PDT (final)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 PDT (final)

    1/52

      ARTRITIS PIRAIGede Kambayana, Tjok Raka Putra

    BATASAN

    Artritis Pirai (AP) adalah salah satu kelainan metabolisme asam urat ditandai

    dengan adanya endapan kristal mono sodium urat pada jaringan sendi terutama pada

    ibu jari kaki. Artritis Pirai merupakan kelompok penyakit heterogen akibat deposisi

    kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam

    cairan ekstraseluler.

    Gout atau pirai adalah merupakan kumpulan penyakit akibat metabolisme

    asam urat yang maniestasinya dapat berupa !

    ". #iperurikemia asimptomatis

    $. Artritis pirai

    %. Topi atau penumpukan kristal urat pada jaringan&. 'eropati asam urat

    . atu asam urat di ginjal

      Kejadian AP terbanyak (*+) pada pria. Pada -anita umurnya terjadi setelah

    menopause. Prealensi gout cenderung terjadi pada usia yang lebih muda, terutama

    setelah usia empatpuluhan, terbanyak pada pria.

    ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

    Asam urat adalah hasil dari metabolisme purin, dua pertiga akan dikeluarkan

    melalui ginjal, dan sepertiga melalui saluran cerna. #iperurikemia adalah

    meningkatnya kadar asam urat dalam darah. #iperurikemia dapat disebabkan oleh

    aktor genetik atau dapatan.

    Tabel ! Klasiikasi hiperurisemia dan Gout

    Tipe Kelainan /etabolik Keturunan

    ".Primer 

    0 Kelainan molekuler yg belum

     jelas (** gout primer)

    o undeexcretion (1+0*+ )

    o overproduction ("+0$+)

    0 kelainan en2im spesiik (3")

    o

      ↑ aktiitas arian PRPPsintetase

    o Kekurangan sebagian en2im

    #PRT

    elum jelas

    elum jelas

    Overproduction A4,

     peningkatan PP0ribosa0P

    Overproduction A4,

    Peningkatan biosintesis de

    novo karena peningkatan

     jumlah PRPP (5indrom Kelly0

    5eegmiller)

    Poligenik 

    Poligenik 

     X-linked 

     X-linked 

  • 8/17/2019 PDT (final)

    2/52

    $.5ekunder 

    0 Peningkatan biosintesis de

    novo

    o Kekurangan seluruh en2im

    #PRT

    o Kekurangan en2im glucosa0

    60phosphatase

    o Kekurangan en2im

    ructose0"0phosphate

    aldolase

    0 Peningkatan degradasi ATP,

     peningkatan pemecahan asam

    nukleat

    0 Underexcretion A4 padaginjal

    Overproduction A4,

    Peningkatan biosintesis de

    noo (5indrom 7esch0'yhan)Overproduction &

    underexcretion A4 pada

     glycogen storage ds tipe 8

    (9on Gierke)

    Overproduction &

    underexcretion A4

    Overproduction A4, pd

    hemolisis kronis, polisitemia,

    myeloid metaplasia

    Penurunan iltrasi, hambatan

    sekresi tubulus dan atau perubahan resorbsi A4

     X-linked 

     Autocomal

     Recessive

     Autocomal

     Recessive

    ukan keturunan

    Autosomaldominan belum

     banyak diketahui

    %.8diopatik Tidak diketahui

    Tiga ase dalam terjadinya pirai atau gout yaitu AP Akut, AP 8nterkritik dan

    AP Kronis. #iperurikemia asimtomatis yaitu terjadi peningkatan asam urat darah

    tanpa adanya kelainan klinis.Patoisiologi terjadi AP Akut mengikuti ase, yaitu !

    ". Presipitasi dari kristal /ono 5odium 4rat (/54)

    /erupakan a-al serangan akut AP. Kristal /54 diselubungi oleh protein (8gG)

    yang merangsang aktiitas leukosit.

    $. Reaksi dari leukosit

      Presipitasi kristal merupakan aktor kemotaksis untuk reaksi mengumpulnya

    leukosit pada kristal /54

    %. Pagositosis oleh P/'

      7eukosit memagositosis kristal dan lisosom mengikat kristal /54

    &. Pecahnya lisosom

    7isosom tidak mampu menghancurkan kristal, menimbulkan pecahnya membranlisosom sehingga keluar enzym  dan superoksid ke sitoplasma leukosit, yang

    menyebabkan kerusakan sel leukosit.

    . Kerusakan dari sel leukosit

    Akibat kerusakan leukosit, enzym lisosom dan 2at mediator lain keluar ke jaringan

    sendi sehingga terjadi keradangan akut.

      :aktor pencetus untuk terjadi serangan AP Akut dapat terjadi akibat

     perubahan kadar asam urat darah secara tiba0tiba, baik peningkatan atau penurunan,

    yang menyebabkan perubahan konsentrasi kristal asam urat dalam jaringan sinoium

    atau tulang ra-an dengan kristal asam urat pada cairan sendi. Perubahan ini

  • 8/17/2019 PDT (final)

    3/52

    menyebabkan melarutnya kristal asam urat ke dalam cairan sendi sehingga berlanjut

    menjadi serangan artritis akut

    :aktor pencetus tersebut dapat terjadi akibat !

    ". ;iet alkohol atau tinggi purin

    $. Trauma lokal

    %.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    4/52

    Kelainan Patologis

    ". =airan sendi

      /engandung kristal /54 berbentuk runcing, peningkatan jumlah leukosit

    tergantung tingkat keradangan. 5ering terlihat kristal /54 dalam leukosit yang

    dilihat dengan pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dan louresensi

    $. Tulang ra-an dan jaringan sekitar sendi

      /erupakan tempat penumpukan kristal /54 dengan iniltrasi seluler dan tanda

    keradangan lainnya.

    Penumpukan kristal menyebabkan pembentukan nidus dengan besar yang

     berariasi dari yang terlihat secara mikroskopik sampai yang besar disebut topi.

    Topi pada

     jaringan aaskuler (kartilago) tanpa adanya reaksi iniltrasi seluler.Topi biasanya

    terdapat pada sinoium, tulang subkhondral, bursa olekranon, tendon intrapatela,

     jaringan subkutan yang sering kena tekanan dan permukaan sendi.%. >aringan diluar sendi

      ;apat terjadi penumpukan kristal berupa topi pada kelep jantung atau pita suara

    dan lain0lain -alaupun jarang. Pada ginjal terjadi penumpukan kristal pada

     jaringan interstisial (neropati urat) dan neropati asam urat serta pada saluran

    kencing (batu urat).

    GEJALA KLINIS

    Gejala klinis AP dapat dibagi % stadium !

    a. 5tadium Akut

    Terjadi artritis akut dengan keluhan nyeri sendi akut, yang didahului adanya aktor 

     pencetus. Pada pemeriksaan isik terdapat pembengkakan sendi, kemerahan, nyeritekan, teraba hangat pada sendi monoartikuler, terutama pada sendi

    metatarsophalangeal 8 (Podagra). 5ering bersama ebris. :aktor pencetus serangan

    akut antara lain trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan isik, stres, tindakan

    operasi, obat diuretik atau penurunan dan peningkatan asam urat. Gejala akut ini

    dapat hilang sendiri dalam beberapa hari

     b. 5tadium 8nterkritik (5tadium 8nteral)

    5tadium diantara serangan akut, tanpa adanya keluhan. Pada aspirasi sendi

    ditemukan kristal urat.

    c. 5tadium Kronis dengan pembentukan topi.

    Akibat hiperurikemia yang lama terjadi kelainan berupa oligo atau poliartritis,

    kecacatan sendi, pembentukan topi, kelainan ginjal. Kecacatan sendi dapat terjadikarena erosi dari tulang ra-an dan tulang subkhondral akibat penumpukan kristal

    setempat atau akibat keradangan kronis. Akibat pembentukan topi dapat

    menyebabkan kerusakan tendon sehingga menyebabkan kecacatan bentuk sendi

    terutama pada /TP08, olekranon, tendon Achilles dan jari tangan.. Komplikasi

    dan kelainan yang sering bersama gout antara lain kelainan parenkim ginjal

    (neropati urat), batu urat, hipertensi, aterosklerosis jantung dan otak, diabetes

    mellitus dan hiperlipidemia.

    Pemeriksaan Penunjang ;iagnosis

    ". 7aboratorium

  • 8/17/2019 PDT (final)

    5/52

    a. ;arah lengkap, terdapat peningkatan 7?; dan leukosit. #itung leukosit

     biasanya tidak lebih dari ".+++@mm.

     b. Asam urat darah

    Terjadi hiperurikemia, namun kadar asam urat tidak mrupakan diagnosis

     pasti untuk AP akut karena sering saat serangan akut kadarnya masih

    dalam batas normal atau malah rendah.

    c. Pemeriksaan lain, seperti ungsi ginjal, gula darah atau kadar lipid darah.

    d. Pemeriksaan urine rutin, terutama pemeriksaan asam urat dalam urine $&

     jam dan kreatinin urin $& jam yang penting untuk mencari aktor 

     penyebab kelebihan produksi asam urat dan pemilihan pemberian obat

    urikosurik.

    e. Pemeriksaan cairan sendi

    ;engan pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau mikroskop dengan

    teknik polarisasi terlihat kristal /54 yang runcing. Terjadi peningkatan

     jumlah leukosit cairan sendi. 7eukosit cairan sendi biasanya antara +++  

    +.+++@mm%

    , dominan netroil.

    $. Pemeriksaan radiologis

      Pada ase a-al sering pemeriksaan radiologis dalam batas normal atau hanya

    terlihat pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi. Pada stadium lanjut terlihat

    erosi dari tulang ( punched out lession). Kelainan topi dapat terlihat berupa

     pembengkakan jaringan lunak yang ireguler dan sering dengan kalsiikasi.

    DIAGNOSIS

    ;iagnosis AP ditegakkan berdasarkan kriteria BThe American Rheumatism

     Association, u! "ommitee on "lassi#ication "riteria #or $out C ("**D), yaitu !

    a. Terdapat kristal urat pada cairan sendi, dan atau

     b. Terdapat kristal urat pada topi yang secara kimia-i atau secara mikroskop cahaya

    dengan teknik polarisasi dan atau

    c. /emenuhi paling sedikit 6 butir dari "$ kriteria diba-ah ini

    ". Peradangan memuncak dalam -aktu sehari

    $. 5erangan artritis akut lebih dari satu kali

    %. Artritis monoartikuler 

    &. Kemerahan sekitar sendi

    . 'yeri atau pembengkakan sendi metatarso0phalangeal 8

    6. 5erangan sendi metatarso0phalangeal 8 unilateralD. 5erangan sendi tarsal unilateral

    1. ;ugaan adanya topi

    *. #iperurikemia

    "+. :oto sendi terlihat pembengkakan asimetris

    "". :oto sendi terlihat kista subkortikal tanpa erosi

    "$. Kultur cairan sendi tanpa pertumbuhan kuman.

    ;iagnosis banding

  • 8/17/2019 PDT (final)

    6/52

    Pada keadaan akut perlu didiagnosa banding dengan artritis pseudogout atau

    artritis septik. Pada keadaan kronis terutama dengan topi dan mengenai sendi kecil

    sering dikelirukan dengan artritis rematoid.

