16
Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM 2015-2019: Rancangan Teknokratik RPJM 2015 2019: Ekonomi Berbasis Ilmu Pengetahuan? Prof. Dr. Bustanul Arifin b ifi @ l i barifin@uwalumni.com Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Dewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF-Jakarta Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN) Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN) Penjaringan Aspirasi Masyarakat terhadap RPJM 2015-2019, Bappenas-Unand, 17 Februari 2014 di Padang

Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

  • Upload
    lyhanh

  • View
    259

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Pandangan Akademisi terhadapRancangan Teknokratik RPJM 2015-2019: Rancangan Teknokratik RPJM 2015 2019:

Ekonomi Berbasis Ilmu Pengetahuan?

Prof. Dr. Bustanul Arifinb ifi @ l [email protected]

Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILAGuru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILADewan Pendiri/Ekonom Senior INDEF-Jakarta

Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN)Anggota Komite Inovasi Nasional (KIN)Penjaringan Aspirasi Masyarakat terhadap RPJM 2015-2019, Bappenas-Unand, 17 Februari 2014 di Padang

Page 2: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Pembangunan: Dayasaing dan Peradaban Bangsa

berkah diciptakanKompetitif

Supremasi Peningkatan Supremasi Nasional

gProduktivitas

- Intensif teknologi- Intensif kapital- Basis sumberdaya alam

Komparatif Aset (Kekayaan) Nasional

Intensif teknologi- Basis kapabilitas teknologi

Intensif kapital- Tenaga kerja terampil

Basis sumberdaya alam- Intensif tenaga kerja

Peningkatan kapabilitas perekonomian

Ekonomi basis pertanian Ekonomi basis industri Ekonomi basis inovasi

Didorong sumberdaya Didorong investasi Didorong inovasi

Page 3: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM
Page 4: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Master Plan Ekonomi Indonesia 2025

Page 5: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Telaah Tiga Dokumen RPJM 2015-2019: Ekonomi SDA-LH dan InfrastrukturEkonomi, SDA LH dan Infrastruktur

• Ekonomi: Keberlanjutan fiskal dan stabilitas moneter, sektor riilk k i i t i b k l j t d bi penggerak ekonomi, investasi berkelanjutan dan pembiayaannya,

perdagangan berkelanjutan, pertumbuhan yang lebih inklusifSDA LH R l t t i t t d f t b d l t • SDA-LH: Regulator vs operator, integrated forest-based cluster industry, ketahanan, kemandirian & kedaulatan pangan, preferensikonsumen kelas menengah ketahanan energi pengembangankonsumen kelas menengah, ketahanan energi, pengembanganenergi baru-terbarukan & konservasi energi, mainstreaming sustainable development, penurunan CO2 26% & 41% pada 2020.p p 2 p

• Infrastruktur: Konektivitas untuk keseimbangan pembangunan, ketahanan pangan, air dan energi, sistem transportasi massalperkotaan, pemenuhan infrastruktur dasar, governansi kerjasamapemerintah-swasta-masyarakat.

Page 6: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Rekomendasi Tiga Bidang RPJM 2015-2019• Ekonomi: Peningkatan tax ratio, penajaman subsidi, lebih serius

untuk memerangi ketimpangan pendapatan, penghapusan jenispungutan yg membenai investasi langkah hilirasi produk basis pungutan yg membenai investasi, langkah, hilirasi produk basis SDA, diplomasi perdagangan dan pembukaan pasar2 baru, keadilan ekonomi, perbankan inklusif dan akses kebutuhan dasar.p

• SDA-LH: Prioritas nasional, enforcement UU 18/2013, fokus hutantanaman, swasembada pangan selektif dan berdayasaing, hak

t t i bi i d t i b k l j t ti tatas pangan, pertanian bioindustri berkelanjutan, continent-maritime-based economy, micro-algae for renewable energy, pasar jasa lingkungan hidup, grassroots-based REDD+ strategies;p j g g p, g g ;

• Infrastruktur: Penyempurnaan sistem logistik nasional, pelabuhandan pendaratan ikan, dimensi psikologi dari transportasi massal, i t kt d k t ( i d li t ik) i itinstruktur dasar perkotaan (air, sewage, gas dan listrik), prioritaskhusus pada infrastruktur daerah tertinggal dan terluar Indonesia>.

Page 7: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Ekonomi: Tumpuan Melewati Middle-Income TrapT h b d i i (t h 1) • Tahapan pembangunan dari negara agraris (tahap 1) ke industri sederhana (tahap 2) dan industri terintegrasid FDI (t h 3) b j l k ldan FDI (tahap 3) umumnya berjalan cukup mulus;

• Dari tahap 3 menuju negara industri berteknologi tinggi( )(tahap 4) sering terkena jebakan. Dari tahap 4 menujuekonomi kreatif dan inovatif (tahap 5), juga agak mulus.

