12
opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT Buku Penghormatan 80 Tahun Barend F. Drewes dan Kenangan bagi Renate G. Drewes-Siebel

opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

opk

BELAJARALKITAB ITU

TIDAK PERNAHTAMAT

Buku Penghormatan 80 Tahun

Barend F Drewesdan Kenangan bagi

Renate G Drewes-Siebel

BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT

Buku Penghormatan 80 Tahun Barend F Drewes dan Kenangan bagi Renate G Drewes-Siebel

Copyright copy 2017 oleh Salmon Pamantung

All rights reserved

OitertJitkan oleh

PT BPK Gunung Mulia JI Kwitang 22-23 Jakarta 10420

E-mail publishingbpkgmcom-httpwwwbpkgunungmuliacom

Anggota IKAPI

beke~a sama dengan

Sekolah TInggi Agama Kristen (STAKN) Toraja

JL Poros Makale-Makassar KM 115

Mengkendek Tana Toraja Sulawesi Selatan

dan

Sekolah TInggi Agama Kristen (ST AK) Maluku Utara

Oesa Pediwang Kecamatan Kao Utara

Halmahera Utara Maluku Utara

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang

Cetakan ka-t 2017

Penyunting Julianus Mojau Salmon Pamantung

Penyelaras Bahasa Samuel Septino Saragih Windiasih Sairoen

Penata Letak lsi Varian

Desainer Sampul Hendry KusumawijayatnmligedcaTKJD

KatacJg daam Tellitan (KDT)

Mojau Julianus dan Salmon Pamantung (penyunting)

Belajar Alkitab itu tidak pemah tamat buku penghormatan 80 tahun Barend F Drewes

dan kenangan bagi Renate G Drewes-Siebel disunting oleh Julianus Mojau dan Salmon Pamantung

- Cet ke-1 - Jakarta BPK Gunung Mulia 2017

xviii 418 him 23 em

1 Alkitab

3 Alkitab - Agama-agama Lain

I Mojau JUlianus

261

2 Alkitab - Zending

4 Pendidikan teologi - Indonesia

II Pamantung Salmon III Judul

ISBN 978-602-231-46G-8

--~~ -itzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA-~oj~ bull - urnkihgedaUPNID

~PmiddotNUngkirikah DuaywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDAAgama

Sarnawi lni Bertemu dalarnlt Ji - ~- ~-- -

Pribadi Yesusi

Prawacana

Tulisan kecil ini dipersembahkan sebagai bagian dari buku perayaan ulang tahun

Pendeta (Em) BP Drewes yang ke-80 (untuk selanjutnya Yubilaris akan saya

sapa dengan Pak Drewes saja) Di usia emas Pak Drewes selayaknya kita

bersukacita mengenang pelayanan serta sumbangsih beliau bagi perkembangan

pendidikan teologi di Indonesia Pak Drewes pernah melayani sebagai pendeta

jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman Yogyakarta yang kemudian

sejak November 1968 hingga Maret 1981 diutus sebagai dosen bidang studi

biblika Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Teologi Dura Wacana Yogyakarta (kini

menjadi Fakulras Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta)

Pada tahun 1982 Pak Drewes kernbali ke Belanda unruk melayani jemaat

Evangelische Broedergemeente di Rotterdam selama beberapa tahun (hingga

Maret 1987) dan kemudian menjadi Rekror di Hendrik Kraemer Instituut di

Oegstgeest (1987-1993) Meskipun lebih dari 11 rahun meninggalkan Indonesia

hubungan emosional Yubilaris dengan Indonesia sebagai rumah kedua -nya

tidak pernah terputus Itulah sebabnya pada tahun 1993 ia kembali ke Indonesia

untuk mengajar di Sekolah Tinggi Teologi INTIM Ujungpandang (Makassar)

sebagai dosen biblika hingga tahun 1999

Tidak dapat disangkal perkembangan gagasan telogis Pak Drewes tidak dapat

dilepaskan dari konteks gereja-gereja di Indonesia yang hidup dan berkembang

di tengah heterogenitas multiaspek masyarakat Indonesia Salah satu realitas yang

tak mungkin dinafikan oleh umat Kristen di Indonesia dalam heterogenitas itu

adalah perjumpaannya dengan saudara-saudara yang beragama Islam Dinamika

relasi kedua komunitas iman di sepanjang sejarah bangsa Indonesia mengalami

pasang surut Dalam situasi seperti ini dialog antara kedua umat untuk

meningkatkan pemahaman satu terhadap yang lain merupakan suatu keniscayaan

217

Realitas yang Kita HadapizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Dalam kerangka itulah pada kesernparan punjung rulis untuk mengenang dan

merayakan ulang tahun Yubilaris ke-80 ini saya mencoba mempersembahkan

sebuah tulisan yang berupa tawaran dialog doktriner di anrara urnar Islam dan

Kristen di Indonesia khususnya pemahaman mereka rerhadap diri Yesus

Tak dapat dihindari kira bangsa Indonesia hidup dalam realiras masyarakat

majernuk baik secara ern is kulrural maupun religius Pada saru pihak keaneka-

ragaman tersebur merupakan karunia dan rahmar Allah bagi bangsa Indonesia

Namun pada pihak lain perbedaan-perbedaan yang ada termasuk perbedaan

kepercayaan sering menyebabkan ketegangan hubungan anrarkomunitas agamawl

di negeri ini Realiras ini rampak paling nyata dalam hubungan anrara umar Islam

dan Kristen

Memang keregangan hubungan anrara umar Islam dan umat Krisren tidak

hanya discbabkan oleh saru fakror tertentu tetapi juga olch berbagai fakror seperti

jalinan hisroris sejak awal sifat misioner keduanya eksklusivisme reologis masing-

masing dan berbagai kepenringan politis pribadi-pribadi arau kelompok-kelompok

tertentu yang kadang-kadang memperalat agama untuk mencapai tujuannya

sendiri Oi sam ping hal-hal rersebut perbedaan dokrrin arau ajaran juga rnernberi

andil dalam mcmperburuk hubungan kedua komuniras iman yang sering kali

kurang harmon is Salah saw pokok doktriner yang sering menimbulkan perdebatan

di anrara umar Islam dan Kristen adalah doktrin tentang Allah dan Krisrologi

Lazimnya dialog dokrriner dianggap rabu dan karena itu biasanya dihindari

Secara fakrual kita menyadari bahwa pada saru pihak urnat Kristen dan

gereja-gereja di Indonesia pada umumnya sangat kerar berpegang pada warisan

dokrriner gereja ibu mereka yairu gereja-gereja Proresran di Eropa yang sangat

erat terkait dengan pengakuan iman (simbol-sirnbol) reformasi serta tidak beranjak

jauh dari doktrin-dokrrin ekumenis gereja-gereja Umar Kristen dan gereja-gereja

di Indonesia berpegang reguh pada dokrrin Trinitas yang mengajarkan bahwa

Allah yang Esa iru terdiri dari riga pribadizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA(persons personae) Bapa Putra dan

Roh Kudus Keriganya esa dan saru hakikat Krisrologi gereja-gereja di Indonesia

yang merupakan derivasi ajaran Trinitas menyatakan bahwa Yesus adalah salah

saw dari pribadi-pribadi Triniras yang merniliki dua hakikar dalam dirinya

ilahi dan manusiawi Ia adalah Manusia-Allah atau Allah yang mengenakan rupa

(mengambil benruk) manusiaurnkihgedaUPNID

I Bagian ini saya ambil dari Sekapur Sirih buku saya Yesus Sang Titik Temu dan Titik

Tengkar (Subandrijo 2016 ix-x)

Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab

Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid

(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim

yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional

periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara

mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya

Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan

enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan

tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at

Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah

Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia

seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia

adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran

juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari

gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi

yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA

Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis

Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari

pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan

pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam

Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari

himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang

jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-

minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam

Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya

Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira

berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam

tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas

iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei

mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu

kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman

bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-

bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia

Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak

dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita

rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat

dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman

umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman

Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah

melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak

melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut

Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus

Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana

rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan

hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman

dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya

secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui

para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai

benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah

mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh

Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk

mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri

Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif

yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-

Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya

tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka

pikir Yudais-monoteistik

Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak

sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus

Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan

kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui

Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara

onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal

Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena

itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)

Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)

Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna

dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA

dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam

QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan

dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-

timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah

itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian

diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan

kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan

untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari

fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu

dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa

diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk

menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat

manusia

Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam

Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)

karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada

diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari

itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih

bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-

ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam

Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia

(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa

yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-

tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah

melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah

Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih

lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan

gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di

mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada

pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku

pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan

hidup kembali (QS Maryam 1933)

Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah

kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah

menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya

seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi

tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil

untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti

tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)

Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus

oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh

Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga

simpul caratan reflekriftrmeaP

Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus

Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal

ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada

Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar

tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh

(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK

Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan

peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa

yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan

gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia

Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan

saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke

dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah

Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias

Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan

Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan

dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia

sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-

Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah

dan man usia

Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya

berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia

Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat

man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-

cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan

ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat

ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-

Nya dan mengikuti jalan- ya

Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan

oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih

terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi

Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya

perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat

duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk

saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak

lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa

realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda

Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog

doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua

kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula

lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali

dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul

karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan

pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa

semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan

relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah

itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah

salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah

saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah

icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan

karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA

Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis

Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama

merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para

pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan

oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen

berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan

Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya

Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi

ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa

kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran

doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang

prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-

agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi

agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan

dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati

perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup

ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan

Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti

dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan

Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan

kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-

menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-

kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan

pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk

keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 2: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT

Buku Penghormatan 80 Tahun Barend F Drewes dan Kenangan bagi Renate G Drewes-Siebel

Copyright copy 2017 oleh Salmon Pamantung

All rights reserved

OitertJitkan oleh

PT BPK Gunung Mulia JI Kwitang 22-23 Jakarta 10420

E-mail publishingbpkgmcom-httpwwwbpkgunungmuliacom

Anggota IKAPI

beke~a sama dengan

Sekolah TInggi Agama Kristen (STAKN) Toraja

JL Poros Makale-Makassar KM 115

Mengkendek Tana Toraja Sulawesi Selatan

dan

Sekolah TInggi Agama Kristen (ST AK) Maluku Utara

Oesa Pediwang Kecamatan Kao Utara

Halmahera Utara Maluku Utara

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang

Cetakan ka-t 2017

Penyunting Julianus Mojau Salmon Pamantung

Penyelaras Bahasa Samuel Septino Saragih Windiasih Sairoen

Penata Letak lsi Varian

Desainer Sampul Hendry KusumawijayatnmligedcaTKJD

KatacJg daam Tellitan (KDT)

Mojau Julianus dan Salmon Pamantung (penyunting)

Belajar Alkitab itu tidak pemah tamat buku penghormatan 80 tahun Barend F Drewes

dan kenangan bagi Renate G Drewes-Siebel disunting oleh Julianus Mojau dan Salmon Pamantung

- Cet ke-1 - Jakarta BPK Gunung Mulia 2017

xviii 418 him 23 em

1 Alkitab

3 Alkitab - Agama-agama Lain

I Mojau JUlianus

261

2 Alkitab - Zending

4 Pendidikan teologi - Indonesia

II Pamantung Salmon III Judul

ISBN 978-602-231-46G-8

--~~ -itzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA-~oj~ bull - urnkihgedaUPNID

~PmiddotNUngkirikah DuaywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDAAgama

Sarnawi lni Bertemu dalarnlt Ji - ~- ~-- -

Pribadi Yesusi

Prawacana

Tulisan kecil ini dipersembahkan sebagai bagian dari buku perayaan ulang tahun

Pendeta (Em) BP Drewes yang ke-80 (untuk selanjutnya Yubilaris akan saya

sapa dengan Pak Drewes saja) Di usia emas Pak Drewes selayaknya kita

bersukacita mengenang pelayanan serta sumbangsih beliau bagi perkembangan

pendidikan teologi di Indonesia Pak Drewes pernah melayani sebagai pendeta

jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman Yogyakarta yang kemudian

sejak November 1968 hingga Maret 1981 diutus sebagai dosen bidang studi

biblika Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Teologi Dura Wacana Yogyakarta (kini

menjadi Fakulras Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta)

Pada tahun 1982 Pak Drewes kernbali ke Belanda unruk melayani jemaat

Evangelische Broedergemeente di Rotterdam selama beberapa tahun (hingga

Maret 1987) dan kemudian menjadi Rekror di Hendrik Kraemer Instituut di

Oegstgeest (1987-1993) Meskipun lebih dari 11 rahun meninggalkan Indonesia

hubungan emosional Yubilaris dengan Indonesia sebagai rumah kedua -nya

tidak pernah terputus Itulah sebabnya pada tahun 1993 ia kembali ke Indonesia

untuk mengajar di Sekolah Tinggi Teologi INTIM Ujungpandang (Makassar)

sebagai dosen biblika hingga tahun 1999

Tidak dapat disangkal perkembangan gagasan telogis Pak Drewes tidak dapat

dilepaskan dari konteks gereja-gereja di Indonesia yang hidup dan berkembang

di tengah heterogenitas multiaspek masyarakat Indonesia Salah satu realitas yang

tak mungkin dinafikan oleh umat Kristen di Indonesia dalam heterogenitas itu

adalah perjumpaannya dengan saudara-saudara yang beragama Islam Dinamika

relasi kedua komunitas iman di sepanjang sejarah bangsa Indonesia mengalami

pasang surut Dalam situasi seperti ini dialog antara kedua umat untuk

meningkatkan pemahaman satu terhadap yang lain merupakan suatu keniscayaan

217

Realitas yang Kita HadapizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Dalam kerangka itulah pada kesernparan punjung rulis untuk mengenang dan

merayakan ulang tahun Yubilaris ke-80 ini saya mencoba mempersembahkan

sebuah tulisan yang berupa tawaran dialog doktriner di anrara urnar Islam dan

Kristen di Indonesia khususnya pemahaman mereka rerhadap diri Yesus

Tak dapat dihindari kira bangsa Indonesia hidup dalam realiras masyarakat

majernuk baik secara ern is kulrural maupun religius Pada saru pihak keaneka-

ragaman tersebur merupakan karunia dan rahmar Allah bagi bangsa Indonesia

Namun pada pihak lain perbedaan-perbedaan yang ada termasuk perbedaan

kepercayaan sering menyebabkan ketegangan hubungan anrarkomunitas agamawl

di negeri ini Realiras ini rampak paling nyata dalam hubungan anrara umar Islam

dan Kristen

Memang keregangan hubungan anrara umar Islam dan umat Krisren tidak

hanya discbabkan oleh saru fakror tertentu tetapi juga olch berbagai fakror seperti

jalinan hisroris sejak awal sifat misioner keduanya eksklusivisme reologis masing-

masing dan berbagai kepenringan politis pribadi-pribadi arau kelompok-kelompok

tertentu yang kadang-kadang memperalat agama untuk mencapai tujuannya

sendiri Oi sam ping hal-hal rersebut perbedaan dokrrin arau ajaran juga rnernberi

andil dalam mcmperburuk hubungan kedua komuniras iman yang sering kali

kurang harmon is Salah saw pokok doktriner yang sering menimbulkan perdebatan

di anrara umar Islam dan Kristen adalah doktrin tentang Allah dan Krisrologi

Lazimnya dialog dokrriner dianggap rabu dan karena itu biasanya dihindari

Secara fakrual kita menyadari bahwa pada saru pihak urnat Kristen dan

gereja-gereja di Indonesia pada umumnya sangat kerar berpegang pada warisan

dokrriner gereja ibu mereka yairu gereja-gereja Proresran di Eropa yang sangat

erat terkait dengan pengakuan iman (simbol-sirnbol) reformasi serta tidak beranjak

jauh dari doktrin-dokrrin ekumenis gereja-gereja Umar Kristen dan gereja-gereja

di Indonesia berpegang reguh pada dokrrin Trinitas yang mengajarkan bahwa

Allah yang Esa iru terdiri dari riga pribadizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA(persons personae) Bapa Putra dan

