of 60 /60

PEDOMAN PELATIHAN INSTRUKTUR NASIONAL SURVEI …sirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/2018_2274_ped_SKGB2018-Innas.… · Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018 5 3. Peserta

  • Author
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of PEDOMAN PELATIHAN INSTRUKTUR NASIONAL SURVEI...

  • BADAN PUSAT STATISTIK

    PEDOMAN PELATIHAN INSTRUKTUR NASIONAL

    SKGB2018SURVEI KONVERSI GABAH KE BERAS 2018

  • 1 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    PEDOMAN PELATIHAN INSTRUKTUR NASIONAL

    SURVEI KONVERSI GABAH KE BERAS 2018 (SKGB 2018)

    A. Pendahuluan

    Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, oleh karenanya

    penyediaan pangan yang memadai merupakan kewajiban negara. Undang-

    Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (UU Pangan) menegaskan

    bahwa pemenuhan kebutuhan dasar itu merupakan bagian dari hak asasi

    manusia yang dijamin di dalam Undang Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan manusia yang

    berkualitas.

    Terkait dengan pemenuhan kebutuhan pangan, pemerintah Indonesia

    dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2018 mencantumkan bahwa

    ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas nasional yang harus

    dilaksanakan. Selanjutnya, prioritas nasional ketahanan pangan tersebut

    diuraikan menjadi program prioritas peningkatan produksi pangan, serta

    program prioritas pembangunan sarana dan prasarana pertanian. Salah satu

    kegiatan dalam program prioritas pembangunan sarana dan prasarana

    pertanian adalah kegiatan perbaikan data statistik pangan.

    Ketersediaan data statistik pangan yang berkualitas sebagai rujukan

    dalam perencanaan, pemantauan, dan evaluasi menjadi sangat menentukan

    karena akan berdampak kepada efektivitas pengambilan keputusan yang

    dilakukan. Statistik produksi padi, salah satu statistik pangan paling strategis

    dan penting, dihasilkan dari perkalian antara data luas panen dengan data

    produktivitas serta angka konversi Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah Kering

    Giling (GKG).

  • 2 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Gambar 1. Perbaikan Data Statistik Pangan sebagai Bagian Kegiatan

    Prioritas Nasional 2018

    Selain data produksi padi, data yang diperlukan pemerintah dalam

    perumusan kebijakan pangan adalah produksi dalam bentuk beras.

    Penghitungan produksi beras dilakukan dengan menggunakan angka konversi

    GKG ke beras. Angka konversi GKP ke GKG dan konversi GKG ke beras saat ini

    masih menggunakan hasil survei tahun 2005-2007. Sebagai catatan, pada

    tahun 2012 telah dilaksanakan kegiatan survei konversi gabah ke beras tetapi

    belum ada kesepakatan nasional untuk menggunakan angka hasil kegiatan

    tersebut.

  • 3 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Gambar 2. Alur Penghitungan Gabah ke Beras

    Seiring kemajuan teknologi pertanian selama 11 tahun terakhir (dalam

    periode tahun 2007 sampai dengan 2018), khususnya teknologi pengeringan

    dan penggilingan padi, diduga saat ini telah terjadi perubahan pada angka

    konversi GKP ke GKG dan konversi GKG ke beras dibandingkan dengan kondisi

    tahun 2005-2007. Selain itu, Survei Konversi Gabah ke Beras tahun 2005-2007

    masih mengandung kelemahan karena hanya dilakukan pada musim kemarau.

    Padahal, faktor musim (musim hujan dan kemarau) diyakini memengaruhi

    besaran angka konversi GKP ke GKG dan GKG ke beras karena berkaitan

    dengan kadar air/kualitas gabah. Cakupan survei pada tahun 2005-2007 juga

    hanya terbatas pada 15 provinsi dengan tingkat penyajian hanya sampai

    nasional. Karena itu, perlu dilakukan pemutakhiran data dan penyempurnaan

    pelaksanaan survei untuk mendapatkan angka konversi GKP ke GKG dan GKG

    ke beras yang lebih akurat dan terkini sebagai bahan penghitungan produksi

    beras nasional.

  • 4 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    B. Tujuan dan Sasaran

    Innas memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai Survei Konversi

    Gabah ke Beras 2018 (SKGB 2018) sehingga mampu menyampaikan materi

    kepada petugas pengumpul data dengan baik.

    C. Peserta

    Peserta pelatihan Innas Survei Konversi Gabah ke Beras 2018 (SKGB

    2018) terdiri dari Master Intama, Intama, Innas (BPS Pusat dan BPS Provinsi)

    dan panitia. Nama peserta dapat dilihat pada Lampiran 2.

    D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    Pelaksanaan pelatihan Innas Uji Coba SUTAS2018 diselenggarakan

    tanggal 10-14 Februari 2018 di Hotel Salak Tower, Jl. Salak No. 38-40, Bogor,

    Jawa Barat, No. Telp (0251) 7565 111

    E. Materi

    Materi pelatihan Innas Uji Coba SUTAS2018 dilakukan dalam bentuk

    kelas diskusi dan try out. Jadwal dan materi pelatihan secara lengkap dapat

    dilihat pada Lampiran 3. Diharapkan setiap peserta dapat memberikan

    masukan dan informasi sebaik-baiknya sehingga dapat diperoleh hasil yang

    optimal.

    F. Kelengkapan Pelatihan

    Seluruh peserta pelatihan Innas memperoleh perlengkapan yang telah

    disiapkan oleh panitia seperti tertera dalam Lampiran 3.

    G. Akomodasi dan Konsumsi

    1. Selama pelaksanaan kegiatan pelatihan Innas, para peserta

    menginap di Hotel Salak Tower, Jl. Salak No. 38-40, Bogor, Jawa

    Barat.

    2. Selama pelatihan, panitia menyediakan akomodasi dan konsumsi

    bagi peserta sesuai jadwal.

  • 5 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    3. Peserta melapor (chek in) di Hotel Salak Tower, Bogor, Jawa Barat,

    pada hari Sabtu, tanggal 10 Februari 2018 setelah pukul 14.00 WIB

    dan check out pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2018 sebelum

    pukul 12.00 WIB.

    4. Pendaftaran peserta dilakukan mulai jam 14.00 WIB di Hotel Salak

    Tower, Bogor, Jawa Barat. Pada saat pendaftaran, peserta harus

    menyerahkan tiket keberangkatan dan kepulangan, boarding pass

    kedatangan yang asli ke panitia. Dalam rangka tertib administrasi,

    boarding pass kepulangan agar dikirim ke Subdirektorat Statistik

    Tanaman Pangan segera setelah sampai tujuan.

    5. Konsumsi selama Pelatihan Innas (makan pagi, siang, dan malam

    serta snack pagi dan sore) disediakan Hotel Salak Tower, Bogor,

    Jawa Barat. Pemesanan makanan, minuman, dan lain-lain di luar

    yang disediakan oleh panitia menjadi tanggungjawab masing-

    masing peserta.

    6. Apabila peserta ingin memiliki barang-barang milik hotel sebagai

    souvenir agar menghubungi pihak hotel dan menjadi

    tanggungjawab masing-masing peserta.

    7. Panitia tidak menanggung biaya laundry, penggunaan telepon,

    dan layanan lain di luar yang ditetapkan panitia.

    H. Transportasi

    Biaya transportasi peserta dari provinsi asal ke Hotel Salak Tower, Bogor,

    Jawa Barat ditetapkan oleh BPS dengan biaya tiket pesawat (at cost). Panitia

    tidak menyediakan fasilitas baik penjemputan dari bandara dan terminal (pada

    hari Sabtu tanggal 10 Februari 2018) maupun pengantaran peserta ke bandara

    atau terminal tersebut pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2018.

  • 6 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    I. Biaya

    Seluruh pembiayaan pelatihan Innas dibebankan kepada DIPA BPS Pusat

    Tahun Anggaran 2018 yang meliputi:

    1. Biaya akomodasi dan konsumsi peserta yang

    dipertanggungjawabkan ke pihak ke tiga.

    2. Biaya perjalanan peserta dari tempat asal ke Hotel Salak Tower,

    Bogor, Jawa Barat untuk pergi dan pulang, dengan uang saku

    fullboard 3 (tiga) hari (11-13 Februari 2018) dan uang harian

    perjalanan dinas 2 (dua) hari.

    J. Pakaian

    Pakaian yang dikenakan peserta pada saat acara pembukaan hari

    Minggu tanggal 11 Februari 2018 pukul 10.00 WIB dan penutupan hari Selasa

    tanggal 13 Februari 2018 pukul 19.00 WIB adalah kemeja batik lengan panjang

    bagi pria dan wanita menyesuaikan.

    Sedangkan pakaian yang dikenakan selama kegiatan adalah bebas rapi.

    K. Kesehatan

    Panitia hanya menyediakan obat-obatan ringan (PPPK). Biaya

    dokter/perawatan serta pembelian resep dokter ditanggung masing-masing

    peserta.

