18
Palatal Flap Oleh : Miftha Chairina Lubis, drg

Palatal Flap

Embed Size (px)

Citation preview

Palatal Flap

Palatal FlapOleh :Miftha Chairina Lubis, drgAnatomic Characteristics of Palatal TissueJaringan kolagen yang padat menghalangi jaringan untuk dapat diposisikanTeknik bedah yang dilakukan harus dapat mendapakatkan jaringan yang lebih tipis dan diposisikan apikal bersamaan Keuntungan teknik palatal :EstetisAkses yang lebih mudah untuk bedah osseousRuang embrasur palatal yang lebih luasArea cleasing yang alamiResopsi minimal karena tulang yang lebih tebal

Kekurangan teknik bukal:EstetisKeterlibatan furkasi bukalPlat tulang yang tipis di molar maksila, dapat menyebabkan dehisensi dan fenestrasiOchsenbein dan BohannanIndikasi:Area yang akan dilakukan bedah osseousEliminasi poketMengurangi jaringan bulbous dan besar

Kontraindikasi:Palatum yang dangkal, luas perluasan flep ketebalan sebagian dapat menyebabkan kerusakan arteri palatalDiagnostik probingUntuk menentukan jaringan fibrotik padat dan jaringan yang membesar yang disebabkan dari iregularitas tulang

Jaringan di palatal yang tidak dapat diposisikan, kegagalan untuk akses adekuat terhadap topografi tulang yang berbatasan menyebabkan flep dapat terlalu panjang atau pendek.

Ketebalan jaringan merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam penempatan insisi- jaringan yang lebih tebal, insisi scallop yang lebih luas. Insisi yang diperluas ini juga dibutuhkan jika akan dilakukan osteoplasty untuk mengurangi atau menyingkirkan tepi tulang yang besar dan eksostosis. (gambar 7-4)

Partial-Thickness Palatal Flap

Staffileno (1969)

Keuntungan :Meminimalisir traumaPenyembuhan yang lebih cepatManipulasi jaringan palatal yang lebih mudahPembentukan kontur gingiva yang lebih menguntungkan

Teknik ini membutuhkan skill yang baik dan membutuhkan latihan untuk mencegah kerusakan arteri palatalFase PrabedahAnestesiOperator probing diagnostik terhadap topografi tulang yang berbatasanflep tidak dapat diposisikan setelah insisi primerFlep yang pendek akan menyebabkan ekspos tulang dan jika flep terlalu panjang harus dirapikan, yang sulit dilakukan dan menyebabkan jaringan marginal yang tebalJaringan yang tebal, membutuhkan insisi yang lebih luas. Untuk itu, penentuan ketebalan jaringan harus dilakukan diawal. Begitu pula dengan iregularitas tulang

Fase BedahInsisi primer dilakukan dengan blade 15 atau 12 (jika akses terbatas). Dimulai pada margin gingiva gigi terakhir pada area tuberositas sebagai perluasan dalam prosedur distal wedge

Kemudian dilanjutkan ke gigi sebelahnya dengan melakukan insisi partial thickness scalloped, inverse-beveled (gambar 7-5B)

Blade harus tetap dijaga tetap vertikal alveolus untuk mencegah terkenanya arteri palatal. Jika jaringan tebal, bulbous atau membesar biasanya sulit, sebaiknya insisi dilakukan sejauh mungkin ke tulang. Insisi juga mengikuti kontur jaringan dan topografi tulang yang berbatasan

Kemudian jaringan retraksi dengan rat-tail pliers untuk menyelesaikan insisi (gambar 7-5, C dan C)Pada akhir insisi, blade diarahkan ke tulang sebagai dasar flep. Untuk memisahkan periosteum daerah ini dan memudahkan dalam melepaskan flep sekunder dari tulang

Insisi kedua dengan sulkular dilakukan pada sisi fasial dan interproksimal menggunakan blade 15 atau 12 diarahkan ke krista tulang ( gambar 7-5, D dan D)Insisi ini untuk melepaskan aspek koronal dari flap sekunder

Ochsenbein chisels (nos. 1 dan 2) digunakan pada perluasan oklusal dan apikal dari flep untuk melepaskan atau membuat flep sekunder yang bebas (gambar 7-5. E dan E)Chisel no.1 diarahkan langsung ke arah oklusal terhadap tulang, memisahkan periosteum dari flep sekunder dari tulang Chisel no.2 ditempatkan pada dasar dari insisi primer dan diarahkan oklusal untuk melepaskan flep sekunder

Kemudian dilakukan skeling dan root planning dan bedah tulangFlep dikembalikan ke tulang dan dijahitJika desain tepat maka flep akan berada pada krista tulang dengan papila scalloped di inteproksimal penutupan primer (gambar 7-5, F dan F)