28
OROANTRAL FISTULA (OAF) PASCA PENCABUTAN GIGI PERTEMUAN ILMIAH JATIM DENTISTRY VII Persatuan Dokter Gigi Indonesia PENGWIL JATIM Coen Pramono D Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial–FKG/ Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Airlangga

OROANTRAL FISTULA (OAF)

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

OROANTRAL FISTULA

(OAF) PASCA PENCABUTAN GIGI

PERTEMUAN ILMIAH JATIM DENTISTRY VII

Persatuan Dokter Gigi Indonesia PENGWIL JATIMCoen Pramono D

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial–FKG/ Rumah Sakit Gigi dan MulutUniversitas Airlangga

Oroantral Fistula

➢ Definisi

➢ Penyebab

➢ Tanda dan Gejala

➢ Pemeriksaan Klinis

➢ Penanganan

➢ Teknik Pembedahan

Definisi

Oroantral Communication

➢Terjadi hubungan abnormal antara rongga mulutdan rongga antrum atau rongga sinus maksilaris

➢Ketika oroantral communication dibiarkanterbuka, maka jaringan epithel akan tumbuhdisekeliling lobang sehingga terbentuk saluran→oroantral fistula

Penyebab

• Tersering oleh karena pencabutan gigi rahangatas posterior

• Tumor

• Kista

• Trauma

Tanda dan Simptom

• Rasa tidak nyaman karena bau dan keluarnyacairan atau kotoran dari rongga hidung

• Kebocoran udara karena adanya oroantralfistula

• Kesulitan pada saat merokok

Pasien resiko tinggi terjadi OAF

• Pencabutan Gigi Molar Rahang atas

• Infeksi periapikal• Aproksimasi apikal

gigi dangan ronggasinus maksilaris

Girish Katti, Syed Shahbaz, Chandrika Katti, Mohd Sabyasachi Rahman. The relationship between the roots and furcation of the maxillary first molar to the maxillary sinus: A cone-beam computed tomography study. J of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology Volume : 30, Issue: 3, 2018, Page : 260-264.

Pemeriksaan Klinis

Blowing Tes

• Inspeksi regio pasca ekstraksisetelah terjadi hemostasis

• Secara perlahan dan lembutdilakukan penghisapandengan suction dan akanterdengar adanya suaraberongga

• Terjadi kebocoran udara saatmeniupkan udara ke hidungdengan nosril ditutup

• Pemeriksaan radiologi untukkonfirmasi adanya defek

• Catatan: tidak diperkenankanmelakukan probing karenajustru dapat menyebabkanperforasi

Sinusitis Maksilaris dan Oroantral Fistula

• Oroantral jangka panjang akanmenyebabkan terjadi infeksiantral karena kontaminasisaliva

• Waktu dan lebar saluranmerupakan faktor penyebabmeningkatnnya kemungkinansinusitis

• Bila telah terjadi sinusitis harus disembuhkan dahulukarena adanya infeksi akanmenghalangi proses penyembuhan

Coronal CT scan-right maxillary odontogenic sinusitis, oroantralcommunication

Obturator untuk OAF

• Bila telah terjadi sinusitis harus disembuhkandahulu karena adanyainfeksi akan menghalangiproses penyembuhan

• Selama proses pengobatan pada sinusitis maksilaris dapatdibuatkan obturatormenutup fistula

Penanganan segera setelah perforasisinus maksilaris

➢Tujuan utama closure atau penutupan defekadalah mencegah terjadinya sinusitis :

• Melakukan penjahitan

• Rendam-rendam antiseptik

• Kemungkinan diperlukan pemberianantibiotika

NB: Pembuatan plat akrilik di palatum dibuat dengan desain sebagai penutup dan dapat berfungsisebagai hemostasis dan harus dapat diperoleh sealing atau penutupan yang baik

Penanganan Sinus Communication

➢ PERFORASI KARENA PENCABUTAN GIGI

• Diperlukan Closure

• < 5 mm → biasanya dapatmenutup spontan melaluipembentukan blood clot. Meskipun tetapdipertimbangkan terapibedah

• > 5mm → intervensi bedah

➢ SAAT TERAPI ENDODONTIK

PERFORASI SINUS MAKSILARIS DIKARENAKAN PERAWATAN ENDODONTI → Pemberianantibiotika, pengisian saluran akardan penumpatanPada saluran akar yang tidak infeksi→ resiko kecil sinusitis. Bila terjadisinusitis dapat dilakukan drainasemelalui saluran akar

Penanganan

➢SAAT TINDAKAN BEDAH DENTOALVEOLAR

• Kecil → Penutupan luka noninvasif

• Besar→ Rotasi Flap: bukal, palatal, fat

• Perforasi sangat besar→ distance flap mis: flap lidah dan kemungkinan graft

• FISTULA: Tindakan bedah sangat diperlukan→ teknik menyesuaikan besar defek

Pertimbangan pemberian antibiotika

➢ Dipertimbangkan untuk pemberian antibiotika sistemik, misalnya :

