Pbl Neoplasia Skenario 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    1/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    1. Memahami dan menjelaskan karsinoma mammae

    1.1. DefinisiKanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

    mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan

    tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit

    neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word HealthOrganization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases

    (ICD).

    Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus

    tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika

    benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar

    (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah

    bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa

    bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.

    1.2 Epidemiologi

    Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi,yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker payudara

    baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan

    di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey,

    2000). Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker

    payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita. Bahkan,

    disebutkan dari 150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah sakit, 44.000

    orang di antaranya meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999).American Cancer Society

    memperkirakan kanker payudara di Amerika akan mencapai 2 juta dan 460.000 di

    antaranya meninggal antara 1990-2000 (Moningkey, 2000).

    Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker leher rahim di

    Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di

    Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap

    menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita

    kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data dari Direktorat

    Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality

    Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan

    peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.

    1.3 Etiologi dan Faktor resiko1.Umur

    Risiko Ca mammae bertambah seiring dengan umur. Wanita umur 60 tahunmemiliki risiko terkena ca mammae 100 kali lipat dibanding dengan wanita umur

    20 tahun

    2.Jenis Kelamin

    Risiko terkena ca mammae pada pria sangat rendah, namun prognosisnya lebih

    buruk karena cenderung terlambat diagnosis.

    3.Herediter

    BRCA 1 dan BRCA 2 merupakan gen autosomal dominan yang berperan pada

    familial breast cancer. Wanita yang mengalami mutasi BRCA berisiko 60%-80%

    terkena ca mammae

    .

    4.

    Prior Cancer

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    2/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Orang yang pernah didiagnosa dengan ca ovarium atau ca uterus memiliki risiko

    terkena ca mammae lebih tinggi.

    5.Faktor Makanan

    a.

    Alkohol

    Mengkonsumsi alkohol 1-2 gelas/hari memiliki risiko terkena ca mammae

    150% dibanding normal dan mengkonsumsi alkohol 6 gelas/hari memilikirisiko terkena ca mammae 330% dibanding normal.

    Alkohol dapat meningkatkan :

    Kadar estrogen dan androgen

    Kerentanan gen terhadap bahan carcinogenik

    Kerusakan DNA mammae

    Potensi metastase

    Proses angiogenesis tumor

    b. Intake Lemak

    Tidak terdapat pengaruh signifikan pada ca mammae, namun berdasarkan

    statistik, orang dengan diet rendah lemak memiliki risiko yang lebih rendah

    Penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang meningkatkan risiko terkena ca

    mammae

    daripada diet tinggi lemak

    Intake lemak yang tinggi kemungkinan hanya berpengaruh pada wanita

    premenopause

    c. Iodine

    Iodine dapat menurunkan sensitivitas reseptor estrogen, mengurangi

    pertumbuhan sel tumor, dan menyebabkan apoptosis pada sel yang

    malignant.

    6.Obesitas

    Peningkatan berat badan setelah menopause dapat meningkatkan risiko terkena camammae.

    7.Hormon

    Peningkatan estrogen dan androgen darah yang persisten dapat meningkatkan

    risiko ca mammae, namun peningkatkan progesteron dapat menurunkan risiko

    pada wanita premenopause

    a. Kehamilan dan menyusui

    Umur saat melahirkan anak pertama (

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    3/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    1. Non-invasif

    a. Non invasive ductal carcinoma

    b. Lobular karsinomain situ

    2. Invasif

    a. Karsinoma invasif duktal

    b. Karsinoma invasif duktal dengan

    komponen

    c. Karsinoma invasif lobular

    d. Karsinomamucinous

    e. Karsinomamedullary

    f. Karsinomapapillary

    g. Karsinomatubular

    h. Karsinomaadenoid cystic

    i. Karsinoma sekretori (juvenile)

    j. Karsinomaapocrine

    k. Karsinoma dengan metaplasia

    i. Tipesquamous

    ii. Tipespindle-cell

    iii. Tipecartilaginous dan osseous

    iv.Mixed type

    l. Lain-Lain

    3. Pagets disease of the nipple

    b.Radiasi

    Wanita umur

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    4/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    b. Karsinoma lobular (9%)

    Separuh kasus karsinoma lobular ditemukan in situ tanpa tanda-tanda

    invasi lokal sehingga sering dianggap premaligna dan disebut neoplasia lobular.

    Secara histologi menunjukkan gambaran sel-sel anaplastik yang semuanya terletak

    di dalam lobulus-lobulus.

    c.