    Prognosis

    ;engan penanganan yang baik, sebagian besar pasien dapat hidup secara

    normal. Tanpa penanganan akan terjadi artritis dan periartritis kronis, kelainan ginjal

    (neropati urat dan batu asam urat) yang berakhir dengan gagal ginjal akut karena

    neropati asam urat atau terus berlanjut menjadi gagal ginjal kronis karena neropati

    urat.

    PENATALAKSANAAN

    ". Pendidikan

    ".". Pengertian bah-a pirai merupakan penyakit kronis sangat dipengaruhi

    sikap hidup

    ".$. Perlu diet berpantang (diet rendah purin)  /inum air sedikitnya $ liter perhari.

    $. Terapi isik 

    $.". 8stirahat dan dilanjutkan dengan melakukan gerakan sendi yang

     bersangkutan tanpa beban

    $.$. /engurangi nyeri dengan pemanasan, T?'5 dan lain0lain.

    %. Terapi obat

    %.". Artritis Pirai Akut

    a. Kolkisin (pilihan utama)

    Penanganan saat ini dengan pemberian kolkisin mulai dengan dosis

    rendah untuk mengurangi eek samping. Pemberian kolkisin dosis standar 

    untuk AP akut secara oral %0& kali +, +,6 mg per hari. b. Kombinasi dengan

  • 8/17/2019 PDT (final)

    7/52

    Tidak memerlukan penanganan khusus, yang penting memantau kadar asam

    urat darah secara teratur dan dianjurkan minum banyak serta diet rendah

     purin.

    %.%. Artritis Pirai Kronik 

    a. Kolkisin pencegahan

  • 8/17/2019 PDT (final)

    8/52

    ". ecker,/.A, Tate,G., 5chumacher,#.R.,Hallace,5.7.,and 5inger, >.I., Gout, 8n !

    Primer on Rheumatic ;iseases, 'inth ?d., ?ditor ! #.R.5chumacher, Artritis

    :oundation, Atlanta GA, "*11, pp."*0$+6.

    $. ?mmerson, .T., #yperuricaemia and Gout in =linical Practice, A8;5 #ealth

    5cience Press, 5ydney, "*1%.

    %. Gout, H#< Technical Report 5eries, Rheumatic ;iseases, Report o a H#<

    5cientiic Group, H#akarta, $++6, "$"10"$$+.D. Putra TR. #iperurisemia, 8n! uku Ajar 8lmu Penyakit ;alam, ?ditor ! 5udoyo

    AH, 5etiyohadi , Al-i 8, 5imadibrata /, 5etiati 5, Pusat Penerbitan ;epartemen

    8lmu Penyakit ;alam :K 48, >akarta, $++6, "$"%0"$"D.

    1. 5uresh ?. ;iagnosis and /anagement o Gout! a Rational Approach. Postgrad

    /ed > $++J 1"! D$0D*.

    *. Kelley H', Hortmann R8."**D, Gout and #yperuricemia, 8n ! TeFtook o 

    Rheumatology, :ith edition. ?ditor ! Kelley H', Rudy 5, 5ledge =.

    Philadelphia, H 5aunders company."%"&0"%+

    OSTEOARTRITIS

  • 8/17/2019 PDT (final)

    9/52

    Gede Kambayana,Tjok.Raka Putra

     

     'ama lain ! oint ;iseases.

    BATASAN

    ;einisi osteoarthritis (

  • 8/17/2019 PDT (final)

    10/52

    5kema Patoisiologi

  • 8/17/2019 PDT (final)

    11/52

    kelemahan dan kontraktur otot atau adanya osteoit atau loose !odies  yang

    menyebabkan hambatan mekanis sendi.

    5endi yang sering diserang adalah sendi interphalang distal (;8P),

    interphalang proksimal (P8P), sendi carpometacarpal, tulang belakang serikal, tulang

     belakang lumbosakral sendi , pinggul, sendi lutut, metatarsophalangeal (/TP) 8.

    Pemeriksaan penunjang diagnosis

    ". 7aboratoris

    ".". Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal

    ".$. Pemeriksaan cairan sendi terlihat tipe cairan non inlamasi yaitu

    olume lebih dari & cc (lutut), -arna  xantochrome, transparan, iskositas

    tinggi, bekuan musin sedang sampai baik, sering beku spontan, jumlah

    leukosit3%+++@mm%, P/'3$

    $. Pemeriksaan radiologis

      Terlihat pembentukan osteoit (taji), penyempitan ruang sendi, eburnasi (sklerosis)

      tulang subkhondral dan pembentukan kiste.

    DIAGNOSIS

    ;iagnosis ditegakkan berdasarkan klinis dan kelainan radiologis tanpa adanya

    kelainan laboratoris.

    Kriteria diagnosis

  • 8/17/2019 PDT (final)

    12/52

    ". /eredakan nyeri

    $. /engoptimalkan ungsi sendi

    %. /enghambat progresiitas penyakit

    &. /encegah terjadinya komplikasi

    . /engurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan k-alitas hidup

    Penatalaksanaan

  • 8/17/2019 PDT (final)

    13/52

    ". rain G T, amieson, T.H.,and eary,>.:.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    14/52

    Gede Kambayana, Tjok Raka Putra

    BATASAN

    7upus ?ritematosus 5istemik (7?5) adalah penyakit sistemik yang bersiat

    kronik0progresi. /erupakan penyakit autoimun ditandai dengan adanya antibodi

    terhadap inti sel. 7upus ?ritematosus 5istemik terutama mengenai -anita dengan

     perbandingan perempuan dengan laki0laki sebesar *!", dan terjadi pada semua usia

    terutama dekade ke0$ dan &. 5emua ras dapat terkena. >umlah penderita 7?5 yang

    dira-at di bangsal penyakit dalam R5 5anglah selama kurun -aktu tahun "***

    tercatat "1 orang dengan rerata umur $*," tahun (rentang usia "0% tahun). 5ebanyak 

    "6 orang (11,1) adalah suku ali. Perbandingan jenis kelamin perempuan dengan

    laki0laki yaitu "D!". Penelitian lain di 8ndonesia yang dilaksanakan diR5 #asan

    5adikin andung pada periode juli "*** sampai dengan juni $+++ sebesar %$ kasus

    dari $*$ kasus reumatik ("+,*6) , dengan rasio -anita disbanding pria ($*!% (*!").

     

    ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

    Penyebab masih belum diketahui, diperkirakan interaksi antara aktor genetik,

    lingkungan, hormonal dan sosial. Genetik, diperkirakan pada #7A0;R$ atau ;R%.

    ;iperkirakan B slo. virusC mungkin BretrovirusC sebagai pencetus patogenesis 7?5.

    :aktor hormonal, diperkirakan pada 7?5 terjadi gangguan metabolisme estrogen dan

    hiperprolaktemia. Adanya aktor paparan sinar matahari (ultraiolet), stres,

    ketidakseimbangan diet dan merokok dapat sebagai pencetus 7?5.

    Patogenesis, terjadi proses autoimun, dimana diperkirakan irus sebagai

     pencetus a-al patogenesis sehingga 7imosit T tidak berungsi yang menyebabkan pembentukan antibodi terhadap tubuh sendiri (inti sel). 8mun kompleks dalam

    sirkulasi diperkirakan sebagai penyebab kelainan lokal maupun sistemik.

    5kema patogenesis 7?5

    Genetik :aktor penyebab 9irus (M)

    T #elper 7imosit T 5upressor  

    Antibodi terhadap ;'A Komplek imun

    0 'ukleoprotein diseluruh organ

    0 #iston

    0 /uclear Ri!onucleoprotein

    0 7ain0lain dari bahan inti sel

  • 8/17/2019 PDT (final)

    15/52

    Gambar Patogenesis dari 7?5, modiikasi dari #ahn #.Re! #ahn #. Pathogenesis o 

    57?. 8n! Kelley . TeFtbook o Rheumatology, th ed. "**D. p. "++""

    GEJALA KLINIS

    Gejala klinis 7?5 sangat berariasi, tidak ada gejala yang spesiik yang

    dipakai dalam diagnosis.

    ". Gejala umum berupa ebris, anoreksia, lemah atau penurunan berat badan. :ebris

    merupakan meniestasi 7?5 yang akti.

    $. Kulit, eritema pada muka (!utter#ly rash) sebagai tanda 7?5 akut, dermatitisakibat sensiti terhadap sinar matahari (otosensiti) dan lesi bulosa. Pada keadaan

    subakut dapat terjadi lesi anuler dan papuloskuamus, pada lesi kronik terjadi

    diskoid dengan atropi sentral, depigmentasi, alopecia dengan atau tanpa jaringan

     parut (lupus hair ). isa terjadi ulkus pada jari, atau keluhan enomena Raynaud 

    akibat atherosclerosis. Purpura atau ekhimosis dapat terjadi karena penyakitnya

    atau eek samping kortikosteroid. Pada mukosa dapat terjadi ulkus pada palatum

    atau perorasi septum nasalis.

    %. 5endi, dapat berupa artralgia, artritis namun jarang sampai terjadi deormitas,

    miositis.

    Gen yang rentan

    (umumnya multiple)N

    aktor pencetus

    (kemungkinan aktor lingkungan, irus M)

    R?5P

  • 8/17/2019 PDT (final)

    16/52

    &. Kardioaskuler, dapat berupa perikarditis, penyakit jantung koroner akibat

    arterosklerosis, endokarditis erukosa. Pada pembuluh darah perier terjadi

    askulitis yang mengenai arteri kecil sampai kapiler pada kulit.

    . Paru, dapat terjadi pleuritis dengan eusi pleura, dan pneumonitis dengan

    gambaran iniltrat atau plate like atelectasis pada oto paru.

    6. Gastrointestinal, keluhan nyeri abdomen sering dikeluhkan akibat distres

    abdominal baik akibat penyakit atau obat. ;apat terjadi peritonitis steril, perosi

    usus, pankreatitis dan hepatomegali.

    D. Ginjal, terjadi neritis lupoid dengan gambaran klinis berupa proteinuria,

    hematuria, silinderuria, sindrom nerotik atau sampai gagal ginjal.

    1. 5usunan sara, dapat berupa kejang0kejang, psikosis dan neuropati perier.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    ". Pemeriksaan laboratorium rutin."." Anemia,  ditemukan pada lebih dari + pasien, terutama pada ase akti.

    ;apat berupa anemia hemolitik dengan +irect coom!s) test  positi pada sekitar $   pasien. kebanyakan anemia pada 7?5 adalah A=; (normokromik0

    normositer, dengan 58@T8= yang rendah).&

    ".$ 7eukopenia, terutama pada ase akti. 7impoenia terjadi karena adanya

    antibodi antilimosit.

    ".% Trombositopenia, akibat adanya antibodi terhadap trombosit.

    ".& Terjadi perpanjangan tes B 0artial Throm!oplastin Time”,  akibat

    adanya antibodi terhadap aktor pembekuan (:.9888,8,88).

    ". Peningkatan 7aju ?ndap ;arah, namun tidak selalu mencerminkan

    aktiitas penyakit.

