17
Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020 Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta 4 Desember 2019

Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Pandangan Umum

Fraksi Partai Solidaritas Indonesia

Terhadap

Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020

Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta

4 Desember 2019

Page 2: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

1

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Shalom, Salam Sejahtera bagi kita semua,

Om Swastiastu,

Namo Buddhaya,

Salam Kebajikan,

Yang terhormat,

- Ketua dan Para Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta;

- Gubernur Provinsi DKI Jakarta beserta jajarannya;

- Para anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta;

- Hadirin sekalian yang kami hormati.

Salam Solidaritas!

Pada kesempatan hari ini, ijinkan kami, anak-anak muda, pada hari ini,

menyatakan pandangan kami secara umum terhadap RAPBD 2020.

Kami menyadari bahwa pandangan kami hari ini mungkin bukanlah

pandangan sempurna yang bisa diterima oleh semua orang.

Pandangan kami hari ini mungkin juga bukanlah pandangan yang lazim

dinyatakan dalam rapat-rapat paripurna di DPRD.

Namun, suara muda kami kiranya bisa turut menghiasi bingkai

demokrasi untuk kemajuan Republik Indonesia ini.

Pimpinan rapat dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Agar kiranya Bapak/Ibu maklum, oleh karena pandangan umum yang

kami sampaikan hari ini dibuat dengan segala keterbatasan informasi,

data serta waktu, mengingat bahwa RAPBD 2020 baru saja diunggah

oleh Pemprov DKI Jakarta H-1 sebelum Rapat Paripurna hari ini

dilaksanakan.

Page 3: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

2

Menurut Pasal 3 PP No. 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah, Proses Pengelolaan Keuangan Daerah yang meliputi

keseluruhan kegiatan mulai dari perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban sampai

dengan pengawasan keuangan daerah, harus dilakukan secara tertib,

efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab

dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, manfaat

untuk masyarakat serta taat kepada peraturan perundang-undangan.

Pimpinan rapat dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Izinkan kami menguraikan beberapa asas dalam Pengelolaan Keuangan

Daerah yang menurut kami penting, namun belum terwujud dalam

RAPBD 2020 ini.

Pertama, Tentang Asas Transparan

Bahwa telah disebutkan sebelumnya mengenai asas transparan pada

Pasal 3 PP 12 tahun 2019. Jika kita melihat sejenak pada penjelasan

resmi pasal tersebut, dinyatakan bahwa “yang dimaksud dengan

“transparan” adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan

masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses

informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.”

Perlu kami garis bawahi bahwa penjelasan resmi PP tersebut merupakan

tafsir resmi yang otoritatif, tafsir yang dibuat sendiri oleh

pembentuk peraturan.

Di situ dikatakan bahwa prinsip transparansi atau keterbukaan itu

memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses

informasi yang seluas-luasnya tentang Keuangan Daerah.

Pimpinan rapat dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Kami DPRD dari Fraksi PSI, yang notabene menurut UU Pemerintah

Daerah merupakan Mitra yang sejajar dengan Kepala Daerah, tidak

berhasil mendapatkan keterbukaan yang seluas-luasnya dalam

Page 4: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

3

mengakses Keuangan Daerah. Kami beri sedikit penegasan kembali di

sini bahwa definisi Pengelolaan Keuangan Daerah dalam PP 12 tahun

2019 sangat luas, mencakup keseluruhan proses dari perencanaan,

penganggaran, hingga pertanggungjawaban dan pengawasan Keuangan

Daerah.

Dengan demikian, prinsip keterbukaan transparansi ini harus hadir di

setiap lini proses Pengelolaan Keuangan Daerah, mulai dari awal hingga

akhir.

Kami telah meminta data lengkap, bahkan bersurat secara resmi kepada

pihak Pemerintah Provinsi DKI, kurang lebih 4 (empat) kali, tapi kami

masih belum mendapatkan dokumen Keuangan Daerah yang kami

minta.

