Author
duonghuong
View
243
Download
0
Embed Size (px)
BADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2017 - TAHUNAN
(VIMK17-TAHUNAN)
BUKU 2 :
PEDOMAN PENCACAH
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan iii
KATA PENGANTAR
Kegiatan Survei Industri Mikro dan Kecil 2017 (VIMK17) Tahunan merupakan
survei yang dilakukan pada tahun anggaran 2017. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
menjaring usaha/perusahaan industri mikro dan kecil serta mencatat beberapa
informasi terkait dinamika kelangsungan usaha/perusahaan.
Mengingat luas dan bervariasinya cakupan kegiatan unit usaha/perusahaan
dan aktivitas yang dilakukan, maka pemahaman tentang tujuan, konsep, definisi, serta
tata cara pendataan mutlak diperlukan. Untuk itu, disusunlah buku Pedoman Pencacah
Survei Industri Mikro dan Kecil 2017 (VIMK17) Tahunan ini sebagai panduan pencacah
dalam melaksanakan tugas.
Buku Pedoman ini memuat uraian tentang tujuan, konsep, definisi, organisasi
lapangan, metodologi, pedoman pengisian kuesioner dan informasi lain yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan.
Akhirnya, terima kasih dan apresiasi yang tinggi disampaikan kepada seluruh
jajaran BPS, BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota atas peran serta dalam pelaksanaan
kegiatan Survei Industri Mikro dan Kecil 2017 (VIMK17) Tahunan.
Jakarta, April 2017
Direktur Statistik Industri
Marlina Kamil
https://community.bps.go.id/portal/index.php?id=2,6,340010099
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan
iv
Pedoman Listing VIMK17 Tahunan v
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
I.1. Umum ................................................................................................................................. 1
I.2. Landasan Hukum........................................................................................................... 2
I.3. Tujuan ................................................................................................................................ 2
I.4. Lingkup dan Cakupan .................................................................................................. 2
I.5. Data yang Dikumpulkan ............................................................................................. 3
I.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VIMK17 Tahunan ..................................... 3
I.7. Jenis Dokumen yang Digunakan ............................................................................. 4
BAB II METODOLOGI ................................................................................................................. 5
II.1. Listing dan Penggambaran Peta .............................................................................. 5
II.2. Daftar VIMK17-L2 ......................................................................................................... 5
II.3. Daftar VIMK17-DS2 ...................................................................................................... 5
II.4. Daftar VIMK17-LPCS .................................................................................................... 5
BAB III ORGANISASI LAPANGAN ........................................................................................ 21
III.1. Organisasi Lapangan ................................................................................................. 21
III.2. Tugas dan Tanggung Jawab Pencacah ............................................................... 21
BAB IV TATA CARA PENGISIAN DAFTAR ........................................................................ 23
IV.1. Tata Tertib Pengisian Daftar ................................................................................. 23
IV.2. Referensi Waktu Survei ........................................................................................... 24
IV.3. Konsep dan Definisi................................................................................................... 25
IV.4. Pengisian Daftar.......................................................................................................... 27
LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 62
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Contoh Isian Daftar VIMK17-L2 ........................................................................... 63
Lampiran 2. Contoh Isian DaftarVIMK17-DS2 ........................................................................ 69
Lampiran 3. Contoh Isian Daftar VIMK17-S2 .......................................................................... 71
Lampiran 4. Daftar Lembar Kerja PCS (VIMK17-LPCS) ...................................................... 79
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1.Umum
Peran sektor industri masih cukup penting di Indonesia. Menurut BPS pada
Berita Resmi Statistik bulan Februari 2017 terkait dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2016, Produk Domestik Bruto(PDB) sektor industri masih memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Sektor industri
memberikan kontribusi 20,51 persen lebih tinggi dibandingkan sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan yang berkontribusi sebesar 13,45 persen ataupun sektor
konstruksi yang berkontribusi sebesar 10,38 persen.
Sektor industri tidak saja memberikan kontribusi dalam perekonomian melalui
peningkatan nilai tambah produksi, tetapi juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga
kerja. Hasil Sensus Ekonomi Tahun 2016 menunjukan bahwa sektor industri menyerap
tenaga kerja sekitar 16 juta orang, dan 57 persen tenaga tersebut bekerja di subsektor
Industri Mikro dan Kecil (kelompok industri dengan tenaga kerja kurang dari 20 orang).
Berdasarkan data Sensus Ekonomi 2016, sekitar 60 persen Industri Mikro dan
Kecil di Indonesia masih terkonsentrasi di pulau Jawa. Ketimpangan ini mendorong
komitmen pemerintah untuk menumbuhkan perekonomian nasional yang inklusif dan
berkualitas. Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah adalah dengan 13 paket
kebijakan ekonomi. Paket kebijakan jilid 4 ini mencakup bunga Kredit Usaha Rakyat
(KUR) yang lebih murah dan meluas, serta peningkatan kesejahteraan pekerja. Paket
ini mengambil peran dan dukungan terhadap penciptaan sektor ekonomi lain (sektor
industri diantaranya) sebagai penopang (selain sector pertanian dan pertambangan) di
wilayah Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Selaras dengan kebijakan ekonomi diatas, Kementerian Perindustrian yang
berkompeten terhadap pembangunan di sektor industri juga mengarahkan fokus ke
pembangunan ekonomi inklusif. Pemerataaan pembangunan industri dan kawasan
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 2
industri sesuai potensi sumber daya alam masing-masing daerah menjadi target
utama. Selain sebarannya, prioritas pengembangan sektor industri dilakukan
berdasarkan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto. Serangkaian kebijakan di
sektor industri pengolahan membutuhkan data dan informasi yang akurat.
Terkait dengan penyediaan data industri pengolahan mikro dan kecil, Badan
Pusat Statistik menyelenggarakan Survei Industri Mikro dan Kecil 2017 (VIMK17)
Tahunan. Survei ini diharapkan dapat memberikan profil dan data sektor Industri
Mikro dan Kecil baik secara nasional atau menurut provinsi.
I.2. Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan VIMK17Tahunan :
a. Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
c. Peraturan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.
I.3. Tujuan
Secara umum VIMK17 Tahunan bertujuan untuk mengetahui profil Industri
Mikro dan Kecil (IMK) daerah potensi di Indonesia yang dapat digunakan sebagai
bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro. VIMK17 Tahunan akan
mengumpulkan dan menyajikan data tentang kegiatan usaha/perusahaan berskala
mikro dan kecil yang rinci dan mutakhir menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) 2 digit pada tingkat nasional dan provinsi.
I.4. Lingkup dan Cakupan
VIMK17 Tahunan ini dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota potensi IMK
seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah blok sensus terpilih sebanyak 13.681 blok
sensus dan mencakup 90.231 usaha/perusahaan. Sasaran pencacahan meliputi
usaha/perusahaan industri mikro dengan banyaknya tenaga kerja 1 s.d. 4 orang dan
industri kecil dengan banyaknya tenaga kerja 5 s.d. 19 orang termasuk
pengusaha/pemilik.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 3
I.5. Data yang Dikumpulkan
Data dan keterangan yang dikumpulkan usaha/perusahaan mikro dan kecil
dalam VIMK17 Tahunan yaitu :
a. Keterangan perusahaan meliputi kegiatan utama usaha/perusahaan, keterangan
pengusaha (nama, jenis kelamin, umur, dan pendidikan), bentuk badan
hukum/badan usaha/perijinan, tahun mulai beroperasi/berproduksi secara
komersial;
b. Pekerja, hari kerja, jam kerja usaha/perusahaan dan balas jasa pekerja;
c. Biaya/pengeluaran selama satu bulan (bulan Oktober 2017/terakhir berproduksi);
d. Pendapatan selama satu bulan (bulan Oktober 2017/terakhir berproduksi);
e. Investasi Perusahaan (per 31 Oktober 2017);
f. Kesulitan, kemitraan, dan sertifikasi produk.
g. Pelayanan dan bimbingan usaha/perusahaan.
h. Sumber air, internet, distribusi dan alokasi pemasaran.
I.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VIMK17 Tahunan
Manajemen waktu sangat penting dalam sebuah kegiatan. Untuk itu jadwal
kegiatan dan pelaksanaan VIMK17 Tahunan yang dilaksanakan pada tahun 2017
disusun sebagaimana tabel di bawah ini
Tabel 01: Jadwal Pelaksanaan VIMK17 Tahunan
No. Kegiatan P/D Waktu Pelaksanaan
(1) (2) (3) (4)
1 Listing D 1 20 Oktober 2017
2 Penentuan Alokasi Sample di BPS Provinsi D 23 - 24 Oktober 2017
3 Pencetakan Daftar VIMK2017-LKPS di BPS Kabupaten/ Kota
D 25 - 27 Oktober 2017
4 Pencacahan Sample (Daftar-VIMK17 S-2) D 1 28 November 2017
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 4
I.7. Jenis Dokumen yang Digunakan
Jenis daftar (kuesioner) dan buku pedoman yang digunakan untuk survei Industri
Mikro dan Kecil 2017 Tahunan serta kegunaannya dari masing-masing daftar dan buku
pedoman seperti tabel di bawah ini :
Tabel 02: Jenis dokumen VIMK17 Tahunan
No Nama dokumen Kegunaan Pengguna
(1) (2) (3) (4)
1. Peta Blok Sensus SE2016/ SP2010
Mengetahui batas-batas blok sensus terpilih.
Pencacah/ Pengawas
2. Daftar VIMK17-DSBS (Daftar Sampel Blok Sensus)
Mengetahui identitas blok sensus terpilih
Pencacah/ Pengawas
3. Daftar VIMK17-L2 (Listing)
Pendaftaran usaha/perusahaan dalam blok sensus terpilih
Pencacah/ Pengawas
4. Daftar VIMK17-DS2 (Daftar Sampel)
Pengisian daftar sampel usaha/ perusahaan terpilih yang akan dicacah
Pencacah/ Pengawas
5. Daftar VIMK17-S2 (Sampel)
Pada saat pencacahan sampel usaha/ perusahaan
Pencacah/ Pengawas
6. VIMK17-LPCS
Monitoring pendataan listing dan pencacahan sampel usaha/perusahaan
Pencacah
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 5
BAB II METODOLOGI
II.1. Listing dan Penggambaran Peta
Pendaftaran usaha/perusahaan industri mikro dan kecil (listing) merupakan
kegiatan pendahuluan VIMK17 Tahunan di 13.681 blok sensus/sub blok
sensus.Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh daftar usaha/ perusahaan untuk
setiap blok sensus/subblok sensus yang lengkap dan mutakhir. Usaha/perusahaan yang
didaftar meliputi yang dikelola anggota rumah tangga (termasuk kepala rumah tangga)
maupun orang/pihak lain yang berusaha di bangunan.
Pendaftaran usaha/perusahaan industri di setiap blok sensus dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu pendekatan bangunan dan pendekatan rumah tangga.
1. Pendekatan bangunan yakni:
a. Bangunan usaha IMK di blok sensus terpilih
b. Bangunan campuran
c. Industri yang lokasi usahanya bukan di suatu bangunan sensus namun
lokasi usahanya tetap, maka tempat usaha tersebut dianggap sebagai satu
bangunan fisik dan sensus tersendiri.
Contoh : Pembuatan plat mobil/motor di gerobak tetap.
2. Pendekatan rumah tangga yakni:
Usaha IMK yang dilakukan anggota rumah tangga di bukan bangunan sensus
dengan memperhatikan:
a. Lokasi usaha tidak tetap/keliling
Contoh : - Jasa las keliling
- Jasa penggilingan padi keliling (huller)
b. Lokasi tetap
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 6
Contoh : - Pemotongan kayu gelondongan menjadi balok di hutan
- Pemecahan batu hasil pembelian di pinggir sungai
Petugas PCL diwajibkan mengunjungi seluruh bangunan fisik/sensus (bangunan tempat
tinggal, bangunan bukan tempat tinggal dan campuran)di blok sensus/subblok sensus
yang menjadi wilayah tugasnya dengan Daftar VIMK17-L2 .
Tahapan Listing VIMK17 Tahunan, dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut :
1). Kunjungan dilakukan dari satu segmen ke segmen lain, dimulai dari segmen paling
barat daya
2). Gambarkan setiap bangunan sensus pada peta blok sensus.
Tandai setiap bangunan sensus dengan gambar kotak kecil ( ). Untuk
bangunan sensus yang menjadi tempat usaha IMK tandai bangunan tersebut
dengan gambar kotak kecil berarsir ( )
Beri nomor urut untuk setiap bangunan sensus. Nomor bisa ditulis di dalam
kotak atau disamping kotak ( atau ).
Jika bangunan sensus padat hingga tidak cukup jika digambar semua, maka
gambar bangunan sensus tersebut digabung. Contoh: jika ada 10 bangunan
sensus yang ada usaha IMK, maka hanya digambarkan 1 kotak saja dengan
tanda 1-10 ( ). Ketika menggambarkan bangunan sensus, perkirakan
besarnya gambar bangunan (dengan melihat kondisi lapangan dan
ketersediaan ruang pada peta), agar masuk pada ruang yang ada.
3). Jika suatu bangunan merupakan bangunan tempat tinggal/campuran, maka
PCL harus melakukan identifikasi tentang keberadaan usaha IMK yang dimiliki
atau dikuasai oleh kepala/anggota rumah tangga dan melakukan pendaftaran
pada usaha IMK tersebut.
4). Setelah melakukan wawancara dan sebelum meninggalkan responden,
pastikan seluruh pertanyaan VIMK17-L2 telah diajukan dan dijawab. Periksa
kewajaran isian, bila ada yang meragukan tanyakan kembali pada responden.
5). Pastikan seluruh usaha IMK yang berada di suatu bangunan sensus sudah dicatat
1
1 - 10
1
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 7
dan tidak ada yang lewat cacah.
6). Setelah melakukan pencacahan di suatu bangunan fisik/sensus, lanjutkan ke
bangunan fisik/bangunan sensus berikutnya ke arah timur dan seterusnya zig-
zag atau serpentin ke arah utara untuk menghindari lewat cacah.
7). Ulangi tahapan di atas sampai seluruh bangunan dan usaha/perusahaan dalam
satu blok sensus/subblok sensus didaftar atau di-listing seluruhnya.
II.2. Daftar VIMK17-L2
Daftar VIMK17-L2 adalah daftar isian yang digunakan untuk mendaftar seluruh
bangunan dan rumah tangga yang berada pada blok sensus terpilih beserta keterangan
lainnya.
Daftar VIMK17-L2 terdiri dari 5 (lima) blok, yaitu:
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Ringkasan (diisi oleh pengawas)
Blok III : Pendaftaran Bangunan dan Usaha/Perusahaan
Blok IV : Catatan
Blok V : Keterangan Petugas
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keberadaan usaha/perusahaan
industri pengolahan mikro dan kecil. Rincian 101 s.d. rincian 107,disalin dari daftar
sampel blok sensus (VIMK17-DSBS).
Rincian 108.a. Apakah blok sensus/sub blok sensus ini menjadi bagian dari Sentra
IMK?
Sentra IMK adalah lokasi pemusatan kegiatan industri mikro dan kecil yang
menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis dan atau mengerjakan
proses produksi yang sama, dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 8
dirancang berbasis pada pengembangan potensi sumber daya daerah, serta dikelola
oleh suatu pengurus professional *) atau yang telah dikenal masyarakat sekitar sebagai
sentra IMK.
Rincian 108.b. Jika Ya, tuliskan nama sentra IMK yang dominan beserta produk
utama yang dihasilkan dan instansinya
Sentra IMK dominanadalahapabila disuatu lokasi terdapat lebih dari 1 (satu) sentra
IMK, maka sentra IMK dominan adalah yang memiliki jumlah anggota lebih banyak.
Kolom (1) : Nama Sentra
Nama sentra adalah nama resmi, nama yang dikenal masyarakat atau bila
tidak mempunyai nama tuliskan dengan nama tempat atau nama produk
utama atau nama kegiatan utamanya.
Contoh:
1. PIK (Perkampungan Industri Kecil) di Cakung
2. Sentra Kasongan/Sentra Sepatu Cibaduyut
3. Sentra Batik/Sentra Tahu
Kolom (2) : Produk Utama
Produk utama adalah barang dari kegiatan utama usaha/perusahaan.
Kolom (3) : Instansi Pembina
Instansi pembina : lembaga pemerintah yang melakukan pembinaan
terhadap sentra IMK baik berupa pemberian pelayanan/bantuan atau
melakukan bimbingan/pelatihan/penyuluhan .
Contoh: Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan
UKM, dsb
BLOK II.RINGKASAN
Blok ini diisi oleh pengawas setelah selesai pendaftaran bangunan dan
usaha/perusahaan IMK dalam blok sensus terpilih yang disalin dari halaman terakhir
Blok III.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 9
Dalam pengisian Blok III ini selesaikan baris demi baris mulai dari Kolom (1) sampai dengan Kolom (41)
BLOK III.PENDAFTARAN BANGUNAN DAN USAHA/PERUSAHAAN
Kolom (1) : Nomor Urut Bangunan Fisik
Bangunan Fisik adalah tempat perlindungan baik permanen maupun
tidak permanen pada tempat tetap yang mempunyai atap, lantai, dan
dinding.
Penjelasan :
a. Bangunan fisik dapat digunakan sebagai tempat tinggal atau bukan
tempat tinggal.
b. Apabila bangunan fisik digunakan bukan untuk tempat tinggal dan
bukan untuk tempat kegiatan ekonomi/usaha, maka luasnya paling
sedikit 10 m2.
c. Tempat kegiatan usaha yang mempunyai roda, (seperti gerobak
pembuatan stempel) namun tidak dipindah-pindahkan, dalam survei
ini dikategorikan sebagai bangunan fisik/sensus.
Bangunan fisik/sensus yang digunakan untuk usaha industri boleh tidak
mempunyai dinding atau atap.
Kolom (2): Nomor Urut Bangunan Sensus
Bangunan Sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang
mempunyai pintu keluar/masuk tersendiri dalam satu kesatuan
fungsi/penggunaan. Termasuk seluruh/sebagian bangunan fisik yang
tidak mempunyai dinding, tetapi untuk usaha.
Kolom (3): Penggunaan Bangunan
Contoh bukan tempat tinggal : tempat usaha, toko, gudang, pabrik,
masjid, dll.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 10
Kolom (5) s.d. Kolom (10) ditanyakan jika Kolom (3) berkode 2 atau 3
Campuran adalah bangunan tempat tinggal yang sekaligus digunakan
untuk usaha industri maupun usaha selain industri.
Contoh: - Menjahit di ruang tamu
- Warung yang bercampur dengan tempat tinggal
Apabila Kolom (3) kode 2 atau 3 maka langsung ke Kolom (5).
Kolom (4) : Jika kode Kolom (3) kode 1 (bukan tempat tinggal), apakah digunakan
untuk usaha IMK dan aktif berproduksi selama bulan Oktober 2017,
khusus usaha musiman gunakan bulan terakhir berproduksi dalam
periode November 2016 s.d Oktober 2017
Jika isian berkode (1) Ya langsung Kolom (11), jika berkode (2) Tidak,
tuliskan penggunaan bangunan pada Kolom (6) dan STOP.
Contoh: masjid, toko, sekolah, dan untuk Kolom (5) tidak perlu
dituliskan nomor urutnya dan Kolom (7) s.d Kolom (41) KOSONG.
Aktif berproduksi adalah apabila usaha/perusahaan aktif berproduksi
pada saat pencacahan pendaftaran usaha/perusahaan.
Khusus usaha musiman, usaha tersebut tetap dicatat pada Daftar
VIMK17-L2 walaupun pada saat Listing sedang tidak aktif dengan syarat
periode produksinya adalah November 2016 - Oktober 2017.
Kolom (5) : Nomor Urut Rumah Tangga
Cukup jelas
Kolom (6) : Nama Kepala Rumah Tangga (KRT)/Nama Bangunan Bukan Tempat
Usaha IMK.
Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari anggota rumah
tangga yang bertanggung Jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-
hari di rumah tangga tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk
sebagai KRT di dalam rumah tangga tersebut.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 11
Jika dalam satu bangunan ditempati oleh dua rumah tangga atau lebih, maka
tuliskan nomor pada Kolom (5) dan nama KRT masing-masing dalam Kolom (6)
pada baris terpisah. Kemudian selesaikan pengisian Kolom berikutnya untuk
masing-masing KRT dan anggota rumah tangga.
Contoh nama bangunan bukan tempat usaha IMK:
- MASJID AL-FALAH
- SMAN 2 AMLAPURA
- PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR SEDANG
- ALFAMART
- PD BANGUNAN
- RUMAH MAKAN SEDERHANA
Kolom (7) : Selama Bulan Oktober 2017*), adakah ART berusaha di sektor IMK?
Cukup jelas.
Apabila Kolom (7) kode 0, maka langsung ke Kolom (10)
Anggota Rumah Tangga (ART)adalah semua orang yang biasanya
bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada pada
waktu pencacahan maupun sementara tidak ada. ART yang telah
bepergian 6 bulan atau lebih, dan ART yang bepergian kurang dari 6
bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan
atau lebih, tidak dianggap sebagai ART.
Tamu yang tinggal di rumah tangga 6 bulan atau lebih, dan tamu yang
telah tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan
bertempat tinggal di rumah tangga tersebut dianggap sebagai ART.
Seseorang dianggap berusaha atau mempunyai usaha sendiri
(pengusaha) apabila kegiatan usahanya menghasilkan barang maupun
jasa industri dan menanggung resiko usaha.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 12
Kolom (8) : Nama ART
Nama ART termasuk KRT yang berusaha di sektor industri IMK
tersebut.
Seorang ARTdapat mempunyai lebih dari satu usaha industri selama
administrasinya bisa dipisahkan. Jika seorang ART mempunyai lebih
dari satu usaha, maka untuk setiap usahanya dituliskan pada baris yang
berbeda. Apabila administrasinya tidak dapat dipisahkan maka dicatat
satu usaha saja dengan menuliskan usaha dengan nilai produksi
terbesar.
Contoh :
Pak Djefriansyah memiliki dua usaha yaitu pembuatan gula aren (KBLI
10722) dengan nilai produksi sebesar Rp 5.000.000/sebulan dan
pembuatan vas bunga dari kayu (KBLI 16293) dengan nilai produksi
sebesar Rp 4.750.000/sebulan.
Jika pencatatan administrasinya dapat dipisahkan, maka setiap usaha
ditulis pada baris yang berbeda. Jika administrasinya tidak dapat
dipisahkan maka yang dituliskan adalah usaha gula aren.
Kolom (9) : Tempat Usaha
Cukup jelas.
Kolom (10) : Selama Bulan Oktober 2017 **), adakah pihak lain yang berusaha IMK
di bangunan ini? (khusus usaha musiman yang aktif berproduksi
selama periode November 2016 s.d. Oktober 2017)
Penjelasan :
Pihak lain yaitu seseorang (bukan ART) yang berusaha di sektor industri
dengan menggunakan sebagian dari suatu bangunan sensus pada
rumah tangga tersebut.
Kolom (8) dan (9) ditanyakan bila Kolom (7) kode 1
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 13
Kolom (11) sampai dengan (15) ditanyakan bila
Kolom (4) kode 1; Kolom (9) kode 1 atau 2; Kolom (10) kode 1
Contoh : Ibu Pande (bukan ART Pak Soegiharto) mempunyai usaha
manisan kedondong yang menggunakan sebagian tempat untuk
usahanya pada bangunan rumah tangga Pak Soegiharto.
Kolom (11) : Nomor urut usaha/perusahaanatau Pengusaha/Pemilik
Cukup jelas.
Kolom (12) : Nama Usaha/Perusahaan atau Pengusaha/Pemilik
Jika tidak memiliki nama usaha, maka tuliskan nama kegiatan usaha IMK
rumah tangganya dan ditambahkan nama pemilik usaha tersebut.
Contoh:
a. Usaha/perusahaan yang mempunyai nama:
1. AYU TINGTING, CV
2. PANCA KARYA, PT
3. DUA SAUDARA, CV
b. Usaha/perusahaan yang tidak mempunyai nama:
1. SEPATU KULIT NOVALIA (usaha sepatu dengan bahan dari kulit
milik Bu Novalia)
2. KRIPIK KELADI NUMBERI (usaha membuat kripik dengan bahan
keladi milik Pak Numberi)
Kolom (13) : Alamat Lengkap (Jalan, Nomor, RT/RW)
Alamat lengkap usaha/perusahaan yang dimaksud yaitu nama jalan,
nomor, dan RT/RW.
Contoh:
1. JL. MATRAMAN IX NO. 22A, RT 4/RW 1
2. GANG SENSUS III NO. 5, RT 10/RW 1
3. JL. DEWA ANOM NO. 1 BANJAR MUKU
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 14
Kolom (14): Kegiatan Utama
Apabila dalam industri tersebut terdiri dari beberapa kegiatan yang
berbeda (kode KBLI 2 digit yang sama) dan administrasi tidak dapat
dipisahkan, maka penentuan kegiatan utamanya berdasarkan hasil
produksinya:
Produk yang mempunyai nilai produk/jasa industri terbesar;
Jika nilai produk/jasa industri sama besar, maka produk yang
menghasilkan barang/jasa dengan volume terbesar;
Jika nilai produk/jasa industri dan volume barang/jasa sama, maka
produk yang menghasilkan barang/jasa dengan waktu terlama;
Jika nilai produk/jasa industri, volume, dan waktu yang diperlukan
sama, maka ditentukan menurut pengakuan responden.
Contoh:
a. Usaha industri dengan kegiatan membuat gula merah dari nira dan
kue basah, apabila menghasilkan gula merah (KBLI: 10722) dengan
nilai produk Rp. 750.000,-/bulan dan kue basah (KBLI: 10792)
dengan nilai produk Rp. 600.000,-/bulan. Jika administrasi tidak
dapat dipisahkan maka kegiatan utamanya adalah membuat gula
merah (KBLI: 10722).
b. Usaha industri bordir menghasilkan 100 buah mukena (KBLI:
14302) dan 300 stel pakaian penjahitan (KBLI: 14120) dengan nilai
produk yang sama. Maka kegiatan utamanya adalah membuat
pakaian (KBLI: 14120).
Kegiatan utama harus ditulis sejelas-jelasnya dengan menyebutkan
hasil produksi dan bahan baku agar dapat diketahui secara tepat kode
KBLI 5 digit.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 15
Kolom (16) dan Kolom (17) : Berisi tanda cek () sesuai jumlah tenaga kerja
termasuk pemilik pada Bulan Oktober 2017 atau untuk usaha musiman bulan
terakhir berproduksi dalam periode November 2016 s.d Oktober 2017
Jika Kolom (16) bertanda cek ()
Isikan tanda cek () pada salah satu Kolom (18) (41) sesuai kode KBLI 2 digit di kolom (15)
Format umum penulisan kegiatan utama :
Membuat/memproduksi + jenis produksi/barang yang dihasilkan +
bahan baku
No. Penulisan Yang Salah Penulisan Yang Benar
1. KONVEKSI MEMBUAT SARUNG BANTAL DARI KAIN KATUN 2. INDUSTRI MEBEL MEMBUAT MEJA DARI KAYU MERANTI
3. INDUSTRI ALAT DAPUR MEMBUAT COBEK DARI BATU
4. INDUSTRI JAMU MEMBUAT MINUMAN DARI BERAS KENCUR
5. INDUSTRI MINUMAN MEMBUAT MINUMAN DARI NIRA AREN
Kolom (15) : Kode KBLI 2 digit
Kode KBLI 2 digit dari usaha/perusahaan industri disesuaikan dengan
kegiatan utama pada Kolom (14).
Kolom (16): Tenaga Kerja 1 4 orang
Cukup jelas.
Kolom (17): Tenaga Kerja 5 19 orang
Cukup jelas.
Pengisian Kumulatif Tiap Halaman
- Setelah pendaftaran rumah tangga dalam blok sensus selesai, jumlahkan isian
yang bertanda cek () untuk Kolom (16) dan Kolom (17) serta Kolom (18) s.d
Kolom (41) pada.Tuliskan hasilnya pada Rincian.a. Jumlah halaman ini.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 16
- Untuk halaman pertama Rincian c Jumlah kumulatif halaman ini diisikan sama
dengan Rincian a.
- Pada halaman kedua kerjakan seperti halaman pertama untuk cara pengisian
Rincian a Jumlah halaman ini. Kemudian salin isian Rincian c Jumlah kumulatif
halaman ini dari halaman pertama (halaman sebelumnya) ke Rincian b Jumlah
kumulatif halaman sebelumnya. Setelah itu jumlahkan isian Rinciana Jumlah
halaman ini dan Rincian b Jumlah kumulatif halaman sebelumnya setiap Kolom
(16) dan Kolom (17) serta Kolom (18) s.d Kolom (41) dan isikan hasilnya pada
Rincian c Jumlah kumulatif halaman ini.
- Lakukan hal tersebut pada setiap halaman, sampai selesai menjumlahkan di
halaman terakhir.
BLOK IV. CATATAN
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat apabila ada hal-hal yang memerlukan
keterangan lebih lanjut. Selain informasi dari responden, petugas juga bisa
menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian
Daftar VIMK17-L2.
BLOK V. KETERANGAN PETUGAS
Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik Pencacah
(PCS) maupun Pengawas (PMS). Tuliskan nama, tanggal, serta tanda tangan pencacah
dan pengawas.
II.3. Daftar VIMK17-DS2
Daftar VIMK17-DS2 adalah daftar yang memuat sejumlah VIMK17 Tahunan
dalam 1 (satu) blok sensus.Daftar VIMK17-DS2 digunakan oleh pencacah sebagai
pedoman untuk mencacah industri mikro dan kecil dengan Daftar VIMK17-S2
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 17
Daftar VIMK17-DS2 selain berisi informasi kode dan nama wilayah administrasi,
nomor blok sensus (NBS), nomor sub blok sensus (NSBS), nomor kode sampel (NKS),
nomor urut sampel (NUS), nomor urut segmen, nomor urut bangunan fisik dan nomor
urut bangunan sensus, juga dilengkapi dengan nomor urut perusahaan (NUP), nama
usaha/perusahaan atau pengusaha/pemilik, alamat lengkap, kode KBLI 2 digit serta
kode klasifikasi usaha industri mikro (IM) atau industri kecil (IK).
Daftar VIMK17-DS2 terdiri dari 5 (lima) blok, yaitu:
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Target Sampel Usaha/Perusahaan
Blok III : Keterangan Petugas
Blok IV : Catatan
Blok V : Keterangan Industri Mikro dan Kecil Terpilih
Uraian Diisi Oleh
Pencacah Pengawas
Blok I Blok II Blok III Blok IV Blok V Kolom (1) s.d (8)
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Tujuan blok ini adalah untuk memperoleh informasi lokasi usaha/perusahaan,
berisi keterangan tempat yang isiannya disalin dari Daftar Sampel
Usaha/PerusahaanVIMK17-L2 Blok I. Penyalinan dimulai darinama dan kode provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, nomor blok sensus (NBS), nomor sub
blok sensus (NSBS), dan nomor kode sampel (NKS) yang terdiri dari 7 digit.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 18
Kolom (1) s.d. Kolom (8) diisi oleh pengawas/pemeriksa yang bersumber dari Daftar VIMK17-L2
BLOK II. TARGET SAMPEL USAHA/PERUSAHAAN
Jumlah target sampel usaha/perusahaanadalah jumlah target industri mikro
dan kecil sampel utama/pengganti. Jika tidak terpenuhi targetnya, berikan penjelasan
pada blok catatan.
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS
Tujuan blok ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai keterangan
petugas berisi nama petugas, tanggal pencacahan/pemeriksaan, tanda tangan, dan
nomor telepon/handphone dari petugas pencacah serta pengawas.
BLOK IV. CATATAN
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat apabila ada hal-hal yang memerlukan
keterangan lebih lanjut. Selain informasi dari responden, petugas juga bisa
menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian
Daftar VIMK17-DS2.
BLOK V. KETERANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TERPILIH
Blok ini terdiri dari 8 (delapan) Kolom yang berisi keterangan nomor urut
sampel (NUS), nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan sensus, nomor urut
perusahaan (NUP), nama usaha/perusahaan atau pengusaha/pemilik, alamat lengkap
(jalan, nomor, RT/RW, dsb), kode KBLI 2 digit, serta klasifikasi industri mikro (IM) atau
industri kecil (IK).
Kolom (1): Nomor urut sampel
Nomor urut dimulai dari 1 sampai dengan terakhir industri mikro dan
kecil sampel utama.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 19
Kolom (2) : Nomor urut bangunan fisik
Disalin dari Daftar VIMK17-L2 Blok III Kolom (1) yang dilingkari.
Kolom (3): Nomor urut bangunan sensus
Disalin dari Daftar VIMK17-L2 Blok III Kolom (2) yang dilingkari.
Kolom (4) : Nomor urut perusahaan (NUP)
Disalin dari Daftar VIMK17-L2 Blok III Kolom (11) yang dilingkari.
Kolom (5) : Nama usaha/perusahaan atau pengusaha/pemilik
Disalin dari Daftar VIMK17-L2 Blok III Kolom (12) yang Kolom (1) dan
Kolom (2) dilingkari.
Kolom (6) : Alamat lengkap
Disalin dari Daftar VIMK17-L2 Blok III Kolom (13) yang Kolom (1) dan
Kolom (2) dilingkari.
Kolom (7) : Kode KBLI 2 digit
Disalin dari Daftar VIMK17-L2 Blok III Kolom (15) yang Kolom (1) dan
Kolom (2) dilingkari.
Kolom (8) : Kode Klasifikasi Industri: IM/IK (kode)
Kode 1 jika Daftar VIMK17-L2 Blok III Kolom (16) bertanda cek yang
dilingkari, kode 2 jika Daftar VIMK17-L2 Blok III Kolom (17) bertanda
cek yang dilingkari.
II.4. Daftar VIMK17-LPCS
Daftar VIMK17-LPCS adalah daftar yang memuat keterangan mengenai
perkembangan pencacahan lapangan oleh PCS di blok sensus yang menjadi tanggung
jawabnya Daftar VIMK17-LPCS dapat digunakan oleh BPS Kabupaten/Kota sebagai
sarana monitoring PCS dan memastikan jadwal pelaksanaan tepat waktu
Daftar VIMK17-LPCS terdiri dari 17 kolom yang meliputi :
Kolom 1 s.d Kolom 5 : Identitas wilayah kerja PCS (Kecamatan, Kelurahan/Desa, No
Blok Sensus, No Sub Blok Sensus, dan No Kode Sampel),
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 20
Kolom 6 : Kelengkapan peta.
Isikan 1 jika dilengkapi peta untuk pendataan serta
lampirkan peta Blok Sensus/Sub Blok Sensus, dan 0 jika
tidak dibekali peta.
Kolom 7 s.d Kolom 8 : Tanggal mulai dan selesai nya pendataan VIMK17-L2
Kolom 9 s.d Kolom 10 : Isikan tanggal pertemuan Pertama dan Kedua dengan
PMS, saat listing di suatu blok sensus.
Kolom 11 s.d Kolom 12 : Isikan tanggal pertemuan Pertama dan Kedua dengan
PMS, saat pencacahan S2 di suatu blok sensus.
Kolom 13 : Target jumlah usaha perusahaan yang akan di data
dengan VIMK-S2
Kolom 14 s.d Kolom 15 : Isikan jumlah kumulatif penyelesaian dokumen VIMK-
S2 masing-masing pada tanggal 10 November 2017 dan
28 November 2017
Kolom 16 : Isikan keterangan untuk memperjelas masalah yang
berkaitan dengan isian Daftar VIMK17-L2 dan VIMK17-
S2, termasuk hasil pertemuan berkala dengan PMS.
Kolom 17 : Tanda Tangan PMS
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 21
BAB III ORGANISASI LAPANGAN
III.1.Organisasi Lapangan
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan VIMK17 tahunandibentuk organisasi
lapangan. Struktur organisasi dan pembagian kerja lapangan adalah sebagai berikut:
III.2.Tugas dan Tanggung Jawab Pencacah
Tugas dan tanggung jawab pencacah (PCS) adalah sebagai berikut :
1. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan acuan sketsa
peta blok sensus/sub blok sensus terpilih hasil scanning SE2016/SP2010. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah.
2. Memberitahu dan minta ijin kepada aparat desa/kelurahan, RW dan RT sebelum
melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.
3. Menyampaikan penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat VIMK 2017
Tahunan, serta jaminan kerahasiaan data yang diberikan pada saat kunjungan ke
responden
4. Melakukan pendaftaran setiap bangunan sensus dan rumah tangga dalam blok
sensus terpilih yang menjadi wilayah kerjanya dengan Daftar VIMK17-L2, dan
menggambar bangunan pada sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning
SE2016/SP2010 sesuai dengan letaknya, serta memberi nomor urut bangunan fisik
pada simbol bangunan tersebut sesuai dengan nomor urut yang dicatat pada Daftar
SEKSI STATISTIK PRODUKSI
SEKSI IPDS
KEPALA BPS KABUPATEN/KOTA
PENANGGUNG JAWAB SURVEI DAERAH
PENGAWAS (PMS)
PENCACAH(PCS)
STAF BPS KABUPATEN/KOTA
KOORDINATOR STATISTIK KECAMATAN
KOORDINATOR SURVEI
STAF BPS KAB/KOTA MITRA BPS KAB/KOTA
KOORDINATOR PENGOLAHAN
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 22
VIMK17-L2.
5. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar VIMK17-S2 yang berpedoman
pada Daftar VIMK17-DS2.
6. Memeriksa kewajaran dan konsistensi isian hasil wawancara. Bila ada yang
meragukan, pencacah harus kembali menanyakan kembali kepada responden.
7. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai
temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan cara mengatasinya.
8. Menerima dan menyelesaikan tugas dari PMS terkait isian dokumen yang masih
meragukan dan melakukan pencacahan ulang dengan didampingi PMS untuk
usaha/perusahaan yang masih memerlukan klarifikasi lebih lanjut.
9. Menyerahkan dokumen hasil pencacahan secara bertahap kepada pengawas tidak
harus menunggu pencacahan selesai semua.
10. Menepati jadwal pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 23
BAB IV PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER
Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam memahami berbagai
konsep, definisi, dan tata cara pengisian VIMK17-S2.
IV.1.Tata Cara Pengisian Daftar
a. Semua pengisian daftar menggunakan PENSIL HITAM.
b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata
harus menggunakan HURUF KAPITAL (balok) dan tidak boleh disingkat, kecuali
kata-kata yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan
angka romawi).
Contoh: pengisian VIMK17-L2
BLOK III PENDAFTARAN BANGUNAN DAN USAHA/PERUSAHAAN
Diisi jika Kol. (4) kode 1; Kol. (9) kode 1 atau 2 ; Kol. 10 kode 1
Nama Usaha/Perusahaan atau
Pemilik/Penghusaha Kegiatan Utama
(tuliskan secara lengkap meliputi proses dan output)
No (11) (12) (14)
05 ROTI MEMBUAT ROTI
06 FADJAR INDUSTRI, CV MEMBUAT KERUPUK JANGEK
c. Cara pengisian daftar dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Mengisikan keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia dan pindahkan
pada kotak yang tersedia
Contoh: Pengisian VIMK17-S2 rincian 208
BLOK II: KETERANGAN USAHA/PERUSAHAAN (1) (2) (3)
208. Tahun mulai berproduksi secara komersial 2009
2 0 0 9
2. Melingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan kode
jawabannya ke dalam kotak yang tersedia.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 24
Contoh: Pengisian VIMK17-S2 rincian 201
BLOK II: KETERANGAN PERUSAHAAN
(1) (2) (3)
201. Klasifikasi Industri Industri Mikro -1 Industri Kecil -2
2
3. Jika kode yang dilingkari lebih dari satu, jumlahkan kode yang dilingkari dan
tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.
Contoh : Pengisian VIMK17-S2 rincian 904
4. Bila keterangan/jawaban responden tidak terdapat pada pilihan jawaban yang
tersedia, tuliskan jawaban di lainnya.
Contoh : Pengisian VIMK17-S2 rincian 1005:
BLOK X. PELAYANAN DAN BIMBINGAN USAHA/PERUSAHAAN
1005. Jenis bimbingan/ pelatihan/penyuluhan yang pernah diikuti selama setahun yang lalu:
Penulisan yang SALAH
Lainnya () -8
Penulisan yang BENAR
Lainnya -8 (PENGELOLAAN LIMBAH)
Manajerial -1 Keterampilan/Teknik Produksi
-2 Pemasaran
-4 Lainnya (tuliskan..................)
-8 Tidak pernah -0
IV.2.Referensi Waktu Survei
a. Pendaftaran Rumahtangga VIMK17-L2
i. Periode : Oktober 2017
ii. Khusus musiman bila sementara tidak berproduksi pada saat listing
(Oktober 2017), maka pengisian data mundur ke bulan terdekat
sebelumnya (periode satu tahun November 2016 Oktober 2017).
BLOK IX. KESULITAN, KEMITRAAN, DAN SERTIFIKASI PRODUK
904. Badan/lembaga yang pernah pernah menjalin kemitraan selama setahun yang lalu
Penulisan yang SALAH
Penulisan yang BENAR
BUMN/BUMD -1
Perusahaan swasta -2 1
5
Perbankan -4
Yayasan/LSM -8
Lainnya (tuliskan........................) -16
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 25
b. Pencacahan Sampel VIMK17-S2
Periode: November 2016 Oktober 2017
IV.3. Konsep dan Definisi
Industri Pengolahan:
Kegiatan produksi yang mengubah barang dasar (bahan mentah) menjadi barang
jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang
lebih tinggi nilainya. Termasuk ke dalam kategori ini adalah kegiatan jasa industri
pengolahan(makloon).
Usaha/perusahaan Industri Pengolahan:
Unit kegiatan ekonomi yang melakukan/mengusahakan industri pengolahan; terletak
pada suatu bangunan/lokasi tertentu serta ada seorang atau lebih yang bertanggung
jawab atas usaha tersebut.
Contoh:
a. Usaha las keliling.
b. Usaha pembuatan anyaman atap dari rumbia.
c. Usaha membuat jok mobil.
Usaha/perusahaan Jasa Industri Pengolahan (makloon):
Unit kegiatan dari suatu industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini
bahan baku disediakan oleh pihak yang dilayani dan pihak usaha/perusahaan
melaksanakan proses pengolahannya dengan memperoleh pembayaran sebagai balas
jasanya (nilai upah makloon).
Contoh:
Usaha konveksi Edi dikerjakan oleh Amin dan Putu. Edi menyediakan bahan
baku untuk Putu dan dikerjakan di rumah, sedangkan Amin mengerjakan di
bangunan/lokasi milik Edi. Maka Amin adalah pekerja dari usaha konveksi Edi
sementara Putu adalah pengusaha jasa konveksi.
Usaha jasa pasang manik-manik Ibu Linda menerima orderan dari Konveksi
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 26
MODIS berupa jasa pemasangan manik-manik pada kerudung dan pakaian
pengantin yang dikerjakan di rumah. Maka Ibu Linda termasuk pengusaha jasa
pemasangan manik-manik.
Usaha/perusahaan Industri Pengolahan Musiman :
Unit kegiatan ekonomi yang melakukan/mengusahakan industri pengolahan yang
karakteristik bahan baku dan proses produksinya dipengaruhi oleh iklim.
Contoh industri mikro kecil musiman
IMK musiman KBLI Keterangan
- Industri pengeringan/ perajangan tembakau
- Industri gula pasir - Industri gula merah dari tebu
- Industri genteng tanah liat - Industri batubata tanah liat
12091 10721 10722 23921 23922
- Proses produksi dipengaruhi iklim - Bahan baku dipengaruhi iklim - Bahan baku dipengaruhi iklim - Proses produksi dipengaruhi iklim - Proses produksi dipengaruhi iklim
Contoh industri mikro kecil bukan musiman
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) :
Merupakan klasifikasi baku statistik mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di
Indonesia. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi,
tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal
atau informal. KBLI yang digunakan pada VIMK17 Tahunan adalah KBLI 2015.
IMK bukan musiman Keterangan
- Industri terompet - Industri kue (termasuk kue lebaran) - Industri anyaman (tikar/atap rumbia) - Industri menjahit/bordir/konveksi - Industri kopra - Industri layangan
Pengadaan bahan baku dan
proses produksinya tidak
dipengaruhi iklim
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 27
1. Isian daftar VIMK17-S2 harus lengkap semua blok untuk seluruh
usaha/perusahaan baik usaha musiman maupun bukan musiman.
2. Khusus blok catatan terisi bila ada temuan atau permasalahan
usaha/perusahaan.
IV.4. Pengisian Daftar VIMK17-S2
Daftar isian pencacahan usaha/perusahaan VIMK17-S2 memuat keterangan
usaha/perusahaan IMK terpilih. Daftar VIMK17-S2 ini dipergunakan untuk mencacah
usaha/perusahaan yang terpilih sampel.