    ".6 Proteinuria,hematuria, atau silinderuria, apabila terjadi kelainan ginjal.

    $. Pemeriksaan imunologis.

    $." Pemeriksaan autoantibodi

    A'A ( Antinuclear Anti!ody), antibodi terhadap semua komponen inti sel.

    eberapa jenis A'A dapat ditemukan dalam serum seorang penderita penyakit

    7?5, pemeriksaan beberapa jenis A'A dapat digunakan untuk membantu

    menegakkan diagnosis dan ealuasi klinik penderita 7?5. eberapa jenis

    A'A yang ditemukan dalam serum penderita seperti ! double0strainded0;'A

    (ds;'A), single0strainded0;'A (ss;'A) dan R'A. Pada penderita 7?5

    sering dijumpai & antigen R'A inti, yaitu antigen 5mith (5m),

    ribonukleoprotein (R'P) Ro@550A ( 55O 5indrom 5jorgen) dan 7a@550.$.$. Pemeriksaan sel 7?$.%. Pemeriksaan jumlah komplemen, pada keadaan akti terjadi penurunan

    komplemen. #ipokomplemenemia tidak spesiik pada 7?5, dalam beberapa

    kasus titer komplemen bernilai sebagai petunjuk terapi, jenis komplemen yang

     biasanya diperiksa adalah =%,=&.&

    $.&. Pemeriksaan antibodi antiphospholipid, dapat diperiksa kadar serum antibodi

    antikardiolipin baik 8gG atau 8g/, dan pemeriksaan lupus antikoagulan positi 

    menggunakan metode standard$.. Positi palsu untuk Tes 5iilis, berhubungan dengan adanya lupus Antikoagulan

    dan Ab Antikardiolipin.

    %. Pemeriksaan lain, tergantung maniestasi organ yang terkena, seperti oto dada,

     *ody can, ensealogram dan lain0lain.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    17/52

    DIAGNOSIS

    7?5 merupakan penyakit sistemik, sehingga diagnosis berdasarkan kumpulan

    klinis dan penunjang diagnosis. ;iagnosis 7?5 ditegakkan berdasarkan Kriteria ARA

    ( American Rheumatism Association) yang telah diperbaiki tahun "**D.

    Kriteria tersebut antara lain!

    ". Ruam /alar ! eritema menetap, datar atau menonjol, pada malar eminence

    dan lipatan nasolabial

    $. Ruam ;iskoid ! bercak eritama menonjol dengan gambaran 57? keratotik dan

    sumbatan olikular. Pada 57? lanjut dapat ditemukan parut atropik.

    %. :otosensitiitas ! ruam kulit yang diakibatkan reaksi abnormal terhadap sinar 

    matahari, baik dari anamnesis pasien atau yang didapatkan pada pemeriksaan

    isik.

    &. 4lkus mulut ! ulkus mulut atau oroaring, umumnya tidak nyeri

    . Artritis non erosive ! melibatkan dua atau lebih sendi perier, ditandai oleh rasa

    nyeri, bengkak atau eusi.6. Pleuritis atau Perikarditis !

    a. Pleuritis0 ri-ayat nyeri pleuritik atau pada pemeriksaan didapatkan

     pleuritik #riction ru! atau bukti eusi pleura dari pencitraan, atau

     b. Perikarditis0 pada pemeriksaan didapatkan pericardial  #riction ru!  atau

     bukti rekaman ?KG atau bukti eusi perikard dari pencitraan.

    D. Gangguan Renal !

    a. Proteinuria menetap! E+, gram per hari atau secara kualitati E %N

     b. 5ilinder@cast pada urine! dalam bentuk silinder eritrosit, haemoglobin,

    granular, tubular atau gabungan.

    1. Gangguan 'eurologi !

    Kejang atau psikosis tanpa disebabkan oleh obat0obatan atau gangguanmetabolik (misalnya uremia, ketoasidosis atau ketidakseimbangan elektrolit).

    *. Gangguan #ematologik!

    a. Anemia hemolitik, atau

     b. 7eukopenia0 3 &.+++@mm$ pada dua kali pemeriksaan, atau

    c. Trombositopenia0 3"++.+++@mm$ tanpa disebabkan oleh obat0obatan.

    "+. Gangguan 8munologik!

    a.Anti0;'A! dengan titer yang abnormal, atau

     b. Adanya Anti05m, atau

    c.Temuan positi terhadap antibodi antiosolipid yang didasarkan atas!

    ") Kadar serum antibodi antikardiolipin abnormal baik 8gG atau 8g/,

    atau$) Tes lupus antikoagulan positi menggunakan metode standar, atau

    %) #asil tes positi palsu paling tidak selama 6 bulan dan dikonirmasi

    dengan tes imobilisasi treponema pallidum atau tes luoresensi

    absorpsi antibodi treponemal

    "". Antibodi antinuclear positi (A'A)! titer abnormal dari antibodi anti0nuklear 

     berdasarkan pemeriksaan imunoluoresensi atau pemeriksaan setara, setiap

    saat pada perjalanan penyakit dan tanpa akibat pengaruh obat.

    ;iagnosis 7?5 ditegakkan apabila terdapat & atau lebih kriteria diatas yang terjadi

    secara bersamaan atau tidak bersamaan.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    18/52

    DIAGNOSIS BANDING

    eberapa penyakit atau kondisi di ba-ah ini seringkali mengacaukan diagnosis akibat

    gambaran klinis yang mirip atau beberapa tes laboratorium yang serupa, yaitu!

    12 Undi##erentiated connective tissue disease

    $. 5indrom 5jogren

    %. 5indrom antibody antiosolipid (AP5)

    &. :ibromialgia (A'A positi)

    . Purpura trombositopenik idiopatik 

    6. Arthritis rematoid dini

    PROGNOSIS

    ;engan menemukan kasus masih dalam derajat sedang dan mendapat

     penanganan yang baik umumnya prognosisnya baik. Kemungkinan hidup dalam

    tahun mencapai *+. Prognosis tergantung organ yang terkena. Kelainan ginjal atau

    susunan sara pusat memperburuk prognosis. penyakit 7?5 dapat ringan atau berat.

    Kriteria untuk dikatakan 7?5 ringan adalah!

    ". 5ecara klinis tenang

    $. Tidak terdapat tanda atau gejala yang mengancam nya-a

    %. :ungsi organ normal atau stabil, yaitu organ! ginjal, paru, gastrointestinal,

    susunan sara pusat, sendi, hematologi dan kulit

    &. Tidak ditemukan tanda eek samping dan toksisitas pengobatan

    Penyakit 7?5 berat atau mengancam nya-a bila ditemukan!

    12 >antung ! terjadi endokarditis  3i!man-acks, askulitis arteri koronaria,

    miokarditis, tamponade jantung dan hipertensi maligna

    42 Paru0paru ! hipertensi pulmonal, perdarahan paru, pneumonitis, emboli paru,inark paru, ibrosis interstitial, srinking lung 

    52 Gastrointestinal ! pankreatitis, askulitis mesenterika

    62 Ginjal ! neritis persisten, RPG', sindrom nerotik 

    2 Kulit ! askulitis, ruam dius disertai ulkus atau melepuh (blister)

    72  'eurologi ! kejang, acute convulsion state, koma, stroke, mielopati transersa,

    mononeuritis, polineuritis, neuritis optic, psikosis, sindrom demielinisasi

    82

  • 8/17/2019 PDT (final)

    19/52

    PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan 7?5 sangat indiidail dan pemilihan obat tergantung jenis

    dan berat kerusakan organ. Penanganan terutama pada penyakit dalam keadaan akti.

    Tujuan penanganan 7?5 adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien 7?5

    melalui pengenalan dini penyakitnya dan pengobatan yang paripurna.

    Tujuan khusus pengobatan 7?5 adalah!

    a. /engurangi keluhan dan memelihara ungsi organ seopimal mungkin.

     b. /enurunkan aktiitas penyakit seringan mungkin

    c. /endapatkan masa remisi yang panjang

    Pilar penanganan 7?5 meliputi!

    ". Pendidikan dan konseling

    #al yang perlu diperhatikan pada penderita 7?5!

    ". Apa itu penyakitnya

    $. :aktor0aktor yang dapat menyebabkan kekambuhan.

    %. Peranan obat terhadap penyakitnya! #ati0hati pemakaian obat0obatan, karena

    gampang alergi. Pemakaian alat kontrasepsi sebaiknya yang non hormonal.&. Keadaan lain!

    a) Kehamilan! 7?5 terbanyak pada -anita usia produkti, sering 7?5

    mempengaruhi kehamilan atau sebaliknya kehamilan mempengaruhi

    aktiitas penyakitnya, untuk itu kehamilan harus direncanakan.

     b) /emperhatikan sikap hidup yang baik dan menjaga psikologis .

    c) ;iet! Tidak ada pantangan khusus dalam diet .

    $. 7atihan@Program rehabilitasi

    %. Terapi obat

    %."

  • 8/17/2019 PDT (final)

    20/52

    D. 9askulitis

    9askulitis pada pembuluh darah kecil kulit pada jari atau tangan perlu

     prednison dosis rendah $+ mg@hari. 9askulitis pembuluh darah sedang

    atau besar memerlukan prednison 6+ mg@hari, dosis terbagi

    1. Kelainan parenkim otak

    Prednison $+ mg % kali sehari sampai terjadi perbaikan atau sesuai saran

    neurologi.

    *. Kelainan sara periir 

    /isalnya mononeuritis akibat askulitis dapat diberikan prednison $+

    mg % kali sehari. Apabila tidak ada hasil dapat dikombinasi dengan

    a2athioprin atau sikloospamid atau sesuai saran neurologi.

    "+. Kelainan ginjal ('eritis 7upus)

    Kelainan ginjal yang akti (proteinuria, silinduria penurunan ungsi

    ginjal) diberikan prednison 6+ mg per hari, sampai perbaikan dan dosis

    diturunkan. Kadang0kadang dipergunakan dosis B pulseCmetilprednisolon pada keadaan yang akut. Pemakaian imunosupresan

    tergantung pada stadium kelainan ginjal.

    %.%. Antimalaria

    8ndikasi !

    ". Kelainan kulit !5ering dikombinasi dengan kortikosteroid topikal.

    ;engan #idroksiklorokuin, $++ mg $ kali sehari, atau uinakrin "++ mg

    & kali sehari

    $. ;apat dicoba pada artritis.

    ?ek samping! ocular toxicity (deposisi obat di kornea dan di retina)

    %.&.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    21/52

    7?5 pada keadaan khusus dan pengobatannya

    • 7?5 dan kehamilan

    Kesuburan penderita 7?5 sama dengan -anita bukan 7?5. 'amun selama

    kehamilan atau setelah persalinan, sering kali terjadi kekambuhan sebesar 6+ataupun komplikasi lainnya seperti keguguran atau kematian janin dalam rahim.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    22/52

    DAFTAR PUSTAKA

    ". Alarcon05egoia ;, Asherson RA, #ughes GR9, Klippel >#. 5ystemic 7upus

    ?rythematosus. 8n! 5chumacher #R, edt. Primer on the Rheumatic ;iseases, 'ith

    ?d. Atlanta! Arthritis :oundation, "*11. p. *60""".

