29
1 Hubungan Berat Badan dengan Metabolisme di Dalam Tubuh Disusun oleh: Jason 102013102 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 [email protected] Telephone :(021) 5694-2061 Ext. 2217,2204,2205 Fax: (021) 563-1731 Pendahuluan Di dalam tubuh terjadi proses metabolisme yang dilakukan untuk mendapatkan energi dari makanan yang kita makan. Sumber energi pada tubuh yang utama ialah karbohidrat. Selain karbohidrat, ada juga sumber energi lain yang kita makan sehari – hari, yaitu lemak dan protein. Lemak dan Protein ini yang dapat berperan di dalam tubuh sebagai penghasil energi apabila tubuh memerlukan energi yang lebih banyak atau karbohidrat yang berperan sebagai sumber energi utama tidak mencukupi untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tertentu. Karbohidrat, lemak, dan protein yang kita makan harus diolah menjadi bentuk terkecil oleh enzim pencernaan sesuai dengan karakteristik tempat dimana enzim tersebut dapat bekerja dan kemudian dijadikan sebagai substrat dalam proses metabolisme yang menghasilkan energi.

PBL Blok 11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Endokrin

Citation preview

Hubungan Berat Badan dengan Metabolisme di Dalam TubuhDisusun oleh:Jason102013102Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta [email protected] :(021) 5694-2061 Ext. 2217,2204,2205 Fax: (021) 563-1731

PendahuluanDi dalam tubuh terjadi proses metabolisme yang dilakukan untuk mendapatkan energi dari makanan yang kita makan. Sumber energi pada tubuh yang utama ialah karbohidrat. Selain karbohidrat, ada juga sumber energi lain yang kita makan sehari hari, yaitu lemak dan protein. Lemak dan Protein ini yang dapat berperan di dalam tubuh sebagai penghasil energi apabila tubuh memerlukan energi yang lebih banyak atau karbohidrat yang berperan sebagai sumber energi utama tidak mencukupi untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tertentu.Karbohidrat, lemak, dan protein yang kita makan harus diolah menjadi bentuk terkecil oleh enzim pencernaan sesuai dengan karakteristik tempat dimana enzim tersebut dapat bekerja dan kemudian dijadikan sebagai substrat dalam proses metabolisme yang menghasilkan energi.Proses metabolisme juga dipengaruhi oleh beberapa hormon terkait yang dapat meningkatkan atau menghambat proses metabolisme energi.Pada makalah ini akan dibahas proses metabolisme karbohidrat dan lemak serta protein. Selain itu akan dibahas pula hormon yang terkait serta organ organ yang terkait dengan hormon tersebut dan juga pengaruh aktivitas tubuh terhadap berat badan disertai dengan cara pemeriksaan antropometri.

PembahasanTubuh manusia dalam memperoleh energi memerlukan substrat berupa glukosa dan juga oksigen yang berasal dari rantai pernapasan. Rantai pernapasa sangat penting dalam menghasilkan energi yang disebut Adenosin Tri Fosfat (ATP).Makronutrient dibagi menjadi 3 golongan yaitu Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Karbohidrat memegang peranan terpenting pada tubuh karena merupakan sumber energi utama bagi manusia. Karbohidrat ialah suatu senyawa yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamakan karbohidrat.1Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan utama yaitu:1. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)2. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)3. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula)4. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)

Fungsi karbohidrat bagi manusia antara lain:1. Sumber energi utamaFungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori. Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera sebagian disimpan sebagi glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.12. Pemberi rasa manis pada makananKarbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.13. Penghemat proteinBila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.14. Pengatur metabolisme lemakKarbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilakan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.15. Membantu pengeluaran fesesKarbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses.1Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh.2Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan alkohol (OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh sistem tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat memanfaatkan D-Glukosa.2Proses dalam metabolisme glukosa secara umum terdiri dari beberapa langkah, yaitu:1. Glikolisis Embden Meyerhoff2. Oksidasi Piruvat (Dekarboksilasi oksidatif)3. Siklus Asam Sitrat (SAS)/Siklus Krebs4. Heksosa Mono Fosfat Shunt (HMP Shunt)

