Pedoman Man Risk

  • Upload
    piztian

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Pedoman Man Risk

    1/14

    1 | P a g e

    1. Menetapkan Kebijakan Operasional danManual/Panduan Manajemen Risiko yang diberlakukandi perusahaan sebagaimana terlampir dalam keputusanini.

    2. Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini, apabiladipandang perlu akan diatur kemudian oleh Direksi.

    3. Segala sesuatu akan diubah/diperbaiki sebagaimanamestinya apabila dikemudian hari temyata terdapat

    kekeliruan dalam penetapan ini.

    A. Latar Belakang

    1. Bahwa lingkungan ekstemal dan internal bisnis

    Perusahaan telah mengalami perkembangan yang

    ditandai dengan meningkatnya ketidakpastian.

    Meningkatnya ketidakpastian itu diakibatkan oleh

    semakin kompleksnya persaingan (karena

    globalisasi), kemajuan tekonologi, peningkatan

    persyaratan produk, pergerakan kurs mata uang,

    kendala hukum, perubahan iklim, kebijakan

    pemerintah, dinamika sosial-politik, dinamika

    hubungan industrial dan lain-lain.

    2.

    Bahwa meningkatnya ketidakpastian itu dapat

    membawa Perusahaan berhadapan dengan risiko

    yang semakin besar.

    3.

    Bahwa Perusahaan perlu melakukan analisis risiko

    dan memberi tanggapan dan perlakuan yang tepat

    terhadap risiko dalam rangka meningkatkan

    jaminan tercapainya visi, misi, tujuan, strategi dan

    sasaran.

    4.

    Bahwa Perusahaan berdasarkan Keputusan

    Menteri BUMN RI Nomor KEP-BUMN RI 117/M-

    MBU/2002 wajib menerapkan tata kelola

    perusahaan yang sehat (good corporate

    governance) yang antara lain mencakup kaji-ulane

    atas risiko yang dilakukan oleh manajemen puncak

    dan pengungkapan (disclosure) secara terbuka

    (transparan) risiko yang dihadapi perusahaan, dan

    wajib menerapkan pengendalian intern (internalcontrol) yang antara lain mencakup analisis risiko

    dan pengendalian risiko.

    5. Bahwa Perusahaan perlu menerapkan manajernen

    risiko (pengelolaan risiko secara sistematis dan

    terstruktur) dengan menerapkan langkah-Iangkah

    sebagai berikut :

    a. melakukan identifikasi risiko

    b. melakukan asesmen risiko

    c. memberi tanggapan dan perlakuan terhadap

    risiko (termasuk di dalarnnya mengendalikan

    risiko)

    d. melakukan kaji-ulang risiko

    e.

    mengungkapkan risiko secara terbuka

    B.

    Tujuan dan Manfaat

    1. Tujuan dari Kebijakan dan Manual Manajemen

    Risiko ini adalah mengarahkan dan memperlancar

    penerapan manajemen risiko di Perusahaan.

    2. Manfaat manajemen risiko adalah meningkatkan

    jaminan pencapaian tujuan, strategi, sasaran dan

    hasil kegiatan.

    C. Infrastruktur

    1. Untuk mendukung penerapan manajemen risiko,

    perusahaan menyediakan infrastruktur yang

    dibutuhkan, yang meliputi hal-hal berikut ini:

    a. Dokumen Kebijakan dan Manual Manajemen

    Risiko yang terus-menerus disempumakan.

    b. Struktur organisasi, uraian tugas dan

    mekanisme kerja yang memadai dan jelas

    yang berhubungan dengan manajemenrisiko.

    c. Sumber daya manusia yang memiliki

    pengetahuan dan keterampilan yang

    dibutuhkan.

    d. Kultur sadar risiko.

    D. Prinsip-Prinsip Umum

    1. Kebijakan manajemen risiko harus didasarkan

    pada prinsip-prinsip umum sebagai berikut:

    a. Obyektif: Proses-proses manajemen risiko

    harns dijalankan secara obyektif.

    b. Konsisten: Proses-proses manajemen risiko

    harns mengacu kepada ketentuan-ketentuan

    baku.c. Terdokumentasi: Proses-proses manajemen

    risiko harns didasarkan kepada ketentuan

    tertulis dan diarsipkan.

    d.

    Terbuka (transparan): Risiko harns

    diungkapkan secara terbuka kepada

    pemegang-kepentingan terkait.

    E. Kebijakan Umum Manajemen Risiko

    1. Perusahaan harus terus-menerus

    menyempurnakan secara berkesinambungan

    Kebijakan Manajemen Risiko ini.

    2. Perusahaan harus menetapkan Manual

    Manajemen Risiko sebagai penjabaran Kebijakan

    Manajemen Risiko ini dan terus-menerus

    menyempurnakannya secara berkesinambungan.

    3. Direksi dan seluruh pegawai Perusahaan wajib

    menerapkan Kebijakan dan Manual Manajemen

    Risiko.

    4. Dengan berlakunya Kebijakan dan Manual

    Manajemen Risiko ini maka se1uruh unit kerja

    harus menyesuaikan uraian tugas, prosedur dan

    ketentuan terhadap isi Kebijakan dan Manual

    Manajemen Risiko ini. Penjabaran lebih rinci atas

    Kebijakan dan Manual Manajemen Risiko ini dapat

    diatur di dalam dokumen lain yang telah ada atau

    dengan menerbitkan dokumen baru.

