7
PENCEMARAN AIR DI SUNGAI CITARUM A. LATAR BELAKANG Sungai citarumterletak di Jawa Baratmerupakansungaiterpanjangdanterbesar di Jawa Barat.Panjangalursungainyamencapai 300 km lebihdengan Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapaiseluas 562.958 ha.Dulunyasungaiinimerupakansumber air utama bagi masyarakat Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung.Pemanfaatan sungai Citarum sangat bervariasi dari hulu hingga hilirdari yang memenuhi kebutuhan rumah tangga, pertanian, peternakan dan Industri. Ironisnya, berkebalikan dengan nilai historis dan signifikan si Citarum bagi bangsa Indonesia, saat ini Citarum sedang mengalami krisis. Air yang mengalir melalui Citarum telah tercemar oleh berbagai limbah. Kadar bakteri e-coli di Sungai Citarummencapai 50.000/100 ml, yang berasal dari limbah industry dan limbah domestic dari masyarakat (SumberPusairtahun 2006).Air yang dulunya bersih kini tidak lagi dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari masyarakat, bahkan sungai ini sudah termasuk sebagai sungai paling tercemar di dunia. Dengan banyaknya kehidupan yang bergantung pada sungai ini, tentu harus dilakukan penanganan khusus agar sungai ini dapat kembali digunakan oleh masyarakat sekitar.

Paper Pencemaran Air Di Sungai Citarum Fix Bget

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pencemaran yang terjadi di Sungai Citarum sudah sangat mengkhawatirkan. Mari selamatkan sumber daya air kita.

Citation preview

PENCEMARAN AIR DI SUNGAI CITARUMA. LATAR BELAKANGSungai citarumterletak di Jawa Baratmerupakansungaiterpanjangdanterbesar di Jawa Barat.Panjangalursungainyamencapai 300 km lebihdengan Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapaiseluas 562.958 ha.Dulunyasungaiinimerupakansumber air utama bagi masyarakat Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung.Pemanfaatan sungai Citarum sangat bervariasi dari hulu hingga hilirdari yang memenuhi kebutuhan rumah tangga, pertanian, peternakan dan Industri. Ironisnya, berkebalikan dengan nilai historis dan signifikan si Citarum bagi bangsa Indonesia, saat ini Citarum sedang mengalami krisis. Air yang mengalir melalui Citarum telah tercemar oleh berbagai limbah. Kadar bakteri e-coli di Sungai Citarummencapai 50.000/100 ml, yang berasal dari limbah industry dan limbah domestic dari masyarakat (SumberPusairtahun 2006).Air yang dulunya bersih kini tidak lagi dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari masyarakat, bahkan sungai ini sudah termasuk sebagai sungai paling tercemar di dunia. Dengan banyaknya kehidupan yang bergantung pada sungai ini, tentu harus dilakukan penanganan khusus agar sungai ini dapat kembali digunakan oleh masyarakat sekitar.

Limbah limbahyang terdapat di sungai Citarum ini berupa limbah rumah tangga yang berasal dari masyarakat sekitar, limbah akibat pestisida yang digunakan dalam pertanian, dan yang paling banyak dan berbahaya adalah limbah kimia beracun dan berbahaya dari industry tekstil. Pada limbah cair ini ditemukan zat berbahaya seperti Mangan(Mn),Chromium Heksvalen(Cr6+),Alkyphenol, Cadmium(Cd), Merkuri (Hg), Tembaga (Cu), dll. Dan dari hasil pengujian ditemukan zat-zat kimia yang terkandung di dalam limbah bersifat karsinogenik atau pemicu kanker pada manusia.Selain itu limbah tekstil ini menyebabkan aliran air di sungai selalu berganti warna menjadi merah, kuning, biru, hijau, dll. Akibat air sungai yang berubah-ubah warna masyarakat sekitar menyebut aliran limbah tersebut sebagai air terjun pelangi.Namun, karena zat-zat berbahaya yang terkandung dalam limbah tersebut, orang-orang yang mengunjungi lokasi ini harus mengenakan masker, kacamata, serta pakaian pelindung agar tidak terkontaminasi oleh zat-zat kimia berbahaya yang mencemari air.

Zat warna dipakai hamper pada semua industri. Tanpa memakai zat warna, hasil atau produk industry tidak menarik. Berdasarkan bahan susunan zat warna dan bahan-bahan yang ditambahkan,dapat dimengerti bahwa hamper semua zat warna kimia adalah racun. Apabila masuk kedalam tubuh manusia dapat bersifat cocarcinogenik, yaitu merangsang tumbuhnya kanker. Oleh sebab itu, pembuangan zat kimia ke air lingkungan sangatlah berbahaya. Selain sifatnya racun, zat warna kimia juga akan mempengaruhi kandungan oksigen dalam air mempengaruhi pH air lingkungan, yang menjadikan gangguan bagi mikroorganisme dan hewan air. Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, dan pada umumnya adalah logam. Apabila masuk keperairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium(Cd), air raksaataumerkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll. Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah.