    $. :ye K#, 5ack K?. 5ystemic 7upus ?rytematosus, 8n! 5tites ;P, 5tobo >;, Hells>9. ?ditors. 7ange /edical ook asic Q =libical 8mmunology, 5iFth ?dition,

    =aliornia! Appleton Q 7ange, "*1D. p. %60%6".

    %. #ughes GR9. 7upus a guide or the patients, 7upus =linic, Rheumatology ;ept.,

    5t.Thomas #ospital, 7ondon.

    &. 5almon >?, Kimberly RP. 5ystemic lupus erythematosus. 8n! Paget 5A, Gibopsky

    A, eary >:, 5culco TP, editors. /anual o rheumatology and outpatient

    orthopaedic disorder, diagnosis and therapy. th  ed. Philadelphia! lippincott

    Hilliam QHilkin, $++6. p. $$"0%D

    . 5ystemic 7upus ?rithematosus, H#< Technical Report 5eries, Rheumatic

    diseases, Report o a H#< 5cientiic Group, H#ika tidak

    respon

    Prednisolon

    $+0%+ mg@hr 

    >ika tidak

    respon

    Tambahkan

    a2athioprine

    (kadang0kadang

    cyclophosphamide)

    Anemia hemolitik

    yang berat (#b

    3Dg@dl) atau

    Trombositopenia

     (Plt 3$ F "+*@7)

    Prednisolon 6+01+

    mg@hr dengan

    didahului

    methylprednisolon

    untuk kasus yang

     berat N a2athioprine

    atau

    cyclophosphamide(89 atau oral),

    imunoglobuline (89)

    untuk

    trombositopenia

    yang berat

    Kontoersi!

     biasanya steroid

    oral sedang (eF!

     prednisolon

    %+mg@hr) sering

    didahului dengan

     pulse 

    methylprednisolon

    e untuk kasus yanglebih berat. >uga

    dapat diberikan

    obat antipsikotik,

    antiepilepsi, dll

    yang sesuai

    >ika responnya

    kecil maka steroid

    diduakalikan dan

    ditambah

    a2athioprine@

    cyclophosphamide

    (pulse 89)

    Rash minor 

    Atralgia

  • 8/17/2019 PDT (final)

    23/52

    6. Tan.?/, =ohen A.5, :ries >:, /asi AT, /c5hane ;>, Rothield ':, et al. The

    "*1$ Reised criteria or the classiication o systemic lupus eritematosus,

    Arthritis and Rheum "*1$J$!"DD"0D

    D. American =ollage o Rheumatology Ad #oc committee on systemic lupus

    erythematosus guidelines. Arthritis Rheum "***J&$(*)!"D10*6

    1. 5usila utama, Tjok Raka Putra, #erma-an! Pola klinis penderita lupus

    eritematosus sistemik yang ra-at inap di bagian penyakit dalam :K 4nud@R5

    5anglah ;enpasar tahun "***

    *. Petri /. 5ystemic lupus erythematosus! =linical aspect. 8n! Koopman H>, editor.

    Arthritis and allied condition! teFtbook o rheumatology, "th  ed. Philadelphia!

    7ippincott Hilliam Q Hilkin, $++. p. "&D%0D"

    "+. Petri /. Treatment o systemic lupus erythematosus! an update. Am :am Physician"**1JD!$D%06+.

    "". #ahn #. Pathogenesis o 57?. 8n! Kelley, edt. TeFtbook o Rheumatology, th ed. "**D. p. "++

    ARTRITIS REMATOID

    Gede Kambayana, Tjok Raka Putra

    BATASAN

    Artritis Rematoid (AR) adalah suatu kelainan kronik sistemik yang

     penyebabnya belum diketahui. Kelainan primer berupa keradangan sendi perier (sinoitis) dan bersiat simetris. Kerusakan pada sendi akibat kerusakan jaringan sendi

    dan erosi dari tulang. ;alam beberapa kasus dapat disertai kelainan ekstra artikuler.

    Prealensi AR di masyarakat berkisar " sampai , dapat mengenai semua

    usia namun terbanyak pada usia diatas &+ tahun. >enis kelamin -anita kejadiannya $0

    % kali dibandingkan pria.

    ;i 8ndonesia dari surey epidemiologi di andungan (>a-a Tengah)

    didapatkan prealensi AR +,% , sedangkan di /alang pada penduduk usia diatas &+

    tahun didapatkan prealensi AR +, di daerah kota madya dan +,6 di kabupaten. 

    ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI 

    Penyebab masih belum diketahui. ;iperkirakan ada $ aktor penyebab yaitu !". :aktor luar (ineksi, cuaca) dan

  • 8/17/2019 PDT (final)

    24/52

    $. :aktor dalam (usia, jenis kelamin, keturunan dan psikologis)

    ;iperkirakan ineksi irus, bakteri sebagai pencetus a-al AR. 5ering aktor cuaca

    yang lembab dan daerah dingin diperkirakan ikut sebagai aktor pencetus. Pada #7A

    ;R& (aktor keturunan) sering mengalami AR. :aktor psikologis sering mempercepat

    kambuhnya AR.

    Patogenesis terjadinya proses autoimun, yang melalui reaksi imun komplek 

    dan reaksi imunitas selular. Tidak jelas antigen apa sebagai pencetus a-al, mungkin

    ineksi irus. Terjadi pembentukan aktor Rematoid, suatu Ab terhadap antibodi

    abnormal, sehingga terjadi reaksi imun komplek (autoimun).

    5kema Reaksi 8mun Komplek AR.

    Rangsangan Ag (M) 7imosit 5inoial

    Pembentukan 8gG Abnormal

      (dikira sebagai Ag)

    Pembentukan :aktor Rematoid

    (8g/, 8gG anti0imunoglobulin)

    Komplek imun pada sinoium

    Aktiasi komplemen

    Klasik atau alternati 

      5istemik 5inoitis  (Kelainan ?kstra Artikuler) (Artritis)

    Skema Proses keradanan send! "ada Ar#r!#!s Re$ma#o!d

    =ollagen

    Gro-th actors Platelete =ytokinnes

    Proteolitic en2 =apillary Platelet deried ibronectine

      Angigenic act gro-th aggregra0 gro-th 8mmune0 comleFes

    =ytokines  8nlamatory

    5timulus

    (An#!en)   A%$# !n&'ama#or(  8mmunoglobulin

      Res"onse 

    Accesory cells

      (monocyte,

      macrophage, Actiating o clotting

      endothelial cell) ibrinolysis Pann$s

      kinine

      complement 7ocal

      An#!en Release o eicosanoids mediator 

    /acrophage

    and synoial

    cell

     prolieration

  • 8/17/2019 PDT (final)

    25/52

      Presen#a#!on   oFygen radicals release

      =ytokines en2yme

      chemotactic actors

    T 7ymphocyte Phagocytosis by neutrophils

    7ymphocyte

    Prolieration Imm$ne %om"'e)es *ar#!'ao des#r$%#!on

    8munoglobuline

    (R+e$ma#o!d &a%#ors)

    (Re ! tooks P."**1. /odiication o 8nlamation. 8n! /addison, ;A 8senberg, P Hoo, ;'

    Glass.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    26/52

    interphalangeal proksimal yang simetris. >arang mengenai interphalangeal distal.

    >uga bersama pembengkakan simetris metakarpophalangeal. Akibat kelemahan

     jaringan lunak terjadi deormitas bentuk leher angsa (.an /eck +e#ormitas) atau

    B *outonniere de#ormityC. Keadaan ini menyebabkan kemampuan memegang dan

    menggenggam berkurang. Pada pergelangan tangan, kelainan berariasi dapat

     berupa pembengkakan sinoium, hambatan gerakan, sindrom B"arpal Tunnel C

    atau atropi otot tenar. Kelainan pada kaki mirip pada tangan.

    %. Kelainan diluar sendi

      %." Kulit

      'odul subkutan ('odul Rematoid), erupa bentukan dengan pusat

    mengandung nekrosis ibrinoid dan disekitarnya dikelilingi sel palisade dari

    sel jaringan ikat.

    Terutama didapatkan pada daerah yang menerima tekanan, misalnya siku.

      'odul ini selalu mencerminkan keadaan AR yang progresi dan destruk 

      %.$ >antung

    Kelainan jantung simptomatis jarang didapatkan, namun &+ pada autopsi AR   didapatkan kelainan perikard.

    Kelainan jantung yang simptomatis sering berupa perikarditis akut. Kelainan

     jantung lain dapat berupa nodul rematoid pada otot jantung dan klep jantung,

    miokarditis, gangguan hantaran jantung dan arteritis koroner .

      %.% Paru

      eberapa kelainan paru obstruktip sering ditemukan.

    Kelainan pleura berupa eusi pleura, nodul subpleura.

    Kelainan lain berupa nodul iniltrat paru atau pneumonitis dengan ibrosis

    interstisial yang dapat berlanjut menjadi bronkhiektasis.

      %.& 5ara 

      Kelainan berupa sindrom multiple neuritis akibat askulitis yang sering terjadi  berupa keluhan kehilangan rasa sensoris di ekstremitas dengan gejala  #oot or 

    .rist drop. Kelainan pada susunan sara pusat -alaupun jarang dapat berupa

    nodul dan askulitis pada meningen.

    %.& Terjadi sindrom sjogren (keratokonjungtiitis sika ) berupa kekeringan mata,

    Kelainan lain berupa skleritis atau eriskleritis, nodul diatas sklera ber-arna kuning

    yang berlanjut ber-arna biru (skleromalase perorans).

    %. Kelenjar lime

    5indrom :elty adalah AR dengan splenomegali, limpadenopati, anemia,

    trombositopeni, dan neutropeni.

      5ering terjadi pada AR yang sangat akti dan bersama keluhan umum.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    ". 7aboratoris

    ".". ;arah lengkap

    Anemia (normokromik0normositer), Peningkatan 7?;, kadang0kadang

    limositosis.

    ".$. :aktor rematoid (:R).

    1+AR tes :R positip namun :R negati tidak menyingkirkan diagnosis.

    ".%. B" Reactive 0roteinC

      Peningkatan 7?; dan B" Reactive 0roteinC terjadi pada AR yang akti.

      ".&. Anti ""0 Anti "yclic "itrullinated 0eptide=

  • 8/17/2019 PDT (final)

    27/52

    Kegunaan dan peran anti ==P untuk diagnosis dini dan penanganan AR terus

     berkembang. 5pesiisitas *0*1, sensitiitas D+. Anti ==P dapat digunakan

    untuk memprediksi pasien dini , undi##erentiated sinovitis  yang sepertinya

    terjadi AR. #ubungan antara anti ==P terhadap beratnya penyakit tidak 

    konsisten.D

    $. Radiologis

      ;apat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan ruang sendi,

    demineralisasi B uxta articular C, osteoporosis, erosi tulang atau subluksasi sendi.

    DIAGNOSIS

    ;iagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria American Rheumatism Association

    (ARA) yang telah diperbaiki ("*1D).

    kriteria tersebut adalah !

