27
7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 1/27 Skenario 3 Demam disertai menggigil dan berkeringat Tn. C, laki-laki, 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama demam sejak satu minggu lalu. Demam dirasakan setiap dua hari sekali dimana setiap kali demam didahului menggigil dan setelah demam berkeringat. Setelah demam dapat pulih seperti  biasa. Beliau baru kembali dari melakukan studi lapangan di Papua selama dua minggu. Setelah melakukan pemeriksaan sedian hapus darah tepi dokter mengatakan terineksi Plasmodium falciparum . 1

PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 1/27

Skenario 3

Demam disertai menggigil dan berkeringat

Tn. C, laki-laki, 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama demam sejak satu minggu lalu. Demam dirasakan setiap dua hari sekali dimana setiap kali demam

didahului menggigil dan setelah demam berkeringat. Setelah demam dapat pulih seperti

 biasa. Beliau baru kembali dari melakukan studi lapangan di Papua selama dua minggu.

Setelah melakukan pemeriksaan sedian hapus darah tepi dokter mengatakan terineksi

Plasmodium falciparum .

1

Page 2: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 2/27

STEP 1

T!" #. $emahami dan menjelaskan tentang Plasmodium pen%ebab malaria pada manusia

T!& #.# Deinisi plasmodium

 #.2 &lasiikasi dan morologi

 #.3 Daur hidup

 #.4 'pidemiologi

T!" 2. $emahami dan menjelaskan tentang (ektor malaria di !ndonesia

T!& 2.# Spesies (ektor malaria

 2.2 $orologi

 2.3 )aktor %ang mempengaruhi penularan

T!" 3. $emahami dan menjelaskan tentang malaria

T!& 3.# Deinisi malaria

 3.2 'tiologi

 3.3 Patogenesis

 3.4 Patoisiologi

 3.* $aniestasi klinik 

 3.+ Diagnosis dan pemeriksaan

 3. Diagnosis banding

 3. &omplikasi

 3. Pen/egahan

 3.#0 Prognosis

 3.## 'pidemiologi malaria

T!" 4. $emahami dan menjelaskan tentang obat anti malaria

T!& 4.# )armakologi non-komplikasi

 4.2 )armakologi komplikasi

T!" *. $emahami strategi dan kegiatan 1'B& $alaria di !ndonesia

T!& *.# Deinisi

 *.2 Strategi dan /ara pemberantasan

2

Page 3: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 3/27

STEP 2

MAND!

3

Page 4: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 4/27

STEP "

1. Memahami dan men#elaskan tentang Plasmodium pen$ebab malaria pada manusia

#.# Deinisi plasmodium

 Plasmodium merupakan genus protooa parasit. Pen%akit %ang disebabkan oleh genus

ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini sentiasa mempun%ai dua inang dalam siklus hidupn%a5

(ektor n%amuk   dan inang (ertebra. Sekurang-kurangn%a sepuluh spesies menjangkiti

manusia. Spesies lain menjangkiti he6an lain, termasuk burung, reptilia dan he6an pengerat.

#.2 &lasiikasi dan morologi

Spesies plasmodium

•  Plasmodium vivax

•  Plasmodium falciparum

•  Plasmodium malariae

•  Plasmodium ovale

Plasmodium %i%a& '

Pada trooid muda terdapat bentuk /in/in, eritrosit membesar, dan mulai tampak titik 

s/huner. Pada troooid tua sitoplasma berbentuk ameboid, titik s/huner jelas. Pada skion

muda, inti membelah 4- skion matang inti membelah #2-24 buah, dan pigmen kuning

tengguli. Pada makrogametosit bulat, sitoplasma ber6arna biru, initi ke/il, padat ber6arnamerah. Pada mikrogametosit bulat, sitoplasma pu/at, biru kelabu inti pu/at.

Plasmodium (i(a7 men%ebabkan malaria tertiana 8malaria tertiana begigna9.

 

1ametosit Skion

Tropooit 1ranula S/uners

Plasmodium falciparum '

Trooid muda 8bentuk /in/in9 eritrosit tidak membesar dan terdapat titik maurer. :an%a ada

satu parasit dalam sebuah eritrosit. Pada trooid 8multipel9 terdapat lebih dari satu parasit

dalam sebuah eritrosit. Skion muda jumlah inti 2-+, pigmen sudah menggumpal 6arnahitam. Skion matang inti membelah -24. $akrogametosit bentuk pisang, agak lonjong,

4

Page 5: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 5/27

 plasma biru, inti padat ke/il, pigmen di sekitar inti. $ikrogametosit bentuk sosis, plasma

 pu/at, merah muda, inti tidak padat, pigmen tersebar.

Plasmodium al/iparum men%ebabkan malaria topika 8malaria tertiana maligna9

  Tropooit Skion

  Bentuk /in/in 1ametosit

Plasmodium malariae '

stadium troooid muda dalam darah tepi tidak berbeda dengan plasmodium (i(a7, meskipun

sitoplasman%a lebih tebal dan pada pulasan giema lebih gelap. Troooid %ang lebih tua bila

membulat besarn%a setengah eritrosit. Pada sediaan darah tipis, stadium troooid dapat

melintang di sepanjang sel darah merah dan membentuk seperti pita.

Plasmodium malariae men%ebabkan malaria ;uartana

 

Tropooit $erooit

 

Bentuk pita Skion

Plasmodium (%ale '

troooid muda berukuran kira-kira 2 mikron 8#<3 eritrosit9. titik s/huner terbentuk saat dini

dan tampak jelas. stadium troooid berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen

%ang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P.malariae.pada stadium ini eritrosit agak 

membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong. Stadium gamettosit betina bentuk 

 bulat.puna inti ke/ilkompak dan sitoplasma 6arna biru.gametosit jantan pun%a inti

dius.sitoplasma 6arna pu/at kemerah-merahan berbentuk bulat.

5

Page 6: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 6/27

Plasmodium o(ale men%ebabkan malaria o(ale.

 

Tropooit

  Tropooit tua Tropooit muda

#.3 Daur hidup

#.4 'pidemiologi

Parasit ini ditemukan didaerah tropi/, terutama di rika dan sia Tenggara. Di

!ndonesia parasit ini terbesar di seluruh kepulauan.Perbedaan pre(alensi menurut umur dan

 jenis kelamin lebih berkaitan denganperbedaan derajat kekebalan tubuh. Beberapa penelitian

menunjukkan bah6aperempuan mempun%ai respon imun %ang lebih kuat dibandingkan

dengan laki-laki, namun kehamilan dapat maningkatkan resiko malaria. da beberapa aktor 

%ang turut mempengaruhi seseorang terineksi malaria adalah5

#. as atau suku bangsa

Pada penduduk benua rika pre(alensi :emoglobin S 8:bS9 /ukup

tinggisehingga lebih tahan terhadap ineksi P. al/iparum karena :bS

dapatmenghambat perkembangbiakan P. al/iparum.

6

Page 7: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 7/27

2. &ekurangan terhadap enim 1lukosa + Phosphat Dehidrogenase 81+PD9

memberikan perlindungan terhadap ineksi P. al/iparum %ang berat.

Deisiensi terhadap enim ini merupakan pen%akit genetik dengan maniestasi

utama pada 6anita.

3. &ekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu mengan/urkan

Plasmodium %ang masuk atau mampu menghalangi perkembangann%a.

