46
PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

Page 2: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih
Page 3: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

B A B VII

PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI

A. PENDAHULUANDi dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih tetap

memegang peranan yang penting dalam perekonomian Indo-nesia. Pertama hal ini disebabkan karena pengeluaran untuk pangan merupakan bagian yang besar dalam biaya hidup ma-syarakat, sehingga perubahan-perubahan dalam harga pangan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kesejahte-raan masyarakat. Kedua, harga beras langsung menentukan struktur upah para karyawan, sehingga sangat mempengaruhi tingkat kelancaran kegiatan-kegiatan perusahaan. Ketiga, para petani produsen pangan merupakan golongan penduduk yang terbesar dalam masyarakat Indonesia, sehingga perubahan-perubahan dalam harga pangan baik secara relatif maupun secara mutlak, langsung mengakibatkan perubahan-perubahan dalam pendapatan bagian terbesar penduduk.

Atas dasar pertimbangan-pertimbangan di atas, kebijak-sanaan pangan selama Repelita II melanjutkan kebijaksanaan selama Repelita I dan diarahkan kepada menjaga keseimbang-an antara permintaan dan penawaran pada tingkat harga yang layak bagi para konsumen dan yang wajar bagi para petani. Di samping itu, kebijaksanaan pangan juga diarahkan kepada peningkatan mutu gizi pangan yang dikonsumsi oleh pendu-duk.B. PENGADAAN PANGAN 1. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Untuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan di setiap tempat pada taraf harga yang layak

303

Page 4: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

bagi konsumen dan cukup tinggi bagi petani produsen, ditem-puh kebijaksanaan dan langkah-langkah yang meliputi: penen-tuan harga dasar bagi padi dan gabah, dan harga batas ter-tinggi bagi beras; pembelian dan penyaluran beras; pemben-tukan sarana penyangga; serta impor dan penyaluran gandum.a. Harga dasar dan harga tertinggi

Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam tahun 1974/75 Pemerintah juga menggunakan harga dasar ("floor price") dan harga batas tertinggi ("ceiling price") se-bagai ancer-ancer kebijaksanaannya. Harga dasar dalam tahun anggaran 1974/75 ditentukan sebagai berikut:

Jenis bahan Harga dasar(Rp/kg)

a. Padi Kering Lumbung di desa 30, —b. Padi Kering Giling di desa 31,80c, Gabah Kering Lumbung di desa 38,50d. Gabah Kering Giling di desa 40,60

Harga batas tertinggi untuk beras ditentukan sebesar Rp. 100,-/kg untuk daerah-daerah tertentu dan Rp. 120,-/kg untuk daerah-daerah lain,

Atas dasar ancer-ancer harga tersebut kebijaksanaan Pe-merintah selanjutnya dimaksudkan untuk:(1) menjaga agar harga padi/gabah dalam musim panen, tidak menurun sehingga lebih rendah dari pada harga dasar;(2) menjaga agar harga beras selama musim paceklik, tidak

melampaui harga batas tertinggi;(3) menjaga agar perdagangan beras berkembang secara

sehat.b. Pembelian dan penyaluran beras

Untuk menjaga agar harga padi/gabah di dalam musim panen tidak turun sehingga lebih rendah dari pada harga da-

304

Page 5: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

sar, Pemerintah mengadakan pembelian beras di daerah-dae-rah produksi. Pembelian dalam negeri ini terutama dilakukan dalam musim panen. Sebagaimana tampak dalam Tabel VII — 1, pembelian beras dalam negeri dalam tahun 1974/75 men-capai jumlah 535 ribu ton. Dalam tahun-tahun 1972/73 dan 1973/74, masing-masing pembelian beras dalam negeri hanya mencapai 138 ribu ton dan 268 ribu ton.

Untuk menjaga agar harga beras di musim paceklik, tidak meningkat sehingga melebihi harga batas tertinggi, Pemerintah mengadakan penyaluran beras ke masyarakat untuk mempengaruhi harga melalui pasaran umum. Penyaluran melalui pasaran umum ini dilakukan di tempat-tempat dan pada waktu-waktu di mana tingkat harga mendekati harga ter-tinggi.

Seperti tampak dalam Tabel VII — 2, dalam tahun 1974/75 jumlah penyaluran ke pasaran umum meliputi 363.128 ton. Dalam tahun-tahun 1972/73 dan 1973/74 penyaluran ke pasar-an umum masing-masing berjumlah 768.468 ton dan 417.681 ton.

TABEL VII — 1PEMBELIAN BERAS DALAM NEGERI DAN IMPOR BERAS,

1972/73 — 1974/75

(ribuan ton)

1972/73 *) 1973/74 *) 1974/75

Pembelian BerasDalam Negeri 138 268 535Impor Beras 1.234 1.225 1.137(Bantuan Pangan) (612) (166) (172)(Komersiil ) (622) (1.059) (047)

*) Angka diperbaiki.

305

Page 6: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

TABEL VII — 2JUMLAH PENYALURAN BERAS, 1972/73 — 1974/75

(ton)

1972/73 1973/74 1974/75

Golongan Anggaran 648.070 659.913 676.232PN/PNP 78.453 91.815 95.871Penjualan di pasaran umum 768.468 417.681 363.128

J u m 1 a h 1.494.991 1.169.409 1.135.231

Di samping penyaluran ke pasaran umum Pemerintah juga mengadakan penyaluran untuk karyawan golongan ang-garan. Kobijaksanaan ini ditempuh untuk mengusahakan agar, walaupun gaji mereka kurang mencukupi, mereka masih dapat melaksanakan tugas dengan tenang. Penyaluran untuk go-longan-golongan tersebut dilakukan sepanjang tahun.

Dalam tahun-tahun 1972/73, 1973/74, dan 1974/75 pe-nyaluran untuk golongan anggaran meliputi masing-masing 648.070 ton, 659.913 ton dan 676.232 ton. Penyaluran untuk karyawan PN dan PNP dalam tahun-tahun tersebut meli-puti masing-masing 78.453 ton, 91.815 ton, dan 95.871 ton.

Akhirnya perlu disebutkan bahwa Pemerintah juga men- jamin adanya penyaluran beras, atau bahan pangan yang lain ke tempat-tempat yang tertimpa bencana alam.c. Sarana penyangga Pemerintah

Beras hasil pembelian dalam negeri merupakan sebagian dari pada beras yang dikuasai Pemerintah untuk disimpan dan disalurkan ke masyarakat sewaktu-waktu diperlukan. Dengan perkataan lain, pembelian beras di dalam negeri oleh Peme-rintah dimaksudkan untuk mencapai dua tujuan. Pertama, untuk menjaga agar harga padi/gabah tidak turun sampai di bawah harga dasar. Dan kedua, untuk memperoleh beras yang diperlukan sebagai sarana penyangga.

306

Page 7: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

Sarana penyangga Pemerintah mempunyai peranan yang menentukan dalam pelaksanaan kebijaksanaan yang disebut-kan di muka. Pengorganisasian dan fasilitas yang diperlukan untuk pengelolaan sarana penyangga Pemerintah pertama-tama harus mampu menampung pemasukan gabah ataupun beras untuk menghindari terjadinya kemerosotan harga beras hingga di bawah harga dasar. Selanjutnya harus cukup memadai sehingga jumlah beras ataupun gabah yang tersedia sungguh-sungguh cukup untuk memungkinkan adanya penyaluran se-tiap waktu diperlukan.

Di atas telah disebutkan bahwa ada penyaluran yang perlu dilakukan sepanjang tahun, yaitu penyaluran untuk go-longan anggaran dan untuk karyawan PN dan PNP. Di samping itu ada penyaluran yang dimaksudkan untuk menjaga agar harga batas tertinggi tidak terlampaui. Ini terutama dilaksanakan dalam musim paceklik.

Kebutuhan penyaluran untuk kedua tujuan tersebut pada umumnya dapat diperhitungkan sebelumnya. Sedang kebu-tuhan penyaluran untuk membantu wilayah yang tertimpa bencana alam, karena kebutuhannya sedikit, pada umumnya juga dapat terpenuhi tanpa menimbulkan persoalan-persoalan yang berarti.

Di samping untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pe-nyaluran yang telah disebutkan di atas, Pemerintah juga menganggap perlu untuk juga menguasai sejumlah beras atau-pun gabah yang harus tersedia sewaktu-waktu apabila dalam masyarakat terjadi kekurangan dalam jumlah yang besar yang tiada terduga-duga. Apa yang dahulu kita kenal sebagai "krisis beras" yang terjadi pada akhir tahun 1972 dan per-mulaan tahun berikutnya menunjukkan bahwa, agar dapat menghindari suatu "krisis beras", Pemerintah memerlukan sa-rana penyangga dalam jumlah yang lebih besar dari yang di-kuasai dalam tahun-tahun sebelumnya.

Di atas, telah disebutkan, bahwa sebagian dari sarana penyangga diperoleh dari pembelian dalam negeri. Sampai

307

Page 8: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

sekarang untuk memperoleh sarana penyangga dalam jumlah yang mencukupi, kita masih perlu mengimpor. Sebagaimana tampak dalam Tabel VII — 1, dalam tahun-tahun 1972/73, 1973/74, dan 1974/75 jumlah beras yang di impor secara ber-turut-turut meliputi 1.234 ribu ton, 1.225 ribu ton dan 1.137 ribu ton.