Terkait hal itu, agar kiranya pembahasan RAPBD di setiap komisi

berjalan optimal, setiap fraksi diberikan soft file dalam format excel

hingga level rincian komponen. Pasalnya, sejauh ini kami hanya

menerima pada level kegiatan dalam format pdf. Kami harap

permohonan ini bisa dipenuhi sebelum fase pembahasan di komisi di

lakukan esok.

Mohon tanggapan.

Kami di sini tidak mencari panggung, apalagi pemilu masih sangatlah

jauh.

Kami di sini hanya mencoba menjalankan apa yang telah ditentukan

oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kiranya permohonan kami tidaklah dianggap berlebihan.

Kedua, Mengenai Prioritas Penganggaran

Pimpinan rapat dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Tidak hanya prinsip transparansi, Pasal 23 dan Pasal 3 PP No. 12 tahun

2019 juga menegaskan bahwa dalam kebijakan pengganggaran daerah,

harus diperhatikan pula prinsip keadilan dan kepatutan.

Page 5: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

4

Adapun yang dimaksud dengan “keadilan” menurut tafsir atau

penjelasan resminya adalah “keseimbangan distribusi kewenangan

dan pendanaannya.”

Kami ingin mengajak kita berpikir sejenak mengenai asas atau prinsip

keadilan disini.

Apakah adil, bagi golongan masyarakat pembayar pajak yang saat ini

kesulitan untuk menikmati air bersih, bahkan mohon maaf, jamban saja

tidak punya, lantas mereka harus ikut menanggung beban dalam

pendanaan untuk kepentingan masyarakat yang jauh lebih mampu?

Misalnya, dalam hal ini masyarakat yang jauh lebih mampu tersebut

adalah golongan menengah ke atas penikmat balapan mobil listrik.

Kami pikir hal ini sangatlah tidak adil, sangat jauh dari pikiran mereka

untuk berani berpikir bisa menikmati hiburan balapan mobil listrik. Bagi

mereka, bisa mandi dengan air bersih saja sudah sangat bersyukur,

karena infrastruktur air bersih yang masih belum menjangkau mereka.

Namun, pajak yang mereka bayarkan dengan keringat dan air mata,

justru dinikmati oleh masyarakat kalangan menengah ke atas, sekedar

untuk memuaskan keinginan menonton balapan mobil listrik.

Apakah Pak Gubernur kiranya tahu, bahwa ada warga di Jakarta Utara

yang untuk mendapatkan 1 meter kubik air saja harus membeli dengan

sampai dengan harga Rp 150ribu? Mereka membeli dari tukang

airkeliling karena belum ada akses air bersih disana.

Apakah Pak Gubernur tahu, bahwa masih ada warga Jakarta yang boro-

boro berharap bisa menonton festival balapan mobil, untuk buang air

besar saja mereka harus balapan karena jamban masih jadi

rebutan.

Masalah keseimbangan distribusi anggaran ini merupakan masalah

keberpihakan yang serius.

Apakah Pak Gubernur tahu, ada berapa sekolah yang saat ini perlu

direhabilitasi?

Dalam proses pembahasan selama ini, kami mencermati bahwa nilai

anggaran Rehab Total gedung sekolah terkena pemotongan atau

Page 6: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

5

efisiensi dari sekitar Rp 2,6 triliun menjadi Rp 1,4 triliun. Sementara

itu, anggaran untuk event-event mencapai kira-kira Rp 1,5 triliun.

Anggaran rehab total gedung sekolah pada tahun 2020 jauh lebih kecil

jika dibandingkan dengan tahun 2017 senilai Rp 1,57 triliun, 2018

sebesar Rp 1,83 triliun, dan 2019 sebesar Rp 1,78 triliun.

Berbicara prioritas, masih selain rehab total Gedung sekolah, ada juga

Rehab Gelanggang Olahraga yang dirasa penting untuk sarana

pemberdayaan pemuda dan peningkatan kesehatan pemuda pemudi

kita.

Disamping itu, LRT sebagai salah satu solusi kemacetan pun, memiliki

anggaran yang lebih sedikit dibandingkan dengan anggaran Balapan

mewah ini.