    Comedocarcinoma (5%)Duktus yang diisi oleh tumor sel kecil dan debris sentral.

    d. Karsinoma medular (4%)

    Gambaran histologi menunjukkan stroma yang sedikit dan penuh berisi

    kelompok sel yang belum berdifferensiasi, tidak teratur dan tidak jelas

    membentuk kelenjar atau pertumbuhan kapiler. Terdapat banyak sebukan limfosit

    yang menjolok pada stroma di dalam tumor.

    e.

    Karsinoma koloid (3%)

    Duktus dihambat oleh sel-sel karsinoma dan kista proksimal berkembang.

    f.

    Karsinoma mukoid/musinus (3%)

    Tumor ini tumbuh perlahan-lahan dan secara mikroskopik sel tumor yang

    menghasilkan musin tersusun membentuk asinus pada beberapa tempat. Jugatampak sel-sel cincin stempel (signet ring cells).

    g. Karsinoma skirus (schirrous)

    Pada pemeriksaan mikroskopik tumor terdiri dari stroma yang padat

    dengan kelompok sel epitel yang terlepas atau membentuk kelenjar. Sel-sel

    berbentuk bulat atau poligonal, hiperkromatik.

    h. Karsinoma inflamasi (1%)

    Karsinoma ini memiliki prognosis paling buruk. Sistem limfa dipenuhi

    oleh tumor memicu perubahan payudara dan kulit yang mirip infeksi.

    i. Penyakit Paget (1%)

    Merupakan karsinoma intraduktus pada saluran ekskresi utama yang

    menyebar ke kulit puting susu dan areola, sehingga terjadi kelainan menyerupai

    ekzema yaitu adanya krusta di daerah papil dan areola. Jika tidak ditemukan

    massa tumor di bawahnya penyakit ini termasuk karsinoma insitu, tapi jika ada

    massa tumor termasuk karsinoma duktal invasif. Kelainan ini ditemukan pada

    wanita berusia lebih tua dari penderita kanker payudara umumnya dan bersifat

    unilateral. Tanda khas adalah adanya penyebukan epidermis oleh sel ganas yang

    disebut sel paget. (Mangunkusumo, 1992, Harris, 1993).

    Sistem TNM

    TNM merupakan singkatan dari T yaitu tumor size atau ukuran tumor, Nyaitu node atau kelenjar getah bening regional dan M yaitu metastasis ataupenyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum

    dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi

    (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    5/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    1. Ukuran Tumor (T) :

    Keterangan * :

    Tis : Karsinoma insitu

    Tis (DCIS) : karsinoma in situ hanya ductal

    Tis (LCIS) : karsinoma in situ hanya lobular

    Tis (Paget) : penyakit Paget dari puting susu tanpa tumor (Catatan:

    Paget penyakit yang terkait dengan tumor diklasifikasikan menurut

    ukuran tumor)

    Ukuran Tumor (T) Interpretasi

    Tx Tumor primer tidak dapat dinilai

    T0 Tidak ada bukti adanya suatu tumor (Tidak terdapattumor primer)

    Tis LCIS, DCIS, atau Pagets disease*

    T1

    T1a

    T1b

    T1c

    Diameter tumor 2cmTidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

    (Tumor 0,5 cm.)Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis (Tumor

    0,5 cm dan 1 cm.)Tumor 1 cm dan 2 cm.

    T2

    T2aT2b

    Diameter tumor 2-5 cm

    Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralisDengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

    T3

    T3a

    T3b

    Diameter tumor 5 cmTidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

    Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis

    T4

    T4a

    T4b

    T4c

    T4d

    Bebepa pun diameternya, tumor telah melekat pada

    dinding dada dan mengenaipectoral lymph node

    Dengan fiksasi ke dinding toraks

    Dengan edema, infiltrasi, atau ulserasi di kulit

    Gabungan T4a dan T4b

    Karsinoma inflamasi (mastitis karsinomatosa)

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    6/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Metastase Interpretasi

    Mx Metastase jauh belum dapat dinilai

    M0 Tidak ada metastase ke organ yang jauh

    M1 Metastase ke organ jauh

    Palpable Lymph

    Node (N)

    Interpretasi

    N0 Kanker belum menyebar kelymph node

    N1 Kanker telah menyebar keaxillary lymph nodeipsilateral

    dan dapat digerakkan

    N2

    N2a

    N2b

    Kanker telah menyebar keaxillary lymph nodeipsilateral

    dan melekat antara satu sama lain (konglumerasi) atau

    melekat pada struktru lengan

    Teraba KGB aksila yang terfiksasi atau berkonglomerasi

    atau melekat ke struktur lain.

