29
OTITIS MEDIA KRONIK PRODI S-1 KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH SURABAYA 2012/2013

Otitis Media Kronik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Otitis Media Kronik

OTITIS MEDIA KRONIK

PRODI S-1 KEPERAWATANSTIKES HANG TUAH SURABAYA

2012/2013

PRODI S-1 KEPERAWATANSTIKES HANG TUAH SURABAYA

2012/2013

Page 2: Otitis Media Kronik

NAMA ANGGOTA

• Diana Putri Januartiwi (091.0017)• Firdausiya Nur Umami (091.0035)• Indah Nurhayati (091.0041)• Setyo Manggala Putra (091.0089)• Siti Risnawati A.L. (091.0093)

Page 3: Otitis Media Kronik

Telinga tengah merupakan rongga berisi udara yang terdiri dari membrane tympani, tulang pendengaran (osikuli) yaitu malleus, inkus, stapes serta dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring dan berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.

Membrane tympani, bila dilihat dari arah liang telinga berbentuk bundar dan lekung dengan puncaknya mengarah ke medial.

Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara.

Page 4: Otitis Media Kronik
Page 5: Otitis Media Kronik
Page 6: Otitis Media Kronik

Otitis berarti peradangan dari telinga, dan media berarti tengah. Jadi otitis media berarti peradangan dari telinga tengah. Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustacheus, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid (Soepardi, iskandar ,1990).

Otitis media kronik adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irefersibel dan disebabkan karena episode berulang otitis media akut.

Otitis berarti peradangan dari telinga, dan media berarti tengah. Jadi otitis media berarti peradangan dari telinga tengah. Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustacheus, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid (Soepardi, iskandar ,1990).

Otitis media kronik adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irefersibel dan disebabkan karena episode berulang otitis media akut.

Page 7: Otitis Media Kronik

MEMBRAN TYMPANI NORMAL

MEMBRAN TYMPANI NORMAL

MEMBRAN TYMPANI DENGAN OTITIS MEDIA

KRONIS

MEMBRAN TYMPANI DENGAN OTITIS MEDIA

KRONIS

Page 8: Otitis Media Kronik

Otitis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi) (Mediastore,2009).

Perforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh:

1.Otitis media akut2.Penyumbatan tuba eustachius3.Cedera akibat masuknya suatu benda

ke dalam telinga atau akibat perubahan tekanan udara yang terjadi secara tiba-tiba

4.Luka bakar karena panas atau zat kimia

5.Bakteri

Page 9: Otitis Media Kronik

Karena OMK didahului OMA, maka penjelasan tentang patofisiologi OMK, akan dijelaskan dengan patofisiologi terjadinya OMA.

OMA biasanya disebabkan oleh Infeksi di Saluran Nafas Atas (ISPA), umumnya terjadi pada anak karena keadaan tuba eustakius, OMA pada anak berbeda dengan orang dewasa. Tuba eustakius pada anak lebih pendek, lebih horizontal dan relatif lebih lebar daripada dewasa.

Infeksi pada saluran nafas atas akan menyebabkan edema pada mukosa saluran nafas termasuk mukosa tuba eustakius dan nasofaring tempat muara tuba eustakius. Edema ini akan menyebabkan oklusi tuba yang berakibat gangguan fungsi tuba eustakius yaitu fungsi ventilasi, drainase dan proteksi terhadap telinga tengah.

Page 10: Otitis Media Kronik

OMK dibagi dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:

• Tipe Tubotimpani (tipe benigna/ tipe mukosa)Tipe ini ditandai adanya perforasi sentral. Proses peradangan pada OMK posisi ini terbatas pada mukosa saja, biasanya tidak mengenai tulang, umumnya jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan tidak terdapat kolesteatom.

• Tipe Atikoantral (tipe malignan)Tipe ini ditandai dengan perforasi tipe marginal, disertai dengan kolesteatom dan sebagian besar komplikasi yang berbahaya dan fatal timbul pada OMK tipe ini.

Page 11: Otitis Media Kronik

1.OMK Tipe BenignaGejalanya berupa cairan mukus yang tidak terlalu berbau busuk, ketika pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan antibiotik lokal biasanya cepat menghilang, gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang-tulang pendengaran dan koklea selama infeksi nekrotik akut pada awal.

Page 12: Otitis Media Kronik

Lanjutan…2.OMK Tipe Maligna Dengan

KolesteatomaSekret yang sangat bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keping-keping kecil, berwarna putih mengkilat, gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatom bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans akut, gejalanya bervariasi, berdasarkan pada lokasi perforasi gendang telinga

Page 13: Otitis Media Kronik

PEMERIKSAAN FISIK

Page 14: Otitis Media Kronik

1. Telinga eksterna dilihat apakah ada cairan yang keluar dan bila ada harus diterangkan.

2. Palpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri pada otitis eksterna dan media.

3. Gendang telinga sangat penting dalam pengkajian telinga, karena merupakan jendela untuk melihat proses penyakit pada telinga tengah. Membran timpani yang normal memperlihatkan warna yang sangat jelas, terlihat ke abu-abuan. Terletak pada membran atau terlihat batas-batasnya.

4. Untuk visulaisasi telinga luar dan gendang telinga harus digunakan otoskop.

Page 15: Otitis Media Kronik

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Page 16: Otitis Media Kronik

1. Pemeriksaan Audiometri

Derajat ketulian nilai ambang pendengaran:

• Normal : -10 dB sampai 26 dB

• Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB

• Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB

• Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB

• Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB

• Tuli total : lebih dari 90 dB.

Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu :

• Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB.

• Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-50 dB apabila disertai perforasi.

• Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih utuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.

• Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.

Page 17: Otitis Media Kronik

2. Pemeriksaan Radiologi• Proyeksi Schuller

Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen.

• Proyeksi Mayer atau Owen,Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulang - tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

• Proyeksi StenverMemperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibat.

• Proyeksi Chause IIIMemberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.

Page 18: Otitis Media Kronik

3. Pemeriksaan Bakteriologi

• Bakteri spesifikMisalnya Tuberkulosis. Dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang ( kurang dari 1% menurut Shambaugh). Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh infeksi paru yang lanjut. Infeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba.

• Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob.Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa, stafilokokus aureus dan Proteus sp.

Page 19: Otitis Media Kronik

1. OMK Benigna• OMSK Benigna

TenangKeadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas.

• OMSK Benigna AktifPrinsip pengobatan OMSK adalah :

a.Pembersihan liang telinga dan kavum timpan ( toilet telinga)

b.Pemberian antibiotik

Page 20: Otitis Media Kronik

LANJUTAN…

2.OMK MALIGNAPengobatan yang tepat untuk

OMK maligna adalah operasi.Ada beberapa jenis pembedahan

atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OMK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain (Soepardi, 2001): 

a. Mastoidektomib. Timpanoplasti.

Page 21: Otitis Media Kronik
Page 22: Otitis Media Kronik

1. Pengumpulan Data• Identitas Pasien : Nama pasien, umur,

suku/bangsa, agama, pendidikan,   pekerjaan, alamat.

• Riwayat Penyakit Sekarang : Riwayat adanya kelainan nyeri pada telinga, penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga.

• Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat infeksi saluran atas yang berulang, riwayat alergi, riwayat OMA berkurang, riwayat penggunaan obat( sterptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin ), riwayat operasi.

• Riwayat penyakit keluarga : Apakah keluarga klien pernah mengalami penyakit telinga, sebab dimungkinkan OMK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik

Page 23: Otitis Media Kronik

2. Pengkajian Persistem• Tanda-tanda vital : Suhu meningkat,

keluarnya otore• B2 ( Blood )         : Nadi meningkat• B3 (Brain)            : Nyeri telinga,

perasaan penuh dan pendengaran menurun, vertigo, pusing, refleks kejut

• B5 (Bowel)          : Nausea vomiting• B6 (Bone)            : Malaise, alergi

3. Pengkajian Psikososial• Nyeri otore berpengaruh pada

interaksi• Aktivitas terbatas• Takut menghadapi tindakan

pembedahan

Page 24: Otitis Media Kronik

4. Pemeriksaan diagnostik– Tes audiometri : pendengaran menurun.– Xray : terhadap kondisi patologi, misal

kolestetoma, kekaburan mastoid

5. Pemeriksaan pendengaran– Tes suara bisikan, tes garputala

Page 25: Otitis Media Kronik

1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan.2. Gangguan komunikasi berhubungan dengan efek

kehilangan pendengaran.3. Perubahan persepsi / sensoris berhubungan

dengan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.

4. Cemas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.

5. Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri , otore berbau busuk.

6. Kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan.

Page 26: Otitis Media Kronik

Dx: Nyeri berhubungan dengan proses peradanganTujuan : Nyeri yang dirasakan klien berkurang.Kriteria hasil : Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang,

klien mampu melakukan metode pengalihan suasana.Intervensi Keperawatan:1. Ajarkan klien untuk mengalihkan suasana dengan melakukan metode

relaksasi saat nyeri yang teramat sangat muncul, relaksasi seperti menarik napas panjang.R/ Metode pengalihan suasana dengan melakukan relaksasi bisa mengurangi nyeri yang diderita klien

2. Kompres di sekitar area telingaR/ Kompres dingin bertujuan mengurangi nyeri karena rasa nyeri teralihkan oleh rasa dingin di sekitar area telinga

3. Atur posisi klienR/ Posisi yang sesuai akan membuat klien merasa nyaman

4. Untuk kolaborasi, beri aspirin/analgesik sesuai instruksi, beri sedatif sesuai indikasiR/ Analgesik merupakan pereda nyeri yang efektif pada pasien untuk mengurangi sensasi nyeri dari dalam

Dx: Nyeri berhubungan dengan proses peradanganTujuan : Nyeri yang dirasakan klien berkurang.Kriteria hasil : Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang,

klien mampu melakukan metode pengalihan suasana.Intervensi Keperawatan:1. Ajarkan klien untuk mengalihkan suasana dengan melakukan metode

relaksasi saat nyeri yang teramat sangat muncul, relaksasi seperti menarik napas panjang.R/ Metode pengalihan suasana dengan melakukan relaksasi bisa mengurangi nyeri yang diderita klien

2. Kompres di sekitar area telingaR/ Kompres dingin bertujuan mengurangi nyeri karena rasa nyeri teralihkan oleh rasa dingin di sekitar area telinga

3. Atur posisi klienR/ Posisi yang sesuai akan membuat klien merasa nyaman

4. Untuk kolaborasi, beri aspirin/analgesik sesuai instruksi, beri sedatif sesuai indikasiR/ Analgesik merupakan pereda nyeri yang efektif pada pasien untuk mengurangi sensasi nyeri dari dalam

Page 27: Otitis Media Kronik

Dx: Gangguan komunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaranTujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang.Kriteria hasil : Klien memakai alat bantu dengar ( jika sesuai ), menerima pesan

melalui metode pilihan ( misal: komunikasi lisan, bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.

Intervensi keperawatan:1. Dapatkan apa metode komunikasi yang diinginkan dan catat pada rencana

perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti : tulisan, berbicara, bahasa isyarat.R/ Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien

2. Pantau kemampuan klien untuk menerima pesan secara verbal.a. Jika ia dapat mendengar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan

jelas langsung ke telinga yang baik. Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhadapan dengan pintu. Dekati klien dari sisi telinga yang baik.

b. Jika klien dapat membaca ucapan: Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas. Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat membaca bibir anda.

Dx: Gangguan komunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaranTujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang.Kriteria hasil : Klien memakai alat bantu dengar ( jika sesuai ), menerima pesan

melalui metode pilihan ( misal: komunikasi lisan, bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.

Intervensi keperawatan:1. Dapatkan apa metode komunikasi yang diinginkan dan catat pada rencana

perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti : tulisan, berbicara, bahasa isyarat.R/ Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien

2. Pantau kemampuan klien untuk menerima pesan secara verbal.a. Jika ia dapat mendengar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan

jelas langsung ke telinga yang baik. Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhadapan dengan pintu. Dekati klien dari sisi telinga yang baik.

b. Jika klien dapat membaca ucapan: Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas. Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat membaca bibir anda.

Page 28: Otitis Media Kronik

c. Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien. Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakan komunikasi tertulis. Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.

d. Jika ia hanya mampu berbahasa isyarat, sediakan penerjemah. Alamatkan semua komunikasi pada klien, tidak kepada penerjemah. Jadi seolah-olah perawat sendiri yang langsung berbicara pada klien dengan mengabaikan keberadaan penerjemah

R/ Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapat diterima dengan baik oleh klien.

3. Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman– Bicara dengan jelas menghadap individu– Ulangi jika kilen tidak memahami seluruh isi pembicaraan– Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi– Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan

yang memerlukan jawaban lebih dair ya dan tidakR/ Memungkinkan komunikasi dua arah antara perawat dengan klien dapat berjalan dengan baik dan klien dapat menerima pesan perawat secara tepat.

c. Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien. Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakan komunikasi tertulis. Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.

d. Jika ia hanya mampu berbahasa isyarat, sediakan penerjemah. Alamatkan semua komunikasi pada klien, tidak kepada penerjemah. Jadi seolah-olah perawat sendiri yang langsung berbicara pada klien dengan mengabaikan keberadaan penerjemah

R/ Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapat diterima dengan baik oleh klien.

3. Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman– Bicara dengan jelas menghadap individu– Ulangi jika kilen tidak memahami seluruh isi pembicaraan– Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi– Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan

yang memerlukan jawaban lebih dair ya dan tidakR/ Memungkinkan komunikasi dua arah antara perawat dengan klien dapat berjalan dengan baik dan klien dapat menerima pesan perawat secara tepat.

Page 29: Otitis Media Kronik

THANK YOU