Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD dr. Soetomo Surabaya 2010
PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH dr. Wihasto Suryaningtyas, SpBS
ii | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN BEDAH SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA – RSUD DR. SOETOMO, SURABAYA
dr. Wihasto Suryaningtyas, SpBS
Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD dr. Soetomo
Surabaya 2010
iii | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Kata Pengantar
Menulis artikel atau karya ilmiah memerlukan suatu ketrampilan khusus. Dalam suatu institusi yang bergerak dalam aliran akademik dan ilmiah, adalah sesuatu yang mutlak bahwa seseorang yang berjalan dalam koridor institusi tersebut mempunyai kemampuan untuk menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan yang mempunyai bobot ilmiah. Dalam skala pendidikan kedokteran, menulis mempunyai tempat yang penting. Tulisan yang rutin dilakukan oleh seorang peserta didik di bidang kedokteran adalah menulis di dalam suatu rekam medik. Walaupun rutinitas itu setiap hari dilakukan, tetapi belum menjamin seseorang akan dapat menulis dan menuangkan gagasannya dalam suatu tulisan yang sistematis. Buku ini membantu mereka yang ingin menulis suatu tulisan ilmiah baik berupa penelitian, laporan kasus, maupun tinjauan pustaka. Banyak tatacara atau sistematika yang ditawarkan atau disajikan oleh beberapa institusi, yang masing‐masing mempunyai ciri khas sendiri. Ini adalah salah satu sistematika yang dipakai oleh Departemen Bedah Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD dr. Soetomo, yang mengacu pada tata cara penulisan karya ilmiah di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan Biro Pasca Sarjana Universitas Airlangga serta beberapa sumber lain. Walaupun panduan ini tidak lantas menjadikan seseorang mahir menulis, tetapi paling tidak yang bersangkutan memperoleh ide awal tentang sistematika yang dipakai dalam menuangkan gagasannya. Ada beberapa ruang lingkup yang belum disentuh dalam buku ini antara lain tatacara penggunaan bahasa tulis baku, penggunaan bahasa tulis yang efisien dan efektif dan tidak menimbulkan persepsi ganda, serta beberapa ragam tulis ilmiah lain. Semoga buku ini dapat menjadi pijakan awal bagi penulis dan peserta didik yang akan menulis karya tulis ilmiahnya yang tidak hanya terbatas untuk kalanagan peserta didik spesialis bedah saraf tetapi juga mahasiswa dan staf atau dosen. Ketua Departemen Ilmu Bedah Saraf
Prof. Dr. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS
iv | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN BAB II. KETENTUAN UMUM TENTANG TATACARA PENULISAN BAB III. SISTEMATIKA PENULISAN USULAN (PROPOSAL) KARYA AKHIR/
PENELITIAN BAB IV. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN KARYA AKHIR/ PENELITIAN BAB V. SISTEMATIKA PENULISAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN (REFERAT) BAB VI. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN KASUS DAN LAPORAN KASUS
SERIAL BAB VII. PEDOMAN PENULISAN KEPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
BAB I PENDAHULUAN
Karya Tulis ilmiah apapun jenisnya adalah suatu “kelengkapan” seorang profesional yang tidak dapat ditawar lagi. Kemajuan ilmu pengetahuan, perkembangan dunia publikasi yang begitu pesat memberikan tanah yang subur bagi para penulis untuk berbagi dengan yang lain. Dalam dunia kedokteran sendiri saat ini berkembang pesat pendekatan evidencebased medicine. Suatu pendekatan terapeutik maupun diagnostik yang berdasarkan bukti. Bukti tersebut didapat dari hasil penelitian dan telaah baik yang dilakukan sendiri dengan suatu metode ilmiah yang baku maupun membuat suatu kolam kumpulan bukti dan dianalisis sesuai dengan tatacara analisis yang disebut sebagai meta‐analisis. Untuk dapat melakukan itu semua, harus dimulai sejak awal kebiasaan untuk menuliskan semua “bukti” yang didapatkan baik secara laboratoris maupun bedside dengan cara menuliskannya di rekam medis, yang pada gilirannya akan jadi catatan bukti terbaik yang dapat dianalisis dan dipelajari dikemudian hari. Tetapi kemampuan menulis rekam medis tidak menjamin sesorang dokter akan juga menjadi ahli dalam menyampaikan suatu gagasan, hasil penelitian, atau laporan tentang suatu kasus dalam suatu tulisan ilmiah yang menarikdan dapat mengundang orang untuk membaca dan belajar darinya. Kemampuan ini harus diasah melalui berbagai tahapan mulai dari menulis tinjauan pustaka, laporan kasus, laporan kasus serial, hingga penelitian orisinal. Apa yang didapat secara teoritis tidak menjamin sesorang langsung dapat membuat tulisan yang bagus dan layak untuk diterbitkan. Ini membutuhkan upaya dan latihan yang terus menerus, membiasakan untuk menelaah naskah yang pernah diterbitkan dan mengenali gaya tulisan yang menarik untuk dibaca. Untuk itulah latihan ini perlu “dipaksakan” kepada mereka yang sedang belajar untuk menjadi profesional, sebut mereka: dokter dan dokter spesialis, sebagai salah satu kewajiban yang harus ditunaikan selama pendidikan. Panduan ini lebih bersifat panduan redaksional yang diharapkan dapat menuntun mereka untuk membuat tulisan ilmiah yang tertata rapi dan memenuhi kaidah tatacara penulisan yang baku. Sistematika yang dibakukan untuk penulisan karya tulis ilmiah disampaikan dalam panduan ini. Masih banyak hal yang tidak tersentuh dalam panduan ini antara lain penggunaan bahasa tulis yang baik, cara menuangkan ide atau tulisan dengan cara yang singkat, padat, lepas dari pengaruh dialektika tetapi tidak menimbulkan persepsi ganda, dan banyak hal lagi yang memang bukan kapasitas panduan ini. Tentang bahasa tulis yang baik akan disampaikan dalam kesempatan atau panduan yang lain.
2 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG TATACARA PENULISAN
Kesepakatan umum tentang tatacara penulisan meliputi ukuran dan batas tepi kertas, penulisan format halaman, format dan besar huruf, spasi, tanda baca, pembuatan daftar, penggunaan bahasa asing dalam bahasa tulis dan hal‐hal yang berkaitan dengan penampilan dan karakter penulisan. A. Ukuran dan Tepi Kertas Ukuran kertas yang disepakati untuk suatu tulisan ilmiah adalah ukuran kertas internasional A4 (210 mm x 297 mm). Batas tepi atas badan tulisan adalah 2,5 cm dari tepi atas kertas; batas bawah badan tulisan adalah 2,5 cm dari tepi bawah kertas; batas kanan badan tulisan adalah 2,5 cm dari tepi kanan kertas; dan batas kiri badan tulisan adalah 3 cm dari tepi kiri kertas Tulisan hanya terdapat pada salah satu muka dari kertas, dan tidak ditulis pada kedua muka kertas (bolak‐balik). B. Format Halaman dan Tanda Baca Penulisan format halaman mengikuti kaidah penulisan umum karya tulis ilmiah, yaitu:
1. Jenis huruf untuk penulisan halaman adalah Times New Roman standar (bukan bold atau italic) ukuran 12 point.
2. Jenis huruf untuk badan tulisan adalah Times New Roman standar (bukan bold atau italic) ukuran 12 point dengan spasi ganda (2 spasi).
3. Penulisan BAB adalah dengan angka romawi (I, II, III, IV, dst) dgn jenis huruf Times New Roman bold ukuran 12 point. Keterangan Bab (Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, dst) diletakkan di bawah tulisan BAB dengan jenis huruf yang sama dengan tulisan BAB.
4. Sub‐bab dan sub‐sub‐bab dan hirarki berikutnya ditulis dengan format 1.1. Latar Belakang
1.1.1. Latar belakang Sejarah 1.1.1.1. Latar Belakang Sejarah sebelum Masehi, dst
5. Halaman sampul depan tidak diberi nomor halaman. 6. Halaman pertama adalah halaman judul dalam. Walaupun halaman judul
dalam dianggap halaman pertama, tetapi nomor halaman tidak perlu dicantumkan pada halaman judul depan.