Fraksi PSI bukan anti balapan, kami terus bekerja membalap

ketertinggalan dalam perlombaan transparansi.

Kami hanya menyayangkan, nilai anggaran untuk penyediaan air bersih,

sanitasi, rehab gedung sekolah, GOR, justru dikalahkan oleh event balap

mobil listrik mewah seperti iniwai. Mohon tanggapan.

Pimpinan rapat dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Perlu diingat bahwa, Pasal 3 PP No. 12 tahun 2019 menyatakan

pengelolaan keuangan daerah harus memperhatikan manfaat

untuk masyarakat.

Namun pertanyaannya, masyarakat yang mana?

Apakah RAPBD 2020 dibuat untuk berpihak hanya pada masyarakat

yang mampu menonton balapan mobil listrik semata dengan

mengorbankan kepentingan umum yang lebih luas? Yang mana,

pendanaan balapan tersebut menggunakan pajak dari masyarakat.

Sementara, untuk jamban saja mereka tidak punya, untuk akses air

bersih saja masih sulit, untuk bisa bersekolah dengan gedung sekolah

yang layak saja belum terpenuhi.

Page 7: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

6

Fraksi PSI menilai bahwa puncak dari perencanaan anggaran yang

tidak jelas prioritas, tidak cermat, dan tidak efisien itu terjadi

pada event Formula E.

a. Pertama, tidak jelas bagaimana event Formula E tiba-tiba

menjadi program prioritas Gubernur.

i. Event Formula E tidak terdapat dalam Perda RPJMD

maupun Pergub Percepatan Pelaksanaan Kegiatan

Strategis Daerah (KSD).

ii. Bahkan, nilai PMD untuk Formula E lebih besar

dibandingkan dengan PMD untuk pembangunan LRT.

Padahal LRT merupakan Program Strategis Nasional

(PSN). Mohon tanggapan.

b. Kedua, perencanaan anggaran PMD untuk event Formula E

tidak cermat karena:

i. Commitment fee dibayarkan oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga, namun seluruh pelaksanaan kegiatan

dilakukan oleh pihak lain, yaitu PT JakPro. Apa yang

menjadi “alas hak atau dasar perikatan kontraktual”

pembayaran commitment fee oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga?

Mohon tanggapan.

c. Ketiga, penganggaran PMD untuk event Formula E tidak

efisien karena kegiatan ini justru menggerus modal yang

disetorkan kepada JakPro. Dari proposal yang diberikan oleh

JakPro, kegiatan Formula E akan mengalami kerugian

finansial sebesar Rp 296 miliar pada tahun pertama. PT

JakPro menghitung total kerugian finansial selama 5 tahun

sebesar Rp 696 miliar. Mohon tanggapan.

d. Keempat, tidak ada riset dan bukti empiris yang bisa

dipertanggung jawabkan yang membuktikan adanya korelasi

kuat antara event Formula E dengan meningkatnya

penggunaan mobil listrik.

Page 8: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

7

i. Norwegia misalnya, tidak pernah menyelenggarakan

Formula E, tapi menjadi negara dengan pengguna

kendaraan listrik terbanyak dengan angka 56 mobil per

1.000 penduduk.

ii. Cara Norwegia untuk mendorong penggunaan mobil

listrik adalah dengan membangun infrastruktur

pengisian daya secara masif dan memberikan berbagai

insentif.

iii. Total anggaran untuk event Formula E sebesar kurang

lebih Rp 1,2 triliun. Uang sebesar itu bisa dipakai

untuk membangun stasiun pengisian daya fast

charging sebanyak kurang lebih 1.850 unit

berkapasitas 50 kilowatt atau 915 unit berkapasitas

150 kilowatt.

iv. Mohon tanggapan.

e. Kelima, tidak ada riset dan bukti empiris yang bisa

dipertanggung jawabkan bahwa event Formula E akan

menumbuhkan ekonomi lokal.

i. Kota Montreal, Kanada, menyelenggarakan

Formula E pada tahun 2017 menggunakan anggaran

pemerintah. Namun pedagang dan Pemerintah Kota

mengalami kerugian yang tidak sedikit.

ii. Hasil survey juga menunjukkan 70% pedagang

justru mengalami kerugian dan hanya 1,4%

yang menyatakan untung.

iii. Mohon tanggapan.