Daftar VIMK17-S2 terdiri dari 13 (tiga belas) blok, yaitu :
Blok I : Keterangan Tempat (disalin dari VIMK17-DS2)
Blok II : Keterangan Usaha/Perusahaan
Blok III : Keterangan Pengusaha
Blok IV : Keterangan Pekerja dan Balas Jasa
Blok V : Biaya/Pengeluaran Usaha/Perusahaan
selama Bulan Oktober 2017 atau Bulan Terakhir Berproduksi
Blok VI : Produksi dan Pendapatan Usaha/Perusahaan
selama Bulan Oktober 2017 atau Bulan Terakhir Berproduksi
Blok VII : Ringkasan (Diisi oleh Pengawas)
Blok VIII : Investasi dan Modal Usaha/Perusahaan
Blok IX : Kesulitan, Kemitraan dan Sertifikasi Produk
Blok X : Pelayanan dan Bimbingan Usaha/Perusahaan
Blok XI : Sumber Air, Internet, Distribusi dan Alokasi Pemasaran
selama November 2016 Oktober 2017
Blok XII : Catatan
Blok XIII : Keterangan Petugas
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 28
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK17-DS2)
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keberadaan usaha/perusahaan
industri pengolahan mikro dan kecil, diisi sebelum melakukan wawancara responden.
Blok ini disalin dari VIMK17-DS2 meliputi: nama dan kode provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, desa/kelurahan, nomor blok sensus, nomor subblok sensus, nomor kode
sampel, nomor urut sampel, dan nomor urut usaha/perusahaan terpilih.
BLOK II. KETERANGAN USAHA/PERUSAHAAN
Tujuan blok ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai profil
usaha/perusahaan.
Rincian 201. Klasifikasi Industri : Disalin dari Daftar VIMK17-DS2 Blok V Kolom (8).
Rincian 202. Kode KBLI 2 digit : Disalin dari Daftar VIMK17-DS2 Blok V Kolom (7).
Rincian 203.a 203.f. Tuliskan Nama Usaha/Perusahaan, Alamat Lengkap, No.
Telepon/Handphone, No.Faksimili , e-Mail, Website
Disalin dari daftar VIMK17-DS2 Blok V Kolom (5) dan Kolom (6) dengan menambahkan
keterangan lain yang diperlukan (kode pos, RT/RW, gang, No. telepon/handphone,
No.faksimili , e-Mail, website).
Rincian 204.a 204.c. Tuliskan Nama, Jabatan dan No.Telepon/Handphone Pemberi
Jawaban
Informasi ini sangat berguna apabila dibutuhkan kunjungan ulang (revisit) atau
membutuhkan penegasan isian yang meragukan atau informasi tambahan lainnya.
Rincian 205. Tuliskan secara lengkap jenis kegiatan utama (meliputi proses dan
output)
Format umum penulisan kegiatan utama :
Membuat/memproduksi + jenis produksi/barang yang dihasilkan + bahan baku
Contoh:
1. MEMBUAT ANYAMAN BILIK DARI BAMBU, KBLI: 16291
2. MENJAHIT KEMEJA SESUAI PESANAN DARI KAIN, KBLI: 14120
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 29
3. MEMBUAT LEMARI DARI ALUMINIUM, KBLI: 31004
4. MEMBUAT LEMARI DARI KAYU, KBLI: 31001
Rincian 206.a. Lokasi Tempat Usaha
Rincian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi tempat usaha dengan rumah tinggalnya.
Rincian 206.b. Status Kepemilikan Tempat Usaha
Contoh Sertifikat kepemilikan tempat usaha; Sertifikat Hak Milik (SHM), Sertifikat Hak
Guna Bangunan (SHGB), Sertifikat Hak Pakai, dsb.
Rincian 207. Sifat Usaha
Industri Musiman, industri pengolahan yang karakteristik bahan baku dan proses
produksinya dipengaruhi oleh iklim.
Rincian 208. Tahun mulai berproduksi secara komersial.
Tahun mulai berproduksi secara komersial adalah tahun pertama kali usaha/
perusahaan menghasilkan/memproduksi barang/jasa secara komersial (tidak termasuk
produksi percobaan).
Catatan:
1. Bila terjadi perubahan 2-digit KBLI, maka tahun beroperasi adalah tahun KBLI
tersebut berubah.
Contoh: Usaha JATI UKIR memproduksi kusen (2-digit KBLI:16) sejak tahun 2009.
Sebelumnya usaha tersebut memproduksi mebel dengan nama usaha
JATI UKIR (2-digit KBLI: 31) sejak tahun 2000. Maka tahun mulai
berproduksi adalah tahun 2009.
2. Suatu usaha yang membuka cabang di suatu daerah, maka tahun mulai beroperasi
adalah tahun dibukanya cabang di tempat tersebut.
3. Apabila selama perjalanan usahanya, suatu usaha/perusahaan pernah mengalami
masa tidak beroperasi/tidak aktif (misal karena renovasi), maka tahun mulai
beroperasi adalah tetap tahun yang lama.
Contoh: Usaha KONVEKSI INDAH JAYA di Jawa Barat sudah beroperasi sejak
tahun 1991. Pada tahun 2000 tempat usaha mengalami renovasi sehingga
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 30
menjadi tempat usaha yang representatif. Renovasi ini membutuhkan
waktu satu tahun sehingga tahun 2001 baru beroperasi lagi. Tahun mulai
beroperasi secara komersial perusahaan tersebut adalah tahun 1991.
4. Apabila usaha/perusahaan mengalami perubahan kepemilikan maka tahun mulai
beroperasi adalah tahun pemilik pertama menjalankan usahanya.
Rincian 209. Bentuk badan hukum /badan usaha/perusahaan/perijinan
Badan Usaha: Kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomi yang bertujuan mencari
laba atau keuntungan.
1. Perseroan Terbatas (PT), adalah perusahaan yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan undang-undang, termasuk dalam badan usaha ini adalah PT Tbk,
yaitu perusahaan yang kepemilikan sahamnya diperjualbelikan di pasar modal.
2. CV (Commanditaire Vennootschap) adalahsuatu persekutuan yang didirikan oleh
seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada
seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak
sebagai pemimpin.
3. Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi
sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
4. Perorangan adalah suatu kegiatan usaha yang ditangani secara perorangan
ataupun lebih tanpa bentuk badan hukum/usaha.
5. Lainnya:
a. Firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama
bersama, masing-masing anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala perikatan. Laba yang diperoleh dibagi bersama-sama dan rugi dari
perusahaan ditanggung bersama pula.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 31
b. Yayasan adalah sebuah badan yang diperuntukkan untuk mencapai tujuan
tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan dan bukan untuk
mencari keuntungan.
c. Ijin khusus dari instansi berwenang adalah usaha/perusahaan yang tidak
memiliki status badan usaha seperti yang disebutkan di atas tetapi dalam
melakukan kegiatannya memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah (sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota).
Misal: Ijin dari pemerintah Kabupaten/Kota untuk usaha penggilingan padi.
BLOK III . KETERANGAN PENGUSAHA
Rincian 301. Nama pengusaha
NamaPemilik/Direktur Utama/Pimpinan bertanggung jawab atas usaha/perusahaan.
Rincian 302. Jenis Kelamin
Jenis kelamin Pemilik/Direktur Utama/Pimpinanusaha/perusahaan yang tertulis pada
Rincian 301.
Rincian 303. Umur
Umur Pemilik/Direktur Utama/Pimpinan usaha/perusahaan yang tertulis pada Rincian 301.
Umur dituliskan dalam tahun dengan pembulatan ke bawah, berdasarkan ulang tahun
yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender masehi. Untuk yang
berumur 99 tahun ke atas maka isikan 98 dan untuk yang tidak tahu diisikan 99.
Rincian 304. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi
yang ditamatkan oleh Pemilik/Direktur Utama/Pimpinan wilayah usaha/perusahaan
yang tertulis pada Rincian 203.a, yang ditandai dengan kepemilikan sertifikat/ijazah.
Contoh:Seorang Direktur yang masih kuliah di tingkat S2 dan belum selesai, jenjang
pendidikannya adalah Diploma IV/S1.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 32
Jenjang pendidikan:
1. Tidak tamat SD: Tidak/belum pernah sekolah atau mereka yang pernah sekolah
tidak tamat setingkat Sekolah Dasar.
2. SD dan Sederajat: Tamat setingkat Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan
sederajat.
3. SMP dan Sederajat: Tamat Sekolah Menengah Pertama, baik yang umum maupun
kejuruan, serta pendidikan yang setingkat SMP seperti: Sekolah Luar Biasa
Menengah Tingkat Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Kesejahteraan
Keluarga Pertama, Sekolah Pertanian Menengah Pertama.
4. SMA/Madrasah Aliyah/Paket C: Tamat dari Sekolah Menengah Atas, baik yang
umum, serta jenjang pendidikan yang setingkat SMA seperti Madrasah Aliyah
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): Tamat dari Sekolah Menengah Kejuruan
setingkat SMA.
6. Diploma I/II/III: Tamat Diploma I atau Diploma II atau Diploma III pada suatu
pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma. Program Akta 1 atau
Akta 2 atau Akta 3 termasuk dalam jenjang pendidikan program Diploma I,
Diploma II, atau Diploma III.
Pendidikan lainnya yang setara dengan DI/DII adalah SGO, SGPLB, PGSLP, PGA,
SGTK, KPG, SAA, Sekolah Bidan. Pendidikan lainnya yang setara dengan DIII adalah
Akademi Seni Musik Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, Akademi Bahasa
Asing, Akademi Pemerintahan Dalam Negeri. Fakultas yang tidak mengeluarkan
gelar sarjana muda meski sudah sampai semester 8/9 dan belum tamat tetap
dimasukkan sebagai tamat SMA.
7. Diploma IV/S1: Tamat program pendidikan Diploma 4 dan Sarjana (Strata-1).
8. S2/S3: Tamat program pendidikan pasca sarjana/doktor.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 33
BLOK IV. KETERANGAN PEKERJA DAN BALAS JASA
Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai:
Jumlah pekerja, hari kerja, dan rata-rata jam kerja
Jumlah pekerja laki-laki dan perempuan baik pekerjadibayar maupun pekerja tidak
dibayar dirinci menurut kelompok umur, jenis pekerjaan dan jenjang pendidikan.
Balas jasa yang diberikan kepada pekerja baik berupa upah/gaji dan lainnya
menurut jenis kelamin pekerja.
Rincian 401. Banyaknya pekerja (termasuk pengusaha), hari kerja, dan rata-rata jam
kerja per hari untuk kegiatan November 2016 sampai Oktober 2017
Pekerja adalah semua orang tanpa memperhatikan usia dan jenis kelamin yang
terlibat secara langsung dalam pekerjaan/kegiatan di usaha/perusahaan.
Hari kerja adalah hari usaha/perusahaan melakukan kegiatan dan ada seorang atau
lebih yang bekerja secara terus menerus paling sedikit satu jam.
Jam kerja adalah jangka waktu yang dinyatakan dalam satuan jam, digunakan untuk
bekerja/melakukan kegiatan usaha (tidak termasuk istirahat resmi), dimulai dari
menyiapkan pekerjaan sampai selesai (tutup).
Rata-rata jam kerja per hari adalah jumlah jam kerja kegiatan usaha/perusahaan
selama sebulan dibagi banyaknya hari kerja dalam bulan tersebut.
Rincian 401.a. Banyaknya pekerja (termasuk pengusaha)
Menentukan banyaknya pekerja per bulan:
Banyaknya pekerja yang bekerja pada masing-masing bulan atau rata-rata jumlah
pekerja setiap bulan.
Contoh : Menghitung banyaknya pekerja pada masing-masing bulan atau rata-rata
jumlah pekerja setiap bulan.
