8
Penulis: Shintia Minandar NIM : 1105113581 FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia 2011 Opini dengan tema Urgency Pendidikan Muslimah Judul : Pendidikan Muslimah Sebagai Jawaban Problematika Perempuan Peranan kaum wanita sangat berpengaruh dalam setiap lini kehidupan, baik bagi kaum hawa sendiri maupun bagi kaum adam. Contohnya kaum wanita sebagai seorang ibu, adalah guru pertama bagi anak-anaknya untuk membentuk bahkan menentukan masa depan mereka, para generasi masa depan kehidupan. Luar biasa sekali, sangat menentukan, dan skala permasalahan serta kepentingannya bukan lagi individu tapi mempertaruhkan masa depan dunia. Lantas bisa terbayang jika sesuatu yang buruk terjadi pada wanita maka akan menimbulkan problema berantai yang skalanya juga besar karena keberadaannya yang mampu mempengaruhi kehidupan tersebut. Sehingga problema kaum hawa merupakan permasalahan besar yang seharusnya segera diatasi secara serius. Seperti yang kita ketahui bahwa kaum muslimah adalah kaum mayoritas di dunia ini, jika mereka mendapatkan pengetahuan dan pemahaman serta keyakinan tentang islam secara kaffah(total) maka kebobrokan tingkah laku yang menyebabkan 1

Opini tentang problematika perempuan dan pendidikan muslimah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ini adalah opini asli hasil tulisan Shintia Minandar(diriku) yang membahas Opini dengan tema Urgency Pendidikan MuslimahJudul : Pendidikan Muslimah Sebagai Jawaban Problematika Perempuan

Citation preview

Page 1: Opini tentang problematika perempuan dan pendidikan muslimah

Penulis: Shintia Minandar

NIM : 1105113581

FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia 2011

Opini dengan tema Urgency Pendidikan Muslimah

Judul :

Pendidikan Muslimah Sebagai Jawaban Problematika Perempuan

Peranan kaum wanita sangat berpengaruh dalam setiap lini kehidupan, baik bagi kaum hawa

sendiri maupun bagi kaum adam. Contohnya kaum wanita sebagai seorang ibu, adalah guru

pertama bagi anak-anaknya untuk membentuk bahkan menentukan masa depan mereka, para

generasi masa depan kehidupan. Luar biasa sekali, sangat menentukan, dan skala

permasalahan serta kepentingannya bukan lagi individu tapi mempertaruhkan masa depan

dunia.

Lantas bisa terbayang jika sesuatu yang buruk terjadi pada wanita maka akan menimbulkan

problema berantai yang skalanya juga besar karena keberadaannya yang mampu

mempengaruhi kehidupan tersebut. Sehingga problema kaum hawa merupakan permasalahan

besar yang seharusnya segera diatasi secara serius.

Seperti yang kita ketahui bahwa kaum muslimah adalah kaum mayoritas di dunia ini, jika

mereka mendapatkan pengetahuan dan pemahaman serta keyakinan tentang islam secara

kaffah(total) maka kebobrokan tingkah laku yang menyebabkan berbagai problem pada

mayoritas penduduk dunia akan masih bisa teratasi, setidaknya tidak akan separah sekarang.

Keadaan para perempuan islam(muslimah) sampai sekarang jauh dari kata baik, alias

terpuruk! Bisa dilihat betapa banyak muslimah yang menjadi korban kekerasan fisik maupun

mental di negara ini, bahkan di negara lain. Hak-hak mereka dilanggar melalui perdagangan

perempuan, pelecehan seksual, penipuan, perampokan, penganiayaan, bahkan pembunuhan.

Semua itu seakan telah menjadi kata-kata akrab dalam kehidupan untuk menggambarkan

keadaan perempuan khususnya perempuan muslim dewasa ini. Setiap tahunnya grafik

‘muslimah sebagai korban’ terus meningkat, padahal sadar atau tidak -meski tidak maksimal-

sudah ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah maupun instansi terkait untuk

mengatasi permasalahan ini. Namun sama sekali tidak membawa perubahan apapun kearah

yang lebih baik, justru membuat permasalahan ini semakin keruh. Hal ini membuktikan

1

Page 2: Opini tentang problematika perempuan dan pendidikan muslimah

bahwa hukum yang dibuat manusia untuk menyelesaikan masalah tidak akan berhasil.

jangankan berhasil mengatasi suatu masalah, mengurangipun tidak, justru bisa menambah

masalah yang lain.