Gambar 1. Metabolisme KarbohidratGlikolisis Embden MeyerhofGambar 2. Glikolisis Embden Meyerhof

Glikolisis pada umumnya merupakan suatu proses untuk merubah glukosa menjadi dua molekul piruvat.2Gambar di atas merupakan gambar proses glikolisis secara aerob. Semua enzim yang dibutuhkan dalam jalur glikolisis ditemukan di larutan di sitoplasma, yaitu sitosol.3 Glukosa mulai memasuki jalur glikolisis setelah dilakukan proses fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim heksokinase pada jaringan ekstrahepatik. Tetapi di sel hati dan pankreas, fungsi enzim heksokinase digantikan oleh enzim glukokinase yang aktivitasnya dipengaruhi oleh keadaan nutrisi tubuh.3ATP diperlukan sebagai donor fosfat dan Mg2+ sebagai kompleks Mg-ATP. Fosfat yang didonorkan oleh ATP merupakan fosfat tinggi energi dan terbentuklah ADP. Heksokinase dihambat oleh efek alosterik dari glukosa 6-fosfat.3 Reaksi ini irreversibel.

Mg2+

HeksokinaseGlukokinaseGlukosa + ATPGlukosa 6-Fosfat + ADP

Heksokinase ditemukan pada semua jaringan ekstrahepatik. Heksokinase memiliki afinitas tinggi pada glukosa (Km rendah). Glukokinase memiliki Km yang tinggi sehingga afinitas terhadap glukosa rendah.3

Fosfoheksosa isomeraseGlukosa 6-fosfat merupakan suatu substrat yang penting dan digunakan untuk beberapa jalur metabolisme seperti glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentosa fosfat/HMP Shunt, glikogenesis, dan glikogenolisis. Pada glikolisis, glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh enzim isomerase. Reaksi ini irreversibel.3

-D-Glukosa 6-fosfat-D-Fruktosa 6-fosfat

FosfofruktokinaseLalu reaksi selanjutnya diikuti oleh fosforilasi lagi yang menggunakan ATP sebagai donor fosfat dengan enzim fosfofruktokinase untuk menghasilkan fuktosa 1,6-bisfosfat. Enzim fosfofruktokinase merupakan enzim regulator untuk kadar glikolisis. Reaksi ini irreversibel dalam kondisi fisiologis.3

D-Fruktosa 6-fosfat + ATPD-Fruktosa 1,6-bisfosfat + ADP

AldolaseFruktosa 1,6-bisfosfat akan terbagi menjadi dua menjadi dua triosa oleh enzim aldolase menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat(DHAP).2,3

D-Fruktosa 1,6-bisfosfatGliseraldehid 3-fosfat + Dihidroksiaseton fosfat

Fosfotriosa isomeraseGliseraldehid 3-fosfat dan DHAP dapat dikonversi bolak balik oleh enzim fosfotriosa isomerase.2,3

Gliseraldehid 3-fosfatDihidroksiaseton fosfatProses Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-bisfosfogliserat dan karena aktivitas dari fosfotriosa isomerase, DHAP dioksidasi menjadi 1,3-difosfogliserat melalui gliseraldehid 3-fosfat.

Gliseraldehid 3-fosfat DHD-Gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi 1,3-Bisfosfogliserat + NADH + H+Enzim yang bertanggung jawab atas atas oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat merupakan enzim NAD-dependen. Enzim ini dihambat oleh iodoasetat.Lalu 1,3-Bisfosfogliserat akan membentuk 3-Fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat kinase.

Fosfogliserat kinase1,3-Bisfosfogliserat +ADP3-Fosfogliserat + ATPKarena dua molekul triosa terbentuk di sini setiap glukosa yang menjalani glikolisis, maka dua molekul ATP terbentuk setiap molekul glukosa.Jika terdapat arsenat, arsenat akan bersaing dengan fosfat inorganik (Pi) pada reaksi di atas agar terbentuk 1-arseno-3-fosfogliserat yang terhidrolisis secara spontan menjadi 3-fosfogliserat tanpa menghasilkan ATP.3-Fosfogliserat yang terbentuk pada reaksi di atas dikonversi menjadi 2-fosfogiserat menggunakan enzim fosfogliserat mutase.

