54
Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala KATA PENGANTAR Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala (STTS) mempunyai tugas untuk mempersiapkan tenaga yang beriman teguh, tulus, jujur, serta bermental & bermoral tinggi, cakap untuk memangku jabatan yang dipercayakan dan mampu mandiri, dalam melakukan pelayanan, penelitian, dan usaha menumbuhkan gereja - menanam dan memperkembangkan - dan memajukan ilmu pengetahuan, kebudayaan, masyarakat, dan umat manusia. Dalam hal ini, Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala menyadari bahwa manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi merupakan salah satu persiapan yang sangat signifikan bagi mahasiswa/i. Namun di sisi lain, penulisan skripsi seringkali menjadi kendala bagi sebagian mahasiswa/i dalam menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, termasuk mahasiswa/i di Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala. Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, maka buku Pedoman Penulisan Skripsi ini disusun untuk dipergunakan dalam lingkungan sendiri dengan tujuan untuk membantu mahasiswa/i Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala dalam melaksanakan dan menulis karya ilmiah yang sesuai dengan ketentuan dan standar yang resmi. Buku panduan ini dibuat berdasarkan aturan penulisan Turabian. Diharapkan buku panduan ini dapat membantu semua pihak yang terkait di dalamnya, baik mahasiswa/i, dosen pembimbing, maupun Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala sendiri. Kiranya Tuhan Yesus Kristus, Sumber Pengharapan kita, memberkati kita semua. Getasan, September 2012 Tim Penyusun, 1

Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Petunjuk dasar dan umum penyusunan skripsi untuk strata satu Teologi.

Citation preview

Page 1: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

KATA PENGANTAR

Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala (STTS) mempunyai tugas untuk mempersiapkan tenaga yang beriman teguh, tulus, jujur, serta bermental & bermoral tinggi, cakap untuk memangku jabatan yang dipercayakan dan mampu mandiri, dalam melakukan pelayanan, penelitian, dan usaha menumbuhkan gereja - menanam dan memperkembangkan - dan memajukan ilmu pengetahuan, kebudayaan, masyarakat, dan umat manusia. Dalam hal ini, Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala menyadari bahwa manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi merupakan salah satu persiapan yang sangat signifikan bagi mahasiswa/i.

Namun di sisi lain, penulisan skripsi seringkali menjadi kendala bagi sebagian mahasiswa/i dalam menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, termasuk mahasiswa/i di Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala.

Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, maka buku Pedoman Penulisan Skripsi ini disusun untuk dipergunakan dalam lingkungan sendiri dengan tujuan untuk membantu mahasiswa/i Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala dalam melaksanakan dan menulis karya ilmiah yang sesuai dengan ketentuan dan standar yang resmi. Buku panduan ini dibuat berdasarkan aturan penulisan Turabian. Diharapkan buku panduan ini dapat membantu semua pihak yang terkait di dalamnya, baik mahasiswa/i, dosen pembimbing, maupun Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala sendiri.

Kiranya Tuhan Yesus Kristus, Sumber Pengharapan kita, memberkati kita semua.

Getasan, September 2012 Tim Penyusun,

Pdt. Stefanus Suheru, M.A., M.Th.Fibry Jati Nugroho, M.Si.Yusup Rogo Yuono, S.Th., M.Th.

Catatan : Edisi Revisi ini disesuaikan seperlunya.

1

Page 2: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

DAFTAR ISI

HalamanKata Pengantar 1Daftar Isi 2

1. Pendahuluan 32. Tujuan Penulisan Skripsi 33. Persyaratan Menulis Skripsi 34. Pemilihan Judul Skripsi 45. Rencana Kerja 46. Sistimatika Skripsi 47. Penjelasan Sistimatika Skripsi 58. Teknik Pengetikan 129. Teknik Penulisan 1310. Daftar Pustaka 1911. Ketentuan-ketentuan Khusus 2012. Penomoran 21

Lampiran I - Strategi Penulisan Skripsi Teologi 22Lampiran II - Contoh Halaman Depan 26Lampiran III : Contoh Berita Acara Bimbingan Skripsi 27Lampiran IV : Contoh Lembar Pernyataan 28Lampiran V : Contoh Lembar Pengesahan Dosen 29Lampiran VI : Contoh Lembar Pengesahan Lembaga Pendidikan 30Lampiran VII : Contoh Halaman Daftar Isi 31Lampiran VIII : Contoh Halaman Daftar Tabel 33Lampiran IX : Contoh Daftar Gambar 34Lampiran X : Contoh Penomoran Alfabetik 35Lampiran XI : Penilaian Ujian Skripsi 36

2

Page 3: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

Pedoman Penulisan Skripsi

1. Pendahuluan

Mahasiswa/i yang mengambil program Stratum Satu (S1) Teologi diwajibkan untuk menyusun Skripsi sebagai tugas akhir. Skripsi ini merupakan suatu karya ilmiah yang berisi penelitian, baik penelitian lapangan maupun penelitian pustaka, atau perpaduan keduanya, dengan jumlah minimal 60 halaman di bawah bimbingan dua orang dosen pembimbing, dengan memanfaatkan ilmu yang telah diperolehnya selama studi. Bobot Skripsi adalah 6 SKS.

Penulisan Skripsi didukung oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) buku pustaka untuk penelitian pustaka (literatur). Untuk penelitian pustaka & lapangan didukung paling sedikit 20 (dua puluh) buku pustaka.

2. Tujuan Penulisan Skripsi

a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk mempraktekkan pengetahuannya sesuai dengan bidangnya.

b. Sebagai sarana pembuktian tertinggi kemampuan mahasiswa/i berpikir secara ilmiah, dengan daya ciptanya sebagai calon cendekiawan dan kecerdasannya sebagai calon sarjana yang layak untuk lulus sebagai sarjana.

c. Menghasilkan karya ilmiah yang memuat buah pikiran mahasiswa/i yang cukup bernilai untuk disampaikan dan diketahui oleh pihak lain.

d. Membentuk kemampuan mahasiswa/i untuk berteologi secara alkitabiah dan kontekstual. Oleh karena itu, skripsi harus dipandang sebagai media, proses, dan hasil karya yang kelak menumbuhkan dalam diri penulisnya kemampuan berteologi. Bila hal ini ditekankan tentu lahirlah karya ilmiah yang kritis dan asli, tidak dibuat untuk memenuhi persyaratan akademis semata (tradisi).

3. Persyaratan Menulis Skripsi

a. Mahasiswa/i telah mengumpulkan sekurang-kurangnya 140 SKS pada saat hendak menyusun Skripsi, dan sudah mencapai 146 SKS pada saat mahasiswa akan mengikuti ujian Skripsi.

b. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,50.

c. Memperoleh nilai minimal B- (IP:2,70) untuk mata kuliah Metodologi Penelitian.

3

Page 4: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

4. Pemilihan Judul Skripsi

Judul Skripsi dan pokok/bidang penelitian yang hendak dilakukan oleh mahasiswa/i yang akan menulis skripsi dapat diperoleh dengan cara : a. Ditentukan oleh mahasiswa/i sendiri. b. Ditentukan oleh Sekolah. c. Daftar penelitian yang disiapkan oleh sekolah dan mahasiswa/i memilih sendiri dari daftar tersebut.

Dalam menentukan judul dan pokok/bidang penelitian hendaknya memperhitungkan kemampuan intelektual yang bersangkutan, dana, waktu, sumber-sumber, dan dukungan pembinaan.

5. Rencana Kerja

Rencana kerja ini dibagi dalam 4 (empat) bagian, yaitu :

a. Tahap perencanaan berupa studi awal, inventarisasi literatur, wawancara atau studi lapangan, guna memperjelas masalah yang diselidiki lebih lanjut.

b. Tahapan penulisan proposal Skripsi berisikan bab I (satu) ditambah dengan: 1. Metode (khususnya pada penelitian kuantitatif yang biasanya metode

terdapat dalam bab III, namun dalam proposal perlu untuk dicantumkan secara ringkas).

2. Rancangan bab II-IV (atau II-V).

c. Tahap Penelitian.

d. Tahap Penulisan dari Draft kasar hingga ke proof reading terakhir.

