PBL 3 - Retardasi Mental - Lusy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PBL 3 - Retardasi Mental - Lusy

Citation preview

SKENARIO 3REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANGFKUY 2013/2014

SASBEL1. MM RETARDASI MENTAL1.1. Menjelaskan Definisi Retardasi Mental1.2. Menjelaskan Epidemiologi Retardasi Mental1.3. Menjelaskan Etiologi Retardasi Mental1.4. Menjelaskan Klasifikasi Retardasi Mental1.5. Menjelaskan Patofisiologi Retardasi Mental1.6. Menjelaskan Manifestasi Klinis Retardasi Mental1.7. Menjelaskan Diagnosis, Diagnosis Banding, PF dan PP Retardasi Mental1.8. Menjelaskan Penatalaksanaan dan Pencegahan Retardasi Mental1.9. Menjelaskan Komplikasi Retardasi Mental1.10. Menjelaskan Prognosis Retardasi Mental

2. MM GIZI ANAK DAN REMAJA

3. MM TUMBUH KEMBANG ANAK

4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KEWAJIBAN ORANG TUA KEPADA ANAK MENURUT AJARAN AGAMA ISLAM

SKENARIO 3

RETARDASI MENTAL

Seorang anak perempuan usia 8 tahun, dibawa konsultasi ke seorang psikolog dengan keluhan kesulitan belajar, terutama belajar membaca dan menulis, dalam berbicara sehari-hari tak mengalami banyak kesulitan. Klien mampu merawat diri seperti mandi, berpakaian, dan bab/bak, tetapi dalam ketrampilan akademis ia banyak mendapatkan masalah sehingga ia terpaksa tinggal kelas, karena nilai rapotnya jauh dibawah rerata kelas. Dari hasil tes psikologik diperoleh nilai Intellegence Quotien (IQ) 65, yang menunjukkan klien menyandang Redartasi Mental Ringan. Oleh psikolog klien disarankan untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB), degan pertimbangan bila di sekolah umum klien akan banyak megalami kesulitan dalam proses belajarnya.Dari riwayat kehidupan sosial, klien berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah, menempati rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai bungsu dari lima bersaudara, klien lebih banyak diasuh kakak perempuan yang paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi, padahal usia tersebut adalah periode penting bagi pertumbuhan terutama sel-sel otak.Orang tua klien sebetulnya tidak mampu untuk memasukkan anaknya ke SLB berhubung biayanya yang tidak terjangkau untuk ukuran keluarga klien yang tergolong kaum duafa, tetapi dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqah (ZIS), akhirnya orang tua klien memasukkan anaknya ini ke SLB sebagai tanggung jawab dan wujud dilanjutkan dengan pendidikan ketrampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak bergantung dengan orang lain.

1. MM RETARDASI MENTALa. Menjelaskan Definisi Retardasi MentalThe american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaktif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun. (Kaplan, 2008)Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental.Gangguan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan psikososial. Selama dekade terakhir, semakin dikenali faktor biologis yang samar-samar, termasuk kelainan kromosom kecil, sindrom genetika, dan intoksikasi timbul subklinis, dan berbagai pemaparan toksin pranatal. (Soetjiningsih, 1995)

Menurut World Health Organization (WHO) retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi. Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan yang dinyatakan sebagai IQ (Intelengence Quitient)IQ adalah MA/ CA x 100%

M.A= Mental age, umur mental yang didapat dari hasil test.C.A= Chronologist age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal apabila IQ dibawah 70. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingatnya lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.Pada retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan tidak sesuai dengan umurnya. (http://www.nlm.nih.gov)Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif.2 Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.Hasil bagi intelegensi (IQ = Intelligence Quotient) bukanlah merupakan satu-satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya retardasi mental. Sebagai kriteria dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja.

b. Menjelaskan Epidemiologi Retardasi MentalPrevalensi retardasi mental sekitar 1% dalam satu populasi. Di indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi mental kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Pada lanjut usia, prevalensi lebih sedikit, karena pada retardasi mental yang berat atau sangat berat memiliki angka mortalitas yang tinggi disebabkan dari penyulit gangguan fisik yang menyertai.

c. Menjelaskan Etiologi Retardasi MentalFaktor penyebab dalam retardasi mental adalah kondisi genetik (kromosom dan bawaan), pemaparan pranatal dengan infeksi dan toksin, trauma perinatal (seperti prematuritas), faktor yang didapat dan faktor sosiokultural. Keparahan retardasi mental yang dihasilkan berhubungan dengan saat dan lama trauma atau pemaparan pada sistem saraf pusat.Di antara gangguan kromosom dan metabolik, sindrom Down, sindrom X fragile, dan fenilketonuria (PKU) adalah gangguan yang sering menyebabkan retardasi mental sedang.

Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi mental1. Non Organik Kemiskinan dan keluarganya yang tidak harmonis Faktor sosiokultural Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik Penelantaran anak

2. Organik Faktor prakonsepsia. Abnormalitas single gene ( penyakit - penyakit metabolik, kelainan neurokutaneus, dll). Kelainan kromosom ( X-linked, translokasi, fragile-X), sindrom polygenic familial. Faktor pranatal. Gangguan pertumbuhan otak trimester I Kelainan kromosom ( trisomi, mosaik, dll) Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi) Disfungsi plasenta Kelainan kongenital dari otak (idiopatik) Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III Infeksi intrauterine, misalnya TORCH, HIV Zat- zat teratogen (alcohol, kokain, logam berat) Ibu : diabetes mellitus, PKU ( phenilketonuria ) Toksemia gravidarum Disfungsi plasenta Ibu malnutrisi Faktor perinatal. Sangat prematur. Asfiksia neonatorum Truma lahir: perdarahan intrakranial Meningitis Kelainan metabolik : hipoglikemik, hiperbilirubinemia Faktor post natal. Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat Neurotoksin, misalnya logam berat CVA ( Cerebrovaskuler accident ) Anoksia, misalnya tenggelam Metabolik Gizi buruk Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid, pseudohipotiroid Amino aciduria, misalnya PKU Kelainan metabolisme karbohidrat, galaktosemia. Polisakaridosis, misalnya sindrom Hurler Cerebral lipidosis (Tay Sachs), dengan hepatomegali (Gaucher) Penyakit degeneratif/ metabolik lainnya. Infeksi Meningitis, ensefalitis. Subakut sklerosing panesefalitis( Kaplan, 2008)Kebanyakan anak yang menderita retardasi mental ini berasal dari golongan sosial ekonomi rendah akibat kurangnya stimulasi dari lingkungannya sehingga secara bertahap menurunkan IQ yang bersamaan dengan terjadinya maturasi. Demikian pula dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah dapat sebagai penyebab organik dari retardasi mental, misalnya keracunan logam berat yang subklinik dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, ternyata lebih banyak pada anak-anak dikota dari golongan sosial ekonomi rendah. Demikian pula dengan kurang gizi, baik pada ibu hamil maupun pada anaknya setelah lahir dapat mempengaruhi pertumbuhan otak anak. (Depkes, 2005)