    Secara klinis metastase hanya dijumpai pada KGB mamari

    interna ipsilateral dan tidak terdapat metastase pada KGB

    aksila.

    N3

    N3a

    N3b

    N3c

    Metastase pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atautanpa keterlibatan KGB aksila atau klinis terdapat

    metastase pada KGB mamaria interna ipsilateral dan

    secara klinis terbukti adanya metastase pada KGB aksila

    atau adanya metastase pada KGB supraklavikula

    ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau

    mamaria interna .

    Metastase pada KGB infraklavikula ipsilateral

    Metastase pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB

    aksila

    Metastase pada KGB supraklavikula

    2. Palpable Lymph Node(N):

    3. Metastase (M) :

    Metastase Interpretasi

    Mx Metastase jauh belum dapat dinilai

    M0 Tidak ada metastase ke organ yang jauh

    M1 Metastase ke organ jauh

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    7/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Stadium klinis

    Stadium 0 Tis N0 M0

    Stadium I T1 N0 M0

    Stadium II A T0 N1 M0

    T1 N1 M0

    T2 N0 M0Stadium II B T2 N1 M0

    T3 N0 M0

    Stadium III A T0 N2 M0

    T1 N2 M0

    T2 N2 M0

    T3 N1 M0

    T3 N2 M0

    Stadium III B T4 N0 M0

    T4 N1 M0

    T4 N2 M0

    Stadium III C Semua T N3 M0Stadium IV Semua T Semua N M1

    (American Joint Committee on Cancer, 2002)

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    8/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    1.5 Patogenesis

    1.6 Manifestasi Klinis

    Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan atau massa di payudara, rasa sakit,keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit (dimpling, kemerahan,

    ulserasi, peau deorange), pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastasis

    jauh. Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak

    . Perubahan pada kulit yang biasa terjadi adalah :

    1. Tanda lesung. Ketika tumor mengenai ligamen glandula mammae, ligamen

    tersebut akan memendek hingga kulit setempat menjadi cekung, yang disebut dengan

    tanda lesung

    2. Perubahan kulit jeruk (peau deorange). Ketika vasa limfatik subkutis tersumbat

    sel kanker, hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit, folikel rambuttenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk

    F.

    PATHWAYS Ca MAMMAE

    Faktor predisposisi dan resiko tinggiHiper plasia pada sel mammae

    Mendesak

    jaringan sekitar

    Mendesak

    Sel syaraf

    Mendesak

    Pembuluh darah

    Mensuplai

    nutrisi ke

    jaringan ca

    Menekan jaringan

    pada mammaenyeri

    Aliran darah

    terhambat

    Peningkatan

    konsistensi

    mammaeHipermetabolis ke

    jaringan

    Suplai nutrisi

    jaringan lain

    Berat badan turun

    Mammaemembengkak

    Massa tumor

    mendesak ke

    jaringan luar

    Perfusi jaringan

    terganggu

    Ulkus

    Gg integritas kulit/

    jaringan

    Ukuran

    mammae

    abnormal

    Mammae

    asimetrik

    Gg body

    image

    hipoxia

    Necrosejaringan

    Infeksi

    Nutrisi kurang dari

    kebutuhan

    Interupsi sel saraf

    Kurang

    pengetahuan

    cemas

    Infiltrasi pleura

    parietale

    Expansi paru

    menurun

    Gg pola nafas

    Bakteri Patogen

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    9/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    3. Nodul satelit kulit. Ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutis masing-

    masing membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapat muncul banyak

    nodul tersebar, secara klinis disebut tanda satelit

    4. Invasi, ulserasi kulit. Ketika tumor menginvasi kulit, tampak perubahan berwrna

    merah atau merah gelap. Bila tumor bertambah besar, lokasi itu dapat menjadiiskemik, ulserasi membentuk bunga terbalik, ini disebut tanda kembang kol

    5. Perubahan inflamatorik. Secara klinis disebut karsinoma mammae inflamatorik,tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah bengkak, mirip

    peradangan, dapat disebut tanda peradangan. Tipe ini sering ditemukan padakanker payudara waktu hamil atau laktasi.