7. Halaman kedua adalah halaman persetujuan atau halaman pengesahan yang berisi tanda tangan pembimbing. Format halaman ditulis dengan angka romawi kecil (ii), dan diletakkan di posisi tengah (center) pada bagian bawah halaman (footer).
3 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
8. Halaman berikutnya mengikuti format angka romawi kecil dengan posisi yang sama dengan poin 3 (iii, iv, v,...dst). Penulisan format ini digunakan untuk “Bagian Awal” dari dokumen karya tulis ilmiah, yang terdiri dari daftar isi, daftar lampiran, daftar singkatan, daftar tabel, kata pengantar, dan seterusnya yang termasuk “Bagian Awal”.
9. Pada “Bagian Isi” karya tulis ilmiah, yang diawali dengan “BAB I Pendahuluan”, format halaman berubah menggunakan angka arab (1,2,3,4 dst). Format penomoran halaman pertama setiap bab diletakkan di bawah tengah dari halaman, halaman kedua dari bab diberi nomor halaman di pojok kiri bawah halaman. Contoh: BAB I, halaman 1 dituliskan di bawah tengah, halaman 2 ditulis di pojok kiri bawah. BAB II, halaman pertama bab adalah halaman 3 ditulis ditulis di tengah bawah, halaman 4 dan selanjutnya hingga akhir BAB II diletakkan di pojok kiri bawah.
10. Lampiran dan Daftar Pustaka, mengikuti cara penomoran halaman sesuai poin 5, kecuali semua halaman, tidak peduli halaman pertama atau bukan, semua diletakkan di pojok kiri bawah. Untuk lampiran yang berupa surat (Surat Kelaikan Etik, dsb) tetap dihitung sebagai 1 halaman, tetapi tidak perlu dituliskan nomor halaman, dan halaman setelahnya mengikuti urutan penomoran halaman.
11. Untuk pembuatan daftar di dalam badan tulisan tidak diperbolehkan menggunakan simbol atau bentuk (bullet), misal:
• A • B • C • D
Tetapi harus menggunakan angka, misal: 1. A 2. B 3. C 4. D
C. Penggunaan Simbol Simbol dalam penulisan karya tulis ilmiah tidak jarang digunakan, baik simbol matematika maupun huruf Yunani. Diperbolehkan menggunakan simbol‐simbol yang memang tidak dapat digantikan atau merupakan nama dari suatu molekul, atom, zat, bahan atau produk, dsb.
D. Penggunaan Singkatan Singkatan seringkali digunakan untuk memperingkas penulisan dari suatu istilah yang panjang dan digunakan berulang‐ulang. Singkatan hendaknya dituliskan di dalam badan tulisan saat istilah tersebut pertama kali digunakan, dan ditulis di belakang istilah yang disingkat dan diletakkan di dalam kurung.
4 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Singkatan yang digunakan juga harus dituliskan di dalam Daftar Singkatan. Untuk singkatan dalam bahasa asing, ditulis dengan huruf miring pada saat pertama kali, dan selanjutnya ditulis dengan huruf tegak biasa pada penggunaan berikutnya. Untuk singkatan yang umum digunakan seperti dkk., dll., dst., tidak perlu mengikuti aturan di atas, dan dapat digunakan sesuai ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
E. Penggunaan Bahasa Asing Karya tulis ilmiah sangat sering menggunakan kata‐kata asing, baik bahasa latin, inggris, atau bahasa asing lainnya, yang seringkali akan menyulitkan bila harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Untuk istilah yang sulit diterjemahkan, diperbolehkan untuk digunakan dalam bahasa aslinya, dan harus selalu ditulis dengan cetak miring di sepanjang karya tulis, kecuali bila disingkat (lihat poin D. Penggunaan Singkatan).
F. Pembuatan Tabel Tabel adalah komponen penunjang yang memperjelas isi karya tulis ilmiah. Format umum penulisan tabel adalah sebagai berikut:
1. Garis pada tabel adalah hanya garis paling atas, garis paling bawah, dan garis dalam yang membatasi baris keterangan tabel dengan isi tabel. Garis selain itu tidak dijinkan, kecuali bila tabel sangat panjang hingga beralih atau memerlukan lebih dari satu halaman.
2. Baris keterangan tabel ditulis dengan huruf Times New Roman bold ukuran 10 point dan spasi 1,5. Isi tabel menggunakan huruf Times New Roman ukuran 10 point dan spasi 1,5.
3. Keterangan atau nama tabel diletakkan di atas dan didahului dengan angka bab dimana tabel berada. Misal, tabel kedua dari BAB III, maka nomor tabel adalah Tabel 3.2..
4. Bila tabel berisi kode atau singkatan, maka herus diberi keterangan untuk kode atau singkatan yang bersangkutan di bagian bawah tabel dengan huruf Times New Roman ukuran 10 point dan spasi 1,5.
5. Tabel yang dikutip dari artikel lain harus disebutkan asalnya dengan menyebutkannya sebagai kutipan di bagian bawah tabel, dan asal kutipan ini harus dicantumkan di daftar pustaka. Contoh penulisan tabel:
Table 3.6. List of first, second and third attended physicians
Contact GP Pediatrician Opht Neurologist Neurosrg other 1st 25% 35% ‐ 20% 20% ‐ 2nd ‐ 3% 6% 6% 61% 3% 3rd ‐ ‐ ‐ ‐ 19% ‐
GP: General Practitioner; Opht: ophtalmologist ; Neurosrg: neurosurgeon
5 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
G. Penggunaan Gambar, Grafik, Skema, Foto, dan Media Visual Lainnya
Media visual seperti gambar sering digunakan untuk memperjelas maksud suatu tulisan ilmiah. Setiap media visual harus diberi keterangan yang jelas dan diletakkan tepat di bawah gambar atau media visual yang digunakan menggunakan huruf Times New Roman ukuran 10 point dan spasi 1,5. Pemberian nomor media visual adalah menggunakan angka arab, dan tidak perlu menyebutkan bab, tetapi berurutan sesuai urutan keluarnya gambar di keseluruhan karya tulis (misal, Gambar 2, Grafik 2......). Penggunaan media visual yang merupakan salinan atau kutipan dari artikel atau tempat lain tetap harus mengacu pada penghormatan hak atas kekayaan intelektual dengan menyebutkan dari mana kutipan tersebut berasal. Penulisan kutipan diletakkan di bawah keterangan gambar dan harus disebutkan di Daftar Pustaka.
6 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
BAB III SISTEMATIKA PENULISAN USULAN (PROPOSAL) KARYA AKHIR/ PENELITIAN Setelah mempelajari tentang ketentuan umum yang bersifat global pada bab sebelumnya, pada bab ini disampaikan ketentuan atau sistematika penulisan dan penjelasan singkat tentang masing‐masing bab. Kerangka Usulan (Proposal) Karya Akhir/ Penelitian A. BAGIAN AWAL
1. Halaman Sampul Depan 2. Halaman Judul Dalam 3. Halaman Persetujuan 4. Halaman Daftar Isi 5. Halaman Daftar Lampiran 6. Halaman Daftar Singkatan (bila ada) 7. Halaman Daftar Tabel (bila ada) 8. Halaman Daftar Gambar (bila ada)
B. BAGIAN INTI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian 4.3. Populasi Sampel, dan Besar Sampel Penelitian 4.4. Kriteria Inklusi, Eksklusi dan Drop‐out 4.5. Variabel Penelitian 4.6. Definisi Operasional 4.7. Alur Penelitian 4.8. Prosedur Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Penelitian
4.9. Cara Pengolahan dan Analisis Data
C. BAGIAN AKHIR 1. Daftar Pustaka 2. Lampiran
a. Jadwal Kegiatan b. Rencana Anggaran c. Lembar Pengumpul Data d. Lembar Informed Consent (bila ada)
7 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
A. BAGIAN AWAL
1. Halaman Sampul Depan Halaman sampul depan mengikuti ketentuan umum pada BAB II dan dicetak di atas kertas berwarna hijau. Semua tulisan di halaman depan menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 point (boleh bold atau tidak) dengan spasi 1,5. Urutan penulisan dari atas ke bawah adalah sebagai berikut: Usulan Karya Akhir/ Penelitian, judul karya akhir, lambang Universitas Airlangga, nama peserta didik, nama pembimbing, kalimat “BAGIAN/ SMF ILMU BEDAH SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RUMAH SAKIT UMUM DR. SOETOMO SURABAYA, tahun penelitian diajukan”. Contoh halaman sampul depan dapat dilihat pada lampiran.