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Retardasi MentalMenurut PedomanPenggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 (W.F. Maramis, 2005: 386-388) faktor-faktor penyebab retardasi mental adalah sebagai berikut.a.Infeksi dan atau intoksinasiInfeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada perkembangan janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental. Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll. ke dalam tubuah ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan intoksinasi, karena masuknya racun atau obat yang semestinya dibutuhkan.

b.Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lainRudapaksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi, alat kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan berupa retardasi mental. Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak. Mungkin juga karena terjadi kekurangan oksigen yang kemudian menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak mengakibatkan retardasi mental.

c.Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau giziSemua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme (misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan protein), gangguan pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam kelompok ini. Gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama sebelum anak berusia 4 tahun sangat mempengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum anak berusia 6 tahun, sesudah itu biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang rendah tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.

d.Penyakit otak yang nyataDalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan mental.

e.Penyakit atau pengaruh prenatalKeadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang tak diketahui sebabnya.

f.Kelainan kromosomKelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya. Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering disebut mongoloid.

g.PrematuritasRetardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.

h.Akibat gangguan jiwa yang beratRetardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada masa kanak-kanak.

i.Deprivasi psikososialDevripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.

d. Menjelaskan Klasifikasi Retardasi MentalKeadaanNilai IQ

Sangat superior130 atau lebih

superior120-129

Rata-rata110-119

Diatas rata-rata90-190

Dibawah rata-rata80-89

Retardasi mental borderline70-79

Retardasi mental ringan (mampu didik)52-69

Retardasi mental sedang (mampu latih)36-51

Retardasi mental berat20-35

Retardasi mental sangat beratDibawah 20

Penggolongan Retardasi mental untuk Keperluan Pembelajaran adalah sebagaiberikut: Taraf perbatasan dalam pendidikan disebut sebagai lamban belajar (slow learner) dengan IQ 70 - 85. Retardasi mental mampu didik (educable mentally retarded) dengan IQ 50 - 75. Tunagrahit mampu latih (trainable mentally retarded) dengan IQ 30 - 50 atau IQ 35 - 55. Retardasi mental butuh rawat (dependent or profoundly mentally retarded) dengan IQ dibawah 25 atau 30. (Soetjiningsih, 1995)

Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteriapsikometrikmenurut skala inteligensi Wechsler (Kirk dan Gallagher, 1979, dalam B3PTKSM, p. 26), yaitu: Retardasi mental ringan (mild mental retardation) dengan IQ 55 69. Retardasi mental sedang (moderate mental retardation) dengan IQ 40 54. Retardasi mental berat (severe mental retardation) dengan IQ 20 39. Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation) dengan IQ 20 kebawah.

Klasifikasi Retardasi Mental menurut DSM-IV-TR yaitu : 1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental. 2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental. 3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental. 4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.(Depkes, 2009)

Ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi :a. Tipe klinik. Tipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebab sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus da kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun rendah. Orang tua dar si anak yang menderiita retardasi mental tipe ini cepat mencari pertolongan karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.

b. Tipe sosialbudaya. Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu mereka keluar sekolah, mereka dapat bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Orang tua dari anak tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya, mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa kali tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan retardasi mental ringan.

Penggolongan anak Retardasi mental menurut kriteria perilaku adaptif Retardasi mental ringan (IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe sosial budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidaknaik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.

Karakteristik : Usia presekolah tidak tampak sebagai anak retardasi mental, tetapi terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll. Usia sekolah, dapat melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dengan pendidikan khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial. Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi

Retardasi mental sedang (IQ 35- 40 hingga 50 55; umur mental 3 7 tahun)Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.

Karakteristik : Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri. Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana. Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung. Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dalam rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg dikenal, tidak bisa membiayai sendiri.

Retardasi mental berat (IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun)Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua, dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasarsaja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.

Karakteristik : Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan. Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis. Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan, protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.

Retardasi mental sangat berat (IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah diteakkan karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya.

Karakteristik : Usia prasekolah retardasi mencolok. Sensorimotor minimal, butuh perawatan total. Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda. Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan fisik.(Depkes, 2009)

Klasifikasi retardasi mental menurut Pedoman PenggolonganmDiagnosa Gangguan Jiwa (PPDGJ/DSM II 1968) adalah1. Retardasi mental taraf sangat berat = Idiot (IQ 0-19) Tidak dapat dilatih dan dididik tidak dapat merawat dirinya sendiri. makan harus disuap. mandi dan berpakaian harus ditolong tidak mengenal bahaya, tak dapat menjaga diri terhadap ancaman fisik. pergerakan motorik biasanya terganggu, pergerakan kaku atau spastis. biasanya didapatkan kelainan kongential misalnya bentuk kepala abnormal, kelainan fisik pada badan anggota badan seperti badan kecil, bungkuk; bentuk tangan abnormal jari kelingking bengkok (mongolism). perkembangan fisik (duduk, jalan) dan bicara terlambat. Sering tak dapat diajar berbicara, bicara hanya 1 suku katabsaja (ma,pa). mudah terserang penyakit lain, misalnya tbc, infeksi lain.2. Retardasi mental taraf berat = Imbecile berat (IQ 20-35) Dapat dilatih dan tak dapat dididik. dapat dilatih merawat dirinya sendiri; makan, mandi dan berpakaian sendiri. kadang-kadang masih dapat mengenal bahaya dan menjaga dirinya. pergerakan motorik biasanya masih terganggu, pergerakan kaku dan spastis. biasanya masih didapatkan kelainan kongenital. perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat. masih mudah terserang penyakit lain.