Roh Kudus Keriganya esa dan saru hakikat Krisrologi gereja-gereja di Indonesia

yang merupakan derivasi ajaran Trinitas menyatakan bahwa Yesus adalah salah

saw dari pribadi-pribadi Triniras yang merniliki dua hakikar dalam dirinya

ilahi dan manusiawi Ia adalah Manusia-Allah atau Allah yang mengenakan rupa

(mengambil benruk) manusiaurnkihgedaUPNID

I Bagian ini saya ambil dari Sekapur Sirih buku saya Yesus Sang Titik Temu dan Titik

Tengkar (Subandrijo 2016 ix-x)

Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab

Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid

(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim

yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional

periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara

mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya

Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan

enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan

tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at

Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah

Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia

seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia

adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran

juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari

gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi

yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA

Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis

Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari

pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan

pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam

Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari

himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang

jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-

minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam

Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya

Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira

berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam

tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas

iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei

mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu

kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman

bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-

bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia

Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak

dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita

rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat

dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman

umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman

Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah

melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak

melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut

Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus

Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana

rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan

hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman

dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya

secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui

para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai

benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah

mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh

Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk

mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri

Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif

yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-

Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya

tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka

pikir Yudais-monoteistik

Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak

sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus

Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan

kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui

Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara

onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal

Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena

itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)

Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)

Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna

dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA

dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam

QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan

dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-

timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah

itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian

diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan

kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan

untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari

fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu

dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa

diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk

menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat

manusia

Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam

Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)

karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada

diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari

itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih

bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-

ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam

Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia

(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa

yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-

tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah

melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah

Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih

lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan

gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di

mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada

pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku

pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan

hidup kembali (QS Maryam 1933)

Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah

kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah

menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya

seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi

tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil

untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti

tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)

Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus

oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh

Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga

simpul caratan reflekriftrmeaP

Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus

Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal

ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada

Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar

tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh

(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK

Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan

peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa

yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan

gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia

Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan

saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke

dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah

Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias

Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan

Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan

dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia

sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-

Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah

dan man usia

Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya

berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia

Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat

man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-

cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan

ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat

ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-

Nya dan mengikuti jalan- ya

Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan

oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih

terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi

Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya

perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat

duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk

saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak

lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa

realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda

Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog

doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua

kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula

lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali

dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul

karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan

pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa

semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan

relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah

itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah

salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah

saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah

icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan

karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA

Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis

Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama

merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para

pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan

oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen

berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan

Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya

Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi

ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa

kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran

doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang

prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-

agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi

agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan

dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati

perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup

ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan

Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti

dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan

Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan

kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-

menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-

kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan

pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk

keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 3: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

--~~ -itzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA-~oj~ bull - urnkihgedaUPNID

~PmiddotNUngkirikah DuaywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDAAgama

Sarnawi lni Bertemu dalarnlt Ji - ~- ~-- -

Pribadi Yesusi

Prawacana

Tulisan kecil ini dipersembahkan sebagai bagian dari buku perayaan ulang tahun

Pendeta (Em) BP Drewes yang ke-80 (untuk selanjutnya Yubilaris akan saya

sapa dengan Pak Drewes saja) Di usia emas Pak Drewes selayaknya kita

bersukacita mengenang pelayanan serta sumbangsih beliau bagi perkembangan

pendidikan teologi di Indonesia Pak Drewes pernah melayani sebagai pendeta

jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman Yogyakarta yang kemudian

sejak November 1968 hingga Maret 1981 diutus sebagai dosen bidang studi

biblika Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Teologi Dura Wacana Yogyakarta (kini

menjadi Fakulras Teologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta)

Pada tahun 1982 Pak Drewes kernbali ke Belanda unruk melayani jemaat

Evangelische Broedergemeente di Rotterdam selama beberapa tahun (hingga

Maret 1987) dan kemudian menjadi Rekror di Hendrik Kraemer Instituut di

Oegstgeest (1987-1993) Meskipun lebih dari 11 rahun meninggalkan Indonesia

hubungan emosional Yubilaris dengan Indonesia sebagai rumah kedua -nya

tidak pernah terputus Itulah sebabnya pada tahun 1993 ia kembali ke Indonesia

untuk mengajar di Sekolah Tinggi Teologi INTIM Ujungpandang (Makassar)

sebagai dosen biblika hingga tahun 1999

Tidak dapat disangkal perkembangan gagasan telogis Pak Drewes tidak dapat

dilepaskan dari konteks gereja-gereja di Indonesia yang hidup dan berkembang

di tengah heterogenitas multiaspek masyarakat Indonesia Salah satu realitas yang

tak mungkin dinafikan oleh umat Kristen di Indonesia dalam heterogenitas itu

adalah perjumpaannya dengan saudara-saudara yang beragama Islam Dinamika

relasi kedua komunitas iman di sepanjang sejarah bangsa Indonesia mengalami

pasang surut Dalam situasi seperti ini dialog antara kedua umat untuk

meningkatkan pemahaman satu terhadap yang lain merupakan suatu keniscayaan

217

Realitas yang Kita HadapizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Dalam kerangka itulah pada kesernparan punjung rulis untuk mengenang dan

merayakan ulang tahun Yubilaris ke-80 ini saya mencoba mempersembahkan

sebuah tulisan yang berupa tawaran dialog doktriner di anrara urnar Islam dan

Kristen di Indonesia khususnya pemahaman mereka rerhadap diri Yesus

Tak dapat dihindari kira bangsa Indonesia hidup dalam realiras masyarakat

majernuk baik secara ern is kulrural maupun religius Pada saru pihak keaneka-

ragaman tersebur merupakan karunia dan rahmar Allah bagi bangsa Indonesia

Namun pada pihak lain perbedaan-perbedaan yang ada termasuk perbedaan

kepercayaan sering menyebabkan ketegangan hubungan anrarkomunitas agamawl

di negeri ini Realiras ini rampak paling nyata dalam hubungan anrara umar Islam

dan Kristen

Memang keregangan hubungan anrara umar Islam dan umat Krisren tidak

hanya discbabkan oleh saru fakror tertentu tetapi juga olch berbagai fakror seperti

jalinan hisroris sejak awal sifat misioner keduanya eksklusivisme reologis masing-

masing dan berbagai kepenringan politis pribadi-pribadi arau kelompok-kelompok

tertentu yang kadang-kadang memperalat agama untuk mencapai tujuannya

sendiri Oi sam ping hal-hal rersebut perbedaan dokrrin arau ajaran juga rnernberi

andil dalam mcmperburuk hubungan kedua komuniras iman yang sering kali

kurang harmon is Salah saw pokok doktriner yang sering menimbulkan perdebatan

di anrara umar Islam dan Kristen adalah doktrin tentang Allah dan Krisrologi

Lazimnya dialog dokrriner dianggap rabu dan karena itu biasanya dihindari

Secara fakrual kita menyadari bahwa pada saru pihak urnat Kristen dan

gereja-gereja di Indonesia pada umumnya sangat kerar berpegang pada warisan

dokrriner gereja ibu mereka yairu gereja-gereja Proresran di Eropa yang sangat

erat terkait dengan pengakuan iman (simbol-sirnbol) reformasi serta tidak beranjak

jauh dari doktrin-dokrrin ekumenis gereja-gereja Umar Kristen dan gereja-gereja

di Indonesia berpegang reguh pada dokrrin Trinitas yang mengajarkan bahwa

Allah yang Esa iru terdiri dari riga pribadizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA(persons personae) Bapa Putra dan