2. Halaman Sampul Dalam Halaman ini sama dengan halaman sampul depan hanya saja dicetak di atas kertas putih biasa ukuran A4.
3. Halaman Persetujuan Halaman ini memuat tulisan dengan urutan dari atas ke bawah: : tulisan “Usulan Karya Akhir/ Penelitian”, judul penelitian, nama peneliti/ peserta didik, nama pembimbing 1, pembimbing 2 (bila ada), pembimbing 3 (bila ada).
4. Halaman Daftar Isi Daftar ini berisi semua bagian dari karya tulis, mulai lembar judul dalam hingga lampiran lengkap dengan nomor halaman dimana bab tersebut berada. Bab dan Sub‐bab ditulis lengkap hingga level 3 (1.1.1).
5. Halaman Daftar Lampiran Halaman Lampiran ditulis dengan urutan angka arab Lampiran 1, Lampiran 2, dst.
6. Halaman Daftar Singkatan (bila ada) 7. Halaman Daftar Tabel (bila ada) 8. Halaman Daftar Gambar (bila ada)
B. BAGIAN INTI
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan adalah bagian awal terpenting yang menentukan apakah karya tulis yang ditulis akan menarik perhatian atau tidak. Menulis pendahuluan karya tulis ilmiah tidak serumit menulis novel, tetapi membutuhkan kecermatan dan kemampuan pemakaian bahasa yang lugas. Beberapa tips tentang menulis pendahuluan adalah:
a. Buatlah dengan bahasa yang sederhana, lugas dan singkat. b. Tidak perlu menjelaskan masalah atau literatur yang tidak ada kaitan
langsung dengan apa yang akan kita teliti.
8 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
c. Sampaikan dengan bahasa yang singkat mengapa penelitian ini harus dilakukan.
d. Mencakup apa yang pernah dilakukan peneliti lain pada subyek yang ingin kita teliti, dan jelaskan secara singkat mengapa penelitian anda mempunyai nilai lebih dibanding penelitian sebelumnya.
1.1. Latar belakang Latar belakang terutama bertujuan untuk menjelaskan tujuan dari penelitian. Data tentang penelitian yang pernah dibuat sebelumnya disampaikan secara terarah dan dengan fokus serta dosis yang sesuai sehingga tidak terkesan berlebihan dan hanya sekedar memperbanyak kata‐kata di dalam pendahuluan. Hal‐hal yang tidak berkaitan langsung harus dihindari agar pembaca tidak harus mencari sendiri masalah yang harus dihindari. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dibuat dalam satu kalimat yang ditampilkan dalam bentuk kalimat pertanyaan. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian harus sesuai dengan rumusan masalah yang dihadapi dan ditulis sebagai Tujuan Umum dan Tujuan Khusus. 1.4. Manfaat Penelitian Jelaskan nilai tambah dan manfaat peneilitian yang dilakukan baik dari segi akademik dan klinis praktis serta manfaat untuk masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka berisi teori pendukung yang akhirnya mengarah ke kerangka konseptual. Tujuan tinjauan pustaka adalah memberikan acuan bahan bacaan yang jelas tentang hal yang kita teliti yang tidak dapat dijabarkan secara lebih detil di bagian Pendahuluan. Ditulis secara rumut dan sistematis dan setiap kalimat kutipan harus dipertanggungjawabkan dan dapat ditelusuri kembali dengan menuliskan sumber maupun validitas materi yang dikutip. Metode penulisan kutipan menggunakan Harvard Referencing Style yang tatacaranya dapat dilihat di BAB VII Pedoman Penulisan Kepustakaan. BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS Kerangka konseptual berisi pemikiran deduktif peneliti yang berupa abstraksi, ekstrapolasi, dan sintesis suatu teori. Kerangka ini berupa suatu alur yang memuat persepsi penulis terhadap berbagai teori yang dikemukakan di dalam tinjauan pustaka sebagai upaya untuk menjawab pertanyaan yang tertuang di rumusan masalah. Kerangka ini ditampilkan dalam bentuk bagan yang dilengkapi dengan narasi yang menjelaskan tentang bagan tersebut.
9 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Hipotesis adalah proposisi atau praduga ilmiah yang dapat diukur dan dilandasi oleh kerangka konseptual. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Kebenaran hipostesis inilah yang diuji melalui proses penelitian yang akan dilaksanakan. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian 4.3. Populasi Sampel, dan Besar Sampel Penelitian 4.4. Kriteria Inklusi, Eksklusi dan Drop‐out 4.5. Variabel Penelitian 4.6. Definisi Operasional 4.7. Alur Penelitian 4.8. Prosedur Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Penelitian 4.9. Cara Pengolahan dan Analisis Data
C. BAGIAN AKHIR
1. Daftar Pustaka Daftar Pustaka sedapat mungkin menggunakan kepustakaan terbaru yang berusia 3‐ 5 tahun sebelum karya akhir ditulis. Untuk karya akhir sebaiknya komposisi kepustakaan disesuaikan dengan proporsi karya tulis ilmiah penelitian, yaitu: a. Minimal 70% berupa artikel dari jurnal ilmiah b. Selebihnya 30% berasal dari buku teks, website, atau yang lain.
2. Lampiran
a. Jadwal Kegiatan b. Rencana Anggaran c. Lembar Pengumpul Data d. Lembar Informed Consent (bila ada)
10 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN KARYA AKHIR/ PENELITIAN
Kerangka Usulan (Proposal) Karya Akhir/ Penelitian A. BAGIAN AWAL
1. Halaman Sampul Depan 2. Halaman Judul Dalam 3. Halaman Persetujuan 4. Halaman Kata Pengantar yang berisi ucapan terima kasih 5. Halaman Abstrak (bahasa Inggris) 6. Halaman Ringkasan (bahasa Indonesia) 7. Halaman Daftar Isi 8. Halaman Daftar Lampiran 9. Halaman Daftar Singkatan (bila ada) 10. Halaman Daftar Tabel (bila ada) 11. Halaman Daftar Gambar (bila ada) 12. Halaman Daftar Lampiran
B. BAGIAN INTI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian 4.3. Populasi Sampel, dan Besar Sampel Penelitian 4.4. Kriteria Inklusi, Eksklusi dan Drop‐out 4.5. Variabel Penelitian 4.6. Definisi Operasional 4.7. Alur Penelitian 4.8. Prosedur Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Penelitian 4.9. Cara Pengolahan dan Analisis Data BAB V HASIL PENELITIAN BAB VI PEMBAHASAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN C. BAGIAN AKHIR
1. Daftar Pustaka 2. Lampiran
a. Jadwal Kegiatan Aktual b. Anggaran Penelitian Aktual
11 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
c. Lembar Pengumpul Data d. Lembar Informed Consent (bila ada) e. Foto kegiatan laboratorium dan hasil Histopatologis (bila ada) f. Hasil Pengolahan statistik
Secara prinsip tatacara penulisan Laporan Hasil Karya Akhir/ Penelitian hampir sama dengan Usulan Karya Akhir. Beberapa perubahan dikenakan pada beberapa bagian, antara lain: Halaman Sampul Depan, Halaman Judul Dalam, dan halaman persetujuan. Pada bagian tersebut semua kata “USULAN” diganti dengan Kata “KARYA AKHIR”. Pada bagian awal laporan karya akhir terdapat dua hal penting, yaitu Abstrak dan Ringkasan. Keduanya sedikit berbeda, dan dijelaskan pada bagian lain di bab ini. Pada laporan hasil karya akhir/ penelitian ini, ada tambahan tiga bab yang tidak ada pada usulan karya akhir, yaitu: BAB HASIL, BAB PEMBAHASAN, dan BAB KESIMPULAN DAN SARAN. ABSTRAK Abstrak adalah ringkasan singkat, padat, dan jelas tentang penelitian yang dilakukan oleh peneliti berikut hasil dan kesimpulan yang dituangkan dalam suatu sistematika tertentu. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris menggunakan 200 hingga 300 kata yang mewakili penelitian. Tujuan penulisan abstrak adalah untuk memberi gambaran singkat kepada pembaca tanpa mereka harus membaca keseluruhan naskah dari sampul ke sampul. Sistematika umum yang dipakai untuk penulisan abstrak adalah: objective, Methods, Results, Conclusion, dan Keyword. Setiap abstrak laporan karya akhir penelitian harus mengikuti sistematika tersebut. Objective: berisi tujuan dan latar belakang singkat (1 atau 2 kalimat) tentang penelitian yang dilakukan. Methods: berisi metode penelitian yang digunakan, terutama jenis penelitian (Randomized Control Trial, Case Control Study, atau yang lain). Jumlah sampel dan cara randomisasi, cara pengumpulan data, dan cara analisis serta pengolahan statistik. Results: berisi data hasil penelitian yang sesuai dengan hipotesis atau tujuan dari penelitian, termasuk nilai probabilitas hasil olahan statistik, yang disajikan dalam bentuk narasi. Conclusion: sesuai dengan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian. Keyword: berisi kata kunci yang berfungsi terutama bila artikel atau hasil penelitian tersebut diindeks seperti misalnya dalam Index Medicus. RINGKASAN Ringkasan adalah gambaran singkat tentang penelitian tersebut, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka singkat, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan singkat dan kesimpulan. Ringkasan lebih