3. Retardasi mental sedang = Imbecile ringan (IQ 36-51) Dapat dilatih dan dapat dididik (Trainable & Educable) sampai ke taraf kelas II - III SD. dapat dilatih merawat dirinya sendiri misalnya : makan, mandi dan berpakaian sendiri. mengenal bahaya dan dapat menyelamatkan diri. koordinasi motorik biasanya masih sedikit terganggu. biasanya masih didapatkan kelainan kongenital. dapat dilatih pekerjaan yang sederhana dan rutin misalnya : menyapu, mencuci piring, membersihkan rumah dsb. bisa menghitung 1 - 20, mengetahui macam-macam warna dan membaca beberapa suku kata. perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat. sering tersangkut perkara krimini lkarena mudah disugesti dan penilaian terhadap baik dan buruknya suatu hal masih kurang.

4. Retardasi mental taraf ringan = Debil (IQ 52-67). Dapat dilatih dan dididik. dapat merawat dirinya dan melakukan semua pekerjaan di rumah. dalam keadaan cocok dapat mencari nafkah - tetapi tak dapat bersaing dengan orang lain dan tak dapat mengurus pekerjaannya dengan bijaksana, sehingga bila ada penghematan tenaga kerja, penderita diberhentikan lebih dahulu. tidak dapat dididik di sekolah biasa tetapi harus di lembaga istimewa atau Sekolah Luar Biasa. pada saat menginjak Taman Kanak-kanak belum tampak kekurangannya, sesudah menginjak Sekolah Dasar tampak kurang kepandaiannya, sehingga sukar untuk naik kelas (kelas I SD - 3 tahun). tak dapat berfikir secara abstrak, hanya hal-hal konkrit yang dapat difahami. kurang dapat membedakan hal-hal yang penting dan remeh atau hal-hal yang baik dan buruk, sehingga mudah tersangkut perkara kriminil. Oleh karena itu perlu pengawasan orang tua dalam melakukan aktivitasnya. koordinasi motorik tidak mengalami gangguan. kelainan kongenital biasanya tidak didapatkan. perkembangan fisik biasanya normal tetapi perkembangan bicara biasanya masih terlambat (biasanya bicara kurang sempurna dan perbendaharaan kata-kata kurang).

5. Retardasi mental taraf perbatasan = Subnormal (IQ 68-85) Dapat dididik di sekolah biasa, meskipun tiap kelas dicapai dalam 2 tahun. dapat berfikir secara abstrak. dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.

Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :A. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental. B. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental.C. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental.D. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.

e. Menjelaskan Patofisiologi Retardasi MentalRetardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitifyang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif yaituberbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri, ketrampilan sosial, penggunaan sarana prasarana komunitas, bekerja. Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis meliputi kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan muskuloskeletal meliputi anomali ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul berbagai masalah dalam keperawatan. ( Depkes, 2005)

f. Menjelaskan Manifestasi Klinis Retardasi MentalKarakteristik anak retardasi mental menurut Brown et al, 2003; Wolery & Haring, 2004pada Exceptional Children, six edition, p.485-486, menyatakan:Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari pengetahuan abstrak, dan selalu cepat lupa apa yang dipelajari tanpa latihan yang terus menerus.Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi mental berat mempunyai ketebatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun dengan bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anakretardasi mental berat sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti: berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untukmempelajari kemampuan dasar.Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapatbermain bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai retardasi mentalberat tidak melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anakretardasi mental dalam memberikan perhatian terhadap lawan main.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yangmerupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatusindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertairetardasi mental, yaitu :1. Kelainan pada mata :a. Katarak- Sindrom Cockayne- Sindrom Lowe- Galactosemia- Sindrom Down- Kretin- Rubella Pranatal, dll.b. Bintik cherry-merah pada daerah maculaGejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :

1. Kelainan pada mata :a. Katarak- Sindrom Cockayne- Sindrom Lowe- Galactosemia - Sindrom Down- Kretin- Rubella Pranatal, dll.b. Bintik cherry-merah pada daerah macula- Mukolipidosis- Penyakit Niemann-Pick- Penyakit Tay-Sachsc. Korioretinitis- Lues congenital - Penyakit Sitomegalovirus- Rubella Pranatald. Kornea keruh- Lues Congenital- Sindrom Hunter- Sindrom Hurler- Sindrom Lowe2. Kejanga. Kejang umum tonik klonik- Defisiensi glikogen sinthesa- Hipersilinemia- Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI - Phenyl ketonuria- Sindrom malabsobrsi methionin, dll.b. Kejang pada masa neonatal- Arginosuccinic asiduria- Hiperammonemia I dan II- Laktik asidosis, dll.3. Kelainan kulita. Bintik caf-au-lait- Atakasia-telengiektasia- Sindrom bloom- Neurofibromatosis- Tuberous selerosis4. Kelainan rambuta. Rambut rontok- Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopatib. Rambut cepat memutih- Atrofi progresif serebral hemisfer- Ataksia telangiektasia- Sindrom malabsorbsi methioninc. Rambut halus- Hipotiroid- Malnutrisi 5. Kepalaa. Mikrosefalib. Makrosefali- Hidrosefalus- Neuropolisakaridase- Efusi subdural6. Perawakan pendeka. Kretinb. Sindrom Prader-Willi7. Distoniaa. Sindrom Hallervorden-SpazTingkatan Retardasi Mental

TingkatKisaran IQKemampuan Usia Prasekolah (sejak lahir - 5 thn)Kemampuan Usia Sekolah (6-20 thn)Kemampuan Dewasa (21 thn keatas)

Ringan 52-68*Bisa membangun kemampuan sosial & komunikasi.*Koordinasi otot sedikit terganggu.*Sering tidak terdiagnosis.*Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun *Bisa dibimbing ke arah pergaulan sosial.*Bisa dididik.*Bisa kerja & bersosialisasi, tetapi ketika mengalami stres memerlukan bantuan.