Namun ironisnya tidak sedikit muslimah yang justru menjadi pelaku dalam faktor penyebab

keterpurukan muslimah itu sendiri. Seperti para perempuan muslim yang cenderung lebih

senang mengumbar auratnya kemana-mana daripada menutupnya dengan benar. Mereka

lebih nyaman berada di warung berjam-jam untuk bergunjing daripada mendidik anak-

anaknya dan merawat rumah atau mengurus suami. Para perempuan itu lebih memihak

kehidupan duniawi yang sejatinya penuh tipuan dan kesenangan sesaat yang

menyengsarakan. Mata mereka rabun dari kebenaran dan fitrah mereka sebagai perempuan

yang sebenarnya melalu slogan emansipasi wanita. Padahal mereka sadari atau tidak slogan

itu justru membuat posisi mereka sebagai muslimah semakin terpuruk bahkan meningkatkan

grafik pelecehan terhadap mereka sendiri.

Mengapa semua ini bisa terjadi? Jawabannya hanya satu, yakni karena mereka telah

melenceng dari jalan yang diridhoi Allah. Lantas apa yang harus dilakukan? Tentu saja

dengan kembali pada jalan yang diridhoi Allah. Bagaimana cara mewujudkannya? Bisa

dengan banyak cara, dan salah satunya adalah melalui pendidikan muslimah.

Pendidikan muslimah yang dimaksud adalah pendidikan yang menjadikan al-Quran dan

Sunnah sebagai pedoman aktivitas belajar mengajar yang dalam hal ini diperuntukkan bagi

muslimah atau perempuan berstatus islam- meski pada hakikatnya pendidikan muslimah

tidak akan menganggu atau membawa pengaruh buruk bagi para nonmuslim-. Sebab seperti

yang telah disinggung sebelumnya, bila mempedomani aturan buatan manusia untuk

memecahkan suatu masalah, niscaya tidak akan berhasil. Hal ini tentu saja karena sifat

manusia yang terbatas, lemah dan tidak sempurna, sehingga jalan satu-satunya adalah

mempedomani sesuatu yang sempurna yakni: al-Quran dan Sunnah yang berasal dari Allah

Subhanahuataala, Zat yang Mahamengetahui segala yang terbaik bagi umatnya.

Kemudian pendidikan muslimah yang diharapkan bukanlah pendidikan muslimah yang

setengah-setengah dalam mengkaji al-Quran dan Sunnah melainkan harus 100%. Sebab bila

kurang sedikit saja keyakinan terhadap hukum Allah tersebut maka problematika muslimah

tidak akan bisa teratasi. Tidak ada istilah abu-abu dalam islam sebagai agama penyempurna

2

Page 3: Opini tentang problematika perempuan dan pendidikan muslimah

yang membawa pada keselamatan. Hitam adalah seratus persen hitam dan putih adalah

seratus persen putih. Kuncinya adalah totalitas islam!

Pendidikan muslimah harus segera dilakukan dan dikembangkan sebagai cara untuk

menyelesaikan problematika muslimah yang semakin hari semakin gawat. Melalui

pendidikan muslimah inilah para perempuan muslim mendapatkan kunci penyelesaian setiap

masalahnya dengan benar dan sesuai perintah Allah. Apabila sesuatu tersebut dilakukan

sesuai perintah Allah berarti telah berjalan pada jalan yang diridhoi Allah, dan apabila telah

berada pada jalan yang diridhoi Allah maka pasti segala sesuatunya akan menjadi jauh lebih

baik.

Kesegeraan dalam mewujudkan pendidikan muslimah mesti dilakukan sedini mungkin, mulai

dari pendidikan pada taman kanak-kanak  sampai perguruan tinggi. Namun lebih luasnya

pendidikan muslimah jangan hanya diberlakukan pada lembaga atau instansi yang

berhubungan dengan pendidikan  saja tapi juga pada cakupan kehidupan sosial

bermasyarakat. Sebab masyarakat adalah lembaga tak kasat mata yang tidak kalah besar

pengaruhnya bagi para muslimah.

Apabila seorang muslimah telah mendapatkan pendidikan muslimah yang baik di sekolahnya

dan berhasil membentuk pola pikir yang islami, jika berada di tengah-tengah masyarakat

yang tidak memiliki nilai-nilai islami maka muslimah tersebut akan ikut terpengaruh.

Sehingga segala pengetahuan islami yang dia dapatkan di sekolahnya menjadi tidak berguna,

sebab lingkungannya-dalam hal ini masyarakat- tidak mendukung. Dengan pengaruhnya yang

sedemikian besar, masyarakat merupakan wadah pendidikan dan harus berlandaskan ideologi

islam untuk mendukung maksimalnya pendidikan muslimah di lembaga pendidikan.

Selain masyarakat, ada lagi wadah pendidikan yang pengaruhnya jauh lebih kuat bagi para

muslimah, yaitu orang tua (keluarga). Bagaimanapun pendidikan yang diterima seorang

muslimah baik di lembaga pendidikan maupun di masyarakat tidak akan efektif bagi

muslimah -yang pola pikir islaminya masih belum seratus persen- jika orang tuanya tidak

mendukung pembentukan pola pikir dan perilaku muslimah tersebut. Hal inilah yang

menjadikan orang tua sebagai lingkungan yang paling dekat dan kuat pengaruhnya terhadap

seorang muslimah sehingga dapat dikatakan sebagai wadah pendidikan, yang berlandaskan

islam tentunya.