12 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
panjang daripada abstrak. Ia memungkinkan untuk memuat hingga 700‐1000 kata dan dituliskan dalam bahasa Indonesia. BAB V. HASIL Bab ini berisi hasil‐hasil penelitian yang faktuil dan bukan hasil dari kepustakaan atau kutipan atau persepsi peneliti yang dituangkan dalam bentuk narasi, tabel, grafik, yang diperlukan untuk pembuktian hipotesis. Tata cara penulisan tabel dan grafik dapat dilihat pada bab ketentuan umum tentang tabel dan grafik. Bab ini juga menampilkan hasil olahan statistik yang diperlukan untuk mendukung teori dan dapat menjawab hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Tidak perlu semua hasil statistik ditampilkan, cukup hasil analisis yang dapat menyolong atau merupakan bukti kuat yang dapat menjawab rumusan masalah. BAB VI. PEMBAHASAN Pembahasan berisi analisis rinci tentang data atau hasil yang didapat dikaitkan dengan teori pendukung yang ada untuk menghasilkan suatu jawaban yang bukan lagi hipotesis tetapi telah berubah menjadi tesis. Temuan baru selama penelitian diungkapkan di sini, sekali lagi dengan membandingkannya dengan teori yang telah lebih dulu diteliti oleh peneliti lain. Pembahasan harus bersifat tajam, fokus, dan nantinya dapat dituangkan dalam suatu kalimat kesimpulan. Keterbatasan penelitian juga disampaikan pada bab ini sehingga dapat dimunculkan saran untuk perbaikan. Keterbatasan bukanlah kelemahan dalam tataran kajian ilmiah sehingga kehadirannya tidak perlu ditutup‐tutupi. Bahkan keterbatasan suatu penelitian akan memicu peneliti lain untuk membuat penelitian yang lebih kuat dan berbobot. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran adalah suatu hasil telaah verifikatif yang mengungkapkan jawaban atau tesis dan temuan baru dari rumusan masalah yang dipertanyakan atau diteliti. Saran adalah rekomendasi penerapan hasil penelitian, penyempurnaan penelitian, dan atau merangsang dilakukannya penelitian lain yang berbasis pada hasil atau temuan baru yang dihasilkan dari penelitian tersebut. C. BAGIAN AKHIR
1. Daftar Pustaka Daftar Pustaka sedapat mungkin menggunakan kepustakaan terbaru yang berusia 3‐ 5 tahun sebelum karya akhir ditulis. Untuk karya akhir sebaiknya komposisi kepustakaan disesuaikan dengan proporsi karya tulis ilmiah penelitian, yaitu:
a. Minimal 70% berupa artikel dari jurnal ilmiah b. Selebihnya 30% berasal dari buku teks, website, atau yang lain.
13 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
2. Lampiran a. Jadwal Kegiatan Aktual
Jadwal kegiatan adalah jadwal kegiatan sebenarnya yang telah dilakukan, karena laporan hasil jarya akhir adalah titik akhir dari keseluruhan proses penelitian.
b. Anggaran Penelitian Aktual Anggaran penelitian adalah rekapitulasi anggaran yang benar‐benar terpakai saat penelitian dan dapat dipertanggungjawawabkan secara nyata disertai bukti otentik yang disimpan oleh penulis (tidak perlu dilampirkan di dalam laporan)
c. Lembar Pengumpul Data d. Lembar Informed Consent (bila ada) e. Foto kegiatan laboratorium dan hasil Histopatologis (bila ada)
Untuk kegiatan penelitian yang menggunakan media laboratorium atau hewan coba, ditampilkan proses penelitian mulai dari proses pemeliharaan, teknik operasi, dan hasil foto histopatologis disertai keterangan secukupnya yang singkat dan jelas.
f. Hasil Pengolahan statistik Hasil olahan statistik mentah yang berasal dari program lain seperti SPSS, SAP, dan lainnya harus dilampirkan disini sebagai lempiran.
14 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
BAB V SISTEMATIKA PENULISAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN (REFERAT)
Tinjauan Kepustakaan sedikit berbeda dengan karya tulis ilmiah berupa penelitian atau laporan kasus. Tinjauan Kepustakaan adalah tulisan yang memuat suatu topik tertentu dengan mengacu kepada kepustakaan yang ada dan sedapat mungkin kepustakaan yang dikutip tidak lebih dari 3‐5 tahun dari tahun penulisan tinjauan kepustakaan. Ini untuk menjaga bobot dan kekinian dari topik yang dibahas. Tinjauan kepustakaan sedikit banyak mirip dengan buku teks, hanya saja bila buku teks memuat topik yang lebih luas, maka tinjauan kepustakaan memuat topik yang lebih khusus dan dibahas secara lebih dalam. Tata cara penulisan secara umum sama dengan tatacara umum penulisan, sistematikanya saja yang sedikit berbeda. Sistematika Tinjauan Kepustakaan adalah sebagai berikut: A. BAGIAN AWAL
1. Halaman Sampul Depan 2. Halaman Judul Dalam 3. Halaman Persetujuan 4. Halaman Daftar Isi 5. Halaman Daftar Singkatan (bila ada) 6. Halaman Daftar Tabel (bila ada) 7. Halaman Daftar Gambar (bila ada)
B. BAGIAN ISI
1. Pendahuluan 2. Isi
C. BAGIAN AKHIR
1. Kesimpulan 2. Daftar Pustaka
A. BAGIAN AWAL Bagian awal Tinjauan Kepustakaan mirip dengan pada Karya Akhir, hanya saja kata “Karya Akhir” diganti dengan “Tinjauan Kepustakaan”. B. BAGIAN ISI Bagian isi berbeda dengan karya akhir penelitian. Ini dikarenakan tidak ada kerangka konseptual, metode penelitian, hasil, dan pembahasan seperti pada penelitian.
15 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Pada BAB I PENDAHULUAN, dijabarkan secara singkat tentang tinjauan kepustakaan yang ditulis, dan bersifat sebagai ringkasan isi keseluruhan tinjauan kepustakaan sekaligus menjelaskan mengapa topik yang diangkat ini penting untuk disampaikan. BAB selanjutnya berisi tentang isi tinjauan kepustakaan secara detil dan disusun secara sistematis mulai dari yang dasar dan umum hingga ke fokus pembicaraan. Biasanya dimulai dengan Anatomi dan Fisiologi dari organ yang ingin disampaikan, dilanjutkan dengan gejala klinis, radiologis, laboratorium, dan penangannya. Saat ini dengan semakin majunya ilmu biologi molekuler dan genome, maka adalah suatu prasyarat bahwa topik tersebut juga dimasukkan dalam salah satu bahasan. Kemajuan terapi terbaru atau yang sedang diteliti akan menambah khazanah dan bobot tulisan. Penggunaan gambar, ilustrasi, grafik, dan bagan akan mempermudah pemahaman. Tatacara penulisan media visual ini dapat dilihat di ketentuan umum. C. BAGIAN AKHIR Berisi penutup berupa kesimpulan dan daftar pustaka. Kesimpulan adalah ringkasan sangat singkat yang berisi pesan‐pesan singkat tentang materi yang ditulis. Daftar Pustaka ditulis menggunakan Harvard Referencing Style.