Fosfogliserat mutase3-Fosfogliserat 2-FosfogliseratLalu tahap selanjutnya akan mengubah 2-fosfogliserat menjadi fosfoenolpiruvat (PEP). Enolase dihambat oleh fluorida. Enzim ini juga tergantung pada ion Mg2+ atau Mn2+.

Mg2+

Enolase2-FosfogliseratFosfoenolpiruvat + H2O

Lalu akan terbentuk piruvat dan ATP dari PEP oleh enzim piruvat kinase.

Piruvat kinaseFosfoenolpiruvat + ADP Piruvat + ATPJika proses anaerob terjadi, reoksidasi NADH dengan transfer kovalen pereduksi melalui rantai pernapasan dihambat. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat dan dikatalisis oleh enzim laktat dehidrogenase.3

Laktat DHPiruvat + NADH + H+Laktat + NAD+

Proses Glikolisis dalam Sel Darah MerahDi dalam eritrosit sebagian besar mamalia, pembentukan ATP mungking saja dilewati karena melewati perubahan dari 1,3-Bisfosfogliserat menjadi 3-Fosfogliserat yang menghasilkan ATP. Pada eritrosit, 1,3-Bisfosfogliserat akan diubah menjadi 2,3-Bisfosfogliserat oleh enzim bisfosfogliserat mutase dan menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim 2,3-Bisfosfogliserat fosfatase yang melepas satu atom Pi.

Gambar 3. Glikolisis Rapoport Luebering

Oksidasi PiruvatSebelum piruvat dapat memasuki siklus asam sitrat (SAS), piruvat harus dibawa ke dalam mitokondria melalui suatu spesial piruvat transporter. Di dalam mitokondria, piruvat mengalami proses dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-koA. Piruvat didekarboksilasi oleh enzim piruvat DH.Piruvat DH dihambat oleh produk, asetil-koA, dam NADH.

Gambar 4. Oksidasi Piruvat

Siklus Asam Sitrat

Gambar 5. Siklus Asam SitratSiklus Asam Sitrat (SAS) menyediakan substrat bagi rantai pernapasan.3Proses pertama pada siklus asam sitrat dimulai dari kondensasi antara asetil-koA dan oksaloasetat oleh enzim sitrat sintase dan membentuk sitrat.

Sitrat sintaseAsetil-koA + Oksaloasetat + H2OSitrat + koA

H2OH2OSitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase yang terdiri dari ion Fe2+ dalam bentuk Fe:S protein.

Sitrat Cis-akonitase Isositrat

Reaksi ini dapat dihambat oleh fluoroasetat. Lalu isositrat akan mengalam dehidrogenasi oleh karena enzim isositrat dehidrogenase untuk membentuk oksalosuksinat dan menjadi -ketoglutarat dan menghasilkan NADH+H+.

Isositrat + NAD+ Oksalosuksinat -ketoglutarat + CO2 + NADH + H+Lalu, -ketoglutarat mengalami karboksilasi oksidatif yang analog dengan karboksilasi oksidatif pada piruvat. Proses ini menggunakan enzim -ketoglutarat DH dan memerlukan Mg2+ atau Mn2+.

-ketoglutarat DH-ketoglutarat + NAD + KoASuksinil-KoA + CO2 + NADH + H+Reaksi ini dikatalisis oleh -ketoglutarat DH memerlukan kofaktor yang identik. Untuk melanjutkan siklus, suksinil-koA dikonversi menjadi suksinat melalui enzim suksinat tiokinase. Pada reaksi ini juga terjadi pembentukan ATP.

Suksinat tiokinaseSuksinil-koA + Pi + ADP Suksinat + ATP + koALalu suksinat mengalami metabolisme lebih lanjut mengalami dehidrogenasi yang diikuti oleh penambahan molekul air dan dehidrogenasi lebih lanjut menghasilkan oksaloasetat.

Suksinat DHSuksinat + FAD Fumarat + FADH2Lalu enzim fumarase mengkatalisis penambahan air sebelumnya dang\ menghasilkan malat.

