13
PBAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Endang Puspasari (1999) skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kecil di Pasar Pagi Wonosobo. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Muhammadiyah Semarang”. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo yang menggunakan metode analisis linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan yang positif dan signifikan antara besarnya modal sendiri terhadap tingkat pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo, besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 2.6611164. artinya jika modal sendiri naik sebesar satu rupiah maka akan meningkatkan jumlah pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo sebesar Rp. 2.6611164. Selanjutnya ada hubungan yang signifikan antara besarnya curahan jam kerja terhadap tingkat pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo, besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 154.12794. Artinya jika curahan jam kerja naik satu jam maka akan meningkatkan jumlah pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo Rp. 154.12794. Riningsih (2005) ”Pengaruh Modal Kerja dan Satuan Jam Kerja Terhadap Pendapatan pada Industri Kecil Pengrajin Genting di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang”. Tujuan penelitian ini untuk Universitas Sumatera Utara

PBAB II URAIAN TEORITIS

  • Upload
    buidiep

  • View
    267

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PBAB II URAIAN TEORITIS

PBAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Endang Puspasari (1999) skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kecil di Pasar Pagi Wonosobo. Fakultas

Ekonomi. Universitas Islam Muhammadiyah Semarang”. Tujuan penelitian yaitu

untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo yang

menggunakan metode analisis linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa hubungan yang positif dan signifikan antara besarnya modal sendiri

terhadap tingkat pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo, besarnya

pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 2.6611164.

artinya jika modal sendiri naik sebesar satu rupiah maka akan meningkatkan

jumlah pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo sebesar Rp.

2.6611164. Selanjutnya ada hubungan yang signifikan antara besarnya curahan

jam kerja terhadap tingkat pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo,

besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar

154.12794. Artinya jika curahan jam kerja naik satu jam maka akan meningkatkan

jumlah pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo Rp. 154.12794.

Riningsih (2005) ”Pengaruh Modal Kerja dan Satuan Jam Kerja

Terhadap Pendapatan pada Industri Kecil Pengrajin Genting di Desa

Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Fakultas

Ekonomi. Universitas Negeri Semarang”. Tujuan penelitian ini untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PBAB II URAIAN TEORITIS

mengetahui pengaruh modal kerja dan satuan jam kerja terhadap

pendapatan pada industri kecil pengrajin genting di Desa

Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pengrajin genting di

Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan yang

berjumlah 149 orang. Pengambilan sampel yang berjumlah 60 orang

dilakukan dengan tehnik random sampling (acak). Variabel dalam

penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu modal kerja dan

satuan jam kerja dan variabel terikat yaitu pendapatan pengrajin

genting. Metode yang digunakan metode analisis regresi linear

berganda dengan 2 prediktor dengan program statistik SPSS

diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y =

2921,231 + 1,302 X1 - 0,204 X2.

Modal kerja dan satuan jam kerja berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pengrajin genting yang ditunjukkan dengan

Fhitung (66,990) > Ftabel (3,16). Kontribusi yang diberikan oleh

modal kerja dan satuan jam kerja terhadap pendapatan sebesar 70,2%

selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam

penelitian ini. Secara parsial modal kerja berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan, hal ini ditunjukkan oleh thitung (7,901) >

ttabel (1,671), dengan koefisien regresi sebesar 1,302 yang

berarti jika ada penambahan modal kerja sebesar Rp 1000,- maka

pendapatan akan bertambah sebesar Rp 1.302,- dengan koefisien

determinasi untuk modal kerja terhadap pendapatan sebesar 70%,

sedangkan secara parsial satuan jam kerja tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap pendapatan. Simpulan dari penelitian ini

adalah ada pengaruh modal kerja dan satuan jam kerja terhadap

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PBAB II URAIAN TEORITIS

pendapatan pada industri kecil pengrajin genting di Desa

Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan sebesar 70,2%.

B. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan

maupun natural. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga

masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor–faktor produksi yang

dimilikinya pada sektor produksi (Suparmoko, 2000:178). Sektor produksi ini

membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses

produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor

produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar

barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan.

Suparmoko (2000:179), secara singkat pendapatan (income) seorang warga

masyarakat ditentukan oleh :

1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki seorang pedagang yang

bersumber seperti hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu dan

warisan atau pemberian.

2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini

ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan dipasar faktor produksi.