    ". Kaku pagi hari " jam atau lebih$. Artritis pada % sendi atau lebih dari "& persendian yaitun P8P, /=P,

     pergelangan tangan,, siku, lutut, pergelangan kaki, dan sendi /TP kiri dan

    kanan

    %. Artritis pada sendi0sendi tangan

    &. Artritis yang simetris

    . 'odul reumatoid

    6. :aktor reumatoid serum positi 

    D. Perubahan radiologis yang khas untuk artritis reumatoid pada sendi tangan

    dan pergelangan tangan yaitu erosi atau dekalsiikasi tulang pada sendi

    yang terlibat

    ;iagnosis AR ditegakkan apabila terdapat & atau lebih kriteria diatas dan keluhantersebut terjadi sedikitnya dalam 6 minggu.

    Gambaran radiologik pada AR 

    ".

  • 8/17/2019 PDT (final)

    28/52

    PROGNOSIS

    Perjalanan klinis AR 

    5ecara umum D+ kasus akan mengalami kronis dengan remisi tidak 

    sempurna, "+0$+ akan menjadi remisi baik, dan "+0$+ juga menjadi berat dengan

    kecacatan sendi. Prognose kurang baik pada -anita, kejadian mendadak, pada

     pemeriksaan a-al terdapat :R positip, erosi, nodul subkutan, eusi pada banyak sendi,

    dan dengan keluhan umum, pada pemeriksaan a-al dalam keadaan berat, serta adanya

    kelainan ekstra artikuler (neuropati, perikarditis, scleritis dan askulitis).

    8ndikator prognostik buruk 

    ". anyak sendi yang terserang

    $. 7?; dan =RP tinggi

    %. R: N

    &. ?rosi sendi pada a-al penyakit

    . 5osial ekonomi rendah

    Perjalanan klinis AR 

    Perjalanan alamiah AR dapat dikelompokkan menjadi % kelompok yaitu!". /onosiklik, ditandai satu siklus serangan kemudian diikuti dengan remisi,

    ditemukan pada $+ kasus.

    $. Polisiklik yang terdiri dari su!type intermiten dan kontinyu, ditemukan pada

    D+ kasus.

    %. Progresi yang ditandai oleh keterlibatan sendi yang semakin lama semakin

     banyak, ditemukan pada "+ kasus.

    PENATALAKSANAAN

      Penanganan secara terpadu oleh beberapa ahli terkait serta keluarga penderita.

    Tujuan penanganan !

    ". Pendidikan dan motiasi$. /engurangi keradangan dan proses imunologi secara sistemik pada sendi

    dan organ lain

    %. /empertahankan ungsi sendi dan mencegah kecacatan sendi

    &. /emperbaiki kerusakan sendi.

    Penatalaksanaan dengan

    ". Pendidikan terhadap penderita dan keluarga

    #al yang penting pada pendidikan pada pasien adalah perlunya penjelasan kepada

     pasien tentang penyakitnya, apa itu AR, bagaimana perjalanan penyakitnya,

    kondisi pasien saat ini dan bila perlu penjelasan tentang prognosis penyakitnya.

    Pasien harus diberi tahu tentang program pengobatan, risiko dan keuntumgan pemberian obat dan modalitas pengobatan yang lain. ;isini perlu -aktu yang

    cukup dari dokter untuk memberi kesempatan kepada pasien untuk menanyakan

    dan mendiskusikan tentang penyakitnya. Kerjasam dokter pasien sangat penting

    untuk meningkatkan kepatuhan berobat dan pada akhirnya akan meningkatkan

    hasil pengobatan. Pasien AR dianjurkan untuk mempertahankan berat badan ideal

    karena obesitas akan mamberi stres tambahan terhadap persendian,

    mengeksaserbasi inlamasi dan berperan pada risiko terjadinya osteoartritis. 

    $. Terapi isik 

    $.". 8stirahat

      8stirahat isik apabila perlu B *ed Rest C

      8stirahat sendi, misalnya dengan Bplint C

  • 8/17/2019 PDT (final)

    29/52

      8stirahat merupakan komponen penting dalam pengelolaan AR. 8stirahat

    dapat menurunkan respon inlamasi. Aktiitas tidak boleh terlalu cepat

    diberikan pada sendi yang baru menurun inlamasinya.

    $.$. /engurangi nyeri dengan pemanasan, hidroterapi, T?'5, dll.

      5edikit sekali bukti0bukti yang menunjukkan bah-a hidroterapi bermanaat

     pada pengelolaan AR 

    Pemberian terapi dingin (es), panas, T?'5 atau terapi laser hasilnya tidak 

    konsisten dan belum cukup bukti untuk menganjurkan modalitas ini sebagai

     pengobatan rutin. ;emikian juga dengan ultrasound .

    $.%. Regular actie eFercise

     >xercise diberikan untuk mengatasi dampak dari AR terhadap kekuatan otot

    dan kapasitas aerobic. Terapi eFercise seperti aerobic tingkat ringan sampai

    sedang eekti untuk meningkatkan kapasitas aerobik dan kekuatan otot.

    $.&. /encegah kerusakan sendi, termasuk mempertahankan kemampuan

    otot, dan

    kemampuan gerak sendi.

    $.. Aktiits sehari0hari.

    %. Terapi obat

    %.". Analgetik 

    Analgetik diberikan obat Anti 8nlamasi 'on 5teroid (

  • 8/17/2019 PDT (final)

    30/52

    $. Pada AR dengan aktor prognostik buruk sebaiknya diberikan ;/AR;s

    agresi sejak a-al.

    %. Pemilihan jenis ;/AR;s ditentukan oleh % aktor 

    a. aktor obat! eektiitasnya, kemudahan pemberian, sistem monitoring,

    -aktu yang diperlukan sampai obat memberikan khasiat, kemungkinan

    eek samping dan yang tidak kalah penting adalah biaya pengobatan.

     b. :aktor pasien! kepatuhan pasien, komorbiditas, beratnya penyakit dan

    kemungkinan prognosisnya.

    c. :aktor dokter! kompetensi dalam pemberian dan monitoring obat.

    =ara pemilihan ;/AR; berariasi, dapat secara sistem Piramida , tep-+o.n

     *ridge dan a.-tooth. Pada saat ini terbanyak dipilih cara tep-+o.n *ridge.

    a. =ara Tradisional (5istim Piramida)

      Pada step a-al hanya diberikan enis ;/AR; antara lain Klorokuin, 5ula2alasin, garam ?mas, /etotreksat,

    le#lunomide, dan lain0lain.

    ". Klorokuin

    ?eknya diperkirakan menurunkan pengeluaran asam lemak tidak 

     jenuh, yang penting dalam prekursor mediator keradangan.

    ;osis Klorokuin $+ mg atau #idroksi Klorokuin &++ mg po, setiap

    hari, sedikitnya 6 bulan. Apabila bereek dapat dilanjutkan

    samapi beberapa tahun. Perlu konsultasi bagian mata sedikitnya %

     bulan sekali, untuk menghindari eek samping pada mata.

    $. 5ula2alasin

    ;alam usus akan dipecah menjadi $ komponen yaitu 5ulonamid(5ulapiridin) yang mempunyai eek anti radang. ;osis 5ula2alasin

    +, g sehari dan dinaikkan +, g setiap minggu sampai maksimal

    $ g sehari. Apabila belum bereek dapat dinaikkan % g sehari

    setelah % bulan. ?ek obat dapat disetop. Pemakaian dosis !

     pemeliharaan " g sehari (maksimal $ g). Perlu pemantauan

     pemeriksaan darah, urine, dan ungsi hati pada bulan 8, 88, 888 dan

    selanjutnya setiap tiga bulan.

    %. /etotreksat

    /erupakan obat imunosupresan yang mulai banyak dipergunakan

     pada AR. /ekanisme kerja menurunkan kemotaksis P/' dan

    mempengaruhi sintesa ;'A.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    31/52

    & 2 7elunomide

    /etabolit akti 7?: (ADD "D6$) menghambat en2im dihydroorotate

    dehydrogenase (;#arang,

    kerusakan

    makula

    Pemeriksaan mata

     pada a-al

     pengobatan,selanjutnya setiap "

    tahun

    5ula2alasin /enghambat

    angiogenesis

    dan migrasi

    P/'

    $F++

    mg@hari

    ditingkat

    kan

    sampai

    %F"+++

    mg

    NN

    5upresi

    sumsum

    tulang

    A-al pengobatan!

    G6P;, darah perier 

    tiap & minngu selama

    % bulan selanjutnya

    tiap " bulan, ungsi

    hati di cek " bulan

    selanjutnya tiap % bln

  • 8/17/2019 PDT (final)

    32/52

    /etotreksat /enurunkan

    kemotaksis

    P/' dan

     pengaruhi

    sintesa ;'A

    D,$

    mg@min

    ggu

    NNN

    :ibrosis

    hati,

     pneumonia

    interstisiel

    dan supresisumsum

    tulang

    A-al! rontgen thorak,

    ungsi hati, darah tepi

    lengkap, kreatinin.

    5elanjutnya darah

    tepi dan ungsi hatitiap bulan

    7elunomide /enghambat

    en2im

    dihidroorotat

    dehidrogenase,

    sehingga

     pembelahan sel

    limosit T auto

    reakti# menjadi

    terhambat

    7oading

    dose "++

    mg@hari

    selama %

    hari,

    selanjut

    nya $+

    mg@hari

    NNN

    ;iare,

    alopecia,

    rash, sakit

    kepala, secara

    teoritis

     berisiko

    ineksi karena

    imunosupresi

    ;arah tepi lengkap,

    ungsi hati dan

    ginjal

     

    DAFTAR PUSTAKA 

    ". :eye,K.#, and 5ack, K.?, Rheumatic ;isease, 8n ! 7ange /edical ook asic Q

    =linical 8mmunology, 5iFth ?d.,?dit.;.P.5tites, >.;.5tobo, Q >.9.Hells, Appleton

    Q 7ange, 'or-alk, =onnecticut, 7os Altos =aloornia, "*1D, pp.%6"0%66.$. Paget, 5.and ryan,H.Rheumatoid Arthritis, /anual o Rheumatology and .,and Hilliams, #.>.,Rheumatoid Arthritis,8n ! Primer on

    Rheumatic ;iseases, Tenth ?d., ?ditor ! #.R. 5chumacher >.#.Klippel and

    H.>.Koopman, Arthritis :oendation, Atlanta GA,"**%,pp. 1% 0 *6.

    . Kon'as.

    6. 5cottish 8ntercollegiate Guidelines 'et-ork. /anagement o early rheumatoid

    arthritis. $++%.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    33/52

    D. 'athan >. Iailer, /aripat =orr. The ?aluation and Treatment o Rheumatoid

    arthritis, 8n ! Arthritis and Allied =onditions a TeFt book o Rheumatology, :iteen

    ?d, ?ditor Hilliam >. K, 7arry H. /. 7ippincott Hilliams Q Hilkins, $++,"$&*0

    6"

    REMATIK NON ARTIKULER 

    Gede Kambayana, Tjok.Raka Putra

     'ama lain ! 5ot Tissue Rheumatism.