Bulan ke - 1
Minggu-I (5 hari) = 8 orang, Minggu-II (6 hari) = 10 orang, Minggu-III (6 hari) = 10 orang,
Minggu-IV (6 hari) = 7 orang, Minggu-V (3 hari) = 6 orang.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 34
Maka rata-rata pekerja bulan ke -1:
{[(5x8)+(6x10)+(6x10)+(6x7)+(3x6)]/(5+6+6+6+3)}=220/26=8.46 8 orang.
Bulan ke 2
Minggu-I (5 hari) = 8 orang, Minggu-II (6 hari) = 10 orang, Minggu-III (6 hari) = 11 orang,
Minggu-IV (6 hari) = 7 orang, Minggu-V (5 hari) = 6 orang.
Maka rata-rata pekerja bulan ke -2:
{[(5x8)+(6x10)+(6x11)+(6x7)+(5x6)]/(5+6+6+6+5)} = 238/28 = 8.5 8 orang.
Bulan ke 3
Minggu-I (5 hari) = 9 orang, Minggu-II (6 hari) = 12 orang, Minggu-III (6 hari) = 12 orang,
Minggu-IV (6 hari) = 11 orang, Minggu-V (5 hari) = 8 orang.
Maka rata-rata pekerja per bulan ke -3:
{[(5x9)+(6x12)+(6x12)+(6x11)+(5x8)]/(5+6+6+6+5)}= 295/28 = 10.5 10 orang.
Rincian 401.b. Banyaknya hari kerja per bulan
Apabila usaha/perusahaan sedang tidak ada kegiatan (seperti; tidak ada bahan
baku/tidak musim, libur panjang), maka isian banyaknya hari kerja adalah nol (0).
Contoh 1 : Pada contoh Rincian 1.a di atas, maka banyaknya hari kerja pada bulan ke-
1 adalah sebanyak 26 hari.
Contoh2 : Suatu usaha industri pembuatan minyak kelapa (KBLI 10415) mulai
beroperasi komersil pada bulan Mei 2017 mempunyai pekerja 9 orang.
Usaha tersebut libur hanya pada hari minggu dan hari besar nasional saja.
Pada bulan Mei 2017 jumlah hari kerja usaha tersebut adalah 10 hari,
bulan Juni 2017 24 hari, sementara bulan Juli 2017 tidak ada kegiatan, dan
pada bulan Agustus, September, dan Oktober 2017 masing-masing adalah
26 hari, 25 hari, dan 23 hari, maka banyaknya hari kerjanya adalah:
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 35
Rincian 401.c. Rata-rata jam kerja per hari
Isian berupa rata-rata jam kerja per hari pada bulan yang telah ditentukan.
Contoh:
1. Industri vas bunga dari tanah liat (KBLI 23932) mulai beraktifitas dari pukul 08.00
15.00 dengan istirahat 1 jam. Jam kerja ini juga dilakukan pada setiap bulan. Rata-
rata kerja usaha per hari 6 jam.
2. Usaha pembuatan kusen jendela dan pintu dari aluminium (KBLI 25112) mulai
beraktifitas pukul 07.30 12.30 tanpa istirahat. Rata-rata jam kerja usaha tersebut
adalah 5 jam per hari.
3. Suatu usaha mempunyai hari kerja dan banyaknya jam kerja pada bulan Mei 2017
seperti tabel di bawah ini :
Jumlah
Hari ke: 1 2 3 4 .... 30 17 hari
Banyaknya jamkerja: 1 4 5 - 7 .... 12 120 jam
Maka rata-rata jam kerja per hari pada bulan Mei 2017 adalah 120/17 7 jam
Rincian 402. Banyaknya pekerja (termasuk pengusaha) dibayar dan tidak dibayar
menurut klasifikasi pekerja selama bulan Oktober 2017 atau pada
bulan terakhir produksi (untuk usaha/perusahaan musiman)
Rincian 402.a. Klasifikasi pekerja menurut kelompok umur
Pekerja dibayar adalah pekerja dengan mendapat balas jasa berupa gaji dan lainnya
(lembur, hadiah, bonus, dll) dalam bentuk uang maupun barang.
Pekerja tidak dibayar adalah pekerja pemilik dan atau pekerja keluarga yang biasanya
aktif dalam kegiatan usaha/perusahaan, tetapi tidak mendapat balas jasa. Bagi pekerja
tidak dibayar yang bekerja kurang dari 1/3 (sepertiga) jam kerja yang biasa berlaku
(dalam satu minggu) di usaha/perusahaan tidak termasuk sebagai pekerja.
Rincian 402.b. Klasifikasi pekerja menurut jenis pekerjaan
Pekerja produksi adalah Pekerja yang langsung bekerja/berhubungan dalam proses
produksi. Misal; pekerja yang langsung mengawasi proses produksi, mengoperasikan
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 36
mesin, mencatat bahan baku yang digunakan dan barang yang dihasilkan.
Pekerja lainnya adalah Pekerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses
produksi. Pekerja ini biasanya sebagai pekerja pendukung perusahaan, seperti;
manager (bukan produksi), kepala personalia, sekretaris, tukang ketik, penjaga malam,
sopir perusahaan, dll.
Rincian 402.c. Klasifikasi pekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Konsep dan definisi pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat dilihat pada
keterangan Rincian 304.
Rincian 403. Nilai seluruh balas jasa (dalam rupiah) yang dikeluarkan pengusaha
(termasuk pengusaha yang dibayar) menurut jenis kelamin selama
Oktober 2017 atau pada bulan terakhir produksi (untuk
usaha/perusahaan musiman)
Komponen Balas Jasa:
1. Upah/gaji adalah balas jasa usaha/perusahaan untuk pekerja, sebelum dikurangi
pajak baik dalam bentuk uang maupun barang. Perkiraan sewa rumah dinas,
fasilitas kendaraan dan sejenisnya dimasukkan dalam upah/gaji walaupun tidak
tertulis dalam neraca (catatan) perusahaan.
2. Tunjangan adalah pengeluaran usaha/perusahaan berupa uang dan atau barang
yang dibayarkan kepada instansi/yayasan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan pekerja.
Contoh : tunjangan kesehatan, tunjangan kecelakaan, dll.
3. Upah lembur adalah rata-rata upah yang diberikan/dibayarkan kepada pekerja
yang bekerja di luar jam kerja biasa.
4. Hadiah adalah rata-rata pengeluaran usaha/perusahaan berupa uang dan atau
barang yang diberikan kepada pekerja. Pengeluaran ini sifatnya hanya sewaktu-
waktu saja. Pengeluaran selama sebulan diperoleh dengan menjumlahkan
pengeluaran selama setahun dibagi banyaknya bulan berproduksi.
5. Bonus adalah rata-rata pemberian usaha/perusahaan kepada pekerja berbentuk
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 37
Balas jasa yang belum dibayarkan (terhutang) kepada pekerja harus dihitung sebagai pengeluaran upah/gaji usaha/perusahaan
)
uang atau barang karena usaha/perusahaan mengalami kemajuan/peningkatan
keuntungan.Biasanya dibayarkan minimal sekali dalam periode setahun, oleh
karenanya untuk mengetahui besarnya bonus dalam sebulan terlebih dulu dibagi
banyaknya bulan berproduksi.
Beberapa komponen yang juga termasuk dalam balas jasa pekerja, antara lain:
1. Bila usaha/perusahaan memberikan barang kepada pekerjanya dengan harga di
bawah harga jual, maka selisih antara harga tersebut dimasukkan sebagai balas jasa
pekerja.
2. Bila usaha/perusahaan menyediakan fasilitas perumahan dan kendaraan yang
diserahkan pemakaiannya tanpa bayar kepada pekerja, maka penilaiannya dapat
dilakukan dengan taksiran nilai sewa/nilai penyusutan selama referensi waktu
survei.
3. Pengeluaran untuk pakaian seragam pegawai yang diberikan secara cuma-cuma
kepada pekerja dan dapat dipakai di luar jam kerja (seperti untuk pesta atau
rekreasi).
4. Bila usaha/perusahaan menyediakan dana untuk biaya penggantian obat-obatan,
perawatan, hiburan seperti pemberian tiket bioskop yang biasanya sudah diatur
dalam peraturan kesejahteraan pekerja.
Komponen yang tidak termasuk balas jasa karena berkaitan dengan operasional
produksi antara lain:
1. Pengeluaran makanan dan atau minuman khusus selain makanan rutin yang
biasanya disebut extra fooding untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
2. Pengeluaran untuk pakaian kerja (wearpack) yang diberikan secara cuma-
cuma kepada pekerja untuk digunakan hanya pada waktu bekerja.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 38
BLOK V. BIAYA/PENGELUARAN USAHA/PERUSAHAAN SELAMA
OKTOBER 2017 ATAU BULAN TERAKHIR BERPRODUKSI
Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui jenis biaya/pengeluaran yang
berkaitan langsung dengan proses produksi di usaha/perusahaan selama satu bulan.
Khusus untuk pengeluaran usaha yang dibayarkan per tahun, maka besarnya isian
dibagi dengan banyaknya bulan kerja. Seperti: pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan,
biaya STNK, sewa tanah, sewa bangunan, dll.
Rincian 501. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong
Biaya/pengeluaran yang berkaitan langsung dengan usaha, berupa bahan baku dan
penolong menurut satuan standar, banyaknya dan nilainya dalam rupiah.
Bahan Baku adalah komponen bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang/jasa.
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dari
bahan baku menjadi barang produksi, tidak termasuk bahan penolong adalah
pembungkus, pengepak, dan pengikat barang jadi.
Contoh :
1. Plastik pada pembuatan es mambo.
2. Daun pisang pada pembuatan lontong.
3. Ampelas pada pembuatan meja kursi dari kayu.
Biaya ditentukan berdasarkan konsep pemakaian bahan yang dibeli maupun yang
diproduksi sendiri. Biaya bahan baku dan penolong produksi sendiri dinilai atas dasar
harga pasar atau pengeluaran untuk memperolehnya.
Penjelasan:
Untuk usaha jasa industri (makloon), maka jenis bahan baku dan penolong, satuan
standar, serta banyaknya bahan baku dan penolong yang berasal dari pihak lain tetap
diisikan pada Blok IV Rincian 401 Kolom (1), (2), dan (3). Sedangkan nilai boleh kosong.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 39
Rincian 501.a s.d. m
Pemakaian bahan baku pada Kolom (1) Rincian 501.a s.d. m sudah ditentukan baik
jenis maupun satuan standarnya. Apabila jenis pengeluaran bahan baku dan penolong
dari usaha/perusahaan ada pada Rincian 501.a s.d. m, maka tuliskan banyaknya
berdasarkan satuan standar yang tertera di Kolom (2) dan nilainya di Kolom(3).
Jika masih terdapat bahan baku selain Rincian 501.a s.d. m tambahkan pengeluaran
bahan baku dan bahan penolong pada Rincian 501.n s.d. s.
a. Bawang Merah meliputi bawang merah utuh, bawang giling, dan maupun bawang
goreng. Tidak termasuk bawang daun dan bawang bombay.
b. Beras meliputi beras putih, beras merah, beras ketan dan tepung beras.
c. Cabai meliputi cabai merah besar,cabai keriting, cabai hijau besar, dan cabai
rawit. Baik cabai segar maupun olahan (cabai giling, cabai kering maupun cabai
bubuk).Tidak termasuk paprica dan saus sambal.
d. Daging Ayam meliputi daging ayam ras (ayam potong) dan daging ayam buras,
termasuk juga daging giling.Tidak termasuk jeroan, kepala, dan ceker.
e. Daging Sapi meliputidaging sapi segar,daging beku impor, tetelan, dan tulang iga,
termasukdaging giling. Tidak termasuk jeroan, kepala, dan kulit.