(1) Pembuatan kerangka skripsi secara terperinci sampai pada pembagian sub- paragraf. (2) Penulisan naskah skripsi yang pertama. (3) Pembacaan kembali seluruh naskah dan penyempurnaan. (4) Penyusunan Daftar Pustaka. (5) Pengetikan naskah skripsi dalam bentuk terakhir. (6) Pembacaan ulang naskah secara teliti dan pembetulan salah ketik.

6. Sistimatika Skripsi

a. Bagian Awal, yang terdiri atas :

(1) Halaman Judul (2) Abstrak (3) Halaman Pengesahan (4) Prakata (5) Motto (bila ada) (6) Daftar Isi (7) Daftar Lampiran (bila ada)

4

Page 5: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

b. Bagian Inti, yang terdiri atas :

(1) Pendahuluan (satu bab) (2) Laporan Studi dan Pembahasan (tidak lebih dari tiga bab) (3) Kesimpulan dan Saran/rekomendasi (satu bab).

c. Bagian Referensi, yang terdiri atas :

(1) Daftar Pustaka (2) Lampiran-lampiran (bila ada) (3) Indeks Istilah (4) Curriculum Vitae (biodata).

7. Penjelasan Sistimatika Skripsi 7.1. Bagian Awal

a. Halaman Judul

(1) Sampul LuarKertas untuk sampul luar adalah Buffalo Hard Cover dengan warna merah hati.

(2) Halaman Judul merupakan halaman pertama Skripsi di mana dicantumkan judul skripsi, nama mahasiswa/i, nomor induk, pengajuan skripsi untuk jenjang kesarjanaan yang akan dicapai, nama lembaga perguruan tinggi, tempat dan waktu penyelesaian skripsi.

(3) Judul Skripsi

Judul Skripsi ditulis dengan huruf besar dan ditulis di bagian tengah atas (10 spasi tunggal dari tepi atas). Judul harus dapat memberikan gambaran tentang muatan Skripsi, dirumuskan dengan kalimat yang singkat, jelas dan menarik minat orang membacanya (tidak terlalu panjang atau terlalu pendek; terlalu luas atau terlalu sempit). Judul skripsi ditulis dalam bentuk piramida terbalik dengan jarak 2 spasi antar masing-masing baris.

Ketentuan-ketentuan yang lain adalah :

(a) Di bawah judul (selang 3 spasi tunggal), diletakkan logo STT Sangkakala berwarna dengan ukuran diameter 5 cm.

(b) Di bawah logo STT Sangkakala (selang 3 spasi tunggal) dicantumkan kata SKRIPSI

(c) Kemudian di bawahnya dituliskan :Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teologi

5

Page 6: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

(d) Di bawahnya, selang 5 spasi tunggal, tuliskan Nama lengkap penulis dengan huruf besar

(e) Diteruskan di bawahnya ditulis Nomor Induk Registrasi Mahasiswa

(f) Berikutnya di bawahnya (selang 5 spasi tunggal) tuliskan SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SANGKAKALA.

(g) Di bawahnya dituliskan : GETASAN – KABUPATEN SEMARANG.

(h) Dilanjutkan di bawahnya (selang 1 spasi tunggal) dengan tulisan Bulan dan Tahun Penulisan

b. Halaman Pengesahan

(1) Halaman Pengesahan Dari Dosen Pembimbing

Pada halaman pengesahan berisi pernyataan resmi dari dosen pembimbing bahwa skripsi tersebut telah diterima dan disahkan dengan formulasi sebagai berikut : Lihat lampiran V (pengesahan dosen)

(2) Halaman Pengesahan Dari Lembaga Pendidikan Halaman pengesahan dari Lembaga Pendidikan ini berisi pernyataan resmi bahwa skripsi tersebut telah diterima dan disahkan dengan formulasi sebagai berikut :

Setelah memeriksa dan meneliti secara seksama serta mengetahui seluruh proses penelitian dan cara penyusunan skripsi yang dilakukan oleh ………………………… yang berjudul ………………………… maka dengan ini dinyatakan bahwa skripsi ini diterima dan disahkan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar SARJANA TEOLOGI dari SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SANGKAKALA ( lihat Lampiran VI )

c. Abstrak

Bagian ini berisi uraian singkat tentang inti skripsi yang ditulis, maksimal satu halaman dan diketik satu spasi.

d. Prakata atau Kata Pengantar

Prakata atau Kata Pengantar yang panjangnya hanya satu sampai dua halaman memuat isi hati penulis yang bersifat pribadi dan informal tanpa memasukkan materi skripsi. Prakata atau Kata Pengantar adalah tempat bagi si penulis untuk mengungkapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diterimanya dari pihak-pihak PENTING selama dalam proses penyelesaian .

6

Page 7: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu diperhatikan beberapa hal berikut di bawah ini :

1. Penghargaan dan ucapan terima kasih tidak perlu berlebih-lebihan kepada sederetan nama yang kenyataannya tidak semuanya memberikan jasa yang riil. Juga tidak dibenarkan memakai kalimat dan pernyataan yang muluk-muluk sehingga terkesan kurang wajar untuk menyatakan rasa terima kasih.

2. Tidak dibenarkan memasukkan ungkapan-ungkapan merendahkan diri disertai permohonan maaf karena skripsi kurang sempurna dan sebagainya. Penyusunan skripsi merupakan tugas akademik dan syarat kelulusan yang wajib dilaksanakan oleh setiap penulis skripsi dengan sebaik-baiknya tanpa permohonan maaf dengan dalih apa pun juga.

3. Nilai Skripsi ditentukan oleh kesungguhan melaksanakan tugas akademik tersebut dan ganjaran bagi skripsi yang mengandung kekurangan itu bukanlah pemberian maaf dari dosen pembimbing dan dosen penguji, melainkan nilai atau angka sesuai bobot skripsi. Untuk skripsi yang tidak memenuhi syarat ganjarannya adalah tidak lulus atau menulis kembali skripsi tersebut (dengan judul baru). e. Halaman Motto bukanlah suatu keharusan bahkan tidak dianjurkan, kecuali kalimat-kalimat motto tersebut benar-benar bersangkut paut dengan pokok bahasan skripsi.

f. Oleh karena skripsi adalah tugas akademik yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa/i yang akan mengakhiri program Stratum Satu (S-1), jadi bukan kegiatan bebas atau prakarsa sendiri, maka tidak dibenarkan adanya halaman persembahan kepada “orang yang dicintai” atau kepada siapa pun juga yang sifatnya pribadi dan emosional.

g. Halaman Daftar Isi Di sebelah kanan halaman Daftar Isi dicantumkan nomor halaman dari setiap judul yang terdapat dalam penulisan skripsi.

1. Pada judul bagian-bagian skripsi (Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, atau Daftar Gambar) dicantumkan nomor halaman yang menggunakan angka Romawi dalam huruf kecil (i , ii, iii, …),

sedangkan judul bagian skripsi yang meliputi Pendahuluan, Bab, serta Sub-bab, Kesimpulan, Daftar Pustaka, dan Lampiran, dicantumkan nomor halamannya dengan angka Arab (1, 2, 3, …).

2. Pada bagian Daftar Isi tidak dicantumkan Halaman Judul, Halaman Pengesahan, dan Daftar Pengesahan.

h. Halaman Daftar Tabel, Gambar, Ilustrasi, atau Grafik

Bagian ini memuat semua tabel, gambar, atau grafik, yang terdapat dalam

7

Page 8: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

Skripsi. Setiap tabel, gambar, atau grafik, diberi nomor urut dari awal sampai akhir penulisan dengan menggunakan angka Arab. Penomoran tabel, gambar, atau grafik, tidak dibuat dalam bab demi bab namun untuk seluruh skripsi. Judul tabel, gambar, atau grafik, yang tercantum dalam Daftar Isi harus sama dengan judul yang tertera pada tabel, gambar, atau grafik tersebut.

7.2. Bagian Inti

a. Bab I adalah Pendahuluan yang berisi :

(1) Latar Belakang Masalah menjelaskan apa yang menjadi inti masalah dan mengapa hal itu menjadi masalah. Untuk hal ini perlu dukungan fakta atau gagasan secara ringkas. Uraian ini harus singkat dan tepat (2 – 3 halaman).