Penawaran dan permintaan dari masing-masing produksi ditentukan oleh

faktor-faktor yang berbeda :

a. Tanah (termasuk didalamnya kekayaan-kekayaan yang terkandung didalam

tanah, mineral, air dan sebagainya) mempunya penawaran yang dianggap

tidak akan bertambah lagi. Sedangkan permintaan (demand) akan tanah

biasanya menaik dari waktu ke waktu karena :

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PBAB II URAIAN TEORITIS

1. Naiknya harga barang-barang pertanian

2. Naiknya harga barang-barang lainnya (mineral, barang-barang industri yang

menggunakan bahan-bahan mentah dari tanah)

3. Bertambahnya penduduk (yang membutuhkan tempat tinggal). Harga dari

tanah akan menaik dengan cepat dari waktu ke waktu.

b. Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai penawaran

yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga masyarakat menyisihkan

sebagian dari penghasilannya untuk ditabung (saving) dan kemudian sektor

produksi akan menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru,

membeli mesin-mesin (investasi). Karena adanya saving dan investasi, maka

penawaran dari barang-barang modal dari waktu ke waktu bisa bertambah

sedangkan permintaan akan barang-barang modal terutama sekali dipengaruhi

oleh gerak permintaan akan barang-barang jadi. Bila harga pakaian naik, maka

permintaan akan naik. Permintaan akan barang-barang jadi, menurut Alma

(1992:23) pada gilirannya dipengaruhi oleh dua (2) faktor utama :

1. Pertumbuhan penduduk (yang membutuhkan tambahan baju, perumahan dan

sebagainya).

2. Pertumbuhan pendapatan penduduk (yang dicerminkan oleh kenaikan

pendapatan nasional atau (GNP) perkapita).

c. Tenaga kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik sejalan

dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PBAB II URAIAN TEORITIS

tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi (seperti halnya dengan

permintaan akan barang-barang modal. Permintaan akan tenaga kerja

dipengaruhi oleh kemajuan teknologi ini. Permintaan tenaga kerja tidak

tumbuh secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan penduduk) maka

ada kecenderungan bagi upah (harga faktor produksi tenaga kerja) untuk

semakin menurun.

d. Kepengusahaan (entrepreunership) merupakan faktor produksi yang paling

sulit untuk dianalisa, karena faktor-faktor yang menentukan penawaran pun

permintaannya sangat beraneka ragam (dan sering faktor-faktor ini diluar

kemampuan ilmu ekonomi untuk menganalisa, misalnya : faktor-faktor

motivasi lain dan sebagainya). Pada umumnya penawaran pada negara

berkembang orang yang berjiwa “enterpreuner” masih sangat kecil. Inilah

sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses juga cukup besar dinegara

tersebut. Cara yang banyak dilakukan adalah dengan tetap mempertahankan

hak milik perseorangan, dengan tujuan mengurangi ketidakmerataan distribusi

pendapatan.cara-cara yang bisa dilakukan oleh negara antara lain adalah :

1. Pajak progesif atas kekayaan atau penghasilan

2. Penyediaan kebutuhan hidup dasar (misalnya makanan pokok, pakaian,

perumahan)

3. Penyediaan jasa-jasa yang berguna untuk umum oleh Negara (misalnya rumah

sakit, klinik)

4. Memperkecil pengangguran

5. Pendidikan yang murah dan merata

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PBAB II URAIAN TEORITIS

6. Berbagai kebijaksanaan yang menghilangkan hambatan-hambatan bagi

mobilitas (baik vertikal maupun horizontal).

Menurut Suparmoko (2000:179), secara garis besar pendapatan

digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu:

a. Gaji dan Upah

Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan untuk

orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu maupun satu

bulan.

b. Pendapatan dari usaha sendiri

Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurang dengan biaya- biaya

yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan

tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik

sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

c. Pendapatan dari usaha lain

Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja, dan ini biasanya

merupakan pendapatan sampingan antara lain:

1. Pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki seperti rumah, ternak

dan barang lain.

2. Bunga dari uang

3. Sumbangan dari pihak lain

4. Pendapatan dari pensiun

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PBAB II URAIAN TEORITIS

Berdasarkan segi sifat ongkos dalam hubungannya dengan tingkat output,

Suparmoko (2000:179), ongkos produksi bisa dibagi menjadi :

a. Total Fixed Cost (TFC) atau ongkos tetap total, adalah jumlah ongkos-ongkos

yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun tingkat outputnya.