B. PENANGANAN YANG DILAKUKANAir merupakan sumber kehidupan yang paling penting. Air digunakan untuk makan dan minum, kegiatan rumah tangga, kegiatan pertanian, dan kegiatan lainnya. Di dalam air terkandung oksigen yang bermanfaat untuk perikanan, selainitu, tingkat keasaman (pH) air sangat mempengaruhi kehidupan yang berada di dalam air.Namun, dengan banyaknya limbah yang dibuang kealiran sungai, terlebih lagi berupa limbah kimia dari industri tekstil, air sungai ini tidak lagi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, perikanan, apalagi untuk makan dan minum.Agar dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari, kandungan logam dan zat-zat kimia lainnya yang terdapat dalam aliran sungai harus dikurangi.Untuk mengurangi kandungan zat kimia tersebut terdapat beberapa cara, zat kimia dapat diolah secara fisik, kimia, maupun biologis.Pengolahan limbah tekstil secara fisik contohnya penyaringan, penghancuran, perataan air, penggumpalan, sedimentasi, pengapungan, filtrasi. Secara kimia yaitu dengan menambahkan bahan-bahan kimia yang dapat mengurangi zat pencemar di dalam limbah, contohnya pangendapan, klorinasi, oksidasi dan reduksi netralisasi. Kemudian limbah juga dapat diolah secara biologis yaitu dengan menambahkan mikroorganisme kedalam air. Mikroorganisme ini akan menguraikan zat-zat kimia yang ada di dalam air sehingga senyawa organik dalam limbah menjadi senyawa yang lebih sederhana dan mudah diambil. Diantara metode-metode tersebut, yang paling mudah adalah secara fisik atau kimia. Karena jika dilakukan secara biologis, untuk dapat menguraikan senyawa organik, mikroorganisme membutuhkan banyak oksigen, hal ini tentu akan mengurangi kadar oksigen di dalam air.

C. BANGUNAN UTAMA DAN PENDUKUNGIPAL (instalasi pengolahan air limbah) merupakan sebuah sistem pengolahan air limbah yang harus dimiliki setiap pabrik yang beroperasi. Ipal yang digunakan oleh setiap pabrik industri pun berbeda-beda sistemya. Salah satu system yang digunakan yang digunakan untuk industri tekstil yaitu ipal dengan system pengolah limbah lumpur aktif. Sebelum dibuang kesaluran pembuangan limbah terlebih dahulu disaring sehingga sisa-sisa benang atau kain tidak ikut terbawa air limbah. Kemudian untuk menghilangkan warna pada air limbah, air tersebut dialirkan kedalam beberapa bak penampungan. Pada bak penampungan pertama ditambahkan zat kimia yang berfungsi untuk proses koagulasi. Pada bak penampungan kedua ditambahkan zat kimia lain yang berfungsi menaikkan pH yang turun akibat zat kimia pada bak pertama. Lalu pada bak ketiga ditambahkan zat kimia yang berfungsi untuk menggumpalkan zat kimia, lalu karena gaya gravitasi zat-zat pengikat warna akan mengendap dengan sendirinya dan terpisah dari cairan. Air yang sudah melalui proses ini sudah jernih, namun masih memiliki pH yang tinggi. Proses selanjutnya adalah ekualisasi, pada proses ini limbah cair yang tidak berwarna diaduk dengan air yang berasal dari mesin pengepres lumpur, dua cairan ini dicampur sehingga memiliki pH 7 dan suhu 32C. Sebelum masuk ke system lumpur aktif, air yang telah dicampur tadi terlebih dahulu disaring dengan saringan halus sehingga limbah yang akan diolah bebas dari polutan-polutan kasar dan kemudian didinginkan hingga mencapai suhu 29C-30C untuk kemudian dialirkan kedalam bakaerasi. Kemudian air limbah dialirkan kedalam bak sedimentasi. Setelah itu air dipompa ke bak koagulasi untuk diberi zat kimia yang berfungsi mengurangi padatan tersuspensi yang masih terkandung dalam air, pada akhir proses ini didapatkan air dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya dan sudah bisa dibuang keperairan.

Contoh proses ipal dengan system pengolah limbah lumpur aktif