Moderat 36 51*Bisa berbicara, belajar,berkomunikasi. *Kesadaran sosial kurang.*Koordinasi otot cukup.*Bisa mempelajari kemampuan sosial & pekerjaan.*Bisa bepergian sendiri di tempat yg dikenalnya dengan baik.*Bisa memenuhi kebutuhan sendiri. *Memerlukan pengawasan & bimbingan ketika stres.

Berat 20 35*Bisa mengucapkan beberapa kata.*Mampu menolong diri sendiri.*Tidak memiliki kemampuan ekspresif/hanya sedikit.*Koordinasi otot jelek

*Bisa berbicara/belajar berkomunikasi *Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yg sederhana.

*Bisa merawat diri sendiri dibawah pengawasan.

Sangat berat 19 / kurang*Sangat terbelakang *Koordinasi ototnya sedikit sekali.*Memerlukan perawatan khusus.*Memiliki koordinasi otot *Tidak dapat berjalan/berbicara*Memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara.*Bisa merawat diri tapi terbatas. *Perlu perawatan khusus

(Kaplan, 2008)

g. Menjelaskan Diagnosis, Diagnosis Banding, PF dan PP Retardasi MentalDiagnosis Retardasi MentalUntuk menegakkan diagnosis, anamnesis yang baik sangat diperlukan, yaitu untuk mengetahui penyebab kelainan ini organik atau non organik, apakah kelainannya dapat diobati/tidak dan apakah ada faktor genetik/tidak. Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunakan DDST (DenverDevelopmental Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur enam tahun dapat dilakukan tes IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambil kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/faktor non organik lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak. Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. (Depkes, 2005)Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi mental.1Tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku adaptif dan hasil tes psikometrik. Untuk diagnosis yang pasti harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down. Wajah pasien dengan retardasi mental sangat mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.

Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu : Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau dibawahnya pada individu yang dilakukan test IQ. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun.

ANAMNESIS Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar pada usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta gangguan emosional dan perilaku.Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain : Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh. Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara padanya. Kapan bayi mulai mengeluarkan suara aaaggh Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke arah suara Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum Mengikuti perintah satu langkah, seperti beri ayah sepatu atau ambil koran Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung, telinga.(Depkes, 2009)American Psychiatric Associations Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe:1. Gangguan bahasa ekspresif2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif3. Gangguan phonological4. Gagap

Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya. Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual seperti arti suatu gambar, biasanya tampak tuli. Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara. Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki

Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian khusus pada kehamilan ibu, persalinan, dan kelahiran; adanya riwayat retardasi mental; hubungan darah pada orang tua; dan gangguan herediter. Sebagai bagian riwayat penyakit, klinisi menilai latar belakang sosialkultural pasien, iklim emosional di rumah, dan fungsi intelektual pasien. Serta dilakukan anamnesis pada ibu pasien, sebagai berikut: Riwayat kehamilan dan persalinan ibu? Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak? Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya? Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan anjuran dokter? Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil? Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur? Riwayat perkembangan anak? Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat? Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya? Latar belakang sosiokultural?(Depkes, 2009)

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pata, pataka. (Depkes, 2007)

Cara Pengukuran PertumbuhanParameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pengukuran tertentu yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan parameter yang sudah terstandardisasikan, yaitu meliputi:A. LUSY NOVITASARI1102011144RETARDASI MENTALPage 37

B. Tinggi badan C. Berat badanD. Lingkar lenganE. Lingkar kepalaF. Lingkar dadaG. Lingkar abdomen

A. Pengukuran Tinggi BadanPengukuran tinggi badan dapat dilakukan sambil berbaring atau dalam posisi tubuh berdiri. Pengukuran pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Panjang badan berbaring diukur ketika anak berbaring di atas sebuah meja yang kokoh yang memiliki tongkat pengukur. Telapak kaki dipegang kuat-kuat pada sebilah papan vertikal yang dipasang pada tanda nol. Kemudian anak diukur panjang padannya baik dengan tongkat pengukur ataupun menggunakan meteran untuk menjahit.Pengukuran panjang/tinggi badan sambil berdiri dilakukan saat berdiri tegak lurus, dengan tumit, bokong, bagian atas punggung dan oksiput (belakang kepala) pada suatu bidang vertikal (misal dinding tembok). Saat melakukan pengukuran, kedua tumit harus dirapatkan. Kemudian ukurlah tinggi/panjang badan dengan alat ukur meteran. Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetik berdasarkan tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang digunakan: TB anak perempuan = ( TB ayah 13 cm ) + TB ibu 8,5 cm

2

TB anak laki-laki = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah 8,5 cm

2

B. Pengukuran Berat BadanBerat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Banyak timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang berat badan. Yang penting harus menggunakan alat timbang yang standar.

C. Pengukuran Lingkar KepalaCara melakukan pengukuran lingkar kepala dapat menggunakan pita meteran yang tidak mudah berubah panjangnya, seperti pita meteran yang dipakai untuk menjahit baju. Pita dilingkarkan pada kepala anak, menutupi alis mata dan melewati oksipital.