    5.

    Kebjjakan tentang ruang lingkup: Manajemen

    risiko secara bertahap diterapkan di Perusahaan

    sehingga mencakup keseluruhan kegiatan utama,baik di tingkat korporasi maupun di tingkat unit

    kerja, yang berhubungan dengan sasaran rutin

    maupun sasaran strategik (jangka panjang).

    6.

    Kebijakan tentang proses manajemen risiko:

    Proses manajemen risiko di Perusahaan harus

    merupakan proses yang berlangsung berulang

    .dan terus-menerus, terdiri atas:

    A Proses AwalMembangun LingkunganIntern

  • 7/26/2019 Pedoman Man Risk

    2/14

    2 | P a g e

    Menyusun Konteks

    B Proses Inti

    Melakukan AsesmenRisiko

    Melakukan IdentifikasiRisiko

    Memberi Tanggapan &Perlakuan atas Risiko

    CProsesPenunjang

    Melakukan Kaji-UlangRisiko

    Melakukan Pemantauan

    Melakukan Komunikasi

    Melakukan Konsultasi'

    Menyusun Dokumen

    7. Perusahaan membagi penggolongan tingkat risiko

    menjadi 4 (empat) tingkat sebagai berikut

    (berurutan dari yang tertinggi):

    a. Risiko Ekstrim (E)

    b. Risiko Tinggi (T)

    c.

    Risiko Moderat (M)

    d. Risiko Rendah (R)

    8. Kebijakan tentang matriks penentuan tingkat risiko

    :

    Kemungkinan

    Akibat Negatif

    TidakBerat

    AgakBerat

    Berat

    Sangat

    Berat

    Malapetaka

    SangatBesar

    T T E E E

    Besar M T T E E

    Sedang R M T E E

    Kecil R R T M E

    SangatKecil

    R R M T T

    9. Toleransi atas risiko dan pengambilan keputusan

    untuk menerima risiko (tidak memitigasi risiko)barus dijalankan sesuai dengan kebijakan di bawab

    ini.

    a. Kebijakan toleransi atas risiko dan

    pengambilan keputusan untuk menerima

    risiko (tidak memitigasi risiko) per pekerjaan

    (proyek) dalam kegiatan perolehan pekerjaan

    (proyek) dan kegiatan pelaksanaan pekerjaan

    (proyek) per kategori pekerjaan (proyek):

    1) Divisi Jasa Integrasi Teknologi

    Tingkat

    Risiko

    Kategori

    Pekerjaan

    (proyek)

    BerdasarkanBesarn

    ya

    Kontribusi

    Marjin

    Ketentuan

    untukPekerjaa

    n(proyek)

    dengannilai sd.Rp 500juta

    Ketentuan

    untuk

    Pekerjaan

    (Proyek)

    dengannilai >Rp 500

    jt

    sd RplM

    Ketentua

    n untukPekerjaa

    n(proyek)

    dengannilai >Rp 1 M

    Ekst sd. Hanya Hanya Hanya

    rim 10% bolehditerima

    biladipandang perlumenjala

    nkankegiata

    n untukmenghasilkannilai

    tertentu.

    Diputuskanoleh

    ManajerPemasar

    an

    bolehditerima

    biladipandang perlumenjala

    nkankegiata

    n untukmenghasilkannilai

    tertentu.

    Diputuskan

    olehKepalaDivisi.

    bolehditerima

    biladipandang perlumenjalan

    kankegiatan

    untukmenghasilkan

    nilaitertentu.Diputuskan oleh

    DirekturTerkait.

    10%2% s.d 10% Dev >10% s.d15% Dev >15% s.d 20% Dev. >20%

    >20% Dev. s,d 3% Dev >3% s.d 15% Dev >15% s.d22,5% Dev >22,5% s.d 30% Dev. >30%

    sd 5% Dev. s,d 0,5% Dev >0,5% s.d 2,5% Dev >2,5% s.d3,5% Dev >3,5% s.d 5% Dev. >5%

    >5% sd 10% Dev. s,d 1% Dev >2% s.d 5% Dev >5% s.d7% Dev >7% s.d 10% Dev. >10%

    >10% Dev. s,d 3% Dev >3% s.d 8% Dev >8% s.d10%2 Dev >10% s.d 15% Dev. >15%

    sd 5% Dev. s,d 0,5% Dev >0,5% s.d 2,5% Dev >2,5% s.d3,5% Dev >3,5% s.d 5% Dev. >5%