Jumlah TFC adalah tetap utuk setiap tingkat output. (Misalnya : penyusutan,

sewa gedung dan sebagainya).

b. Total Variable Cost (TVC) atau ongkos variabel total, adalah jumlah ongkos-

ongkos yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang diproduksikan.

(Misalnya : ongkos untuk bahan mentah, upah, ongkos angkut dan

sebagainya).

c. Total Cost (TC) atau ongkos total adalah penjumlahan dari baik ongkos tetap

maupun ongkos variabel.

TC = TFC + TVC

d. Average Fixed Cost (AFC) atau ongkos tetap rata-rata adalah ongkos tetap

yang dibebankan pada setiap unit output.

∆FC =Q

TFC

(dimana Q = tingkat output)

e. Average Variable Cost (AVC) atau ongkos variabel rata-rata adalah semua

ongkos-ongkos lain, selain AFC, yang dibebankan pada setiap unit output.

AVC =Q

TVC

f. Average Total Cost (ATC) atau ongkos total rata-rata, adalah ongkos produksi

dari setiap unit output yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PBAB II URAIAN TEORITIS

ATC =Q

TC

g. Marginal Cost (MC) atau ongkos marginal adalah kenaikan dari Total Cost

yang diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output. Karena

produksi 1 unit ouput tidak menambah (atau mengurangi) TFC, sedangkan TC

= TFC + TVC maka kenaikan TC ini sama dengan kenaikan TVC yang

diakibatkan oleh produksi 1 unit output tambahan.

MC =Q

TC

C. Penerimaan (Revenue)

Revenue adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya.

Rachmadi (2001:115), ada beberapa konsep Revenue yang penting untuk analisa

perilaku produsen sebagai berikut :

1. Total Revenue (TR)

Yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan output-nya. Total

Revenue adalah output kali harga output.

TR = Q.Pq

2. Average Revenue (AR)

Yaitu penerimaan produsen per unit output yang dijual.

AR = Q

TR=

Q

QPq.= Pq

Jadi AR tidak lain adalah harga (jual) output per unit (=Pq).

3. Marginal Revenue (MR)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PBAB II URAIAN TEORITIS

Yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan 1 unit

output.

MR =Q

TR

D. Konsep Pendapatan/Keuntungan

Secara etimologis pendapatan berasal dari kata "dapat" yang beroleh,

diperoleh, kena; misalnya : Upah sepuluh ribu rupiah. Kemudian mendapat

tambahan awalan 'pen' dan akhiran 'an' yang artinya hasil pencarian atau usaha,

perolehan; misalnya, sebulan tidak kurang dari lima puluh ribu rupiah. Jadi,

pendapatan adalah hasil pencaharian atau usaha yang diperoleh seseorang dalam

sehari atau sebulan.

Menurut Sukirno (2000:65), bahwa pendapatan atau penghasilan itu sama

artinya dengan hasil berupa uang atau material lainnya yang dicapai dari

penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas. Pendapatan seseorang adalah

pendapatan yang telah diperoleh dari suatu kegiatan jenis usaha yang

menghasilkan suatu keuntungan. Definisi lain dari pendapatan adalah jumlah

penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan

seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Pendapatan merupakan

gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan

keluarga berupa jumlah keseluruhan pendapatan dan kekayaan keluarga, dipakai

untuk membagi keluarga dalam tiga kelompok pendapatan, yaitu : pendapatan

rendah, pendapatan menengah dan pendapatan tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PBAB II URAIAN TEORITIS

Berdasarkan teori ekonomi pendapatan mempunyai arti yang sedikit

berbeda dengan pengertian pendapatan dari segi pembukuan. Ditinjau dari sudut

pandangan perusahaan/pembukuan perusahaan, seperti telah diterangkan diatas,

pendapatan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang dipeolrh dengan

biaya yang dikeluarkan. Dalam teori ekonomi defenisi itu dipandang terlalu luas

karena tidak mempertimbangkan biaya tersembunyi, yaitu biaya produksi yang

tidak dibayar dengan uang tetapi perlu dipandang sebagai bagian dari biaya

produksi. Pengeluaran tersebut meliputi pendapatan yang seharusnya dibayarkan

kepada para penguasaha yang menjalankan sendiri usahanya, tanah dan modal

sendiri yang digunakan, dan bangunan dan peralatan yang dimiliki sendiri.