2. Memahami dan men#elaskan tentang %ektor malaria di ndonesia

2.# Spesies (ektor malaria

1) nopheles sundai/us

Temapat perindukan lar(a 5

$uara sungai %ang mendangkal pada musim kemarau Tambak ikan %ang kurang terpelihara

Parit disepanjang pantai %ang berisi air pa%au

Tempat penggaraman

ir ta6ar 

Siat 5

ntropoilik = >ooilik 

$enggigit pada saat malam

Tempat istirahat di dalam rumah

2) nopheles a/onitus Temapat perindukan lar(a 5

Persa6ahan dengan saluran irigasi

Tepi sungai pada musim kemarau

&olam ikan dengan tanaman rumput di tepin%a

Siat 5

>ooilik = ntropoilik 

$enggigit pada saat senja ? dini hari 8eksoagik9

Tempat istirahat diluar rumah

") nopheles sub pi/tus Temapat perindukan lar(a 5

&umpulan air %ang permanen<sementara

Celah tanah bekas kaki binatang

Tambak ikan dan bekas galian di pantai

Siat 5

ntropoilik = >ooilik 

$enggigit saat malam

Tempat istirahat di dalam rumah 8terkadang di luar 

rumah9

*) nopheles berbirostris

7

Page 8: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 8/27

Temapat perindukan lar(a 5

Sa6ah dan saluran irigasi

&olam, ra6a, sumur, dan lain-lain

Siat 5

ntropoilik 8Sula6esi @ AT9, >ooilik 8a6a @

Sumatra9

$enggigit malam hari 8'ksoagik = 'ndoagik9

Tempat istirahat diluar rumah 8pada tanaman9

+) nopheles Balaba/ensis

Temapat perindukan lar(a 5

1enangan air

Tepi sungai saat kemarau

&olam atau sungai %ang berbatu

Siat 5

ntropoilik = >ooilik  $enggigit saat malam 8'ndoilik9

Temapt istirahat diluar rumah 8sekitar kandang9

,) nopheles $a/ulatus

Temapat perindukan lar(a 5

liran air jernih dengan arus lambat 8daerah

 pegunungan9

Siat 5

>ooilik = ntropoilik  $enggigit saat malam

Tempat istirahat di luar rumah 8sekitar kandang9

-) nopheles Ban/roti

Temapat perindukan lar(a 5

Danau dengan tumbuhan bakung

a6a dengan tumbuhan pakis

1enangan air ta6ar 

Siat 5

>ooilik = antropoilik  Tempat istirahat belum jelas

) nopheles Barbumbrosus

Temapat perindukan lar(a 5

Tepi sungai dengan aliran lambat 8daerah hutan daratan

tinggi9

Siat 5

ntropoilik 

Bionomikn%a masih belum ban%ak dipeajari

8

Page 9: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 9/27

2.2 $orologi

• Telur 

Telur diletakan satu per satu diatas permukaan air berbentuk seperti perahu

%ang bagian ba6ahn%a kon(eks, da konka pada bagian atasn%a. Dan mempun%ai

 pelampung %ang terletak pada sebelah lateral.

• ar(a

ar(a anophelini tampak mengapung sejajar dengan permukaan air,

mempun%ai bagian-bagian badan %ang bentukn%a khas, %aitu spirakel pada bagian

 posterior abdomen, tergal plate  pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen

sepasang bulu palma pada bagian lateral abdomen.

• Pupa

$empun%ai tabung pernapasan 8respiratory trumpet 9 %ang bentukn%a

lebar dan pendek. Digunakan untuk menganbil 2 dari udara.

• De6asa

Pada n%amuk de6asa palpus n%amuk jantan dan betina mempun%ai

 panjang hampir sama dengan panjang probosisn%a. Perbedaann%a adalah pada

9

Page 10: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 10/27

n%amuk  #antan ruas palpus bagian apikal berbentuk gada 8/lub orm9, sedangkan

 pada betina ruas tersebut menge/il.

Sa%ap pada bagian pinggir 8kosta dan Eena #9 ditumbuhi sisik-sisik 

sa%ap %ang berkelompok membentuk gambaran belang-belang hitam dan

 putih. Selain itu, bagian ujung sisik sa%ap membentuk lengkung 8tumpul9.

Bagian posterior abdomen tidak serun/ing n%amuk Aedes dan tidak setumpul

n%amuk mansonia, tetapi sedikit lan/ip.

2.3 )aktor-aktor %ang mempengaruhi penularan malaria

Penularan atau transmisi malaria dipengaruhi oleh beberapa aktor, %aitu5

#. ingkungan isik.

ingkungan isik adalah aktor-aktor geograi %ang berpengaruh pada perkembangbiakan dan kemampuan hidup (ektor malaria. ingkungan isik 

%ang berpengaruh pada Anopheles antara lain5

a. Suhu. Suhu atau temperatur mempengaruhi perkembangan hidup parasit

malaria, Suhu optimum adalah 20-30F C.

b. &elembaban. Tingkat kelembaban %ang masih ditolerir n%amuk anopheles

adalah +0G. &elembaban %ang rendah akan memperpendek usia n%amuk 

malaria. Sebalikn%a kelembaban %ang tinggi akan membuat n%amuk lebih

akti menggigit sehingga meningkatkan penularan malaria.

c.   :ujan. :ujan %ang sekali-sekali dan diselingi panas akan meningkatkan

 penularan. Curah hujan %ang /enderung tidak teratur akan men%ebabkan

terbentukn%a tempat-tempat perindukan n%amuk di daerah endemis malaria.

d. &etinggian. A%amuk malaria tidak dapat hidup pada ketinggian lebih 2.*00

meter di atas permukaan laut. &etinggian suatu daerah berhubungan dengan

temperatur, kelembahan dan kepadatan tekanan udara.

e. ngin. :embusan angin dapat memba6a 8mendukung9 terbang n%amuk dari

tempat perindukann%a ke daerah pemukiman penduduk. Sebalikn%a hembusan

dan arah angin dapat pula menghambat terbang n%amuk malaria dari tempat

 perindukan ke pemukiman pendudk apabila arah angin berla6anan.

f. Sinar matahari. Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan jentik 8lar(a9n%amuk malaria berbeda-beda. da anopheles %ang men%ukai tempat terbuka

8kena sinar matahari langsung9, misal5 An. hyrcanus dan An. punctulatus, ada

 pula %ang men%ukai tempat %ang teduh, misaln%a  An. sundaicus, sedangkan

%ang dapat hidup baik di tempat teduh maupun terang adalah An. barbirostris.

g. rus air. da n%amuk malaria %ang men%ukai air %ang tenang 8tergenang9

seperti  An. letifer , ada %ang men%ukai air dengan arus lambat seperti  An.

barbirostris, ada pula %ang men%ukai air %ang mempun%ai arus deras seperti

 An. minimus.

h. &adar garam. da n%amuk anopheles %ang berkembang biak di air ta6ar tetapi

ada %ang justru dapat berkembang biak di air %ang mengandung garam dengankadar tertentu, misaln%a Anopheles sundaicus %ang berkembang biak dengan

10

Page 11: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 11/27

 baik di air pa%au 8/ampuran air laut dengan air ta6ar9 dengan kadar garam #2-

#G.

2. ingkungan biologik.

ingkungan biologik %ang dimaksud adalah tumbuh-tumbuhan dan he6an

%ang berpengaruh pada perkembangbiakan n%amuk malaria. dan%atumbuhan bakau, lumut dan ganggang di tepi ra6a akan menghalangi sinar 

matahari langsung sehingga tempat perindukan n%amuk menjadi teduh

8terlindung dari sinar matahari langsung9, ini disukai oleh  An. balabacencis.

Binatang pemakan jentik akan mengurangi populasi lar(a n%amuk, misaln%a5

ikan kepala timah 8 panchax spp9, nila dan gambusia. dan%a he6an ternak di

sekitar rumah juga akan mengurangi jumlah gigitan n%amuk pada manusia.

