41
PARASITOLOGI KEDOKTERAN Drh.Bagus Uda Palgunadi,M.Kes.

PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Citation preview

Page 1: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

PARASITOLOGI KEDOKTERAN

Drh.Bagus Uda Palgunadi,M.Kes.

Page 2: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

DEFINISI• Parasitologi kedokteran : Ilmu yang mempelajari tentang

parasit penyebab penyakit pada manusia

• Ruang Lingkup Parasitologi Kedokteran : Helminthologi, Protozologi, Entomologi dan Imunoparasitologi

• Aspek aspek yang dipelajari : Etiologi, epidemiologi, syndroma dan gejala klinis, patogenesa dan penatalaksanaan

Page 3: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Istilah – istilah penting:• Parasit : organisme yang mendapatkan makanan serta

hidupnya sangat tergantung pada organisme lainnya

• Parasitisme : hubungan timbal balik antara 2 organisme yang salah satu diantaranya mendapat keuntungan sedangkan yang lainnya mendapat kerugian

• Host : hospes = induk semang = tuan rumah yaitu suatu organisme yang menjadi tempat hidup dari parasit

• Intermediate Host : hospes perantara = induk semang antara yaitu suatu organisme yang menjadi tempat hidup parasit untuk sementara waktu

Page 4: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

• Reservoir host : hewan yang mengandung parasit yang sama pada manusia

• Infeksi : parasit yang hidup di dalam tubuh host (endoparasit)

• Infestasi : parasit hidup di permukaan tubuh host (ektoparasit)

Page 5: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

EPIDEMIOLOGI

• Penularan penyakit parasit dari satu host kepada host yang lain terjadi dengan cara pemindahan stadium infektif dari parasit

• Stadium infektif dapat mencapai tubuh manusia dengan berbagai jalan : per oral ( melalui makanan & minuman ), per cutan (kontaminasi kulit atau menembus kulit/ mucosa) dan melalui gigitan serangga

Page 6: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

ETIOLOGI

• Ada 3 golongan parasit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu cacing (Helminth), Protozoa dan beberapa golongan dari arthropoda (serangga)

Page 7: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Nomenclature /penamaan

• Setiap parasit merupakan bagian dari : phylum, class, ordo, family, genus dan species

• Penamaan species : binomial terdiri dari 2 kata, sistim italic atau bergaris bawah, huruf pertama kata pertama ditulis sebagai huruf besar (kapital) dan ini menunjukkan nama genus. Huruf pertama pada kata kedua ditulis dengan huruf kecil

• Contoh :Ascaris lumbricoidesAtauAscaris lumbricoides

Page 8: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

HELMINTHOLOGI

• Adalah ilmu yang mempelajari tentang cacing (helminth)

• Helminth terdiri dari 3 filum yaitu :

1. Platyhelminthes (cacing pipih)

2. Nemathelminthes (cacing bulat)

3. Annelida (cacing berbuku buku misalnya lintah)

Page 9: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN
Page 10: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

SOIL TRANSMITTED HELMINTH

• Adalah sekelompok nematoda usus yang dalam siklus hidupnya melalui siklus perkembangan di tanah

• Yang termasuk STH adalah :

1. Ascaris lumbricoides

2. Cacing tambang : Necator americanus dan Ancylostoma duodenale

3. Trichuris trichiura

4. Strongyloides stercoralis

Page 11: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

1.Ascaris lumbricoides = round worm

• Nama dalam bahasa Indonesia : cacing gelang / cacing gilig

• Nematoda usus manusia yang ukurannya terbesar

• Hospes definitif : manusia

• Penyakitnya disebut : Askariasis

• Habitat / predileksi : lumen usus halus

• Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari telur yang fertilized)

Page 12: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

• Distribusi geografis dan epidemiologi : kosmopolitan ( di seluruh dunia) terutama di daerah

tropis dan subtropis dengan kelembaban udara yang cukup tinggi .

Askariasis ditemukan pada semua umur tetapi paling sering pada anak – anak

Penularan : per oral (tertelannya telur infektif )

Page 13: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Morfologi :

Telur : mempunyai 4 tipe yaitu :

1. Dibuahi ( fertil )

2. Matang / berembryo (berisi larva)

3. Tidak dibuahi (infertil)

4. Decorticated (dapat fertil maupun infertil)

Page 14: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Dewasa :

• Silindris

• Jantan panjangnya 10-31 cm < betina panjangnya 22-35 cm

• Putih kecoklatan atau kuning pucat

• Tubuh tertutup cuticula yang halus bergaris-garis tipis

• Mulut mempunyai 3 buah bibir ( 1 dorsal dan 2 subventral)

• Jantan : ujung posterior runcing dengan ekor melengkung ke arah ventral, dilengkapi 2 buah spicula (spiculum) berukuran 2 mm dan banyak papil –papil kecil.