(2) Rumusan Masalah – pertanyaan problematik dan substansial yang akan diselidiki dalam keseluruhan studi (beberapa pertanyaan).

(3) Tujuan – dirumuskan dengan spesifik, konkrit berdasarkan kejelasan masalah dan pertanyaan dengan kata kerja yang tepat, seperti : “menjelaskan”, “menguraikan”, “membandingkan” , “memaparkan” (cukup satu alenia).

(4) Pentingnya Penelitian – menjelaskan makna dan kontribusi yang diharapkan dari hasil studi bagi pengembangan ilmu teologi, secara teoretis maupun secara praktis bagi kaum akademis, gereja, bagi diri sendiri, dan bagi orang lain (cukup tiga alenia).

(5) Hipotesis – merupakan pernyataan, keyakinan dan bersifat sementara, namun menjadi pengarah dari keseluruhan penelitian. Hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk tesis (tesa) sebagai berikut : “Jika …………. maka ……….”, yang menghubungkan variabel. Atau dengan rumusan lain seperti : “Ada korelasi yang signifikan antara ……… dengan ……..”???. Atau “Ada pengaruh ……. terhadap ……..”??. atau “terdapat korelasi yang signifikan antara.... terhadap...”?? Hipotesis merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan sebelumnya namun masih akan diuji kebenarannya oleh penelitian terhadap data. Untuk hipotesis cukup satu alenia, tanpa harus mencantumkan kutipan pendapat para ahli tentang arti atau definisi

hipotesis. Hipotesis wajib digunakan untuk penelitian yang memakai pendekatan kuantitatif. Hipotesis tidak diwajibkan bahkan tidak diperlukan untuk penelitian dengan memakai pendekatan kualitatif.

(6) Ruang Lingkup – menjelaskan batasan dari penelitian (skopa) agar tidak terlalu luas dan tidak pula terlalu sempit (cukup tiga atau empat alenia).(7) Metode & Prosedur Penelitian – penjelasan tentang metode yang digunakan, apakah deskriptif (literatur, survey, etnografis, studi kasus), historis (data masa lalu, seperti dalam sejarah teologi/dogma dan

8

Page 9: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

sejarah gereja), dan korelasional (melihat relasi dari beberapa variabel) Mahasiswa harus mengerti mengapa ia memilih suatu metode, dan bagaimana mengoperasionalkan metode yang dipilih. Operasionalisasi metode itu dinamakan teknik atau prosedur atau langkah penelitian : pengumpulan data, penetapan sampel, perumusan instrumen, dan penganalisaan data.

(8) Definisi Istilah – menjelaskan istilah yang penting dan menjadi kata kunci (key word) dalam judul, sehingga agar tidak menimbulkan

penafsiran yang keliru.

(9) Sistimatika Penulisan – bagaimana laporan penelitian akan diungkapkan.

b. Bab-bab Pembahasan Utama

Bahasan utama ini merupakan bagian yang paling penting dan dapat terdiri atas beberapa bab, tergantung luasnya pokok bahasan skripsi. Dua bagian utama dalam bahasan ini adalah :

[1] Bab uraian teori dan/atau telaah pustaka yang mengetengahkan teori- teori ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teori-teori itu mencakup pula hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam bidang yang sama, yang telah diakui keabsahannya.

[2] Bab atau bab-bab uraian empirik atau hasil penelitian. Pada bagian ini disajikan data yang diperoleh dari penelitian, serta analisis data tersebut. Pada umumnya bagian ini dipisahkan dalam :

a. Bab gambaran umum obyek penelitian.b. Bab analisis data.

Adapun skema berkaitan dengan pendekatan yang dipakai adalah 1. Pendekatan Kualitatif :

a. Bab kedua merupakan tinjauan teoretis atau biasa disebut dengan kerangka teoretis. Bagian ini menjelaskan tentang teori ataupun tinjauan pustaka yang akan dipakai sebagai kerangka teori penelitian. Untuk penelitian Hermeneutik, bagian ini lebih cenderung merupakan bahasan dan penjabaran berkaitan dengan metode yang dipakai dalam penelitian hermeneutik.

b. Bab ketiga berisikan data-data temuan dalam penelitian tersebut. Untuk penelitian lapangan, bagian ini berisikan semua data-data yang ditemukan dan relevan dengan road map penelitian tersebut. Berkaitan dengan penelitian hermeneutik, bab ini berisikan penerapan metode yang telah dibangun di bab kedua.

c. Bab keempat berisikan analisa dan relevansi dari penelitian tersebut. Pada penelitian hermeneutik, bagian ini merupakan relevansi dari hasil penerapan metode pada bab tiga. Untuk studi lapangan, bagian ini

9

Page 10: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

merupakan analisa dari perpaduan kerangka teori di bab dua dan temuan di lapangan pada bab tiga.

d. Bab kelima merupakan kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran, serta rekomendasi yang diberikan dari peneliti kepada peneliti yang lain ataupun kepada topik penelitiannya.

Skema kualitatif ini merupakan sebuah model kerangka acuan yang tidak mutlak diterapkan di setiap penelitian.

2. Pendekatan Kuantitatif a. Bab I berisikan : latar belakang masalah, penyataan masalah, penjelasan

istilah, hipotesis, tujuan penelitian, kepentingan penelitianb. Bab II berisikan tinjauan kepustakaan c. Bab III berisikan:

i. Rancangan penelitian: yaitu penjelasan tentang model khusus penelitian yang akan dipakai, yang kemudian akan dijelaskan lebih lanjut.

ii. Populasi: yaitu penyataan sejelas-jelasnya tentang kelompok terbesar yang dapat dikenai kesimpulan hasil penelitian, jika penelitian menghendakinya

iii. Sampling: pernyataan tentang cara penarikan sampel dari populasi yang telah ditetapkan

iv. Alat: penjelasan tentang test, skala, angket dan sebagainya yang akan dipakai untuk mengumpulkan data mentah. Untuk alat yang siap pakai perlu dijelaskan pengembangannya, pemakaiannya, keajegannya dan kesahihannya. Untuk alat yang akan dikembangkan sendiri, perlu dijelaskan pengembangan, penilaian dan penyehihannya, langkah demi langkah.

v. Prosedur pengumpulan data: yaitu penjelasan secara terperinci langkah demi langkah yang akan dikerjakan untuk mempersiapkan alat, melatih pembantu dan menghimpun data

vi. Keterbatasan: penyataan tentang pembatasan-pembatasan eksternal yang mengurangi taraf generalisasi penemuan penelitian

vii. Prosedur analisa data: penyataan langkah demi langkah cara menganalisis (mengolah, mengorganisasikan dan menemukan hasil) data yang terkumpul sesuai dengan macam data yaitu kuantitatif ataukah kualitatif dan kualitatif yang dapat atau tidak dapat dikuantitatifkan. Untuk penelitian yang memakai analisis statistik diperlukan penjelasan tentang alat-alat statistik yang akan dipakai dan bagaimana memakainya

viii. Rancangan penafsiran: penjelasan terperinci tentang bagaimana menguji hipotesis yang telah ditetapkan dan bukti yang diperlukan sebelum bisa menolak hipotesis nihil

d. Bab IV berisikan: penyajian data, analisis data, penafsiran dan pembahasan penemuan

e. Bab V berisikan: kesimpulan, saran-saran (rekomendasi)

c. Kesimpulan dan Saran

Pada bagian akhir skripsi, penulis menarik kesimpulan yang berdasarkan

10

Page 11: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

fakta yang ada di dalam skripsi. Kesimpulan tersebut harus berkaitan dengan pokok masalah yang telah dikemukakan dalam skripsi.

Untuk mengecek ketepatan dan kewajaran kesimpulan perlu dijawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

[1] Apakah kesimpulan diperkuat oleh bukti-bukti yang terdapat di dalam uraian ? [2] Apakah kesimpulan diperoleh dari hasil pertimbangan yang tidak memihak terhadap data tertentu ? [3] Apakah kesimpulan terbatas pada uraian yang ada ataukah penulis telah membuat kesimpulan yang terlalu luas, melebihi batas-batas yang seharusnya ? [4] Apakah seluruh kesimpulan merupakan jawaban langsung terhadap masalah dan tujuan penelitian ? [5] Apakah perumusan kesimpulan cukup jelas dan cermat sehingga setiap pembaca dapat menangkapnya ?