    >5% sd 10% Dev. s,d 1% Dev >2% s.d 5% Dev >5% s.d7% Dev >7% s.d 10% Dev. >10%

    >10% Dev. s,d 3% Dev >3% s.d 8% Dev >8% s.d10%2 Dev >10% s.d 15% Dev. >15%

  • 7/26/2019 Pedoman Man Risk

    8/14

    8 | P a g e

    at

    ProbisRICE

    Dev.s.d5%

    5%

    akibat:< Rp 2

    M

    Rp 2 M>

    akibat:< Rp 5

    M

    Rp 5 M>

    akibat:< Rp10 M

    >Rp 10 M

    2) Kriteria Rating Akibat Negatifyangberhubungan K3

    Rating

    TidakBerat

    AgakBerat

    BeratSangatBerat

    Malapetaka

    Penyakit dan

    KecelakaanKerja

    Terjadipenyakit ataukecelakaan

    kerjadan

    dibutuhkan

    tindakan P3K

    Terjadipenyakit ataukecelakaankerja

    dandibutuhkan

    bantuan

    medisberobat jalan

    Terjadipenyakit ataukecelakaankerjadan

    dibutu

    hkanbantua

    nmedisdan

    rawatinap dirumahsakit

    Terjadipenyakit

    ataukecelakaan kerja

    danmenimb

    ulkan

    cacattetapatau

    kematian

    terhadap 1

    (satu)orang

    Terjadipenyakit

    ataukecelakaan kerja

    danmenimb

    ulkan

    cacattetapatau

    kematian

    terhadap lebihdari 1(satu)orang

    3) Kriteria Rating Akibat Negatif yangberhubungan dengan Lingkungan llidup

    Rating

    TidakBerat

    AgakBerat

    BeratSangatBerat

    Malapetaka

    Pelanggaranprosed

    urmenimbulkanakibat

    Tidakmenimbulkangangg

    uanyang

    berarti

    Menimbulkangangg

    uanyang

    berartiterhad

    aplingkun

    gandalamarea

    operasiperusahaan

    Menimbulkangangg

    uanyang

    berartiterhad

    aplingkungan disekitar

    (diluar)area

    operasiperusahaan

    Menimbulkangangg

    uan

    yangberartiterhad

    aplingkungan disekitararea

    operasiperusahaanyang

    menimbulkanprotesatau

    tegura

    n daripihak

    eksternal

    Menimbulkan

    gangguan yangberartiterhada

    plingkungan disekitararea

    operasiperusah

    aanyang

    mengakibatkanadanyatuntuta

    nhukum

    4) Kriteria Rating Akibat Negatif yangberhubungan CitralReputasi

  • 7/26/2019 Pedoman Man Risk

    9/14

    9 | P a g e

    Rating

    TidakBerat

    AgakBerat

    BeratSangatBerat

    Malapetaka

    Adanya

    publisitas

    jelek

    Dimedialocalyangtidak

    populer

    Dimedialocalyang

    popular tetapibukanmerupakanberitabesar

    Di medialocalyang

    populardan

    merupakan berita

    besar

    Dimedianasional yangpopular tetapibukanmerupakanberitabesar

    Dimedianasional yang

    popular dan

    merupakanberitabesar

    Adanya

    keluhan

    pelanggandanatau

    pemegang

    kepentingan

    lainnya

    Disampaikansecaralisan

    dalam

    jumlahyangkecil

    Disampaikansecara

    tertulis

    Disampaikan

    secaralisanatau

    tertulisdan

    diikutidenganpenyebarluasankeluhantersebut

    Disampaikansecaralisanatau

    tertulisdan

    diikuti

    dengan

    adanyatuntuta

    nhukum

    Disampaikansecaralisanatau

    tertulisdan

    diikutidenga

    n

    adanyatuntuta

    nhukum

    danmengancam

    operasi

    5) Kriteria Rating Akibat-Negatif yangberhubungan dengan Mutu dan Waktudigolongkan sesuai dengan akibat-lanjtnnya terhadap Biaya dan atauterhadap Citra/Reputasi.

    b.

    Kriteria Rating Kemungkinan

    Rating

    Sangat Kecil

    Kecil Sedang BesarSanga

    tBesar

    Kuantitatif

    sd20%

    % >20% sd

    40%

    > 40% sd60%

    60% sd80%

    >80%

    Kualitatif

    Cenderung

    dipastikan

    akansangat tidakmung

    kinterjadi

    Kemungkinan

    kecildapatterjadi

    Samakemungki

    nannya

    antaraterjadi

    atau tidakterjadi

    Kemungkinan

    besardapatterjadi

    Cenderung

    dipastikan

    akansangat

    mungkin

    terjadi

    A. Daftar Istilah / Pengertian

    1. Risiko (risk) adalah kemungkinan terjadinya

    peristiwa yang membawa akibat yang tidak

    dikehendaki atas hal yang ingin dicapai

    Perusahaan yang telah dirumuskan di dalam

    tujuan, strategi, sasaran yang termuat dalam

    Rencana Jangka Menengah dan Rencana Kerja

    Anggaran Perusahaan (Tahunan).

    2.

    Tingkat Risiko (risk level) adalah tinggi ataurendahnya risiko yang diukur berdasarkan 2 (dua)

    hal berikut:

    a. seberapa besar akibat negatifyang

    ditimbulkan bila suatu risiko terjadi

    b.

    seberapa besar kemungkinan terjadinya suatu

    risiko

    3. Toleransi risiko (risk tolerance) adalah batas

    tingkat risiko yang berdasarkan kebijakan

    Perusahaan dibolehkan untuk diterima

    sebagaimana adanya (tidak harus diturunkan

    menjadi lebih rendah lagi).

    4.

    Identifikasi risiko (risk identification) adalah proses

    mengenali peristiwa yang mungkin terjadi dan

    dapat berakibat negatif.

    5.

    Asesmen risiko (risk assessment) adalah prosesmenentukan tingkat risiko dan menentukan

    prioritas risiko.

