Upload
hoangliem
View
235
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Panduan Acara Seminar Nasional Kearifan Lokal 4 – 2019
https://ocs.usu.ac.id/nclw
Kearifan Lokal Dalam Mewujudkan Lingkungan Yang Produktif
Medan, 2019
Departemen Arsitektur
Magister Teknik Arsitektur
Program Doktor Ilmu Arsitektur dan Perkotaan
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Judul Asli: “Panduan Acara Seminar Nasional Kearifan Lokal 4 – 2019 : Kearifan Lokal Dalam Mewujudkan
Lingkungan yang Produktif”
Hak Cipta 2019 dalam Bahasa Indonesia
Editor : Gita Junika Pasaribu
Sonia Nadia Ruth Medeline Sitompul
Buku ini diset oleh bagian produksi
Program Studi Magister Teknik Arsitektur USU
dengan Microsoft Office Word 2007 – Times New Roman 11 pt
Cetakan Pertama 2019
ISBN : 978-602-51720-5-2
Dicetak oleh : Program Studi Magister Teknik Arsitektur USU
Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku ini serta
memperjualbelikannya tanpa izin tertulis dari penerbit Program Studi Magister Teknik Arsitektur USU
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan buku Panduan Acara Seminar Kearifan Lokal 4 - 2019 ini. Kearifan Lokal merupakan
pandangan dari suatu tempat yang memiliki nilai kebijaksanaan yang dipercayai oleh masyarakat di tempat
tersebut dan sudah diikuti secara turun temurun. Kearifan lokal menjadi hal yang penting dan bermanfaat hanya
ketika masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima dan mengklaim hal tersebut sebagai
bagian dari kehidupan mereka guna menjaga kelestarian lingkungan. Kelestarian lingkungan sangat dipengaruhi
oleh lingkungan binaan yang didominasi dengan struktur buatan manusia. Bangunan dan infrastuktur buatan
manusia bertanggung jawab untuk sebagian besar penggunaan energi, penggunaan banyak air, dan sejumlah besar
limbah yang dihasilkan. Oleh sebab itu, para perencana dan perancang bangunan selain menciptakan bangunan
yang indah harus juga memperhatikan efisiensi, kenyamanan serta pengaruh keberadaan bangunan tersebut
terhadap lingkungan sekitarnya.
Tema Kearifan Lokal dalam Mewujudkan Lingkungan Yang Produktif diangkat sebagai isu seminar nasional
karena kearifan lokal akan selalu terhubung pada kehidupan manusia yang hidup di lingkungan yang arif. Segala
aktivitas yang dilakukan oleh manusia secara perlahan akan memberikan dampak yang positif maupun negatif.
Oleh sebab itu, manusia harus menyadari bahwa segala aktivitas yang dilakukan harus dapat memberikan
pengaruh yang positif terhadap lingkungannya dengan menjaga dan melestarikan daya dukung lingkungan
tersebut.
Kumpulan karya dalam buku Panduan Acara ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia.
Medan, Januari 2019
Tim Seminar Nasional 2019
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................................................................ ii
Rundown Acara ............................................................................................................................................ 1
Sesi Pararel .................................................................................................................................................... 2
Abstrak .......................................................................................................................................................... 3
Pararel Sesi 1 ......................................................................................................................................... 6
Pararel Sesi 2 ......................................................................................................................................... 13
Pararel Sesi 3 ......................................................................................................................................... 27
Note ................................................................................................................................................................ 41
Denah Sesi Keynote Speaker dan Sesi Pararel ........................................................................................... 46
iii
Tempat dan Jadwal
Tanggal : Kamis, 24 Januari 2019
Tempat : Ruang IMTGT Biro Rektor USU, Medan, Indonesia
Panitia Penyelenggara
1. Ketua : Kenny Chrisen
2. Sekretaris : Baby Pia Beata Sembiring
Christi Rayani Siregar
3. Bendahara : Rizky Annisa Harahap
4. Penanggungjawab :
• Ir. Nurlisa Ginting, MSc., Ph. D.
• Ir. Samsul Bahri, MT.
• Ir. Novrial, M. Eng.
• Amy Marisa, ST., MT., Ph. D.
• Beny O Y Marpaung, ST., MT., Ph.D.
Jadwal
1st Announcement : 19 September 2019 Pendaftaran Early Bird/Pemasukan Full Paper : 23 Oktober 2019-23 November 2018 2nd Announcement : 24 November 2018 Pendaftaran Reguler/ Pemasukan Full Paper 2 : 24 November 2018-24 Desember 2018
Notofikasi Paper Diterima : 05 Januari 2019 Pelaksanaan Seminar : 24 Januari 2019
1
Rundown Acara Seminar Nasional Kearifan Lokal 4-2019
Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara
Waktu Kegiatan Person In Charge
08.00 – 08.30 Registrasi Panitia
08.30 – 09.30 Sesi Paralel (Sesi 1)
09.30 – 09.40 Pembukaan Acara oleh MC Pembawa Acara
09.40 – 09.45 Menyanyikan Lagu Wajib
“Indonesia Raya” Gita Junika Pasaribu
09.45 – 09.50 Pembacaan Doa M. Rizky Anugraha
09.50 – 09.55 Kata Sambutan Ketua Panitia
Seminar Kenny Chrisen
09.55 – 10.00 Kata Sambutan Ketua Departemen
Arsitektur Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M. Sc.
10.00 – 10.10 Kata Sambutan dan Pembukaan
oleh Dekan dan Rektor USU Dekan dan Rektor USU
10.10 – 10.15 PENAMPILAN Michaela
10.15 – 10.45 Keynote Speaker 1
Moderator:
Dr. Achmad Delianur Nasution, ST, MT, IAI, AA
10.45 – 11.15 Keynote Speaker 2
11.15 – 11.45 Keynote Speaker 3
11.45 – 12.00 Diskusi & Tanya Jawab
12.00 – 12.15 Pemberian Souvenir kepada
Keynote Speaker Pembawa Acara
12.15 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 14.45 Sesi Paralel (Sesi 2)
14.45 – 15.15 Coffee Break
15.15 – 16.30 Sesi Paralel (Sesi 3)
16.30 – 16.40 Penutupan oleh Dekan Fakultas
Teknik Protokol
16.40 – Selesai Foto Bersama Protokol
2
Rundown Sesi Paralel
Sesi Paralel 3
15.15 - 16.30
Waktu/Tempat
Ruang Sidang Senat Ruang Video
Conference Ruang IMTGT
Ruang Rapat
Sekretariat Senat
Isnen Fitri, ST, M.Eng, Ph.D Novi STArs., MT. Hajar ST, MT. Ir. Novrial, M.Eng.
15.15 - 15.30 CB001 PK012 PK013 PK027
15.30 - 15.45 CB002 PK018 PK015 TK005
15.45 – 16.00 CB003 PK021 PK017 PK016
16.00 – 16.15 CB007 PK023 PK019 PK028
16.15 – 16.30 PK026 PK025 Pk022 LF001
Sesi Paralel 1
08.30 - 09.30
Waktu/Tempat
Ruang Video Conference Ruang IMTGT Ruang Rapat Sekretariat
Senat
Dr. Ir. Dwi Lindarto H., MT Ir. Rudolf Sitorus, MLA Ir. Samsul Bahri, MT
08.30 – 08.45 TK001 PLB001 PK003
08.45 – 09.00 TK002 PK009 PK005
09.00 – 09.15 TK003 PK010 PK007
09.15 – 09.30 TK004 PK024 PK014
Sesi Paralel 2
13.30 - 14.45
Waktu/Tempat
Ruang Sidang Senat Ruang Video
Conference Ruang IMTGT
Ruang Rapat
Sekretariat Senat
Putri Pandasari ST,MT Dr. Imam Pane ST,MT Wahyuni Z. ST.,MT Amy ST,MSc,Ph.D
13.30 - 13.45 LF002 CB006 PK004 TB001
13.45 – 14.00 PK029 PK001 PK006 TB002
14.00 - 14.15 LF003 PK011 PK008 TB003
14.15 - 14.30 CB005 CB004 PK020 OP001
14.30 – 14.45 CB008 PT001 CB009 MM001
3
ABSTRAK
SESI PARAREL 1 08.30 - 09.30
Teori dan Kritik Arsitektur
TK001 Karakter Spasial Hunian Vernakular Melayu Deli
TK002 Makna Filosofi Spasial Horizontal dan Vertikal Rumah Tradisional Duri Di Kabupaten
Enrekang
TK003 Wastu Citra as an Indonesia Regionalism Local Wisdom Phenomenology Studies from
Butet’s House
TK004 Representasi Perahu Pada Arsitektur Nusantara
Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan
PLB001 The Impact Singer & Jipen of Dayak Tribe on Environmental Sustainability in Central of
Boreno
Perencanaan Kota
PK003 Kriteria Pengembangan Desa Agrowisata Berbasis Masyarakat Pada Desa Lau Gumba
Kecamatan Berastagi
PK005 Ruang Bermain Anak di Desa Meat, Kabupaten Toba Samosir
PK007 Perencanaan Jalur Promenade Sebagai Kemudahan Akses Pengunjung Kawasan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
PK009 Pengembangan Tata Hijau Wisata Berkelanjutan Bukit Lawang
PK010 Penataan Kembali Ruang Terbuka Pada Kawasan Pantai Cermin Sebagai Tujuan Wisata Tepi
Air
PK014 Penataan Ruang Tepi Air Untuk Pengembangan Kawasan Ekowisata di Tano Ponggol
PK024 Suatu Ide Perencanaan Skenario Visual Untuk Pengembangan Wisata Di Kawasan Pantai
Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
4
SESI PARAREL 2 13.30 – 14.45
Teknologi Bangunan
TB001 Pengaruh Orientasi Bangunan Rumah Tinggal Terhadap Kondisi Termal Kamar Tidur
TB002 Wind Catcher and Solar Chimney Integrated As An Alternative Ventilation For Urban
Dense Settlements In Tropical Climate
TB003 Kinerja Pendinginan Alami pada Dinding Tropis Nusantara Kontemporer dalam
Memproduksi Ruang Nyaman Masa Kini
Perubahan Spasial dan Teknologi Informasi Geografi
PT001 Inventarisasi Potensi Wisata Pulau Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus:
Pulau-Pulau Kecil Di Kota Makassar)
Warisan dan Cagar Budaya
CB004 Pengaruh Budaya Dalam Membentuk Perkampungan di Kawasan Pangururan
CB005 Konservasi Ruko Pada Koridor Jalan Jend. Ahmad Yani
CB006 Kajian Aspek Partisipasi Masyarakat Pada Kawasan Ekowisata Tangkahan
CB008 Uji Signifikansi Bangunan Istana Maimun Sebagai Bangunan Cagar Budaya
CB009 Kajian Genius Loci dalam Uji Signifikansi Kawasan Kesawan
Manusia dan Masyarakat
MM001 Kearifan Lokal Budaya Batak Toba dalam Kepemimpinan
Organisasi dan Pengelolaan
OP001 Analisis Waktu Dan Biaya Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Sub Kontrak Dan Sistem
Kontrak Utama Dalam Pekerjaan Drainase
Lingkungan Fisik
LF002 Kajian Aspek ekologi Dalam Membentuk Perkampungan di Kawasan Pangururan
LF003 Analisa Standart Pedestrian di kampus Universitas Sumatera Utara
Perencanaan Kota
PK001 Implementasi Pengembangan Pariwisata Halal di Lombok
PK004 Pemerintah daerah dalam Rescaling Pengelolaan Kawasan Metropolitan (Studi Kasus : BRT
Mebidang)
PK006 Perencanaan Penggunaan Lahan Kawasan Tano Ponggol Sebagai Tujuan Ekowisata
PK008 Perencanaan Promenade untuk Pariwisata Berkelanjutan di Bukit Lawang
PK011 Penataan Kembali Aksesibilitas Pada Kawasan Pantai Cermin Sebagai Tujuan Wisata Di
Kabupaten Serdang Bedagai
PK020 Tata Guna Lahan Bukit Lawang sebagai Kawasan Wisata Berkelanjutan
PK029 Analisa Tingkat Kepuasan Penghuni Terhadap Ketersediaan Fasilitas Perumahan di
Kecamatan Medan Johor
5
SESI PARAREL 3 15.15 – 16.30
Teori dan Kritik Arsitektur
TK005 Architectural Typology of the Malay Chinatown Façade Case: Perniagaan Street of Malay
Chinese Village Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau.