Setelah Kesimpulan dapat ditambahkan Saran atau Saran-saran. Saran atau Saran-saran harus memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan masalah, uraian, dan kesimpulan. Saran-saran harus merupakan manifestasi dari keinginan penulis untuk sesuatu yang dianggapnya belum terjadi dan dilaksanakan serta dengan melaksanakan saran-saran itu penulis mengharapkan bahwa sesuatu yang belum terjadi dapat terwujud. Oleh karena itu, saran-saran adalah hasil pengamatan dari si penulis yang melihat kelemahan-kelemahan yang berhubungan dengan pokok bahasan.

7.3. Bagian Referensi

a. Daftar Kepustakaan

Dalam Daftar Kepustakaan dicantumkan sumber-sumber yang dipakai untuk penulisan skripsi (termasuk yang digunakan dalam catatan kaki). Sumber-sumber tersebut dapat berupa buku, majalah, surat kabar, atau pun jurnal.

Daftar Kepustakaan ini disusun secara sistimatis menurut abjad (alphabetis).

b. Lampiran (Appendiks) – Bila ada.

Bila diperlukan, lampiran dapat dicantumkan dalam skripsi, antara lain memuat formulir, Surat Keterangan, Daftar Pertanyaan, Daftar angket, Contoh-contoh peraturan, Akte Perjanjian, Anggaran Rumah Tangga, Kutipan yang melampaui setengah halaman, peta wilayah penelitian lapangan. analisis data pendukung atau data utama, angket-angket, salinan dokumen, studi kasus, catatan teknik tentang penelitian, dan lain-lain. Jika bahan lampiran terlalu banyak, sebaiknya semuanya dibagi ke dalam beberapa kategori dan diberi nomor. Gambar atau tabel yang terlalu besar dapat disajikan pada halaman yang lebih luas lalu dilipat.

11

Page 12: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

Lampiran biasanya ditandai dengan angka Romawi. Misalnya : Lampiran I, Lampiran II, dan seterusnya.

c. Indeks (bila ada)

Jika terdapat banyak istilah asing atau bahasa daerah, perlu disusun indeks istilah. Jika banyak pengarang yang karyanya dikutip, perlu dibuat indeks pengarang. Dan jika banyak subyek membicarakan yang dikutip, perlu dibuat indeks subyek. Semua jenis indeks itu disusun secara alfabetis agar mudah dicari.

d. Untuk Surat dari tempat penelitian dan Curriculum Vitae dilaporkan di halaman terakhir Skripsi.

8. Teknik Pengetikan

Material dan ukuran Skripsi :

1. Skripsi diketik pada kertas putih berukuran 21 x 28 Cm atau 8,5 x 11 Inchi (Ukuran Kwarto, A4, 80 gram).

2. Naskah Skripsi diketik pada satu permukaan halaman dengan jarak antar baris adalah dua (2) spasi.

3. Batas tepi ketikan adalah sebagai berikut :

Atas : 3 cm Bawah : 3 cm Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm.

4. Penulisan nomor halaman pada sudut kanan atas dengan :

a. Angka Latin untuk halaman Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar (contoh : i, ii, iii, iv, v, …). Untuk halaman judul tidak usah diberi nomor.

b. Angka Arab mulai dari bagian Inti sampai bagian Referensi.

5. Pengaturan Jarak Spasi

a. Pengetikan satu (1) spasi untuk kutipan panjang.

b. Pengetikan dua (2) spasi untuk seluruh naskah Skripsi.- Antara judul anak bab dengan baris di bawahnya.

c. Pengetikan tiga (3) spasi untuk mengetik :

- Antara nomor bab dengan judul bab.- Antara judul bab dengan baris pertama dari bab itu.

12

Page 13: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

- Antara judul anak bab dengan baris di atas. 6. Pengetikan menggunakan komputer, dengan jenis font Times New Roman 12.

9. Teknik Penulisan

Sistem penulisan yang digunakan di STT Sangkakala merujuk kepada Turabian style

Pedoman Tata Tulis Karya Ilmiah Sistem Turabian

1.       Huruf Besar, Huruf Miring dan Tanda-Tanda Kutipan1.       Huruf BesarDalam semua bahasa yang menggunakan huruf Latin, nama orang dan tempat pakai huruf besar:   Suharto; Bambang Widoyo; hotel Kaloka; Gereja Immanuel. Tetapi kalau suatu nama menjadi kata jadian dan sudah hilang makna aslinya huruf kecil:  masakan india ; kunci inggris; Judul buku selain artikel dalam ilmu-ilmu sosial, semua pakai huruf besar kecuali kata penghubung atau kata sandang:  Sejarah Nasional Indonesia ; Menggunting dalam Selimut; “Sasaran Antara Program Pengentasan Kemiskinan”; Sasaran Jangka Panjang Program Kemiskinan: Antara Harapan dan Kenyataan; 2.       Huruf Miring dan Tanda-Tanda KutipHuruf-miringkan semua judul buku, buletin, terbitan berkala (majalah, jurnal, surat kabar) (Lihat contoh sebelumnya: SNI!) Judul bab atau bagian lain dari buku, dan judul cerpen, essays, dan artikel dalam terbitan berkala menggunakan tanda kutip: Konsep Keadilan Dalam Pancasila, Bab II “Konsep Keadilan Barat” “Tuntut Ganti Rugi Rp.150 Juta: Anak Terjatuh dari Lantai 2 Toko,” Suara Merdeka“Keadilan Timur-Barat: Suatu Perbandingan” Jurnal KritisBagian Kedua Konsep Keadilan Dalam Pancasila, “Berbagai Konsep Keadilan”

3.       Judul disertasi dan karya yang tidak dipublikasikan dibuat dalam tanda kutip:

13

Page 14: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

 Nugroho, Fibry J. “Pendampingan Pastoral Holistik di Megachurch.” M.Si .tesis., Universitas Kristen Satya Wacana, 2012. (Daftar Pustaka) Nugroho, Fibry J, “Pendampingan Pastoral Holistik di Megachurch,” (M.Si .tesis., Universitas Kristen Satya Wacana, 2012).

 “Kepemimpinan Menghamba,” makalah dalam Seminar Nasional Kepemimpinan.

4.       Kitab SuciJudul Kitab Suci (Alkitab, Quran, Talmud) dan nama-nama buku dalam Kitab Suci dan Apokrifa ditulis biasa tanpa miring dan tanda kutip:  Bagian ini diambil dari Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS);Kitab Wahyu adalah bagian dari sastra apokaliptik dalam Alkitab;

5.       Kata dan Ungkapan AsingDalam teks, huruf-miringkan semua kata dan ungkapan bahasa asing: Jelas, hal ini merujuk kepada gagasan Sits im Leben sebagai bagian dari kemajuan pengembangan teologi pada jaman keemasan Academia Germania  abad 19. Kutipan yang seluruhnya dalam bahasa asing, tidak dihuruf-miringkan: Kebingungan yang ditimbulkan oleh tulisan The Jesus Family Tomb adalah ketika ditulis “the tomb of Jesus, son of Joseph and five members of his family, including his wife and son, has been discovered.” Kata-kata asing yang sudah dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetap ditulis biasa tanpa perlu dihuruf-miringkan.

 2. Kutipan

1.       Semua kutipan harus tunduk kepada UU HAKI di Indonesia dan  US Copyright Act of 1976. 2.       PlagiasiKutipan kata-kata dan idea seseorang harus diakui secara tertulis. Kelalaian untuk mengakuinya adalah suatu jiplakan (plagiasi).

 3.       Kutipan prosaKutipan pendek dan langsung sebaiknya dimasukkan dalam teks di antara tanda kutip awal dan akhir. Kalau panjangnya sampai dua kalimat dan mencapai 8 baris atau lebih, dibuat dalam kutipan blok. Kutipan blok adalah kutipan yang dibuat dalam alinea tersendiri yang dimulai dengan empat ketukan dari batas kiri halaman dan dibuat satu spasi.