    6.

    Manajemen risiko (risk management) adalah

    proses manajemen, pengorganisasian dan kultur di

    Perusahaan yang diarahkan terhadap identifikasi

    risiko, asesmen risiko dan pemberian tanggapan

    serta perlakuan atas risiko.

    7.

    Tanggapan atas risiko (risk response) adalah

    keputusan setelah berlangsungnya analisis risiko

    untuk menerima suatu risiko (sehingga terhadap

    risiko tidak dilakukan perlakuan untuk

    menurunkan tingkatnya) atau untuk tidak

    menerima risiko (sehingga terhadap risiko harus

    dilakukan perlakuan untuk menurunkan

    tingkatnya).

    8.

    Perlakuan atas risiko (risk treatment) adalah

    tindakan setelah adanya tanggapan atas risiko

    yang dimaksudkan untuk menurunkan tingkat

    risiko dengan mengurangi kemungkinan terjadinya

    risiko, mengurangi akibat negatif yang timbul bila

    risiko terjadi, memindahkan (mentransfer) risiko

    kepada pihak lain atau menghindari risiko (dengan

    menghindari tujuan, strategi, sasaran atau rencana

    hasil kegiatan yang terkait).

    9. Sisa risiko (residual risk) adalah tingkat risiko

    setelah tindakan perlakuan atas risiko.

    10. Proses inti (core process) adalah proses analisis

    risiko dan pemberian tanggapan dan perlakuan

    atas risiko.

    Bagian 2

    B.

    Pengorganisasian

    1.

    Untuk penerapan manajemen risiko di Perusahaan,

    manajemen menetapkan organisasi dengan

    tanggungjawab dan wewenang sebagai berikut :

    2.

    Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab

    langsung kepada Direksimemiliki tanggung jawab

  • 7/26/2019 Pedoman Man Risk

    10/14

    10 | P a g e

    dan wewenang di dalam manajemen risiko sebagai

    berikut:

    a. Menyusun dan merevisi draft Kebijakan dan

    Manual Manajemen Risiko untuk

    diberlakukan di

    b. Menetapkan format dokumen isian atau

    kertas kerja baku yang digunakan di unit-unit

    kerja untuk pendokumentasian manajemenrisiko, bila diperlukan tambahan format baru

    atau revisi format yang dimuat di dalam

    Manual Manajemen Risiko ini.

    c. Mengumpulkan Daftar Risiko dari seluruh

    Divisi / Unit / Probis dan merangkumnya

    menjadi Daftar Risiko Tingkat Korporasi untuk

    dilaporkan kepada Direksi secara berkala dan

    sewaktu-waktu bila terdapat perubahan yang

    signifikan.

    d.

    Mengumpulkan Rencana Tindak Lanjut Risiko

    dan Laporan Status Kemajuan Tindak-Lanjut

    dari seluruh Divisi / Unit / Probis dan

    mengingatkan pihak yang terkait bila ada

    risiko yang pada waktunya belum diberi

    tanggapan dan perlakuan.e.

    Melaporkan kepada Direksi bila melihat unit

    kerja telah menerima risiko melampaui batas

    toleransi risiko yang dapat diterima

    organisasi.

    f.

    Melakukan evaluasi tahunan atas penerapan

    Manajemen Risiko di seluruh unit kerja.

    g.

    Bila diminta Direksi, membantu Direksi

    melakukan identifikasi dan asesmen risiko

    untuk asesmen risiko yang tanggung

    jawabnya berada pada Direksi. Di dalam

    melakukan tugas membantu melakukan

    asesmen risiko ini, tugas Komite Manajemen

    Risiko terbatas pada melakukan analisis risiko

    (analisis besamya kemungkinan dan analisis

    besamya akibat negatif) dan tidak

    memberikan rekomendasi atas keputusan

    yang akan diambil terhadap risiko tersebut.

    h.

    Bila perlu, memi'asihtasi Lokakarya Swa-

    Asesmen Risiko di unit-unit kerja.

    i. Bila perlu, membantu unit-unit kerja

    melakukan sosialisasi manajemen risiko

    secara terus-menerus kepada seluruh

    pegawai.

    j. Membangkitkan dan memelihara kultur sadar

    risiko di unit kerjanya.

    3.

    Divisi I Unit I Probis (di luar Komite Manajemen

    Risiko dan Internal Audit) memiliki tanggung

    jawab dan wewenang di dalam manajemen risikosebagai berikut:

    a. Menyelenggarakan Lokakarya Swa-Asesmen

    Risiko dan menyusun Daftar Risiko unit

    kerjanya.

    b. Menetapkan dan menyelesaikan tindak-Ianjut

    risiko (bila berada pada kewenangannya) atau

    mengusulkan tindak-Ianjut risiko kepada

    atasan atau unit kerja yang berwenang untuk

    mendapatkan keputusan. Terhadap

    keputusan tindak lanjut risiko yang

    diputuskan oleh Unit Kerja (baik di dalam

    menerima risiko maupun memitigasi risiko)

    tanggung jawab atas implikasi yang

    diakibatkan oleh keputusan tersebut

    merupakan tanggung jawab Unit Kerja.

    c. Melakukan sosialisasi manajemen risiko

    secara terus-menerus kepada seluruhpegawai di unit kerjanya.