Lingkungan Fisik
LF001 Mitigasi Bencana Banjir Kawasan Ekowisata Berkelanjutan Studi Kasus : Bukit Lawang,
Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat
Warisan dan Cagar Budaya
CB001 Preservation Of Conclusion Temple With “Historic Urban Lanscape” Technique In The
Islamic Indonesia University Environment
CB002 Evaluation Of The Implementation Of The Revitalization Program In Preservation Of Van
Den Bosch Fortress In Ngawi
CB003 Eksistensi Warisan Budaya Leluhur: Studi Kasus Seni Tradisional Tangkap Ikan
Masyarakat Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara
CB007 Analisa Uji Signifikansi Bangunan Bersejarah Pada Kawasan Polonia Kota Medan
Perencanaan Kota
PK012 Penataan Tata Hijau pada Perencanaan Kawasan Ekowisata Tano Ponggol, Kecamatan
Pangururan, Kabupaten Samosir
PK013 Kajian Perencanaan Tata Guna Lahan Untuk Pembangunan Wisata Kawasan Pantai Cermin
PK015 Kajian Aspek Arsitektur Dan Visual Pada Kawasan Ekowisata Bukit Lawang
PK016 Pelestarian Permukiman Tradisonal Batak Toba di Kawasan Ekowisata Tano Ponggol
PK017 Perencanaan Kanal Tano Ponggol Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Samosir
PK018 Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Pada Koridor Kanal Tano Ponggol
PK019 Pelestarian Kearifan Lokal Tempat Suci Tajur di Pangururan
PK021 Penataan Tata Informasi di Bukit Lawang Sebagai Pengembangan Wisata Berkelanjutan
PK022 Penataan Sistem Penghubung pada Kawasan Bukit Lawang Sebagai Wisata yang
Berkelanjutan
PK023 Kajian Perencanaan Aspek Intensitas Pembangunan Untuk Meningkatkan Wisata Kawasan
Pantai Cermin
PK025 Pelestarian Warisan Budaya Dan Lingkungan Dalam Penataan Kembali Kawasan Wisata
Pantai Cermin
PK026 Accessibility of Public Open Space for Children with Disabilities (Case study: Gajah Wong Park And Denggung Park, D.I. Yogyakarta)
PK027 Local Wisdom in Coffee House Design to Promote Gayo Culture and Tourism
PK028 Kearifan Lokal, Fasilitas Ruang Terbuka Hijau dan Fasilitas Nelayan di Desa Nelayan Pantai
Bahari
6
ABSTRAK SESI PARAREL 1
Teori dan Kritik Arsitektur 08.30 - 09.30
TK001
Karakter Spasial Hunian Vernakular Melayu Deli
Meyga Fitri Handayani1, Mohammed Nawawiy Loebis2, Nurlisa Ginting3, Hilma Tamiami4 1Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan, Indonesia 2Institut Teknologi Medan, Sumatera Utara, Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Asbtrak. The Vernacular residence of Malay Deli was a residence that used to be in area of the Deli
Malay Sultanate. Nowadays, its existence has been very difficult to find with good conditions, some
had changed and damaged. The consequent is the local wisdom of North Sumatera will be lost. It is
necessary to identify spatial characters to obtain the spatial typology of vernacular residence
vernacular Deli Malay. The research method of qualitative descriptive. The variable research is
spatial aspects such as occupancy orientation, patterns of space and hierarchy of space. Data
collection using documentation method and deep interview. The result of research found there were
13 type of spatial character vernacular residence Deli Malay.
Keywords: deli mala, spatial character, vernacular residential
TK002
Makna Filosofi Spasial Horizontal dan Vertikal Rumah Tradisional Duri Di Kabupaten Enrekang
Zulkarnain AS1, Ria Wikantari, Moh2. Mochsen Sir3, Afifah Harisah4, Abdul Mufti Radja 5 1Laboratorium Teori dan Sejarah Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
E-mail: [email protected]
Abstak. Rumah tradisional Duri berada di kawasan Duri Kompleks Kabupaten Enrekang. Secara visual
bentuk rumah tradisional Duri terkesan rumah yang sangat besar, hal ini dikarenakan penggunaan atap
yang menjulang tinggi dan batas bawah hampir sejajar dengan jendela. Seiring dengan perkembangan
dan kebutuhan akan ruang akhirnya kebanyakan masyarakat Duri membangun rumahnya minimal tiga
lantang (petak). Rumah tradisional Duri memiliki banyak arti makna filosofi yang diambil dari
penafsiran masyarakat terhadap fenomena alam dan tradisi adat turun menurun dari nenek moyang
mereka. Namun seiring dengan perkembangan zaman sebagian besar masyarakat Duri justru tidak
mengetahui makna dari filosofi rumah tradisional mereka sendiri. Maka dari itu tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengkaji salah satu elemen pembentuk dari rumah yakni spasial (ruang) horizontal dan
vertikal dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian berada di Desa
Kendenan Kecamatan Baraka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna filosofi spasial
horizontal berdasarkan pada pembedaan gender, yang terbagi atas tiga bagian ruang yakni ruang depan
(lantang olo) sebagai ruang publik dikhususkan untuk para anggota keluarga laki-laki, ruang tengah
(lantang tangnga) sebagai ruang semi publik untuk anggota keluarga perempuan dan ruang belakang
(lantang boko’) sebagai ruang privat untuk kepala keluarga beserta istri. Adapun makna filosofi spasial
vertikal berdasarkan pada pandangan kosmologi, yang juga terbagi atas tiga bagian ruang yakni bawah
atau kolong rumah (bala bola) sebagai manifestasi hubungan manusia dengan alam, badan rumah (kale
bola) sebagai manifestasi hubungan manusia dengan manusia dan atap rumah (dea bola) sebagai
manifestasi hubungan manusia dengan pencipta semesta.
Kata kunci: spasial, vertikal, horizontal, rumah tradisional, Duri
7
TK003
Wastu Citra as an Indonesia Regionalism Local Wisdom Phenomenology Studies from Butet’s House
Stephen Y. Loanoto1, Maria I. Hidayahtun2
1Department of Architecture, Petra Christian University, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract. There is a theory about regionalism from Kenneth Frampton, “Critical Regionalism”. This
theory is from western culture, and have some mismatch with eastern culture, especially Indonesia. In
other side Indonesia had some theory from Mangunwijaya, “Wastu Citra”. The main question is what
the connection between “Wastu Citra” and “Critical Regionalism”. This research will be held
qualitative from phenomenology studies to test Butet’s House which is designed by Eko Prawoto. The
theory become the parameter for the test. The purpose of this research is to enhance Indonesia
regionalism theory. As the result, WastuCcitra theory enhance Frampton regionalism theory in the
context of Indonesia. As a conclusion Manguwijaya ideas Wastu Citra could be the parameter of
Indonesian Regionalism Architecture.
Keyword: Wastu Citra, Regionalism, Critical Regionalism, Architecture Theory.
TK004
Boat Representation in Nusantara Architecture
Vini Asfarilla1, Yulianto P. Prihatmaji2
1Department of Architecture, Faculty of Civil Engineering and Planning, Islamic University of Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak. Architecture is one of the arts of cultural product, archipelago culture rooted in traditional
culture, vice versa. Traditional architecture is very diverse in Indonesia, along with the diversity of its
ethnic. Traditional architecture is building with form and function which has its own characteristic,
inherited from generation to generation that can be used to hold activity by the people around it.
Therefore, traditional architecture is the cultural expression and direct reflection in presenting
something by its people. Some Nusantara Architectures adopt boat as the representation for building’s
form. Therefore, the author is interested to prove the correlation of boat as representation in some
archipelago architectures. This research uses data search method through literature studies by collecting
data on some researched archipelago architecture buildings' form and construction system. From these
data, a correlation between boat form representation and construction system used in boats and
buildings can be concluded.
Kata Kunci: Nusantara Architecture, Form of Architecture, Boat Construction, Boat Representation.
8
ABSTRAK SESI PARAREL 1
Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan 08.30 - 09.30
PLB001
The Impact Singer & Jipen of Dayak Tribe on Environmental Sustainability in Central of Borneo
Muh Azhari1 1Muhammadiyah University Of Palangkaraya
E-mail: [email protected]
Abstract. The environment is a mandate that must be maintained, because a good environment will
produce a generation that is good and strong. Poor environmental management will create new
problems. Ethics that regulate environmental management can maintain environmental conditions and
reduce the rate of environmental change, for example by the presence of singer and jipen owned by the
Central Of Borneo Dayak Tribe. Singer is a punishment and jipen is the amount of customary
punishment given to someone who commits a customary offense. A detrimental activity will distrub the
productivity of the environment, with the singer and jipen will be able to reduce the rate of damage.
Case examples of the application of singer and jipen such as the Wilmar Group case, productive Durian
Tree Cutting, Murder, even defamation, singer and jipen giving in accordance with the impact of the
case, whether it is detrimental on a small or large scale and determined. The sentence was determined
by the kepala adat / mantir / demang. The research used is a type of ethnography with data collection
techniques by observation, interviews and literature studies.
Key word: Singer, Jipen, Dayak Tribe & Environmental
9
ABSTRAK SESI PARAREL 1
Perencanaan Kota 08.30 - 09.30
PK003
Kriteria Pengembangan Desa Agrowisata Berbasis Masyarakat Pada Desa Lau Gumba Kecamatan
Berastagi
Zhilli Izzadati Khairuni 1, Kiki Lestari 2
1Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Panca Budi
E-mail: [email protected]
Abstract. Lau gumba village in either berastagi karo district by coordinate 03.2029 lu-098.5108 bt
latitude 1200 m. Lau gumba divided into 4 hamlet to those of different of ethnic and religion , where
every hamlet dominated by certain religious and tribal ,however until now people walk in unity and
peaceful .The age of villages are still falling 4 years ,but this village launched it become one village
introduction of pilot projects in karo district of natural resources guarantees that it is often not carried
out potential natural resources are often done in optimal and tend to be exploitive. This trend needs to
be fixed one through the development of tourism industry with re of the natural resources and
biodiversity and based on an integrated area development .Lau gumba kecamatan berastagi village is a
region of research that has the potential of tourism in the fields of agriculture .The development of the
concept agrowisata this study will investigate the level of success of agrowisata to be applied.
Keywords: Tourism, Agrowisata, Lau Gumba Village
PK005
Ruang Bermain Anak di Desa Meat, Kabupaten Toba Samosir
Parmonangan Manurung1 1Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana
E-mail: [email protected]
Abstrak. Desa Meat merupakan sebuah desa wisata yang berada di tepian Danau Toba, Sumatera
Utara. Lokasi desa Meat berada di bagian selatan Danau Toba yang membentuk teluk serta memiliki
waktu tempuh sekitar tiga puluh menit berkendara dari ibukota kabupaten Toba Samosir, Balige. Anak-
anak berusia lima sampai dua belas tahun di desa Meat berjumlah 115 orang dan menempuh
pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Lokasi yang cukup sulit dijangkau serta jarak ke
Balige yang cukup jauh membuat anak-anak memiliki fasilitas bermain yang relatif terbatas. Penelitian
ini bertujuan untuk memetakan area dan kegiatan bermain anak-anak di desa Meat. Metode penelitian
kualitatif telah digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan
ruang-ruang terbuka yang digunakan anak-anak sebagai ruang bermain, pelataran dan tepian danau
menjadi area yang paling banyak digunakan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak-anak
di desa Meat sangat mengoptimalkan potensi ruang terbuka dan alam sebagai ruang bermain mereka.
Kata kunci: ruang bermain anak; ruang terbuka; aktivitas bermain, keselamatan anak.
10
PK007
Perencanaan Jalur Promenade Sebagai Kemudahan Akses Pengunjung Kawasan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai
Rizky Sarita Nanda1 , B O Y Marpaung2 1 Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 2 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jalan Perpustakaan Gedung J, Medan 20155
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak. Kawasan Pantai Cermin merupakan salah satu destinasi wisata tepi air yang terkenal di
Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Serdang Bedagai. Akses yang mudah serta lokasi yang strategis
menjadikan Pantai Cermin sebagai destinasi wisata tepi air favorit di Sumatera Utara. Keindahan pantai
yang terdapat di Pantai Cermin menjadikan kawasan ini ramai dikunjungi wisatawan. Permasalahan
yang terdapat pada kawasan ini adalah tidak tersedianya jalur promenade sehingga belum bisa
melayani aktifitas publik bagi pejalan kaki. Fungsi komersial yang tidak saling terhubung hampir
memenuhi disepanjang tepi Pantai Cermin sehingga menyulitkan akses pengunjung untuk menikmati
view pantai secara menyeluruh. Untuk itu diperlukan perencanaan promenade sebagai jalur kemudahan
akses pengunjung yang dapat dilakukan dengan menghadirkan fungsi utama aktifitas pejalan kaki
untuk menikmati view pantai. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif yang dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterpretasikannya.
Hasil dari penelitian nantinya dapat meningkatkan perencanaan jalur promenade, setiap objek yang
berdekatan dapat berinteraksi satu sama lain, sehingga dapat meningkatkan kualitas kawasan Pantai
Cermin. Selain pada area tepi air, perencanaan promenade nantinya juga terdapat pada area wisata
persawahan pada kawasan Pantai Cermin.