    L. Penghubung

    Untuk memudahkan penanganan permasalahan dalam

    penyelenggaraan, jika ada hal-hal penting yang perlu dikomunikasikan agar

    menghubungi:

  • 7 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    1. Ayu : 0819-1652-9212

    2. Mega Hartini : 0852-2628-7785

    3. Simon : 0896-8773-6004

    M. Lain-lain

    Selama pelatihan Innas diharapkan mengikuti tata tertib pelatihan

    sebagai berikut:

    1. Wajib hadir 15 menit sebelum acara dimulai untuk setiap sesi.

    2. Wajib mengisi daftar hadir yang disediakan panitia.

    3. Memanfaatkan waktu ishoma dengan sebaik-baiknya.

    4. Mengikuti semua sesi sesuai jadwal pelatihan yang telah

    ditentukan

    5. Handphone dan alat komunikasi lainnya harus pada posisi silent

    saat di dalam ruangan.

    N. Penutup

    Pedoman ini disusun sebagai acuan bersama bagi peserta dan panitia

    untuk kelancaran pelatihan Innas Survei Konversi Gabah ke Beras 2018 (SKGB

    2018). Apabila terjadi perubahan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

    pelaksanaan pelatihan, panitia akan segera memberitahukan kepada peserta.

    Jakarta, Februari 2018

    Penanggung jawab Kegiatan,

    Hermanto

  • 8 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Lampiran 1

    Susunan Panitia Pelatihan Instruktur Nasional

    Survei Konversi Gabah ke Beras 2018 (SKGB 2018)

    No Kedudukan Dalam Tim Nama

    (1) (2) (3)

    1 Pengarah Dr. Adi Lumaksono, M.A.

    2 Penanggung Jawab Hermanto bin Ashari Prawito S.Si, M.M

    3 Ketua Dr. Kadarmanto, M.A.

    4 Sekretaris Hariyanto, S.Si, M.Si.

    5 Seksi Penyiapan Bahan/Materi Koordinator Dena Drajat, SST, SE, M.Si.

    Anggota Octavia Rizky Prasetyo SST

    Mega Hartini S.Si

    Eka Rudiana S,Si, M.Si

    Rizkiyo Gunawan SST

    6 Seksi Akomodasi dan Perlengkapan Koordinator Widyo Pura Buana, S.Si. MMG, MT

    Anggota Ni Gusti Putu Ayu Sri Lestari SST

    Simon Halomoan Siagian SE

    Retno Poerwaningsih SST

    Ratna Rizki Amalia SST

    Nian

    Suhaemi

    Dwi Astuti

    7 Seksi Keuangan Raditya Pratana SE

    Rizky Bagus Hermawan SST

  • 9 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Lampiran 2

    Daftar Nama Peserta Pelatihan Instruktur Nasional

    Survei Konversi Gabah ke Beras 2018 (SKGB 2018)

    No. Nama Unit Organisasi

    (1) (2) (3)

    1 Hermanto, S.Si, M.M Direktur Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan

    2 Dr. Sarpono S.Si, M.Sc Kepala Subdirektorat Pengembangan Desain Sensus dan Survei

    3 Dr. Kadarmanto, M.A. Kepala Subdirektorat Statistik Tanaman Pangan

    4 Siti Nurdjannah, SST Staf Subbagian Pengelolaan Opini Publik

    5 Hariyanto, SST, M.Si Kepala Seksi Penyiapan Statistik Tanaman Pangan

    6 Widyo Pura Buana, S.Si. MMG, MT Kepala Seksi Pengolahan Statistik Tanaman Pangan

    7 I Ketut Suarsana, S.Si, M.T. Kepala Seksi Pengembangan Kerangka Sampel Survei Bidang Statistik Produksi

    8 Dena Drajat, SST, SE, M.Si Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Statistik Tanaman Pangan

    9 Retno Poerwaningsih, SST Staf Seksi Penyiapan Statistik Tanaman Pangan

    10 Simon Halomoan Siagian, SE Staf Seksi Penyiapan Statistik Tanaman Pangan

    11 Husaini, SST, M.Acc Staf Subbagian Evaluasi dan Pelaporan

    12 Aris Kristyawan, A.Md Staf Seksi Pengembangan Kerangka Sampel Survei Bidang Statistik Produksi

    13 Eka Rudiana, S,Si, M.Si Staf Seksi Evaluasi dan Pelaporan Statistik Tanaman Pangan

    14 Mega Hartini, S.Si Staf Seksi Pengolahan Statistik Tanaman Pangan

    15 Muhammad Rio Bastian, SST, M.T Staf Seksi Integrasi Pengolahan Data Statistik Produksi

    16 Raditya Pratana, SE Staf Subbagian Perbendaharaan II

    17 Rizkiyo Gunawan, SST Staf Seksi Pengolahan Statistik Tanaman Pangan

    18 Sinta Denovi Rahmawati, SST Staf Seksi Integrasi Pengolahan Data Statistik Produksi

    19 Ratna Rizki Amalia, SST Staf Seksi Pengolahan Statistik Tanaman Pangan

    20 Alit Mahendra, SST Staf Seksi Pengembangan Desain Sensus

  • 10 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    No. Nama Unit Organisasi

    (1) (2) (3)

    dan Survei Bidang Statistik Produksi

    21 Ni Gusti Putu Ayu Sri Lestari, SST Staf Seksi Penyiapan Statistik Tanaman Pangan

    22 Octavia Rizky Prasetyo, SST Staf Seksi Evaluasi dan Pelaporan Statistik Tanaman Pangan

    23 Rizky Bagus Hermawan STIS Magang

    24 Raiski Ramadhoni, S.E. BPS Provinsi Aceh

    25 Hesti Susilowati, SST BPS Provinsi Aceh

    26 Nian Staf Seksi Penyiapan Statistik Tanaman Pangan

    27 Suhaemi Staf Seksi Penyiapan Statistik Tanaman Pangan

    28 Dwi Astuti Staf Seksi Pengolahan Statistik Tanaman Pangan

    29 Leni Marlina Sigiro, S.Si BPS Provinsi Sumatera Utara

    30 Yuni Puji Rahayu, SST BPS Provinsi Sumatera Utara

    31 Hani Setiani, SST, M.Si. BPS Provinsi Sumatera Barat

    32 Hera Maitilova Jonar, SST, M.CIO BPS Provinsi Sumatera Barat

    33 Boy Azef, SST BPS Provinsi Sumatera Barat

    34 Rifki Sunu Wibowo, SST BPS Provinsi Riau

    35 Wulaneka Dwisaptantri, S.Si BPS Provinsi Riau

    36 Budi Kurniawan, SST, M.Si. BPS Provinsi Jambi

    37 Amrika, S.ST BPS Provinsi Sumatera Selatan

    38 Financy Ramadhani, SST BPS Provinsi Sumatera Selatan

    39 Hendri, SST, M.Si. BPS Provinsi Bengkulu

    40 Zulkifli, SST, M.M BPS Provinsi Lampung

    41 Mertha Pessela, SP, M.M. BPS Provinsi Lampung

    42 Maya Narang Ali, SST BPS Provinsi Lampung

    43 Muhammad Charridho, SST BPS Provinsi Lampung

    44 Rizka Pradita Prasetya, SST BPS Provinsi Kep. Bangka Belitung

    45 Resti Denni Puspa Mira, SST BPS Provinsi Kep. Riau

    46 Armadi Setiawan, S.Pi BPS Provinsi DKI Jakarta

    47 Asep Marwan, SST BPS Provinsi Jawa Barat

    48 Ade Suhandi, SE BPS Provinsi Jawa Barat

    49 Tutut Sudaryanti BPS Provinsi Jawa Barat

    50 Anwar Hidayat, S.Si BPS Provinsi Jawa Barat

    51 Anik Triani, SST BPS Provinsi Jawa Barat

  • 11 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    No. Nama Unit Organisasi

    (1) (2) (3)