    Perubahan papilla mammae pada karsinoma mammae adalah :

    1. Retraksi, distorsi papilla mammae. Umumnya akibat tumor menginvasi jaringan

    subpapilar2. Sekret papilar (umumnya sanguineus). Sering karena karsinoma papilar dalam

    duktus besar atau tumor mengenai duktus besar

    3. Perubahan eksematoid. Merupakan manifestasi spesifik dari kanker eksematoid

    (Paget disease). Klinis tampak areola, papilla mammae tererosi, berkrusta,

    sekret, deskuamasi, sangat mirip eksim.

    Pembesaran kelenjar limfe regional. Pembesaran kelenjar limfe aksilar ipsilateral

    dapat soliter maupun multipel, pada awalnya mobile, kemudian dapat saling

    berkoalesensi atau adhesi dengan jaringan sekitarnya. Dengan perkembangan

    penyakit, kelenjar limfe supraklavikular juga dapat menyusul membesar. Yang perlu

    diperhatikan adalah ada sebagian sangat kecil pasien kanker payudara hanya tampil

    dengan limfadenopati aksilar tapi tak teraba massa mammae, ini disebut sebagai

    karsinoma mammae tipe tersembunyi.

    1.7 Diagnosis dan Diagnosis banding

    Diagnosis1. Anamnesis

    Benjolan Terdapat keluhan diketiak atau payudara berupa benjolan

    merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh pasien. Tanyakan sudah berapa

    lama benjolan. Gejala nyeri juga bisa terjadi. Perubahan ukuran massa juga

    mengambil peran yang penting dalam mendiagnosis kanker payudara.

    Benjolan yang cenderung membesar dan meluas dalam jangka waktu yangcepat cenderung kearah ganas jika dibandingkan dengan lesi yang cenderung

    membesar seiring dengan waktu haid.

    Riwayat nipple discharge (ND) Lebih signifikan lagi jika ND muncul

    tanpa harus dipijat, yaitu spontan. ND juga menjadi menunjang kearah ganas

    jika terjadi unilateral, terlokalisir pada salah satu duktus dan terjadi pada

    pasien yang sudah tua. ND yang terkait dengan keganasan bisa jernih, darah

    atau serous. ND yang mengarah ke jinak biasanya bilateral, berasal dari

    multiduktus dan biasanya menyerupai susu, kehijauan atau hijau kebiruan.

    Lagi, jika ND terjadi dikaitkan dengan orang dengan massa curiga ganas

    maka 11% dari pasien ND yang terbukti ganas. Sementara itu, ND tidak

    dikaitkan dengan massa maka hanya dibawah 1 % yang terdiagnosis sebagaikanker payudara.

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    10/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Riwayat kanker payudara pada lapis pertama dalam keluarga (ibu, anak atau

    tante dari ibu) meningkatkan risiko tiga kali lipat , namun ada juga yang

    berkata sampai 5 kali lipat. Jika dari lapis pertama terdapat kanker payudara

    yang mengenai kedua payudara dan sebelum masa menopause akan

    meningkatkan risiko sebesar 6 sampai 7 kali lipat, melakukan profilaksis

    mastektomi bisa dipertimbangkan pada orang tersebut. Adanya riwayatterkena kanker payudara harus membuat para wanita menyadari bahwa

    kemungkinan terjadi kanker payudara berikutnya di payudara yang tersisa.

    Lebih kurang 15% pada populasi yang terkena kanker payudara unilateral

    akan berkembang menjadi kanker yang mengenai payudara yang tersisa. Dan

    jika terjadinya kanker payudara pada usia yang lebih muda maka

    persentasenya bisa lebih tinggi sehingga membutuhkan pengawasan yang

    lebih intens

    Untuk penggunaan HRT dan exogen esterogen telah dijelaskan di tajuk factor

    risiko. Selain riwayat HRT, riwayat mengkonsumsi minuman berakohol juga

    bisa memicu terjadinya kanker payudara. Dengan mengkonsumsi minimal 3-

    9 gelas perminggu, insidens terjadinya kanker payudara pernah dilaporkanmeningkat 1,3 kali dari rata-rata normal. Konsumsi alcohol lebih dari 15 g

    per hari bisa meningkatkan risiko mejadi 1,6 kali.

    2. Pemeriksaan Fisik

    Inspeksi pasien diminta duduk tegak, berbaring atau keduanya. Perhatikan

    bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit

    berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus. Dengan lengan terangkat lurus keatas,

    kelainan terlihat lebih jelas.