    d. Membangkitkan dan memelihara kultur sadar

    risiko di unit kerjanya.

    e. Melakukan kaji-ulang Daftar Risiko unit

    kerjanya

    4. Internal Audit memiliki tanggung jawab dan

    wewenang di dalam manajemen risiko sebagai

    berikut:

    a. Mengaudit penyelenggaraan manajemen

    risiko di seluruh unit kerja dengan melakukan

    audit berbasis risiko 0

    b. Bila perlu, membantu Komite Manajemen

    Risiko di dalam memfasilitasi Lokakarya Swa-

    Asesmen Risiko di unit-unit kerja.

    c. Melaporkan kepada Direksi bila melihat unit

    kerja telah menerima risiko melampaui batas

    toleransi risiko yang dapat diterima

    organisasi atau batas toleransi risiko yang

    wajar.

    d.

    Membangkitkan dan memelihara kultur sadar

    risiko di Unit Kerjanya.

    5.

    Direksi memiliki tanggungjawab dan

    wewenangnya di dalam manajemen risiko:

    a. Memutuskan pengorganisasian.

    b.

    Mcnyediakaa sumberr daya yang dibutuhkan

    untuk manajemen risiko baik sumber daya

    manusia maupun sumber daya fisik dan dana.

    c.

    Memutuskan Kebijakan dan ManualManajemen Risiko dan revisinya.

    d.

    Memutuskan tindak-Ianjut risiko (khusus

    untuk tindak-Ianjut yangkewenang annya

    berada pada Direksi).

    e.

    Menugaskan Komite Manajemen Risiko untuk

    mengungkapkan daftar risiko kepada

    pemegang-kepentingan ekstemal (sesuai

    dengan yang disyaratkan di dalam prinsip

    Good Corporate Governance).

    Bagian 3

    C. Memelihara KuItur Sadar Risiko

    1. Seluruh atasan secara berjenjang harusmembangun dan memelihara kultur sadar risiko diunit kerja yang dipimpinnya sehingga setiap orangdi organisasi selalu aktif memikirkan risiko yangterkait dengan unit kerjanya dan memahami sertamematuhi kebijakan toleransi risiko yang berlakuuntuk unit kerjanya.

    2. Kegiatan membangun dan memelihara kultursadar risiko harus diwujudkan secara nyata melalui:a.

    komitmen dan keteladanan para atasankepada bawahannya.

    b. pemberlakuan secara konsisten sistemimbalan dan sanksi (reward and punishment)terlladap keberhasilan dan kegagalan

  • 7/26/2019 Pedoman Man Risk

    11/14

    11 | P a g e

    pencapaian tujuan, strategi, sasaran dan ataurencana hasil kegiatan.

    Bagian 4

    D. Penyelenggaraan Proses-Proses Manajemen Risiko

    1. Proses Awal Manajemen Risikoa.

    Membangun Lingkungan Intern1)

    Perusahaan harus terus-menerusmembangun lingkungan intern yangkondusif untuk memungkinkan prosesinti manajemen risiko berjalan denganlancar dengan terus-menerusmemastikan tersedianya infrastrukturyang dibutuhkan seperti yang diuraikandi dalam butir berikut ini.

    2) Langkah-langkah yang dilakukan untukmemastikan tersedianya infrastrukturyang dibutuhkan adalah:a) Selalu memelihara dan

    menyempumakan KebijakanManajemen Risiko dan ManualManajemen Risiko. Tanggungjawab tentang hal ini diuraikanlebih lanjut di dalam Bagian 1.

    b) Selaiu memastikan tersedianyastruktur organisasi, uraian tugasdan mekanisme kerja yangmemadai dan jelas yangberhubungan dengan manajemenrisiko, seperti yang diuraikan lebihlanjut di dalam Bagian 1.

    c)

    Selalu memastikan tersedianyasumber daya manusia yangmemiliki pengetahuan danketerampilan yang dibutuhkan.Tanggung jawab tentang hal inidiuraikan lebih lanjut di dalamBagian 1.

    d)

    Selalu membangkitkan danmemelihara kultur sadar risiko,sepertiya ng diuraikan lebih lanjutdi dalam Bagian 2.

    b.

    Menyusun Konteks1)

    Proses inti manajemen risiko harusselalu ditempatkan ke dalam kontekskegiatan serta tujuan, strategi, sasarandan atau rencana hasil kegiatantersebut.

    2) Sebelum melakukan proses intimanajemen risiko, para pimpinan unitkerja harus memastikan lebih dulubahwa tujuan, strategi, sasaran dan ataurencana hasil kegiatan yang ingindicapai melaiui kegiatan telahmemenuhi hal berikut ini:a) penyusunannya telah lengkap dan

    selaras dengan kebutuhan danpersyaratan seluruh pemegangkepentingan (stakeholders) terkait.

    b) isinya telah spesifik, terukur, dapatditerima, terjangkau dan memilikibatas waktu yang jelas.

    2.