3

Page 4: Opini tentang problematika perempuan dan pendidikan muslimah

Dari berbagai uraian tersebut, terdapat tiga faktor utama dalam mewujudkan pendidikan

muslimah yang maksimal. Pertama: sekolah atau perguruan tinggi, kedua: masyarakat, dan

ketiga: orang tua. Apabila ketiga faktor tersebut benar-benar menggunakan al-Quran dan

Sunnah sebagai pedoman - pada pendidikan-, maka terciptalah pembentukan pola pikir islami

bagi muslimah. Begitu pola pikir tersebut telah mentap tertancap dalam keyakinan setiap

muslimah maka pola perilaku mereka pun otomatis akan berubah.

Pola pikir dan tingkah laku islami dalam berinteraksi di tengah-tengah umat akan

menciptakan sistem yang islami pula. Para perempuan muslim tidak akan senang lagi dengan

aktivitas gosip, karena gosip(bergunjing) dilarang oleh Allah dan karena telah yakin dengan

ketidakbergunaan gosip serta konsekuensinya dalam islam bila dilanggar. Sehingga waktu

yang biasanya terbuang karena bergosip dapat digunakan untuk melakukan aktifitas lain yang

bermanfaat seperti mengurus rumah, anak-anak dan suami. Dengan begitu para muslimah

akan jauh dari problema seperti pertengkaran, pencemaran nama baik, fitnah, bahkan

pembunuhan.

Selain problema tersebut, problema besar lain juga akan teratasi sebagai hasil dari

terwujudnya pendidikan muslimah yang sesungguhnya, seperti pelecehan seksual akan

berkurang bahkan hilang bila para muslimah menjaga kehormatannya dengan menutup aurat

dengan sempurna, tidak lagi mengumbarnya. Penipuan, perampokan, penganiayaan, bahkan

pembunuhan juga akan teratasi bila para muslimah paham dengan aturan islam dalam

larangan memamerkan kekayaan, berlebih-lebihan dalam berhias serta menjaga segala

perbuatan dan ucapan mereka. Dengan demikian grafik ‘muslimah sebagai korban’ maupun

grafik ‘muslimah sebagai pelaku’ akan turun.

Satu hal yang juga harus disadari dan penting untuk diterapkan dalam pendidikan muslimah

agar tercipta generasi muslimah yang dikehendaki Allah untuk mengatasi problema muslimah

secara global yaitu penerapan pemahaman kepada paserta pendidikan bahwa: islam bukanlah

agama yang mengatur perihal individu saja apalagi masalah spiritual belaka namun juga

perihal dalam bermasyarakat dan bernegara. Dengan kata lain islam merupakan solusi yang

hadir untuk mengatasi segala problematika umat, baik muslim maupun nonmuslim. Tentu

saja, karena islam adalah agama yang sempurna dari Allah dan telah dipersiapkan untuk

mengatasi problema apapun yang menyangkut kehidupan manusia melalui al-Quran dan

Sunnah.

4

Page 5: Opini tentang problematika perempuan dan pendidikan muslimah

Pendidikan muslimah sejatinya bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi problematika

kaum wanita semata, sebab pendidikan hanyalah salah satu faktor dari banyak faktor seperti

faktor ekonomi, faktor sosial, faktor budaya, faktor teknologi dan banyak lagi. Semua faktor

tersebut bergerak dalam satu sistem atau lebih tepatnya digerakkan oleh sistem yang

diciptakan negara. Sehingga meski  kinerja pendidikan yang baik telah dimaksimalkan , tidak

menjamin keberhasilan dari faktor-faktor lainnya dan apabila semua faktor ini tidak bekerja

selaras dengan faktor yang telah berfungsi dengan baik dan maksimal tersebut maka sistem

yang membentuk atau terbentuk dari faktor itu tidak akan bisa berubah. Sederhananya untuk

merubah suatu sistem dibutuhkan kinerja maksimal dari semua faktor terkait. Namun itu

tidak bisa terwujud karena yang bisa dan berkuasa untuk mengubah sistem, apakah itu sistem

pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya adalah negara. Jadi untuk bisa memperbaiki

problematika umat pada umumnya dan problematika muslimah pada khususnya demi

terciptanya kehidupan menjadi lebih baik adalah dengan mengubah negara itu sendiri agar

mengikuti al-Quran dan Sunnah, karena seperti yang telah dijelaskan bahwa hanya islam

dengan al-Quran dan Sunnah-nya yang bisa digunakan sebagai solusi pemecah segala

problematika kehidupan.    Bila dianalogikan semua faktor tersebut seperti ranting-ranting

pohon dan negara adalah akarnya, yang mana bila satu ranting bagus tidak menjamin semua

ranting akan bagus, namun bila akarnya yang dirawat dengan bagus, maka batang dan

rantingnya pasti akan bagus.

5