3. ingkungan sosial buda%a.

Di daerah endemis malaria, orang-orang %ang suka keluar malam lebih

mudah tergigit n%amuk malaria. umah %ang pintu dan jendelan%a sering

terbuka pada malam hari, tidak memakai kasa n%amuk akan lebih mudahdimasuki n%amuk malaria. memiliki ban%ak jendela dan lubang kena malaria.

Berbagai kegiatan 8aktiitas9 manusia seperti membuka hutan, pembangunan

 pemukiman penduduk, pembuatan jalan, pertambangan dan perkebunan akan

mengakibatkan perubahan lingkungan %ang mendukung terjadin%a transmisi

malaria. Selain itu, perpindahan penduduk dan pari6isata juga men%okong

transmisi malaria dari satu daerah 8negara9 ke daerah 8negara lain9.

". Memahami dan men#elaskan tentang malaria

3.# Deinisi malaria

$alaria adalah pen%akit ineksi %ang disebabkan oleh plasmodium %ang men%erang

eritrosit dan ditandai dengan ditemukannu%a bentuk aseksual didalam darah.maniestasi

klinis %aitu demam %g khas, anemia, splenomegali 8 pembesaran limpa9. Deinisi lain %aitu

 pada aman dahulu ditemukan di oma di daerah ra6a %ang mengeluarkan bau busuk 

disekitarn%a sehingga disebut malaria 8mal area H udara buruk9. Dapat berlangsung akut

maupun kronik. !nksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami

komplikasi sistemik %ang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis ineksi parasit %ang

men%erupai malaria ialah ineksi babesiosa %ang men%ebabkan babesiosis

3.2 'tiologi

Pen%ebab ineksi malaria adalah plasmodium, %ang selain mengineksi manusia juga

mengineksi binatang seperti golongan burung, reptil dan mamalia. Termasuk genus

 plasmodium dari amili plasmodidae. Plasmodium ini pada manusia mmengieksi eritrosit8sel

darah merah dan mengalami pembiakan aseksual di jarinagan hati dan di eritrosit.

Perkembangan seksual juga terrjadi pada tubuh n%amuk %aitu anopheles betina.

11

Page 12: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 12/27

3.3 Patogenesis

Setelah melalui jaringan hati P.al/iarum melepaskan #-24 merooit kedalam

sirkulasi. $erooit %ang dilepaskan akan masuk ke dalam sel 'S di limpa dan mengalami

agositosis serta iltrasi. $erooit %ang lepas dari agosit serta iltrasi. $erooit %ang lepasdari iltrasi serta agositosis dari limpa akan mengin(asi eritrosit . selanjutn%a parasit

 berkembang biak se/ara aseksual dalam eritrosit. Bentuk aseksual parasit dalam eritosit 8'P9

inilah %ang bertanggung ja6ab dalam patogenesa terjadin%a malaria pada manusia.

Patogenesa %ang ban%ak di teliti adalah patogenesa malaria %ang disebabkan oleh malaria

P.al/iarum.

Patogenesis malaria al/iarum di pengaruhi oleh a/tor parasit dan a/tor penjamu

8host9. Iang termaksud dalam a/tor parasit adalah intensitas transmisi, densitas parasit dan

(irulensi parasit. Sedangkan %ang dimaksud dengan a/tor penjamu adalah tingkat

endemisitas daerah tempat tinggal, geneti/, usia, status nutrisi dan status immunologi. 'P

se/ara garis besar mengalami 2 stadium, %aitu stadium /in/in pada 24 jam ! dan stadiummatur pada 24 !!. Permukaan stadium /in/in akan memampilkan antigen 'S 8 Ring-

erythrocyte surgace antigen9 %ang menghilang setelah parasit masuk stadium matur.

Permukaan membrane 'P stadium matur akan mengalami penonjolan dan membentuk knob

dengan histidin ri/h-protein-# 8:P-#9 sebagai komponen utaman%a. Selanjutn%a bila 'P

tersebut mengalami merogoni, akan dilepaskan to7in malaria berupa 1P! %aitu

glikosilosatidilinasitol %ang merangsang pelepasan TA)-J dan interleukin-# 8!-#9 dari

makroak.

12

Page 13: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 13/27

Singkatn%a 5 A%amuk %ang terineksi plasmodium menggigit manusia ? Sporooit ? 

S/hiont ? $erooit - Sel hati akan pe/ah ? $erooit - keluar dari sel hati - merooit dapat

masuk dan tumbuh lagi dalam sel hati.

$erooit akan masuk dalam aliran darah - siklus eritrositer - trophooit muda 8bentuk 

/in/in9 - trophooit tua - s/hiont dengan ? merooit - S/hiont pe/ah ? merooit memasuki

eritrosit baru - makrogametosit dan mikro ametosit.

3.4 Patoisiologi

Daur hidup spesies malaria terdiri dari ase seksual eksogen 8sporogoni9 dalam badan

n%amuk nopheles dan ase aseksual 8skiogoni9 dalam badan hospes (ertebra termasuk 

manusia.

a. )ase aseksual

)ase aseksual terbagi atas ase jaringan dan ase eritrosit. Pada ase jaringan, sporooit

masuk dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skion hati %angmengandung ribuan merooit. Proses ini disebut skiogoni praeritrosit. ama ase ini berbeda

untuk tiap ase. Pada akhir ase ini, skion pe/ah dan merooit keluar dan masuk aliran darah,

disebut sporulasi. Pada Plasmodium (i(a7 dan Plasmodium o(ale, sebagian sporooit

membentuk hipnooit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan

rekurens.

)ase eritrosit dimulai dan merooit dalam darah men%erang eritrosit membentuk 

troooit. Proses berlanjut menjadi troooit-skion-merooit. Setelah 2-3 generasi merooit

dibentuk, sebagian merooit berubah menjadi bentuk seksual. $asa antara permulaan ineksi

sampai ditemukann%a parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa

tunas<inkubasi intrinsik dimulai dari masukn%a sporooit dalam badan hospes sampaitimbuln%a gejala klinis demam.

 b. )ase seksual

Parasit seksual masuk dalam lambung betina n%amuk. Bentuk ini mengalami

 pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan %ang disebut igot

8ookinet9. okinet kemudian menembus dinding lambung n%amuk dan menjadi ookista. Bila

ookista pe/ah, ribuan sporooit dilepaskan dan men/apai kelenjar liur n%amuk.

13

Page 14: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 14/27

3.* $aniestasi klinik 

$asa inkubasi malaria berkisar antara - 30 hari. 1ejala klinikn%a dikenal sebagai

trias malaria %ang terdiri dari demam, anemia dan splenomegali.

a. Demam

Demam periodik %ang berkaitan dengan saat pe/ahn%a skion matang

8sporulasi9. Pada malaria tertiana 8Plasmodium (i(a7 dan Plasmodium o(ale9,

 pematangan skion tiap 4 jam maka periodisitas demamn%a setiap hari ke-3,

sedangkan malaria kuartana 8Plasmodium malariae9 pematangann%a tiap 2

 jam dan periodisitas demamn%a tiap 4 hari. Tiap serangan ditandai dengan

 beberapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3stadium, %aitu menggigil 8#* menit-# jam9, pun/ak demam 82-+ jam9, dan

 berkeringat 82-4 jam9. Demam akan mereda se/ara bertahap karena tubuh

dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respons imun.

 b. Splenomegali

Slenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. impa mengalami

kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit

 parasit dan jaringan ikat %ang bertambah.

/. nemia

Derajat anemia tergantung pada spesies pen%ebab, %ang paling berat adalah

anemia karena Plasmodium al/iparum.

nemia disebabkan oleh5

#9 Penghan/uran eritrosit %ang berlebihan.