    BATASAN

    Rematik 'on Artikuler (R'A)  adalah sekelompok penyakit yang menyerang

     berbagai jaringan lunak disekitar sendi yang tidak berhubungan dengan penyakit sendi

    atau sistemik.

      Kejadian terbanyak didapatkan diantara penyakit rematik, terutama pada usia

    lanjut. Kedua jenis kelamin dapat terkena dengan perbandingan pria dan -anita " ! $.

    Klasiikasi R'A antara lain !

    ". Kelainan jaringan ikat.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    34/52

      0 :ibrositis (:ibromialgia).

    $. Kelainan tendon dan jaringan sekitarnya.

      0 Tendinitis.

      0 Tenosinoitis (keradangan selaput tenosinoial), misalnya Trigger 'inger, Tennis

     >l!o., $ol#er >l!o., "arpal Tunnel syndrome, 'rozen houlder 

    %. Kelainan bursa ! ursitis.

    &. Kelainan kapsul sendi ! Kapsulitis.

    . Kelainan otot !

      0 /iositis

      0 /ialgia

    6. Kelainan asia ! Plantar :asciitis.

    D. Kelainan jaringan lemak ! Panikulitis.

    ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

    Penyebab R'A belum diketahui secara pasti. ;iperkirakan beberapa aktor 

    yang berperan seperti trauma, beban kerja berlebihan, kelainan postur, usia lanjut danimunologis , gangguan metabolik (seperti kalsium atau pyrophosphate) dan ineksi.

    Akibat aktor penyebab tersebut menyebabkan keradangan lokal pada jaringan

    lunak sekitar sendi.

    GEJALA KLINIS

    Keluhan sering berupa nyeri atau kekakuan sendi. Pemeriksaan isik terjadi

    tenderness (kepekaan lokal), gerakan sendi terbatas pada satu sendi dan bersiat

    lokal. R'A juga sering menimbulkan keluhan nyeri pinggang.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan 7aboratorim dari sampel darah dan urin normal, saat ini

    diagnosis penunjang yang banyak digunakan untuk menegakkan diagnosis adalah

    45G musculoskeletal dan /R8.

    DIAGNOSIS

    ;iagnosis R'A ditegakkan apabila ada keluhan tanpa atau dengan kelainan

    isik yang ringan dan tanpa kelainan laboratoris dan radiologis. :ibrositis atau

    :ibromialgia adalah keluhan nyeri pada muskuloskletal yang bersiat non0inlamasiyang berhubungan dengan kelelahan dan keluhan somatik yang multiple. 5ering

    terjadi pada -anita, (1+) adanya aktor kecemasan dan pengaruh cuaca dingin.

    Keluhan berupa nyeri secara menyeluruh lebih dari % bulan. Pada pemeriksaan isik 

    terjadi tender trigger point  otot periartikuler dan sering teraba nodul.

    Kriteria diagnosisnya adalah nyeri yang luas, kaku dan lelah, nyeri pada

    tender point , sangat sensiti pada rangsangan nyeri, tidur malam tidak nyenyak,

    kepribadian pereksionis.

    Trigger 'inger  adalah Tenosinoitis kronis pada bagian leksor jari tangan,

    sehingga menyebabkan penyempitan selaput tendon setempat dimana kedudukan jari

    dalam keadaan leksi dan keadaan ini baru dapat diekstensikan dengan bantuan

  • 8/17/2019 PDT (final)

    35/52

     pemeriksa. Penyebabnya adalah inlamasi oleh karena penggunaan yang berlebihan

    atau merupakan bagian dari sinoitis yang meluas.

    Tenis >l!o.  atau ?pikondilitis 7ateralis sering terjadi pada pemain tenis.

    ;iagnosis ditegakkan dengan palpasi epikondilius lateralis siku dalam posisi hampir 

    ekstensi penuh dengan menyuruh penderita memberikan tahanan pada tangan akan

    menimbulkan keluhan sakit. 4sia $+0+ tahun, lebih banyak pada laki0laki serta

    menyerang lengan yang dominan. Patoisiologinya masih belum jelas diduga terjadi

     penekanan nerus radialis pada -aktu mele-ati tero-ongan yang terdiri dari otot dan

     jaringan ikat lain didaerah epikondilus karena inlamasi dan edema. Gejalanya berupa

    rasa nyeri di epikondilus lateralis humeri tanpa hambatan pergerakan sendi, kekuatan

    menggenggam berkurang dan terjadi parestesia pada persaraan nerus radialis.

      houlder-(and syndrome adalah suatu sindrom dengan keluhan nyeri dan

     pembengkakan dari tangan yang diikuti dengan atropi otot, gangguan sirkulasi dan

    kontraktur (relek simpatik distropi). Penyebabnya belum diketahui, diperkirakan

    akibat kelainan transmisi sara (sensoris, motoris, autonomik dan medula spinalis).

    5ering bersama inark miokard, trauma, spondilosis serikal atau karsinoma bronkhial).

     'rozen houlder   yndrome  ( Periartritis, Kapsulitis Adesia) adalah suatu

    sindrom berupa gerakan sendi bahu terbatas dan lengan teriksir dalam posisi adduksi.

    Keluhan a-al dapat berupa nyeri pada bagian atas humeri. Terjadi inlamasi non0

    spesiik yang menyebabkan perlekatan kapsul sendi dengan jaringan lunak 

     periartikuler sendi skapulohumoral. Penyebabnya tidak diketahui diperkirakan aktor 

    trauma atau kelainan patologik sendi bahu. eberapa penulis menghubungkan dengan

     penyumbatan pembuluh darah koroner, angina pektoris, pengapuran tendon, penyakit

     pembuluh darah otak, sesudah operasi T paru, diabetes melitus, penyakit sara 

    serikal, suhu dingin, immobilisasi sendi bahu, paralisis lengan atas, hemiplegi, akibat

     pemberian obat seperti phenobarbital, 8'#. "arpal Tunnel yndrome adalah suatu sindroma yang timbul karena nerus

    medianus terjepit dalam tunnel   (tero-ongan) akibat pembengkakan tunnel   tersebut

    atau oleh karena tumor. Keadaan dimana terjadi penekanan ligamen karpalia

    transersal, adanya nodul seperti pada rhematoid arthritis, gout, pseudogout,

    tenosinoitis dan adanya retensi cairan seperti pada -anita hamil dapat menyebabkan

    kompresi ' medianus. ?tiologi antara lain temperamen pencemas, stres, pekerjaan,

    suhu, hormonal, inlamasi amiloid di tendon pada pasien dengan hemodialisis kronis

    atau terjadi sekunder akibat deormitas tulang maupun raktur "olle)s

      ursitis adalah keradangan jaringan bursa. 5ering mengenai bursa di sendi

     panggul (bursa Trokhanter, 8leopsoas), lutut kaki ( *aker "yst , bursa Anserin) oleh

    karena beban yang berlebihan atau ineksi. Pada pemeriksaan klinis berupa nyeritekan, pembengkakan dengan atau tanpa kemerahan setempat. ;iagnosis berdasarkan

    klinis dan adanya aktor penyebab pada daerah bursa.

    Plantar :asciitis merupakan salah satu bentuk onteropati, dimana terjadi

    inlamasi pada tempat insersi asia. 5ering terjadi akibat trauma, terutama pada

    indiidu yang banyak berdiri. Gejalanya terasa nyeri pada -aktu berjalan dan nyeri

     pada telapak kaki. Pada pemeriksaan radiologis menunjukkan adanya spur #ormation

    Polimialgia Rematika adalah sindrom dengan keluhan nyeri otot yang sering

    mengenai sekitar bahu dan pelis dan biasanya simetris. /engenai usia diatas

    tahun, pada kedua jenis kelamin dan cenderung adanya pengaruh cuaca. Penyebab

    dan patogenesanya belum diketahui, diperkirakan proses imunologis. Pada biopsi

    arteri temporalis, %+ menunjukkan gambaran arteritis B$iant "ell C. Keluhan utama

  • 8/17/2019 PDT (final)

    36/52

    kaku sendi pagi hari, pemeriksaan laju endap darah (7?;) tinggi dan relati baik 

    dengan pengobatan prednison dosis rendah.

    PENATALAKSANAAN 

    ". Pendidikan

      /engurangi aktor resiko seperti beban aktiitas yang berlebihan

    $. Terapi isik 

    $.". 8stirahat isik dan mental

    Kegunaannya adalah untuk mengistirahatkan sendi sehingga mengurangi

     beban sendi.

    8stirahat dilakukan selama masa akut, $&0&1jam

    $.$. /engurangi nyeri dengan kompres dingin pada kasus akut dan

     pemanasan pada kasus kronis

    Pemanasan memberikan eek !

    • /eningkatkan aliran darah, meningkatkan metabolisme jaringan.

    • /eningkatkan permeabilitas membrane.• /eningkatkan sensitiitas jaringan sara, termasuk meningkatkan

    ambang rangsangan nyeri.

    • /engurangi spasme otot.

    • /eningkatkan askularisasi pd kulit karena stimulasi serabut

    simpatis.

    • /eningkatkan ekstensibilitas tendon.

    $.%. 7atihan ringan dan isioterapi untuk mencegah reaksi adhesive  dan

    kekakuan jaringan ikat

    %. Terapi obat

    %.". Analgetikaa. Analgetika sederhana ! Parasetamol, dosis ++06+ mg, po % kali sehari.

     b.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    37/52

    DAFTAR PUSTAKA". uindo, >.>., Regional Rheumatic Pain 5yndromes, 8n ! Primer on Rheumatic

    ;iseases, 'ith ?d., ?ditor ! #R.5cumacher, Arthritis :oundation, Atlanta GA,

    "*11, pp. $6% 0 $D&.

    $. =hester,A.=., and eary 888, >.:.,:ibromialgia (:ebrisitis) and Psychologic Aspect

    o Rheumatology, 8n ! /anual o Rheumatology and

  • 8/17/2019 PDT (final)

    38/52

    &. 5ot tissue Rheumatism, H#< Technical Report 5eries, Rheumatic ;iseases,

    Report o a H#< 5cientiic Group, H#akarta. Pp *D0"+D.

    http://www.emedicine.com/med/topic2934.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic2934.htm

  • 8/17/2019 PDT (final)

    39/52

    NERI PINGGANG - LOW BACK PAIN 

    Pro. ;r.dr. Tjok Raka Putra, 5pP;0KR 

     

    /erupakan bagian dari rheumatik non artikular (R'A) dan menjadi masalah

    sosial karena membutuhkan biaya yang banyak dan kehilangan jam kerja. Kejadian

    sekitar % di masyarakat tetapi dapat mengenai E 1+ masyarakat.",$ 

     'yeri Pinggang ('P) akut dapat membaik secara spontan, tetapi E "+

     berlanjut menjadi kronis, 5ebagian besar penderita dengan 'P akut dan kronis adalah

     'P CidiopathicC.

      Pada penderita 'P akut yang pada pemeriksaan isik tidak ditemukan adanya

    kelainan neurologi yang bermakna, tidak membutuhkan tes diagnostik yang lain dan

    akan berespon dengan penanganan konserati. ila penanganan konserati tidak 

     berespon, mungkin membutuhkan pemeriksaan imaging dan jarang dilakukan

     pembedahan."C Red #lagsC untuk kemungkinan adanya nyeri pinggang yang serius $ !