FumaraseFumarat + H2O MalatLalu malat diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase yang memerlukan NAD+

Malat DHMalat + NAD+ Oksaloasetat + NADH + H+

HMP Shunt

Gambar 6. HMP ShuntPembentukan awal melalui substrat yang berasal dari proses glikolisis, yaitu glukosa 6-fosfat. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi 6-fosfoglukonolakton oleh enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase. Lalu 6-fosfoglukonolakton diubah menjadi 6-fosfoglukonate oleh enzim glukonolakton hidrolase. Setelah menghasilkan 6-fosfoglukonate, dengan bantuan enzim 6-fosfoglukonate DH akan diubah menjadi Ribulosa 5-fosfat dan dengan enzim R-5-P Epimerase berubah menjadi Xilulosa 5-fosfat dan dengan enzim R-5-P ketoisomerase diubah menjadi ribosa 5-fosfat.3Tujuan HMP Shunt adalah untuk menghasilkan gula ribosa dan NADPH.

GlikogenesisGlikogenesis merupakan pembentukan glikogen dari glukosa. Glikogen merupakan suatu polisakarida yang terdiri dari rantai lurus ikatan -14 dan rantai bercabang -16.

Gambar 7. GlikogenesisProses pembentukan glikogen memerlukan 3 enzim, yaitu:31. Enzim UDP-glukosapirofosforilaseUntuk pembentukan UDP-Glu dari glukosa 1-fosfat2. Enzim glikogen sintasePembentukan unit glukosil -14 dari molekul glikogen primer3. Enzim percabanganPembentukan rantai -16. Enzim ini memindahkan segmen glukosa ke cabang lain apabila sudah terbentuk sekitar 11 glukosa.

Glikogenolisis

Gambar 8. GlikogenolisisEnzim yang berperan dalam proses ini adalah: Fosforilase, glukan transferase, dan enzim pemutus cabang.3Fosforilase merupakan enzim regulator yang mengkatalisis ikatan pada rantai glukosa lurus. Oleh fosforilase, tiap satu molekul glukosa dilepaskan kembali menjadi glukosa 1-P kurang lebih hingga tersisa empat molekul glukosa pada cabang. Lalu enzim glukan transferase akan memindahkan sekitar tiga segmen glukosa dari sisa empat glukosa ke rantai lurus yang berdekatan dan menyisakan satu glukosa pada cabang.3Lalu debranching enzyme akan menghidrolisis glukosa terakhir pada percabangan dan menghasilkan glukosa bebas.3

Gambar 9. Glikogenolisis

Pengaturan Glikogenesis dan GlikogenolisisPengaturan dilakukan melalui modifikasi kovalen dan mekanisme alosterik.1. Pengaturan pada otot:Jika Ca2+, epinefrin meningkat, maka proses glikogenolisis akan meningkat dengan cara meningkatkan enzim glikogen fosforilase. Jika Insulin meningkat, maka glikogenesis akan meningkat dengan cara meningkatkan enzim glikogen sintase.32. Pada hati:Jika kadar glukagon meningkat, maka glikogenolisis akan meningkat. Jika kadar glukosa darah meningkat, maka insulin akan aktif dan terjadi glikogenesis. Enzim glikogen sintase dalam bentuk aktif jika tidak terikat fosfat dan enzim fosforilase dalam bentuk aktif jika terikat fosfat. Peningkatan epinefrin atau glukagon akan mengaktifkan enzim adenilat siklase yang mengubah AMP menjadi cAMP. cAMP akan mengaktifkan protein kinase yang menyebabkan enzim fosforilase aktif karena telah terikat oleh fosfor. Jika insulin meningkat akan meningkatkan enzim fosfodiesterase yang mengubah cAMP menjado 5AMP. Insulin merangsang protein fosfatase untuk untuk melepaskan fosfat dari fosforilase. Pada enzim glikogen sintase, peningkatan epinefrin atau glukagon akan merangsang pengaktifan protein kinase yang menyebabkan glikogen sintase terikat fosfat dan menjadi tidak aktif.3Glukoneogenesis