29 'ritrosit normal tidak dapat hidup lama 8redu/ed sur(i(al time9.

14

Page 15: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 15/27

39 1angguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sum-

sum tulang 8diseritropoesis9.

d. !kterus

!kterus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.

$alaria laten adalah masa pasien di luar masa serangan demam. Periode initerjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium

eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.

elaps adalah timbuln%a gejala ineksi setelah serangan pertama. elaps dapat

 bersiat5

♣  elaps jangka pendek 8rekrudesensi9, dapat timbul minggu setelah

serangan pertama hilang karena parasit dalam eritrosit %ang berkembang biak.

♣  elaps jangka panjang 8rekurens9, dapat mun/ul 24 minggu atau lebih

setelah serangan pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk ke

darah dan berkembang biak 

Beberapa keadaan klinik dalam ineksi malaria adalah5

 serangan primer  5 %aitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai

terjadin%a serangan paroksismal %ang terdiri dari dingin atau menggigilK

 panas dan berkeringat. Serangan paroksismal ini dapat pendek atau

 panjang tergantung dari perban%akan parasit dalam imunitas penderita.

 Periode latent  5 periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama

terjadin%a ineksi malaria. Biasan%a terjadi diantara 2 keadaan

 paroksismal.

 Recrudescense 5 %aitu berulangn%a gejala klinik atau parasitemia setelah

24 minggu berakhirn%a serangan primer.

 Relapse atau rechute 5 ialah berulangn%a gejala klinik atau parasitemia

%ang lebih lama dari 6aktu diantara serangan periodiik dari ineksi primer

%aitu setelah ineksi lama dari masa latent 8sampai * tahun9, biasan%a

terjadi karena ineksi tidak sembuh atau oleh bentuk di luar eritrosit 8hati9

 pada malaria (i(aks atau o(ale

3.+ Diagnosis dan pemeriksaan

Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesa %ang tepat dari penderita tentang asal

 penderita apakah dari daerah endemi/ malaria, ri6a%at bepergian ke daerah malaria, ria6a%at

 pengobatan kuratip maupun pre(entip.

a. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria

Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adan%a parasit malaria

sangat penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil

negati(e tidak mengen%ampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi tiga kali

dan hasil negati(e maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan. dapun

 pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui 5

a) Tetesan preparat darah tebal. $erupakan /ara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah /ukup ban%ak dibandingkan preparat

15

Page 16: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 16/27

darah tipis. Sediaan mudah dibuat khususn%a untuk studi di lapangan.

&etebalan dalam membuat sediaan perlu untuk memudahkan identiikasi

 parasit. Pemeriksaan parasit dilakukan selama * menit 8diperkirakan #00

lapang pandangan dengan pembesaran kuat9. Preparat din%atakan negati(e

 bila setelah diperiksa 200 lapang pandangan dengan pembesaran 00-#000

kali tidak ditemukan parasit. :itung parasit dapat dilakukan pada tetestebal dengan menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Bila leukosit

#0.000<ul maka hitung parasitn%a ialah jumlah parasit dikalikan *0

merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah.

b) Tetesan preparat darah tipis. Digunakan untuk identiikasi jenis

 plasmodium, bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan. &epadatan

 parasit din%atakan sebagai hitung parasit (parasite count), dapat dilakukan

 berdasar jumlah eritrosit %ang mengandung parasit per #000 sel darah

merah. Bila jumlah parasit = #00.000<ul darah menandakan ineksi %ang

 berat. :itung parasit penting untuk menentukan prognosa penderita

malaria. Penge/atan dilakukan dengan pe6arnaan 1iemsa, atau

eishmanLs, atau )ieldLs dan juga omano6sk%. Penge/atan 1iemsa %angumum dipakai pada beberapa laboratorium dan merupakan penge/atan

%ang mudah dengan hasil %ang /ukup baik 

b. Tes Antigen ' p/f test

Iaitu mendeteksi antigen dari  P.falciparum (Histidine Rich Protein II). Deteksi

sangat /epat han%a 3-* menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensiti(itasn%a baik,

tidak memerlukan alat khusus. Deteksi untuk antigen (i(aks sudah beredar dipasaran

%aitu dengan metode !CT. Tes sejenis dengan mendeteksi latat dehidrogenase dari

 plasmodium 8pD:9 dengan /ara immunochromatographic telah dipasarkan dengan

nama tes PT!$. ptimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit<ul darah dan dapat

membedakan apakah ineksi P.falciparum atau P.vivax. Sensiti(itas sampai * G dan

hasil positi salah lebih rendah dari tes deteksi :P-2. Tes ini sekarang dikenal

sebagai tes /epat 8apid test9.

c. Tes Serologi

Tes serologi mulai diperkenalkan sejak tahun #+2 dengan memakai tekhnik 

indirect fluorescent antibody test . Tes ini berguna mendeteksi adan%a antibod%

spe/ii/ terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini

kurang bermanaat sebagai alat diagnosti/ sebab antibod% baru terjadi setelah

 beberapa hari parasitemia. $anaat tes serologi terutama untuk penelitian

epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer = #5200 dianggap sebagai ineksi baru K dan test = #520 din%atakan positi . $etode-metode tes serologi antara lain

indirect haemagglutination test! immunoprecipitation techni"ues! '!S  test! radio-

immunoassay.

d. Pemeriksaan P0!  Polymerase Chain Reaction)

Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi ampliikasi DA, 6aktu

dipakai /ukup /epat dan sensiti(itas maupun spesiitasn%a tinggi. &eunggulan tes ini

6alaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positi. Tes ini baru

dipakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin

3. Diagnosis banding

16

Page 17: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 17/27

Demam merupakan salah satu gejala malaria %ang menonjol, %ang juga dijumpai

hampir pada semua pen%akit ineksi seperti ineksi (irus pada sistem respiratorius, inluena,

demam tioid, demam dengue, dan ineksi bakterial lainn%a seperti pneumonie, ineksi

saluran ken/ing, tuberkulosis.

Pada daerah hiperendemik sering dijumpai penderita dengan imunitas %ang tinggi

sehingga penderita dengan ineksi malaria tetapi tidak menunjukkan gejala klinis malaria.

Pada malaria berat, diagnosa banding tergantung maniestasi malaria beratn%a.

Pada malaria dengan ikterus, diagnosa banding ialah demam tioid dengan hepatis,

kolesistitis, abses hati, dan leptospirosis. :epatitis pada saat timbul ikterus biasan%a tidak

dijumpai demam lagi. Pada malaria serebral harus dibedakan dengan ineksi pada otak

lainn%a seperti meningitis, ensealitis, tioid ensealopati, tripanososmiasis. Penurunan

kesadaran dan koma dapat terjadi pada gangguan metabolik 8diabetes, uremi9, gangguan

serebro-(askular 8strok9, eklampsia, epilepsi, dan tumor otak.

3. &omplikasi

&omplikasi malaria umumn%a disebabkan karena  P.falciparum  dan sering disebut

 pernicious manifestasions. Sering terjadi mendadak tanpa gejala-gejala sebeumn%a, dan

sering terjadi pada penderita %ang tidak imun seperti pada orang pendatang dan kehamilan.

&omplikasi terjadi *-#0 G pada seluruh penderita %ang dira6at di S dan 20 G diantaran%a

merupakan kasus %ang atal.