    ANAMNESIS !

    0 'yeri memberat pada saat istirahat atau malam hari.

    0 5ebelumnya ada ri-ayat kanker.

    0 Ada ri-ayat penyakit kronis.

    0 4sia 3 $+ tahun atau E tahun.

    0 7amanya nyeri E " bulan.

    0 89;4.

    0 Pengguna kortikosteroid.

    0 Perubahan pola buang air kecil@retensio urine.

    PEMERIKSAAN FISIK  !0 ;emam yang penyebabnya tidak bisa dijelaskan.

    0 Penurunan berat badan yang penyebabnya tidak diketahui.

    0 traight leg raising sign2

    0 'yeri ketok pada tulang belakang bagian ba-ah atau sudut kostoertebra, nyeri

    dada.

    0 Adanya massa pada abdomen, rektum atau pelis.

    0 Adanya deisit neurologik okal khususnya bila progresi.

    :aktor resiko nyeri pinggang "

    0 4sia E + thn.

    0 Pekerjaan manual yang berat.0  0oor o! satis#action2

    0 Paparan terhadap ibrasi.

    0 /erokok.

    0 Kehamilan.

    Klasiikasi !

     0 Akut kronik.

    0 Traumatik 'on traumatik.

    0 Primer 5ekunder.

    0 5pesiik 'on 5pesiik.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    40/52

    :aktor penyebab dalam patoisilogi 'P!

    ". 5endi tulang belakang (three oint complex).

    $. >aringan ikat.

    %. :aktor iomekanikal.

    &. Kekuatan otot torakolumbar.

    . Prediktor nyeri pinggang.

    6. ?rgonomik.

    D. Psikologis.

    1. /erokok.

    5ecara praktis penyebab nyeri pinggang dapat disebabkan oleh ("). 8neksi,

    ($). Kanker, (%). 8nlamasi dan (&). Kondisi non rheumatologi.% 

    ETIOPATOGENESIS" !

    0 9erte!ral !ody (raktur, osteoporosis,metastatic disease,  sickle cell disease  dan

    ineksi).

    0 ;iscus interertebral (herniasi dan ineksi).0 5endi (osteoarthritis dan ankilosis spondilitis).

      a. 5endi apophyseal

      b. 5endi sacroiliacal

    0 7igamentum( strain dan rupture).

      a.7ig. longitudinal anterior dan posterior 

      b.7ig. supraspinosus dan interspinosus

      c.7ig. iliolumbar 

      d.7ig. apophyseal

    0 5erabut sara (hernia nucleus pulposus dan stenosis spinal).

    0 /uskulus paraspinalis( strain dan spasme).

    0 'yeri yang berasal dari struktur yang jauh.  a.Ginjal (pyelonephritis dan perinephric a!scess)

      b.5truktur pelis ( 0elvic %n#lammatory +isease, kehamilan ektopik,

    endometriosis, penyakit Prostat)

      c.9askular (aneurisma aorta dan trombosis mesenterika)

      d.8ntestinal (diertikulitis)

    0 0ain ampli#ication s?ndrome2

    Tabel ". Penyebab nyeri pinggang

    5pondilosis lumbal 1D

    umlah "D

  • 8/17/2019 PDT (final)

    41/52

    MANIFESTASI KLINIK  "

    8. Ri-ayat klinis ! demam, menggigil, penurunan , batuk kronis, perubahan A,

    night pain, kaku pada bagian tubuh yang lain pada pagi hari,  #atigue, gangguan

    tidur, morning sti##ness atau nyeri tulang belakang pagi hari yang membaik dengan

    aktiitas.

    88. 'yeri

  • 8/17/2019 PDT (final)

    42/52

    - Perbaiki posture tubuh.

    - ideal.

    - Kegiatan isik sehari0hari.

    62 *ed res2t 

    Tidur di lantai dengan kaki di kursi (*+@*+ position) atau resting position dalam

    -aktu singkat tak lebih dari $ hari, segera dilanjutkan latihan dan manipulasi.

    . 5 ymptomatis ! analgetik, muscle relaxant,

  • 8/17/2019 PDT (final)

    43/52

    ". Hhitmant #, =lau- ;>, eary >?. 7o- ack Pain, 8n! Paget 5A, eary >:,

    Gibosky A, 5culco TP. /anual o Rheumatology and .,%" (+) %" "*11.

    DEMAM REMATIK AKUT

  • 8/17/2019 PDT (final)

    44/52

    Gee Kambayana, Tjok Raka Putra

    Penda+$'$an

    ;emam Rematik (;R) merupakan suatu penyakit inlamasi sistemik non

    suppurati yang digolongkan pada kelainan askular kolagen atau kelainan jaringanikat. Proses rematik ini merupakan reaksi peradangan yang dapat mengenai banyak 

    organ tubuh terutama jantung, sendi dan sistem sara pusat. /aniestasi klinis

     penyakit ;R ini akibat Kuman 5teptococus beta hemolitikus Grup A ( 5GA ) beta

    hemolitikus pada tonsiloaringitis masa laten "0% minggu. ;ikatakan bah-a ;R dapat

    ditemukan diseluruh dunia, dan mengenai semua umur, tetapi *+ dari serangan

    terdapat pada umur 0" tahun, sedangkan yang terjadi diba-ah umur tahun adalah

     jarang sekali."

    Pa#oenes!s

    /eskipun sampai sekarang ada hal yang belum jelas, tetapi pada penelitian

    mendapatkan Penyakit >antung Rematik (P>R) terjadi akibat sensitisasi dari Antigen5treptokokus sesudah "0& minggu ineksi 5treptokokus di aring. ",&. Terjadinya ;R 

    kemungkinan disebabkan karena reaksi silang antibodi. Reaksi silang ini termasuk 

    reaksi hipersensitiitas type 88 yang dikenal dengan molecular mimicry. 4mumnya,

    sel reakti masih bersiat anergik pada daerah perier tanpa co stimulasi sel T. Pada

    saat terineksi 5treptokokus,  Antigen 0resenting "ells  yang mature seperti sel

    terdapat pada antigen bakteri terhadap sel T =;& yang kemudian menjadi sel helper 

    T$. 5el helper  T$ selanjutnya mengaktikan sel menjadi sel plasma dan merangsang

     produksi antibodi terhadap dinding sel 5treptokokus. Akan tetapi antibodi ini juga

     bereaksi terhadap miokard dan sendi, sehingga menyebabkan gejala ;R.6 5GA piogen

    terbentuk dari percabangan polimer yang terdiri dari protein / yang sangat antigenik.

    Adanya reaksi silang antibodi yang terbentuk mela-an protein / pada otot jantung.

    ones, /; telah mengalami reisi beberapa kali oleh  American (eart Association

     bekerjasama dengan grup lain. erdasarkan Kriteria >ones yang telah mengalami

    reisi, diagnosis ;R dapat ditegakkan apabila terdapat $ gejala mayor, atau " mayor 

     plus $ minor dengan bukti adanya ineksi ineksi streptokokus."0D

    Tabel ". Gejala mayor ;R akut $

  • 8/17/2019 PDT (final)

    45/52

    Gejala

    /ayor 

    Poin untuk ;iagnosis

    Artritis   • Paling sering terjadi pada ;R akut ( sekitar lebih dari D pada

    serangan pertama )

    • Pembengkakan pada sendi pada kondisi ditemukan $ atau lebih

    maniestasi ! keterbatasan aktiitas, rasa hangat pada sendi

    dan@atau nyeri sendi. ;R akut adalah sangat nyeri

    • 5endi yang terkena khususnya sendi yang besar seperti lutut dan

     pergelangan kaki

    • Polyartitis biasanya asimetris dan berpindah0pindah ( satu sendi

    mengalami inlamasi dan yang lain berkurang nyerinya ) tetapi

    dapat bertambah ( banyak sendi mengalami inlamasi secara

     progresi tanpa peringatan sebelumnya ).

    • 5angat berespon terhadap terapi salisilat dan '5A8;, biasanya berespon dalam % hari.

    • /onoartritis dapat terjadi apabila ada ri-ayat pemberian '5A8;

    sebelumnya ( sehingga menghambat maniestasi polyartritis ).

    • ;iagnosis artritis pada pinggul ( hip ) ditegakkan dengan ri-ayat

    nyeri tidak termasuk sendi penyangga berat badan dan@atau

    keterbatasan gerakan pada pemeriksaan.

    =arditis   • 9alulitis biasanya terdapat pada pemeriksaan isik ditemukan

    murmur holosistolik di apeks dengan atau tanpa murrmur mid0

    diastolik ( "arey-"oom!s  murmur   ) atau pada a-al murmur 

    diastolik pada basal jantung ( regurgitasi aorta )

    • Halaupun pericarditis dan pericarditis dapat terjadi. 8nlamasi

     pada ;R akut hampir semua mengenai katup jantung, khsusunya

    katup mitral dan aorta.

    • Pada a-alnya menjadi regurgitasi pada katup jantung, dimana

    ineksi yang berlangsung lama dan sering kambuh akan menjadi

    lesi stenotik.

    • Komplikasi ke jantung dapat dikonirmasi dengan pemeriksaan

    ekokardiograi.

    Penyakit jantung kongesti pada ;R akut terjadi dari disungsikatup secara sekunder pada alulitis dan bukan karena

    miokarditis primer.

    • Perjalanan alamiah regurgitasi pada katup jantung mengalami $0

    + perbaikan dalam satu tahun.

    • >ika Pericarditis terjadi, akan ditemukan  #riction ru! yang dapat

    mengaburkan pemerikasan murmur pada katup jantung.

    Tabel ". Gejala /ayor ;R akut ( 7anjutan ) $

    Gejala /ayor Poin untuk ;iagnosis=horea   • 5uatu keadaan gerakan tidak terkoordinasi, khususnya pada tangan, kaki , lidah

  • 8/17/2019 PDT (final)

    46/52

    5ydenham dan -ajah. Gerakan ini akan menghilang pada saat tidur. ila terjadi hanya pada satu sisi saja disebut hemichorea

    • Tanda ini termasuk !

    o The ;ilkmaid grip ( irama berkurang bila pasien menggenggam jari

    tangan pemeriksa )

    o pooning  ( leksi telapak tangan dan ekstensi jari tangan ketika tangan

    di ekstensikan )

    o  0ronator sign ( bergerak keluar dari telapak tangan dan lengan ketika

    memegang diatas kepala )

    o Ketidakmampuan menahan lidah yang dikeluarkan

    • Gejala ini sering pada -anita, khususnya de-asa muda

    • =horea terjadi setelah periode laten ineksi 5GA.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    47/52

     Tabel 0%. Pedoman ;iagnosis ;R akut $

    ;8AG'ones "*6 )

     0ro!a!le AR:

    ?pisode a-al ;R akut Kecurigaan yang kuat pada ;R akut t etapitidak cukup tanda dan gejala untuk memenuhidiagnosis +e#inite atau 0ro!a!le AR:

     0ossi!le AR:

    5erangan berulang ;R akut padakasus dengan ri-ayat ;R akutatau P>R sebelumnya

    $ gejala mayor atau " mayor , $ minor atau beberapa minor ditambah bukti adanya ineksi5GA sebelumnya ( >ones "**$ )

    Tabel 0&. 'ilai titer A5T< dan Anti ;nase untuk diagnosis ;R akut $,% 

    Test Antibodi Titer ( 84 @ /7)

    A5< ( Anti streptolysin < ) E &1+Anti ;'Ase E 61+

    Tabel 0. ;iagnosis anding Poliartritis dan Panas

    D!anos!s S#$d! Kon&!mas!

