Pasien Yang Menolak Perawatan

Embed Size (px)

Citation preview

PASIEN YANG MENOLAK PERAWATAN

Created by: Kelompok 3

Kelompok 3 Izni Nur Fatihah Bt Salle Izul Akmal bin Kadarusma Mikael Stevan Jodjana Mila Widiyastuti Miria Noor Shintawati Missy Ayuni Salisa Muhammad Bismo Wismoyo Muhammad Isa Fuad Affan Muhammad Yusuf Musthafa Afif Wardhana Mutiara Sazkia Nadilla Nur Ayu L Nadia Alwainy Namira Naskaya Suriadinata

POKOK MASALAHPasien Tuan A 24 tahun, mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta, datang berobat pada Unit UGD RSFK Usakti dengan keluhan demam tinggi, sakit kepala, dan leher kaku. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter UGD mengarah pada diagnosis radang selaput otak (meningitis). Pemeriksaan status mental pasien tampak baik (intak), dna tidak ditemukan kelainan pada sarafnya. Pasien menyetujui dan menandatangani informed consent untuk pemeriksaan lcs (liquor cerebro spinal) untuk kepastian diagnosis meningitis. Hasil pemeriksaan laboratorium cairan serebrospinal dengan pewarnaan gram ditemukan banyak kuman diplokokus gram positif. Dari hasil pemeriksaan laboratorium tersebut, dokter memastikan Meningitis Pneumokokal. Setelah diagnosis dipastikan, dokter menginformasikan pada pasien dan menyarankan rawat inap untuk pengobatan dengan antibotika. Pasien menolak rencana pengobatan dokter tanpa memberi alasan yang jelas.

Analisa kasus.... Pasien A 24 tahun. Keluhan demam tinggi, sakit kepala, dan leher kaku. Pemeriksaan fisik diagnosis radang selaput otak(meningitis). Status mental tampak baik, dan tidak ditemukan kelainan pada syarafnya. Hasil lcs membuktikan bahwa terdapat banyak kuman diplokokus gram positif pada cairan serebrospinal. Dokter memastikan pasien menderita meningitis pneumokokal. Pasien menolak melakukan rencana pengobatan.

Problem etik yang terjadi

1. Pasien menolak perawatan dokter walaupun penyakit tersebut mengancam nyawanya 2. Meningkatnya kesadaran otonomi pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan dirinya.

Alasan pemberian rawat inap dan pengobatan dengan antibiotika... Rawat inap agar dokter dapat memantau kondisi pasien serta perkembangan penyakit pasien secara langsung. dan dapat ditangani secara langsung jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Antibiotika Karena pada kasus di atas, pasien sudah terinfeksi oleh kuman diplokokus gram positif, sehingga satu-satunya jalan untuk menghentikan laju perkembangan bakteri tersebut hanya dengan antibiotika.

Apa yang di lakukan agar pasien mau menerima rencana terapi? Dokter harus menjelaskan dengan rinci rencana perawatannya, di jelaskan baik buruknya, untung ruginya. Dokter harus bisa meyakinkan pasien bahwa kemungkinan untuk bisa sembuh lebih besar dengan diadakan perawatan, bukan menyerah pada keadaan dan nasib.

Apakah dokter boleh melakukan perawatan dan pengobatan paksa pada pasien..? TIDAK BOLEH Karena hal tersebut telah melanggar kode etik kedokteran yaitu melanggar hak-hak otonomi dari pasien dalam menentukan rencana terapinya.

Apa yang dilakukan oleh dokter jika menghadapi pasien seperti di atas.?1. 2. 3. Memberikan edukasi Memberikan informasi Komunikasi Kesimpulan : Sebagai dokter sewajarnya memberikan solusi yang terbaik kepada pasien. Jika pasien tetap melakukan penolakan perawatan, maka dokter harus menghargai keputusan pasien tersebut.