14
LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING KONJUNGTIVITIS VERNAL TIPE PALPEBRAL Oleh: Ridwan Yasin 011011020 Tiara Ayu Pratiwi 011011147 M. Deyu Wisnubrata 011011205 Dokter Muda Lab/SMF Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

PBL Konjungtivitis Vernal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vernal

Citation preview

Page 1: PBL Konjungtivitis Vernal

LAPORAN

PROBLEM BASED LEARNING

KONJUNGTIVITIS VERNAL TIPE PALPEBRAL

Oleh:

Ridwan Yasin 011011020

Tiara Ayu Pratiwi 011011147

M. Deyu Wisnubrata 011011205

Dokter Muda

Lab/SMF Ilmu Kesehatan Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

RSUD Dr. Soetomo – Surabaya

2015

Page 2: PBL Konjungtivitis Vernal

BAB I

KASUS

1.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : An. S

Umur : 7 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Surabaya

Pekerjaan : Pelajar

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Status Pernikahan : Belum Menikah

Tanggal Periksa : 22 Juli 2015

No. RM : 12.38.63.18

1.2 ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Mata terasa mengganjal

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan terasa mengganjal pada kedua mata.

Keluhan dirasakan memberat sejak 1 minggu terakhir. Keluhan mata

mengganjal disertai mata merah dan gatal sehingga pasien sering mengucek

mata. Selain itu pasien mengeluh mata nerocoh, mata agak kemeng/nyeri, dan

sering keluar belek/sekret kental berwarna putih. Pasien juga merasa silau

apabila terkena sinar matahari.

Keluhan tersebut kumat-kumatan sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan

muncul terutama saat cuaca panas. Pernah berobat ke dokter, diberi obat tetes

Sodium Chromoglikat.

Tidak ada keluhan penurunan tajam penglihatan. Riwayat memakai

kacamata sebelumnya disangkal. Riwayat memakai lensa kontak disangkal.

Riwayat trauma mata disangkal

Page 3: PBL Konjungtivitis Vernal

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap makanan telur. Riwayat

penyakit dengan keluhan yang sama dirasakan sejak 2 tahun terakhir, kumat-

kumatan terutama saat cuaca panas. Pergi ke dokter, diberi obat tetes.

Riwayat kencing manis, hipertensi dan pemakaian obat-obatan jangka

panjang tidak diketahui.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit pada keluarga dengan keluhan yang sama disangkal.

Riwayat alergi pada keluarga tidak diketahui.

Riwayat Sosial

Pasien merupakan pelajar SD. Aktivitas dan kebiasaan sehari-hari data

tidak diketahui.

1.3 PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Lain-lain dalam batas normal

Status Lokalis

VOD : 6/10 PH not improved

VOS : 6/8,5 PH 6/6

TODS : normal palpasi

Pemeriksaan Segmen Anterior

Tabel 1.1 Segmen Anterior ODS

Kanan Kiri

Edema -, spasme -, Palpebra Edema -, spasme -,

Page 4: PBL Konjungtivitis Vernal

Hiperemi +, secret +

mucoid, giant papil +

Konjungtiva Hiperemi +, secret +

mucoid, giant papil +

Jernih + Kornea Jernih +

Dalam + BMD Dalam +

Radier + Iris Radier +

Bulat +, diameter 2mm,

RC +

Pupil Bulat +, diameter

2mm, RC +

Jernih + Lensa Jernih +

Pemeriksaan Segmen Posterior

Dalam batas normal

1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Conjungtival scrapping : Eosinofil +/+

1.5 PROBLEM LIST

Temporary Problem List

Mata mengganjal

Mata merah, gatal, nyeri D/S

Sekret mucoid

Fotofobia

Gejala berulang, kumat saat cuaca panas

Riwayat Alergi makanan telur

Konjungtiva hiperemi, secret mucoid

Cobble stone appearance +/+

Conjungtival scrapping : Eosinofil +/+

Permanen Problem List

Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebral ODS

Page 5: PBL Konjungtivitis Vernal

Diagnosa Banding

Konjungtivitis Viral/bacterial

Trakoma

Dry Eyes Syndrome

Xerofthalmia

Keratitis

Uveitis

Glaukoma

1.6 PLANNING

Diagnostik:

Pemeriksaan Darah Lengkap, Uji sensitisasi

Terapi:

Terapi Non Farmakologis:

Kompres dingin selama 10 menit 3-4 kali sehari

Pelindung mata saat keluar rumah

Menghindari tempat yang panas

Terapi Farmakologis:

Naphazoline 0,05% (Vernasel) 3 dd gtt I

Na Chromoglikat 2 % 3 dd gtt I selama 4-5 bulan

Monitoring:

Keluhan

Edukasi

Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien yaitu

konjungtivitis akibat alergi.

Menghindari faktor pencetus, seperti menghindari tempat dengan

udara yang panas, sebisa mungkin memakai pelindung mata saat

berada di luar ruangan

Page 6: PBL Konjungtivitis Vernal

Menjelaskan rencana tatalaksana yang akan dilakukan yaitu tetes

mata vernasel, dan natrium chromoglikat yang dipakai 4-5 bulan

meskipun mata sudah tidak merah.

Menjelaskan kemungkinan kekambuhan yang akan terjadi

1.7 PROGNOSIS

Dubois ad bonam

Page 7: PBL Konjungtivitis Vernal

BAB II

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, didapatkan pasien Anak S, laki-laki, usia 7 tahun datang

dengan keluhan terasa mengganjal pada kedua mata. Keluhan dirasakan memberat

sejak 1 minggu terakhir. Keluhan mata mengganjal disertai mata merah dan gatal

sehingga pasien sering mengucek mata. Selain itu pasien mengeluh mata nerocoh,

mata agak kemeng/nyeri, dan sering keluar belek/sekret kental berwarna putih.

Pasien juga merasa silau apabila terkena sinar matahari. Tidak ada keluhan

penurunan tajam penglihatan, sehingga data tersebut mengarah pada diagnosis

mata merah tanpa penurunan visus. Diagnosis banding untuk mata merah tanpa

penurunan visus antara lain konjungtivitis, Trakoma, Dry Eyes Syndrome,

Xerofthalmia, Uveitis, Glaukoma. Namun diantara diagnosis banding tersebut,

yang paling mungkin berdasarkan data anamnesis di atas adalah konjungtivitis.

Kemudian keluhan tersebut kumat-kumatan sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan

muncul terutama saat cuaca panas. Pernah berobat ke dokter, diberi obat tetes

Sodium Chromoglikat. Tidak ada keluhan penurunan tajam penglihatan. Riwayat

memakai kacamata sebelumnya disangkal. Riwayat memakai lensa kontak

disangkal. Riwayat trauma mata disangkal. Selain itu, pasien mempunyai riwayat

alergi terhadap makanan telur. Sehingga pada kasus ini, diagnosis yang mungkin

adalah konjungtivitis vernal.

Hasil sementara dari data anamnesis dibuktikan dengan pemeriksaan fisik

dan penunjang. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan konjungtiva hiperemi +, secret

+ mucoid, giant papil + yang merupakan tanda khas konjungtivitis vernal. Hal ini

didukung lagi dengan hasil conjungtival scrapping, didapatkan adanya eosinophil.

Sehingga Assesment pada kasus ini adalah konjungtivitis vernal tipe palpebral

okuli dextra et sinistra.

Berikut akan dibahas tentang gambaran penyakit pada kasus ini:

2.1 Gambaran Penyakit (Ilyas, 2013)

Penyakit ini diakibatkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap allergen

eksogen yang dimediasi oleh IgE seperti diindikasikan oleh kenaikan eosinofil.

Page 8: PBL Konjungtivitis Vernal

Penyakit ini terdapat dua bentuk, yaitu bentuk palpebra yaitu terdapat gambaran

hipertrofi papil sehingga memberikan gambaran cobblestone yang diliputi secret

mukoid. Konjungtiva tarsal inferior dapat ditemukan hiperemi dan edema, dengan

kelainan kornea lebih berat dibanding limbus.