1. Penisilin: Amoxicillin, Ampicillin, Oxacillin, dan Penicillin G.2. Sefalosforin: seperti Cefadroxil, Cefuroxime, Cefixime, Cefotaxim,

Cefotiam, Cefepime, dan Ceftarolin.3. Tetrasiklin4. Makrolid: Jenis-jenis makrolid antara lain Erythromycin, Azithromycin,

dan Clarithromycin.5. Quinolone: Quinilone dapat mengatasi masalah infeksi yang disebabkan

oleh bakteri, seperti infeksi saluran kemih, infeksi kulit, infeksi mata, infeksi telinga, sinusitis, bronkitis, pneumonia, radang panggul, hinggainfeksi menular seksual seperti gonore, misalnya cinoxacin, ciprofloxacin, flumequine, levofloxacin, lomefloxacin, moxifloxacin, asam nalidixic, norfloxacin, ofloxacin, pefloxacin, asam pipemidic, prulifloxacin danrufloxacin.

Tindakan Bedah dengan Teknik Flap

1. Pada kejadian communication baru ataufistula

2. Lokasi dan ukuran defek

3. Hubungan anatomi antara defek dengan gigitetangga

4. Lamanya waktu terbukanya sinus maksilaris

5. Terdapat atau tidak sinusitis

6. Kesehatan umum pasien

Faktor yang menentukan teknik bedah

Tindakan Bedah dengan Teknik Flap

Buccal advancement Technique

Indikasi

1. Minor communication

2. Defek bukal

Keuntungan

1. Mudah

2. Pasien tidak terlalu merasasakit dan discomfort

Catatan: Pada keadaan flap terbatas dapatdilakukan dilakukan extensi insisi sampaidiperoleh flap yang bebas tension

Tindakan Bedah dengan Teknik Flap

Buccal advancement Technique

• Kerugian1. Flap terbatas dan tipis

rawan dehisance→ dapatdilakukan ekkstensi flap full thickness: dan ekstensiinsisi

2. Hilangnya kedalamanvestibular → diperlukanpembedahan keduavistibuloplasty

3. Timbul jaringan parutsehingga mengganggupergerakan

Desain Insisi Buccal FlapDisain Insisi: Dapat dilakukanekstensi Insisi (full thickness ) untukmemperpanjang flap

Garis Insisi

Buccal Advancement Flap Technique

Awal Penjahitan dilakukan padapuncak tulang alveolar dan diikutipada bagian lateral flap

Pada bagian alveolar yang tajamdapat dilakukan pwnghalusan ataupengurangan

Buccal Flap Technique

Kemungkinan Komplikasi Flap Technique

1. Pada palatal Flap kemungkinan tulang yang terbuka tidak tumbuh mukosa

2. Rasa sakit regio pasca operasi

3. Flap Nekrosis

4. Aproksimasi Flap kurang baik sehingga hasilkesembuhan tidak halus

5. Flap terbuka karena ketegangan jaringan flap ketika penjahitan

Palatal Flap TechniqueDesain Insisi Palatal Flap Insisi regio Palatal

Palatal Flap

Gambar Skematik Palatal FlapPalatal Flaptelah dilepas dan siapdirotasikan

Buccal & Palatal Flap

Palatal Flap ClosurePalatal Flap Closur Palatal Flap Healing

OAF FAT GRAFT

Kesimpulan: Dua Metode Penutupan OAF tersering

dipergunakan

Buccal Flap Palatal Flap

Literatur Bacaan

1. Closure of Oroantral Communications: A Review of the Literature. Susan Hvisscher , Baucke van Minnen, Rudolf RM. Bos, 2010. Journal of Oral and Maxillofacial Surgery

2. Lars Andersson, Karl-Erick Kahnberg, M. Anthony Pogel, 2010. Infection. (Book auth) Lars Anderson. Oral and Maxillofacial Surgery. Wiley-Blackwill, 2010

3. Treatment of Oroantral Fistula. Klara Sokler, Vanja Vuksan, Tomislav Lauc. 2002. Acta Stomat Croat

4. Andrea Ebrico Borgonove, Frederick Valerio Berardinelli, Marco Fafale, Carlo Malorana, 2012. Surgical Option in Oroantral Fistua Treatment. The Open Dentistry Journal, 2012

5. Min-Soo Kwon, Baek-Soo Lee, Byung-Joon Choi, Jung-Woo Lee, Joo-Young Ohe, Jun-Ho Jung, Bo-Yeon Hwang, Yong-Dae Kwon. Closure of oroantral fistula: a review of local flap techniques. J Korean Assoc Oral Maxillofac Surg, 2020 Feb;46(1):58-65. doi: 10.5125/jkaoms.2020.46.1.58. Epub 2020 Feb 26.PMID: 32158682 PMCID: PMC7049762 . DOI: 10.5125/jkaoms.2020.46.1.58

Terima Kasih