Penderita malaria dengan kompikasi umumn%a digolongkan sebagai malaria berat

%ang menurut M: dideinisikan sebagai ineksi  P.falciparum  dengan satu atau lebih

komplikasi sebagai berikut 5#. $alaria serebral 8/oma9 %ang tidak disebabkan oleh pen%akit lain atau lebih

dari 30 menit setelah serangan kejang K derajat penurunan kesadaran harus

dilakukan penilaian berdasar 1CS 81lasgo6 Coma S/ale9 ialah diba6ah

atau e;ual dengan keadaan klinis soporous.

2. /idemia<a/idosis K P: darah N = respirator% distress.

3. nemia berat 8:b N = #0.000<ulK bila anemian%a hipokromik atau miktositik 

harus dikesampingkan adan%a anemia deisiensi besi,

talasemia<hemoglobinopati lainn%a.

4. 1agal ginjal akut 8urine kurang dari 400 ml<24 jam pada orang de6asa atau #2ml<kg BB pada anak-anak9 setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin = 3

mg<dl.

*. 'dema paru non-kardiogenik<DS (adult respiratory distress syndrome).

+. :ipoglikemi 5 gula darah N =

. 1agal sirkulasi atau s%ok 5 tekanan sistolik N = #0°C59.

. Perdarahan spontan dari hidung atau gusi, saluran /erna dan disertai kelainan

laboratorik adan%a gangguan koagulasi intra(askuler 

. &ejang berulang lebih dari 2 kali<24 jam

17

Page 18: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 18/27

#0. $akroskopik hemoglobinuri oleh karena ineksi malaria akut 8bukan karena

obat anti malaria<kelainan eritrosit 8kekurangan 1-+-PD9

##. Diagnosa  post-mortem  dengan ditemukann%a parasit %ang padat pada

 pembuluh kapiler pada jaringan otak.

3. Pen/egahan

Pen/egahan pen%akit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang A%amuk 

8PSA9, berusaha menghindarkan diri dari gigitan n%amuk, atau upa%a pen/egahan dengan

 pemberian obat Chloro;uine bila mengunjungi daerah endemik malaria.

3.#0 Prognosis

$alaria (i(aks prognosis biasan%a baik, tidak men%ebabkan kematian. ika tidak 

mendapat pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung selama dua bulan atau lebih.

$alaria malariae jika tidak diobati maka ineksi dapat berlangsung sangat lama. $alariao(ale dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. $alaria al/iparum dapat menimbulkan

komplikasi %ang men%ebabkan kematian.

3.## 'pidemiologi malaria

$alaria dapat ditemukan mulai dari belahan bumi utara hingga belahan bumi selatanK

mulai dari ketinggian 2*0 m sampai daerah %ang letakn%a 400 m diba6ah permukaan laut.

&eadaan malaria di dunia saat ini diperkirakan terdapat 300-*00 juta kasus malaria

klinis<tahun dengan #,* juta - 2, juta kematian. Dan 0G kematian terjadi pada anak-anak.

$enurut data %ang berkembang hampir separuh dari populasi !ndonesia 8lebih dari 0 juta

orang atau 4+G dari total populasi !ndonesia9 bertempat tinggal di daerah endemik malariandan diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap tahunn%a.

$alaria disuatu daerah dapat ditemukan se/ara 5

• Autokton, siklus hidup parasit malaria dapat berlangsung karena adan%a

manusia %ang rentan, n%amuk dapat menjadi (ektor dan ada parasitn%a.

• mpor, terjadi bila ineksin%a berasal dari luar daerah endemi malaria

• ntroduksi, timbul karena adan%a kasus kedua %ang berasal dari kasus impor 

• !eintroduksi, bila kasus malaria mun/ul kembali %ang sebelumn%a sudah

dilakukan eradikasi malaria.

• nduksi, bila kasis berasal dari transusi darah, suntikan atau kongenital %ang

ter/emar malaria.

&eadaan malaria di daerah endemi tidak sama. Derajat endemisitas dapat diukur 

dengan berbagai /ara seperti 5

• Angka limpa 8#pleen Rate9

 persentase orang dengan pembesaran limpa dalam suatu mas%arakat, %ang bisa

dilakukan dengan berbagai /ara seperti /ara :a/kett dan S/huner.

 Average enlarge spleen  8'S9 adalah rata-rata pembesaran limpa %ang dapat

teraba. umlah limpa %ang membesar pada tiap ukuran limpa 7 pembesaran limpa

 pada suatu golongan umur tersebut. 'S ditujukan untuk mengukur keberhasilan

 program pemberantasan.

18

Page 19: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 19/27

ipoendemik Mesoendemik iperendemik oloendemik 

Angka limpa #0G atau

kurang

#0-*0G ebih dari

*0G

ebih dari

*G

Angka

Parasit

#0G atau

kurang

#*-*0G *#-*G ebih dari

*G

Transmisi

Malaria

endah Biasa pada

 pedesaan

$eningkat

se/ara intensi 

dan musiman

Terjadi terus

menerus

sepanjang

tahun

• Angka parasit 8 Parasite Rate9

Persentase orang %ang sediaan darahn%a positi pada saat tertentu dan angkaini merupakan pengukuran malariometrik 

o Berat ringann%a ineksi malaria pada mas%arakat diukur dengan densitas

 parasit 8 $ensity Parasite9 %aitu jumlah rata-rata parasit dalam sediaan darah

 positi.

o Berat ringann%a ineksi malaria pada seseorang diukur dengan hitung

 parasit 8 Parasite %ount 9 %aitu jumlah parasit dalam #mm3 darah.

#lide Positive Rate 8SP9 men%atakan persentase sediaan darah positi dalam periode

kegiatan penemuan kasus %ang dapat dilakukan se/ara akti 8 Active %ase $etection9

atau se/ara pasi 8 Passive %ase $etection9

 Annual Parasite Index 8 API 9 men%atakan jumlah sediaan darah %ang positi dari jumlah

sediaan %ang diperiksa per tahun, dalam permil.

 Annual &lood Rate  8 A&'R9 men%atakan jumlah sediaan darah %ang diperiksa terhadap

malaria per tahun dibagi jumlah penduduk dalam persen

Disuatu daerah malaria dapat terjadi epidemi 86abah9, %aitu jika pada suatu 6aktu jumlah

 penderita meningkat se/ara tajam.

o Stabil 8#table malaria9 adalah keadaan jika daerah itu ada transmisi %ang

tinggi se/ara terus menerus. Dan biasan%a kekebalan penduduk tinggi

o Tidak stabil 8nstable malaria9 adalah keadaan jika transmisi di daerah

itu tidak tetap. Dan biasan%a kekebalan penduduk rendah

Siat malaria juga dapat berbeda dari satu daerah ke daerah lain, %ang tergantung pada

 beberapa aktor, %aitu 5

o Parasit %ang terdapat pada pengandung parasit

o $anusia %ang rentan

o  A%amuk %ang dapat menjadi (ektor 

o ingkungan %ang dapat menunjang kelangsungan hidup masing-masing

• Angka sporo3oit 8#porooit rate9

19

Page 20: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 20/27

*. Memahami dan men#elaskan tentang obat anti malaria

4.# )armakologi dengan non-komplikasi

#9 $alaria sensiti klorokuin

$alaria alsiparum %ang sensiti klorokuin dan tanpa komplikasi diobatidengan klorokuin 2* mg basa<kgbb, se/ara oral, selama 3 hari %aitu hari ! dan hari

!! #0 mg basa<kgbb, hari !!! * mg basa<kgbb, dengan dosis harian diminum

sekaligus. Pada hari ! juga diberikan primakuin dengan dosis sesuai golongan

umur ke/uali pada ba%i dan ibu hamil 8tabel #9. Penggunaan primakuin bukan

sebagai anti relaps karena P. al/iparum tidak mempun%ai bentuk jaringan

sekunder 8eksoeritrositer sekunder9, melainkan untuk membunuh gametosit

sehingga penularan dapat di/egah atau dikurangi.