    52 Faillah, S.Si BPS Provinsi Jawa Barat

    53 Raden Anita Kusumawardani, S.A.P. BPS Provinsi Jawa Barat

    54 Tika Adiati, SST, M.Stat. BPS Provinsi Jawa Barat

    55 Ely Lystiana Hafman, S.Si BPS Provinsi Jawa Tengah

    56 Moh. Fatichuddin, SSi, M.Eng BPS Provinsi Jawa Tengah

    57 Widhi Pranowo, SST BPS Provinsi Jawa Tengah

    58 Muna, S.Si BPS Provinsi Jawa Tengah

    59 Joko Prayitno, S.Si, M.S.E BPS Provinsi D.I.Y

    60 Agus Dwi Purwanto, SST., M.Si BPS Provinsi D.I.Y

    61 Ir. Nurjoyo BPS Provinsi Jawa Timur

    62 Drs. Ec. Doddy Suprijanto, M.M BPS Provinsi Jawa Timur

    63 Ambar Budhi Setyo, SE. BPS Provinsi Jawa Timur

    64 Joko Santoso, SE., M.Si. BPS Provinsi Jawa Timur

    65 Achmad Solihin BPS Provinsi Banten

    66 Ade Mulyadi, SST BPS Provinsi Banten

    67 Noviar, S.Si, M.Si BPS Provinsi Banten

    68 Achmad Ali, SST, M.Agb BPS Provinsi Bali

    69 Pepti Maya Puspita, SST BPS Provinsi NTB

    70 Anik Pratiwi, SST BPS Provinsi NTB

    71 I Gede Made Suwartana, SST.,M.Si BPS Provinsi NTT

    72 Zaragoza I.P.Sedeh, SST BPS Provinsi NTT

    73 Suko Prayogi, SP., M.E. BPS Provinsi Kalimantan Barat

    74 Edi Firmansyah, SST BPS Provinsi Kalimantan Barat

    75 Munawwarah, SST BPS Provinsi Kalimantan Tengah

    76 Raisul Islamy, SH BPS Provinsi Kalimantan Selatan

    77 Toyib Nasikun, SST, M.E. BPS Provinsi Kalimantan Selatan

    78 Ahmad Al Fajar, SST BPS Provinsi Kalimantan Selatan

    79 Marinda Dama Prianto, S.Si BPS Provinsi Kalimantan Timur

    80 Tamami Ikhwan, SST BPS Provinsi Kalimantan Timur

    81 Carlos Erickson, SST, M.Si. BPS Provinsi Sulawesi Utara

    82 Visita Arsa Pratiwi SST BPS Provinsi Sulawesi Utara

    83 Ahmad Fatih Basitul U'lum, SST, M.Si. BPS Provinsi Sulawesi Tengah

    84 Laksita Aga Damayanti, SST BPS Provinsi Sulawesi Tengah

    85 Lin Purwati, SST BPS Provinsi Sulawesi Selatan

    86 Yan Hirmawan, SST BPS Provinsi Sulawesi Selatan

  • 12 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    No. Nama Unit Organisasi

    (1) (2) (3)

    87 Tiyar Tunjungsari, SST BPS Provinsi Sulawesi Selatan

    88 Fani Dewi Astuti, SST BPS Provinsi Sulawesi Tenggara

    89 Depit Rudianto, SST BPS Provinsi Sulawesi Barat

    90 Marsono, SST,M.Si BPS Provinsi Gorontalo

    91 Abdul Hafid, SST BPS Provinsi Gorontalo

    92 Pudji Irianingsih, S.Si BPS Provinsi Maluku

    93 Asma Jufrida Rumanama, SP BPS Provinsi Maluku Utara

    94 Nony Alfi Sahrin Paulina, SST BPS Provinsi Papua Barat

    95 Panni Genti Romauli Pardede, SST BPS Provinsi Papua

  • 13 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Lampiran 3

    Daftar Instrumen/Perlengkapan/Dokumen Pelatihan Instruktrur Nasional

    Survei Konversi Gabah ke Beras 2018 (SKGB 2018)

    No Jenis Instrumen/ Perlengkapan/Dokumen Satuan

    (1) (2) (3)

    1 Tas Buah

    2 Ballpoint Buah

    3 Pensil Buah

    4 Timbangan Digital Buah

    5 Penghapus Buah

    6 Block Note Buah

    7 Daftar SKGB2018.DSRT Set

    8 Daftar SKGB2018.DSRT(C) Set

    9 Daftar SKGB2018-DSP Set

    10 Daftar SKGB2018-DSP(C) Set

    11 Daftar SKGB2018-KERING Set

    12 Daftar SKGB2018-GILING Set

    13 Pedoman SKGB2018-TEKNIS Buku

    14 Pedoman SKGB2018-Innas Buku

    15 Pedoman SKGB2018-PCS Buku

    16 Pedoman SKGB2018-PMS Buku

  • 14 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Lampiran 4

    Jadwal Pelatihan Instruktur Nasional Survei Konversi Gabah ke Beras 2018

    (SKGB 2018)

    Hari/Tanggal Jam Acara

    (1) (2) (3)

    Sabtu, 10

    Februari 2018

    14.00 - ... Check in dan Registrasi Peserta

    Minggu, 11

    Februari 2018

    10.00-10.30 Pembukaan (Pleno)

    10.30-12.30 Pendahuluan dan Metodologi (Pleno)

    12.30-13.30 Ishoma

    13.30-15.30 Tata Cara Kegiatan Lapangan

    15.30-16.00 Coffee Break

    16.00-18.00 Survei Konversi Pengeringan I

    18.00-19.30 Ishoma

    19.30-21.30 Survei Konversi Pengeringan II

    Senin, 12

    Februari 2018

    08.00-10.00 Survei Konversi Penggilingan I (Tatacara

    penggunaan tester)

    10.00-10.15 Coffee Break

    10.15-12.15 Survei Konversi Penggilingan II

    12.15-13.30 Ishoma

    13.30-15.30 Pemeriksaan

    15.30-16.00 Coffee Break

    16.00-18.00 Pendalaman

    Selasa, 13

    Februari 2018

    08.00-09.00 Persiapan Try Out

    09.00-14.00 Try Out

    14.00-15.30 Ishoma

    15.30-17.30 Evaluasi (Pleno)

    17.30-18.00 Penutupan (Pleno)

    Rabu, 14

    Februari 2018

    ... – 12.00 Check out

  • 15 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Lampiran 5

    Ralat Metodologi

    METODOLOGI

    Sampel Survei Konversi Pengeringan GKP ke GKG, selanjutnya

    disebut Konversi Pengeringan, dirancang untuk estimasi tingkat provinsi.

    Sampel blok sensus terpilih merupakan subsampel Survei Ubinan 2018 SR

    1 dan SR 2. Rumah tangga eligible konversi pengeringan adalah rumah

    tangga yang menguasai/mengusahakan tanaman padi (mencakup padi

    sawah dan padi ladang) dan panen pada Bulan Maret–April 2018

    (perwakilan musim hujan SR I) dan Bulan Juni-Agustus 2018 (perwakilan

    musim kemarau SR II).

    (1) Cakupan Wilayah

    Kabupaten/kota yang dicakup dalam konversi pengeringan adalah

    kabupaten/kota potensi padi. Pemilihan kabupaten/kota potensi ditentukan

    berdasarkan share kumulatif jumlah luas panen padi -hasil Pengumpulan

    Data Statistik Pertanian (SP-Padi) 2017- pada sejumlah kabupaten/kota

    potensi sebesar 90 persen total luas panen padi di provinsi. Cakupan

    kabupaten/kota ini cukup dapat mewakili provinsi dalam penyajian hasil

    survei pada tingkat provinsi. Penentuan kabupaten/kota cakupan survei

    dilakukan di BPS dengan prosedur sebagai berikut:

    a. Urutkan kabupaten/kota menurut data luas panen tanaman padi (total

    padi sawah dan padi ladang) satu tahun setiap kabupaten secara

    descending.

    b. Hitung kumulatif luas panen padi setiap kabupaten/kota, sehingga

    A. Metodologi Survei Konversi Pengeringan

  • 16 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    kumulatif luas panen pada kabupaten/kota urutan terakhir sama

    dengan total luas panen setahun dalam provinsi.

    c. Hitung share luas panen tanaman padi sawah SP-Padi 2017 seperti

    pada Tabel 1 Kolom 3.

    d. Tentukan cut off point (CoP) kabupaten/kota terpilih, yaitu

    kabupaten/kota dengan share kumulatif luas panen tanaman padi

    mendekati dan tidak kurang dari 90 persen seperti pada Tabel 1 Kolom

    4.

    e. Selanjutnya sekelompok kabupaten/kota yang memiliki nilai share

    kumulatif luas panen tanaman padi di bawah nilai CoP (yaitu

    kabupaten-kabupaten yang memiliki luas panen besar) dikategorikan

    sebagai kabupaten/kota potensi dan dipastikan tercakup dalam survei.

    Sebaliknya sekelompok kabupaten/kota yang memiliki nilai share

    kumulatif luas panen tanaman padi sawah lebih dari nilai CoP (yaitu

    kabupaten/kota yang memiliki luas panen kecil) dikategorikan sebagai

    kabupaten/kota tidak potensi. Kabupaten/kota tidak potensi luas panen

    tidak dicakup dalam survei.

    Berdasarkan prosedur di atas, sejumlah kabupaten/kota dengan

    share 90 persen dapat mewakili provinsinya masing-masing. Jumlah

    kabupaten/kota yang dicakup dalam pelaksanaan survei ini sebanyak 251

    kabupaten. Ilustrasi proses penentuan kabupaten/kota cakupan survei

    sesuai prosedur di atas digambarkan seperti pada tabel di bawah ini.

  • 17 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Tabel 1. Ilustrasi Penentuan Kabupaten/Kota Potensi Cakupan

    Konversi GKP ke GKG (Konversi Pengeringan) 2018

    Provinsi :………….