Kata kunci : aktifitas publik, akses, pejalan kaki, promenade
PK009
Pengembangan Tata Hijau Wisata Berkelanjutan Bukit Lawang
Nurlisa Ginting1, Fitri Sinaga2 1Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected]
Abstrak. Bukit Lawang merupakan kawasan wisata alam yang terletak di Sumatera Utara, yang
memiliki potensi wisata alam yang terkenal baik domestic maupun mancanegara. Bukit Lawang juga
merupakan salah satu tujuan wisata prioritas di Kabupaten Langkat yang juga merupakan bagian dari
kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Untuk meningkatkan pariwisata di
Bukit Lawang, dibutuhkan Penataan kawasan yang berbasis wisata berkelanjutan. Pengembangan Tata
Hijau Bukit Lawang adalah salah satu cara untuk meningkatkan Pariwisata, kunjungan wisatawan dan
menjaga kelestarian kawasan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Tata Hijau Bukit
Lawang, berbasis Pariwisata Berkelanjutan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis aspek Tata
Hijau/vegetasi seperti Bentuk vegetasi, warna, jenis vegetasi, Tata letak dan jarak vegetasi serta
ketinggian vegetasi. Hasil dari penelitian ini adalah konsep pengembangan Tata Hijau wisata
Berkelanjutan Di Bukit Lawang yang dapat digunakan untuk mengembangkan pariwisata di Bukit
Lawang Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Keywords : Bukit Lawang;Pariwisata;Tata Hijau
11
PK010
Penataan Kembali Ruang Terbuka Pada Kawasan Pantai Cermin Sebagai Tujuan Wisata Tepi Air
Rahma Wardani Siregar1, B O Y Marpaung2 1Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak. Kawasan Pantai Cermin merupakan salah satu kawasan tepi pantai yang terletak di
Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Dalam perkembangnya kawasan ini akan menjadi
kawasan wisata tepi air yang ramai di kunjungi masyarakat dari berbagai daerah. Kondisi ruang terbuka
yang ada di kawasan ini tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya sebagai ruang rekreasi yang bertujuan
untuk destinasi wisata tepi air. Sebagai wisata tepi air kawasan Pantai cermin sebaiknya memberikan
ruang terbuka yang dapat dinikmati oleh pengunjung dari berbagai aspek. Penelitian ini akan
menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan observasi langsung pada kawasan Pantai
Cermin, lalu mengumpulkan data dan melakukan analisa perencanaan. Hasil dari anlisa akan
memberikan solusi dalam penataan kembali ruang terbuka di kawasan Pantai Cermin. Konsep
perencanaan tersebut dengan menekankan nilai ruang terbuka yang aman, nyaman dan dapat dinikmati
oleh pengunjung wisatawan. Ruang terbuka tersebut juga harus memberikan dampak baik secara visual
maupun kebutuhan. Sehingga Kawasan tepi air pantai cermin menetapkan beberapa lokasi untuk ruang
terbuka yang dapat dinikmati oleh semua kalangan pengunjung, dengan menata jalur promenade,
boardwalk dan jalan setapak yang representatif sehingga meningkatkan kualitas visual pada kawasan,
serta menata taman, alun-alun, serta plaza yang lengkap dengan desain lasekap sehingga dapat
dinikmati semua kalayangan pengunjung.
Kata Kunci : penataan; ruang terbuka; wisata tepi air
PK014
Penataan Ruang Tepi Air Untuk Pengembangan Kawasan Ekowisata di Tano Ponggol
Widya Muhammad Tri Yudha1, Dwira Nirfalini Aulia2 1Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 2Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak. Tano Ponggol merupakan sebuah kawasan di kecamatan Pangururan pulau Samosir, yang
berada di daerah wisata Geopark Danau Toba, dimana tanahnya dipenggal menjadi sebuah kanal yang
kedua ujungnya mengarah ke Danau Toba dan kemudian memisahkan Pulau Samosir dengan daerah
sekitarnya. Pada kanal ini kemudian dibangun sebuah jembatan penghubung kembali ke pulau Samosir.
Menurut pengamatan, pada saat ini Tano Ponggol mengalami degradasi kualitas ruang dimana aktivitas
kawasan hanya bersifat fungsional, yaitu jalur penghubung saja. Kawasan ini memiliki kondisi yang
tidak sesuai dengan rencana induk pengembangan pariwisata daerah yang berencana mengembangkan
kawasan ini menjadi sebuah kawasan ekowisata. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk
mendukung program pemerintah dalam mengembangkan Tano Ponggol menjadi sebuah kawasan
ekowisata dengan cara melakukan penataan ruang tepi air di sepanjang kanal dan jembatan tersebut.
Penataan ruang tepi air ini dilakukan dengan cara merevitalisasi kawasan melalui penyuntikan beberapa
fungsi baru yang akan dikonsepsikan melalui analisa karakter, potensi, dan permasalahan kawasan di
tano Ponggol. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan solusi berupa pedoman
pengembangan sebuah kawasan ekowisata tepi air pada sebuah daerah geopark, dalam hal ini
khususnya bagi pemerintah Kabupaten Samosir dalam mengembangkan kawasan ekowisata tepi air di
Tano Ponggol. Hasil dari penelitian ini berupa kriteria desain yang ideal dan simulasi perancangan.
Keywords: penataan ruang tepi air, ekowisata, geopark, ekowisata tepi air
12
PK024
Suatu Ide Perencanaan Skenario Visual Untuk Pengembangan Wisata Di Kawasan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai
Mbah Tuah1, Mustika Imanda2, B O Y Marpaung3 1Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak. Indonesia merupakan salah satu tujuan wisata dunia yang tidak diragukan lagi, hal ini
dibuktikan dengan diraihnya banyak penghargaan event- event bertaraf internasional seperti
penghargaan destinasi terbaik dalam ajang Travel Awards 2017 dari majalah DIVE dan banyak lagi
penghargaan lainya. Kawasan Pantai cermin merupakan salah satu dari sekian banyak tujuan wisata
yang ada di indonesia. Pantai Cermin adalah nama kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten
Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Kawasan Pantai Cermin terletak di pesisir Timur pulau
Sumatera berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Namun sangat disayangkan keberadaan kawasan
pantai cermin dengan segala potensi-potensi wisata dan keunikan budaya masyarakat didalamnya sama
sekali kurang tertata dengan baik, sehingga tidak terciptanya visual yang menarik bagi para wisatawan
yang datang. Penelitian pada tulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan
cara melakukan pengamatan langsung pada kawasan Pantai Cermin, kemudian melakukan
pengumpulan data dan kemudian melakukan analisa perencanaan. Hasil dari penelitian ini akan
memberikan solusi dalam penataan kembali kawasan Pantai Cermin. Daerah tepi pantai sebagai ruang
terbuka harus dirancang sebagai ruang yang bebas dari bangunan yang didirikan secara permanen.
Daerah tepi pantai berpotensi untuk direncanakan sebagai ruang luar yang dirancang dengan tema
tertentu, lapangan olahraga, taman bermain anak, taman rekreasi terbuka dan fungsi lain yang dapat
berperan menarik pengunjung dan atau wisatawan sebanyak mungkin. Area ini dapat menjadi visual
yang menarik pengunjung.
Kata Kunci : Penataan; Perencanaan; Visual; Wisata
13
ABSTRAK SESI PARAREL 2
Teknologi Bangunan 13.30 – 14.45
TB001
Pengaruh Orientasi Bangunan Rumah Tinggal Terhadap Kondisi Termal Kamar Tidur
Yusmita Sari1 1 Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected]
Abstrak. Orientasi bangunan terhadap arah matahari merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
kondisi termal di dalam ruang. Kondisi termal yang tidak nyaman dapat menurunkan produktifitas,
kesehatan dan kualitas tidur manusia. Tulisan ini menjelaskan hasil studi yang bermaksud mengetahui
pengaruh orientasi bangunan rumah tinggal terhadap kondisi termal2 kamar tidur yang identik sama
namun berbeda orientasinya terhadap matahari. Studi menggunakan metode ekperimental melakukan
pengukuran suhu dan kelembaban udara pada objek studi sepanjang hari (24 jam) selama tujuh hari.
Simulasi software Ecotect digunakan untuk menentukan hari yang tepat untuk melakukan pemantauan
suhu dan kelembaban udara. Hasil studi menunjukkan bahwa suhu udara di kamar tidur yang
berorientasi ke barat lebih tinggi dibandingkan suhu udara di kamar tidur yang berorientasi ke Selatan.
Kata kunci: kamar tidur, kondisi termal, orientasi bangunan
TB002
Wind Catcher and Solar Chimney Integrated As An Alternative Ventilation For Urban Dense
Settlements In Tropical Climate
Yoka Prima, Sugini1 1Department of Architecture, Faculty of Civil Engineering and Planning, Islamic University of Indonesia, Sleman, Yogyakarta,
Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract. The high energy use for building operations in humid tropical climates is mostly
used for operational mechanical ventilation such as air conditioning (AC) and fans. The use of
large amounts of energy, especially fossil energy can reduce the quality of the environment,
causing an increase in the temperature of the earth. Need more efforts for management of
energy use by reducing fossil energy consumption. One effort that can be done is to replace
mechanical production and utilize passive ventilation in buildings. this study is a literature
review regarding the use of passive ventilation using a windcatcher integrated with solarc
himneys. The use of windcatcher and the solar chimney is still very rare in Indonesia, but has
the potential to solve thermal problems, especially in densely populated residential areas in
cities that have the character of a humid tropical climate. The results of this study recommend
criteria from windcatchers and soler chimney that might be applicable and adapt to the
character of the urban humid tropical climate.
Keyword: Wind Catcher, Solar chimney, Passive Ventilation, Urban Dense Settlements
14
TB003
Kinerja Pendinginan Alami pada Dinding Tropis Nusantara Kontemporer dalam Memproduksi Ruang
Nyaman Masa Kini
Agung Murti Nugroho1 1Program Studi Arsitektur Universitas Brawijaya
E-mail: [email protected]
Abstrak. Makalah ini membahas tentang kinerja pendinginan alami pada Rumah Tropis Nusantara
Kontemporer sebagai jawaban atas permasalahan tempat tinggal di wilayah perkotaan yang padat.
Kajian desain tropis bertujuan mengevaluasi strategi dan aplikasi pendinginan alami pada rumah Tropis
Nusantara masa kini untuk pengembangan di masa depan. Metode penelitian dengan cara pengukuran
lapangan suhu dan kelembaban udara pada kondisi eksisting serta aplikasi dinding ventilasi, dinding
berpori dan dinding bio climatic untuk mengetahui kinerja penurunan suhu udara dalam ruang serta di
perbandingkan dengan area suhu netralnya. Hasil penelitian menunjukkan dinding bio climatic
mempunyai kinerja pendinginan alami paling besar yaitu mampu menurunkan suhu udara sebesar
2,5°C diikuti dinding ventilasi sebesar 2,2°C dan dinding berpori sebesar 1,5°C. Strategi pendinginan
alami melalui aplikasi dinding bio climatic, dinding ventilasi dan dinding berpori mampu memproduksi
ruang nyaman sepanjang hari.
Keywords: Tropis Nusantara; pendinginan alami; dinding ventilasi, berpori dan bio climatic
15
ABSTRAK SESI PARAREL 2
Perubahan Spasial dan Teknologi Informasi Geografi 13.30 – 14.45
PT001
Inventarisasi Potensi Wisata Pulau Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus: Pulau-Pulau
Kecil Di Kota Makassar)
Rohana1,Sri Wahyuni2
1Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Makassar
E-mail: [email protected]
Abstrak. Kota Makassar sebagai destinasi pariwisata memiliki banyak potensi pariwisata yang belum
dikemas dengan baik. Wilayah kepulauan merupakan salah satu potensi tujuan wisata yang
memberikan bentuk wisata yang berbeda dengan wisata pada daratan pada umumnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata pulau-pulau kecil di Kota Makassar berbasis Sistem
Informasi Geografis (SIG). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis spasial.
Adapun pulau yang menjadi objek penelitian terdiri atas : Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau
Kodingareng Keke, Pulau Kayangan, dan Pulau Lakkang. Berdasarkan potensinya, ada beberapa obyek
wisata di daerah penelitian masih tergolong dalam kategori yang sudah berkembang, sedang
berkembang dan hampir punah. Obyek wisata yang memiliki kategori yang sudah berkembang adalah
Pulau Kayangan, Pulau Samalona dan Pulau Lae-lae. Pulau yang belum berkembang yaitu Pulau
Kodingareng Keke, sedangkan yang hampir punah yaitu Pulau Lakkang.