$alaria (i(aks %ang sensiti klorokuin atau malaria o(ale atau malariae

diobati juga dengan klorokuin 2* mg basa<kgbb se/ara oral, selama 3 hari, seperti

 pengobatan pada malaria alsiparum %ang sensiti klorokuin. Dalam hal ini

 primakuin diberikan selama * #4 hari sebagai anti relaps karena P. (i(a7

mempun%ai bentuk jaringan sekunder.

29 $alaria resisten klorokuin

$alaria alsiparum %ang resisten klorokuin dan tanpa komplikasi diobati

dengan suladoksin-pirimetamin dan pri- makuin dosis tunggal ke/uali pada ba%i

dan 6anita hamil, diberi- kan se/ara oral sesuai golongan umur. Suladoksin

diberikan dengan dosis 2* mg<kgbb dan pirimetamin #,2* mg<kgbb.

Pada malaria (i(aks %ang resisten klorokuin dianjurkan untuk mengulangi

sekali lagi pengobatan klorokuin dan prima- kuin dengan dosis sama, kemudian

dilanjutkan dengan peng- obatan klorokuin 300 mg basa dan primakuin 4* mg

 basa dosis tunggal, setiap minggu sekali selama #2 minggu.

4.2 )armakologi dengan komplikasi

$alaria dengan komplikasi umumn%a disebabkan oleh P. al/iparum %ang

telah resisten terhadap klorokuin sehingga memerlukan penanganan khusus, karena

 ban%ak mengakibatkan kematian.

#9 Pengobatan kausal

Pengobatan dengan kina dihidroklorida intra(ena merupakan pilihan utama

karena malaria berat memerlukan pengobatan /epat dan tepat.

&ina diberikan dalam larutan inus AaCl atau de7trosa *G, #0 ml<kgbb,

dengan dosis a6al terutama untuk malaria otak adalah 20 mg garam atau #+,mg basa<kgbb dalam 4 jam pertama, dilanjutkan dengan dosis #0 mg garam

atau ,3 mg basa<kgbb dalam 4 jam berikutn%a dan diulang setiap jam

sampai penderita dapat menelan obat untuk kemudian diselesai- kan

 pengobatann%a per oral sampai hari ke .

29 Pengobatan suporti

Pengobatan suporti pada penderita malaria berat harus pula segera dilakukan

untuk memperbaiki ungsi organ %ang meng- alami gangguan. Tindakan %ang

dilakukan sesuai dengan ma- niestasi klinis malaria berat.

- ntikejang

Diberikan diasepam 0,2 mg<kgbb, intra(ena atau intra- muskular dan dapatdiulangi setiap * #0 menit sampai kejang- kejangn%a terkendali. ika

20

Page 21: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 21/27

 pemberian parenteral tidak mungkin dapat diberikan perekta #0,*-#,0

mg<kgbb.

- $empertahankan keseimbangan /airan, elektrolit dan asam basa

Pemberian /airan sangat tergantung keadaan penderita. Cairan pada penderita

de6asa dapat diberikan sampai = 3,*#<24 jam baik melalui oral maupun

intra(ena 8/airan garam isio- logis 5 dektrosa *G H 2 5 #9. ehidrasi peroral juga dapat diberi- kan melalui naso-gastri/ tube 8#,40,4,*09 .

- $enurunkan suhu tubuh

ika suhu tubuh = 3,*FC, dilakukan kompres dingin atau memberikan

antipiretik.

- Pemberian oksigen

Diberikan kepada penderita %ang mengalami kesulitan ber- naas dan

kesadaran %ang menurun.

- Transusi darah

"ntuk mengatasi anemia berat dapat diberikan pa/ked red blood /ells.

Transusi darah segar mungkin dibutuhkan untuk mempertahankan hematokrit= #*G pada penderita hemoglobi- nuria atau bla/k6ater e(er dan perdarahan.

- Pemberian larutan glukosa

Pada penderita hipoglikemia diberikan larutan glukosa *0G intra(ena 8 NH#,0

ml<kgbb9 %ang diteruskan dengan inus /airan De7trosa #0 20G. Cairan

glukosa tersebut dapat juga diberi- kahn melalui naso-gastri/ tube.

- Pemberian (itamin &

Diberikan bila terdapat perpanjangan 6aktu protrombin atau tromboplastin.

- '7/hanged transusion

Dilakukan bila parasitemia = #0G.

- Dialisis

Bila didapatkan gagal ginjal %ang sudah sulit diperbaiki.

Saat ini obat antimalaria %ang tersedia di !ndonesia terdiri dari obat-obat lama seperti,

klorokuin, pirimetamin ? suladoksin, kina dan prima;uin, juga ada beberapa obat %ang

 penggunaan%a terbatas didaerah tertentu adalah &ombinasi 1olongan rtemisin.

TE!AP N(N/ 4(M5NAS

4lorokuin

&lorokuin merupakan 4-aminokuinolin. bat ini merupakan obat %ang pemakainann%a

luas karena mudah diapakai dan hargan%a murah. bat ini eekti pada P. falciparum. $osis

"ntuk malaria %ang terineksi dengan P.vivax atau P.ovale, * mg<kgBB klorokuin basa

diulang pemberiann%a pada hari ke dan hari ke #4.

"ntuk malaria berat, dimana pemberian oral tidak memungknkan, maka diberikan

klorokuin :Cl parenteral. &lorokuin :Cl, tersedia dalam bentuk larutan *0mg<m %ang

setara dengan 40 mg<m klorokuin basa. bat ini diberikan se/ara !E dengan ke/epatan %ang

tetap dan tidak melebihi 0,3 mg<kgBB klorokuin basa per jam atau dengan suntikan S& atau

!$ berulang dengan dosis tidak melebihi 3,* mg<kgBB klorokuin basa sampai ter/apai dosis

total 2*mg<kgBB klorokuin basa.

21

Page 22: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 22/27

2*0 mg garam8#*0mg basa9, dosis 2* mg basa<kg BB untuk 3 hari, terbagi #0 mg<kg

BB hari ! dan !!, * mg<kg BB pada hari ke !!!. Pada orang de6asa biasa dipakai dosis 4 tablet

hari ! dan !! dan 2 tablet hari !!!.

 *armaodinami 

&lorokuin ini bersiat Skiontosida darah, artin%a obat ini eekti han%a pada aseeritrosit, sama sekali tidak eekti terhadap parasit di jaringan. 1ejala klinik dan parasitemia

serangan akut malaria akan /epat dikendalikan oleh klorokuin. Demamn%a akan hilang pada

24 jam dan sediaan apus darah, umun%a negati dalam 6aktu 4-2 jam.

$ekanisme kerja klorokuin masih kontro(ersial. Salah satu mekanisme kerja %ang

 penting adalah penghambatan akti(itas polimerase heme plasmodia oleh klorokuin.

Polimerase heme plasmodia berperan mendetokikasi heme  ferriprotoporphyrin I+ 

menjadi bentuk hemooin %ang tidak toksik. &lorokuin bekerja mengikat heme

 ferriprotoporphyrin I+ dalam bentuk  ferriprotoporphyrin I+   ? klorokuin. Dengan

terbentukn%a ikatan ini maka polimerase heme plasmodia tidak bekerja sehingga menjadi

toksik dan melisiskan membran parasit.

 *armaoineti 

Pen%erapan melalui usus /epat dan sempurna, kemudian tertimbun dalam jaringan

hati, sebagian ke/il pada organ %ang mengandung melanin seperti kulit dan mata, juga dalam

eritrosit %ang mengandung parasit. &onsentrasi pun/ak didalam plasma di/apai melalui

 pemakaian per oral dalam 3-* jam.