    Subround : j

    Kabupaten/Kota

    (Diurutkan

    Menurut Luas

    Panen)

    Luas Panen

    Tanaman

    Padi

    SP-Padi

    2017

    Kumulatif

    Luas Panen

    Tanaman

    Padi

    SP-Padi 2017

    Share

    Kumulatif

    Luas Panen

    Tanaman Padi

    SP-Padi 2017

    Penanda

    Kabupaten

    Cakupan

    Survei

    1: Tercakup

    0: Tidak

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 1jP 1jP 100

    1

    1

    K

    k

    jk

    j

    P

    P

    2 2jP

    2

    1k

    jkP 100

    1

    2

    K

    k

    jk

    j

    P

    P

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    K jkP

    K

    k

    jkP

    1

    100

    1

    K

    k

    jk

    jk

    P

    P

    Jumlah

    K

    k

    jkP

    1

  • 18 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Tabel 2. Contoh penentuan kabupaten cakupan konversi

    pengeringan 2018 di Provinsi Banten

    Kabupaten/Kota

    Luas Panen

    Tanaman

    Padi SP-

    Padi 2017

    (Ha)

    Kumulatif

    Luas Panen

    Tanaman

    Padi SP-Padi

    2017

    Share

    Kumulatif

    Luas Panen

    Tanaman

    Padi

    SP-Padi 2017

    (%)

    Penanda

    Kabupaten/

    Kota Cakupan

    Survei

    1: terpilih

    0: Tidak

    Kode Nama

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    01 Pandeglang 119484.3 119484.3 34.97 1

    02 Lebak 85767.8 205252.1 60.08 1

    04 Serang 66893.2 272145.3 79.68 1

    03 Tangerang 52788.0 324933.3 95.11 1

    73 Serang 13995.5 338928.8 99.20 0

    72 Cilegon 2203.7 341132.5 99.85 0

    71 Tangerang 457.4 341589.9 99.98 0

    74 Tangerang

    Selatan 56.7 341646.6 100 0

    Pada tabel di atas, kabupaten/kota terpilih adalah kabupaten/kota

    yang diberi penanda kode 1 pada Kolom (6), yaitu Kabupaten Pandeglang,

    Lebak, Serang Tangerang. Berarti hasil survei pada keempat kabupaten

    tersebut mewakili 95,1 persen populasi di Provinsi Banten menurut data

    luas panen tanaman padi sawah hasil SP-Padi 2017.

  • 19 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    (2) Alokasi Sampel Rumah Tangga

    a. Alokasi Sampel Rumah Tangga Menurut Subround

    Jumlah sampel rumah tangga terpilih konversi pengeringan

    dirancang untuk penyajian hasil survei di level provinsi. Agar sebaran

    sampel rumah tangga suatu kabupaten dapat mewakili populasi rumah

    tangga padi sawah pada musim hujan dan kemarau, target sampel rumah

    tangga di tingkat provinsi perlu dialokasikan untuk survei pada SR 1 dan SR

    2. Alokasi sampel ini dilakukan berdasarkan data luas panen hasil SP-Padi

    2017 pada masing-masing kabupaten/kota. Metode yang digunakan adalah

    power allocation. Metode ini menerapkan proporsi akar kuadrat variabel

    yang digunakan terhadap jumlah akar kuadrat variabel tersebut pada

    kabupaten/kota cakupan. Dengan metode ini, variasi jumlah sampel antar-

    kabupaten/kota yang sangat tinggi, khususnya pada kabupaten/kota yang

    sangat potensi dan yang cukup potensi, dapat diatasi. Rumus yang

    digunakan adalah:

    m

    P

    Pm

    s

    s

    ss

    2

    1

    dengan:

    sm : Jumlah sampel rumah tangga terpilih konversi pengeringan pada

    subround s,

    sP : Luas panen padi hasil SP-Padi 2017 pada subround s,

    : Konstanta power allocation, α =0,5.

    b. Alokasi Sampel Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota

    Keterwakilan sampel pada setiap kabupaten/kota cakupan survei

    diperoleh dengan mengalokasikan target sampel pada tingkat provinsi ke

    setiap kabupaten/kota pada masing-masing SR 1 dan SR 2. Alokasi ini

    dilakukan dengan metode power allocation berdasarkan luas panen padi

  • 20 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    sawah 2017. Sehingga jumlah sampel rumah tangga setiap kabupaten/kota

    sebanding dengan proporsi akar jumlah luas panen padi subround tertentu

    suatu kabupaten terhadap total akar jumlah luas panen padi seluruh

    kabupaten/kota dalam provinsi pada subround tersebut.

    sK

    k

    sk

    sksk m

    P

    Pm

    1

    dengan:

    skP : Luas panen tanaman padi (hibrida, indrida, dan ladang) subround s

    pada kabupaten/kota k.

    skm : Jumlah sampel rumah tangga terpilih konversi pengeringan

    subround s di kabupaten/kota k.

    Alokasi sampel rumah tangga menurut kabupaten/kota dilakukan di

    BPS. Hasil alokasi sampel ini disesuaikan dengan alokasi sampel plot

    Survei Ubinan 2018 untuk pelaksanaan SR 1 dan 2.

    c. Alokasi Sampel Rumah Tangga Menurut Blok Sensus

    Target sampel rumah tangga setiap kabupaten dialokasikan ke

    setiap blok sensus eligible secara proporsional berdasarkan jumlah rumah

    tangga padi (gabungan padi sawah hibrida, inbrida, dan padi ladang) di

    setiap blok sensus. Alokasi sampel rumah tangga masing-masing subround

    di setiap kabupaten/kota dilakukan secara terpisah. Rumus yang digunakan

    adalah:

    skH

    h

    n

    i

    hi

    hihi m

    M

    Mm

    h

    1 1

    dengan:

    k

    H

    h

    n

    i

    hi MMh

    1 1

    , merupakan populasi rumah tangga yang menguasai

  • 21 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    tanaman padi (hibrida, indrida, dan ladang) dari seluruh blok sensus eligible

    pada masing-masing subround s suatu kabupaten/kota k.

    hiM : populasi rumah tangga yang menguasai tanaman padi (hibrida,

    indrida, dan ladang) hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok

    sensus i.

    him : jumlah sampel rumah tangga terpilih konversi pengeringan pada blok

    sensus i strata h.

    Alokasi sampel ini disiapkan pada program aplikasi pengambilan sampel.

    Manual tahapan alokasi sampel dijelaskan sebagai berikut:

    1. Siapkan rekapitulasi populasi rumah tangga padi setiap blok sensus

    berdasarkan data entri hasil pemutakhiran pada seluruh blok sensus

    terpilih Survei Ubinan 2018 Subround 1. Satu rumah tangga padi yang

    mengusahakan beberapa jenis tanaman padi dianggap sebagai satu

    rumah tangga.

    Tabel 3. Populasi Rumah Tangga yang Mengusahakan Padi dan

    Panen Bulan Maret-April 2018 Hasil Pemutakhiran Rumah

    Tangga pada Blok Sensus

    Provinsi : p

    Kabupaten : k

    Subround : s

    Blok Sensus ke- Populasi Rumah Tangga Padi

    (1) (2)

    1 1hM

    2 2hM

    ..

    i hiM

    Jumlah M

  • 22 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Contoh: Rekapitulasi populasi rumah tangga yang mengusahakan padi dan

    panen Bulan Maret-April 2018 hasil pemutakhiran rumah tangga

    pada blok sensus.

    Provinsi : p

    Kabupaten : k

    Subround :s

    Blok Sensus ke- Populasi Rumah Tangga Padi

    (1) (2)

    1 7

    2 5

    3 2

    4 4

    Jumlah 18

    2. Hitung jumlah sampel rumah tangga per blok sensus berdasarkan

    target sampel rumah tangga suatu kabupaten dan populasi rumah

    tangga yang mengusahakan padi sesuai rumus di atas.

    Contoh: penghitungan alokasi sampel.

    Blok Sensus ke-

    Penghitungan

    Jumlah Sampel

    Blok Sensus

    Jumlah Sampel Blok Sensus

    (Pembulatan Kolom (3))

    (1) (2) (3)

    1 94,1518

    7

    2

    2 39,1518

    5

    1

    3 56,0518

    2

    1

    4 11,1518

    4

    1

    Target Sampel 5 5

  • 23 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    3. Cek kesesuaian antara jumlah sampel hasil alokasi dengan target

    sampel per kabupaten. Apabila tidak sesuai, lakukan penyesuaian

    alokasi sampel pada blok sensus yang memiliki populasi banyak.

    4. Apabila populasi rumah tangga padi hasil pemutahiran pada seluruh

    blok sensus kurang dari target sampel dalam kabupaten, seluruh

    rumah tangga tersebut diambil sebagai sampel (take all).

    (3) Kerangka Sampel

    Kerangka sampel yang digunakan untuk pengambilan sampel

    konversi pengeringan terdiri dari kerangka sampel untuk pengambilan

    sampel blok sensus dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga.

    Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus adalah daftar blok sensus

    biasa dan blok sensus persiapan bermuatan yang tercakup dalam ST 2013

    dan dilengkapi dengan informasi jumlah rumah tangga eligible tanaman

    pangan per subround hasil ST2013-L, serta luas tanam menurut jenis

    tanaman pangan selama setahun. Kerangka sampel ini juga merupakan

    kerangka sampel yang digunakan pada Survei Ubinan 2018. Blok sensus

    eligible cakupan SKGB 2018 adalah blok sensus terpilih Survei Ubinan SR

    1 dan SR 2 Tahun 2018 yang terdapat sejumlah rumah tangga yang

    menguasai/mengusahakan tanaman padi hasil pemutakhiran rumah tangga.

    Kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar kepala

    rumah tangga yang menguasai/mengusahakan tanaman padi Survei Ubinan

    2018, serta panen pada Bulan Maret-April 2018 (untuk pelaksanaan SR 1)

    atau panen pada Bulan Juni-Agustus 2018 (untuk pelaksanaan SR 2).

    Kerangka sampel ini diperoleh dari hasil permutakhiran rumah tangga pada

    blok sensus menjelang periode pencacahan Survei Ubinan 2018. Kerangka

    sampel rumah tangga kondisi Bulan Maret-April 2018 diperoleh dari hasil

    listing Bulan Desember 2017, sedangkan kerangka sampel rumah tangga

  • 24 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    kondisi bulan Juni-Agustus 2018 diperoleh dari hasil listing Bulan April 2018.

    (4) Metode Pengambilan sampel

    Rancangan pengambilan sampel rumah tangga konversi pengeringan

    yang diterapkan adalah stratified multi-stage sampling design. Blok sensus

    terpilih survei ini merupakan blok sensus terpilih Survei Ubinan 2018 yang

    terdapat rumah tangga padi sawah yang panen pada SR 1 dan/atau SR 2.

    Pengambilan sampel BS tersebut dilakukan secara probability proportional

    to size di setiap strata dalam kabupaten pada saat persiapan Survei Ubinan

    2018. Peluang terpilih setiap blok sensus berdasarkan jumlah rumah tangga

    eligible tanaman pangan menurut subround. Agar blok sensus potensi

    tanaman padi pasti terpilih, maka blok sensus yang memiliki muatan (size)

    lebih dari interval pengambilan sampel dipastikan terpilih (certainty

    selected). Pengambilan sampel blok sensus dilakukan pada saat persiapan

    pelaksanaan Survei Ubinan 2018 masing-masing subround.

    Sampel rumah tangga konversi pengeringan dipilih dari kerangka

    sampel rumah tangga secara systematic sampling. Pengambilan sampel

    rumah tangga setiap blok sensus dilakukan secara terpisah berdasarkan

    hasil alokasi sampel rumah tangga per blok sensus. Secara ringkas skema

    sampling di atas dijelaskan sebagai berikut:

  • 25 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Tabel 4. Skema Penarikan Sampel SKGB2018

    Tahap Unit

    Jumlah unit

    Metode Peluang Fraksi Populasi Sampel

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1 Blok

    sensus Nh nh

    PPS sistematik, size

    (Mhi) rumah tangga

    eligible tanaman

    pangan per BS 0h

    hi

    M

    M

    0h

    hih

    M

    Mn

    2

    Rumah

    tangga

    padi hiM mhi

    Sistematik di setiap

    blok sensus,

    (diurutkan menurut

    bulan panen)

    hiM

    1

    hi

    hi

    M

    m

    dengan:

    hN : Populasi blok sensus pada strata h.

    hn : Jumlah sampel blok sensus pada strata h suatu subround.

    hiM : Populasi rumah tangga yang menguasai/mengusahakan tanaman

    pangan hasil ST2013 pada blok sensus i strata h.

    0hM : Populasi rumah tangga yang menguasai/mengusahakan tanaman

    pangan hasil ST2013 dari seluruh blok sensus eligible

    pengambilan sampel pada strata h.

    hiM : Populasi rumah tangga yang menguasai/mengusahakan tanaman

    padi (padi sawah dan padi ladang) hasil pemutakhiran rumah

    tangga (pada kegiatan Survei Ubinan 2018 masing-masing

    subround) pada blok sensus i strata h.

    him : Jumlah sampel rumah tangga padi terpilih konversi pengeringan

    yang mengusahakan padi (baik padi sawah hibrida, padi sawah

    inbrida, dan padi ladang). Satu rumah tangga yang terpilih

    beberapa jenis tanaman padi dianggap sebagai satu rumah tangga

    padi.

  • 26 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Design weight dibangun dari fraksi sampling (overall sampling

    fraction) seluruh tahap pengambilan sampel. Overall sampling fraction dari

    seluruh tahap pengambilan sampel adalah:

    hi

    hi

    h

    hihs

    M

    m

    M

    Mnffff

    031

    Sehingga design weight untuk rumah tangga ke-j dalam blok sensus ke-i

    adalah:

    hi

    hi

    hih

    hhij

    m

    M

    Mn

    Mw

    0

    (5) Prosedur Pengambilan sampel Rumah Tangga

    Pengambilan sampel rumah tangga konversi pengeringan dilakukan

    secara sistematik dari kerangka sampel rumah tangga setiap blok sensus

    eligible. Pengambilan sampel ini dilakukan pada setiap blok sensus secara

    terpisah berdasarkan hasil alokasi sampel seperti yang disiapkan pada butir

    1.2.3 di atas. Pengambilan sampel rumah tangga dilakukan dengan

    program aplikasi yang disiapkan BPS. Manual tahapan pengambilan sampel

    yang disiapkan pada program aplikasi sebagai berikut:

    a. Siapkan data hasil entri rumah tangga yang mengusahakan padi hasil

    pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus Survei Ubinan 2018

    (data SUB-DS terisi). Data ini dilengkapi dengan perkiraan bulan

    panen. Rumah tangga yang dicakup sebagai populasi pada kerangka

    sampel rumah tangga subround 1 adalah rumah tangga yang panen

    Bulan Maret-April 2018, sedangkan yang dicakup pada kerangka

    sampel rumah tangga subround 2 adalah rumah tangga yang panen

    bulan Juni-Agustus 2018. Satu rumah tangga padi yang terpilih sebagai

    sampel beberapa jenis tanaman padi dianggap sebagai satu rumah

    tangga.

  • 27 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    b. Urutkan seluruh rumah tangga yang menguasai/mengusahakan padi

    pada blok sensus berdasarkan urutan bulan panen. Beri nomor urut

    rumah tangga padi berdasarkan urutan tersebut.

    Contoh:

    • Daftar rumah tangga hasil pemutakhiran sebagai berikut:

    Hasil urutan menurut bulan panen sebagai berikut:

    NKS: 11100223

    Nomor Urut

    Rumah Tangga

    Hasil

    Pemutakhiran

    Jenis Tanaman Padi

    yang Diusahakan

    Perkiraan

    bulan

    panen

    Nomor Urut Baru

    Rumah Tangga Padi

    Berdasarkan Urutan

    Bulan Panen

    6 Padi sawah inbrida Maret 1

    24 Padi sawah hibrida Maret 2

    15 Padi sawah hibrida, Padi

    sawah inbrida April

    3

    23 Padi ladang April 4

    27 Padi sawah hibrida April 5

    NKS: 11100223

    Nomor Urut Rumah

    Tangga Hasil

    Pemutakhiran

    Jenis Tanaman Padi yang

    Diusahakan

    Perkiraan bulan

    panen

    6 Padi sawah inbrida Maret

    15 Padi sawah hibrida, Padi

    sawah inbrida April

    23 Padi ladang April

    24 Padi sawah hibrida Maret

    27 Padi sawah hibrida April

  • 28 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    c. Beri nomor urut baru berdasarkan hasil urutan rumah tangga menurut

    perkiraan bulan panen.

    d. Hitung jumlah rumah tangga padi eligible subround berjalan. Nomor

    urut baru terbesar menggambarkan populasi rumah tangga padi

    eligible.

    e. Hitung interval pengambilan sampel rumah tangga padi di masing-

    masing blok sensus dengan rumus:

    i

    i

    im

    MI

    dengan iM adalah populasi rumah tangga padi yang panen Maret-

    April 2018, dan im adalah target sampel rumah tangga padi subround

    tertentu pada suatu blok sensus.

    Interval pengambilan sampel ini dihitung untuk masing-masing blok

    sensus dengan pembulatan ke atas.

    f. Tentukan angka random (AR) berdasarkan distribusi Uniform yang

    bernilai antara 0 sampai dengan 1.

    g. Hitung random pemilihan rumah tangga padi pertama dengan cara:

    iIARR 1 .

    h. Hitung random pemilihan rumah tangga padi ke-2, 3, …dst dengan

    cara:

    IRR 12 ,

    IRR 213 ,

    .

    .

    . IjRR j 11 ,

    dengan j = 2, 3, …, ( adalah target sampel rumah tangga padi

    subround tertentu pada suatu blok sensus).

  • 29 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    i. Beri penanda untuk rumah tangga padi sawah yang memiliki nomor

    urut baru sesuai nilai Rj sebagai rumah tangga terpilih konversi

    pengeringan.