Daging adalah bagian dari otot skeletal karkas yang lazim, aman, dan layak
dikonsumsi manusia, dapat berupa daging segar hangat, segar dingin (chiled) atau
karkas beku (frozen).
f. Garam meliputi garam halus, garam bata, dan garam curah.
g. Gula Pasir meliputi gula pasir, tidak termasuk gula batu dan gula biang (sakarin).
h. Ikan Segar dan Hewan Air Lainnya, bisa merupakan ikan air tawar, ikan air payau,
maupun ikan air laut seperti tuna, tongkol, cakalang, ikan kembung, gurame, lele,
dan lain sebagainya.
i. Jagung meliputi jagung basah, jagung kering tanpa kulit, jagung pipilan kering,
beras jagung/jagung pecah.
j. Kedelai meliputi kedelai biji kering dan kedelai basah dengan kulit (baik dengan
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 40
batang dan daun maupun tidak).
k. Minyak Goreng meliputi minyak goreng yang sudah dimurnikan (dibuat oleh
pabrik: Bimoli, Filma, dsb) maupun yang belum dimurnikan (minyak klentik),
dalam bentuk curah maupun kemasan. Termasuk minyak bunga matahari, minyak
jagung, minyak kedelai. Tidak termasuk minyak samin dan margarine.
l. Telur adalah telur ayam ras (ayam petelur) dan telur bebek/itik.
m. Tepung terigu meliputi semua tepung terigu dari berbagai jenis merk.
Rincian 501.n s.d. s
Berisi nama-nama bahan baku dan penolong yang dipakai/digunakan dalam proses
produksi selama bulan Oktober 2017 atau bulan terakhir berproduksi selain dari
Rincian 501.a s.d. m dan diurutkan dari nilai (rupiah) yang terbesar. Jika bahan baku
dan penolong yang digunakan lebih dari 6 jenis, maka masukkan dalam baris Rincian t
Lainnya dan nilai (rupiah) digabungkan.
Contoh bahan baku dan bahan penolong:
Kolom (2).: Satuan standar
Isikan satuan standar sejelas-jelasnya yangdigunakan secara umum
untuk bahan baku dan penolong. Bila satuan yang digunakan bukan
satuan standar, maka harus dikonversikan ke satuan standar.
Kolom (3).: Banyaknya
Berisi banyaknya/jumlah setiap bahan baku dan penolong yang
digunakan sesuai satuan standar pada Kolom (2).
Kolom (4).: Nilai
Nilai bahan baku dan penolong yang digunakan dalam satuanrupiah.
Jenis Usaha Bahan Baku Bahan Penolong
Pembuatan es mambo Air, sirup, gula plastik es
Pembuatan pakaian jadi Bahan tekstil kancing, benang
Pembuatan kursi dan meja Kayu, cat, pelitur ampelas
Pembuatan lontong Beras daun pisang
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 41
Contoh :
Pabrik asinan Nona Manis selama bulan Oktober 2017menghabiskan 300 kg kol, 300
kg tauge, 25 kg gula putih, 10 kg garam, 3 kg kacang tanah,, 150 buah kemasan plastik
dan
2 galon air mineral untuk proses produksinya. Jika diketahui harga kol Rp 5.000/kg,
tauge Rp. 6.000/kg, gula putih Rp 12.000/kg, kacang tanah Rp. 17.500/kg, garam Rp.
750/kg, kemasan plastik Rp 300/buah, air mineral Rp 15.000 /galon maka penulisan
isian Rincian 1 adalah sbb :
Uraian Satuan Standar
Banyaknya Nilai (Rp)
(1) (2) (3) (4)
501 Pemakaian bahan baku dan bahan penolong 3.705.000
l. GULA PASIR KG 25 300.000
m. GARAM KG 10 7.500
n. TAUGE KG 300 1.800.000
o. KOL KG 300 1.500.000
p. KACANG TANAH KG 3 52.500
q. KEMASAN PLASTIK BUAH 10 45.000
r. AIR MINERAL GALON 2 30.000
s.
t. Lainnya
Rincian 502. Pemakaian pelumas dan bahan bakar untuk proses produksi (Jumlah
rincian a s.d rincian h)
Pelumas adalah Zat cair yang mempunyai kekentalan tertentu dipakai untuk
melancarkan jalannya mesin agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti SAE
20, SAE 30 dan sebagainya.
Bahan bakar adalah segala bahan bakar, baik cair maupun padat yang digunakan
dalam proses produksi seperti bahan bakar untuk menjalankan mesin,
memasak,mengangkut bahan baku dan lainnya.
Contoh: bensin (Premium, pertalite, pertamax), solar, minyak tanah, gas kota,
LPG/BBG, batu bara/briket, dan bahan bakar lainnya (kayu bakar, arang, sekam, dsb).
Termasuk juga biaya bahan bakar dan pelumas untuk mesin pembangkit listrik (diesel)
yang digunakan perusahaan.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 42
Rincian 503. Pemakaian listrik
Biaya seluruh pemakaian listrik untuk keperluan usaha/ perusahaan, seperti untuk
penerangan dan menjalankan mesin.
Rincian 504. Pemakaian air (yang bernilai ekonomis)
Biaya pembelian air bersih dari perusahaan air minum/badan pengelola air minum
ataupun dari pihak lain untuk keperluan usaha/perusahaan termasuk juga
pemakaianair tanah yang bernilai ekonomis (memiliki nilai jual).
Rincian 505. Angkutan, pengiriman dan pos
Seluruh biaya pengangkutan, pengiriman dan pos yang digunakan untuk kelancaran
usaha. Termasuk besarnya nilai pengeluaran bahan bakar untuk kendaraan pribadi
maupun keperluan angkutan yang digunakan untuk kepentingan usaha/perusahaan.
Rincian 506. Telepon, internet, dan komunikasi lainnya
Biaya yang dikeluarkan perusahaan atas penggunaan telepon, internet dan komunikasi
lainnya termasuk pembelian pulsa atau paket data untuk kepentingan perusahaan.
Rincian 507. Alat tulis dan keperluan kantor (ATK)
Biaya semua alat tulis dan keperluan kantor yang habis digunakan/dipakai seperti:
kertas, spidol, pensil, tinta, karbon, pita mesin tik, map, kapur tulis, dan sejenisnya.
Yang diisikan disini adalah nilai bahan-bahan yang telah habis digunakan, tidak
termasuk sisa (stok) yang belum digunakan.
Rincian 508. Biaya atas bunga pinjaman
Pengeluaran perusahaan untuk pembayaran bunga atas pinjaman modal kepada pihak
lain. Misal : bunga yang dibayarkan ke Bank, Pegadaian, dsb. Bunga yang dibayarkan
tidak harus terhadap pinjaman pada tahun 2017, tetapi termasuk bunga atas pinjaman
tahun sebelumnya.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 43
Rincian 509. Sewa tanah atau bangunan untuk usaha
Biaya yang dikeluarkan oleh usaha/perusahaan atas penggunaan tanah atau bangunan
milik pihak lain. Penghitungan sewa bangunan dilakukan secara proporsional antara
penggunaan bangunan untuk usaha dan rumah tinggal.Pengisian besarnya sewa tanah
atau bangunan hanya yang digunakan untuk usaha saja, tidak termasuk untuk
kegiatan rumah tangga.
Rincian 510. Sewa kendaraan, mesin, peralatan, perlengkapan, dan barang modal
lainnya
Biaya yang dicatat adalah biaya yang dikeluarkan untuk sewa kendaraan (tanpa
operator), mesin, alat-alat perlengkapan (tanpa operator) dan barang modal lainnya.
Jika sewa lebih dari satu tahun, misalnya 2 tahun, maka nilai sewanya dibagi dua,
sedangkan jika sewa kurang dari satu tahun nilai sewanya dicatat sesuai yang
dikeluarkan (tidak dijadikan satu tahun).
Rincian 511. Pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal termasuk penggantian
suku cadang
Biaya yang dicatat adalah pengeluaran rutin untuk memelihara atau memperbaiki
barang modal agar tetap berfungsi seperti biasanya tanpa menambah kapasitas,
mengubah bentuk atau menambah umur barang modal tersebut, seperti biaya
penggantian suku cadang, pemeliharaan mesin-mesin dan perbaikan bangunan tempat
usaha yang sifatnya tidak memperluas.
Rincian 512. Pajak tak langsung
Pajak tak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada konsumen melalui produsen
terhadap pembelian barang/jasa. Termasuk pajak pertambahan nilai barang dan jasa,
pajak bumi dan bangunan, bea masuk dan cukai, pajak ekspor, pajak impor, pajak
penjualan, pajak hiburan, biaya STNK, retribusi (seperti restribusi papan nama, iklan,
dan retribusi uji petik (kir) khusus untuk kendaraan operasional usaha/perusahaan).
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 44
Pembayaran pajak tak langsung disini adalah pembayaran untuk pemakaian bangunan
atau kendaraan yang terpisah dengan rumah tangga (khusus untuk usaha). Tidak
termasuk pajak yang dibayarkan oleh perusahaan untuk pemotongan pajak balas jasa
pekerja.
Rincian 513. Kemasan, bahan pembungkus, dan pengepakan
Biaya semua bahan yang digunakan untuk pembungkus dan pengikat produk yang
dihasilkan/barang dagangan yang dijual. Seperti : kertas pembungkus, kantong plastik
termasuk pula kayu untuk pengepak. Yang diisikan disini adalah nilai dari bahan-bahan
yang telah digunakan, tidak termasuk sisa (stok) yang belum digunakan.
Rincian 514. Jasa industri yang dikerjakan pihak lain
Seluruh pengeluaran atas jasa industri pihak lain yang dikeluarkan oleh
usaha/perusahaan untuk menunjang kegiatan usaha. Misalnya, biaya yang dikeluarkan
untuk pekerjaan menjahit baju/konveksi yang diborongkan kepada pihak lain,
pemotongan balok kayu yang dikerjakan pihak lain, dan lain-lain.
Rincian 515. Jasa yang dikerjakan pihak lain
Seluruh pengeluaran atau jasa pihak lain selain jasa industri yang dikeluarkan oleh
usaha/perusahaan untuk kelancaran kegiatan/usaha. Misalnya, pembayaran biaya jasa
akuntan/konsultan, biaya untuk asuransi kerugian, biaya promosi/iklan, dll.
Biaya jasa akuntan/konsultan adalah biaya yang dikeluarkan usaha/perusahaan
kepada akuntan/ konsultan, seperti adalah biaya penyusunan sistem dan pelaksanaan
pembukuan, biaya pemeriksaan pembukuan dan penyusunan laporan, biaya konsultasi
hukum, konsultasi keuangan dan lain-lain.
Biaya untuk asuransi kerugian adalah premi yang dibayar oleh usaha/perusahaan
kepada perusahaan asuransi atas barang yang diasuransikan, seperti adalah asuransi
kebakaran, asuransi kendaraan dan asuransi barang modal lainnya.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 45
Promosi/iklan adalah biaya untuk promosi/iklan yang dilakukan oleh perusahaan
sendiri misalnya pasang spanduk, papan reklame (perusahaan membayar pajak
reklame/iklan).
Rincian 516. Lainnya
Biaya selain yang tercantum pada Rincian 501 sampai Rincian 515 yang dikeluarkan
oleh usaha/perusahaan untuk kelancaran dan menunjang kegiatan usaha.