    Palpasi lebih baik dilakukan pada pasien yang berbaring diatas bantal tipis

    dipunggung. Telapak tangan digerakkan perlahan tanpa tekanan pada setiapkuadran payudara. Pemeriksaan aksila lebih mudah pada posisi duduk tegak.

    Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran

    cairan, nanah, atau darah. Cairan yang keluar dari kedua puting harus

    dibandingkan.

    Yang diperhatikan pada cairan dari puting payudara:

    Sifat cairan (serous, hemoragik, susu)

    Ada/tidaknya sel tumor

    Unilateral atau bilateral

    Dari satu atau dari beberapa duktus

    Keluar spontan atau setelah dipijat

    Keluar bila seluruh mamma dipijat atau dari segmen tertentu

    Berhubungan dengan daur haid

    Pramenopause/pascamenopause

    Penggunaan obat hormon

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    11/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Frekuensi lokasi Ca Mamae(Dikutip dari

    Current Medical Diagnosis

    and Treatment 2009)

    Algoritme Massa di Payudara(Dikutip dari Harrisons, Principle of Internal

    Medicine)

    3. Pemeriksaan Penunjang

    Laboratorium meliputi:

    o

    Morfologi sel daraho Laju endap darah

    o Tes faal hati

    o Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma

    o Pemeriksaan sitologik

    Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar

    spontan dari puting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi.

    Ada beberapa pemeriksaan penunjang. Namun secara umum terbagi dua yaitu

    noninvasive dan invasive.

    Non-

    Invasif

    1. Mammografi Dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun.

    Prediksi malignansi dapat dipermudah denganmenerapkan kategori BI-RADS (Breast Imaging

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    12/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Reporting and Data system). Adapun kategori BI-

    RADS, yaitu :

    1.

    Kategori 0 : diperlukan pemeriksaan tambahan

    2. Kategori 1 : tidak tampak kelainan

    3. Kategori 2 : lesi benigna

    4.

    Kategori 3 : kemungkinan lesi benigna, diperlukanfollow up 6 bulan

    5. Kategori 4 : kemungkinan maligna

    6. Kategori 5 : sangat dicurigai maligna atau maligna

    Lesi ganas memperlihatkan gambaran stelata danbatas irreguler, kelompok mikrokalsifikasi yang

    berspikula, distorsi parenkim disekitar lesi. Lesi jinak

    mempunyai batas tegas dan bulat, bila ada kalsifikasi

    berbentuk bulat dan jarang berkelompok.

    Faktor yang mempengaruhi gambaran mammografi :

    1. Usia

    Bila usia < 30 tahun, struktur fibroglandular yang

    padat akan memberikan gambaran densitas yang

    tinggi sehingga sulit mendeteksi mikrokalsifikasi

    atau distorsi parenkim. Dengan meningkatnya

    usia, struktur fibroglandular akan berkurang

    kepadatannya sehingga gambaran

    mammografi lebih lusen dan memudahkan untuk

    mendeteksi kelainan pada payudara.

    2.

    Siklus haid/laktasi

    Kompresi pada payudara akan memberikan rasa

    tidak nyaman bahkan nyeri pada payudara. Olehkarena itu pemeriksaan mammografi dianjurkan

    dilakukan setelah haid dan sekaligus memastikan

    tidak ada kehamilan.

    Indikasi mammografi :

    Evaluasi benjolan yang diragukan atau perubahan

    samar dipayudara

    Mamma kontralateral jika (pernah) ada kanker

    payudara

    Mencari karsinoma primer jika ada metastasis

    sedangkan sumbernya tidak diketahui

    Penapisan karsinoma mamma pada resiko tinggi Penapisan sebelum tindak bedah plastik atau

    kosmetik

    2. Ultrasound Untuk mengevaluasi densitas payudara dan dalam

    membedakan antara kista dengan massa padat.

    Tidak dapat divisualisasi untuk massa yang lebih kecil

    antara 5-10 mm

    Massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi.

    Keuntungannya adalah tidak ada radiasi dan tidak

    nyeri.

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    13/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    3.

    Computed

    Tomography

    dan Magnetic

    Resonannce

    Imaging

    Scans

    Untuk mengevaluasi aksila, mediastinum dan areasupraklavikula untuk adenopati dan membantu dalam

    melakukan staging pada proses keganasan.

    Publikasi terkini menyatakan bahwa MRI dapatmengidentifikasi secara tepat antara tumor primer atau

    residual dan secara akurat memprediksi ekstensipenyakit pada pasien dengan diagnosis kanker

    payudara.