• Betina: ujung posterior membulat dan lurus

Page 15: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

SIKLUS HIDUP

Page 16: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

SIKLUS HIDUPAscaris lumbricoides

Page 17: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Gejala/symptoma

Akibat infestasi cacing dewasa :• Rasa tidak enak di perut• Colic di epigastrium• Annorexia• Diare• Ileus (obstruksi usus) & Perforasi usus peritonitis

(sering pd anak – anak)• Pada penderita yang sensitif terhadap bahan metabolik

yang dihasilkan oleh cacing dewasa gejala keracunan (oedema & giant urticaria)

Page 18: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Akibat larva :

• Migrasi larva pada paru menyebabkan manifestasi allergi : pulmonary infiltration , serangan asthma, sembab pada bibir gejalanya berupa demam, nafas tidak teratur (cepat dan dalam), batuk dengan sputum bercampur darah, urticaria

Gejala ini dikenal sebagai syndroma Loeffler yang ditandai dengan eosinophilia

Page 19: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Diagnosis

Klinis & ditemukannya cacing dewasa dalam feces

Diagnosa lab : spesimen berupa feces ditemukan telur

Page 20: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Pencegahan dan pengobatan :

• Memperbaiki higiene individu dan lingkungan

• Pengobatan dengan : Pyranthel pamoate Membendazole Albendazole Levamyzole Piperazine

Page 21: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

2.CACING TAMBANG = hook worm

• 2 Species yang penting : Ancylostoma duodenale dan Necator americanus

• Penyakitnya disebut ancylostomiasis/necatoriasis

• Hospes definitif : manusia

• Habitat / predileksi : mucosa duodenum dan jejunum

• Bentuk infektif : larva filariform

• Distribusi geografis & epidemiologi : kosmopolitan terutama di daerah tropis dan subtropis. Dahulu banyak dijumpai pada pekerja tambang. Cara penularan : per cutan (melalui larva infektif

( filariform) yang menembus kulit)

Page 22: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Morfologi• Telur : mirip antara satu spesies dengan spesies yang lainnya Oval dengan ukuran 65 x 40µ, dinding tipis, tidak

berwarna • Larva : ada 2 stadium : Rhabditiform : gemuk, tidak infektif, panjang 250µ Filariform : langsing, infektif , panjang 600µ

• Dewasa : Bentuk silindris Putih keabuan Panjang betina 9-13 mm > jantan 5-11 mm Bagian posterior jantan mempunyai bursa cupulatrix,

suatu alat bantu kopulasi

Page 23: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Antara N.americanus dan A.duodenale dapat dibedakan berdasarkan : bentuk tubuh, bursa copulatrix dan rongga mulutnya.:

N.americanus lebih kecil, bagian anteriornya melengkung berlawanandengan lengkungan tubuh spt huruf S ; A.duodenale spt huruf C

Rongga mulut N.americanus mempunyai 2 pasang cutting plate ; A.duodenale mempunyai 2 pasang gigi

N.americanus betina tidak mempunyai spina caudal

• Jumlah telur per hari yang dapat dihasilkan oleh seekor cacing betina N.americanus 9-10 ribu butir ; A.duodenale 10-20 ribu butir

Page 24: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

SIKLUS HIDUPCacing tambang

Page 25: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

PATOGENESA & GEJALA• Cacing dewasa mengisap darah penderita

N.americanus menimbulkan kehilangan darah sekitar 0,1 cc per hari ; A.duodenale menimbulkan kehilangan darah sekitar 0,34 cc per hari

• Larva menimbulkan dermatitis dengan gatal gatal (ground itch) pada waktu menembus kulit penderita