14

Page 15: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

4.       EpigrafEpigraf yang ditempatkan pada awal suatu tulisan tidak termasuk dalam kutipan. Nama pengarang dan karya disebutkan di bawah kanan tulisan. Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.

Peribahasa Melayu  Masa mahasiswa adalah masa terindah dalam kehidupan seseorang.

Ashadi Siregar, Kampus Biru. 

5.       Kutipan dalam CatatanBerapapun panjang kutipan dalam catatan (catatan kaki atau catatan akhir) harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip.

 6.       Tanda KutipSemua kutipan langsung kecuali kutipan blok, dimulai dan diakhiri dengan tanda kutip ganda (”. . .”). Kalau dalam teks yang dikutip itu terdapat kutipan, maka tanda kutip dari teks yang dikutip itu menggnunkan tanda kutip tunggal (’. . .’). Tanda kutip ganda juga digunakan untuk menetapkan judul dan kata-kata tunggal, huruf-huruf, nomor-nomor dan konsep-konsep: Sebanyak 21 makalah disiapkan di bawah judul ”Latar Belakang.”  ”Hubungan dengan Kartu Katalog,”  ”Teknik-Teknik, ’Cara Mengemudikan Mobil,’ seperti dikutip penulis.” dsbnya. Penomorannya menjadi ”1,”  ”2,”  dstnya. Atau ”A,”  ”B,”  dstnya.

 7.       Tanda-tanda Baca dan Tanda KutipTitik dan koma, selalu diletakkan di dalam tanda kutip, kecuali titik-dua dan titik-koma di luarnya. Tanda-tanya dan tanda seru diletakkan di luar tanda kutip kecuali kalau menjadi bagian dari kutipan. Bagaimana ia mengatakan ”kejahatan bisa membawa kebaikan”? Seseorang bertanya, ”Bisakah kambing melahirkan kuda?” Teriakan ”Hidup Pak Lurah!” menggema di seluruh desa itu. ”Anda berbicara dengan dialek asing,” kata si kakek. Dalam novel Ashadi Siregar Kampus Biru, si Joko berkata kepada kekasihnya, ”Benar katamu, sayang.” Hawa menjawab, ”Apakah ular itu berkata ’Yang hidup tidak akan mati’?” ”Saya tidak yakin,”  kata Tony, ”bahwa yang ia maksudkan adalah ’bisnis.’ ”

15

Page 16: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

”Kemudian,” kata Rosa, ’bisnis’ yang dimaksud hanyalah kejujuran.” Jawab Tony, ”Ternyata ’Apakah bisnis putih?’ itu menggemparkan juga?”

 8.       Penghapusan beberapa kata dalam kalimat.Biasanya digantikan dengan tanda tiga titik dengan spasi. Keinginannya . . . menjalankan ”Apa yang selalu menjadi kemauannya sendiri.” Tanda-tanda Baca dapat diletakkan sebelum atau sesudah tiga titik tersebut. Dia bermaksud mengatakan semuanya itu sama;  . . . caranya saja lain . . . Namun demikian ia sendiri tidak menyukainya. . . . 

 3. Catatan (Notes)

1. Dua macam catatanCatatan kaki (foot-notes) dan catatan akhir (end-notes).

 2. Nomor catatan

Nomor catatan menggunakan nomor arab dibuat superscript. Nomor dibuat berurutan.  Tiap bab dimulai dengan nomor urut baru, kecuali dalam makalah yang tidak dibagi dalam bab.  

3. Catatan untuk bukuCatatan terhadap buku harus meliputi informasi berikut:                Nama (para) pengarang                Judul dan sub-judul (kalau ada)                Nama editor, pengumpul, penterjemah (kalau ada)                Jumlah edisi                Nama seri dari buku, dengan jilid atau nomor seri                Fakta penerbitan yang terdiri dari                                Tempat penerbitan diikuti titik dua (:)                                Nama penerbit (diikuti koma)                                Tahun penerbitan (diikuti tutup kurung koma)                Nomor halaman yang dikutip. Dalam catatan, unsur-unsur di atas dipisahkan oleh tanda koma, sedangkan fakta penerbitan pakai tanda kurung (parenthesis). Koma sebelum fakta penerbitan diganti tanda kurung.

 4. Pengarang

Nama pengarang harus dicatat sesuai dengan yang muncul dalam bukunya, dimulai dengan nama kecilnya dulu. Kalau pengarangnya tunggal: Iwan Fals; Butet Kartenagara; Tukul Arwana;

 

16

Page 17: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

Kalau beberapa pengarang, catat semua nama dipisahkan oleh kata dan untuk dua pengarang, atau dipisahkan tanda koma untuk lebih dari dua pengarang untuk tiap pengarang, kecuali untuk pengarang terakhir ditambah tanda koma.             1Mary Lion, Bryce Lyon, and Henry S. Lucas, The Wardrobe Book, with collaboration of Jean de Sturier (Brussels: Commission Royale d’Histoire de Belgiique, 1983), 175.

         Kalau ada lebih dari tiga pengarang, biasanya dalam catatan (tapi tidak untuk daftar pustaka), hanya nama pengarang pertama dari buku yang dicatat lengkap diikuti dengan tulisan  et al., yang artinya dan lain-lainnya, tanpa tanda koma. 

            2Martoyo Sumadilaga et al. (eds.), Jaringan Kerja Terorisme (Jakarta: Gunung Merbabu, 2007), 55.

 Gelar dan atribut kesarjanaan lainnya tidak perlu disebutkan dalam catatan, sekalipun di buku disebutkan. Apabila selain pengarang, di buku disebutkan pula editornya, atau penerjemah atau penyunting, sebutkan nama-nama tersebut sesudah judul buku. 

3Emile Durkheim, On Morality and Society, edited by Robert N. Bellah (New York: Doubleday, 1967), 17.

 5. Catatan untuk Jurnal

          Catatan untuk jurnal meliputi:                        Pengarang (para)                        Judul artikel

Nama Jurnal                        Volume atau nomor (atau keduanya)                        Waktu publikasi                        Nomor halaman. 

4J. Abidin, “Masalah UAN: Monster Pemerintah?” Jurnal Ilmu Pendidikan 75 (Juni 2007): 1103.

 6.   Catatan untuk Majalah Untuk majalah, yang penting adalah waktu penerbitan bukan volumenya.

5Anne B. Fischer, ”Ford Is Back in the Track,” Fortune, 23 December 1985, 18.

                        7.   Catatan untuk Surat kabar Yang penting dari suratkabar adalah nama suratkabar tersebut dan tanggal penerbitannya. 

17

Page 18: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

6A. Faqih Dewantoro, “Petani Temanggung dalam Soropadan Expo,” Suara Merdeka, 16 Juni 2007, seksi L.

 8.   Catatan dari sumber keduaCatatan bagi acuan terhadap tulisan seseorang yang diambil dari sumber kedua, perlu mencantumkan kedua sumber, kecuali kalau tekanan diberikan pada idea sumber kedua. 

7Max Weber, “Politics as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford University Press, 1958) dikutip Suryono Sukanto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Djambatan, 1975), 27-39.

 8Suryono Sukanto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Djambatan,

1975), 27-39 mengutip Max Weber, “Politics as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford University Press, 1958).

 9.   Catatan dari Penulis yang sama dengan beberapa tulisan yang sama  dan yang berbeda dari buku.Sekali suatu karya sudah dicatat lengkap, catatan langsung berikutnya dibuat dalam bentuk sederhana dalam bahasa Latin Ibid. (untuk ibidem). Pemakaian op. cit. dan loc. cit. tidak lagi digunakan.                         9Max Weber, “Politic as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and C. Wright Mills, et al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion (New York: Oxford University Press, 1958), 27.                  10Ibid., 29.                  11Ibid. Kalau diselingi tulisan lain dan kemudian mengacu pengarang yang sama sebelumnya tetapi buku yang sama atau buku yang lain.

 13Max Weber, “Politics as a Vocation,” dalam H.H. Gerth and

C. Wright Mills, et al., From Max Weber: Essays in Sociology, Part Three: Religion, 27. (Pengarang sama dan buku sama tanpa data buku)

                   10Idem, Economy and Society (Berkeley: UC Berkeley Press, 1980), 235. (pengarang yang sama, buku lain).                   11Ibid., 40.

