11
Panduan Trainer Rawat Luka dan bidai “workshop kegawatdaruratan” Lakesma FKUB. Latar belakang Dalam acara “workshop kegawatdaruratan” ini temen2 trainer akan bertanggung jawab pada transfer ilmu kepada peserta yang notabene tidak semua berasal dari kalangan mahasiswa tenaga medis seperti kita. Setelah dilakukan presentasi oleh dr. Aris Sp.B tentang teori materi rawat luka, peserta akan masuk pada sesi latihan praktik dan yang bertanggung jawab penuh di sesi ini adalah trainer dengan pengawasan dr. Aris. Peserta tentunya mengharapkan adanya service yang memuaskan dan ilmu yang bermanfaat untuk pengembangan dirinya, oleh karena itu trainer memiliki amanah yang besar dalam mengakomodasi harapan peserta tersebut. Introduction 1. Memperkenalkan diri. Menyapa peserta dan berkenalan dengan peserta. 2. Peserta memang tidak semua berasal dari mahasiswa non-FK, ada beberapa dari kalangan fakultas kita sendiri yang mengikuti acara workshop ini. Oleh karena itu, sebelum memulai, ditanyakan juga asal fakultas peserta. 3. Me-review sedikit apa yang sudah diberikan di presentasi teori rawat luka dr. Aris dan menanyakan adakah yang belum jelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan jika peserta berasal dari non- FK 1. Jangan terlalu ribet berkutat pada masalah anatomi karena justru akan membingungkan peserta. 2. Kurangi semaksimal mungkin bahasa medis, jika terpaksa, berikan penjelasan tentang bahasa medis yang dikatakan. 3. Jika perlu berikan penjelasan logis tentang fisiologi dengan bahasa yang dapat dimengerti orang awam. Contoh: mengapa darah dapat beku? Mengapa orang kehabisan darah

Panduan Trainer Rawat Luka Dan Bidai

Embed Size (px)

Citation preview

Panduan Trainer Rawat Luka dan bidai workshop kegawatdaruratan Lakesma FKUB. Latar belakang Dalam acara workshop kegawatdaruratan ini temen2 trainer akan bertanggung jawab pada transfer ilmu kepada peserta yang notabene tidak semua berasal dari kalangan mahasiswa tenaga medis seperti kita. Setelah dilakukan presentasi oleh dr. Aris Sp.B tentang teori materi rawat luka, peserta akan masuk pada sesi latihan praktik dan yang bertanggung jawab penuh di sesi ini adalah trainer dengan pengawasan dr. Aris. Peserta tentunya mengharapkan adanya service yang memuaskan dan ilmu yang bermanfaat untuk pengembangan dirinya, oleh karena itu trainer memiliki amanah yang besar dalam mengakomodasi harapan peserta tersebut. Introduction 1. Memperkenalkan diri. Menyapa peserta dan berkenalan dengan peserta. 2. Peserta memang tidak semua berasal dari mahasiswa non-FK, ada beberapa dari kalangan fakultas kita sendiri yang mengikuti acara workshop ini. Oleh karena itu, sebelum memulai, ditanyakan juga asal fakultas peserta. 3. Me-review sedikit apa yang sudah diberikan di presentasi teori rawat luka dr. Aris dan menanyakan adakah yang belum jelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan jika peserta berasal dari non-FK 1. Jangan terlalu ribet berkutat pada masalah anatomi karena justru akan membingungkan peserta. 2. Kurangi semaksimal mungkin bahasa medis, jika terpaksa, berikan penjelasan tentang bahasa medis yang dikatakan. 3. Jika perlu berikan penjelasan logis tentang fisiologi dengan bahasa yang dapat dimengerti orang awam. Contoh: mengapa darah dapat beku? Mengapa orang kehabisan darah bisa syok? Berikan penjelasan logis yang dapat dimengerti. Hal-hal yang perlu diperhatikan jika peserta berasal dari FK 1. Jika peserta berasal dari angkatan 2008 ke bawah, harap trainer menjelaskan sedikit tentang anatomi arteri vena ekstrimitas. Materi Antiseptik Zat2 yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kman. Antiseptik ada yang bersifat sporosidal (membunuh spora) ada yang non-sporosidal. Antiseptik berbeda dengan desinfektan karena desinfektan digunakan untuk benda mati seperti lantai RS, kamar mandi, sedangkan antiseptik digunakan untuk jaringan hidup yaiku kulit dan selaput mukosa.

Antiseptik terbagi atas 1. Alkohol/ etanol - Sifatnya baktersid kuat dan cepat. Kegunaan: antiseptik kulit sebelum suntikan, tidak boleh untuk jaringan luka 2. Halogen a. Povidon iodin - Dipasarkan sebagai betadine. Merupakan kompleks polyvinilpirrolidone yang tidak merangsang, mudah dicuci karena larut dalam air dan stabil karena tidak menguap. - Jika digunakan berulang kali, akan mengendap dan berakumulasi sehingga efek antiseptiknya bertahan lama. - Untuk mengurangi efek iritatif nya lebih baik dicampurkan dengan NS - Kegunaan: antiseptik kulit dan selaput lendir karena non iritatif), mencuci luka kotor b. Klorheksidin - Dipasarkan dengan merek Savlon/odex. Antiseptik yang efektif untuk stafilokokus, pseudomonas dan proteus yang tahan dengan antiseptik lain. Khasiat antimikrobanya dikurang oleh zat organik seperti sabun dan panas, sehingga jangan diencerkan dalam air panas. - Jika ingin mengencerkan gunakan etanol 50% jangan gunakan air, karena kekuatan terhadap jamur akan jauh lebih kuat pada larutan alkohol. - Kegunaan: mencuci tangan sebelum operasi, mencuci luka bakar baik bersih maupun kotor, mencuci luka kotor dan terinfeksi, mensterilkan alat bedah. 3. Oksidansia Perhidrol - Mengandung H2O2. Merupakan pilihan untuk membunuh kuman anaerob seperti Clostridium tetani. - Mekanisme kerjanya dengan melepaskan oksigen saat kontak dengan jaringan. Makin kuat semprotan dan energi saat menggosok, maik banyak oksigen yang dilepaskan, sehingga makin efektif kerjanya - kegunaan: membersihkan luka kotor dan dalam 4. Basa ammonium kuartener - Dijual dengan merk rivanol. Sudah tidak dianjurkan lagi untuk digunakan karena sifatnya yang iritatif terhadap jaringan luka. Rawat luka Sebelumnya lebih baik distal dicek untuk mengetahui luka arteri atau vena a.radialis dan a. dorsalis pedis (tunjukkan pada peserta letak kedua arteri itu), kalo masih ada berarti luka vena (kalo cedera arteri, 6 jam tidak dirawat akan rusak permanen). Perawatan luka kecil

1. Tekan tempat luka dengan balut steril 2. Kalau kurang atau balut sudah basah dengan darah tambahkan jumlah lapisan balutnya tanpa melepas penutup luka atau balutan pertama. 3. Bila tidak ada kassa sterilpakai handuk yang bersih. Perawatan luka besar 1. Tenangkan 2. Baringkan bagian luka posisi lebih tinggi 3. Tekan dengan balut atau langsung dengan tangan (lebih baik menggunakan sarung tangan). 4. Telp ambulance/aktifkan EMS (Emergency Medical Service) dengan menekan 118. Jika terdapat orang lain di sekitar penolong, minta dia untuk melakukan panggilan. Saat menghubungi EMS, sebutkan: a. Lokasi korban b. Nomer telpon yang bisa dihubungi c. Apa yang terjadi d. Jumlah korban e. Dibutuhkan ambulan segera f. Tutup telpon setelah diinstruksikan oleh petugas. Bila benda dalam luka 1. Tekan bagian distal dan proksimal luka 2. Jangan tekan langsung pada luka. 3. Benda jangan ditarik, pasang kassa di sekitar luka untuk mempertahankan posisi benda. Menarik langsung benda akan memicu perdarahan aktif. Perdarahan dalam akral dingin tapi tak ada perdarahan aktif. 1. 2. 3. 4. Baringkan dan istirahatkan pasien Buka jalan napas Periksa pernapasan dan denyut nadi Jangan beri makan dan minum mengacaukan waktu untuk dilakukan pembedahan. Pada prosedur pembedahan, pasien tidak boleh makan dan minum apapun minimal 6 jam seblum pembedahan. 5. Rawat segera cedera lain bila ada. 6. Segera telp ambulance Tambahan: -Pada luka kotor, dilakukan penyiraman tempat luka dengan garam fisiologis atau air bersih sambil membuang pasir atau kotoran lain pada daerah luka. Jika ada benda tajam yang menancap di luka ikuti prosedur rawat benda dalam luka di atas. -Torniket tidak dianjurkan, kalau pun terpaksa tiap 15 dilepas.

- Bila ada luka terbuka lakukan desinfeksi dengan salep antibiotik atau povidone iodin (betadin). - Jangan lakukan kompres dengan betadin / antiseptik langsung pada luka atau jaringan yang terbuka, karena akan mengiritasi luka. Balut PEMBEBATAN Penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu TUJUAN PEMBEBATAN

Menahan sesuatu seperti:o o o o

menahan penutup luka menahan pita traksi kulit menahan bidai menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran (sebagai "splint") menahan rambut kepala di tempat

o

Melindungi bagian tubuh yang cedera. Mengatasi perdarahan Mengurangi bengkak

SYARAT UMUM PEMASANGAN BEBAT

Usahakan penderita nyaman posisinya Tahan dan bantu bagian yang cedera Usahakan simpul bebat tidak menganggu kenyamanan penderita Balutan harus rapat rapi jangan terlalu erat, karena dapat mengganggu sirkulasi. Jangan terlalu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas. Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya gangguan sirkulasi.