Sumber keuntungan adalah pembayaran ke atas ”jasa” yang diberikan oleh

sesuatu faktor produksi. Keuntungan/pendapatan merupakan pembayaran kepada

”keahlian keusahawan” yang disediakan oleh para pengusaha. Keahlian

keusahawan tersebut akan digunakan para penguasaha di dalam membuat

keputusan-keputusan berikut :

1. Menentukan barang apa yang perlu diproduksikan dan dijual ke pasar dan

berapa banyak

2. Menentukan cara memproduksi yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor

produksi yang paling efisien dalam memproduksikan barang tersebut.

Keahlian keusahawan yang dimilikinya, fungsi pengusaha dalam proses

produksi adalah menentukan cara yang paling efisien di dalam menyediakan

barang yang dibutuhkan untuk dipasarkan dan diinginkan masyarakat. Ahli

ekonomi telah mengemukakan beberapa teori yang bertujuan untuk menerangkan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PBAB II URAIAN TEORITIS

sumber dari wujudnya keuntungan ekonomi. Pada umumnya teori tersebut

menjelaskan bahwa keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh para

pengusaha sebagai pembayaran dari melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Menghadapi resiko ketidakpastian di masa yang akan datang

b. Melakukan inovasi/pembaruan di dalam berbagai kegiatan ekonomi

c. Mewujudkan kekuasaan di pasar.

E. Usaha Kecil di Sektor Informal

Menurut Rachbini dan Hamid (2006:45), sektor informal berfungsi sebagai

penyedia barang dan jasa terutama bagi masyarakat golongan ekonomi menengah

ke bawah yang tinggal dikota-kota. Pelaku sektor ini pada umumnya berasal dari

desa-desa dengan tingkat pendidikan dan keterampilan rendah serta sumber-

sumber terbatas. Pada dasarnya suatu kegiatan sektor informal harus memiliki

suatu lokasi yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan (profit) yang lebih

banyak dari tempat lain dan untuk mencapai keuntungan yang maksimal, suatu

kegiatan harus seefisien mungkin. Rachbini dan Hamid (2006:45) berpendapat

bahwa keputusan-keputusan penentuan lokasi yang memaksimumkan penerimaan

biasanya diambil bila memenuhi kriteria-kriteria pokok :

1. Tempat yang memberi kemungkinan pertumbuhan jangka panjang yang

menghasilkan keuntungan yang layak.

2. Tempat yang luas lingkupnya untuk kemungkinan perluasan unit produksi.

Jadi jelasnya bahwa pengertian sektor informal mempunyai ruang lingkup

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PBAB II URAIAN TEORITIS

yang sangat luas, artinya bahwa kegiatan yang paling besar dijalankan oleh

penduduk berpendapatan rendah.

Di Indonesia, sudah ada kesepakatan tentang 11 ciri pokok sektor informal

sebagai berikut :

a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik karena timbulnya unit usaha

tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor

formal.

b. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai ijin usaha.

c. Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja.

d. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi

tidak sampai ke pedagang kaki lima.

e. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub-sektor ke lain sub-sektor.

f. Teknologi yang digunakan bersifat primitif.

g. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif

kecil.

h. Pendidikan yang diperlukan untuk menjalankan usaha tidak memerlukan

pendidikan formal karena pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sambil

bekerja.

i. Pada umumnya unit usaha termasuk golongan one-man enterprise dan kalau

mengerjakan buruh berasal dari keluarga.

j. Sumber dana modal usaha yang umumnya berasal dari tabungan sendiri atau

lembaga keuangan yang tidak resmi.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PBAB II URAIAN TEORITIS

k. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan masyarakat desa-

kota berpenghasilan rendah dan kadang-kadang juga yang berpenghasilan

menengah.

Menurut Firdausy (2005), pengertian pedagang kaki lima adalah kegiatan

sektor marginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri sebagai berikut :

a. Pola kegiatan tidak teratur baik dalam hal waktu, permodalan maupun

penerimaannya.

b. Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang

ditetapkan oleh pemerintah (sehingga kegiatannya sering dikategorikan

“liar”).

c. Modal, peralatan dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil dan

diusahakan dasar hitung harian.

d. Pendapatan mereka rendah dan tidak menentu.

e. Tidak mempunyai tempat yang tetap dan atau keterikatan dengan usaha-usaha

yang lain.

f. Umumnya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat yang

berpenghasilan rendah.

g. Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga secara luas

dapat menyerap bermacam-macam tingkatan tenaga kerja.

h. Umumnya tiap-tiap satuan usaha yang mempekerjakan tenaga yang sedikit

dan dari lingkungan keluarga, kenalan atau berasal dari daerah yang sama.

i. Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan, perkreditan dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara