41
BAB 109 PANKREAS N. Scott Adzick Embriologi Pankreas berasal dari dua kuncup endodermal yang muncul dari bagian kaudal dari foregut. Salah satunya adalah kuncup ventral, yang muncul dari dasar divertikulum hepar dan berkaitan erat dengan saluran empedu; yang lain muncul dari dorsal permukaan duodenum yang segera berlawanan dan dalam arah sedikit rostral ke divertikulum hepar. Keduanya menyatu kira-kira pada minggu keenam atau ketujuh kehamilan. Kuncup dorsal muncul sebelum kuncup ventral, tumbuh lebih cepat dan menjadi lebih besar. 1,2 Sebuah saluran aksial dibentuk dan membuka ke saluran usus pada awal minggu keenam kehamilan, dan cabang pendek segera muncul setelah itu. 3 Kuncup ventral pankreas secara sementara terdiri dari dua lobules 4 ; saluran kecil terbentuk dalam lobulus ini dan membuka ke arah divertikulum hepardekat dengan kandung empedu. Kuncup ventral terbawa dari duodenum oleh pemanjangan bagian proximal dari divertikulum hepar dari tempatnya berasal. Bagian proksimal ini disebut saluran empedu umum (common bile duct). Bagian ventral dari lobulus kuncup kemudian regresi sepenuhnya. Karena cepat pertumbuhan duodenum, dimana terbatas ke kiri setengah dari lingkarannya, 5 kuncup ventral kanan dan perkembangan dari saluran empedu umum berputar mundur dan letaknya menjadi dekat ke permukaan posterior dan inferior dari kuncup dorsal pankreas. Hasil rotasi ini adalah untuk membawa pembukaan saluran empedu ke sisi yang sama seperti kuncup dorsal sehingga saluran terletak ventral dan di bawah pembukaan saluran tersebut. Ujung dari lobulus ventral kanan kuncup terletak di belakang arteri mesenterika superior. Selama minggu ketujuh kehamilan, kuncup ventral yang lebih kecil menyetu dengan bagian proksimal dari bagian dorsal pankreas. Asinus sekretori muncul pada bulan ketiga sementara rangkaian dari sel-sel di mengitari ujung dari saluran

Pankreas - Lapkas Bedah Anak

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 109

PANKREASN. Scott Adzick

Embriologi

Pankreas berasal dari dua kuncup endodermal yang muncul dari bagian kaudal dari foregut. Salah satunya adalah kuncup ventral, yang muncul dari dasar divertikulum hepar dan berkaitan erat dengan saluran empedu; yang lain muncul dari dorsal permukaan duodenum yang segera berlawanan dan dalam arah sedikit rostral ke divertikulum hepar. Keduanya menyatu kira-kira pada minggu keenam atau ketujuh kehamilan. Kuncup dorsal muncul sebelum kuncup ventral, tumbuh lebih cepat dan menjadi lebih besar.1,2 Sebuah saluran aksial dibentuk dan membuka ke saluran usus pada awal minggu keenam kehamilan, dan cabang pendek segera muncul setelah itu.3Kuncup ventral pankreas secara sementara terdiri dari dua lobules4; saluran kecil terbentuk dalam lobulus ini dan membuka ke arah divertikulum hepardekat dengan kandung empedu. Kuncup ventral terbawa dari duodenum oleh pemanjangan bagian proximal dari divertikulum hepar dari tempatnya berasal. Bagian proksimal ini disebut saluran empedu umum (common bile duct). Bagian ventral dari lobulus kuncup kemudian regresi sepenuhnya. Karena cepat pertumbuhan duodenum, dimana terbatas ke kiri setengah dari lingkarannya, 5 kuncup ventral kanan dan perkembangan dari saluran empedu umum berputar mundur dan letaknya menjadi dekat ke permukaan posterior dan inferior dari kuncup dorsal pankreas. Hasil rotasi ini adalah untuk membawa pembukaan saluran empedu ke sisi yang sama seperti kuncup dorsal sehingga saluran terletak ventral dan di bawah pembukaan saluran tersebut. Ujung dari lobulus ventral kanan kuncup terletak di belakang arteri mesenterika superior. Selama minggu ketujuh kehamilan, kuncup ventral yang lebih kecil menyetu dengan bagian proksimal dari bagian dorsal pankreas.Asinus sekretori muncul pada bulan ketiga sementara rangkaian dari sel-sel di mengitari ujung dari saluran dimana mereka bersal.6 Perkembangan pankreas melibatkan proses dimana dua morfologis jenis jaringan yang berbeda harus berasal dari satu epitel sederhana. Kedua jenis jaringan ini, eksokrin (termasuk asinar sel, sel centro-acinar, dan saluran) dan sel endokrin, memiliki fungsi yang berbeda dan memiliki morfologi yang sama sekali berbeda. Selain itu, jaringan endokrin harus menjadi terputus dari lapisan epitel selama perkembangannya.7,8

ANOMALI PANKREAS

Anomali pankreas banyak dan tercantum dalam Tabel 109-1.

ANNULAR PANKREAS

Selama minggu keenam kehamilan, saluran umum dan lobulus ventral kanan kuncup terbawa ke arah dorsal sekitar lingkaran duodenum. Saluran dorsal pankreas yang lebih panjang beranastomosis dengan pankreas ventral untuk membangun saluran utama pankreas. Kesalahan perkembangan pada tahap ini diyakini menyebabkan annular pankreas. Anomali ini terjadi pada 1 dari 20.000 kelahiran dan lebih sering pada laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 2: 1. Terjadinya annular pankreas pada wanita dan anknya,9 pada bersaudara, dan anggota dari dua generations10 berturut-turut menunjukkan kemungkinan keterkaitan yang turun-temurun, tetapi hal ini belum dapat dipastikan. Annular pankreas dapat menyebabkan stenosis duodenum atau gejala obstruktif pada hari-hari pertama kehidupan.11

DIVISUM PANKREAS

Pankreas dewasa berasal dari kuncup ventral dan dorsal pankreas yang menyatu pada akhir minggu kedelapan kehamilan. Sebagian besar kelenjar ini berasal dari kuncup dorsal dan termasuk bagian anterior superior dari kepala, tubuh, dan ekor; ini dialirkan oleh saluran Santorini melalui papilla minor. Kuncup ventral menjadi bagian posterior dan inferior dari kepala. Kuncup pankreas ventral dialirkan oleh saluran Wirsung ke papilla mayor Vater. Dengan menyatunya pankreas ventral dan dorsal dengan sistem salurannya, saluran Wirsung menjadi saluran mayor, dan saluran Santorini biasanya regresi dengan papilla minor kira-kira pada 90% orang. Gagalnya penyatuan kedua saluran tersebut mengakibatkan varian anatomi yang dikenal sebagai divisum pankreas. Dalam gangguan ini saluran dari Wirsung kecil, dan saluran Santorini menjadi sistem duktus utama dan mengatur komunikasi dengan duodenum melalui papilla minor. Konfigurasi ini ditemukan di 4% sampai 11% dari mayat dan 3,25% dari pasien yang menjalani endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP). PANKREAS PENDEK BAWAAN

Pemendekan bawaan dari pankreas merupakan anomali yang tidak biasa yang telah dijelaskan pada individu dengan sindrom polysplenia,12 serta menjadi anomaly13 terisolasi. Hal ini juga terlihat pada kembar siam dengan duodenum yang menyatu. Pada keadaan ini pankreas puntung dan kebocoran jaringan pada bagian tubuh dan ekor, yang dipercayai disebabkan oleh agenesis dari kuncup pankreas dorsal. 14

Anatomi PembedahanPankreas terdiri dari kepala, tubuh, dan ekor, meskipun daerah ini tidak memiliki batas anatomi yang berbeda. Kepala terletak tepat diatas L2, tubuh meliputi L1, dan ekor naik ke T12 sebelah kiri. Aorta abdominalis dan vena cava menyediakan beberapa bantalan efek terhadap tulang belakang; namun, desakan tertentu (seperti cedera karena sabuk pengaman dan roda kemudi) dapat menyebabkan trauma tumpul pada tubuh pankreas.Pankreas adalah retroperitoneal. Refleksi peritoneal dari mesokolon transverum, mesenterium usus kecil, dan ligamen splenorenal dan phrenocolic hadir dan menstabilkan tugas mesenterika untuk penyebaran langsung enzim-enzim pankreas yang telah di ekstravasasi.15 Hubungan anatomi penting untuk memahami patofisiologi berbagai tanda-tanda radiografi yang terlihat pada pasien dengan pankreatitis akut.Arteri limpa menyediakan sebagian besar suplai darah kepankreas dan terlentang sepanjang batas superior pankreas dengan vena limpa. Tampaknya bahwa suplai darah terbesar umumnya untuk bagian kepala pankreas. Bagian kepala pankreas membagi suplai darahnya dengan duodenum melalui arteri gastroduodenal dan arteri pankreatikoduodenal superior dan inferior, yang bisa menyulitkan pembedahan pada bagian kepala pankreas. Darah dari pankreas mengalir dari arah posterior kedalam vena mesenterika superior dan vena limpa melalui cabang-cabang yang kecil dan halus.Beberapa anomali bagian pankreas (ketiga) dari saluran empedu umum telah dicatat: (1) saluran empedu mungkin sebagian ditutupi oleh lidah pankreas (44%), (2) saluran empedu mungkin ditutupi sepenuhnya oleh pankreas (30%), (3) permukaan posterior dari saluran empedu mungkin tidak ditutupi (17%), dan (4) saluran empedu mungkin ditutupi oleh dua lidah dari pankreas (9%).16 Ahli bedah harus menyadari beberapa varian ini selama pembedahan yang melibatkan bagian kepala dari pankreas.Pankreatitis

Meskipun pankreatitis jaran terjadi selama masa kanak-kanak, ini harus dipertimbangkan pada setiap anak-anak dengan sakit perut akut berulang yang tidak dapat dijelaskan. Prognosis pada anaka-anak umumnya baik, dengan pengecualian pankreatitits yang disebabkan oleh kegagalan multiorgan. Bagaimanapun penyebabnya, beberapa ciri-ciri umum ditemukan pada semua tipe pankreatitis. Manajemen pasien harus sangat individual karena beberapa penyakit dapat menyebabkan pankreatitis.PANKREATITIS AKUT

Secara klinis, pankreatitis akut didefinisikan sebagai satu episode atau episode berulang dari sakit perut yang terkait dengan peningkatan level serum enzim pankreas. Korelasi morfologinya adalah akut fokal atau pembengkakan yang menyebar dan peradangan dari pankreas. Resolusi dari gejala-gejala dan normalisasi dari biokimia darah dan abnormalitas anatomi mengikuti sebuah episode akut. Kelanjutan yang hadir antara pankreatitis akut dan kronik; sebagai hasilnya, epidose berulang dari pankreatitis akut mungkin berkembang dalam tipikal klinis dan ciri-ciri morfologi dari pankreatitis kronik.Etiologi

Meskipun pankreatitis pada orang deasa seringkali dikaitkan dengan minuman beralkohol atau penyakit saluran empedu, pada anak-anak penyebabnya lebih berbeda.17-19 kebanyakan kasus pankreatitis akut pada anak-anak disebabkan oleh infeksi sistemik, trauma, koledokolitiasis, anomali dari sistem saluran pankreatikobiliaris, dan obat-obatan (Table 109-2). Penyebab yang jarang termasuk penyakit idiopatik, kelainan metabolic, dan kondisi-kondisi lainnya seperti pankreatitis familial serta penyakit Crohn.

Enam hingga 33% kasus dari pankreatitis terkait dengan kelainan dari saluran empedu atau saluran pankreas,20 dengan kista koledokus dan kolelitiasis yang menjadi paling umum. Kista koledokus paling sering dihubungkan dengan malunion dari saluran empedu dan pankreas (malunion pankreatikobiliaris), dan saluran umum yang panjang dapat menyebabkan reflux dari empedu ke dalam saluran pankreas.21 saluran umum tersebut dapat terlihat dengan mudah pada ERCP; saluran ini seringkali melebar dan mengandung plak protein atau batu, yang bisa menyebabkan pankreatitis obstruktif atau penyakit kuning.Kolelitiasis pada anak-anak seringkali dihubungkan dengan beragam kelainan hemolitik termasuk sferositosis, alfatalasemia, dan penyakit sel sabit. Ini juga bisa disebabkan oleh obesitas dan penggunaan dari nutrisi total parenteral.22 Peran dari anomali saluran pankreas seperti divisum pankreas dan stenosis ampula Vater baru-baru ini dihargai.23-26 Malunion pankreatikobiliaris yang tidak dihubungkan dengan kista koledokus menarik perhatian klinis karena cenderung diabaikan pada ultrasonografi; kebanyakan pasien dengan kelainan yang memiliki sakit perut berulang merupakan hasil dari pankreatitis.24,26-28 Tagge dan rekan-rekan26 menemukan anomali saluran pada 6 hingga 61 (10%) pasien dengan pankreatitis. Mereka mencatat bahwa pasien-pasien dengan abnormalitas saluran biasanya memiliki episode berulang dan bahwa pankreatitis kronik atau kambuhan juga dihubungkan dengan anomali saluran.

Trauma abdomen parah bisa menyebabkan gejala-gejala akut yang tiba-tiba.29 bagaimanapun, trauma yang kurang parah bisa muncul pada onset tertunda dan manifestasi subakut. Kekerasan pada anak sebaiknya dipertimbangkan pada semua anak-anak dengan pankreatitis akut yang memiliki riwayat yang samar-samar.19 Akhirnya, trauma juga bisa dapat diinduksi secara iatrogenik selama bedah abdomen atau ERCP.30

Obat-obatan menyebabkan 8% hingga 25% dari kasus pankreatitis. Obat-obatan yang menyebabkan pankreatitis yang paling sering termasuk didanosine, azathioprine, mercaptopurine, L-asparaginase, dan valproic acid.20,31,32 Baru-baru ini, transplantasi hari telah dilaporkan sebagai penyebab yang mungkin dari pankreatitis akut. Insiden dari komplikasi ini dan angka mortalitas pada anak-anak adalah masing-masing 1,9% dan 43%.33 Hubungan kuat antara kesembuhan dari pankreatitis akut setelah translantasi hati dan beberapa faktor resiko seperti diagnosis dari gagal hepatik filminant, retransplantasi, diseksi luas pada saat transplantasi hati, dan penggunaan dari pencangkokan arteril infrarenal telah dilaporkan.34

Beberapa varian tertentu dari gen trypsinogen and gen cystic fibrosis transmembrane regulation (CFTR) dapat menyebabkan pankreatitis akut berulang. Banyak pasien dengan diagnosis pankreatitis idiopatik memiliki senyawa genotipe heterozigot di mana kedua alel gen CFTR adalah abnormal, sehingga merupakan varian dari cystic fibrosis. Ada juga beberapa laporan dari hubungan antara pankreatitis kronik dan sejumlah mutasi dari CTR yang keduanya terdapat pada pasien dengan kistik fibrosis dan karier dengan mutasi tunggal.35

Dalam kondisi tertentu, destruksi dari pankreas dimulai antenatal. Bayi dengan sindroma Shwachman-Diamond, sebuah gangguan resesif autosomal dipetakan pada daerah centromeric dari kromosom 7,36 memiliki insufisiensi pankreas saat lahir, pada umumnya denga level serum tripsinogen yang rendah, indikasi dari atrofi eksokrin pankreas hampir menyeluruh saat lahir.Diagnosis

Diagnosis dari pankreatitis akut berdasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan fisik, hasil uji laboratorium, dan temuan-temuan dari investigasi gambaran diagnostic. Penentuan dari isoenzim amylase juga telah digunakan untuk meningkatkan ketepatan diagnosis dengan cara mengidentifikasi jaringan dimana amylase berasal. Level serum lipase juga dapat melengkapi uji pankreatitis dan meningkatkan hasil diagnosis yang positif.37 sebuah system penilaian yang baru untuk pankreatitis akut pada anak-anak telah diajukan bahwa memiliki sensitivitas yang lebih baik daripada penilaian Ranson dan Glasgow.22 Parameternya adalah usia (2000), level Ca 48-jam (5 mg/dL).

Radiografi polos dari dada dan abdomen diperoleh untuk mengecualikan perforasi usus. Kadang-kadang batu empedu radioopak, kolon kananyang terisi gas, atau lingkaran buncit pada usus halus (lingkaran sentinel) bisa terlihat. Efusi pleura basalis kiri relative umum, dan bintik-bintik pada daerah paru-paru adalah gambaran dari pelepasan sitokin sistemik. Penelitian radiografi ditingkatkan oleh kontras larut dalam air dari saluran pencernaan bagian atas terkadang bermanfaat, terutama dalam kasus trauma ketika dicurigai cedera pada duodenum atau usus halus. Ultrasonografi (USG) dan computed tomography (CT) adalah bermanfaat untuk mendeteksi abnormalitas pada pancreas. Cedera yang dikarenakan trauma pada organ abdomen, terutama pancreas, segera terdeteksi pada CT.

ERCP adalah jarang diindikasi untuk pankreatitis akut, tapi ternyata menjadi esensial pada anak-anak yang menderita pankreatitis dengan penyebab yang tidak jelas.23,26 Teknik ini bermanfaat dalam kasus-kasus pankreatitis kambuhan yang dihubungkan dengan malunion pankreatikobiliaris.21,24 ERCP merupakan sebuah metode invasive yang bisa memperburuk pankreatitis dan seringkali sebuah pilihan selama fase akut dari pankreatitis. Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP) merupakan sebuah metode non invasive yang menampilkan gambaran dari traktus pankreatikobiliaris. MRCP menggambarkan saluran empedu umum pada lebih dari 96% pasien dan mendeteksi batu saluran empedu umum dengan sensitifitas dari 71% hingga 100%, sehingga melebihi sensitifitas dari USG (20% hingga 65%) dan CT (45% hingga 85%). Visualisasi dari saluran pancreas yang lebih kecil berhasil pada lebih dari 80% oasien.37 Miyano dkk38 sebelumnya telah mengevaluasi efektifitas dari MRCP pada pasien anak-anak denga pankreatitis akut. Pasien dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok 1 terdiri dari tujuh pasien yang didiagnosis secara sonografi menderita kista koledokus, dan kelompok 2 terdiri dari sembilan pasien pankreatitis akut dengan penyebab tidak pasti. Malunion pankreatikobiliaris terdeteksi pada enam dari tujuh pasien kelompok 1 dan satu dari sembilan pada kelompok 2. Divisum pancreas terdeteksi pada satu pasien di kelompok 1 tapi tidak didapatkan pada pasien kelompok 2. Dilatasi dari saluran utama pancreas terdeteksi pada satu dari kelompok 1 dan tiga dari kelompok 2. Penemuan-penemuan ini mengindikasikan bahwa MRCP adalah metode potensial yang bermanfaat untuk mengidentifikasi dan mengetahui abnormalitas structural dari saluran pankreatikobiliaris pada anak-anak.Penanganan

Penanganan dari pankreatitis akut memiliki dua tujuan umum: (1) untuk meminimalisir faktor-faktor penyebab dan (2) untuk menyediakan perawatan suportif dengan teliti termasuk penggunaan luas dari analgetik, pengaturan dari cairan parenteral, pengaturan nutrisi, pencegahan infeksi, dan menghambat aktifitas endokrin dan eksokrin.

Analgetik parenteral dengan agen-agen anti peradangan nonsteroid maupun narkotik pada umumnya diwajibkan, bahkan pada kasus-kasus ringan dari pankreatitis, karena rasa sakit bisa menjadi ekstrim. Hal ini tidak asing lagi untuk mengelola meperidin daripada morfin karena dapat menyebabkan kejang ampullary. Meskipun nasogastric suction biasanya dilakukan untuk megurangi muntah dan distensi abdomen, nilai dari dekompresi nasogaster masih dipertanyakan, kecuali jika pasien muntah. Aspirasi dari asam lambung bisa mengurangi sekresi eksokrin pancreas dengan cara membatasi pelepasan sekretin. Asupan oral harus dihentikan untuk mengurangi stimulasi pancreas. Total nutrisi parenteral sebaiknya diterapkan lebih awal untuk mencegah terjadinya malnutrisi.39 Sebagai tambahan, penggunaan lebih awal dari kateter vena sentral pada pasien-pasien dengan penyakit parah akan menyediakan akses untuk dukungan agresif volume intravena dan nutrisi. level serum dan hematocrit dari glukosan dan kalsium harus diukur, dan pengeluaran urin tiap jam harus di monitor dengan hati-hati.

Meskipun keuntungan dari antibiotic profilaksis belum bisa dibuktikan, pasien-pasien dengan nekrosis pankreatitis bisa menguntungkan.40 strategi pengobatan yang lain melibatkan somatostatin, glucagon, antikolinergik, penghambat histamine, dan penghambat protease, telah direkomendasikan, tapi pada akhirnya tidak memperlihatkan keuntungan yang konklusif.

Standar penanganan medis harus digunakan pada pasien dengan pankreatitis akut dengan tujuan untuk mengontrol kelainan sebelum intervensi pembedahan, dimana sangat jarang diwajibkan pada anak-anak tapi seringkali diterapkan jika diagnosisnya tidak pasti atau perkembangan komplikasi setelah episode akut seperti pseudokista dengan penyakit pankreatikobiliaris pada umumnya membutuhkan koreksi pembedahan dari kondisi pokok sebelum penyembuhan bisa di ekspektasi.

Pada manajemen dari pankreatitis akut yang parah, keputusan besar adalah apakah dan kapan pembedahan pada infeksi atau nekrosis pancreas dibuthkan. Infeksi atau nekrosis jaringan pancreas merupakan faktor resiko besar untuk mortalitas pada pankreatitis akut yang parah dan merupakan indikasi pembedahan. Di lain pihak, ada dukungan untuk manajemen konservatif tanpa pembedahan dari steril nekrosis pancreas termasuk penanganan antibiotic. Angka kematian yang dilaporkan adalah 1,8% dengan steril nekrosis pancreas dan 24% dengan infeksi nekrosis.41 Pembedahan awal telah dihubungkan dengan peningkatan mortalitas dan seharusnya ditunda jika tidak bisa dihindari.

PANKREATITIS KAMBUHAN KRONIK

Pankreatitis kambuhan kronik merupakan karakteristik dari episode berulang dari sakit perut bagian atas yang dihubungkan dengan derajat yang bervariasi dari disfungsi eksokrin dan endokrin. Beberapa serial kasus relative dari pankreatitis kronik kambuhan ada pada masa anak-anak, meskipun lebih sering dicurigai pada anak-anak dengan episode berulang dari sakit perut.43-45 penyakit ini menghasilkan variasi yang luas dari perubahan structural yang progresif dan tidak bisa diubah pada pancreas.44 sekarang ini, aspek yang paling kontroversial dari penanganan pada kelainan ini adalah pilihan dari prosedur pembedahan yang layak.Penyebab dan Patofisiologi

Pada anak-anak penyebab yang paling umum dari pankreatitis kambuhan kronik adalah trauma, keturunan, penyakit sistemik, dan malformasi dari saluran pankreatikobiliaris seperti divisum pancreas, dan kolekolitiasis. Sebagai tambahan, variasi dari kondisi yang tidak biasa termasuk penyakit metabolic, kelainan endokrin, dan penyakit radang usus13 dapat menyebabkan kelainan. Penyebab dari pankreatitis kronik kambuhan dijabarkan pada Table 109-3.

Anomali bawaan tertentu mempengaruhi dan mengelilingi jaringan, beberapa diantaranya dihubungkan denga pankreatitis kambuhan kronik. Obstruksi aliran pancreas menyebabkan stenosis papilla Vater dan menghasilkan reflux empedu dari saluran umum dipercaya bertanggung jawab atas terjadinya peradangan, yang mungkin dapat diubah jika obstruksi telah tidak ada. Penyebab yang relative umum dari pankreatitis kambuhan adalah divisum pancreas,46 dimana kebanyakan dari aliran cairan pancreas melalui saluran kecil Santorini, dengan kemungkinan obstruksi relative untuk mengalir karena dinamika aliran dan anatomi. Beberapa kejadian telah dilaporkan sebuah peningkatan insidensi dari divisum pancreas pada pasien-pasien dengan pankreatitis krooni idiopatik.46 Pankreas annular, dimana hasil dari gangguan rotasi atau fiksasi embriologi pankreatik primordium, juga dihubungkan dengan pankreatitis kronik (Fig. 109-1).63 Malunion pankreatikobiliaris dengan atau tanpa koledokolitiasis bisa menyebabkan pankreatitis kronik kambuhan.24-27

Dalam beberapa tahun terakhir, bebrapa gen telah diidentifikasi sebagai hubungan dengan pankreatitis kronik idiopatik dan herediter. Mutasi PRSS1, CFTR, dan SPINK1 telah ditemukan mendominasi pada pasien tanpa riwayat penyakit keluarga. Mutasi-mutasi ini lebih umum pada mereka dengan pankreatitis kronik idiopatik, diamana pasien dengan pankreatitis kronik herediter didominasi memiliki mutasi PRSS1.47Diagnosis

Derajat kerusakan permanen dari pancreas bisa dipastikan dengan uji darah (enzim pancreas), tes tinja (enzim pancreas, lemak dekal), dan tes noninvasive fungsi pancreas seperti tes stimulalsi pancreas (sekretin). Pada 30% hingga 50% remaja dan orang dewasa dengan pankreatitis kronik, radiografi polos abdomen menunjukkan kalsifikasi pancreas. Kalsifikasi merupakan diagnostic dari pankreatitis kronik, meski jika bukti klini dari penyakit pancreas tidak ada. Bagaimanapun, insidensi dari kalsifikasi pada anak-anak dengan pankreatitis kambuhan kronik adalah rendah, kecuali anak-anak yang lebih muda dengan pankreatitis herediter, dimana insidensinya adalah tinggi.

USG ideal untuk memeriksa pancreas pada anak-anak. Dilatasi dari saluran empedu atau pancreas dapat ditemukan, dan kalsifikasi serta komplikasi seperti pseudokista, abses, kalkuli, dan asites bisa terlihat. CT berguna untuk visualisasi ukuran dari pancreas serta salurannya (Fig. 109-2) dan untuk mendeteksi kalkuli kecil yang mungkin bisa dilewatkan pada radiografi polos dan USG. ERCP merupakan perangkat penting dalam diagnosis dan manajemen dari pankreatitis kronik kambuhan pada orang dewasa dan anak-anak.23 Malunion pankreatikobiliaris dengan atau tanpa dilatasi dari saluran empedu dapat diteksei.24 ERCP bisa 90% akurat dalam mendiagnosis abnormalitas saluran. Bagaimanapun, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, MRCP telah disempurnakan pada beberapa decade yang lalu. MRCP telah dipertimbangkan sebagai ekuivalen untuk ERCP untuk diagnosis dari kondisi-kondisi empedu dan pancreas dan lebih dipilih karena lebih aman dan noninvasive.38

Penanganan Pembedahan

Pembedahan untuk pankreatitis kambuhan kronik dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit, mengobati komplikasi, atau keduanya. Pembedahan pada pancreas pada umumnya ada tiga tipe: (1) sfingteroplasti45; (2) drainase pankreatik melalui pankreatikojejunostomi longitudinal (Puestow),48 berakhir pada akhir pankreatikojejunostomi (Duval),49 atau prosedur Frey50,51; atau (3) pankreatektomi sebagian atau total. Beberapa kelompok peneliti telah menguji keberhasilan dari sfingteroplasti dalam mengontrol gejala dari pankreatitis kronik pada pasien yang diseleksi dengan teliti. Penggunaan dengan benar dari prosedur ini, bagaimanapun, menuntut bahwa obstruksi saluran intrapankreatik bisa dikesampingkan oleh pankreatografi. ONeill dkk45 melaporkan hasil yang baik pada enam dari tujuj anak-anak yang telah melakukan sfingteroplasti untuk pankreatitis kronik.

Indikasi umum dari penerapan prosedur dekompresi langsung saluran merupakan bukti dari ektasia saluran pancreas dengan multiple striktur saluran intrapankreatik. Ciri sekunder yang penting dari prosedur drainase merupakan pengawetan dari fungsi keberadaan endokrin dengan cara menghindari reseksi pankreatik mayor. Pankreatikojejunostomi longitudinal (teknik Puestow) pada orang dewasa telah berhasil dalam menghilangkan rasa sakit dari pankreatitis kronik pada 70% hingga 97% pasien pada kejadian berturut-turut yang dilaporkan 3 dekade lalu.52,53 Pada anak-anak, beberapa penulis telah menunjukkan bahwa baik posedur Puestow43,54-56 ataupun prosedur Frey51 meningkatkan fungsi pancreas, mengurangi perawatan di RS, dan meningkatkan berat badan menjadi ideal. Lainnya melaporkan bahwa pankreatektomi distal dan pankreatikojejunostomi adalah efektif.57 Penyesuaian pelesttarian organ reseksi pankreatektomi juga bisa diterapkan dengan mortalitas dan morbiditas yang rendah pad pasien anak-anak dengan pankreatitis kronik dan tidak memberi respon terhadap pengobatan medis. Pankreatektomi total pada umumnya tidak diindikasikan pada anak-anak.58 Prosedur individual untuk pankreatitis kronik harus disesuaikan pada anatomi saluran pancreas.DIVISUM PANKREAS

Embriologi dari kesatuan ini telah dijelaskan pada bagian pertama dari bab ini. Divisum pancreas dicurigai pada MRCP atau ERCP ketika saluran Wirsung gagal untuk divisualisasikan setelah injeksi dari papilla mayor atau ketika belum sempurna dan dilemahkan. MRCP merupakan perangkan diagnostic yang nonivasiv dan bermanfaat untuk divisum pancreas (Fig. 109-3), tapi ERCP mengembangkan detail informasi pada saluran pancreas. Jika dicurigai divisum pancreas setelah injeksi dari papilla Vater, sebuah tindakan harus dibuat untuk menemukan kanulasi dari papilla minor, tapi ini mungkin kurang dari setengah kasus kasus-kasus karena ukurannya yang kecil dan sudutnya yang bertemu dengan duodenum. Jika papilla minor dapat masuk, ERCP akan mendemostrasikan bahwa saluran Santorini merupakan saluran dominan dan berjalan sepanjang tubuh dan ekor dari pancreas. Gambaran dari saluran Santorini seringkali menampilkan dilatasi, ketidakberagaman, atau striktur dari pankreatitis kronik.

Penelitian autopsy menunjukkan bahwa divisum pancreas, dimana ditemukan pada 4% hingga 11% pasien, merupakan anomaly kongenital yang paling umum pada pancreas. Ketika tidak adanya saluran Wirsung dihubungkan dengan divisum pancreas, rata-rata 10% pasien yang terkena anomali anatomisebagian besar atau semuasekresi pankreas didrainase oleh papilla aksesori.59,60Divisum pankreas tidak bisa dianggap sebagai suatu penyakit. Bagaimanapun, jika lubang dari papila aksesori stenosis, bisa menyebabkan terjadinya pankreatitis. Stenosis dari papila minor mungkin bisa disembuhkan karena lubang biasanya kecil tanpa ada fakta peradangan. Insidensi dari divisum pankreas secara signifikan meningkat pada pasien-pasien dengan pankreatitis berulang yang tak dapat dijelaskan, dan hal ini telah dideteksi hingga pada 25% pasien. Neblett dan ONeill melaporkan bahwa divisum pankreas telah diidentifikasi pada 7,4% dari seluruh anak-anak dengan pankreatitis kronik. Pada 10 pasien denga divisum pankreas, 8 memiliki divisum pankreas komplit dan 2 memiliki varian inkomplit.61Tujuan utama dari penanganan pada divisum pankreas dihubungkan dengan pankreatitis yaitu untuk menstabilkan drainase secara adekuat dari saluran Santorini. Perkembangan penyakit pada insufisiensi pankreas bisa disingkirkan ketika obstruksi telah dihilangkan lebih awal. Koreksi mungkin tidak hanya memelihara fungsi pankreas tapi juga membantu meyakinkan bahwa terjadinya perkembangan normal dan kesembuhan.

Beberapa laporan menunjukan bahwa drainase adekuat dari saluran Santorini bisa dicapai dengan sfingteroplasti papila aksesori.46,59-61 sebuah laporan dari Adzick dkk menjabarkan rincian teknik dari prosedur operasi.46 Sfingterotomi endoskopi telah diterapkan, tapi restenosis dan rekurensi dari gejala-gejala telah dilaporkan. Jika pankreatitis kronik telah disembuhkan pada terjadinya dilatasi saluran, pankreatikojejunostomi longitudinal harus dipertimbangkan. Neblett dan ONeill61 melaporkan bahwa 8 dari 10 pasien dengan divisum pankreas telah menjalani pembedahan: 7 menjalani transduodenal sfingteroplasti dari papila aksesori, bersamaan dengan sfingteroplasti dari papila mayor pada 2 pasien (ditambah 1 dengan septoplasti). Tiga pasien menjalani pankreatikojejunostomi longitudinal, sebagai prosedur utama pada pasien dengan stenosis saluran bagian tengah karena pankreatitis berulang setelah sfingteroplasti tanpa insufisiensi endokrin dan eksokrin pankreas. Intervensi pembedahan ditujukan untuk mengangkat obstruksi saluran dan mungkin melibatkan sfingteroplasti saluran aksesori itu sendiri ataukonjungsi dengan sfinteroplasti mayor san septoplasti. Pasien dengan obstruksi lebih saluran distal atau ektasia saluran mungkin bisa menguntungkan jika dilakukan pankreatikojejunostomi. Pada kasus yang sangat jarang, Miyano dkk menangani pasien dengan koeksitens dari divisum pankreas, kista koledokus, dan malunion pankreatikobiliaris. Figure 109-4 preoperatif ERCP dan intraoperative kolangiogram. Pasien ini telah menjalani eksisi komplit dari kista koledokus dengan Roux-en-Y hepatikojejunostomi, diikuti oleh transduodenal papiloplasi untuk membiarkan drainase komplit dari saluran umum.62Kista dan Pseudokista

Kista pancreas tidak biasa terjadi pada anak-anak. Penyebab dari kista ini cenderung beragam termasuk didalamnya kondisi bawaan atau didapat. Kista pancreas bisa di klasifikasikan sebagai bawaan dan perkembangan, retensi, duplikasi enteric dan pseudokista.BENTUK KONGENITAL DAN PERKEMBANGAN

Kista kongenital dan perkembagan dari pancreas adalah jarang dan bisa ditemuka pada janin, bayi, dan anak-anak atau dewasa. Hanya 25 kasus yang telah dilaporkan dalam literature pediatric hingga sekarang.64-67 Kista ini memiliki jumlah yang lebih besar pada perempuan. Lebih sering terjadi pada bagian tubuh dan ekor dari pancreas, lebih sering unilokular daripada multilokular, dan sejajar dengan eptelium. Kista ini biasanya terisi dengan cairan steril kekuningan dan tidak memiliki aktivitas enzim, dan bebas dari adesi dan infeksi. Telah dilaporkan bahwa kista ini terjadi bersamaan pada organ lain; contohnya, penyakit von Hippel-Lindau yang dikarakteristik oleh kista cerebellar herediter, retinal hemangioma, dan kista dari pancreas dan organ lain.68 kista yang terjadi dengan fibrosis kista tidak dianggap pseudokista pancreas dan tidak dibahas pada bab ini.

Secara klinis, kista kongenital dan perkembangan dideteksi pada periode prenatal sebagai insiden penemuan sonografi atau sebagai penyebab dari polihidramnion. Setelah lahir, kista ini bisa memberikan gejala distensi abdomen asimtomatik, seperti muntah atau kuning disebabkan oleh tekanan ekstrinsik pada organ-organ sekitas, atau sebagai massa asimtomatik. Penanganan bedah terdiri dari eksisi total dari kista yang dilokalisir pada badan atau ekor pancreas dan meliputi internal drainase atau reseksi komplit dari kepala pancreas.

RETENSI KISTA

Retensi kista pancreas adalah jarang dan dipercaya merupakan hasil dari obstruksi kronik dari kelenjar pancreas. Terdiri dari cairan berawan yang mengandung sekresi eksokrin pancreas dan konsentrasi tinggi dari enzim pancreas. Beberapa kista sejajar dengan saluran epitelium keculai kistanya telah dihancurkan oleh dilatasi kronik atau peradangan karena kontak dari enzim.

DUPLIKASI ENTERIKDuplikasi enteric melibatkan pancreas adalah jarang dan biasanya dihubungkan dengan duplikasi lambung.69 duplikasi ini paling sering disebabkan oleh kegagalan regresi dari diverticulum enteric yang dibentuk dari saluran pancreas. Banyak yang melaporkan kasus duplikasi enteric melibatkan pancreas berkaitan dengan saluran pancreas, adalah sejajar dengan epitelium tipe-lambung, dan mengandung jaringan ektopik pancreas pada dindingnya. Kista duplikasi pancreas telah ditemukan pada USG janin.70Gejala paling umum pada pasien-pasien ini yaitu sakit perut berulang, seringkali setelah makan. Pankreatitis dihubungkan dengan kista duplikasi enteric dipercaya disebabkan oleh obstruksi dari saluran pancreas oleh sekresi kental dari kista atau darah dan debris dari ulkus peptikum dengan kista. Pada pasien tanpa pankreatitis, rasa sakit mungkin disebabkan oleh tekanan pada dinding kista sebagai hasil dari akumulasi sekresi dan kontraksi otot.71 CT mungin membantu mengidentifikasi lokasi dan ukuran dari kista duplikasi, sebaik edema pada kepala pancreas. ERCP atau MRCP bermanfaat untuk melihat anatomi saluran dan menampilkan hubungan antara kista duplikasi dan saluran pancreas untuk merencanakan pencapaian pada pembedahan. Sekarang ini, sebenarnya semua kista duplikasi yang dilaporkan pada literature bahwa telah ditangani denga cara ekstirpasi, dan beberapa dan beberapa telah diperlukan pankreatikoduodenektomi.69,72PSEUDOKISTA

Tanda-tanda klinis

Pseudokista pancreas tel dilokalisasi sebagai kumpulan sekresi pancreas yang tidak memiliki garis epitel dan berkembang setelah cedera pancreas, peradangan, atau obstruksi saluran. Penyebab tersering pseudokista pada anak-anak adalah infeksi dan trauma.73 Penggunaan obat pankreatitis akut seperti asam valporik juga merupakan penyebab yanjarang dari pseudokista pancreas.74 kista ini biasanya terletak pada kantung minor dibagian belakang perut dan tersusun atas kapsul fibrosa yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang meradang. Kapsul dari kista juga bisa dibentuk oleh jaringan sekitar seperti perut, duodenum, kolon, usus halus, atau omentum. Cairan pseudokista jernih atau berwarna straw pada banyak kasus dan bisa mengandung debris seperti-pastagigi. Level amylase dari cairan kista biasanya lebih tinggi dari 50.000 Somogyi U/mL.Diagnosis

Hadirnya pseudokista pancreas mengarah pada riwayat trauma tumpul abdomen; rasa sakit yang menyerupai pankreatitis, dapat disertai oleh interval bebeas-gejala 2 minggu hingga berbulan-bulan; atau palpasi dari massa pada epigastrium atau kuadran kiri atas. Sakit perut merupakan gejala yang paling umum, dengan kuning, sakit dada, gejala obstruksi lambung, muntah, gastrointestinal hemoragik, penurunan berat badan, demam, dan asites juga bisa nampak.

USG, CT dan MRI dapat membantu dalam akurasi diagnosis. Penelitian ini juga berharga untuk mengevaluasi ketebalan dinding kista dan untuk mengobservasi perubahan kista selama periode berikutnya dari pengobatan (Fig. 109-5). ERCP sering bermanfaat karena bisa secara tepat menentukan status dari saluran pancreas yang selanjutnya dapat mengarahkan ke intervensi pembedahan.75,76 Terkadang, pseudokista pancreas bisa menyebar ke mediastinum pada anak-anak.77Penanganan

Manajemen optimal pada pseudokista pancreas masih saja merupakan kontroversi. Pilihan penanganan mulai dari terapi medis konservatiif hingga pembedahan drainase.78 manajemen yang lazim meliputi terapi suportif selama 6-minggu periode menunggu, selama itu kista bisa saja sembuh atau dindingnya bisa mejadi lebih matang, dari sini bisa dilakukan pembedahan drainase internal pada perut atau jejunum. Interval 6-minggu ini sebelumnya telah diterima, tapi CT bisa menampilka penebalan dari dinding kista cukup untuk menahan jahitan selama 3 sampai 4 minggu. Drainase pembedahan biasanya diterapkan pada orang dewasa ketika dibutuhkan tapi kontroversial pada anak-anak karena beberapa pseudokista pancreas pada kelompok ini akan sembuh tanpa intervensi pembedahan dan memiliki resiko rekurensi yang rendah. Pseudokista yang disebabkan oleh etiologi nontrauma lebih membutuhkan intervensi pembedahan, sedangkan pseudokista traumatic lebih memungkinkan untuk penanganan nonoperatif.79 Octreotide acetate, sebuah analog rantai panjang dari somatostatin, dapat memfasilitasi manjemen medis dari pseudokista pancreas.80Resiko signifikan dari komplikasi seperti infeksi atau hemoragik mayor pada pseudokista yang tidak ditangani atau gejala berat yang persisten bisa jadi sebuah indikasi dari intervensi awal. Jika pasien tidak bisa menjalani pembedahan maor, drainasi eksternal dapat dilakukan. Ada bukti signifikan yang mengindikasikan bahwa drainase internal, khususnya transgastric cystogastrostomy atau Roux-en-Y cystojejunostomy, adalah efektif dalam penanganan pseudokista pancreas. Roux-en-Y cystojejunostomy merupakan yang paling sering digunakan pada prosedur drainase internal untuk masalah ini dan dihubungkan dengan angka paling rendah terjadinya komplikasi dan rekurensi.81

Bertentangan dengan capaian ini, lainnya82,83 telah melaporkan bahwa drainase perkutaneus dan drainase endoskopi transmural merupakan prosedur yang aman dan efisien. Bagaimanapun, hal ini secara umum disadari bahwa drainase eksternal membawa resiko yang lebih tinggi terhadap komplikasi seperti pembentukan fistula dan angka rekurensi yang lebih tinggi daripada yang dilakukan drainase internal. Prosedur drainase internal tidak bisa dicapai hingga dinding dari pseudokista menjadi matang. Penelitian baru-baru ini telah menunjukkan bahwa drainase internal seharusnya diterapkan pada pasien-pasien dengan pseudokista yang telah muncul lebih dari 6 minggu dan memiliki diameter lebih besar dari 5 cm karena sebagian besar pseudokista megecil selama 6 minggu pertama setelah didiagnosis dan resiko-resiko yang dihubungkan dengan pengelolaan pseudokista dapat dikurangi. Cystogastrostomy telah diterapkan secara laparoskopi.84 Meskipun kurang umum digunakan dari prosedur drainaseke dalam perut atau jejunum, cystoduodenostomy adalah efektif ketika sebuah kista sangat dekat dengan duodenum. Salah satu diantara pankreatikoduodenektomi atau pankreatektomi distal, seperti yang ditunjukkan oleh anatomi, adalah efektif dalam menangani pasien dengan pseudokista pada keadaan yang ideal. Reseksi pankreas distal dimulai pada pasien-pasien dengan pseudokista pada bagian tubuh atau ekor dari pankreas, khususnya jika dihubungkan denga multipel kista kecil. Pseudokista yang melibatkan kepala dan proses pembengkokan dari pankreas yang tidak dibolehkan untuk drainase internal adalah jarang dan mungkin membutuhkan reseksi pankreas proksimal, tapi reseksi seperti itu seharusnya dilakukan hanya sebagai jalan terakhir.Hiperinsulinemia

Hiperinsulinemia kongenital (HI) merupakan ketidakseimbangan yang jarang dari metabolisme glukosa, dimana estimasi angka kejadiannya 1 hingga 1,4 dalam 50.000 kelahiran, yang mengarah pada sekitar 80 hingga 120 kasus di Amerika Serikat tiap tahunnya. Angka yang lebih tinggi dari 1 dalam 2500 kelahiran telah dilaporkan pada daerah seperti Semenanjung Arab. Pancreatectomy untuk pengelolaanhipoglikemia infantil persisten pertama kali dilakukan padaRumah Sakit Anak Philadelphia (CHOP) pada tahun 1950. Sekresi berlebihan dari insulin merupakan ciri khas dari HI. Istilah lama nesidioblastosis harus dihilangkan. HI merupakan penyebab yang paling umum dari hipoglikemia persisten pada bayi baru lahir dan bisa menyebabkan kejang dan kerusakan otak yang tidak dapat disembuhkan.85CAPAIAN DIAGNOSTIK

Genetik

Penelitian biologi molekuler menunjukkan bahwa abnormalitas dari saluran KATP, yang dikodekan oleh reseptor sulfonilurea 1 (SUR1) dan gen Kir6.2, bertanggung jawab terhadap kontrol perubahan sekresi insulin.85 sebagai respon dari peningkatan kadar glukosa, saluran KATP menutup, depolarisasi membransel-beta dan memulai pelepasan kalsium-dependen dari insulin yang berasal dari butiran-butiran penyimpanan sel-beta. Sekresi insulin yang tidak terkontrol dapat terjadi jika protein SUR1 ataupun Kir6.2 cacat. SUR1/Kir6.2 dibentuk dari HI mungkin tidak bisa dikontrol dengan terapi medis seperti diazoxide, dimana berperan pada SUR1 untuk menekan sekresi insulin, dan pankreatektomi seringkali diperlukan.86 di lain pihak, pembedahan biasanya tidak diperlukan pada pembentukan genetik laindari HI yang merupakan hasil dari mutasi gen glukokinase atau glutamat dehidrogenase yang resposif terhadap pengobatan diazoxide.

Bayi baru lahir dengan HI mungkin memiliki baik keterlibatan difus dari sel-beta pankreas atau hiperplasia sel islet adenomatosa. Mutasi dari kompleks SUR1/Kir6.2 melibatkan kedua tipe ini. Mutasi resesif menyebabkan difus HI, sedangkan hilangnya heterozigo bersama dengan turunan dari mutasi paternal menyebabkan HI adenomatosa fokal. Pasien-pasien dengan penyakit difus memiliki turunan mutasi resesif dari kompleks SUR1/Kir6.2, sedangkan pasien dengan penyakit fokal memiliki sel-beta yang normal, sebaik kloning fokal dari sel-beta abnormal yang homozigot terhadap mutasi SUR1/Kir6.2. lesi fokal muncul dengan mekanisme two-hit loss-of-heterozygosity.87 pertama, ada kehilangan spesidik dari alel maternal dari kromosom tercetak pada wilayah 11p15 dalam sel dari lesi fokal tapi tidak di sekeliling sel normal pancreas. Kedua, ada transmisi dari mutasi SUR1/Kir6.2 dalam kromosom paternal 11p; lesi fokal terkait pada ekspresi non-Mendelian dari mutasi SUR1 yang telah ditransmisikan secara paternal dimana terdapat duplikasi dan reduksi pada alel mutan paternal homozigosit. Kedepannya, uji biologi molecular dari leukosit perifer dapat membantu membedakan penyakit fokal dari penyakit difus. Bagaimanapun, pencarian mutasi sekarang adalah penggunaan terbatas dalam praktek klinis karena prosesnya memakan waktu berminggu-minggu dan tidak semua mutasi diketahui.

Salah satu tantangan terbesar dalam mendiagnosis adalah bentuk difus dan fokal dari HI yaitu identic secara klinis. Pasien baik dengan penyakit fokal atau difus biasanya besar untuk usia kehamilan, mencerminkan efek dari HI pada pertumbuhan janin. Kami telah menemukan bahwa rata-rata 55% dari pasien kami memiliki penyakit fokal, dan sekitar 45% memiliki penyakit difus. Sangat penting untuk membedakan antara penyakit fokal dan difus dalam menentukan lebarnya reseksi pada pembedahan. Pasien-pasien dengan penyakit difus seringkali membutuhkan pankreatektomi hampir-total, dimana memiliki resiko diabetes mellitus jangka panjang. Sebaliknya, bayi dengan penyakit fokal bisa disembuhkan dengan pankreatektomi selektif parsial dengan resiko kecil dari diabetes.

Pada Congenital Hyperinsulinsm Center di CHOP, kami menggunakan pencapaian multidisipliner (pediatric endokrinologi, radiologi, patologi, dan pembedahan) pada pasien-pasien dengan HI untuk membedakan penyakit fokal dari penyakit difus, melokalisir lesi fokal, mengobati penyakit fokal dengan pankreatektomi parsial, dan mengobati secara medis penyakit difus yang sulit disembuhkan dengan pankreatektomi hampir-total. Selama 12 tahu terakhir, lebih dari 250 pasien (rata-rata berusia 10 minggu) dengan HI telah ditangani dengan pankreatektomi di CHOP. Bidang hiperinsulinemia ini akan menjadi landasan utama dari pengalaman klinis di CHOP. Kami juga membuat DVD pendidikan mengenai manajemen hiperinsulinemia kongenital yang bisa didapatkan website CHOP (www.chop.edu). Diagnosis dan Manajemen Medis oleh Endokrinologi Pediatrik

Bayi dengan HI disertai hipoglikemia berat dan persisten memiliki manifestasi kejang, letargi, apnu, dan gejala lain yang merupakan hasil dari neuroglukopenia.85 diagnosis dari HI kongenital tak bisa dipungkiri jika hipoglikemia puasa (glukosa < 50 mg.dL) terjadi bersamaan dengan peningkatan tidak lazim dari plasma insulin (>2 mU/mL), plasma beta-hidroksibutirat yang rendah (< 2 mmol/L) dan asam lemak bebas (30 mg/dL meningkat dalam serum glukosa). Terapi medis untuk mempertahankan euglikemia merupakan standard an melibatkan infus tinggi glukosa intravena berulang yang diukur dalam Glucose Infusion Rate (dimana jumlah infus glukosa dalam mg/kg/min), asupan oral yang sering, dan pemberian diazoxide, glucagon dan octreotide. Usaha awal untuk membedakan penyakit fokal dengan difus meliputi injeksi intravena dari calciumand tolbutamide (sulfonylurea) untuk memperoleh perbedaan dari tipe respons insulin penyakit fokal dan difus, tapi hasilnya tidak cukup prediktif untuk menjadi berguna secara klinis.

Penilaian preoperatif bayi dengan HI mengungkapkan bahwa merekabesar, seringkali overloaded cairan karena kebutuhan glukosa intravena yang tinggi, memiliki pembesaran hepar karena infiltrasi sel hepar oleh lemak, bisa anemia karena seringnya pengambilan darah, enggan untuk asupan oral. Mereka cenderung untuk sepsis vena sentral baik sebelum maupun setelah operasi. Octreotide merupakan terapi andalan untuk HI tapi terkadan bisa menyebabkan necrotizing enterokolitis karena octreotide mengurangi aliran darah organ internal dengan cara ketergantungan dosis.88 Prosedur Lokalisasi Ditampilkan oleh Radiologi

Uji diagnostik radiologi seperti USG (baik preoperatif maupun intraoperatif), MRI, CT, kontras angiografi, dan radiolabeled octreotide scan semuanya tidak berhasil dalam mengidentifikasi lesi fokal. Untuk lokalisasi insulinoma pada orang dewasa, injeksi salin intraoperatif ke dalam pankreas diikuti oleh aspirasi jaringan dengan pemberian rapid insulin telah sangat membantu, tapi teknik lokalisasi ini tidak dapat diterapkan pada pankreas yang rapuh pada bayi baru lahir.

Dua tes intervensi radiologi telah digunakan dengan maksud untuk membedakan penyakit fokal dan penyakit difus. Teknik Arterial Stimulation with Venous Sampling (ASVS) termasuk stimulasi angiografi selektif pancreas dan sampling vena menggunakan kalsium intra arterial, dimana menstimulasi sel islet abnormal untuk melepaskan insulin. Peningkatan tiba-tiba insulin dari simulasi dalam satu arteri menunjukkan HI fokal pada area koresponding pancreas (arteri gastroduodenal-kepala pancreas; arteri mesenterika superior-proses pembengkokan dan leher; arteri limpa-badan atau ekor pancreas), sedangkan peningkatan insulin pada ketiga area menunjukkan HI difus. Kami dan yang lainnya juga menggunakan kateter vena portal transhepatik dan sampling selektif dari vena pancreas (THPVS). Kedua teknik ini mengharuskan pasien off dari semua pengobatan glikemik (5 hari untuk diazoxide, 1 hingga 2 hari untuk octreotide) sebelum kateterisasi dibawah anestesi umum. THPVS mengharuskan bahwa kadar glukosan dipertahankan pada 50 mg/dL selama prosedur seperti dibandingkan sengan 60 hingga 80 mg/dL untuk ASVS. Untuk THPVS, kadar insulin vena pancreas dibandingkan dengan ditarik bersamaan dengan kadar plasma dari insulin dan glukosa. Baik ASVS maupun THPVS secara teknis menuntut dan memiliki keterbatasan sensitivitas dan spesifisitas untuk membedakan antara penyakit fokal maupun penyakit difus. Teknik-teknik ini telah digantikan oleh teknik baru PET-CT scan menggunakan 18-Fluoro-L-DOPA.

Sel-sel neuroendokrin memiliki ketertarikan untuk mengambil dan dekarboksilasi prekusor asam amino seperti L-dihidroksifenilalanin (L-DOPA). Dekarboksilasi dari L-DOPA pada dopamine dalam sel-sel islet memungkinkan lokalisasi bermakna dengan maksud PET scanning, menggunakan isomer radioaktif 18-Flouro-L-DOPA. Isotope diproduksi oleh Cyclotron Facility di University of Pennsylvania pada hari PET scan karena isotope memiliki waktu paruh hidup yang singkat, dan digunakan pada pasien dibawah persetujuan program Investigational New Drug (IND) oleh US Food and Drug Administration. Dengan harapan, 18-FLUORO-l-Dopa akan didapat secara komersial di masa depat supaya bisa digunakan di pusat-pusat kesehatan lainnya. Hasil dari PET yang dramatis dan visual spektakuler untuk lokalisasi preoperative dari lesi lokal (Fig. 109-6).89 pada lebih dari 140 PET scan untuk HI, kami telah menemukan bahwa membaca PET-CT scan seperti memperlihatkan lesi fokal telah 100% akurat dalam melokalisasi lesi. Bagaimanapun, sekitar 20% dari PET scan yang diinterpretasi menunjukkan penyakit difus, pasien itu pada operasi eksplorasi akan terbukti memiliki lesi fokal yang biasanya kecil. Angka false-negative ini seharusnya menurun dengan pengalaman klini yang lebih besar.

Histopatologi

Lesi fokal dikarakteristik oleh proliferasi seperti-tumor daari sel-sel islet yang mendorong elemen eksokrin kesamping atau sembarangan memasukkan mereka (Fig. 109-7). Tidak seperti insulinoma, lesi fokal mempertahankan arsitektur lobular pancreas yang normal, dan elemen endokrin biasanya tetap bersama dengan lesi. Lesi ini sering memiliki garis tepi ireguler, dan sel-sel endokrin seringkali memiliki nucleus yang membesar. Islet diluar dari lesi terlihat normal. Pasien dengan penyakit difus memiliki abnormalitas islet mengandung 5% hingga 10% sel-sel dengan pembesaran nucleus yang hadir melalui pancreas. Setelah pembedahan, seluruh sampel beku diproses diproses untuk pemeriksaan histologi rutin dan konfirmasi temuan atas dasar bagian-parafin tertanam dan insulin imunohistokimia.Pembedahan

Operasi terbuka dicapai dalam tujuan yang sama dengan menggunaka laparotomi supraumbilikal transversal.90-92 pankreas diekspos oleh sebuah manuver Kocher yang diperpanjang, masuk kedalam kantung kecil, dan dimobilisasi dari batas inferior pankreas. Hal ini tidak perlu untuk mobilisasi limpa. Pankreas diperiksa dibawah pembesaran 3,5 dalam upaya untuk memvisualisasi lesi fokal, dan pankreas teraba. Jika tidak ada lesi fokal yang terlihat, lalu biopsi diameter 2 hingga 3 mm masing-masing diambil dari kepala, tubuh dan ekor pankreas. Pasien yang dicurigai HI difus memiliki biopsi intraoperatif untuk memastikan diagnosis dan siap untuk dilakukan pankreatektomi hampir-total. Pankreatektomi hampir total (95% hingga 98%) melibatkan reseksi pada seluruh pankreas meninggalkan hanya sedikit bagian residual dari pankreas diantara saluran empedu umum dan duodenum. Haluan intrapankreatik dari saluran empedu umum seharusnya benar-benar di diseksi untuk penerapan pankreatektomi hampir-total yang adekuat.90 Pada anak-anak dengan penyakit difus ditangani oleh pankreatektomi hampir-total, sebuah gastostomi tube diletakkan untuk mempermudah pemberian suplemen glukosa atau asupan waktu-malam jika diperlukan.

Ketika biopsi menunjukkan histologi pankreas normal, pencarian lebih lanjut untuk lesi fokal menggunakan data lokalisasi preoperatif dilakukan. Biopsi tambahan pada area yang dicurigai dilakukan hingga lesi fokal didiagnosis oleh bagian beku. Tafsiran dari ahli patologi anak sangatlah penting. Lesi fokal serikali berukuran kurang dari 10 mm (meskipun bisa lebih besar) dan seringkali berbentuk beraturan. Beberapa lesi memiliki tentakel seperti-gurita memberi imperatif konfirmasi intraoperatif yang jelas dengan analisis seksi beku. Meskipun lesi fokal dapat mempertahankan struktur lobular similiar dengan pankreas normal, petunjuk visual (mulai dari warna agak kemerahan dengan tampilan seperti marmer) dapat memperlihatkan deteksi visual dari lesi intraoperatif dan penelitian lokalisasi preoperatif akurat sangat memudahkan pencarian visual untuk lesi fokal. Bagaimanapun, sebuah lesi fokal yang kecil bisa tertanam dalam pankreas dan menjadi tidak mungkin dilihat atau dirasakan. Pengalaman operasi yang besar menyebabkan visualisasi palpasi dari lesi fokal intraoperatif lebih sering. Insulinoma berbeda dari lesi fokal karena biasanya langsung dapat diidentifikasi intraoperatid dan terjadi pada anak-anak yang lebih tua.