Mengenai Multiyears Formula E

Berdasarkan yang kami ketahui dari data-data yang sangat terbatas,

Formula E adalah kegiatan multiyears, yang harus ada kewajiban

pembayaran setiap tahun menggunakan APBD selama 5 tahun ke depan.

Page 9: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

8

Kami ingin memeriksa kebenaran terkait multiyears Formula E ini, tapi

ternyata sulit. Pasalnya, sampai saat ini kami belum menerima

perjanjian atau MoU dengan pihak ketiga.

Padahal asas transparansi ini berlaku untuk setiap proses pengelolaan

keuangan daerah, dari awal sampai akhir.

Namun demikian, perlu dicermati bahwa jabatan Pak Gubernur hanya

bersisa sampai 2022. Jika Formula E membebani APBD sampai 5 tahun

ke depan di luar masa jabatan, apakah ini adil bagi dan patut?

Mohon tanggapan.

Pimpinan rapat dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Mengenai Penyertaan Modal Daerah sebesar Rp 60 miliar untuk

revitalisasi Bundaran Hotel Indonesia, sampai saat ini kami tidak tahu

apa urgensi mementingkan estetika dibandingkan dengan pelayanan

dasar yang sampai saat ini belum maksimal.

Bayangkan, dengan dana yang demikian besar, bisa dianggarkan untuk

hal lain yang jauh lebih urgent dan bermanfaat bagi masyarakat.

Bisa ribuan jamban dibuat dengan dana Rp 60 milyar tersebut.

Bisa jutaan liter air bersih disalurkan kepada masyarakat dengan dana

Rp 60 milyar tersebut.

Menurut kami, hal ini melanggar asas kepatutan sebagaimana diatur di

Pasal 3 PP No. 12 tahun 2019 yang mensyaratkan pengganggaran

dilakukan dengan wajar dan proporsional.

Mohon tanggapan.

Mengenai revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Fraksi PSI

pada dasarnya mendukung revitalisasi TIM, namun dengan syarat

berbagai catatan. Kegiatan ini adalah salah satu bentuk keterlibatan

pemerintah untuk memajukan kebudayaan dan kesenian. Namun

demikian, pelaksanaan kegiatan ini harus dilakukan dengan cermat

Page 10: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

9

untuk menjawab kebutuhan perkembangan jaman tanpa menghapuskan

'marwah' berkesenian para pelaku seni.

Setelah dilakukan revitalisasi, Fraksi PSI menilai bahwa pendanaan

pengelolaan TIM seharusnya dilakukan tanpa membebani APBD, yaitu

melalui profit sharing program-program kesenian dan pengelolaan TIM.

Mohon tanggapan.

Terkait belanja hibah, anggaran saat ini mencapai Rp 2,5 triliun

dan selalu mengalami kenaikan beberapa tahun belakang. Nilai

tersebut lebih besar dibandingkan dengan yang tertera di dalam Perda

RPJMD sebesar Rp 2 triliun.

Fraksi PSI menilai, ada baiknya Pemprov DKI meninjau ulang nilai

belanja hibah agar lebih efisien, dan kemudian alokasi anggaran

diprioritaskan untuk Lembaga-lembaga yang benar benar menunjang

fungsi pemerintahan sesuai aturan dan perundangan yang berlaku atau

belanja langsung yang lebih berdampak bagi rakyat. Mohon

tanggapan.

Ketiga, Perihal Anggaran Yang Klasifikasinya Campur Aduk

dan Parameternya Tidak Terukur.

Pasal 1 ayat 32 PP No 12 tahun 2019 menyatakan bahwa program atau

kegiatan yang akan dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran

harus dengan parameter kuantitas dan kualitas yang terukur.