Roh Kudus Keriganya esa dan saru hakikat Krisrologi gereja-gereja di Indonesia

yang merupakan derivasi ajaran Trinitas menyatakan bahwa Yesus adalah salah

saw dari pribadi-pribadi Triniras yang merniliki dua hakikar dalam dirinya

ilahi dan manusiawi Ia adalah Manusia-Allah atau Allah yang mengenakan rupa

(mengambil benruk) manusiaurnkihgedaUPNID

I Bagian ini saya ambil dari Sekapur Sirih buku saya Yesus Sang Titik Temu dan Titik

Tengkar (Subandrijo 2016 ix-x)

Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab

Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid

(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim

yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional

periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara

mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya

Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan

enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan

tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at

Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah

Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia

seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia

adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran

juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari

gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi

yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA

Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis

Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari

pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan

pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam

Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari

himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang

jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-

minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam

Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya

Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira

berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam

tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas

iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei

mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu

kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman

bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-

bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia

Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak

dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita

rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat

dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman

umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman

Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah

melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak

melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut

Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus

Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana

rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan

hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman

dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya

secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui

para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai

benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah

mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh

Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk

mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri

Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif

yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-

Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya

tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka

pikir Yudais-monoteistik

Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak

sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus

Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan

kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui

Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara

onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal

Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena

itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)

Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)

Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna

dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA

dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam

QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan

dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-

timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah

itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian

diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan

kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan

untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari

fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu

dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa

diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk

menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat

manusia

Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam

Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)

karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada

diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari

itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih

bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-

ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam

Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia

(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa

yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-

tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah

melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah

Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih

lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan

gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di

mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada

pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku

pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan

hidup kembali (QS Maryam 1933)

Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah

kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah

menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya

seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi

tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil

untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti

tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)

Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus

oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh

Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga

simpul caratan reflekriftrmeaP

Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus

Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal

ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada

Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar

tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh

(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK

Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan

peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa

yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan

gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia

Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan

saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke

dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah

Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias

Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan

Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan

dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia

sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-

Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah

dan man usia

Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya

berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia

Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat

man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-

cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan

ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat

ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-

Nya dan mengikuti jalan- ya

Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan

oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih

terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi

Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya

perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat

duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk

saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak

lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa

realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda

Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog

doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua

kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula

lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali

dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul

karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan

pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa

semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan

relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah

itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah

salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah

saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah

icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan

karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA

Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis

Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama

merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para

pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan

oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen

berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan

Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya

Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi

ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa

kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran

doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang

prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-

agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi

agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan

dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati

perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup

ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan

Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti

dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan

Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan

kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-

menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-

kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan

pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk

keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 4: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

Realitas yang Kita HadapizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Dalam kerangka itulah pada kesernparan punjung rulis untuk mengenang dan

merayakan ulang tahun Yubilaris ke-80 ini saya mencoba mempersembahkan

sebuah tulisan yang berupa tawaran dialog doktriner di anrara urnar Islam dan

Kristen di Indonesia khususnya pemahaman mereka rerhadap diri Yesus

Tak dapat dihindari kira bangsa Indonesia hidup dalam realiras masyarakat

majernuk baik secara ern is kulrural maupun religius Pada saru pihak keaneka-

ragaman tersebur merupakan karunia dan rahmar Allah bagi bangsa Indonesia

Namun pada pihak lain perbedaan-perbedaan yang ada termasuk perbedaan

kepercayaan sering menyebabkan ketegangan hubungan anrarkomunitas agamawl

di negeri ini Realiras ini rampak paling nyata dalam hubungan anrara umar Islam

dan Kristen

Memang keregangan hubungan anrara umar Islam dan umat Krisren tidak

hanya discbabkan oleh saru fakror tertentu tetapi juga olch berbagai fakror seperti

jalinan hisroris sejak awal sifat misioner keduanya eksklusivisme reologis masing-

masing dan berbagai kepenringan politis pribadi-pribadi arau kelompok-kelompok

tertentu yang kadang-kadang memperalat agama untuk mencapai tujuannya

sendiri Oi sam ping hal-hal rersebut perbedaan dokrrin arau ajaran juga rnernberi

andil dalam mcmperburuk hubungan kedua komuniras iman yang sering kali

kurang harmon is Salah saw pokok doktriner yang sering menimbulkan perdebatan

di anrara umar Islam dan Kristen adalah doktrin tentang Allah dan Krisrologi

Lazimnya dialog dokrriner dianggap rabu dan karena itu biasanya dihindari

Secara fakrual kita menyadari bahwa pada saru pihak urnat Kristen dan

gereja-gereja di Indonesia pada umumnya sangat kerar berpegang pada warisan

dokrriner gereja ibu mereka yairu gereja-gereja Proresran di Eropa yang sangat

erat terkait dengan pengakuan iman (simbol-sirnbol) reformasi serta tidak beranjak

jauh dari doktrin-dokrrin ekumenis gereja-gereja Umar Kristen dan gereja-gereja

di Indonesia berpegang reguh pada dokrrin Trinitas yang mengajarkan bahwa

Allah yang Esa iru terdiri dari riga pribadizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA(persons personae) Bapa Putra dan

Roh Kudus Keriganya esa dan saru hakikat Krisrologi gereja-gereja di Indonesia

yang merupakan derivasi ajaran Trinitas menyatakan bahwa Yesus adalah salah

saw dari pribadi-pribadi Triniras yang merniliki dua hakikar dalam dirinya

ilahi dan manusiawi Ia adalah Manusia-Allah atau Allah yang mengenakan rupa

(mengambil benruk) manusiaurnkihgedaUPNID

I Bagian ini saya ambil dari Sekapur Sirih buku saya Yesus Sang Titik Temu dan Titik

Tengkar (Subandrijo 2016 ix-x)

Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab

Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid

(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim

yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional

periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara

mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya

Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan

enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan

tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at

Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah

Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia

seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia

adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran

juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari

gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi

yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA

Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis

Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari

pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan

pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam

Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari

himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang

jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-

minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam

Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya

Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira

berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam

tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas

iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei

mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu

kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman

bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-

bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia

Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak

dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita

rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat

dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman

umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman

Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah

melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak

melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut

Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus

Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana

rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan

hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman

dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya

secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui

para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai

benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah

mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh

Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk

mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri

Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif

yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-

Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya

tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka

pikir Yudais-monoteistik

Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak

sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus

Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan

kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui

Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara

onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal

Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena

itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)

Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)

Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna

dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA

dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam

QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan

dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-

timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah

itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian

diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan

kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan

untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari

fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu

dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa

diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk

menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat

manusia

Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam

Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)

karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada

diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari

itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih

bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-

ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam

Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia

(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa

yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-

tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah

melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah

Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih

lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan

gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di

mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada

pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku

pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan

hidup kembali (QS Maryam 1933)

Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah

kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah

menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya

seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi

tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil

untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti

tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)

Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus

oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh

Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga

simpul caratan reflekriftrmeaP

Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus

Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal

ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada

Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar

tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh

(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK

Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan

peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa

yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan

gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia

Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan

saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke

dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah

Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias

Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan

Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan

dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia

sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-

Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah

dan man usia

Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya

berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia

Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat

man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-

cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan

ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat

ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-

Nya dan mengikuti jalan- ya

Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan

oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih

terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi

Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya

perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat

duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk

saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak

lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa

realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda

Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog

doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua

kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula

lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali

dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul

karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan

pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa

semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan

relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah

itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah

salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah

saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah

icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan

karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA

Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis

Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama

merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para

pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan

oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen

berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan

Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya

Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi

ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa

kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran

doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang

prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-

agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi

agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan

dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati

perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup

ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan

Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti

dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan

Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan

kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-

menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-

kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan

pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk

keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 5: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

Pada pihak lain meskipun di Indonesia terdapat beberapa tradisi danzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAmazhab

Islam pada dasarnya umat Islam memiliki kesarnaan doktrin tenrang tauhid

(keesaan Allah) Hal ini jelas dari berbagai rulisan islami karya para penulis Muslim

yang masih dapat kira ternukan baik penulis nasional maupun inrernasional

periulis cradisional maupun modern Bagi urnat Islam Allah adalah saw seeara

mudak tidak ada sesuatu pun atau seorang pun dapat disetarakan dengan-Nya

Ia sarna sekali berbeda dengan keberadaan lainnya dan tidak dapat disejajarkan

enrah dengan manusia ataupun dengan eiptaan lainnya Allah tidak beranak dan

tidak diperanakkan Berdasar ajarannya yang kerat tenrang keesaan Allah urn at

Islam sulit memahami dokcrin Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus adalah

Anak Allah yang ilahi Bagi mereka Yesus adalah seorang nabi seorang rnanusia

seperti nabi-nabi lainnya Bahkan Alquran dengan tegas menyatakan bahwa Ia

adalah seorang nabi yang diutus (hanya) untuk umar Israel Memang Alquran

juga mengakui keistimewaan Yesus di anrara nabi-nabi yang lain Hal ini jelas dari

gelar-gelar yang dikenakan kepadanya retapi tidak dikenakan kepada nabi-nabi

yang lain Sekalipun demikian Ia hanyalah seorang manusia bukan sosok ilahiywtsrponmlkjigedcbaRPKHEDA

Eksperimen Dialog Doktriner Kajian Analitis-Eksegetis

Kajian ini merupakan suatu eksperimen dialog dokcriner dalam rangka meneari

pemaharnan baru terhadap diri Yesus (dan implisit juga tenrangAllah) didasarkan

pada analisis eksegetis atas dua perikop Kitab Suei yaitu himne Kristus dalam

Surat Kolose 1 15-20 dan himne Yesus dalam Surah Maryam 19 16-40 Dari

himne Krisrus dalarn surat Kolose kita meneoba menemukan garnbaran yang

jelas mengenai persepsi alkitabiah tenrang diri Yesus (yang seeara implisit mencer-

minkan pemahaman kornunitas Kristen Perdana) dan dari himne Yesus dalam

Surah Maryam kita berusaha memahami persepsi Alquran tenrang diri-Nya

Dengan menggali berita tentang Yesus dalam kedua Kitab Suei itu kira

berharap dapat memahami persepsi fundamenral alkitabiah Kristen dan Islam

tenrang diri-Nya dan mungkin mengoreksi kesalahpahaman kedua komunitas

iman itu terhadap-Nya yang barangkali menyirnpang dari persepsi Kitab Suei

mereka Bertolak dari analisis eksegeris alkitabiah atas kedua bagian Kitab Suei itu

kira berharap dapat menggali kemungkinan untuk mengembangkan pemahaman

bersarna mengenai diri Yesus atau paling tidak mernperrumpul perbedaan-per-

bedaan pemahaman dan cara pandang keduanya rerhadap Dia

Bagaimanakah kesaksian Kirab Suei kedua agama itu ten tang Yesus Bertolak

dari anal isis eksegetis atas himne Kristus dalam Surar Kolose kita lihat dan kita

rernukan bahwa konsepsi Krisrologis komuni ras Kristen Perdana tidak dapat

dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman

umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman

Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah

melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak

melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut

Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus

Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana

rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan

hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman

dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya

secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui

para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai

benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah

mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh

Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk

mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri

Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif

yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-

Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya

tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka

pikir Yudais-monoteistik

Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak

sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus

Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan

kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui

Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara

onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal

Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena

itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)

Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)

Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna

dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA

dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam

QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan

dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-

timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah

itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian

diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan

kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan

untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari

fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu

dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa

diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk

menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat

manusia

Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam

Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)

karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada

diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari

itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih

bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-

ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam

Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia

(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa

yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-

tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah

melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah

Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih

lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan

gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di

mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada

pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku

pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan

hidup kembali (QS Maryam 1933)

Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah

kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah

menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya

seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi

tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil

untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti

tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)

Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus

oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh

Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga

simpul caratan reflekriftrmeaP

Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus

Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal

ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada

Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar

tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh

(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK

Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan

peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa

yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan

gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia

Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan

saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke

dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah

Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias

Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan

Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan

dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia

sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-

Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah

dan man usia

Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya

berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia

Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat

man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-

cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan

ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat

ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-

Nya dan mengikuti jalan- ya

Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan

oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih

terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi

Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya

perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat

duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk

saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak

lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa

realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda

Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog

doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua

kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula

lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali

dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul

karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan

pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa

semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan

relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah

itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah

salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah

saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah

icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan

karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA

Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis

Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama

merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para

pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan

oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen

berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan

Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya

Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi

ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa

kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran

doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang

prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-

agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi

agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan

dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati

perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup

ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan

Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti

dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan

Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan

kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-

menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-

kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan

pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk

keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 6: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

dipisahkan dari gagasan monoteistik Yahudi (dan Perjanjian Lama) Pemahaman

umat Kristen Perdana terhadap diri Yesus dikembangkan berdasar pemahaman

Yudais tentang Allah yang selalu campur tangan dan bertindak dalam sejatah

melalui Hikrnat-Nya Mereka menemukan bahwa Allah yang selama ini bertindak

melalui Hikrnat-Nya kini bertindak melalui diri Yesus karena itu segala atribut

Hikmat dengan serta-rnerta mereka kenakan kepada Yesus

Dalarn hal ini perlu dicarat bahwa pengenalan umat Kristen Perdana

rerhadap Allah bukanlah hasil usaha intelekrual untuk mengonseptualisasikan

hakikar arau keberadaan Allah melainkan lebih merupakan buah pengalaman

dan penghayatan iman mereka terhadap tindakan Allah yang selalu berkarya

secara aktif di sepanjang sejarah Mereka mengenal Allah tidak hanya melalui

para nabi para utusan dan harnba-harnba-Nya melainkan juga melalui berbagai

benruk penyaraan-Nya Pengalaman mereka akan kehadiran (hadirat) Allah

mereka personihkasi kadang-kadang sebagai kehadiran rnalaikar kehadiran Roh

Allah kuasa Allah atau Hikrnar Allah Semua personifikasi ini digunakan unruk

mengungkapkan pemahaman mereka terhadap rnanifestasi atau penyataan diri

Allah kepada urnat man usia Oleh karen a itu ungkapan-ungkapan personifikatif

yang mereka gunakan harus kira pahami dalam kerangka gagasan monoteistik-

Yudais tentang Allah Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus seharusnya

tidak diartikan secara lugas atau harfiah tetapi secara metaforis dalam kerangka

pikir Yudais-monoteistik

Kornunitas Kristen Perdana memahami Allah yang Esa yang bertindak

sepanjang sejarah iru kini bertindak dan menyatakan diri melal ui pribadi Yesus

Dalam hal ini yang hendak ditekankan adalah pengalaman mereka atas penyataan

kehendak Allah dan manifestasi atau pewujudnyataan pekerjaan-Nya melalui

Yesus bukan konseptualisasi doktriner mercka ten tang hakikat diri Yesus secara

onrologis Melalui Dia urnat manusia diberi kemungkinan untuk mengenal

Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya Oleh karena

itu dalam peran dan kedudukan-Nya ini Ycsus disebut sebagai gambaruqonlkiedaK(eikon)

Allah yang tidak kel ihatan (Kol 1 15) (Subandrijo 2016 160-176)

Sesungguhnya pewartaan Alquran ten tang Yesus memiliki nada yang sarna

dengan pemahaman seperti itu Dalam QS Maryam 1921 Yesus disebut seba-gaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBA

dyat Allah dan rahmat bagi manusia Namun pada sisi lain himne Yesus dalam

QS Maryarn 19 16-40 menandaskan bahwa meskipun Yesus dihorrnati dan

dipuji Ia hanyalah seorang manusia Dalam ayat 16-33 kita rnelihar bahwa keis-

timewaan Yesus diceritakan secara runrut dengan nada positif Namun serelah

itu dalam rangka menjaga kemurlakan keesaan Allah cerita terscbut kemudian

diikuti dengan perikop polemis (ayat 34-40) yang dengan tandas menekankan

kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan

untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari

fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu

dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa

diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk

menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat

manusia

Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam

Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)

karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada

diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari

itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih

bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-

ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam

Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia

(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa

yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-

tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah

melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah

Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih

lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan

gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di

mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada

pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku

pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan

hidup kembali (QS Maryam 1933)

Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah

kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah

menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya

seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi

tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil

untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti

tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)

Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus

oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh

Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga

simpul caratan reflekriftrmeaP

Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus

Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal

ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada

Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar

tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh

(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK

Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan

peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa

yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan

gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia

Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan

saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke

dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah

Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias

Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan

Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan

dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia

sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-

Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah

dan man usia

Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya

berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia

Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat

man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-

cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan

ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat

ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-

Nya dan mengikuti jalan- ya

Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan

oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih

terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi

Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya

perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat

duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk

saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak

lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa

realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda

Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog

doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua

kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula

lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali

dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul

karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan

pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa

semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan

relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah

itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah

salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah

saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah

icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan

karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA

Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis

Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama

merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para

pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan

oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen

berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan

Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya

Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi

ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa

kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran

doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang

prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-

agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi

agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan

dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati

perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup

ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan

Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti

dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan

Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan

kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-

menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-

kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan

pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk

keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 7: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

kemanusiaan Yesus Besar kemungkinan perikop ini pada mulanya ditujukan

untuk melawan politeisme Arab pada waktu itu namun pada kemudian hari

fuga dialamatkan untuk iman Kristen yang memercayai Yesus sebagai salah satu

dari ketiga pribadi Trinitas Menurut Surah ini Yesus sendiri menegaskan bahwa

diri-Nya adalah utusan Allah Allah telah menjadikan-Nya seorang nabi untuk

menyampaikan firman-Nya dan untuk menyatakan kehendak-Nya kepada umat

manusia

Memang keunggulan Yesus di antara para nabi juga dikemukakan dalam

Surah ini Dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan oleh perawan Maria (Maryam)

karena kuasa Allah tanpa campur tangan seorang ayah Sebagaimana terjadi pada

diri Adam Yesus ada karena Firman Allah Ada dan Ia menjadi ada Lebih dari

itu atas izin Allah Yesus mampu melakukan rnukjizar bahkan ketika Ia masih

bayi Ia sudah dapat berbicara ketika masih berada dalam gendongan Di sam-

ping itu seperti telah dikatakan di depan meskipun tanpa penjelasan dalam

Surah Maryam Ia disebut sebagaizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAdyat dan rahmat Allah bagi umat manusia

(QS Maryam 1921) Dengan gelar tanda (ayat) dapar diinterpretasi bahwa

yang hendak dikedepankan adalah peran Yesus sebagai pembawapenyampai tun-

tunan Allah kepada umat manusia Bahkan Ia bukan hanya randa dari Allah

melainkan juga rahmat Allah bagi umar manusia Sayangnya dalam arti apakah

Yesus disebut sebagai rahrnat Allah Alquran tidak memberi penjelasan lebih

lanjut Sacu-satunya ungkapan yang mungkin memiliki makna sejajar dengan

gelar itu adalah perkataan Yesus bahwa Allah telah menjadikan-Nya berkat di

mana pun Ia berada (QS Maryam 1931) dan bahwa keselamatan (salam) ada

pada diri-Nya di mana pun dan kapan pun Ia berada Dan keselamatan atasku

pada hari aku dilahirkan pada hari aku wafat dan pada hari aku dibangkitkan

hidup kembali (QS Maryam 1933)

Keistimewaan Yesus yang lain yang disebutkan dalam Surah Maryam adalah

kebaikan hati dan kesalehan-Nya Dalam ayat 32 dikarakan bahwa Allah telah

menjadikan-Nya berbuat baik kepada ibu-Nya serra tidak menjadikan-Nya

seorang yang sombong lagi celaka Dalam hal ini kesalehan-Nya juga menjadi

tanda dari Allah bagi umat manusia dalam ani bahwa semua manusia dipanggil

untuk meneladan kesalehan-Nya itu Semua manusia dipanggil untuk mengikuti

tuntunan ajaran dan teladan-teladan-Nya (Subandrijo 2016 205-231)

Mencerrnati dengan saksama gelar-gelar yang dikenakan kepada Yesus

oleh Perjanjian Baru (dalam terang himne Kristus dalam surat Kolose) dan oleh

Alquran (dalam terang himne Yesus dalam Surah Maryam) kita memiliki tiga

simpul caratan reflekriftrmeaP

Pertama baik Perjanjian Baru maupun Alquran menghormati Yesus

Keduanya mengakui keutamaan Yesus di antara para nabi dan urusan Allah Hal

ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada

Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar

tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh

(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK

Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan

peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa

yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan

gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia

Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan

saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke

dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah

Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias

Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan

Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan

dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia

sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-

Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah

dan man usia

Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya

berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia

Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat

man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-

cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan

ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat

ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-

Nya dan mengikuti jalan- ya

Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan

oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih

terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi

Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya

perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat

duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk

saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak

lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa

realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda

Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog

doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua

kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula

lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali

dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul

karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan

pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa

semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan

relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah

itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah

salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah

saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah

icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan

karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA

Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis

Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama

merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para

pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan

oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen

berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan

Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya

Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi

ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa

kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran

doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang

prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-

agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi

agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan

dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati

perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup

ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan

Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti

dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan

Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan

kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-

menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-

kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan

pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk

keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 8: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

ini jelas dari kenyataan bahwa terdapat gelar-gelar yang hanya dikenakan kepada

Yesus dan tidak dikenakan kepada nabi-nabi yang lain sepertizywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon (gam bar