Gambar 10. GlukoneogenesisGlukoneogenesis adalah reaksi pembentukan glukosa yang berasal dari senyawa-senyawa non karbohidrat misalnya asam-asam amino, senyawa-senyawa intermediet yang dijumpai di jalur - jalur metabolisme.glukoneogenesis terutama berlangsung pada keadaan tubuh yang sedang mengalami kekurangan glukosa untuk memenuhi energi yang diperlukan oleh tubuh.Pada jalur glikolisis anerob, yang berlangsung di sitosol, terdapat satu kendala yang sangat tidak mungkin untuk membalikkan reaksi glikolisis anerob secara langsung dari laktat membentuk kembali glukosa; karena enzim piruvat-kinase, yang mengkatalisis perubahan PEP menjedi keto-piruvat, bersifat irreversibel dan tidak dijumpai enzim lain yang membalikkan secara langsung reaksi yang dikatalisisnya itu. Tetapi hal ini dapat di-atasi dengan cara di mana asam piruvat dari sitosol memasuki mitokondria terlebih dahulu. Selanjutnya di dalam mitokondria, asam piruvat membentuk oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim piruvat karboksilase. Kemudian oksaloasetat yang dihasilkan tadi membentuk malat yang dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase dengan Ko-DH-ase NADH. Selanjutnya malat keluar rnenembus mitokondria ke dalam sitosol. dan di dalam sitosol, malat membentuk oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh enzim malat DH-ase dengan Ko.DH-ase NAD+. Akhirnya, di sitosol oksaloasetat membentuk fosfoenolpiruvat (PEP) yang dikatalisis oleh enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase dengan GTP, sebagai sumber gugus fosfat yang terikat dalam molekul PEP. Dengan demikian untuk selanjutnya jalur glikolisis anerob EM dapat dikembalikan sampai terbentuknya glukosa yang diperlukan.Tetapi hal ini tidak berlaku untuk glukoneogenesis didalam otot, karena setelah terbentuknya glukosa-6P dari reaksi balik glikolisis anerob EM, glukosa-6P tidak dapat membentuk glukosa, karena otot tidak mengandung enzim glukosa-6-fosfatase, yang mengkatalisis perubahan Glukosa-6P menjadi glukosa. Akibatnya, bila produk asam laktat di otot akan diubah menjadi glukosa, harus ditransfer Iebih dahulu ke hati, baru kemudian di hati terjadi pembentukan glukosa dari asam laktat melalui jalur glukoneogenesis tadi. Perjalanan laktat dari otot melalui sirkulasi darah menuju ke hati untuk membentuk glukosa dikenal sebagai siklus asam laktat (siklus Con). Pada mammalia, glukoneogenesis terutama berlangsung di hati dan ginjal.4

Metabolisme Lemak

Gambar 11. Oksidasi beta asam lemakDalam metabolisme lemak, lemak akan mengalami proses oksidasi sebelum akan menghasilkan energi bagi tubuh. Setelah mengalami pencernaan di usus, molekul lemak akan diabsorpsi. Namun molekul lemak tidak dapat diabsorpsi begitu saja. Hal ini dikarenakan sifat lemak yang hidrofobik. Sehingga harus ada molekul pembawa, yaitu khilomikron. Khilomikron akan membawa asam lemak bersama 2 monogliserida ke dalam limfe kemudian beredar dalam darah. Selain menggunakan khilomikron, bentuk transportasi lemak yang lain di dalam darah ialah VLDL, HDL, LDL, IDL, dan FFA yang terikat albumin. Jalur metabolisme lemak akan dimulai ketika asam lemak masuk ke dalam sel.3Dalam metabolismenya, lemak dibagi menjadi tiga macam jenis asam lemak berdasarkan letak terjadinya metabolisme dan ikatannya.1. Oksidasi beta asam lemakTerjadi di dalam mitokondria.3 Memerlukan transpor karnitin jika atom C molekul lemak lebih dari 12. Aktivasi awal oleh enzim tiokinase. Oksidasi beta asam lemak juga terjadi di peroksisom, tetapi khusus untuk lemak rantai panjang. Aktivasi awal oleh asil-koA sintase.2. Oksidasi alfa asam lemakTerjadi di jaringan otak dan tidak menghasilkan ATP. Tidak memerlukan aktivasi asil-koA.33. Oksidasi omega asam lemakTerjadi di hepar dan dikatalisis oleh sitokrom P450, memerlukan NADPH, menghasilkan asam dikarboksilat.3Sintesis de novo asam lemak: Disintesis bila kelebihan kalori Sumber utama atom C berasal dari karbohidrat makananTahap awal:31. Reaksi asetil-koA ke maloni-koA2. Memerlukan ATP, Biotin, dan HCO3-3. Enzim regulator: asetil-koA karboksilase Meningkat oleh insulin, diet tinggi karbohidrat Menurun saat lapar4. Lalu malonil-koA akan mengalami reaksi yang menyebabkan suatu kompleksmulti enzim.Asam Lemak JenuhPada reaksi ini jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit dibanding asam lemak tidak jenuh. Hal ini dikarenakan akan dipakai 2 ATP pada reaksi oksidasi beta yang merupakan bagian dari reaksi yang menghasilkan FADH2 .Produk oksidasinya sama dengan oksidasi asam lemak jenuh, akan tetapi jumlah ATP berbeda. Asam lemak juga dapat disintesis dengan menggunakan jalur sintesis de novo maupun pemanjangan gugus asam lemak.