Di satu sisi kami melihat bahwa, sebagai contoh, Dinas Bina Marga

menganggarkan kurang lebih Rp 130 miliar untuk Jembatan

Penyeberangan Orang (JPO).

Tapi tidak ada ukuran kuantitas yang jelas karena tidak ada keterangan

mengenai jumlah lokasi yang akan dibangun. Hanya tertulis jumlah

keluaran atau output sebanyak 1 paket.

Jika deskripsi output kegiatan tidak jelas seperti itu, bagaimana kami

bisa memberikan pendapat, terlebih menyetujui RAPBD yang diajukan?

Page 11: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

10

Mohon tanggapan.

Terkait pengadaan tanaman hias di Dinas Kehutanan, Fraksi

PSI menilai bahwa kegiatan ini tidak perlu dilakukan karena sudah

sudah ada Unit Pengelola Pengembangan Tanaman Perkotaan (UP PTP)

yang bertugas melakukan pembibitan tanaman. Apalagi, Dinas

Kehutanan sudah mengalokasikan anggaran untuk membeli 1,2 juta

tanaman pada tahun 2018 dan 2019.

Saat rapat komisi, sudah dihapus anggaran pembelian tanaman Rp 30

miliar di UP PTP. Namun, setelah pembahasan di komisi, tiba-tiba

muncul penambahan anggaran Pengadaan Tanaman Hias dengan

total Rp 52,45 miliar yang diselipkan sebagai sub-kegiatan di dalam

kegiatan pemeliharaan dan penataan di Dinas dan Sudin Kehutanan.

Oleh sebab itu, Fraksi PSI menolak penambahan anggaran untuk

pembelian tanaman. Mohon tanggapan.

Terkait anggaran Tim Gubernur Untuk Percepatan

Pembangunan (TGUPP), belum ada laporan pertanggungjawaban

kegiatan yang menuliskan keluaran atau hasil yang jelas dari kegiatan

ini. Oleh sebab itu, Fraksi PSI menilai bahwa anggaran TGUPP perlu

dihapus atau dikurangi.

Keempat, Proses Perencanaan dan Penganggaran Tidak

Memenuhi Nilai Profesionalisme.

Dalam penjelasan umum UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintahan, mensyaratkan bahwa pemerintahan

dilakukan secara profesional.

Namun, pada kenyataannya hingga bulan Oktober 2019, atau kurang

lebih 5 bulan setelah rancangan final KUA PPAS dikirimkan ke DPRD

periode sebelumnya, tiba-tiba Pemprov mengubah proyeksi pendapatan

dari Rp 95,99 triliun menjadi Rp 89,44 triliun. Di sisi lain,

anggaran belanja masih tetap Rp 95,99 triliun.

Page 12: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

11

Proyeksi pendapatan bisa naik turun kurang lebih 6 Triliun

membuktikan lemahnya proses Pengelolaan Keuangan Daerah, angka 6

Triliun bukanlah nilai yang sedikit.

Fraksi PSI berharap agar di masa mendatang, diskusi mengenai

pendapatan daerah dilakukan di awal pembahasan anggaran, bukan di

akhir seperti yang terjadi pada pembahasan KUA PPAS 2020.

Logikanya, anggaran belanja harus mengikuti kemampuan pendapatan,

bukan malah sebaliknya di mana seakan-akan nilai pendapatan dicocok-

cocokkan dengan besarnya rencana belanja.

Oleh karena itu, Fraksi PSI meminta agar Badan Pengelola Keuangan

Daerah (BPKD) dan Badan Pajak Retribusi Daerah (BPRD) memberikan

kertas kerja perhitungan potensi pendapatan khususnya 13 komponen

pajak secara rinci sesuai formulasi aturan yang ada. Dengan demikian,

pembahasan pendapatan daerah bisa dilakukan secara ilmiah, terukur,

dan bisa dipertanggungjawabkan.

Mohon tanggapan.