$etabolisme klorokuin dalam tubuh berlangsung lambat sekali dan metabolitn%a,

monodesetilklorokuin dan bisdesetilklorokuin, diekskresi melalui urin. &lorokuin dieliminasi

lambat, sen%a6a dalam darah pada *+ hari dengan eliminasi 6aktu paruh sekitar #0 hari.

 'fe samping

Penggunaan klorokuin dalam dosis pengobatan untuk malaria menimbulkan eek 

samping seperti gejala gastrointestinal %aitu mual, muntah, sakit perut, dan diare terutama

 bila obat diminum dalam keadaan perut kosong. 1ejala lain %ang jarang terjadi adalah

 pandangan kabur, sakit kepala, pusing8(ertigo9 dan gangguan pendengaran %ang akan hilang

 bila obat dihentikan. "ntuk mengurangi eek samping maka diminum dalam jangka # jam

setelah makan.

 ,ontra Indiasi

&lorokuin harus digunakan se/ara hati-hati pada pasien dengan pen%akit hati, atau

 pada pasien gangguan saluran /erna , neurologik, dan darah %ang berat. Bila terjadi gangguan

selama terapi, maka pengobatan harus dihentikan. Pada pasien dengan diisiensi 1+PD,

klorokuin dapat men%ebabkan hemolisis. Dermatitis dapat timbul pada pemberian klorokuin

 bersama enil-butaon, atau preparat %ang mengandung emas. Pemberian klorokuin

 bersamaan dengan melokuin tidak dianjurkan karena meningkatkan resiko kejang,

sedangkan pemberian klorokuin dengan antikon(ulsan akan menurunkan eekti(itas

antikon(ulsan. Selain itu, pemberian klorokuin bersamaan dengan amiodaron atau haloantrin

dapat meningkatkan risiko terjadin%a aritma jantung.

Pada pasien poriria kutanea tarda atau psoriasis, klorokuin dapat men%ebabkan reaksi

%ang lebih berat. "ntuk pasien %ang menggunakan klorokuin dosisi besa jangka lama,

diperlukan pemeriksaan otamologi dan neurologi berkala setiap 3-+ bulan.

22

Page 23: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 23/27

Sulfadoksin/Pirimetamin

bat ini sangat eekti untuk mengobati pasien malaria oelh P. falciparum %ang sudah

resisten terhadap &lorokuin. Aamun penggunaan rutin untuk keperluan kemoproilaksis

malaria tidak dianjurkan sebab obat ini relati toksik.

 $osis*00 mg suladoksin O2* mg pirimetamin9 dosis orang de6asa 3 tablet dosis tunggal 8#

kali9. tau dosis anak memakai takaran pirimetamin #,2* mg<kg BB.

 *armaodinami 

Suladoksin-Pirimetamin ini bersiat #iontosida  jaringan ,  siontosida  darah, dan

sporontosidal. Se/ara mekanisme n%a Pirimetamin ini bekerja menghambat enim

tetrahidrofolat 8dihidrofolat redutase9, sehingga proses terbentukn%a purin terganggu. &erja

Pirimetamin ini sinergis dengan sulonamid, dia menghambat kerja enim dihidropteroat 

 sintetase pada perubahan PB menjadi asam dihidroolat.

 *armaoineti &onsentrasi pun/ak didalam plasma darah di/apai dalam 2-4 jam dengan 6aktu paruh

sulonamide adalah #0 jam dan pirimetamin adalah 0 jam.

 'fe #amping 

Iang pernah dilaporkan adalah kulit kemerahan dengan gatal dan sindroma Ste(en

ohnson.

 ,ontra Indiasi

Suladoksin ? Pirimetamin dikontraindikasikan untuk ibu men%usui, anak berusia N 2

 bulan, dan pasien %ang mempun%ai ri6a%at bereaksi buruk terhadap suonamid.

4ina

&ina merupaka obat antimalaria kelompok alkaloid penting %ang diperoleh dari kulit

 pohon sinkona. bat ini merupaka obat alternati untuk pengobatan radikal malaria

al/iparum tanpa komplikasi %ang resisten terhadapt klorokuin dan pirimetamin ? 

suladoksin.

 $osis

Dosis pada pemberian &ina dianjurkan 3 7 #0 mg <kg BB selama hari 8# tablet 220

mg9 *armaodinami 

&ina merupaka obat %ang bersiat Skiontosida darah untuk semua jjenis plasmodium

dan gametosida P. vivax dan P. ovale. $ekanisme kerjan%a berkaitan dengan gugus kuinolin

%ang dimilikn%a, dan sebagian disebabkan karena kina merupakan basa lemah, sehingga akan

memiliki kepekatan %ang tinggi didalam (akuola makanan  P. falciparum. Diperkirakan obat

ini bekerja didalam organel ini melalu penghambatan akti(itas heme polimerasi, sehingga

terjadi penumpukan substrat %ang bersiat sitotoksik %aitu heme. Sebenarn%a makanisme n%a

masih belum jelas. pakah heme sendiri %ang menginduksi sitotoksik atau melalui

 penggabungan dengan kina.

 *armaoineti 

23

Page 24: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 24/27

Setelah mele6ati lambung, kina dengan /epat dan sempurna diserap usus halus,

kemudian sebagian besar 80G9 beredar dalam bentuk basa %ang terikat pada protein plasma.

&onsentrasi pun/ak dalam plasma di/apai dalam #-3 jam setelah dosis tunggal %ang pertama,

konsentrasi dalam eritrosit seperlima konsentrasi dalam plasma. $etabolisme oksidati 

 primakuin menghasilkan 3 ma/am metabolitK turunan karboksil merupakan metabolit utama

 pada manusia dan merupakan metabolit %ang tidak toksik, sedangkan metabolit %ang lainmemiliki akti(itas hemolitik, %ang lebih besar dari primakuin. &etiga metabolit ini juga

memiliki akti(itas antimalaria %ang lebih ringan dari primakuin. Distribusi luas, terutama ke

hati, tetapi kurang ke paru, ginjal, dan limpaK kina juga melalui plasenta. &ina 6aktu paruh

eliminasin%a #0-#2 jam dan diekskresikan melalui urin.

 'fe #amping 

Dosis terapi kina sering men%ebabkan sinkonisme %ang tidak selalu memerlukan

 penghentian pengobatan. 1ejalan%a mirip salisilismus %aitu tinnitus, sakit kepala, gangguan

 pendengaran, pandangan kabur, diare, dan mual. 1ejala %ang ringan, lebih dahulu tampak 

disistem pendengaran dan penglihatan. Pada kera/unan %ang lebih berat terlihat gangguan

gastrointestinal, sara, kardio(askular, dan kulit. ebih lanjut lagi terjadi perangsangan SSP,seperti bingung, gelisah, dan delirium. Dosis atal kina per oral untuk orang de6asa berkisar 

2- g. &ina juga dapat men%ebabkan gangguan ginjal, hipoprotombinema, dan

agranulositosis.

 ,ontra Indiasi

bat ini tidak dianjurkan untuk 6anita malaria %ang sedang hamil, ini akan

mengakibatkan Bla/k 6ater e(er dengan gejala hemolisi berat, hemoglobuinemia, dan

hemoglobinuri. Pada penderita diisiensi glukosa + osat dehidrogenase pasien akan

mengalami hipersensi(itas %ang lebih ringan. &ina dan kuinidin merupakan perangsang kuat

sel pankreas, sehingga terjadi hiperinsulinemia dan hipoglikemia berat. &ondisi ini dapat

menimbulkan komplikasi %ang atal terutama pada 6anita hamil dan pasien ineksi berat%ang berkepanjangan.

Primakuin

Pirimakuin adalah obat antimalaria kelompok -aminokuinolin. Diindonesia obat ini

tersedia dalam bentuk tablet pirimakuin diosdat.

 $osis

Dosis %ang diapakai, karena # tablet berisi #* mg, %ang dibutuhkan untuk malaria

alsiparum adalah 4* mg maka tablet diberikan 3 tablet , dosis tunggal untuk membunuhgamet.

 *armaodinami 

Primakuin ini bersiat Skiontosida jaringan, gametosida, dan sporontosida. Proses obat

ini memiliki eek menghambat proses respirasi mithokondrial didalam parasit malaria melalui

metabolitn%a %ang bersiat oksidan.

 *armaoineti 

Primakuin mudah diabsorbsi pada penggunaan per oral. Pun/ak konsentrasi plasma

terjadi dalam #-3 jam, dengan 6aktu paruh eliminasin%a + jam. Primakuin /epat

dimetabolisme dalam li(er<hati dan han%a sejumlah ke/il di ekskresikan melalui urin. 'fe #amping 

24

Page 25: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 25/27

noreksia, mual, muntah, sakit perut, dan kram. Sakit pada lambung<perut dapat

dihindari bila minum obat bersama makanan. &ejang-kejang<gangguan kesadaran, %ang

 paling berat anemia hemolitik akut pada pasien %ang mengalami deisiensi enim glukosa-+-

osat dehidrogenase 81+PD9.

 ,ontra Indiasi

Primakuin dikontraindikasikan pada pasien dengan pen%akit sistemik %ang berat

/enderung mengalami granulositopenia misaln%a artritis reumatoid dan lupus erittematosus.

Primakuin juga tidak dianjurkan diberikan bersamaan dengan obat lain %ang dapat

menimbulkan hemolisis , dan obat %ang dapat men%ebabkan depresi sumsum tulang.

Primakuin sebaikn%a tidak diberikan pada 6anita hamil sebab etus relati mengalami

deisiensi 1+PD sehingga berisiko menimbulkan hemolisis.

TE!AP 4(M5NAS.

4ombinasi 4lorokuin 6 Sulfadoksin/Pirimetamin

&ombinasi ini merupakan kombinasi pertama %ang dipakai untuk penanganan $alaria.

bat ini kerjan%a saling melengkapi. &ombinasi &lorokuin dan Pirimetamin-Suladoksin

dibandingkan dengan Pirimetamin-Suladoksin sendiri lebih eekti untuk menghilangkan

 parasit dalam darah dan lebih /epat menghilangkan demam.

4ombinasi 4ina 6 Tetrasiklin

&ombinasi ini digunakan pada daerah %ang resisten terhadap &lorokuin dan

Pirimetamin-Suladoksin. Dimana penambahan tetrasiklin ini berguna untuk memberikan

eek potensial terhadap &ina.

TE!AP MA7A!A TE!4N

Pengobatan kombinasi dilakukan bila sudah ada studi tentang pola resistensi disuatu

daerah melalui sur(ei resistensi Bila suatu obat sudah mengalami resitensi =2* G maka obat

ini sudah dianjurkan untuk tidak digunakan lagi. Tujuan diberikan obat kombinasi adalah

untuk meningkatkan eekasi obat antimalaria maupun akti(itas sinergestik antimalaria, dan

memperlambat progresiitas resistensi parasit terhadap obat-obat %ang baru.

1olongan rtemisin ini merupakan obat %ang dipilih untuk pengobatan %ang baik 

malaria. !ni dikarenakan 5

#. &emampuan untuk menurunkan parasitemia lebih /epat #0 kalidari pada obat

anti malaria lainn%a.

2. $empun%ai eek samping minimal.

3. 2 juta kasus dilaporkan telah diobati dengan basis artemisin tanpa adan%a eek 

toksik.

4. rtemisin diabsorpsi /epat melalui oral

*. Dapat diberi melalui inter(ana maupun intra muskular, dengan pemberian #

kali sehari

+. Dapat mengurangi karier gametosit pada manusia

. Belum ada laporan resistensi terhadap artemisin.

&ombinasi golongan artemisin %ang saat ini menurut M: digunakan adalah 5

25

Page 26: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 26/27

#. &ombinasi rtemether dengan uemantrine

2. &ombinasi rtesunat dengan modia;uine

3. &ombinasi rtesunat dengan Pirimetamin ? Suladoksin 8pada daerah dimana

Pirimetamin-Suladoksin eekasin%a tinggi9.

4. &ombinasi modia;uine dengan Pirimetamin ? Suladoksin 8Pada daerah

modia;uine dan Pirimetamin ? Suladoksin eekasin%a tinggi9*. &ombinasi rtesunat dengan melokuin 8direkomendasikan pada daerah

 pen%ebaran malaria %ang rendah9

+. &ombinasi to(a;uone dan Proguanil

. Dll.

+. Memahami strategi dan kegiatan 8E5!A4 Malaria di ndonesia

*.# Deinisi

1ebrak malaria adalah gerakan nasional %ang men/akup seluruh komponen lapisan

mas%arakat dalam rangka mengontrol malaria melalui kemitraan bersama antara pemerintah,

 perorangan, S$, badan donor lokal dan internasional. Iaitu dengan strategi deteksi dini dan

 pengobatan %ang tepat , peran serta akti mas%arakat dalam pen/egahan malaria, perbaikan

kualitas pen/egahan dan pengobatan malaria melalui perbaikan kapasitas petugas kesehatan

%ang terlibat.

*.2 Strategi dan /ara pemberantasan

Pemberantasan malaria dapat dilakukan melalui berbagai /ara, di antaran%a5

#. mengobati penderita malaria.

2. mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara n%amuk anophelini dan manusia,%aitu

dengan memasang ka6at kasa di bagian terbuka rumah 8jendela dan pintu9

menggunakan kelambu dan repellent.

3. mengadakan pen%uluhan tentang sanitasi lingkungan dan pendidikan kesehatan

kepada mas%arakat %ang berkaitan dengan upa%a memusnahkan tempat-tempat

 perindukan n%amuk dan penetapan kandang ternak di antara tempat perindukan dan

rumah penduduk.

Dalam pemberantasan dibedakan menjadi 2 %aitu pemberantasan dan pembasmian. Di

!ndonesia han%a pada tara pemberantasan, meliputi 5

a9 Diagnosis a6al dan pengobatan %g tepat

 b9 Progam kelambu dengan insektisida

/9 Pen%emprotan

d9 Penga6asan detekti akti dan pasi 

e9 Sur(e% demam dan penga6asan migrant

9 Deteksi /ontrol epidemi/

26

Page 27: PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

7/23/2019 PBL Sk3 Malaria [IPT] -Doc

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-sk3-malaria-ipt-doc 27/27

DA9TA! P:STA4A

#. 1andahusada S,!llahude ::D, Pribadi M 820049 Parasitologi &edokteran edisi 3

2. 1una6an S1, Setiabud% , Aarialdi 82009 )armakologi dan Terapi ed *, )&"!,

akarta

3. $ansjoer , Tri%anti &, Sa(itri , Mardhani M!, Setio6ulan 8#9 &apita Selekta

&edokteran jilid ! edisi ke 3, $edia es/ulapius )&"!, akarta

4. Soedarmo, et al. 820#09 !neksi dan Pediatri Tropis, !katan Dokter nak !ndonesia,

akarta

*. Sudo%o M, dkk 8200+9 Buku jar !lmu Pen%akit Dalam, edisi !E, jilid !!!, )&"!,

akarta

+. 666.medi/astore./om

. 666.majalah-arma/ia./om