16 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
BAB VI SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN KASUS DAN LAPORAN KASUS SERIAL
Laporan kasus atau kasus serial adalah salah satu yang paling sering ditulis sebagai karya tulis ilmiah dan dipublikasikan di jurnal. Sifat khusus laporan kasus ini adalah harus ada kasus nyata yang ditulis lengkap secara kronologis dan dibahas secara khusus sesuai kepustakaan yang beredar. Karena seringkali kasus yang ditulis adalah hal yang langka atau jarang sekali terjadi, maka pembatasan tahun kepustakaan yang boleh dimasukkan tidak dibatasi, mulai dari kasus yang baru ditemukan dalam 1 tahun terakhir hingga bahkan publikasi yang telah berusia 100 tahun pun bila masih relevan dapat dimasukkan sebagai referensi. Secara umum tatacara penulisan secara umum adalah sama, hanya sistematikanya yang sedikit berbeda. Sistematika penulisan laporan kasus atau kasus serial adalah sebagai berikut: A. BAGIAN AWAL
1. Halaman Sampul Depan 2. Halaman Judul Dalam 3. Halaman Persetujuan 4. Halaman Abstrak (bahasa Inggris) 5. Halaman Daftar Isi 6. Halaman Daftar Singkatan (bila ada) 7. Halaman Daftar Tabel (bila ada) 8. Halaman Daftar Gambar (bila ada)
B. BAGIAN ISI 1. Pendahuluan 2. Laporan Kasus 3. Pembahasan
C. BAGIAN AKHIR
1. Penutup 2. Daftar Pustaka
A. BAGIAN AWAL Bagian awal Laporan Kasus/ Kasus Serial mirip dengan pada Karya Akhir, hanya saja kata “Karya Akhir” diganti dengan “Laporan Kasus” atau “Laporan Kasus Serial”. Abstrak pada laporan kasus tidak berisi urutan seperti pada karya akhir/ penelitian, tetapi cukup menyebutkan kasus apa yang disajikan, mengapa kasus tersebut menarik untuk dikaji, dan pada aspek apakah titik berat pembahasan diletakkan.
17 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
B. BAGIAN ISI Bagian isi berbeda dengan karya akhir penelitian dan Tinjauan Kepustakaan. Ini dikarenakan tidak ada kerangka konseptual, metode penelitian, hasil, dan pembahasan seperti pada penelitian, atau bab tentang gejala anatomi‐fisiologi, gejala klinis dan sebagainya yang ditulis secara detil dan runut. BAB I PENDAHULUAN, dijabarkan secara singkat tentang kasus yang ditulis, dan dijelaskan mengapa topik yang diangkat ini penting untuk disampaikan termasuk insidensnya, apakah karena langka, sulit penanganan atau diagnostiknya, atau baru pertama ditemukan, atau apa saja yang membuat kasus tersebut menarik untuk dikaji. BAB II LAPORAN KASUS/ LAPORAN KASUS SERIAL berisi kasus yang ditampilkan. Untuk kasus tunggal disampaikan secara rinci mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologis, pemeriksaan penunjang lain, diagnosis awal, tatalaksanana yang telah dilakukan, hasilnya dan kemajuan secara kronologis dan perubahan tindakan dari waktu ke waktu. Untuk kasus serial yang kurang dari 10, ditampilkan keseluruhan kasus dalam bentuk yang lebih singkat dengan mengutamakan poin pentingnya saja atau hal yang berkait antara kasus satu dengan yang lain. Kemudian dibuat suatu tabel rekapitulasi seluruh kasus yang mencerminkan gejala atau lab atau radiologis yang spesifik yang ingin dimunculkan oleh penulis. Untuk kasus serial yang menampilkan lebih dari 10 kasus, maka dibuat tabel rekapitulasi seperti kasus serial di atas, dan sebagai ilustrasi kasus, ditampilkan hanya beberapa kasus saja, misal 4 atau 5 kasus spesifik yang ditulis secara singkat dan dapat mewakili keseluruhan pokok bahasan yang ingin dimunculkan. BAB III PEMBAHASAN berisi diskusi yang membandingkan kasus yang ditulis dengan kasus serupa yang pernah dipublikasikan dan dibahas kesamaan dan perbedaan kasus‐kasus tersebut serta membandingkan cara penanganan kasus‐kasus tersebut. Ditampilkan pula apa yang istimewa dari kasus yang ditulis kali ini. Kemajuan ilmu biologi molekuler dan genome termasuk untuk sindrom atau penyakit langka, mensyaratkan bahwa topik tersebut juga dimasukkan dalam salah satu bahasan. Kemajuan terapi terbaru atau yang sedang diteliti akan menambah khazanah dan bobot tulisan. Penggunaan gambar, ilustrasi, grafik, dan bagan akan mempermudah pemahaman. Tatacara penulisan media visual ini dapat dilihat di ketentuan umum. C. BAGIAN AKHIR Berisi penutup berupa kesimpulan dan daftar pustaka. Kesimpulan adalah ringkasan sangat singkat yang berisi pesan‐pesan singkat tentang kasus yang ditulis dan pelajaran apa yang ingin dibagikan oleh penulis kepada pembaca. Daftar Pustaka ditulis menggunakan Harvard Referencing Style.
18 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
BAB VII PEDOMAN PENULISAN KEPUSTAKAAN
Ada banyak sekali ragam tatacara penulisan kepustakaan. Tiap jurnal/ publikasi ilmiah mempunyai gaya (style) yang berbeda‐beda tergantung acuan yang mereka pakai. Misal: tatacara penulisan jurnal NEUROSURGERY® yang menggunakan standar American MedicalAssociation Manual of Style akan berbeda dengan Journal of Neurosurgery, atau jurnal Child’s Nervous System yang menggunakan tatacara penulisan referensi yang berbeda. Terdapat ratusan jurnal yang menggunakan tatacara yang berbeda satu sama lain. Bagi mereka yang terbiasa untuk mengirimkan bahan tulisan atau publikasi ke jurnal internasional, penggunaan program bantu akan sangat membantu. Namun saat ini sebagai standar yang diacu untuk penulisan karya ilmiah yang bersifat akademis terdapat dua gaya yang masing‐masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu: Harvard Referencing Style dan Vancouver System Style. Vancouver System Style menggunakan angka yang diletakkan di dalam kurung pada teks untuk mengacu pada referensi dengan menyebutkan angka yang berurutan sesuai dengan keluarnya referensi yang dipakai. Referensi yang lebih dahulu keluar akan muncul dengan angka yang lebih kecil. Kelemahan style ini adalah pada saat kita akan menambahkan kepustakaan baru secara manual, tanpa bantuan software, di awal atau di tengah karya tulis, maka semua urutan dan penomoran kepustakaan akan berubah, dan ini akan sangat menyulitkan bila naskah harus mengalami beberapa kali perbaikan atau penambahan atau penghilangan kepustakaan. Berbeda dengan Harvard Referencing Style yang dikenal juga sebagai AuthorDateStyle, ia menggunakan nama penulis pertama dan tahun yang diletakkan di dalam kurung pada teks yang dikutip. Pembuatan referensi ini di daftar pustaka adalah sesuai dengan abjad nama penulis. Penambahan kutipan atau referensi baru di tengah tidak akan menyebabkan penomoran atau perubahan seluruh kepustakaan. Hanya saja sistem ini membutuhkan waktu lebih lama untuk menuliskan nama penulis dan tahun saat memberi kutipan di teks dibandingkan sistem Vancouver yang hanya memberi nomor saja. Mengingat kemudahan dan kejelasan Harvard Referencing Style untuk karya tulis ilmiah akademik, maka dipilihlah sistem ini sebagai cara penulisan baku sistem referensi di lingkungan Departemen Bedah Saraf, FK Universitas Airlangga – RSU dr. Soetomo. Berikut adalah tatacara pembuatan referensi menggunakan Harvard Referencing Style (AuthorDate Style).