Sekali lesi fokal diidentifikasi, pankreatektomi parsial dilakukan menggunakan seksi beku dari batas pinggir untuk memastikan reseksi komplit. Untuk lesi periduktal pada badan dan ekor pancreas, pankreatektomi distal dilakukan. Dengan lesi kepala pancreas dekat pada saluran empedu umum atau saluran pancreas, bisa menjadi sulit untuk eksisi semua lesi, khususnya jika ada tentakel dari penyakit jaringan yang berasal dari lesi. Untuk memastikan resesi komplit lesi pada kasus-kasu yang menantang ini, para ahli bedah harus menghilangkan sebagian besar atau seluruh kepala pancreas diikuti oleh Roux-en-Y pankreatikojejunostomi untuk drainase tubuh dan ekor pancreas yang masih tersisa. Dengan cara ini, fungsi endokrin dan eksokrin dari sisa pancreas normal terselamatkan. Pada bayi saluran pancreas pada permukaan potongan tubuh pancreas yang ditranseksi tidak terlihat, jadi akhir dari Roux-en-Y bagian tubuh dari jejunum adalah dianastomosis secara cermat ke kapsul badan pancreas dengan jahitan monofilament terputus dengan baik untuk secara efektif mencelupkan potongan ujung pancreas kedalam lumen usus halus. Terkadang, sebuah lesi fokal pada kepala akan memanjang kedala dinding duodenum dimana pada kasus ini dibutuhkan prosedur Whipple. Karena lokalisasi PET scan dari lesi fokal telah terbukti akurat, lesi fokal dalam tubuh dan ekor sekarang di reseksi menggunakan teknik laparoskopi. Kekurangan darilaparoskopi adalah terdapatnya taktil umpan balik untuk membantu mencari fokal lesi yang tidak terlihat. Karena lebih dari 50% lesi fokal melibatkan kepala pancreas, subtotal (50% hingga 75%) pankreatektomi distal merupakan terapi inadekuat pada banyak kasus ini. Pengalaman kami dengan beberapa arahan yang menjalani pankreatektomi subtotal di tempat lain dengan lesi fokal yang tersisa dalam residual pancreas merupakan contoh yang baik bagi potensial lubang perangkap ini. Perawatan Postoperatif dan Follow-Up

Manajemen postoperasi telah distandarisasi oleh jaru perawatan klinis termasuk penggunaan dari Glucose Infusion Rate (GIR) pada kuantitas kebutuhan glukosa pasien.85 GIR dikalkulasi sebagai % dekstrosa x laju IV x 0.169/berat dalam kg. untuk periode awal post operasi nilai glukosa darah ditentukan per jam. GIR mulai dari 2 mg/kg/menit segera setelah operasi, dan ditingkatkan pada GIR dari jam 5 pagi hari 1 post operasi, dan kemudian biasanya dimajukan ke GIR jam 8 malam pada hari pertama post operasi. Hal ini tidak jarang pada infus insulin intravena diperlukan untuk beberapa hari pertama post operasi. Setelah keluar rumah sakit, respon lengkap terhadap follow-up adalah didefinisikan sebagai tidak ada persyaratan untuk obat-obatan glikemik, tidak ada menyusui terus-menerus, tidak ada diabetes mellitus, dan kemampuan untuk mentolerir puasa 18-jam tanpa hipoglikemia.

Dalam seluruh pengalaman kami, 95% bayi dengan bentuk fokal dari HI sembuh setelah penkreatektomi terbatas. Sebagian besar memiliki kurang dari 50% pankreatektomi. Pada bayi denga HI difus yang ditangani dengan pankreatektomi hampir-total (95% hingga 98%), sekitar sepertiga tidak memerlukan medikasi glikemik, sepertiga membutuhkan insulin untuk mengobati diabetes, dan sepertiga membutuhkan medikasi glikemik (biasanya octreotide). Follow-up jangka panjang diperlukan pada seluruh pasien anak-anak ini, terutama yang berkaitan dengan masalah perkembangan saraf. Neoplasma

Neoplasma pancreas merupakan kejadian yang relative jarang pada bayi dan anak-anak. Mereka bisa kistik, padat, dan jinak atau ganas dan mungkin atau mungkin tidak aktif secara hormonal. Pada tahun 1990 Grosfeld93 melaporkan 13 kasus dari tumor pancreas pada anak-anak termasuk 5 insulinoma, 2 musinus kistadenoma, 2 rabdomiosarkoma, dan 4 karsinoma. Pada tahun 1992 Jaksic melaporkan 6 kasus tumor pancreas pada anak-anak,94 dan sekarang lebih dari 200 kasus telah dilaporkan dalam literature Inggris. Yang paling baru, kejadian tumor pancreas telah dilaporkan oleh Shorter (17 kasus),95 Perez (58 kasus),96 dan Yu (18 kasus).97 tidak seperti tumor ganas pancreas pada orang dewasa, tumor pada anak-anak dan remaja biasanya dapat direseksi dan kelangsungan hidup jangka panjang memungkinkan.NEOPLASMA KISTIK

Neoplasma kistik dari pancreas adalah relative jarang.98,99 Howard100 mengelompokkan lesi ini kedalam (1) kistadenoma dan kistadenokarsinoma, termasuk kistadenoma jinak (mikrokistik) dan musinus kistadenoma ganas (makrokistik), neoplasma epithelial papilari-kistik, dan kistadenokarsinoma sel asinus (tidak dilaporkan pada anak-anak) dan (2) kista teratomatosa.Kistadenoma dan Kistadenikarsinoma

Kistadenoma pancreas jarang pada anak-anak dan dewasa. Hanya 6 kasus termasuk satu pada bayi baru lahir yang dilaporkan pada populasi pediatric hingga sekarang.93,101,102 Kistadenoma dan kistadenokarsinoma sebaiknya dipisahkan menjadi dua kelompok. Karena adenoma kista musinus besar telah dipertimbangkan potensial unkun keganasan, tumor ini harus dibedakan dari kistadenoma serosa, dimana adalah jinak; tumor yang terakhir kaya akan glikogen dan mengandung sedikit musin atau tidak.103

Kistadenoma serosa dan Kistadenokarsinoma Serosa Neoplasma kista serosa dari pancreas adalah jarang pada nak-anak dan dewasa, lebih sering terjadi pada perempuan, dan ditemukan terutama pada tubuh dan ekor pancreas. Tumor ini terutama terdiri dari kista kecil (mikrokistik adenoma).104 Kalsifikasi seringkali terlihat pada CT dan USG. Kista serosa tidak perlu untuk dieksisi kecuali jika kista disebabkan oleh obstruksi mekanik karena hampir semuanya jinak tanpa potensi keganasan.105 Biopsi diperlukan. Kistadenokarsinoma serosa hampir tidak ada pada anak-anak dan hanya beberapa kasus yang telah dilaporkan pada orang dewasa.

Kistadenoma Musin dan Kistadenokarsinoma Musin kista neoplasma dari pancreas biasanya besar dan seingkali multilokuler. Mereka membentuk papilla dilapisi dengan kolumner, epitelium menghasilkan-musin; lebih sering terjadi pada wanita; dan ditemukan terutama pada bagian kepala dan ekor pancreas.106 Ciri-ciri lainnya yaitu hubungan dari pembuluh darah besar dengan kapsul dan adanya perdarahan subepiteleal. Diagnosis banding yang paling umum adalah pankreatitis dengan bentuk pseudokista. Kistadenokarsinoma musin dari pancreas sebanyak 1% dari seluruh kondisi keganasan pancreas, terjadi pada usia lebih awal daripada yang dilakukan tumor padat pancreas, dan tampaknya menjadi setengah umum dari kistadenoma. Manifestasi klinis dan radiologis dan kistadenokarsinoma musin similar dengan kistadenoma musin. Hal ini tidak selalu memungkinkan untuk membedakan secara patologis antara kistadenoma dan kistadenokarsinoma. Hal ini juga umum untuk menemukan hadirnya epitelium jinak103 pada tumor jinak seperti epitelium ganas, sehingga menunjukkan bahwa focus keganasan dapat terjadi pada kistadenoma musin. Oleh karena itu kistadenoma musin harus dianggap sebagai lesi pra-ganas yang harus di eksisi sepenuhnya setelah eksisi sebagian atau marsupialization.98,103 Bagaimanapun, prognosis dari bentuk keganasan pancreas ini secara signifikan lebih baik daripada adenokarsinoma saluran tipe padat karena pertumbuhannya yang lambat dan kurangnya potensi metastasis.Papiler-Kistik Epitel Neoplasma