Kata kunci : Potensi, Wisata, Pulau, Sistem Informasi Geografis (SIG), Kota Makassar
16
ABSTRAK SESI PARAREL 2
Warisan dan Cagar Budaya 13.30 – 14.45
CB004
Pengaruh Budaya Dalam Membentuk Perkampungan di Kawasan pangururan
B.O.Y Marpaung1, Baby P B Sembiring2, Robin Senders3, Natasha Shafira Jiemy4, Kevin Harvizan5
1Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected],
Abstract. Kawasan Panguruan merupakan salah satu kecamatan terbesar yang berada pada Kabupaten
Samosir, Sumatera Utara. Dalam kecamatan Pangururan terdapat 28 desa dengan jumlah penduduk
berkisar 30.000 jiwa. Kecamatan Pangururan dengan jumlah desa terbanyak pada Kabupaten Samosir
tersebut itu juga memiliki budaya yang saling mempunyai peran aktif dalam membentuk sebuah
perkampungan. Budaya yang tumbuh ditengah-tengah masyarakat memiliki dampak terhadap pola
pertumbuhan perkampungan yang ada pada kawasan Pangururan. Pengaruh dampak budaya tersebut
menjadi penting untuk dibahas karena adanya keterkaitan ritual dan ideologi yang tumbuh berkembang
pada masyarakat kawasan Pangururan. Masyarakat pada perkampungan mendirikan bangunan rumah
tinggal untuk memenuhi kebutuhaan mereka terkait perlindungan dan bersosialisasi antara satu dan
yang lain. Dalam mengkaji pengaruh budaya dalam membentuk perkampungan pada Kawasan
Pangururan, peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi langsung kelapangan dan
melakukan wawancara singkat kepada responden yang dapat memberikan informasi tertentu yang
tepat. Peneliti menentukan 5 sampel desa dari 28 Desa yang ada pada Pangururan yaitu Lumban Sinaga
di Desa Tanjung Bunga, Kampung Raja di Desa Situngkir, Huta Raja di Desa Huta Bolon, Kampung
Nagatimbul di Desa Parhorasan, dan Kampung Parbaba Dolok di Desa Parbaba. Berdasarkan teori,
susunan pola perkampungan pada kawasan Panguruan sudah tidak lengkap atau sudah banyak yang
dihilangkan. Maka, penelitian ini memberikan kontribusi yang tepat dalam mendukung pelestarian
budaya supaya minat wisatawan luar dan dalam negeri untuk mengunjungi perkampungan di
Pangururan Samosir semakin meningkat.
Keywords: budaya; pengaruh ; perkampungan
17
CB005
Konservasi Ruko Pada Koridor Jalan Jend. Ahmad Yani
Novrial1, Gita Pasaribu2, Sonia Sitompul3, Gregorius Dachi4, Farhan Bagas4
1Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak. Konservasi sebuah kawasan bersejarah memiliki potensi pariwisata yang sangat menjanjikan
dan menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk dikembangkan. Proses pengelolaannya dilakukan agar
suatu makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik. Konservasi dapat meliputi seluruh
kegiatan pemeliharaan dan disesuai dengan situasi dan kondisi setempat, yang mencakup preservasi,
restorasi, rekonstruksi, adaptasi/revitalisasi dan demolisi. Salah satu kawasan yang perlu dikonservasi
adalah ruko pada Jalan Ahmad Yani yang akan difokuskan hanya pada bagian preservasi dan restorasi.
Bangunan yang memiliki nilai sejarah tersebut seperti tidak dilestarikan. Oleh karena itu, konservasi
bangunan bersejarah sangat dibutuhkan agar tetap bisa menjaga cagar budaya. Berdasarkan
pengamatan pada ruko di Jalan Ahmad Yani, beberapa bangunan ditemukan mengalami perubahan
komponen dan mengalami kerusakan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tolok ukur dalam
melakukan konservasi bangunan ruko pada koridor Jalan Jend. Ahmad Yani agar dapat memberikan
solusi kepada Pemerintah Kota dalam melakukan konservasi terhadap bangunan bersejarah. Metode
penelitian bersifat kualitatif deskriptif. Peneliti mengumpulkan data primer yang dilakukan dengan
mendokumentasikan ruko di sepanjang lokasi penelitian dan menyatukannya menjadi sebuah deretan
dalam bentuk gambar, kemudian menentukan variabel yang akan di teliti. Observasi bertujuan untuk
menemukan masalah yang terjadi di lapangan. Selanjutnya menganalisa teori yang menjadi tolak ukur
dalam mengkonservasi dan dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi di lapangan. Adapun penelitian
ini akan menghasilkan pedoman dalam hal mengkonservasi bangunan ruko bersejarah di koridor Jalan
Jend. Ahmad Yani Medan. Dengan adanya tolak ukur atau pedoman dalam mengkonservasi bangunan
bersejarah tersebut diharapkan dapat mempertahankan dan melestarikan ruko bersejarah di Kota
Medan.
Kata kunci : Konservasi ruko, preservasi, restorasi.
18
CB006
Kajian Aspek Partisipasi Masyarakat Pada Kawasan Ekowisata Tangkahan
Nurlisa Ginting1, M. Rizky2, Erni Triska3, Christi Rayani4, Putri Ayu5, William Surya6, Pratiwi7
1.Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
2.Kelompok Kerja Pariwisata Kawasan Danau Toba Dan Pariwisata Berkelanjutan Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstract. Tangkahan merupakan pariwisata yang menerapkan konsep ekowisata. Salah satu aspek
pembentuk ekowisata pada kawasan Tangkahan ini adalah partisipasi dari masyarakat lokalnya.
Dengan adanya partisipasi masyarakat lokal dalam mengelola kawasan Tangkahan, maka dapat
memberi profit tersendiri bagi masyarakatnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi aspek
partisipasi masyarakat yang ada di kawasan Ekowisata Tangkahan dan menemukan kekurangan aspek
partisipasi masyarakat sebagai rekomendasi bagi masyarakat Tangkahan dalam proses pengembangan
kawasan Ekowisata Tangkahan. Aspek partisipasi masyarakat di kawasan Tangkahan didasarkan pada
adanya otoritas yang mengorganisir kawasan Ekowisata Tangkahan; adanya layanan jasa yang
disediakan masyarakat lokal kepada wisatawan; dan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, serta evaluasi kawasan ekowisata. Dalam meneliti aspek partisipasi
masyarakat pada Kawasan Tangkahan, hal mendasar yang dilakukan adalah membuat kajian teori
tentang aspek partisipasi masyarakat di kawasan Ekowisata yang kemudian di dukung dengan hasil
observasi lapangan yang kemudian diperkuat dengan penyebaran kuesioner terhadap wisatawan dan
masyarakat lokal guna mengetahui persepsi masyarakat dan wisatawan tentang bagaimana aspek
partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Tangkahan.
Kata kunci: tangkahan; ekowisata; partisipasi masyarakat.
CB008 Uji Signifikansi Bangunan Istana Maimun Sebagai Bangunan Cagar Budaya
W.M.T Yudha1, R. Fadli2, S. Astari3, S. Yulisma4, R. M. Siahaan5, H. Mardianus6, E. Novriandi7, A.D Nasution8 1Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155
E-mail: [email protected],[email protected]
Abstrak. Istana Maimun adalah istana kebesaran Kerajaan Deli yang dibangun pada tahun 1888. Saat
ini istana maimun sudah beralih fungsi menjadi museum dan hunian untuk keluarga sultan. Istana
Maimun memiliki daya tarik tersendiri terutama sebagai bukti perjalanan sejarah kebudayaan Kota
Medan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menguji signifikansi
kondisi Istana Maimun sebagai bangunan bersejarah Kota Medan melalui nilai sejarah, nilai ilmu
pengetahuan, nilai agama dan nilai kebudayaan seperti yang ditetapkan dalam UU No.11 Tahun 2010.
Dengan pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan konservasi lapangan. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadikan Istana Maimun menjadi bangunan bersejarah cagar budaya
Nasional.
Kata Kunci : Cagar Budaya, Istana Maimun, Medan
19
CB009
Kajian Genius Loci dalam Uji Signifikansi Kawasan Kesawan
A. D. Nasution1, W. A. Adriansyah2, B. D. Priatna3, N. P. Putra4, F. A. Sinaga5, N. Narisa6, S. Veronica7, A. B. Adrian8 1Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jalan Perpustakaan Gedung J7
Kampus USU, Medan, 20155, Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected],[email protected],
[email protected], [email protected], [email protected],
Abstract. Genius Loci merupakan jiwa dari arsitektur suatu bangunan dan kawasan yang melingkupi
bentuk ruang dan waktu. Proses sejarah yang dilalui oleh bangunan dan kawasan merupakan bagian
yang membentuk jiwa dari tempat tersebut. Genius Loci menjadi refleksi yang mewujudkan keunikan
dan karakter dari suatu bangunan dan kawasan. Kawasan Kesawan menjadi bagian penting dalam
sejarah pertumbuhan Kota Medan. Deretan bangunan bersejarah yang terdapat di Kawasan Kesawan
menjadi saksi proses lahirnya Kota Medan dan masih berdiri sampai saat ini. Kehadiran kawasan
kesawan dengan jiwa yang dimilikinya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kota Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Genius Loci yang terdapat di Kawasan Kesawan. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan data sekunder. Proses analisa dilakukan
dengan menguji empat elemen signifikansi yaitu elemen sejarah, elemen pendidikan, elemen ilmu
pengetahuan, dan elemen struktur bangunan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Genius Loci di
kawasan kesawan signifikan terhadap empat elemen signifikansi bangunan bersejarah.
Keywords: Genius Loci; Medan; Kesawan; Signifikansi Bangunan Bersejarah
20
ABSTRAK SESI PARAREL 2
Manusia dan Masyarakat 13.30 – 14.45
MM001
Kearifan Lokal Budaya Batak Toba dalam Kepemimpinan
Mislan Sihite1, Nikous Soter Sihombing2, Kristanty Nadapdap3, Tiur Rajagukguk4 1Universitas Methodist Indonesia, Jl. Hang Tuah no.8, Medan 20152, Indonesia 2STIE IT&B, Jl. Mahoni no. 16, Medan 20235, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak. Kajian kearifan lokal Budaya Batak dalam kepemimpinan merupakan suatu kajian yang
membahas dan menggali nilai-nilai luhur Budaya Batak yang relevan dengan praktek
kepemimpinan.Kajian ini menarik dilakukan karena berusaha mengidentifikasi nilai-nilai
kepemimpinan dari aspek budaya Batak Toba, dan berusaha menghubungkannya dengan teori dan
praktek kepemimpinan moderen. Kajian ini berusaha menjawab rumusan masalah: Bagaimanakah
Kearifan lokal Budaya Batak dalam kepemimpinan ?. Kajian ini membahas: penelitian terdahulu,
kearifan lokal, kepemimpinan, kepemimpinan dalam budaya Batak Toba, dan kesimpulan. Kearifan
Budaya Batak Toba dalam kepemimpinan dengan menerapkan konsep ; Dalihan Na Tolu yaitu : Somba
marhula-hula, elek mar boru , dan manat mardongan tubu, ditembah dengan sembilan nilai-nilai
kepemimpinan Batak Toba meliputi : : 1. Raja urat ni uhum, na mora ihot ni hosa, 2. Monang
maralohon musu, talu maralohon dongan, 3. Pamuro so mantat sior, parmahan so mantat batahi, 4.
Siduduk na ginjang, sibalun na bolak, 5. Parsipitu lili, 6. Hariara na bolon, 7. Pardasing so ra tewleng,
parhatian so ra monggal, 8. Paramak so balunon, parsakkalan so mahiang, 9. Partogi pangihutan,
panungkunan pandapotan. Kesembilan persyaratan kepemimpinan tersebut merupakan ungkapan yang
lazim dalam masyarakat Batak Toba. Apabila pemimpin memiliki karakterk tersebut,
kepemimpinannya akan menjadi bagus sehingga akan membawa organisasi atau institusi yang
dipimpinnya ke arah yang lebih baik.
Kata kunci : Kearifan Lokal, Budaya Batak, dan Kepemimpinan
21
ABSTRAK SESI PARAREL 2
Organisasi dan Pengelolaan 13.30 – 14.45
OP001
Analisis Waktu Dan Biaya Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Sub Kontrak Dan Sistem Kontrak
Utama Dalam Pekerjaan Drainase
Indah Permatasari1*, Andy Putra Rambe2, Indra Jaya Pandia3
1Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract. There are 3 main parameters to be concerned in managing a project which are implementing
the project budget efficiently without reducing the level of quality of the works and finally compleating
the project as per scheduled. In order to achieve those parameters, the choice of contract system is one
of the strategy that shall be considered whether using a contractor with or without sub-conrtractor. This
study aims to analyze the advantage of using contractor with and without sub-contractor in few
drainage projects in North Sumatera based on cost and time of project completion. As the result, the
prefference to work with (only) main contractor is highly recommended based on the cost efficiency
and the use of sub-contractor might accelerate the completion of the project by 4-5%.
Keywords: Kontraktor Utama; Sub Kontraktor; Kontrak.
22
ABSTRAK SESI PARAREL 2
Lingkungan Fisik 13.30 – 14.45
LF002
Kajian Aspek Ekologi Dalam Membentuk Perkampungan di Kawasan Pangururan
Rizky Annisa1, Lidya Nathasia2, Jenny3, B.O.Y Marpaung4
1Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak. Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar di sektor wisata, baik itu wisata alami
maupun wisata budaya. Hal itudikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari
ribuan suku-suku, sehingga Indonesia kaya akan budaya. Oleh sebab itu, Indonesia dapat menjadi salah
satu daerah tujuan wisata ekologi (eco-tourism). Salah satunya adalah Kecamatan Pangururan yang
terletak di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Di Kecamatan Pangururan suatu perkampungan
umumnya dibentuk berdasarkan fakta sistem ekologi. Berdasarkan sudut pandang ekologis, bahwa
budaya yang terbentuk di wilayah Kecamatan Pangururan tidak dapat dipisahkan konsepnya terhadap
lingkungan. Untuk itu, perlu diidentifikasi bentuk dan potensi perkampungan berdasarkan fakta sistem
ekologi yang mendukung wisata ekologi di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Pola kampung
di Pangururan terbentuk berdasarkan budaya suku Batak yang disesuaikan dengan keadaan ekologi
daerah sekitar Kecamatan Pangururan. Kajian ekologi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Keywords: Ekologi, Pariwisata, Kampung
LF003
Analisa Standart Pedestrian di Kampus universitas Sumatera Utara
Samsul Bahri1, Daniel Triska2, Eunice Matondang3, Franky4, Oki Wibowo Halim5, Gracella Tarigan6
1Departemen Arsitektur, Fakultas Universitas Sumatera Utara, Jalan. Perpustakaan, Kampus USU Gedung D, Padang Bulan,
Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20155, Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak. Jalur pedestrian adalah ruang luar yang digunakan untuk kegiatan penduduk kota sehari-hari.
Contohnya untuk kegiatan berjalan-jalan, melepas lelah, duduk santai dapat juga sebagai tempat
kampanye, upacara resmi dan sebagai tempat berdagang. Jalur pedestrian di lingkungan kampus
Universitas Sumatera Utara merupakan jalur strategis yang didominasi oleh aktivitas sehari-hari baik
oleh mahasiswa kampus Universitas Sumatera Utara itu sendiri maupun pengguna lainnya yang akan
mengakibatkan adanya pergerakan manusia yang cukup tinggi, sekaligus membawa konsekuensi
terjadinya konsentrasi pejalan kaki. Sehingga, keberadaan fasilitas-fasilitas pejalan kaki yang memadai
sebagai salah satu prasarana lingkungan mutlak diperlukan demi kelancaran lalulintas di jalan raya
maupun kenyamanan bagi pejalan kaki. Di era modern sekarang ini dalam tata ruang kota khususnya di
Indonesia, jalur pejalan kaki merupakan elemen penting perancangan kota. Ruang pejalan kaki dalam
konteks kota dapat berperan untuk menciptakan lingkungan manusiawi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kualitas jalur pedestrian di jalur pedestrian kampus Universitas Sumatera Utara agar jalur
pedestrian yang tersedia dapat difungsikan secara optimal oleh para pejalan kaki karena kondisi
eksisting jalur pedestrian dilihat dari keadaan dan fungsi yang ada saat ini dianggap kurang memadai
bagi pejalan kaki. Untuk menentukan kualitas jalur pejalan kaki ini ditentukan indikator kualitas yaitu
kualitas yang didasarkan kepada standarisasi dari pedestrian.
Keywords: area kampus, jalur pedestrian, standar
23
ABSTRAK SESI PARAREL 2
Perencanaan Kota13.30 – 14.45
PK001
Implementasi Pengembangan Pariwisata Halal di Lombok
Aulia Utami1, M. Sani Roychansyah2, Medy Krisnani S3. 1Program Studi Magister Arsitektur Konsentrasi Arsitektur Pariwisata, Universitas Gadjah Mada
E-mail: [email protected]
Abstract. Tourism is a growing sector. One of the indicators is from increasing global travel. The
concept of halal tourism globally, one of which is due to an increase in the Muslim population and the
high number of tourist trips made. Therefore the concept of halal tourism continues to emerge and
continue to be discussed globally. Based on this, this research is important and needs to be done with
the aim of formulating the implementation of halal tourism development in Lombok. This general
objective will be elaborated in specific objectives, namely: (a) Conduct study of halal tourism
destinations in Lombok (b) Conduct a study of the components of halal tourism development in
Lombok. This study uses a deductive mindset (method of reasoning), with a rationalistic approach and
qualitative research methods. The area in this study is the island of Lombok which is part of the
administration of the Province of West Nusa Tenggara. The sample in this study consisted of two types
of samples namely sample tourist destinations and respondents. Measurements made in this study are in
the form of scoring or weighting methods. Scoring is based on a Likert scale. Based on the results of
the analysis shows that the typology that forms the implementation of halal tourism development in
Lombok is raw materials, destinations and attractions, facilities in tourist attractions, and institutions.
Kata Kunci : tourism, halal tourism, Lombok
PK004
Pemerintah daerah dalam Rescaling Pengelolaan Kawasan Metropolitan (Studi Kasus : BRT Mebidang)
Anthoni Veery Mardianta1,Benedictus Kombaitan2,Heru Purboyo3,Delik Hudayah4
1Perencanaan Wilayah dan Kota ITM/ ISTP
E-mail: [email protected]
Abstract. Rescaling is an emerging approach to managing metropolitan area in the context of
tightening global competition. The rescaling literature as so far developed in the West has traditionally
emphasized the role of central government in the reproduction of metropolitan space and thus neglects
the potential role of local government as the lowest autonomous government tier. This dissertation
seeks to explore the role that local government can play in the rescaling of metropolitan area under
current Indonesia's decentralized administrative structure. Medan-Binjai-Deli Serdang or Mebidang,
the largest metropolitan area in Sumatera, is selected as the case study. The BRT Trans Mebidang, an
important central government's policy affecting the region, is utilized to reveal the actual process of
rescaling. The data collection for this research mainly relies on in-depth, semistructure interviews,
government documents and publications, and field observation. Qualitative content analysis with
standard coding techniques is employed in the analysis. The result of analysis confirms that the
planning of BRT Trans Mebidang is indeed dominated by the central government. However, it reveals
that the supports from respective local and provincial governments is important in ensuring its
successful implementation. In rescaling process, get adjustment seeking, general program information
seeking and human and financial resource exchange. These local supports are particularly apparent in
the planning issue reconnaissance, programming and co-financing. It can be concluded that such
supports are necessary to build sense of ownership and political acceptance.
Kata kunci: Rescaling, local government, BRT, Mebidang
24
PK006
Perencanaan Penggunaan Lahan Kawasan Tano Ponggol Sebagai Tujuan Ekowisata
Suci Astari1, Dwira Nirfalini Aulia2 1Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155 2Departemen Arsitektur, Fakultas Taknik, Universitas Sumateraa Utara Jalan Perpustakaan Gedung J, Medan 20155
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak. Tano Ponggol merupakan sebuah wilayah yang berada pada Kec. Pangururan, Kab. Samosir.
Letak yang strategis dan wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan budaya membuat Kawasan
Tano Ponggol layak untuk menjadi kawasan ekowisata. Perencanaan ekowisata harus memperhatikan
konservasi sumber daya alam, menjamin keterlibatan masyarakat lokal, meningkatkan pengalaman,
mencakup kegiatan yang bertanggung jawab dan mendorong usaha kecil menjadi lebih produktif.
Prinsip inilah yang akan diterapkan dalam perencanaan ekowisata pada Kawasan Tano Ponggol yang
bertujuan untuk menaikkan ekonomi wilayah dan mendukung kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan mengidentifikasi kondisi penggunaan lahan
pada Kawasan Tano Ponggol, dengan menganalisa kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan potensi
yang dimiliki pada zona-zona dalam Kawasan Tano Ponggol dan merencanakan pengembangan
penggunaan lahan sebagai salah satu upaya konservasi. Dengan pengumpulan data melalui wawancara,
dokumentasi dan observasi lapangan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan
penggunaan lahan pada Kawasan Tano Ponggol dapat lebih maksimal dan menonjolkan karakteristik
kearifan lokal dari sebuah wilayah sehingga menjadi daya dukung keberhasilan dari sebuah ekowisata.
Kata Kunci : Ekowisata, Penggunaan Lahan, Tano Ponggol
PK008
Perencanaan Promenade untuk Pariwisata Berkelanjutan di Bukit Lawang
Nindya Narisa1,Nurlisa Ginting2 1Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected]
Abstract Promenade merupakan jalur pedestrian yang tidak hanya befungsi sebagai tempat untuk
berjalan bagi pejalan kaki namun juga sebagai daya tarik tersendiri yang membuat pengunanya
melupakan waktu. Sehinga promenade biasanya banyak dijumpai di daerah wisata terutama wisata tepi
air dimana salah satu daya tariknya adalah meilhat pemandangan di tepi air tersebut. Selain itu,
promenade juga tanggap akan lingkungan sekitarnya terutama untuk kawasan yang memiliki resiko
banjir. Bukit Lawang merupakan kawasan wisata yang di konservasi, namun kawasan wisata belum
memiliki perencanaan yang berkelanjutan terutama di bagian tepi sungai yang masih di penuhi oleh
bangunan –bangunan meskipun sudah pernah terjadi banjir bandang di daerah tersebut. Oleh karena itu,
penelitian ini membahas tentang perencanaan promenade di kawasan wisata Bukit Lawang untuk
pengembangan pariwisata berkelanjutan disana. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan cara observasi langsung dan studi banding kasus sejenis, kemudian data yang diperoleh akan
dianalisa dengan studi literatur. Hasilnya adalah berupa konsep perencanaan promenade di kawasan
wisata Bukit Lawang untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan di sana.
Keywords: Promenade; Pariwisata Berkelanjutan; Bukit Lawang
25
PK011
Penataan Kembali Aksesibilitas Pada Kawasan Pantai Cermin Sebagai Tujuan Wisata Di Kabupaten
Serdang Bedagai
Dian Aswatul Sinurat1, B.O.Y Marpaung2 1 Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 2 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jalan Perpustakaan Gedung J, Medan 20155
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan sumber daya alam,
terutama di bidang wisata bahari. Pantai Cermin terletak di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera
Utara. Pantai Ini ramai dikunjungi oleh wisatawan, karena lokasinya yang strategis dan akses yang
mudah untuk menuju kawasan tersebut. Permasalahan aksesibilitas pada kawasan ini adalah kondisi
sistem transportasi, sirkulasi kendaraan dan parkir, serta sirkulasi pejalan kaki yang tidak terkoneksi
antara objek wisata satu dan lainnya. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
observasi, interview dan dokumentasi. Hasil dari analisa penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
koridor Jalan Pantai Gudang Garam dan Jalan Mayjen H. T Rizal Nurdin yang merupakan koridor
utama menuju kawasan penelitian tidak optimal dimanfaatkan untuk sirkulasi kendaraan bermotor
maupun sirkulasi pejalan kaki. Perencanaan sirkulasi kendaraan bermotor dilakukan pada seluruh jalan
di kawasan Pantai Cermin dengan menambah dimensi lebar jalan dan menyediakan area parkir di setiap
objek wisata. Perencanaan sirkulasi pejalan kaki kawasan Pantai Cermin dilakukan dengan pengaturan
dan penataan di area tepi pantai dan pedestrian di sepanjang koridor jalan utama kawasan dan juga
merancang jalur kenderaan yang terintegrasi dengan jalur pejalan kaki untuk memudahkan mobilitas
manusia.
Keywords: Aksesibilitas, Sirkulasi, Parkir, Pejalan kaki.
PK020
Tata Guna Lahan Bukit Lawang sebagai Kawasan Wisata Berkelanjutan
Nurlisa Ginting1 ,Selly Veronica2
Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected]
Abstract. Bukit Lawang merupakan kawasan wisata prioritas di Kabupaten Langkat yang juga
merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Kawasan yang
telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Dunia oleh UNESCO ini sudah dikenal secara global.
Aktivitas wisata dan konservasi yang terdapat di Bukit Lawang harus diakomodasi dengan adanya
perencanaan tata guna lahan yang tepat. Pada saat ini belum ada perencanaan tata guna lahan yang
secara spesifik pada kawasan kajian. Sebagai bagian dari kawasan konservasi maka perecanaan tata
guna lahan yang paling tepat dilakukan untuk memaksimalkan potensi wisata Bukit Lawang adalah
dengan wisata berkelanjutan. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan data yang didapati
melalui observasi lapangan dan kajian literatur.