Kelima, Perihal Proses Perencanaan Penganggaran Yang

Tidak Tepat Guna

Penjelasan Pasal 3 PP No. 12 tahun 2019 menyatakan bahwa Keuangan

Daerah harus dikelola secara tepat guna, dan dapat dipertanggung-

jawabkan. Namun, faktanya kami masih menemukan bahwa masih

banyak anggaran yang tidak tepat guna.

Sebagai contoh, anggaran pembangunan rusun tahun 2020 sebesar

kurang lebih Rp 1,07 triliun, kira-kira cukup untuk membangun

sekitar 3.000 unit. Di sisi lain, sepengetahuan kami ada sekitar 6.000

unit rusun yang belum digunakan.

Jika Pemprov DKI tidak memiliki rencana konkrit untuk menggunakan

rusun-rusun yang telah dibangun, maka tidak ada alasan untuk

membangun rusun secara besar-besaran lagi dalam waktu dekat. Hal ini

juga berlaku terhadap rencana pembelian lahan yang mana harus

dipastikan bahwa aset aset lahan kita yang telah dibeli sebelumnya

Page 13: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

12

memang sudah digunakan, jangan sampai kembali menjadi tidak tepat

guna.

Mohon tanggapan.

Keenam, Perencanaan Anggaran yang Tidak Efisien,

Ekonomis dan Efektif.

Pimpinan rapat dan hadirin sekalian yang kami hormati.

PP No. 12 tahun 2019 mengamanatkan agar perencanaan dan

penganggaran harus dilakukan secara efisien, ekonomis, dan

efektif.

Namun kenyataannya, hal tersebut belum terlihat dalam RAPBD 2020

ini, sebagaimana akan kami uraikan berikut:

Terkait penyelenggaraan event-event, Fraksi PSI menilai

perencanaan anggaran tidak efisien karena menghabiskan uang sekitar

1,5 triliun hanya untuk mengadakan event, yaitu sebanyak 378

kegiatan.

Biaya ini jauh lebih besar kurang lebih 25 kali lipat dibandingkan

anggaran event tahun 2017, yaitu Rp 62,5 miliar untuk 246

kegiatan. Mohon tanggapan.

Terkait gedung sekolah, Fraksi PSI menilai perencanaan anggaran

tidak efisien karena biaya rehab total gedung sekolah per lokasi

membengkak kurang lebih 87%.

Di dalam rancangan KUA PPAS, anggaran rehab total gedung sekolah

sebesar Rp 2,57 triliun untuk 191 lokasi. Rata-rata biaya per lokasi

Rp 13,5 miliar.

Pada saat pembahasan, ada koreksi menjadi Rp 2,11 triliun untuk 86

lokasi, yang kemudian dikoreksi lagi menjadi Rp 1,4 triliun untuk 56

lokasi. Rata-rata biaya per lokasi naik hampir 2 kali lipat menjadi Rp

25,1 miliar.

Page 14: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

13

Terhadap hal ini, Fraksi PSI menilai ada 2 kemungkinan. Pertama,

Pemprov melakukan kesalahan perhitungan biaya, atau, kedua, Pemprov

salah memberikan data jumlah lokasi rehab Gedung sekolah. Mohon

tanggapan.

Page 15: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

14

Pimpinan rapat dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Demikian, Fraksi PSI menyampaikan pandangan umum kami, yang

tentunya tidak bisa mewakili seluruh pandangan kami secara rinci

terlebih lagi sempurna hal ini karena keterbatasan waktu dan data, dan

keterbatasan kami sebagai manusia.

Kami harap pandangan umum kami ini bisa ditanggapi satu per satu

tanpa ada yang terlewat, dengan jawaban yang jelas dan lugas.

Sekian pandangan umum atas RAPBD 2020 dari Fraksi PSI.

Jakarta, 4 Desember 2019

Fraksi Partai Solidaritas Indonesia

Ketua

Idris Ahmad, S.K.M.

Sekretaris

Anthony Winza Probowo, S.H,

LL.M

Page 16: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

15

Lampiran

Page 17: Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia ......Pandangan Umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

16

***