Kasus pertama dari tumor endotel papiler-kistik dari pancreas dilaporkan oleh Franz pada tahun 1959.107 karena tumor ini dijabarkan sebagai padat dan sel tumor kista asinus dari pancreas oleh Klopperl dkk,108 peninkatan angka kejadian pada anak-anak telah dilaporkan. Lebih sering terjadi pada gadis remaja dan wanita dewasa muda dan bermanifestasi sebagai massa tanpa kapsul, besar, biasanya dengan nekrosis meluas dan bervariasi pada perubahan kista. Secara histologi, kista ini terdiri dari area padat dari sel-sel agak kecil dengan bentuk pseudoroset yang berkenaan dengan tumor endokrin dan area kista dengan struktur papiler.109 Secara imunohistokimia, sel tumor padat dan meoplasma kista pancreas mengandung granula acid-Schiff-positive sementara dan seringkali memeiliki reseptor progesterone. Keunggulan dari imunologi adalah imunoreaktivitas dengan alfa-antitripsin, alfa-antikimotripsin, fosfolipase A2, dan penanda neuroendokrin seperti neuron-spesifik enolase dan sinaptofisin. Bagaimanapun, mereka pada umumnya bebas terhadap penanda beba karsinoma pancreas seperti antigen karsinoembrionik, CA19-9, dan antigen jaringan peptide.110 Tumor ini nambaknya dihubungkan dengan prognosis yang jauh lebih baik daripada tipe biasa dari karsinoma pancreas tapi masih memiliki potensi keganasan.111 Pada kebanyakan kasus tumor ini biasanya bengarah ke jinak setelah reseksi. Metastasis atau rekurensi terjadi pada 5% kasus di Jepang.112 Sehingga ekstirpasi komplit diperlukan karena progresi tumor yang lambat dihubungkan dengan penyakit metastasis.113 Metastasis ke hati diterapi dengan reseksi dan transplantasi hati.114Kista Neoplasma Lainnya Pada Anak-Anak

Pada tahun 1992 Benjamin dan Flaherty115 melaporkan sebuah kasus multikistik hemartoma pancreas pada anak perempuan berusia 20 bulan. Pada tahun 1990 Mester dkk116 melaporkan 10 kasus kista teratoma dari pancreas termasuk satu dari milik mereka sendiri. Kista teratoma biasanya terlihat sebagai sel tumor jinak ekstragonadal pada pasien-pasien yang lebih muda; 5 dari 10 pasien lebih muda dari 11 tahun.TUMOR YANG AKTIF SECARA HORMONAL

Tumor yang aktif secara endokrinologi biasanya diidentifikasi dari gejala-gejalanya, dan kebanyakan berasal dari sel-sel islet. Tumor sel-beta mensekresi insulin; tumor sel alfa, glucagon; tumor sel gamma, gastrin; tumor sel delta, somatostatin; dan tumor sel delta1, vasoactive intestinal polypeptide (VIP) dan memungkinkan substansi P dan sekretin. Glukagonoma dan somatostatinoma tidak belum teridentifikasi pada anak-anak.

Insulinoma

Insulinoma merupakan tumor yang paling umum yang muncul dari sel-sel islet dan biasanya jinak (>90%), lesi tersendiri (80%) terjadi pada anak-anak yang berusia lebih dari 4 tahun. Rasio plasma insulinglukosa lebih besar dari 1 merupakan diagnostic (500 pg/mL). infuse kalsium dan uji simultan sekretin berguna untuk diagnosis. CT, sampling vena transhepatik perkutaneus, dan uji kadar gastrin berguna untuk melokalisasi tumor. Meskipun total gastrektomi biasanya merupakan metode paling umum untuk penanganan, perkembangan dari sekresi asam lambung seperti H2 blocker dan omeprazole telah banyak sekali merubah arah dari penanganan gastrinoma. Anak-anak dengan gastrinoma pada umumnya memerlukan penanganan medis seumur hidup, somatostatin, meskipun menguntungkan karena dapat meningkatkan sekresi asam lambung, juga menghambat sekresi hormone pertumbuhan, jadi ini tidak dapat digunakan dalam jangka panjang. Sedangkan tindakan pembedahan harus agresif, khususnya jika tumor tersendiri telah ditemukan tanpa adanya bukti metastasis pada saat laparotomy. Bagaimanapun, total gastrektomi tetap diperlukan untuk pasien-pasien yang penanganan medisnya telah gagal atau mereka yang dengan tumor residual atau penyakit metastasis.93VIPoma

VIPoma pada anak-anak lebih jauh lagi dihubungkan dengan neoplasma neurogenic lain seperti neuroblastoma atau ganglioneuroma daripadan tumor yang memang terutama berasal dari pancreas. Hanya beberapa kasus dari VIPoma pada anak-anak yang telah dilaporkan. VIP yang diproduksi oleh VIPoma pancreas mungkin berasal dari sel neural dalam islet.117 Pasien yang mengalami diare berair yang sangat banyak dihubungkan dengan hypokalemia dan hipokloridria (WDHA syndrome), dan asidosis metabolic serta parenteral azotemia sekunder sering menjadi dehidrasi. Meskipun penanganan medis termasuk penggunaan streptozotocin dan somatostatin, penggunaan jangka panjang dari somatostatin tak bisa digunakan. Pembedahan ekstirpasi dari kelenjar pembawa tumor juga direkomendasikan tatkala memungkinkan karena 50% dan VIPoma pancreas adalah ganas.93KARSINOMA

Karsinoma pancreas sering pada orang dewasa tapi jarang pada anak-anak. Gambaran klinis berbeda dimana obstruksi kuning terutama ditemukan pada orang dewasa, sedangkan massa abdomen biasanya menjadi penanda utama pada anak-anak. Karsinoma pancreas pada anak-anak bisa dibagi menjadi empat kelompok: karsinoma sel islet, adenokarsinoma, pankreatoblastoma, dan lesi miselaneus.Karsinoma Sel Islet

Karsinoma sel islet pada anak-anak mungkin atau tidak mungkin fungsional. Sel beta dan non sel beta yang berfungsi dari karsinoma sel islet terjadi pada bayi dan anak-anak dengan hipoglikemia dengan sindrom Zollinger-Ellison, tapi tidak dapat dikaitkan dengan massa yang teraba. Karsinoma sel beta biasanya ditemukan selama laparotomy untuk insulinoma. Empat karsinoma sel islet digambarkan pada anak-anak; semuanya telah ditangani dengan pembedahan ekstirpasi, dengan kelangsungan hidup jangka panjang yang baik.119-121 Tujuh dari delapan anak dengan sindrom Zollinger-Ellison digambarkan oleh Wilson memiliki karsinoma non sel beta dengan penyakit metastasis.122

Karsinoma sel islet yang tidak berfungsi lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Karena tumor ini biasanya ditemukan dengan palpasi pada massa abdomen, mereka seringkali terlambat didiagnosis, dan akibatnya banyak bayi dan anak-anak memiliki penyakit metastasis yang lama pada saat didiagnosis. Kebanyakan tumor nonfungsional adalah besar, lesi terpisah dapat terjadi pada lokasi mana saja di daerah kelenjar. Pada umumnya, meskipun kebanyakan tumor ini bertumbuh lambat, terapi pembedahan yang segera di perlukan karena tumor ini berpotensi kea rah keganasan.Adenokarsinoma

Adenokarsinoma pancreas jarang terjadi pada anak-anak. Vejcho124 mengulas 37 kasus adenokarsinoma pada tahun 1993. Manifestasi klinisnya berbeda dari orang dewasa dalam insiden tersebut nyeri dengan penyakit kuning lebih rendah.121 Nyeri abdomen dan teraba massa epigastrik adalah temuan utama pada anak-anak. Klasifikasinya masih kontroversi dan berdasakan temuan-temuan aktivitas tumor dan histopatologi serta imunohistokimia. Kloppel membagi adenokarsinoma ke dalam 3 tipe: karsinoma sel asinar, tumor kistik dan padat (tumor kistik papiler), dan pankreatoblastoma.108 tumor sel asinar lebih sering terjadi pada anak-anak.111 hal ini terlihat bahwa anak-anak dengan tumor sel asinar memiliki prognosis yang agak lebih baik daripada mereka dengan tipe adenokarsinoma sel duktus. Prognosis pada anak-anak dengan tipe adenokarsinoma sel duktus mengecewakan dan sama halnya pada orang dewasa. CT dan sonografi adalah bermanfaat untuk diagnosis. Untuk lesi terlokalisir, pankreatikoduodenektomi nampaknya dikaitkan dengan prognosis yang menguntungkan. Bayi dan anak-anak mentolir reseksi radika pancreas agak lebih baik daripada orang dewasa dan memiliki angka mortalitas lebih rendah dan kelangsungan hidup jangka panjang yang lebih baik.Pankreatoblastoma

Pada tahun 1977 Horie125 melaporkan dua kasus karsinoma pancreas, yang disebut sebagai pankreatoblastoma, sebuah tipe dari karsinoma pancreas pada bayi. Pada 1984 Buchino126 mengulas delapan pasien dengan pankreatoblastoma, enam diantaranya bertahan hidup setelah bedah ekstirpasi. Pankreatoblastoma merupakan neoplasma pancreas yang paling sering terjadi pada anak-anak. Pankreatoblastoma memiliki prognosis yang lebih baik daripada adenokarsinoma karena memiliki struktur kapsul organoid yang tidak langsung terhubung ke system saluran utama. Kriteria diagnosis pankreatoblastoma telah dijelaskan.126-128 meskipun tidak ada kesepakatan dalam patologi bahwa ini merupakan lesi yang jarang, terminology berdasarkan pada garis diferensiasi yang dikenali tampaknya lebih dipilih (contohnya sel islet, sel duktus, sel asinar, lesi tanpa diferensiasi).111 Resiko rekurensi setelah reseksi adalah tinggi. Tumor ini bisa responsive terhadap kemoterapi dan radiasi, tapi peran yang jelas dari modalitas ini belum diketahui.Karsinoma Miscellaneous

Berikut adalah karsinoma miscellaneous pada anak-anak yang telah dilaporkan dalam literature: satu kasus karsinoma simpleks; satu kasus karsinoma medularis129; enam kasus sarcoma (dua limfosarkoma,129 dua dengan degenerasi sarkomatosa dari kistadenoma,93,130 dan dua rabdomiosarkoma93); empat kasus dari karsinoma berdiferensiasi121,126; dan dua kasus dari adenokarsinoma sel silindris.131Pengantar Bab ini direvisi berdasarkan versi yang ditulis oleh Takeshi Miyano yang muncul dalam edisi keenam.Daftar referensi yang lengkap dapat diaksed online di www.expertconsult.com