    Contoh manual pengambilan sampel rumah tangga:

    Misal target sampel rumah tangga padi suatu blok sensus sebanyak tiga

    rumah tangga. Populasi rumah tangga yang akan panen pada Maret-April

    2018 sebanyak 5 rumah tangga. Pengambilan sampel rumah tangga

    dilakukan sebagai berikut:

    1. Interval pemilihan sampel rumah tangga dalam blok sensus adalah:

    666666667,13

    5I

    2. Angka random yang dibangkitkan diperoleh sebesar = 0,23.

    3. Random pemilihan sampel rumah tangga pertama sampai ke-3

    dilakukan sebagai berikut:

    Rumah

    tangga

    terpilih

    ke-i

    Penghitungan random pemilihan sampel rumah

    tangga ke-i (Ri)

    Pembulatan

    Hasil

    Penghitungan

    (Ri)

    (pembulatan

    ke atas)

    1 383333333,0666666667,123,01 R 1

    2 050,2666666667,1)12(383333333,02 R 3

    3 717,3666666667,1)13(383333333,03 R 4

    4. Pemberian tanda rumah tangga terpilih (yaitu rumah tangga yang

    memiliki nomor urut baru (sesuai urutan bulan panen) yang sama

    dengan random pemilihan sampel dilakukan sebagai berikut:

  • 30 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    (6) Prosedur Estimasi

    Estimasi rata-rata karakteristik y di tingkat nasional berdasarkan data

    hasil survei dihitung sebagai berikut:

    M

    YY

    ˆ

    ˆˆ

    dengan:

    H

    h

    n

    i

    m

    j

    hijhij

    h

    ywY

    1 1

    *

    1

    .ˆ dan

    H

    h

    n

    i

    m

    j

    hij

    h

    wM

    1 1

    *

    1

    ˆ

    Varians estimasi rata-rata

    )YV(ˆ adalah:

    , n

    Y - Y 1 -n

    n

    M = )YV(

    h

    hhi

    2n

    1=ih

    hL

    =h

    h

    ˆˆ

    ˆ

    dengan: yw = Y hijhij

    m

    1=j

    hi .ˆ*

    dan Y = Y hin

    1=i

    h

    h

    ˆˆ

    NKS: 11100223

    Nomor Urut

    Rumah

    Tangga

    Hasil

    Pemutakhiran

    Jenis Tanaman

    Padi yang

    Diusahakan

    Perkiraan

    Bulan

    Panen

    Nomor Urut

    Baru

    Rumah

    Tangga Padi

    Berdasarkan

    Urutan

    Bulan Panen

    Penanda

    Rumah

    Tangga Padi

    Terpilih Sesuai

    Random

    Pengambilan

    Sampel (Rj)

    6 Padi sawah inbrida Maret 1

    24 Padi sawah hibrida Maret 2

    15 Padi sawah hibrida,

    Padi sawah inbrida April 3

    23 Padi ladang April 4

    27 Padi sawah hibrida April 5

  • 31 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Jumlah sampel konversi penggilingan dirancang untuk estimasi

    tingkat provinsi. Unit observasi survei ini adalah perusahaan/usaha

    penggilingan padi (dengan kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

    Indonesia/KBLI 10631) skala besar, menengah, kecil, dan mikro hasil

    Sensus Ekonomi 2016 (SE2016).

    (1) Cakupan Wilayah

    Kabupaten/kota yang dicakup dalam konversi penggilingan adalah

    sejumlah kabupaten/kota yang terdapat perusahaan/usaha penggilingan

    dan memberikan share kumulatif jumlah perusahaan/usaha penggilingan

    padi hasil Sensus Ekonomi 2016 minimal sebesar 90 persen total

    perusahaan/usaha penggilingan di provinsi. Perusahaan/usaha

    penggilingan yang dicakup dalam penentuan kabupaten/kota hanya

    didasarkan pada jumlah perusahaan/usaha skala besar, menengah, dan

    kecil. Penentuan kabupaten/kota cakupan survei telah dilakukan di BPS

    dengan prosedur sebagai berikut:

    a. Urutkan kabupaten/kota menurut data jumlah perusahaan/usaha

    penggilingan skala besar, menengah, dan kecil secara descending.

    b. Hitung kumulatif jumlah perusahaan/usaha penggilingan setiap

    kabupaten, sehingga kumulatif jumlah perusahaan/usaha penggilingan

    pada kabupaten urutan terakhir sama dengan total luas panen setahun

    dalam provinsi.

    c. Hitung share jumlah perusahaan/usaha penggilingan seperti pada

    Tabel 1 Kolom 4.

    d. Tentukan cut off point (CoP) kabupaten terpilih, yaitu kabupaten

    dengan share kumulatif jumlah perusahaan/usaha penggilingan padi

    mendekati dan tidak kurang dari 90 persen.

    B. Metodologi Survei Konversi Penggilingan

  • 32 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    e. Selanjutnya sekelompok kabupaten yang memiliki nilai share kumulatif

    jumlah perusahaan/usaha penggilingan padi di bawah nilai CoP (yaitu

    kabupaten/kota yang memiliki jumlah perusahaan/usaha banyak)

    dikategorikan sebagai kabupaten/kota potensi dan dipastikan tercakup

    dalam survei. Sebaliknya sekelompok kabupaten/kota yang memiliki

    nilai share kumulatif jumlah usaha penggilingan padi lebih dari nilai

    CoP (yaitu kabupaten/kota yang memiliki jumlah perusahaan/usaha

    sedikit) dikategorikan sebagai kabupaten/kota tidak potensi.

    Kabupaten/kota tidak potensi perusahaan/usaha penggilingan tidak

    dicakup dalam survei.

    Ilustrasi proses penentuan kabupaten/kota cakupan survei sesuai prosedur

    di atas digambarkan seperti pada tabel di bawah ini.

    Tabel 5. Ilustrasi Penentuan Kabupaten/Kota Potensi Cakupan

    Konversi GKG ke Beras (Konversi Penggilingan) 2018

    Provinsi:………….

    Subround: j

    Kabupaten

    (Diurutkan

    Menurut

    Jumlah

    Perusahaan/

    Usaha

    Penggilingan)

    Jumlah

    Perusahaan/

    Usaha

    Penggilingan

    Padi Hasil

    SE2016

    Kumulatif

    Jumlah

    Perusahaan/

    Usaha

    Penggilingan

    Padi

    Share Kumulatif

    Jumlah

    Perusahaan/Usaha

    Penggilingan Padi

    Penanda

    Kabupaten/

    Kota

    Cakupan

    Survei

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 1jU 1jU 100

    1

    1

    K

    k

    jk

    j

    U

    U

    2 2jU

    2

    1k

    jkU 100

    1

    2

    K

    k

    jk

    j

    U

    U

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

    .

  • 33 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Kabupaten

    (Diurutkan

    Menurut

    Jumlah

    Perusahaan/

    Usaha

    Penggilingan)

    Jumlah

    Perusahaan/

    Usaha

    Penggilingan

    Padi Hasil

    SE2016

    Kumulatif

    Jumlah

    Perusahaan/

    Usaha

    Penggilingan

    Padi

    Share Kumulatif

    Jumlah

    Perusahaan/Usaha

    Penggilingan Padi

    Penanda

    Kabupaten/

    Kota

    Cakupan

    Survei

    (1) (2) (3) (4) (5)

    k jkU

    K

    k

    jkU

    1

    100

    1

    K

    k

    jk

    jk

    U

    U

    Jumlah

    K

    k

    jkU

    1

    Di bawah ini contoh penentuan kabupaten cakupan konversi penggilingan di

    Provinsi Banten:

    Kabupaten/Kota Jumlah

    Usaha

    Penggilingan

    Padi Skala

    Kecil,

    Menengah,

    Besar Hasil

    SE2016

    Kumulatif

    Jumlah

    Usaha

    Penggilingan

    Padi

    Share

    Kumulatif

    Jumlah

    Usaha

    Penggilingan

    Padi

    (%)

    Penanda

    Kabupaten

    Cakupan

    Survei

    1: terpilih

    0: Tidak

    Kode Nama

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    04 Serang 43 43 25.44 1

    03 Tangerang 40 83 49.11 1

    01 Pandeglang 36 119 70.41 1

    73 Serang 32 151 89.35 1

    02 Lebak 15 166 98.22 1

    72 Cilegon 2 168 99.41 0

  • 34 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Kabupaten/Kota Jumlah

    Usaha

    Penggilingan

    Padi Skala

    Kecil,

    Menengah,

    Besar Hasil

    SE2016

    Kumulatif

    Jumlah

    Usaha

    Penggilingan

    Padi

    Share

    Kumulatif

    Jumlah

    Usaha

    Penggilingan

    Padi

    (%)

    Penanda

    Kabupaten

    Cakupan

    Survei

    1: terpilih

    0: Tidak

    Kode Nama

    71 Tangerang 1 169 100 0

    74 Tangerang

    Selatan 0 169 100 0

    Berdasarkan hasil penentuan kabupaten/kota yang dicakup dalam

    survei di atas, kabupaten terpilih adalah Kabupaten Pandeglang,

    Tangerang, Pandeglang, Serang, dan Lebak. Berarti hasil survei pada

    kelima kabupaten tersebut mewakili 98,22 persen populasi usaha

    penggilingan padi di Provinsi Banten.

    (2) Alokasi Sampel Usaha Penggilingan Padi

    Jumlah sampel dirancang untuk penyajian hasil survei di level

    provinsi. Alokasi sampel rumah tangga menurut kabupaten dilakukan

    secara power allocation berdasarkan akar jumlah usaha penggilingan padi

    skala kecil, menengah, dan besar. Jumlah sampel usaha penggilingan padi

    setiap kabupaten sebanding dengan proporsi akar populasi usaha

    penggilingan terhadap total akar jumlah usaha penggilingan padi di seluruh

    kabupaten dalam provinsi, atau dapat ditulis sebagai berikut:

    u

    U

    Uu

    K

    k

    k

    kk

    1

    dengan:

    kU :populasi usaha penggilingan padi pada kabupaten k.

  • 35 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    ku : jumlah sampel usaha penggilingan padi di kabupaten k.

    u :target sampel usaha penggilingan padi di suatu provinsi.

    :konstanta power allocation, ditentukan = 0,5.

    (3) Kerangka Sampel

    Kerangka sampel yang digunakan adalah kerangka sampel usaha

    industri penggilingan. Kerangka sampel usaha penggilingan padi adalah

    daftar usaha penggilingan padi yang dilengkapi dengan informasi skala

    usaha (besar, menengah, kecil, atau mikro) hasil Sensus Ekonomi 2016

    (SE2016). Skala usaha penggilingan padi ditentukan berdasarkan kriteria

    jumlah tenaga kerja dan omset usaha. Karena SE2016 dilakukan secara

    sampel pada wilayah kabupaten-perdesaan, kerangka sampel ini juga

    dilengkapi dengan penimbang SE2016 untuk keperluan.

    Populasi usaha industri penggilingan hasil SE2016 pada Kabupaten

    Natuna, Provinsi Kepulauan Riau tidak memenuhi target sampel usaha.

    Oleh karena itu, kerangka sampel usaha industri penggilingan yang

    digunakan diperoleh dari pendataan PIPA 2012 (berdasarkan kuesioner

    PIPA12-L). Kerangka sampel ini dilengkapi dengan informasi skala usaha

    (Blok II.2 Rincian 5a) yang ditentukan berdasarkan volume beras yang

    digiling per jam.

    (4) Metode Pengambilan Sampel

    Metode pengambilan sampel yang diterapkan pada konversi

    penggilingan adalah systematic sampling. Metode ini menggunakan angka

    random dan interval pengambilan sampel untuk menentukan random

    sampel perusahaan/usaha terpilih. Manual pengambilan sampel secara

    systematic analogi dengan penjelasan pengambilan sampel rumah tangga

    padi di atas. Pengambilan sampel perusahaan/usaha industri penggilingan

    dilakukan di tingkat kabupaten/kota dan dilakukan terpisah untuk masing-

    masing skala usaha.

  • 36 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Penimbang sampling yang dibangun sesuai rancangan pengambilan

    sampel melibatkan penimbang SE2016 yang melekat pada setiap

    perusahaan/usaha pada kerangka sampel. Prosedur penghitungan

    penimbang dijelaskan sebagai berikut:

    Skala

    Perusahaan

    /usaha

    Penimb

    ang

    SE2016

    Jumlah Unit

    Metode

    Pemilihan

    Sampel

    Fraksi

    Sampling

    (f)

    Penimbang

    Awal

    kiw . Populasi Sampel

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Besar 1 kBU . kBU . Take all 1 1

    Menengah 1 kMU .

    kMU .

    Jika

    kBkkM UuU ..

    Take all 1 1

    kMu .

    Jika

    kBkkM UuU ..

    Systematic

    kM

    kM

    U

    u

    .

    .

    kM

    kM

    u

    U

    . .

    .

    Kecil Kw kKU . kKu . Systematic kK

    kK

    U

    u

    .

    .

    kK

    kKK

    u

    Uw

    .

    .

    Mikro mw kmU . kmu . Systematic km

    km

    U

    u

    .

    .

    km

    kmm

    u

    Uw

    .

    .

    dengan:

    kBU . : populasi usaha industri penggilingan skala besar pada kabupaten k,

    kMU . : populasi usaha industri penggilingan skala menengah pada kabupaten k,

    kMu . : jumlah sampel usaha industri penggilingan skala menengah pada

    kabupaten k,

  • 37 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    kKU . : populasi usaha industri penggilingan skala kecil pada kabupaten k,

    kKu . : jumlah sampel usaha industri penggilingan skala kecil pada kabupaten k,

    kmU . : populasi usaha industri penggilingan skala mikro pada kabupaten k,

    kmu . : jumlah sampel usaha industri penggilingan skala mikro pada kabupaten k,

    Kw : penimbang SE2016 untuk perusahaan skala kecil,

    mw : penimbang SE2016 perusahaan skala mikro.

    (5) Prosedur Estimasi

    Estimasi rata-rata karakteristik y

    di tingkat nasional berdasarkan

    data hasil survei dihitung sebagai berikut:

    U

    YY

    ˆ

    ˆˆ

    dengan:

    1 1

    . .ˆ

    k i

    iki ywY merupakan total karakteristik y, dan

    1 1

    k i

    kiwU

    merupakan estimasi jumlah usaha.

    Beberapa hal yang dapat memengaruhi keberhasilan pencacahan

    sampel terpilih antara lain ketepatan unit sampel terpilih yang sesuai kondisi

    lapangan, ketepatan waktu pencacahan, dan komunikasi antara pencacah

    dan responden. Pada kondisi sampel terpilih tidak sesuai dengan kondisi di

    lapangan, tidak dapat dilakukan pencacahan dan pengukuran, maupun

    terjadi nonrespons karena alasan lain, dapat dilakukan penggantian sampel.

    BPS menyiapkan segugus sampel rumah tangga cadangan untuk sampel

    konversi pengeringan dan segugus sampel usaha penggilingan padi untuk

    sampel konversi penggilingan. Jumlah sampel cadangan yang disiapkan

    C. PENGGANTIAN SAMPEL

  • 38 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    BPS diupayakan sebanyak seratus persen target sampel (apabila populasi

    pada domain pemilihan sampel tersedia). Apabila tidak, sampel cadangan

    diperoleh dari sisa populasi setelah pengambilan sampel utama.

    Daftar sampel rumah tangga cadangan (DSRT (C)) dan daftar sampel

    perusahaan/usaha cadangan (DSP (C)) dipegang oleh

    pengawas/pemeriksa. Prosedur penggantian sampel (rumah tangga

    maupun perusahaan/usaha) sebagai berikut:

    (1) Pencacah melaporkan adanya sampel (rumah tangga atau

    perusahaan/usaha penggilingan) terpilih yang tidak dapat dicacah

    kepada pengawas/pemeriksa.

    (2) Pengawas/pemeriksa menentukan sampel pengganti dari daftar

    sampel cadangan (DSRT (C) atau DSP (C)). Penentuan sampel

    pengganti sebagai berikut:

    a. Sampel pengganti diupayakan memiliki kriteria yang sama atau

    mirip dengan sampel yang digantikan (bila informasi tersebut dapat

    diperoleh). Kesamaan atau kemiripan karakteristik antara lain

    berdasarkan varietas dan penerapan program bantuan pemerintah

    pada pertanian tanaman padi. Informasi karakteristik ini diperoleh

    dari DSRT dan DSRT (C).

    b. Sampel pengganti diutamakan berasal dari wilayah yang sama

    (domain blok sensus pada DSRT (C) atau domain desa pada DSP

    (C)).

    c. Apabila butir 2.b. tidak tersedia, sampel pengganti diambil dari

    wilayah lain yang terdekat dan masih dalam pengawasan

    pengawas/pemeriksa yang sama.

    d. Apabila butir 2.c. tidak tersedia, pengawas/pemeriksa dapat

    berkoordinasi dengan penanggung jawab di BPS kabupaten/kota

    untuk meminta sampel pengganti yang berasal dari wilayah lain

  • 39 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    namun masih dalam kabupaten yang sama.

    e. Apabila butir 2.d. tidak tersedia, penanggung jawab di BPS

    kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan penanggung jawab di

    BPS provinsi untuk meminta sampel pengganti yang berasal dari

    wilayah lain namun masih dalam provinsi yang sama.

    f. Jika sampel cadangan pada DSRT (C) atau DSP (C) provinsi yang

    bersangkutan telah habis dan masih ada sisa target sampel yang

    belum terealisasi pada SR 1, dapat dialihkan sebagai target sampel

    tambahan SR 2 pada level provinsi.

    (3) Pengawas/pemeriksa memberikan informasi unit sampel pengganti

    kepada pencacah, dan mencatat informasi yang diperlukan pada DSRT

    (C) atau DSP (C).

    (4) Selanjutnya pencacah melaporkan hasil pencacahan atas sampel

    pengganti kepada pengawas/pemeriksa.

    (5) Apabila sampel pengganti tidak dapat dicacah, lakukan prosedur yang

    sama mulai butir 1.

  • 40 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    D. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Kepala Bagian

    (Kabag) Tata Usaha (TU) BPS Provinsi

    E. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Kepala Bidang

    (Kabid) Statistik Produksi BPS Provinsi

    Lampiran 6

    Ralat Bab 4 SKGB2018-TEKNIS

    Kepala Bagian Tata Usaha membuat rencana pengelolaan dokumen

    dan administrasi keuangan. Disamping itu Kepala Bagian TU BPS Provinsi

    mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagai berikut:

    (1) Mengkoordinasikan kegiatan rekrutmen dan pelatihan petugas

    dengan BPS Kabupaten/Kota.

    (2) Menerima instrumen atau perlengkapan survei dari BPS baik untuk

    pelatihan maupun pelaksanaan.

    (3) Mendistribusikan instrumen dan perlengkapan survei ke BPS

    Kabupaten/Kota.

    (4) Mengkoordinasikan penyelesaian administrasi keuangan di BPS

    Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota.

    (5) Membantu penyelenggaraan pelatihan petugas pencacahan dan

    pelatihan operator pengolahan.

    (6) Melakukan tugas yang diperintahkan langsung maupun tidak

    langsung oleh Kepala BPS Provinsi, serta petunjuk dalam buku

    pedoman.

    Kepala Bidang Statistik Produksi membuat rencana dan pedoman

    operasional rekrutmen petugas (PCS dan PMS) dan mengawasi

    pelaksanaan rekrutmen. Disamping itu, Kepala Bidang Statistik Produksi

  • 41 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    BPS Provinsi mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagai

    berikut:

    (1) Membuat rencana dan pedoman operasional rekrutmen petugas

    (Innas, PCS, dan PMS) dan mengawasi pelaksanaan rekrutmen.

    (2) Membuat rencana dan panduan penyelenggaraan pelatihan petugas

    di provinsi.

    (3) Memonitor dan mengawasi pelaksanaan SKGB2018.

    (4) Memonitor dan mengawasi pelaksanaan editing-coding dan

    penyampaian dokumen hasil pencacahan ke Seksi IPDS BPS

    Kabupaten.

    (5) Menerima dan mengevaluasi hasil pengolahan Daftar VK2018-

    DSRT/VK2018-DSRT(C), Daftar VK2018-KERING, Daftar VK2018-

    DSP/VK2018-DSP(C), dan Daftar VK2018-GILING dari Bidang IPDS

    BPS Provinsi.

    (6) Bersama Kasi Statistik Produksi BPS Kabupaten/Kota

    menindaklanjuti rekomendasi evaluasi maupun pengawasan

    lapangan.

    (7) Memeriksa kewajaran dan konsistensi data hasil tabulasi pengolahan

    data sebelum dilaksanakan diseminasi.

    (8) Menyiapkan bahan diseminasi hasil dan analisis.

    (9) Membantu Kepala BPS Provinsi sebagai penanggungjawab dan

    koordinator teknis seluruh pelaksanaan SKGB2018 di provinsi.

    (10) Melakukan tugas yang diperintahkan langsung maupun tidak

    langsung oleh Kepala BPS Provinsi, serta petunjuk dalam buku

    pedoman.

  • 42 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    F. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Kepala Bidang

    (Kabid) Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

    BPS Provinsi

    H. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Kepala Subbagian

    (Kasubbag) Tata Usaha (TU) BPS Kabupaten/Kota

    Kepala Bidang IPDS merencanakan dan mengolah Daftar VK2018-

    KERING dan Daftar VK2018-GILING. Disamping itu Kepala Bidang IPDS

    BPS Provinsi mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagai

    berikut:

    (1) Memonitor dan mengawasi pengolahan dokumen SKGB2018 dan

    berkoordinasi dengan Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi

    (2) Mengirim hasil pengolahan ke BPS setelah mendapat konfirmasi dari

    Bidang Statistik Produksi.

    (3) Melakukan tugas yang diperintahkan langsung maupun tidak

    langsung oleh Kepala BPS Provinsi, serta petunjuk dalam buku

    pedoman.

    Kepala Subbagian TU BPS Kabupaten/Kota mempunyai tugas,

    tanggung jawab, dan wewenang sebagai berikut:

    (1) Menyiapkan administrasi rekrutmen petugas.

    (2) Menerima instrumen dan perlengkapan petugas dari BPS Provinsi,

    serta mendistribusikan instrumen dan perlengkapan pelaksanaan

    kepada petugas.

    (3) Memonitor dan mengawasi pelaksanaan pencacahan, serta selalu

    siap untuk menyelesaikan segala masalah administrasi yang timbul.

    (4) Menyiapkan tempat penampungan dokumen.

  • 43 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    J. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Kepala Seksi (Kasi)

    Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) BPS

    Kabupaten/Kota

    (5) Menerima dokumen hasil pencacahan (Daftar VK2018-

    DSRT/VK2018-DSRT(C), Daftar VK2018-KERING, VK2018-

    DSP/VK2018-DSP(C), dan Daftar VK2018-GILING) dari KSK

    kemudian melakukan batching.

    (6) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan yang telah di-batching ke

    Seksi Statistik Produksi BPS Kabupaten/Kota untuk dilakukan

    pegecekan dan editing-coding.

    (7) Menerima dokumen hasil pencacahan (VK2018-DSRT/VK2018-

    DSRT(C), VK2018-KERING, VK2018-DSP/VK2018-DSP(C), dan

    VK2018-GILING) dan peta blok sensus dari Seksi Statistik Produksi

    BPS Kabupaten/Kota.

    (8) Membantu Kepala BPS Kabupaten/Kota sebagai koordinator

    administrasi seluruh kegiatan SKGB2018 di kabupaten/kota.

    (9) Melakukan tugas yang diperintahkan langsung maupun tidak

    langsung oleh Pimpinan BPS Provinsi, Kepala BPS Kabupaten/Kota,

    serta petunjuk dalam buku pedoman.

    Kepala Seksi IPDS BPS Kabupaten/Kota mempunyai tugas, tanggung

    jawab, dan wewenang sebagai berikut:

    (1) Menyiapkan Peta hasil listing SE2016.WB atau Peta hasil

    pemutakhiran blok sensus Survei Ubinan 2018 semua blok sensus

    yang terpilih sampel SKGB2018.

    (2) Meyakinkan semua peta WB teridentifikasi di lapangan.

    (3) Mengambil sampel rumah tangga dengan aplikasi yang telah

    disediakan.

  • 44 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    (4) Menyerahkan daftar sampel rumah tangga (Daftar

    VK2018.DSRT/VK2018-DSRT(C)) kepada Seksi Statistik Produksi

    BPS Kabupaten/ Kota untuk dilakukan evaluasi.

    (5) Bersama Kabag TU, merencanakan tempat penampungan dokumen

    hasil pencacahan dan menata layout kerja pengolahan data.

    (6) Bersama Kabag TU merencanakan dan melaksanakan pelatihan

    petugas pengolahan.

    (7) Bersama Kasi Statistik Produksi mengatur dan mengelola semua

    instrumen SKGB2018.

    (8) Menerima dokumen hasil pencacahan yang telah dilakukan editing-

    coding (Daftar VK2018-DSRT/VK2018-DSRT(C), Daftar VK2018-

    KERING, VK2018-DSP/VK2018-DSP(C), dan Daftar VK2018-GILING)

    dari Seksi Statistik Produksi BPS Kabupaten/Kota untuk dilakukan

    pengolahan.

    (9) Merencanakan dan melaksanakan pengolahan kegiatan SKGB2018

    dan segala sesuatu yang menyangkut proses pengolahan.

    (10) Menjamin keamanan dan kerahasiaan, data baik dalam proses

    pengolahan maupun hasil akhir.

    (11) Melakukan tugas yang diperintahkan langsung maupun tidak

    langsung oleh Pimpinan BPS Provinsi, Kepala BPS Kabupaten/Kota,

    serta petunjuk dalam buku pedoman.

  • 45 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Lampiran 7

  • 46 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

  • 47 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Lampiran 8

    Ralat Lampiran 1 SKGB2018-TEKNIS

  • 48 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Ralat Lampiran 13 SKGB2018-TEKNIS

  • 49 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

  • 50 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Ralat Lampiran 14 SKGB2018-TEKNIS

  • 51 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

  • 52 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Ralat Lampiran 16

  • 53 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

    Ralat Lampiran 18

  • 54 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

  • 55 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

  • 56 Pedoman Pelatihan Instruktur Nasional SKGB 2018

  • B5-SKGB2018 Cover Innas.pdf (p.1)B5-SKGB2018 Cover Innas_001da...pdf (p.2)PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN CALON INSTRUKTUR NASIONAL SURVEI KONVERSI GABAH KE BERAS 2018_edited.pdf (p.3-60)B5-SKGB2018 Cover Belakang.pdf (p.61)Page 1