Jumlah sarana penyangga yang dikuasai Pemerintah se-bagai hasil dari pembelian dalam negeri dan impor, setelah dikurangi dengan penyaluran yang diperlukan, pada setiap permulaan bulan April dalam tahun-tahun 1973,1974,dan 1975 secara berturut-turut meliputi 177,9 ribu ton, 417,9 ribu ton dan 906,9 ribu ton. Perbandingan antara angka-angka impor dan angka-angka sarana penyangga menunjukkan bahwa selama tahun-tahun 1972/73, 1973/74, dan 1974/75 fungsi impor telah bergeser dari sekedar menambah persediaan untuk tujuan konsumsi ke menambah persediaan untuk memperkuat sarana penyangga Pemerintah.

d. Impor dan penyaluran gandumImpor gandum dalam tahun 1974/75 ini meliputi 768,7

ribu ton. Dalam tahun 1972/73 dan tahun 1973/74. jumlahnya adalah 546,3 ribu ton dan 753,1 ribu ton (Tabel VII — 3).

Impor gandum selama tahun-tahun Repelita I terutama dimaksudkan untuk membantu menjaga agar persediaan pangan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat pada tingkat harga yang terjangkau oleh daya beli rakyat banyak. Menjelang akhir Repelita I dan dalam Repelita II fungsi impor gandum bertambah penting. Pengadaan gandum juga dimaksudkan untuk memungkinkan masyarakat meningkatkan variasi dan mutu gizi dalam pola makanannya agar tidak terlampau tergantung pada konsumsi beras.

Penyaluran tepung terigu dalam tahun 1974/75 mencapai 603,1 ribu ton. Dalam tahun-tahun 1972/73 dan 1973/74 se-cara berturut-turut telah disalurkan 363,8 ribu ton dan 520,3 ribu ton.

308

Page 9: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

TABEL VII — 3IMPOR GANDUM, 1972/73 — 1974/75

(ton)

1972/73 1973/74 1974/75

Ex PL — 480 (AS) 347.094 116.666 —Ex Grant 199.227 154.243 190.157Ex Impor Komersiil — 482.200 578.526

J u m l a h 546.321 753.109 768.683

2. Situasi perberasanPerkembangan harga merupakan indikasi utama yang

dapat memberikan gambaran mengenai situasi perberasan yang dihasilkan oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah diambil. Tabel VII — 4 menunjukkan bagaimana perkembangan harga beras di beberapa kota penting selama tahun-tahun 1972/73, 1973/74, dan 1974/75. Nampak dari tabel tersebut betapa harga beras mengalami trend yang meningkat secara teratur. Tetapi sejak permulaan tahun 1973, tak ada lagi ge-jolak-gejolak harga yang berarti.

Ada baiknya diperhatikan bahwa peningkatan harga yang teratur itu telah kita alami dalam keadaan di mana harga beras di dunia telah mengalami gejolak-gejolak yang sangat besar. Dalam bulan Oktober tahun 1972 harga beras di pasaran. dunia dengan isi remuk 15% masih sekitar US $ 153 per ton Dalam bulan April 1974 harga beras yang sama telah menjadi US $ 603 per ton. Jadi dalam waktu satu setengah tahun ter-jadi peningkatan sebesar 294%. Kemudian dalam bulan April tahun 1975 harga beras tersebut turun lagi menjadi US $ 365 per ton.

Ketenangan dan kecenderungan meningkat seperti yang dikemukakan di atas juga tampak terjadi di pasar-pasar pe-desaan di Jawa. Hal ini nampak dari Tabel VII — 5.

309

Page 10: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

GRAFIK VII — 1IMPOR GANDUM TAHUN 1972/73 -- 1974/75

310

Page 11: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

TABEL VII - 4

HARGA BERAS BULANAN DI BEBERAPA KOTA TERPENTING1972/73 - 1974/75

(Rp/kg)

Jakar

ta

Band

ung

Sem

aran

g

Yogy

akar

ta

Sura

baya

Palem

bang

Meda

n

Banja

rmas

in

Ujun

g Pan

dang

1972/73

April 46,85 42,50 41,66 38,65 43,00 44,00 42,40 46,92 38,00Mei 45,12 38,00 39,86 37,48 58,30 44,40 46,30 47,83 37,60Juni 44,05 36,00 40,00 38,00 37,50 45,00 45,00 45,50 36,00Juli 44,36 37,51 40,78 40,16 48,50 47,00 45,00 38,38 43,87Agustus 46,20 41,15 43,33 41,02 43,40 51,16 44,95 36,70 52,16September 50,38 46,93 53,77 46,63 49,48 56,62 50,40 45,27 59,37Oktober 55,77 51,60 55,00 55,32 55,74 57,50 52,40 50,64 61,75Nopember 69,21 67,75 74,43 71,41 66,29 61,25 55,37 60,66 53,83Desember 82,01 79,50 85,21 78,78 78,71 57,50 61,12 68,70 56,25Januari 67,50 76,50 87,24 80,69 79,47 61,60 65,80 62,50 60,00Pebruari 71,70 78,75 77,99 71,06 75,21 77,91 65,23 62,50 60,91M a r e t 67,77 75,70 72,71 64,42 62,87 55,10 67,03 64,09 52,77

Page 12: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

Lanjutan tabel VII - 4

Jakar

ta

Band

ung

Sem

aran

g

Yogy

akar

ta

Sura

baya

Palem

bang

Meda

n

Banja

rmas

in

Ujun

g Pan

dang

1973/74April 54,61 60,76 56,24 53,14 ' 51,14 56,84 67,90 50,70 56,30M e i 53,72 53,81 58,19 54,39 52,58 60,19 78,24 46,38 59,86J u n i 76,35 67,21 70,89 69,10 61,16 77,50 9 7 , - 72,09 65,19J u 1 i 79,43 82,42 79,46 76,57 75;31 123,84 127,88 100,48 67,11Agustus 80,78 84,74 81,28 75,35 80,18 119,44 117,59 90,82 67,59September 82,85 86,01 81,52 74,76 75,43 114,20 117,20 93,91 68,80Oktober 79,06 82,16 78,17 71,23 73,06 109,92 107,22 99,85 70,-Nopember 78,60 79,57 81,35 72,92 74,27 117,11 112,92 98,50 70,-Desember 84,12 85,12 80,53 73,46 74,20 120 , - 115,80 106,29 74,80Januari 88,27 92,01 91,09 82,08 84,01 12 0 , - 117,40 106,09 87,91Pebruari 86,81 88,39 84,63 76,24 77,42 120,- 106,47 106,35 88,95Maret 86,45 85,37 81,20 70,99 75,11 118,96 100,54 106,26 85,-

Page 13: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

Lanjutan tabel VII - 4

Jakar

ta

Band

ung

Sem

aran

g

Yogy

akar

ta

Sura

baya

Palem

bang

Meda

n

Banja

rmas

in

Ujun

g Pan

dang

1974/75April 84,63 80,46 75,06 66,09 6 9 , - 116,56 101,55 106,25 78,76M e i 77,94 77,99 74,78 66,80 71,46 112,11 97,88 106,25 75,-J u n i 76,59 75,32 75,08 66,92 72,35 115,92 97,76 106,25 75,-

J u 1 i 76,88 75,40 77,32 69,18 74,32 112,83 93,60 106,25 89,44Agustus 76,74 76,75 75,05 68,37 74,03 112,01 9 0 , - 90,33 94,06September 76,76 75,37 76,51 67,65 74,58 109,69 85,18 77,61 92,50Oktober 75,88 7 5 , - 77,97 68,64 73,73 102,95 85,60 7 5 , - 89,40Nopember 82,12 79,77 84,75 77,74 85,58 90,79 102,17 79,44 89,03

Desember 90,76 88,42 88,27 85,65 89,19 101,32 108,07 101,41 100,-

Januari 93,10 87,22 90,55 84,48 90,62 106,95 110,17 97,87 95,80

Pebruari 95,58 90,46 89,15 79,64 90,37 113,78 107,55 95,73 97,29

Maret 99,53 93,39 9 0 , - 80,69 88,65 105,20 104,25 92,82 97,50

Page 14: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

GRAFIK V(I _ 2HARGA BERAS BULANAN DI BEBERAPA KOTA TERPENTING,

1972/73 — 1974/75(Rp/kg)

314

Page 15: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

TABEL VII - 5HARGA BERAS BULANAN DI PASAR PEDESAAN DI JAWA,

1972/73 - 1974/75(Rp/kg)

Bulan 1972/73 1973/74 1974/75

A p r i l 41,67 64,26 79,17M e i 38,71 61,75 76,48J u n i 38,04 68,32 75,02J u l I 40,02 76,96 75,84Agustus 42,45 79,94 76,44September 48,08 79,82 77,34Oktober 57,75 77,96 78,36Nopember 69,35 79,72 85,29Desember 84,43 83,12 92,90Januari 87,22 92,23 *) 93,97Pebruari 83,23 87,95 *) 94,51Maret 77,60 83,77 92,52

*) Angka diperbaiki.Selanjutnya Tabel VII - 6 memberikan gambaran me-

ngenai perkembangan daya guna sistim pemasaran seperti yang dicerminkan oleh perbedaan harga antar tempat dan per-bedaan harga antar musim. Semakin besar daya guna sistim pemasaran yang ada, perbedaan-perbedaan tersebut akan se-makin kecil. Atau dengan perkataan lain semakin besar perbe-daan tersebut mencerminkan daya guna sistim pemasaran beras yang semakin kecil.

Angka-angka dalam Tabel VII - 6 menunjukkan bahwa daya guna sistim penyaluran tahun 1973/74 mungkin agak mundur jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam 1974/75 keadaannya lebih baik dari tahun 1973/74, walaupun masih agak kurang jika dibandingkan dengan tahun 1972/73.

Angka-angka dalam Tabel VII - 7 menunjukkan bahwa fluktuasi harga musiman tahun 1974/75 ternyata lebih kecil dibanding dengan tahun 1973/74 atau tahun sebelumnya.

315

Page 16: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

GRAFIK VII - 3HARGA BERAS BULANAN DI PASAR PEDESAAN DI JAWA,

1972./73 - 1974/75

316

Page 17: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

TABEL VII - 6

PERBANDINGAN HARGA TERTINGGIDAN TERENDAH DENGAN HARGA RATA-RATA DI BEBERAPA

KOTA TERPENTING, 1972/73 - 1974/75(Rp/kg)

1972/73 1973/74 1974/75Mei. Okt. Pebr. Mei. Okt. Pebr. Mei Okt. Pebr:

Jakarta 45,12 55,77 71,85 53,72 79,06 86,81 77,94 75,88 95,58Bandung 38 , - 51,60 78,75 53,81 82,16 88,39. 77,99 75 , - 90,46Semarang 39,86 5 5 , - 77,09 58,19 78,17 84,63 74,78 77,97 89,15Yogyakarta 37,48 55,32 71,06 54,39 71,23 76,24 66,80 68,64 79,64Surabaya 38,30 55,74 75,21 52,58 73,06 77,42. 71,46 73,73 90,37Palembang 44,80 57,50 77,91 60,19 109,92 120,- 112,11 102,95 115,-M e d a n 46,30 52,41 65,23 78,24 107,22 106,47 97,88 85,60 107,55Banjarmasin 47,83 50,64 62,50 46,38 99,85 106,35 106,25 75 , - 95,73Ujung Pandang 37,60 61,75 69,91 59,86 7 0 , - 88,95 7 5 , - 89,40 97,29Harga rata-rataPerbedaan harga ter-tinggi clan harga rata-

41,70 55,08 72,17 57,48 85,63 92,81 84,47 80,46 95,64

rata dalam %Perbedaan harga teren-dah dan harga rata-rata

15% 12% 9% 36% 28% 29% 33% 28% 20%

dalam %Jumlah perbedaan seca-ra absolut dalam % ter-

-10% - 8 % -13% -19% -18% -18% -21% -15% -17%

hadap harga rata-rata 25% 20% 22% 55% 46% 47% 54% 43% 37%

Rata-rata jumlahperbedaan 22% 49% 45%

Page 18: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

Di atas telah disinggung betapa penting peranan beras sebagai sarana penyangga Pemerintah dalam mensukseskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh, baik untuk menjaga agar harga padi/gabah tidak lebih rendah dari harga dasar, maupun untuk menjaga agar harga batas tertinggi tidak terlampaui. Untuk lebih memantapkan kemampuan pemerintah dalam mengelola beras sarana penyangga yang diperlukan, dalam tahun 1974/1975 telah mulai dibangun gudang-gudang beras di tempat tempat yang diperlukan. Dengan adanya tambahan fasilitas pergudangan itu pelaksa-naan kebijaksanaan perberasan di tahun-tahun mendatang diharapkan akan semakin mantap.

TABEL VII — 7PERBEDAAN ANTARA HARGA RATA-RATA MUSIM PANEN

DAN PACEKLIK DI PASAR PEDESAAN DI JAWA,(Rp/kg)

1972/73 1973/74 1974/75

Harga rata-rata musim panen(Mei, Juni, Juli,) 38,92 69,01 75,78

Harga rata-rata musim paceklik(Desember. Januari. Pebruari) 84,96 87,77 93,79

Perbedaan dalam % 118,3% 27,2% 23,8%

C. PENINGKATAN MUTU GIZI POLA KONSUMSI PANGAN1. Kebijaksanaan dan Langkah-langkahPola konsumsi pangan yang menggunakan satu jenis pa-

ngan pengandung karbohidrat sebagai bahan makanan pokok menimbulkan dua masalah. Pertama, masalah pangan menjadi selalu rawan. Kekurangan dalam satu jenis pangan tersebut su-dah cukup menimbulkan keresahan-keresahan. Kedua, mutu gizi

318

Page 19: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

pangan yang dikonsumir kurang memadai. Penduduk yang bersangkutan akan memperoleh cukup kalorie yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatannya, tetapi akan kekurangan protein, vitamin, dan zat-zat lain yang diperlukan untuk pertambuhan dan untuk penggantian sel-sel yang mati. Aki-bat dari pada adanya pola konsumsi pangan yang kurang bermutu ini antara lain adalah tingkat kematian yang tinggi, terutama di kalangan anak-anak, banyaknya penderita ana-emia, penyakit buta, penyakit gondok, juga kecerdasan otak yang kurang, dan lain-lainnya. Lagi pula orang yang keku-rangan gizi juga sangat peka terhadap penyakit desentri, TBC, dan sebagainya.

Berhubung dengan hal-hal di atas, usaha-usaha untuk memperluas dasar pola konsumsi pangan sangat diperlukan. Dalam Repelita II ini kegiatan-kegiatan yang telah dirintis pada akhir Repelita I akan diintensifkan.

Pada dasarnya peningkatan pendapatan nyata per kapita sebagian besar dart penduduk, yang diperoleh dari hasil-hasil kegiatan pembangunan akan memperbesar kemam-puan mereka untuk memperbesar variasi jenis bahan-bahan pangan yang mereka konsumsi. Namun, kemampuan yang meningkat itu hanya akan dapat tersalurkan ke arah perbaik-an pola konsumsi pangan kalau disertai oleh perkembangan yang serasi dalam persediaan. Terutama karena kenyataan inilah maka usaha-usaha untuk meningkatkan produksi bahan-bahan makanan seperti daging, ikan, buah-buahan, dan sayur-sayuran dalam Repelita II ini diintensifkan. Tanpa adanya peningkatan dalam persediaan bahan-bahan ini, peningkatan pendapatan per kapita akan terarahkan kepada hal-hal yang lain.

Bagaimana hasil usaha peningkatan produksi bahan-bahan tersebut dalam tahun 1974/1975 akan diuraikan dalam Bab VI. Selanjutnya dengan sistim pemasaran dan pengolah-an yang semakin tinggi daya gunanya akan semakin besar manfaat pertambahan produksi bahan-bahan pengandung

319

Page 20: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

protein, vitamin, dan mineral tersebut bagi peningkatan mutu gizi pola konsumsi pangan.

Walaupun terjadi kenaikan pendapatan per kapita yang disertai oleh pertambahan persediaan bahan-bahan pangan yang bergizi tinggi peningkatan mutu gizi pola konsumsi pangan dapat terhambat kalau penduduk pada umumnya kurang mempunyai pengertian mengenai gizi. Demikianlah maka kegiatan penerangan dan penyuluhan mengenai gizi perlu juga disebar luaskan.

Sementara masih banyak golongan penduduk yang belum mencapai tingkat pendapatan yang memadai, perlu diadakan kegiatan-kegiatan khusus guna meningkatkan mutu gizi pola konsumsi pangan.

2. Usaha-usaha Khususa. Peningkatan pemberian makanan untuk bayi, ibu hamil,

dan menyusuiMasih banyak anak-anak yang kebutuhannya akan ma-

kanan tidak mencukupi. Kenyataan itu merupakan salah satu sebab mengapa nilai gizi penduduk pada umumnya belum me-muaskan. Karena itu sebagai salah satu usaha perbaikan, di-usahakan agar anak-anak tersebut memperoleh makanan tambahan untuk mencukupi kebutuhan gizinya.

Pada waktu-waktu yang lalu, usaha menyediakan makan-an tambahan masih menggunakan bahan makanan bantuan luar negeri, yang terutama diperoleh dalam ujud susu tepung, Corn Soy Milk, dan Wheat Soy Blend. Penyelenggaraannya masih terbatas di 100 Puskesmas dan lebih dari 1.000 sekolah dasar oleh badan-badan swasta tertentu dan baru meliputi lebih ku-rang 300.000 anak-anak sekolah dasar dan 50.000 anak-anak kecil.

Penyelenggaraan penyediaan makanan tambahan dikait-kan dengan usaha-usaha penyuluhan gizi. Usaha ini ditingkat-kan terus dan akan semakin diarahkan untuk lebih banyak menggunakan bahan makanan setempat yang dikenal oleh rakyat.

320

Page 21: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

Dalam usaha meningkatkan kegiatan tersebut, dalam tahun anggaran 1974/75 telah dimulai usaha-usaha percobaan pem-berian makanan tambahan bagi bayi dan anak-anak di bawah umur 5 tahun di 50 desa di 5 propinsi. Mulai tahun yang akan datang sampai akhir Repelita II, usaha-usaha itu akan diting-katkan sehingga mencapai lebih kurang 120.000 anak di bawah umur 5 tahun, 31.000 ibu-ibu menyusui dan 32.000 ibu-ibu yang mengandung, di 363 desa di 9 propinsi. Penyelenggaraannya dilaksanakan melalui Puskesmas dan Taman-taman Gizi. Peng-organisasiannya akan semakin banyak mengikut sertakan rakyat setempat. Dengan demikian swadaya rakyat untuk meng-usahakan sendiri pemberian makanan tambahan akan sema-kin berkembang juga.

b. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

Sejak tahun 1967 Usaha Perbaikan Gizi Keluarga ("Applied Nutrition Program") telah berjalan dengan intensif di delapan propinsi. Repelita II telah menentukan bahwa program UPGK akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Dalam rangka pelaksanaan ketentuan itu dewasa ini telah disusun Dasar dan Pedoman Kerja UPGK yang diperbaiki. Dalam tahun anggaran 1975/ 76 jumlah desa binaan UPGK akan ditingkatkan dari 100 desa menjadi 660 desa.

c. Pencegahan kekurangan vitamin ASelama Repelita II akan diusahakan agar tidak kurang

dari 7,5 juta anak-anak di bawah umur lima tahun terlindung dari bahaya kekurangan vitamin A.