Secara klinis, papil besar ini tampak sebagai tonjolan poligonal dengan

permukaan rataa dan dengan kapiler di tengahnya. Adanya sel-sel eosinofil dapat

dilihat dari pemeriksaan Giemsa. Sedangkan bentuk limbus, ditemukan benjolan

di limbus, dengan bercak Horner Trantas yang berwarna keputihan yang terdapat

di dalam benjolan. Secara histologik penonjolan ini adalah suatu hiperplasi dan

hialinisasi jaringan ikat disertai proliferasi sel epitel dan serbukan sel limfosit, sel

plasma dan sel eosinofil.

2.2 Dasar diagnosa pada pasien ini

Dari anamnesa, didapatkan bahwa pasien mengeluhkan mata terasa

mengganjal, kedua mata merah tanpa penurunan visus yang hilang timbul

dirasakan sejak 2 tahun yang lalu terutama saat cuaca sedang panas, keluhan

disertai rasa gatal, sekret lengket, dan fotofobia. Selain itu, pasien memiliki

riwayat alergi terhadap makanan telur.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan gambaran khas cobblestone pada

konjungtiva tarsalis superior, penampakan hiperemis pada konjungtiva, dan

pannus pada kornea. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya gambaran

eosinofil pada scrapping konjungtiva

2.3 Prinsip pengobatan pada pasien ini (Soewono, 2013)

Prinsip pengobatan pada pasien ini adalah simptomatik. Gejala iritasi dapat

dihilangkan dengan aplikasi antihistamin atau steroid topikal. Biasanya dalam

waktu beberapa hari keluhan dapat hilang dan dosis tetap diterapkan sepanjang

musim tertentu. Sebagai terapi adjuvant, dapat digunakan sodium chromolyn

sebagai Stabilizer sel mast. Dapat diberikan kompres dingin untuk menghilangkan

gejala iritasi yang mengganggu. Pasien perlu menghindari cuaca panas, dan

memakai pelindung mata apabila berada di luar ruangan. Bila gejala memberat

perlu dipertimbangkan pemakaian kortikosteroid topikal. Bila dengan pengobatan

Page 9: PBL Konjungtivitis Vernal

biasa tidak memberikan hasil baik, maka dapat dilakukan pengangkatan giant

papil.

2.4 Komplikasi dan prognosis pada pasien ini

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah continuing discomfort, reduced

vision, dan scarring of cornea. Prognosa pada pasien ini biasanya baik, tapi tidak

jarang keluhan ini dapat muncul kembali pada musim-musim tertentu terutama

cuaca panas. Konjungtivitis vernal merupakan penyakit rekuren dan bilateral

terutama pada musim panas dan biasanya mengenai pasien usia muda 3-25 tahun

dari kedua jenis kelamin. Terjadinya penyakit ini pada anak laki-laki biasanya

pada usia di bawah 10 tahun.

Page 10: PBL Konjungtivitis Vernal

Mind Map

Limbal (trantas dot appearance -)Palpebral (cobble stone appearance +)

Toksik (riw mewnggunakan obat-obatan -)

Viral (scrapping: monosit -)

Bakterial (eksudat purulent -, Scraping:

PMN -)

Vernal

Dry Eyes Syndrome (mata nerocoh +)

Def. Vit A (bercak bitot -, keratomalasia

Visus Turun (tidak ada gangguan visus)

Visus Normal

Mata Putih (kel mata merah +,

hiperemi +)

Mata Merah

Pasien, An. S, 7 th

Trakoma (scrapping: PMN -, inclusion body -)

Konjungtivitis

Page 11: PBL Konjungtivitis Vernal

Daftar Pustaka

Ilyas S, Mailangkay H, Taim H, Saman R dan Simarmata M. 2013. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan mahasiswa Kedokteran Edisi Ke-4. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Soewono W, Budiono S, Eddyanto, Zuhria I, Montana R. 2013. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Airlangga University Press. Surabaya