Keywords: Tata Guna Lahan; Konservasi; Wisata; Bukit Lawang
26
PK029
Analisa Tingkat Kepuasan Penghuni Terhadap Ketersediaan Fasilitas Perumahan di Kecamatan Medan
Johor
Michaela1, Siti Rahma Aritonang2, Kenny Chrisen3, Deni Saadah4, Fahmi Ilmi5, Mohammad Haekal6, Amy Marisa7
Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jalan Perpustakaan Gedung J7 Kampus USU Medan
20155
E-mail: [email protected]
Abstrak. 11Tingginya kebutuhan akan tempat tinggal menjadi salah satu faktor munculnya kawasan
perumahan di daerah pinggiran kota. Kebutuhan akan perumahan ini juga diikuti dengan semakin
kompetitifnya para developer dalam menyediakan fasilitas umum dan sosial pada perumahan yang
mereka rencanakan guna memberikan kepuasan serta mendukung kualitas hidup penghuni perumahan
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan penghuni terhadap
ketersediaan fasilitas yang ada pada perumahan di Kecamatan Medan Johor. Metode pada penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei dengan menyebarkan kuesioner kepada para
penghuni perumahan di Kecamatan Medan Johor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif, dimana distribusi frekuensi digunakan untuk menganalisa tingkat kepuasan penghuni. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penghuni perumahan pada umumnya merasa puas terhadap fasilitas
yang disediakan oleh pihak developer, hal ini ditunjukkan dengan nilai tingkat kepuasan sejumlah 3,59.
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak perusahaan pembangunan perumahan maupun perencana
seperti arsitek dalam merencanakan penyediaan fasilitas pada sebuah perumahan yang dapat
memberikan kepuasan guna mendukung kualitas hidup penghuni perumahan tersebut.
Keywords: fasilitas sosial, fasilitas umum, kepuasan penghuni, perumahan, tingkat kepuasan
27
ABSTRAK SESI PARAREL 3
Teori dan Kritik Arsitektur 15.15 – 16.30
TK005
Architectural Typology of the Malay Chinatown Façade Case: Perniagaan Street of Malay Chinese
Village Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau.
Gladies Imanda Utami Rangkuty1, Dyah Titisari Widyastuti2
1Departement of Architecture, Faculty of Architectural Engineering and Planning, University of Gadjah Mada
E-mail: [email protected]
Abstract. Chinatown architecture in Bagansiapiapi is a major component of the Chinatown area as an
identity with various facades influenced by local Malay culture. The growth and development of cities
with economic orientation is often not in line with the understanding to maintain the image of the
building, which has an impact on district transformation which can eliminate the existence of
Chinatown architecture that currently exists or intersects with the city Commercial center. This can be
seen in the changes in facade formation that took place on the Bagansiapiapi Perniagaan street. The
typology of facade architecture of the Chinatown building was carried out with the aim of (i)Knowing
the character of the facade shape of Chinatown facade, (ii)Getting the dominant formation in each of
the facade forming element , so that Chinatown buildings can still be found. The method used is a
qualitative method with a descriptive approach, which is directed at describing and interpreting existing
conditions. The analysis used by classifying facades on elements of Malay Chinatown architecture
includes types of building dimensions, ownership and function modules, which are formed by facade
components (roofs, vents, doors, windows, walls, and stilt construction). The findings of this study are
the facade of the Chinatown building in Bagansiapiapi on the facade of formation elements that have
dominance: 1) Module composition of the core dimensions (a) 1 function of the house floor with wood
2) The shape of the gable, the formation of plain rectangular windows and two long ornaments
downward, the formation of the window extends downward by placing a balanced composition right
and left, setting a horizontal wall, using a stilt construction.
Keyword: Architecture of Chinatown, Facade Elements, Malay Architecture, Typology
28
ABSTRAK SESI PARAREL 3
Lingkungan Fisik 15.00 – 16.30
LF001
Mitigasi Bencana Banjir Kawasan Ekowisata Berkelanjutan Studi Kasus : Bukit Lawang, Kecamatan
Bahorok, Kabupaten Langkat
Nanda Pratama Putra1,Nurlisa Ginting2 1Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected]
Abstrak. Bukit Lawang merupakan kawasan konservasi alam Taman Nasional Gunung Leuser yang
dilindungi keberadaannya oleh pemerintah dan juga dikenal sebagai situs warisan dunia. Bukit Lawang
secara geografis dilalui oleh aliran Sungai Bahorok. Keberadaan Taman Nasional Gunung Leuser dapat
mempengaruhi aktivitas sungai Bahorok yang melalui areal pinggiran permukiman di Bukit Lawang.
Banjir yang terjadi di Bukit Lawang dipengaruhi oleh faktor cuaca, kondisi fisik DAS, dan penebangan
hutan secara liar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya mitigasi bencana
banjir yang berkaitan dengan potensi wisata Bukit Lawang berdasarkan survey lapangan, kajian
literature, dan studi kasus sejenis. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif. Mitigasi bencana
banjir pada kawasan wisata Bukit Lawang terdiri dari mitigasi structural dan non structural. Upaya
mitigasi structural meliputi system jaringan sungai, normalisasi sungai, kanal banjir, dan tanggul banjir.
Mitigasi non structural terdiri atas pengelolaan DAS, peringatan dini bahaya banjir, penanaman
vegetasi yang rusak, masyarakat tanggap bencana. Hasil pengamatan dilapangan menggambarkan
bahwa upaya mitigasi structural dan non structural menjadi solusi yang diterapkan di kawasan wisata
Bukit Lawang. Tindakan mitigasi struktural akan lebih efektif apabila disertai dengan mitigasi non
struktural, akan tetapi upaya mitigasi non struktural yang terdapat pada kawasan Bukit Lawang belum
sepenuhnya dilakukan. Pengelolaan kawasan yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat
diharapkan menjadikan kawasan ekowisata Bukit Lawang terus meningkat dari segi keamanan dan
kenyamanan untuk wisatawan agar menunjang pengembangan ekowisata yang berkelanjutan yang telah
direncanakan.
Keywords: "Bukit Lawang, Banjir, Mitigasi Bencana"
29
ABSTRAK SESI PARAREL 3
Warisan dan Cagar Budaya 15.15 – 16.30
CB001
Preservation Of Conclusion Temple With “Historic Urban Lanscape” Technique In The Islamic
Indonesia University Environment
Rahmat Firdaus Bouty1, Arif Budi Sholihah2, Putu Ayu Pramanasari Agustiananda3
1Master of Architecture, Faculty of Engineering and Planning, Universitas Islam Indonesia, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract. Mataram civilization is a Hindu-Buddhist civilization. In the ancient Mataram kingdom,
many buildings or artifacts were built for ceremonies such as the temple. One of them is Kecah Temple
or Pustakala Temple located in the Indonesian Islamic University (UII). The temple itself was built by
a group of people around who were relics in the 9th - 10th century AD. This temple was discovered
during the construction of the Library Building on December 9, 2009 which was then excavated by the
Archaeological Heritage Preservation Hall (BP3K), in this temple there is a statue of God Ganesha
which is interpreted as the god of intelligence and knowledge, which is very suitable for the Library
Building gain knowledge. The existence of this temple is very guarded by the campus because UII is
the only campus in Indonesia that has temples in the campus environment. However, this temple still
lacks info about its original and historical name. The approach technique applied from the topic of
"Urban Landscape Heritage" is the technique of preservation of Social Cohesion. In accordance with
the definition of social cohesion, so that this building or temple can be maintained according to its
function in the future, it is necessary to involve the opinions of visitors or respondents from the
research. The research method used was observation and interviews of visitors to the library and the
concluding temple museum to obtain statistical data and to study restoration techniques in the temple.
The purpose of the study is to be able to find out information relating to the temple. Conclusion from
the visitors about the concluding temple and review whether this temple is still suitable for use by
Hindus as a ceremonial process or not. The results of the study can find a function of the Conclusion
Temple which can be adapted to socio-cultural values so as to uphold tolerance of social values.
Keyword: Kimpulan temple, Library, Universitas Islam Indonesia, Preservation.
30
CB002
Evaluation Of The Implementation Of The Revitalization Program In Preservation Of Van Den
Bosch Fortress In Ngawi
Bayu Hermawan1, Arif Budi Sholihah2, Putu Ayu Pramanasari Agustiananda3
1Department of Architecture, Faculty of Civil Engineering and Planning, Islamic University of Indonesia, Sleman, Yogyakarta,
Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract. One of the relics of Dutch colonial buildings in Indonesia is the Van Den Bosch Fortress,
this fortress has a revitalization program that is in line with the heritage city program of the Direktorat
Jendral Penataan Ruang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR). The
purpose of this study is to evaluate the extent of the implementation of revitalization to increase the
benefits and direction of preservation of the fortress, and to support Ngawi Regency as a conservation
activity for the Cultural Heritage City as the main strategy for urban development. Revitalization
evaluation techniques are seen based on the level of vitality of the built area which includes several
aspects such as decreasing physical quality of buildings, regional images, economic and activity social.
The writer used the descriptive qualitative method by collecting data related to Fort Van den Bosch,
then data analyzed by using the Miles and Huberman method. The results of the evaluation study found
the implementation of the Van Den Bosch Fortification revitalization program encountered several
obstacles and the revitalization program was divided into 2, such as the core of building of the fort and
the development of the fort area environment.
Keyword: Van Den Bosch Fortress, Evaluation, Conservation, Revitalization
CB003
Eksistensi Warisan Budaya Leluhur: Studi Kasus Seni Tradisional Tangkap Ikan Masyarakat
Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara
Yovanca Koondoko1 1Program Studi Hospitality dan Pariwisata Unika De La Salle Manado
E-mail: [email protected]
Abstrak. Artikel ini menganalisis strategi pengembangan seni tradisional tangkap ikan atau yang lebih
dikenal Mane’e sebagai bentuk warisan budaya leluhur. Seni tangkap ikan ini memiliki potensi wisata
yang besar, diantaranya adalah sebagai salah satu bentuk kearifan lokal, tradisi leluhur yang masih
dipertahankan oleh masyarakat lokal, dan tradisi yang unik dan langka satusatunya di Indonesia bahkan
mungkin dunia. Besarnya potensi wisata belum mampu menjamin seni tradisional tangkap ikan di
Kepulauan Talaud, menjadi destinasi wisata favorit pilihan wisatawan. Terdapat tiga kendala utama
yang menghambat perkembangan potensi wisata yaitu: minimnya sarana wisata, sulitnya aksesibilitas
dan kurangnya promosi pengelolaan atraksi wisata. Tahapan dalam penelitian ini adalah pertama
menggambarkan potensi wisata, kedua menganalisis potensi wisata, ketiga memformulasikan strategi
pengembangan potensi wisata tersebut. Potensi-potensi tersebut kemudian dianalisis dengan matrik
SWOT yang menghasilkan strategi S-O yaitu pengembangan pengemasan puncak acara festival
Mane’e, strategi S-T adalah strategi kelembagaan, kemudian strategi W-O yakni peningkatan sarana
wisata, dan strategi W-T pengembangan wisata budaya dan wisata di wilayah pesisir.
Kata kunci: Seni Tangkap Ikan, Mane’e, Tradisi Lokal
31
CB007
Analisa Uji Signifikansi Bangunan Bersejarah Pada Kawasan Polonia Kota Medan
D. Fadila1, D. A. Sinurat2, J. Hidayat3, J. H. Naibaho4, M. Tuah5, M. Imanda6, R. W. Siregar7, R. S. Nanda8, A. D.
Nasution9
1Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155
E-mail: [email protected]
Abstrak. Polonia adalah daerah yang dari dahulu dikenal dan seiring perkembangan kota Medan menjadi saksi bisu kemajuan dunia dirgantara Sumatera Utara. Sejarah perkembangan daerah Polonia Medan tercatat sejauh tahun 1872 dimana area tersebut dimiliki oleh seorang berkebangsaan Polandia bernama Michalsky. Sebelum memiliki status sebagai cagar budaya, peninggalan masa lalu selalu didahului dengan proses penilaian. Penetapan nilai cagar budaya berdasarkan kriteria yang tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2010 Pasal 5. Kawasan penelitian terletak di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Sumatera Utara. Bangunan bersejarah yang berada pada kawasan tersebut adalah Sekolah SMK Immanuel, Gereja Huria Batak Protestan (HKBP), dan rumah tinggal Jl. Slamet Riadi No. 19 Medan. Data yang dibutuhkan dalam studi ini adalah data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada beberapa responden kunci (key person), foto mapping, observasi langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh di instansi-instansi terkait. Berdasarkan evaluasi nilai yang telah ditetapkan sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa bangunan Perguruan Kristen Immanuel Medan, Gereja HKBP Jl. Sudirman memenuhi kriteria sebagai cagar budaya untuk sub kategori bangunan tunggal dan Bangunan Rumah Tinggal Sudut Jl. Slamet Riadi & Jl. Jend. Sudirman No. 19 juga dapat menjadi bangunan cagar budaya untuk sub kategori bangunan tunggal namun kepemilikan bangunan belum jelas.