tanda) arau dyat (tanda) dari Allah firman atau kalam (dari) Allah Roh

(yang berasal dari) Allah dan MesiasuqonlkiedaK

Kedua kita temukan bahwa semua gelar Yesus rersebut terkait erat dengan

peran dan fungsinya di hadapan Allah dan man usia Dapat dikatakan bahwa

yang hendak diungkapkan baik oleh Perjanjian Baru maupun Alquran dengan

gelar-gelar tersebur adalah peran fungsional Yesus di hadapan Allah dan man usia

Meskipun semua gelar Yesus itu berkenaan dengan peran-Nya dan saling berkaitan

saru dengan yang lain secara fungsional kita dapat mengelompokkannya ke

dalam dua karegori yaitu gelar-gelar kehorrnatan (seperti Firman Allah

Roh Allah dan Anak Allah) dan gelar-gclar pelayanan (seperri Mesias

Harnba Nabi dan TandaIGambarIAyat Allah) Gelar-gelar kehormatan

Yesus adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada- ya terutarna berkenaan

dengan kedudukan-Nya yang istirnewa dan mulia di hadapan Allah dan manusia

sedangkan gelar-gelar pelayanan-Nya adalah gelar-gelar yang dikenakan kepada-

Nya terutarna berkenaan dengan pelayanan yang dilakukan-Nya di hadapan Allah

dan man usia

Ketiga membicarakan peran Yesus yang tercermin dalam gelar-gelar-Nya

berarti membicarakan pengejawanrahan komunikasi Allah kepada umat man usia

Melalui diri Yesus Allah mengomunikasikan diri dan kehendak-Nya kepada umat

man usia Oleh karena iru berbicara mengenai peran Yesus juga berarti berbi-

cara ten tang tunturian Allah yang dinyatakan Yesus rnelalui kehidupan pelayanan

ajaran-ajaran dan teladan-teladan-Nya Jadi ketimbang memperdebatkan hakikat

ontologis pribadi-Nya lebih baik kita menaati tuntunan-Nya mencontoh teladan-

Nya dan mengikuti jalan- ya

Di samping pcngertian bersarna renrang diri Yesus yang dapar dikembangkan

oleh urnat Islam dan Kristen harus pula diakui bahwa di antara keduanya masih

terdapar perbedaan pandang secara doktriner mengenai Allah dan Krisrologi

Oleh karena itu untuk menjembacani jurang pemisah tersebut keduanya

perlu mengembangkan perjumpaan dialogis yang di dalamnya mereka dapat

duduk bersarna dalam kesetaraan dengan kesediaan dan keterbukaan unruk

saling memahami bahkan saling memberi dan rnenerirna kebenaran pihak

lain Keduanya harus be rani bersikap realistis dan menerima kenyacaan bahwa

realitas Yesus yang satu itu dapat dilihar dari sudur pandang yang berbeda

Konsekuensinya mereka harus memiliki keberanian untuk mengadakan dialog

doktriner kecimbang malah menghindarinya Tanpa keberanian sepeni ini kedua

kornunitas irnan itu ridak akan pernah mencapai dialog aurentik Lagi pula

lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali

dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul

karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan

pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa

semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan

relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah

itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah

salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah

saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah

icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan

karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA

Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis

Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama

merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para

pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan

oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen

berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan

Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya

Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi

ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa

kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran

doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang

prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-

agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi

agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan

dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati

perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup

ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan

Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti

dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan

Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan

kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-

menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-

kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan

pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk

keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 9: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

lebih baik berupaya mencari kesamaan-kesamaan pemahaman yang barangkali

dapar ditemukan ketimbang memperuncing perbedaan-perbedaan yang timbul

karena kesalahmengertian Berkenaan dengan diri Yesus di samping perbedaan

pemahaman terhadap diri-Nya kedua kornuniras iman ini juga mengakui bahwa

semua gelar yang dikenakan oleh Kitab Suci mereka kepada-Nya mencerminkan

relasi Yesus yang unik dengan Allah Dalam relasi-Nya yang unik dengan Allah

itu Yesus memberi kesaksian tentang kebenaran Allah Oleh karena itu tidaklah

salah menyebut diri-Nya sebagai saksi Allah yang unik Karena Yesus adalah

saksi kebenaran Allah maka tepatlah jika Ia disebutzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAeikon atau ayat Allah Dialah

icon (dalam bahasa Inggris) atau model kebenaran yang sesungguhnya dan

karenanya kedua komunitas iman itu dapat bersama memuliakan-NyautsrponkifdcaODA

Dari OrtodoksiurnkihgedaUPNIDke Ortopraksis

Saya setuju sepenuhnya dengan pendapat Goring bahwa hampir semua agama

merasa perlu memiliki tolok ukur kepercayaan fundamental bagi iman para

pengikurnya dan sarana untuk menyelesaikan pertentangan yang diakibatkan

oleh perbedaan penafsiran atas Kitab Sucinya (Goring 1995 385) Agama Kristen

berpegang pada keputusan-keputusan konsili-konsili gerejawi Alkitab dan

Pengakuan Iman yang digunakan sebagai sarana melegitimasi kedudukannya

Dalam hal ini rumusan pengakuan iman berfungsi sebagai standar ortodoksi

ajaran atau doktrin komunitas iman Lebih lanjut Goring mengatakan bahwa

kadang-kadang wacana keagamaan Barat memberi tekanan pada kebenaran

doktriner Rumusan doktrin arau sistern kepercayaan lebih ditekankan ketimbang

prakrik keagamaan sebagai manifestasi iman Hal ini berbeda dengan agama-

agama Timur seperti Yudaime Hinduisme Buddhisme dan Islam Bagi

agama-agama ini kebenaran iman diukur dari kebenaran praktik keagamaan

dalam benruk perbuatan baik seperti memenuhi kewajiban ritual dan menaati

perintah-perintah ilahi Di sini iman religus lebih merupakan cara hidup

ketimbang sekadar suaru sistern kepercayaan atau serangkaian gagasan keagamaan

Tekanannya diletakkan pada praksis atau pelaksanaan kehendak Allah Seperti

dikatakan Goring bagi umat Kristen kebenaran religius dan pengenalan akan

Allah diperoleh dengan rnengikuri praksis Yesus dan bukan karena merenungkan

kebenaran religius secara terpisah Dalam semua tradisi orrodoksi akan terus-

menerus diperhadapkan dengan tantangan komunikasi-kornunikasi lintas-

kulrural dan dialog-dialog anrarirnan Hal tersebut mungkin akan menyebabkan

pudarnya iman atau sebaliknya jusuu menghidupkan kembali benruk-benruk

keimanan yang eksrrern (Goring 1995 384-385)

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 10: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

