is.erta i dengan gejala klin is kesadaran m enurun dandeh id ra si b era t

15.. G ula Darah adalah kadar glukosa dalam darah

16. Gula O arah P uasa (GOP ) adaiah n a s n pengu ku ra n k ad ar g lu ko sa

darah yang diukur sete lah puasa terlebih dahulu (puasa

makanlintake kalori),

17. Gula Dara h Sewak tu (GDS) ada la h ha sil pe ng uku ra n k ad arglu ko sa

darah tanpa melakukan puasa terlebih dahulu

18. Puasa adalah puasa paling sedik it 10 (sepuluh) jam m ula i m alam

han sebelum pemerik sa an , maks ima l 16 (enam belas) jam m inum

a ir pu tih d iperbolehkan.

19. Test Toleransl G lu kosa O ra l (T TGO ) a da la h Pemeriksa an ka da r

gu la darah puasa dan kadar gu la darah 2 jam sesudah beban

g lu ko s~ .7 5 g ram

31

Page 42: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 42/47

 

20. Toleransi Gula Terganggu (TGT) adalah suatu keadaan prediabetik

dimana hasil gula darah 2 jam PP setelah pembebanan glukosa

75 gram oral hasilnya antara 140 - 199 mg/dl

21. Glukasa Darah Puasa Terganggu (GDPT) adalah suatu keadaandimana hasil gula darah 2 jam PP setelah pembebanan glukosa

75 gram oral hasilnya kadar gula darah puasa dibawah 140 mg / d l .

22. Prediabetes adalah suatu fase transisisi dar-i·toleransi glukosa

normal hingga berkembang menjadi diabetes, dimana hasil test

glukosa darahnya salah satu dari :

a. Mereka dengan kadar glukosa darah puasa antara 110-125

mg/dl

b. Mereka dengan kadar glukbsa darah 2 jam setelah pembebanan

glukasa 75 gram oral hasilnya antara 140-199 mg/dl (TGT)

23. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan

fungsional, merupakan pusat pengembangan kesehatan

masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping

memberikan pelayanan dasar secara rnenyeturuh dan terpadu di

wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok

24·. Pelayanan dasar adalah pelayanan kesehatan menyeluruh terpadumeliputi : Preventif (Upaya Pencegahan), Promotif (Peningkatan

Kesehatan), Kuratif (Pengobatan) dan Rehabilitatif (Pemulihan

Kesehatan).

25. Sistem rujukan adalah sistem jaringan pelayanan kesehatan yang

memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara

timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus kepada yang

lebih kampeten, terjangkau dengan memperhitungkan daya guna

(efisiensi) dan hasil guna (efektif).

3 8 .

Page 43: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 43/47

 

Lampiran 2.Skema langkah diagnostik

~~A!aU

K sluhan K has (-). K eluha n T idak K ha s (-).

K elu han K has (-). K eluhan T idak Khas (+)

~Iau

~

Kete rangan :

GOP : GluIIoI. D.m Pu l . .

GDS : GI..... Donh'~

GDPT :G lukoM Oo,.h Fuu. T~lOT :T..... Glukca Tel;uoogu

39

Page 44: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 44/47

 

Lampiran 3.

PEMERIKSAAN GULA DARAH

Alat dan Bahan :• Alat pemeriksa glukosa darah : Glukometer kapiler

• Test strip (carik uji)

• LancetlAutoclix

• Alcohol 70%

• Kapas

Persiapan Pasien :1. Berpuasa dimulai malam hari, paling sedikit 10 jam (mulai malam

hari) sebelum pemeriksaan, makan terakhir puku120.00 atau 22.00

wib2. Bila haus, boleh minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan,

jangan makan obat pada pagi hari.3. Setelah selesai pengambilan darah puasa, makan obatJsuntikan

insulin bisa dilaksanakan 2 jam post prandial (pp)4. Pasien makan sejumlah diet yang biasa dilaksanakan.5. Setelah 2 jam tepat, diambil darah untuk pemeriksaan.