    Proses Inti Manajemen Risikoa. Mengidentifikasi Risiko

    1)

    Identifikasi risiko harus diterapkanterhadap seluruh ruang lingkupmanajemen Risiko. Terhadap setiapkegiatan serta tujuan, strategi, sasarandan atau rencana hasil kegiatan tersebutharus dilakukan identifikasi risiko untuk

    mengenali peristiwa yang dapat terjadi,serta dilakukan analisis besarnya akibatnegatif yang ditimbulkannya bilaperistiwa itu terjadi dan besarnyakemungkinan terjadinya peristiwa itu.

    2) Identifikasi risiko dapat mencakuprisiko-risiko yang berasal dari sumberinternal atau dari dalam Perusahaan

    sendiri, maupun yang berasal darisumber eksternal atau dari luarPerusahaan, sesuai dengan MatriksFaktor Risiko di Lampiran Manual ini.

    3)

    Identifikasi risiko dapat dilakukandengan memanfaatkan berbagai sumberinformasi dan teknik, yang mencakup(bila sesuai):a)

    arsip (record)b) praktek dan pengalaman pihak lain

    di industri yang sarna ataudiindustri lain yang relevan

    c)

    studi kepustakaand) wawancara dengan pakar terkaite) pembuatan modeling dU.

    b.

    Melakukan Asesmen Risiko

    1)

    Setelah risiko diidentifikasi makakegiatan selanjutnya yang harusdilakukan adalah menetapkan tingkatrisiko. (Risiko Ekstrim, Risiko Tinggi,Risiko Moderat atau Risiko Rendah)

    2) Untuk memutuskan ke dalam tingkatmana suatu risiko harus digolongkanmaka lebih dulu harus ditentukan:a) rating akibatnya (bila risiko itu

    terjadi)b)

    rating kemungkinan terjadinya.3)

    Akibat yang ditimbulkan bila suatu risikoterjadi dibagi ke dalam 5 (lima) ratingberikut (berurutan mulai dari yangtertinggi):a) Malapetakab) Sangat Beratc)

    Beratd) Agak Berate) Tidak Berat

    4) Kemungkinan terjadinya suatu risikoyang dapat menimbulkan akibat yangdiuraikan di atas dibagi ke dalam 5(lima) rating berikut (berurutan mulaidari yang tertinggi):a)

    Sangat Besarb) Besarc)

    Sedangd)

    Kecile) Sangat Kecil

    5) Analisis risiko harus didasarkan padaMatriks Analisis Risiko yang diatur didalam Kebijakan Manajemen Risiko ini.

    6)

    Kriteria untuk masing-masing rating(rating akibat risiko dan ratingkemungkinan terjadinya risiko) mengacukepada Kebijakan Manajemen Risiko.

    7) dentifikasi dan asesmen risiko harusdilakukan di dalam Lokakarya Swa-Asesmen Risiko.

    8) Di dalam memperkirakan besamyaakibat negatif yang dapat ditimbulkan(bila risiko terjadi) dan memperkirakanbesarnya kemungkinan terjadinya risikoharus dipertimbangkan faktor positif

  • 7/26/2019 Pedoman Man Risk

    12/14

    12 | P a g e

    yang telah ada di dalam kondisiPerusahaan sekarang ini untukmengendalikan risiko itu.

    9) Bila terkendala oleh ketidakcukupandata atau masalah lain, perkiraantentang besarnya akibat yang dapatditimbulkan (bila risiko terjadi) danperkiraan tentang besarnya

    kemungkinan terjadinya risiko dapatditetapkan berdasarkan estimasisubjektif yang mencerminkan tingkatkeyakinan para peserta Lokakarya Swa-Asesmen Risiko.

    10) Analisis risiko harus dicatat di dalamKertas Kerja Analisis Akibat &Kemungkinan Risiko, seperti yangdimuat di dalam Lampiran KebijakanManual Manajemen Risiko ini.

    11) Setelah diketahui tingkat risiko (apakahEkstrim, Tinggi, Moderat atau Rendah)maka kegiatan selanjutnya yang harusdilakukan adalah menetapkan urutanprioritas tindak-Ianjut (pemberianprioritas dari segi waktu dan alokasisumber daya). Pada dasamya risiko yang

    lebih tinggi harus diprioritaskan tindak-Ianjutnya dari risiko yang lebih rendah.Dalam hal terdapat lebih dari satu risikoyang tingkatnya sama, maka prioritastindak lanjut harus ditetapkan denganmempertimbangkan perbedaanbesamya akibat yang tercantum didalam Kertas Kerja AnalisisKemungkinan & Akibat Risiko.

    12) Hasil analisis risiko harns direkapitulasidi dalam Daftar Risiko seperti yangdicontohkan di bagian Lampiran ManualManajemen Risiko ini.

    c. Memberi Tanggapan & Perlakuan atas Risiko1)

    Setiap Unit Kerja yang terkait setelahselesainya asesmen risiko harusmengusulkan tindak-Ianjut terhadap

    risiko kepada atasan (Divisi /Unit/Probis)yang bersangkutan atau Unit Kerja yangterkait.

    2) Di dalam usulan tindak lanjut risikoharus tercakup hal-hal berikut ini:a)

    Rencana mitigasi risiko (bilamemungkinkan untuk melakukanmitigasi) yang meliputi: biaya yangdibutuhkan, waktu dan perkiraantingkat sisa risiko (denganmenyertakan perkiraan akibat dankemungkinan sisa risiko setelahmitigasi dilakukan).

    b) Rencana perlakuan untukmempertahankan tingkat risiko(agar tidak berkembang menjadilebih tinggi), bila risiko tidak dapat

    dimitgasi.c) Rekomendasi apakah risiko

    sebaiknya diterima, dihindari ataudimitigasi.