 

12Emile Durkheim, Division of Labour in  Society (New York: Free Press, 1957), 35.             13Max Weber, Economy and Society (Berkeley: UC Berkeley Press, 1980), 23-27.

18

Page 19: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

            14Idem, Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (New York: Garper and Row, 1957), 37.             15Ibid., 57. Bandingkan Emile Durkheim, Elementary Forms of Religious Life (San Francisco: Harper and Row, 1948), 345.             16Weber, Protestant Ethic . . ., 125.             17Sumanto Al-Qurtubi, Arus Cina Jawa (Jakarta: INTI Press, 2005), 76.             18Idem, Lubang Hitam Agama (Jogyakarta: Leknas, 2007), 34.             19al-Qurtubi, Arus . . ., 300. 

10.   Catatan dari Penulis yang sama dengan beberapa tulisan yang sama  dan yang berbeda dari terbitan berkala (Jurnal, Majalah, Suratkabar).Prinsipya sama dengan yang buku,kecuali data-datanya yang berbeda.Jurnal:                  20Fishman, ”Un grand homme,” 691.                   21Farrar, ”Antibiotic Resistance,”  1104.

                     Majalah:                                     22Fisher, “Ford is Back,” 18.                    Suratkabar:                                     23Marshall, “200th Birthday,” sec.1A, p 3.                                     24Norman, “Once-Sinmple Folk Tale,” 15 (N). 10 . Daftar Pustaka

Cara penulisan Daftar Pustaka pada dasarnya sama dengan catatan acuan lengkap terutama foot notes (Catatan Kaki). Bedanya adalah di catatan kaki orang ingin tahu halaman yang diacu, sedangkan Daftar Pustaka memberi informasi tentang buku.  Unsur-unsurnya dan urutannya sama, kecuali setiap unsur diakhiri dengan titik, bukan koma dan tanda kurung.

 Susunannya alfabetik, dimulai dengan nama keluarga terlebih dahulu. Baris kedua masuk 5 ketuk masuk ke kanan dengan spasi satu. Tiap data dipisahkan satu spasi kosong.

 Sedangkan untuk pengarang yang sama, buku keduanya tidak menulis nama lengkap, tetapi delapan garis ke kanan diikuti judul buku, dstnya.

 Bahar, Saafroedin, Ananda B. Kusuma dan Nannie Hudawati (Tim Penyunting). Risalah  Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) – Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 – 22

19

Page 20: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

Agustus 1945, dengan Kata Pengantar oleh Taufik Abdullah (Jakarta: Sekretariat Negara R.I., 1995. Cahill, Thomas. The Gifts of the Jews: How a Tribe of Desert Nomads Changed the Way Everyone Thinks and Feels. Oxford : Lion Publishing, 1998. Gottwald, Norman K. The Hebrew Bible: A Socio-Literary Introduction. Philadelphia : Fortress Press, 1985._________. The Politics of Ancient Israel . Louisville-Kentucky: Westminster John Knox Press, 2001. _________. TheTribes of Yahweh: A Sociology of the Religion  of Liberated Israel , 1250-1050 B.C. E. Maryknoll- New York : Orbis Books, 1979. Hick, John. God Has Many Names. Philadelphia : Westminster Press, 1982.

 Lang, Bernhard, Monotheism and the Prophetic Minority: An Essay in Biblical History and Sociology. The Social World of Biblical Antiquity Series 1. Shefield: The Almond Press, 1983.

Microsoft® Encarta® Encyclopedia 2003. © 1993-2002 Microsoft Corporation. All rights reserved diunduh 21 Desember 2008.

Max Weber, “Politics as a Vocation,” dari www.maxweber.com diunduh 21 Desember 2007.

 Ricouer, Paul. Lectures on Ideology and Utopia. Edited by George H. Taylor. New York : Columbia University Press, 1986. Shaked, Shaul. ‘Zoroastrianism and Judaism,’ dalam Pheroza J. Godrej & Firoza Punthakey Mistree (eds), A Zoroastrian Tapestry: Art Religion & Culture. Ahmedabad: Mapin Publishing, 2002.

 Tilaar, H.A.R. Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidkkan Nasional. Jakarta: Gramedia, 2004. Wogaman, J. Philip. Christian Perspectives on Politics: Revised and Expanded. Louisville , Kentucky : Westminster John Knox Press 2000. Zakaria, Fareed. Masa Depan Kebebasan: Penyimpangan Demokrasi di Amerika dan Negara Lain. Jakarta: Ina Publikatama, 2003.

1 1 . Ketentuan-ketentuan Khusus

11.1. Pemakaian bahasa, kalimat, kata, ejaan, dan tanda baca yang benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia (Pedoman EjaanYang Disempurnakan -

EYD, KBBI) dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Gunakan bahasa efektif dan tidak hiperbol. Bahasa ilmiah adalah bahasa tulis, bukan bahasa

20

Page 21: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

lisan dan bahasa pemaparan,bukan bahasa percakapan. Lakukan editing untuk mendapat hasil maksimal.

11.2. Alat Penggandaan : a. Tulisan untuk Cover dan halaman judul dicetak. b. Untuk halaman-halaman di bagian dalam penulisan dapat menggunakan Komputer ( font Times New Roman 12 ) c. Tidak diperkenankan menggunakan bentuk huruf miring/italic, kecuali

untuk penulisan kata/istilah asing.

1 2 . Penomoran

Dalam tulisan ilmiah pada umumnya dipakai penomoran alfabetik. Bab diberi nomor angka romawi ( I, II, III). Sub bab dipakai dengan huruf kapital (A, B, C). Pembagian seterusnya memakai angka arab (1,2,3), lalu huruf kecil (a, b, c). Jika masih diperlukan pembagian lebih jauh dipakai angka romawi kecil dalam kurung misalnya (i), (ii), lalu diikuti huruf kecil dalam kurung, misalnya (a), (b), (c).

LAMPIRAN I - STRATEGI PENULISAN SKRIPSI TEOLOGI

21

Page 22: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

Ada beberapa strategi yang dapat menolong mahasiswa/i dalam menghadapi berbagai kesulitan sehubungan dengan penulisan skripsi.

1. Pentingnya Perencanaan & Jadwal Kerja Dalam penulisan skripsi ada 4 tahap :

a. Tahap Perencanaan : pada semester sebelumnya.b. Tahap membaca – peranan literatur sebagai studi mandiri sangat penting : 50 %c. Tahap menulis : 40 %d. Tahap produksi : 10 %

Dengan sebuah jadwal diharapkan mahasiswa mempunyai arahan dan dapat bekerja secara tenang. Tanpa jadwal, ada kecenderungan untuk menjadi “santai” dan kemudian terjadi keterlambatan, yang pada gilirannya menciptakan kecemasan meninggi, dan akibat lebih lanjut adalah kualitas yang lebih rendah.

Dalam hal perencanaan dan jadwal kerja ini lebih baik mahasiswa/i bersikap realistik. Dengan memperhitungkan jam membaca yang tersedia, kecepatan membaca, dan kecepatan menulis atau menuangkan ide, dapat dilakukan sebuah perencanaan yang berhati-hati, misalnya :

Waktu yang tersedia : satu semester Tuntutan kerja : 40 jam/minggu _________________________________________________________________ Waktu Membaca : 50 % x 40 jam x 16 Minggu/semester = 320 jam Kecepatan membaca : 20 halaman/jam (perlu ditest) Perencanaan membaca : 320 x 20 halaman = 6.400 halaman. Waktu Menulis : 40 % x 40 jam = 16 Minggu/semester = 256 jam. Draft Pertama : 128 jam. Draft Kedua : 128 jam Perencanaan menulis : Bila Skripsi yang ditulis akan mencapai jumlah 60 halaman, dan mahasiswa memerlukan waktu 3 jam untuk menulis 1 halaman, maka ia memerlukan waktu 180 jam kerja untuk penulisan. Rencana ini dapat terjangkau oleh jadwal mahasiswa. Ini berarti juga bahwa ia perlu menulis sekitar 4 halaman seminggu. __________________________________________________________________ Waktu Produksi : 10 % x 40 jam = 16 Minggu/semester = 64 jam (dipakai untuk memperbaiki Draft, untuk membuat draft akhir sampai kepada penjilidan)

2. Kapan Mulai Menulis ? Ada dua pandangan dalam isu ini :

a. Secepat mungkin.b. Tidak menulis sebelum selesai membaca.