TriasilgliserolTerjadi terutama di hati, jaringan adiposa, dan mukosa usus. Gliserol 3-P akan diubah menjadi 1-asil-gliserol 3-P oleh enzim asil transferase. 1-asil-gliserol 3-P akan diubah menjadi 1,2 diasil-gliserol P oleh enzim yang sama. Lalu enzim fosfohidrolase akan mengkatalisis 1,2 diasil-gliserol P menjadi 1,2 diasil-gliserol dan selanjutnya menjadi TAG.3

LipoproteinLemak dalam darah ditranspor dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein didalam darah dapat dipisahkan dengan cara ultrasentrifugasi dan elektroforesa. Bila dipisahkan lipoprotein akan tersusun dari yang memiliki berat molekul terkecil (lapisan atas) hingga berat molekul terbesar (lapisan bawah). Dengan cara ultrasentrifugasi didapat susunan dari atas ke bawah ialah khilomikron, VLDL, LDL dan HDL.3KolesterolKolesterol adalah lipid amfipatik yang merupakan komponen struktural esensial pada membran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Senyawa ini disintesis di banyak jaringan dari asetil-koA dan merupakan prekursor semua steroid lain di dalam tubuh. Pembentukan kolesterol dari lanosterol berlangsung di retikulum endoplasma dan melibatkan pertukaran-pertukaran di inti steroid dan rantai samping membentuk desmosterol, dan akhirnya membentuk kolesterol.5

AntropometriPengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dalam pengukuran antropometri terdapat dua cara dalam pengukuran, yaitu pengukuran berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan usia.6Pengukuran Berat BadanPengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Selain menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan juga digunakan sebagai dasae perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.6Pengukuran Tinggi BadanPengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.6Pengukuran Lingkar PinggangPengukuran lingkar pinggang ini digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai lemak yang terdapat pada daerah pinggang atau panggul. Dengan penilaian ini, dapat dideteksi apabila terjadi kelebihan penimbunan lemak pada daerah ini yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Lingkar pinggang yang aman untuk pria, kurang dari < 0.9 cm, sedangkan wanita, kurang dari < 0.8 cm.6Pengukuran Lingkar Lengan AtasPenilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibandingkan dengan berat badan. Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.6Pengukuran Lingkar PerutPengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal/sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskulardan diabetes melitus.6Pengukuran Indeks Broca dan IMTDengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.1 Untuk mengetahui nilai IMT, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :IMT = Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki - laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki - laki adalah: 20,1 - 25,0 dan untuk perempuan adalah : 18,7 - 23,8.Kategori IMT yaitu sebagai berikut :1. Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,02. Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 - 18,43. Normal 18,5 - 25,04. Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 - 27,05. Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Selain itu, berat badan ideal dapat dihitung melalui penggunaan rumus indeks broca. Indeks Broca adalah suatu pengukuran yang berdasarkan rumus tertentu untuk mendapatkan berat badan ideal.1 Indeks broca hanya merupakan perkiraan secara kasarnya untuk batas-batas ukuran tubuh yang paling baik.1. Untuk usia < 40 tahunBerat Badan Normal = (Tinggi Badan(cm) 100) {10% x (Tinggi Badan 100)}2. Untuk usia 40 tahunBerat Badan Normal = Tinggi Badan(cm) 110