Cara Pengambilan Darah :

1. Bersihkan salah satu ujung jari pasien Gari manis, jari tengah, jaritelunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan

2. Tusukkan lancetJ autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat

dan tidak terlalu dalam3. Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar dari ujung

jari

4. Tekan ujung jari ke arah luar

5. Balikkan tangan dan biarkan darah keluar setetes! dua tetes

6. Sentuhkan setetes/dua tetes darah pada strip test

7. Lakukan prosedur pemeriksaan sesuai dengan instruksi masing-

masing alat periksa

4 0

Page 45: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 45/47

 

Cara Menggunakan Autoclix Standar :

1. Putar ujung penutup Autoclix ke angka-

angka yang sesuai dengan tebal tipisnyakulit jari tangan

. , , ~ . . e : ; ; . . - . " , \

7l..\\'....! ) . ' \ 2. Lepaskan penutup instrumen

<,\

3. Masukkan Autoclix lancet ke dalamtempat lancet. Putar pelindung penutuplancet.

( C Y J t : f . : - ; ~ \ ' ' .4. Pasang penutup instrumen dan putar/ .~~ pada posisinya. Bunyi klik menandakan

Autoclix siap digunakan

5. Tempelkan dan tekan Autoclix padabagian pinggir ujung jari tangan

6. Lepaskan penutup dan lancet yang telahdigunakan.

4 1

Page 46: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 46/47

 

Cara Menggumitkan Glukometer:

42

1. Masukkan tes strip bila gambar strip tes

muncul .

I

2. Sentuhkan satu/ dua tetes darah sampaimemenuhi tengah medan test

3. 8aca hasil glukosa darah yang muncul

Page 47: Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008

5/17/2018 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Dm 2008 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-teknis-penemuan-dan-tatalaksana-dm-2008 47/47

 

Lampiran 4.

TIM PENYUSUN

Pelindung : Direktur Jenderal PP & PL

Pengarah : Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular,

Ditjen PP&PL

Ketua : dr. Rmarky Oemar, M.Kes

(Kasubdat Penyakit Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik)

Nara Sumber :

1. Prof. DR. dr. Sidhartawan Soegondo SpPD-KEMD, FACE (PERSADIA)

2. dr. EM. Yunir SpPD (PERKENI) can

3. dr. Prima Winingsih (Dinas Kesehatan DKI Jakarta)

4. dr. Fainal Wirawan (Subdit Bina Yanmed RS Khusus, Dt Bina Yanmedik

Spesialistik, Oitjen Yanmedik)

5. DR. di. Y . Anie Indriastuti, MSc (Subdit Bina Gizi Klinis, Dit Gizi Masyarakat,

Diljen. Binkesmas)

6. Dr. Eny Riangwati T, SpKO (Subdit Kota dan Dlahraga, Diljen. Binkesmas)

7. Dr. Ema Tresnaningsih, MOH. PhD (Badan Litbangkes)

8. dr. Lourentia (Badan Litbangkes) dan

g. dr. Petrus Maturbongs, M.Kes (Subdit Penyakit Kronis dan DegeneratifLainnya, Oit PPTM, Ditjen PP&PL)

10. dr. Tjetjep Ali Akbar (Subdit Gangguan Akibat Kecelakaan dan Kerja,

Oit PPTM, Diljen PP&PL)

11. DR. Rustika, SKM, MSi (Subdit Jantung dan Pembuluh Darah,

Oil PPTM alarn, Ditjen PP&PL)

12. drg. Rini Noviani (Subdit Kanker Dit PPTM, Ditjen PP&PL)

Sekretans I : Djoni Mardjozen, SKM

Sekretaris II : Titi San Renowali, MScPH

Anggota : 1. Robert Saragih, M.Kes

2. dr. Sedya Dwisangka

3. dr. Rainy Fathiyah

Sekretariat : 1. Endang Srituty

2. Endrawan

3.Suharto

4 3