• Strategi:-Knowledge-based economy (KBE)g y ( )-Innovation-driven economy, sinergi Kemitraan ABGC-Peran research universities di seluruh Indonesia -Peran research universities di seluruh Indonesia -Pola ilmiah pokok dan kekhasan universitas daerah

Page 8: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM
Page 9: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Dana R&D menuju Innovation-Driven Economy

Page 10: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Kreativitas: Gelombang ke-4 Peradaban

Page 11: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

SDA-LH: Target Swasembada Pangan Selektif• Harapan besar, tapi fakta belum didukung oleh langkah konkrit. • Padi, dari 54,09 juta ton (2004) menjadi 70,87 juta (2013);Padi, dari 54,09 juta ton (2004) menjadi 70,87 juta (2013);• Jagung, dari 11,23 juta ton (2004) menjadi 18,51 juta ton (2013);• Kedelai dari 723 ribu ton (2004) menjadi 808 ribu ton (2013);Kedelai, dari 723 ribu ton (2004) menjadi 808 ribu ton (2013);• Gula, dari 2,05 juta ton (2004) menjadi 2,27 juta ton (2013);• Tapi pangan mempengaruhi laju inflasi: harga cabe merah dsb• Tapi pangan mempengaruhi laju inflasi: harga cabe merah dsb• Strategi:

Evidence based policy making bukan voting suara terbanyak-Evidence-based policy making, bukan voting suara terbanyak-Peningkatan peran profesi ekonomi pertanian di daerahP b i ( d t thi ) GAP d t i i i-Pembumian (ground-truthing) GAP dan pertanian presisi

-Universitas daerah harusnya mengembangkan pangan lokal

Page 12: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Pertanian Masa Depan: Konsekuensi dan Solusi

Trend Perubahan Konsekuensi dan SolusiEnergi fosil makin langka Transformasi ekonomi ke bioenergiKebutuhan pangan, pakan, energi dan serat

Urgensi bioproduk, pola hidup sehat, dan pola konsumsi biokultura.

Perubahan iklim global Kapasitas adaptasi dan mitigasi Kelangkaan lahan dan air Keniscayaan efisiensi & konservasiPermintaan terhadap jasa lingkungan hidup

Pertanian ekologis dan bioservicesg g p

Petani marjinal meningkat Pluriculture: sistem biosiklus terpaduKemajuan iptek bioscience Pengembangan bioekonomiKemajuan iptek biosciencedan bioengineering

Pengembangan bioekonomi

Page 13: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Global Governance: Perubahan StrategiM t h k d i b di t t lit b ik• Mempertahankan dayasaing secara abadi tentu sulit, baikpada skala makro negara, maupun skala mikro bisnis.

• Gaya hidup kaum urban mempengaruhi jatuh bangun merek• Gaya hidup kaum urban mempengaruhi jatuh-bangun merekkopi bubuk. Kedai Starbucks & Exelso fokus pada blending & cupping mengubah loyalitas konsumen, selera berubah cepat.cupping mengubah loyalitas konsumen, selera berubah cepat.

Page 14: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Infrastruktur: Pembenahan Total Sistem Logistik

Page 15: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Pengembangan Skema Pembiayaan Alternatif

Sumber: Bappenas, 2014

Page 16: Pandangan Akademisi terhadap Rancangan Teknokratik RPJM

Penutup: Operasionalisasi Strategi• Ketiga rancangan teknokratik RPJM 2015 2019 untuk bidang• Ketiga rancangan teknokratik RPJM 2015-2019 untuk bidang

ekonomi, sumberdaya alam dan lingkungan, serta sarana dan prasarana telah berbentuk dan memiliki landasan teori yang p y gcukup solid. Dmensi kelengkapan (comprehensiveness) dari teori yang digunakan masih perlu disempurnakan.

• Pengembangan KBE (knowledge based economy) wajib• Pengembangan KBE (knowledge-based economy) wajibdijadikan acuan utama. KBE mengarah evidence-based policyyang mampu mengurangi kejenuhan pada politik praktis. y g p g g j p p p

• Misalnya, ekonomi kreatif hanya lahir dari masyarakat kreatif, penuh gagasan dan imaginasi untuk maju, mengubah duniadan mengantisipasi perubahan dan trend yang akan terjadi;dan mengantisipasi perubahan dan trend yang akan terjadi;

• Akademisi (plus masyarakat politik dan masyarakat bisnis) juga perlu berkontribusi pada perbaikan lingkungan kebijakan juga perlu berkontribusi pada perbaikan lingkungan kebijakan di internal birokrasi dan lintas institusi untuk mendorong efisiensi & efektivitas perjalanan kebijakan pembangunan.