Umur Anak Ketika DiperiksaAngka normal anak

Laki-laki (cm)Perempuan (cm)

0 bulan32 - 37.532 - 36.5

1 Bulan34.5 - 40.534 39

2 Bulan36.5 4236 41

3 Bulan38 - 43.537 42

4 Bulan39 - 44.538.5 - 43.5

5 Bulan40.5 4539 - 45

6 Bulan41 4640 - 46

7 Bulan42 4741 - 47

8 Bulan43 4841.5 - 47.5

9 Bulan43.5 - 48.542 - 48

10 Bulan44 4942.75 - 48.5

11 Bulan44.5 - 49.543.5 - 48.75

12 bulan45 - 49.7543.75 - 49

13 Bulan45 - 49.7543.75 - 49

14 Bulan45.5 - 50.544.5 - 49.5

15 Bulan45.5 - 50.544.5 - 49.5

16 Bulan46.25 5145 - 50

17 Bulan46.25 5145 - 50

18 Bulan46.25 5145 - 50

19 bulan46.25 - 51.545 - 50

20 Bulan46.5 - 51.545.5 - 50.75

21 Bulan46.5 - 51.545.5 - 50.75

22 Bulan46.5 - 51.545.5 - 50.75

23 Bulan46.5 - 51.545.5 - 50.75

24 Bulan47 5245.75 - 51

2.5 Tahun47 5245.75 - 51

3 Tahun48 5346.5 - 52

3.5 Tahun48 5346.5 - 52

4 Tahun48.5 - 53.547 - 53

4.5 Tahun48.5 - 53.547 - 53

5 Tahun48.75 - 53.7548 - 53

5.5 Tahun48.75 - 53.7548 - 53

6 Tahun49 5448 - 53

Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada pasien retardasi mental dan memiliki penyebab pranatal. Kepala: Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris) Rambut: Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah Mata: mikroftalmia, juling, nistagmus, dll Hidung: jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll Mulut: bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi Geligi: odontogenesis yang tdk normal Telinga: keduanya letak rendah; dll Muka: panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia Leher: pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna Tangan: jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll Dada & Abdomen: tdp beberapa putting, buncit, dll Genitalia: mikropenis, testis tidak turun, dll Kaki: jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk (Kaplan, 2008)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)Merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respon terhadap stimulus auditorik.Gangguan neurologis sering terjadi pada retardasi mental seperti gangguan kejang terjadi pada 10 % dari semua orang retardasi mental. Gangguan pada motorik dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus (spastisitas atau hipotonia), refleks (hiperrefleksia), dan gerakan involunter (koreoatetosis). Derajat kecacatan yang lbih kecil ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi yang buruk.Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran yang ringan. Gangguan visual dapat terentang dari kebutaan sampai gangguan konsep ruang, pengenalan rancangan, dan konsep citra tubuh. Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak, pemeriksaan tomografi computer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan retardasi mental, pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang luas, dicurigai adanya tumor intra kranial, kejang local.Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk menentukan adanya gejala kejang yang dicurigai, kesulitan mengerti bahasa yang berat. (Kaplan, 2008)

2. Pemeriksaan audiometrica. Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk anak-anak yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan audiometri :b. Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian dilakukan terhadap respon yang diperlihatkan anak.c. Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain, misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia mendengar bunyi. d. Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk mengulangi kata-kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak dalam pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid).e. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus. (Toback, 2003)

3. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area otak yang abnormal.

4. TimpanometriDigunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system osikular. Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan. Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes ini terdiri dari satu set gambar-gambar objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau salah. Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak diberikan pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna. Respon dinilai sebagai benar atau salah. (Depkes, 2005)

5. Tes LaboratoriumPada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah untuk mencari gangguan actorti. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom down.Amniosentesis yaitu pengambilan cairan actort dari ruang amnion secara trans-abdominal antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan kromosom bayi terutama sindrom Down. Sel cairan amnion, yang terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk pemeriksaan sitogenetik dan biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di atas usia 35 tahun.Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik skrining yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu yang singkat (beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri kehamilan dapat dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)

6. Pemeriksaan Psikologis Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley, dan Cattell adalah tes yang sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan Benton Visual Retention test juga digunakan untuk anak retardasi mental. Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai kemampuan actortic, motorik, actortic, dan kognitif. Informasi tentang actor motivasional, emosional, dan interpersonal juga penting.

Pemeriksaan lainnya:1. Kromosomal kariotipe Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen Terdapat beberapa kelainan kongenital Genital abnormal1. EEG (Elektro Ensefalogram) Gejala kejang yang dicurigai Kesulitan mengerti bahasa yang berat1. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) Pemebesaran kepala yang progresif Tuberous sklerosis Dicurigai kelainan otak yang luas Kejang lokal Dicurigai adanya tumor intrakranial1. Titer virus untuk infeksi kongenital Kelainan pendengaran tipe sensorineural Neonatal hepatosplenomegali Petechie pada periode neonatal Chorioretinitis Mikroptalmia Kalsifikasi intrakranial Mikrosefali 1. Serum asam urat Choreoatetosis Gout Sering mengamuk1. Laktat dan piruvat darah Asidosis metabolik Kejang mioklonik Kelemahan yang progresif Ataksia Degenerasi retina Ophtalmoplegia Episode seperti stroke yang berulang1. Plasma asam lemak rantai sangat panjang Hepatomegali Tuli Kejang dini dan hipotonia Degenerasi retina Ophtalmoplegia Kista pada ginjal1. Serum seng (Zn) Acrodermatitis1. Logam berat dalam darah Anamnesis adanya pika Anemia1. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin Gerakan involunter Sirosis Cincin Kayser-fleischer1. Serum asam amino atau asam organik Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada bayi Gagal tumbuh Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit Warna rambut yang tidak biasa Mikrosefali Asidodis yang tidak diketahui sebabnya1. Plasma amonia Muntah-muntah dengan asidosis metabolik1. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit Kehilangan fungsi motorik dan kognitif Atrofi N. Optikus Degenerasi retina Sereberal ataksia yang berulang Mioklonus Hepatosplenomegali Kulit yang kasar dan lepas-lepas Kejang Pemebsaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun1. Urin mukopolisakarida Kiposis Anggota gerak yang pendek Badan yang pendek Hepatosplenomegali Kornea keruh Gangguan pendengaran Kekakuan pada sendi1. Urin reducing substance Katarak Hepatomegali Kejang1. Urin ketoacid Kejang Rambut yang mudah putus1. Urin asam vanililmandelik Muntah-muntah Isapan bayi pada saat menyusu lemah Gejala disfungsi autonomik(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)DIAGNOSIS BANDING RETARDASI MENTAL*Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD) Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit fronto-striatal.

Manifestasi Klinis:Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Bila sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak berjatuhan. Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan diantaranya ada yang diatas rerata. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang sulit.(Depkes, 2009)

h. Menjelaskan Penatalaksanaan dan Pencegahan Retardasi MentalPenatalaksanaan Retardasi MentalTujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin, sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin. Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak retardasi mental.Perlu melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan kognitifnya, dokter anak untukmemeriksa perkembangan fisiknya, menganalisis penyebab dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran dari pekerja sosial kadang diperlukan untukmenilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka dibuatlah strategi terapi. Psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang perkembangan bicaranya. Serta diperlukan guru pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang retardasi mental ini.Pada orang tuanya perlu diberikan penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya dan apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. Kadang-kadang diperlukan waktu yang lama untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya maka perlu konsultasi pula dengan psikolog atau psikiater. Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan orangtuanya, agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam strategi penanganan anak disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak tidak diejek atau dikucilkan. Disamping itu, masyarakat perlu diberikan penerangan tentang retardasi mental agarmereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar.Anak dengan retardasi mental memerlukan pendidikan khusus yang sesuaikan dengan tarafIQ-nya. Mereka digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan dan yang mampu latih untuk anak dengan retardasi mental sedang. Sekolah khusus untuk anakretardasi mental ini adalah SLB-C. Di sekolah ini diajarkan juga keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri di kemudian hari. Di ajarkan pula tentang baik-buruknya suatu tindakan tertentu sehingga mereka diharapkan tidak memerlukan tindakan yang tidakterpuji, seperti mencuri, merampas, kejahatan seksual dan lain-lain.Semua anak retardasi mental memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin, imunisasi dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini juga disertai dengan kelainan fisik yang memerlukan penangan khusus. Misalnya pada anak yang mengalami infeksi prenatal dengan cytomegalovirus akan mengalami gangguan pendengaran yang progresif walaupun lambat, demikian pula anak dengan sindrom Down dapat timbul gejala hipotiroid. Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian.(Depkes, 2009)

Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan : Obat-obat psikotropika (tioridazin, Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang membahayakan diri sendiri. Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan konsentrasi/gangguan hyperaktif. Antidepresan ( imipramin, tofranil) Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol (Inderal)

Stimulanadalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam rentang waktu singkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas, dan berbagai jenis yang lebih hebat seringkali disalahgunakan menjadi obat yang ilegal atau dipakai tanpa resep dokter. Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat (CNS), atau kedua-duanya sekaligus. Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegirangan yang berlebihan, khususnya jenis-jenis yang memberikan pengaruh terhadap CNS. Stimulan dipakai di dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara kewaspadaan, untuk menjadi penawar rasa lelah, di dalam situasi yang menyulitkan tidur (misalnya saat otot-otot bekerja), untuk menjadi penawar keadaan tidak normal yang mengurangi kewaspadaan atau kesadaran (seperti di dalamnarkolepsi), untuk menurunkan bobot tubuh (phentermine), juga untuk memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang-orang yang didiagnosis sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD). Dalam peristiwa yang jarang terjadi, stimulan juga dipakai untuk merawat orang yang mengalamidepresi. Stimulan kadang-kadang dipakai untuk memompa ketahanan dan produktivitas, juga untuk menahan nafsu makan. Eforia yang dihasilkan oleh beberapa stimulan mengarah kepada penggunaan rekreasionalnya, meskipun hal ini tidaklah legal di dalam sebagian besar sistem hukum. Kafein, ditemui di dalam minuman seperti kopi dan minuman ringan, seperti halnya nikotin, yang dijumpai pada tembakau, adalah salah satu di antara stimulan yang paling biasa dipakai di dunia. Contoh lain dari stimulan yang dikenal adalahefedrin,amfetamin,kokain,metilfenidat,MDMA, danmodafinil. Stimulan biasa disebutkan di dalam bahasa gaul Amerika sebagai "upper".

Stimulan yang berpotensi disalahgunakan diawasi secara ketat di Amerika dan sistem hukum lainnya. Beberapa di antaranya bisa saja tersedia secara sah hanya melalui resep dokter (misalnyametamfetamin, nama dagangDesoxyn, campuran garamamfetamin, nama dagangAdderall,deksamfetamin, nama dagangDexedrine) atau dilarang sama sekali (misalnyametkatinon).

Pencegahan Retardasi Mental

0. Pencegahan primer Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk (1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental, (2) usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan yang memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal 4) eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga dengan riwayat gangguan genetik retardasi mental. (Kaplan, 2008)Pencegahan primer juga dapat di lakukan dengan perbaikan sosio ekonomi dan tindakan kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan di atas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak anak )

0. Pencegahan sekunder Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit metabolik dan endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria (PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.

0. Pencegahan tersier Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti kejang. Konseling untuk orang tua. (Soetjiningsih, 1995)Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.

Konsultasi iasic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak retardasi mental mengenai penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella sebagai salah satu penyebab retardasi mental.Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita Sindrom Down. USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan spina bifida juga bias dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat di lakukan untuk mencegah retardasi mental :1. Genetik. Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik untuk keluarga- keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental yang penyebabnya adalah factor genetik.2. Sosial. Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.3. Keracunan. Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya akan mengurangi retardasi mental akibat keracunan. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental.4. Infeksi. Pencegahan rubella merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk mencegah salah satu bentuk retardasi mental. Kewaspadaan yang konstan ( misalnya yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis,dan kehamilan) membantu mengurangi retardasi mental akibat toksoplasmosis.5. Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan yang merangsang pertumbuhan.6. Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang hidup dalam kemiskinan dalam hal ini: perawatan prenatal, pengawasan kesehatan reguler, pelayanan dukungan keluarga.

i. Menjelaskan Prognosis Retardasi MentalRetardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental ringan dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umurharapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.

2. MM TUMBUH KEMBANG ANAK DAN GIZI ANAK REMAJAa. Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja

Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama kehidupan. Pada umur setahun berat badan anak menjadi 3 kali BB lahir, tetapi pada umur 2 tahun BB anak hanya 4 kali BB lahir. Panjang badan anak bertambah 50% pada umur setahun, namun panjang badan lahir baru tercapai pada umur 4 tahun. Pada anak yang baru sembuh dari suatu penyakit atau anak mengalami kekurangan gizi akan mengalami pertumbuhan yang lambat. Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot dan darah. Anak mempunyai risiko mengalami malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya buruk, asupan makanan yang terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energi dibutuhkan oleh anak untuk keperluan metabolisme basal, pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada masa ini dianjurkan terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30% lemak. Dalam menghitung kebutuhan energi pada anak normal lebih baik berdasarkan kebutuhan energi per kg BB dan jenis kelamin anak.Anak umur 1 3 tahun mempunyai risiko mengalami anemia defisiensi besi. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa pertumbuhan, dan akibat dari diet anak yang tidak cukup mengandung energi. Kalsium dibutuhkan untuk mineralisasi tulang dan mempertahankan pertumbuhan tulang. Kebutuhan kalsium tergantung pada kemampuan absorpsi dan faktor diet seperti jumlah protein, vitamin D dan fosfor. Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan deposisi kalsium di tulang. Seng sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Defisiensi seng dapat mengakibatkan gagal tumbuh, penurunan nafsu makan atau pengecapan, dan penyembuhan luka yang lambat. Kebutuhan seng adalah 10 mg/hari. (Moersintowati, 2008)

Faktor faktor yang mempengaruhi asupan makanan adalah : Keluarga Media Teman sebaya Penyakit

Masalah makanan yang sering terjadi pada masa anak adalah : Obesitas Kurang gizi Defisiensi besi Defisiensi vitamin A Karies gigi Alergi makanan Gizi pada masa prasekolah

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. UmurUmur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan (Depkes, 2008).

2. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Depkes, 2007).3. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes, 2009).Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (Soekirman, 2000).

Prinsip Gizi Pada Remaja Dan DewasaMasa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin.Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya.Pada periodegrowth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt:-Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun-Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaangrowth spurtpada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya. (Phyllis, 2000)

b. Jenis Gizi Anak Dan Remaja

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak. (Soekirman, 2000)

Fungsi zat-zat giziJenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah: Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru. Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain. Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod. Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat. Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi. DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.

Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).

1. Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah: DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan. AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. (Moersintowati, 2008)

2. Kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.

3. Zat besiZat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

4. Kelompok vitamin BBerbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.

5. Seng (Zn)Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.(Hurlock, 2007)

Jenis NutrisiFungsiSumber

AirPelarut untuk pertukaran selulerTransportasi nutrien dan produk buangan tubuhMengatur suhu tubuhAir, makanan

ProteinMenyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringanMenjaga keseimbangan osmotikMembentuk hemoglobin, nukleoprotein, glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodiSusu, telur, daging, kacang-kacangan, padi-padian

KarbohidratSebagai sumber energiMembentuk glikogen dan lemakMembantu pembentukan asam aminoSusu, padi-padian, buah, sirup, tepung, sayuran

LemakSebagai sumber cadangan energiMelindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-organ tubuhMelindungi tubuh dari perubahan suhu luarMembantu penyerapan vitamin A, D, E, dan KMemperlambat proses pengosongan lambungSusu, mentega, telur, daging, ikan, minyak sayur

(Nelson, 1999)

Jenis VitaminFungsiSumber

Vitamin APenglihatanPerkembangan dan pemeliharaan jaringan epitelDiferensiasi sel-sel epitelSusu, telur, buah, sayur, cod & halibut liver oil

Vitamin BThiamine

Riboflavin

Niasin

Asam PantothenatPiridoksin

Asam Folat

KobalaminSebagai koenzim dalam metabolisme karbohidratKonduksi membran dan sarafSebagai komponen dalam koenzim FAD dan FMNBerperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD dehidrogenaseMerupakan komponen dari hampir semua zat-zat pembawa elektron dalam sel hidupBerperan dalam berbagai proses metabolismeSebagai bagian dari koenzim A dan protein pembawa asilSebagai koenzim piridoksal fosfat dan piridiksamine fosfatKoenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam metabolisme asam amino, purin, dan nukleatKofaktor enzim sintesis DNA dan RNAPadi-padian, ragi, jeroanSusu, telur, daging, kacang-kacangan

Ikan tuna dan halibut, daging, sereal gandum

Kuning telur, susu, kacang-kacanganDaging, ikan, tepung kedelai, ragiSayuran hijau, kacang-kacangan, telur, ikanTelur, susu

Vitamin CSebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks potensial tubuhIntegritas epitel melalui kesehatan kolagenMekanisme imunitasMempercepat absorbsi besiSintesis hormon norepinefrin dan reseptor neurotransmitter asetilkolinKacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan

Vitamin DHomeostasis kalsium dalam plasmaMengatur sintesis protein yang mengatur transpor CaPembentukan garam Ca di jaringan yang membutuhkanMinyak ikan laut, kuning telur

Vitamin ESebagai antioksidan alam paling kuatBerperan dalam metabolisme seleniumMinyak biji-bijian, buah, sayur, lemak

Vitamin KSintesis protrombin, faktor VII, IX, dan XSebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi karboksilase pada hatiSayuran hijau, sereal, susu, telur

(Nelson, 1999)

Jenis MineralFungsiSumber

Kalsium

Membentuk struktur tulang dan gigiMembantu proses kontraksi otot dan kerja jantungSusu, sayur hijau, salmon, kerang