    3) Mitigasi risiko dapat dilakukan dengan:a)

    Mengurangi kemungkinanteIjadinya risiko

    b) Mengurangi akibat yangditimbulkan bila risiko terjadi

    c)

    Memindahkan (mentransfer) risikoke pihak lain

    4) Menghindari atau meninggalkan risikodapat dilakukan dengan menghindariatau mengubah kegiatan serta tujuan,strategi, sasaran dan atau rencana hasilkegiatan tersebut.

    5) Tindak-Ianjut Risiko harns dicatat didalam Rencana Tindak Lanjut Risikoseperti yang dicontohkan di bagian

    Lampiran Manual Manajemen Risiko ini.6)

    Datar Risiko (beserta dokumenpenunjang berupa Kertas Kerja AnalisisAkibat & Kemungkinan Risiko per risikc)dan Daftar Tindak Lanjut Risiko (besertadokumen penunjang berupa usulanrencana tindak lanjut per risiko) harusdikirirnkan ke pengambil keputusanyang berwenang. Tembusan dikirirnkanoleh para OM kepada KomiteManajemen Risiko dan Internal Audit.

    7)

    Pengambil keputusan yang terkait harnssegera memutuskan tindaklanjut yangperlu dilakukan atas risiko. Keputusandisampaikan kepada pengusul tindaklanjut. Tembusan keputusan dikirirnkanoleh para OM kepada Komite

    Manajemen Risiko dan Internal Audit.Status progress Rencana Tindak-Lanjutharus dilaporkan oleh Unit Kerja secaraberjenjang kepada atasan yang terkaitdengan tembusan kepada KomiteManajemen Risiko dan Internal Audit,berdasarkan ketentuan waktu sebagaiberikut:a)

    Secara berkala: Setiap 3 (tiga) bulanb) Secara khusus: Sewaktu-waktu

    ditemukan gangguan yangsignifikan terhadap suatu rencanatindak-Ianjut.

    8) Usulan rencana tindak-Ianjut yang telahmendapat persetujuan harus segeradilaksanakan oleh Unit Kerja terkait.

    E.

    Proses Penunjang1. Melakukan kaji-ulang

    a.

    Masing-masing unit kerja yang bersangkutan(penyusun dan pemilik Daftar Risiko) secaraberkala harus melakukan kaji-ulang DaftarRisiko yang disusunnya. Tujuan kaji-ulangadalah untuk mengkinikan (memutakhirkan)Daftar Risiko sesuai dengan perkembangan.Kajiulang ini dilakukan dengan melakukanidentifikasi ulang dan analisis ulang atasrisiko. Kaji-ulang berkala ini harus dilakukantli dalam Lokakarya Swa-Asesmen Risiko. Kaji-ulang di tingkat korporasi dilakukan olehKomite Manajemen Risiko.

    b. Kaji-ulang berkala dapat dilakukan denganfrekuensi sebagai berikut:1)

    Untuk kegiatan yang berjangka waktu

    kurang dari 1 (satu) tahun: kaji-ulangharus dilakukan minimall (satu) kali.

    2)

    Untuk kegiatan yang berjangka waktu 1(satu) tahun atau lebih: kaji-ulang harusdilakukan setiap 6 (enam) bulan.

    c. Di samping itu bila sewaktu-waktu melihatadanya perubahan kondisi yang signifikanyang dapat menyebabkan pembahan risikomaka unit kerja yang bersangkutan harusmelakukan kaji-ulang khusus (di luar kaji-ulang berkala).

  • 7/26/2019 Pedoman Man Risk

    13/14

    13 | P a g e

    d. Bila berdasarkan kaji-ulang dilakukanperubahan daftar risiko maka pengusulanrencana tindak-lanjut risiko dilakukan sesuaidengan tatacara yang diuraikan di dalamButir 3.2.3. di atas.

    e. Komite Manajemen Risiko harus memeriksaDaftar Risiko dan Rencana Tindak LanjutRisiko dari setiap unit kerja untuk melihat

    apakah perlu meminta GM Terkait untukmekaji-ulang gabungan setiap jenis risikoyangsama dari seluruh unit kerja dalamrangka mempertimbangkan kebutuhantindak-Ianjut tambahan.

    2.

    Melakukan Pemantauana.

    Internal Audit harus diberitahu dan berhakhadir sebagai peninjau di dalam LokakaryaSwa-Asesmen Risiko yang dilakukan oleh unitkerja. Internal Audit tidak harus terikatkepada hasil Lokakarya akan tetapiberdasarkan bahan yang diperolehnya didalam Lokakarya maka seusai Lokakarya,Internal Audit harns menyusun Daftar Risikountuk kepentingan penyusunan RencanaAudit Tahunan dan Program Audit.

    b.

    Internal Audit harus melakukan pemantauan.Pemantauan dilakukan denganmenyelenggarakan audit berbasis risikountuk meyakini bahwa manajemen risikotelah diterapkan secara efektif di seluruh unitkerja Perusahaan.

    c. Yang dimaksud dengan audit berbasis risikoadalah audit yang memenuhi ketentuansebagai berikut :1) Rencana audit disusun dengan

    memprioritaskan kegiatan (obyek audit)yang memiliki risiko Ekstrim, Tinggi danModerat.