    Invasif 1. Sitologi

    Aspirasi Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus

    (ukuran 20 atau lebih kecil) dengan spuit untuk

    mengaspirasi sel pada area yang dicurigai, lalu

    dismear di atas slide dan difiksasi segera dan diwarnai

    untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara

    tepat, prosedur ini sangat akurat.

    Tidak dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi

    jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampumengambil struktur jaringan sekitarnya.

    Kelemahan : ketidakmampuan untuk menentukan

    secara akurat reseptor esterogen dan progesteron pada

    specimen yag sangat kecil.

    2. Core Needle

    Biopsy

    (CNB)

    Biopsi jarum menggunakan jarum bor yang besar

    sering dilakukan. Hal tersebut lebih invasive

    dibandingkan dengan aspirasi jarun.

    Lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan

    reseptor esterogen dan progesteron serta bisa

    dilakukan untuk memeriksa gambaran histopatologi.

    Bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan

    bantuan ultrasound.

    3.

    Biopsi

    Terbuka

    a.

    Biopsi

    eksisi

    Mengangkat seluruh masa yang terlihat

    dan biasanya dengan sedikit batas

    jaringan yang sehat.

    b. Biopsi insisiUntuk lesi yang besar dan sulit untukdilakukan biopsy eksisi biasanya

    dilakukan biopsy insisi dengan hanya

    mengambil sedikit jaringan.

    c.

    Needle-

    GuidedBiopsy

    (NGB)

    Tehnik ini dilakukan atas dasar prinsip

    menghilangkan lesi secara presisi tanpamengorbankan jaringan sehat

    sekitarnya.

    d. Ultrasound-

    Guided

    Biopsy

    (UGB)

    Untuk lesi yang tidak terabanamun, terlihat gambarannya

    melalui ultrasound. Bisa dilakukan

    biopsy dengan bantuan ultrasound.

    UGB dilakukan dengan pasien pada

    posisi supine, dan payudara discan

    menggunakan transducer. Lalu

    kulitnya ditandai dengan pensil;

    lalu dilakukan biopsy secarastandard. Aspirasi kista juga bisa

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    14/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    dilakukan dengan bantuan

    ultrasound

    e. Nipple

    Discharge

    Smear

    (NDS)

    Setelah menekan daerah putting maka

    akan keluar cairan. Cairan yang keluar

    bisa diusap pada gelas kaca difiksasi

    dan dilihat untuk dievaluasi secarasitologi.

    f. Nipple

    Biopsy

    Perubahan epithelium dari putting

    sering terkait dengan gatal atau

    nipple discharge biasa

    diperbolehkan untuk dilakukan

    biopsi puting.

    Sebuah potongan nipple/areolacomplex bisa dieksisi dalam local

    anstesia dengan tepi yang minimal.

    Stadium kanker

    Stadium T N M

    0Tis

    (LCIS/DCIS)

    N0 MO

    I T1 N0 M0

    IIAT1

    T2

    N1

    N0

    M0

    M0

    IIBT2

    T3

    N1

    N0

    M0

    M0

    IIIAT1/T2

    T3

    N2

    N1/N2

    M0

    M0IIIB T4 Semua N M0

    III C Semua T N3 M0

    IV Semua T Semua N M1

    Keterangan

    TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai

    Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma) dan penyakit paget pada papilla tanpa

    teraba tumor

    T0 : Tidak ada bukti adanya tumot primer

    T1 : Tumor diameter 2 cm

    T1a : diameter tumor < 0,5 cmT1b : diameter tumor 0,5-1cm

    T1c : diameter tumor 1-2 cm

    T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm

    T3 : Tumor diameter > 5 cm

    T4 : setiap tumor yang diekstensi ke kulit atau dinding dada

    T4a : ekstensi ke dinding dada

    T4b : edema (peau dorange), ulserasi, satelit nodul pada payudara ipsilateral T4c : kedua-duanya T4a dan T4b

    T4d : mastitis karsinomatosa

    Nx : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    15/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    N0 : KGB tidak terlibat

    N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan

    N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar

    N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler

    Mx : Metastasis tidak dapat dinilaiM0 : Tidak ada metastasis

    M1 : Metastasis pada organ - organ lainnya

    Stadium 1 Stadium II A

    Stadium II B Stadium III A

    Stadium III B Stadium III C

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    16/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Stadium IV

    Diagnosis Banding

    1. Fibro adenoma

    2.