19 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Pedoman Kutipan Kepustakaan Gaya Harvard Harvard Referencing Style
Tabel 1. Referensi dari BUKU
Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar pustaka
Penulis tunggal Tekhnik pencarian informasi yang canggih sangat diperlukan di era informasi saat ini. (Berkman 1994) atau Berkman (1994, p. 25) menyatakan bahwa... atau Berkman (1994, pp. 30-35) sepakat bahwa …
Berkman, RI 1994, Find It fast: how to uncover expert information on any subject, HarperPerennial, New York.
Dua penulis … dari sisi rekayasa dinamika fluida. (Cengel & Boles 1994) atau Cengel and Boles (1994) menemukan …
Cengel, YA & Boles, MA 1994, Thermodynamics: an engineering approach, 2nd edn, McGraw Hill, London.
Tiga penulis … seperti yang telah disampaikan sebelumnya (Reid, Parsons & Green)
Reid, DH, Parsons, MB & Green, CW 1989, Staff management in human services: behavioral research and application, Charles C. Thomas, Springfield.
Empat penulis atau lebih
… nyeri leher yang diakibatkan oleh cidera lecutan (whiplash) (Jull et al. 2008). atau Jull et al. (2008) menyangkal bahwa …
Jull, G, Sterling, M, Fallah, D, Treleaven, J & O'Leary, S 2008, Whiplash headache and neck pain: research-based directions for physical therapies, Churchill Livingstone, Edinburgh.
Tanpa nama penulis
… telah sering disebut sebelumnya (Be, know, do: leadership the Army way 2004). atau Pada buku Be, know, do: leadership the Army way (2004) terdapat contoh yang sangat menarik…
Be, know, do: leadership the Army way 2004, Jossey-Bass, San Francisco. Urutan daftar pustaka tetap sesuai abjad terdepan
Beberapa artikel oleh penulis yang sama pada tahun yang berbeda
… aspek geologis Queensland’s national parks (Willmott 2004, 2006).
Willmott, WF 2004, Rocks and landscapes of the national parks of southern Queensland, Geological Society of Australia, Queensland Division, Brisbane. Willmott, WF 2006, Rocks and landscapes of the national parks of central Queensland, Geological Society of Australia, Queensland Division, Brisbane. Urutan kepustakaan disesuaikan dengan urutan tahun, yang tertua mendahului yang lebih muda.
Beberapa artikel oleh penulis yang
… dalam pembicaraan geografis (Dawkins 1996a, 1996b).
Dawkins, R 1996a, Climbing Mount Improbable, Viking, London.
20 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
sama pada tahun yang sama
Dawkins, R 1996b, River out of Eden, Phoenix, London. Urutan kepustakaan didasarkan pada Abjad terdepan JUDUL. Perhatikan juga pemberian kode a, b di belakang tahun.
Dua atau lebih kutipan oleh penulis yang berbeda
… pembentukan bebatuan (Dawkins 1996; Willmott 2004).
Dawkins, R 1996, Climbing Mount Improbable, Viking, London. Willmott, WF 2004, Rocks and landscapes of the national parks of southern Queensland, Geological Society of Australia, Queensland Division, Brisbane.
Buku yang diterbitkan oleh Yayasan atau Pemerintah
… pada kasus institusi tertentu. (Australian Government Publishing Service 1987)
Australian Government Publishing Service 1987, Commonwealth printing and publishing manual, 2nd edn, A.G.P.S., Canberra.
Artikel yang daimbil dari buku yang diterbitkan dalam beberapa edisi
… makna penelitian pendidikan (Pring 2004).
Pring, R 2004, Philosophy of educational research, 2nd edn, Continuum, London. Penulisan edisi diletakkan setelah judul artikel/ buku. Untuk edisi pertama, nomor edisi tidak perlu ditulis.
Buku yang ditulis oleh/ mempunyai Editor
… ditemukan beberapa bukti (ed. Sjostrand 1993). atau … didefinisikan sebelumnya (eds Pike & Sarkar 1986).
Sjostrand, S (ed.) 1993, Institutional change: theory and empirical findings, M.E. Sharpe, Armonk, N.Y. Pike, ER & Sarkar, S (eds) 1986, Frontiers in quantum optics, Adam Hilger, Bristol.
Buku serial Dalam mendefinisikan kelompok permutasi, Bhattacharjee (1998) …
Bhattacharjee, M 1998, Notes of infinite permutation groups, Lecture notes in mathematics no.1698, Springer, New York.
Tabel 2. Referensi dari salah satu BAB di dalam buku yang diedit (mempunyai editor)
Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar pustaka
Reference type In-text examples Reference list example BAB dalam buku yang diedit
Bernstein (1995) menjelaskan alur lalu lintas dengan kecerdasan buatan.
Bernstein, D 1995, ‘Transportation planning’, in WF Chen (ed.), The civil engineering handbook, CRC Press, Boca Raton, pp. 231-61.
21 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Tabel 3. Referensi dari makalah konferensi.
Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar pustaka
Reference type In-text examples Reference list example Naskah Konferensi yang dipublikasikan
Bourassa (1999) menekankan pada … Bourassa, S 1999, ‘Effects of child care on young children’, Proceedings of the third annual meeting of the International Society for Child Psychology, International Society for Child Psychology, Atlanta, Georgia, pp. 44-6.
Naskah Konferensi yang tidak dipublikasikan
… memperkirakan pergantian pasangan (Bowden and Fairley 1996).
Bowden, FJ & Fairley, CK 1996, ‘Endemic STDs in the Northern Territory: estimations of effective rates of partner change’, paper presented to the scientific meeting of the Royal Australian College of Physicians, Darwin, 24-25 June.
Tabel 4. Referensi dari artikel jurnal Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar
pustaka Reference type In-text examples Reference list example Artikel dari jurnal
Huffman (1996) memperluas bahasan pada teori … atau … penggunaan protein whey (Huffman 1996).
Huffman, LM 1996, ‘Processing whey protein for use as a food ingredient’, Food Technology, vol. 50, no. 2, pp. 49-52.
Artikel Jurnal elektronik dengan nomor halaman
… perubahan pengaturan sumberdaya (Daniel 2009)
Daniel, TT 2009, 'Learning from simpler times', Risk Management, vol. 56, no. 1, pp. 40-44, viewed 30 January 2009, <http://proquest.umi.com/>. Untuk artikel yang diambil dari suatu database, cukup ditulis URL atau alamat situs database tersebut
Artikel Jurnal elektronik tanpa nomor halaman
… mata kuliah sejarah seni (Donahue-Wallace & Chanda 2005).
Donahue-Wallace, K & Chanda, J 2005, 'A case study in integrating the best practices of face-to-face art history and online teaching', Interactive Multimedia Electronic Journal of Computer-Enhanced Learning, vol. 7, no. 1, viewed 30 January 2009, <http://imej.wfu.edu/articles/2005/1/01/index.asp>.
22 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Tabel 5. Referensi dari suatu Thesis Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar
pustaka Reference type In-text examples Reference list example Thesis Exelby (1997) described the process …
OR … processing gold (Exelby 1997)
Exelby, HRA 1997, ‘Aspects of gold and mineral liberation’, PhD thesis, University of Queensland, Brisbane. Judul tidak ditulis dalam huruf miring (italic) tetapi diletakkan di antara tanda kutip
Tabel 6. Referensi dari suatu Laporan atau Report Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar
pustakaPrint report … in Queensland waterways (Mortimer
& Cox 1999) Mortimer, M. & Cox, M 1999, Contaminants in mud crabs and sediments from the Maroochy River, Environment technical report no. 25, Queensland Department of the Environment, Brisbane.
Electronic report
… young children’s schooling (Rathbun, West & Hausken 2003)
Rathbun, AH, West, J & Hausken, EG 2003, Young children's access to computers in the home and at school in 1999 and 2000, NCES-2003-036, National Center for Education Statistics, Washington, DC, viewed 4 November 2003, <http://nces.ed.gov/pubs2003/2003036.pdf>.
Tabel 7. Referensi yang berasal dari media cetak koran atau majalah Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar
pustaka Artikel dari koran cetak
... seperti yang tampak pada proses privatisasi rel kereta api (Simpson 1997)
Simpson, L 1997, ‘Tasmania’s railway goes private’, Australian Financial Review, 13 October, p. 10.