Beberapa Pertimbangan Untuk Kebijakan A :

22

Page 23: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

(1) Akan memberi kemungkinan bagi penulis skripsi untuk mengembangkan ide sambil menulis skripsinya.

(2) Dapat menambah isi skripsi secara progresif.(3) Memaksa mahasiswa/i untuk mengatasi masalah-masalah dalam argumennya

sedini mungkin. Banyak kesulitan di sekitar sebuah topik muncul justru pada waktu kita duduk dan mulai menulis sebuah argumentasi. Menulis sedini mungkin membuat kita dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut bila muncul.

(4) Bacaan dapat dikonsentrasikan pada pemecahan masalah dan untuk memberi kontribusi pada pemikiran-pemikiran dasar si penulis skripsi. Jadi, tidak perlu membuat waktu banyak untuk membaca bahan-bahan yang akhirnya tidak relevan.

Beberapa Pertimbangan Untuk Kebijakan B :

(1) Penulis skripsi perlu menyerap semua bahan bacaan lebih dahulu sebelum dapat menulis secara kompeten : keseluruhan adalah lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya.

(2) Waktu penulisan akan dapat distrukturkan lebih baik, dan memungkinkan untuk berkonsentrasi pada satu usaha saja : membaca – menulis – memproduksi.

(3) Memberi waktu yang lebih banyak untuk mengendapkan topik tersebut, sebelum mengembangkannya pada tulisan skripsi nanti.

(4) Tidak perlu membuang waktu banyak untuk memperbaiki apa yang telah ditulis yang berisi hal-hal yang tidak lengkap secara mendasar, dan ide-ide yang masih kabur.

Kebijakan mana yang dipilih, bergantung pada bagaimana cara mahasiswa/i belajar dan bekerja serta topik yang dipilih.

3. Memilih Pembimbing Skripsi

Pembimbing skripsi secara resmi memang ditunjuk oleh Sekolah. Namun mahasiswa/i dapat mengusulkan pengajar yang dipilihnya untuk memberikan bimbingan skripsi baginya. Dalam hal ini mahasiswa/i perlu mempertimbangkan bahwa ada pengajar yang :

- Ahli dalam bidang/topik skripsi yang dipilihnya, namun karena satu dan lain hal tidak dapat melaksanakan bimbingannya.

- Tidak ahli dalam topik skripsi yang dipilihnya, namun siap untuk menjadi pembimbing.

- Ahli dalam topik skripsi yang dipilihnya, juga bersedia serta siap membimbing. Bila ini yang terjadi, beruntunglah mahasiswa/i.

Ada dua macam gaya dasar dari pembimbing skripsi :

a. Gaya suportif : memberikan dukungan moral dan semangat, serta nasehat. Mereka tidak memberikan ide-ide mereka sendiri, lebih banyak mendengarkan ide-ide mahasiswa/i. b. Gaya kritikal : memberikan tanggapan-tanggapan kritis demi kebaikan diri

23

Page 24: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

mahasiswa dan demi menghasilkan karya yang berkualitas.

Situasi terbaik adalah bila mahasiswa/i memperoleh pembimbing yang suportif tetapi mahasiswa/i juga meminta dia untuk memberikan tanggapan kritis. Idealnya : pembimbing bersedia memberi tanggapan kritis namun mahasiswa/i sendiri meminta hal tersebut secara teratur.

Secara teknis, tanggung jawab pembimbing adalah memberikan tanggapan-tanggapan ilmiah terhadap penulisan skripsi mahasiswa, agar akhirnya layak untuk diujikan. Dalam pembimbingan tersebut, pembimbing tentunya akan melaporkan sejauhmana kemajuan mahasiswa/i dalam penulisan skripsi kepada sekolah, khususnya apabila timbul masalah di mana mahasiswa tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya untuk dibimbing sehingga pembimbingan hampir tidak pernah diadakan. Tentu saja pembimbingan dapat lebih intensif dan bermanfaat apabila pembimbing dan mahasiswa/i dapat saling bekerjasama dengan sebaik-baiknya.

Perlu diingat, tugas pembimbing skripsi sebagaimana telah dijelaskan di atas mempunyai makna bahwa pembimbing tidak bertanggung jawab atas :

a. Kualitas skripsi tersebut. Mahasiswa/i tidak bisa menuntut untuk pasti memperoleh nilai A atau B misalnya. Yang bisa diharapkan adalah bila pembimbing merekomendasi untuk skripsi tersebut bisa diujikan, berarti pembimbing memiliki keyakinan bahwa skripsi tersebut pasti bisa lulus minimal dengan nilai C.

b. Editing, gaya penulisan, teknis penulisan, ataupun pemeriksaan draft skripsi mahasiswa/i.

c. Ketepatan waktu penyelesaian skripsi mahasiswa/i.d. Pemberian penjelasan isi sebuah buku tertentu demi memperluas bahan

bacaan tambahan bagi mahasiswa/i.

Seringkali terjadi kesepian intelektual saat mahasiswa/i tidak dapat mendiskusikan ide-idenya dengan orang-orang lain. Selain pembimbing skripsi, ada beberapa jalan keluar :

(1) Mengambil mata kuliah tertentu yang relevan sebagai pelengkap.(2) Memberikan seminar atau kuliah khusus tentang topik skripsi tersebut dalam

kesempatan tertentu.(3) Mengunjungi seminar atau konferensi-konferensi.(4) Menjadi sahabat dengan orang-orang yang sebidang.

4. Memilih Metode Riset

Ada beberapa pilihan dalam metode riset untuk penulisan sebuah skripsi yang sebenarnya amat ditentukan oleh topik penelitian skripsi tersebut :

a. Hermeneutikal (Literatur)Memeriksa berbagai interpretasi yang konflik satu dengan yang lain terhadap sebuah konsep atau bacaan yang sama.

24

Page 25: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

Contoh : Bagaimana kata-kata Tuhan Yesus : “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini” kita mengerti seharusnya ?

b. Hermeneutikal (Berdasar pada isue)Analisis logika terhadap berbagai argumen yang saling bertentangan di sekitar sebuah debat atau isue tertentu.Contoh : Dari berbagai argumen yang pro dan kontra tentang euthanasia, manakah yang paling konsisten ?

c. Eksegetical, termasuk perhatian tentang Teologi Alkitab (Perjanjian Lama & Perjanjian Baru) penulis.Meneliti berbagai bagian atau pokok dari Alkitab dengan metode-metode eksegese yang perlu diterapkan.Contoh : Ungkapan-ungkapan “bahagia” sebagai contoh pemberitaan Yesus menurut kesaksian Injil Matius (Matius 5:3-12). Pengertian tentang langit dan Surga dalam Alkitab (Shamayim dalam Perjanjian Lama dan Ouranos dalam Perjanjian Baru).

d. Phenomenologik; memahami dunia sebagaimana ia dilihat oleh orang-orang lain.Contoh : bagaimana dan apa yang orang pahami tentang Allah ?

e. Empirisme; mengumpulkan data sebagai cara untuk menguji sebuah data secara langsung.Contoh : atas dasar teori x, seharusnya ada korelasi yang kuat antara persembahan jemaat dan pemahaman tentang penatalayanan. Hal ini kemudian diperiksa apakah dapat diverifikasi atau ditolak.

f. Studi Banding (Longitudinal) ; membandingkan dua atau lebih orang, masyarakat, teori, sistim sosial, kebijakan, dan sebagainya, pada periode sejarah yang sama, yang telah didefinisikan.Contoh : kebijakan-kebijakan mengenai pendidikan agama Kristen di sekolah-sekolah negeri di Indonesia pada periode 1960 – 1990.

g. Studi Banding (Latitudinal); membandingkan dua fenomena yang serupa melewati dua atau lebih periode sejarah.Contoh : Sebuah perbandingan antara teologi perasaan Schleiermacher dengan aliran Kharismatik Kontemporer.

h. Studi Kasus; sebuah pemeriksaan mendalam terhadap sesuatu kejadian khusus.Contoh : Seseorang khusus : biografi. Suatu dilema etis yang khusus : Kasus.