Kata Kunci : sejarah perkembangan, cagar budaya, Kawasan Polonia Medan
32
ABSTRAK SESI PARAREL 3
Perencanaan Kota 15.15 – 16.30
PK012
Penataan Tata Hijau pada Perencanaan Kawasan Ekowisata Tano Ponggol, Kecamatan Pangururan,
Kabupaten Samosir
Suci Yulisma1, Dwira Nirfalini Aulia2 1Magister Teknik Arsitejtur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Departemen Arsitektur, 2Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jalan Perpustakaan Gedung J, Medan 20155
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak. Saat ini permasalahan di kawasan Tano Ponggol Kecamatan Pangururan, dimana kondisi dan
kenberadaan tata hijau baik pada kawasan dan lingkungan masih kurang dan tidak tertata dengan baik
sehingga dapat menurunkan estetika visual kawasan tersebut. Maka dari itu perlu adanya penataan tata
hijau pada kawasan Tano Ponggol dimana kawasan ini juga akan direncanakan menjadi suatu kawasan
ekowisata sehingga dalam mendukung kegiatan ekowisata, perencanaan tata hijau sangatlah penting
baik sebagai visual kawasan maupun menambah nilai kawasan dan ekowisata, khususunya pada
kawasan permukiman tradisional dan kawasan situs cagar. Dalam rencana penataan tata hijau metode
yang digunakan yaitu menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif sumber data
penelitian terdiri dari data skunder dan primer. Lokasi penelitian berada di Kecamatan panggururan,
Kabupaten Somosir, tepatnya pada lokasi perkampungan adat Huta Naibaho dan Huta Nainggolan serta
area sitis cagar budaya Sitanggang Bau. Metode analisa dilakukan yaitu dengan mengelompokan data
yang diperoleh menurut potensi dan permasalahan yang akan dihungbungkan dengan teori-teori dan
kebijakan sehingga diperoleh rumusan dalam perencanaan tata hijau untuk mendukung ekowisata
Arahan penataan tata hijau yang ekologis berkelanjutan merupakan konsep perencanaan yang
menyatukan kolaborasi antara bangunan dengan lingkungan (alam), dan diarahkan terciptanya rencana
yang memiliki prinsip berkelanjutan serta menjadikan suasana berwisata yang unik dan menarik.
Kata kunci: Tano Ponnggol, penataan, tata hijau, ekowisata
PK013
Kajian Perencanaan Tata Guna Lahan Untuk Pembangunan Wisata Kawasan Pantai Cermin
Jabal Hidayat1, B O Y Marpaung2
Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155
E-mail: [email protected]
Abstrak. Pantai Cermin memiliki potensi objek wisata pantai yang menjadi pilihan utama masyarakat
Serdang Bedagai dan beberapa daerah lain yang berada disekitarnya. Tingginya minat wisatawan untuk
berkunjung ke kawasan Pantai Cermin merupakan potensi yang penting untuk terus dikembangkan
oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Hanya saja keindahan alam dan potensi sosial budaya
yang dimiliki tidak dimanfaatkan secara optimal. Ketidakoptimalan potensi yang ada dibuktikan
dengan masih banyaknya lahan kosong yang tidak tertata dengan baik yang bisa dimanfaatkan untuk
pengembangan kawasan wisata. Perencanaan kembali tata guna lahan akan memberi keberhasilan
peningkatan wisata kawasan Pantai Cermin. Oleh karena itu dalam mendukung kawasan Pantai
Cermin menjadi tujuan wisata tepi air, maka penelitian tentang pengembangan tata guna lahan ini
dilakukan. Penelitian ini dilakukan melalui proses pengamatan langsung dan menganalisis data yang
ada yang selanjutnya dikembangkan sebagai suatu perencanaan pengembangan. Manfaat dari
penelitian ini adalah memberikan solusi berupa pedoman perencanaan dalam menjawab permasalahan
yang ada serta memberikan kontribusi terhadap kelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat setempat serta menjadi pedoman untuk pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam
menata kawasan Pantai Cermin.
Kata Kunci : pengembangan tata guna lahan, potensi area pantai, wisata tepi air.
33
PK015
Kajian Aspek Arsitektur Dan Visual Pada Kawasan Ekowisata Bukit Lawang
Nurlisa Ginting1, Bobby Danu2 1Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jalan Perpustakaan Gedung J7 Kampus USU, Medan, 20155, Indonesia 2 Kelompok Kerja Pariwisata Kawasan Danau Toba dan Pariwisata Berkelanjutan, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstract. Kawasan ekowisata Bukit lawang merupakan kawasan wisata yang berbasis alam, potensi
hutan lindung dan penangkaran orang utan merupakan dua daya tarik wisata yang sangat menarik untuk
dikunjungi. Namun penataan bangunan belum dilakukan secara baik pada kawasan, sehingga
menimbulkan kesan kumuh dan tidak teratur. Penataan bangunan dan kawasan sangat penting untuk
dilakukan guna meningkatkan kualitas lingkungan dan menambah jumlah pengunjung. Menemukan
karakter yang tepat sangat perlu untuk dilakukan untuk memberikan identitas yang kuat bagi kawasan.
Melakukan studi observasi lapangan untuk menemukan ciri khas baik secara bentuk, pola ataupun
detail pada bangunan merupakan cara yang paling tepat untuk memberikan dasar penataan kawasan
yang lebih baik. Menentukan ikon kawasan dilakukan untuk memberikan warna yang berbeda dengan
tempat lain, melakukan penataan visual seperti garis, bentuk dan tekstur pada bangunan. Untuk tetap
menjaga kesan menyatu dengan alam, pada penataan kawasan nantinya akan menggunakan bahan
alami bambu sebagai aksen fasade sesuai ikon yang terpilih untuk menciptakan identitas kawasan.
Menyatu dengan alam merupakan konsep yang paling baik diterapkan untuk menjaga kawasan
ekowisata Bukit Lawang tetap memiliki ciri khas konservasi yang selama ini melekat pada kawasan.
Kata Kunci: Bukit Lawang; Arsitektur; Visual; Tata Bangunan; Detail Bangunan
PK016
Pelestarian Permukiman Tradisonal Batak Toba di Kawasan Ekowisata Tano Ponggol
Rizka Fadli1, Dwira Nirfalini Aulia2 1Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 2Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
E-mail: [email protected], dwira.usu.ac.id2
Abstrak. Kawasan ekowisata Tano Ponggol merupakan daerah yang memiliki potensi keindahan
tersendiri, selain kondisi alam yang indah juga tersebar beberapa peninggalan bangunan permukiman
tradisonal batak. Bangunan permukiman tradisional tersebut jika dikembangkan dengan baik maka
dapat menjadi destinasi khusus dan ikon wisata kawasan Tano Ponggol. Namun kondisi fisik bangunan
tradisional tersebut kurang diperhatikan oleh berbagai pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat
yang menempati permukiman tradisonal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melestarikan
permukiman tradisional Batak Toba dengan hasil penelitian berupa masukan dan upaya pelestarian
serta menganalisis potensi penggembangan permukiman tradisional Batak Toba sebagai kawasan
ekowisata. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap masyarakat di permukiman
tradisional serta melakukan pengamatan langsung di wilayah studi, selanjutnya metode yang dilakukan
dengan metoda deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah memberi masukan atau
usulan terkait pelestarian bangunan permukiman tradisional Batak Toba sehingga bisa menjadi
destinasi wisata di kawasan Tano Ponggol, Pangururan.
Keywords: Pelestarian, Permukiman Tradisional, Rumah Adat Batak
34
PK017
Perencanaan Kanal Tano Ponggol Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Samosir
Edwin Novpriandi1, Dwira Nirfalini Aulia2 1 Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 2 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstract. Kanal Tano Ponggol merupakan satu-satunya kanal yang terdapat di Kabupaten Samosir
yang memiliki peran penting dulunya hingga saat ini. Kanal ini memisahkan pulau Sumatera dan Pulau
Samosir, yang dulunya digali pada masa pemerintahan colonial Belanda. Kanal Tano Ponggol sengaja
digali dulunya untuk memudahkan kegiatan nelayan, yang sebelum da kanal menarik sampannya pada
dataran yang rendah dari satu sisi ujung kanal ke ujung kanal lainnya untuk menangkap ikan.
Sayangnya kanal Tano Ponggol kondisinya saat ini tidak di pelihara dan terawat dengan baik dan
dibiarkan begitu saja, sehingga tidak memiliki daya tarik sedikitpun untuk pengunjungselaku
wisatawan. Kanal Tano Ponggol merupakan salah satu potensi yang ada di Samosir sebagai destinasi
tujuan wisata, perencanaan kanal ini nantinya berkonsepkan Ekowisata, dimana memanfaatkan potensi
alamnya diutamakan daripada bangunan-bangunan buatan. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Deskriptif Analitis, dimana peneliti mengkaji kebijakan RDTR Kawasan Perkotaan
Pangururan Tahun 2007-2017 yang fokusnya pada kebijakan pemerintah terhadap perencanaan Kanal
Tano Ponggol Tersebut. Dengan merencanakan Kanal sebagai salah satu tujuan wisata di Samosir
nantinya diharapkan mampu berdampak pada peningkatan pendapatan daerahnya sendiri, terutama
untuk kesejahteraan penduduk yang ada pada kawasan perencanaan atau sekitar kanal.
Keywords: Kanal Tano Ponggol
PK018
Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Pada Koridor Kanal Tano Ponggol
Dwira Nirfalini Aulia1, Hendranata Mardianus2 1Program Studi Magister Teknik Arsitektur Manajemen Perencanaan Kota Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected]
Abstract. Dahulu, Pulau samosir berada pada suatu daratan dengan Pulau Sumatera, berbentuk sebuah
tanjung di danau Toba. Bagian paling sempit dari samosir adalah pangguruan. Warga dulu menyeret
perahunya agar berpindah dari sisi satu ke sisi lainnya, daripada harus memutari Samosir. Pada era
penjajahan belanda dibangunlah kanal sungai untuk mempertemukan kedua sisi danau toba, tanpa
harus memutari samosir. Dengan adanya Kanal tersebut terputuslah samosir dengan daratan pulau
Sumatera dan bisa dikatakan telah resmi menjadi sebuah pulau. Area pemotongan Samosir tersebutlah
yang di kenal dengan sebutan Tano Ponggol. Sekarang ini, tano ponggol merupakan sebuah koridor
sepanjang 1.2 KM yang mempunyai potensi untuk dilakukan penataan Ruang Terbuka nya, Membuat
sebuah konsep pengembangan RUANG TERBUKA dan tata Hijau adalah hal yang mesti dilakukan.
Keywords: Ruang Terbuka, RTH, Kanal
35
PK019
Pelestarian Kearifan Lokal Tempat Suci Tajur di Pangururan
Rolando Siahaan1, Dwira Nirfalini Aulia2 1Mahasiswa Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU, Medan 20155, Indonesia 2Dosen Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik USU, Medan 20155, Indonesia
E-mail: [email protected], dwira.usu.ac.id2
Abstract. Pangururan merupakan sebuah kecamatan dan sekaligus ibukota Kabupaten Samosir yang
termasuk destinasi wisata lokal maupun internasional karena terletak dalam Geopark Kaldera Toba.
Masyarakat Batak Toba menganut kepercayaan animisme dan dinamisme yang mempercayai adanya
kekuatan di luar kekuatan yang ada di dalam tubuh manusia yang dapat mempengaruhi kehidupan
orang yang masih hidup. Keyakinan akan hal ini dibuktikan dengan pemikiran yang masih mengenal
tempat suci atau sakral selain tempat ibadah. Salah satu kearifan lokal tempat suci yang masih bertahan
adalah tempat suci Tajur yang berada di Pangururan. Tempat ini sangat terbuka untuk umum sehingga
kondisinya kurang terpelihara dengan baik. Sirkulasi pengunjung yang masuk ke areal tempat suci
tidak teratur dan tertata dengan baik. Setiap orang dapat bebas masuk untuk melakukan aktivitas ritual
maupun berwisata sehingga terjadi kegiatan yang bercampur. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan
untuk menata tempat suci pemujaan sebagai bagian dari pelestarian kearifan lokal warisan budaya di
Pangururan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan teori-teori yang digunakan akan
di pakai di lapangan dan diteliti lebih mendalam menurut fenomena yang terdapat di lokasi penelitian.