Bidai PENDAHULUAN PATAH TULANG Patah tulang adalah kerusakan pada tulang yang disebabkan oleh tekanan yang tidak dapat diterima

tulang, biasanya disertai dengan kerusakan pada jaringan di sekitarnya. A. JENIS PATAH TULANG 1. Patah tulang tertutup/simpleks Tulang yang patah tidak tampak dari luar. 2. Patah tulang terbuka Tulang yang patah tampak dari luar karena ujung patahan tulang menembus kulit atau kulit mengalami robekan. Patah tulang jenis ini lebih mudah mengalami infeksi. 3. Patah tulang Patah tulang kompresi Merupakan akibat dari tenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau tenaga yang menekan melawan panjangnya tulang. Hal ini sering terjadi pada wanita lanjut usia yang tulang belakangnya rapuh karena osteoporosis. 4. Patah tulang komplikata Tenaga yang sangat hebat menyebabkan beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang. Jika aliran darah ke bagian tulang yang terkena mengalami gangguan, maka penyembuhannya akan berjalan sangat lambat. 5. Patah tulang avulsi Patah tulang yang disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat sehingga menarik bagian tulang tempat tendon otot tersebut melekat. Patah tulang jenis ini paling sering terjadi pada bahu dan lutut, tetapi bisa juga terjadi pada tungkai dan tumit. 6. Patah tulang patologis Patah tulang yang terjadi karena adanya kelainan pada tulang misalnya kanker. Tulang menjadi rapuh dan mudah mengalami cedera walaupun dengan tekanan yang ringan. B. PENYEBAB PATAH TULANG Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera. Penyebab umum dari patah tulang antara lain: - jatuh dari ketinggian - kecelakaan kendaraan bermotor - kekerasan - tekanan berulang misal pada atlet lari dapat terjadi stress fraktur pada kaki, pergelangan kaki, tulang kering atau tungkai. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh: - Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang - Usia penderita - Kelenturan tulang - Jenis tulang. C. TANDA DAN GEJALA PATAH TULANG 1. Posisi abnormal, terdiri dari -translasi

- shortening atau lengthening Tulang panjang dapat secara fisik tampak pendek atau panjang secara abnormal.

-angulasi Terbentuk sudut pada tulang panjang yang secara normal tidak bersudut - rotasi 2. Perdarahan bisa ada atau tidak 3. Memar 4. Bengkak 5. Perubahan bentuk 6. Nyeri gerak aktif dan pasif 7. Nyeri sumbu 8. Krepitasi 9. fungsiolesa D. PENANGANAN PATAH TULANG - Meminimalkan gerakan daerah luka. Jangan menggerakkan atau memindahkan korban sampai daerah yang patah tulang distabilkan atau jika keadaan mendesak. - Tenangkan korban. Korban harus tenang agar dapat ditangani dengan baik. - Atasi perdarahan. Jika ada luka terbuka maka tangani dulu luka dan perdarahan. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik dan tekan perdarahan dengan kasa steril. - Pembidaian minimal meliputi 2 sendi. Sendi yang masuk dalam pembidaian adalah sendi di bawah dan di atas patah tulang. - Ikat di atas dan bawah luka. Jangan mengikat tepat di bagian yang luka. - Periksa sirkulasi daerah ujung pembidaian. Misalnya jika membidai lengan maka periksa sirkulasi dengan memencet kuku ibu jari selama kurang lebih 5 detik. Kuku akan berwarna putih kemudian kembali merah dalam waktu kurang dari 2 detik setelah dilepaskan. E. TUJUAN PEMBIDAIAN Mencegah pergeseran fragmen tulang yang fraktur yang dapat menambah rasa nyeri Mempertahankan posisi yang nyaman Mempermudah transportasi korban F. CONTOH-CONTOH PEMBIDAIAN YANG DIBERIKAN KE PESERTA

Gunakan prosedur yang diajarkan di lakesma untuk pembidaiann ekstrimitas bawah.

Training mengajari prosedur pembalutan clavicula dengan prosedur yang berlaku di lakesma.

1. 2. 3. 4.

Tutup daerah luka dengan kassa steril dan kain Tambah jumlah kain untuk melapisi daerah luka Bila tidak ada kain yang banyak bisa gunakan koran Gunakan kain gantungan/ sling untuk mencegah mobilisasi ekstrimitas yang fraktur

EVAKUASI DAN STABILISASI Penolong yang tidak tahu cara-cara pengangkatan dan pemindahan penderita yang benar akan membuat cedera semakin parah pada saat pemindahan penderita. Beberapa hal yang harus \=diperhatikan oleh penolong saat melakukan pemindahan adalah : a. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita, jika tidak mampu jangan paksakan. b. Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki sebelahnya. c. Berjongkok jangan membungkuk saat mengangkat. d. Tubuh sedekat mungkin dengan beban yang harus diangkat. e. Pada pasien dengan trauma cervikal dan tulang belakang pemindahan penderita harus dilakukan dengan hati hati dan tidak dapat dilakukan sendirian. -Tiga penolong dengan masing-masing menyangga bagian atas tengah dan bawah akan mengurangi kemungkinan cedera menjadi lebih parah. -Dalam memiringkan juga perlu dilakukan secara bersama yang disebut dengan teknik log roll. -Untuk menghindari cedera sekunder gunakan bidai, long spine board dan neck colar untuk mensabilkan posisi penderita.