    Kelainan fibrokistik

    3. Kistosarkoma filoides

    4.

    Galactocele

    5. Mastitis

    1.8 Penatalaksanaan

    a) Terapi Bedah

    Mastektomi radikal

    Reaksinya mencakup kulit berjarak minimal 3cm dari tumor, seluruh kelenjar

    mammae, m. pektoralis mayor dan minor dan jaringan limfatik, lemak

    subskapular.

    Mastektomi radikal modifikasi

    Lingkup reseksi sama dengan tekhnik radikal, tapi mempertahankan m.

    pektoralis mayor dan minor.

    Mastektomi totalHanyamembuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar

    limfe. Model operasi ini terutama untuk karsinoma insitu atau pada pasien

    lanjut usia.

    Mastektomi segmental

    Diseksi kelenjar limfe aksilar. Secara umum disebut dengan operasi konversi

    mammae. Biasanya dibuat insisi dua terpisah di mammae normal dan aksila.

    Bartujuan mereseksi sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi tumor.

    b) Kemoterapi

    Kemoterapi pra-operasi (neoadjuvan)

    Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intra-arterial.

    Kemoterapi adjuvant pasca operasiDewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap

    semua pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar

    atau sama dengan 1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.

    Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren danmetastatik

    Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai

    regimen CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis

    golongan antrasiklin.

    c) Terapi Hormon

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    17/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Terapi hormonal diberikan pada kanker payudara stadium IV. Prinsip terapi

    ini berdasarkan adanya reseptor hormon yang menjadi target dari agen terapi

    kanker. Ketika berikatan dengan ligand, reseptor ini mengurangi transkripsi gen

    dan menginduksi apoptosis.

    Jaringan payudara mengandung reseptor estrogen. Kanker payudara

    primer atau metastasis juga mengandung reseptor tersebut. Tumor denganreseptor estrogen tanpa ada reseptor progesteron memiliki respon sebesar 30%,

    sedangkan jika memiliki reseptor estrogen dan progesteron, respon terapi dapat

    mencapai 70%.

    Pemilihan terapi endokrin atau hormonal berdasarkan toksisitas dan

    ketersediaan. Pada banyak pasien, terapi endokrin inisial berupa inhibitor

    aromatase. Untuk wanita dengan reseptor estrogen yang positif, respon terhadap

    inhibitor aromatase lebih besar dibandingkan dengan tamoxifen.

    Tamoxifen paling sering digunakan sebagai terapi adjuvant pada

    perempuan dengan kanker payudara yang telah di reseksi. Penggunaan tamoxifen

    harus diteruskan selama 5 tahun. Pada pasien dengan kanker payudara yang telah

    metastasis, lebih sering digunakan inhibitor aromatase. Namun, bagi pasien yangyang memburuk setelah mendapat inhibitor aromatase, tamoxifen dapat

    memberikan manfaat. Selain itu, tamoxifen juga bermanfaat sebagai

    kemopreventif kanker payudara.

    Dosis standard tamoxifen adalah 20 mg, dengan pemberian 1 kali sehari

    karena waktu paruh yang panjang. Efek samping yang dapat ditimbulkan antara

    lain hot flushes, kelainan sekresi cairan vagina dan toksisitas retina, walaupun

    tidak mengancam penglihatan. Efek samping yang harus diperhatikan adalah

    bahwa tamoxifen dapat menyebabkan penurunan densitas tulang pada wanita

    premenopause dan kanker endometrium.

    Pemberian terapi hormonal dibedakan tiga golongan penderita menurut

    status menstruasi:

    o Premenopause

    Terapi hormonal yang diberikan berupa ablasi yaitu bilateral oopharektomi.

    o Postmenopause

    Terapi hormonal yang diberikan berupa pemberian obat anti estrogen.

    o 1-5 Tahun Menopause

    Jenis terapi hormonal tergantung dari aktifitas efek estrogen. Efek estrogen

    positif dilakukan terapi ablasi, jika efek estrogen negatif maka dilakukan

    pemberian obat-obatan anti estrogen.

    d) RadioterapiMerupakan terapi utama untuk kanker payudara stadium IIIb (locally

    advanced),dan dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu terapi hormonal dan

    kemoterapi. Radiasi terkadang diperlukan untuk paliasi di daerah tulang weight

    bearing yang mengandung metastase atau pada tumor bed yang berdarah difus dan

    berbau yang mengganggu sekitarnya.