Sebagai kita ketahui kekurangan vitamin A dapat menim-bulkan bahaya kebutaan. Untuk itu dalam tahun anggaran 1974/75 telah dilaksanakan suatu proyek percobaan dengan menggunakan kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul itu diberi-kan kepada 290.000 anak-anak umur 1 — 3 tahun di daerah pedesaan di Jawa.

321

Page 22: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

Pemberian vitamin A dosis tinggi tersebut akan dilaksa-nakan juga di daerah-daerah lain yang dianggap kekurangan vitamin A. Usaha ini akan dikaitkan dengan penyuluhan gizi untuk meningkatkan konsumsi sayur hijau dan buah-buahan yang di Indonesia merupakan sumber utama vitamin A.d. Melindungi anak-anak terhadap kekurangan kalori dan

proteinKekurangan kalori dan protein ("Protein Calori Malnu-

trition" atau PCM) merupakan salah satu masalah gizi yang terbesar di Indonesia dan terutama diderita oleh anak-anak di bawah umur lima tahun.

Dewasa ini sedang disusun suatu proyek penanggulangan masalah kekurangan kalori dan protein yang sifatnya menyelu-ruh. Dalam proyek ini program perbaikan gizi dikaitkan dengan program-program BIMAS/INMAS, Padat Karya, Puskesmas, Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) dan program Keluarga Berencana.

Diharapkan dengan proyek ini sampai akhir Repelita II sebanyak 120.000 anak di bawah umur 5 tahun yang telah menderita PCM ringan dan sedang dapat tertolong jiwanya. Kirakira 300.000 anak sebaya lainnya akan dicegah dari bahaya PCM.e. Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Gondok dan

KretinismeMasalah gizi lain yang juga perlu mendapat perhatian ialah

penyakit gondok. Penyakit ini timbul sebagai akibat kekurang-an yodium dalam makanan. Lebih kurang 10 juta rakyat Indo-nesia yang terutama tinggal di daerah pegunungan, menderita penyakit gondok. Dan kira-kira 100.000 orang menderita kreti-nisme akibat penyakit gondok tersebut.

Untuk menanggulangi masalah itu, telah dilakukan peng-obatan-pengobatan dengan suntikan "lipiodol" di daerah-dae-rah pusat gondok. Namun penyuntikan "lipiodol" tidak

322

Page 23: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

mungkin berlangsung terus dan meluas karena terlalu mahal biayanya.

Cara lain yang relatif lebih mudah dan murah serta efektif ialah dengan yodisasi garam. Sebagai langkah pertama, pada akhir tahun 1975 PN. Garam akan memprodusir garam curai yang mengandung yodium sebanyak kurang lebih 20.000 ton. Garam beryodium ini akan didistribusikan di daerah-daerah pemasaran PN. Garam yaitu Jawa Barat, Sumatera, Kaliman-tan, dan Sulawesi Utara. Produksi garam beryodium kemudian akan ditingkatkan sampai sekitar 100.000 ton — 120.000 ton agar pemasarannya dapat diperluas ke daerah-daerah lain.

3. Meningkatkan Nilai Gizi Makanana. Usaha penganeka-ragaman menu

Hasil usaha-usaha peningkatan pendapatan rakyat dan peningkatan produksi pangan akan sangat membantu usaha memperbaiki menu rakyat. Namun hasil usaha-usaha itu belum menjamin perbaikan menu yang dapat meningkatkan nilai gizi makanan.

Agar hasil-hasil peningkatan pendapatan rakyat juga mem-bawa perbaikan dalam nilai gizi makanan rakyat, penerangan dan penyuluhan gizi perlu diintensifkan terus.

b. "Fortifikasi" bahan makananUntuk meningkatkan nilai gizi bahan makanan, di dalam

Repelita II ditetapkan untuk melaksanakan penelitian di bidang fortifikasi bahan makanan. Karena 80% sumber kalori pola makanan berasal dari karbohidrat, maka sudah sepatutnya bila prioritas diberikan pada bahan makanan sumber karbohidrat.

Dalam usaha fortifikasi ini sampai sekarang yang telah ditangani baru tepung terigu. Keterlambatan ini terutama di-sebabkan oleh adanya pertimbangan-pertimbangan berikut. Pertama, yang memerlukan fortifikasi ialah makanan yang dikonsumsi oleh rakyat banyak. Kedua, setelah difortifikasi

323

Page 24: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

harga bahan makanan itu perlu tetap berada dalam jangkauan mereka. Dan ketiga, bahan itu perlu dihasilkan oleh pabrik yang juga dapat melaksanakan proses fortifikasi.