    Ar#r!#!s (an #er!n&eks!

    8neksi bakteri

    • Artritis septik 

    • ?ndokarditis akterial

    • Penyakit 7yme

    • Artritis mikobakterial dan ungal

    • Artritis iral

    Pos# In&e%#!o$s a#a$ ar#r!#!s reak#!& 

    8neksi enterik 

    8neksi 4rogenital ( Reiter)s syndrome )

     %n#lamatory *o.el +iseases

    Ar#r!#!s r+ema#o!d dan Still’s disease

    Pen(ak!# rema#!k s!s#em!k

    9askulitis sistemik 

    57?

    Crytal Induced Arthritis

    Gout dan pseudogout

    Pen(ak!# La!n

     'amilial ;editerranian 'ever 

    Kanker 

    5arcoidosis

    Penyakit /ucocutaneous

    • ;ermatomyositis

    • Penyakit ehcetLs

    • #anoch 5choenlein Purpura

    • Penyakit Ka-asasi

    • ?rythema nodusum

    • ?rythema multiormis

    • Pioderma gangrenosum

    =airan sinoial dan kultur darah

    Kultur darah

    5tudi serologik 

    Kultur atau biopsi

    5tudi serologik 

    Kultur atau studi serologik 

    Kultur 

    Penemuan Klinis

    iopsi atau angiograpi

    5tudi serologik 

    /ikroskop polarisasi cairan synoial atau tophus

    Penemuan Klinisiopsi

    iopsi

    iopsi atau penemuan klinis

  • 8/17/2019 PDT (final)

    48/52

    Tabel06. ;iagnosis anding Kriteria /ayor ;R akut %

    Presen#as!

    Po'(ar#r!#!s dan Panas Kard!#!s *+orea

    ;iagnosisanding

    • Artritis 5eptik

    ( Termasuk gonococcal )

    • "onnectice tissue dan

     penyakit autoimun yanglain

    • Biral Arthropathy

    •  Reactive arthropathy

    • Penyakit 7yme

    • ickle cell anemia

    •  %n#ective endocarditis

    • 7eukemia atau

    7ympoma

    • Gout dan pseudogout

    •  ;urmur innocent 

    • Prolaps Katup

    /ital

    • Penyakit >antung

    Kongesti 

    • Kardimiopati

    hipertropik 

    • /iokarditis iral

    atau idiopathik 

    • Pericarditis iral

    atau idiopathik 

    • 57?

    • 8ntoksikasi umlah sel darah putih

    • 7aju ?ndap ;arah

    • "- Reactive 0rotein

    • Kultur darah jika panas badan

    • ?KG ( diulang dalam $ minggu dan $ bulan jika terdapat pemanjangan

    interal PR atau gangguan irama jantung yang lain )

    • Thorak oto jika ada bukti carditis secara klinis atau ekokardiograi

    • ?kokardiograi ( dipertimbangkan untuk diulang setelah " bulan jika hasilnya

    negati )

    • 5-ab tenggorokan ( sebaiknya sebelum diberikan antibiotik ) , pada kultur 

    ditemukan streptokokkus grup A

    •  5erologi anti streptokokus ! baik titer anti streptolysin < dan anti ;'Ase ,

     jika tersedia ( ulangi "+0"& hari lagi jika test pertama belum terkonirmasi )

    Tes# $n#$k D!anos!s a'#erna#!& #eran#$n e/a'a k'!n!k 

    • 4langi Kultur darah bila mencurigai kemungkinan endokarditis

    • Aspirasi sendi ( mikrokopik dan kultur ) untuk kemungkinan artritis septik 

    • "opper, ceruloplasmin, anti-nuclear anti!odi, obat0obatan untuk gerakan

    chorea

    • Penanda serologi dan autoimun untuk arboirus, autoimun atau reactive

    arthritis 

    Pena#a'aksanaan

  • 8/17/2019 PDT (final)

    49/52

    5trategi terapi dapat dibagi menjadi % yaitu ! penanganan pada serangan ;R 

    akut, penanganan pada ineksi saat ini, dan pencegahan pada ineksi lanjut.D 

    4ntuk pengobatan dari bermacam0macam maniestasi klinis pada ase akut dilakukan

     pengobatan sebagai berikut !

    Tabel01. #ubungan /aniestasi Klinis dan Pengobatan "

    Man!&es#as! K'!n!s Peno0a#an

    Artralgia 5alisilat saja

    Artritis saja dan.atau karditis tanpa

    kardiomegali

    5alisilat "++ mg@kgbb@hari selama $ minggu

    dan diteruskan dengan D mg@kg@hr selama

    &06 minggu

    Karditis dengan kardiomegali atau

    Gagal >antung

    Prednison $ mg@kg@hari selama $ minggu

    dan tappering selama $ minggu dengan

    ditambahkan salisilat D mg@kg@ hari

    selama 6 minggu

    Tabel0*. Penatalaksanaan ;R akut $

    Tera"!

    Sem$a Kas$s

    Antibiotik 

    • Penicillin 9 oral ( $+ mg $ kali sehari) sebaiknya diberikan pada semua kasus saat diagnosis

    sedang ditegakkan. 4ntuk memastikan eradikasi 5GA, penicilllin oral sebaiknya diberikanselama "+ hari

    • ?rythromycin oral diberikan pada kasus alergi penicillin ( "+ hari erythromycin ethylsuccinate

    ( ??5 ) &+ mg@kg@hari dalam $0& dosis terbagi, maksimum " gram@ hari pada anak atau &++mg $ kali sehari pada de-asa muda dan de-asa.

    •  Antibiotik intraena tidak dianjurkan. RoFithromycin tidak direkomendasikan karena bukti

    yang terbatas dan tidak eekti seperti erythromycin dalam eradikasi 5GA pada ineksi salurannaas atas.

    Tabel0*. Penatalaksanaan ;R akut ( lanjutan ) $

    Tera"!

    Ar#+r!#!s1Ar#+ra'!a

    5alisilat @ '5A8;

    • Artritis pada ;R akut sangat berespon pada pemberian salisilat dan juga dilaporkan berespon

    terhadap terapi '5A8;. 5ering dalam beberapa jam sampai % hari ( leel 88 )

    • 5alisilat direkomendasikan pada lini pertama terapi karena respon yang baik pada ;R akut.

    ;iberikan segera setelah diagnosis ;R akut ditegakkan ( grade b ), tetapi ditunda pemberiannya pada diagnosis yang belum pasti, pada kasus seperti ini diberikan sementara paracetamol atau codein untuk mengurangi nyeri.

    • Aspirim sebaiknya diberikan pada dosis 6+0"++ mg@kg@hari ( &01 gram@hari pada de-asa) &0

    dalam dosis terbagi. >ika terdapat respon yang inkomplit dalam $ minggu, dosis dapatditingkatkan "$ mg@kg@hari, tetapi dengan dosis yang lebih tinggi diperlukan obserasitanda0tanda toksisitas salisilat. >ika asilitas tersedia, kadar darah di a-asi dalam beberapahari, dan dosis ditingkatkan sampai leel serum $+0%+ mg@"++dl tercapai. ?ek toksik 

    ( tinnitus, sakit kepala, sesak ) terjadi pada dosis diatas $+ mg@"++d7 tetapi sering berkurangsetelah beberapa hari.

    • Kebanyakan kasus memerlukan "+ hari atau sedikit aspirin, oleh karena itu pemantauan kadar 

    darah jarang diperlukan. Kebutuhan aspirin hanya "0$ minggu, -alaupun beberapamemerlukan sampai 6 minggu. Pada beberapa kasus, dosis dapat dikurangi sampai 6+0D+

    mg@kg@hari setelah "0$ minggu pemberian. 5aat dosis dikurangi atau dalam % minggu tidak melanjutkan aspirin, gejala sendi dapat timbul kembali. ;apat diterapi dengan pemberian

    dosis tinggi aspirin dalam jangka pendek. #ampir semua episode ;R akut berkurang dalam 6minggu dan *+ membaik dalam "$ minggu. 5ekitar kasus memerlukan 6 bulan atau

  • 8/17/2019 PDT (final)

    50/52

    lebih terapi salisilat.

    •   Ada risiko terjadi  Reye)s yndrome  pada anak0anak yang mendapatkan salisilat yang

     berkembang pada ineksi irus, khususnya inluen2a.

  • 8/17/2019 PDT (final)

    51/52

    Aktiitas

    normal

    (

  • 8/17/2019 PDT (final)

    52/52

    dengan karditis berat atau sampai umur %+ tahun ( bisa lebih lama ) dan

    selanjutnya spesialis merevie. dan

    mempertimbangkan apakah diperlukan untuk

    melanjutkan proilaksis, kemungkinan seumur

    hidup

    Kes!m"$'an

    Konirmasi diagnosis ;R akut sebaiknya berdasarkan pada Kriteria >ones

    yang telah dimodiikasi dan dengan pertimbangan klinis. /elaksanakan protokol tetap

     pencegahan sekunder ;R harus sesegera mungkin setelah eradikasi kuman 5GA

    dengan penisilin selama "+ hari. 4ntuk meyakinkan adanya ineksi kuman 5GA

    sebelumnya diperlukan sarana laboratorium untuk pemeriksaan A5T< dan anti ;'A0

    se dengan peningkatan titer diatas nilai normal."

    Daar P$s#aka

    ". 7eman 5. ;emam Reumatik dan Penyakit >antung Rematik. uku ajar 8lmuPenyakit ;alam. >ilid % ?disi 89. $++6. %& ! "6+ 6.

    $. 7ennon ; et al, ;iagnosis, /anagement and 5econdary Preention. ?idence0

    ased est Practice 'e- Iealand Guidelines or Rheumatic :eer.$++6. "&0D$

    %. =arapetis R >, ro-n A, Hilson >H, ?d-ards 'K. An Australia Guideline or 

    Rheumatic :eer and Rheumatic #eart ;isease ! an Abridged A

    $++D J "16 ! 1"016.

    &. Parrillo 5> et al, Rheumatic :eer. Aailable at

    http!@@emedicine.medscape.com@article@"++D*&6. 7ast 4pdated! /ar $%, $+"+

    . H#< ?Fpert =onsultation on Rheumatic :eer and Rheumatic #eart ;isease

    ( $++" ! Genea, 5-it2erland) Rheumatic eer and rheumatic heart disease !

    report o a H#< ?Fpert =onsultation, Genea, $* ul %", $++*

    http://emedicine.medscape.com/article/1007946http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Rheumatic_fever&action=edithttp://emedicine.medscape.com/article/333103http://emedicine.medscape.com/article/1007946http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Rheumatic_fever&action=edithttp://emedicine.medscape.com/article/333103