Penelitian ini menghasilkan penataan ruang tempat suci Tajur adalah dengan membedakan ruang
private dan ruang lainnya akan memberikan suasana yang lebih sakral dalam melakukan aktivitas
ritual. Melengkapi fasilitas pendukung lainnya akan memberikan rasa kenyamanan dan keamanan bagi
pengunjung yang datang. Pengunjung yang datang diharapkan bukan saja masyarakat yang akan
melakukan aktivitas ritual, namun pengunjung lainnya seperti wisatawan lokal maupun asing.
Keywords : Pelestarian; Kearifan local; Tempat Suci
PK021
Penataan Tata Informasi di Bukit Lawang Sebagai Pengembangan Wisata Berkelanjutan
Nurlisa Ginting1, Wan Achmad Adriansyah2 1Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected]
Abstract. Penataan tata informasi merupakan salah satu strategi didalam pengembangan pariwisata.
Pariwisata tidak hanya menjadi sumber pendapatan daerah tetapi juga memiliki efek berantai dalam hal
kemampuannya menghasilkan bisnis lain sebagai sumber pendapatan masyarakat, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Keberadaan tata informasi pada kawasan bukit lawang membutuhkan penataan
yang terorganisir terutama dalam hal penentuan design, bahan, grafik dan teknik untuk menciptakan
sebuah kawasan wisata yang berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi
yang ada di kawasan bukit lawang sebagai penyangga ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghilangkan keberadaan tata informasi yang belum tertata
sehingga menciptakan kenyamanan dan kemanan bagi wisatawan .Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
dimana responden yang dipilih sebagai sumber informasi adalah wisatawan. Hasil dari penelitian ini
adalah menciptakan pedoman penataan tata informasi pada kawasan Bukit lawang yang memiliki
dampak yang minimal terhadap lingkungan, perawatan yang mudah serta memberikan informasi yang
berguna bagi wisatawan.
Kata Kunci : penataan, tata informasi,kawasan bukit lawang.
36
PK022
Penataan Sistem Penghubung pada Kawasan Bukit Lawang Sebagai Wisata yang Berkelanjutan
Nurlisa Ginting1, Ahmad Baqir Adrian 2 1Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jalan Perpustakaan Gedung J7 Kampus USU, Medan, 20155, Indonesia 2 Kelompok Kerja Pariwisata Kawasan Danau Toba dan Pariwisata Berkelanjutan, Universitas Sumatera Utara, Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak. Persaingan untuk menonjolkan keunggulan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh berbagai
daerah. Bukit lawang sudah banyak dikenal oleh mancanegara sebagai konservasi orang utan dan
Sungai Bahorok sebagai objek atraksi utama pariwisatanya. Permasalahan yang terjadi pada kawasan
ini ialah belum adanya kesadaran didalam memperbaikan akses utama menuju kawasan wisata. Akses
didalam kawasan wisata seperti zona parkir dan sirkulasi pejalan kaki terhadap kawasan belum terlihat
jelas. Tujuan penelitian adalah mengkaji sistem penghubung pada kawasan bukit lawang menuju wisata
berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Jaringan penghubung yang lengkap dan baik
tentunya dapat memberikan dampak yang baik juga bagi keamanan dan kenyamanan pengunjung
kawasan wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian dengan melakukan pendekatan deskriptif
kualitatif melalui hasil dari wawancara, pengamatan dan studi dokumentasi. Pengambilan sampel
menggunakan penarikan sampel bola salju dengan responden utama adalah masyarakat yang sudah
lama tinggal disana. Hasil penelitian adalah penataan sistem penghubung pada kawasan Bukit Lawang
yang berkelanjutan berdasarkan jalan utama, jalan pengunjung dan sirkuit pengunjung sebagai akses
dari luar dan didalam kawasan.
Keyword: Sustainable Tourism; Sistem Penghubung; Aksesibilitas; Sirkulasi; Bukit Lawang
37
PK023
Kajian Perencanaan Aspek Intensitas Pembangunan Untuk Meningkatkan Wisata Kawasan Pantai
Cermin
B O Y Marpaung1, Dani Fadila2 1Program Studi Magister Manajemen Pembangunan Kota Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected]
Abstrak. Kawasan Pantai Cermin merupakan objek wisata bahari pilihan utama masyarakat
Serdang Bedagai dan beberapa daerah lain yang berada didekatnya. Hal ini karena lokasinya
yang strategis dan akses yang mudah untuk menuju kawasan tersebut. Kawasan ini memiliki
panorama yang indah sehingga menjadi daya tarik pengunjung, namun perencanaan dan
perancangannya belum tertata. Keindahan alam dan potensi sosial budaya yang dimiliki tidak
dimanfaatkan secara optimal. Ketidak optimalan potensi yang ada, juga didukung dengan
aspek intensitas pembangunan. Penelitian potensi wisata berbasis tepi air menjadi penting
agar pemecahan permasalahan dapat memberikan kontribusi terhadap kelestarian alam dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Oleh karena itu untuk mendukung kawasan
Pantai Cermin menjadi tujuan wisata tepi air, maka penelitian tentang aspek intensitas
pembangunan ini dilakukan. Penelitian ini dilakukan melalui proses pengamatan langsung
dan menganalisis data yang ada yang selanjutnya dikembangkan sebagai suatu perencanaan
pengembangan. Usulan konsep perencanaan dan perancangan penelitian ini juga
memprogramkan keikutsertaan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya sehingga
memberikan manfaat ekonomi kepada penghuni lokal. Konsep perencanaan dan perancangan
berbasis ekowisata ini dapat menjadi pedoman untuk pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai
dalam menata kawasan Pantai Cermin.
Kata Kunci : intensitas pembangunan, kawasan pantai cermin, potensi wisata pantai, wisata
tepi air.
38
PK025
Pelestarian Warisan Budaya Dan Lingkungan Dalam Penataan Kembali Kawasan Wisata Pantai Cermin
B O Y Marpaung1, Jon Horasman E N2 1Program Studi Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara
E-mail: [email protected]
Abstrak. Pantai Cermin merupakan salah satu objek wisata pantai yang berada di Kab.Serdang
Bedagai Sumatera Utara. Objek wisata Pantai Cermin sudah menjadi salah satu tujuan berwisata
masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai dan Sumatera Utara. Selain Karena daya tarik wisata pantai
dan fasilitasi di dalamnya juga ditunjang oleh kemudahan akses dan waktu tempuh yang tidak terlalu
jauh dari pusat kota/ibukota provinsi. Dilihat dari minat dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke
kawasan Pantai Cermin merupakan potensi yang penting untuk terus dikembangkan oleh Pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai. Hanya saja sampai saat ini daya tarik wisata yang ada masih seputar
fasilitas wisata air dan pantai, belum mengoptimalkan potensi sosial budaya dan lingkungan yang
memiliki nilai warisan yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisatawan dalam penataan kembali
kawasan wisata Pantai Cermin. Kawasan Pantai Cermin identik dengan suku melayu tetapi masyarakat
dan objek wisata tidak memakai gaya bangunan dan lingkungan yang bercirikan budaya melayu. Selain
itu tidak ada upaya untuk menghidupkan kembali budaya dan lingkungan hutan, mangrove yang
merupakan ciri masyarakat pesisir. Pelestarian warisan budaya dan lingkungan dalam penataan
kembali kawasan wisata Pantai Cermin akan dapat meningkatkan daya tarik dan jumlah wisatawan
yang berkunjung. Oleh karena itu untuk menata kembali kawasan Pantai Cermin menjadi tujuan wisata
tepi air, maka Pelestarian warisan budaya dan lingkungan ini dilakukan. Kajian ini dilakukan melalui
proses pengamatan langsung, wawancara dan menganalisis data yang ada yang selanjutnya
dikembangkan sebagai suatu konsep perencanaan dan perancangan pengembangan. Manfaat dari
penelitian ini adalah menyusun rencana dan rancangan berupa pedoman pelestarian warisan budaya dan
lingkungan yang ada di kawasan ini yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan daya tarik dan
kunjungan wisata sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
setempat. Selain itu konsep pelestarian warisan budaya dan lingkungan ini dapat menjadi pedoman
untuk pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam menata kembali kawasan Pantai Cermin.
Kata Kunci : peningkatan daya tarik, warisan budaya dan lingkungan, wisata tepi air
39
PK026
Accessibility of Public Open Space for Children with Disabilities (Case study: Gajah Wong Park And Denggung Park, D.I. Yogyakarta)
Andi Al-Mustagfir Syah1, Wiryono Rahardjo2 1Architecture Department, faculty of civil engineering and planning, Islamic University of Indonesia, Sleman, Yogyakarta,
Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract. A group of children experience disability in segregation conditions, namely the status of
individuals who have difficultie / are denied access to public services. Many of them are
marginalized and it is difficult to access existing facilities in the city. The aim of the study was to
find out what application of accessibility services tended to have been implemented and which
was still less applied in urban public open space planning. In terms of efforts to achieve the right
of equality and fulfillment of services in the public open space for children with disabilities. The
method used in this study is qualitative and this research is descriptive. by collecting data related
to elephant wong parks and denggung parks. then the data were analyzed using the Miles and
Huberman analysis method, namely the analysis method with 3 stages. 1) data reduction 2) data
display 3) conclution. The results of this study indicate that the application of accessibility
services in terms of four criteria, namely: ease, usability, safety, and independence. Ease is still a
priority in the design of public open space and independence is still a part that has not been well
considered, so that public open space cannot be used independently for persons with disabilities.
Keyword: Accessibility, Open Space, Disabled child
PK027
Local Wisdom in Coffee House Design to Promote Gayo Culture and Tourism
Sylviana Mirahayu Ifani1 1Program Studi Arsitektur Universitas Pembangunan Panca Budi
E-mail: [email protected]
Abstract. Despite being the fourth largest coffee producing country, Indonesia has low domestic coffee
consumption. Recent growing trend of coffee house may help increase the consumption. Gayo
Highlands as the origin of a specialty grade coffee may also be benefitted from the growing trend.
Coffee house culture in Gayo has also been growing recently. Coffee as the main commodity in Gayo
Highlands has influenced the Gayo culture. Coffee culture can help preserve and promote Gayo culture.
This paper explains how philosophical design of traditional Gayo architecture as Gayo local wisdom
can be adopted into coffee house design in Gayo Highlands. It discusses some elements of traditional
Gayo house which can be adopted to the design of Gayonese coffee house. This article shows that the
implementation of traditional Gayo house elements such as pëpantarën, kërawang and këlélékën can
help preserve Gayo culture and promote cultural tourism.
Keywords: Gayo Lut; Coffee House; Architecture
40
PK028
Kearifan Lokal, Fasilitas Ruang Terbuka Hijau dan Fasilitas Nelayan di Desa Nelayan Pantai Bahari
Nurul Nadjmi1 1Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Hasanuddin, jl. Poros Malino KM 6, Bontomarannu Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
92119, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstract. Pantai Bahari adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto,
Sulawesi Selatan, Indonesia. Bangkala merupakan wilayah Kabupaten Jeneponto. Sedang kab.
Jeneponto adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang potensial untuk
pengembangan rumput laut karena memiliki panjang pantai lebih dari 95 km dengan luas 749.79 km2.
Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan di Kabupaten Jeneponto adalah jenis Eucheuma
Cottonii. Jenis ini mempunyai nilai ekonomis penting karena sebagai penghasil karajinan. Bangkala
memiliki luas wilayah 121,82 km2, dengan jumlah penduduk sebesar 46.932 jiwa. Adapun
kepadatannya adalah 385/km2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis secara
mendalam mengenai fasilitas dan sarana hunian beserta penunjangnya yang terdapat di Desa Nelayan
Pantai Bahari. Lingkup penelitian pada pembahasan ini adalah terfokus pada sarana hunian beserta
fasilitas penunjang yang ada pada Kelurahan Pantai Bahari, Kecamatan Bangkala, Kabupaten
Jeneponto Empati merupakan suatu proses memahami perasaan orang lain dan ikut merasakan yang
orang lain rasakan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian ini dikondisikan sebagai penelitian kualitatif melalui strategi stui kasus. Sistem
pendekatan yang digunakan juga merupakan pendekatan deskriptif analitik. Melakukan pengamatan
langsung, mengumpulkan data-data kemudian menghubungkannya dengan kajian teori yang
digunakan. Berdasarkan hasil survey yang saya lakukan di kecamatan Bangkala kabupaten Jeneponto
menyatakan bahwa fasilitas-fasilitas yang terdapat disana secara keseluruhan kurang memadai, hal ini
dikarenakan berdasarkan SNI belum terpenuhinya syarat-syarat maupun kriteria dalam
membangun/membuat suatu fasilitas masyarakat yang baik dan memadai.
Keywords: Kearifan Lokal, Fasilitas Ruang Terbuka Hijau, Fasilitas Nelayan, Pantai Bahari
41
Note
42
Note
43
Note
44
Note
45
Note
46
Denah Sesi Keynote Speaker dan Sesi Pararel
47