    2) Program audit untuk setiap kegiatandisusun terfokus kepada risiko Ekstrim,Tinggi dan Moderat. Risiko ditempatkansebagai sasaran audit (hal yang ingindiyakini bahwa telah dimanajemenidengan baik).

    3. Melakukan Komunikasia. Komite Manajemen Risiko secara berkala

    (setiap 6 bulan) dan sewaktu-waktu terdapatperubahan yang signifikan harusmengkomunikasikan (mengungkapkan)Daftar Risiko dan Rencana Tindak LanjutRisiko kepada Direksi bempa rangkuman ataskedua daftar tersebut. Tembusandisampaikan kepada Internal Audit. Khususuntuk Direksi, risiko yang dilaporkan adalahrisiko Ekstrim, Tinggi dan Moderat.

    b. Sewaktu-waktu bila diinstruksikan olehDireksi, Komite Manajemen Risiko melakukanpengungkapan risiko kepada pemegang-

    kepentingan lainnya. Tembusan disampaikankepada Internal Audit.

    4. Melakukan Konsultasia.

    Konsultasi dilakukan untuk membantu unit-unit kerja terutama di dalam mengidentifikasidan melakukan analisis risiko. Konsultasidilakukan oleh Komite Manajemen Risiko danInternal Audit.

    b.

    Internal Audit memberikan konsultasi dalamrangka menjalankan tugas Internal Audituntuk perikatan (engagement) konsultasi.

    Internal Audit memiliki tugas perikatan auditdan konsultasi. Internal Audit memberikankonsultasi bila dimintakan bantuan olehKomite Manajemen Risiko.

    c. Komite Manajemen Risiko dan Internal Auditmenjalankan konsultasi dengan memberikanlayanan fasilitasi (bertindak sebagai fasilitator)Lokakarya Swa-Asesmen Risiko di unit-unit

    kerja. ,Di dalam Lokakarya Swa-AsesmenRisiko, fasilitator bertugas memandu danmenjadi narasumber tentang ketentuan yangdigunakan untuk analisis risiko. Asesmenrisiko dilakukan oleh peserta rapat dan bukandilakukan oleh fasilitator.

    d. Konsultasi juga dapat dilakukan denganmembantu para pimpinan unit kerjamemberikan pengetahuan manajemen risikokepada bawahannya melalui pelatihanpengenalan manajemen risiko. Dalampelatihan ini Komite Manajemen Risikobertindak sebagai instruktur.

    5. Menyusun Dokumentasia. Seluruh pelaksanaan kegiatan manajemen

    risiko harus didasarkan pada Kebijakan danManual Manajemen Risiko dan prosedur dan

    dokumen lain yang terkait.b.

    Pelaksanaan manajemen risiko harusdidokumentasikan di dalam arsip tertulis.

    c.

    Arsip dari proses inti manajemen risiko yangminimal harus dipelihara adalah:1)

    Daftar Risiko yang merupakanrekapitulasi dari seluruh Kertas KerjaAnalisis dan Akibat Risiko (yang terkait).Arsip ini disimpan oleh Unit Kerja yangbersangkutan, Komite Manajemen Risikodan Internal Audit.

    2)

    Kertas Kerja Analisis Akibat danKemungkinan Risiko. Arsip ini disimpanoleh Unit Kerja yang bersangkutan,Komite Manajemen Risiko dan InternalAudit.

    3)

    Daftar Rencana Tindak-Lanjut Risiko

    (dan dokumen penunjangnya: KertasKerja Rencana Tindak-Lanjut Risiko).Arsip ini disimpan oleh Unit KeIja yangbersangkutan, Komite Manajemen Risikodan Internal Audit.

    d. Arsip dari proses penunjang: manajemenrisiko yang minimal harus dipelihara adalah:1) Catatan Hasil Kaji-ulang. Arsip ini

    disimpan oleh Unit Kerja yangbersangkutan dan Komite ManajemenRisiko.

    2)

    Laporan Audit. Arsip ini disimpan olehInternal Audit.

    3) Laponm Konsultasi. Arsip ini disimpanoleh Internal Alldit dan KomiteManajemen Risiko.

    4) Bukti Komunikasi (pengungkapan) Risiko

    kepada pihak lain. Arsip ini disimpanoleh Komite Manajemen Risiko danInternal Audit.

    e. Bila arsip yang disebutkan di atas belumdiatur di dalam Ketentuan Jadual RetensiArsip Perusahaan maka berlaku ketentuanbahwa seluruh arsip yang disebutkan di atasharus disimpan minimal selama 3 (tiga) tahunsejak tidak digunakan lagi sebagai rujukankerja (3 tahun sejak arsip berubah status dariarsip dinamis-aktif menjadi dinamis-pasif).Bila arsip yang disebutkan di atas telah diatur

  • 7/26/2019 Pedoman Man Risk

    14/14

    14 | P a g e

    di dalam Ketentuan Jadual Retensi ArsipPerusahaan maka terhadap arsip tersebutberlaku ketentuan Jadual Retensi ArsipPerusahaan yang telah ada.