25

Page 26: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN II - CONTOH HALAMAN DEPAN

( 10 spasi tunggal dari tepi atas )

DAMPAK GLOBALISASI DALAM HIDUP BERIMANJKI KELUARGA KERAJAAN SALATIGA

(3 spasi tunggal)

(3 spasi tunggal)

SKRIPSIDiajukan Kepada Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala Untuk memenuhi

Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teologi

( 5 spasi tunggal )

Oleh:TIMOTIUS SUPRAPTO

NIRM : 1234567890

(5 spasi tunggal)

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SANGKAKALAGETASAN – KABUPATEN SEMARANG

(1 spasi tunggal)Agustus 2010

26

Page 27: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN III : CONTOH BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa Bagus SetyadiN.I.R.M. 07311289Jurusan TeologiKonsentrasi TeologiDosen Pembimbing 1 Pdt. Drs. Soegiharto, M.Th.Judul Skripsi Pola Pendampingan Pastoral di Rumah Sakit Panti Wilasa Dokter Cipto

Semarang

No Tanggal Keterangan Bimbingan Paraf Mahasiswa

Paraf Pembimbing

1

2

3

4

5

6

7

8

9

27

Page 28: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN IV : CONTOH LEMBAR PERNYATAAN

( 7 spasi ganda dari tepi atas kertas )

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya, TIMOTIUS SUPRAPTO menyatakan bahwa SKRIPSI yang

berjudul DAMPAK GLOBALISASI DALAM HIDUP BERIMAN JKI KELUARGA

KERAJAAN SALATIGA adalah asli karya tulis saya sendiri (bukan plagiarisme) dan

semua sumber yang saya pakai atau kutip telah ditunjukkan, serta disebutkan dalam

Daftar Pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa SKRIPSI ini merupakan

plagiarisme, maka gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh bersedia dicabut

kembali.

( 5 spasi ganda )

Getasan, 29 November 2010

(Timotius Suprapto)

28

Page 29: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN V: CONTOH LEMBAR PENGESAHAN DOSEN

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN

Skripsi dengan judul:

DAMPAK GLOBALISASI DALAM HIDUP BERIMAN JKI KELUARGA KERAJAAN SALATIGA

Telah diajukan dan dipertahankan oleh:

TIMOTIUS SUPRAPTO (1234567890)

Dalam ujian Skripsi Program Studi TeologiSekolah Tinggi Teologi Sangkakala untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Teologi (S.Th.)

pada Rabu, 12 September 2012.

Pembimbing I Pembimbing II

Pdt. Drs. Soegiharto, M.Th. Pdt. Stefanus Suheru, M.A., M.Th.

Penguji : Tanda tangan

1. Pdt. Drs. Soegiharto, M.Th. : ______________________

2. Fibry Jati Nugroho, M.Si. : ______________________

3. Chlaodhius Budhianto, M.Si : ______________________

29

Page 30: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN VI : CONTOH LEMBAR PENGESAHAN LEMBAGA PENDIDIKAN

( 7 spasi ganda dari tepi atas kertas )

Setelah memeriksa dan meneliti secara seksama serta mengetahui seluruh proses penelitian dan cara penyusunan skripsi yang dilakukan oleh TIMOTIUS SUPRAPTO yang berjudul DAMPAK GLOBALISASI DALAM HIDUP BERIMAN JKI KELUARGA KERAJAAN SALATIGA maka dengan ini dinyatakan bahwa skripsi ini diterima dan disahkan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar SARJANA TEOLOGI dari SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SANGKAKALA .

( 5 spasi ganda )

Diterima dan disahkan pada tanggal15 Oktober 2012

( 6 spasi ganda )

Ketua Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala

(Pdt. Adi Sutanto, M.Div., M.Th., D.Miss.)

30

Page 31: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN VII : CONTOH HALAMAN DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN PERNYATAANHALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBINGHALAMAN PENGESAHAN LEMBAGA PENDIDIKANKATA PENGANTAR ivDAFTAR ISI vDAFTAR TABEL viiiDAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang Masalah 1B. Rumusan Masalah 2C.Tujuan 6D. Pentingnya Penelitian 8E. Hipotesis 10F. Ruang Lingkup 11G. Definisi Istilah 12

BAB II PEMBANGUNAN PEDESAAN TERPADU 14A. Lima Aspek Pembangunan di Wilayah 14 1. Potensi Desa 14 2. Keadaan Penduduk 15 3. Kepemimpinan Pembangunan 16 4. Pemanfaatan Pelaksanaan Pemerintah dan Pelayanan Swasta

17

5. Kesejahteraan Warga Desa 17

B. Tujuan Pembangunan Pedesaan Terpadu 18C. Mekanisme Pembangunan di Tingkat Desa 20

BAB III KEADAAN UMUM KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO SURAKARTA

24

A. Tinjauan Umum Keadaan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo Surakarta

24

1. Keadaan Alam 24 2. Keadaan Penduduk 26 3. Keadaan Sarana, Prasarana dan Pelayanan 27 4. Keadaan Sosial Ekonomi 28 5. Industri dan Kerajinan 29B. Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang 31 1. Wilayah untuk Pengembangan Industri dan Pemukiman

31

2. Wilayah untuk Pengembangan Holtikultura 32

31

Page 32: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

BAB IV PEMBANGUNAN PEDESAAN TERPADU DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO SURAKARTA 35A. Identifikasi Pelaksanaan Pembangunan di Tingkat Desa 35B. Faktor-faktor Penunjang Pembangunan di Tingkat Desa 38 1. Potensi Desa 38 2. Swadaya Masyarakat Desa 40 3. Kepemimpinan Masyarakat Desa 42 4. Pelayanan Pemerintah dan Swasta 44 5. Kesejahteraan Warga Masyarakat Desa 47C. Hubungan antara Faktor-faktor 50 1. Hubungan Potensi Desa dengan Kesejahteraan 50 2. Hubungan Tingkat Swadaya dengan Kesejahteraan 52 3. Hubungan Kepemimpinan dengan Kesejahteraan 54 4. Hubungan Pemanfaatan Pelayanan dengan Kesejahteraan 56D. Beberapa Masalah yang dihadapi 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61A. Kesimpulan 61B. Saran-saran 63

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 64

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 67

32

Page 33: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN VIII : CONTOH HALAMAN DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL

1. Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatan …………………………. 50

2. Jumlah Angkatan Kerja di Kecamatan Baki Tahun 1990 sampai 1995 ….. 51

3. Banyaknya Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya ……………………... 54

33

Page 34: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN IX : CONTOH DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar :

1. Peta Wilayah Kecamatan Baki …………………………………………… 63

2. ………………………………..

3. ………………………………..

34

Page 35: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN X : PENOMORAN ALFABETIK

Contoh urutan penomoran :

Penomoran Alfabetik :

I.

II.

A.

B.

1.

a.

(i)

(a)

(b)

(ii)

b.

2.

C.

III.

Penomoran Desimal:

1.

2.

2.1

2.1.1

2.1.1.1

2.1.1.1.1

2.1.1.1.1.1

2.1.1.1.1.2

2.1.1.1.2

2.1.1.2

2.1.2

2.2

3.

35

Page 36: Pedoman Penulisan Skripsi_revised

Pedoman Penulisan Skripsi STT Sangkakala

LAMPIRAN XI : Penilaian Ujian Skripsi

PENILAIAN UJIAN SKRIPSI

I. Materi Skripsi 40 %

1. Konsistensi Logis Materi2. Keaslian, Bobot Analisis serta Bahan Acuan3. Metode Penulisan

II. Sistematika, Tata Tulis dan Bahasa 30 %

1. Sistematika2. Tata Tulis3. Bahasa

III. Presentasi 30 %

1. Kedalaman dan Penguasaan materi2. Ketepatan dan kelancaran menjawab

36