Sampai sekarang tepung terigu masih merupakan satu-satunya bahan pangan yang dianggap memenuhi pertimbang-an-pertimbangan itu.

Tepung terigu yang diprodusir oleh pabrik-pabrik di Indo-nesia akan ditambah dengan vitamin B1, B2, niacin, zat besi, dan zat kapur. Dengan fortifikasi ini harga tepung terigu di pasaran akan agak meningkat. Namun kenaikannya sangat kecil.

Disadari bahwa penggunaan tepung terigu belum meluas di kalangan rakyat. Namun bahan ini dikonsumsi oleh berbagai golongan ekonomi dan permintaannya terus meningkat.c. Peningkatan teknologi serta industri makanan

Untuk perbaikan nilai gizi perlu adanya partisipasi yang lebih nyata oleh industri-industri makanan. Industri-industri makanan perlu didorong agar ikut aktif mengusahakan pro-duksi makanan yang beraneka ragam, bernilai gizi tinggi, serta harganya terjangkau oleh sebagian besar rakyat. Mereka perlu didorong agar mampu dan bersedia melaksanakan perbaikan cara-cara pengolahan dan penyimpanan bahan makanan.

Pemerintah akan mengembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan di Bogor dan mendirikan Lembaga Teknologi Makanan di lingkungan Institut Pertanian Bogor. Kedua lembaga tersebut, dengan mengguna-kan bahan makanan setempat, akan dapat meneliti dan menciptakan aneka-ragam makanan bernilai-gizi tinggi, disu-kai rakyat dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Hasil-hasil dari kedua lembaga tersebut diharapkan dapat ditampung serta dimanfaatkan oleh industri-industri makanan untuk dipasarkan secara luas.

324

Page 25: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

4. Usaha-usaha Dalam Bidang Administrasi dan Perundang-undangan

Usaha perbaikan gizi meliputi kegiatan-kegiatan yang di-laksanakan oleh berbagai instansi dan lembaga. Kegiatan-ke-giatan itu perlu disinkronisasikan baik di tingkat nasional mau-pun di tingkat daerah.

Untuk itu telah dikeluarkan Instruksi Presiden No. 14 tahun 1974 tentang Perbaikan Menu Makanan Rakyat. Instruksi tersebut menugaskan Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat untuk mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan gizi masyarakat.

Sebagai tindak lanjut dari Inpres No. 14/1974, telah di-bentuk Komisi Tehnik Gizi dengan sub-sub komisinya yang bersifat "ad Hoc". Komisi ini bertugas untuk merumuskan pedoman-pedoman rencana kegiatan di bidang gizi.

Untuk tahun anggaran 1975/76 telah dipersiapkan pro-gram-program: (1) Penerangan dan Penyuluhan Gizi, (2) Yodisasi Garam, (3) Fortifikasi Tepung Terigu, dan (4) Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.

Di tingkat propinsi dan kabupaten/kotamadya, pelaksa- naan usaha-usaha perbaikan gizi dibebankan kepada Badan Perbaikan Gizi Daerah (BPGD), yang keanggotaannya ter-diri atas pejabat-pejabat Dinas/Jawatan dan diketuai oleh Gubernur/Bupati/Walikotamadya/Kepala Daerah. Sesuai dengan rencana perluasan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) di seluruh propinsi, maka BPGD-pun akan dibentuk di semua propinsi.

Makin meningkatnya program-program perbaikan gizi, memerlukan makin banyak tenaga-tenaga terdidik di bidang gizi. Sampai akhir Repelita I, Indonesia baru memiliki lebih kurang 800 orang tenaga gizi tersebar di berbagai tingkat. Jumlah ini akan ditingkatkan menjadi tiga kali lipat selama Repelita II. Untuk itu lembaga-lembaga pendidikan tenaga ahli gizi yang ada akan diperkuat dan dikembangkan.

325

Page 26: PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI - Kementerian … · Web viewPANGAN DAN PERBAIKAN GIZI BAB VII PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI PENDAHULUAN Di dalam Repelita II, pangan, terutama beras, masih

Selanjutnya, Direktorat Jenderal Pharmasi dari Departe-men Kesehatan telah diperluas bentuknya menjadi Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Lembaga ini akan segera mempersiapkan rancangan perundang-undangan di bidang makanan.

Dengan adanya koordinasi antara pejabat-pejabat yang dalam bidangnya masing-masing juga bertugas memperbaiki keadaan gizi rakyat, ditambah dengan adanya Direktorat Jen-deral yang bertugas mengelola perkembangan nilai gizi ma-kanan beserta perundang-undangan yang diperlukan, usaha-usaha perbaikan gizi di tahun-tahun mendatang akan semakin dapat dimantapkan.

326