Artikel dari koran elektronik (web)
… pemerintah dipersalahkan karena kekurangan penyediaan air (Porteous 2007).
Porteous, C 2007, ‘Rudd blamed for drought’, Courier Mail, 15 August, p. 17, viewed 27 February 2009, <http://global.factiva.com/>. Untuk artikel yang diambil dari suatu database, cukup ditulis URL atau alamat situs database tersebut
23 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Tabel 8. Referensi yang berasal dari halaman Website Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar
pustaka Halaman Web dengan nama pengarang
...kesepakatan ini (Albanese 2009). Albanese, A 2009, Fairer compensation for air travellers, media release, 29 January, Minister for Infrastructure, Transport, Regional Development and Local Government, viewed 30 January 2009, <http://www.minister.infrastructure.gov.au/aa/releases/2009/ January/AA007_2009.htm>.
Halaman Web dengan nama pengarang korporat atau organisasi
… pada petunjuk pelaksanaan hal tersebut (University of Queensland Library 2009).
University of Queensland Library 2009, Mechanical engineering subject guide, University of Queensland Library, viewed 6 February 2009, <http://www.library.uq.edu.au/findits/findit.php?title= Mechanical+Engineering>.
Halaman Web tanpa tanggal penerbitan
… it has been argued that emotional intelligence is a combination of competencies (Bliss n.d.)
Bliss, SE n.d., The effect of emotional intelligence on a modern organizational leader’s ability to make effective decisions, viewed 10 February 2008, <http://eqi.org/mgtpaper.htm>.
Tabel 9. Referensi yang berasal dari suatu Sistem Standardisasi ( Standard baku)
Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar pustaka
Standard … baja diklasifikasikan sebagai berikut (International Organization for Standardization 1982):
International Organization for Standardization 1982, Steels - classification - part 1: classification of steels into unalloyed and alloy steels based on chemical composition, ISO 4948-1:1982, International Organization for Standardization, Geneva.
Tabel 10. Referensi yang berasal dari hubungan atau komunikasi personal Tipe Referensi Contoh penulisan di dalam teks Contoh penulisan di daftar
pustaka Personal communication
Saat diwawancarai pada tanggal 15 Juni 2005, Dr. Abdul Hafid Bajamal menjelaskan bahwa... atau Setelah dikonfirmasi lebih lanjut secara verbal (A.H. Bajamal 2005, komunikasi personal, 15 Juni).
JANGAN DIMASUKKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA!
24 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Sebagai perbandingan saya sisipkan di sini tatacara penulisan kepustakaan berdasarkan Vancouver Style.
Pedoman Kutipan Kepustakaan Gaya Vancouver Vancouver Referencing Style
A. Ketentuan Umum
1. Semua kutipan ditulis dengan huruf arab yang diletakkan di dalam kurung, contoh (1,2,3), baik di dalam teks maupun untuk tabel atau gambar. Penulisan dapat dilakukan sejajar dengan teks atau dalam bentuk superscript tergantung gaya yang dipilih oleh jurnal, departemen atau dosen pemberi tugas.
2. Nomor urut referensi adalah sesuai dengan urutan kemunculan referensi di dalam teks. Bila satu referensi digunakan beberapa kali di dalam suatu artikel, penomoran tetap mengacu pada nomor referensi pada saat ia keluar pertama kali atau dikutip.
3. Bila suatu pernyataan merupakan kutipan dari beberapa referensi, maka cara penomorannya adalah berurut dari yang paling kecil hingga ke yang besar, contoh: (2,4,5,7,9). Bila ada beberapa referensi yang muncul secara berurutan, misal (1,2,3,4,5,6,7,11,12), maka penulisannya dapat dipersingkat dengan cara (1‐7,11,12).
4. Nomor referensi di dalam suatu teks kalimat diletakkan setelah tanda titik atau koma. Contoh:
Hidrosefalus adalah kelainan yang berkaitan dengan gangguan produksi, sirkulasi dan penyerapan cairan otak. (1)
5. Bila di dalam suatu kalimat terdapat beberapa kutipan yang masing‐masing merupakan pernyataan terpisah, maka penulisannya dilakukan di belakang pernyataan tersebut, walaupun ada di tengah kalimat. Contoh:
Hidrosefalus dapat diklasifikasikan sesuai dengan penyebabnya, (2,4,5) waktu terjadinya, (3,6) hubungan antar rongga ventrikel otak, (1,7) dan stadium neuroembryologinya (11,12) yang masing‐masing mempunyai cirinya sendiri.
B. Kutipan dari Buku 1. Penulis
i. Bila penulis atau editor tidak lebih dari 6, nama penulis harus ditulis semua.
ii. Bila 7 atau lebih, maka ditulis 6 nama pertama dan selebihnya ditulis dengan “et al”.
25 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
iii. Tiap nama penulis dipisahkan dengan koma dan satu spasi setelah koma. Nama penulis terakhir atau et al ditutup dengan titik. Contoh: Suryaningtyas W, Arifin M, Bajamal AH. Smith AK, Jones BC, Bloggs TC, Ashe PT, Fauci AS, Wilson JD et al.
2. Judul i. Judul buku ditulis dengan huruf tegak, dan bukan huruf miring, tebal, atau bergaris bawah.
ii. Hanya judul awal buku atau kata yang menurut ejaan yang benar yang dibuat huruf kapital dan di akhir judul ditutup dengan titik. Contoh: Harrison's principles of internal medicine. Physical pharmacy: physical chemical principles in the pharmaceutical sciences. Pharmacy in Australia: the national experience
3. Edisi i. Ditulis dengan singkatan ed. Contoh: 3rd ed.
4. Lokasi penerbitan i. Jika terdapat beberapa kota tempat penerbitan, kutip nama kota yang disebut pertama kali.
ii. Nama kota ditulis lengkap. iii. Jika kota tersebut tidak terlalu dikenal, tambahkan nama
negara atau negara bagian untuk kota di Amerika Serikat. Contoh:
Hartford (CN). CN adalah singkatan resmi negara bagian Connecticut. Texas (NSW) Kyoto (Japan) Surabaya (Indonesia)
5. Penerbit i. Nama penerbit harus disebut lengkap. Contoh: Raven Press William & Wilkins McGraw‐Hill
6. Tahun penerbitan i. Tahun penerbitan ditulis lengkap dan diakhiri dengan tanda titik, tambah satu spasi dan huruf “p” untuk halaman. Contoh: 2000. p. 20‐30
7. Halaman i. Disingkat dengan huruf “p” ii. Untuk halaman yang berurutan, gunakan cara singkatan yang
lazim. Contoh:
26 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Halaman berurutan dari 1225 hingga 1229 ditulis : p. 1225‐9 Halaman berurutan dari 1225 hingga 1239 ditulis : p. 1225‐39 Halaman tidak berurutan: p. 1225,1229,1335,1400‐3
Contoh penulisan kepustakaan lengkap: 1. Buku dengan penulis kurang dari 6:
Lodish H, Baltimore D, Berk A, Zipursky SL, Matsudaira P, Darnell J. Molecular cell biology.3rd ed. New York: Scientific American; 1995.
2. Buku dengan penulis lebih dari 6:
Fauci AS, Braunwald E, Isselbacher KJ, Wilson JD, Martin JB, Kasper DL, et al, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 14th ed. New York: McGraw Hill, Health Professions Division; 1998.
3. Buku yang diedit (dengan editor) Millares M, editor. Applied drug information: strategies for information management. Vancouver (WA): Applied Therapeutics, Inc.; 1998.
4. Buku yang ditulis atau disponsori oleh organisasi: Pharmaceutical Society of Australia. Medicines and driving [pamphlet]. Pharmaceutical Society of Australia;1998. DR‐7.
5. Kutipan dari suatu Bab di buku Porter RJ, Meldrum BS. Antiepileptic drugs. In: Katzung BG, editor. Basic and clinical pharmacology. 6th ed. Norwalk (CN): Appleton and Lange; 1995. p. 361‐80.