Menurut hernar saya kira tidak akan menemukan kebenaran yangurnkihgedaUPNIDdi-

bawa Yesus melalui perdebatan dokrriner ten tang diri-Nya tetapi dengan jalan

menapakkan kaki di jalan- ya Tidaklah berlebihan jika Amon Wessels mengata-

kan bahwa satu-sarunya cara mengenal Yesus sebagai kebenaran adalah dengan

mengikuti jejak-Nya Oengan menapakkan kaki di jalan-Nya maka kebenaran itu

akan dijurnpai dirernukan dan dinyatakan (Wessels 1991 189) Konsekuensinya

tidak mungkin orang mengenal Yesus tanpa menapakkan kaki di jalan-Nya Ketika

salah seorang rnurid Yesus berkata kepada-Nya bahwa ada seorang yang bukan

pengikut-Nya telah mengusir setan demi nama-I ya maka Yesus menjawab

Barangsiapa ridak melawan kita ia ada di pihak kira (Mrk 940) Temang

Musa dikatakan Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan

yang lebih besar dari semua harta kekayaan di Mesir sebab pandangannya ia

arahkan kepada upah (Ibr 11 26) Bagaimana ayat ini harus dipahami Berdasar

iman Musa kepada Allah-yang relah memilih dia unruk diperlakukan dengan

sewenang-wenang bersama umar Allah ketimbang menikmati kesenangan dosa

unruk semenrara wakru di Mesir-jelas bahwa penulis surat Ibrani berpikir bahwa

Musa dapar secara langsung dihubungkan dengan Kristus meskipun Musa belum

dan tidak dapar mengenal dia dalam ani kara harfiah dan historis

Sayangnya perjurnpaan anrariman khususnya di antara urnat Islam dan

Kristen di Indonesia dewasa ini tarnpaknya cenderung mengulang cara beragama

di Barar masa lalu yang keliru terperangkap dalam kubangan rurnusan-rurnusan

doktriner Akibarnya esensi keagamaan mereka cenderung pudar meskipun

simbol-sirnbol agamawi formalistis begiru semarak Terminologi-rerminologi ke-

agamaan praktis tergeser menjadi sekadar wacana keagamaan yang lebih rnenekan-

kan rurnusan-rumusan doktriner ketimbang praktik keagamaan dalam bentuk

perbuatan baik dan ketaatan terhadap perintah ilahi Kecenderungan seperti ini

terjadi baik di kalangan umat Krisren maupun Islam

Oi an tara umar Kristen terdapat gerakan-gerakan sempalan yang lebih

menekankan rumusan dokrriner kerimbang praktik irnan secara benar dan

bersamaan dengan itu sekaligus menekankan eksklusiviras mereka dengan me-

ngatakan bahwa hanya ajaran merekalah yang benar Lebih dari iru mereka meng-

klaim sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bnd Lumintang 2002 bab 6)

Oewasa ini di kalangan urnat Islam juga menjamur beberapa kelompok

fundamemalis radikal Mereka tidak memberi ruang sedikir pun bagi kebenaran

imankepercayaan yang lain Abd Moqsith Ghazali salah seorang intelekrual

muda Jaringan Islam Liberal OIL) menyajikan analisisnya aras gerakan-gerakan

Islam radikal di Indonesia dewasa ini Ia mengemukakan bahwa sekarang ini

Wahabisme sangat deras memengaruhi sernentara urnat Islam di Indonesia

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 11: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

(Kerckhove 2002zywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAMuslim Cultures Vol I 95-96)2 Gagasan doktriner gerakan-

gerakan ini berakar pada pemikiran para pemimpinnya seperri Muhammad Ibn

Abdul Wahhab al-Tamimi al-Najdi (1715-1806) Ibnu Taymiyah (1201-1328)

Ibnul Qayim al-Jauziyah (1291-1351) dan Ahmad Ibn Hanbal (762-839)

Pada mulanya Wahabisme didirikan untuk memodernisasi Islam yang di kala

itu termuati oleh berarnya beban historis dengan jalan membawa Islam kembali

kepada sumber pengajarannya yang paling tinggi yaitu Alquran dan al-Sunnah

Namun dalam perkembangannya kemudian implernentasi ajaran Wahabisme

berul-berul kontra produktif Menurut Ghazali seorang peneliri pada WAHID

Institute aliran ini telah menetapkan ajarannya sebagai standar orrodoksi dan

menuduh aliran-aliran Islam yang lain yang tidak sejalan dengan ideologinya

sebagai bidah (ajaran yang menyimpang dari Islam yang benar) dan menganggap

agama-agama lain sebagai mushrik (politeis) dan kafir Aliran ini menolak demokrasi

yang dianggap sebagai sistern kafir dan juga menolak prinsip-prinsip dasar hak-hak

asasi manusia kebebasan beragama (hifdz ai-din) dan kebebasan berpikir (hifdz

al-uqonlkiedaKaql) Bagi aliran ini hak asasi manusia tidak ada yang ada adalah hak Allah

Wahabisme berusaha hanya menegakkan hukum (syariah) Islam dan mengabaikan

hukum universal Rupanya para pengikurnya sangat puas dengan formalisasi

hidup keagamaan dengan simbol-sirnbol islami tanpa mernperharikan kebenaran

iman atau prakrik-praktik keagamaan yang benar Mereka menyangkal tradisi-

tradisi lokal dan menganggap kreasi-kreasi kulrural sebagai bidah (penyimpangan

dari Islam yang benar) takhayul dan khurafot (dongeng fiksi) (Ghazali 2006)

Kembali pada pokok persoalan menurut hemat saya daripada memper-

tentangkan rumusan doktriner tentang Allah dan Kristus akan lebih baik jika

kita menggeser tekanan perharian bukan lagi pada masalah ortodoksi melainkan

pada ortopraksis yakni praksis kehidupan yang benar yang lebih bermanfaat

bagi kehidupan umat manusia dan yang lebih menghargai martabat man usia

Ketimbang mernperdebarkan doktrin tenrang Allah dan Kristologi akan lebih

baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya dan mengikuti teladan yang telah

diberikan oleh Yesus Himne Kristus dalam Kolose 115-20 mengungkap secara

gamblang bahwa Allah yang kekal itu adalah Pencipta Tuhan sernesta alarn

dan Penopang seluruh cipraan bahkan seluruh alam sernesta Ia adalah Pemberi

dan Pemelihara kehidupan Ia telah mendamaikan segala sesuaru dengan diri-

Nya dalam arti bahwa segala sesuaru telah dikembalikan ke dalam hubungan

yang benar dengan-Nya Berarti bahwa kehidupan manusia hams dipulihkan

dan bahwa manusia hams kembali ke dalam hubungan kasih perdamaian dan

2 Artikel Kerckhove ini merupakan sedikit revisi dari papernya yang disampaikan di lAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2002

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF
Page 12: opk BELAJAR ALKITAB ITU TIDAK PERNAH TAMAT...Allah yang tidak kasat mara dan untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam peran dan kedudukan-Nya ini, Ycsus disebut sebagai

menyembah hanya Dia dan menaati kehendak-Nya sehingga kasih perdamaian

dan keadilan akan terwujud di dunia ini Manusia tidak diperinrahkan untuk

bermusuhan karena perbedaan definisi-definisi ajaran mereka atau perbedaan

rumusan-rumusan dokrrin mereka melainkan untuk bertindak konkret dalam

rangka merealisasikanzywvutsrponmlkihgfedcbaYTSRPMLKJIHGEDCBAshalom di dunia ini Inilah panggilan bersama bagi para

pengikur kedua agamautsrponkifdcaODA

Daftar Acuan

Ghazali Abd Moqsith Wahabisasi Islam Indonesia httpwwwgusdurnetlid

mengagas-gus-durlwahabisasi-islam-indonesia diakses 8 Mei 2017 2006

Goring Rosemary (ed) Dictionary of Beliefs and Religions Edinburgh

Wordsworth Edition Ltd 1995

de Kerckhove Ferry The Source of Fundamentalism Is There an Indonesian

Version dalam Kultur The Indonesian Journal for Muslim Cultures Vol

2 Number 1 2002

Luminrang Stevri Indra TeologiAbu-Abu Malang Departernen Literatur YPPI

2002

Munim DZ Abdul Mengukuhkan Kembali Dimensi Kemanusiaan Agama

Ideologi dan Ilrnu dalam Agama-Agama di Indonesia Buletin Akademi

Leimena Vol 31ThurnkihgedaUPNIDI 1997

Subandrijo Bambang Yesus Sang Titik Temu dan Titik Tengkar Sebuah Studi

tentang Pandangan Kristen dan Muslim di Indonesia mengenai YesusJakarta

UPI STT Jakarta bersama BPK Gunung Mulia 2006

Wessels Anton Images of Jesus How Jesus is perceived and portrayed in non-

European cultures Grand Rapids Michigan William B Eerdmans Publishing

Company 1991

Willimon William Arguing with Muslims dalam The Christian Century 16

November 2004

  • Ntr3420PDF
  • NtrB1F1PDF