Gizi SeimbangUntuk memenuhi energi dan gizi yang baik, maka dicetuskan tiga belas pesan dasar yang disusun atas rekomendasi dari Kongres Gizi Internasional yang diselenggarakan pada tahun 1992 di Roma yang menganjurkan setiap negara menyusun Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). kemudian, penyusunan PUGS dibahas dalam Widyakarya Pangan dan Gizi V pada bulan April 1993 yang hasilnya dijadikan landasan untuk menyusun program pangan dan gizi nasional. Hasil pembahasan tersebut adalah tersusunnya materi 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang.7Ketika kita mau melakukan olahraga atau melakukan aktivitas yang berat, maka kita membutuhkan pasokan energi yang cukup. Semua olahraga yang memakan waktu lama seperti berenang, berlari, tenis dan senam memerlukan banyak tenaga dan pasokan nutrien yang terus-menerus.7 Pedoman berikut ini memuat daftar dan apa yang harus dimakan dalam saat-saat sebelum dan selama berolahraga:1. Satu jam atau kurang sebelum berolahragaa. Sari buah dan sayuran seperti jeruk, jambu, tomat, dll.b. Buah segar seperti apel, semangka, peach, anggur atau jeruk.c. Minuman isotonis seperti oralit, pocari sweat, garotade, dan sport drinks lainnya dapat pula diminum pada saat berolahraga.2. Dua hingga tiga jam sebelum berolahragaa. Sari buah dan buah segar dan/ataub. Roti atau kue/kue dengan jumlah mentega atau keju yang terbatasc. Semangkuk sereal dengan susu rendah lemak3. Empat jam atau lebih sebelum berolahragaa. Roti sandwich atau hamburger dengan sepotong daging yang tidak berlemak dan sayuran (ketimun, tomat)b. Buah segar (rujak) dan sayuran segar (salad, gado-gado)c. Makanan padat dimakan 2-3 jam sebelum berolahraga, minuman dapat diminum satu jam atau kurang sebelum berolahraga dan minuman yang isotonis, seperti oralit, pocari sweat, dan minuman olahraga lainnya dapat diminum pada saat berolahraga. 7

Pengaruh Aktivitas FisikTerdapat beberapa pengertian dari beberapa ahli mengenai aktivitas fisik diantaranya menurut Almatsier. Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi.8Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas fisik yang sesuai sebagai berikut:1. Kegiatan ringan : hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan (endurance). Contoh : berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk, les di sekolah, les di luar sekolah, mengasuh adik, nonton TV, aktivitas main playstation, main komputer, belajar di rumah, nongkrong.82. Kegiatan sedang : membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari kecil, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan, bersepeda, bermain musik, jalan cepat.83. Kegiatan berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh : berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri (misal karate, taekwondo, pencak silat ) dan outbond.8

KesimpulanBerdasarkan kasus diatas, perempuan tersebut mengalami kelebihan berat badan khususnya tingkat obesitas ringan. Kelebihan berat badan ini disebabkan oleh kelebihan asupan dari makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan juga lemak. Dengan banyaknya asupan karbohidrat ini, sesuai dengan proses metabolisme karbohidrat, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi lemak apabila tidak dibutuhkan oleh tubuh yang akan tertimbun dibawah kulit. Dengan menumpuknya lemak dibawah kulit ini yang akan menyebabkan berat badan akan bertambah seiring penambahan lemak yang tertimbun.

Daftar Pustaka1. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian rakyat.2008.h.31-45.2. Khucel P, Ralston GB. Schaums easy outline biokimia. Jakarta: Penerbit Erlangga;2006.h.64-66.3. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harpers biochemistry. Edisi ke-27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009.h.176-82,185-89,205-09.4. Safitri A. Physiology at a glance. Jakarta:Erlangga.2009.h.84-5.5. Harjasasmita. Ikhtisat biokimia dasar B. Jakarta: FKUI 2003.6. Hidayat AAA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.2008.h.26-31.7. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi kedua. Jakarta: EGC.2006.h.160-2, 266-9.8. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta:EGC.2005.h.108-9.

11