    Prinsip dasar radiasi adalah memberikan stress fisik pada sel kanker yang

    berada pada keadaan membelah sehingga terjadi kerusakan DNA dan

    menyebabkan terbentuknya radikal bebas dari air yang dapat merusak membran,

    protein, dan organel sel. Tingkat keparahan radiasi tergantung pada oksigen. Sel

    yang hipoksia akan lebih resisten terhadap radiasi dibandingkan dengan sel yang

    tidak hipoksia. Hal ini terjadi karena radikal bebas yang dapat menyebabkan

  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    18/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    kerusakan sel berasal dari oksigen. Oleh karena itu, pemberian oksigen dapat

    meningkatkan sensitivitas radiasi.

    Radioterapi dapat diberikan dengan tiga cara, yaitu :

    a)

    Teleteraphy

    Teknik ini berupa pemberian sinar radiasi yang memiliki jarak yang cukup

    jauh dari tumor. Teknik ini dapat digunakan sendirian atau kombinasi dengankemoterapi untuk memberikan kesembuhan terhadap tumor atau kanker yang

    lokal dan mengkontrol tumor primer. Teleterapi paling sering digunakan

    dalam radioterapi.

    b) Bachytherapy

    Teknik ini berupa implantasi sumber radiasi ke dalam jaringan kanker atau

    jaringan disekitarnya.

    c)

    Systemic therapy

    Teknik ini berupa pemberian radionuklida ke dalam masa tumor atau kanker.

    1.9 Pencegahan

    Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,

    yaitu pencegahan padalingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap

    epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit

    tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker

    payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

    Pencegahan primer

    Pencegahanprimerpada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi

    kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan

    diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidupsehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan

    payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor

    risiko terkena kanker payudara.

    Pencegahan sekunder

    Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk

    terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki

    siklushaid normal merupakan populasiat risk dari kanker payudara. Pencegahan

    sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini

    terus mengalami perkembangan. Skrining melaluimammografidiklaim memiliki

    akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor

    risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap

    dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

    Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk

    assessement survey.

    Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk

    dilakukan mammografisetiap tahun.

    Wanita normal mendapat rujukan mammografisetiap 2 tahun sampai mencapai

    usia 50 tahun.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Primerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sehathttp://id.wikipedia.org/wiki/Haidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Haidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sehathttp://id.wikipedia.org/wiki/Primerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan
  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    19/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih

    sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan

    Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk

    mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan

    denganmammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%

    Pencegahan tertier

    Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita

    kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan

    stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup

    penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup

    penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.

    Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak

    terhadap ketahananhiduppenderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis,

    dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu,

    pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk

    mencari pengobatanalternatif.

    1.10 Prognosis

    Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :

    1. Stadium Kanker

    Semakin dini semakin baik prognosisnya.

    5-years sur vival r ate

    Stadium Survival rate (%)

    0 99

    I 98

    II a 82

    II b 65III a 47

    III b 44

    IV 14

    2.

    Tipe Histopatologi

    CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan

    invasif.

    3. Reseptor Hormon

    Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis

    lebih baik.

    1.11 KomplikasiAdanya metastase ke jaringan sekitar secara limfogen dan hematogen merupakan

    komplikasi pada carcinoma mamae. Metastase secara limfogen menyebar sampai

    ke paru, pelura, hati dan tulang. Sedangkan metastase secara hematogen menyebar

    sampai ke otak.

    2. Memahami dan Menjelaskan Sikap dan Tindakan Positif yang Harus Diambil

    Pasien Dalam Stadium Terminal dengan Tawakal dan Taubat

    Tawakal

    Makna Dan Hakekat Tawakal

    http://id.wikipedia.org/wiki/Mammografihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hiduphttp://id.wikipedia.org/wiki/Alternatifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alternatifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hiduphttp://id.wikipedia.org/wiki/Mammografi
  • 7/26/2019 Pbl Neoplasia Skenario 1

    20/20

    ULIZA NUR AINI 1102010283

    Dari segibahasa, tawakal berasal dari kata tawakala yang memiliki arti; menyerahkan,mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal

    adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya

    hanya kepada Allah SWT.

    Derajat Tawakal1. Marifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya2. Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha

    3. Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu

    Allah SWT.

    4. Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi

    bahwa hati yang tenang hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya

    5. Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT

    6. Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT

    7. Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya

    kepada Allah SWT.

    Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan

    hamba-hamba-Nya".