Contoh : royalti (merek dagang/hak paten), perijinan, pembelian peralatan penunjang
kegiatan proses produksi yang umur pemakaiannya kurang dari setahun (misal:
serokan/pengki, ayakan/saringan, pikulan, jarum jahit, wearpack, extra fooding dan
sejenisnya), retribusi, iuran, biaya sertifikasi, dsb.
Rincian 517. Jumlah (Rincian 501 s.d. 516)
Cukup jelas.
BLOK VI. PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA/PERUSAHAAN SELAMA
OKTOBER 2017 ATAU BULAN TERAKHIR BERPRODUKSI
Tujuan blok ini adalah untuk memperoleh keterangan mengenai nilai produksi
bukan makloon, pendapatan dari jasa industri (makloon), dan pendapatan lainnya yang
masih berkaitan dengan kegiatan usaha tersebut.
Rincian 601. Nilai produksi bukan makloon (Nilai produksi dari barang yang
dihasilkan termasuk barang setengah jadi)
Nilai produksi adalah nilai barang yang dihasilkan oleh suatu industri, baik produksi
utama, sampingan maupun ikutan. Termasuk dalam produksi adalah barang yang telah
siap untuk dipasarkan dan barang yang masih dalam proses (setengah jadi). Semua
barang hasil produksi harus dinilai walaupun belum terjual, sudah terjual (tunai
maupun kredit), dikonsumsi sendiri, dihadiahkan, dan sebagainya.
Produk Ikutan adalah barang yang dihasilkan bersamaan dengan produksinya, seperti
menir/dedak pada usaha penggilingan padi, ampas tahu pada usaha pembuatan tahu.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 46
Produk Sampingan adalah sisa bahan atau produk ikutan dari produksi yang
memerlukan proses produksi lebih lanjut. Contoh : sekam padi yang dijadikan abu
gosok pada usaha penggilingan padi, sisa kayu yang dibuat souvenir pada usaha mebel.
Kolom (1): Jenis barang yang dihasilkan
Jenis barang yang mempunyai kontribusi terhadap nilai produksi
usaha/perusahaan, dimulai dari jenis barang yang mempunyai nilai
produksi tertinggi. Penulisan maksimum sebanyak 4 jenis produksi
dengan nilai tertinggi. Jika produksi yang dihasilkan lebih dari 4 jenis,
maka dimasukkan ke baris e. Lainnya dan nilai digabungkan (rupiah)
Kolom (2): Kode KBLI 5 digit
KBLI yang di gunakan adalah KBLI Tahun 2015.
Kolom (3) : Satuan standar
Satuan standar yang umum dipakai dari jenis barang yang tercatat
pada Kolom (1). Contoh: M3, TON, KG, UNIT, BUAH.
Kolom (4) : Banyaknya
Banyaknya jenis barang yang dihasilkan sesuai dengan satuan standar
yang tertulis pada Kolom (2).
Contoh:
1. Pabrik kecap LEZAT pada bulan Oktober 2017 memiliki jumlah
pekerja 10 orang dan masing-masing mampu menghasilkan kecap
100 botol (@ 375 ml) per hari. Jumlah hari kerja bulan Oktober
2017 adalah 24 hari. Isian banyaknya produksi Kolom (3) selama
bulan Oktober 2017 adalah:
10 orang x 100 buah x (24 hari) = 24.000 botol kecap.
2. Pak Mudji dibantu istri membuat kripik sukun di rumahnya 1
minggu sebanyak 20 Kg. Bulan Oktober 2017 dia hanya membuat
kripik sukun selama 2 minggu. Dan di bulan Oktober 2017 tidak
berproduksi, karena sibuk mempersiapkan acara pernikahan
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 47
anaknya. Jadi isian untuk banyaknya produksi Kolom (3) : 20 Kg x 2
= 40 Kg
Kolom (5) : Nilai (Rp)
Jika diketahui nilai produksi kecap Lezat adalah sebesar Rp 20.000,-
/liter maka pengisian Blok V Rincian Nilai sebagai berikut :
Kolom (6) : Harga satuan (Rp)
Harga satuan (rupiah) dari jenis barang yang diproduksi/dihasilkan.
Rincian 602. Pendapatan dari jasa industri (makloon)
Untuk usaha/perusahaan yang menghasilkan produk sendiri dan juga melayani jasa
industri, maka jenis barang yang dihasilkan sendiri ditulis pada Rincian 601 sedangkan
jenis barang dari jasa industri pada Rincian 602. Khusus untuk kegiatan Rumah Potong
Hewan (Kode KBLI : 10110) dan Rumah Potong Unggas (Kode KBLI : 10120) hanya
terisi nilai jasa potong hewan bukan nilai daging hasil potong.
Contoh:
Konveksi pakaian anak Hardiro pada Oktober 2017 menghasilkan pakaian anak
sebanyak 50 pasang dan jasa menjahit pakaian anak sebanyak 10 pasang. Nilai
produksi pakaian anak sebesar Rp. 35.000/pasang sedangkan jasa menjahit sebesar
Rp.20.000/pasang.
Pengisian Blok VI Rincian 601 dan 602 sebagai berikut:
Jenis barang yang dihasilkan
KBLI 5 digit
Satuan Standar
Banyaknya Nilai (Rp)
Harga Satuan (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kecap Lezat 10771 Liter 9 225.000. 25.000
601. Nilai produksi bukan makloon
Jenis barang yang
dihasilkan
KBLI
Satuan Banyaknya
Nilai HargaSatuan
5 - digit Standar (Rp) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. Pakaian anak 14111 Pasang 50 1.750.000 35.000
602. Pendapatan dari jasa industri (makloon) 200.000
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 48
Rincian 603. Pendapatan dari kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha:
Rincian 603.a. Keuntungan/kerugian penjualan barang dalam bentuk yang sama.
Selisih nilai dari barang-barang yang dijual dengan nilai beli dalam bentuk yang sama
(tanpa mengalami perubahan bentuk/tanpa diproses).
Contoh: Awal bulan Oktober 2017, usaha konveksi Ibu Pande membeli kain untuk
pembuatan baju gamis sebanyak 400 m kain seharga Rp 4.000.000,- atau Rp
10.000/m. Pembelian bahan baku tersebut untuk memenuhi order
pembuatan 1.000 buah baju gamis pesanan dari Pusat Grosir Cililitan.
Kebutuhan usaha ternyata hanya 310 m sehingga terdapat sisa kain sebanyak
90 m. Ibu Irdi memutuskan menjual sisa bahan sebanyak 90 m pada akhir
bulan Oktober 2017 dengan harga 12.500/m. Keuntungan dari hasil
penjualan kain adalah : 90 x (12.500 10.000) = Rp 225.000.
Rincian 603.b. Bunga atas simpanan, bagi hasil, deviden dan sejenisnya
Pendapatan dividen, baik dari saham yang diperdagangkan di Bursa Efek maupun dari
saham yang tidak diperdagangkan di Bursa Efek.
Rincian 603.c. Sumbangan, hibah, hadiah, dan sejenisnya
Nilai pendapatan berupa transfer dari pihak lain (sumbangan, hibah, hadiah dan
sejenisnya), serta nilai pendapatan hasil imputasi.
Rincian 603.d. Lainnya
Contoh pendapatan dari kegiatan lain:
a. Menyewakan barang modal milik perusahaan.
b. Penjualan limbah/ sampah produksi.
c. Pendapatan dari sewa alat/mesin/bangunan milik usaha.
d. Pendapatan dari kelebihan energi listrik yang dihasilkan perusahaan dan
disalurkan ke rumah tangga.
e. Pendapatan dari usaha foto copy milik usaha industri percetakan.
Rincian 604. Jumlah (Rincian 601.f + Rincian 602 + Rincian 603)
Cukup jelas.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 49
Jika isian Kolom (3) minus (-),
periksa kembali isian atau lakukan kunjungan ulang
BLOK VII. RINGKASAN (DIISI OLEH PENGAWAS)
Kolom (1) : Pendapatan
Disalin dari Blok VI Rincian 604 Kolom (5)
Kolom (2) : Biaya/Pengeluaran
Jumlah {Blok IV Rincian 403.c Kolom (4) + Blok V Rincian 517 Kolom (4)}
Kolom (3) : Selisih *)
Pengurangan { Kolom (1) Kolom (2) }.
BLOK VIII. INVESTASI & MODAL USAHA/PERUSAHAAN
Tujuan blok ini adalah untuk memperoleh keterangan mengenai nilai investasi
dari usaha/perusahaan industri yang digunakan untuk kegiatan usaha/perusahaan
dalam satuan rupiah.
Rincian 801. Nilai Investasi per 31 Oktober 2017
Jumlah (Rincian 801.a s.d. 801.h)
1. Uang tunai : uang yang ada yang dimiliki oleh perusahaan baik dalam bentuk
mata uang rupiah maupun mata uang asing yang disimpan dalam kas
perusahaan.
Piutang Usaha adalah hak atau semua tagihan perusahaan terhadap perorangan,
badan usaha, atau pihak tertagih lainnya yang akan dimintakan pembayarannya jika
sudah jatuh tempo.
Persediaan (bahan baku/penolong, barang setengah jadi, dan barang jadi)
yangmempunyai umur pemakaian kurang dari setahun.
Tanah adalah nilai tanah yang digunakan untuk tempat berdirinya gedung, kantor, dan
pabrik.
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 50
Bangunan/gedung adalah nilai bangunan/gedung yaitu bangunan sensus tempat
usaha dilaksanakan.
Mesin dan peralatan adalah nilai mesin dan peralatan yang mencakup : mesin,alat
transportasi, teknologi, informasi dan komunikasi, dan seluruh inventaris kantor serta
peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari satu tahun.
Suatu peralatan dan perlengkapan usaha sebagai milik usaha/perusahaan apabila:
1. Peralatan dan perlengkapan tersebut betul-betul dimiliki (termasuk yang berasal
dari hibah).
2. Peralatan dan perlengkapan tersebut masih dalam masa kredit.
3. Semua peralatan dan perlengkapan milik usaha/perusahaan yang berada di pihak
lain.
Catatan:
Barang-barang produksi sendiri yang digunakan untuk kegiatan usaha dinilai
menurut harga pasar yang berlaku pada 31 Oktober 2017.
Barang-barang masih dalam masa kredit maka nilai barang tersebut dinilai sesuai
dengan nilai pokok kredit yang telah dikeluarkan/dibayarkan.
Contoh:
1. Pengusaha mebel Marta Ludira pada tanggal 31 Oktober 2017 memiliki tabungan
sebesar Rp 4.000.000,-. Tabungan tersebut merupakan keuntungan usaha
yangtelah dijalankan selama ini. Pada bulan Oktober 2017 sebagian uangnya
dipinjam saudaranya yang juga pengusaha mebel sebesar Rp 500.000,-. Pada bulan
Oktober 2017 pak Marta meminjam ke koperasi sebesar Rp 1.000.000,-. Apabila
uang tersebut tidak digunakan untuk membeli harta tetap dan tidak untuk membeli
persediaan untuk usahanya, maka isian harta lancar Blok VII Rincian 701.a Kolom
(2) sebesar Rp 5.000.000,.
2. Usaha mukena Mas Mono menjalankan usaha di sebagian rumah miliknya. Luas
bangunan yang digunakan 15 m2 dan luas rumah 100 m2. Nilai taksiran rumah Ibu
Pedoman Pencacah VIMK17 Tahunan 51
Jenar Rp 150.000.000,-. Maka nilai imputasi bangunan untuk usaha (harta tetap) =
(15/100) x Rp 120.000.