C. Kutipan dari Artikel Jurnal 1. Nama penulis dan judul artikel. (lihat kutipan dari Buku) 2. Nama Journal
i. Nama jurnal ditulis dengan singkatan resmi yang disepakati secara international. Singkatan jurnal dapat dilihat di alamat website berikut: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?db=journals contoh: J Neurosurg J Mol Biol
3. Waktu (tanggal, bulan, tahun) publikasi i. Bulan disingkat menjadi 3 huruf pertama: Jan, Feb, Mar, dst. Contoh: 1996 Jun 1;12(5):127‐33.
27 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
4. Volume dan Nomor penerbitan i. Bila suatu jurnal menggunakan sistem penomoron yang terus berurut dalam satu volume penerbitan, maka tanggal dan bulan serta informasi nomor penerbitan boleh dihilangkan. Contoh: 1996;12(5):127‐33. or 1996;12:127‐33
5. Halaman. (Lihat Kutipan dari buku) Contoh Kutipan dari Artikel:
Russell FD, Coppell AL, Davenport AP. In vitro enzymatic processing of radiolabelled big ET‐1 in human kidney as a food ingredient. Biochem Pharmacol 1998;55:697‐701.
1. Artikel tanpa penulis/ pengarang Coffee drinking and cancer of the pancreas [editorial]. BMJ 1981;283:628.
2. Jurnal dengan Bagian/ Part atau Supplement Volume dengan supplement: Environ Health Perspect 1994;102 Suppl 1:275‐82. Issue dengan supplement: Semin Oncol 1996:23(1 Suppl 2):89‐97. Volume dengan bagian/ part: Ann Clin Biochem 1995;32(Pt 3):303‐6. Issue dengan bagian/ part: N Z Med J 1994;107(986 Pt 1):377‐8. Terbitan tanpa volume: Clin Orthop 1995;(320):110‐4. Tanpa nomor terbitan atau volume: Curr Opin Gen Surg 1993:325‐33.
D. Kutipan dari Buku Konferensi atau Proceeding 1. Dari artikel konferens:
Bengtsson S, Solheim BG. Enforcement of data protection, privacy and security in medical informatics. In: Lun KC, Degoulet P, Piemme TE, Reinhoff O, editors. MEDINFO 92. Proceedings of the 7th World Congress on Medical Informatics; 1992 Sep 6‐10; Geneva, Switzerland. Amsterdam: North‐Holland; 1992. p. 1561‐5.
2. Dari buku Proceeding: Kimura J, Shibasaki H, editors. Recent advances in clinical neurophysiology. Proceedings of the 10th International Congress of EMG and Clinical Neurophysiology; 1995 Oct 15‐19; Kyoto, Japan. Amsterdam: Elsevier; 1996.
E. Kutipan dari Koran
28 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
Lee G. Hospitalizations tied to ozone pollution: study estimates 50,000 admissions annually. The Washington Post 1996 Jun 21;Sect. A:3 (col. 5).
F. Kutipan dari media elektronik atau internet 1. Jurnal dari Internet
Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis [serial online] 1995 Jan‐Mar [cited 1999 Dec 25]; 1(1):[24 screens]. Available from:URL: http://www/cdc/gov/ncidoc/EID/eid.htm Garfinkel PE, Lin E, Goering P. Should amenorrhoea be necessary for the diagnosis of anorexia nervosa? Br J Psych [serial online] 1996 [cited 1999 Aug 17]; 168(4):500‐6. Available from: URL:http://biomed.niss.ac.uk
2. Situs tanpa pengarang National Organization for Rare Diseases [Online]. 1999 Aug 16 [cited 1999 Aug 21]; Available from: URL:http://www.rarediseases.org/ Royal College of General Practitioners. The primary health care team. [Online]. 1998 [cited 1999 Aug 22];[10 screens]. Available from: URL:http://ww.rcgp.org.uk/informat/publicat/rcf0021.htm
3. Database online Kirkpatrick GL. Viral infections of the respiratory tract. In: Family Medicine. 5th ed. [Online]. 1998. Available from: Stat!Ref. Jackson (WY): Teton Data Systems; 2001. [cited 2001 Aug 31].
4. Kutipan dari CD‐ROM Clinical pharmacology 2000 [CD‐ROM]. Version 2.01. [cited 2001 Aug 7]; Gainsville (FL): Gold Standard Multimedia; 2001.
5. Kutipan Buku dari CD‐ROM The Oxford English dictionary [book on CD‐ROM]. 2nd ed. New York (NY): Oxford University Press; 1992. Paracetamol. Martindale’s: the extra pharmacopoeia. In: International Healthcare Series [CD ROM]. [cited 1998 Sep 3]; Englewood (CO): Micromedex; 1998.
6. Kutipan jurnal dari CD‐ROM Gershon ES. Antisocial behavior. Arch Gen Psychiatry [serial on CD‐ROM]. 1995;52:900‐901.
29 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
G. Catatan Tambahan untuk Vancouver Referencing style 1. Ukuran panjang, tinggi, berat, luas harus ditulis dalam satuan metrik. 2. Suhu dinyatakan dengan ukuran derajad Celcius. 3. Tekanan darah dinyatakan dalam mm air raksa (mmHg). 4. Semua ukuran hematologi dan biokimia dinyatakan dalam SI unit.
30 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
LAMPIRAN 1. Contoh Halaman Sampul Depan Usulan Karya Akhir
USULAN KARYA AKHIR
FAKTOR RISIKO KEJADIAN INFEKSI SHUNT PADA HIDROSEFALUS
DI RSU DR. SOETOMO, SURABAYA
Oleh:
Wihasto Suryaningtyas
Pembimbing:
Muhammad Arifin Parenrengi
DEPARTEMEN ILMU BEDAH SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RUMAH SAKIT UMUM DR. SOETOMO SURABAYA
2007
31 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
LAMPIRAN 2. Contoh halaman pengesahan/ persetujuan
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Akhir
FAKTOR RISIKO KEJADIAN INFEKSI SHUNT PADA HIDROSEFALUS
DI RSU DR. SOETOMO, SURABAYA
Penelitian Observational Analitik
Karya akhir dalam rangka mendapatkan tanda keahlian
ILMU BEDAH SARAF
Pada Program Pendidikan Spesialis I Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya, Agustus 2007
Peneliti :
Wihasto Suryaningtyas, dr.
Pembimbing :
Dr. Muhammad Arifin Parenrengi, dr., SpBS
Ketua Program Studi Ilmu Bedah Saraf:
Dr. Abdul Hafid Bajamal, dr., SpBS
32 | P a n d u a n K a r y a I l m i a h ‐ W i h a s t o
LAMPIRAN 3. Contoh Abstrak
ABSTRACT
Risk Factors of Shunt Infection in Hydrocephalus Patients Treated in dr. Soetomo Hospital, Surabaya
Wihasto Suryaningtyas, M. Arifin Parenrengi
Objective: To determine risk factors that have a role on the occurence of shunt infection in hydrocephalus patients treated in dr. Soetomo Hospital, Surabaya. Method: A case control study design has been performed by reviewing 168 medical records of hydrocephalic patients that had undergone shunt insertion in Central Operating Theatre of dr. Soetomo Hospital, Surabaya. Fourteen out of 168 patients had experienced shunt infection. As a control group 42 patients were included randomly. The data were collected and were reviewed for the factors assumed as risk factors of shunt infection. Statistical analysis was performed using Logistic Regression multivariate analysis with confidence interval of 95%. Odds ratio of risk factors were also counted and analyzed. Results: Data analysis using Logistic Regression showed that there were risk factors of shunt infection pre-, during, and post-operation, i.e nutrition status with malnutrition patients were more vulnerable to infection (p=0.0004; OR=63.183; 95% CI 6.247 – 639.013); patients with history of previous shunt insertion less than 6 month (p=0.0003; OR=13.625; 95% CI 3.357 – 55.3012); length of operation time (p=0.003; OR=1.078; 95% CI 1.025 – 1.133); and length of antibiotic adminstration post operatively (p=0.012; OR=1.145; 95% CI 1.029 – 1.272). Staphylococcus aureus was the pathogenic microorganism causing shunt infection in most cases. Conclusion: The study showed that malnourished hydrocephalic patients, patients with history of previous shunt insertion less than 6 month, prolonged operation time, and prolonged post operative antibiotic administration have a higher risk of experiencing shunt infection. Keyword: hydrocephalus, shunt infection