Klorida

Membantu koagulasi darahMembantu keseimbangan asam basaMembentuk HCl lambungGaram, daging, susu, telur

KhromiumPengaturan glikemia dan metabolisme insulinRagi

KobaltMerupakan komponen pembentuk molekul vitamin B12 dan eritropoietinTersebar luas

TembagaPenting untuk produksi sel darah merah, transferin, dan hemoglobinMembantu penyerapan besiHati, tiram, daging, ikan, butir padi, kacang

FluorinMembentuk struktur gigi dan tulangAir, makanan laut

IodiumMerupakan komponen pembentuk hormon T3 dan T4Garam, makanan laut

BesiMembentuk struktur hemoglobin, enzim oksidatif, sitokrom C, dan katalaseHati, daging, kuning telur, sayuran hijau

MagnesiumMembentuk struktur tulang dan gigiIritabilitas otot dan sarafKation intraselulerBiji-bijian, kacang, daging, susu

ManganBerperan dalam aktivasi enzimMetabolisme karbohidratSayuran hijau, biji-bijian

MolibdenumKomponen enzim santin oksidaseMobilisasi feritin dalam hatiSayuran

FosforMembantu pembentukan tulang dan gigiStruktur nukleus dan sitoplasma selSusu, kuning telur, kacang-kacangan

KaliumBerperan dalam kontraksi ototHantaran impuls sarafKeseimbangan cairan dalam tubuhTersebar luas

SeleniumKofaktor glutation peroksidaseSayuran, daging

SulfurUnsur pokok protein selulerBerperan dalam pembentukan melaninMakanan berprotein

NatriumBerperan dalam menjaga tekanan osmotikMenjaga keseimbangan asam basaGaram, susu, telur

SengUnsur pokok enzimDaging, susu, kacang

(Nelson, 1999)

Makanan yang Mempengaruhi KecerdasanMempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua. Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak : Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak. Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat. Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi. Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim. Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat dan kecerdasan anak. Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan. Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya.(Hurlock, 2007)

Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan InteligensiPeriode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak. Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%. Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%. Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%. Pada umur 10 mencapai 99%.

Faktor genetik hanya berperan 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak.DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi penting, yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara fungsi otak serta indera penglihatan (terutama retina).Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.(Moersintowati, 2008)

c. Penilaian Status GiziMasa remaja menurut WHO adalah antara 10 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.

Protein. Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.

Kalsium. Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.

Zat Besi. Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia defisiensi besi.

Seng (Zink). Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta laki-laki.

Vitamin. Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.

Kebutuhan gizi bayi Kalori100-120 per kilogram berat badan.Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal. Protein1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bilaberat badan bayi8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram. Karbohidrat50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram. Lemak20 persen dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 gram.(Soekirman, 2000)

Kebutuhan gizi pada balitaBeda orang dewasa dengan balita Gula & GaramJika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan anak juga berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering. Kebutuhan Energi & NutrisiBahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi anak setiap hari. Susu PertumbuhanSusu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 oz per hari. Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal. Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarin. (Moersintowati, 2008)

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi (Sunarti, 2004). Menurut Supariasa, dkk (2001) menyatakan bahwa status gizi yaitu ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi 1. Penyebab Langsung Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.

2. Penyebab tidak Langsung Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : a) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. b) Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial. c) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar Penilaian Status Gizi Secara Antropometri Supariasa, dkk (2002), mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh. Jika dilihat dari tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu : Untuk ukuran massa jaringan : Pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah kulit, lingkar lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan menggambarkan keadaan sekarang. Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar dada. Ukuran linier sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukuranya tetap atau naik, dapat menggambarkan riwayat masa lalu.Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) (Depkes RI, 2006).

A. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak misalnya karena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunya makanan yang dikonsumsi maka berat badan merupakan ukuran antropometri yang sangat labil. Berdasarkan sifat-sifat ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang stabil maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang pada saat kini (current nutritional status). Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu mendapat perhatian.

Kelebihan indeks BB/U yaitu : Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum. Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek. Dapat mendeteksi kegemukan (Over weight).

Kelemahan dari indek BB/U adalah : Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat udema. Memerlukan data umur yang akurat. Sering terjadi kesalahan pengukuran misalnya pengaruh pakaian, atau gerakan anak pada saat penimbangan. Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini masih ada orang tua yang tidak mau menimbangkan anaknya karena seperti barang dagangan (Supariasa, 2002).B. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama.

Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yaitu : Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas. Dari segi operasional, sering dialami kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak mengalami keadaan takut dan tegang (Jahari, 2002).

C. Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan perbaikan gizi adalah dengan menentukan atau melihat. Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak tubuh (non-fat mass) (Riyadi, 2004).

Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) anak sekolah. Rumus IMT :IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))

(Soekirman, 2000)

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku (reference). Pada tahun 2009, Standar Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO sebagai standar antopometri untuk anak dan remaja di dunia.

Indeks BB/U Indeks TB/UIndeks IMT/U

a. Normal : -2 SD s/d 2 SD b. Kurang : -3 SD s/d < -2 SD c. Sangat Kurang : < -3 SDa. Normal : -2 SD s/d 2 SD b. Pendek : -3 SD s/d < -2 SD c. Sangat pendek : < -3 SD

a. Sangat gemuk : > 3 SD b. Gemuk : > 2 SD s/d 3 SD c. Normal : -2 SD s/d 2 SD d. Kurus : -3 SD s/d < -2 SD e. Sangat kurus : < -3 SD

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)NoIndeks yang digunakanInterpretasi

BB/UTB/UBB/TB

1RendahRendahNormalNormal, dulu kurang gizi

RendahTinggiRendahSekarang kurang ++

RendahNormalRendahSekarang kurang +

2NormalNormalNormalNormal

NormalTinggiRendahSekarang kurang

NormalRendahTinggiSekarang lebih, dulu kurang

3TinggiTinggiNormalTinggi, normal

TinggiRendahTinggiObese

TinggiNormalTinggiSekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.

Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikutDiketahui BB= 60 kgTB=145 cm Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahunTable weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHSAgeStandard Deviations