• Larva yang migrasi (lung migration) menimbulkan bronchitis dan reakasi allergi

Page 26: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

• Gejala : Rasa tidak enak di epigastrium Sembelit, diare Ground itch ( gatal kulit di tempat masuknya larva) Pucat, perut buncit, rambut kering dan rontok gejala

umum kekurangan darah anemia hipokromik mikrositer

Gejala bronchitis : batuk kadang dahak berdarah

Page 27: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Diagnosa

• Lab : Feces : ditemukan telur Darah : anemia hipokromik mikrositer

Page 28: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Pencegahan & pengobatan

• Memperbaiki higiene individu dan lingkungan

• Pengobatan : Tetrachlorethylene Membendazole Albendazole Pyranthel pamoate

Page 29: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

3.Trichuris trichiura = whip worm

• Nama dalam bahasa Indonesia : cacing cambuk

• Penyakitnya disebut trichuriasis

• Hospes definitif : manusia

• Habitat / predileksi : mucosa cecum dan colon

• Bentuk infektif : telur infektif

• Distribusi geografis dan epidemiologi : Kosmopolitan terutama di daerah tropis Anak anak lebih sering terinfeksi Cara penularan : per oral (tertelannya telur infektif )

Page 30: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Morfologi

• Telur : Bentuk seperti tempayan (gentong) dengan semacam

tutup yang jernih dn menonjol di kedua kutubnya 50-54µ x 23µ Kulit luar berwarna kekuningan, bagian dalam jernih Sel telur saat dikeluarkan oleh cacing betina belum

membelah, perkembangan embrio di luar hospes ( di tanah )

Page 31: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

• Dewasa : Bagian anterior seperti cambuk dan meruncing Cacing jantan panjangnya 30-45 mm < betina

panjangnya 35-50 mm Bagian posterior cacing betina membulat tumpul Bagian posterior cacing jantan melingkar dgn 1 spikulum

dan sarung yg refraktil Jumlah telur yg dihasilkan cacing betina per hari 3 ribu

-10 ribu butir

Page 32: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN
Page 33: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Patologi dan symptoma / gejala

• Cacing dewasa terutama di mucosa cecum, Pada infeksi berat dapat sampai mucosa colon dan rectum

• Gejala : Anemia berat Diare berdarah Nyeri perut Mual , muntah Berat badan turun Prolapsus recti

Page 34: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Diagnosa

• Secara klinis

• Proktoskopi cacing dewasa pada mucosa rectum

• Diagnosa lab : Sampel : feces ditemukannya telur Sampel : darah Hb di bawah 3 g%; eosinophilia di atas

3%

Page 35: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Pencegahan & pengobatan

• Memperbaiki higiene individu dan lingkungan

• Pengobatan : Membendazole Albendazole

Page 36: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

4.Strongyloides stercoralis (threadworm)

• Nama dalam bahasa Indonesia : cacing benang• Penyakitnya disebut : Strongyloidiasis• Hospes definitif : manusia dan hewan• Habitat / predileksi : cacing betina mucosa duodenum

dan jejunum ; cacing jantan JARANG ditemukan di dalam hospes

• Bentuk infektif : larva filariform

Page 37: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Morfologi• Telur : Mirip telur cacing tambang 54µ x 32µ Dinding tipis dan transparan Dikeluarkan oleh cacing betina di membran mucosa

usus dan segera menjadi larva (TELUR TIDAK DITEMUKAN DALAM FECES PENDERITA)

• Larva : rhabditiform panjangnya 200-250µ dan filariform panjangnya 700µ

• Dewasa: Halus seperti benang Tidak berwarna Panjang 2,2 mm

Page 38: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

SIKLUS HIDUPStrongyloides stercoralis

Page 39: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Patologi dan Gejala

• Akibat larva : Larva menembus kulit dermatitis , urticaria, pruritus Migrasi larva ke paru pneumonia, batuk darah• Akibat cacing dewasa : Diare berdarah, dapat disertai lendir• Pada infeksi berat dapat menimbulkan kematian

Page 40: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Diagnosa

• Sampel : feces ditemukan: Larva rhabditiform Biakan feces 3 hari menjadi larva filariform dan cacing

dewasa free living

Page 41: PARASITOLOGI I KEDOKTERAN

Pencegahan & Pengobatan:

• Pencegahan strongyloidiasis lebih sulit daripada pencegahan ancylostomiasis atau necatoriasis , sebab dapat terjadi autoinfeksi di usus hospes dan siklus free living (hidup bebas) di tanah. Selain itu ada kemungkinan adanya reservoir pada hewan

• Pengobatan : Thiabendazole Membendazole Albendazole Ivermectine